DAFTAR ISI
1
BIDANG KAJIAN :DINAMIKA KEPENDUDUKAN
MODUL 22 :MIGRASI
PENDAHULUAN
Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk
adalah perpindahan penduduk dari suatud daerah ke daerah lain. Dalam modul
ini memuat pengertian migrasi .Dalam modul 1 juga memuat tugas untuk
menganalisis permukiman kumuh yang ada di daerah masing-masing.Bagian
akhir terdapat tes formatif yang harus dikerjakan.Skor yang diperoleh dalam
mengerjakan soal formatif menggambarkan penguasaan materi pada Modul
2.Migrasi
PETUNJUK BELAJAR
1. Bacalah modul ini sebaik-baiknya dengan cermat
2. Jika diperlukan saudara boleh mencari informasi tambahan sesuai
dengan materi dalam modul ini
3. Setelah membaca kerjakan latihan soal pada bagian akhir modul ini.
Saudara harus mendapatkan skor minimal 70. (minimal 7 soal harus
dijawab dengan benar)
4. Jika Saudara mendapatkan skor kurang dari 70 maka saudara
dinyatakan belum tuntas.
5. Jika belum tuntas dalam belajar modul ini, jangan beralih ke modul
berikutnya
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Dalam substansi keilmuan, setiap guru Geografi wajib menguasai pengetahuan
Geografi yang setara dengan pengetahuan Geografi yang dikuasai oleh Sarjana
Geografi.
SUB CAPAIAN PEMBELAJARAN
Peserta mempunyai pengetahuan tentang migrasi, jenis-jenis migrasi,
mengkaji permasalahan di migrasi.
2
URAIAN MATERI : MIGRASI
A. Pengertian Migrasi
Menurut Mantra (2015); mobilitas penduduk dapat dibagi menjadi 2
bentuk yaitu mobilitas permanen atau migrasi dan mobilitas non permanen
atau mobilitas sirkuler. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu
wilayah lain dengan maksud untuk menetap di daerah tujuan.Sedangkan
migrasi sirkuler ialah gerak penduduk dari suatu tempat ke tempat lain tanpa
ada maksud untuk menetap. Migrasi sirkuler inipun bermacam macam
jenisnya ada yang ulang alik, periodik, musiman, dan jangka panjang. Migrasi
sirkuler dapat terjadi antara desa desa, desa kota dan kota kota.
Migrasi menurut United Nation adalah sebagai berikut : Migration is a
form geographycal mobility or spatial mobility between one geographycal unit
and another; generally involving a change af residence from the place of
origin to the place destination. ( Migrasi adalah bentuk mobilitas geografis
atau mobilitas spasial antara satu unit geografi dan lainnya; umumnya
melibatkan perubahan tempat tinggal dari tempat asal ke tempat tujuan)
Menurut Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
mendefinisikan sebagai berikut : migrasi adalah perpindahan penduduk
dengan tujuan menetap dari suatu tempat ke tempat lainmelampaui batas
politik atau negara ataupun batas administratif atau batas bagian dalam suatu
negara.
Ada dua dimensi penting yang perlu diperhatikan, yaitu dimensi waktu
dan dimensi daerah.Hingga kini belum ada kesepakatan diantara para ahli
dalam menentukan batas waktu dan daerah.Sebagai contoh dalam Sensus
Penduduk (SP), BPS menggunakan batas waktu yang digunakan enam bulan
atau lebih, sedangkan batas daerah adalah batas propinsi.Jika seseorang sudah
pindah (mungkin tidak menetap) selama kurang dari 3 bulan, maka mereka
disebut kelompok migrasi sirkuler.
