Diterbitkan oleh:
BADAN PENDIDIKAN KRISTEN PENABUR (BPK PENABUR)
I S S N : 1412-2588
Jurnal Pendidikan Penabur (JPP) dapat dipakaisebagai medium tukar pikiran, informasi dan
penelitian ilmiah antar para pemerhati masalah pendidikan.
Penanggung JawabIr. Budi Tarbudin, MBA.
Pemimpin RedaksiProf. Dr. BP. Sitepu, M.A.
Sekretaris RedaksiRosmawati Situmorang
Dewan EditorProf. Dr. BP. Sitepu, M.A.
Prof. Dr. Theresia K. BrahimDr. Ir. Hadiyanto Budisetio, M.M.
Ir. Budyanto Lestyana, M.Si.Dra. Vitriyani Pryadarsina, M.Pd.
Alamat Redaksi :Jln. Tanjung Duren Raya No. 4 Blok E Lt. 5, Jakarta Barat 11470
Telepon (021) 5606773-76, Faks. (021) 5666968http://www.bpkpenabur.or.id
E-mail : [email protected]
iJurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Jurnal Pendidikan PenaburNomor 18/Tahun ke-11/ Juni 2012
ISSN: 1412-2588
Daftar Isi, i
Pengantar Redaksi, ii - v
Penerapan Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Menulis Cerpen Berdasarkan UngkapanTradisional Batak Toba, Keke T. Aritonang, 1 - 27
Belajar Biologi yang Menyenangkan dengan Permainan Kuartet dan Pemantapan Konsep
secara Mandiri melalui Blog, Aquillaningtyas Saptawulan, 28 - 35
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training,
Alfaris Sujoko, 36 -55
Model Pembelajaran untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir, Hilda Karli, 56 - 66
Multiple Intelligences dan Implementasinya dalam Taksonomi Bloom, Yuli Kwartolo,67 -77
Peranan Komunikasi Humas Sekolah Media Sosial dalam Membangun Hubungan denganKonstituen, Rewindinar, 78 - 89
Pendidikan Nasional sebagai Sarana Strategis dalam Pengembangan Kreativitas dan EntrepreneurMenghadapi Tantangan Era Globalisasi, H.A.R. Tilaar, 90 - 99
Isu Mutakhir: Perkembangan Buku Teks Pelajaran, Mudarwan, 100 - 105
Resensi buku: Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, Sisokhilifamaeri Zebua, 106 - 110
Profil BPK PENABUR Tasikmalaya, Sujana, 111 - 121
ii Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Pengantar Redaksi
ra globalisasi khususnya dalam awal satu dekade abadXXI membuat bangsa-bangsa di dunia ini merasa semakinmerupakan satu masyarakat dunia yang saling bergantungsatu sama lain. Keterbukaan yang semakin merebak di
bidang informasi, ekonomi, politik, dan kebudayaan membuat bangsa-bangsa saling mengenal satu sama lain serta mendorong kerja samadan kolaborasi antarbangsa. Akan tetapi, gelombang globalisasi yangsemakin dahsyat juga memacu dan memperketat persainganantarbangsa dalam mengungguli kemajuan dan peradaban.
Sejumlah negara yang kaya sumber alam merasa akan tertinggaldengan bangsa lain, kalau kekayaan alam ini tidak diimbangi dengankekayaan sumber daya manusia yang unggul. Sumber alam yangdieksploitasi secara terus menerus pada gilirannya akan habis dandapat menimbulkan kerusakan lingkungan yang membahayakan danmenghancurkan bangsa itu sendiri. Akan tetapi, kalau sumber dayamanusia yang andal terus menerus diperkaya, diberdayakan, dandikembangkan akan membuat bangsa itu semakin cepat majumengungguli bangsa lain.
Perkembangan peradaban manusia juga menunjukkan, kemajuansuatu bangsa sangat tergantung pada kulitas sumber daya manusiayang dimilikinya. Oleh karena itu banyak negara yang mengeluarkandana yang besar untuk membangun dan memajukan pendidikannasional, termasuk Indonesia yang menyisihkan 20% dari APBN danAPBD untuk biaya pendidikan. Sistem pendidikan nasional danpelaksanaannya ternyata memberikan kontribusi yang besar terhadapsumber daya manusia. Sungguhpun demikian, ternyata peningkatansumber daya manusia Indonesia belum menggembirakan.Berdasarkan data The United Nations Development Program (UNDP)tahun 2011, dari 187 negara yang disurvei, Indonesia baru menempatiperingkat 124, jauh di bawah Singapura dan masih di bawah Malaysia,Thailand, dan Pilipina walaupun masih di atas Laos, Kamboja, danMyanmar. Dengan peringkat yang demikian sangat sulit sumber dayamanusia Indonesia bersaing di tingkat internasional untuk mengisilapangan kerja yang bergengsi dan tersedia di seantero dunia.
Mutu sumber daya manusia memang berkaitan erat dengan mutupendidikan yang dimaknai berbeda-beda di kalangan masyarakat.Pemikiran mutu pendidikan sebenarnya telah mulai muncul tatkalaorang tua memilih dan menetapkan lembaga pendidikan untukanaknya. Banyak orang tua menganggap pendidikan bermutu apabila lembaga pendidikan (sekolah atau perguruan tinggi) memilikigedung yang besar, megah dan modern dengan sarana prasarana yanglengkap, khsususnya perpustakaan, laboratorium, serta menggunakanteknologi informasi dan komunikasi. Di samping itu ada juga orangtua menentukan mutu pendidikan di suatu lembaga pendidikan darilatar belakang sosial dan ekonomi orang tua peserta didiknya. Semakintinggi tingkat sosial dan ekonomi orang tua peseta didiknya, dianggap
E
iiiJurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
mutu lembaga pendidikan itu semakin bermutu. Bahkan tidak sedikitorang tua memilih lembaga pendidikan untuk anaknya berdasarkanlokasi lembaga pendidikan tersebut, semakin elit lokasi lembagapendidikan, dianggap mutunya semakin tinggi. Anggapan ini pulalahyang dapat mendorong orang tua mengirim anaknya melanjutkanpendidikannya di negeri yang lebih maju.
Dunia industri dan usaha, atau dunia kerja pada umumnya,melihat mutu pendidikan dari kemampuan lulusannya. Semakinmampu langsung bekerja lulusan lembaga pendidikan di bidang yangdiperlukan, dianggap semakin bermutu pula pendidikan lembagapendidikan tempat asal lulusan tersebut. Kemampuan yang diperlukanini termasuk penguasaan atas pengetahuan, keterampilan, serta sikapyang baik.
Peserta didik sendiri mengukur mutu pendidikan mengacu padaproses pembelajaran yang terjadi, seperti interaksi dengan guru,kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler, pelayanan lembaga pendidikanterhada peserta didik termasuk ketersediaan fasilitas pendukungkegiatan pembelajaran serta hasil belajar peserta didik termasuk dalammeraih berbagai lomba tingkat nasional dan internasional. Sementaraitu lembaga pendidikan (termasuk pendidik dan tenaga kependidikan)mengukur mutu pendidikan lebih pada hasil belajar siswa dalamevaluasi formatif dan sumatif yang antara lain dalam ujian sekolahdan ujian nasional serta prestasi dalam berbagai lomba. Lembagapendidikan tertentu melakukan studi penulusuran alumni untukmendapat umpan balik atas mutu lulusan sekaligus juga sebagai salahsatu indikator mutu pendidikan. Secara umum sekolah juga mengacupada delapan standar pendidikan yang ditetapkan dalam PP No 19Tahun 2005 yang dijabarkan lebih terukur dalam Peraturan MenteriPendidikan dan Kebudayaan.
Dalam pemetaan mutu pendidikan dasar dan menengah secaranasional, Pemerintah menyelenggarakan Ujian Nasional, sebagai salahsatu cara untuk menentukan mutu pendidikan sebuah sekolah. Atasdasar hasil UN, dilakukan analisis lebih lanjut sehingga dapatdiketahui capaian mutu pendidikan sebuah sekolah dikaitkan denganpemenuhan standar-standar pendidikan yaitu terutama standar isi,standar proses, standar pendidik dan kependidikan, standar saranadan prasarana, standar pengelolaan dan standar pembiayaan.
Perlu juga diketahui bahwa untuk orang tua dan peserta didiktertentu hasil UN tidak begitu penting. Bagi mereka yang paling utamaialah anak dapat lulus tes di lembaga pendidikan yang mereka inginkandi luar negeri karena kalaupun lulus UN dengan nilai baik tetapi tidakdapat lulus tes masuk lembaga pendidikan di luar negeri, hasil UNtidaklah bermanfaat. Sebaliknya, bagi mereka tidak masalah tidak lulusUN, tetapi dapat lulus tes dan diterima di lembaga pendidikan tinggidi luar negeri.
Uraian sebelumnya menunjukkan kecenderungan mutupendidikan diukur dan ditentukan pada tahap akhir bukan pada tahapproses. Kalau dikaji secara sistemik, hasil akhir sangat ditentukan olehproses penyelenggaraan pendidikan atau lebih khusus prosespenyelenggaraan pembelajaran yang dipengaruhi oleh sejumlah
iv Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
komponen. Pertama, komponen masukan seperti: mutu calon pesertadidik, jumlah dan mutu pendidik serta tenaga kependidikan, mutu danrelevansi kurikulum, jumlah dan mutu sarana dan prasaranapendidikan, kebijakan lembaga pendidikan dan kualitaskepemimpinan pimpinan lembaga pendidikan. Kedua, lingkungan:suasana akademik di lembaga pendidikan, iklim organisasi lembagapendidikan, keadaan/kondisi masyarakat, keadaan/kondisi orang tua,serta perhatian pemerintah setempat terhadap kemajuan pendidikan.Ketiga, proses interaksi yang terjadi dalam pembelajaran: kesesuaianpendekatan, strategi, metode, teknik belajar dan membelajarkan;pemanfaatan sumber-sumber belajar yang ada di atau di dalam dan diluar pendidikan.
Agar proses pendidikan mengarah pada pencapaian standarnasional, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membuat normayang perlu dipenuhi oleh setiap lembaga pendidikan yang dalam halini sekolah. Setiap sekolah diharapkan menyelenggarakan pendidikanmengacu pada delapan standar pendidikan nasional: (1) standar isi,(2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidikdan kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standarpengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaianpendidikan. Status mutu pendidikan suatu sekolah melalui akreditasisekolah juga ditetapkan dengan menilai pemenuhan kedelapan standaritu oleh sekolah yang bersangkutan.
Masih dalam upaya meningkatkan mutu, belakangan inibermunculan berbagai jenis sekolah yang menggambarkan mutupendidikan di sekolah itu, misalnya sekolah unggulan, sekolahpercontohan, sekolah rintisan bertaraf internasional, sekolah bertarafinternasional, sekolah berasrama, dan juga sekolah alam. Akan tetapisekolah rintisan bertaraf internasional dan sekolah bertarafinternasional masih menjadi polemik walaupun pendirian sekolahtersebut didasarkan pada Ayat 3, Pasal 50, Undang-Undang No. 20Tahun 2003. Ketentuan dalam Ayat itu menyatakan, Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah menyelenggarakan sekurang-kurangnya satupendidikan pada semua jenjang pendidikan untuk dikembangkanmenjadi satuan pendidikan yang bertaraf internasional.
Kebijakan Pemerintah untuk mendirikan dan mengembangkanpendidikan bertaraf internasional tentu dimaksudkan untukmeningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia melaluipendidikan formal sehingga mampu menghadapi persaingan tenagakerja di era globalisasi. Akan tetapi, dalam pelaksanaan programpendirian dan pengembangan sekolah rintisan bertaraf internasionaldan internasional baik oleh Pemerintah atau Swasta belum seperti yangdiharapkan mengacu pada delapan standar pendidikan. Penamaansekolah dengan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional dan SekolahInternasional cenderung dipergunakan untuk popularitas dan promosisekolah. Lebih mendasar lagi, kebijakan itu dianggap dapat mengarahke pengelompokan-pengelompokan peserta didik yang secarapsikologis merugikan siswa dan kalau kurang diawasi, penyelengaraansekolah yang demikian dapat mengakibatkan pendangkalannasionalisme peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan di
vJurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
sekolah . Atas dasar pemikiran yang demikian maka masih saja terdapatperbedaan pendapat yang bertentangan tentang kehadiran sekolahbertaraf internasional biarpun masih dalam tahap rintisan.
Dalam hubungannya dengan peningkatan mutu pendidikankhususnya pembelajaran di sekolah, Jurnal Pendidikan Penabur EdisiJuni 2012 ini memuat laporan penelitian tentang Penerapan PendidikanKarakter melalui Pembelajaran Menulis Cerpen Berdasarkan UngkapanTradisional Batak, serta Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaranmelalui In House Training. Masih dalam kaitannya dengan peningkatanmutu pendidikan, dipaparkan pula wacana yangberdasarkan kajianteoretis seperti Belajar Biologi yang Menyenangkan melalui PermainanKuartet dan Pemantapan Konsep secara Mandiri melalui Blog, ModelPembelajaran untuk Memahirkan Kemampuan Berpikir, Multiple Intelligencesdan Implementasinya Berdasarkan Taksonomi Bloom, serta PendidikanNasional sebagai Sarana Strategis dalam Pengembangan Kreativitas danEnterpreneur Menghadapi Tantangan Era Globalisasi. Untukmemasyarakatkan dan mempromosikan sekolah perlu menggunakanberbagai media sosial modern sebagaimana dipaparkan dalam PerananKomunikasi Humas Sekolah melalui Media Sosial.
Untuk mendukung proses belajar-membelajarkan buku tekspelajaran berperan penting dan strategis sebagai sumber belajar disamping guru. Akan tetapi kebijakan Pemerintah menyediakan bukuteks pelajaran tidak lepas dari berbagai masalah seperti yang diungkapsebagai isu mutakhir dalam Perkembangan Buku Teks. Mutu pendidikanjuga menarik pakar dan pengamat pendidikan untuk membahasnyadalam buku yang antara lain dalam buku Pendidikan Bermutu danBerdaya Saing (2011) serta dalam edisi ini dijadikan bahan risensi.
Mutu pendidikan memang menjadi rujukan setiap lembagapendidikan, tetapi bagi sekolah-sekolah di lingkungan BPK PENABURmutu akademis harus dilengkapi dengan mutu kepribadian yang bercirinilai-nilai kristiani sebagai tergambar pada profil sekolah BPKPENABUR Tasikmalaya pada bagian akhir Jurnal ini.
Redaksi
1Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Penerapan Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Menulis Cerpen
Penerapan Pendidikan Karakter melalui PembelajaranMenulis Cerpen Berdasarkan Ungkapan
Tradisional Batak Toba
Keke T. AritonangE-mail: [email protected]
SMPK 1 BPK PENABUR Jakarta
Penelitian
Abstrakendidikan karakter sangat penting diberikan kepada siswa sedini mungkin, sehinggamereka menjadi manusia-manusia Indonesia yang tidak hanya pintar tetapi juga memilikibudi pekerti yang mulia. Dalam kurikulum secara khusus penidikan karakter di berikandalam mata pelajaran Agama dan PPKn. Akan tetapi sebenarnya pendidikan karakter
dapat diberikan di semua mata pelajaran. Penelitian berikut ini melakukan pendidikan karaktermelalui penulisan cerita pendek dalam mata pelajaran bahasa Indonesia. Dengan menggunakanungkapan-ungkapan tradisional Batak Toba, penelitian ini dapat mengembangkan kemampuanmenulis cerpen siswa kelas 9 SMPK 1 BPK PENABUR Jakarta. Penelitian yang dilaksanakan tahun2010/2011 ini menyarankan guru mengembangkan penggunaan ungkapan-ungkapan dari sukubangsa lain dalam pendidikan karakter melalui penulisan cerpen dalam mata pelajaran bahasaIndonesia.
Kata-kata kunci: Pendidikan karakter, nilai-nilai tradisional, kemampuan menulis, cerita pendek.
Character Education Implementation through Short Story Writing Based onToba Batak Traditional Pharases
AbstractProviding character building through education to the children at early age is essential in establishing asociety with strong character. In Indonesian education system character education is conducted in the subjectsof Religion as well as Pancasila and Civics. In fact character education is to be provided implicity in allsubjects. This research conducted in2010/2011 provedthat character education can be done by using TobaBatak traditional values in developing students’ writing skills in Indonesian Languange subject. Althoughthis fact discovered in the 9 th Grade of SMPK 1 BPK PENABUR Jakarta, the research recommends the teacherto develop this method in other schools benefitting the local traditional values.
