CURAHAN WAKTU TENAGA KERJA WANITA PADA
USAHATANI KAKAO RAKYAT DI KECAMATAN
UDANAWU KABUPATEN BLITAR
SKRIPSI
Oleh
Nandari Andhini
NIM. 141510601028
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
i
CURAHAN WAKTU TENAGA KERJA WANITA PADA
USAHATANI KAKAO RAKYAT DI KECAMATAN
UDANAWU KABUPATEN BLITAR
SKRIPSI
Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu
syarat untuk menyelesaikan Program Studi Agribisnis (S1)
dan mencapai gelar Sarjana Pertanian
Oleh:
Nandari Andhini
NIM. 141510601028
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
ii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
1. Ayahanda Dwi Winarno dan Ibunda Sri Sundari tercinta yang telah
memberikan kasih sayang, semangat, dukungan, do’a, pengorbanan dan
motivasi selama ini yang tiada hentinya hingga saya meraih gelar sarjana ini.
2. Kakakku Rama Satya tercinta yang telah memberikan kasih sayang, semangat,
dukungan, do’a, pengorbanan dan motivasi selama ini yang tiada hentinya
hingga saya meraih gelar sarjana ini.
3. Ibu Prof. Dr. Ir. Yuli Hariyati, MS. yang telah banyak membantu dalam
kesempurnaan skripsi ini mulai awal hingga akhir.
4. Petani dan wanita tani yang ada di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
selaku responden yang telah memberikan waktu dan informasi untuk peneliti
dalam proses pembuatan skripsi ini.
5. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jember yang telah banyak
memberikan ilmu, pengetahuan, dan motivasi.
6. Teman – teman seperjuangan Agribisnis 2014.
7. Almamater tercinta Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas
Jember
iii
MOTTO
Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya
kemudahan dalam urusannya
(QS. At Talaq-4)
Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik – baiknya
pelindung
(QS. Ali Imran-173)
Allah akan menolong seorang hamba, selama hamba itu senantiasa menolong
saudaranya
(HR. Muslim)
Dan bahwa setiap pengalaman mestilah dimasukkan ke dalam kehidupan, guna
memperkaya kehidupan itu sendiri. Karena tiada kata akhir untuk belajar seperti
juga tiada kata akhir untuk kehidupan
(Annemarie S.)
v
SKRIPSI
CURAHAN WAKTU TENAGA KERJA WANITA PADA
USAHATANI KAKAO RAKYAT DI KECAMATAN
UDANAWU KABUPATEN BLITAR
Oleh
Nandari Andhini
NIM. 141510601028
Pembimbing
Dosen Pembimbing Skripsi : Prof. Dr. Ir. Yuli Hariyati, MS.
NIP. 196107151985032002
vii
RINGKASAN
Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kakao Rakyat di
Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar; Nandari Andhini: 141510601028;
2018; 152 hal; Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember.
Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang peranannya cukup
penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja,
sumber pendapatan dan devisa negara. Produsen kakao terbesar ketiga di dunia
setelah negara Pantai Gading dan Ghana adalah negara Indonesia. Produksi kakao
di Indonesia di dominasi oleh perkebunan rakyat. Perkebunan kakao rakyat
tersebar di banyak daerah di wilayah Jawa Timur, salah satunya adalah Kabupaten
Blitar. Potensi kakao yang ada di Kabupaten Blitar harus dikembangkan dan
didayagunakan secara maksimal. Salah satu kecamatan yang menjadi sentra
penghasil kakao di Kabupaten Blitar adalah Kecamatan Udanawu. Kecamatan
Udanawu berada pada posisi keempat sebagai penghasil produksi kakao di
Kabupaten Blitar. Meskipun Kecamatan Udanawu berada pada posisi keempat
tetapi Kecamatan Udanawu merupakan salah satu Kecamatan yang masih
digunakan sebagai tempat pengembangan komoditas kakao rakyat. Selain itu
adanya keaktifan wanita tani di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
merupakan salah satu potensi untuk mendukung pengembangan komoditas kakao.
Penelitian di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar untuk mengetahui: (1)
Curahan waktu tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria pada usahatani
komoditas kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar, (2) Kontribusi
curahan waktu wanita tani pada kegiatan produktif dan kegiatan domestik di
Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar, (3) Faktor – faktor yang mempengaruhi
curahan waktu tenaga kerja wanita di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar.
Penentuan daerah penelitian dilakukan secara sengaja atau purposive method,
berdasarkan pertimbangan bahwa Kecamatan Udanawu merupakan daerah
pengembangan kakao di Kabupaten Blitar. Metode pengambilan contoh dalam
penelitian ini menggunakan metode simple random sampling. Data yang
digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang
viii
digunakan adalah: (1) Pendekatan analisis curahan waktu kerja dan uji beda, (2)
Pendekatan analisis curahan waktu wanita tani dan uji persentase, (3) Pendekatan
analisis regresi linier berganda.
Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) curahan waktu tenaga kerja wanita
lebih besar daripada curahan waktu tenaga kerja pria. Curahan waktu tenaga kerja
wanita sebesar 130,28 HOK/Tahun, sedangkan curahan waktu tenaga kerja pria
sebesar 29,30 HOK/Tahun. (2) Wanita tani di Kecamatan Udanawu memiliki
peran ganda, yaitu selain mengurus rumah tangga mereka juga mencurahkan
waktunya untuk bekerja di sektor ekonomi, salah satunya pada usahatani kakao.
Kontribusi wanita tani pada kegiatan domestik lebih besar yaitu 82,04%,
sedangkan pada kegiatan produktif yaitu 17,96%. (3) Faktor – faktor yang
berpengaruh nyata terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita adalah luas lahan
dan jumlah produksi, sedangkan faktor yang tidak berpengaruh nyata terhadap
curahan waktu tenaga kerja wanita adalah umur, jumlah anggota keluarga, dan
pendidikan.
Kata kunci : Kakao, Wanita Tani, Curahan Waktu Kerja.
ix
SUMMARY
Female Labor Allocation on the Agricultural Business of Cacao Smallholder
in Udanawu District Blitar Regency; Nandari Andhini: 141510601028; 2018;
152 pages; Study Program of Agribusiness Faculty of Agriculture University of
Jember.
Cacao is one of the plantation commodity which the role is pretty important
for national economics, especially as the job field provider, income source, and
foreign exchange. The third biggest cacao producer in the world after Ivory Coast
and Ghana is Indonesia. Cacao production in Indonesia is dominated by the
smallholdings. The biggest cacao smallholding is spread in many areas in the East
Java region, one of them is Blitar Regency. The potency of cacao exist in Blitar
Regency has to be developed and utilized maximally. One of the districts
becoming the center of cacao producer in Blitar Regency is Udanawu District.
Udanawu District is at the fourth position as the producer of cacao production in
Blitar Regency, but Udanawu District is one of the districts which is still used as
the development place of cacao smallholding. Moreover, the activeness of the
women farmers in Udanawu District Blitar Regency is one of the potency to
support the development of cacao commodity.
The research in Udanawu District Blitar Regency is to find out: (1) Female
labor and male labor allocation on the agricultural business of cacao commodity
in Udanawu District Blitar Regency, (2) The contribution of women farmers
allocation on the productive activity and domestic activity in Udanawu District
Blitar Regency, (3) Factors affecting to the female labor allocation in Udanawu
District Blitar Regency. The location of the research is done intentionally or
purposive method, based on the determination that Udanawu District is the region
of cacao development in Blitar Regency. The sampling method in this research
uses simple random sampling method. Data used are primary and secondary data.
Data analysis method used are: (1) Analytical approach of work allocation and
difference test, (2) Analytical approach of women farmers allocation and
percentage test, (3) Analytical approach of the multiple linear regression.
x
The analysis result shows that (1) the female labor allocation is bigger than
the male labor allocation. The female labor allocation is 130.28 HOK/Year, while
the male labor allocation is 29.30 HOK/Year. (2) Women farmers in Udanawu
District have a multiple role, which is beside taking care of their household they
also allocate to work in the economic sector, one of them is on the cacao
agricultural business. The contribution of women farmers on the domestic activity
is bigger which is 82.04%, while on the productive activity is 17.96%. (3) Factors
affecting markedly to the female labor allocation are land area and total
production, while factors not affecting markedly to the female labor allocation are
age, the amount of family member, and education.
Keywords : Cacao, Women Farmers, Work Allocation.
xi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunianya-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Curahan Waktu
Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kakao Rakyat Di Kecamatan
Udanawu Kabupaten Blitar”. Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik atas
dukungaan dan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu.
Khususnya kepada :
1. Dr. Moh. Hasan, M. Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Jember.
2. Ir. Sigit Soeparjono, MS., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Jember yang telah memberikan bantuan perijinan dalam menyelesaikan karya
ilmiah ini.
3. Dr. Ir. Joni Murti Mulyo Aji, M.Rur.M. selaku Ketua Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian/Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember.
4. Prof. Dr. Ir. Yuli Hariyati, MS. selaku Dosen Pembimbing Utama, Agus
Supriono, SP., M.Si selaku Dosen Penguji 1, dan Dr. Ir. Joni Murti Mulyo
Aji, M.Rur.M selaku Dosen Penguji 2 yang telah meluangkan waktu untuk
memberikan bimbingan, nasihat, pengalaman, dan motivasi sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Ir. Imam Syafi’i, MS. dan Mustapit, SP. Msi selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan bimbingan dan nasihat selama masa studi.
6. Keluargaku tercinta, Ayahku Dwi Winarno, Ibuku Sri Sundari, Kakakku
Rama Satya yang selalu memberikan dukungan, dorongan serta do’a sehingga
program Sarjana Agribisnis di Universitas Jember dapat terselesaikan.
7. Tim Abdimas Kakao di Kabupaten Blitar yang telah memberikan dukungan
serta semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Sahabat – sahabatku yang selalu ada saat suka maupun duka dari Maba
sampai sekarang Noefita Indah Pratiwi, Imra Atush Shaliha, Septa Nurmala
Sari, Intan Weni Andara D.P, Devyana Dwi Ratnasari, Rahmadien Dian P,
Dwi Pangga Saputra, Syahrul Sani Nur H, dan Adek Arifianto. Serta semua
xii
teman – teman agribisnis 2014 yang tidak dapat di sebutkan satu persatu yang
telah memberikan banyak dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Teman – teman KKN dan semua warga desa tempat KKN Desa Kemuning
Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember yang telah memberikan banyak
dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Teman – teman magang kerjaku di PDP Kahyangan Jember tepatnya di
Kebun Gunung Pasang yang selama ini memberikan dukungan dan semangat
dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Semua pihak yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya ilmiah ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga karya ilmiah tertulis ini dapat memberikan manfaat bagi
para pembaca.
Jember, Juli 2018
Penulis
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... ii
HALAMAN MOTTO ........................................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ iv
HALAMAN PEMBIMBING .............................................................................. v
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ vi
RINGKASAN .................................................................................................... vii
SUMMARY .......................................................................................................... ix
PRAKATA .......................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vxiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xix
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 13
1.3 Tujuan dan Manfaat ...................................................................... . 13
1.3.1 Tujuan Penelitian .................................................................... 13
1.3.2 Manfaat Penelitian .................................................................. 13
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 15
2.1 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 15
2.2 Landasan Teori .............................................................................. 19
2.2.1 Komoditas Kakao ................................................................... 19
2.2.2 Budidaya Kakao ..................................................................... 21
2.2.3 Konsep Usahatani .................................................................. 26
2.2.4 Peran Wanita ......................................................................... 26
2.2.5 Konsep Tenaga Kerja ............................................................. 28
2.2.6 Tenaga Kerja Wanita ............................................................. 29
xiv
2.2.7 Curahan Tenaga Kerja ........................................................... 30
2.2.8 Uji t Dua Sampel Bebas (Independent Sample t Test) ........... 31
2.2.9 Teori Regresi Linier ............................................................... 32
2.3 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 35
2.4 Hipotesis .......................................................................................... 39
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 40
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian ........................................... 40
3.2 Metode Penelitian............................................................................ 40
3.3 Metode Pengambilan Contoh ........................................................ 40
3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 42
3.5 Metode Analisis Data ..................................................................... 43
3.6 Definisi Operasional ....................................................................... 48
BAB 4. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN ............................... 50
4.1 Keadaan Geografis Kecamatan Udanawu ................................... 50
4.2 Keadaan Penduduk Kecamatan Udanawu .................................. 51
4.3 Keadaan Pertanian Kecamatan Udanawu .................................. 53
4.4 Gambaran Umum Perkebunan Kakao Rakyat di Kecamatan Udanawu .... 55
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 58
5.1 Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita dan Tenaga Kerja Pria
pada Usahatani Komoditas Kakao di Kecamatan Udanawu
Kabupaten Blitar .......................................................................... 58
5.2 Kontribusi Curahan Waktu Wanita Tani pada Kegiatan
Produktif dan Kegiatan Domestik ............................................... 67
5.3 Faktor yang Mempengaruhi Curahan Waktu Tenaga Kerja
Wanita pada Usahatani Komoditas Kakao di Kecamatan
Udanawu Kabupaten Blitar ......................................................... 70
BAB 6. SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 81
6.1 Kesimpulan ................................................................................... 81
6.2 Saran ............................................................................................. 82
xv
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 83
LAMPIRAN ......................................................................................................... 87
DOKUMETASI ................................................................................................ 129
xvi
DAFTAR TABEL
No Judul Tabel Halaman
1.1 Produksi Komoditi Perkebunan di Indonesia Tahun 2011 –
2015 ...................................................................................... 1
1.2 Pertumbuhan Produksi Komoditi Perkebunan di Indonesia
Tahun 2011 – 2015 ............................................................... 3
1.3 Negara Eksportir Kakao di Dunia Tahun 2009 – 2013 ........ 4
1.4 Pertumbuhan Volume Ekspor Kakao di Dunia Tahun 2009
– 2013 ................................................................................... 5
1.5 Produksi Kakao di Indonesia Menurut Status Pengusahaan
Tahun 2011 – 2016 ............................................................... 6
1.6 Pertumbuhan Produksi Kakao di Indonesia Menurut Status
Pengusahaan Tahun 2011 – 2016 ......................................... 6
1.7 Luas Areal dan Produksi Kakao Menurut Provinsi Tahun
2016 ...................................................................................... 7
1.8 Luas Areal, Produksi, dan Produktivitas Kakao Perkebunan
Rakyat Menurut Kabupaten di Jawa Timur Tahun 2014 ..... 9
1.9 Data Luas Panen dan Produksi Kakao di Kabupaten Blitar
Tahun 2016 ........................................................................... 10
2.1 Rata – rata Alokasi Tenaga Kerja Keluarga Pada Usahatani
Kelapa Sawit, 2008 ............................................................... 15
4.1 Luas Wilayah Desa dan Prosentase Terhadap Luas
Kecamatan Udanawu ............................................................ 50
4.2 Data Jumlah Penduduk Menurut Desa dan Jenis Kelamin
Tahun 2016 ........................................................................... 51
4.3 Kepadatan Penduduk Terhadap Luas Wilayah Dirinci
Menurut Desa Tahun 2016 ................................................... 52
4.4 Data Banyak Sekolah, Kelas, Murid dan Guru di
Kecamatan Udanawu Tahun Ajaran 2015/2016 ................... 53
4.5 Luas Areal, Produksi, dan Jumlah Petani Perkebunan
Rakyat Tahun 2016 ............................................................... 54
4.6 Data Populasi Ternak dan Unggas Tahun 2016 ................... 54
4.7 Karakteristik Responden di Kecamatan Udanawu Tahun
2017 ...................................................................................... 55
4.8 Jenis Pekerjaan Kegiatan Produktif Keluarga Petani Kakao
di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar ........................... 56
xvii
5.1 Rata – rata dan Kontribusi Curahan Waktu Tenaga Kerja
Pria dan Tenaga Kerja Wanita pada Kegiatan Usahatani
Komoditas Kakao ................................................................. 62
5.2 Hasil Analisis Rata – rata Curahan Waktu Kerja di
Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar ............................... 65
5.3 Hasil Perhitungan Uji Beda Rata – rata Curahan Waktu
Kerja Antara Tenaga Kerja Pria dan Tenaga Kerja Wanita . 65
5.4 Rata – rata Curahan Waktu Kegiatan Produktif dan
Kegiatan Domestik Wanita Tani di Kecamatan Udanawu
Kabupaten Blitar ................................................................... 68
5.5 Hasil Analisis Uji Multikolinieritas Menggunakan
Variance Inflation Factor (VIF) ........................................... 72
5.6 Analisis Varian Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita pada Usahatani
Komoditas Kakao di Kecamatan Udanawu Kabupate Blitar 74
5.7 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Faktor – faktor
yang Mempengaruhi Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita
pada Usahatani Kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten
Blitar ..................................................................................... 74
xviii
DAFTAR GAMBAR
No Judul Gambar Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................ 38
4.1 Skema Penanganan Pasca Panen Kakao .......................... 60
4.2 Skema Penanganan Pasca Panen Kakao di Kecamatan
Udanawu Kabupaten Blitar .............................................. 61
xix
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Lampiran Halaman
1 Identitas Responden di Kecamatan Udanawu Kabupaten
Blitar ................................................................................... 87
2 Produksi Kakao Rumah Tangga Petani di Kecamatan
Udanawu Kabupaten Blitar ................................................ 89
3 Curahan Waktu Kerja pada Masing – Masing Tahapan
Kegiatan ............................................................................. 93
4 Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita di Kecamatan
Udanawu Kabupaten Blitar ................................................ 103
5 Rata – rata Curahan Waktu Tenaga Kerja di Kecamatan
Udanawu Kabupaten Blitar ................................................ 107
6 Curahan Waktu Wanita Tani pada Kegiatan Domestik di
Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar ............................. 108
7 Data Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Curahan
Waktu Tenaga Kerja Wanita .............................................. 112
8 Hasil Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita ............................... 114
9 Hasil Analisis Uji Beda Curahan Waktu Tenaga Kerja
Pria dan Tenaga Kerja Wanita ........................................... 121
10 Kuisioner ............................................................................ 122
11 Dokumentasi ...................................................................... 129
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman perkebunan mempunyai peranan penting dalam pembangunan
perekonomian di Indonesia. Pengusahaan berbagai komoditas tanaman
perkebunan telah mampu meningkatkan devisa bagi negara, membuka lapangan
pekerjaan, menjadi sumber pendapatan penduduk, serta berkontribusi dalam
upaya melestarikan lingkungan. Subsektor perkebunan merupakan salah subsektor
yang menjadi unggulan dalam penyediaan devisa untuk negara mengingat
subsektor ini merupakan penyumbang terbesar komoditi ekspor dari sektor
pertanian yang ada di Indonesia (Suwarto, dkk., 2014).
Komoditi yang diusahakan dalam perkebunan di Indonesia sangat beragam
diantaranya tebu, tembakau, kakao, kelapa, kelapa sawit, karet, kina dan lainnya.
Pertumbuhan kelapa sawit, karet, kelapa dan kakao mengalami laju yang pesat
diantara tanaman perkebunan lainnya. Beberapa komoditi perkebunan juga
merupakan komoditas ekspor. Data produksi komoditas perkebunan di Indonesia
pada tahun 2011 – 2015 disajikan pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Produksi Komoditi Perkebunan di Indonesia Tahun 2011 - 2015
Komoditi
Produksi
2011 2012 2013 2014 2015* Rata –
rata**)
Share**)
(%)
Rangking
Share**)
Karet 2.990.184 3.012.254 3.237.433 3.153.186 3.108.260 3.100.263,4 8,11 2
Kelapa 3.174.379 3.189.897 3.051.585 3.005.916 2.960.851 3.076.525,6 8,05 3
K. Sawit 23.096.541 26.015.518 27.782.004 29.278.189 31.284.306 27.491.311,6 71,89 1
Kopi 638.647 691.163 675.881 644.592 664.460 662.948,6 1,73 6
Teh 150.776 145.575 145.460 154.369 154.598 150.155,6 0,39 8
Lada 87.089 87.841 90.920 87.447 88.296 88.318,6 0,23 11
Cengkeh 72.246 99.890 109.694 122.134 123.277 105.448,2 0,28 10
Kakao 712.230 740.513 720.862 728.414 661.243 712.652,4 1,86 5
J. Mete 114.789 116.915 116.093 131.302 123.564 120.532,6 0,32 9
Tebu 2.267.887 2.591.681 2.551.026 2.579.173 2.623.931 2.522.739,6 6,60 4
Tembakau 214.524 260.818 164.448 198.301 202.322 208.082,6 0,54 7
Kapas 2.275 2.948 1.871 761 1.712 1.913,4 0,01 12
Total 33.521.567 36.955.013 38.647.277 40.083.784 41.996.820 38.240.892,2 100
Sumber : Kementrian Pertanian 2016
Keterangan : *) Angka Sementara
**) Data diolah oleh peneliti
2
Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukkan bahwa dari beberapa komoditi di
Indonesia yang memiliki produksi tertinggi adalah komoditas kelapa sawit dengan
kontribusi produksi sebesar 71,89%, kemudian diikuti komoditas karet menempati
urutan kedua dengan kontribusi produksi sebesar 8,11% . Selanjutnya urutan
ketiga oleh komoditas kelapa dengan kontribusi produksi sebesar 8,05%,
kemudian urutan keempat diikuti oleh komoditas tebu dengan kontribusi produksi
sebesar 6,60%. Komoditas kakao menempati urutan ke lima dengan kontribusi
produksi 1,86% dari seluruh total produksi komoditas perkebunan di Indonesia.
Sedangkan sisanya sebesar 3,49% merupakan kontribusi dari komoditas
perkebunan lainnya di Indonesia.
Produksi kakao tergolong sedikit dibandingkan dengan komoditas ekspor
lainnya, seperti kelapa sawit dan karet. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa
kendala dalam pengembangannya. Menurut Departemen Perindustrian Kakao
(2007), kendala yang dihadapi pada pengembangan kakao, yaitu produktivitas
kebun masih rendah akibat serangan hama penggerek buah kakao (PBK), mutu
produk masih rendah serta masih belum optimalnya pengembangan produk hilir
kakao.
Persoalan utama dalam meningkatkan kualitas kakao bukan hanya terletak
pada kurangnya kapasitas industri pengolahan dan serangan hama PBK, tetapi
lebih pada komitmen yang kuat untuk menerapkan fermentasi sebagai bagian
terpenting penananganan pasca panen secara serius. Sebenarnya tingkat
kesejahteraan petani kakao dapat ditingkatkan dengan mendorongnya melakukan
fermentasi sebelum menjualnya kepada pengumpul. Upaya itu hanya akan
berhasil jika tersedia tenaga penyuluh yang memadai di tingkat petani (Hariyati,
2013).
Komoditas kakao memberikan kontribusi sebesar 1,86% pada komoditas
perkebunan di Indonesia. Kontribusi kakao tergolong kecil dibandingkan dengan
kontribusi tanaman perkebunan lainnya seperti kelapa sawit, karet dan kelapa.
Apabila dilihat dari sisi pertumbuhan cenderung mengalami penurunan dari tahun
ke tahun. Tabel 1.2 yang menyajikan pertumbuhan produksi komoditi perkebunan
di Indonesia tahun 2011 – 2015.
3
Tabel 1.2 Pertumbuhan Produksi Komoditi Perkebunan di Indonesia Tahun 2011
– 2015
No Komoditi
Pertumbuhan (%)
2011 – 2012 2012 – 2013 2013 – 2014 2014-2015*) Rata –
rata
1 Karet 0,74 7,48 -2,60 -1,42 1,05
2 Kelapa 0,49 -4,34 -1,50 -1,50 -1,71
3 K. Sawit 12,64 6,79 5,39 6,85 7,92
4 Kopi 8,22 -2,21 -4,63 3,08 1,12
5 Teh -3,45 -0,08 6,12 0,15 0,69
6 Lada 0,86 3,51 -3,82 0,97 0,38
7 Cengkeh 38,26 9,81 11,34 0,94 15,09
8 Kakao 3,97 -2,65 1,05 -9,22 -1,71
9 J. Mete 1,85 -0,70 13,10 -5,89 2,09
10 Tebu 14,28 -1,57 1,10 1,74 3,89
11 Tembakau 21,58 -36,95 20,59 2,03 1,81
12 Kapas 29,58 -36,53 -59,33 124,97 14,67
Total 129,03 -57,45 -13,19 122,68 45,27
Sumber : Kementrian Pertanian 2016 (data diolah oleh peneliti)
Keterangan : *) Angka Sementara
Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa pertumbuhan produksi kakao di
Indonesia dari tahun ke tahun mengalami penurunan sebesar 1,71%. Meskipun
produksi kakao masih di bawah kelapa sawit dan karet tetapi upaya peningkatan
produksi kakao di Indonesia perlu ditingkatkan, karena pasar ekspor biji kakao
Indonesia masih sangat terbuka. Selain itu, biji kakao Indonesia memiliki
keunggulan yaitu tidak mengandung pestisida dibanding biji kakao dari Ghana
maupun Pantai Gading. Lahan Indonesia yang besar dan subur memiliki potensi
untuk menjadi produsen terbesar dunia, apabila masalah utama perkebunan kakao
dapat diatasi. Dari segi kualitas, kakao Indonesia tidak kalah dengan kakao dunia
dimana bila dilakukan fermentasi dengan baik dapat mencapai cita rasa setara
dengan kakao yang berasal dari Ghana dan kakao Indonesia mempunyai kelebihan
yaitu tidak mudah meleleh.
Kakao (Theobrema cacao L) merupakan salah satu komoditas perkebunan
yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai
penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Selain itu, kakao
juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan
agroindustri. Tahun 2002, perkebunan kakao telah menyediakan lapangan kerja
4
dan sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu kepala keluarga petani serta
memberikan sumbangan devisa terbesar ketiga sub sektor perkebunan setelah
karet dan kelapa sawit (Kementrian Pertanian, 2016). Berdasarkan hal tersebut
dapat diketahui bahwa kakao merupakan komoditas yang cukup penting bagi
perekonomian di Indonesia, dimana negara Indonesia menjadi eksportir kakao di
dunia. Data negara eksportir kakao di dunia pada tahun 2009 – 2013 disajikan
pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3 Negara Eksportir Kakao di Dunia Tahun 2009 – 2013
No. Negara Volume Ekspor (Ton) Rata-
rata
Share*)
(%)
Rangking
Share*) 2009 2010 2011 2012 2013
1 Pantai
Gading 917.700 790.912 1.073.282 1.011.631 813.891 921.483 31,31 1
2 Ghana 395.711 281.437 697.394 585.929 526.187 497.332 16,90 2
3 Indonesia 439.305 432.427 210.067 163.501 188.420 286.744 9,74 3
4 Nigeria 247.000 226.634 219.000 199.800 182.900 215.067 7,31 4
5 Netherian 167.521 167.081 207.773 181.739 215.717 187.966 6,39 5
6 Kamerun 193.973 193.881 190.214 173.794 179.933 186.359 6,33 6
7 Ekuador 124.404 116.318 157.782 147.329 178.273 144.821 4,92 7
8 Lainnya 512.064 489.960 558.820 518.447 439.648 503.788 17,11
Total 2.997.678 2.698.650 3.314.332 2.982.170 2.724.969 2.943.560 100
Sumber : Kementrian Pertanian 2016
Keterangan : *) Data diolah peneliti
Terdapat beberapa negara yang menjadi negara pengekspor kakao, pada
Tabel 1.3 menunjukkan bahwa negara pengekspor kakao tertinggi adalah negara
Pantai Gading dengan kontribusinya sebesar 31,31%, kemudian di ikuti oleh
negara Ghana dengan kontribusinya sebesar 16,90%. Negara Indonesia
menempati urutan ketiga dengan kontribusinya sebesar 9,74% dari seluruh total
volume ekspor kakao di dunia. Sedangkan sisanya 17,11% merupakan kontribusi
dari negara lainnya di dunia. Menurut Hariyati (2013), terlebih pada produk –
produk tanaman perkebunan, Indonesia merupakan salah satu negara yang
membudidayakan tanaman kakao paling luas di dunia. Indonesia merupakan salah
satu negara pembudidaya tanaman kakao paling luas di dunia. Apabila
berorientasi pada pasar ekspor, peluang pasar kakao Indonesia masih relatif
terbuka.
5
Negara Indonesia memberikan kontribusi dalam ekspor kakao di dunia
sebesar 9,74%. Kontribusi ekspor Indonesia lebih kecil dibandingkan dengan
kontribusi dari negara Pantai Gading dan Ghana. Apabila dilihat dari sisi
pertumbuhan cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Tabel 1.4
yang menyajikan pertumbuhan volume ekspor kakao di dunia pada tahun 2009 –
2013.
Tabel 1.4 Pertumbuhan Volume Ekspor Kakao di Dunia Tahun 2009 – 2013
No Negara Pertumbuhan Rata-
rata 2009 - 2010 2010 – 2011 2011 - 2012 2012 -2013
1 Pantai Gading -13,82 35,70 -5,74 -19,55 -0,85
2 Ghana -28,88 147,80 -15,98 -10,20 23,19
3 Indonesia -1,57 -51,42 -22,17 15,24 -14,98
4 Nigeria -8,25 -3,37 -8,77 -8,46 -7,21
5 Netherian -0,26 24,35 -12,53 18,70 7,56
6 Kamerun -0,05 -1,89 -8,63 3,53 -1,76
7 Ekuador -6,50 35,65 -6,62 21,00 10,88
Total -59,31 186,82 -80,45 20,27 16,83
Sumber : Kementrian Pertanian 2016 (data diolah oleh peneliti)
Pertumbuhan ekspor kakao di Indonesia pada Tabel 1.4 menunjukkan
bahwa dari tahun ke tahun mengalami penurunan sebesar 14,98%. Menurut
Departemen Perindustrian Kakao (2007), pemasaran biji kakao Indonesia telah
mencapai pasar Internasional. Sebagian besar biji kakao Indonesia di ekspor ke
luar negeri, walaupun sudah ada beberapa industri pengolahan biji kakao menjadi
produk setengah jadi. Hal tersebut merupakan peluang bagi Indonesia untuk dapat
memperoleh pendapatan devisa dari komoditas kakao. Oleh sebab itu, yang perlu
diperhatikan oleh produsen kakao terutama Indonesia adalah kualitas dari biji
kakao yang diekspor.
Produsen kakao terbesar ketiga di dunia setelah negara Pantai Gading dan
Ghana adalah negara Indonesia, dari data Departemen Pertanian (2005), tiga besar
negara penghasil kakao sebagai berikut ; Pantai Gading (1.276.000 Ton), Ghana
(586.000 Ton), dan Indonesia (456.000 Ton). Luas lahan tanaman kakao di
Indonesia kurang lebih 992.448 Ha dengan produksi biji kakao sekitar 456.000
Ton per tahun dan produktivitas rata – rata 900 Kg per Ha. Perkebunan kakao
Indonesia mengalami perkembangan pesat sejak awal tahun 1980 dan pada tahun
6
2002, areal perkebunan kakao Indonesia telah disebutkan sebelumnya yaitu seluas
992.448 Ha, dimana sebagian besar 87,4% dikelola oleh perkebunan rakyat dan
selebihnya 6,0% perkebunan besar negara serta 6,7% perkebunan besar swasta.
Data produksi kakao di Indonesia menurut status pengusahaanya tahun 2011 –
2016 pada disajikan Tabel 1.5.
Tabel 1.5 Produksi Kakao di Indonesia Menurut Status Pengusahaan Tahun 2011
- 2016
Produksi Kakao
Jenis
Perkebunan 2011 2012 2013 2014 2015*) 2016*)
Rata-
rata**)
Share**)
(%)
Rangking
Share**)
P. Rakyat 644.688 687.247 665.401 698.434 631.449 730.172 676.232 93,84 1
P. Negara 34.373 23.837 25.879 11.438 11.368 11.493 19.731 2,73 3
P. Swasta 33.170 29.429 29.582 18.542 18.426 18.765 24.652 3,42 2
Total 712.231 740.513 720.862 728.414 661.243 760.430 720.616 100
Sumber : Kementrian Pertanian 2016
Keterangan : *) Angka Sementara
**) Data diolah oleh peneliti
Berdasarkan Tabel 1.5 dapat dilihat bahwa produksi kakao di dominasi
oleh perkebunan rakyat, perkebunan negara dan pekebunan swasta. Perkebunan
rakyat memberikan kontribusi produksi kakao terbesar di Indonesia pada tahun
2011 – 2016 yaitu sebesar 93,84% dari total produksi kakao perkebunan di
Indonesia. Perkebunan swasta menempati posisi kedua dengan kontribusi
produksi kakao sebesar 3,42%, sedangkan sisanya sebesar 2,73% merupakan
kontribusi produksi kakao dari perkebunan negara di Indonesia. Perkebunan
negara memberikan kontribusi produksi kakao paling rendah dibandingkan
dengan perkebunan lainnya. Data pertumbuhan produksi kakao di Indonesia
menurut status pengusahaan tahun 2011 – 2016 disajikan pada Tabel 1.6.
