Download - CSS Katarak Senilis Mirna,Alia,Yudi
5/17/2018 CSS Katarak Senilis Mirna,Alia,Yudi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/css-katarak-senilis-mirnaaliayudi 1/16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Katarak merupakan penyebab utama kebutaan dan gangguan penglihatan di dunia. Di
anatara beberapa jenis katarak, katarak senilis merupakan jenis katarak yang paling banyak
ditemukan. Katarak senilis merupakan semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut,
yaitu usia di atas 50 tahun.
Pada tahun 2002, WHO memperkirakan katarak menjadi penyebab 17 juta (47,8%)
kebutaan dari 37 juta kebutaan di seluruh dunia, dan ini diperkirakan akan meningkat menjadi
40 juta pada 2020. Katarak ditemukan pada sekitar 10% orang Amerika Serikat. Prevalensi ini
meningkat sampai sekitar 50% untuk mereka yang berusia antara 65 dan 74 tahun serta sampai
sekitar 70%untuk usia lebih dari 75 tahun. 2
Di Indonesia pada tahun 1991 didapatkan prevalensi kebutaan 1,2% dengan kebutaan
karena katarak sebesar 0,67%. Pada tahun 1996 angka kebutaan meningkat 1,47%. Tahun 2005
dilaporkan bahwa daerah pedesaan di Indonesia memiliki prevalensi katarak tertinggi di daerah
Asia tenggara.
1.2 Batasan Masalah
Makalah ini membahas tentang definisi, epidemiologi, etiologi, patogenesis, klasifikasi,
diagnosis, tatalaksana dan prognosis dari katarak senilis.
1.3. Tujuan penulisan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara mendiagnosis dan
menatalaksana pasien dengan katarak senilis.
1.4 . Metode penulisan
Metode yang dipakai pada penulisan makalah ini adalah melalui tinjauan kepustakaan
yang merujuk kepada berbagai literatur.
5/17/2018 CSS Katarak Senilis Mirna,Alia,Yudi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/css-katarak-senilis-mirnaaliayudi 2/16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Katarak berasal dari bahasa Yunani katarrhakies, Inggris cataract dan Latin cataracta
yang berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular, dimana penglihatan seperti
tertutup air tejun akibat lensa yang keruh. Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa
yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau
terjadi akibat kedua-duanya.
Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia
di atas 50 tahun.3
2.2 Anatomi dan Fisiologi Lensa
Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular dan transparan. Lensa mendapatkan
suplai nutrisi dari aqueous humor . Tebalnya sekitar 4 mm dan diameter 9 mm. Lensa digantung
oleh zonula, yang menghubungkannya dengan korpus siliaris. Disebelah anterior lensa terdapat
humos aquos dan disebelah posterior terdapat viterus. Lensa terdiri dari kapsul, lapisan epitel,
serat lamelar, korteks dan nukleus. Kapsul lensa adalah suatu membran semipermeabel yang
dapat dilewati air dan elektrolit. Sesuai dengan bertambahnya usia, serat-serat lamelar subepitel
terus diproduksi sehingga lensa lama-kelamaan menjadi kurang elastic. Lensa terdiri dari 65%
air, 35% protein, dan sedikit sekali mineral yang biasa ada di jaringan tubuh lainnya.
Kandungan kalium lebih tinggi di lensa daripada di kebanyakan jaringan lain. Asam askorbat
dan glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi.1
5/17/2018 CSS Katarak Senilis Mirna,Alia,Yudi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/css-katarak-senilis-mirnaaliayudi 3/16
Gambar 1. Anatomi Lensa
a. Kapsul
Kapsul lensa merupakan membran dasar yang elastis dan transparan tersusun dari kolagen tipe
IV yang berasal dari sel-sel epitel lensa. Kapsul ini mengandung isi lensa serta
mempertahankan bentuk lensa pada saat akomodasi. Bagian paling tebal kapsul berada di
bagian anterior dan posterior zona preequator dan bagian paling tipis berada di bagian tengah
kutub posterior.
b. Epitel Lensa
Tepat di belakang kapsul anterior lensa terdapat satu lapis sel-sel epitel. Sel-sel epitel ini dapat
melakukan aktivitas seperti yang dilakukan sel-sel lainnya, seperti sintesis DNA, RNA, protein
dan lipid. Sel-sel tersebut juga dapat membentuk ATP untuk memenuhi kebutuhan energi lensa.
