i
COVER
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
SURABAYA TECHNOLOGY TRAFFIC ROAD (STTR):
KONSEP LALU LINTAS BERBASIS DASHBOARD SYSTEM
UNTUK MENGATASI KEMACETAN
BIDANG KEGIATAN
PKM-GT
Diusulkan Oleh:
Nur Sakti Yanuar Ardhy (10.41010.0264) Tahun Angkatan 2010
Hafidh Evanisa Cahya (10.41010.0257) Tahun Angkatan 2010
Mochammad Irfan (10.41010.0283) Tahun Angkatan 2010
Faiqotul Annisa (11.41011.0022) Tahun Angkatan 2011
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER
SURABAYA
2013
ii
1. Judul Kegiatan : Surabaya Technology Traffic Road (STTR) :
Konsep Lalu Lintas Berbasis Dashboard System
untuk Mengatasi Kemacetan.
2. Bidang Kegiatan : PKM-GT
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Nur Sakti Yanuar Ardhy
b. NIM : 10.41010.0264
c. Jurusan : Sistem Informasi
d. Universitas/Institut/Politeknik : STMIK Surabaya
e. Alamat Rumah/Telp./Fax : Perumahan Pabean Asri F-21, Sedati,
Sidoarjo. HP : 085645520803
f. Alamat E-Mail : [email protected]
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Erwin Sutomo, S.Kom, M.Eng
b. NIDN : 0722057501
c. Alamat Rumah dan No Tel/HP : Jl. Margorejo 23 Surabaya
(No Telp : 08977431599
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia dan rahmat-Nya serta kekuatan lahir dan batin yang telah diberikan
kepada kami, sehingga proses dalam penyusunan karya tulis ini dapat
terselesaikan dengan baik. Karya tulis (PKM-GT) ini membahas tentang program
perancangan Sistem Surabaya Technology Traffic Road. Karya tulis disusun agar
memberi informasi kepada pengguna jalan yang berada di Surabaya.
Karya tulis ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan wawasan ilmu
pengetahuan bagi masyarakat Surabaya dan khususnya bagi kami serta dapat
memberikan solusi-solusi yang sedang dihadapi di kota besar seperti Surabaya
dalam kasus kemacetan.
Penyusunan karya tulis ini tidak lepas dari bantuan dan perhatian dari
berbagai pihak.Oleh karena itu, kami menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Budi Jatmiko, M.Pd., selaku Ketua Sekolah Tinggi Manajemen
Informatika & Teknik Komputer Surabaya
2. Dr. Bambang Hariadi, M.Pd., selaku Pemabantu Ketua III Sekolah Tinggi
Manajemen Informatika & Teknik Komputer Surabaya
3. Erwin Sutomo, S.Kom, selaku Ketua Program Studi S1 Sistem Informasi
dan S1 Komputer Akuntansi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika &
Teknik Komputer Surabaya
4. Kedua orang tua kami yang telah memberikan dukungan, bantuan dan
do’a dalam penyelesaian proposal ini
Karya tulis ini disusun dengan kemampuan dan bahan yang terbatas. Oleh
karena itu disadari masih terdapat ketidak sempurnaan dalam hal materi maupun
pembahasan, sehingga saran dan koreksi dalam upaya perbaikan karya tulis ini
sangat kami harapkan.