Tabel 1.6 Pertumbuhan Produksi Kakao di Indonesia Menurut Status Pengusahaan
Tahun 2011 - 2016
Pertumbuhan (%)
Jenis
Perkebunan 2011 - 2012 2012-2013 2013-2014 2014-2015 2015-2016
Rata-
rata
P.Rakyat 6,60 -3,18 4,96 -9,59 15,63 2,89
P.Negara -30,65 8,57 -55,80 -0,61 1,10 -15,48
P.Swasta -11,28 0,52 -37,32 -0,63 1,84 -9,37
Total -35,33 5,91 -88,16 -10,83 18,57 -21,97
Sumber : Kementrian Pertanian 2016 (data diolah oleh peneliti)
7
Berdasarkan Tabel 1.6 pertumbuhan produksi kakao yang diusahakan oleh
perkebunan rakyat pada tahun 2011 – 2016 cenderung mengalami peningkatan
sebesar 2,89%. Menurut Mertade dan Zainuddin (2011), kakao (Theobroma cacao
L.) merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang terus mendapat
perhatian untuk dikembangkan. Upaya pengembangan tanaman kakao disamping
masih diarahkan pada peningkatan populasi (luas lahan) juga telah banyak
diarahkan pada peningkatan jumlah produksi dan mutu hasil. Adapun aspek yang
paling diperhatikan dalam usaha peningkatan jumlah produksi dan mutu hasil
adalah penggunaan jenis – jenis kakao unggul dalam pembudidayaan tanaman
kakao. Tanaman kakao banyak di budidayakan di Indonesia, terdapat beberapa
provinsi yang mengusahatanikan tanaman kakao. Data luas areal dan produksi
kakao menurut provinsi di Indonesia tahun 2016 disajikan pada Tabel 1.7
Tabel 1.7 Luas Areal dan Produksi Kakao Menurut Provinsi Tahun 2016
No Provinsi Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) Share*)
(%)
Rangking
Share*)
1 Aceh 100.799 34.483 4,53 7
2 Sumatera Utara 59.460 19.380 2,55 9
3 Sumatera Barat 152.885 62.623 8,24 5
4 Riau 7.090 3.514 0,46 19
5 Kepulauan Riau 3 1 0,00 33
6 Jambi 2.238 521 0,07 28
7 Sumatera Selatan 11.091 3.485 0,46 20
8 Kep.Bangka Belitung 710 148 0,02 30
9 Bengkulu 12.510 5.392 0,71 15
10 Lampung 73.908 38.902 5,12 6
11 Jawa Barat 9.649 3.232 0,43 22
12 Banten 6.616 2.249 0,30 26
13 Jawa Tengah 8.004 2.394 0,31 24
14 D.I. Yogyakarta 5.412 1.418 0,19 27
15 Jawa Timur 53.033 26.833 3,53 8
16 Bali 14.955 5.497 0,72 14
17 Nusa Tenggara Barat 8.122 431 0,06 29
18 Nusa Tenggara Timur 52.058 12.134 1,60 10
19 Kalimantan Barat 11.458 2.290 0,30 25
20 Kalimantan Tengah 874 99 0,01 31
21 Kalimantan Selatan 658 81 0,01 32
22 Kalimantan Timur 8.500 3.328 0,44 21
23 Kalimantan Utara 8.390 4.818 0,63 17
8
Lanjutan Tabel 1.7
24 Sulawesi Utara 18.791 4.893 0,64 16
25 Gorontalo 16.749 2.636 0,35 23
26 Sulawesi Tengah 288.267 175.252 23,05 1
27 Sulawesi Selatan 245.618 115.326 15,17 3
28 Sulawesi Barat 178.303 75.713 9,96 4
29 Sulawesi Tenggara 252.421 120.421 15,84 2
30 Maluku 30.324 10.268 1,35 11
31 Maluku Utara 32.503 8.783 1,16 13
32 Papua 39.588 9.859 1,30 12
33 Papua Barat 10.601 4.024 0,53 18
Total 1.721.588 760.428 100
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan 2015
Keterangan : *) Data diolah oleh peneliti
Produksi kakao di Indonesia didominasi oleh perkebunan rakyat, khususnya
di wilayah Jawa Timur. Berdasarkan Tabel 1.7 dapat dilihat bahwa Provinsi Jawa
Timur menempati urutan ke delapan sebagai penghasil produksi kakao, dengan
memberikan kontribusi produksi sebesar 3,53%. Menurut Dinas Perkebunan
Provinsi Jawa Timur (2017), produktivitas kakao di Jawa Timur masih terus
dilaksanakan kegiatan pengembangan, rehabilitasi, dan intensifikasi kakao. Kakao
di wilayah Jawa Timur merupakan komoditi strategis untuk mengangkat martabat
masyarakat dengan meningkatkan pendapatan petani perkebunan dan tumbuhnya
sentra ekonomi regional.
Perkebunan kakao rakyat tersebar di banyak daerah di wilayah Jawa Timur.
Terdapat 18 kabupaten yang menjadi sentra untuk pengembangan tanaman
perkebunan komoditas kakao, salah satunya adalah Kabupaten Blitar. Data luas
areal, produksi, dan produktivitas kakao perkebunan rakyat menurut Kabupaten di
Jawa Timur tahun 2014 disajikan pada Tabel 1.8.
9
Tabel 1.8 Luas Areal, Produksi, dan Produktivitas Kakao Perkebunan Rakyat
Menurut Kabupaten di Jawa Timur Tahun 2014
No Provinsi/Kabupaten Luas Areal
(Ha)
Produksi
(Ton)
Produktivitas
(Kg/Ha)
Jumlah
Petani (KK)
Share*)
(%)
Rangking
Share*)
1 Gresik 14 8 786 181 0,07 18
2 Jombang 1.406 214 715 1.444 1,80 14
3 Madiun 5.481 1.847 759 15.532 15,55 1
4 Magetan 830 320 781 2.498 2,69 10
5 Ngawi 1.957 645 736 5.395 5,43 8
6 Kediri 2.091 310 629 2.346 2,61 11
7 Ponorogo 2.084 742 729 9.486 6,25 7
8 Pacitan 4.728 1.224 737 15.954 10,30 4
9 Nganjuk 2.619 787 780 2.671 6,62 6
10 Blitar 4.324 1.471 895 8.917 12,38 3
11 Tulungagung 1.594 615 729 2.372 5,18 9
12 Trenggalek 4.028 1.774 749 10.819 14,93 2
13 Malang 2.468 1.193 869 2.317 10,04 5
14 Lumajang 765 282 792 1.530 2,37 12
15 Jember 527 154 765 1.581 1,30 15
16 Bondowoso 41 8 769 210 0,07 17
17 Banyuwangi 662 261 781 653 2,20 13
18 Sumenep 51 26 850 67 0,22 16
Total 35.670 11.881 13.851 83.973 100
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan 2015
*) Data diolah oleh peneliti
Berdasarkan Tabel 1.8 dapat dilihat bahwa 5 Kabupaten di Jawa Timur
dengan produksi kakao tertinggi berturut – turut adalah Kabupaten Madiun,
Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Blitar, Kabupaten Pacitan, dan Kabupaten
Malang. Kabupaten Blitar menempati posisi ketiga sebagai penghasil produksi
kakao di Jawa Timur setelah Kabupaten Madiun dan Kabupaten Trenggalek
dengan kontribusi produksi mencapai 12,38% dari produksi kakao pada
perkebunan rakyat di Indonesia. Kabupaten Madiun memberikan kontribusi
produksi sebesar 15,5%, dan Kabupaten Trenggalek memberikan kontribusi
produksi sebesar 14,93% dari total produksi kakao pada perkebunan rakyat di
Indonesia. Meskipun Kabupaten Blitar menempati posisi ketiga sebagai penghasil
produksi kakao tetapi pada tahun 2015 Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur
menyelenggarakan prosesi tanam kakao dan pesta cokelat rakyat di wilayah Blitar.
Selain itu, di Kabupaten Blitar telah dilakukan pengolahan kakao menjadi aneka
10
ragam makanan dan minuman berbahan cokelat, dan adanya Kampung Cokelat di
Kabupaten Blitar telah menjadi tujuan wisata dengan konsep wisata edukasi bagi
pengunjung untuk mengenal tanaman kakao hingga pengolahannya menjadi
makanan dan minuman cokelat.
Potensi kakao yang ada di Kabupaten Blitar harus dikembangkan dan
didayagunakan secara maksimal. Hal tersebut sangatlah tepat dan strategis untuk
dikembangkan sentra tanaman penghasil tanaman kakao. Salah satu kecamatan
yang menjadi sentra penghasil kakao di Kabupaten Blitar adalah Kecamatan
Udanawu. Data luas panen dan produksi kakao di Kabupaten Blitar menurut
Kecamatan pada tahun 2016 disajikan pada Tabel 1.9.
Tabel 1.9 Data Luas Panen dan Produksi Kakao di Kabupaten Blitar Tahun 2016
No Kecamatan Luas Panen (Ha) Produksi
(Ton) Share*) (%)
Rangking
Share *)
1 Bakung 497 30,4 1,53 16
2 Wonotirto 74 26,6 1,34 18
3 Panggungrejo 169 57,6 2,90 13
4 Wates 336 296,2 14,91 1
5 Binangun 141 61,6 3,10 12
6 Sutojayan 167 41,7 2,10 14
7 Kademangan 287 73,8 3,71 11
8 Kanigoro 68,5 23,1 1,16 19
9 Talun 23 16,2 0,82 22
10 Selopuro 47 29,8 1,50 17
11 Kesamben 283 124,1 6,25 6
12 Selorejo 103 41,3 2,08 15
13 Doko 320 77 3,87 9
14 Wlingi 92,3 73,9 3,72 10
15 Gandusari 341 181,6 9,14 3
16 Garum 135 21,6 1,09 20
17 Nglegok 235,21 116,8 5,88 7
18 Salankulon 54 17,7 0,89 21
19 Ponggok 318 234,2 11,79 2
20 Srengat 177,5 159,5 8,03 5
21 Wonodadi 197,7 105,27 5,30 8
22 Udanawu 236,3 177,2 8,92 4
Jumlah 4302,51 1987,17 100
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar 2016
*) Data diolah oleh peneliti
11
Berdasarkan Tabel 1.9 dapat dilihat 5 Kecamatan terbesar sebagai daerah
sentra produksi kakao di Kabupaten Blitar. Kecamatan Wates merupakan
penghasil produksi tertinggi dengan kontribusi produksi kakao sebesar 14,91%,
kemudian diikuti Kecamatan Ponggok menempati urutan kedua dengan kontribusi
produksi kakao sebesar 11,79%. Selanjutnya, urutan ketiga ditempati oleh
Kecamatan Gandusari dengan kontribusi produksi kakao sebesar 9,14%, lalu
diikuti oleh Kecamatan Udanawu dengan kontribusi produksi sebesar 8,92% dan
urutan kelima oleh Kecamatan Srengat dengan kontribusi produksi sebesar 8,03%.
Meskipun Kecamatan Udanawu berada pada posisi keempat sebagai
penghasil produksi kakao di Kabupaten Blitar tetapi Kecamatan Udanawu
merupakan salah satu Kecamatan yang masih digunakan sebagai tempat
pengembangan komoditas kakao rakyat. Masyarakat di Kecamatan Udanawu pada
awalnya mendapatkan bantuan bibit dari Dinas Perkebunan Kabupaten Blitar,
sehingga sampai saat ini kakao di Kecamatan Udanawu masih terus
dikembangkan. Tetapi saat ini pengembangan kakao di Kecamatan Udanawu
kurang maksimal, hal tersebut disebabkan karena kurangnya perawatan yang
intensif oleh para petani dan serangan hama penyakit pada tanaman kakao.
Seragan hama dan penyakit tersebut menyebabkan produksi kakao yang
dihasilkan tidak begitu maksimal. Pengembangan kakao di Kecamatan Udanawu
dapat di dukung melalui adanya keaktifan wanita tani di Kecamatan Udanawu
Kabupaten Blitar. Wanita tani di Kecamatan Udanawu aktif dalam kegiatan
pertanian, salah satunya usahatani kakao mulai dari kegiatan on farm maupun off
farm.
Perkebunan kakao rakyat di Kecamatan Udanawu memiliki peran penting
dalam penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat, salah satunya untuk kaum
wanita. Penyediaan lapangan kerja tersebut sangat membantu bagi kaum wanita
dikarenakan dengan adanya pendayagunaan tenaga kerja wanita dapat
meningkatkan kontribusi bagi lingkungan sekitar dan rumah tangga. Selain itu,
peningkatan perekonomian serta kesejahteraan dari kaum wanita akan lebih
terbantu. Menurut Wisadirana (2004), keterlibatan wanita dalam kerja produktif
akan menimbulkan perubahan sosial dikarenakan salah satu wujud perubahan
12
sosial adalah perubahan dalam kerja. Masuknya wanita dalam pasar kerja atau
kerja produktif berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi rumah tangga sehingga
dapat terjadi perubahan struktur ekonomi keluarga.
Sumberdaya manusia sebagai salah satu faktor penggerak pembangunan
pertanian mempunyai peranan yang sangat penting termasuk di dalamnya adalah
wanita. Kecamatan Udanawu memiliki tenaga kerja wanita yang masih berperan
dalam kegiatan pertanian, khususnya pada kegiatan yang berhubungan dengan
budidaya dan penanganan pasca panen komoditas kakao. Tenaga kerja wanita
yang dimaksud disini adalah istri dari petani kakao. Istri dari petani kakao tersebut
secara langsung ikut bekerja di lahan dan juga penanganan langsung pasca panen
kakao. Kegiatan yang dilakukan oleh tenaga kerja wanita yaitu pada kegiatan on
farm dan off farm usahatani kakao, namun mereka lebih dominan melakukan
kegiatan pada penanganan pasca panen seperti sortasi buah, pemecahan buah,
fermentasi, penjemuran, sortasi biji kering, dan pengemasan.
Keterlibatan tersebut secara langsung maupun tidak langsung merupakan
salah satu potensi yang harus dikembangkan karena pada umumnya wanita selalu
dianggap tidak mampu dalam hal pekerjaan. Wanita tergolong hanya aktif sebagai
ibu rumah tangga akan tetapi pada kenyataannya di Kecamatan Udanawu
Kabupaten Blitar mayoritas wanita tani di kecamatan tersebut mempunyai peran
ganda, selain sebagai ibu rumah tangga mereka juga mencurahkan waktunya
untuk bekerja pada kegiatan budidaya dan penanganan pasca panen kakao. Peran
ganda wanita tani ini sangat strategis dalam peningkatan produktivitas usaha tani
dan berpotensi untuk meningkatkan pendapatan dan ketahanan pangan menuju
kesejahteraan rumah tangga petani di pedesaan.
Perkebunan kakao rakyat di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar dalam
kegiatannya menggunakan tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita. Tenaga kerja
wanita dibutuhkan dalam kegiatan usahatani kakao karena dianggap lebih ulet,
teliti, dan sabar dalam melakukan pekerjaan. Seperti yang telah dijelaskan bahwa
penggunaan tenaga kerja wanita yang lebih dominan terletak pada kegiatan pasca
panen kakao. Tenaga kerja wanita di Kecamatan Udanawu tersebut memiliki
peran yang cukup besar dalam pengembangan tanaman kakao, hal tersebut terlihat
13
dari penggunaan tenaga kerja yang juga banyak dilakukan oleh wanita.
Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin mengetahui seberapa besar curahan waktu
yang dibutuhkan wanita untuk bekerja, dan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruh curahan waktu tenaga kerja wanita di pada usahatani komoditas
kakao Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana curahan waktu tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria pada
usahatani komoditas kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar ?
2. Bagaimana kontribusi curahan waktu wanita tani pada kegiatan produktif dan
kegiatan domestik di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar ?
3. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja
wanita pada usahatani komoditas kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten
Blitar ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui curahan waktu tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria
pada usahatani komoditas kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
2. Untuk mengetahui kontribusi curahan waktu wanita tani pada kegiatan
produktif dan domestik di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
3. Untuk mengetahui faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi curahan
waktu waktu tenaga kerja wanita pada usahatani komoditas kakao di
Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar.
1.3.2 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pembelajaran
ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan usahatani komoditas kakao.
2. Bagi pemerintah, dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menyusun
kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan komoditas kakao, baik di
Kabupaten Blitar maupun daerah lainnya.
14
3. Bagi petani kakao, diharapkan dapat menjadi referensi dalam
mengembangkan kegiatan usahataninya, baik di Kabupaten Blitar maupun
daerah lainnya.
15
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dijadikan sebagai acuan terkait rumusan masalah yang
pertama mengenai curahan waktu tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria pada
usahatani komoditas kakao adalah penelitian oleh Hakim dan Sarah (2010),
dengan judul “Analisis Alokasi Tenaga Kerja Keluarga dan Pengaruhnya
Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani Kelapa Sawit di Kecamatan
Peninjauan Kabupaten Oku”. Salah satu tujuan dari penelitian tersebut adalah
untuk mengetahui seberapa besar alokasi tenaga kerja keluarga petani untuk
usahatani kelapa sawit. Metode analisis data menggunakan perhitungan matematis
curahan jam kerja dengan satuan HOK (Hari Orang Kerja). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa :
Tabel 2.1 Rata – rata Alokasi Tenaga Kerja Keluarga pada Usahatani Kelapa
Sawit, 2008
No. Jenis Kegiatan Alokasi Waktu Tenaga Kerja
(HOK/lg/th) Persentase (%)
1 Pemupukan 1,19 19,90
2 Pengendalian HPT 1,25 20,90
3 Pembersihan Kebun 3,54 59,20
4 Pemanenan - -
Total 5,98 100,00
Berdasarkan Tabel 2.1 petani banyak mengalokasikan waktu sebagai tenaga
kerja keluarga pada kegiatan pembersihan kebun yaitu sebesar 3,54 HOK per luas
garapan per tahun atau sebesar 59,20 persen dari keseluruhan waktu kerja
usahatani kelapa sawit. Sedangkan kegiatan pemupukan memiliki alokasi tenaga
kerja yang paling kecil dibanding kegiatan lainnya yaitu sebesar 1,19 HOK per
luas garapan per tahun atau sebesar 19,90 persen. Sedangkan untuk kegiatan
pemanenan, semua petani menggunakan tenaga kerja luar keluarga sehingga
alokasi tenaga kerja keluarga untuk pemanenan tidak ada.
Penelitian kedua yang dijadikan sebagai acuan terkait rumusan masalah
yang pertama mengenai curahan waktu tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria
pada usahatani komoditas kakao adalah penelitian oleh Enete dan Amusa (2010),
dengan judul “Contribution Of Men And Women To Farming Decisions In Cocoa
16
Based Agroforestry Housholds Of Ekiti State, Nigeria (Kontribusi Keputusan
Laki-laki dan Perempuan pada Kegiatan Usahatani di Rumah Susun Agroforestri
Berbasis Kakao di Negara Ekiti, Nigeria)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kontribusi keputusan bertani di kegiatan produksi kakao yang dilakukan meliputi
persiapan lahan, pengamanan bahan tanam, peningkatan mutu bibit, penyiangan,
penyemprotan. Pada kegiatan pra panen tersebut peran wanita rendah, dimana
wanita hanya memainkan peran pendukung. Tetapi kontribusi pria dalam
pengambilan keputusan pada tahap pra panen besar. Sedangkan untuk kegiatan
pasca panen kakao kontribusi pria sedang, dan kontribusi wanita dalam kegiatan
pasca panen dinilai cukup tinggi. Kegiatan pasca panen tersebut meliputi aktivitas
seperti fermentasi, pengeringan, dan penyimpanan.
Penelitian ketiga yang digunakan sebagai acuan rumusan masalah yang
pertama mengenai curahan waktu tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria pada
usahatani komoditas kakao adalah penelitian Oblike, dkk (2017), dengan judul
“Labour Productivity And Yield Determinants In Cocoa Farming: Evidence From
Abia State, Nigeria (Produktivitas Tenaga Kerja dan Faktor Penentu Hasil pada
Pertanian Kakao: Abia State, Nigeria)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan tenaga kerja terdiri dari tenaga kerja keluarga dan tenaga kerja luar
keluarga. Alokasi tenaga kerja biasanya bervariasi dengan kegiatan bertani.
Beberapa kegiatan membutuhkan keahlian khusus pada tenaga kerja. Ketersediaan
biaya yang terbatas juga dapat menghalangi penggunaan tenaga kerja yang
diperkerjakan seperti pada kegiatan pembersihan lahan, penyemprotan agrokimia,
pemanenan dan aplikasi pupuk. Penggunaan tenaga kerja sangat minim untuk
pembersihan lahan yaitu sebesar 18,3% dan aplikasi pupuk sebesar 16,7%.
Tenaga kerja lebih terlibat dalam penyemprotan agrokimia dan pemanenan kakao
dengan rata – rata 35% dan 30%.
Penelitian keempat yang digunakan sebagai acuan rumusan masalah yang
pertama mengenai curahan waktu tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria pada
usahatani komoditas kakao adalah penelitian Akanni dan Alfred (2017), dengan
judul “Analysis Of Labour Use Patterns Among Small-Cocoa Farmers In South
Western Nigeria (Analisis Pola Penggunaan Tenaga Kerja di antara Pemegang
17
Saham Kecil Petani Kakao di Nigeria Barat Daya)”. Hasil penelitian terkait
dengan curahan tenaga kerja wanita menunjukkan bahwa tenaga kerja pertanian
yang digunakan terurai pada garis gender, hal tersebut mencermikan bahwa
terdapat partisipasi perempuan di bidang pertanian komoditas kakao. Tenaga kerja
laki – laki menyumbang proporsi terbesar yaitu 69% dari total penggunaan tenaga
kerja di semua wilayah penghasil, sedangkan untuk pekerja wanita dan anak –
anak menyumbang proporsi masing – masing 16% dan 13% dari seluruh wilayah
studi. Proporsi tertinggi penggunaan tenaga kerja wanita di negara bagian Oyo
sebesar 18,68% dan yang terkecil di negara bagian Ogun wilayah Ondo sebesar
0,10%. Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa di negara bagian Oyo tenaga
kerja sangat dibutuhkan dalam kegiatan penyemprotan. Sedangkan di negara
bagian Ogun penggunaan tenaga kerja tertinggi untuk kegiatan panen mencapai
32,82%.
Penelitian yang digunakan sebagai acuan rumusan masalah yang kedua
mengenai kontribusi curahan waktu wanita tani pada kegiatan produktif dan
domestik adalah penelitian Harahap, dkk (2015), dengan judul “Curahan Waktu
Wanita Tani dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga di Desa Muara
Lembu Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi (Studi Kasus Buruh
Tani Perkebunan Karet)”. Tujuan dari penelitian tersebut untuk menganalisis
besar curahan waktu kerja buruh tani wanita. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa responden lebih banyak mencurahkan waktunya pada kegiatan ekonomi
dengan rata – rata 5,62 HKP/hari atau 54,24% dan nilai pada kegiatan non
ekonomi yakni dengan curahan waktunya 4,74 HKP/hari atau 45,76%. Jika
dijumlahkan untuk kedua kegiatan tersebut mendapatkan nilai sebesar 10,36
HKP/hari, selebihnya digunakan untuk beristirahat.
Penelitian yang dijadikan sebagai acuan rumusan masalah yang ketiga
terkait faktor – faktor yang mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja wanita
pada usahatani komoditas kakao adalah penelitian yang dilakukan oleh Eliana dan
Rita (2007) dengan judul penelitian “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Curahan Waktu Kerja Wanita”. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk
mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja
18
wanita dalam bekerja mencari nafkah. Penelitian ini dilaksanakan di pembibitan
kelapa sawit PT. Agricinal Kelurahan Bantuas Kecamatan Palaran Samarinda.
Faktor – faktor yang diduga mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja wanita
dalam bekerja mencari nafkah yaitu; (a) umur, (b) jumlah tanggungan keluarga,
(c) tingkat pendidikan, (d) pendapatan per kapita keluarga, dan (e) upah. Metode
analisis menggunakan regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan ada pengaruh nyata
dari variabel: (a) umur, (b) jumlah tanggungan keluarga, (c) tingkat pendidikan,
(d) pendapatan per kapita keluarga, dan (e) upah terhadap curahan waktu tenaga
kerja wanita dalam bekerja mencari nafkah, dengan koefesien determinasi R2
sebesar 0,95. Hal ini berarti 95% variasi yang terjadi terhadap faktor yang
mempengaruhi wanita bekerja disebabkan oleh variabel umur, jumlah tanggungan
kepala keluarga, tingkat pendidikan, pendapatan perkapita keluarga dan upah dan
sisanya 5% disebabkan oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam model.
Adapun secara parsial, variabel (a) upah wanita berpengaruh nyata terhadap
curahan waktu tenaga kerja wanita dalam bekerja mencari nafkah. Besarnya upah
tenaga kerja wanita yang diberikan PT. Agricinal merupakan salah satu faktor
pemacu bagi tenaga kerja wanita untuk mencurahkan waktunya di pembibitan
kelapa sawit. Sedangkan variabel: (a) umur, (b) jumlah tanggungan keluarga, (c)
tingkat pendidikan, (d) pendapatan per kapita keluarga diketahui tidak
berpengaruh nyata terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita dalam bekerja
mencari nafkah.
Penelitian kedua yang digunakan sebagai acuan rumusan masalah yang
ketiga terkait faktor – faktor yang mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja
wanita pada usahatani komoditas kakao adalah penelitian Awalita (2004) dengan
judul penelitian “Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi Arabika dan
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya”. Salah satu tujuan penelitian tersebut
adalah untuk mengetahui pengaruh faktor ekonomi terhadap curahan tenaga kerja
wanita. Faktor – faktor yang diduga mempengaruhi curahan tenaga kerja wanita
yaitu, terdiri atas: (a) luas lahan, (b) jumlah tanggungan keluarga, dan (c)
pendapatan keluarga. Metode analisis yang digunakan regresi linier berganda.
19
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, secara simultan/serempak, faktor
ekonomi yang terdiri dari variabel: (a) luas lahan, (b) jumlah tanggungan
keluarga, dan (c) pendapatan keluarga berpengaruh nyata terhadap curahan tenaga
kerja wanita. Adapun secara parsial, variabel: (a) luas lahan berpengaruh nyata
terhadap curahan tenaga kerja wanita, ini menyatakan bahwa dengan semakin
meningkatnya luas lahan maka kebutuhan akan tenaga kerja wanita meningkat.
Sedangkan variabel: (a) jumlah tanggungan keluarga dan (b) pendapatan keluarga
tidak berpengaruh nyata terhadap curahan tenaga kerja wanita.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Komoditas Kakao
Kakao mulai diperkenalkan di Indonesia pertama kali di daerah Sumatera
Utara pada tahun 1560 yang berasal dari Filipina. Jenis kakao yang pertama kali
ditanam adalah Criollo yang oleh bangsa Filipina diperoleh dari Venezuela. Usaha
perluasan kakao dimulai lagi di Jawa Timur dan Jawa Tengah pada tahun 1806.
Pengembangan tanaman kakao di Indonesia sangat pesat khususnya di wilayah
Jawa, dimana pada tahun 1938 telah terdapat 29 perkebunan kakao. Selain oleh
perusahaan perkebunan, pengembangan kakao juga dilakukan oleh petani pekebun
terutama di wilayah Jawa Barat (Siregar dkk, 2010).
Menurut (Siregar dkk, 2010), tanaman kakao merupakan tanaman yang
menumbuhkan bunga dari batang atau cabang. Oleh karena itu, tanaman ini
digolongkan ke dalam kelompok tanaman caulifloris. Adapun sistematikanya
menurut klasifikasi botani adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Klas : Dicotyledon
Ordo : Malvales
Famili : Sterculiceae
Genus : Theobroma
Spesies : Theobroma cacao
20
Menurut Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (2014), tanaman kakao
terdiri atas bagian batang dan cabang, daun, akar, bunga, buah dan biji. Bagian-
bagian tubuh dari tumbuhan memiliki peranan masing-masing dalam aktivitas
hidupnya. Batang dan cabang tanaman kakao bersifat dimorfisme, artinya
mempunyai dua bentuk tunas vegetatif. Tunas yang arah pertumbuhannya keatas
disebut dengan tunas ortotrop atau tunas air (wiwilan atau chupon), sedangkan
tunas yang arah pertumbuhannya kesamping disebut dengan plagiotrop (cabang
kipas atau fan).
Daun kakao juga bersifat dimorfisme sama dengan sifat percabangannya.
Tangkai daun bentuknya silinder dan bersisik halus, bergantung pada tipenya.
Adanya persendian daun agar mampu membuat gerakan untuk menyesuaikan
dengan arah datangnya sinar matahari. Bentuk helai daun bulan memanjang
(oblongus), ujung daun meruncing (acuminatus), dan pangkal daun runcing
(acutus). Warna daun dewasa hijau tua bergantung pada kultivarnya. Panjang
daun dewasa 30 cm dan lebarnya 10 cm. Permukaan daun licin dan mengilap.
Akar kakao sebagia besar akar lateralnya (mendatar) berkembang dekat
permukaan tanah pada kedalaman tanah 0 – 30 cm. Jangkauan jelajah akar lateral
jauh di luar proyeksi tajuk. Ujungnya membentuk cabang-cabang kecil yang
susunanya tidak beraturan.
Bunga tanaman kakao bersifat kauliflori, artinya bunga tumbuh dan
berkembang dari bekas ketiak daun pada batang. Bunga kakao berwarna putih,
ungu atau kemerahan. Tangkai bunga kecil dengan panjang 1 – 1,5 cm. Daun
mahkota memiliki panjang 6 – 8 mm yang terdiri dari dua bagian. Bagian pangkal
berbentuk seperti kuku binatang dan biasanya terdapat dua garis merah. Bagian
ujung berupa lembaran tipis, fleksibel, dan berwarna putih.
Buah kakao ketika muda berwarna hijau atau hijau keputihan, apabila sudah
masak berwarna kuning. Sementara itu, buah yang ketika muda berwarna merah
setelah masak berwarna jingg atau orange. Buah akan masak setelah berumur 6
bulan. Ukuran buah masak beragam, dari panjang 10 hingga 30 cm bergantung
pada kultivar dan faktor-faktor lingkungan selama perkembangan buah.
21
Biji kakao tersusun dalam lima baris mengelilingi poros buah. Jumlahnya
beragam sekitar 20 – 50 butir per buah. Warna kotildeon putih untuk tipe criollo
dan ungu untuk tipe forastero. Biji dibungkus oleh daging buah (pulpa) yang
berwarna putih.
2.2.2 Budidaya Kakao
Perbanyakan tanaman kakao yaitu perbanyakan secara generatif dan
perbanyakan secara vegetatif. Perbanyakan secara generatif digunakan bahan
berupa biji atau benih. Batang tanaman kakao memiliki pertumbuhan ortotrop
(cabang atau tunas ke atas). Perbanyakan generatif bisa dilakukan dengan dua
cara, yaitu secara buatan (hand pollination) dan alami (open pollination).
Sedangkan untuk perbanyakan secara vegetatif bisa berupa akar, batang, cabang,
dan daun. Perbanyakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan cara okulasi,
setek, atau kultur jaringan. Hasilnya memiliki bentuk pertumbuhan yang sesuai
dengan entres yang digunakan (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia,
2014).
Menurut Puslitbang Perkebunan (2010), tahapan-tahapan dalam budidaya
tanaman kakao diantaranya meliputi: penyiapan lahan dan penanaman,
pemupukan dan pemangkasan, pengendalian hama dan penyakit, panen dan pasca
panen.
1. Penyiapan lahan dan penanaman
a. Pembersihan areal dilaksanakan mulai dari tahap survei atau pengukuran
sampai tahap pengendalian ilalang. Tahap selanjutnya dari pembersihan areal
adalah tebas atau babat selama 2 – 3 bulan lalu dilanjutkan dengan tahap
tebang. Tahap berikutnya dilaksanakan selama 3 – 4 bulan, apabila semua
pohon telah tumbang, tumbangan tersebut dibiarkan selama 1 – 1,5 bulan
agar daun kayu mengering.
b. Pengolahan tanah pada umumnya dilaksanakan secara mekanis. Tujuan
adanya pengolahan tanah untuk mempercepat pengikisan lapisan tanah atas.
c. Tanaman penutup tanah pada kakao berfungsi untuk mempertahankan lapisan
atas tanah dan menambah kesuburan tanah. Tanaman penutup tanah biasanya
22
adalah jenis kacang-kacangan. Biji dapat ditanam dengan cara larikan atau
tugal bergantung pada ketersediaan biji dan tenaga kerja.
d. Penanaman pohon pelindung sebelum penanaman kakao bertujuan
mengurangi intensitas sinar matahari langsung. Manfaat pohon pelindung
diantaranya yaitu melindungi daun, menciptakan iklim mikro, menghindari
pencucian hama, dan memperbaiki struktur tanah.
e. Pembuatan jarak tanam pada kakao disesuaikan dengan perkembangan bagian
tajuk tanaman serta cukup tersedianya ruang bagi perkembangan akar.