B. Transisi Mobilitas
Zeinlinsky (1971) membuat hipotesa transisi mobilitas.Tren transisi
mobilitas ini sejajar dengan tren transisi demografi.Terdapat perubahan pokok
dalam bentuk maupun intensitas mobilitas keruangan pada berbagai tahap
transisi. Ada lima tahap transisi demografi(Mantra, 1993) :
3
1. Masyarakat tradisional, dimana tingkat fertilitas dan tingkat mortalitas
sama-sama tinggi, sehingga pertumbuhan penduduk rendah;
2. Permulaan Transisi Demografi, dimana tingkat fertilitas tetap bahkan
cenderung naik, dan tingkat mortalitas sudah mulai turun. Hal ini
mengakibatkan tingkat pertumbuhan penduduk meningkat;
3. Akhir Transisi Demografi, dimana tingkat fertilitas dan tingkat mortalitas
menurun dan tingkat pertumbuhan penduduk mulai menurun;
4. Masyarakat modern, dimana tingkat fertilitas dan tingkat mortalitas sama-
sama rendah, sehingga tingkat pertumbuhan penduduk rendah;
5. Masyarakat super modern pada masa yang akan datang, dimana tingkat
fertilitas sudah benar-benar dapat dikontrol, dan tingkat mortalitas rendah
dan stabil.
Negara-negara berkembang sedang mengalami akhir fase II menuju
faseIII transisi demografi. Pada fase ini terjadi perembesan/penetrasi
modernisasi, pada masyarakat perkotaan dan masyarakat perdesaan,
semuanya mempengaruhi migrasi. Pertumbuhan penduduk perdesaan yang
cepat akan merubah sistem kepemilikan tanah pertanian dan produksi. Mereka
mulai mengeksploitasi tanah pertanian secara intensif yang disebut involusi di
bidang pertanian.
Bagi yang tidak mempunyai tanah pertanian, yang tadinya petani
gurem, maka mereka terdesak keluar dari daerah perdesaan karena mereka
berkurang kesempatan pekerjaan mereka di perdesaan, dengan adanya
involusi. Mereka akan menuju ke kota atau daerah yang jarang penduduknya.
Fase ini merupakan fase pertumbuhan daerah urban.
Pertumbuhan daerah urban semakin cepat meluas dengan adanya
pusat-pusat industri dan pusat-pusat perdagangan baru.Tetapi pusat-pusat
inimasih belum dapat menampung seluruh migran yang masuk, baik dalam
menampung kesempatan kerja maupun perumahan.Maka banyak bermunculan
sektor informal, karena pada umumnya para migran berpendidikan rendah dan
tidak mempunyai modal, dan banyak terjadi daerah yang kumuh.
Zelinsky (1971) berpendapat sulit untuk mengetahui apa yang akan
terjadi jika masyarakat meninggalkan fase II, dari transisi demografi. Tekanan
4
penduduk semakin meningkat, karena terbatasnya sumber daya alam yang
tersedia.Sistem demografi yang rawan, dengan ciri demografi dan migrasi
yang tidak dapat ditentukan.
Bagi daerah yang berkembang, pusat-pusat kota berfungsi sebagai
pusat proses modernisasi. Dicirikan dengan mobilitas yang tinggi dan
pengaturan kelahiran dan kontrol terhadap kematian.Arus migrasi dan
sirkulasi semakin kompleks, tingkat internal semakin mengecil, tetapi
mobilitas sirkuler semakin meningkat.Mobilitas sirkuler tidak semua
bermotifkan ekonomi.
Proses modernisasi yang melanda Negara yang sedang berkembang
akan mengakibatkan komposisi penduduk pada masyarakat semakin
heterogen, sehingga proses migrasi pada individu akan berubah dan akan
menunjukkan tren yang semakin meningkat.
C. Jenis-jenis Migrasi
Di dalam membicarakan perpindahan penduduk akan selalu terkait
dengan tempat/wilayah, waktu maupun yang keluar dan yang masuk. Dalam
lingkup tempat mulai dari lingkup administrasi terkecil; Rt/Rw, desa, hingga
perpindahan antar negara.Juga dari sisi waktu, mulai dari satu hari hingga
waktu yang cukup lama.
Mantra menjelaskan ada beberapa bentuk perpindahan tempat
(mobilitas) yaitu :
1. Perubahan tempat yang bersifat rutin, misalnya orang yang pulang balik
kerja (recurrent movement).
2. Perubahan tempat yang tidak bersifat sementara, seperti perpindahan
tempat tinggal bagi para pekerja musiman.
3. Perubahan tempat tinggal dengan tujuan menetap dan tidak kembali ke
tempat semula (non recurrent movement).