Surabaya, 22 Maret 2013
Penulis
iv
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang ........................................................................................................ 1
Tujuan .................................................................................................................. 2
Manfaat ................................................................................................................ 2
GAGASAN ............................................................................................................. 2
GPS (global positioning system) ............................................................................. 2
GIS (Geographic Information System) ............................................................... 3
Gagasan Baru yang Ingin Ditawarkan .................................................................... 4
Dashboard System ............................................................................................... 4
Konsep Masterplan STTR ( Surabaya Technology Traffic Road ) .................... 5
Ekonomi .............................................................................................................. 9
Sosial ................................................................................................................... 9
Teknologi ............................................................................................................. 9
Pihak – Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan ................................. 10
Langkah-Langkah Strategis Imlementasi Gagasan ............................................... 10
KESIMPULAN ..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12
Lampiran Daftar Riwayat Hidup Penulis .............................................................. 13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Proyeksi konsumsi BBM di Surabaya ............................................... 1
Gambar 2. GPS (Global Positioning System) ........................................................ 2
Gambar 3. Teknologi GIS (Geographic Information System)................................ 3
Gambar 4. Teknologi Dashboard System ............................................................. 4
Gambar 5. Teknologi GTI (Glass Touchscreen Interfaces) .................................. 5
Gambar 6. Alur proses sistem STTR ..................................................................... 6
Gambar 7. Layar monitor sebagai media informasi keadaan lalu lintas ............... 6
Gambar 8. Teknologi layar sentuh di kaca mobil sebagai penunjuk arah ............ 7
Gambar 9. Konsep STTR (Surabaya Technology Traffic Road) .......................... 8
v
RINGKASAN
Pada saat ini, kemacetan lalu-lintas telah banyak di jumpai di kota-kota besar di
Indonesia khususnya pada jam-jam sibuk. Salah satu indikator dari kemacetan
lalu-lintas adalah kecepatan perjalanan atau waktu perjalanan pada ruas-ruas
jaringan jalan kota. Deputi Direktur Direktorat Jendral Perhubungan Darat RH
Christiono mengungkapkan, pertambahan jumlah kendaraan di Surabaya setiap
tahunnya mencapai 12 persen, padahal kondisi jalan hampir tidak mengalami
penambahan panjang. Data tersebut menunjukkan bahwa laju pertumbuhan
kendaraan di Surabaya jauh lebih cepat dibandingkan penambahan panjang ruas
jalan di Subaraya. Dengan kondisi ini, pada tahun 2013 Kota Surabaya
mengalami kemacetan total. Kemacetan lalu lintas mengakibatkan meningkatnya
biaya operasi kendaraan (BOK), menurunnya kecepatan perjalanan rata-rata,
kerugian nilai waktu disebabkan hilangnya kesempatan beraktifitas akibat
penundaan waktu perjalanan dan kerugian psikis akibat stress serta perilaku yang
tidak produktif (Widiantono, 2008).
Karya tulis ini bertujuan untuk merumuskan konsep dari sebuah sistem inovasi
teknologi untuk membantu masalah lalu lintas yang ada di kota Surabaya. Konsep
yang ada ditunjang dengan berbagai teori beserta penjabaran dalam penerapan
teknologi yang di gagas, seperti penerapan teknologi Dashboard System sebagi
media untuk penyampaian visualisasi informasi, Selain itu juga di padukan
dengan teknologi sistem kecerdasan buatan yang nantinya akan di
implementasikan untuk dapat membantu permasalahan lalu lintas yaitu
kemacetan.
Maka untuk mengatasi masalah tersebut dibuatlah konsep STTR (Surabaya
Technology Traffic Road) yang mengkonsepkan sebuah perpaduan teknologi, tata
kelola kota dan juga lalu lintas yang saling terintegrasi secara keseluruhan
sehingga muncul solusi untuk mengatasi kemacetan. Berdasarkan Analisa
Eksternal Business Environment dengan metode PEST Analysis dapat diketahui
secara umum dengan adanya STTR berbagai sektor bisa mendapatkan manfaat
dan efek positif dari penerapan sistem tersebut mulai dari Politik, Ekonomi,
Sosial, dan Teknologi.
Penyampaian segala bentuk informasi mengenai lalu lintas jalan mulai dari
kondisi jalan, cuaca, rata-rata laju kendaraan dan penyampaian kondisi terkini
melalui video secara real time, Nantinya di harapkan akan bisa menjadi suatu
bentuk sistem pemberi keputusan bagi pengguna jalan dalam mengambil rute
jalan terbaik sehingga pengguna jalan tidak secara bersama-sama menggunakan
jalan yang sama dan nantinya dapat menimbulkan penumpukan kendaraan. Dari
konsep tersebut nantinya bisa menjadi solusi bagi pihak-pihak terkait untuk
mengatasi permasalahan kemacetan yang dianggap tidak ada jalan keluarnya.