Keywords: Character education, traditional values, writing skills, short story
P
Pendahuluan
Pentingnya pendidikan karakter untukditerapkan di sekolah sebenarnya sudah adasejak kurikulum pertama pada masa kemerdeka-an tahun 1947 dengan adanya mata pelajaran
Pendidikan Budi Pekerti dalam lingkup SekolahDasar. Begitu juga dalam Kurikulum 1952,terdapat mata pelajaran Moral. Kurikulum 1964Pendidikan Budi Pekerti disatukan dengan matapelajaran Agama menjadi Agama/Budi Pekerti.Kurikulum 1968 dengan mengelompokkanpembinaan jiwa Pancasila, akibat pemberon-
2 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Penerapan Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Menulis Cerpen
takan G-30-S/PKI, Pancasila perlu disosiali-sasikan dengan baik. Kurikulum 1975 dan 1984adanya mata pelajaran baru yaitu PendidikanMoral Pancasila (PMP). Kurikulum 1994 danSuplemen Kurikulum 1999 mengubah namamata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila(PMP) menjadi Pendidikan Pancasila danKewarganegaraan (PPKn), (Doni K, 2007:130).
Dalam UU No.2 Tahun 1989 Pasal 4 danPasal 3 UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SistemPendidikan Nasional tertuang bahwaPendidikan Nasional bertujuan mencerdaskankehidupan bangsa dan mengembangkanmanusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusiayang beriman dan bertaqwa terhadap TuhanYang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,memiliki pengetahuan dan keterampilan,kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yangmantap dan mandiri serta rasa tanggung jawabkemasyarakatan dan kebangsaan.
Dalam perjalanannya pendidikan karakteryang sudah ada sejak tahun 1947 dan tertuangdalam tujuan Pendidikan Nasional, khususnyadalam bidang berbudi pekerti luhur mengalamikegagalan. Dengan kondisi Indonesia saat iniyang cukup memprihatinkan, seperti terjadinyatindak kekerasan di kalangan pelajar, maraknyapenyebaran video atau foto porno yangdisaksikan oleh para pelajar. Ketidakjujurandalam pelaksanaan Ujian Nasional danmaraknya pemberitahuan kasus-kasus korupsi,manipulasi, kebohongan publik, dan berbagaikonflik. Doni K (2007:131) mengatakan, bahwadalam konteks pendidikan di Indonesia,kemerosotan nilai-nilai moral telah menjadisemacam lampu merah yang mendesak semuapihak, lembaga pendidikan, orang tua, negara,dan lembaga kemasyarakatan lain untuk segeramemandang pentingnya pengembanganpendidikan karakter. Salah satu kegagalantujuan Pendidikan Nasional menurut RatnaMegawangi (http://sudirmansmansa.wordpress.com/2010, adalah belum adanyaKurikulum Pendidikan Karakter, namun hanyaada mata pelajaran tentang pengetahuankarakter (moral), yang tertuang dalam pelajaranAgama, Kewarganegaraan, dan Pancasila.
Berdasarkan hal tersebut di atas, Kemen-terian Pendidikan Nasional mengembangkankurikulum berbasis akhlak mulia mulai 2011
untuk menanamkan karakter yang baik kepadasiswa melalui pendidikan. Menurut M. NuhMenteri Pendidikan Nasional, pendidikankarakter penting diterapkan di sekolah sehinggalulusan yang dihasilkan menjadi generasi masadepan yang memiliki karakter kuat (Bogor-MiCom, Senin 6 Desember 2010). Pengembangankurikulum berbasis akhlak mulia dilakukandengan menanamkan moralitas dan akhlakmulia dalam berbagai mata pelajaran yangdiajarkan di kelas. Adapun pengaturankurikulum pendidikan karakter diserahkankepada masing-masing sekolah sesuai dengankompetensi pengajaran dan kelulusan siswa,Kemendiknas hanya mengatur kompetensinya.
Dalam prakteknya pendidikan karakterdilakukan oleh guru sebab guru adalah orangyang secara langsung berhadapan dan berdialogdengan siswa di kelas. Guru memiliki peransentral dan strategis bagi setiap pembaharuanpendidikan, salah satunya adalah bagaimanamenerapkan pendidikan karakter melalui matapelajaran yang diajarkannya. Menurut (Doni K,2007:231), berhasil tidaknya pembaharuandalam pendidikan, baik di tingkat nasionalmaupun di tingkat lokal, sangat tergantung padainterpretasi para guru terhadap kebijakanpembaharuan tersebut dalam pengajaran dikelas. Pembaharuan kurikulum di tingkatnasional, tidak akan efektif jika para guru tidakpernah menerapkannya di dalam kelas.Pendidikan karakter di dalam kelas menuntutsetiap guru untuk memiliki sembilan carabertindak untuk menerapkan pendidikankarakter tersebut, salah satunya adalahmengajarkan nilai-nilai melalui kurikulumdengan cara menggali isi materi pembelajarandari mata pelajaran yang sangat kaya dengannilai-nilai moral, seperti sastra, sejarah,kewarganegaraan, teknologi dan sains, sebagaisarana bagi pengajaran nilai-nilai moral danmembahas persoalan-persoalan moral.
Salah satu materi pembelajaran bahasaIndonesia tingkat SMP kelas 9 yaitu kesastraankhususnya materi menulis cerpen. DalamKamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1994)cerpen adalah salah satu bentuk karya fiksi yangditulis oleh pengarang untuk menawarkanmodel kehidupan yang diidealkannya. Cerpenyang baik harus mengandung penerapan moral
3Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Penerapan Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Menulis Cerpen
dalam sikap dan tingkah laku para tokoh sesuaidengan pandangannya tentang moral. Secaraumum moral menyaran pada pengertian (ajarantentang) baik buruk yang diterima umummengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak,budi pekerti, dan susila.
Burhan mengatakan (2010:321) moral dalamkarya fiksi mencerminkan pandangan hiduppengarang yang bersangkutan, pandangannyatentang nilai-nilai kebenaran yang akandisampaikan kepada pembaca. Melalui cerita,sikap, dan tingkah laku tokoh-tokoh itulahpembaca diharapkan dapat mengambil hikmahdari pesan-pesan moral yang diamanatkan.
Dalam upaya menerapkan pendidikankarakter di sekolah, sebagai guru yangmengajarkan bahasa Indonesia, penulis inginmemaparkan hasil penelitian yang telahdilakukan dalam mengajarkan kesastraandengan melakukan pembelajaran menuliscerpen berdasarkan ungkapan tradisional BatakToba bagi siswa kelas 9 Sekolah MenengahPertama. Pembelajaran menulis cerpen berda-sarkan ungkapan tradisional Batak Toba, olehkarena menurut Harahap (1987 : 135) ungkapantradisional mengandung nilai-nilai budaya yangdisosialisasikan secara berkesinambungan.Ungkapan tradisional sekaligus juga merupakanrekaman perjalanan hidup orang Batak Toba.Sebagai rekaman perjalanan hidup ungkapantradisional juga memberi informasi tentanghabitat, ekologi, menu, tantangan hidup, cita-cita, dan berbagai masalah kehidupan baikkehidupan religius maupun kehidupan sosialbudaya, yang kesemuanya mengandung nilai-nilai karakter yang baik.
Ungkapan tradisional sampai kini masihberlaku bahkan masih terus diperbaharui agartetap memenuhi kebutuhan masa kini. Pemba-haruan ungkapan tradisional mungkin terjadidengan mengganti kata-katanya ataupembaharuan dalam interpre-tasi tanpa menyimpang dariakar nilai yang asli. Berdasar-kan hal tersebut, penulismemilih ungkapan tradisionalsebagai acuan dalam menuliscerpen. Kegiatan ini sudahdilaksanakan penulis dalamproses belajar mengajar mata
pelajaran bahasa Indonesia materi kesastraankelas 9 di tempat penulis mengajar di SMPK 1BPK PENABUR Jakarta.
Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah yangdiuraikan di atas, maka masalah yang ditelitidalam penulisan ini dapat dirumuskan sebagaiberikut.1. Bagaimana mengajarkan kesastraan
dengan melakukan kegiatan menulis cerpenberdasarkan ungkapan tradisional BatakToba bagi siswa kelas 9 SMP?
2. Seberapa besar pesan-pesan moral yangdiamanatkan dalam cerpen berdasarkanungkapan tradisional Batak Toba yangditulis siswa kelas 9 SMP?
3. Seberapa jauh siswa berkeinginan untukmelakukan nilai-nilai kehidupan yangterdapat dalam cerpen yang ditulis melaluinilai-nilai yang terdapat dalam ungkapantradisional Budaya Batak Toba dalamkehidupan sehari-hari?
Tujuan dan Manfaat PenelitianTujuan umum penelitian adalah untuk menge-tahui dan mengungkapkan bahwa materimenulis cerpen berdasarkan ungkapan tradisi-onal Batak Toba dapat memberikan contoh ajaranmoral yang baik dan buruk sebagai salah satucara menerapkan pendidikan karakter siswa.
Hasil penelitian diharapkan dapatbermanfaat untuk (a) memberikan informasi bagiguru atau calon guru, khususnya guru bahasaIndonesia, dalam mengajarkan kesastraankhususnya materi menulis cerpen sebagai salahsatu cara dalam menerapkan pendidikankarakter siswa; dan (b) memberikan informasibagi guru atau calon guru, sebaiknya guru dalammengajar tidak hanya memberikan pengetahuansaja tetapi juga mengajarkan karakter yang baik.
rasaDisnetepmoKnadisnetepmoKradnatS:1lebaTnepreCsiluneM
isnetepmoKradnatS rasaDisnetepmoK
8siluneM
ilabmeknakpakgnugneMnad,naasarep,narikip
neprecmaladnamalagnep
2.8 atirecsiluneMkalotrebkednep
gnayawitsirepiradimalaidhanrep
4 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Penerapan Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Menulis Cerpen
Definisi Konsep1. CerpenMenulis cerpen terdapat dalam KTSP 2006bahasa Indonesia tingkat SMP kelas 9 semester 1,seperti tertera dalam Tabel 1.
Cerpen sesuai dengan namanya adalahcerita yang pendek. Berapa ukuran panjangpendek cerita itu tidak ada aturannya, tidak adasatu kesepakatan di antara para pengarang danpara ahli. Edgar Allan Poe, (Burhan N, 2010:10),mengatakan bahwa cerpen adalah sebuah ceritayang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar setengah sampai dua jam. Panjangcerpen itu sendiri bervariasi. Ada cerpen yangsangat pendek berkisar 500-an kata, ada cerpenyang panjangnya cukupan berkisar 1.500-anhingga 2.100-an kata, dan ada cerpen yang pan-jangnya antara 5000-an hingga 20.000-an kata.
Supratman dan Yani (2006:86) mengatakancerpen dibentuk oleh unsur-unsur berikut ini:a. Tema, merupakan inti atau pokok yang
menjadi dasar pengembangan cerita.Keberadaan tema memiliki kedudukan yangpenting dalam sebuah cerita. Tema dapatmenyangkut segala persoalan, baik masalahkemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang,kecemburuan, dan sebagainya.
b. Alur, merupakan pola pengembangan ceritayang terbentuk oleh hubungan sebab akibat.Secara umum jalan cerita terbagi dalambagian-bagian, yaitu: a. pengenalan situasicerita, b. pengungkapan peristiwa, c. menujuadanya konflik, d. puncak konflik, dan e.penyelesaian.
c. Latar, atau seting meliputi tempat, waktu,dan budaya yang digunakan dalam suatucerita. Latar dapat bersifat factual atauimajiner. Fungsi latar adalah memperkuatatau mempertegas keyakinan pembacaterhadap jalannya suatu cerita.
d. Penokohan, adalah cara pengarang meng-gambarkan dan mengembangkan karaktertokoh-tokoh dalam cerita
e. Sudut Pandang, adalah posisi pengarangdalam membawakan cerita. Posisi penga-rang ini terdiri atas dua macam, yaitusebagai orang pertama, sebagai tokoh yangterlihat dalam cerita yang bersangkutan danorang ketiga yang berperan sebagaipengamat.
f. Amanat, merupakan ajaran moral ataupesan dikdaktis yang hendak disampaikanpengarang kepada pembaca melaluikaryanya.
g. Gaya Bahasa, penggunaan bahasa berfung-si menciptakan suatu nada atau suasanapersuasif serta merumuskan dialog yangmampu memperlihatkan hubungan daninteraksi antara sesama tokoh. Bahasadapat menciptakan suasana yang tepat bagiadegan gembira, sedih, menyeramkan,menegangkan, dan lain sebagainya.
2. Ungkapan Tradisional Batak TobaSelain nilai moral, dalam cerpen juga terdapatnilai budaya, sebab cerpen dibuat oleh manusiaberbudaya. Pengarang ketika menulis karyanya,tentu akan berpijak pada sebuah peradaban yangdibangun dari wujud kebudayaan. Wujudkebudayaan menurut pendapat Koentjara-ningrat (1994:5) terdiri dari tiga bagian, yaitu:(1) wujud kebudayaan sebagai suatu kompleksdari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,peraturan, (2) wujud kebudayaan sebagai suatukompleks aktivitas kelakuan berpola darimanusia dan masyarakat, dan (3) wujud kebuda-yaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Nilai-nilai kebudayaan dalam cerpensebagai pembangun tema, karakter tokoh, latar,alur, dan amanat. Nilai-nilai budaya yang dapatditemukan berupa: nilai kepercayaan manusiapada Tuhannya, nilai kebiasaan dalam bentukkolektif atau ketradisian, nilai kemanusiaansebagai alat bermasyarakat, sikap berkomu-nikasi dalam mengkomunikasikan peradaban,nilai estetika sebagai pencipta berkeseniaan,nilai penghidupan untuk mempertahankankehidupan, nilai peradaban dan alat yangdiciptakannya, dan nilai politis sebagai alatbernegara.
Ungkapan tradisional Batak Toba termasuksalah satu nilai lokal bangsa Indonesia yangdapat dijadikan contoh dalam membentukkarakter siswa. Di dalam ungkapan tersebutterdapat nilai-nilai budaya Batak yang menca-kup segala aspek kehidupan orang Batak.Harahap dan Siahaan (1987:133) mengatakan,berdasarkan analisis terdapat sembilan nilaibudaya utama yaitu: kekerabatan (34,33%), religi(17,25%), hagabeon (12,32%), hukum (12,25%),
5Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Penerapan Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Menulis Cerpen
kemajuan (6,87%), konflik (5,28%), hamoraon(4,58%), hasangapon (3,70%), dan pengayoman(3,52%).
Istilah yang dipakai untuk menyatakansembilan nilai budaya utama di atas diangkatdari ungkapan tradisonal. Ungkapan tradisionalmengandung nilai-nilai budaya yang disosia-lisasikan secara berkesinambungan, merupakanrekaman perjalanan hidup orang Batak Toba dandapat membuka tabir masa lampau mereka.Sebagai rekaman perjalanan hidup, ungkapantradisional juga memberi informasi tentanghabitat, ekologi, menu, tantangan hidup, cita-cita, dan berbagai masalah kehidupan baikkehidupan religius maupun kehidupan sosialbudaya. Ungkapan tradisional Batak sampaikini masih berlaku bahkan masih terus diperba-harui agar tetap memenuhi kebutuhan. Nilai-nilai yang ditanamkan berdasarkan ungkapan
tradisional Batak Toba tersebut bersifat universaldan juga berlaku pada ungkapan-ungkapantradisional berbagai suku-suku lainnya. Sehing-ga nilai-nilai tersebut dapat diterapkan dalampembelajaran pembentukan karakter siswa.
Berdasarkan hal inilah penulis menerapkanpendidikan karakter melalui ungkapantradisional Batak Toba. Di bawah ini disajikanberbagai ungkapan tradisional yang mendu-kung kesembilan nilai budaya Batak tersebut.Melalui ungkapan tradisional Batak ini, siswadapat memilih ungkapan yang cocok dengancerpen yang akan dibuat.