Masing – masing klon kakao berbeda dalam bentuk tajuknya
f. Pembuatan lubang tanam bertujuan untuk menyediakan lingkungan perakaran
yang optimal bagi bibit kakao, baik secara fisik, kimia maupun biologi.
Ukuran lubang tanam umumnya 60 x 60 x 60 cm.
g. Penanaman dilakukan apabila jarak tanam dan pola tanam telah ditetapkan
dan keadaan pohon pelindung tetap telah memenuhi syarat sebagai penaung,
dan bibit dalam polibag telah berumur 4 – 6 bulan. Sebelum penanaman
dilakukan lubang tanam terlebih dahulu ditaburi pupuk dan ditutup dengan
seresah.
h. Pembuatan rorak yaitu galian yang dibuat disebalh pokok tanaman untuk
menempatkan pupuk organik dan dapat berfungsi sebagai lubang drainase.
Pembuatan rorak dilakukan sampai tiba di rorak awal yang sudah siap digali.
Rorak pada umumnya berukuran panjang 100 cm, lebar 30 cm, dan
kedalaman 30 cm.
2. Pemupukan dan pemangkasan
a. Pemupukan dilakukan setelah tanaman kakao berumur dua bulan di lapangan.
Pemupukan pada tanaman yang belum menghasilkan dilaksanakan dengan
cara menaburkan pupuk secara merata dengan jarak 15 – 50 cm dari batang
utama untuk umur tanaman 2 – 10 bulan, sedangkan untuk tanaman yang
telah menghasilkan penaburan pupuk dilakukan pada jarak 50 – 75 cm dari
batang utama. Kebutuhan pupuk pada tanaman kakao yaitu Urea, SP-36, KCl,
dan pupuk organik.
23
b. Pemangkasan adalah usaha untuk meningkatkan produksi dan
mempertahankan umur ekonomis tanaman.
Pemangkasan bentuk dilakukan pada tanaman kakao yang belum
menghasilkan setelah umur 8 bulan. Pemangkasan bentuk dilaksanakan
dalam selang waktu dua bulan sekali selama masa TBM. Tunas-tunas air
dipangkas dengan cara memotong tepat dipangkal batang utama atau
cabang primer yang tumbuh.
Pemangkasan produksi dilakukan pada cabang – cabang yang tidak
produktif, tumbuh ke arah dalam, menggantung, atau cabang kering.
Adanya cabang – cabang tersebut dapat menyebabkan kelembaban dan
dapat mengurangi intensitas matahari bagi daun.
Pemangkasan pemeliharaan dilakukan dengan cara memotong cabang –
cabang sekunder dan tersier yang tumbuhnya kurang dari 40 cm dari
pangkal cabang primer ataupun sekunder.
3. Pengendalian hama dan penyakit
a. Penggerek Buah Kakao (PBK) (Conopomorpha cramerella)
Serangan pada buah ditandai dengan memudarnya warna kulit buah, muncul
warna belang hijau kuning atau merah jingga. Apabila buah dibelah terlihat
biji yang berwarna hitam dan melekat satu sama lain. Hama ini dapat
dikendalikan dengan sanitasi, pemangkasan, panen sering, pemupukan,
kondomisasi dan biologi.
b. Kepik Pengisap Buah (Helopelti spp.)
Serangan pada buah tua ditandai dengan munculnya bercak-bercak yang
berwarna cokelat muda yang lama kelamaan berubah menjadi kehitaman.
Serangan berat pada buah muda, bercahaya akan bersatu menyebabkan
permukaan kulit menjadi retak dan terjadi perubahan bentuk sehingga
menghambat perkembangan biji. Serangan pada pucuk atau ranting
menyebabkan layu, kering dan kemudian mati. Daun akan gugur dan ranting
tanaman akan seperti lidi. Penurunan produksi buah bisa mencapai 50 - 60%.
Semut hitam dapat digunakan untuk mengendalikan Helopeltis spp. Semut
selalu hidup bersama dengan kutu putih karena kotoran yang dikeluarkan
24
rasanya manis. Aktivitas semut hitam dipermukaan buah menyebabkan
Helopeltis tidak sempat bertelur atau menusukkan alat mulutnya. Peningkatan
populasi semut dapat dilakukan dengan membuat sarang semut dari lipatan-
lipatan daun kelapa.
c. Penyakit Busuk Buah (Phytopthora palmivora)
Gejala penyakit ini dapat terlihat mulai dari buah muda sampai buah dewasa.
Buah yang terinfeksi akan membusuk disertai bercak coklat kehitaman
dengan batas yang jelas, gejala ini dimulai dengan ujung atau pangkal buah.
Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan memadukan tindakan sanitasi,
penyemprotan fungisida dan memperbaiki lingkungan.
d. Penyakit Vascular Streak Dieback (VCD) (Oncobasidium theobromae)
Gejala khusus yang terlihat adalah sari daun kedua atau ketiga dari titik
tumbuh menguning dengan bercak - bercak berwarna hijau. Daun-daun
terlihat akhirnya gugur sehingga tampak gejala ranting ompong.
Pengendalian dilakukan dengan cara penanaman jenis kakao yang toleran,
pangkasan sanitasi dan eradikasi.
4. Panen dan Pasca Panen
a. Pemetikan dan sortasi buah
Buah kakao dipetik apabila sudah cukup masak ditandai dengan adanya
perubahan warna kulit buah. Buah ketika mentah berwarna hijau akan
berubah menjadi kuning pada waktu masak, sedangkan yang berwarna merah
akan berubah menjadi jingga pada waktu masak. Buah hasil pemetikan
dipisahkan antara yang baik dan yang jelek. Buah yang jelek berupa buah
yang kelewat masak, yang terserang hama penyakit, buah muda atau buah
yang lewat masak.
b. Pemeraman dan pemecahan buah
Pemeraman dilakukan selama 5 - 12 hari tergantung kondisi setempat dan
pematangan buah. Cara ini menurunkan jumlah biji kakao rusak dari 15%
menjadi 5%. Pemecahan buah dapat dilakukan dengan pemukul kayu,
pemukul berpisau atau hanya dengan pisau apabila sudah berpengalaman.
25
Selama pemecahan dilakukan sortasi buah dan biji basah. Buah yang masih
mentah, yang diserang hama tikus atau yang busuk sebaiknya dipisahkan.
c. Fermentasi
Fermentasi dapat dilakukan dalam kotak, dalam tumpukan maupun dalam
keranjang. Kotak dibuat dari kayu dengan lubang didasarnya untuk
membuang cairan fermentasi atau keluar masuknya udara. Biji ditutup dengan
daun pisang atau karung goni untuk mempertahankan panas. Selanjutnya
diaduk setiap hari atau dua hari selama waktu 6-8 hari. Kotak yang
kedalamannya 42 cm cukup diaduk sekali saja selama 2 hari. Tingkat
keasamannya lebih rendah dibandingkan lebih dari 42 cm. Fermentasi tidak
boleh lebih dari 7 hari. Setelah difermentasi biji kakao segera dikeringkan.
d. Perendaman dan Pencucian
Pencucian dilakukan setelah fermentasi untuk mengurangi pulp yang melekat
pada biji. Biji direndam selama 3 jam untuk meningkatkan jumlah biji bulat
dan penampilan menarik.
e. Pengeringan dan Tempering
Pengeringan dilakukan dengan penjemuran, memakai alat pengering atau
keduanya. Tempering adalah proses penyesuaian suhu pada biji dengan suhu
udara sekitarnya setelah dikeringkan, agar biji tidak mengalami kerusakan
fisik pada tahap berikutnya.
f. Sortasi
Sortasi ditujukan untuk memisahkan biji kakao dari kotoran yang melekat dan
mengelompokkan biji berdasarkan kenampakan fisik dan ukuran biji.
g. Pengemasan dan penyimpanan
Biji kakao kering dan bersih dikemas dalam karung bersih dan disimpan
dalam gudang. Penyimpanan dan pengelolaan biji kakao kering dilkakukan
mengikuti Standar Prosedur Operasional (SPO).
26
2.2.3 Konsep Usahatani
Menurut Soekartawi (1995), ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu
yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada
atau yang dimilikinya secara efektif untuk tujuan memperoleh keuntungan yang
tinggi pada waktu tertentu. Usahatani dikatakan efektif dan efisien ketika petani
mampu mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki dan pemanfaatan sumberdaya
yang dilakukan tersebut mampu menghasilkan keluaran yang lebih besar daripada
masukannya.
Perkembangan usahatani hanya bertujuan menghasilkan bahan pangan
untuk kebutuhan keluarga sehingga hanya merupakan usahatani swasembada.
Secara garis besar terdapat 2 bentuk usahatani yang selama ini dikenal yaitu
usahatani keluarga dan perusahaan pertanian. Pada dasarnya terdapat faktor –
faktor yang bekerja dalam usahatani. Faktor – faktor tersebut yaitu faktor alam,
tenaga kerja, dan modal (Suratiyah, 2015).
Usahatani pada umumnya dilaksanakan pada areal yang sempit yang
tujuannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Petani berusahatani menurut apa
yang dikuasai dan apa adanya, sehingga cukup dilaksanakan oleh petani sendiri
dengan keterbatasan yang dimiliki. Tenaga luar hanya sebagai bantuan, khususnya
untuk kegiatan atau pekerjaan yang membutuhkan tenaga lebih dari potensi tenaga
kerja yang dimiliki petani (Hernanto, 1996).
2.2.4 Peran Wanita
Perempuan mempunyai peran ganda yaitu sebagai pembina rumah tangga
(sektor domestik) dan pencari nafkah (sektor publik), terkadang keterlibatan
perempuan dalam bidang pekerjaan sering tidak diperhitungkan. Wanita tani perlu
dibina dan diberdayakan sebagai receiving system untuk mempercepat proses alih
teknologi. Strategi perbaikan upah juga diperlukan agar berimbang antar gender
sebagai insentif dan keberpihakan terhadap wanita tani. Kegiatan di sektor publik
perlu adanya peningkatan status wanita tani dalam kehidupan bermasyarakat
dengan cara memberikan dukungan agar wanita tani lebih banyak berperan
sebagai subyek, meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesempatan lebih
27
banyak untuk berperan sebagai perencana dan pengambil keputusan dalam bidang
pertanian (Endang dkk, 2014).
Menurut Munawaroh dan Shofia (2015) secara umum peranan wanita dibagi
menjadi tiga kelompok yaitu :
a. Peran produktif
Peran produktif yaitu peran dari seorang wanita yang memiliki peran
tambahan sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarganya. Peran produktif
adalah peran yang dihargai dengan uang atau barang yang menghasilkan uang
atau jasa yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi. Peran ini diidentikan
sebagai peran wanita di sektor publik, contoh petani, penjahit, buruh, guru,
pengusaha.
b. Peran domestik
Peran ini terkait dengan kelangsungan hidup manusia, contoh peran ibu pada
saat mengandung, melahirkan dan menyusui anak adalah kodrat dari seorang
ibu. Peran ini pada akhiranya diikuti dengan mengerjakan kewajiban
mengerjakan pekerjaan rumah
c. Peran sosial
Peran sosial pada dasarnya merupakan suatu kebutuhan dari para ibu
rumahtangga untuk mengaktualisasikan dirinya dalam masyarakat.
Peranan wanita dalam kegiatan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarga. Wanita dalam usaha pengentasan kemiskinan memegang
peranan penting, karena dalam usaha tersebut wanita dapat menyumbangkan
pendapatan yang cukup besar. Pendapatan tersebut diperoleh dalam kegiatan
pekerjaan yang dilakukan oleh wanita. Program pemberdayaan wanita penting
dilakukan untuk memanfaatkan peluang dimasa yang akan datang. Wanita dengan
berbagai aktivitas kerjanya yang dilakukan secara terencana maupun tidak pada
dasarnya mempunyai nilai ekonomis. Wanita pada saat ini dituntut untuk kreatif,
sabar, ulet dan tekun dalam mencapai kesejahteraan keluarga (Ferdiyanti, 2015).
28
2.2.5 Konsep Tenaga Kerja
Menurut Hernanto (1996), tenaga kerja usahatani merupakan faktor
produksi kedua selain tanah, modal dan pengelolan. Terdapat beberapa jenis
tenaga kerja diantaranya :
a. Tenaga kerja manusia
Tenaga kerja manusia dibedakan atas tenaga kerja pria, wanita dan anak –
anak. Tenaga kerja manusia dapat mengerjakan semua jenis pekerjaan
usahatani berdasarkan tingkat kemampuannya. Kinerja dari tenaga kerja
manusia dapat dipengaruhi oleh umur, pendidikan, keterampilan,
pengalaman, tingkat kecukupan, tingkat kesehatan, dan faktor alam seperti
iklim dan kondisi lahan usahatani. Tenaga kerja pria umumnya dapat
mengerjakan hampir semua kegiatan pada usahatani, tenaga kerja wanita
umumnya dapat mengerjakan kegiatan menanam, memelihara tanaman,
ternak, dan panen. Tenaga kerja anak – anak umumnya membantu pekerjaan
pria atau wanita dewasa.
b. Tenaga kerja ternak
Tenaga kerja ternak umumnya digunakan untuk pengolahan tanah dan untuk
angkutan.
c. Tenaga kerja mekanik
Tenaga kerja mekanik umumnya juga digunakan untuk pengolahan tanah,
pemupukan, pengobatan, penanaman serta panen. Tenaga mekanik bersifat
subsitusi, pengganti tenaga ternak dan atau manusia.
Tenaga kerja dalam usahatani memiliki karakteristik yang sangat berbeda
dengan tenaga kerja dalam usaha bidang lain yang bukan pertanian. Karakteristik
tenaga kerja bidang usahatani menurut Tohir (1983) dalam Suratiyah (2015)
adalah sebagai berikut :
1. Keperluan akan tenaga kerja dalam usahatani tidak kontinyu dan tidak merata
2. Penyerapan tenaga kerja dalam usahatani sangat terbatas
3. Tidak mudah distandarkan, dirasionalkan dan dispesialisasikan
4. Beraneka ragam coraknya dan kadang tidak dapat dipisahkan satu sama lain
29
Karakteristik tersebut akan memerlukan sistem manajerial tertentu yang
harus dipahami sebagai peningkatan usahatani itu sendiri. Khususnya di
Indonesia, sistem manajerial usahatani biasanya masih sangat sederhana. Tenaga
kerja usahatani dapat diperolah dari dalam keluarga dan luar keluarga.
2.2.6 Tenaga Kerja Wanita
Partisipasi wanita saat ini bukan sekedar menuntut persamaan hak tetapi
juga menyatakan fungsinya mempunyai arti bagi pembangunan dalam masyarakat
Indonesia. Secara umum alasan perempuan bekerja adalah untuk membantu
ekonomi keluarga. Keadaan perekonomian yang semakin tidak menentu, harga –
harga kebutuhan pokok yang semakin meningkat, pendapatan keluarga yang
cenderung tidak meningkat akan berakibat pada terganggunya stabilitas
perekonomian keluarga. Kondisi inilah yang mendorong ibu rumah tangga yang
sebelumnya hanya menekuni sektor domestik (mengurus rumah tangga),
kemudian ikut berpartisipasi di sektor publik dengan ikut serta menopang
perekonomian keluarga. Sebagai tenaga kerja wanita dalam keluarga, umumnya
ibu rumah tangga cenderung memilih bekerja di sektor informal. Hal ini dilakukan
agar dapat membagi waktu antara pekerjaan dan keluarga (Handayani dan Wayan,
2009).
Menurut Ananta dalam Setyowati (2009), tingkat partisipasi angkatan
kerja wanita dalam kegiatan ekonomi semakin meningkat yang disebabkan oleh
beberapa hal antara lain :
1. Adanya perubahan pandangan dan sikap dalam masyarakat tentang sama
pentingnya pendidikan bagi kaum pria dan wanita serta semakin disadari
perlunya kaum wanita ikut berpartisipasi dalam pembangunan.
2. Adanya kemauan wanita untuk mandiri dalam bidang ekonomi yaitu berusaha
membiayai kebutuhan hidupnya dan juga kebutuhan hidup orang – orang
yang menjadi tanggungannya dengan penghasilannya sendiri.
3. Adanya kebutuhan untuk menambah penghasilan keluarga.
4. Makin luasnya kesempatan kerja yang bisa menyerap tenaga kerja wanita.
30
Keterlibatan wanita di pedesaan secara langsung dalam pekerjaan pencarian
nafkah tersebut merupakan kesempatan pula bagi kaum wanita untuk lebih
mengerti akan struktur masyarakat pedesaan, artinya wanita itu menjadi peka pula
terhadap hal – hal yang terjadi diluar rumah tangganya. Kepekaan wanita terhadap
dunia luar rumah tangga yang lebih luas akan meningkatkan ruang lingkup
pemikiran wanita. Hal tersebut berguna bagi dirinya, juga bagi lingkungannya
(Sajogyo, 1983).
2.2.7 Curahan Tenaga Kerja
Curahan tenaga kerja pada usahatani dipengaruhi oleh berbagai faktor,
diantara, yaitu pertama faktor alam yang meliputi curah hujan, iklim, kesuburan,
jenis tanah dan topografi. Kedua faktor jenis lahan yang meliputi sawah, tegal,
dan pekarangan serta yang ketiga luas, letak, dan penyebarannya. Faktor-faktor
tersebut menyebabkan adanya perbedaan kesibukan tenaga kerja. Faktor – faktor
tersebut menyebabkan adanya perbedaan kesibukan tenaga kerja, misalnya yang
terjadi pada usahatani lahan kering dimana hanya mengandalkan air hujan maka
petani akan bekerja pada musim hujan saja begitu juga sebaliknya (Suratiyah,
2015).
Menurut Nurmanaf dalam Handayani dan Wayan (2009), curahan waktu
kerja adalah proporsi waktu bekerja yang dicurahkan untuk kegiatan – kegiatan
tertentu di sektor pertanian maupun peternakan terhadap total waktu kerja
angkatan kerja. Curahan waktu kerja tergantung pada jenis pekerjaan yang
dilakukan. Terdapat jenis – jenis kegiatan yang memerlukan curahan waktu yang
banyak dan berkelanjutan, tapi sebaliknya ada pula jenis – jenis kegiatan yang
memerlukan curahan waktu kerja yang terbatas.
Menurut Suratiyah (2015), kebutuhan tenaga kerja dapat diketahui dengan
cara menghitung setiap kegiatan masing – masing komoditas yang diusahakan.
Kebutuhan tenaga kerja dihitung berdasarkan jumlah tenaga kerja keluarga yang
tersedia dibandingkan dengan kebutuhannya. Berdasarkan perhitungan jika terjadi
kekurangan maka memenuhinya dapat berasal dari tenaga kerja luar keluarga.
Penggunaan satuan HOK (Hari Orang Kerja) sama dengan atau setara dengan
31
satuan HKP (Hari Kerja Pria) karena kedua satuan tersebut digunakan
berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga kerja man days.
Kegiatan usahatani kakao, satuan waktu kerja bagi tenaga kerja disebut
sebagai hari orang kerja (HOK). Satu HOK adalah suatu selang waktu kerja yang
dapat dilakukan oleh seseorang pria dewasa untuk bekerja secara produktif.
Umumnya satu HOK pada subsektor perkebunan adalah tujuh jam kerja. Terdapat
beberapa kajian untuk komoditas di luar subsektor perkebunan dibedakan antara
produktivitas tenaga kerja pria dewasa, wanita dewasa, dan anak – anak
(Wahyudi, dkk, 2008).
Menurut Hakim dan Sarah (2010), curahan tenaga kerja adalah penggunaan
tenaga kerja manusia dalam kegiatan usahatani dengan satuan hari orang kerja
(HOK) baik yang berasal dari dalam keluarga maupun dari luar keluarga.
Kebutuhan tenaga kerja dapat diketahui dengan cara menghitung setiap kegiatan
masing – masing komoditas yang diusahakan, kemudian dijumlah untuk seluruh
usahatani. Analisis waktu kerja dapat digunakan perhitungan secara matematis
sebagai berikut :
HOK =
Keterangan :
HOK = Hari Orang Kerja (HOK)
JO = Jumlah Orang (Orang)
JK = Jam Kerja (JK)
HK = Hari Kerja (HK)
JKS = Jam Kerja Standar (Jam)
2.2.8 Uji t Dua Sampel Bebas (Independent Sample t Test)
Uji t dua sampel bebas yaitu untuk membandingkan rata – rata dari dua grup
yang tidak berhubungan satu dengan yang lain, dengan tujuan apakah kedua grup
tersebut mempunyai rata – rata yang sama ataukah tidak (Santoso, 2015). Menurut
Nazir (2014), apabila terdapat perbedaan antara dua buah mean, perbedaan
tersebut belum tentu berbeda secara statistik. Mungkin saja kedua mean tersebut
berbeda karena kebetulan saja, karena itu beda dari kedua mean tersebut harus
32
diuji lebih dahulu untuk melihat apakah beda mean tersebut benar-benar
signifikan. Salah satu cara untuk menguji beda antara dua mean adalah dengan
menggunakan uji-t. Untuk menguji beda dua buah sampel yang independen,
misalnya mean dari sampel perlakuan dan sampel control, uji-t dapat dilakukan
dengan prosedur tertentu. Data yang diperlukan untuk alat uji ini adalah data
numerik dalam bentuk rasio dan interval.
Tujuan pengujian independent sample t-test adalah untuk mengetahui
apakah ada perbedaan rata – rata (mean) antara dua populasi, dengan melihat rata
– rata dua sampelnya. Tujuan lainnya yaitu untuk membandingkan rata – rata dari
dua grup yang tidak berhubungan satu dengan yang lain, apakah kedua grup
tersebut mempunyai rata – rata yang sama ataukah tidak secara signifikan
(Kurniawan, 2009).
Menurut Sugiyono (2014), untuk melakukan uji beda rumus t-test yang
dapat digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen
yaitu:
Keterangan:
X1 = Rata-rata nilai variabel I
X2 = Rata-rata nilai variabel II
S1 = Standar deviasi variabel I
S2 = Standar deviasi variabel II
n1 = Jumlah sampel variabel I
n2 = Jumlah sampel variabel II
2.2.9 Teori Regresi Linier Berganda
Analisis regresi ganda adalah pengembangan dari analisis regresi sederhana.
Kegunaan yaitu untuk meramalkan nilai variabel terikat (Y) apabila variabel
bebas (X) minimal dua atau lebih. Analisis regresi ganda ialah suatu alat analisis
peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat
33
untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi (X1), (X2), (X3),..., (Xn)
dengan satu variabel terikat (Riduwan dan Sunarto, 2014).
Menurut Sugiyono (2014), analisis regresi linier berganda digunakan
apabila peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya)
variabel dependen (kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai
faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi analisis regresi
linier berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal dua.
Persamaan mengenai regresi linier berganda adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ..... + bnXn + e
Dimana
Y : variabel dependen
X : variabel independen
a : konstanta
bi : koefisien regresi (i = 1, 2, 3, ..., n)
e : standart eror
Menurut Nursiyono dan Nadeak (2016), dalam statistika setiap metode
estimasi parameter termasuk estimasi parameter regresi linier harus memenuhi
asumsi-asumsi tertentu. Asumsi-asumsi tersebut merupakan syarat yang harus
terpenuhi jika menggunakan suatu metode estimasi. Konsekuensi yang umumnya
akan terjadi jika asumsi-asumsi tersebut tidak terpenuhi adalah estimator yang
terbentuk akan bias (tidak sesuai dengan parameter populasi yang sebenarnya).
Secara terperinci, beberapa uji asumsi yang secara umum digunakan dalam regresi
linier berganda adalah sebagai berikut:
1. Asumsi Normalitas Residual
Asumsi normalitas residual penting untuk diperhatikan sehingga perlu
diketahui apa yang menyebabkan residual menjadi tidak berdistribusi normal.
Umumnya, yang menjadi penyebab residual tidak berdistribusi normal adalah
outlier atau data pencilan yang ada dalam variabel-variabel dalam model regresi.
Data pencilan ini terdiri dari dua jenis, yakni data pencilan yang ekstrim kecil
(nilainya terlalu rendah) atau data pencilan ekstrim besar (nilainya terlalu tinggi).
Salah satu jenis data pencilan, atau mungkin dua-duanya, bisa saja terdapat dalam
34
data dari variabel yang diregresikan. Data pencilan ini dapat diatasi dengan
membuangnya atau dengan melakukan transformasi variabel.
2. Asumsi Non-autokorelasi
Asumsi non-autokorelasi merupakan asumsi yang mengharuskan variabel
dalam model regresi linier untuk tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri, baik itu
korelasi antar amatan atau sampel berbeda dalam satu waktu maupun korelasi
antar amatan atau sampel yang sama pada waktu yang berbeda dari sebuah
variabel tak bebas. Cara mendeteksi terpenuhi atau tidaknya asumsi non-
autokorelasi yaitu melalui pendeteksian secara grafis dan pendeteksian dengan uji
formal atau uji statistic.
3. Asumsi Homoskedastisitas
Asumsi homoskedatisitas adalah asumsi yang mengharuskan nilai residual
regresi untuk variabel sebuah variabel bebas memiliki varians (keragaman) yang
konstan. Lawan dari homoskedastisitas adalah heteroskedastisitas yang
didefinisikan sebagai kondisi dimana nilai residual regresi untuk variabel sebuah
variabel bebas memiliki varians (keragaman) yang berbeda. Terdapat dua
pendekatan yakni pendeteksian secara grafis dan pendeteksian dengan uji formal.
4. Asumsi Non-multikolinieritas
Asumsi non-multikolinieritas adalah asumsi yang mengharuskan setiap
variabel bebas dalam model regresi linier tidak boleh memiliki hubungan linier
yang sempurna. Dampak dari adanya multikolinieritas adalah tidak dapat
dihitungnya nilai koefisien regresi, varians dari koefisien regresi akan semakin
membesar. Varians koefisien regresi yang membesar akan menyebabkan selang
kepercayaan menjadi semakin lebar sehingga estimasi koefisien regresi pun
semakin tidak akurat.
35
2.3 Kerangka Pemikiran
Kakao merupakan salah satu komoditas perkebunan yang peranannya cukup
penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja,
sumber pendapatan dan devisa negara. Selain itu, kakao juga berperan dalam
mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri. Kakao juga
memberikan sumbangan devisa negara terbesar ketiga sub sektor perkebunan
setelah karet dan kelapa sawit. Dalam pengusahaanya kakao di Indonesia dikelola
oleh perkebunan rakyat, perkebunan negara, dan perkebunan swasta. Akan tetapi
produksi kakao di dominasi oleh perkebunan rakyat, di Jawa Timur perkebunan
kakao rakyat tersebar di banyak daerah.
Kabupaten di Jawa Timur yang merupakan salah satu provinsi penghasil
kakao terbesar ketiga adalah Kabupaten Blitar dengan share kontribusi produksi
sebesar 12,38%. Kecamatan Udanawu merupakan salah satu kecamatan sebagai
penghasil produksi kakao terbesar ketiga di tingkat Kabupaten Blitar dengan share
produksi sebesar 8,92%. Kakao yang ada di Kecamatan Udanawu Kabupaten
Blitar ini merupakan jenis perkebunan kakao rakyat, karena dikelola oleh rumah
tangga petani untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan dengan cakupan luas
lahan yang tidak begitu besar. Dimana dalam kegiatan budidaya usahatani kakao
para petani beserta wanita tani memanfaatkan lahan pekarangan rumah yang
mereka miliki.
Usahatani kakao di Kecamatan Udanawu dalam kegiatannya melibatkan
tenaga kerja wanita. Tenaga kerja wanita tersebut yang dimaksud adalah istri dari
petani kakao yang biasa disebut wanita tani, mereka ikut berkontribusi secara
langsung dalam menangani kegiatan budidaya dan penaganan pasca panen kakao.
Keterlibatan tersebut merupakan salah satu potensi yang harus dikembangkan
karena pada umumnya wanita selalu dianggap tidak mampu dalam hal pekerjaan.
Wanita tergolong hanya aktif sebagai ibu rumah tangga akan tetapi pada
kenyataannya di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar mayoritas wanita tani di
kecamatan tersebut mempunyai peran ganda, selain sebagai ibu rumah tangga
mereka juga mencurahkan waktunya untuk bekerja pada kegiatan budidaya dan
penanganan pasca panen kakao. Selain wanita tani, sebenarnya pria di Kecamatan
36
Udanawu juga bekerja dalam usahatani kakao. Akan tetapi berdasarkan kegiatan
penelitian di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar wanita tani lebih aktif
dibandingkan dengan pria.
Adanya fenomena tersebut dilakukan penelitian tentang bagaimana curahan
waktu tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria dilihat dari hasil perhitungan
curahan jam kerja (HOK/Tahun) dari setiap kegiatan yang dilakukan, kemudian
dilihat dari hasil perhitungan uji beda t hitung. Penelitian terdahulu yang peneliti
gunakan untuk perumusan hipotesis mengenai curahan waktu tenaga kerja wanita
dan tenaga kerja pria yaitu hasil penelitian dari Enete dan Amusa (2010) yang
menyatakan bahwa kontribusi pria dalam pengambilan keputusan pada tahap pra
panen besar dan kontribusi wanita dalam kegiatan pasca panen dinilai cukup
tinggi.
Penggunaan tenaga kerja wanita pada usahatani kakao di Kecamatan
Udanawu Kabupaten Blitar menunjukkan bahwa adanya peran ganda wanita tani,
yaitu pada kegiatan produktif dan kegiatan domestik. Kegiatan produktif
merupakan kegiatan wanita tani untuk menghasilkan pendapatan, sedangkan
kegiatan domestik merupakan kegiatan wanita untuk mengurus pekerjaan rumah
tangga. Berdasarkan hal tersebut perlu untuk mengetahui kontribusi curahan
waktu kerja wanita di kegiatan produktif dan kegiatan domestik. Kontribusi
curahan waktu kerja dihitung dengan menggunakan rumus curahan jam kerja
dimasing – masing kegiatan. Penelitian terdahulu yang peneliti gunakan untuk
perumusan hipotesis mengenai kontribusi curahan waktu kerja wanita di kegiatan
produktif dan kegiatan domestik yaitu penelitian dari Harahap, dkk (2015) yang
menyatakan bahwa responden lebih banyak mencurahkan waktunya pada kegiatan
ekonomi dibandingkan dengan kegiatan non ekonomi.
Curahan waktu tenaga kerja wanita juga dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain umur, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, luas lahan, dan
jumlah produksi. Identifikasi faktor – faktor tersebut diperoleh berdasarkan
penelitian terdahulu yang meliputi umur, jumlah anggota keluarga, tingkat
pendidikan, dan luas lahan. Sedangkan untuk variabel jumlah produksi diperoleh
berdasarkan kegiatan peneliti dilapang, karena dianggap jumlah produksi kakao
37
dapat mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja wanita. Penelitian terdahulu
yang peneliti gunakan untuk perumusan hipotesis mengenai faktor – faktor yang
mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja wanita yaitu hasil penelitian dari
Awalita (2004) menyatakan bahwa faktor – faktor yang diduga mempengaruhi
curahan tenaga kerja wanita yaitu luas lahan, jumlah tanggungan keluarga dan
pendapatan keluarga. Sedangkan penelitian dari Eliana dan Rita (2007)
menyatakan bahwa faktor – faktor yang diduga berpengaruh terhadap curahan
waktu tenaga kerja wanita yaitu umur, jumlah tanggungan keluarga, tingkat
pendidikan, pendapatan, dan upah. Alat analisis yang digunakan untuk
mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja
wanita adalah analisis regresi linier berganda.
Pengkajian penelitian terkait curahan waktu tenaga kerja wanita dan tenaga
kerja pria, kontribusi wanita tani pada kegiatan produktif dan kegiatan domestik,
serta faktor – faktor yang mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja wanita
diharapkan mampu mendorong pengembangan usahatani komoditas kakao di
Kabupaten Blitar. Berdasarkan hal tersebut maka dapat digambarkan skema
kerangka pemikiran pada Gambar 2.1.
38
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran
Keterangan : *) Tenaga kerja yang digunakan pada usahatani kakao rakyat di
Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar adalah tenaga kerja dalam
keluarga
Perkebunan Kakao Rakyat di
Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
Curahan waktu tenaga
kerja wanita dan
tenaga kerja pria
Kontribusi curahan
waktu kerja wanita
tani
Penggunaan tenaga kerja
wanita pada usahatani kakao*)
Fenomena
Keterlibatan tenaga kerja wanita dalam
usahatani kakao.
Kegiatan yang dilakukan oleh tenaga
kerja wanita yaitu pada kegiatan on
farm dan off farm usahatani kakao,
namun mereka lebih dominan
melakukan pada kegiatan pasca panen.
Peran ganda wanita tani di Kecamatan
Udanawu Kabupaten Blitar
Hakim dan Sarah (2010),
Enete dan Amusa (2010),
Oblike, dkk (2017),
Akanni dan Alfred (2017).