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada saat ini, kemacetan lalu-lintas telah banyak di jumpai di kota-kota
besar di Indonesia khususnya pada jam-jam sibuk. Salah satu indikator dari
kemacetan lalu-lintas adalah kecepatan perjalanan atau waktu perjalanan pada
ruas-ruas jaringan jalan kota. Deputi Direktur Direktorat Jendral Perhubungan
Darat RH Christiono mengungkapkan, pertambahan jumlah kendaraan di
Surabaya setiap tahunnya mencapai 12 persen, padahal kondisi jalan hampir
tidak mengalami penambahan panjang. Data tersebut menunjukkan bahwa laju
pertumbuhan kendaraan di Surabaya jauh lebih cepat dibandingkan penambahan
panjang ruas jalan di Surabaya. Dengan kondisi ini, pada tahun 2013 Kota
Surabaya mengalami kemacetan total. Kemacetan lalu lintas mengakibatkan
meningkatnya biaya operasi kendaraan (BOK), menurunnya kecepatan perjalanan
rata-rata, kerugian nilai waktu disebabkan hilangnya kesempatan beraktifitas
akibat penundaan waktu perjalanan dan kerugian psikis akibat stress serta
perilaku yang tidak produktif (Widiantono, 2008).
Apabila dilihat dari data yang ada pada gambar 1, Proyeksi konsumsi
bahan bakar Di Surabaya pada 2010 sudah mencapai 66 Juta KL (Warta
Pertamina, 2011). Berdasarkan data tersebut jumlah pemborosan bahan bakar di
Surabaya sebesar 22 Juta Kilo Liter. Menurut survey yang dilakukan oleh Dinas
Perhubungan Surabaya (2010), Kecepatan rata – rata kendaraan di Surabaya
hanya 29,03 km/jam. Apabila melihat dari segi efisiensi kendaraan, Kecepatan
yang paling efisien sekitar 40 – 50 km/jam. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
ketidakefisiensian penggunaan bahan bakar sebesar 30%. Penurunan fungsi
penggunaan bahan bakar sebanyak 30 %, mengakibatkan bahwa 30% bahan bakar
di Surabaya dihabiskan akibat kemacetan di Surabaya.
Gambar 1. Proyeksi konsumsi BBM di Surabaya
2
Tujuan
Karya tulis ini bertujuan untuk membuat suatu konsep lalu lintas yang terintegrasi
secara terpusat serta mampu diaplikasikan oleh pihak – pihak terkait.
Manfaat
Manfaat karya tulis ini adalah solusi dalam mengatasi kemacetan lalu lintas yang
ada di Surabaya dengan memanfaatkan teknologi Dashboard System.
GAGASAN
GPS (global positioning system)
Gambar 2. GPS (Global Positioning System)
Gambar 2 menunjukkan cara kerja teknologi GPS (Global Positioning
System) yang digunakan untuk melihat posisi letak tujuan yang dinginkan,
Dibantu dengan satelit dan bekerja secara global (Puntodewo, A. dkk. 2003). Jadi
yang dimaksud di pembahasan ini ialah suatu sistem yang memancarkan sebuah
sinyal untuk mendeteksi suatu objek yang berada di dalam jangkauan satelit.
Satelit tersebut akan mendapatkan sebuah informasi keberadaan objek-objek
yang ada di bumi yang akhirnya informasi tersebut dapat diakses oleh semua
orang yang mempunyai sistem GPS tersebut. Ini dikarenakan agar setiap orang
dapat mengetahui letak posisi siapapun yang akan dicari.
3
GIS (Geographic Information System)
Gambar 3. Teknologi GIS (Geographic Information System)
Pada gambar 3 adalah bentuk dari GIS (Geographic Information System)
yang digunakan untuk pengambilan dan pengelolaan sebuah data curah hujan,
data yang diidentifikasi sesuai lokasi, dan lain-lain. (Jones, Christopher. 1997).
Jadi yang dimaksudkan di sini adalah suatu sistem aplikasi yang digunakan untuk
memasukkan, menyimpan, memanggil kembali data, mengolah, menganalisis dan
menghasilkan data yang bereferensi geografis. Pada umumnya adanya GIS ini
bertujuan untuk memberi informasi kondisi geografis pada daerah tertentu serta
menentukan lokasi yang tepat untuk seseorang dalam menentukan lokasi yang
strategis.