Sejalan hal di atas, pembelajaran menuliscerpen melalui ungkapan tradisional Batak Tobadi atas sangat tepat dilaksanakan dalam prosesbelajar mengajar di kelas khu-susnya dalampelajaran bahasa Indonesia da-lam upayamenerapakan pendidikan karakter.
kataBlanoisidarTnapakgnUmaladialiN-ialiN:2lebaT
ayaduBialiNkataB
lanoisidarTnapakgnU napakgnUitrAgnayialin-ialiN
nakmanatid
natabarekeKiniayadubialiN
pukacnemnagnubuh
,ukuslaidromirpsatagnayashisak
nagnubuh.nanukurek,haradhisaknakrajagneMaratnakiabgnayas,autgnaroamases
adapekautgnarokananad,kana
autgnaroadapek
anakgnadamsarobraMangnitnaramkitumraM
anahahamsaroh-saroHanignagnanaminognoS
amainrigniSodankanainrignisaB
kanaingnatualaJodanamaingnatusoaL
uhapodgnodoHailahgnasiloh-iloH
uhaodoHaniadasramanatiH
ayngnabachalhaubreBayngnitnarhalkitupreB
ayngnabahaltamales-tamaleSaynkidahalagujnaikimeD
hayagnatuiPagujaynkanagnatuipaY
kanagnatuhatreSagujaynhayagnatuhsugilakeS
sikaphaladahapelePsaurutasgnalut-gnaluT
ukahaladauaKubiesgnayatiK
gnoloThisak,gnolonem
ies,gnayas,tamroh,atakesbawajgnuggnaT
suigileRininapakgnU
nakrajagnemadapeknahutapek
nasep-nasepgnaylanoisidart
-nurutaracesnurumet
helonakiapmasidnadruhulel
adapeknahutapekiagabeshayagnayautgnaro
,itamrohidtagnasiatnicnem
kolodetolgnabaHihaprud-kaprudisaM
iboranatnupmOinmuhU
iapulahatgnanU
kunamkaubaTamurinarabmuratiD
amaramnutnapankalaHautramankalahodI
numaisnagnatadaSgnaribmahnagnatadaS
atnupmOamkapmunaMatabeD
tikubhuyupgnabreTkiannurutgnabreT
atikgnayomkenennarutAuluhad
nakapulatiknagnaJ
mayakokoKhamurgnolokiD
hayarebnaposgnaygnarOhautrebgnaygnarohalutI
nanaknagnatutaSiriknagnatutaS
nahuThalitakrebmeM
nadtaat,aodreBadapatnic
,nahuTitamrohgnem
gnayasnadautgnaroadap
6 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Penerapan Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Menulis Cerpen
ayaduBialiNkataB
lanoisidarTnapakgnU napakgnUitrAgnayialin-ialiN
nakmanatid
ragaautgnarokanapudih
takrebtapadnem.hautrebnad
nakapureMnanohomrep
nahuTadapeknanalajrepraga
nahakinrepnadignudnilid
aggnihesitakrebididajretkadit
naiarecrep
olognanuumnoepirasrapiDgnaris
nagnajumnaniwakrepmalaDiarecrebuam
nadtaat,aodreBadapatnic
,nahuTitamrohgnem
gnayasnadautgnaroadap
noebagaHnanurutekkaynaB
.rumugnajnapnadininapakgnu
nakrabmaggnemaretupnaparahgnayiretupnad
tujnalaisu,kaynabnuadnakiagab
ruguggnay,authaletes
natunapidajnemikilimemnad
gnaykanretekiapmaskaynab
naparahkacnuputiay noebagah
sirimurangnatniBporomusannubmO
sirirepkanAporotepuroB
gnurudinanekgneDnarubmot-rubmotobaT
ebagumahamtahaSgnulubiluam
notuhi-tuhiapisalaJ
kaynabgnaygnatniBlapmugrebgnaynawA
rejejrebnuparetuPkaynabnupiretuP
kuggnatidgnaynakIgnaggnap-gnaggnapidkanE
nuadhadniesumakhaliapmaS
itukiidgnayidajnemgnaynaD
,sarekajrekeBtaubreb
raganakiabekidajnemnatunap
mukuHgnayialiN
maladnakrajaidhaladainiayadub
itapenemialinijnajhalitsI.ijnaj
tubesidgnaroigaB.nadaphibelnadapkataB.mukuhiradtauk
ininapakgnUnakrajagnem
ijnajrakgniawhabnakapurem
gnaynataubrepkutukret
ulubintaruugoTnadapintarunaugoT
muhuinatahugoTnadapinatahnaugoT
autasintaPetolintapuT
abugnapamogaMesoinanaromaM
ulubingnuluBkalahtagirap-tagirapiD
ummuhugnodaosoloMkalahnokgnidatidohamubiT
oobmabrakatauKgnalalirakataukhibeL
mukuhataktauKrarkiatakigaltaukhibeL
sukitikaKhuyupikakeK
rakgnignepishalgnaliHirakgniidgnayayakidajneM
ubmabnuaDgnaronakkater-kateriD
ummukuhadakatualaKgnaronaklaggnitiduaktapeC
,naranebeK,narujujek
,nalidaek,ijnajitapenem
nad-ajgnuggnatreb
baw
noujamaHialiN noujamah
igab)naujamek(aboTkataBgnaro
hiaridtapadajrekebnagned
,sarek,bawajgnuggnatreb
esumgnadogamoholoMulujuteajutamohupmotraT
noneabamajnamamolaMnoibitropidohepoalapU
amilangnodiptaeniS
itnanrasebuakakiJ-anamekhajalejnemtapaduaK
anamajrekebalupiadnaP
imubidnalajrebuaksapeluKini
amilgnaygnurubgnotopiD
,tamrec,higiGrajaleb,kidrec
ajrekeb,taignad,rujuj,sarek
gnuggnatrebbawaj
7Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Penerapan Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Menulis Cerpen
ayaduBialiNkataB
lanoisidarTnapakgnU napakgnUitrAgnayialin-ialiN
nakmanatid
,umlitutnunemisatpada,uatnarem
padahret,urabnagnukgnilnad,tamrec,higigamirenem,kidrec
nauruhabmep
rokkobamilkautinlubmaTamilgnapebagankanaubutiaS
ebaganurobakgnatohoDrotkod
igatsareButnaladkokgnaNnadeMutnaladtauT
nalajrapumahamgnanuiaSikak
nadesrotomrapnainamgneaN
kukgnamamilkautialuGidajgnaykanahalrihaL
amilgnapretkodidajgnayirtupnaD
igatsareBeknalajikadneMnadeMeknalajnuruneM
nalajeppatetumakhalnagnaJikak
aradnegnephalidajaynkadneHnades
,tamrec,higiGrajaleb,kidrec
ajrekeb,taignad,rujuj,sarek
gnuggnatrebbawaj
kilfnoKfitisopigeS
igabkilfnokrebaboTkataBgnaro
sesorphaladagnayisasilaisos
tukgnaynem-isekrebnahital
kutnunagnubman-anagnemupmam
paitesasiladaakiJ.nalaosrep
surahhalasam-asilartenidareges-nemkaditragaissaulemnadmalad
.kilfnokidajnemininapakgnU
akiteknakpacuidnakiaseleynem
nalaosrepkilfnoktada,agraulek
nakiaselesidsurah.kiabnagned
gnapudodakgnaDererodkamA
gnalutodamAerebabIodkanA
kulletisalag-alaGlugud-lugudramkulleT
kudegangnodagnudoloM
lupa-lupaintegnaN
uhapodgnodoHailahgnasiloh-iloH
uhaodoHaniadasramanatiH
asanipinkabmaLnanonaisrohuniT
adabramtojtojoloMnaogamahnagnapmuJ
gnabachaladagnabaCrakithaladarakiT
namaphalagujhayAnakanemekhalagujkanA
kokgnebgnayalag-alaGlokgnob-lokgnobrebkokgnoB
kaditgnayadahadusualaKrujuj
ikiabrepidnaleP
sikaphaladahapelePsaurutasgnalut-gnaluT
ukahaladauaKubiutasrebgnayatiK
akgnangnigaDrasapiradilebiD
ihalekrebgniresualaKnagnalameknakumeneM
,gnayashisaK,nakfaamem
narujujek
noaromaH,ayarayaK
halasnakapuremayadubialinutas
irasadnemgnaygnorodnemnad
aboTkataBgnaroiracnemkutnu
gnayadnebatrah-pakgnU.kaynab-maggneminina
awhabnakrabamudam )ayak(
helo,pukucmulebsurahutianerakragasarekajrek
adapiapmasaromamnatakgnit
.)ayarayak(
abruPujuamsakgnaTalokgnAnotnumamuH
amudamatihamsakgnaTaromamalajebaG
tuhabisatihamiggnoTarop-aropamobaT
tuhuhatihamebaGaromamatihamedusalaJ
rumiTharahalsaleJalokgnAnanakharagneM
ayakatikhalsaleJayarayakatreskanakaynaB
elelnakihalsinaMsarpeknakihalkanE
aumesatikhalarethajeSayarayakaumesatikatreS
,sarekajreKtagnames
8 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Penerapan Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Menulis Cerpen
ayaduBialiNkataB
lanoisidarTnapakgnU napakgnUitrAgnayialin-ialiN
nakmanatid
nopagnasaHaynitrA
nadnatamrohek.naailumek
ininapakagnUnarajanakapurem
kutnunakatpicnem
nalibatesekagitnagnubuh
rusnu aNnahilaDuloT gnay
nakmananemgnilaspakis,iagrahgnem
hisaknakrajagnemgnaygnayas
.salhki
amtamroh,ebaggneanoloMaluh-aluhram
naggned,pagnasgneanoloMahutubasramam
amkele,aromamgneanoloMurobram
arugarugiSkubuLgnonohrapinnaomolaH
gnarumuhanakgnaodogaMgnolohahornohrohiD
ikilimemnigniualaK noebagah ,aluhaluhadapektamrohsurah
ikilimemnigniualaK,nopagnasah nukursurah
araduasrebikilimemnigniualaK
libmagnemsurah,naayakekitah urob
arugarugiSkubuLmaleynepisnagnayaseK
nagnarukekiagabrebhalgnaliHhisakasarhelonaktabikaiD
gnayas
,anaskajibfirA,tamroh
kalhkarebgnilas,ailum,iagrahgnem
nad,salhkignayashisak
namoyagnePirebmephaladA
irebmep,nafiraek,naarethajesek
gnaygnudnilepatpicnep,itaatid
.nitabnamartnetekininapakgnU
nakrajagnemnahutapekgnatnet
imoyaidgnaypadahret
moyagnep
autuboLinkoloDulotramisinnaubutaH
aluhaluhinadoPulognnaggnedapisodI
urobututodgnuruDaluhaluhnarubmoT
urobinnonasropodnokgniaN
aluhaluhinnonasropiSalugnapiniladuH
arap-arapidnapminiSaluhaluhinadopturunitoloM
aramedusamoadiaS
autuboLidtikuBulotramishubmuttapmeT
aluhaluhtahisaNikiabrepmemgnayhalutI
pudih
aynranebeshalkuggnaT urobnakrubuyneM aluhaluh
blukipidhalsuraH uro
lukipidgnaynabeB aluhaluhajrekepiladuH
naiparepidnapmisiDtahisanturutidualaK aluhaluh
ayahabaramalageshuaJ
,hutap,iridnaM,fira,raget
martnet
Agar kesembilan nilai budaya Batak Tobadihayati oleh siswa, penulis menyusun instru-men skala nilai berdasarkan nilai-nilai dalamungkapan tradisonal Batak Toba pada Tabel 2serta indikatornya disusun berdasarkan bukuPedoman Umum Pendidikan Budi Pekerti padaJenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.
Metodologi Penelitian
Metode PenelitianMetode penelitian yang digunakan dalam karyatulis ini adalah penelitian evaluasi formatif.Menurut Kidder dalam Riduwan (2004:53)penelitian evaluasi formatif adalah inginmendapatkan umpan balik dari suatu aktivitasdalam proses tersebut. Dalam penelitian ini
umpan balik yang diharapkan dari pembel-ajaran menulis cerpen berdasarkan ungkapantradisional Batak Toba adalah siswa mampu (1)menuliskan unsur-unsur intrinsik cerpen sesuaidengan ungkapan dan data peristiwa yangdipilihnya, (2) menuliskan konflik cerita, (3)menuliskan alur cerita, (4) menulis cerpen sesuaidengan unsur-unsur intrinsik, ungkapan dandata peristiwa, konflik, serta alur cerita, dan (5)menuliskan nilai-nilai yang terdapat dalamcerpen yang telah ditulis.
Subjek PenelitianSubjek dalam penelitian adalah siswa SMPK 1BPK PENABUR Jakarta tahun pelajaran 2010/2011. Sampelnya adalah siswa kelas 9C denganjumlah sebanyak 35 responden.
9Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Penerapan Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Menulis Cerpen
Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data yang digunakandalam penelitian ini adalah teknik nontesdengan menggunakan instrumen pengumpuldata berupa angket, yang mengungkap datatentang: (1) sembilan nilai Budaya Batak Tobayang terdapat dalam ungkapan tradisional BatakToba berdasarkan referensi-referensi yangdirujuk dalam penelitian ini dengan menggu-nakan kuesioner, (2) untuk mengukur ataumengetahui karakter siswa, menggunakan skalanilai yang instrumennya berdasarkan nilai-nilaidalam ungkapan tradisional Batak Toba.
Teknik Analisis DataTeknik analisis data dalam penelitian inimenggunakan pendekatan kuantitatif denganpengolahan data sebagai berikut.1. Untuk pengisian kuesioner nilai-nilai buda-
ya Batak Toba terdapat dalam cerpen yangditulis oleh siswa adalah menggunakanrumus:
Total nilai YA=0% - 50% = Kurang60% - 69% = Cukup70% - 79% = Baik80% - 100% = Sangat Baik
2. Pengolahan data untuk mengukur ataumengetahui karakter siswa menggunakanskala sikap ditentukan dengan cara berikut.a. Perolehan skor dari seluruh butir perta-
nyaanb. Skor rata-rata dari setiap pertanyaan
dengan membagi jumlah skor olehbanyaknya pertanyaan
c. Interprestasi terhadap pertanyaan positif.Dengan keterangan Kriteria InterprestasiSkor:Angka 0% - 20% = Sangat LemahAngka 21% - 40% = LemahAngka 41% - 60% = CukupAngka 61% - 80% = KuatAngka 81% - 100%= Sangat Kuat
Langkah-Langkah PembelajaranMenulis Cerpen BerdasarkanUngkapan Tradisional Batak Toba
Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 tentangStandar Proses menyatakan bahwa silabussebagai acuan pengembangan RPP memuatidentitas mata pelajaran, standar kompetensi(SK), kompetensi dasar (KD), materi pembel-ajaran/tema pembelajaran, indikator pencapa-ian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dansumber belajar. Dalam perkembangan silabusbaru, harus memasukkan unsur pendidikankarakter di dalamnya, serta direncanakan untukdimasukkan sebagai nilai-nilai perilaku yangharus ditanamkan kepada siswa.Langkah-langkah pembelajaran menulis cerpenberdasarkan ungkapan tradisional Batak Toba,sebagai berikut.Langkah Pertama : Mendata Peristiwa1. Guru terlebih dahulu menjelaskan yang
dimaksud dengan ungkapan tradisionalBatak Toba, menjelaskan makna daripadaungkapan tradisional Batak Toba, nilai-nilaikehidupan yang terdapat dalam ungkapantersebut, unsur-unsur cerpen, danbagaimana cara menulis cerpen berdasar-kan ungkapan tradisional Batak
2. Sebelum siswa menuliskan peristiwa yangmengesankan, guru menjelaskan mengapaungkapan tradisional Batak toba dibuatoleh orang Batak. Hal ini, agar siswa dapatdengan mudah menentukan peristiwa yangsesuai dengan ungkapan tersebut. contohpilihan ungkapan, yaitu:
Ungkapan :Hodong do pahu Pelepah adalah pakisHoli-holi sanghalia Tulang-tulang satu ruasHodo ahu Kau adalah akuHita na marsada ina Kita yang seibu
Adapun pesan kultural yang disampaikandalam ungkapan diatas, menurut Harahap danSiahaan (1987:146), yaitu pentingnya memper-kuat terus rasa solidaritas kekerabatan.Ungkapan ini sering disebut dengan istilahdongan sabutuha (kawan seperut), artinyadilahirkan dari rahim ibu yang sama, dalam
Presentasi =Jumlah responden yang menjawab YA
Jumlah Responden X 100%
10 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Penerapan Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Menulis Cerpen
nepreCsiluneMnarajalebmePsubaliS:3lebaT
siluneM:isnetepmoKradnatSkednepatirecmaladnamalagnepnad,naasarep,narikipilabmeknakpakgnugneM.8
-netepmoKrasaDis
iretaM-rajalebmeP
na
nataigeKnarajalebmeP
rotakidnI naialinePrebmuSrajaleB
retkaraK
siluneM2.8atirec
kednepkalotreb
iradawitsirep
gnayhanrep
imalaid
nasiluneP-rebneprec
nakrasadnapakgnu
lanoisidartaboTkataB
awitsirepatadneM-naknasegnemgnay
hanrepgnaynaktiakidimalaidnapakgnunagned
kataBlanoisidartiausesgnayaboT
hilimeM-napakgnu
kataBlanoisidartiausesgnayaboTawitsirepnagned
gnilapgnaynaknasegnem
nakutneneM-atireckilfnok
iakgnareMidajnemawitsirep
akgnarek/rulaatirec
neprecgnitnuyneM-iridnesayrak
atadnemupmaM-awitsirep-awitsirep
hanrepgnayiausesimalaid
napakgnunagnedkataBlanoisidart
aboT
upmaM-nakutnenem
adagnaykilfnokawitsirepmalad
hilipidgnay
silunemupmaM-kalotrebneprec
gnayawitsirepiradimalaidhanrep
nagnediausesnapakgnu
kataBlanoisidartaboT
upmaM-neprecgnitnuynem
kujnuseT:ajrek
halsiluT-rebneprec
nakrasadawitsirep
hanrepgnayimalaid
-gnediausesnapakgnuna
lanoisidartaboTkataB
-gnalnagnedatad:hak,awitsirep-gnuhilip
hilip,napak-utnet,kilfnok
rulanak-mek,atirec
-nemnakgnabhaubesidajnad,neprec
gnitnusneprec
-alagnePnam
idabirp-gniL
nagnukukuB
-ialiN"ialin
ayaduB"kataB
isakolA:utkaW
54X4
itileTtamreClipmarT
aumesnadialin-ialin
gnay-nubuhreb
nagnagned
larom
pengertian luas satu marga. Dalam etikakekerabatan orang Batak Toba, satu margadiartikan saudara kandung, walaupun tidakdilahirkan dari rahim ibu yang sama. Rasasolidaritas ditunjukkan tidak saja dalamkeadaan senang, tetapi juga dalam keadaandukacita. Setelah mengetahui hal di atas, siswamenuliskan peristiwa-peristiwa yangmengesankan yang pernah dialaminya.Kemudian guru bersama siswa memasukkanperistiwa-peristiwa tersebut sesuai denganungkapan tradisional Batak Toba. Dari hasilkegiatan ini, guru dan siswa memilih sembilanperistiwa yang mewakili sembilan nilai budayaBatak Toba, hal ini untuk memudahkan siswauntuk memilih salah satu peristiwa yang akandijadikan cerpen. Peristiwa yang sesuai dengan
ungkapan tradisional Batak Toba yang telahdipilih, yaitu:1. Setelah guru memperlihatkan hasil dari
mendata peristiwa mengesankan yangsesuai dengan ungkapan tradisional BatakToba di atas, siswa memilih salah satuperistiwa yang akan dibuat cerpen.