Hasil penelitian Enete dan
Amusa (2010), pada
kegiatan pra panen peran
wanita rendah, tetapi
kontribusi pria dalam
pengambilan keputusan
pada tahap pra panen
besar. Sedangkan untuk
kegiatan pasca panen
kakao kontribusi pria
sedang dan kontribusi
wanita dalam kegiatan
pasca panen dinilai cukup
tinggi.
Hasil penelitain
Harahap, dkk (2015)
menunjukkan bahwa
responden lebih
banyak
mencurahkan
waktunya pada
kegiatan ekonomi
daripada kegiatan
non ekonomi
Faktor – faktor yang
mempengaruhi curahan waktu
tenaga kerja wanita :
1. Umur (X1)
2. Jumlah anggota keluarga (X2)
3. Pendidikan (X3)
4. Luas lahan (X4)
5. Jumlah produksi (X5)
Curahan waktu wanita tani :
Kegiatan
produktif
Kegiatan
domestik
Eliana dan Rita
(2007)
Awalita (2004)
Hasil penelitian
Awalita (2004)
menunjukkan
bahwa secara
parsial variabel luas
lahan berpengaruh
nyata, sedangkan
variabel jumlah
tanggungan
keluarga dan
pendapatan tidak
berpengaruh nyata
HOK =
Analisis Uji Beda
Regresi Linear Berganda
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +
b4X4 + b5X5 + e
Tenaga kerja wanita dominan lebih aktif pada
usahatani kakao, sehingga pengembangan
kakao di Kecamatan Udanawu dapat dilakukan
melalui kegiatan pelatihan atau penyuluhan.
39
2.4 Hipotesis
1. Diduga curahan waktu tenaga kerja wanita lebih tinggi dibandingkan curahan
waktu tenaga kerja pria pada usahatani komoditas kakao di Kecamatan
Udanawu Kabupaten Blitar.
2. Diduga kontribusi wanita tani pada kegiatan domestik lebih tinggi
dibandingkan pada kegiatan produktif wanita tani di Kecamatan Udanawu
Kabupaten Blitar.
3. Diduga faktor – faktor yang berpengaruh nyata (signifikan) terhadap curahan
waktu tenaga kerja wanita pada usahatani komoditas kakao di Kecamatan
Udanawu Kabupaten Blitar antara lain umur, jumlah anggota keluarga,
pendidikan, luas lahan, dan jumlah produksi.
40
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian
Penentuan daerah penelitian berdasarkan metode purposive method.
Menurut Sugiyono (2015), purposive method yaitu teknik penentuan lokasi
dengan pertimbangan tertentu yang dilakukan dengan sengaja oleh peneliti.
Daerah yang dipilih sebagai daerah penelitian adalah Kecamatan Udanawu
dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Udanawu merupakan Kecamatan yang
digunakan sebagai pengembangan komoditas kakao dan juga merupakan salah
satu wilayah yang diberikan bantuan oleh pemerintah Kabupaten Blitar untuk
membudidayakan tanaman kakao sejak tahun 1993. Selain itu, Kecamatan
Udanawu juga terdapat wanita tani yang aktif dalam kegiatan di bidang pertanian,
salah satunya adalah kegiatan budidaya kakao dan pengolahan pasca panen kakao.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif, komparatif dan analitik. Metode penelitian deskriptif yaitu suatu
metode penelitian yang berusaha memberikan gambaran secara sistematis, faktual,
dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.
Secara harfiah, digunakan untuk mendeskripsikan situasi-situasi atau peristiwa-
peristiwa yang sedang terjadi dalam masyarakat. Metode komparatif berfungsi
membandingkan berbagai fenomena yang ada. Sedangkan metode analitik
merupakan metode yang berfungsi untuk menganalisa dan menghitung secara
cermat dan teliti terhadap fakta-fakta atau data. Metode penelitian analitik
digunakan untuk menganalisa dinamika korelasi antar fenomena. (Nazir, 2014)
3.3 Metode Pengambilan Contoh
Metode pengambilan contoh dalam penelitian ini menggunakan metode
simple random sampling. Menurut Sugiyono (2015), metode simple random
sampling merupakan metode pengambilan contoh secara acak yang memberikan
anggota populasi peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel. Menurut BPS
41
Kabupaten Blitar (2016), menyatakan bahwa Kecamatan Udanawu memiliki
populasi petani kakao sebanyak 337 petani. Pemilihan metode simple random
sampling dikarenakan keterbatasan data luas lahan petani kakao, mengingat kakao
di Kecamatan Udanawu diusahakan di lahan pekarangan sekitar rumah. Selain itu,
jarak tanam pada usahatani kakao sangat bervariasi dan juga petani tidak
memperhatikan jumlah pohon yang ditanam. Penentuan jumlah sampel dalam
penelitian diperoleh dengan menggunakan rumus slovin dimana nilai error yang
digunakan sebesar 15% atau 0,15.
Menurut Rianse dan Abdi (2012), untuk mengukur ukuran sampel dari
populasi dapat menggunakan rumus slovin sebagai berikut :
Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran atau
ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi)
Berdasarkan perhitungan slovin tersebut, maka dapat diketahui besarnya
sampel yang dapat diambil sebanyak 40 keluarga petani kakao di Kecamatan
Udanawu dari jumlah populasi petani sebanyak 337 keluarga petani kakao. Semua
populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi sampel.
42
3.4 Metode Pengumpulan Data
Menurut Rianse dan Abdi (2012), sumber data yang menjadi bahan analisis
dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data
sekunder. Adapun metode pengumpulan data untuk masing – masing jenis data
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Data primer yaitu data yang didapat dari sumber pertama seperti hasil
wawancara dan hasil pengisian kuesioner. Data primer yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu untuk mencari informasi berkenaan dengan curahan waktu
tenaga kerja wanita di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara
dan observasi. Metode observasi yaitu kegiatan mengamati dan mencermati
serta melakukan pencatatan data atau informasi yang sesuai dengan konteks
penelitian. Metode wawancara digunakan untuk mengumpulkan data primer
dengan melakukan wawancara secara langsung kepada wanita tani di
Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar berdasarkan daftar pertanyaan
(kuesioner) yang telah disiapkan sebelumnya.
b. Data sekunder merupakan data yang telah diolah lebih lanjut dari pihak –
pihak tertentu, data sekunder diperoleh melalui beberapa lembaga atau
instansi yang terkait dengan penelitian ini, seperti ; Kantor Dinas Pertanian
Kecamatan Udanawu. Selain itu, data sekunder yang diambil juga berupa data
dari berbagai tulisan seperti data statistik daerah Kecamatan Udanawu, data
Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar, buku, jurnal, skripsi dan internet serta
studi dokumentasi terkait penelitian ini, seperti gambaran umum daerah
penelitian dan jumlah penduduk. Pengambilan data sekunder dilakukan
dengan cara mencari di internet, membaca buku, jurnal mendatangi dinas
serta mencari informasi lainnya mengenai penelitian melalui sumber –
sumber yang terkait dengan penelitian.
43
3.5 Metode Analisis Data
Pengujian hipotesis pertama mengenai curahan waktu tenaga kerja wanita
dan tenaga kerja pria pada usahatani komoditas kakao di Kecamatan Udanawu
Kabupaten Blitar diukur menggunakan perhitungan statistik sederhana dan
dijelaskan secara deskriptif. Menurut Hakim dan Sarah (2010), analisis waktu
kerja dengan digunakan perhitungan secara matematis sebagai berikut :
HOK =
Keterangan :
HOK = Hari Orang Kerja (Hari Kerja)
JO = Jumlah Orang (Orang)
JK = Jam Kerja (Jam)
HK = Hari Kerja (Hari)
JKS = Jam Kerja Standar (Jam)
Penggunaan satuan HOK (Hari Orang Kerja) dikarenakan penggunaan
tenaga kerja wanita di Kecamatan Udanawu dianggap sama, dimana para wanita
tani baik dalam kegiatan budidaya maupun penanganan pasca panen ikut
berkontribusi secara langsung. Selain itu, tenaga kerja wanita di Kecamatan
Udanawu juga cenderung mencurahkan waktunya dalam bekerja pada usahatani
kakao dibandingkan dengan tenaga kerja pria.
Perbandingan curahan waktu kerja tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria
dapat diketahui dengan cara menganalisis statistik rata – rata curahan waktu kerja
tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria dengan uji t statistik. Teknik statistik t-
test merupakan teknik statistik parametris yang digunakan untuk menguji
komparasi data ratio atau interval. Uji beda diformulasikan setelah dilakukan uji
homogenitas. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui kesamaan varian
kedua sampel yaitu varian curahan waktu tenaga kerja wanita dan tenaga kerja
pria. Formulasi untuk uji homogenitas adalah sebagai berikut :
44
Hipotesis:
H0 : Kedua sampel yang digunakan memiliki variansi yang sama pada taraf
signifikansi 5%.
H1 : Kedua sampel yang digunakan memiliki variansi yang berbeda pada taraf
signifikansi 5%.
Kriteria Pengambilan Keputusan:
a. Jika F < 0,05 maka H0 ditolak yang berarti kedua sampel mempunyai variansi
yang berbeda pada taraf signifikansi 5%.
b. Jika F > 0,05 maka H0 diterima yang berarti kedua sampel mempunyai variansi
yang sama pada taraf signifikansi 5%.
Tahap selanjutnya yaitu melakukan uji beda rata – rata. Uji beda rata – rata
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata – rata curahan waktu
tenaga kerja yang signifikan antara tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria di
Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar. Menurut Sugiyono (2014), secara
matematis uji beda dapat diformulasikan sebagai berikut :
Keterangan:
X1 = Rata-rata curahan waktu tenaga kerja pria
X2 = Rata-rata curahan waktu tenaga kerja wanita
S1 = Standar deviasi curahan waktu tenaga kerja pria
S2 = Standar deviasi curahan waktu tenaga kerja wanita
n1 = Jumlah sampel curahan waktu tenaga kerja pria
n2 = Jumlah sampel curahan waktu tenaga kerja wanita
Hipotesis :
H0 : Tidak terdapat perbedaan nyata antara curahan waktu tenaga kerja pria
dan curahan waktu tenaga kerja wanita
H1 : Terdapat perbedaan nyata antara curahan waktu tenaga kerja pria dan
curahan waktu tenaga kerja wanita
45
Kriteria Pengambilan Keputusan :
a. Apabila nilai signifikansi t < 0,05 maka H0 ditolak yang berarti terdapat
perbedaan nyata antara curahan waktu tenaga kerja pria dan curahan waktu
tenaga kerja wanita.
b. Apabila nilai signifikansi t > 0,05 maka H0 diterima yang berarti tidak
terdapat perbedaan nyata antara curahan waktu tenaga kerja pria dan curahan
waktu tenaga kerja wanita.
Pengujian hipotesis kedua mengenai kontribusi curahan waktu wanita tani
pada usahatani komoditas kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
menggunakan perhitungan dari penjumlahan curahan waktu masing-masing
kegiatan, baik pada kegiatan produktif maupun kegiatan domestik. Curahan waktu
wanita tani yang dihitung yaitu pada kegiatan produktif dan kegiatan domestik.
Mengukur total curahan waktu digunakan formulasi sebagai berikut (Harahap,
dkk, 2015) :
Ytot = Yi1 + Yi2
Dimana :
Ytot = Total curahan waktu kerja (HOK/Tahun)
Yi1 = Curahan waktu kerja kegiatan produktif (HOK/Tahun)
Yi2 = Curahan waktu kerja kegiatan domestik (HOK/Tahun)
Selanjutya untuk mengetahui kontribusi wanita tani dilakukan uji persentase
yaitu dengan membandingkan proporsi curahan waktu wanita tani terhadap total
curahan waktu. Formulasi yang digunakan sebagai berikut :
Pengujian hipotesis ketiga mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi
curahan waktu tenaga kerja wanita pada usahatani komoditas kakao di Kecamatan
Udanawu Kabupaten Blitar digunakan Uji Regresi Linear Berganda dengan
formulasi sebagai berikut (Sugiyono, 2014) :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
46
Keterangan :
Y : Curahan waktu tenaga kerja wanita (HOK/Tahun)
a : konstanta
bi : koefesien persamaan regresi atau parameter regresi
X1 : umur (tahun)
X2 : jumlah anggota keluarga (orang)
X3 : tingkat pendidikan (tahun)
X4 : luas lahan (Ha)
X5 : jumlah produksi (Kg/Tahun)
e : error atau gangguan dalam persamaan
Uji regresi linier berganda juga memerlukan uji asumsi klasik untuk
mendapatkan data atau hasil yang tidak bias. Uji asumsi klasik yang diasumsikan
pada regresi linier berganda yaitu multikolinearitas, heteroskedastisitas,
autokorelasi, dan normalitas. Setelah nantinya dilakukan uji asumsi klasik maka
tahap selanjutnya yaitu dengan uji kelayakan model yang terdiri dari uji F, uji t,
dan Adj R2.
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen yang
digunakan (umur, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, luas lahan, dan
produksi) secara bersama – sama berpengaruh nyata terhadap variabel dependen
(curahan waktu tenaga kerja wanita). Berikut rumus untuk uji F :
F-hitung = sisangah Kuadrat te
regresingah Kuadrat te
Hipotesis
H0 : penggunaan faktor – faktor yang mempengaruhi curahan waktu tenaga
kerja wanita secara bersama – sama tidak berpengaruh nyata terhadap
curahan waktu tenaga kerja wanita
H1 : penggunaan faktor – faktor yang mempengaruhi curahan waktu tenaga
kerja wanita secara bersama – sama berpengaruh nyata terhadap curahan
waktu tenaga kerja wanita
47
Kriteria pengambilan keputusan :
a. Apabila probabilitas ≤ 0,05 maka H0 ditolak, yang berarti penggunaan faktor
– faktor curahan waktu tenaga kerja wanita secara bersama – sama
berpengaruh nyata terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita.
b. Apabila probabilitas > 0,05 maka H0 diterima, yang berarti penggunaan faktor
– faktor curahan waktu tenaga kerja wanita secara bersama – sama tidak
berpengaruh nyata terhadap curahan tenaga kerja wanita.
Selanjutnya setelah diketahui pengaruh faktor – faktor secara bersama –
sama maka perlu dilakukan pengujian terhadap masing – masing faktor. Untuk
mengetahui pengaruh faktor – faktor curahan waktu tenaga kerja secara parsial
perlu dilakukan uji t. Berikut rumus untuk uji t :
Hipotesis :
H0 : penggunaan faktor ke i secara parsial berpengaruh tidak nyata terhadap
curahan waktu tenaga kerja wanita di Kecamatan Udanawu Kabupaten
Blitar.
H1 : penggunaan faktor ke i secara parsial berpengaruh secara nyata terhadap
curahan waktu tenaga kerja wanita di Kecamatan Udanawu Kabupaten
Blitar.
Kriteria pengambilan keputusan :
a. Apabila probabilitas ≤ 0,05 maka H0 ditolak, yang berarti penggunaan faktor
– faktor curahan waktu tenaga kerja wanita ke - i secara parsial berpengaruh
nyata terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita.
b. Apabila probabilitas > 0,05 maka H0 diterima, yang berarti penggunaan faktor
– faktor curahan waktu tenaga kerja wanita ke - i secara parsial tidak
berpengaruh nyata terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita.
48
3.6 Definisi Operasional
1. Perkebunan kakao rakyat adalah perkebunan yang dikelola oleh rakyat atau
pekebun yang memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia di
Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar.
2. Kecamatan Udanawu merupakan kecamatan di Kabupaten Blitar yang
menjadi salah satu kecamatan pengembangan tanaman kakao di Kabupaten
Blitar.
3. Responden adalah tenaga kerja wanita dalam keluarga yang memberikan
informasi mengenai curahan waktu kerja dan secara aktif ikut serta pada
usahatani kakao.
4. Keluarga petani adalah anggota yang berada dalam satu rumah yang terdiri
dari suami, istri, dan anak yang termasuk dalam satu unit ekonomi.
5. Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
6. Tenaga kerja dalam keluarga adalah tenaga kerja yang bersumber dari dalam
keluarga petani yakni kepala keluarga beserta istri dan anak.
7. Tenaga kerja pria adalah tenaga kerja pada usahatani kakao yang berjenis
kelamin pria dan memiliki umur produktif untuk bekerja dan berumur diatas
15 tahun.
8. Tenaga kerja wanita adalah tenaga kerja pada usahatani kakao yang berjenis
kelamin wanita dan memiliki umur produktif untuk bekerja dan berumur
diatas 15 tahun.
9. Peranan tenaga kerja wanita adalah keikutsertaan tenaga kerja wanita dalam
memberikan tenaganya pada kegiatan usahatani kakao.
10. Curahan tenaga kerja adalah penggunaan tenaga kerja dalam kegiatan
usahatani kakao dengan satuan HOK (Hari Orang Kerja) yang berasal dari
dalam keluarga.
11. Kegiatan produktif wanita yaitu kegiatan seorang wanita dibidang ekonomi,
dimana wanita memiliki peran tambahan sebagai pencari nafkah tambahan
bagi keluarga.
49
12. Kegiatan domestik adalah kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan rumah
tangga.
13. Umur adalah usia dari wanita tani di Kecamatan Udanawu, yang terdiri dari
usia produktif dan tidak produktif (Tahun).
14. Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan yang telah ditempuh oleh
seseorang (Tahun).
15. Jumlah anggota keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang tinggal dalam
satu rumah tangga dan masih menjadi beban tanggungan (Orang).
16. Luas lahan adalah satuan luasan lahan yang dimiliki keluarga petani kakao di
Kecamatan Udanawu yang digunakan untuk membudidayakan tanaman
kakao (Ha).
17. Jumlah produksi adalah jumlah biji kakao dari kegiatan usahatani yang siap
untuk dipasarkan (Kg/Tahun).
50
BAB 4. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4.1 Keadaan Geografis Kecamatan Udanawu
Kecamatan Udanawu merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Blitar.
Kecamatan Udanawu memiliki luas wilayah 2,52 persen dari luas Kabupaten
Blitar atau seluas 40,98 Km2 dan merupakan dataran rendah dengan ketinggian
wilayah ±123 meter diatas permukaan air laut. Luasan wilayah di Kecamatan
Udanawu digunakan untuk usahatani, perumahan dan fasilitas umum lainnya.
Kecamatan Udanawu pada umumnya mempunyai dua musim yaitu musim
penghujan dan musim kemarau. Curah hujan di Kecamatan Udanawu mencapai
22,48 Mm/hari. Adapun batas-batas administratif Kecamatan Udanawu adalah
sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Kediri
Sebelah Timur : Kecamatan Ponggok
Sebelah Selatan : Kecamatan Srengat
Sebelah Barat : Kecamatan Wonodadi
Kecamatan Udanawu terdiri dari 12 Desa yaitu Desa Ringinanom, Desa
Karanggondang, Desa Mangunan, Desa Sumbersari, Desa Sukorejo, Desa
Bendorejo, Desa Slemanan, Desa Bakung, Desa Tunjung, Desa Jati, Desa
Temenggungan, dan Desa Besuki. Data luas wilayah Desa di Kecamatan
Udanawu disajikan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Luas Wilayah Desa dan Prosentase Terhadap Luas Kecamatan
Udanawu Tahun 2016
No. Desa Luas Wilayah (Km2) Prosentase terhadap Luas Kecamatan
(%)
1. Ringinanom 5,22 12,74
2. Sumbersari 3,48 8,49
3. Karanggodang 3,77 9,20
4. Tunjung 3,80 9,27
5. Jati 2,69 6,56
6. Tumenggungan 2,80 6,83
7. Besuki 2,09 5,10
8. Bakung 4,08 9,96
9. Mangunan 3,26 7,96
10. Sukorejo 4,34 10,59
11. Slemanan 3,70 9,03
12. Bendorejo 1,63 3,98
Kecamatan Udanawu 40,98 100,00
Sumber : Kecamatan Udanawu Dalam Angka 2017
51
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa luas wilayah terbesar adalah
Desa Ringinanom sebesar 5,22 Km2 dengan prosentase luas sebesar 12,74%.
Sedangkan Desa Bendorejo merupakan desa dengan luasan wilayah terkecil yaitu
seluas 1,63 Km2 dengan porsentase luas sebesar 3,98 %. Secara umum, untuk
luasan lahan penggunaan lahan di Kecamatan Udanawu dapat dibagi menjadi
areal persawahan, tegal/kebun, pekarangan/bangunan dan lahan tidak diusahakan.
4.2 Keadaan Penduduk Kecamatan Udanawu
Jumlah penduduk Kecamatan Udanawu sebesar 40.742 jiwa, dimana lebih
banyak penduduk laki-laki dibandingkan dengan penduduk perempuan. Data
jumlah penduduk menurut desa dan jenis kelamin tahun 2016 disajikan pada
Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Data Jumlah Penduduk menurut Desa dan Jenis Kelamin Tahun 2016
No Desa Laki-laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa) Jumlah (Jiwa)
1. Ringinanom 2.602 2.674 5.276
2. Sumbersari 1.619 1.492 3.111
3. Karanggodang 1.153 1.123 2.276
4. Tunjung 1.490 1.411 2.901
5. Jati 1.115 1.245 2.360
6. Tumenggungan 1.356 1.264 2.620
7. Besuki 1.135 1.077 2.212
8. Bakung 2.858 2.848 5.706
9. Mangunan 1.504 1.457 2.961
10. Sukorejo 2.570 2.536 5.106
11. Slemanan 2.410 2.198 4.608
12. Bendorejo 806 799 1.605
Kecamatan Udanawu 20.618 20.124 40.742
Sumber : Kecamatan Udanawu Dalam Angka 2017
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa total penduduk Kecamatan
Udanawu sejumlah 40.742 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki yang ada di
Kecamatan Udanawu sebanyak 20.618 jiwa, sedangkan jumlah penduduk
perempuan sebanyak 20.124 jiwa. Dari data ini dapat diketahui bahwa jumlah
penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk
perempuan. Penduduk terbanyak berada di Desa Bakung dengan jumlah penduduk
sebanyak 5.706 jiwa dan Desa Bendorejo merupakan desa yang mempunyai
penduduk paling sedikit dengan jumlah penduduk sebanyak 1.605 jiwa.
52
Kepadatan penduduk menunjukkan jumlah rata-rata penduduk pada setiap
Km2. Kepadatan penduduk dipengaruhi oleh fisiografis, keamanan, kebudayaan,
biologis dan psikologis serta berkaitan erat dengan peningkatan jumlah penduduk
yang disebut dengan pertumbuhan penduduk. Kepadatan penduduk di Kecamatan
Udanawu terhadap luas wilayah yang dirinci menurut desa pada tahun 2016
disajikan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Kepadatan Penduduk Terhadap Luas Wilayah Dirinci Menurut Desa
Tahun 2016
No Desa
Luas
Wilayah
(Km2)
Penduduk
(Jiwa)
Kepadatan
Penduduk
(Jiwa/Km2)
1 Ringinanom 5,22 5.276 1.011
2 Sumbersari 3,48 3.111 894
3 Karanggondang 3,77 2.276 604
4 Tunjung 3,80 2.901 763
5 Jati 2,69 2.360 877
6 Tumenggungan 2,80 2.620 936
7 Besuki 2,09 2.212 1.058
8 Bakung 4,08 5.706 1.399
9 Mangunan 3,26 2.961 908
10 Sukorejo 4,34 5.106 1.176
11 Slemanan 3,70 4.608 1.245
12 Bendorejo 1,63 1.605 985
Kecamatan Udanawu 40,98 40.742 11.856
Sumber : Kecamatan Udanawu Dalam Angka 2017
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa kepadatan penduduk tertinggi
di Kecamatan Udanawu yaitu Desa Bakung sebesar 1.399 Jiwa/Km2, kemudian
Desa Slemanan sebesar 1.245 Jiwa/Km2, dan disusul oleh Desa Sukorejo sebesar
1.176 Jiwa/Km2. Sedangkan tingkat kepadatan penduduk paling rendah adalah
Desa Karanggondangan yaitu 604 Jiwa/Km2. Peningkatan kualitas penduduk juga
dapat diukur melalui tingkat pendidikan. Kecamatan Udanawu mempunyai
fasilitas pendidikan berupa TK, SD, SMP dan SMA untuk meningkatkan
sumberdaya manusia yang ada di Kecamatan Udanawu. Seluruh fasilitas
pendidikan dilengkapi dengan guru-guru yang memadai dan fasilitas sekolah yang
sesuai. Data banyak sekolah, kelas, murid dan guru di Kecamatan Udanawu
Tahun Ajaran 2015/2016 disajikan pada Tabel 4.4.
53
Tabel 4.4 Data Banyak Sekolah, Kelas, Murid dan Guru di Kecamatan Udanawu
Tahun Ajaran 2015/2016
No. Indikator Tingkat Pendidikan
TK SD SMP SMK
1. Jumlah Sekolah 28 24 2 1
2. Jumlah Kelas 42 147 33 38
3. Jumlah Murid 1.258 2.592 847 2.054
4. Jumlah Guru 59 241 64 117
5. Rasio Guru thd Murid 21 11 13 18
Sumber: Dinas Pendidikan dalam Kecamatan Udanawu Dalam Angka 2017
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa di Kecamatan Udanawu
tersedia sekolah mulai dari TK hingga SMK baik sekolah negeri maupun swasta.
Kecamatan Udanawu mempunyai TK sejumlah 28 unit sekolah dengan jumlah
murid sebanyak 1.259 siswa dan guru pengajar sejumlah 59 pendidik. SD
sejumlah 24 unit sekolah dengan jumlah murid sebanyak 2.592 siswa dan guru
pengajar sejumlah 241 pendidik. SMP sejumlah 2 unit sekolah dengan jumlah
murid sebanyak 847 siswa dan guru pengajar sejumlah 64 pendidik. SMK
sejumlah 1 unit sekolah dengan jumlah murid sebanyak 2.054 siswa dan guru
pengajar sejumlah 117 pendidik. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa rasio
guru terhadap sekolah tertinggi adalah tingkat SMK dengan rasio sebesar 117
guru persekolah, sedangkan untuk rasio murid per guru untuk setiap pendidikan
berkisar antara 11 – 21 murid per guru.
4.3 Keadaan Pertanian Kecamatan Udanawu
Pertanian menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat di Kecamatan
Udanawu. Tanaman yang dibudidayakan oleh masyarakat di Kecamatan Udanawu
yaitu tanaman semusim dan tanaman tahunan. Tanaman semusim yang
diusahakan yaitu tebu dan tembakau, sedangkan untuk tanaman tahunan yaitu
kenanga, kakao dan kelapa. Data luas areal, produksi, dan jumlah petani
perkebunan rakyat tahun 2016 disajikan pada Tabel 4.5.
54
Tabel 4.5 Luas Areal, Produksi, dan Jumlah Petani Perkebunan Rakyat Tahun
2016
No Jenis Tanaman Luas Areal
(Ha)
Produksi
(Ton)
Jumlah
Petani
1 Tanaman Semusim
a. Tebu 509,17 40.478,9 88
b. Tembakau Lokal - - -
c. Tembakau Virginia 1,23 2,19 2
2 Tanaman Tahunan
a. Kenanga 36,85 217,00 78
b. Cengkeh - - -
c. Kopi - - -
d. Kakao 230,00 172,50 325
e. Lada - - -
f. Kelapa 937,00 1.030,0 1,735
Sumber : Dinas Hutbun Kab.Blitar dalam Kecamatan Udanawu Dalam Angka 2017
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa tebu merupakan jenis
tanaman semusim yang mendominasi perkebunan di Kecamatan Udanawu,
dimana produksi tebu mampu mencapai 40.478,90 Ton dengan luas areal sebesar
509,17 Ha. Kelapa merupakan komoditas tanaman perkebunan tahunan yang
banyak dikembangkan oleh masyarakat di Kecamatan Udanawu dengan produksi
sebesar 1.030 Ton, kemudian diikuti oleh komoditas kenanga dan kakao.
Selain membudidayakan tanaman, masyarakat di Kecamatan Udanawu juga
mengusahakan hewan ternak untuk menambah pendapatan keluarga. Rata-rata
hampir setiap petani mempunyai hewan ternak seperti ayam, sapi dan kambing.
Tabel 4.6 yang menyajikan data populasi ternak dan unggas tahun 2016:
Tabel 4.6 Data Populasi Ternak dan Unggas Tahun 2016 No. Jenis Ternak Jumlah Ternak (ekor)
1. Ternak Besar
Sapi potong 8.780
Sapi perah 323
Kerbau 11
2. Ternak Kecil
Kambing 3.487
Domba 296
3. Populasi Unggas
Ayam kampong 70.543
Ayam ras 11.418.493
Ayam pedaging 21.800
Itik manila 360.592
Entok 5.991
Sumber: Dinas Peternakan Kab. Blitar dalam BPS Kabupaten Blitar 2017
55
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa hewan peternakan di
Kecamatan Udanawu terbagi menjadi tiga yaitu ternak besar, ternak kecil dan
unggas. Hewan ternak besar yang ada yaitu sapi potong, sapi perah dan kerbau,
dimana populasi sapi potong mendominasi dengan 8.780 ekor, diikuti dengan sapi
perah dengan 323 ekor dan kerbau dengan 11 ekor, sedangkan hewan ternak kecil
adalah kambing dengan 3.487 ekor dan domba dengan 296 ekor. Adapun hewan
yang tergolong unggas yaitu ayam kampong, ayam ras, ayam pedaging, itik
manila dan entok. Ayam ras begitu diminati oleh masyarakat Kecamatan
Udanawu, hal ini dapat dilihat dari populasi ayam ras dengan total populasi
sebesar 11.418.493 ekor.
4.4 Gambaran Umum Perkebunan Kakao Rakyat di Kecamatan Udanawu
Kecamatan Udanawu memiliki jumlah petani sebanyak 337 orang. Jumlah
petani yang menjadi responden dalam penelitian ini yaitu petani kakao sebanyak
40 responden di dalam rumah tangga petani. Tabel 4.7 yang menyajikan informasi
karakteristik petani kakao di lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Udanawu
Kabupaten Blitar.
Tabel 4.7 Karakteristik Responden di Kecamatan Udanawu Tahun 2017
No. Karakteristik Responden Kisaran Rata – rata
1 Umur Suami (Tahun) 34 – 85 58,45
2 Umur Istri (Tahun) 32 – 80 53,3
3 Lama Pendidikan Suami (Tahun) 16 – 6 8,75
4 Lama Pendidikan Istri (Tahun) 12 – 6 8,55
5 Jumlah Anggota Keluarga (Jiwa) 7 – 2 4,05
6 Luas Lahan (Ha) 0,50 – 0,05 0,25
7 Jumlah Pohon 500 – 10 105,23
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2018
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa rumah tangga petani di
Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar untuk responden pria memiliki kisaran
umur 34 – 85 tahun, sedangkan untuk responden wanita memiliki kisaran umur 32
– 80 tahun. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh responden pria memiliki rata
– rata 8,75 dan untuk responden wanita memiliki rata – rata 8,55 tahun.
Keseluruhan responden dalam penelitian ini sudah berkeluarga dengan rata – rata
jumlah anggota keluarga sebesar 4,05. Luas lahan yang dikelola oleh petani
56
beragam, akan tetapi cakupan luas lahannya tidak begitu besar yaitu berkisar
antara 0,05 Ha – 0,50 Ha dengan rata – rata jumlah pohon yang dimiliki
responden yaitu 105 pohon kakao.
Berdasarkan hasil penelitian jenis tanaman kakao yang banyak diusahakan
oleh para petani kakao rakyat di Kecamatan Udanawu adalah jenis kakao Lindak
dan Mulia. Tanaman kakao yang dimiliki oleh para petani di Kecamatan Udanawu
merupakan tanaman kakao yang produktif dengan rata – rata umur kakao 10 tahun
keatas. Usahatani kakao yang dilakukan oleh petani berawal dari program Dinas
Perkebunan Jawa Timur yang berusaha untuk memperluas areal perkebunan
kakao dengan memberikan bibit gratis pada petani. Kegiatan usahatani yang
dilakukan oleh petani sama halnya dengan usahatani pada komoditas perkebunan
lainnya yaitu diawali dengan pengolahan, penanaman, pemeliharaan tanaman,
pemanenan, dan penanganan pasca panen kakao. Budidaya kakao di Kecamatan
Udanawu merupakan usahatani yang masih belum bisa dikatakan dalam skala
besar, karena budidaya kakao yaitu hanya di pekarangan rumah saja dan dengan
cakupan luas lahan yang tidak begitu besar. Petani di Kecamatan Udanawu
Kabupaten Blitar dalam mengusahatanikan kakao tersebut hanya dijadikan
sebagai pekerjaan sampingan, namun ada juga beberapa petani yang menjadikan
usahatani kakao sebagai pekerjaan utama. Tabel 4.8 menyajikan jenis pekerjaan
kegiatan produktif keluarga petani kakao diluar usahatani kakao.