Sel-sel epitel yang baru terbentuk akan menuju equator lalu berdiferensiasi menjadi serat lensa.
c. Nukleus dan Korteks
Sel-sel berubah menjadi serat, lalu serat baru akan terbentuk dan akan menekan serat-serat lama
untuk berkumpul di bagian tengah lensa. Serat-serat paling tua yang terbentuk merupakan lensa
fetus yang diproduksi pada fase embrionik dan masih menetap hingga sekarang. Serat-serat
yang baru akan membentuk korteks dari lensa.2
Mekanisme yang dilakukan mata untuk merubah fokus dari benda jauh ke benda dekat
disebut akomodasi. Akomodasi terjadi akibat perubahan lensa oleh aksi badan silier terhadap
5/17/2018 CSS Katarak Senilis Mirna,Alia,Yudi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/css-katarak-senilis-mirnaaliayudi 4/16
serat-serat zonula. Setelah umur 30 tahun, kekakuan yang terjadi di nukleus lensa secara klinis
mengurangi daya akomodasi. Saat otot silier berkontraksi, serat zonular relaksasi
mengakibatkan lensa menjadi lebih cembung. Ketika otot silier berkontraksi, ketebalan axial
lensa meningkat, kekuatan dioptri meningkat, dan terjadi akomodasi. Saat otot silier relaksasi,
serat zonular menegang, lensa lebih pipih dan kekuatan dioptri menurun.2
2.3 Epidemiologi
Berdasarkan data WHO, katarak merupakan penyebab utama kebutaan dan gangguan
penglihatan di dunia. Pada tahun 2002, WHO memperkirakan katarak menjadi penyebab 17
juta (47,8%) kebutaan dari 37 juta kebutaan di seluruh dunia, dan ini diperkirakan akan
meningkat menjadi 40 juta pada 2020. Katarak diderita oleh 20,5 juta penduduk Amerika yang
berusia 40 tahun ke atas, atau 1 di antara 6 orang menderita penyakit ini. Diperkirakan 2,5 juta
operasi katarak dilakukan di Amerika Serikat pada 2004 atau lebih besar dari 8000 operasi
katarak per satu juta penduduk. Sedangkan di negara berkembang, hanya 50 operasi per satu
juta penduduk.2
Di Indonesia pada tahun 1991 didapatkan prevalensi kebutaan 1,2% dengan kebutaan
karena katarak sebesar 0,67%. Pada tahun 1996 angka kebutaan meningkat 1,47%. Tahun 2005
dilaporkan bahwa daerah pedesaan di Indonesia memiliki prevalensi katarak tertinggi di daerah
Asia tenggara.
2.4. Etiologi dan Patofisiologi
Penyebab terjadinya katarak senilis hingga saat ini belum diketahui secara pasti.
Terdapat beberapa teori konsep penuaan menurut Ilyas (2005) sebagai berikut:
-Teori putaran biologik (“ A biologic clock”).
- Jaringan embrio manusia dapat membelah diri 50 kali → mati.
- Imunologis; dengan bertambah usia akan bertambah cacat imunologik yang
mengakibatkan kerusakan sel.
- Teori mutasi spontan.
- Teori ”A free radical”
- Free radical terbentuk bila terjadi reaksi intermediate reaktif kuat.
- Free radical dengan molekul normal mengakibatkan degenerasi.
5/17/2018 CSS Katarak Senilis Mirna,Alia,Yudi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/css-katarak-senilis-mirnaaliayudi 5/16
- Free radical dapat dinetrralisasi oleh antioksidan dan vitamin E
- Teori “A Cross-link”.
Ahli biokimia mengatakan terjadi pengikatan bersilang asam nukleat dan molekul
protein sehingga mengganggu fungsi.
Perubahan lensa pada usia lanjut :3
1. Kapsul
- Menebal dan kurang elastis (1/4 dibanding anak)
- Mulai presbiopia
- Bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur
-Terlihat bahan granular
2. Epitel → makin tipis
- Sel epitel (germinatif) pada ekuator bertambah besar dan berat
- Bengakak dan fakuolisasi mitokondria yang nyata
3. Serat lensa:
- Lebih iregular
- Pada korteks jelas kerusakan serat sel
-Brown sclerotic nucleus, sinar ultraviolet lama kelamaan merubah protein
nukleus (histidin, triptofan, metionin, sistein dan tirosin) lensa, sedang warna
coklet protein lensa nukleus mengandung histidin dan triptofan dibanding
normal.