2. Siswa menuliskan unsur-unsur intrinsikcerpen yang akan dibuat, guru memberikancontoh, yaitu:a. Tema, tentang persahabatan/persau-
daraanb. Alur, menggunakan alur maju, dimulai
dengan memunculkan konflik/masalahdi awal paragraf
c. Latar, 1) tempat: Rumah sakit, rumah,sekolah, 2) Waktu: pagi, siang, sore, dan
11Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Penerapan Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Menulis Cerpen
malam, 3) suasana: cemas, ketakutan,sedih, dan senang
d. Penokohan, tokoh utama sebanyak tigaorang dengan nama Juliana, Surtina, danseorang dokter, tokoh sampingan mamadari Surtina, dan Sinta teman dariJuliana dan Sinta, serta polisi. Julianaberperan sebagai tokoh antagonis,memiliki sifat iri hati pada Surtina,sedangkan Surtina berperan sebagai
tokoh protagonis, memiliki sifat baik hatidan memaafkan perbuatan Juliana yangtelah berbuat tidak baik pada sahabat-nya Surtina.
e. Sudut pandang pengarang yangdigunakan, sebagai orang pertamadengan menggunakan kata aku.
f. Amanat/pesan moral, sesuai dengannilai-nilai yang ditanamkan yangterdapat dalam kesembilan nilai budaya
awsiSheloimalaiDmumUgnaynaknasegneMawitsireP:4lebaT
napakgnUlanoisidarT napakgnUitrA awitsireP gnayialin-ialiN
nakmanatid
uhapodgnodoHailahgnasiloh-iloH
uhaodoHaniadasramanatiH
sikaphaladahapelePsaurutasgnalut-gnaluT
ukahaladauaKubiesgnayatiK
.igiggnaraknakhisrebmeMtabahasgnaroesnakatirecneM-tabahasnataubrepnakfaamem
utasasaremhadusaid,aynamasaynagramanerak,ubi
-onem-gnoloThisak,gnol
aies,gnayas,tamroh,atakesbawajgnuggnat
kunamkaubaTamurinarabmuratiD
nutnapankalaHamaram
autramankalahodI
mayakokoKhamurgnolokiD
hayarebnaposgnaygnarO
hautrebgnaygnarohalutI
nakatirecneM.saleklaggniTnawalemulalesgnaykana
aynhayaamaturetaynautgnaronaigureknaktabikagnemnadlaggnitkanaiS.kanaisadap
.salek
nadtaat,aodreBadapatnic
,nahuTitamrohgnem
gnayasnadautgnaroadap
gnirudinanekgneD--rubmotobaT
narubmotebagumahamtahaS
gnulubiluamnotuhi-tuhiapisalaJ
kuggnatidgnaynakIgnaggnap-gnaggnapidkanE
hadniesumakhaliapmaSnuad
gnayidajnemgnaynaDitukiid
kanA.akitametaMNSOarauJigabnadaletidajnemgnay
aidnupualaw,aynnamet-nametkaditgnayagraulekiradkana
upmamaidipatet,upmamaynhalokesnasutuidajnem
nadNSOitukignemkutnu.araujidajnemlisahreb
,sarekajrekeBtaubreb
raganakiabekidajnemnatunap
ulubingnuluBtagirap-tagirapiD
kalahgnodaosoloM
ummuhuohamubiT
kalahnokgnidatid
ubmabnuaDgnaronakkater-kateriD
ummukuhadakatualaK
naklaggnitiduaktapeCgnaro
gnaykanA.gnaunagnaliheKaynrihkairucnemakus
heloihuajidnadnauhatekaggnih,aynnamet-namet
iradrauleknamacnatapadnem.halokes
,naranebeK,narujujek
,nalidaek,ijnajitapenem
nad-ajgnuggnatreb
baw
gnadogamohaduMesum
eajutamohupmotraTulujut
amajnamamolaMnoneab
idohepoalapUnoibitrop
itnanrasebuakakiJ
hajalejnemtapaduaKanam-anamek
ajrekebalupiadnaP
idnalajrebuaksapeluKiniimub
kanA.arupagniSekrubilreBaidaggnih,rajalebnuketgnay
,utastakgnirephelorepmemhaidahirebmemaynautgnaro
arupagniSekrubilrebkutnu
,tamrec,higiGrajaleb,kidrec
ajrekeb,taignad,rujuj,sarek
-ajgnuggnatrebbaw
kulletisalag-alaG-lugudramkulleT
lugudangnodagnudoloM
kudeglupa-lupaintegnaN
kokgnebgnayalag-alaG-lokgnobrebkokgnoB
lokgnobkaditgnayadahadusualaK
rujujikiabrepidnaleP
gnaroeS.tepmodnakumeneMtepmodnakumenemgnaykana
,gnauisirebgnaynalajidilebmemnigniaidanerak
aid,aynubinuhatgnaluhaidahnakilabmegnemnignikadit.aynkilimepekutitepmod
,gnayashisaK,nakfaamem
narujujek
12 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Penerapan Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Menulis Cerpen
napakgnUlanoisidarT napakgnUitrA awitsireP gnayialin-ialiN
nakmanatid
atihamiggnoTtuhabis
arop-aropamobaTtuhuhatihamebaG
atihamedusalaJaromam
elelnakihalsinaM
sarpeknakihalkanEaumesatikhalarethajeS
ayarayakaumesatikatreS
aynahgnaykidarebkakakagiTaynhayaanerak,ubiikilimemagiteK.laggninemamalhadus
gnalupesinikidarebkakaknaajrekeputnabmemhalokes
.gnagadepiagabesaynubitagnames,sarekajrekaneraKakeremhaletes,rajalebmalad
gnaygnaroidajnemasawed.aynpudihmaladseskus
,sarekajreKtagnames
arugarugiSkubuLinnaomolaH
gnonohrapanakgnaodogaM
gnarumuhgnolohahornohrohiD
arugarugiSkubuLmaleynepisnagnayaseK
iagabrebhalgnaliHnagnarukek
hisakasarhelonaktabikaiDgnayas
gnaroeS.kuduisannalauJgnayasutigebgnaytabahasinitabahaS.aynnametadap
gnayaynnametutnabmemkutnuupmamgnaruk
kuduisanlaujnemutnabmem.halokesidnametisubinataub
,anaskajibfirA,tamroh
kalhkarebgnilas,ailum,iagrahgnem
nad,salhkignayashisak
alugnapiniladuH-arapidnapminiS
arapinadopturunitoloM
aluhaluharamedusamoadiaS
ajrekepiladuHnaiparepidnapmisiD
tahisanturutidualaKaluhaluh
ayahabaramalageshuaJ
aynibohgnay,ikal-ikalajameRgnarO.nalajidnatubek-tubekilak-ilakrebitahisanemaynaut
utauS.sirbugidhanrepkadit-tubekaracataasadapakitekaidayngnegamasrebnatubek
,naakalecekimalagnemisatupmaidsurahaynikak
,hutap,iridnaM,fira,raget
maretnet
Batak Toba. Cerpen yang akan ditulispesan moralnya yaitu: ingin mengajar-kan tentang kejujuran, memaafkan,bertanggungjawab, dan kerelaan hati
g. Gaya bahasa yang digunakan menggu-nakan bahasa Indonesia yang baik danbenar serta menggunakan bahasa gaulremaja dalam percakapan
Dengan menuliskan unsur-unsur intrinsiktersebut di atas, akan memudahkan siswa dalammenentukan konflik dan alur cerita.
Langkah Kedua : Menentukan Konflik CeritaSetelah siswa memilih salah satu peristiwa diatas, siswa menentukan konflik cerita.Sebelumnya guru memberi contoh bagaimanamenentukan konflik cerita.Misalnya:Ungkapan :Hodong do pahu Pelepah adalah pakisHoli-holi sanghalia Tulang-tulang satu ruasHodo ahu Kau adalah akuHita na marsada ina Kita yang seibu
Peristiwa: Membersihkan karang gigi. Mence-ritakan seorang sahabat (Surtina) yangmemaafkan perbuatan sahabatnya(Juliana), karena dia ingat pesanorangtuanya bahwa tidak boleh salingbermusuhan jika ada masalah dengansahabat yang sudah dianggap saudaraseibu.
Setelah mengetahui peristiwa di atas maka,konfliknya dapat seperti di bawah ini:Konflik : Dari peristiwa membersihkan karang
gigi, seorang sahabat (Surtina) ketahuansang dokter ketika memeriksa karanggiginya, karena menggunakan kartuberobat sahabatnya (Juliana). Sangdokter marah kepada Surtina dan Surtinaakan dilaporkan ke polisi jika tidak dapatmenggantikan biaya membersihkankarang giginya. Konfliknya ditambahlagi Surtina tidak mampu untukmembayar dokter tersebut.
Langkah 3 : Menentukan Alur CeritaGuru terlebih dahulu menjelaskan bahwa alurpada hakikatnya adalah bagian-bagianperistiwa yang saling berhubungan, yang
13Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Penerapan Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Menulis Cerpen
membentuk satu kesatuan yang disebut cerita.Menurut Desy dkk (1992:135), suatu cerita dapatdibagi menjadi beberapa bagian alur sepertiberikut.1. Pengantar, berupa lukisan waktu atau
tempat yang menuntun pembaca mengikutijalan cerita.
2. Penampilan masalah, yang menceritakanpersoalan yang dihadapi pelaku cerita
3. Puncak ketegangan, menggambarkanmasalah dalam cerita sudah sangatmengkhawatirkan, dan gawat.
4. Ketegangan menurun, yaitu masalah telahberangsur-angsur dapat diatasi dankekhawatiran mulai hilang.
5. Penyelesaian, yaitu masalah telah dapatdiatasi oleh pelaku.Tetapi dalam penulisan cerpen, urutan alur
di atas diperbolehkan tidak berurutan.Supratman dan Yani (2006:93) mengatakansalah satu teknik menulis cerpen agar menarik,yaitu paragraf pertama merupakan kuncipembuka, untuk itu alur pada paragraf pertamadapat langsung masuk pada pokok persoalandan bukannya melantur pada hal-hal yang kliseapalagi bila kemudian terkesan menggurui. Halini juga dikatakan oleh Marion van Horne(2007:54), bahwa menentukan alur cerita yangmenarik sehingga cerpen yang akan dibuathasilnya baik, sebagai berikut.1. Sebuah pembukaan atau introduksi yang
langsung membangkitkan minat pembaca.2. Tokoh-tokoh yang “hidup” dan bercakap-
cakap dengan wajar.3. Gerak-tindak dalam bentuk serentetan ade-
gan yang mendorong cerita bergerak ke depan4. Konflik karena tokoh utama menghadapi
kesulitan dalam mengatasi masalah ataumenentukan pilihan.
5. Ketegangan, karena pembaca tidak yakinapa yang akan terjadi berikutnya.
6. Suatu krisis atau klimaks pada saatmasalahnya terselesaikan, keputusan telahdiambil, tujuan telah tercapai.
7. Sebuah akhir yang tepat, di mana pembacapuas akhir itu masuk akal.Setelah menjelaskan hal di atas, kemudian
guru memberi contoh menentukan alur cerita,yaitu:
Alur Peristiwa Membersihkan Karang GigiPenampilan masalah :Ketahuan menipu dokterTidak mampu membayarAkan dilaporkan pada polisi
Puncak ketegangan :Surtina kebingungan tidak dapat menyelesaikanmasalahnya, hingga dia ditangkap polisi
Ketegangan menurun:Berangsur-angsur masalah Surtina dapatdiselesaikan, dengan tidak jadinya ditangkappolisi, karena itu ternyata cuma mimpi.
Penyelesaian:Dokter gigi yang ditipu oleh Surtina akhirnyamemaafkan perbuatannya.Guru memberi contoh berdasarkan alur peristiwamembersihkan karang gigi, dan cerpen berdasar-kan ungkapan tradisional Batak Toba, peristiwa,konflik, dan alur, dapat disusun seperti berikut.Ungkapan :Hodong do pahu Pelepah adalah pakisHoli-holi sanghalia Tulang-tulang satu ruasHodo ahu Kau adalah akuHita na marsada ina Kita yang seibuPeristiwa : Membersihkan karang gigi. Mence-
ritakan seorang sahabat (Surtina) yangmemaafkan perbuatan sahabatnya(Juliana), karena dia ingat pesan orang-tuanya bahwa tidak boleh saling bermu-suhan jika ada masalah dengan sahabatyang sudah dianggap saudara seibu.
Konflik : Dari peristiwa membersihkan karanggigi, seorang sahabat (Surtina) ketahuansang dokter ketika memeriksa karanggiginya, karena menggunakan kartuberobat sahabatnya (Juliana), sangdokter marah kepada Surtina dan Surtinaakan dilaporkan ke polisi jika tidak dapatmenggantikan biaya membersihkankarang giginya. Konfliknya ditambahlagi Surtina tidak mampu untukmembayar dokter tersebut.
Alur Cerita :Penampilan masalah :Ketahuan menipu dokterTidak mampu membayarAkan dilaporkan pada polisi
Puncak ketegangan :Surtina kebingungan tidak dapat menyelesaikanmasalahnya, hingga dia ditangkap polisi.
14 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Penerapan Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Menulis Cerpen
Ketegangan menurun:Berangsurangsur masalah Surtina dapatdiselesaikan, dengan tidak jadinya ditangkappolisi, karena itu ternyata cuma mimpi.Penyelesaian:Dokter gigi yang ditipu oleh Surtina akhirnyamemaafkan perbuatannya.
KARANG GIGIOleh : Keke Taruli Aritonang
“Siapa namamu?”“Juliana!” Aku menjawab dengan gugup.“Berapa umurmu?”“14 tahun!” Aku menjawab semangkin gugup.“Sekarang jawab dengan jujur, siapa namamu sebenarnya?” Dokter yang memeriksa karang gigiku
mulai membentak sambil menekan alat yang dipegangnya ke gigiku dengan kuatnya. Aku mulaimerasakan ngilu digigiku dan sekujur tubuhku mulai gemetaran. Nampak kemarahan pada wajah dokterini.
“Sekali lagi saya bertanya padamu, tolong jawab dengan jujur, siapa namamu?” Dengan suara yangmenggelegar sang dokter menanyakan kembali namaku.
Airmataku tak dapat kubendung lagi, sambil menangis aku menjawab, “ se…benarnya nama sayaSur..ti..na dok”.