Solusi yang Pernah Ditawarkan
Penataan Transportasi di Surabaya
Berdasarkan wacana terkait pembatasan penggunaan kendaraan pribadi
melalui diskusi panel yang bertajuk “Menguak Masalah Sosio Kultur
Transportasi” yang diselenggarakan di salah satu universitas di Surabaya pada
tanggal 09 Mei 2010 membahas tentang solusi untuk menekan tingkat kemacetan
salah satunya dengan penataan transportasi yang ada di Surabaya. Saat ini dengan
menyiapkan akses bagi angkutan umum masal, seperti menyediakan akses bagi
angkutan umum masal, membuka jalan alternatif untuk mengendalikan pusat-
pusat kemacetan, memberikan subsidi bagi sopir angkutan umum agar tidak perlu
berhenti terlalu lama untuk mencari penumpang solusi tersebut disampaikan oleh
Walikota Ir. Tri Rismaharini.
Solusi penataan transportasi umum untuk menekan tingkat kemacetan di
kota Surabaya saat ini masih belum menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi
permasalahan yang ada. Tingkat kemacetan yang terjadi di kota Surabaya saat ini
masih tetap terjadi bahkan menurut data statistik mengenai jumlah kendaraan
pribadi yang beroperasi di Surabaya sendiri semakin bertambah, Hal tersebut
didukung dengan data yang dimiliki Satlantas Polrestabes Surabaya pada
4
September 2010 jumlah kendaraan bermotor di Surabaya mencapai 3.895.061
unit. Dan setiap bulan secara terus menerus mengalami peningkatan sebanyak
12.000 unit, Sehingga pada tahun 2011 bertambah menjadi 120.000 unit dari
tahun sebelumnya. Dari data tersebut maka jumlah kendaraan pribadi dari tahun
ke tahun akan terus bertambah. Fakta tersebut menunjukkan bahwa dari solusi
yang diterapkan masih belum tepat untuk mengatasi permasalahan kemacetan.
Surabaya Intellegent Transport System
Selain dari solusi yang sudah dijelaskan Pemkot (Pemerintah Kota)
khususnya kota Surabaya juga sudah melakukan suatu langkah nyata dengan
penerapan Sistem Surabaya Intelegent Transport System (SITS) yang terintegrasi
dengan traffic light / lampu lalu lintas Surabaya. Melibatkan Dinas Perhubungan
sebagai eksekutor, SITS telah dipasang di berbagai titik rawan kemacetan. Sistem
ini dilengkapi dengan kamera Surveilence untuk memantau keadaan lalu lintas di
wilayah tertentu (Dishubsurabaya. 2011).
Solusi mengenai implementasi SITS selama ini belum menunjukkan
fungsinya secara maksimal untuk mengatasi kemacetan. Terlihat dari
implementasi yang ada, sistem tersebut hanya sebatas menampilkan data
mengenai kepadatan kendaraan bermotor dalam jangka waktu tertentu yaitu
antara 10 sampai 20 menit. Padahal jika di analisis lebih lanjut ada beberapa
faktor lain penyebab kemacetan, yakni : kondisi jalan (luas jalan, berlubang,
rawan kemacetan) serta perilaku pengendara (egois, ugal-ugalan dan memaksakan
diri).
Gagasan Baru yang Ingin Ditawarkan
Dashboard System
Dashboard System adalah suatu system yang digunakan untuk
menampilkan sebuah data yang sudah dikelola menjadi informasi dalam bentuk
visual (Fauzi, 2008). Bentuk dan tampilan dari dashboard system dapat dilihat
pada gambar 4. Sistem yang nantinya akan diimplementasikan disini adalah data
yang berinformasikan tentang tingkat kemacetan, cuaca, kondisi jalan (status lalu
Gambar 4. Teknologi Dashboard System
5
lintas, rata-rata gerak laju, jumlah kendaraan yang meliputi truk besar, angkot,
mobil, sepeda motor) akan disajikan dengan grafik disertai value (nilai) di dalam
dashboard tersebut. Dengan adanya informasi yang ditampilkan di dashboard
system, masyarakat dapat menentukan jalan manakah yang akan di tempuh tanpa
harus terjebak dalam kemacetan
Surabaya Technology Traffic Road (STTR)
Gagasan yang diusulkan adalah sebuah
sistem yang menunjukkan informasi terkini kondisi
suatu jalan dengan berbasis teknologi yang
terintegrasi. Tujuannya adalah untuk mengatasi
kemacetan dengan menggunakan teknologi,
infrastuktur bangunan dan alat transportasi. Dengan
memanfatkan konsep pengembangan teknologi
Glass Touchscreen Interfaces (GTI) seperti yang ada
pada gambar 4 yaitu sebuah jendela informasi
(Interfaces) yang terbuat dari kaca dengan teknologi
layar sentuh (Touchscreen). Sistem ini diberi nama
STTR (Surabaya Technology Traffic Road) yang
dibangun berdasarkan kebutuhan informasi
pengguna jalan untuk menghindari jalan macet dan rute tercepat mencapai suatu
tempat tujuan.