Orang yang melakukan migrasi disebut migran. Migran ditinjau dari
segi waktu pencatatan atau sensus ternyata tempat lahir dan tempat tinggal
sekarang (di waktu diadakan pencatatan) serta tempat tinggal sebelumnya di
propinsi yang sama, maka dia bukan seorang migran atau disebut stayer.
Berdasarkan tempat tinggal tersebut, maka migran dapat pula dibagi menjadi
5
beberapa bentuk yaitu :
1. Jika seseorang di waktu diadakan pencatatan ternyata propinsi tempat
lahir dan propinsi tempat tinggal sebelumnya sama sedangkantempt
tinggal sekarang tidak sama, maka dia disebut : Migran Satu Tahap
(one state migrant/primary migration).
2. Jika ternyata propinsi tempat lahir berbeda dengan propinsi tempat
tinggal sebelumnya dan propinsi tempat tinggal sekarang, disebut
Migran beberapa tahap (several stage migrant / secondary migration).
3. Jika seseorang tempat lahir sama dengan propinsi tempat tinggal
sekarang, tetapi tidak sama dengan tempat tinggal sebelumnya, disebut
Migran kembali (return migrant / returnal migration)
Contoh :
Jika seseorang yang tempat lahirnya di Salatiga
a. Pada tahun 1990 bertempat tinggal di Salatiga
b. Pada tahun 2000 bertempat tinggal di Yogyakarta
c. Pada tahun 2010 bertempat tinggal di Surabaya
d. Pada tahun 2018 bertempat tinggal di Salatiga
Maka dia disebut :
a. Stayer atau bukan migran.
b. One stage migrant atau primary migration atau Migran satu tahap.
c. Several stage migrant atau secondary migration atau Migran beberapa
tahap.
d. Return migrant atau returnal migration atau Migran kembali
Migrasi ditinjau dari segi politik dan administrative ada tiga yaitu :
1. Emigrasi atau Migrasi Extern atau International Migrationyaitu
perpindahan penduduk yang melampaui batas Negara,misalnya dari
Indonesia ke Singapura.
2. Migrasi Intern atau Internal Migration yaitu perpindahan penduduk yang
melampaui batas administrasi daerah tetapi masih termasuk dalam satu
Negara.
3. Migrasi local atau Local Migration yaitu perpindahan penduduk. Tetapi
masih dalam satu daerah administrasi yang sama
Pengelompokan lain dalam migrasi ini mnyebutkan bahwa migrasi Internal
dan migrasi Internasional disebut :Long distance movement, sedangkan yang
6
migrasi lokal disebut short distance movement.
Ditinjau dari dari pertimbangan individu ada dua yaitu :
1. Migrasi sukarela (voluntary migration),yaitumereka pindah karena
kehendak sendiri, seperti migrasi spontan.
2. Migrasi diharuskan (Forced migration), seperti migrasi karena terkena
bencana alam atau terkena proyek nasional atau bendungan, jalan dan
lain-lain.
Orang yang pindah ini disebut refugees atau displaced persons dan jika
migrasi itu besar-besaran disebutExodus Migration.
Ada beberapa jenis migrasiyang perlu diketahui, yaitu :
1. Migrasi masuk (In Migration)yaitu masuknya penduduk ke suatu daerah
tujuan (area of destination).
2. Migrasi keluar (Out Migration)yaitu perpindahan penduduk keluar dari
suatu daerah asal (area origin).
3. Migrasi Netto (Net Migration)merupakan selisih antara jumlah migrasi
masuk dan migrasi keluar . Jika migrasi yang masuk lebih besar daripada
migrasi yang keluar disebut netto positif, sedangkan jika migrasi yang
keluar lebih besar daripada migrasi yang masuk disebut netto negatif.
4. Migrasi bruto (Gross Migration)adalah jumlah migrasi masuk dan migrasi
keluar.