“Kamu masih sekolah, sudah berani menipu! Saya akan laporkan kamu ke sekolahmu, orangtuamuatau ke kantor polisi? Kamu tahu …perbuatanmu ini melanggar hukum, karena kamu sudah beranimenggunakan kartu berobat yang bukan milikmu dan kamu telah menipu saya, atau kamu harus bayarsebesar Rp500.000, punya uang sebesar itukah kamu? Pilih.. lapor sekolah, orang tua, polisi, atau bayar?”
“Ba… ik… saya akan ba..yar…. Dok, tapi beri saya waktu, saya gak punya uang sebesar itu”.“Oke, saya beri waktu kamu sampai besok, jika tidak saya akan laporkan perbuatanmu ke sekolah
atau sekalian ke kantor polisi”.Dengan masih berlinang air mata aku memohon pada dokter, “Maafkan saya dok, tadi sebenarnya
saya tidak mau, tetapi sahabat saya memaksa”. “Saya tidak perlu alasanmu, yang penting kamu tetapharus membayar. Besok kamu harus datang kembali menemui saya di sini, jika tidak dengan terpaksaakan saya laporkan kamu kepada polisi”.
Awalnya sahabatku Juliana mengajak aku untuk menemaninya ke RS Pertamina sepulang dari sekolah.Setelah dia selesai periksa batuk pileknya. Aku dibujuk olehnya untuk memeriksa karang gigiku denganpura-pura menjadi dirinya. Aku tadi sudah menolak berkali-kali tapi sahabatku terus saja merayuku. Diamenyakinkan aku. Katanya, “tidak apa-apa gak bakalan ketahuan, kan dikartu berobat itu tidak adafotoku”. Dengan berat hati akhirnya aku terima tawaranya dan terjadilah semuanya.
“Bagaimana sudah selesai periksanya? Tidak ketahuankan? Sahabatku berkata dengan yakinnya”.“Tidak ketahuan bagaimana? Aku habis dimarahin dan aku akan dilaporkan kepada polisi jika tidak
membayar biaya membersihkan karang gigi sebesar Rp500.000 dan kartu berobatmu ditahan oleh doktertersebut.”
“Aduh gawat dong, gue juga bisa dimarahin oleh nyokap nih”. Sahabatku juga ikut panik.“Terus gimana nih, kamu mau patungan untuk bayar periksa karang gigiku!” “Ya gaklah gue gak punya uang”.“Jadi aku sendiri yang harus bayar, kamu gimana sih, tadikan kamu yang bujuk aku untuk periksa”,
kataku kesal pada sahabatku.
***Hari sudah sore, ketika aku tiba di rumah. Wajahku nampak kusut, untung mama tidak ada di
rumah. Haruskah aku ceritakan hal ini pada mamaku. “Tidak”, hati kecilku berteriak. Aku pasti dimarahin dan mamaku pasti tidak akan mau membayar,
uang darimana, mamaku cuma seorang guru SD Negeri, sedangkan papaku cuma sopir metromini, danadik-adikku ada 5 orang.
Selama ini aku dikenal sebagai anak yang baik dan nurut pada orangtua, baik di rumah maupun disekolah, aku selalu ranking satu di kelas dan nilai perilakuku selalu mendapatkan nilai A, aku selalu
Dalam cerpen ungkapan tradisional BatakToba yang telah dipilih dapat dimasukkandalam cerita yang ditulis. Ungkapan tersebutdapat di awal atau di akhir cerita.
15Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Penerapan Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Menulis Cerpen
membantu mama mencuci piring, menyapu, mengepel rumah, dan menjaga adik-adik jika kedua orangtuaku pergi.
Orangtuaku selalu menasihati aku untuk menjadi anak yang jujur, “Mama malu kalau kamu sukaberbohong atau curang kepada orang lain, ingat ya mama itu guru yang selalu menasihati anak-anakmurid mama untuk kelak jadi orang yang jujur, masa anaknya sendiri tidak berlaku jujur”, begitu yangdikatakan mama setiap malamnya jika aku dan adik-adik mau tidur.
Aku tidak dapat tidur, pikiranku terus ke peristiwa tadi siang di ruang gigi RS Pertamina, bayanganditangkap polisi menghantui pikiranku, teman-temanku pasti akan menjauhiku, mama dan papa sertaadik-adik akan malu karena ulahku. Darimana uang sebesar setengah juta? Tadi sudah kubongkar dengandiam-diam celenganku, setelah kuhitung cuma ada seratus ribu rupiah.
Darimana cari tambahan empat ratus ribu rupiah lagi? Kepalaku rasanya mau pecah, aku menyesalidiriku kenapa tadi mau saja dibujuk oleh sahabatku. Atau kubiarkan saja, aku tidak usah datang lagi kesana, semoga saja dokternya lupa, tapi bagaimana dengan kartu berobat sahabatku yang ditahan di sana?
“Selamat sore”, dua orang laki-laki berpakaian polisi menyapa mamaku yang sedang menyiramtanaman. Tubuhku gemetar, aku langsung lari ke dalam rumah. Aku tak berani mengintip apa yangdipercakapkan oleh kedua orang polisi itu dengan mamaku. Yang pasti, dokter gigi yang tadi memeriksakarang gigiku sudah melaporkan perbuatanku, karena aku tidak datang menemuinya untuk membayarakan hasil perbuatanku.
“Tina…..”mama langsung berteriak memanggilku. “Kurangajar kau, sejak kapan kau kuajari untuk menipu orang”, mama dengan kalap memukul aku
dengan gayung, yang tadi dipakainya untuk menyiram tanaman.“Ampun…ma….aku tadinya tidak mau, tapi Juli memaksaku….”“Tidak ada alasan, sejak kapan kau sok jadi orang kaya pakai membersihkan karang gigi segala”.
Mama terus memarahiku.“Sudah bu…sekarang anak ibu saya bawa ke kantor polisi untuk pemeriksaan lebih lanjut”.Aku menjerit ketakutan…”Ampun Pak…jangan bawa saya….Mama…tolong saya….” Tanganku
diborgol, adik-adikku menangis, tetangga semua berdatangan melihat diriku yang terus saja menjerit-jerit dibawa oleh dua laki-laki berpakaian polisi.
“Tidak…tidak…jangan bawa aku…” “Tina….Tin…..Tin bangun, kenapa Tin? Mama mengguncang-guncang tubuhku. “Ada apa? Kau
mimpi buruk”, kata mama membangunkan aku. “Cepat sana mandi, adik-adikmu sudah berpakaian rapi,tinggal kau saja yang belum siap”. Mama terus berlalu dari hadapanku.
Aku mengucap syukur pada Tuhan, “Terima kasih Tuhan, ternyata cuma mimpi”. Tetapi aku tetapgelisah, kepalaku mulai berdenyut-denyut, aku mandi dengan terburu-buru, aku tak mampu sarapanseperti biasanya, pikiranku terus melayang-layang ke mimpi tadi, bagaimana jika mimpi itu jadi kenyataan.
Hari ini, seperti janjiku pada dokter yang telah aku tipu, aku harus menghadap dengan membawauang ganti membersihkan karang gigiku.
“Ah….ah….ah.., akhirnya gue berhasil ngerjain si Surtina, mampus dia harus membayar sebesarRp500.000 atau kalau tidak dia akan dilaporkan ke polisi oleh dokter gigi langgananku. Dia berhasil guebujuk untuk menggunakan kartu berobat gue, agar mau membersihkan karang giginya, jelas saja dokterlanggananku tahu, si Tina itu bukan gue, lah gue kan baru dua hari yang lalu membersihkan karang gigi”.
“Gila lu, Jul…tega banget sih lu, si Tinakan gak pernah nyakitin elu, bahkan dia selalu mengajarielu Matematika”.
“Biarin aja, habis dia mulai dari kelas 7 sampai kelas 9 ini, selalu ranking satu, dia selalu mengalahkangue”.
Aku mendengar percakapan Juliana sahabatku dengan temanku Sinta, ketika aku baru saja maumasuk ke kelas. Mungkin sahabatku ini berpikir bahwa hari ini aku tidak masuk sekolah karena persoalankemarin, sehingga dia dengan leluasa dan dengan suara yang keras membicarakan aku.
Aku tidak menyangka selama ini ternyata sahabatku Juliana yang sejak kecil sudah kuanggap sebagaisaudara sendiri, karena mamaku satu marga dengan mamanya. Mama kami sama-sama boru Situmorang.Kami diajari untuk saling menolong, tidak saling membenci, atau bermusuhan. Ternyata dia menyimpaniri padaku, sehingga dia tega menjerumuskan aku untuk melakukan tindakan penipuan. Aku sangatsedih, aku berusaha menahan tangisku yang segera akan tumpah, aku berlari ke kamar mandi yang persisberada di samping kelasku. Kutumpahkan air mataku, kuhidupkan keran air agar tangisku tak terdengarsampai keluar.
Bel telah berbunyi, memanggil diriku untuk segera masuk kelas. Tergesa-gesa aku membasuhwajahku agar tak terlihat sisa-sisa airmataku. Dengan pura-pura tidak terjadi apa-apa aku masuk kelas.Kulihat sahabatku Juliana, agak terkejut memandangku, dia tersenyum dengan sinis. Aku pun pura-pura
16 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Penerapan Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Menulis Cerpen
tidak tahu. Lebih baik begitu, rasanya ingin kuluapkan kemarahanku padanya. Tetapi tidak, biarlah diabegitu, masih ada satu persoalan yang harus aku selesaikan.
Aku tidak dapat konsentrasi menerima pelajaran hari ini, pikiranku melayang-layang ke peristiwakemarin dan mimpi tadi malam.
Temui, tidak, temui, tidak, aku berkata sendiri dalam keraguan. Kalau aku temui dokter itu, maukahdia mengerti kalau aku hanya dapat membayarnya dengan uang sebesar seratus ribu rupiah saja dannanti akan kubilang sisanya aku akan cicil. Atau kalau aku tidak datang, akankah dokter itu benar-benarmelapor pada polisi?
“Tet…, tet……tet…..tet…”, bel tanda berakhir pelajaran, membuyarkan lamunanku. Ya, Aku haruspergi sekarang juga! Tapi kalau aku harus pergi menemui dokter itu, sahabatku Juliana tidak perlu tahudan ikut, tapi bagaimana caranya agar dia tidak pulang bersamaku seperti biasanya? Aku masih sajaberbicara dengan diriku sendiri.
Tergesa-gesa aku memasukkan buku-buku pelajaran ke dalam tasku. Kuhampiri sahabatku Juliana,walaupun sebenarnya aku sudah malas bicara dengannya karena perbuatannya yang dilakukan padaku.
“Jul, aku duluan pulang ya?“Oh…iya”, tanpa melihat wajahku dia menjawab. Syukur dia tidak bertanya lebih lanjut. Dengan
langkah lebar aku keluar kelas. Aku harus temui dokter itu sekarang, seperti janjiku kemarin, aku akanminta maaf sekali lagi. Ya, aku harus berani mempertanggungjawabkan perbuatanku. Pikirku sedikitlega.
***Jantungku berdebar keras, telapak tanganku sedikit dingin, kuberanikan diriku untuk mengetok
pintu praktek dokter gigi yang telah aku tipu ini. “Tok….tok…tok..”,“Iya masuk”, nampak sang dokter gigi yang telah aku tipu ini sedang merapikan meja prakteknya,
nampaknya dia akan segera pulang. Untung aku datang tepat waktu sebelum sang dokter ini pulang. Diasedikit terkejut melihat diriku. Aku tidak berani memandang wajahnya berlama-lama.
“Oh…kamu, yang kemarin.., silakan duduk”. Aku duduk, aku tidak tahu akan memulai dari manapembicaraanku.
“Bagaimana?” Dengan suara lembut sang dokter menanyakan aku terlebih dahulu.Aku mulai berani memandang dokter ini dan berbicara masih dengan suara gemetar, “Dok, saya
cuma punya uang seratus ribu rupiah, nanti kekurangannya saya akan cicil, saya sekali lagi mohon maafatas perbuatan saya dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan ini”. Hampir tumpah tangisku.
“Baik, lain kali jangan kamu ulangi, perbuatan penipuan ini”.“Sebenarnya dok, kemarin saya tidak ingin memeriksakan karang gigi, saya cuma menemani sahabat
saya Juliana untuk periksa batuk pileknya. Setelah dia selesai periksa, dia bilang bersihkan saja karanggigimu, pakai kartu berobatku tidak usah bayar nanti yang bayarin kantor papaku. Saya tidak mau,tetapi sahabat saya ini tetap memaksa dan membujuk”. Lega rasanya, setelah aku menjelaskan pokokpersoalan kemarin.
Lalu sang dokter menasihatiku masih dengan suara lembut, “Lain kali, jika diajak teman untukberbuat yang tidak benar seperti hal kemarin, kamu harus tegas menolak. Saya senang kamu sudahberani datang menemui saya dan saya pikir kamu tidak akan datang, saya lihat kamu memang anak yangbaik. Untuk keberaniaan mempertanggungjawabkan atas perbuatanmu ini, kamu tidak usah membayaruang periksa karang gigi dan ini saya kembalikan kartu berobat milik sahabatmu itu”.
“Tidak dok, saya tetap harus membayar, walaupun cuma ini yang dapat saya lakukan”.“Baiklah, sisanya kamu tidak usah mencicil anggap saja sudah lunas, ya”. “Terima Kasih Tuhan!”
Kataku dalam hati.Aku pulang dengan hati yang gembira riang, aku bangga dengan diriku sendiri yang memiliki
keberanian menemui dokter itu. Biar bagaimanapun aku harus memaafkan perbuatan sahabatku Juliana.Aku selalu ingat pesan mama dan mama Juliana pada saat kumpul keluarga semarga. Mereka berpesankepada kami berdua, “Kalian satu ibu, walaupun tidak dilahirkan dari ibu yang sama, tidak boleh berkelahi,harus saling tolong menolong, seperti ungkapan Batak Toba yang disampaikan oleh oppung kalian, “
Hodong do pahu Pelepah adalah pakisHoli-holi sanghalia Tulang-tulang satu ruasHodo ahu Kau adalah akuHita na marsada ina Kita yang seibuBesok, di sekolah akan kuingatkan ungkapan itu kepada sahabatku Juliana, mungkin dia lupa,
semoga dia sadar akan perbuatannya.
***
17Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Penerapan Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Menulis Cerpen
Setelah cerpen selesai dibuat, siswa menuliskannilai-nilai yang terdapat dalam cerpen disertaidengan bukti kalimatnya. Pada tahap ini, gurumenanamkan karakter berdasarkan nilai-nilaicerpen di atas, beserta bukti kalimatnya, sebagaiberikut.
Langkah kelima : Memberi TugasSetelah menjelaskan dan memberi contohmenulis cerpen berdasarkan ungkapantradisional Batak Toba, guru memberi tugasindividu yang harus dikerjakan di rumah. Tugastersebut adalah:Buatlah cerpen berdasarkan ungkapan tradisio-nal Batak Toba, dengan syarat-syarat sebagaiberikut.
nepreCmaladialin-ialiN:5lebaT
igiGgnaraK
ialin-ialiNnepreC
ayntamilaKitkuB
narujujeK bawajgnolot,umadapaynatrebayasigalilakeS""?umamanapais,rujujnagned
itapeneMijnaj
haletgnayretkodadapukijnajitrepes,iniiraHnagnedpadahgnemsurahuka,upituka
.ukigiggnaraknakhisrebmemitnagawabmem
gnuggnaTbawaj
irebipat,koD.…ray..abnakaayas…ki…aB"utirasebesgnauaynupkagayas,utkawayas
nakbawajgnuggnatrepmeminarebsurahuka,aY.ageltikidesukrikiP.uknataubrep
nakfaameM nakfaamemsurahukanupanamiagabraiBanailuJuktabahasnataubrep
1. Tema : Tentang remaja dengan permasa-lahannya baik suka maupun duka, persaha-batan dan kasih sayang.
2. Pilihlah salah satu ungkapan tradisionalBatak Toba berikut peristiwanya, yang telahdisepakati bersama. Buat terlebih dahulu
unsur-unsur intrinsikcerpen.3. Buat judulnya sesuaidengan ungkapan danperistiwa yang telahdipilih4. Buat konflik sesuaiungkapan dan peristiwayang telah dipilih5. Buat urutan alur se-suai dengan ungkapan,peristiwa, dan konflikyang telah dibuat6. Kembangkan alurtersebut sesuai denganungkapan, peristiwa,konflik, dan urutan aluryang telah dibuat, janganlupa masukkan ungkap-an tradisional Batak Toba
yang telah dipilih. Panjang cerpen minimal1500 kata, maksimal 2500 kata. Diketik HVSA4, berjarak 11/2 spasi dengan jenis hurufTimes New Roman, ukuran 12.