Konsep Masterplan STTR ( Surabaya Technology Traffic Road )
Bentuk rancangan sistem STTR berasal dari gabungan 3 konsep teknologi,
yaitu: GPS (Global Positioning System), GIS (Geographic Information System)
dan GTI (Glass Touchscreen Interfaces). Dari ketiganya dibentuk dan dipadukan
untuk dijadikan sebuah dashboard information tentang kondisi jalan secara detail
dan terkini. Informasi yang didapat telah dijelaskan pada Dashboard System
sebelumnya, semua informasi tersebut dibutuhkan oleh pengendara untuk
menentukan rute mana yang akan di tuju.
Sistem ini membutuhkan 3 elemen yaitu: Gedung, Mobil, dan Jalan. Dari
ketiganya akan terintregasi satu sama lainnya yang menghasilkan sebuh sistem
STTR untuk mengatasi kemacetan. Karena dengan informasi yang akurat,
pengendara akan mengetahui kondisi jalan yang akan dilewatinya untuk nantinya
mengambil keputusan kemana ia akan memilih rute jalan. Alur proses sistem
STTR secara garis besar adalah sebagai berikut ini:
Gambar 5. Teknologi GTI
6
Gambar 6. Alur proses sistem STTR
Dari Gambar 6 dijelaskan bagaimana alur sistem dimulai dari sebuah
informasi yang diberikan oleh gedung-gedung yang meganalisis kondisi bersifat
akurat dan realistik. Selanjutnya data-data tersebut ditampilkan pada kaca gedung
tersebut seperti yang ada pada Gambar 7 dibawah ini.
Gambar 7. Layar monitor di gedung sebagai media informasi keadaan lalu lintas
sekitar
7
disekitarnya dengan teknologi sensor, Sehingga menghasilkan data-data
yang.
Informasi analisis dari tampilan layar monitor yang ada pada gedung akan
diakses oleh pengendara mobil. Informasi tersebut akan muncul berupa dashboard
informasi tentang kondisi jalan dilayar depan kaca mobil, kemudian pengemudi
dapat menentukan kemana jalan atau rute yang akan dilalui agar terhindar dari
kemacetan dan estimasi waktu tercepat untuk datang kelokasi tujuannya. Selain
itu pengemudi juga dapat memantau kondisi aktivitas jalan dengan memanfaatkan
RTMC (Regional Traffic Management Center) sebagai penyedia video kondisi
terkini lalu lintas. Sistem untuk menentukan rute terbaik tersebut merupakan
pengembangan dari pola pikir sistem pakar (Expert System) yang menentukan rute
terbaik yang akan dipilih oleh pengemudi. Jalan akan memberikan petunjuk arah
tujuan yang berupa cahaya yang bersinar pada garis atau marka jalan yang dapat
dilihat dari layar kaca mobil depan, sehingga memudahkan pengemudi dalam
mengambil arah tujuan.
Arah rute yang benar akan muncul dikaca mobil berupa marka jalan
berwarna hijau, sebaliknya jika arah salah warna yang akan muncul adalah warna
merah. Secara kasat mata marka jalan tetap berwana putih seperti biasa, namun
sebenarnya kaca mobil sebagai pembaca kode tertentu untuk menampilkan warna
yang akan dilihat oleh pengendara. Seperti halnya konsep kacamata 3 dimensi,
dimana seseorang harus memakai kacamata tersebut agar dapat menangkap efek
film 3D. Sistem penunjuk arah yang sudah dijelaskan sebelumnya dapat dilihat
pada gambar 8 dibawah berikut.
Gambar 8. Teknologi layar sentuh di kaca mobil sebagai penunjuk arah
8
1.