5. Migrasi total (Total Migration)adalah seluruh kejadian migrasi, mencakup
migrasi semasa hidup(life time migration) dan migrasi pulang (return
migration)
Migran Total adalah semua orang yang pernah pindah)
6. Migrasi internasional (international migration)adalah perpindahan
penduduk dari suatu negara ke negara lain. Migrasi yang merupakan
masuknya penduduk ke suatu Negara disebut Imigrasi (Imigration),
sedangkan jika migrasi itu merupakan keluarnya penduduk dari suatu
Negara disebut Emigrasi (Emigration).
7. Migrasi semasa hidup (Life Time Migration) adalah migrasi berdasarkan
tempat kelahiran, adalah mereka yang pada waktu pencacahan sensus
bertempat tinggal di daerah yang berbeda dengan daerah tempat lahirnya.
8. Migrasi parsial (Partial Migration)adalah jumlah migran ke suatu daerah
tujuan dari satu daerah asal atau dari daerah asal ke satu daerah tujuan.
7
9. Arus migrasi (migration stream) adalah jumlah atau banyaknya
perpindahan yang terjadi dari daerah asal ke daerah tujuan dalam jangka
waktu tertentu.
10. Urbanisasi (urbanization)adalah bertambahnya proposisi penduduk yang
berdiam di daerah kota yang disebabkan oleh proses perpindahan penduduk
ke kota dan atau akibat dari perluasan kota.
11. Transmigrasi (transmigration), istilah ini mempunyai arti yang sama
dengan resettlement atau settlement. Transmigrasi adalah pemindahan dan
perpindahan penduduk dari suatu daerah untuk menetap ke daerah lain
yang ditetapkan di dalam wilayah Republik Indonesia guna kepentingan
pembangunan Negara atau karena alasan-alasan yang dipandang perlu oleh
pemerintah berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang.
D. D. Pengukuran Migrasi
1. Angka Mobilitas
Angka Mobilitas adalah rasio dari banyaknya penduduk yang pindah secara
local (mover) dalam suatu jangka waktu tertentu dengan jumlah penduduk
m = M .kP
m = angka mobilitas
M = Jumlah Mover
P = Penduduk
k= 1.000
Dalam kenyatan sulit untuk mengetahui jumlah penduduk yang pindah
secara local ini.
2. Tingkat Migrasi Keluar Secara Kasar(The Crude Out Migration Rate) atau
disebut Angka Migrasi Keluar, yaitu angka yang menunjukkan banyaknya
migran yang keluar per 1.000 orang penduduk daerah asal dalam waktu
satu tahun
Mo = O x 1.000
8
P
Mo = Angka migrasi keluar
O= Jumlah migrasi Keluar
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
k= 1.000
3. Tingkat Migrasi Masuk Secara Kasar(The Crude Imigration Rate) atau
disebut Angka Migrasi Masuk, yaitu angka yang menunjukkan banyaknya
migran yang masuk per 1.000 orang penduduk daerah tujuan dalam waktu
satu tahun
Mi = I x 1000
P
Mi = Angka migrasi masuk
O = Jumlah migrasi masuk
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
k = 1.000
3. Tingkat Migrasi Netto (The Net Migration Rate) atau disebut Angka
migrasi Netto adalah selisih banyaknya migran yang masuk dan keluar ke
dan dari suatu daerah per 1.000 penduduk dalam satu tahun.
Mn = I - Ox 1.000
P
Mn= Angka migrasi netto
I = Jumlah migrasi masuk
O = Jumlah migrasi keluar
9
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
k = 1.000
4. Tingkat Migrasi Bruto(The Gross Migration Rate) atau disebut Angka
Migrasi Bruto, yaitu angka yang menunjukkan banyaknya kejadian
perpindahan yaitu jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar dibagi jumlah
penduduk tempat asal dan jumlah penduduk tempat tujuan.
Mg = I + Ox 1000
P
Mg = Angka migrasi bruto
I = Jumlah migrasi masuk
O = Jumlah migrasi keluar
P = Jumlah penduduk tempat tujuan + Jumlah penduduk di tempat asal
k = 1.000
E. E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Migrasi
Menurut Everett S. Lee (Mantra, 2015), volume migrasi di suatu
wilayah berkembang sesuai dengan tingkat keragaman daerah di wilayah
tersebut. Di daerah asal dan di daerah tujuan, menurut Lee, terdapat faktor-
faktor yang disebut sebagai :
1. Faktor positif (+), yaitu faktor yang memberikan nilai keuntungan
jikabertempat tinggal di tempat tersebut, misal terdapat sekolah, adanya
kesempatan kerja, iklim yang kondusif
2. Faktor negatif (-), yaitu faktor yang memberikan nilai negatif atau
merugikan bila tinggal di tempat tersebut sehingga seseorang merasa
ingin pindah ke tempat lain.