7. Tuliskan diakhir cerita, nilai-nilai karakteryang sesuai dengan cerpen yang telahdibuat disertai dengan bukti kalimatnya.
nepreCsiluneMnaialineP:6lebaT
oNamaNawsis
luduJnepreC
ialiniDgnaykepsA
halmuJrokS
-iauseseKludujna
nagnedatirecisi
)02-1(
-pakgneleKnadna
natutnurekatirecisi
)02-1(
-esneprecisInagnediaus
-ep,napakgnu-nok,awitsirrulanad,kilf
)02-1(
iskiDuata
nahilipatak
)02-1(
natapeteK-anuggnep
naajenaadnatnad
acab)02-1(
.1
.tsD
18 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Penerapan Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Menulis Cerpen
Langkah keenam : Memberikan Kesimpulandan PenilaianSetelah semua siswa mengumpulkan tugas, gurumemberikan kesimpulan dari hasil tugas terse-
but. Pada tahap ini guru juga memberikan peni-laian terhadap siswa yang terbaik tulisannya.Adapun aspek yang dinilai dalam menuliscerpen berdasarkan ungkapan tradisional BatakToba seperti pada Tabel 6.
Tabel 7: Kuesioner Nilai-Nilai Cerpen
Kuesioner CerpenNama :…………..Kelas/No. absen :…………..Judul Cerpen :…………..Centanglah YA jika nilai-nilai tersebut terdapat dalam cerpenmu dan centanglah Tidak jika nilai-nilai tersebut tidak terdapat dalam cerpenmu.
ialiN-ialiNayaduB
aboTkataB
gnayialiN-ialiNmaladtapadreT
nepreCaY kadiT
d taigrajaleb
e sarekajrekeb
f rujuj
g-ajgnuggnatreb
baw
kilfnoK
a gnayashisak
b nakfaamem
c narujujek
noaromaHa sarekajrek
b tagnames
nopagnasaH
a anaskajibfira
b tamroh
c ailumkalkhareb
d gnilasiagrahgnem
e salhki
f gnayas
namoyagneP
a iridnam
b hutap
c raget
d fira
c martnet
ialiN-ialiNayaduB
aboTkataB
gnayialiN-ialiNmalaDtapadreT
nepreCaY kadiT
natabarekeK
a gnolonemgnolot
b gnayashisak
c atakesaies
d tamroh
e bawajgnuggnat
suigileR
a aodreb
b atnicnadtaatnahuT
citamrohgnem
adapgnayasnadautgnaro
noebagaH
a sarekajrekeb
bnakiabektaubreb
idajnemraganatunap
mukuH
a naranebek
b narujujek
c nalidaek
d ijnajitapenem
e-ajgnuggnatreb
baw
noujamaH
a higig
b tamrec
c kidrec
19Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Penerapan Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Menulis Cerpen
Untuk mengetahui pemahaman akan nilai-nilai budaya Batak Toba sesuai dengan cerpenyang ditulis oleh siswa, guru membagikankuesioner nilai-nilai budaya Batak Toba yangterdapat dalam cerpen yang ditulis. Isi kuesionertersebut berdasarkan sembilan nilai budayaBatak Toba yang terdapat dalam buku OrientasiNilai-Nilai Budaya Batak Suatu Pendekatan TerhadapPerilaku Batak Toba dan Angkola-Mandailing,karangan Basyral Harahap, dan Hotman M.
Siahaan (1987: 133). Adapun kuesioner tersebutseperti Tabel 7.
Untuk mengukur atau mengetahui karaktersiswa, guru menggunakan evaluasi nilai yaitudengan menggunakan skala nilai atau observasi(non-tes) sesuai Tabel 8. Instrumen yangdigunakan berdasar-kan nilai-nilai dalamungkapan tradisonal Batak Toba sertaindikatornya disusun berdasarkan bukuPedoman Umum Pendidikan Budi Pekerti padaJenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.
.inItaaSadapawsiSimalaiDgnayretkaraKialiN-ialiNalakSnaataynreP:8lebaT
:kujnutePgnatnecnemaracnagnedaynialinematnimidawsishawabidnaataynreppaitespadahreTtagnaSuata,)ST(ujuteSkadiT,)N(larteN,)S(ujuteS,)SS(ujuteStagnaSaratnaidutashalas
)STS(ujuteSkadiT
ialiN-ialiNayaduB
kataBaboT
gnayialiN-ialiNmaladtapadreT
lanoisidarTnapakgnUaboTkataB
naataynreP
nabawaJfitanretlA
1 2 3 4 5
SS S N ST STS
-tabarekeKna
a gnolonemgnolot gnolonemakuspakisreBhirmapapnatnametadap
b gnayashisak gnaroignayaynempakisreBiridignayaynemitrepesnial
iridnes
c atakesaies nareprebnadatakes-aieSnataigekiagabrebmaladatres
halokes
d tamroh nakhemeremakuskadiTitamrohgnem,nialgnaronad,authibelgnaygnaro
aynamasesiagrahgnemuam
e bawajgnuggnat naajrekepnakiaseleyneMutkawtapetnadkiabnagned
suigileR
a aodreb iradiridnakradnihgneMnakrapmelempakis
nialgnaroadapeknahalasek
b adapatnicnadtaatnahuT
nadialumempaitesaodreBnaajrekeputausirihkagnem
c naditamrohgnemgnaroadapgnayas
aut
amaganarajanakanaskaleMnakukalemnadrutaretaraces
nataubrepmacamiagabrebkiab
20 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Penerapan Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Menulis Cerpen
ialiN-ialiNayaduB
kataBaboT
gnayialiN-ialiNmaladtapadreT
lanoisidarTnapakgnUaboTkataB
naataynreP
nabawaJfitanretlA
1 2 3 4 5
SS S N ST STS
noebagaH
a sarekajrekeb tamrohpakisnakkujnuneMgnaropadahretgnayasnadhunepnagnedurugnadaut
naradasek
b raganakiabektaubrebnatunapidajnem
nahuggnuseknagnedrajaleBkutnuumliiracnematres
napedasam
mukuH
a naranebek kutnuiridnakaideyneM,nialgnaroutnabmem
nialgnaroaggnihesaynitukignem
b narujujek asar,patnamukalirepreBnakanikaynnad,iridayacrep
nakukalemmaladnaranebeknaajrekeputaus
c nalidaek aynranebesgnaynakatagneMgnohobrebuamkaditnadidnupuamhamuridkiab
halokes
d ijnajitapenem -upeklibmagnemsurahaliBhalebestarebkadit,nasut
e bawajgnug-gnatreb gnaynaijnajrepiagrahgneMulalesatrestaubidhalet
ijnajitapenem
noujamaH
a higig nadhareynemhadumkadiTmaladasasutup
sagut-sagutnakiaseleynemhalokesnadhamur
b tamrec naitileteknagnedrajaleBiggnitgnay
c kidrec naupmameknakkujnuneM-naaynatrepbawajnemmalad
kidrecatresnaaynatrepmaladnahacemepiracnem
nalaosreppaites
d taigrajaleb irajalepmemmaladgnaneSatresnauhategnepumlinaujameknagnedrameg
igolonket
e sarekajrekeb aracesnaajrekepnakukaleMnadanacneret
aracesaynnakiaseleynemsatnut
21Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Penerapan Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Menulis Cerpen
ialiN-ialiNayaduB
aboTkataB
gnayialiN-ialiNmaladtapadreT
lanoisidarTnapakgnUaboTkataB
naataynreP
nabawaJfitanretlA
1 2 3 4 5
SS S N ST STS
f rujuj gnarucpakisiradnihgneM
g bawajgnuggnatreb sagutnakajregnemulaleSutkawtapetnadkiabaraces
kilfnoK
a gnayashisak nadicnebasariradnihgneMidnaluagrepmaladitahiri
idnupuamhalokestakaraysamnagnukgnil
b nakfaamem -gnemnadnametnakfaameMpakisiradiridnakradnihnahusumrepnadmadned
c narujujek nadaynnahalasekiukagneMnialgnaronahibelek
noaromaH
a sarekajrek -salamrebpakisiradnihgneMadnunemkaditnadnasalam
naajrekep
b tagnames -huggnusnagnedrajaleBtagnamespatetnadhuggnus
nopagnasaH
a anaskajibfira atakrututnagnedpacureB-gnemnad,napos,kiabgnay
-gniynematak-atakiradnihnialgnaronaasarepgnug
b tamroh tamrohpakisnakkujnuneM,araduas,autgnaroadapek
urugnad,namet
c ailumkalkhareb ukalireprebnadpakisreB,ranebpacureb,adadgnapal
ailumnad,iagnareptubmelnaluagrepmalad
d iagrahgnemgnilas nupualawiagrahgnemgnilaStapadnepadebreb
e rujuj gnarucpakisiradnihgneM
f bawajgnuggnatreb sagutnakajregnemulaleSutkawtapetnadkiabaraces
-moyagnePna
a gnayashisak nadicnebasariradnihgneMidnaluagrepmaladitahiritakaraysamidnadhalokes
b nakfaamem -gnemnadnametnakfaameMpakisiradiridnakradnihnahusumrepnadmadned
c narujujek nadaynnahalasekiukagneMnialgnaronahibelek
22 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Penerapan Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Menulis Cerpen
Laporan Hasil Pembelajaran
Pengisian kuesioner nilai-nilai yang terdapatdalam cerpen dilakukan oleh siswa kelas 9SMPK 1 BPK PENABUR Jakarta, Tahun Pelajaran2010 – 2011. Responden pengisi kuesioneradalah 35 orang siswa SMP kelas 9C. Datapengisian dikumpulkan dengan cara menyebar-kan kuesioner tersebut kepada siswa setelah
siswa mengumpulkan tugas menulis cerpenberdasarkan ungkapan tradisional Batak Toba.Jumlah kuesioner sebanyak 35 angket. Pengisiankuesioner tersebut dilakukan untuk mengetahuinilai-nilai yang terdapat dalam cerpen yangtelah ditulis oleh masing-masing siswa.
Adapun hasil kuesioner nilai-nilai yangterdapat dalam cerpen yang menjawab YA dari35 cerpen tertera pada Tabel 9.
Keterangan:N = Jumlah siswa yang menjawab YAPersentasi = Hasil yang diperoleh
ialiN-ialiNayaduB
aboTkataB
gnayialiN-ialiNmaladtapadreT
nepreCN %
d taigrajaleb 53 %001
e sarekajrekeb 13 %98
f rujuj 92 %38
g bawajgnuggnatreb 82 %08
kilfnoK
a gnayashisak 53 %001
b nakfaamem 23 %19
c narujujek 52 %17
noaromaHa sarekajrek 92 %38
b tagnames 92 %38
nopagnasaH
a anaskajibfira 72 %77
b tamroh 72 %77
c ailumkalkhareb 03 %68
a iagrahgnemgnilas 92 %38
b salhki 62 %47
c gnayashisak 82 %08
namoyagneP
a iridnam 82 %08
b hutap 62 %47
c raget 82 %08
d fira 92 %38
e martnet 62 %47
ialiN-ialiNayaduB
aboTkataB
gnayialiN-ialiNmaladtapadreT
nepreCN %
natabarekeK
a gnolonemgnolot 53 %001
b gnayashisak 53 %001
c atakesaies 82 %08
d tamroh 82 %08
e bawajgnuggnat 92 %38
suigileR
a aodreb 32 %66
b atnicnadtaatnahuT
03 %68
c naditamrohgnemautgnarognayas
53 %001
noebagaH
a sarekajrekeb 82 %08
b nakiabektaubrebidajnemraga
natunap
52 %17
mukuH
a naranebek 03 %68
b narujujek 23 %19
c nalidaek 43 %79
d ijnajitapenem 92 %38
e bawajgnuggnatreb 82 %08
noujamaH a higig 53 %001
b tamrec 62 %47
c kidrec 03 %68
Tabel 9: Kuesioner Nilai-Nilai Cerpen
23Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Penerapan Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Menulis Cerpen
Melalui pengisian kuesioner, diperolehkesimpulan dari 35 cerpen yang ditulis terdapatnilai-nilai kekerabatan yaitu tolong menolong,kasih sayang, seia-sekata, hormat, dan tanggungjawab dengan hasil sangat baik. Nilai-nilaireligius (berdoa) hasil cukup, taat dan cinta padaTuhan, menghormati dan sayang pada orang tuadengan hasil sangat baik. Nilai-nilai hagabeon,yaitu bekerja keras, berbuat kebaikan agarmenjadi panutan dengan hasil baik. Nilai-nilaihukum, yaitu kebenaran, kejujuran, keadilan,menepati janji, dan bertanggung jawab denganhasil sangat baik. Nilai-nilai hamajuon, yaitucermat dengan hasil baik, gigih, cerdik, belajargiat, bekerja keras, jujur, dan bertanggung jawabdengan hasil sangat baik. Nilai-nilai konflik,
yaitu kasih sayang dan memaafkan dengan nilaisangat baik, sedangkan kejujuran dengan hasilbaik. Nilai-nilai hamaroan, yaitu kerja keras dansemangat dengan hasil sangat baik. Nilai-nilaihasangapon, yaitu arif bijaksana, hormat, ikhlas,dengan hasil baik, sedangkan berakhlak mulia,saling menghargai, dan kasih sayang dengahasil sangat baik. Nilai-nilai pengayoman, yaitupatuh dan tentram dengan hasil baik, mandiri,tegar, dan arif hasil sangat baik. Hasil tersebutdibuktikan pengisian kuesioner pada Tabel 9.
Hasil yang diperoleh 35 responden pernya-taan skala sikap nilai-nilai karakter yang dialamisiswa saat ini secara kontiniu dan tergolongkriteria interprestasi skor pada setiappernyataan, sesuai Tabel 10.