Tabel 4.8 Jenis Pekerjaan Kegiatan Produktif Keluarga Petani Kakao di
Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
No. Jenis Pekerjaan Jumlah
1 Pedagang 4
2 Wiraswasta 4
3 PNS 1
4 Petani Palawija 18
5 Peternak 2
Jumlah 29
Sumber : Data Primer 2018
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa terdapat pekerjaan diluar
usahatani kakao yang dilakukan oleh petani kakao, diantaranya adalah pedagang,
wiraswasra, PNS (Pegawai Negeri Sipil), petani palawija, dan peternak. Selain
usahatani kakao petani di Kecamatan Udanawu juga mengusahatanikan tanaman
57
palawija, dari 40 responden petani kakao terdapat 18 petani yang berusahatani
tanaman palawija. Sedangkan untuk pedagang terdapat 4 orang, wiraswasta 4
orang, PNS (Pegawai Negeri Sipil) 1 orang, dan peternak 2 orang. Berdasarkan
jenis pekerjaan dapat diketahui bahwa mayoritas pekerjaan masyarakat di
Kecamatan Udanawu yaitu sebagai petani.
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pengelolaan usahatani kakao rakyat di
Kecamatan Udanawu kebanyakan berasal dari tenaga kerja dalam keluarga.
Penggunaan tenaga kerja luar keluarga sangat jarang sekali digunakan karena
kebanyakan petani melakukan pekerjaannya sendiri, hal tersebut dikarenakan luas
lahan yang dimiliki oleh petani tidak dalam skala yang besar. Tenaga kerja yang
digunakan yaitu tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita. Pria dan wanita yang
dimaksud disini adalah pasangan suami istri, dimana mereka membudidayakan
tanaman kakao di pekarangan rumahnya. Pembudidayan kakao mulai dari on farm
hingga off farm dilakukan oleh rumah tangga petani itu sendiri.
Wanita di Kecamatan Udanawu ini aktif dalam kegiatan usahatani kakao.
Pengggunaan tenaga kerja wanita ini dominan pada kegiatan penanganan pasca
panen kakao, seperti kegiatan pecah buah, penjemuran, sortasi dan pengemasan.
Kegiatan penanganan pasca panen kakao banyak dilakukan oleh tenaga kerja
wanita karena pekerjaan yang dilakukan membutuhkan ketelatenan dan
keterampilan, dimana wanita pada umumnya cenderung telaten dan terampil
dibandingkan dengan pria. Seperti pada kegiatan pecah buah kakao juga harus
telaten dan hati – hati dalam pengerjaannya, begitu juga dengan penjemuran,
sortasi maupun pengemasan yang membutuhkan ketelatenan yang tinggi.
Mayoritas wanita di Kecamatan Udanawu mempunyai peran ganda, selain sebagai
ibu rumah tangga mereka juga mencurahkan waktunya untuk bekerja pada
kegiatan budidaya kakao.
58
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita dan Tenaga Kerja Pria pada
Usahatani Komoditas Kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
Kabupaten Blitar merupakan salah satu kabupaten yang memiliki jumlah
produksi kakao terbesar ketiga di wilayah Jawa Timur. Salah satu kecamatan yang
mengusahatanikan tanaman kakao adalah Kecamatan Udanawu. Kecamatan
Udanawu menduduki posisi keempat sebagai penghasil kakao di Kabupaten
Blitar. Kegiatan usahatani kakao di Kecamatan Udanawu seperti pada kegiatan
usahatani pada umumnya, yaitu dimulai dari kegiatan penyiapan lahan hingga
pada penanganan pasca panen tanaman kakao. Usahatani kakao di Kecamatan
Udanawu dalam kegiatannya dikerjakan sendiri oleh petani bersama dengan
istrinya. Istri para petani kakao tersebut sangat aktif dalam kegiatan usahatani
kakao sehingga dapat dikatakan sebagai wanita tani. Petani kakao disana tidak
menggunakan tenaga kerja luar keluarga karena luas lahan yang dimiliki untuk
menanam kakao tidak dalam cakupan yang luas, dan jumlah pohon kakao yang
ditanam juga tidak begitu banyak. Sebagian besar petani kakao di Kecamatan
Udanawu dalam budidayanya menggunakan lahan pekarangan rumah untuk
menanam tanaman kakao.
Awalnya petani kakao di Kecamatan Udanawu mendapatkan bantuan bibit
dari Dinas Perkebunan Jawa Timur pada tahun 1993. Usia tanaman kakao
tergolong masih produktif, namun belum mampu memberikan hasil yang optimal.
Hal tersebut disebabkan karena pemeliharaan dan perawatan pada tanaman sangat
jarang dilakukan. Selain itu, adanya serangan hama penggerek buah kakao yang
menyebabkan tanaman busuk sebelum panen. Berdasarkan hasil lapang kegiatan
yang dilakukan petani untuk mulai penanaman kakao adalah kegiatan penyiapan
lahan, lahan yang digunakan oleh para petani yaitu lahan pekarangan rumah
dengan cakupan luas lahan yang tidak begitu besar. Selanjutya dilakukan
penanaman bibit tanaman kakao, dimana bibit diperoleh dari bantuan Dinas
Perkebunan Jawa Timur. Kemudian pembuatan rorak yang berfungsi sebagai
tindakan konservasi tanah dan air, akan tetapi hanya beberapa petani saja yang
59
menggunakan rorak disekeliling tanaman kakao. Pemeliharaan tanaman seperti
pemangkasan, wiwilan, pemupukan, dan pengendalian OPT sangat jarang
dilakukan oleh petani di Kecamatan Udanawu, akibatnya banyak tanaman kakao
yang tidak dapat tumbuh secara optimal. Kakao dapat di panen saat berumur 4 – 5
tahun keatas setelah tanam. Pemanenan buah kakao dilakukan hampir sepanjang
tahun, kecuali pada musim penghujan yaitu diantara bulan Januari – Februari
tanaman kakao tidak berbuah. Puncak panen kakao terjadi 5 – 6 bulan setelah
perubahan musim, yaitu diantara bulan Maret – Agustus. Frekuensi panen buah
kakao dalam satu bulan dilakukan sebanyak 3 – 4 kali dengan interval selama satu
minggu.
Menurut Siregar (2010), sebaiknya pemeliharaan dan perawatan tanaman
kakao lebih ditingkatkan lagi untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal.
Pemangkasan kakao sendiri bertujuan untuk mendapatkan pohon dengan kerangka
pembuahan yang tegap, kuat menyangga cabang – cabang, ranting, daun dengan
mengatur susunan cabang pohon, sehingga pertumbuhan tanaman seimbang.
Pengendalian OPT sebaiknya juga lebih diperhatikan karena juga dapat
menghambar pencapaian sasaran produksi dan mutu hasil kakao. Pemupukan
tanaman kakao juga mendukung pertumbuhan kakao, dimana pupuk yang
diberikan tersebut untuk menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk
pertumbuhannya.
Menurut Siregar (2010), keberhasilan penanganan pasca panen kakao sangat
bergantung dari mutu bahan baku yang dihasilkan dari kegiatan produksi. Tujuan
penanganan pasca panen kakao antara lain meningkatkan dan mempertahankan
mutu biji kakao, menurunkan kehilangan hasil atau susut hasil memudahkan
pengangkutan hasil, meningkatkan efisiensi proses penanganan pasca panen,
meningkatkan nilai tambah hasil, dan meningkatkan daya saing. Alur proses
penanganan pasca panen kakao secara garis besar disajikan pada gambar 4.1.
60
Gambar 4.1 Skema Penanganan Pasca Panen Kakao
Keterangan
: Standar Baku Proses Penanganan
: Bukan Standar Baku Proses Penanganan
Berbeda dengan penanganan pasca panen kakao yang dilakukan para petani
dan wanita tani di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar berdasarkan kondisi
lapang responden tidak melakukan penyimpanan pada biji kakao, para petani
menangani produk kakao sampai tahap fermentasi dan penjemuran lalu dikemas
dan langsung dipasarkan. Akan tetapi ada juga petani yang tidak melakukan
fermentasi pada penanganan produk kakao, setelah petani maupuan wanita tani
melakukan pemecahan buah dan pemisahan biji dari kulit buah, lalu dilakukan
penjemuran dan langsung dilakukan pengemasan untuk dipasarkan.
Secara umum petani di Kecamatan Udanawu baik yang melakukan
fermentasi maupun tidak melakukan fermentasi juga tidak melakukan pemeraman
buah. Petani yang melakukan fermentasi sekitar 3 hari, selanjutnya dilakukan
Buah kakap
Sortasi buah
Pemecahan buah
Fermentasi
Penjemuran -
Pengeringan
Sortasi biji kering
Pengemasan
Penyimpanan
Pemeraman buah
Pemerasan lendir
Pencucian
61
penjemuran 4 – 5 hari. Tujuan fermentasi biji kakao adalah membentuk cita rasa
yang khas, menghasilkan warna cokelat yang bersih, mengurangi rasa pahit dan
sepat, sehingga menghasilkan biji dengan mutu dan aroma yang baik.
Sortasi biji dilakukan saat biji kakao sudah mulai mengering. Sortasi biji ini
bertujuan untuk memisahkan antara kualitas biji yang baik dan kualitas biji yang
jelek. Selain itu sortasi biji ini juga bertujuan memisahkan dari kotoran atau benda
asing lainnya, seperti batu, kulit, dan daun-daunan. Selanjutnya dilakukan
pengemasan pada biji kakao yang sudah di sortasi, pengemasan pada dasarnya
merupakan kegiatan membungkus memakai bahan tertentu untuk melindungi
produk dari gangguan faktor luar yang mempengaruhi daya simpan. Penanganan
pasca panen kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar disajikan dalam
gambar 4.2.
Gambar 4.2 Skema Penanganan Pasca Panen Kakao di Kecamatan Udanawu
Kabupaten Blitar
Pekerjaan petani kakao bersama dengan istrinya dalam kegiatan budidaya
hingga penanganan pasca panen kakao dapat dihitung melalui analisis curahan
waktu kerja. Curahan waktu kerja pada penelitian ini diartikan sebagai alokasi
waktu kerja yang dicurahakan pada kegiatan usahatani kakao dalam waktu satu
tahun atau dalam setiap tahapan kegiatan. Kegiatan on farm pada usahatani kakao
Sortasi buah
Pemecahan buah
Fermentasi
Penjemuran
Sortasi biji kering
Pengemasan
62
diantaranya adalah penyiapan bibit, penyiapan lahan, penanaman, pembuatan
rorak, pengairan, sulaman, pemangkasan, wiwilan, pemupukan, pengendalian
OPT (Organisme Penganggu Tanaman), dan pemanenan. Selanjutnya kegiatan off
farm pada usahatani kakao diantaranya adalah sortasi buah, pemeraman buah,
pemecahan buah, pemerasan lendir, fermentasi, pencucian, penjemuran, sortasi
biji kering, pengemasan, dan penyimpanan. Curahan waktu tenaga kerja pria dan
tenaga kerja wanita pada usahatani kakao disajikan pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Rata – rata dan Kontribusi Curahan Waktu Tenaga Kerja Pria dan
Tenaga Kerja Wanita pada Kegiatan Usahatani Komoditas Kakao
No. Kegiatan
Rata - rata
Curahan TKP
(HOK/Tahun)
Rata - Rata
Curahan TKW
(HOK/Tahun)
Total Curahan
Waktu Kerja
(HOK/Tahun)
Ket.
1 Penyiapan Bibit - - - Tidak dilakukan
2 Penyiapan Lahan 1,59 - 1,59 Wanita tidak terlibat
3 Penanaman 1,19 - 1,19 Wanita tidak terlibat
4 Pembuatan Rorak 0,38 - 0,38 Wanita tidak terlibat
5 Pengairan - - - Tidak dilakukan
6 Sulaman 0,04 - 0,04 Wanita tidak terlibat
7 Pemangkasan 1,86 - 1,86 Wanita tidak terlibat
8 Wiwilan 1,28 - 1,28 Wanita tidak terlibat
9 Pemupukan 1,77 1,45 3,22 Wanita terlibat
10 Pengendalian OPT 0,37 - 0,37 Wanita tidak terlibat
11 Pemanenan 8,16 5,34 13,50 Wanita terlibat
12 Sortasi Buah - 5,34 5,34 Wanita terlibat
13 Pemeraman Buah - - - Tidak dilakukan
14 Pemecahan Buah 7,54 12,00 19,54 Wanita terlibat
15 Pemerasan Lendir - - - Tidak dilakukan
16 Fermentasi - 5,63 5,63 Wanita terlibat
17 Pencucian - - - Tidak dilakukan
18 Penjemuran - 81,00 81,00 Wanita terlibat
19 Sortasi Biji Kering - 9,90 9,90 Wanita terlibat
20 Pengemasan 5,12 9,62 14,74 Wanita terlibat
21 Penyimpanan - - - Tidak dilakukan
Jumlah 29,30 130,28 159,58
Jenis Tenaga Kerja Total Rata – rata Curahan Waktu
Kerja (HOK/Tahun) Kontribusi (%)
Tenaga Kerja Pria 29,30 18,36
Tenaga Kerja Wanita 130,28 81,63
Total 159,58 100
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2018 (Lampiran 3)
63
Berdasarkan Tabel 5.1 menunjukkan bahwa pada curahan waktu tenaga
kerja pria yang memiliki rata – rata curahan waktu tertinggi adalah kegiatan
pemanenan sebesar 8,16 HOK/Tahun, kemudian di ikuti oleh kegiatan pemecahan
buah dengan rata – rata curahan waktu sebesar 7,54 HOK/Tahun. Selanjutnya
urutan ketiga oleh kegiatan pengemasan dengan rata – rata curahan waktu sebesar
5,12 HOK/Tahun. Sedangkan pada curahan waktu tenaga kerja wanita yang
memiliki rata – rata curahan tertinggi adalah pada kegiatan penjemuran sebesar 81
HOK/Tahun, kemudian di ikuti oleh kegiatan pemecahan buah dengan rata – rata
curahan sebesar 12 HOK/Tahun. Selanjutnya urutan ketiga oleh kegiatan sortasi
biji kering dengan rata – rata curahan sebesar 9,90 HOK/Tahun.
Berdasarkan perhitungan total curahan waktu kerja menunjukkan bahwa
yang memiliki curahan waktu kerja tertinggi adalah pada kegiatan penjemuran
sebesar 81 HOK/Tahun, kemudian diikuti oleh kegiatan pemecahan buah sebesar
19,54 HOK/Tahun. Selanjutnya urutan ketiga oleh kegiatan pengemasan sebesar
14,74 HOK/Tahun. Kegiatan penjemuran memiliki total curahan waktu kerja
tertinggi dibandingkan dengan jenis pekerjaan lainnya. Hal tersebut dikarenakan
pengeringan biji kakao membutuhkan waktu yang cukup lama sekitar 4 - 5 hari
sampai biji kakao kering. Sehingga membutuhkan curahan waktu kerja lebih
banyak, karena di dalam kegiatan penjemuran tersebut tenaga kerja melakukan
kegiatan pembalikan pada biji kakao setiap 1 – 2 jam sekali dalam sehari.
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa ada beberapa kegiatan yang tidak dilakukan
oleh para petani di Kecamatan Udanawu, diantaranya penyiapan bibit, pengairan,
pemeraman buah, pemerasan lendir, pencucian, dan pengemasan. Penyiapan bibit
tidak dilakukan oleh para petani karena bibit didapatkan langsung dari bantuan
oleh Dinas Perkebunan Jawa Timur yang bertujuan untuk memperluas areal
perkebunan di Kabupaten Blitar. Pengairan pada usahatani kakao juga tidak
dilakukan dikarenakan menurut para petani di Kecamatan Udanawu, pengairan
harus menggunakan diesel, dimana membutuhkan modal yang cukup besar,
sehingga petani tidak melakukan pengairan karena khawatir modal yang
dibutuhkan tidak cukup. Pada tahap penanganan pasca panen kakao yang meliputi
pemeraman buah, pemerasan lendir, dan pencucian tidak dilakukan karena para
64
petani kakao setelah kegiatan pemanenan buah kakao mereka langsung melakukan
pemecahan buah dan dilakukan fermentasi, untuk petani yang melakukan
fermentasi dan dilanjutkan penjemuran biji kakao.
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa jumlah rata – rata curahan waktu kerja
tenaga kerja pria adalah sebesar 29,30 HOK/Tahun dengan kontribusinya sebesar
18,36%, sedangkan jumlah rata – rata curahan waktu kerja wanita adalah sebesar
130,28 HOK/Tahun dengan kontribusinya sebesar 81,63%. Perhitungan curahan
waktu kerja tersebut menunjukkan bahwa tenaga kerja wanita memiliki curahan
waktu lebih banyak dan memberikan kontribusi lebih besar dibandingkan dengan
tenaga kerja pria pada usahatani kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar.
Hal tersebut menunjukkan bahwa wanita tani lebih aktif dalam kegiatan usahatani
kakao dibandingkan tenaga kerja pria.
Keterlibatan wanita tani pada usahatani komoditas kakao lebih dominan
dibandingkan dengan keterlibatan pria. Aktivitas yang banyak dilakukan oleh
wanita tani adalah pada jenis kegiatan pemupukan, pemanenan, sortasi buah,
pemecahan buah, fermentasi, penjemuran, sortasi biji kering, dan pengemasan.
Pada aktivitas tersebut wanita dipercaya lebih terampil, telaten dan bekerja dengan
sangat hati – hati. Kegiatan penanganan pasca panen kakao sendiri memang
membutuhkan keuletan dan keterampilan dalam bekerja, sehingga wanita tani
lebih cocok melakukan kegiatan tersebut. Penanganan pasca panen kakao yang
baik juga akan mendapatkan kualitas biji kakao yang lebih baik.
Sedangkan jenis aktivitas yang banyak dilakukan oleh pria yaitu pada
kegiatan budidaya seperti pada kegiatan penyiapan lahan, penanaman, pembuatan
rorak, pemangkasan, wiwilan, pemupukan dan pengendalian OPT. Tenaga kerja
pria juga ikut serta dalam kegiatan penanganan pasca panen, namun hanya pada
kegiatan pemecahan buah dan pengemasan. Kegiatan pada budidaya tersebut
adalah kegiatan yang sifatnya membutuhkan kekuatan fisik dan tenaga yang kuat,
sehingga tidak memungkinkan apabila dilakukan oleh para kaum wanita tani.
Kegiatan seperti wiwilan dan pengendalin OPT sebenarnya bisa dilakukan oleh
tenaga kerja wanita, akan tetapi berdasarkan hasil lapang wanita tidak melakukan
wiwilan dan pengendalian OPT. Hal tersebut sebenarnya juga dapat dilakukan
65
oleh wanita tani karena tidak membutuhkan kekuatan fisik seperti pada penyiapan
lahan dan penananaman. Pada dasarnya memang wanita tani di Kecamatan
Udanawu lebih aktif dalam kegiatan penanganan pasca panennya.
Perbedaan curahan waktu kerja tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria
dianalisis menggunakan alat analisis uji beda rata – rata (uji t) untuk menunjukkan
apakah terdapat perbedaan curahan waktu kerja tenaga kerja wanita dan tenaga
kerja pria di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar. Perbedaan curahan waktu
kerja tenaga kerja wanita dan tenaga kerja pria dapat dilihat dengan hasil uji beda
(uji t) untuk sampel tidak berpasangan (Independent Sample T-test) pada Tabel
5.2.
Tabel 5.2 Hasil Analisis Rata – Rata Curahan Waktu Kerja di Kecamatan
Udanawu Kabupaten Blitar
Jenis Kelamin Rata – Rata Std.Deviation Std. Error Mean
Pria 29,2953 8,29597 1,31171
Wanita 130,3203 24,57023 3,88489 Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2018 (Lampiran 9)
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa rata – rata curahan waktu tenaga kerja pria
sebesar 29,2953 HOK/Tahun lebih kecil dibandingkan dengan rata – rata curahan
waktu tenaga kerja wanita yaitu sebesar 130,3203 HOK/Tahun. Selisih antara
curahan waktu tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita yaitu sebesar 101,025
HOK/Tahun. Selanjutnya untuk mengetahui apakah terdapat kesamaan varians
kedua populasi (F – hitung) dan untuk mengetahui asumsi variabel tidak sama (t –
hitung) mengenai curahan waktu tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita dengan
hasil uji beda pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Hasil Perhitungan Uji Beda Rata – rata Curahan Waktu Kerja Antara
Tenaga Kerja Pria dan Tenaga Kerja Wanita F - hitung Sig. t – hitung Df Sig. (2 – tailed)
Equal
variances
assummed
40,518 0,000 - 24,638 78 0,000
Equal
variances
not
assumed
- 24,638 47,778 0,000
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2018 (Lampiran 9)
66
Tabel 5.3 menunjukkan perhitungan uji beda rata – rata curahan waktu kerja
antara tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita, sebelum dilakukan uji t test
sebelumnya dilakukan uji kesamaan varian dengan F – hitung, artinya jika varian
sama maka uji t menggunakan equal variances asummed (diasumsikan varian
sama) dan jika varian berbeda menggunakan equal variances not asummed
(diasumsikan varian berbeda). Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukkan bahwa nilai
F-hitung sebesar 40,518 dengan signifikansi sebesar 0,000. Nilai signifikansi lebih
kecil dari 0,05 (Sig. 0,000 < 0,05), maka H0 ditolak, artinya kedua varians tidak
sama. Selanjutnya penggunaan uji t menggunakan equal variances not asummed
(kedua varian tidak sama), diperoleh nilai t – hitung sebesar – 5,517 dengan
signifikansi 0,000. Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (Sig. 0,000 < 0,05),
maka H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan antara curahan waktu tenaga kerja
pria dan curahan waktu tenaga kerja wanita.
Berdasarkan hasil perhitungan HOK curahan waktu kerja antara tenaga
kerja wanita dan pria sudah dapat dilihat bahwa keduanya berbeda. Tenaga kerja
pria mencurahkan waktunya pada kegiatan usahatani kakao sebesar 29,30
HOK/Tahun, sedangkan tenaga kerja wanita sebesar 130,28 HOK/Tahun.
Penggunaan alat analisis uji beda (uji t) untuk sampel tidak berpasangan
(Independent Sample T-test) adalah untuk memperkuat secara statistik bahwa
curahan waktu tenaga kerja wanita berbeda nyata dengan curahan waktu tenaga
kerja pria.
Waktu yang dibutuhkan dari setiap individu untuk melakukan suatu
pekerjaan pada dasarnya memang berbeda – beda, karena setiap individu memiliki
kemampuan dan keterbatasan masing – masing. Masing – masing tenaga kerja
baik pria maupun wanita memiliki kelebihan dan kekurangan. Misalnya saja,
tenaga kerja pria cenderung mencurahkan waktunya pada pekerjaan yang berat
karena memang kekuatan fisik tenaga kerja pria lebih dibutuhkan. Berbeda
dengan tenaga kerja wanita, mereka cenderung melakukan pekerjaan yang tidak
terlalu membutuhkan tenaga fisik, seperti pada kegiatan sortasi buah, pemecahan
buah, dan sortasi biji kering. Beberapa kegiatan tersebut membutuhkan
67
ketelatenan, keuletan, dan keterampilan, dimana wanitalah yang cenderung lebih
telaten, ulet, dan terampil dibandingkan pria.
Wanita tani di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar lebih banyak
mencurahkan waktunya bekerja pada usahatani kakao. Hal tersebut disebabkan
karena sebagian besar wanita tani di Kecamatan Udanawu selain bekerja pada
sektor usahatani kakao, mereka hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Sehingga wanita tani tersebut mencari kesibukan lain disela-sela mengurus urusan
rumah tangga yaitu berkontribusi pada kegiatan budidaya dan penanganan pasca
panen kakao. Pada dasarnya kakao yang petani budidayakan juga tidak dalam
cakupan luasan lahan yang luas, sehingga wanita tani juga tidak merasa kesulitan
dalam melakukan pekerjaan tersebut. Kontribusi wanita tani pada usahatani kakao
ini merupakan suatu hal yang dapat dikembangankan karena mereka juga ikut
berkontribusi dalam upaya pengembangan tanaman kakao.
5.2 Kontribusi Curahan Waktu Wanita Tani pada Kegiatan Produktif dan
Kegiatan Domestik di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
Kegiatan produktif merupakan kegiatan wanita yang memiliki peran
tambahan sebagai pencari nafkah tambahan bagi keluarganya. Kegiatan
produktif yang dimaksud disini adalah kegiatan yang berhubungan dengan
usahatani kakao. Wanita tani di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
berperan cukup aktif dalam kegiatan pertanian, salah satunya pada usahatani
kakao tersebut. Selain sebagai ibu rumah tangga para wanita tani juga
mencurahkan waktunya untuk bekerja membantu suaminya dalam pemenuhan
kebutuhan keluarga. Salah satu pekerjaan yang mereka lakukan yaitu pada
kegiatan budidaya dan penanganan pasca panen kakao. Wanita tani di
Kecamatan Udanawu melakukan kegiatan usahatani kakao seperti pemupukan,
pemanenan buah kakao, sortasi buah, pemecahan buah, fermentasi,
penjemuran, sortasi biji kering, dan pengemasan. Dimana nantinya biji kakao
hasil dari produksi mereka dijual kepada tengkulak maupun pengepul, dari
hasil penjualan itulah mereka mendapatkan penghasilan sebagai tambahan
untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Maka dari itu, wanita tani di Kecamatan
Udanawu dapat dikatakan produktif pada kegiatan budidaya kakao.
68
Menurut Sulistyaningsih dalam Sulaksana, dkk (2014), wanita di
pedesaan sebagai pekerja mempunyai peranan di bidang pencari nafkah, yang
berarti memberi penghasilan berupa uang kepada keluarga. Keterlibatan wanita
sebagai pencari nafkah atau pencari kerja dalam rumah tangga diduga
disebabkan oleh beberapa hal yaitu tersedianya peluang kerja, alasan ekonomi
rumah tangga dan keinginan untuk membantu suami dalam menambah
penghasilan rumah tangganya. Selainnya wanita sebagai tenaga kerja memang
dibutuhkan untuk menangani suatu pekerjaan yang sulit atau kurang tepat
ditangani oleh pria.
Wanita tani di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar memiliki peran
ganda, karena selain mengurus urusan rumah tangga mereka juga masih aktif
dalam kegiatan usahatani kakao. Kegiatan domestik merupakan kegiatan di dalam
rumah tangga yang berkaitan dengan bagaimana wanita menjalankan peranannya
dalam memperhatikan dan memelihara rumah tangga dan seluruh anggota
keluarga. Kegiatan domestik dalam penelitian ini diasumsikan pada kegiatan –
kegiatan yang dilakukan wanita pada umumnya, seperti memasak, merawat anak,
menata rumah, kegiatan sosial, dan kegiatan rekreasi. Curahan waktu kegiatan
produktif dan kegiatan domestik disajikan pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4 Rata – rata Curahan Waktu Kegiatan Produktif dan Kegiatan Domestik
Wanita Tani di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
No Jenis Kegiatan
Rata – rata
Curahan
Waktu
(Jam/Hari)
Rata – rata
Curahan
Waktu
(HOK/Hari)
Rata – rata
Curahan
Waktu
(HOK/Tahun)
Kontribusi/Tahun
(%)
1 Kegiatan Produktif
Pemupukan 0,03 0,004 1,45
17,96
Pemanenan 0,11 0,01 5,34
Sortasi Buah 0,11 0,01 5,34
Pemecahan Buah 0,27 0,03 12,04
Fermentasi 0,12 0,02 5,63
Penjemuran 1,8 0,22 81,00
Sortasi Biji Kering 0,22 0,03 9,90
Pengemasan 0,21 0,03 9,62
Jumlah 2,87 0,354 130,28
69
Lanjutan Tabel 5.4
2 Kegiatan Domestik
Pemenuhan Konsumsi 3,2 0,4 144
82,04
Merawat Anak 2,82 0,35 127,12
Membersihkan Rumah 2,03 0,25 91,68
Kegiatan Sosial 3,47 0,43 5,21
Kegiatan Hiburan 5,05 0,63 227,25
Jumlah 16,57 2,06 595,26
Total 19,44 2,41 725,54 100
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2018 (Lampiran 6)
Berdasarkan Tabel 5.4 dapat diketahui bahwa pada kegiatan produktif yang
dilakukan wanita tani pada usahatani kakao diantaranya adalah pemupukan,
pemanenan, sortasi buah, pemecahan buah, fermentasi, penjemuran, sortasi biji
kering, dan pengemasan. Kegiatan produktif wanita tani yang memiliki rata – rata
curahan waktu tertinggi adalah pada kegiatan penjemuran yaitu sebesar 81
HOK/Tahun dan yang memiliki rata – rata curahan waktu terendah adalah pada
kegiatan pemanenan dan sortasi buah yaitu 5,34 HOK/Tahun. Jumlah keseluruhan
kegiatan pada kegiatan produktif sebesar 130,28 HOK/Tahun. Sedangkan pada
kegiatan domestik yang memiliki rata – rata curahan waktu tertinggi adalah pada
kegiatan hiburan yaitu sebesar 227,25 HOK/Tahun dan yang memiliki rata – rata
curahan waktu terendah adalah pada kegiatan sosial yaitu 5,21 HOK/Tahun.
Jumlah keseluruhan kegiatan pada kegiatan domestik sebesar 595,26 HOK/Tahun.
Kegiatan hiburan dalam hal ini yaitu kegiatan seperti menonton tv, bersantai
dengan keluarga, ataupun jalan jalan memiliki rata – rata curahan waktu paling
tinggi. Hal tersebut disebabkan karena wanita tani pada malam hari lebih banyak
digunakan waktunya untuk bersantai, mereka banyak melakukan pekerjaan di
siang hari. Kegiatan sosial dalam hal ini yaitu seperti arisan atau pengajian
memiliki nilai rata – rata curahan waktu paling rendah. Hal tersebut disebabkan
karena wanita tani tidak melakukan kegiatan sosial setiap hari. Mereka melakukan
kegiatan seperti pengajian ataupun arisan dalam waktu satu bulan sekali.
Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukkan bahwa kontribusi waktu yang
dicurahkan wanita tani lebih banyak pada kegiatan domestik dengan nilai
kontribusi sebesar 82,04 %, sedangkan kontribusi waktu pada kegiatan produktif
70
lebih rendah dibandingkan kegiatan domestik yaitu dengan nilai kontribusi
sebesar 17,96 %. Walaupun wanita tani di Kecamatan Udanawu ikut bekontribusi
secara langsung dalam kegiatan produktif yaitu pada usahatani kakao, mereka
tidak meninggalkan kewajibannya sebagai ibu rumah tangga. Hal tersebut
menunjukkan bahwa wanita tani di Kecamatan Udanawu lebih banyak
mencurahkan waktunya di kegiatan domestik, yaitu kegiatan di dalam rumah
tangga seperti memasak, merawat anak, menata dan membersihkan rumah, dan
kegiatan mendukung lainnya.
Tugas wajib seorang wanita pada dasarnya adalah mengurus rumah tangga.
Walaupun aktif di kegiatan usahatani khususnya kakao juga merupakan hal yang
positif, selain sebagai penambahan pendapatan keluarga, wanita tani juga
memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam proses budidaya dan
penanganan pasca panen kakao. Sehingga adanya penggunaan tenaga kerja wanita
juga merupakan kontribusi dalam kegiatan usahatani kakao karena juga dapat
dijadikan sebagai pendukung dalam peningkatan produksi kakao maupun
peningkatan kualitas biji kakao di Kabupaten Blitar. Keterlibatan wanita pada
usahatani kakao menunjukkan bahwa wanita tani di Kecamatan Udanawu
memiliki peran ganda, yaitu peran sebagai ibu rumah tangga dan peran di sektor
publik mencari nafkah untuk membantu penghasilan keluarga.
5.3 Faktor yang Mempengaruhi Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita pada
Usahatani Komoditas Kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui faktor – faktor
yang mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja wanita pada usahatani kakao di
Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar. Variabel independen yang diduga
berpengaruh terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita (Y) adalah umur (X1),
jumlah anggota keluarga (X2), pendidikan (X3), luas lahan (X4), dan jumlah
produksi (X5). Hasil analisis yang digunakan adalah uji F, uji t, koefesien
determinasi (R2). Uji F digunakan untuk menentukan apakah model regresi yang
digunakan bisa dipakai untuk memprediksi curahan waktu tenaga kerja wanita
atau tidak. Uji t digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh masing – masing
71
independen terhadap variabel dependen yaitu curahan waktu tenaga kerja wanita.
Sedangkan koefesien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui berapa persen
(%) besarnya variabel curahan waktu tenaga kerja wanita dipengaruhi oleh model
regresi yang digunakan.
Jumlah sampel keseluruhan yang digunakan dalam analisis faktor – faktor
yang mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja wanita yaitu berjumlah 40 wanita
tani. Analisis regresi linier berganda yang dilakukan menggunakan alat analisis
SPSS. Hasil pengujian uji normalitas data dan pengujian asumsi klasik yang
meliputi multikolienieritas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas.