3. Faktor netral (0), yaitu yang tidak berpengaruh terhadap keinginan seorang
individu untuk tetap tinggal di tempat asal atau pindah ke tempat lain.
10
Rintangan antara
Daerah Asal Daerah Tujuan
Gambar 1. Faktor-faktor Determinan Mobilitas Penduduk menurut Everett S.Lee (Sumber : Mantra, 2015)
Selain ketiga faktor diatas terdapat faktor rintangan antara.Rintangan
antara adalah hal-hal yang cukup berpengaruh terhadap besar kecilnya arus
migrasi penduduk.Rintangan Antara dapat berupa tingginya ongkos pindah,
topografi antara daerah asal dengan daerah tujuan misal berbukit, sarana
transportasi, Undang-undang Imigrasi yang ketat, resiko rusaknya barang
berharga atau barang kesayangan jika dipindahkan.
Faktor yang tidak kalah penting yang mempengaruhi mobilitas
penduduk adalah faktor individu, karena faktor individu pula yang dapat
menilai positif atau negatifnya suatu daerah dan memutuskan untuk pindah
atau bertahan di tempat asal. Dengan kata lain bagi setiap orang tidak akan
sama dalam memberikan penilaian terhadap rintangan atau penghalang antara
lain ada yang biasa, dan ada yang tidak memberatkan, tetapi ada juga yang
sangat memberatkan. Hal ini tergantung pada individu masing-masing.
Everett S. Lee (Mantra, 2015) arus migrasi dipengaruhi oleh 4 faktor,
yaitu :
1. Faktor individu.
2. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal, seperti :keadaan lingkungan
daerah asal, kepemilikan lahan yang terbatas, , sempitnya lapangan
pekerjaan di desa, terbatasnya jenis pekerjaan di desa.
3. Faktor di daerah tujuan, seperti : tingkat upah yang tinggi, luasnya
lapangan pekerjaan yang beraneka ragam.
4. Rintangan antara daerah asal dengan daerah tujuan, seperti : sarana
transportasi, topografi desa ke kota dan jarak desa kota.
+ - + - o + - + - o
+ - + - o + - + - o
+ - + - o + - + - o
+ - + - o + - + - o
+ - + - o + - + - o
+ - + - o + - + - o
11
Menurut Lee dalam (Ida Bagoes Mantra, 2015) menjelaskan tentang
teori migrasi yaitu sebagai berikut :
1. Migrasi dan jarak, banyak migran pada jarak yg dekat, migran jarak jauh
umumnya lebih banyak ke pusat perdagangan dan industri.
2. Migrasi bertahap, adanya arus migrasi yang terarah, adanya migrasi dari
desa kekota kecil dan ke kota besar arus migrasi terarah ke pusat-pusat
industri ada perdagangan penting yang dapat menyerap para migrant.
Penduduk daerah pedesaan yang langsung berbatasan dengan kota yang
bertumbuh cepat itu berbondong-bondong pindah ke sana. Turunnya
jumlah penduduk di desa sebagai akibat dari migrasi itu akan diganti oleh
migran dari daerah-daerah terpencil. Hal ini akan terus berlangsung
hingga daya tarik salah satu dari kota-kota yang bertumbuh cepat itu tahap
demi tahap terasa pengaruhnya di pelosok-pelosok yang sangat terpencil.
3. Arus dan arus balik, setiap arus migrasi utama menimbulkan arus balik
penggantiannya.
4. Perbedaan antara desa dan kota mengenani kecendrungan melakukan
migrasi. Penduduk kota kurang berminat bermigrasi, ke daerah-daerah
pedesaan di suatu Negara.