kataBlanoisidarTnapakgnUmaladtapadreTgnayialiN-ialiNpakiSalakSlisaH:01lebaTrokSisatserpretnIairetirKnadmunitnoKaraceSinItaaSawsiSimalaiDgnayaboT
ialiN-ialiNayaduB
aboTkataB
gnayialiN-ialiNmaladtapadreT
napakgnUkataBlanoisidarT
aboT
naataynreP halmuJkateLhareaD
%
natabarekeK
a gnolonemgnolot adapgnolonemakuspakisreBhirmapapnatnamet
141 S %5,08
b gnayashisak nialgnaroignayaynempakisreBiridnesiridignayaynemitrepes
651 S %41,98
c atakesaies atresnareprebnadatakes-aieShalokesnataigekiagabrebmalad
051 S %17,58
d tamroh gnaronakhemeremakuskadiTgnaygnaroitamrohgnem,nial
iagrahgnemuamnad,authibelaynamases
541 S %58,28
e bawajgnuggnat nagnednaajrekepnakiaseleyneMutkawtapetnadkiab
651 S %41,98
igeleR
a aodreb pakisiradiridnakradnihgneMadapeknahalaseknakrapmelem
nialgnaro
541 S %58,28
b atnicnadtaatnahuT
nadialumempaitesaodreBnaajrekeputausirihkagnem
941 S %41,58
c naditamrohgnemadapgnayas
autgnaro
aracesamaganarajanakanaskaleMiagabrebnakukalemnadrutaret
kiabnataubrepmacam
061 SS %24,19
noebagaHa sarekajrekeb nadtamrohpakisnakkujnuneM
nadautgnaropadahretgnayasnaradasekhunepnagnedurug
041 S %08
24 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Penerapan Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Menulis Cerpen
ialiN-ialiNayaduB
aboTkataB
gnayialiN-ialiNmaladtapadreT
napakgnUkataBlanoisidarT
aboT
naataynreP halmuJkateLhareaD
%
b nakiabektaubrebidajnemraga
natunap
atresnahuggnuseknagnedrajaleBnapedasamkutnuumliiracnem
341 S %17,18
mukuH
a naranebek kutnuiridnakaideyneMaggnihes,nialgnaroutnabmem
aynitukignemnialgnaro
341 S %17,18
b narujujek ayacrepasar,patnamukalirepreBnaranebeknakanikaynnad,irid
naajrekeputausnakukalemmalad
051 S %17,58
c nalidaek nadaynranebesgnaynakatagneMidkiabgnohobrebuamkadit
halokesidnupuamhamur
541 S %58,28
d ijnajitapenem ,nasutupeklibmagnemsurahaliBhalebestarebkadit
731 S %82,87
e -gnatrebbawajgnug
haletgnaynaijnajrepiagrahgneMijnajitapenemulalesatrestaubid
931 S %24,97
noujamaH
a higig sutupnadhareynemhadumkadiT-sagutnakiaseleynemmaladasa
halokesnadhamursagut
141 S 75,08
b tamrec gnaynaitileteknagnedrajaleBiggnit
831 S %58,87
c kidrec maladnaupmameknakkujnuneMnaaynatrep-naaynatrepbawajnem
nahacemepiracnemkidrecatresnalaosreppaitesmalad
631 S %17,77
d taigrajaleb umliirajalepmemmaladgnaneSnagnedramegatresnauhategnep
igolonketnaujamek
631 S %17,77
e sarekajrekeb aracesnaajrekepnakukaleMaynnakiaseleynemnadanacneret
satnutaraces
041 S %08
f rujuj gnarucpakisiradnihgneM 931 S %24,97
g gnuggnatrebbawaj
aracessagutnakajregnemulaleSutkawtapetnadkiab
241 S %41,18
kilfnoK
a gnayashisak itahirinadicnebasariradnihgneMhalokesidnaluagrepmalad
takaraysidnupuam
051 S %17,58
b nakfaamem nadnametnakfaameMpakisiradiridnakradnihgnem
nahusumrepnadmadned
441 S %82,28
25Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Penerapan Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Menulis Cerpen
ialiN-ialiNayaduB
aboTkataB
gnaYialiN-ialiNmalatapadreT
napakgnUkataBlanoisidarT
aboT
naataynreP halmuJkateLhareaD
%
c narujujek nadaynnahalasekiukagneMnialgnaronahibelekiukagnem
141 S 75,08
noaromaH
a sarekajrek -salamrebpakisiradnihgneMadnunemkaditnadnasalam
naajrekep
831 S %58,87
b tagnames huggnus-huggnusnagnedrajaleBtagnamespatetnad
631 S %17,77
nopagnasaH
a anaskajibfira gnayatakrututnagnedpacureBiradnihgnemnad,napos,kiab
tapadgnayatak-ataknialgnaronaasarepgnuggniynem
931 S %24,97
b tamroh tamrohpakisnakkujnuneM,namet,araduas,autgnaroadapek
urugnad
241 S %41,18
c ailumkalkhareb gnayukalireprebnadpakisreB,ranebaynnapacu,adadgnapalailumnad,ayniagnareptubmel
aynnaluagrepmalad
051 S %17,58
a iagrahgnemgnilas nupualawiagrahgnemgnilaStapadnepadebreb
441 S %82,28
b salhki gnanesukalireprebnadpakisreB-adnemuatakitirkidalibapaitah
gnaroiradtahisanuatanarugettapmaladsulutnadalerulales,nial
nabebnaknagniremutnabmemnialgnaronaatirednep
551 S %75,88
c gnayashisak ,imoyagnem,gnolonemakuSgnayihisagnemnad,ignayaynemitahhunepesnagnedadumhibel
741 S %48
-moyagnePna
a iridnam naajrekepiridnesnakiaseleyneMhalokesnadhamur
651 S %41,98
b hutap -utarep,urug,autgnaroihutameMamagahatnirepnadhalokesnar
641 S %24,38
c raget nagnedutausesnakukalemasaiBadanupiksemhuggnus-huggnus
natabmahnadnagnatnat
251 S %58,68
d fira ,fira,nidublakanakanuggneMmajatnad,tamrec,iadnap
aynnarikip
741 S %48
e martnet idkiabnamartnetekagajneMhamuridnupuamhalokes
641 S %24,38
26 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Penerapan Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Menulis Cerpen
Keterangan Tabel 10:Pernyataan = Nilai-nilai cerpen yang dialami siswa pada saat Ini.Jumlah = Hasil penjumlahan jawaban respondenLetak Daerah = SS (sangat Setuju), S (setuju)Persentasi = Hasil yang diperoleh berdasarkan kriteria interprestasi skor
Melalui pengisian kuesioner skala sikapnilai-nilai yang terdapat dalam ungkapantradisional Batak Toba yang dialami siswa padasaat ini secara kontinum pada tabel 10, diperolehkesimpulan bahwa dari 9 nilai-nilai budayaBatak Toba dengan jumlah 2 sampai 7 optionspernyataan sebanyak 37 options atau sebesar 97%terletak pada daerah setuju.
Jadi berdasarkan data pernyataankesembilan nilai budaya Batak Toba yangdiperoleh dari 35 responden, maka skala sikapkesembilan nilai budaya Batak Toba yangdialami siswa pada saat ini sebanyak 24 optionsatau sebesar 63% tergolong sangat kuat dapatdibuktikan berdasarkan hasil pengisian kuesi-oner pada kolom persentasi Tabel 10 di atas.
Dengan demikian dari hasil pengisiankuesioner dari 38 pernyataan nilai-nilai yangterdapat dalam ungkapan tradisional BatakToba di atas dapat disimpulkan bahwakesembilan nilai budaya Batak Toba yangdialami siswa pada saat ini seperti nilaikekerabatan, religi, hagabeon, hukum, hamajuon,konflik, hamaroan, hasangapon, dan pengayom-an dapat diajarkan kepada siswa. Oleh karenaitu perlu diadakan pembelajaran menulis cerpenberdasarkan ungkapan tradisional Batak Tobadi sekolah agar siswa memiliki nilai-nilaikehidupan yang positif yang dapatditerapkannya dalam kehidupan sehari-harisehingga siswa memiliki karakter yang baik.
Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil penerapan pembelajaranmenulis cerpen berdasarkan ungkapantradisional Batak Toba dalam pembelajarankesastraan mata pelajaran bahasa Indonesiadiperoleh kesimpulan sebagai berikut.
Pertama, cerpen yang ditulis oleh siswaberdasarkan ungkapan tradisional Batak Tobamengandung contoh peristiwa yang dialamitokoh, dialog tokoh, sikap tokoh, atau perilakutokoh yang berisi nilai-nilai kehidupan danpesan moral. Hal tersebut dapat membantu
menumbuhkan karakter yang baik seperti nilaitolong menolong, kasih sayang, seia-sekata,hormat, tanggungjawab, taat dan cinta padaTuhan, bekerja keras, jujur, semangat, mandiri,arif, gigih, dan lain-lain yang diukur denganmenggunakan skala nilai atau observasi (non-tes). Untuk itu guru dapat melaksanakanpembelajaran menulis cerpen berdasarkanungkapan tradisional Batak Toba. Diharapkanguru khususnya bidang studi bahasa Indonesiadapat menerapkan pembelajaran menulis cerpenberdasarkan ungkapan tradisional budayaIndonesia lainnya yang isinya melukiskankebenaran atau berisikan ajaran moral.
Kedua, pembelajaran menulis cerpenberdasarkan ungkapan tradisional Batak Tobasangat mudah dilaksanakan. Pembelajaran inidapat meningkatkan keinginan siswa untukmenulis. Jika waktu pembelajaran yang terbatas,menulis cerpen dapat dilakukan di rumah ataudi perpustakaan pada jam istirahat. Dalampembelajaran menulis cerpen berdasarkanungkapan tradisional Batak Toba siswalangsung dilibatkan, sehingga siswa yangsebelumnya tidak dapat menulis cerpen dapatmelakukannya dengan baik dan dapat melesta-rikan budaya Indonesia khususnya budayaBatak Toba.
Ketiga, sebagai pembina dan pendidik,hendaknya para guru memiliki tanggung jawabterhadap perkembangan karakter anak didikdengan cara dalam proses pembelajaran tidakhanya memberikan pengetahuan tetapi jugamengajarkan tingkah laku yang baik. Salah satucara sederhana yang dapat diterapkan adalahdengan menceritakan kisah kehidupan tokohlegendaris atau tokoh penemu ilmu pengeta-huan. Dari kehidupan tokohnya dapat diperolehteladan tentang kejujuran, kesederhanaan,kegigihan membela kebenaran, kerja keras,kedermawanan, dan kesetiaan sehingga siswatermotivasi untuk melakukan hal yang baik.
Semoga pembelajaran menulis cerpenberdasarkan ungkapan tradisional Batak Tobayang penulis paparkan ini dapat memberikan
27Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Penerapan Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Menulis Cerpen
manfaat dan menjadi contoh bagi teman-temanguru di seluruh Indonesia.
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional. (1994). KamusBesar Bahasa Indonesia. Jakarta: BalaiPustaka
Departemen Pendidikan Nasional DirektoratJenderal Pendidikan Dasar danMenengah. (2002). Pedoman umumpendidikan budi pekerti pada jenjangpendidikan dasar dan menengah: Buku 1.Jakarta: Ditjen Dikdasmen Depdiknas
Desy Retno Kencono, dkk. (1992). Pelajaranapresiasi bahasa dan sastra Indonesia SMP.Surabaya: Kendang Sari
Dinas Pendidikan Dasar. (2006). Kurikulumsatuan pendidikan tingkat Sekolah MenengahPertama (SMP) bahasa Indonesia. Jakarta:Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Harahap, Basyral H., dan Hotman M. Siahaan(1987). Orientasi nilai-nilai budaya batak
suatu pendekatan terhadap perilaku batak tobadan angkola-mandailing. Jakarta: SanggarWillem Iskander
http://sudirmansmansa.wordpress.com/201021:00 WIB Pemerhati: Pendidikan karaktersolusi pendidikan moral efektif
Koesoema, Doni. (2007). Pendidikan Karakter,strategi mendidik anak di zaman global.Jakarta: Grasindo
Nurgiyantoro, Burhan. (2002). Teori pengkajianfiksi. Gajah Mada University Press
Riduwan, Drs. (2006). Belajar mudah penelitianuntuk guru karyawan dan peneliti pemula.Bandung: Alfabeta
Sudjana, Nana. (1991). Penilaian hasil prosesbelajar mengajar. Bandung: PT RemajaRosdakarya
Supratman dan Yani Maryani. (2006). Intisarisastra Indonesia untuk SLTP. Bandung:Pustaka Setia
van Horne, Marion. (2007). Menjadi penulis,membina jemaat yang menulis. Jakarta: BPKGunung Mulia
28 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Belajar Biologi yang Menyenangkan dengan Permainan Kuartet
Belajar Biologi yang Menyenangkan denganPermainan Kuartet dan Pemantapan Konsep
secara Mandiri melalui Blog
Aquillaningtyas SaptawulanE-mail: [email protected]
SMPK 4 BPK PENABUR Bandung
Penelitian
Abstrakiologi sebagai bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA) memuat banyak sekali materiyang dianggap sulit oleh siswa karena banyak hafalan dan istilah Latin. Siswa seringtidak termotivasi untuk mempelajarinya. Penelitian ini bermaksud menggunakanpermainan kuartet berisi materi Biologi sebagai satu alternatif metode pembelajaran. Melalui
permainan kuartet yang berisi materi Biologi diharapkan dapat membantu siswa belajar dalamsuasana yang menyenangkan. Penelitian yang dilaksanakan di kelas 9 (Sembilan) SMPK 4 BPKPENABUR Bandung, menunjukkan permainan kuartet dapat membuat pembelajaran menjadi aktif,kreatif, efektif dan menyenangkan. Konsep-konsep Biologi yang ringkas di dalam kuartet dapatdipelajari lebih mendalam secara mandiri, melalui sumber belajar lain, salah satunya adalah melaluiblog pembelajaran Biologi.
Kata-kata kunci : Kuartet biologi, metode pembelajaran, belajar yang rekreatif, blog pembelajaran
Joyful Biology Learning through Quartet Game and Self-Strengtheningthe Concepts Through Blog
AbstractBiology as a part of the natural sciences (IPA) contains a lot of difficult materials for students because of a lotof memorization and Latin terms. This research conducted at grade IX, SMPK 4 BPKP PENABUR in Bandung,attempted to improve the students’ motivation to learn by introducing the quartet game containg Biologymaterial. The findings show that the quartet game can make the learning process active, reactive, effective, andjoyful and the biological concepts can be studied in greater depth by students through other learning resources,one of which is Biology learning blog.
Keywords: Biology quartet, instructional methods, reaktive learning, learning blog.
B
Pendahuluan
Mendekati Ujian Nasional (UN), siswa kelas 9dipadati dengan kegiatan pemantapan yangdimulai 5 – 6 bulan sebelum UN dilaksanakan.Banyaknya materi, serta padatnya jadwalpemantapan, belum lagi kegiatan belajar rutinharian yang harus dijalani siswa kelas 9,
seringkali membuat kegiatan pemantapanmenjadi kurang efektif dan efisien. Siswa sudahlelah, jenuh, dan tidak dapat mengikuti kegiatanpemantapan dengan baik. Padahal pemantapantersebut dilaksanakan untuk mempersiapkansiswa kelas 9 menghadapi UN dengan baik, yangjuga memberikan kontribusi terhadap prestasisekolah. Dalam hal ini, upaya pengembanganaktivitas, kreativitas, dan motivasi siswa di
29Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Belajar Biologi yang Menyenangkan dengan Permainan Kuartet
Kajian Pustaka
Belajar yang Menyenangkan Memacu SiswaBelajar Secara Aktif
Das Salirawati (2008) dalam makalahnyamengenai inovasi pembelajaran menjelaskanbahwa yang dimaksud dengan pembelajaranyang menyenangkan adalah pembelajaran yangmembuat anak didik tidak takut salah,ditertawakan, diremehkan, atau merasa tertekan.Lebih lanjut lagi ia memaparkan tentang istilahjoyful learning dan meaningful learning. Dalam halini guru dituntut untuk menciptakan kondisipembelajaran sedemikian rupa sehingga anakdidik menjadi betah belajar karena pembelajaranyang dijalani menyenangkan dan bermakna.Pembelajaran menyenangkan juga berartipembelajaran yang interaktif dan menarik,sehingga siswa dapat memusatkan perhatianterhadap pembelajaran yang sedang dijalaninya.(Das Salirawati, 2008). Senada dengan haltersebut, Departemen Pendidikan Nasional(Depdiknas) juga mengungkapkan tentangkonsep PAKEM yaitu Pembelajaran Aktif,Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.
Aktif dimaksudkan bahwa dalam prosespembelajaran guru harus dapat menciptakansuasana yang kondusif bagi siswa untuk aktifbertanya, mempertanyakan, dan mengemu-kakan gagasan. Belajar memang merupakansuatu proses aktif dari si pembelajar dalammembangun pengetahuannya, bukan prosespasif yang hanya menerima kucuran ceramahguru tentang pengetahuan. Jika pembelajarantidak memberikan kesempatan kepada siswauntuk berperan aktif, maka proses belajar tidakterjadi. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/konsep-pakem/).
Kreatif dimaksudkan agar guru mencip-takan kegiatan belajar yang beragam sehinggamemenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.Dalam sebuah kelas yang heterogen pelaksa-naan PAKEM harus memperhatikan bakat,minat, dan modalitas belajar siswa, dan bukansemata potensi akademiknya. Dalam pembel-
dalam proses pembelajaran sangatlah penting.Untuk meningkatkan motivasi belajar yangtinggi bagi siswa guna menghasilkan produkbelajar yang berkualitas perlu dilakukanpembelajaran yang menyenangkan.
Untuk menciptakan suasana pembelajaranseperti disebutkan di atas diperlukan adanyastrategi pembelajaran yang antara lainmencakup pendekatan pembelajaran, metodepembelajaran, dan sumber belajar yang diguna-kan. Strategi yang dipilih selain yang berpotensimerangsang siswa untuk belajar secara aktif, jugaharus mampu memberi kemudahan atau menja-di fasilitas belajar bagi siswa sehingga dihasil-kan pembelajaran yang bermakna. Guru perluuntuk mengarahkan perhatian siswa melaluiaktivitas pembelajaran yang menyenangkan danmempunyai potensi yang tinggi, dalam arti isipelajaran dan konsep diterjemahkan secara jelas.Aktivitas yang digunakan harus dapatmempengaruhi intelek, emosi, dan minat belajar.
Permainan kuartet biologi dapat dijadikansebagai alternatif metode pembelajaran yangmenyenangkan, yang memampukan siswauntuk dapat mengingat materi yang terdapat didalam kuartet. Selain itu, pendalaman materimelalui blog pembelajaran akan sangat memban-tu siswa untuk lebih memahami materi.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mencipta-kan metode pembelajaran yang menyenangkanmelalui permainan kuartet yang dapat dilakukankapanpun dan dimanapun dan dengan siapa-pun, (2) memotivasi siswa untuk belajar secaramandiri dan kelompok guna mempersiapkandiri menghadapi Ujian Nasional (UN).
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaatsecara teoritis dan praktis. Secara teoritis, melaluiteori-teori yang digunakan dapat menjadipemacu bagi peneliti-peneliti lain, khususnyaguru untuk mengembangkan metode pembelajar-an lainnya agar pelajaran tersebut lebihmenyenangkan. Secara praktis, sumber belajaryang dihasilkan, baik kuartet maupun blogpembelajaran biologi, dapat digunakan siswadan guru, untuk mengenal dan belajar tentangbiologi.