- Korteks tidak berwarna karena:
- Kadar asam askorbat tinggi dan menghalangi fotooksidasi.
- Sinar tidak banyak mengubah protein pada serat muda.
Kekeruhan lensa dengan nukleus yang mengeras akibat usia lanjut biasanya mulai
terjadi pada usia lebih dari 60 tahun.3
2.5. Klasifikasi Katarak Senilis4
Berdasarkan letaknya dikenal ada 3 bentuk katarak senilis, yaitu : katarak nuklear, kortikal dan
subkapsularis posterior.
1. Katarak Nuklear
5/17/2018 CSS Katarak Senilis Mirna,Alia,Yudi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/css-katarak-senilis-mirnaaliayudi 6/16
Beberapa tingkat sklerosis nuclear dan kekuningan pada lensa adalah normal pada
pasien dewasa yang telah melewati usia pertengahan. Secara umum, kondisi ini hanya
mempengaruhi fungsi visual secara minimal. Penghambuaran cahaya dan kekuningan
yang parah disebut sebagai katarak nuklear, yang menyebabkan opasiti sentral. Nukleus
cenderung menjadi gelap dan keras (sklerosis), berubah dari jernih menjadi kuning
sampai coklat. Biasanya mulai timbul sekitar usia 60-70 tahun dan progresivitasnya
lambat. Bentuk ini merupakan bentuk yang paling banyak terjadi. Meskipun biasanya
bilateral, namun biasanya asimetris. Pandangan jauh lebih dipengaruhi daripada
pandangan dekat (pandangan baca), bahkan pandangan baca dapat menjadi lebih baik
yang disebut juga sebagai second sight., sulit menyetir pada malam hari . Perubahan
kekuningan dan kecoklatan yang progresif pada lensa menyebabkan diskriminasi warna
yang buruk, khususnya terhadap spectrum warna biru sehingga penderita mengalami
kesulitan membedakan warna, terutama warna biru dan ungu.
2. Katarak Kortikal
Katarak menyerang lapisan yang mengelilingi nukleus atau korteks. Biasanya mulai
timbul sekitar usia 40-60 tahun dan progresivitasnya lambat. Katarak kortikal biasanya bilateral tetapi sering asimetris. Terdapat wedge-shape opacities/cortical spokes atau
gambaran seperti ruji. Banyak pada penderita DM. Keluhan yang biasa terjadi yaitu
penglihatan jauh dan dekat terganggu, penglihatan merasa silau.
3. Katarak Subkapsular Posterior atau Kupuliformis
Bentuk ini terletak pada bagian belakang dari kapsul lensa. Katarak subkapsularis
posterior lebih sering pada kelompok usia lebih muda daripada katarak kortikal dan
katarak nuklear. Biasanya mulai timbul sekitar usia 40-60 tahun dan progresivitasnya
cepat. Pada keadaan awal, katarak subkapsular posterior adalah salah satu dari tipe
utama katarak yang berhubungan dengan penuaan. Bagaimanapun, ini bisa juga terjadi
sebagai akibat dari trauma, penggunaan kortikosteroid jangka panjang (sistemik,
topical, atau intraokuler), inflamasi, paparan radiasi ion, dan alkholisme. Katarak ini
menyebabkan kesulitan membaca, silau, pandangan kabur pada kondisi cahaya terang.
5/17/2018 CSS Katarak Senilis Mirna,Alia,Yudi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/css-katarak-senilis-mirnaaliayudi 7/16
Katarak senilis secara klinik dikenal dalam empat stadium yaitu insipien, intumesen,
imatur, matur dan hipermatur.3
Tabel 2.Perbedaan stadium katarak senilis.3
1. Katarak Insipien
Pada katarak stadium insipien terjadi kekeruhan mulai dari tepi ekuator menuju korteks
anterior dan posterior (katarak kortikal). Vakuol mulai terlihat di dalam korteks. Pada katarak
subkapsular posterior, kekeruhan mulai terlihat anterior subkapsular posterior, celah terbentuk
antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degeneratif (benda Morgagni) pada katarak
isnipien.
Kekeruhan ini dapat menimbulkan polipia oleh karena indeks refraksi yang tidak sama
pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang-kadang menetap untuk waktu yang lama.3
2. Katarak Intumesen.
Pada katarak intumesen terjadi kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat
lensa yang degeneratif menyerap air.