5. Wanita melakukan migrasi pada jarak yang dekat dibanding pria.
6. Teknologi dan migrasi, teknologi menyebabkan arus migrasi meningkat.
7. Motif ekonomi merupakan dorongan utama orang melakukan migrasi
Teori Migrasi Todaro memiliki empat pemikiran dasar sebagai berikut :
1. Migrasi desa-kota dirangsang, terutama sekali oleh berbagai pertimbangan
ekonomi yang rasional dan yang langsung berkaitan dengan keuntungan
atau manfaat dan biaya-biaya relatif migrasi itu sendiri.
2. Keputusan untuk bermigrasi tergantung padaselisih antara tingkat
pendapatan yang diharapkan di kota dan tingkat pendapatan aktual di
pedesaan (pendapatan yang diharapkan adalah sejumlah pendapatan yang
secara rasional bisa diharapkan akan tercapai di masa mendatang). Besar
kecilnya selisih pendapatan itu sendiri ditentukan oleh dua variabel pokok,
yaitu selisih upah aktual di kota dan di desa, serta besar atau kecilnya
kemungkinan mendapatkan pekerjaan di perkotaan yang menawarkan
12
tingkat pendapatan sesuai dengan yang diharapkan.
3. Kemungkinan mendapatkan pekerjaan di perkotaan berkaitan langsung
dengan tingkat lapangan pekerjaan di perkotaan, sehingga berbanding
terbalik dengan tingkat pengangguran di perkotaan.
4. Laju migrasi desa-kota bisa saja terus berlangsung meskipun telah melebihi
laju pertumbuhan kesempatan kerja. Kenyatan ini memiliki landasan yang
rasional; karena adanya perbedaan ekspetasi pendapatan yang sangat lebar,
yakni para migran pergi ke kota untuk meraih tingkat upah yang lebih
tinggi yang nyata (memang tersedia). Dengan demikian, lonjakan
pengangguran di perkotaan merupakan akibat yang tidak terhindarkan dari
adanya ketidakseimbangan kesempatan ekonomi yang sangat parah antara
daerah perkotaan dan daerah pedesaan, dan ketimpangan-ketimpangan
seperti itu amat mudah ditemui di kebanyakan Negara-negara Dunia
Ketiga.
Ada 2 pengelompokan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang
melakukan migrasi, yaitu faktor pendorong (push factors) dan faktor penarik
(pull factors)
Faktor pendorong (di tempat asal) antara lain:
a. Sumber daya alam yg semakin berkurang
b. Menyempitnya lapangan pekerjaan karena masuknya teknologi
Banyaknya orang desa pindah ke kota karena makin berkurangnya
lapangan pekerjaan. Hal ini selain akibat sistem warisan juga banyaknya
lahan pertanian digunakan untuk permukiman atau indutri.
c. Adanya tekanan-tekanan atau diskriminasi politik, agama, suku dan lain-
lain.
Contohnya banyak orang berpindah ke daerah lain karena tidak cocok
dengan perkembangan politik baru di daerah itu. Banyak rakyat Kamboja
yang meninggalkan negaranya karena tidak setuju dengan faham dan
politik Pemerintahan Kamboja.
d. Tidak cocok lagi dengan budaya/kepercayaan di tempat asal
e. Alasan pekerjaan atau perkawinan yg menyebabkan tidak bisa
mengembangkan karir pribadi.
f. Bencana alam atau adanya wabah penyakit
13
Daerah yang terancam letusan gunung api, perlu dipindah demi
kelangsunngan hidupnya, demikian pula bagi orang yang selalu terancam
banjir kronis.
Faktor-faktor penarik yang terdapat di daerah tujuan
a. Adanya rasa superior di tempat yg baru atau kesempatan memasuki
lapangan pekerjaan
Terbukanya kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan di kota yang
non agraris, jenis pekerjaan jauh lebih banyak daripada di desa seperti
menjadi pegawai, ABRI, pedagang, bidang jasa, wiraswasta dan lain-
lain
b. Kesempatan mendapatkan pendapatan lebih baik (alasan ekonomi)
c. Kesempatan mendapatkan pendidikan
Di daerah tujuan misalnya kota tersedia jauh lebih besar fasilitas
pendidikan meliputi jenis maupun jumlahnya daripada di pedesaan,
baik milik pemerintah maupun swasta.
d. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yg menyenangkan (iklim,
perumahan, sekolah, fasilitas lain dan lain-lain)
Suasana hidup lebih baik, seperti di kota lebih tertata daripada di
pedesaan, meliputi lokasi perumahan, sanitasi, banyaknya hiburan, dan
lain-lain
e. Tarikan dari orang yg diharapkan sebagai tempat berlindung
f. Tersedianya berbagai fasilitas kesehatan. Di kota tersedia dokter
umum, dokter spesialis, rumah sakit, poliklinik dalam jumlah yang
cukup
g. Tersedianya fasilitas Transportasi dan Komunikasi.
Dengan banyaknya jenis transportasi umum, seperti bis kota, angkutan
antar daerah, mikrolet, taksi, dan ditambah lagi banyaknya jaringan
seluler yang memudahkan seseorang untuk cepat dan mudah
berkomunikasi.
h. Adanya aktifitas di kota besar sebagai daya tarik bagi orang-orang dari
desa atau kota kecil
Pada umumnya faktor-faktor yang menjadikan orang bermigrasi adalah
adanya keinginan untuk memperbaiki nasib dan ekonomi.
14
Ravenstein dalam Mantra (2015) mengemukakan beberapa perilaku
migrasi penduduk, yang dikenal dengan Hukum Ravenstein yaitu :
1. Tempat terdekatcenderung dipilih migran sebagai daerah tujuan.
2. Sulitnya memperoleh pekerjaan di daerah asal merupakan faktor yang
paling dominan yang mempengaruhi seseorang untuk bermigrasi. Dan
faktor kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan dan pendapatan yang
lebih baik di daerah tujuan. Daerah tujuan harus memiliki nilai
kefaedahan daerah atau wilayah (place utility) lebih tinggi dibandingkan
dengan daerah asal.
3. Berita-berita dari keluarga atau saudara, dan teman yang telah bermigrasi
ke daerah lain merupakan informasi yang sangat penting bagi orang-orang
yang ingin bermigrasi.
4. Informasi negatif dari daerah tujuan akan mengurangi niat penduduk
untuk bermigrasi.
5. Pengaruh kota semakin tinggi terhadap seseorang, tingkat mobilitasnya
semakin tinggi.
6. Semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin tinggi frekuensi
mobilitasnya.
7. Arah dan arus migrasi penduduk menuju ke arah asal datangnya
informasi. Jadi para migran cenderung memilih daerah tempat teman atau
atau sanak saudara yang bertempat tinggal di daerah tujuan.
8. Pola migrasi bagi seseorang maupun sekelompok orang sulit untuk
diperkirakan, karena banyak dipengaruhi oleh kejadian yang mendadak
seperti bencana alam, peperangan, epidemi penyakit.
9. Penduduk yang masih muda dan belum menikah lebih banyak melakukan
mobilitas dibandingan mereka yang berstatus kawin.
10. Penduduk yang berpendidikan lebih rendah biasanya lebih sedikit
melaksanakan mobilitas daripada penduduk yang berpendidikan tinggi.
Menurut Mantra (2015), ada beberapa perilaku mobilitas ataupun sikappara
migran terhadap masyarakat kota, yaitu :
1. Pelaku mobilitas pada mulanya memilih daerah tujuan sesuai dengan
teman atau keluarga/sanak saudara yang bertempat tinggal di daerah
tersebut.
15
2. Saat penyesuaian diri, para migran yang terdahulu membantu mereka
menyediakan tempat menginap, makan, mencari pekerjaan, kekurangan
uang, dan lain-lain
3. Kepuasan terhadap kehidupan di masyarakat baru tergantung pada
hubungan social para pelaku mobilitas dengan masyarakat tersebut.
4. Kepuasan terhadap kehidupan di perkotaan tergantung pada kemampuan
seseorang untuk mendapatkan pekerjaan dan adanya kesempatan bagi
anak mereka untuk berkembang.