2.
3.
4.
Gambar 9. Konsep STTR (Surabaya Technology Traffic Road)
Pada gambar 9 diatas merupakan gambaran konsep sistem STTR secara
utuh. Dimulai dari nomor 1 dengan tanda warna hijau yang menggambarkan
sebuah gedung sebagai pusat informasi tentang kondisi jalan dan cuaca. Gedung
tersebut menggunakan sensor untuk mengukur jumlah kendaraan dan suhu udara
disekitarnya. Kemudian data tersebut diolah oleh gedung menjadi sebuah
informasi yang dikemas dengan Dashboard System. Selanjutnya hasil analisis
ditampilkan pada kaca gedung sebagai informasi bagi pengendara atau para
pejalan kaki yang melintas.
Dashboard Information dari gedung tadi dapat diakses oleh pengguna
mobil yang akan melewati jalan disekitar gedung tersebut seperti pada nomor 2
dengan lingkaran warna merah. Dengan menggunakan pemancar dari gedung,
data dikirim kepada mobil yang meminta informasi, selain itu pengendara atau
pejalan kaki bisa mengakses melalui media internet.
Informasi yang muncul dalam bentuk dashboard tersebut akan tampil pada
kaca depan mobil secara visual (lihat gambar 8) tanpa menggangu pengemudi
serta penumpangnya dalam berkendara, Hal tersebut memungkinkan pengendara
mobil tetap bisa menyetir dengan baik. Baik yang menyetir mobil ataupun
penumpang disebelahnya, keduanya bisa menggunakan Dashboard Information
untuk memilih rute jalan menuju tempat tujuan untuk menghindari kemacetan.
Setelah memilih rute yang dipilih oleh pengendara seperti halnya
menggunakan GPS, marka jalan akan menunjukkan arah tersebut dengan isyarat
warna. Jika kondisi jalan benar dan sesuai rute pilihan garis putih jalan akan
berubah menjadi warna hijau sedangkan jika salah maka garis jalan akan
menunjukkan warna merah. Seperti yang terlihat pada nomor 2, untuk
9
menghindari kemacetan yang terjadi di nomor 4 mobil tersebut telah memilih rute
yang sesuai. Jalan memberikan arahan untuk belok ke kiri dengan warna garis
hijau, sedangkan ke kanan dan lurus dengan warna merah terlihat pada nomor 3.
Kekuatan dari rancangan ini adalah jika penerapan dikota Surabaya bisa
dilakukan, maka peluang untuk implementasi dikota lainnya juga bisa dipastikan
berhasil khususnya untuk mengatasi kemacetan. Selain itu jika kondisi lalu lintas
lancar dan kondusif , manfaatnya berdampak pada berbagai sektor, diantaranya
ekonomi, sosial, budaya dan teknologi.
Dampak yang Ditimbulkan.
Ekonomi
Kondisi dan akitivitas ekonomi akan mendukung penuh sistem ini dengan
berbagai hal yang bersifat positif dan juga keuntungan yang bersifat ekonomis.
Selain itu juga dengan faktor ekonomi yang ada perhitungan untuk
mengimplementasikan teknologi ini dapat lebih bisa diwujudkan untuk.
a. Meningkatkan perekonomian daerah
Dengan sistem Surabaya Technology Traffic Road (STTR) diharapkan
nantinya akan mewujudkan suatu kondisi lalu lintas yang nyaman dan lancar.
Dengan terwujudnya hal tersbut tentunya akan mendongkrak sistem
perekonomian di suatu daerah. Karena proses bisnis menjadi lebih lancar dan
tidak terkendala masalah keterlambatan waktu karena macet.
b. Menekan konsumsi bahan bakar
Selain untuk mendongkrak tingkat perekonomian di suatu daerah dengan
adanya sistem STTR ini nantinya juga bisa menekan tingkat konsumsi bahan
bakar. Dengan mengaca pada permasalahan sekarang ini yang mana kemacetan
dapat mempengaruhi tingkat konsumsi bahan bakar kendaraan.
c. Efektivitas waktu.
d. Meningktkan Produktivitas.
Sosial
Untuk masalah sosial dengan adanya penerapan teknologi STTR dapat
memberikan berbagai dampak kepada masyarakat diantaranya adalah sebagai
berikut:
Budaya lalu lintas sehat.