Masuknya air ke dalam celah lensa mengakibatkan lensa menjadi bengkak dan besar
yang akan mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal dibanding dengan keadaan
Insipien Imatur Matur Hipermatur
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan lensa Normal Bertambah Normal Berkurang
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik mata
Normal Dangkal Normal Dalam
DepanSudut bilik
Normal Sempit Normal Terbuka
Mata
Iris shadow
Negatif Positif Negatif Pseudopos
Test
Penyulit - Glaukoma -
Uveitis +
Glaukoma
5/17/2018 CSS Katarak Senilis Mirna,Alia,Yudi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/css-katarak-senilis-mirnaaliayudi 8/16
normal. Pencembungan lensa ini akan dapat memberikan penyulit glaukoma. Katarak
intumesen biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepat dan mengakibatkan mipopia
lentikular. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga lensa akan mencembung dan
daya biasnya akan bertambah, yang memberikan miopisasi.
Pada pemeriksaan slitlamp terlihat vakuol pada lensa disertai peregangan jarak lamel
serat lensa.3
3. Katarak Imatur
Pada katarak senilis stadium imatur sebagian lensa keruh atau katarak yang belum
mengenai seluruh lapis lensa. Pada katarak imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat
meningkatnya tekanan osmotik bahan lensa yang degeneratif.
Pada keadaan lensa mencembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil, sehingga
terjadi glaukoma sekunder.3
4. Katarak Matur
Pada katarak senilis stadium matur kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa.
Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur atau
intumesen tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar, sehingga lensa kembali pada
ukuran yang normal. Akan terjadi kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan mengakibatkan
kalsifikasi lensa. Bilik mata depan akan berukuran kedalaman normal kembali, tidak terdapat
bayangan iris pada lensa yang keruh, sehingga uji bayangan iris negatif.3
5. Katarak Hipermatur
Pada katarak stadium hipermatur terjadi proses degenerasi lanjut, dapat menjadi keras
atau lembek dan mencair. Masa lensa yang berdegenerasi kelur dari kapsul lensa sehingga lensa
menjadi mengecil, berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan
lipatan kapsul lensa. Kadang-kadang pengkerutan berjalan terus sehingga hubungan dengan
zonula Zinn menjadi kendor. Bila proses katarak berjalan lanjut disertai dengan kapsul yang
tebal maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan
memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan nukleus yang terbenam di
dalam korteks lensa karena lebih berat. Keadaan ini disebut sebagai katarak Morgagni.3
2.6. Manifestasi Klinis
Gejala katarak senilis biasanya berupa keluhan penurunan tajam penglihatan secara
5/17/2018 CSS Katarak Senilis Mirna,Alia,Yudi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/css-katarak-senilis-mirnaaliayudi 9/16
progresif (seperti rabun jauh memburuk secara progresif). Penglihatan seakan-akan melihat
asap/kabut dan pupil mata tampak berwarna keputihan. Apabila katarak telah mencapai stadium
matur lensa akan keruh secara menyeluruh sehingga pupil akan benar-benar tampak putih.
Gejala umum gangguan katarak meliputi:4,5
1. Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.
2. Peka terhadap sinar atau cahaya.
3. Dapat terjadi penglihatan ganda pada satu mata.
4. Memerlukan pencahayaan yang baik untuk dapat membaca.
5. Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.
2.7. Diagnosis
Diagnosis katarak senilis dibuat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan laboratorium diminta sebagai bagian dari proses screening pra operasi untu
mendeteksi penyakit yang menyertai , seperti diabetes mellitus, hipertensi, dan penyakit
jantung. Penyakit seperti diabetes mellitus dapat menyebabkan perdarahan perioperatif. Dengan
demikian deteksi dini harus dilakukan sebelum operasi.
Pemeriksaan pencitraan pada mata seperti USG, CT SCAN, dan MRI diperlukan jika
dicurigai terdapat kelainan pada bagian posterior dan penglihatan yang kabur akibat katarak.