1. Uji normalitas, merupakan pengujian data yang dilakukan untuk mengukur
apakah data yang digunakan dalam analisis regresi linier berganda sudah
terdistribusi normal atau belum terdistribusi normal. Uji normalitas dapat
diketahui melalui hasil analisis chart normal P-P Plot of regresion
standartdized residual. Berdasarkan hasil analisis P-P Plot of regresion
standartdized residual, plot yang dihasilkan dalam analisis regresi mendekati
garis linier, maka dapat diambil kesimpulan terkait dengan uji normalitas
pada model regresi faktor – faktor yang mempengaruhi curahan waktu tenaga
kerja wanita pada usahatani komoditas kakao di Kecamatan Udanawu
Kabupaten Blitar secara keseluruhan data terdistribusi normal. Oleh karena
itu, peneliti melakukan pengujian selanjutnya yaitu terkait dengan asumsi –
asumsi klasik yang meliputi heterokedastisitas, autokorelasi,
multikolienieritas
2. Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
ketidaksamaan varience dan residual untuk semua pengamatan pada model
regresi. Heteroskedastisitas ditunjukkan dari sebaran data, apabila menyebar
normal maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini berarti bahwa varians
dari variabel independen adalah sama atau konstran untuk setiap nilai tertentu
dari variabel independen lainnya atau variasi residu sama untuk semua
pengamatan. Pengambilan keputusan terkait dengan hasil uji
heteroskedastisitas pada model regresi faktor – faktor yang mempengaruhi
curahan waktu tenaga kerja wanita pada usahatani komoditas kakao di
72
Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar dapat diketahui dengan melihat pola
grafik scatterplot. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada grafik scatterplot
sebaran dari masing – masing plot sudah menyebar secara normal dan tidak
membentuk suatu pola tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa model
regresi tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Uji multikolinieritas dilakukan untuk membuktikan atau menguji ada atau
tidaknya hubungan yang linier antara variabel independen satu dengan
variabel independen lainnya. Pengambilan keputusan untuk hasil uji
multikolinieritas yaitu dengan melihat nilai VIF tidak boleh lebih dari 10.
Nilai VIF pada analisis linier berganda faktor – faktor yang mempengaruhi
curahan waktu tenaga kerja wanita pada usahatani kakao di Kecamatan
Udanawu Kabupaten Blitar adalah kurang dari 10 untuk semua model,
sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas. Tabel 5.5
merupakan hasil analisis uji multikolinieritas menggunakan Variance
Inflation Factor (VIF).
Tabel 5.5 Hasil Analisis Uji Multikolinieritas menggunakan Variance Inflation
Factor (VIF)
No. Variabel VIF Hitung Batas
Keputusan Kondisi Simpulan
1 Umur (X1) 1,144 10 VIF < 10 Tidak terjadi
multikolinieritas
untuk semua
variabel
independen
2 Jml Anggota Klg (X2) 1,244 VIF < 10
3 Pendidikan (X3) 1,255 VIF < 10
4 Luas Lahan (X4) 1,183 VIF < 10
5 Jml Produksi (X5) 1,156 VIF < 10
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2018 (Lampiran 8)
Berdasarkan Tabel 5.5 menunjukkan bahwan nilai koefisien VIF untuk semua
variabel independen kurang dari 10, nilai VIF untuk umur (X1) sebesar 1,144,
jumlah anggota keluarga (X2) sebesar 1,244, pendidikan (X3) sebesar 1,255,
luas lahan (X4) sebesar 1,183, dan jumlah produksi (X5) sebesar 1,156. Hal
ini berarti bahwa tidak terdapat multikolinieritas antar variabel independen.
4. Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui adakah dari setiap sampel yang
memiliki hubungan. Uji autokorelasi ditunjukkan dari nilai Durbin Watson.
Indikasi adanya autokorelasi yaitu apabila nilai Durbin Watson yang
diperoleh berada dalam wilayah penerimaan yang menandakan tidak adanya
gejala autokorelasi. Kriteria pengujian autokorelasi adalah sebagai berikut :
73
a. Jika du < DW < 4 – du, maka tidak ada autokorelasi
b. Jika dl ≤ DW ≤ du atau 4 – du ≥ DW ≥ 4 – dl, maka tidak menghasilkan
kesimpulan yang pasti
c. Jika DW < dl, maka terjadi autokorelasi positif
d. Jika DW > 4 – dl, maka terjadi autokorelasi negatif
Pada penelitian ini nilai Durbin Watson sebesar 1,396, dan dengan
signifikansi 0,05 dengan jumlah data (n) = 40 dan jumlah variabel independen
(k) = 5. Berdasarkan tabel Durbin Watson untuk 5 variabel independen dapat
diketahui nilai dL adalah sebesar 1,2305 dan dU sebesar 1,7859. Berdasarkan
hasil analisis nilai Durbin Watson berada diantara dl ≤ DW ≤ du (1,2305 ≤
1,396 ≤ 1,7859), maka dapat dinyatakan bahwa data pengamatan tersebut
mengindikasikan bahwa variabel yang dimasukkan berada pada daerah
keraguan. Hal tersebut tidak menjadi masalah karena peneliti tidak
menggunakan data time series dalam penelitian. Umumnya kasus
autokorelasi banyak terjadi pada data time series, masalah autokorelasi
menjadi pusat perhatian. Dalam data yang disusun secara cross section
(bukan berdasarkan waktu), maka autokorelasi sebenarnya tidak relevan.
Pada data yang disusun secara cross section, autokorelasi hanya indikasi dari
keterkaitan antara satu subjek penelitian dengan penelitian lainnya atau dapat
juga dikatakan sebagai kemiripan antara satu observasi dengan observasi
lainya.
Berdasarkan uji asumsi klasik dapat disimpulkan bahwa terdapat lima
variabel yang akan diuji, yaitu: X1 umur, X2 jumlah anggota keluarga, X3 tingkat
pendidikan, X4 luas lahan, X5 jumlah produksi. Kelima variabel tersebut yang
akan digunakan untuk dianalisis menggunakan regresi linier berganda. Uji regresi
linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Uji analisis regresi linier berganda ini
menggunakan metode Enter, sehingga semua variabel independen dimasukkan
dalam fungsi regresi. Hal ini dilakukan karena semua variabel dirasa penting
untuk dianalisis dengan tujuan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap curahan
waktu tenaga kerja wanita di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar. Hasil
74
analisis yang menjelaskan mengenai varian faktor – faktor yang mempengaruhi
curahan waku tenaga kerja wanita di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
disajikan pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6 Analisis Varian Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Curahan Waktu
Tenaga Kerja Wanita pada Usahatani Komoditas Kakao di Kecamatan
Udanawu Kabupaten Blitar
Sumber Variasi Jumlah
Kuadrat
Derajat
Bebas
Kuadrat
Tengah F - hitung Sig.
Regresi 16640,420 5 3328,084 16,390 0,000*
Sisa 6903,733 34 203,051
Total 23544,153 39
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2018 (Lampiran 8)
Keterangan : *) Berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95%
Uji F digunakan untuk menguji keseluruhan faktor – faktor yang
mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja wanita pada usahatani kakao di
Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar. Berdasarkan Tabel 5.7 menunjukkan
bahwa nilai F – hitung sebesar 16,390 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000.
Nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (Sig. 0,000 < 0,05) pada taraf kepercayaan
95%. Angka tersebut berarti bahwa keseluruhan variabel independen yaitu umur
(X1), jumlah anggota keluarga (X2), pendidikan (X3), luas lahan (X4) dan jumlah
produksi (X5) secara bersama – sama berpengaruh nyata terhadap variabel
dependen yaitu curahan waktu tenaga kerja wanita. Selanjutnya untuk menguji
pengaruh masing – masing variabel independen terhadap variabel dependen atau
dalam hal ini curahan waktu tenaga kerja wanita dilakukan pengujian secara
parsial (uji-t) seperti pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita pada Usahatani
Kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
Var.Bebas Koef.
Regresi
Std.
Error t – hitung Sig. VIF
Umur (X1) 0,140 0,220 0,637 0,528 1,144
Jml Anggota Klg (X2) -0,231 1,988 -0,116 0,908 1,244
Pendidikan (X3) 1,110 1,022 1,086 0,285 1,255
Luas Lahan (X4) 78,530 16,369 4,797 0,000* 1,183
Jml Produksi (X5) 0,093 0,015 6,166 0,000* 1,156
Konstanta 79,782
Adjusted R2 0,664
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2018 (Lampiran 8)
Keterangan : *) Berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95%
75
Nilai Adjusted R Square digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh keseluruhan variabel independen dapat menjelaskan varians dari
variabel dependen. Berdasarkan Tabel 5.8 menunjukkan bahwa nilai Adjusted R
Square sebesar 0,664 yang artinya bahwa 66,4 % variabel dependen dapat
dijelaskan oleh variabel independen sedangkan 33,6 % dipengaruhi oleh variabel
lain yang tidak dimasukkan ke dalam model regresi. Selanjutnya hasil uji t
menunjukkan bahwa pada taraf kepercayaan 95% teradapat 2 variabel independen
yang berpengaruh secara nyata terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita pada
usahatani kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar yaitu luas lahan (X4)
dan jumlah produksi (X5). Berdasarkan hasil uji t tersebut maka diketahui
bahwasanya dari hipotesis yang telah dirumuskan oleh peneliti terdapat 2 variabel
independen dari ke 5 variabel independen yang dianalisis berpengaruh secara
nyata pada taraf kepercayaan 95% dan 3 diantaranya tidak berpengaruh secara
nyata terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita pada usahatani kakao di
Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar yang terdiri dari umur (X1), jumlah
anggota keluarga (X2), dan pendidikan (X3). Namun, berdasarkan hasil uji F –
hitung secara bersama – sama kelima variabel independen berpengaruh nyata
terhadap curahan waktu kerja tenaga kerja wanita pada usahatani kakao di
Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar. Berikut merupakan persamaan regresi
dari analisis faktor – faktor yang mempengaruhi curahan waktu tenaga kerja
wanita pada usahatani kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar :
Y = 79,782 + 0,140 X1 – 0,231 X2 + 1,110 X3 + 78,530 X4 + 0,093 X5
Y = Curahan waktu tenaga kerja wanita (HOK/Tahun)
X1 = Umur wanita tani (Tahun)
X2 = Jumlah anggota keluarga (Orang)
X3 = Pendidikan (Tahun)
X4 = Luas lahan (Ha)
X5 = Jumlah produksi (Kg/Tahun)
Berdasarkan persamaan regresi diatas, diketahui bahwa nilai konstanta
sebesar 79,782 yang berarti sebelum melakukan pekerjaan di usahatani kakao
wanita tani sudah mencurahkan waktunya sebesar 79,782 HOK/Tahun. Pengaruh
76
masing – masing variabel independen pada curahan waktu tenaga kerja wanita
pada usahatani kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar adalah sebagai
berikut :
1. Umur (X1)
Koefisien regresi yang dimiliki oleh variabel umur adalah sebesar 0,140
dengan tanda positif, artinya setiap penambahan 1 tahun umur wanita tani akan
meningkatkan curahan waktu kerja sebesar 0,140 HOK/Tahun. Umur memiliki
nilai thitung sebesar 0,637 dengan tingkat signifikansi 0,528. Signifikansi lebih
besar dari 0,05 (Sig. 0,528 > 0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti
variabel umur tidak berpengaruh secara nyata terhadap curahan waktu tenaga
kerja wanita pada usahatani kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar.
Umur wanita tani tidak berpengaruh secara nyata terhadap curahan waktu
kerja karena baik wanita yang masih muda maupun yang sudah cukup tua mereka
tetap aktif dalam kegiatan pertanian, khususnya pada usahatani kakao. Umur
wanita tani di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar memiliki rata – rata umur
53 tahun, dengan umur minimumnya 32 tahun dan umur maksimumnya 80 tahun.
Wanita yang berusia 32 tahun memiliki curahan waktu kerja sebesar 143
HOK/Tahun, sedangkan wanita yang berusia 80 tahun memiliki curahan waktu
kerja sebesar 133,75 HOK/Tahun. Berdasarkan hal tersebut walaupun wanita tani
memiliki umur yang dapat dikatakan sudah tidak dalam usia produktif mereka
tetap mencurahkan waktunya untuk bekerja pada usahatani kakao. Jenis pekerjaan
yang banyak dilakukan oleh wanita tani yaitu pada penanganan pasca panennya
seperti sortasi buah, pemecahan buah, fermentasi, penjemuran, sortasi biji kering,
dan pengemasan.
Kegiatan penanganan pasca panen kakao banyak dilakukan oleh wanita tani,
hal tersebut dikarenakan kegiatan pasca panen bukan merupakan pekerjaan yang
berat dan tidak terlalu membutuhkan kondisi fisik yang kuat sehingga umur juga
tidak mempengaruhi curahan waktu kerja. Dengan adanya pekerjaan tersebut
maka walaupun wanita tani bertambah umur mereka tetap giat untuk bekerja
karena mereka beranggapan masih sanggup dan mampu untuk melakukan
pekerjaan. Sehingga dengan umur yang terus bertambah tidak menghalangi para
77
wanita tani untuk tetap bekerja. Selain itu pekerjaan yang mereka lakukan untuk
membantu suami dan aktualisasi diri, dengan bekerja wanita ingin menunjukkan
bahwa dirinya mampu berpartisipasi ditengah keluarga dan masyarakat.
2. Jumlah Anggota Keluarga (X2)
Koefesien regresi yang dimiliki oleh variabel jumlah anggota keluarga
adalah sebesar – 0,231 dengan tanda negatif, artinya setiap penambahan 1 orang
jumlah anggota keluarga akan mengurangi curahan waktu kerja sebesar 0,231
HOK/Tahun. Jumlah anggota keluarga memiliki nilai thitung sebesar -0,116 dengan
tingkat signifikansi 0,908. Signifikansi lebih besar dari 0,05 (Sig. 0,908 > 0,05),
maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti variabel jumlah anggota keluarga
tidak berpengaruh secara nyata terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita pada
usahatani kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar.
Jumlah anggota keluarga tidak bepengaruh secara nyata terhadap curahan
waktu kerja karena walaupun wanita tani memiliki jumlah anggota keluarga yang
banyak tidak mempengaruhi mereka untuk bekerja pada usahatani kakao. Pada
dasarnya memang kakao yang mereka budidayakan dikerjakan sendiri oleh rumah
tangga petani di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar. Jadi, tergantung
bagaimana para wanita tani tersebut mengatur waktunya pada kegiatan produktif
dan kegiatan domestiknya. Selain itu, kakao yang mereka budidayakan yaitu
menggunakan lahan pekarangan rumah sehingga lebih memudahkan mereka
untuk mengatur waktu dalam melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan
usahatani kakao dan melakukan kegiatan dalam rumah tangga, seperti memasak,
membersihkan rumah, dan lainnya.
Rata – rata jumlah anggota keluarga yang dimiliki oleh wanita tani di
Kecamatan Udanawu berkisar 4 orang, dengan jumlah maksimumnya 2 orang
anggota keluarga dan jumlah minimumnya 7 orang anggota keluarga. Salah satu
wanita tani yang memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 7 mencurahkan
waktunya dalam bekerja sebesar 104,25 HOK/Tahun. Sedangkan salah satu
wanita tani yang memiliki jumlah anggota keluarga sebanyak 2 orang
mencurahkan waktunya dalam bekerja sebesar 127,88 HOK/Tahun.
78
3. Pendidikan (X3)
Koefesien regresi yang dimiliki oleh variabel pendidikan adalah sebesar
1,110 dengan tanda positif, artinya setiap penambahan 1 tahun tingkat pendidikan
akan meningkatkan curahan waktu kerja sebesar 1,110 HOK/Tahun. Pendidikan
memiliki nilai thitung sebesar 1,086 dengan tingkat signifikansi 0,285. Signifikansi
lebih besar dari 0,05 (Sig. 0,285 > 0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang
berarti variabel pendidikan tidak berpengaruh secara nyata terhadap curahan
waktu tenaga kerja wanita pada usahatani kakao di Kecamatan Udanawu
Kabupaten Blitar.
Pendidikan tidak berpengaruh secara nyata terhadap curahan waktu kerja
karena dalam melakukan kegiatan usahatani kakao, yaitu pada budidaya dan
penanganan pasca panen tidak memperhatikan faktor pendidikan. Rata – rata
pendidikan wanita tani di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar yaitu 9 tahun
atau sampai jenjang SMP. Pendidikan terendah wanita tani di Kecamatan
Udanawu Kabupaten Blitar yaitu tingkat SD dan paling tinggi tingkat SMA. Jadi,
tidak ada perbedaan tingkat pendidikan dalam melakukan pekerjaan tersebut.
Pendidikan formal yang mereka tempuh tidak akan berdampak pada pekerjaan di
usahatani kakao. Waktu yang dicurahkan wanita tani dalam bekerja di usahatani
kakao hanya membutuhkan keterampilan dan kemampuan dalam bekerja.
Keterampilan wanita tani dapat diperoleh secara langsung dari pengalaman
mereka. Hampir keseluruhan wanita tani di Kecamatan Udanawu Kabupaten
Blitar sudah memiliki keterampilan yang baik dalam melakukan pekerjaan. Hal
tersebut disebabkan karena wanita tani di Kecamatan Udanawu dalam setiap
tahapan kegiatan usahatani kakao baik dalam budidaya maupun penanganan pasca
panen dilakukan sendiri, mereka tidak menggunakan tenaga kerja diluar keluarga.
4. Luas Lahan (X4)
Koefesien regresi yang dimiliki oleh variabel luas lahan adalah sebesar
78,530 dengan tanda positif, artinya setiap penambahan 1 Ha luas lahan akan
meningkatkan curahan waktu kerja sebesar 78,530 HOK/Tahun. Luas lahan
memiliki nilai thitung sebesar 4,797 dengan tingkat signifikansi 0,000. Signifikansi
lebih kecil dari 0,05 (Sig. 0,000 < 0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang
79
berarti variabel luas lahan berpengaruh secara nyata terhadap curahan waktu
tenaga kerja wanita pada usahatani kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten
Blitar.
Luas lahan berpengaruh secara nyata terhadap curahan waktu kerja karena
luas lahan merupakan ukuran tingkat kesejahteraan rumah tangga. Semakin luas
lahan yang digarap wanita tani, maka akan semakin tinggi curahan waktu
kerjanya. Hal ini dikarenakan wanita tani akan cenderung menambah waktu
kerjanya apabila luas lahan yang digarap semakin luas. Petani kakao di
Kecamatan Udanawu menggunakan lahan pekarangan rumah untuk
membudidayakan kakao. Dari 40 rumah tangga petani rata – rata luas lahan yang
dimiliki responden yaitu 0,25 Ha, dengan luasan lahan terendah adalah 0,05 Ha
dan luasan lahan tertinggi adalah 0,5 Ha.
Curahan waktu kerja yang dicurahkan oleh masing – masing wanita tani
berbeda karena tergantung dari jumlah pohon kakao yang ditanam oleh para
petani pada luasan lahan tertentu, dan juga tergantung dari jumlah produksi yang
dihasilkan. Produksi yang dihasilkan oleh petani kakao di Kecamatan Udanawu
terkadang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, misalnya saja adanya
penurunan jumlah produksi kakao. Penurunan produksi kakao tersebut disebabkan
karena kurang optimalnya dalam perawatan tanaman kakao.
5. Jumlah Produksi (X5)
Koefesien regresi yang dimiliki oleh variabel jumlah produksi adalah
sebesar 0,093 dengan tanda positif, artinya setiap penambahan 1 Kg produksi biji
kakao akan meningkatkan curahan waktu kerja sebesar 0,093 HOK/Tahun.
Jumlah produksi memiliki nilai thitung sebesar 6,166 dengan tingkat signifikansi
0,000. Signifikansi lebih kecil dari 0,05 (Sig. 0,000 < 0,05) maka H0 ditolak dan
H1 diterima, yang berarti variabel jumlah produksi berpengaruh secara nyata
terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita pada usahatani kakao di Kecamatan
Udanawu Kabupaten Blitar.
Jumlah produksi berpengaruh secara nyata terhadap curahan waktu kerja
karena apabila jumlah produksi kakao lebih banyak maka curahan waktu kerja
yang dibutuhkan untuk penanganan pasca panen meningkat. Apabila produksi
80
yang dihasilkan dalam pemanenan kakao banyak, maka kegiatan – kegiatan
penanganan pasca panen seperti sortasi buah, pemecahan buah, fermentasi,
penjemuran, sortasi biji kering, dan pengemasan akan membutuhkan curahan
waktu kerja yang lebih lama. Produksi kakao yang dipasarkan di Kecamatan
Udanawu Kabupaten Blitar yaitu merupakan dalam bentuk biji kering. Biji kering
kakao ada yang melalui tahap fermentasi dan tahap non fermentasi. Apabila
dilihat dari segi kualitas biji kakao non fermentasi lebih bagus dan memiliki harga
lebih mahal dibandingkan dengan biji kakao non fermentasi.
Rata – rata produksi kakao dalam bentuk biji kering yang sudah siap
dipasarkan adalah 160 Kg/Tahun dengan jumlah produksi terendah 36 Kg/Tahun
dan jumlah produksi tertinggi 860 Kg/Tahun, data tersebut diperoleh dari hasil
wawancara dengan 40 rumah tangga petani. Wanita tani yang memiliki jumlah
produksi 860 Kg/Tahun mencurahkan waktunya sebesar 186 HOK/Tahun,
sedangkan wanita tani yang memiliki jumlah produksi 36 Kg/Tahun mencurahkan
waktunya sebesar 104 HOK/Tahun.
81
BAB 6. SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
1. Berdasarkan hasil perhitungan dengan hasil uji beda menunjukkan bahwa
curahan waktu tenaga kerja wanita dengan curahan waktu tenaga kerja pria
berbeda nyata. Curahan waktu tenaga kerja wanita lebih besar daripada
curahan waktu tenaga kerja pria. Curahan waktu tenaga kerja wanita sebesar
130,28 HOK/Tahun, sedangkan curahan waktu tenaga kerja pria sebesar
29,30 HOK/Tahun. Tingginya curahan waktu tenaga kerja wanita
dikarenakan mereka banyak terlibat pada kegiatan penanganan pasca panen
kakao yang terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu sortasi buah, pemecahan
buah, fermentasi, penjemuran, sortasi biji kering, dan pengemasan.
2. Kontribusi curahan waktu wanita tani di Kecamatan Udanawu terbagi atas
kegiatan produktif dan kegiatan domestik. Wanita tani di Kecamatan
Udanawu Kabupaten Blitar lebih banyak mencurahkan waktunya pada
kegiata domestik. Curahan waktu wanita tani pada kegiatan produktif sebesar
130,28 HOK/Tahun dengan kontribusinya sebesar 17,96%, sedangkan
curahan waktu wanita tani pada kegiatan domestik sebesar 595,26
HOK/Tahun dengan kontribusinya sebesar 82,04%.
3. Faktor – faktor yang berpengaruh nyata terhadap curahan waktu tenaga kerja
wanita adalah sebagai berikut ;
a. Luas lahan, koefesien regresi yang dimiliki oleh variabel luas lahan adalah
sebesar 78,530 dengan tanda positif, artinya setiap penambahan 1 Ha luas
lahan akan meningkatkan curahan waktu kerja sebesar 78,530
HOK/Tahun. Luas lahan memiliki nilai thitung sebesar 4,797 dengan
tingkat signifikansi 0,000. Signifikansi lebih kecil dari 0,05 (Sig. 0,000 <
0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti variabel luas lahan
berpengaruh secara nyata terhadap curahan waktu tenaga kerja wanita
pada usahatani kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar.
b. Jumlah produksi, koefesien regresi yang dimiliki oleh variabel jumlah
produksi adalah sebesar 0,093 dengan tanda positif, artinya setiap
82
penambahan 1 Kg produksi biji kakao akan meningkatkan curahan waktu
kerja sebesar 0,093 HOK/Tahun. Jumlah produksi memiliki nilai thitung
sebesar 6,166 dengan tingkat signifikansi 0,000. Signifikansi lebih kecil
dari 0,05 (Sig. 0,000 < 0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang
berarti variabel jumlah produksi berpengaruh secara nyata terhadap
curahan waktu tenaga kerja wanita pada usahatani kakao di Kecamatan
Udanawu Kabupaten Blitar.
Sedangkan faktor yang tidak berpengaruh nyata terhadap curahan waktu
tenaga kerja wanita adalah umur, jumlah anggota keluarga, dan pendidikan.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan untuk
peningkatan usahatani komoditas kakao di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
adalah sebagai berikut :
1. Perlu adanya peningkatan kegiatan pelatihan atau penyuluhan di bidang
budidaya, pemeliharaan, dan pengolahan pasca panen tanaman kakao, sehingga
dapat mendorong peningkatan curahan waktu tenaga kerja pria dalam usahatani
kakao dan meningkatkan pendapatan rumah tangganya.
2. Tenaga kerja wanita di Kecamatan Udanawu masih dilibatkan dan memiliki
peran yang cukup besar dalam kegiatan usahatani kakao, sehingga perlu
adanya pengembangan pada tenaga kerja wanita melalui kegiatan penyuluhan
atau pelatihan.
3. Faktor – faktor yang berpengaruh nyata terhadap curahan waktu kerja wanita
adalah luas lahan dan jumlah produksi, sehingga usahatani kakao di Kecamatan
Udanawu masih layak untuk dikembangkan agar dapat meningkatkan jumlah
produksi kakao.
83
DAFTAR PUSTAKA
Akanni, Kassim A., dan Alfred O.D. 2017. Analysis Of Labour Use Patterns
Among Small-Cocoa Farmers In South Western Nigeria. Agriculture
Science and Technology. 2 (1): 107 – 113.
Awalita, Jenny W. 2004. Peranan Tenaga Kerja Wanita Pada Usahatani Kopi
Arabika dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya. Skripsi. Medan:
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar. 2016. Kabupaten Blitar Dalam Angka.
Blitar: BPS Blitar.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar. 2017. Kecamatan Udanawu Dalam
Angka. Blitar: BPS Blitar.
Departemen Perindustrian. 2017. Gambaran Sekilas Industri Kakao. Jakarta:
Pusat Data dan Informasi.
Departemen Pertanian. 2015. Prospek dan Arah Pengembangan Kakao. Jakarta :
Badan Litbang Pertanian.
Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur. 2017. Komoditi Unggulan Kakao. [Serial
Online]. https://cocoainfo.wordpress.com/cocoa-indonesia/kakao-jawa-
timur/. [Diakses pada tanggal 21 Juli 2017].
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2015. Statistik Perkebunan Indonesia. Jakarta:
Direktorat Jenderal Perkebunan.
Eliana, Novita., dan Rita R. 2007. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Curahan
Waktu Kerja Wanita. EPP. 4(2): 11-18.
Endang P, Rini., IM Narka., NW. Sri A., 2014. Peran Wanita Tani dalam
Penerapan Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) pada Usahatani
Jagung di Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur. Manajemen
Agribisnis. 2(1): 76-83.
Enete., dan Amusa. 2010. Contribution Of Men And Women To Farming
Decisions In Cocoa Based Agroforestry Housholds Of Ekiti State, Nigeria.
Tropicultura. 28(2): 77-83.
Ferdiyanti, Elisa. 2015. Peran Wanita Dalam Pengembangan Ekonomi Rumah
Tangga Di Sekitar PDP Dusun Sumberwadung Desa Harjomulyo
Kecamatan Silo. Skripsi. Jember: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember.
84
84
Hakim, Maryati M., Sarah S. 2010. Analisis Alokasi Tenaga Kerja Keluarga dan
Pengaruhnya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani Kelapa Sawit di
Kecamatan Peninjauan Kabupaten Oku. Prosiding Seminar Nasional. ISBN
978-602-98295-0-1.
Handayani., Wayan Putu A. 2009. Kontribusi Pendapatan Ibu Rumah Tangga
Pembuat Makanan Olahan Terhadap Pendapatan Keluarga. PIRAMIDA.
5(1): 1-9.
Harahap, Irma Puspita Ayu., Rosnita., Roza Y. 2015. Curahan Waktu Wanita Tani
Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga Di Desa Muara Lembu
Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi (Studi Kasus Buruh Tani
Perkebunan Karet). Jom Faperta. 2 (1): 1-10.
Hariyati, Yuli. 2013. Analisis Usahatani Kakao Rakyat Di Berbagai Pola Tanam
Tumpang Sari. Agribisnis Indonesia. 1(2): 155-166.
Hariyati, Yuli. 2013. Pendapatan Dan Faktor Yang Mempengaruhi Petani
Melakukan Fermentasi Kakao di Kabupaten Jembrana. DwijenAGRO. 3(2):
1-8.
Hernanto, Fadholi. 1996. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.
Kementrian Pertanian. 2016. Outlook Kakao. Jakarta: Kementrian Pertanian.
Kementrian Pertanian. 2016. Statistik Pertanian. Jakarta: Kementrian Pertanian.
Kurniawan, Albert. 2009. Belajar Mudah SPSS untuk Pemula. Yogyakarta:
MediaKom.
Mertade, Nyoman., Zainuddin B. 2011. Pengaruh Diameter Pangkal Tangkai
Daun Pada Entres Terhadap Pertumbuhan Tunas Kakao. Media Litbang
Sulteng. 4(1): 01 – 07.
Munawaroh, M., dan Shofia N.A. 2015. Karakteristik Buruh Wanita Penyadap
Karet Serta Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Rumah
Tangganya (Studi Kasus di PTPN IX Kebun Balong/Beji-Kalitelo Afdeling
Ngandong Kabupaten Jepara). MEDIAGRO. 11(1): 12-23.
Nazir, Moh. 2014. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Nursiyono, J.A. dan Nadeak, Pray P.H. 2016. Setetes Ilmu Regresi Linier.
Malang: Media Nusa Creative.
85
85
Obike., Ebe., Idu., Aigboke., Lugard. 2017. Labour Productivity And Yield
Determinants In Cocoa Farming: Evidence From Abia State, Nigeria.
Nigerian Agricultural Policy. 2(1): 114 – 122.
Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2014. Panduan Lengkap Budidaya
Kakao. Jakarta: PT AgroMedia Pustaka.
Puslitbang Perkebunan. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kakao. Bogor: Pusat
Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.
Rianse, Usman., dan Abdi. 2012. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi.
Bandung: Alfabeta.
Riduwan., dan Sunarto. 2014. Pengantar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Sajogyo, Pudjiwati. 1983. Peranan Wanita Dalam Perkembangan Masyarakat
Desa. Jakarta: Rajawali.
Santoso, Singgih. 2015. Menguasai Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Setyowati, Eni. 2009. Analisis Tingkat Partisipai Wanita Dalam Angkatan Kerja
Di Jawa Tengah Periode Tahun 1982-2000. Ekonomi Pembangunan. 10(2):
215-233.
Siregar, Tumpal H.S., Slamet R., Laeli N., 2010. Budi Daya Cokelat. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Jakarta: UI Press.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2014. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sulaksana, Jaka., Dinar., Rizki K. I. 2014. Tenaga Kerja dan Kontribusinya
Terhadap Pendapatan Rumah Tangga (Suatu Kasus Pada Industri Rumah
Tangga Emping Jagung di Desa Ciomas Kecamatan Sukahaji Kabupaten
Majalengka). Ilmu Pertanian dan Peternakan. 2(2): 1 – 23.
Suratiyah, Ken. 2015. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.
Suwarto, Octavianty Y., dan Hermawati, S. 2014. Top 15 Tanaman Perkebunan.
Jakarta: Penebar Swadaya.
86
86
Wahyudi., Panggabean., Pujiyanto. 2008. Panduan Lengkap Kakao. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Wisadirana, Darsono. 2004. Sosiologi Pedesaan. Malang: UMM Press.