5. Setelah proses penyesuaian diri dengan kehidupan perkotaan, para
mobilitas akan pindah ke tempat tinggal dan memilih daerah tempat
tinggal, ini dipengaruhi oleh daerah tempat bekerja.
6. Fungsi kepuasan mereka dengan kehidupan perkotaan adalah keinginan
untuk kembali ke daerah asal. Mereka tidak enggan bertempat tinggal
pada tempat yang kondisinya serba kurang misal kumuh, asal dapat
memperoleh kesmpatan ekonomi yang tinggi.
7. Para migran cepat belajar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi di
perkotaan.
8. Perilaku migran adalah perilaku antara orang kota dan orang desa.
9. Seorang migran adalah bi local population, walaupun telah bertempat
tinggal di daerah tujuan, tetapi daerah asal mereka sebagai home pertama
dan daerah tujuan sebagai home kedua.
F. Urbanisasi
Menurut Encyclopedia of Population yang disunting oleh Paul
Demeny dan Geoffrey McNicoll (2003)
Urbanization is the process by which an increasing proportion of the
population lives in urban areas. The level of urbanization is the
proportion of population living in urban areas. Urbanization must be
distinguished from urbanism, a term referring to the style of life
usually found in large urban centers.
Dari perspektif kependudukan, sebagaimana dikemukakan oleh pakar
kependudukan, adalah sebuah proses peningkatan proporsi penduduk yang
hidup di perkotaan. Dengan demikian yang dimaksud sebagai tingkat
16
urbanisasi adalah proporsi penduduk, dari keseluruhan jumlah penduduk di
sebuah negara, yang tinggal di perkotaan.Sementara itu yang dimaksud
dengan urbanisme (urbanism) adalah gaya-hidup (the style of life) yang
biasanya ditemukan dalam di kota-kota besar.
Dalam perspektif kependudukan, proses urbanisasi dipengaruhi oleh tiga
aspek yaitu :
1. Pertumbuhan alamiah, di daerah perkotaan itu sendiri,
2. Pertambahan net-migrasi, antara migrasi masuk dan keluar;
3. Reklasifikasi dari daerah-daerah “per-urban” di sekitar kota yang
dianggap tidak lagi sebagai daerah perdesaan, dan secara administratif
diputuskan untuk menjadi bagian dari wilayah perkotaan
G. RANGKUMAN
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah lain dengan maksud
untuk menetap di daerah tujuan.Sedangkan migrasi sirkuler ialah gerak
penduduk dari suatu tempat ke tempat lain tanpa ada maksud untuk menetap.
Hipotesa transisi mobilitas bahwa tren transisi mobilitas ini sejajar
dengan tren transisi demografi. Pengukuran Mobilitas penduduk antara lain
angka mobilitas, angka migrasi masuk dan keluar, angka migrasi netto dan
bruto.Di dalam membicarakan perpindahan penduduk akan selalu terkait
dengan tempat/wilayah, waktu maupun yang keluar dan yang masuk. Orang
yang melakukan migrasi pada umumnya bermotifkan ekonomi.Ada 2
pengelompokan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan
migrasi, yaitu faktor pendorong (push factors) dan faktor penarik (pull factors)
Urbanisasi adalah sebuah proses peningkatan proporsi penduduk yang
hidup di perkotaan. Salah satu yang mengakibatkan proporsi penduduk di
perkotaan adalah migrasi dari desa ke kota.
H. DAFTAR PUSTAKA
Barclay, George W, 1958, Tecnique of Population Analysis. New York, JohnWiley Sons.
Mantra, Ida Bagus, 2015, Demografi Umum, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
17
Sunarto, Hs, 1985, Penduduk Indonesia dalam Dinamika Migrasi 1971-1980.Dua Dimensi,Yogyakarta.
LD FE UI, 1981, Dasar-Dasar Demografi, FE UI, Jakarta.
Lucas David, Peter Mc Donald, Elsepth Young, Christable Young,1982,Pengantar Kependudukan, Gajah Mada University Press,Yogyakarta.
Shyrock, Hs and Js Siegel, 1976. The Methods and Materials of Demography.London. Academic Press, Inc
Zelinsky, W, 1971,The Hipothesis of the Mobility Transition, GeographicalReview, No. 2