Hal ini bermanfaat dalam pengelolaan pembedahan dan untuk memberikan prognosis
pemulihan penglihatan pasien pasca operasi
Stadium katarak senilis ditentukan berdasarkan ketajaman penglihatan pasien. Pasien
yang visusnya kurang dari 20/200 dikatakan menderita katarak matur. Jika lebih dari 20/200,
kataraknya dikatakan imatur. Katarak insipien ditemukan pada pasien masih bisa membaca
pada 20/20 , akan tetapi kejernihan dari lensa dapat diperiksa dengan slit lamp.
Pada pemeriksaan slit lamp biasanya dijumpai keadaan palpebra, konjungtiva, kornea,
iris, pupil, dan COA dalam keadaan normal. Pada lensa pasien katarak, didapatkan lensa keruh.
Selanjutnya bisa dilakukan pemeriksaan shadow test untuk menentukan stadium pada penyakit
katarak senilis.7
2.8. Terapi
Pembedahan yang dapat digunakan untuk mengangkat lensa:
5/17/2018 CSS Katarak Senilis Mirna,Alia,Yudi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/css-katarak-senilis-mirnaaliayudi 10/16
1. ICCE ( Intra Capsular Cataract Extraction):
Ekstraksi ini dilakukan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul. Dapat
dilakukan pada zonula Zinn telah rapuh atau berdegenerasi dan mudah diputus.3
Teknik operasi ini sudah lama ditinggalkan karena banyaknya penyulit yang dapat
timbul setelah operasi, yaitu
- Penyembuhan luka yang lama
- Pengembalian penglihatan yang lama
- Astimagtisme
- Inkarserasi iris
- Inkarserasi vitreus8
2. ECCE ( Extra Capsular Cataract Extraction)
Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa
dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan korteks lensa
dapat keluar melalui robekan tersebut.
Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel,
bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa intra okular, kemungkinan akan dilakukan bedah
gloukoma, mata dengan presdiposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, sebelumnya mata
mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid makular edema, pasca bedah ablasi, untuk
mencegah penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca.
Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder 3.
5/17/2018 CSS Katarak Senilis Mirna,Alia,Yudi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/css-katarak-senilis-mirnaaliayudi 11/16
3. Fakoemulsifikasi
Fakoemulsifikasi merupakan bentuk ECCE terbaru, dimana orang awam biasa
menyebutnya laser katarak. Teknik operasi ini menggunakan gelombang ultrasonik dan hanya
perlu membuat luka irisan sekitar 1,8 – 2,75 milimeter saja. Dengan alat ini lensa dipecah
dalam beberapa bagian, yang selanjutnya dihisap dengan alat. Kemudian diteruskan dengan
pemasangan lensa tanam lipat ( Foldable Intra Oculer Lens).
Keuntungan dari teknik ini adalah luka irisan minimal, resiko infeksi kecil, tanpa
jahitan, penyembuhan lebih cepat. sehingga pasien lebih puas. Dengan teknik ini seberapapun
derajat ketipisan katarak operasi dapat dilakukan tanpa harus menunggu matang. Kendalanya
adalah biaya untuk operasi fako ini relatif mahal. Operasi dilakukan dengan bius lokal dan
membutuhkan waktu antara 20-30 menit. Pasien tidak perlu rawat inap sesudah dilakukanoperasi dan boleh beraktifitas seperti biasa9.