87
LAMPIRAN
Lampiran 1. Identitas Responden di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
No Nama Responden Alamat
Umur
Suami
(Tahun)
Umur
Istri
(Tahun)
Jml
Anggota
Klg (Jiwa)
Pendidikan
Suami
(Tahun)
Pendidikan
Istri
(Tahun)
Pekerjaan
Utama Pekerjaan Sampingan
1 Kasturi/Nur Asiyah Desa Slemanan Kecamatan Udanawu 62 53 5 6 6 Pedagang Kakao Usahatani Kakao
2 Moh Hasyim/Musrifah Desa Slemanan Kecamatan Udanawu 75 70 6 12 12 Usaha batik Usahatani Kakao
3 Maliki/Jannah Desa Sukorejo Kecamatan Udanawu 75 60 6 6 6 Usahatani kakao Peternak Lele dan Kambing
4 Syaifudin/Siti Mahmmudah Desa Sukorejo Kecamatan Udanawu 60 53 6 16 12 Anggota DPRD Usahatani Kakao
5 Imam Tamtiq/Murmi Desa Slemanan Kecamatan Udanawu 40 40 4 9 9 Usahatani kakao -
6 Janu Anwar/Endang Sakinah Desa Slemanan Kecamatan Udanawu 46 45 4 6 6 Usahatani Kakao Wirausaha Kuliner
7 Mukti/Tumini Desa Sukorejo Kecamatan Udanawu 80 69 4 6 6 Usahatani kakao -
8 Kalim/Sulbiah Desa Besuki Kecamatan Udanawu 63 65 2 9 6 Usahatani kakao -
9 Agus Ulin Nuha/Anis Zunadah Desa Tunjung Kecamatan Udanawu 46 45 3 9 9 Wiraswasta Usahatani Kakao
10 Takib/Katimah Desa Tunjung Kecamatan Udanawu 85 80 3 6 6 Usahatani Kakao -
11 Sapingi/Sugiati Desa Sukorejo Kecamatan Udanawu 55 47 7 6 6 Usahatani Kakao -
12 Mispan/Maisaroh Desa Slemanan Kecamatan Udanawu 60 55 3 6 6 Usahatani kakao Petani palawija
13 Salam/Siti Desa Slemanan Kecamatan Udanawu 57 50 5 6 9 Usahatani kakao -
14 Hendro Wibowo/Fitriani Desa Bakung Kecamatan Udanawu 45 32 5 16 12 PNS Usahatani Kakao
15 Suyadi/Winarsih Desa Tunjung Kecamatan Udanawu 50 45 4 12 12 Usahatani kakao -
16 Bero/Sumitun Desa Besuki Kecamatan Udanawu 67 63 5 6 6 Petani Palawija Usahatani Kakao
17 Ashari/Nurul Hidayatullah Desa Slemanan Kecamatan Udanawu 51 50 6 9 9 Pengepul Usahatani Kakao
18 Umar Said/Musa'adah Desa Slemanan Kecamatan Udanawu 51 45 5 6 12 Pedagang Usahatani Kakao
19 Sahid/Khoirul Nikmah Desa Besuki Kecamatan Udanawu 34 33 5 12 6 Usahatani Kakao -
20 Lurup Cahyono/Komsatun Desa Besuki Kecamatan Udanawu 57 49 5 9 6 Petani Palawija Usahatani Kakao
21 Sukinan/Aminah Desa Slemanan Kecamatan Udanawu 73 60 2 6 6 Usahatani kakao -
22 Fatah/Sriyani Desa Slemanan Kecamatan Udanawu 34 34 6 9 9 Usahatani kakao Ternak Kambing Etawa
23 Sugik/Maryati Desa Bakung Kecamatan Udanawu 45 43 4 12 12 Petani Palawija Usahatani Kakao
24 Munir/Masruroh Desa Slemanan Kecamatan Udanawu 55 46 4 12 12 Usahatani Kakao -
25 Sangid/Siti Rohmah Desa Slemanan Kecamatan Udanawu 70 65 4 12 12 Usahatani Kakao -
88
Lanjutan Lampiran 1. Identitas Responden di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
26 Katiren/Lasmini Desa Bakung Kecamatan Udanawu 70 50 2 6 6 Petani palawija Usahatani Kakao
27 Sukatno/Rukini Desa Bakung Kecamatan Udanawu 55 55 3 6 6 Petani palawija Usahatani Kakao
28 Sugiono/Sumarti Desa Besuki Kecamatan Udanawu 50 48 3 12 9 Petani palawija Usahatani Kakao
29 Misiman/Darwati Desa Bakung Kecamatan Udanawu 65 60 2 9 9 Petani palawija Usahatani Kakao
30 Tumper/Sumiati Desa Bakung Kecamatan Udanawu 63 56 3 6 6 Petani palawija Usahatani Kakao
31 Dodik/Indah Desa Bakung Kecamatan Udanawu 46 46 4 12 12 Pedagang sembako Usahatani Kakao
32 Supeno/Antiyah Desa Bakung Kecamatan Udanawu 49 45 3 9 12 Petani palawija Usahatani Kakao
33 Wadiran/Tri Mukti Desa Bakung Kecamatan Udanawu 56 56 3 9 9 Petani palawija Usahatani Kakao
34 Kitugiantoro/Suryati Desa Bakung Kecamatan Udanawu 61 59 4 9 12 Petani palawija Usahatani Kakao
35 Latip/Purwati Desa Bakung Kecamatan Udanawu 64 60 5 9 9 Petani Palawija Usahatani Kakao
36 Ridwan/Sriawan Desa Bakung Kecamatan Udanawu 48 45 4 6 6 Petani Palawija Usahatani Kakao
37 Rudianto/Ima Desa Tunjung Kecamatan Udanawu 77 70 3 9 9 Petani Palawija Usahatani Kakao
38 Suryani/Reswati Desa Tunjung Kecamatan Udanawu 56 50 3 9 9 Petani Palawija Usahatani Kakao
39 Syaifudin/Yulisana Ningsih Desa Tunjung Kecamatan Udanawu 77 75 4 6 6 Petani Palawija Usahatani Kakao
40 Mashadi/Panti
Desa Sukorejo Kecamatan
Udanawu 65 60 3 9 9 Petani Palawija Usahatani Kakao
Jumlah 2338 2132 162 350 342
Rata - Rata 58,45 53,3 4,05 8,75 8,55
89
Lampiran 2. Produksi Kakao Rumah Tangga Petani di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
No Nama Responden
Luas
Lahan
(Ha)
Jml
Pohon
Jan
(Kg)
Feb
(Kg)
Mar
(Kg)
Apr
(Kg)
Mei
(Kg)
Jun
(Kg)
Jul
(Kg)
Agst
(Kg)
Sep
(Kg)
Okt
(Kg)
1 Kasturi/Nur Asiyah 0,18 250 0 0 10 10 15 25 15 15 15 25
2 Moh Hasyim/Musrifah 0,08 60 0 0 8 8 10 12 12 12 10 10
3 Maliki/Jannah 0,25 150 0 0 10 15 15 20 20 10 10 20
4 Syaifudin/Siti Mahmmudah 0,18 500 0 0 50 80 80 100 100 100 100 120
5 Imam Tamtiq/Murmi 0,24 300 0 0 20 20 22 22 25 20 25 20
6 Janu Anwar/Endang Sakinah 0,32 20 0 0 5 8 8 8 5 10 10 10
7 Mukti/Tumini 0,25 104 0 0 12 12 15 15 15 15 15 15
8 Kalim/Sulbiah 0,12 50 0 0 5 8 10 10 10 10 20 10
9 Agus Ulin Nuha/Anis Zunadah 0,07 50 0 0 10 15 10 10 10 10 10 15
10 Takib/Katimah 0,18 200 0 0 10 10 10 15 15 20 25 25
11 Sapingi/Sugiati 0,08 50 0 0 13 10 12 11 10 10 11 15
12 Mispan/Maisaroh 0,25 100 0 0 5 13 10 10 10 11 11 15
13 Salam/Siti 0,16 100 0 0 10 12 10 10 10 9 10 11
14 Hendro Wibowo/Fitriani 0,50 100 0 0 10 10 10 20 20 20 25 20
15 Suyadi/Winarsih 0,50 200 0 0 20 20 30 20 20 25 30 25
16 Bero/Sumitun 0,20 25 0 0 2 3 3 5 5 5 5 3
17 Ashari/Nurul Hidayatullah 0,06 30 0 0 5 8 10 9 10 10 10 10
18 Umar Said/Musa'adah 0,40 150 0 0 10 10 10 15 15 20 20 15
19 Sahid/Khoirul Nikmah 0,06 20 0 0 5 5 8 8 8 10 5 5
20 Lurup Cahyono/Komsatun 0,07 10 0 0 2 2 8 5 5 4 8 5
21 Sukinan/Aminah 0,05 20 0 0 5 8 8 8 10 10 15 10
22 Fatah/Sriyani 0,09 50 0 0 8 8 12 12 10 10 10 12
23 Sugik/Maryati 0,13 40 0 0 5 5 10 10 5 10 10 15
24 Munir/Masruroh 0,18 500 0 0 50 70 70 100 100 100 100 120
25 Sangid/Siti Rohmah 0,40 40 0 0 6 8 8 8 10 12 12 10
26 Katiren/Lasmini 0,50 80 0 0 18 18 18 20 20 20 20 25
90
Lanjutan Lampiran 2. Produksi Kakao Rumah Tangga Petani di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
27 Sukatno/Rukini 0,50 50 0 0 5 5 10 15 10 15 10 15
28 Sugiono/Sumarti 0,50 100 0 0 10 10 10 15 15 20 20 15
29 Misiman/Darwati 0,25 60 0 0 8 8 15 10 10 15 15 20
30 Tumper/Sumiati 0,50 100 0 0 10 10 15 20 20 20 25 25
31 Dodik/Indah 0,50 80 0 0 10 10 15 15 20 20 15 25
32 Supeno/Antiyah 0,25 70 0 0 8 8 10 10 15 15 20 20
33 Wadiran/Tri Mukti 0,50 100 0 0 10 10 10 20 20 20 20 15
34 Kitugiantoro/Suryati 0,15 50 0 0 5 5 10 15 15 15 10 10
35 Latip/Purwati 0,25 90 0 0 8 10 15 15 10 15 15 20
36 Ridwan/Sriawan 0,25 70 0 0 10 10 10 15 20 20 15 25
37 Rudianto/Ima 0,25 60 0 0 10 10 10 15 25 25 10 5
38 Suryani/Reswati 0,25 60 0 0 10 10 10 20 20 20 15 5
39 Syaifudin/Yulisana Ningsih 0,25 70 0 0 15 15 15 18 18 15 17 12
40 Mashadi/Panti 0,13 50 0 0 8 8 15 13 12 18 18 10
91
Lampiran 2a. Produksi Kakao Rumah Tangga Petani di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
No Nama Responden Nov (Kg) Des (Kg) Total (Kg/Tahun) Rata - Rata (Kg/Bulan)
1 Kasturi/Nur Asiyah 20 10 160 13,33
2 Moh Hasyim/Musrifah 15 8 105 8,75
3 Maliki/Jannah 15 10 145 12,08
4 Syaifudin/Siti Mahmmudah 80 50 860 71,67
5 Imam Tamtiq/Murmi 20 10 204 17,00
6 Janu Anwar/Endang Sakinah 8 8 80 6,67
7 Mukti/Tumini 20 5 139 11,58
8 Kalim/Sulbiah 10 5 98 8,17
9 Agus Ulin Nuha/Anis Zunadah 10 5 105 8,75
10 Takib/Katimah 10 10 150 12,50
11 Sapingi/Sugiati 8 5 105 8,75
12 Mispan/Maisaroh 10 5 100 8,33
13 Salam/Siti 17 8 107 8,92
14 Hendro Wibowo/Fitriani 20 15 170 14,17
15 Suyadi/Winarsih 25 10 225 18,75
16 Bero/Sumitun 3 2 36 3,00
17 Ashari/Nurul Hidayatullah 10 8 90 7,50
18 Umar Said/Musa'adah 25 10 150 12,50
19 Sahid/Khoirul Nikmah 10 10 74 6,17
20 Lurup Cahyono/Komsatun 2 2 43 3,58
21 Sukinan/Aminah 5 5 84 7,00
22 Fatah/Sriyani 10 5 97 8,08
23 Sugik/Maryati 10 5 85 7,08
24 Munir/Masruroh 60 50 820 68,33
25 Sangid/Siti Rohmah 12 12 98 8,17
26 Katiren/Lasmini 20 15 194 16,17
27 Sukatno/Rukini 10 5 100 8,33
28 Sugiono/Sumarti 25 10 150 12,50
92
Lanjutan Lampiran 2a. Produksi Kakao Rumah Tangga Petani di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
29 Misiman/Darwati 10 5 116 9,67
30 Tumper/Sumiati 15 10 170 14,17
31 Dodik/Indah 10 5 145 12,08
32 Supeno/Antiyah 25 5 136 11,33
33 Wadiran/Tri Mukti 25 10 160 13,33
34 Kitugiantoro/Suryati 20 10 115 9,58
35 Latip/Purwati 15 10 133 11,08
36 Ridwan/Sriawan 10 5 140 11,67
37 Rudianto/Ima 5 5 120 10,00
38 Suryani/Reswati 5 5 120 10,00
39 Syaifudin/Yulisana Ningsih 8 5 138 11,50
40 Mashadi/Panti 5 5 112 9,33
93
Lampiran 3. Curahan Waktu Kerja pada Masing – Masing Tahapan Kegiatan
No Nama Responden
Penyiapan Lahan Penanaman Pembuatan Rorak
Jam
Kerja
Hari
Kerja Curahan
Jam
Kerja
Hari
Kerja Curahan
Jam
Kerja
Hari
Kerja Curahan
P W P W P W P W P W P W P W P W P W
1 Kasturi/Nur Asiyah 5 0 2 0 1,429 0 5 0 2 0 1,25 0 0 0 0 0 0 0
2 Moh Hasyim/Musrifah 4 0 2 0 1,143 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0
3 Maliki/Jannah 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0
4 Syaifudin/Siti Mahmmudah 5 0 2 0 1,429 0 6 0 3 0 2,25 0 0 0 0 0 0 0
5 Imam Tamtiq/Murmi 5 0 2 0 1,429 0 5 0 2 0 1,25 0 0 0 0 0 0 0
6 Janu Anwar/Endang Sakinah 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0
7 Mukti/Tumini 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0
8 Kalim/Sulbiah 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0
9 Agus Ulin Nuha/Anis Zunadah 4 0 2 0 1,143 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0
10 Takib/Katimah 5 0 2 0 1,429 0 5 0 2 0 1,25 0 0 0 0 0 0 0
11 Sapingi/Sugiati 4 0 2 0 1,143 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0
12 Mispan/Maisaroh 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0
13 Salam/Siti 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0
14 Hendro Wibowo/Fitriani 6 0 3 0 2,571 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0
15 Suyadi/Winarsih 6 0 3 0 2,571 0 5 0 2 0 1,25 0 0 0 0 0 0 0
16 Bero/Sumitun 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0
17 Ashari/Nurul Hidayatullah 4 0 2 0 1,143 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0
18 Umar Said/Musa'adah 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0
19 Sahid/Khoirul Nikmah 4 0 2 0 1,143 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0
20 Lurup Cahyono/Komsatun 4 0 2 0 1,143 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0
21 Sukinan/Aminah 4 0 2 0 1,143 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0
22 Fatah/Sriyani 4 0 2 0 1,143 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0
23 Sugik/Maryati 4 0 2 0 1,143 0 4,5 0 2 0 1,125 0 4 0 5 0 2,5 0
24 Munir/Masruroh 5 0 2 0 1,429 0 6 0 3 0 2,25 0 0 0 0 0 0 0
25 Sangid/Siti Rohmah 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0
26 Katiren/Lasmini 6 0 3 0 2,571 0 4,5 0 2 0 1,125 0 4 0 6 0 3 0
27 Sukatno/Rukini 6 0 3 0 2,571 0 4,5 0 2 0 1,125 0 4 0 6 0 3 0
28 Sugiono/Sumarti 6 0 3 0 2,571 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0
29 Misiman/Darwati 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 3 0 5 0 1,875 0
30 Tumper/Sumiati 6 0 3 0 2,571 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0
94
Lanjutan Lampiran 3. Curahan Waktu Kerja pada Masing – Masing Tahapan Kegiatan 31 Dodik/Indah 6 0 3 0 2,571 0 4,5 0 2 0 1,125 0 4 0 5 0 2,5 0
32 Supeno/Antiyah 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 3 0 6 0 2,25 0
33 Wadiran/Tri Mukti 6 0 3 0 2,571 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0
34 Kitugiantoro/Suryati 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0
35 Latip/Purwati 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0
36 Ridwan/Sriawan 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0
37 Rudianto/Ima 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0
38 Suryani/Reswati 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0
39 Syaifudin/Yulisana Ningsih 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0
40 Mashadi/Panti 5 0 2 0 1,429 0 4,5 0 2 0 1,125 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 63,71 47,75 15,125
Rata - Rata 1,593 1,1938 0,378
95
Lampiran 3a. Curahan Waktu Kerja pada Masing – Masing Tahapan Kegiatan
No.
Pengairan Sulaman Pemangkasan
Jam Kerja Hari Kerja Curahan Jam Kerja Hari Kerja Curahan Jam Kerja Hari Kerja Curahan
P W P W P W P W P W P W P W P W P W
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 12 0 4,5 0
2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 6 0 1,5 0
3 0 0 0 0 0 0 2 0 3 0 0,75 0 2 0 4 0 1 0
4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 0 12 0 6 0
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 12 0 3 0
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 6 0 0,75 0
7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 6 0 1,5 0
8 0 0 0 0 0 0 2 0 3 0 0,75 0 1 0 4 0 0,5 0
9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4 0 0,5 0
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 6 0 1,5 0
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4 0 0,5 0
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 6 0 1,5 0
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 4 0 1 0
14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 12 0 3 0
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 12 0 3 0
16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 12 0 1,5 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 12 0 1,5 0
18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 4 0 1 0
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 4 0 1 0
20 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 6 0 0,75 0
21 0 0 0 0 0 0 1 0 2 0 0,25 0 1 0 4 0 0,5 0
22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4 0 0,5 0
23 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 12 0 1,5 0
24 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 4 0 1,5 0
25 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4 0 0,5 0
26 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 12 0 3 0
27 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 12 0 1,5 0
28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 12 0 3 0
29 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 12 0 3 0
30 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 12 0 3 0
31 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 12 0 3 0
96
Lanjutan Lampiran 3a. Curahan Waktu Kerja pada Masing – Masing Tahapan Kegiatan 32 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 12 0 3 0
33 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 12 0 3 0
34 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 12 0 1,5 0
35 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 12 0 3 0
36 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 12 0 1,5 0
37 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 12 0 1,5 0
38 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 12 0 1,5 0
39 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 12 0 1,5 0
40 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 12 0 1,5 0
Jumlah 1,75 74,5
Rata - rata 0,04375 1,86
97
Lampiran 3b. Curahan Waktu Kerja pada Masing – Masing Tahapan Kegiatan
No.Res
Wiwilan Pemupukan Pengendalian OPT Panen
Jam
Kerja
Hari
Kerja Curahan
Jam
Kerja
Hari
Kerja Curahan
Jam
Kerja
Hari
Kerja Curahan Jam Kerja
Hari
Kerja Curahan
P W P W P W P W P W P W P W P W P W P W P W P W
1 0 0 0 0 0 0 5 4 2 2 1,25 1 0 0 0 0 0 0 2 1,5 36 36 9 6,75
2 0 0 0 0 0 0 4 3 2 2 1 0,75 0 0 0 0 0 0 1,5 1 36 36 6,75 4,5
3 0 0 0 0 0 0 6 5 2 2 1,5 1,25 2 0 1 0 0,25 0 2 1,5 36 36 9 6,75
4 0 0 0 0 0 0 5 4 3 3 1,88 1,5 2 0 1 0 0,25 0 3 2 36 36 13,5 9
5 0 0 0 0 0 0 6 5 3 3 2,25 1,88 2 0 2 0 0,5 0 2 1,5 36 36 9 6,75
6 0 0 0 0 0 0 6 5 3 3 2,25 1,88 2 0 2 0 0,5 0 1,5 1 36 36 6,75 4,5
7 0 0 0 0 0 0 6 5 3 3 2,25 1,88 2 0 2 0 0,5 0 2 1,5 36 36 9 6,75
8 0 0 0 0 0 0 5 4 3 3 1,88 1,5 0 0 0 0 0 0 1,5 1 36 36 6,75 4,5
9 0 0 0 0 0 0 4 3 2 2 1 0,75 0 0 0 0 0 0 1,5 1 36 36 6,75 4,5
10 0 0 0 0 0 0 5 4 2 2 1,25 1 0 0 0 0 0 0 2 1,5 36 36 9 6,75
11 0 0 0 0 0 0 4 3 2 2 1 0,75 0 0 0 0 0 0 1,5 1 36 36 6,75 4,5
12 0 0 0 0 0 0 6 5 2 2 1,5 1,25 2 0 1 0 0,25 0 1,5 1 36 36 6,75 4,5
13 0 0 0 0 0 0 4 3 2 2 1 0,75 0 0 0 0 0 0 1,5 1 36 36 6,75 4,5
14 0 0 0 0 0 0 6 5 2 2 1,5 1,25 3 0 2 0 0,75 0 2 1,5 36 36 9 6,75
15 0 0 0 0 0 0 6 5 2 2 1,5 1,25 3 0 2 0 0,75 0 2 1,5 36 36 9 6,75
16 0 0 0 0 0 0 5 4 2 2 1,25 1 0 0 0 0 0 0 1 1 36 36 4,5 4,5
17 0 0 0 0 0 0 4 3 2 2 1 0,75 0 0 0 0 0 0 1,5 1 36 36 6,75 4,5
18 0 0 0 0 0 0 5 4 2 2 1,25 1 0 0 0 0 0 0 2 1,5 36 36 9 6,75
19 0 0 0 0 0 0 4 3 3 3 1,5 1,13 0 0 0 0 0 0 1,5 1 36 36 6,75 4,5
20 0 0 0 0 0 0 4 3 3 3 1,5 1,13 0 0 0 0 0 0 1 1 36 36 4,5 4,5
21 0 0 0 0 0 0 4 3 2 2 1 0,75 0 0 0 0 0 0 1,5 1 36 36 6,75 4,5
22 0 0 0 0 0 0 4 3 2 2 1 0,75 2 0 1 0 0,25 0 1,5 1 36 36 6,75 4,5
23 0 0 0 0 0 0 5 4 2 2 1,25 1 3 0 2 0 0,75 0 1,5 1 36 36 6,75 4,5
24 0 0 0 0 0 0 5 4 2 2 1,25 1 0 0 0 0 0 0 3 2 36 36 13,5 9
25 0 0 0 0 0 0 6 5 2 2 1,5 1,25 3 0 2 0 0,75 0 1,5 1 36 36 6,75 4,5
26 1 0 48 0 6 0 7 6 3 3 2,63 2,25 3 0 2 0 0,75 0 2 1,5 36 36 9 6,75
27 1 0 12 0 1,5 0 7 6 3 3 2,63 2,25 3 0 2 0 0,75 0 1,5 1 36 36 6,75 4,5
28 1 0 48 0 6 0 7 6 3 3 2,63 2,25 3 0 2 0 0,75 0 2 1,5 36 36 9 6,75
29 1 0 24 0 3 0 6 5 3 3 2,25 1,88 2 0 2 0 0,5 0 2 1 36 36 9 4,5
30 1 0 12 0 1,5 0 7 6 3 3 2,63 2,25 2 0 2 0 0,5 0 2 1 36 36 9 4,5
98
Lanjutan Lampiran 3b. Curahan Waktu Kerja pada Masing – Masing Tahapan Kegiatan 31 1 0 12 0 1,5 0 7 6 3 3 2,63 2,25 2 0 2 0 0,5 0 2 1 36 36 9 4,5
32 1 0 12 0 1,5 0 6 5 3 3 2,25 1,88 3 0 2 0 0,75 0 2 1 36 36 9 4,5
33 1 0 24 0 3 0 7 6 3 3 2,63 2,25 3 0 2 0 0,75 0 2 1 36 36 9 4,5
34 1 0 48 0 6 0 5 4 3 3 1,88 1,5 3 0 2 0 0,75 0 2 1 36 36 9 4,5
35 1 0 24 0 3 0 6 5 3 3 2,25 1,88 3 0 2 0 0,75 0 2 1 36 36 9 4,5
36 1 0 12 0 1,5 0 6 5 3 3 2,25 1,88 2 0 2 0 0,5 0 2 1 36 36 9 4,5
37 1 0 48 0 6 0 6 5 3 3 2,25 1,88 2 0 2 0 0,5 0 2 1 36 36 9 4,5
38 1 0 48 0 6 0 6 5 3 3 2,25 1,88 2 0 2 0 0,5 0 2 1 36 36 9 4,5
39 1 0 12 0 1,5 0 6 5 3 3 2,25 1,88 2 0 2 0 0,5 0 2 1,5 36 36 9 6,75
40 1 0 24 0 3 0 5 4 3 3 1,88 1,5 2 0 2 0 0,5 0 1,5 1 36 36 6,75 4,5
Jumlah 51 70,8 58 14,8 326 214
Rata - rata 1,28 1,77 1,45 0,37 8,16 5,34
99
Lampiran 3c. Curahan Waktu Kerja pada Masing – Masing Tahapan Kegiatan
No.Res
Sortasi Buah Pemecahan Buah Fermentasi
Jam Kerja Hari Kerja Curahan Jam Kerja Hari
Kerja Curahan Jam Kerja Hari Kerja Curahan
P W P W P W P W P W P W P W P W P W
1 0 2 0 36 0 9 2 3 36 36 9 13,5 0 0 0 0 0 0
2 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 0 0 0 0 0
3 0 1 0 36 0 4,5 2 3 36 36 9 13,5 0 0 0 0 0 0
4 0 2 0 36 0 9 4 5 36 36 18 22,5 0 0 0 0 0 0
5 0 2 0 36 0 9 2 3 36 36 9 13,5 0 0 0 0 0 0
6 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 0 0 0 0 0
7 0 1 0 36 0 4,5 2 3 36 36 9 13,5 0 0 0 0 0 0
8 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 0 0 0 0 0
9 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 0 0 0 0 0
10 0 1 0 36 0 4,5 2 3 36 36 9 13,5 0 0 0 0 0 0
11 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 0 0 0 0 0
12 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 0 0 0 0 0
13 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 0 0 0 0 0
14 0 2 0 36 0 9 2 3 36 36 9 13,5 0 0 0 0 0 0
15 0 1 0 36 0 4,5 2 3 36 36 9 13,5 0 1 0 180 0 22,5
16 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 0 0 0 0 0
17 0 1 0 36 0 4,5 2 3 36 36 9 13,5 0 0 0 0 0 0
18 0 1,5 0 36 0 6,75 2 3 36 36 9 13,5 0 0 0 0 0 0
19 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 0 0 0 0 0
20 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 0 0 0 0 0
21 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 0 0 0 0 0
22 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 0 0 0 0 0
23 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 0 0 0 0 0
24 0 2 0 36 0 9 4 5 36 36 18 22,5 0 0 0 0 0 0
25 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 0 0 0 0 0
26 0 1 0 36 0 4,5 2 3 36 36 9 13,5 0 0 0 0 0 0
27 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 1 0 180 0 22,5
28 0 1,5 0 36 0 6,75 2 3 36 36 9 13,5 0 1 0 180 0 22,5
29 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 1 0 180 0 22,5
30 0 1 0 36 0 4,5 2 3 36 36 9 13,5 0 1 0 180 0 22,5
100
Lanjutan Lampiran 3c. Curahan Waktu Kerja pada Masing – Masing Tahapan Kegiatan 31 0 1,5 0 36 0 6,75 2 3 36 36 9 13,5 0 1 0 180 0 22,5
32 0 1 0 36 0 4,5 2 3 36 36 9 13,5 0 1 0 180 0 22,5
33 0 1,5 0 36 0 6,75 2 3 36 36 9 13,5 0 1 0 180 0 22,5
34 0 1 0 36 0 4,5 2 3 36 36 9 13,5 0 1 0 180 0 22,5
35 0 1 0 36 0 4,5 2 3 36 36 9 13,5 0 1 0 180 0 22,5
36 0 1,5 0 36 0 6,75 2 3 36 36 9 13,5 0 0 0 0 0 0
37 0 1 0 36 0 4,5 2 3 36 36 9 13,5 0 0 0 0 0 0
38 0 1 0 36 0 4,5 2 3 36 36 9 13,5 0 0 0 0 0 0
39 0 1 0 36 0 4,5 2 3 36 36 9 13,5 0 0 0 0 0 0
40 0 1 0 36 0 4,5 1 2 36 36 4,5 9 0 0 0 0 0 0
Jumlah 214 302 482 225
Rata - rata 5,34 7,54 12 5,63
101
Lampiran 3d. Curahan Waktu Kerja pada Masing – Masing Tahapan Kegiatan
No.Res
Penjemuran Sortasi Biji Pengemasan
Jam Kerja Hari Kerja Curahan Jam Kerja Hari Kerja Curahan Jam Kerja Hari Kerja Curahan
P W P W P W P W P W P W P W P W P W
1 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1,5 2 36 36 6,75 9
2 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9
3 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9
4 0 5 0 180 0 113 0 4 0 36 0 18 2 3 36 36 9 13,5
5 0 4 0 180 0 90 0 3 0 36 0 13,5 1 2,5 36 36 4,5 11,3
6 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9
7 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9
8 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9
9 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9
10 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9
11 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9
12 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9
13 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9
14 0 4 0 180 0 90 0 3 0 36 0 13,5 1 2 36 36 4,5 9
15 0 4 0 180 0 90 0 3 0 36 0 13,5 1,5 2,5 36 36 6,75 11,3
16 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9
17 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9
18 0 4 0 180 0 90 0 3 0 36 0 13,5 1,5 2,5 36 36 6,75 11,3
19 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9
20 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9
21 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9
22 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9
23 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9
24 0 5 0 180 0 113 0 4 0 36 0 18 2 3 36 36 9 13,5
25 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9
26 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1,5 2,5 36 36 6,75 11,3
27 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9
28 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1 2,5 36 36 4,5 11,3
29 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9
30 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1,5 2,5 36 36 6,75 11,3
31 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9
102
Lanjutan Lampiran 3d. Curahan Waktu Kerja pada Masing – Masing Tahapan Kegiatan 32 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9
33 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1,5 2,5 36 36 6,75 11,3
34 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9
35 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9
36 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1,5 2 36 36 6,75 9
37 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9
38 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9
39 0 4 0 180 0 90 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9
40 0 3 0 180 0 67,5 0 2 0 36 0 9 1 2 36 36 4,5 9
Jumlah 3240 396 205 385
Rata - rata 81 9,9 5,12 9,62
103
Lampiran 4. Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
No. Nama Responden Pemupukan Panen Sortasi
Buah
Pemecahan
Buah Fermentasi Penjemuran
Sortasi
Biji Pengemasan
Total
(HOK/Tahun)
1 Nur Asiyah 1,00 6,75 9,00 13,50 0,00 90,00 9,00 9,00 138,25
2 Musrifah 0,75 4,50 4,50 9,00 0,00 67,50 9,00 9,00 104,25
3 Jannah 1,25 6,75 4,50 13,50 0,00 90,00 9,00 9,00 134,00
4 Siti Mahmmudah 1,50 9,00 9,00 22,50 0,00 112,50 18,00 13,50 186,00
5 Murmi 1,88 6,75 9,00 13,50 0,00 90,00 13,50 11,25 145,88
6 Endang Sakinah 1,88 4,50 4,50 9,00 0,00 67,50 9,00 9,00 105,38
7 Tumini 1,88 6,75 4,50 13,50 0,00 90,00 9,00 9,00 134,63
8 Sulbiah 1,50 4,50 4,50 9,00 0,00 67,50 9,00 9,00 105,00
9 Anis Zunadah 0,75 4,50 4,50 9,00 0,00 67,50 9,00 9,00 104,25
10 Katimah 1,00 6,75 4,50 13,50 0,00 90,00 9,00 9,00 133,75
11 Sugiati 0,75 4,50 4,50 9,00 0,00 67,50 9,00 9,00 104,25
12 Maisaroh 1,25 4,50 4,50 9,00 0,00 67,50 9,00 9,00 104,75
13 Siti 0,75 4,50 4,50 9,00 0,00 67,50 9,00 9,00 104,25
14 Fitriani 1,25 6,75 9,00 13,50 0,00 90,00 13,50 9,00 143,00
15 Winarsih 1,25 6,75 4,50 13,50 22,50 90,00 13,50 11,25 163,25
16 Sumitun 1,00 4,50 4,50 9,00 0,00 67,50 9,00 9,00 104,50
17 Nurul Hidayatullah 0,75 4,50 4,50 13,50 0,00 67,50 9,00 9,00 108,75
18 Musa'adah 1,00 6,75 6,75 13,50 0,00 90,00 13,50 11,25 142,75
19 Khoirul Nikmah 1,13 4,50 4,50 9,00 0,00 67,50 9,00 9,00 104,63
20 Komsatun 1,13 4,50 4,50 9,00 0,00 67,50 9,00 9,00 104,63
21 Aminah 0,75 4,50 4,50 9,00 0,00 67,50 9,00 9,00 104,25
22 Sriyani 0,75 4,50 4,50 9,00 0,00 67,50 9,00 9,00 104,25
23 Maryati 1,00 4,50 4,50 9,00 0,00 67,50 9,00 9,00 104,50
24 Masruroh 1,00 9,00 9,00 22,50 0,00 112,50 18,00 13,50 185,50
25 Siti Rohmah 1,25 4,50 4,50 9,00 0,00 67,50 9,00 9,00 104,75
26 Lasmini 2,25 6,75 4,50 13,50 0,00 90,00 9,00 11,25 137,25
27 Rukini 2,25 4,50 4,50 9,00 22,50 67,50 9,00 9,00 128,25
104