Dengan sistem STTR ini akan menjadi sebuah panduan mayarakat khususnya para
pengguna jalan untuk berkendara secara sehat karena telah terbantu dengan
adanya isformasi mengenai kondisi suatu jalan. Dengan mengetahui kondisi jalan
secara otomatisasi memungkinkan masyarakat untuk dapat memutuskan sikap
berkendara yag sesuai aturan.
Teknologi
Unsur penting dari adanya sebuah teknologi lalu lintas adalah teknologi itu
sendiri, karena dengan adanya sebuah teknologi akan memberikan efek langsung
dengan perkembangan teknologi di suatu negara, misalnya.
Menciptakan kota berteknologi masa depan.
10
Seiring berkembangnya jaman segala bentuk kehidupan tentunya juga mengalami
suatu bentuk revolusi atau perubahan ke arah yang lebih modern dan maju.
Kemajuan teknologi nantinya juga akan mengikuti tren perkembangan dunia di
masa depan. Dengan demikian akan tercipta suatu korelasi yang sesuai antara
perkembangan dunia masa depan dan teknologi di dalamnya demi menunjang
segala bentuk aktiitas kehidupan manusia.
Pihak – Pihak yang Dapat Mengimplementasikan Gagasan
Untuk mengimplementasikan Surabaya Technology Traffic Road
diperlukan kerjasama dari berbagai pihak di antaranya:
1. Pemerintah Kota Surabaya selaku pihak yang berwenang mengeluarkan
regulasi tentang penerapan Technology Traffic Road di Surabaya.
2. Dinas Perhubungankota Surabaya (Dishub) selaku pihak yang berwenang
mengeluarkan regulasi peraturan tentang lalu lintas di Surabaya.
3. Dinas Tata Kota Surabaya selaku pihak yang berwenang sebagai
pengaturlokasi penerapan sistem.
4. Mapolrestabes kota Surabaya selaku penegak hukum serta pengawas
pelaksanaan pengaturan Surabaya Technology Traffic Road dan lalu lintas di
Surabaya
5. Kementerian Riset dan Teknologi sebagai pihak pengembang teknologi
dashboard system dan system informasi terintregrasi.
6. Masyarakat Kota Surabaya sebagai penduduk dan pengguna Surabaya
Technology Traffic Road guna memudahkan mobilisasi masyarakat.
7. Surabaya Intelligent Transport System (SITS) yang merupakan pengembang
sistem transportasi oleh Dinas Perhubungan kota Surabaya, dalam
pelaksanaan pengintegrasian sistem dan penerapan aplikasi penggunaan
Surabaya Technology Traffic Road.
Langkah-Langkah Strategis Imlementasi Gagasan
Langkah – langkah strategis untuk mewujudkan konsep Surabaya
Technology Traffic Road (STTR) ini adalah:
1. Penggabungan kerja antara instansi pemerintah Surabaya dan Surabaya
Intelligent Transport System (SITS) dalam pengembangan teknologi yang
akan dipakai.
2. Memasukan rancangan Surabaya Technology Traffic Road (STTR)
padaDinas Tata Kota Surabaya tahun 2020.
3. Secara independen Surabaya Intellgent Transport System (SITS) melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai teknologi dashboard system dan teknologi
terintegrasi yang akan diterpkan.
4. Melakukan pemetaan dan pemerataan daerah yang akan digunakan sebagai
lokasi penerapan sistem.
5. Sosialisasi kepada masyarakat kota Surabaya sebagai upaya komunikasi
untuk merealisasi dan mengembangkan sistem yang di sepakati bersama.
6. Melakukan evaluasi kinerja secara berkala
11
KESIMPULAN
Inti Gagasan
Surabaya Technology Traffic Road(STTR) merupakan sebuah konsep
baru untuk mengatasi kemacetan yang terjadi di kota-kota yang berteknologi
khsusunya prediksi kota Surabaya di masa mendatang yang berbasis teknologi
GTI(Glass Touchscreen Interface) berdasarkan Analisis Eksternal Business
Environment yaitu PEST Analisis yang mana mencakup dengan 3 aspek :
Ekonomi, Sosial dan Teknologi. Selain itu, konsep ini memberikan gagasan
tentang tata kelola lalu lintas jalan di kota Surabaya yang berbasis teknologi.