5/17/2018 CSS Katarak Senilis Mirna,Alia,Yudi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/css-katarak-senilis-mirnaaliayudi 12/16
2.9. Komplikasi
Berikut ini adalah komplikasi besar intraoperatif yang ditemukan selama operasi katarak,
yaitu :
1. Kamera okuli anterior dangkal atau datar
2. Ruptur kapsul
3. Edem kornea
4. Perdarahan atau efusi suprakoroid
5. Perdarahan koroid yang ekspulsif
6. Tertahannya material lensa
7. Gangguan vitreous dan inkarserasi ke dalam luka
8. Iridodialisis
Berikut ini merupakan komplikasi besar post operatif yang ditemukan segera selama operasi
katarak, yang sering terlihat dalam beberapa hari atau minggu setelah operasi, yaitu :
1. Kamera okuli anterior datar atau dangkal karena luka robek
2. Terlepasnya koroid
3. Hambatan pupil
5/17/2018 CSS Katarak Senilis Mirna,Alia,Yudi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/css-katarak-senilis-mirnaaliayudi 13/16
4. Hambatan korpus siliar
5. Perdarahan suprakoroid
6. Edem stroma dan epitel
7. Hipotoni
8. Sindrom Brown-Mc. Lean (edem kornea perifer dengan kornea sentral jernih sangat
sering terlihat mengikuti ICCE)
9. Perlekatan vitreokornea dan edem kornea yang persisten
10. Perdarahan koroid yang lambat
11. Hifema
12. Tekanan intraokuler yang meningkat (sering karena tertahannya viskoelastis)
13. Edem makular kistoid
14. Terlepasnya retina
15. Endoptalmitis akut
16. Sindrom uveitis-glaukoma-hifema (UGH)
Berikut ini adalah komplikasi besar post operatif yang lambat, terlihat dalam beberapa minggu
atau bulan setelah operasi katarak :
1. Jahitan yang menginduksi astigmatismus
2. Desentrasi dan dislokasi IOL
3. Edem kornea dan keratopati bullous pseudopakia
4. Uveitis kronis
5. Endoptalmitis kronis
6. Kesalahan penggunaan kekuatan IOL10
2.10. Prognosis
5/17/2018 CSS Katarak Senilis Mirna,Alia,Yudi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/css-katarak-senilis-mirnaaliayudi 14/16
Jika tidak ada penyakit mata lain yang menyertai sebelum operasi yang akan
mempengaruhi penglihatan secara visual, seperti degenerasi makula atau atrofi saraf optik,
ECCE tanpa komplikasi akan memberikan prognosis yang baik. Penyebab utama morbiditas
pasca operasi adalah CME (Cystoid Macular Edema) dan faktor utama yang mempengaruhi
prognosis penglihatan adalah diabetes mellitus dan retinopati diabetes11
BAB III
PENUTUP
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau terjadi akibat kedua-duanya.Katarak
senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun.
Berdasarkan letaknya dikenal ada 3 bentuk katarak senilis, yaitu : katarak nuklear,
kortikal dan subkapsularis posterior. Secara klinis dikenal dalam empat stadium, yaitu insipien,
intumesen, imatur, matur dan hipermatur.
Gejala katarak senilis biasanya berupa keluhan penurunan tajam penglihatan secara
progresif. Penglihatan seakan-akan melihat asap/kabut dan pupil mata tampak berwarna
keputihan. Apabila katarak telah mencapai stadium matur lensa akan keruh secara menyeluruh
sehingga pupil akan benar-benar tampak putih.
Terapi pada katarak senilis adalah dengan pembedahan, yaitu ICCE, ECCE atau
fakoemulsifikasi.
5/17/2018 CSS Katarak Senilis Mirna,Alia,Yudi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/css-katarak-senilis-mirnaaliayudi 15/16
Jika tidak ada penyakit mata lain yang menyertai sebelum operasi yang akan
mempengaruhi penglihatan secara visual, seperti degenerasi makula atau atrofi saraf optik,
ECCE tanpa komplikasi akan memberikan prognosis yang baik.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Vaughan, dkk. 2000. Oftalmologi Umum Edisi 14. Jakarta: Widya Medika.
2. American Academy of Ophtalmology. 2008-2009. Lens and Cataract. San
Fransisco: AAO
3. Ilyas, Sidarta. 2005. Ilmu Penyakit Mata Edisi Ketiga. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
4. American Academy of Ophtalmology.Lens and Cataract. 2008-2009. San
Fransisco: AAO
5. L
6. L
7. Ocampo, V.V.D. (2012). Cataract Senile: Workup. Diakses dari
http://emedicine.medscape.com/article/1210914-workup#showall,
tanggal 21 April 2012
8. Liesegang TJ, Deutsch TA, Grand MG. 2001. “Surgery of Cataract” in Lens and
Cataract. Section 11. USA. The Foundation of The American Academy of
Ophthalmology.96-99.
5/17/2018 CSS Katarak Senilis Mirna,Alia,Yudi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/css-katarak-senilis-mirnaaliayudi 16/16
9. Orbita.cec (2011). Diakses dari https://sites.google.com/site/orbitacec/tindakan-
medis/oprasi/fakoemulsifikasi, tanggal 21 April 2012
10.Ocampo, V.V.D. (2012). Cataract Senile: Complication. Diakses dari
http://emedicine.medscape.com/article/1210914-followup#a2649,
tanggal 21 April 2012
11.Ocampo, V.V.D. (2012). Cataract Senile: Prognosis. Diakses dari
http://emedicine.medscape.com/article/1210914-followup#a2650,
tanggal 21 April 2012
12.