Lanjutan Lampiran 4. Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
28 Sumarti 2,25 6,75 6,75 13,50 22,50 90,00 9,00 11,25 162,00
29 Darwati 1,88 4,50 4,50 9,00 22,50 67,50 9,00 9,00 127,88
30 Sumiati 2,25 4,50 4,50 13,50 22,50 90,00 9,00 11,25 157,50
31 Indah 2,25 4,50 6,75 13,50 22,50 90,00 9,00 9,00 157,50
32 Antiyah 1,88 4,50 4,50 13,50 22,50 90,00 9,00 9,00 154,88
33 Tri Mukti 2,25 4,50 6,75 13,50 22,50 90,00 9,00 11,25 159,75
34 Suryati 1,50 4,50 4,50 13,50 22,50 90,00 9,00 9,00 154,50
35 Purwati 1,88 4,50 4,50 13,50 22,50 90,00 9,00 9,00 154,88
36 Sriawan 1,88 4,50 6,75 13,50 0,00 90,00 9,00 9,00 134,63
37 Ima 1,88 4,50 4,50 13,50 0,00 90,00 9,00 9,00 132,38
38 Reswati 1,88 4,50 4,50 13,50 0,00 90,00 9,00 9,00 132,38
39 Yulisana Ningsih 1,88 6,75 4,50 13,50 0,00 90,00 9,00 9,00 134,63
40 Panti 1,50 4,50 4,50 9,00 0,00 67,50 9,00 9,00 105,00
Jumlah 58,00 213,75 213,75 481,50 225,00 3240,00 396,00 384,75 5212,75
Rata – rata 1,45 5,34 5,34 12,04 5,63 81,00 9,90 9,62 130,32
105
Lampiran 4a. Curahan Waktu Tenaga Kerja Pria di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
No. Nama
Responden
Penyiapan
Lahan Penanaman
Pembuatan
Rorak Sulaman Pemangkasan Wiwilan Pemupukan
Pengendalian
OPT Panen
Pemecahan
Buah Pengemasan Total
1 Kasturi 1,43 1,25 0,00 0,00 4,50 0,00 1,25 0,00 9,00 9,00 6,75 33,18
2 Moh Hasyim 1,14 1,13 0,00 0,00 1,50 0,00 1,00 0,00 6,75 4,50 4,50 20,52
3 Maliki 1,43 1,13 0,00 0,75 1,00 0,00 1,50 0,25 9,00 9,00 4,50 28,55
4 Syaifudin A 1,43 2,25 0,00 0,00 6,00 0,00 1,88 0,25 13,50 18,00 9,00 52,30
5 Imam Tamtiq 1,43 1,25 0,00 0,00 3,00 0,00 2,25 0,50 9,00 9,00 4,50 30,93
6 Janu Anwar 1,43 1,13 0,00 0,00 0,75 0,00 2,25 0,50 6,75 4,50 4,50 21,80
7 Mukti 1,43 1,13 0,00 0,00 1,50 0,00 2,25 0,50 9,00 9,00 4,50 29,30
8 Kalim 1,43 1,13 0,00 0,75 0,50 0,00 1,88 0,00 6,75 4,50 4,50 21,43
9 Agus Ulin 1,14 1,13 0,00 0,00 0,50 0,00 1,00 0,00 6,75 4,50 4,50 19,52
10 Takib 1,43 1,25 0,00 0,00 1,50 0,00 1,25 0,00 9,00 9,00 4,50 27,93
11 Sapingi 1,14 1,13 0,00 0,00 0,50 0,00 1,00 0,00 6,75 4,50 4,50 19,52
12 Mispan 1,43 1,13 0,00 0,00 1,50 0,00 1,50 0,25 6,75 4,50 4,50 21,55
13 Salam 1,43 1,13 0,00 0,00 1,00 0,00 1,00 0,00 6,75 4,50 4,50 20,30
14 Hendro Wibowo 2,57 1,13 0,00 0,00 3,00 0,00 1,50 0,75 9,00 9,00 4,50 31,45
15 Suyadi 2,57 1,25 0,00 0,00 3,00 0,00 1,50 0,75 9,00 9,00 6,75 33,82
16 Bero 1,43 1,13 0,00 0,00 1,50 0,00 1,25 0,00 4,50 4,50 4,50 18,80
17 Ashari 1,14 1,13 0,00 0,00 1,50 0,00 1,00 0,00 6,75 9,00 4,50 25,02
18 Umar Said 1,43 1,13 0,00 0,00 1,00 0,00 1,25 0,00 9,00 9,00 6,75 29,55
19 Sahid 1,14 1,13 0,00 0,00 1,00 0,00 1,50 0,00 6,75 4,50 4,50 20,52
20 Lurup Cahyono 1,14 1,13 0,00 0,00 0,75 0,00 1,50 0,00 4,50 4,50 4,50 18,02
21 Sukinan 1,14 1,13 0,00 0,25 0,50 0,00 1,00 0,00 6,75 4,50 4,50 19,77
22 Fatah 1,14 1,13 0,00 0,00 0,50 0,00 1,00 0,25 6,75 4,50 4,50 19,77
23 Sugik 1,14 1,13 2,50 0,00 1,50 0,00 1,25 0,75 6,75 4,50 4,50 24,02
24 Munir 1,43 2,25 0,00 0,00 1,50 0,00 1,25 0,00 13,50 18,00 9,00 46,93
25 Sangid 1,43 1,13 0,00 0,00 0,50 0,00 1,50 0,75 6,75 4,50 4,50 21,05
26 Katiren 2,57 1,13 3,00 0,00 3,00 6,00 2,63 0,75 9,00 9,00 6,75 43,82
27 Sukatno 2,57 1,13 3,00 0,00 1,50 1,50 2,63 0,75 6,75 4,50 4,50 28,82
106
Lanjutan Lampiran 4a. Curahan Waktu Tenaga Kerja Pria di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
28 Sugiono 2,57 1,13 0,00 0,00 3,00 6,00 2,63 0,75 9,00 9,00 4,50 38,57
29 Misiman 1,43 1,13 1,88 0,00 3,00 3,00 2,25 0,50 9,00 4,50 4,50 31,18
30 Tumper 2,57 1,13 0,00 0,00 3,00 1,50 2,63 0,50 9,00 9,00 6,75 36,07
31 Dodik 2,57 1,13 2,50 0,00 3,00 1,50 2,63 0,50 9,00 9,00 4,50 36,32
32 Supeno 1,43 1,13 2,25 0,00 3,00 1,50 2,25 0,75 9,00 9,00 4,50 34,80
33 Wadiran 2,57 1,13 0,00 0,00 3,00 3,00 2,63 0,75 9,00 9,00 6,75 37,82
34 Kitugiantoro 1,43 1,13 0,00 0,00 1,50 6,00 1,88 0,75 9,00 9,00 4,50 35,18
35 Latip 1,43 1,13 0,00 0,00 3,00 3,00 2,25 0,75 9,00 9,00 4,50 34,05
36 Ridwan 1,43 1,13 0,00 0,00 1,50 1,50 2,25 0,50 9,00 9,00 6,75 33,05
37 Rudianto 1,43 1,13 0,00 0,00 1,50 6,00 2,25 0,50 9,00 9,00 4,50 35,30
38 Suryani 1,43 1,13 0,00 0,00 1,50 6,00 2,25 0,50 9,00 9,00 4,50 35,30
39 Syaifudin B 1,43 1,13 0,00 0,00 1,50 1,50 2,25 0,50 9,00 9,00 4,50 30,80
40 Mashadi 1,43 1,13 0,00 0,00 1,50 3,00 1,88 0,50 6,75 4,50 4,50 25,18
Jumlah 63,71 47,75 15,13 1,75 74,50 51,00 70,75 14,75 326,25 301,50 204,75 1171,84
Rata - rata 1,59 1,19 0,38 0,04 1,86 1,28 1,77 0,37 8,16 7,54 5,12 29,30
107
Lampiran 5. Rata – Rata Curahan Waktu Tenaga Kerja di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
No. Kegiatan Rata - rata Curahan
TKP (HOK/Tahun)
Rata - Rata Curahan TKW
(HOK/Tahun)
Jumlah Curahan
(HOK/Tahun)
1 Penyiapan Bibit 0,00 0,00 0,00
2 Penyiapan Lahan 1,59 0,00 1,59
3 Penanaman 1,19 0,00 1,19
4 Pembuatan Rorak 0,38 0,00 0,38
5 Pengairan 0,00 0,00 0,00
6 Sulaman 0,04 0,00 0,04
7 Pemangkasan 1,86 0,00 1,86
8 Wiwilan 1,28 0,00 1,28
9 Pemupukan 1,77 1,45 3,22
10 Pengendalian OPT 0,37 0,00 0,37
11 Pemanenan 8,16 5,34 13,50
12 Sortasi Buah 0,00 5,34 5,34
13 Pemeraman Buah 0,00 0,00 0,00
14 Pemecahan Buah 7,54 12,00 19,54
15 Pemerasan Lendir 0,00 0,00 0,00
16 Fermentasi 0,00 5,63 5,63
17 Pencucian 0,00 0,00 0,00
18 Penjemuran 0,00 81,00 81,00
19 Sortasi Biji Kering 0,00 9,90 9,90
20 Pengemasan 5,12 9,62 14,74
21 Penyimpanan 0,00 0,00 0,00
Jumlah 29,30 130,28 159,58
108
Lampiran 6. Curahan Waktu Wanita Tani pada Kegiatan Domestik di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
No. Nama Umur
(Tahun)
Jumlah Anggota
Keluarga (Jiwa)
Pemenuhan Konsumsi Merawat Anak
Jam Hari HOK/Hari HOK/Tahun Jam Hari HOK/Hari HOK/Tahun
1 Nur Asiyah 53 5 3 360 0,375 135 0 360 0 0
2 Musrifah 70 6 4 360 0,5 180 0 360 0 0
3 Jannah 60 6 4 360 0,5 180 3 360 0,375 135
4 Siti Mahmmudah 53 6 4 360 0,5 180 4 360 0,5 180
5 Murmi 40 4 3 360 0,375 135 4 360 0,5 180
6 Endang Sakinah 45 4 3 360 0,375 135 4 360 0,5 180
7 Tumini 69 4 3 360 0,375 135 3 360 0,375 135
8 Sulbiah 65 2 2 360 0,25 90 0 360 0 0
9 Anis Zunadah 45 3 3 360 0,375 135 4 360 0,5 180
10 Katimah 80 3 3 360 0,375 135 0 360 0 0
11 Sugiati 47 7 4 360 0,5 180 4 360 0,5 180
12 Maisaroh 55 3 3 360 0,375 135 3 360 0,375 135
13 Siti 50 5 4 360 0,5 180 3 360 0,375 135
14 Fitriani 32 5 4 360 0,5 180 4 360 0,5 180
15 Winarsih 45 4 3 360 0,375 135 4 360 0,5 180
16 Sumitun 63 5 3 360 0,375 135 3 360 0,375 135
17 Nurul Hidayatullah 50 6 4 360 0,5 180 4 360 0,5 180
18 Musa'adah 45 5 4 360 0,5 180 4 360 0,5 180
19 Khoirul Nikmah 33 5 4 360 0,5 180 4 360 0,5 180
20 Komsatun 49 5 4 360 0,5 180 4 360 0,5 180
21 Aminah 60 2 2 360 0,25 90 0 360 0 0
22 Sriyani 34 6 3 360 0,375 135 4 360 0,5 180
23 Maryati 43 4 3 360 0,375 135 4 360 0,5 180
24 Masruroh 46 4 3 360 0,375 135 4 360 0,5 180
25 Siti Rohmah 65 4 3 360 0,375 135 3 360 0,375 135
26 Lasmini 50 2 4 360 0,5 180 0 360 0 0
27 Rukini 55 3 3 360 0,375 135 3 360 0,375 135
109
Lanjutan Lampiran 6. Curahan Waktu Wanita Tani pada Kegiatan Domestik di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
28 Sumarti 48 3 3 360 0,375 135 4 360 0,5 180
29 Darwati 60 2 2 360 0,25 90 0 360 0 0
30 Sumiati 56 3 3 360 0,375 135 3 360 0,375 135
31 Indah 46 4 3 360 0,375 135 4 360 0,5 180
32 Antiyah 45 3 3 360 0,375 135 4 360 0,5 180
33 Tri Mukti 56 3 3 360 0,375 135 3 360 0,375 135
34 Suryati 59 4 3 360 0,375 135 4 360 0,5 180
35 Purwati 60 5 3 360 0,375 135 4 360 0,5 180
36 Sriawan 45 4 3 360 0,375 135 4 360 0,5 180
37 Ima 70 3 3 360 0,375 135 0 360 0 0
38 Reswati 50 3 3 360 0,375 135 3 360 0,375 135
39 Yulisana Ningsih 75 4 3 360 0,375 135 0 360 0 0
40 Panti 60 3 3 360 0,375 135 3 360 0,375 135
Jumlah 128 14400 16 5760 113 14400 14,125 5085
Rata - Rata 3,2 360 0,4 144 2,825 360 0,353125 127,125
110
Lampiran 6a. Curahan Waktu Wanita Tani pada Kegiatan Domestik di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
No.Res Membersihkan Rumah Kegiatan Sosial Kegiatan Hiburan Total
(HOK/Tahun) Jam Hari HOK/Hari HOK/Tahun Jam Bulan HOK/Bulan HOK/Tahun Jam Hari HOK/Hari HOK/Tahun
1 2 360 0,25 90 3 12 0,375 4,5 5 360 0,625 225 454,5
2 1,5 360 0,1875 67,5 4 12 0,5 6 4,5 360 0,5625 202,5 456
3 2 360 0,25 90 4 12 0,5 6 5 360 0,625 225 636
4 2 360 0,25 90 3 12 0,375 4,5 5 360 0,625 225 679,5
5 2,5 360 0,3125 112,5 3 12 0,375 4,5 6 360 0,75 270 702
6 2,5 360 0,3125 112,5 3 12 0,375 4,5 6 360 0,75 270 702
7 1,5 360 0,1875 67,5 3 12 0,375 4,5 4 360 0,5 180 522
8 1,5 360 0,1875 67,5 4 12 0,5 6 3 360 0,375 135 298,5
9 2 360 0,25 90 4 12 0,5 6 5 360 0,625 225 636
10 1,5 360 0,1875 67,5 4 12 0,5 6 4 360 0,5 180 388,5
11 2 360 0,25 90 3 12 0,375 4,5 5 360 0,625 225 679,5
12 2 360 0,25 90 3 12 0,375 4,5 5 360 0,625 225 589,5
13 2 360 0,25 90 3 12 0,375 4,5 5 360 0,625 225 634,5
14 3 360 0,375 135 4 12 0,5 6 5 360 0,625 225 726
15 2,5 360 0,3125 112,5 4 12 0,5 6 5 360 0,625 225 658,5
16 1,5 360 0,1875 67,5 4 12 0,5 6 5 360 0,625 225 568,5
17 2 360 0,25 90 3 12 0,375 4,5 5 360 0,625 225 679,5
18 2 360 0,25 90 3 12 0,375 4,5 5,5 360 0,6875 247,5 702
19 2,5 360 0,3125 112,5 3 12 0,375 4,5 5,5 360 0,6875 247,5 724,5
20 2 360 0,25 90 4 12 0,5 6 5 360 0,625 225 681
21 2 360 0,25 90 4 12 0,5 6 4,5 360 0,5625 202,5 388,5
22 3 360 0,375 135 4 12 0,5 6 5,5 360 0,6875 247,5 703,5
23 2,5 360 0,3125 112,5 4 12 0,5 6 5 360 0,625 225 658,5
24 2 360 0,25 90 3 12 0,375 4,5 5 360 0,625 225 634,5
25 1,5 360 0,1875 67,5 3 12 0,375 4,5 5 360 0,625 225 567
111
Lanjutan Lampiran 6a. Curahan Waktu Wanita Tani pada Kegiatan Domestik di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
26 2 360 0,25 90 3 12 0,375 4,5 4 360 0,5 180 454,5
27 2 360 0,25 90 4 12 0,5 6 5 360 0,625 225 591
28 2 360 0,25 90 4 12 0,5 6 5 360 0,625 225 636
29 2 360 0,25 90 3 12 0,375 4,5 4 360 0,5 180 364,5
30 2 360 0,25 90 3 12 0,375 4,5 5 360 0,625 225 589,5
31 2 360 0,25 90 4 12 0,5 6 5 360 0,625 225 636
32 2 360 0,25 90 4 12 0,5 6 5 360 0,625 225 636
33 2 360 0,25 90 3 12 0,375 4,5 5 360 0,625 225 589,5
34 2 360 0,25 90 3 12 0,375 4,5 5 360 0,625 225 634,5
35 2 360 0,25 90 3 12 0,375 4,5 6 360 0,75 270 679,5
36 2,5 360 0,3125 112,5 4 12 0,5 6 6 360 0,75 270 703,5
37 2 360 0,25 90 4 12 0,5 6 6 360 0,75 270 501
38 2 360 0,25 90 3 12 0,375 4,5 6 360 0,75 270 634,5
39 1,5 360 0,1875 67,5 3 12 0,375 4,5 6 360 0,75 270 477
40 2 360 0,25 90 4 12 0,5 6 5,5 360 0,6875 247,5 613,5
Jumlah 81,5 14400 10,1875 3667,5 139 480 17,375 208,5 202 14400 25,25 9090 23811
Rata - rata 2,0375 360 0,2546875 91,6875 3,475 12 0,434375 5,2125 5,05 360 0,63125 227,25 595,275
112
Lampiran 7. Data Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita
No. Nama Responden
Curahan
Waktu
(HOK/Tahun)
Umur Istri
(Tahun)
Jml
Anggota Klg
(Jiwa)
Pendidikan
Istri
(Tahun)
Luas
lahan (Ha)
Jml Produksi
(Kg/Tahun)
1 Nur Asiyah 138,25 53 5 6 0,18 160
2 Musrifah 104,25 70 6 12 0,08 105
3 Jannah 134,00 60 6 6 0,25 145
4 Siti Mahmmudah 186,00 53 6 12 0,18 860
5 Murmi 145,88 40 4 9 0,24 204
6 Endang Sakinah 105,38 45 4 6 0,32 80
7 Tumini 134,63 69 4 6 0,25 139
8 Sulbiah 105,00 65 2 6 0,12 98
9 Anis Zunadah 104,25 45 3 9 0,07 100
10 Katimah 133,75 80 3 6 0,18 150
11 Sugiati 104,25 47 7 6 0,08 105
12 Maisaroh 104,75 55 3 6 0,25 100
13 Siti 104,25 50 5 9 0,16 107
14 Fitriani 143,00 32 5 12 0,50 170
15 Winarsih 163,25 45 4 12 0,50 225
16 Sumitun 104,50 63 5 6 0,20 36
17 Nurul Hidayatullah 108,75 50 6 9 0,06 90
18 Musa'adah 142,75 45 5 12 0,40 150
19 Khoirul Nikmah 104,63 33 5 6 0,06 74
20 Komsatun 104,63 49 5 6 0,07 43
21 Aminah 104,25 60 2 6 0,05 94
22 Sriyani 104,25 34 6 9 0,09 97
23 Maryati 104,50 43 4 12 0,13 85
24 Masruroh 185,50 46 4 12 0,18 820
25 Siti Rohmah 104,75 65 4 12 0,40 98
26 Lasmini 137,25 50 2 6 0,50 194
113
Lanjutan Lampiran 7. Data Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita
27 Rukini 128,25 55 3 6 0,50 100
28 Sumarti 162,00 48 3 9 0,50 150
29 Darwati 127,88 60 2 9 0,25 116
30 Sumiati 157,50 56 3 6 0,50 170
31 Indah 157,50 46 4 12 0,50 145
32 Antiyah 154,88 45 3 12 0,25 136
33 Tri Mukti 159,75 56 3 9 0,50 160
34 Suryati 154,50 59 4 12 0,15 115
35 Purwati 154,88 60 5 9 0,25 133
36 Sriawan 134,63 45 4 6 0,25 140
37 Ima 132,38 70 3 9 0,25 120
38 Reswati 132,38 50 3 9 0,25 120
39 Yulisana Ningsih 134,63 75 4 6 0,25 138
40 Panti 105,00 60 3 9 0,13 112
114
Lampiran 8. Hasil Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Curahan_Waktu_Kerja 130,3203 24,57023 40
Umur 53,30 11,099 40
Jml_Anggota_Klg 4,05 1,280 40
Pendidikan 8,55 2,501 40
Luas_Lahan ,2508 ,15160 40
Jml_Produksi 159,60 162,907 40
Correlations
Curahan_Waktu_
Kerja Umur Jml_Anggota_Klg Pendidikan Luas_Lahan Jml_Produksi
Pearson Correlation Curahan_Waktu_Kerja 1,000 -,065 -,082 ,391 ,525 ,668
Umur -,065 1,000 -,247 -,253 -,091 -,095
Jml_Anggota_Klg -,082 -,247 1,000 ,151 -,309 ,128
Pendidikan ,391 -,253 ,151 1,000 ,155 ,359
Luas_Lahan ,525 -,091 -,309 ,155 1,000 ,040
Jml_Produksi ,668 -,095 ,128 ,359 ,040 1,000
Sig. (1-tailed) Curahan_Waktu_Kerja . ,346 ,308 ,006 ,000 ,000
Umur ,346 . ,063 ,058 ,288 ,281
Jml_Anggota_Klg ,308 ,063 . ,176 ,026 ,216
Pendidikan ,006 ,058 ,176 . ,170 ,011
Luas_Lahan ,000 ,288 ,026 ,170 . ,402
Jml_Produksi ,000 ,281 ,216 ,011 ,402 .
115
N Curahan_Waktu_Kerja 40 40 40 40 40 40
Umur 40 40 40 40 40 40
Jml_Anggota_Klg 40 40 40 40 40 40
Pendidikan 40 40 40 40 40 40
Luas_Lahan 40 40 40 40 40 40
Jml_Produksi 40 40 40 40 40 40
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Jml_Produksi,
Luas_Lahan,
Umur,
Jml_Anggota_Kl
g, Pendidikanb
. Enter
a. Dependent Variable: Curahan_Waktu_Kerja
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,841a ,707 ,664 14,24960 1,396
a. Predictors: (Constant), Jml_Produksi, Luas_Lahan, Umur, Jml_Anggota_Klg,
Pendidikan
b. Dependent Variable: Curahan_Waktu_Kerja
116
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 16640,420 5 3328,084 16,390 ,000b
Residual 6903,733 34 203,051
Total 23544,153 39
a. Dependent Variable: Curahan_Waktu_Kerja
b. Predictors: (Constant), Jml_Produksi, Luas_Lahan, Umur, Jml_Anggota_Klg, Pendidikan
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 79,782 19,571 4,077 ,000
Umur ,140 ,220 ,063 ,637 ,528 ,874 1,144
Jml_Anggota_Klg -,231 1,988 -,012 -,116 ,908 ,804 1,244
Pendidikan 1,110 1,022 ,113 1,086 ,285 ,797 1,255
Luas_Lahan 78,530 16,369 ,485 4,797 ,000 ,845 1,183
Jml_Produksi ,093 ,015 ,616 6,166 ,000 ,865 1,156
a. Dependent Variable: Curahan_Waktu_Kerja
117
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) Umur Jml_Anggota_Klg Pendidikan Luas_Lahan Jml_Produksi
1 1 5,169 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00 ,01 ,01
2 ,439 3,431 ,00 ,00 ,00 ,00 ,03 ,84
3 ,250 4,547 ,00 ,01 ,06 ,00 ,64 ,02
4 ,076 8,229 ,01 ,25 ,26 ,10 ,05 ,05
5 ,056 9,627 ,00 ,00 ,37 ,73 ,17 ,06
6 ,010 23,104 ,99 ,74 ,30 ,17 ,11 ,01
a. Dependent Variable: Curahan_Waktu_Kerja
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 101,4974 193,1320 130,3203 20,65617 40
Std. Predicted Value -1,395 3,041 ,000 1,000 40
Standard Error of Predicted
Value 3,183 10,430 5,317 1,497 40
Adjusted Predicted Value 100,6601 201,3619 130,7990 21,60275 40
Residual -37,05322 31,59193 ,00000 13,30484 40
Std. Residual -2,600 2,217 ,000 ,934 40
Stud. Residual -2,861 2,381 -,014 1,005 40
Deleted Residual -44,86031 36,43326 -,47878 15,47725 40
Stud. Deleted Residual -3,235 2,570 -,017 1,051 40
Mahal. Distance ,971 19,919 4,875 3,810 40
Cook's Distance ,000 ,287 ,028 ,052 40
Centered Leverage Value ,025 ,511 ,125 ,098 40
121
Lampiran 9. Hasil Analisis Uji Beda Curahan Waktu Tenaga Kerja Pria dan Tenaga Kerja Wanita
Group Statistics
Jenis_Kelamin N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Curahan_Waktu_Kerja Pria 40 29,2953 8,29597 1,31171
Wanita 40 130,3203 24,57023 3,88489
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
Curahan_Waktu_
Kerja
Equal variances
assumed 40,518 ,000 -24,638 78 ,000 -101,02500 4,10036 -109,18820 -92,86180
Equal variances
not assumed -24,638 47,778 ,000 -101,02500 4,10036 -109,27032 -92,77968
122
122
UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
KUISIONER
JUDUL : CURAHAN WAKTU TENAGA KERJA WANITA PADA
USAHATANI KOMODITAS KAKAO DI KECAMATAN
UDANAWU KABUPATEN BLITAR
LOKASI : KECAMATAN UDANAWU KABUPATEN BLITAR
IDENTITAS RESPONDEN
Nama Istri :
Nama Suami :
Umur Suami :
Umur Istri :
Alamat :
Jumlah Anggota Keluarga :
Pendidikan Suami :
Pendidikan Istri :
Pendidikan Anak :
Pengalaman sebagai Petani :
Status Kepemilikan Lahan :
Luas Lahan Kakao :
Jumlah Pohon :
PEWAWANCARA
Nama :
NIM :
Hari/Tanggal :
Waktu :
123
123
A. IDENTITAS TANAMAN KAKAO
Lokasi Geografis : Berbukit/Datar
Tahun Tanam Kakao :
Bulan Panen :
Jarak Tanam :
Varietas yang ditanam :
Umur Kakao :
Bulan Panen :
Jumlah sekali panen :
Jumlah pohon kakao : ..... Pohon
Tanaman Penaung : 1.
2.
Mengapa memilih tanaman penaung tersebut ?
Jawab :
B. GAMBARAN UMUM USAHATANI KAKAO
1. Sejak tahun berapa Anda mengusahakan tanaman kakao ?
Jawab : ...............................................................................................................
2. Apa alasan Anda memilih kakao sebagai usaha budidaya Anda ?
a. Kebiasaan
b. Menguntungkan
c. Mudah dibudidayakan
d. Sesuai musimnya
e. Lainnya
Alasan : ..............................................................................................................
3. Berapa luas lahan yang Anda miliki ?
Jawab : ...............................................................................................................
4. Bagaimana pengaturan jarak tanam yang dilakukan dalam usaha budidaya
kakao anda ?
Jawab : ...............................................................................................................
124
124
5. Apakah disini terdapat kelompok tani ?
a. Ya
b. Tidak
6. Bagaimana keberadaan kelompok tani di tempat Anda ?
a. Aktif
b. Ada, tapi kurang aktif
c. Tidak ada
7. Apakah Anda ikut sebagai anggota kelompok tani ?
a. Ya b. Tidak
8. Setiap berapa bulan sekali pertemuan kelompok tani dilakukan ?
Jawab : ...............................................................................................................
9. Dalam pertemuan kelompok tani, apa yang biasanya dibahas atau dilakukan ?
Jawab : ...............................................................................................................
10. Darimanakah Anda memperoleh bibit kakao ?
Jawab : ...............................................................................................................
11. Adakah kendala yang dihadapi dalam budidaya kakao ?
Jawab : ...............................................................................................................
12. Bagaimana cara Anda mengatasi kendala tersebut ?
Jawab : ...............................................................................................................
13. Darimana Anda memperoleh modal untuk usahatani kakao ?
Jawab : ...............................................................................................................
14. Berapa besar modal yang digunakan untuk melakukan usahatani kakao ?
Jawab : ...............................................................................................................
15. Apakah ada penyuluhan mengenai budidaya kakao ?
Jawab : ...............................................................................................................
16. Siapa yang melakukan penyuluhan tentang usahatani kakao ?
Jawab : ...............................................................................................................
17. Pernakah diadakan pelatihan terkait dengan usahatani kakao oleh
instansi/lembaga tertentu ?
Jawab : ...............................................................................................................
125
125
18. Apakah anda mengikuti pelatihaan tersebut ?
a. Ya
b. Tidak
19. Apakah manfaat yang Anda peroleh dari pelatihan tersebut ?
Jawab : ...............................................................................................................
C. ALASAN WANITA BEKERJA
1. Sejak kapan anda bekerja pada usahatani kakao ?
Jawab : ...............................................................................................................
2. Apakah alasan anda bekerja pada usahatani kakao ?
Jawab : ...............................................................................................................
3. Mengapa anda memilih melakukan pekerjaan pada usahatani kakao ?
Jawab : ..............................................................................................................
4. Apakah ada pekerjaan lain selain usahatani kakao?
a. Ya
b. Tidak
Sebutkan : ...........................................................................................................
5. Apakah bekerja pada usahatani kakao merupakan kemauan sendiri atau
ajakan orang lain ?
Jawab : ...............................................................................................................
6. Menurut anda, apakah bekerja pada usahatani kakao tersebut aman bagi
wanita ?
Jawab : ...............................................................................................................
7. Apa dampak positif yang anda rasakan ketika anda berkontribusi dalam
kegiatan usahatani kakao ?
Jawab : ...............................................................................................................
8. Apa dampak negatif yang anda rasakan ketika anda berkontribusi dalam
kegiatan usahatani kakao ?
Jawab : ...............................................................................................................
126
126
D. ALOKASI WAKTU WANITA TANI
1. Alokasi waktu wanita tani kakao
No Aktivitas Alokasi Waktu (Jam/Hari)
1 Kegiatan Produktif
2 Kegiatan Domestik
Pemenuhan Konsumsi
Merawat Anak
Membersihkan Rumah
Kegiatan Sosial
Kegiatan Hiburan
2. Mengapa anda berkontribusi pada usahatani kakao, yang seharusnya seorang
istri memiliki tugas mengurus rumah ?
Jawab : ...............................................................................................................
3. Bagaimana anda mengatur waktu dalam pembagian tugas sebagai ibu rumah
tangga dan bekerja pada usahatani kakao ?
Jawab : ...............................................................................................................
4. Jika anda bekerja, adakah yang menggantikan tugas anda sebagai ibu rumah
tangga yang mengurus rumah ?
Jawab : ...............................................................................................................
5. Apakah terjadi kesulitan saat anda harus membagi tugas antara pekerjaan dan
urusan rumah tangga ?
Jawab : ...............................................................................................................
6. Menurut anda, apakah peran ganda yang anda alami terasa berat ?
a. Ya
b. Tidak
Alasan : ..............................................................................................................
127
127
E. KEBUTUHAN TENAGA KERJA
1. Apakah pernah dilakukan pelatihan terkait budidaya maupun penanganan
pasca panen kakao ?
Jawab : ...............................................................................................................
2. Menurut anda, peranan pekerjaan anda yang dominan terletak pada kegiatan
apa saja ?
Jawab : ...............................................................................................................
3. Lalu suami anda lebih dominan pada kegiatan apa saja ?
Jawab : ...............................................................................................................
4. Apakah pemangkasan kakao dilakukan setiap tahun ?
Jawab : ...............................................................................................................
5. Apakah setiap tahun kakao yang anda budidayakan rutin dilakukan
pemupukan ?
Jawab : ...............................................................................................................
6. Adakah pengairan di kebun kakao anda ?
Jawab : ...............................................................................................................
7. Apakah setiap tahun anda melakukan pemberantasan OPT ?
Jawab : ...............................................................................................................
8. Berapa kali dalam sebulan anda melakukan pemanenan kakao ?
Jawab : ...............................................................................................................
No Jenis Kegiatan
Tenaga
Kerja
Jumlah Hari
Kerja
Jumlah
Waktu Kerja
P W P W P W
1. Pembibitan
2. Penyiapan Lahan
3. Penanaman
4. Pembuatan Rorak
5. Pengairan
6. Sulaman
7. Pemangkasan
128
128
8. Wiwilan
9. Pemupukan
10. Pengendalian OPT
11. Pemanenan
12. Sortasi Buah
13. Pemeraman Buah
14. Pemecahan Buah
15. Pemerasan Lendir
16. Fermentasi
17. Pencucian
18. Penjemuran
19. Sortasi Biji Kering
20. Pengemasan
21. Penyimpanan
129
129
DOKUMENTASI
Gambar 1. Foto Bersama dengan Wanita Tani di Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar
Gambar 2. Kegiatan Pemecahan Buah Kakao oleh Wanita Tani
130
130
Gambar 3. Wawancara dengan salah satu petani kakao di Kecamatan Udanawu
Kabupaten Blitar
Gambar 4. Wawancara dengan salah satu wanita tani di Kecamatan Udanawu
Kabupaten Blitar
131
131
Gambar 5. Wanita Tani disaat akan melakukan pemanenan
Gambar 6. Pengambilan buah kakao yang telah dipanen