Teknik Implementasi Gagasan
Konsep Surabaya Technology Traffic Road (STTR) ini dapat diwujudkan
dan diimplementasikan dengan baik jika adanya bantuan dan dukungan oleh hal-
hal berikut:
1. Adanya kerjasama yang baik untuk mendukung konsep STTR antara
pemerintahan kota Surabaya(Pemkot) dengan Surabaya Intelligent Transport
System (SITS) dalam mengimplementasikan sistem tersebut.
2. Merancang tata kelola kota dengan teknologinya sebaik mungkin untuk
mendukung wujud dari konsep sistem ini.
3. Maintenance dan riset secara continue untuk meningkatkan kualitas STTR
agar lebih baik lagi yang bisa dilakukan oleh bagian SITS .
4. Penerapan sistem dengan seluruh komponen yang terkait secara integrasi
dengan kebijakan-kebijakan yang disesuaikan oleh pihak-pihak yang
berwenang dalam hal ini adalah Mapolrestabes.
5. Penyedia data informasi kondisi jalan secara akurat oleh pihak gedung
ataupun dinas tata kota Surabaya kepada sistem yang dibutuhkan untuk akses
pengguna jalan.
Prediksi Keberhasilan Gagasan
Pengembangan dan implementasi konsep Surabaya Technology Traffic
Road (STTR) dapat dilaksanakan seiring dengan perkembangan teknologi di
Dunia.Sebagai tolak ukur keberhasilan dapat digambarkan pada beberapa tahapan
sebagai berikut:
1. Tahun 1-10: Revitalisasi gedung- gedung bertingkat di Surabaya serta
pembangunan system terintregrasi secara terpusat.
2. Tahun 3-5: Penyusunan peraturan per undang – undangan tentangTechnology
Traffic Road.
3. Tahun 5-15: Persiapan infrastruktur dan aparat pelaksanasistem.
4. Tahun 15-20: Sosialisasi penggunaan Surabaya Technology Traffic Road
bagimasyarakat dan pihak – pihak terkait.
5. Tahun 20: Implementasi penggunaan sistem di lapangan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, R. Adji, Sakti A. 2011. Manajemen Transportasi darat: Mengatasi
kemacetan lalu lintas di kota besar Jakarta.Jakarta :Graha Ilmu
Anggoro, Yoga. 2007. Lalu Lintas Dan Angkutan Umum. Jakarta : Visimedia.
Badan Pusat Statistik (BPS), diakses dari <http://www.bps.go.id/.diakses>
pada 17 Maret 2013.
Budiyanto, E. 2002. Sistem Informasi Geografis Menggunakan ARC VIEW GIS.
Yogyakarta :Penerbit Andi
Fadli,Tubagus Rizki, dkk. 2012. Meningkatkan Pemahaman Teknologi Informasi
pada Masyarakat Melalui Bus Pintas, [PDF], (http://www.kemahasiwaan.
stikom.edu/, Diambil pada 12 maret 2013).
Fauzi, Akhmad. 2008. Reporting,analysis,dashboard Excel 2007. Jakarta : Elex
Media Komputindo.
Hidayat, Muhammad Nur. 2013. Direktorat Lalu Lintas,[ONLINE],
(http://www.jogja.polri.go.id/, Diambilpada 12 maret 2013).
Jones,B Christopher. 1997. Geographical Information Systems and Computer
Cartography. United Kingdom : Longman.
Puntodewo, A, dkk. 2003. Sistem Global Positioning System. Bandung : Graha
Media.
Sasmoyo, S. 1991. Menerawang masa depan ilmu pengetahuan, teknologi & seni.
Bandung :Penerbit ITB.
Warta Pertamina. 2011. ProyeksiPertumbuhanKonsumsiBahanBakar. Diaksesdi
(http://www.pertamina.com/App_Themes/Images/News/Media/PDF, Pada
17 Maret 2013)
Widiantono, D.J. 2008.Kebijakan dan Strategi Penataan Kemacetan Lalu lintas di
Perkotaan.Kasi Kebijakan PR Nasional, Ditjen Penataan Ruang.
13
Lampiran Daftar Riwayat Hidup Penulis
14