30 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Belajar Biologi yang Menyenangkan dengan Permainan Kuartet
ajaran Quantum Learning ada tiga modalitassiswa, yaitu visual, auditorial, dan kinestetik.Dengan modalitas visual dimaksudkan bahwakekuatan belajar siswa terletak pada indera‘mata’ (membaca teks, grafik atau denganmelihat suatu peristiwa), kekuatan auditorialterletak pada indera ‘pendengaran’ (mendengardan menyimak penjelasan atau cerita), dankekuatan kinestetik terletak pada ‘perabaan’(seperti menunjuk, menyentuh, atau melakukan).(http://www.tedcbandung.com/webtedc/pdf/mjld0207.pdf).
Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang menyenangkan berarti siswamemusatkan perhatiannya secara penuh padabelajar sehingga waktu curah perhatiannyatinggi. Menurut hasil penelitian, tingginyawaktu curah terbukti meningkatkan hasil belajar.(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/konsep-pakem/).
Keadaan aktif dan menyenangkan tidaklahcukup jika proses pembelajaran itu tidak Efektif,yaitu tidak menghasilkan apa yang harusdikuasai siswa setelah proses pembelajaranberlangsung. (http://akhmadsudrajat.wordpress.com /2008/01/22/konsep-pakem/).
Dalam kaitan itu pula, Quantum Learningmengkonsep tentang menata lingkungan belajaryang tepat. Targetnya adalah menciptakansuasana yang menimbulkan kenyamanan danrasa santai. Keadaan santai mendorong siswauntuk dapat berkonsentrasi dengan sangat baikdan mampu belajar dengan sangat mudah.Sebaliknya, keadaan tegang menghambat alirandarah dan proses otak bekerja serta akhirnyamenghambat konsentrasi siswa. (Sumber : http://akhmadsudrajat.wordpress.com /2008/01/24/quantum-learning/). Selain itu, CooperativeLearning juga merupakan pendekatanpembelajaran yang tepat yang dapat membuatsiswa menjadi aktif di dalam proses belajar,bukan sekedar menjadi peserta yang pasif.
Beberapa elemen utama dari CooperativeLearning, diantaranya adalah sebagai berikut.a. Interaksi face to face (tatap muka).
Interaksi tatap muka dalam kelompok kecildan berbagi informasi diantara anggotakelompok membuat siswa merasa nyaman.
b. Kemampuan sosial.Siswa dituntut untuk belajar menjadi pen-
dengar yang aktif, membuat keputusan,mengatasi permasalahan, dan ragamkemampuan berkomunikasi yang lainnya.
c. Kemampuan individual.Sekalipun siswa bekerja di dalam kelompoktidak berarti bahwa kemampuanindividualnya tidak dapat diukur. Melaluites dan pertanyaan spesifik yang diajukanoleh guru untuk masing-masing siswa,maka kemampuan individual dapat diukur.
d. Peraturan dari guruPeraturan ini dimaksudkan dalampembentukan kelompok. Kelompok dapatdibentuk berdasarkan peringkat akademiksiswa, gender (jenis kelamin), kemampuanbersosialisasi, atau dengan cara undian,tergantung kebutuhan atau tujuanpembelajaran yang diinginkan.
Permainan Kuartet sebagai Metode untukMemacu Semangat BelajarDisebutkan di atas bahwa untuk menciptakankonsep PAKEM diperlukan suatu strategipembelajaran yang mencakup metodepembelajaran dan sumber belajar. Khususnyadalam pembelajaran Biologi yang memilikimuatan konsep yang cukup padat, metodebermain kuartet dapat menjadi alternatif metodepembelajaran. Melalui metode ini, siswa diajakke dalam suasana belajar sambil bermain.Dengan bermain mereka akan dapat menguasai(mempelajari) konsep Biologi dalam suasanayang menyenangkan.
Seluruh modalitas belajar siswa (visual,audio, dan kinestetik) tercakup di dalam metodebermain kuartet. Keterlibatan berbagai indera didalam proses ini pun cukup tinggi, artinyamelalui metode ini siswa akan menguasai hasilbelajar dengan optimal.
Kelebihan belajar sambil bermain antaralain:(a) menyenangkan;(b) siswa belajar tanpa gangguan emosi negatif
dan bergairah;(c) tiada tekanan karena proses bermain terjadi
secara terbuka dan spontan;(d) berusaha untuk menang sehingga siswa
termotivasi dan hal ini dapat memberidampak kepada peningkatan hasil belajar;dan
31Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Belajar Biologi yang Menyenangkan dengan Permainan Kuartet
(e) dapat mengingat konsep secara tidaklangsungMelalui bermain kartu kuartet Biologi, siswa
tidak sekadar bermain, tapi secara tak langsungjuga belajar. Berikut ini merupakan kelebihanyang dimiliki metode bermain kartu.1. Mengenal konsep: Anak belajar mengenal
beberapa konsep biologi yang tertera padakartu kuartet
2. Mengasah keterampilan bersosialisasi:Permainan kartu dilakukan oleh 2 – 4 orang,sehingga mengasah keterampilan bersosiali-sasi pemainnya.
3. Menjalin kedekatan: Di luar jam sekolah,saat berkumpul dengan teman di lingkung-an rumah atau saat berkumpul dengankeluarga, permainan kuartet bisa menjadiaktivitas alternatif. Kuartet dapat dimain-kan semua orang, baik adik, orangtua,kakak, dan lainnya. Secara tidak langsungpermainan ini menjalin ikatan antar ang-gota keluarga. Semua kalangan bisa menge-nal konsep Biologi yang ada di dalam kartu
4. Belajar mengikuti aturan: Dalam setiappermainan tentulah ada aturan yang harusdipatuhi para pemainnya untuk menjagapermainan berlangsung dengan lancar.Dengan memahami dan mematuhi aturanyang berlaku pada permainan itu, makaanak sekaligus belajar disiplin dan jujur, iniberarti membina karakter siswa.
5. Belajar sportif: Dalam permainan ada yangkalah dan ada yang menang, siswa jugabelajar untuk bersikap sportif. Ia harusmampu menerima kenyataan kalau dirinyakalah. Bila kalah ia harus tahu apa yangperlu dilakukan atau yang tidak bolehdilakukan agar ia bisa menang. Begitu jugabila ia menang, belajar bersikap sportif deng-an tidak bersikap sok jagoan atau sombong.
6. Mengasah kemampuan kognitif: Permainankuartet juga membutuhkan strategi untukmengalahkan lawan sehingga menstimulasiaspek kognitifnya. Siswa diajak untuk mem-perkaya kemampuan berpikir, menganalisa,serta mencari jalan keluar agar tidak kalah.Misalnya ketika ia harus memutuskan kartuapa yang harus ia minta, kepada siapa iaharus meminta kartu tersebut, mengingat-ingat siapa yang memegang kartu dengan
judul yang diinginkan. Meski diajakberpikir, ia tetap merasa asyik dan rileks.Selain itu, selama permainan berlangsung,terlebih lagi jika dilakukan secara berulang-ulang, siswa menyerap hubungan simbol-simbol, materi yang ada di dalam kartukuartet karena ketika bermain siswa akanmengucapkan konsep secara berulang-ulang. Melalui pengulangan sel-sel sarafmenjadi terhubung dan termielinasi untukmemudahkan dalam mengingat informasi.(Bobbi De Porter & Mike Hernacki, 1992).
7. Menambah wawasan: Sambil bermain kartu,pengetahuan siswa pun bertambah. Sambilmain, siswa jadi tahu beberapa konsepBiologi, terlebih lagi bagi orang awam(bukan siswa) yang juga bermain di luar jamsekolah. Melalui tes pemahaman materidalam kartu kuartet yang dapat dilakukansetelah permainan usai, siswa diajak untuklebih berkonsentrasi dalam bermain.
E-Learning sebagai Sumber Belajar Pembel-ajaran MandiriSumber belajar (learning source) adalah sumberbaik berupa data, orang, dan wujud tertentu yangdapat digunakan oleh peserta didik dalambelajar, baik secara terpisah maupun secaraterkombinasi sehingga mempermudah pesertadidik dalam mencapai tujuan belajar ataumencapai kompetensi tertentu. Sumber belajarmemiliki fungsi :(a) meningkatkan produktivitas pembelajaran
dengan jalan: (1) mempercepat laju belajardan membantu guru untuk menggunakanwaktu secara lebih baik, dan (2) mengurangibeban guru dalam menyajikan informasi,sehingga dapat lebih banyak membina danmengembangkan gairah.
(b) memberikan kemungkinan pembelajaranyang sifatnya individual, dengan cara: (1)mengurangi kontrol guru yang kaku dantradisional, dan (2) memberikan kesempa-tan bagi siswa untuk berkembang sesuaidengan kemampuannya,
(c) memberikan dasar yang lebih ilmiah ter- hadap pembelajaran dengan cara: (1)
perancangan program pembelajaran yanglebih sistematis; (2) pengembangan bahanpengajaran yang dilandasi oleh penelitian,
32 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Belajar Biologi yang Menyenangkan dengan Permainan Kuartet
(d) lebih memantapkan pembelajaran, denganjalan: (1) meningkatkan kemampuansumber belajar, dan (2) penyajian informasidan bahan secara lebih kongkrit,
(e) memungkinkan belajar secara seketika,yaitu: (1) mengurangi kesenjangan antarapembelajaran yang bersifat verbal danabstrak dengan realitas yang bersifatkongkrit, (2) memberikan pengetahuan yangsifatnya langsung, dan
(f) memungkinkan penyajian pembelajaranyang lebih luas, dengan menyajikaninformasi yang mampu menembus batasgeografis.(Depdiknas, 2004. Sumber : http//akhmad-sudrajat.wordpress.com)Teknologi terutama multimedia mempunyai
peranan semakin penting dalam pembelajaran.Banyak orang percaya bahwa multimedia akandapat membawa kita kepada situasi belajardimana learning with effort akan dapat digantikandengan learning with fun. Apalagi dalampembelajaran orang dewasa, learning with effortmenjadi hal yang cukup menyulitkan untukdilaksanakan karena berbagai faktor pembatas,seperti kemauan berusaha, mudah bosan dll. Jadiproses pembelajaran yang menyenangkan,kreatif, tidak membosankan menjadi pilihanpara guru sebagai fasilitator. (Sumber: http://smpn bilahhulu .wordpress. com/2008/02/01/strategi-pembelajaran-quantum-teaching-dan-quantum-learning/)
Dalam konteks dewa-sa ini, E-learning menjadisalah satu sumber belajaryang semakin pesat ber-kembang dan tepat digu-nakan untuk pembel-ajaran secara mandiri.Melalui E-learning, prosespendidikan jarak jauh jugasangat dimungkinkan,yang memudahkan pesertadidik dimanapun beradauntuk belajar mandiri danmenikmati materi multi-media, melakukan diskusidengan seluruh pesertabelajar-mengajar di selu-ruh dunia, menerima dan
mengirim tugas atau ujian, sarana komunikasidan konferensi (kelompok belajar) menyediakanfasilitas belajar yang lebih efisien dan efektif.(Sumber : http://www.polsa.ac.id/index.php?option =com_content&task=view &id=58&Itemid=88)
Metodologi
Cara Belajar melalui Permainan KuartetKegiatan pembelajaran dengan metode kuartetini diberikan kepada siswa kelas 9 SMPK 4 BPKPENABUR Bandung pada saat mengulangbeberapa materi kelas 8 dalam rangkapemantapan/persiapan UN, sebuah metodeyang baru digunakan. Kegiatan pembelajar-annya tampak dengan susunan sebagai berikut:(a) guru memberikan pre-test tentang konsepyang ada di dalam kartu kuartet; (b) gurumenyampaikan tujuan pembelajaran yang ingindicapai dan metode pembelajaran yang akandigunakan (yaitu bermain kuartet) dan (c) aturanmain, diantaranya: penjelasan tentang bagianpada kartu kuartet, peraturan main, limit waktudan banyaknya putaran permainan, etikabermain (jujur, sportif, menghargai teman),skoring (penilaian), dan pembagian kelompokbermain.
Adapun bentuk kartu kuartet Biologi danbagian-bagiannya, yang digunakan dalampembelajaran, tampak pada gambar berikut.
Lo
Sk
Lo
Judul
Sub Judul
Gambar Sub Judul
Keterangan Sub Judul
Gambar 1: Kelainan Tulang pada Manusia
33Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Belajar Biologi yang Menyenangkan dengan Permainan Kuartet
Sedangkan aturan permainan kuartetBiologi adalah sebagai berikut.a. Mainlah dalam kelompok yang terdiri dari
2 – 4 orangb. Tentukan giliran bermain (siapa pertama,
kedua, dst)c. Kocok kartu, bagikan kepada setiap pemain
sebanyak 4 kartu (boleh lebih, bisadisesuaikan). Letakkan sisa kartu di tengah
d. Orang pertama (sebut A) meminta kartu keorang lain, mencoba untuk melengkapikartu yang dia punya contoh :1) “Saya minta INTERAKSI ANTAR
KOMPONEN BIOTIK ke B…” (atau C,atau D, boleh siapa saja yang A pikirpemain tersebut mempunyai kartu yangdimaksud)
2) B harus menjawab “ada, saya pu-nya…(1/2/3, sebutkan jumlah kartuyang dia punya untuk judul yangdiminta)”
e. A harus menebak sub judul INTERAKSIANTAR KOMPONEN BIOTIK manakahyang dipegang oleh B dengan cara melihat3 sub judul lain pada kartu yang dipegang-nya, yang tidak dicetak miring, misalnya…a.“Parasitisme…”
f. Jika tebakan A benar, maka B harusmemberikan kartu kepada A, dan A bolehmeminta sub judul lain kepada B bila Bmasih mempunyai kartu dengan judultersebut, atau meminta judul kartu yangsama kepada anggota yang lain
g. Jika yang diminta A tidak dipunyai olehpemain lain atau A salah menebak, makagiliran berpindah kepada pemain lain, danA mengambil satu kartu di tengah.
h. Bila ada pemain yang sudah mengumpul-kan lengkap 4 kartu dalam 1 judul, makadia harus meletakkan kartu tersebut dibawah, dan memperoleh poin 1.
i. Pemenangnya adalah orang yang berhasilmengumpulkan judul/poin terbanyak.Selama permainan berlangsung siswadiberi kesempatan untuk bertanya jikaditemukan konsep yang kurang dipahamikepada guru atau membuka buku paketBiologinya untuk mempelajari konsep lebihmendalam atau guru menjelaskan beberapakonsep esensial kepada siswa setelahpermainan selesai. Disampaikan jugakepada siswa bahwa pendalaman materi
dapat dilakukan melalui blog pembelajaranBiologiPost-test tentang konsep yang ada di dalamkartu kuartet, dengan soal yang sama sepertipre-test. Hasilnya dapat digunakan untukmelihat efektivitas metode pembelajarandengan bermain kuartet.
Pengisian Angket tentang Penggunaan Kuartetdalam Pembelajaran
Sebelum pelajaran usai, siswa diminta mengisiangket untuk memperoleh umpan balik daripenggunaan kuartet dalam pembelajaran (angketterlampir). Umpan balik tersebut dapatdigunakan sebagai bahan evaluasi tentangmetode pembelajaran tersebut.
Pendalaman Materi secara Mandiri melaluiBlogKuartet yang digunakan dalam pembelajaranBiologi memuat materi yang ringkas. Untuklebih mendalami materi tersebut, siswa dapatbelajar lebih lanjut melalui blog yang dapatmengunjungi : http://k4-biology.blogspot.com.Selain materi Biologi, blog ini juga memuatlatihan-latihan soal, kegiatan-kegiatanpembelajaran Biologi yang dilakukan siswa diSMPK 4 BPK PENABUR Bandung, sertainformasi-informasi mengenai dunia Biologiyang dapat diakses siswa kapan saja, bahkandapat diakses oleh masyarakat umum yangtentunya perlu di dukung akses internet.
Pembahasan
Kegiatan Pembelajaran dengan Kuartet BiologiSeperti telah disebutkan pada metodologi,berikut adalah penjelasan tentang jalannyapembelajaran menggunakan metode bermainkuartet. Dalam 2 jam belajar (2 x 40 menit),langkah-langkah kegiatan belajar-mengajar yangdilakukan antara lain:a. Pre-test, dilakukan di dalam aula dengan
menggunakan power point, soal berjumlah20 dengan bentuk Piihan Ganda (PG).Masing-masing soal tayang selama 30 detik,setelah itu secara otomatis soal akan bergulirke nomor berikutnya.
b. Penyampaian tujuan pembelajaran, metodepembelajaran, dan aturan main
34 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Belajar Biologi yang Menyenangkan dengan Permainan Kuartet
c. Tujuan pembelajaran disesuaikan denganindikator yang dibuat, mengacu kepadaRencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
d. Kegiatan belajar melalui bermain kuartete. Sebelum bermain siswa mengambil undian
untuk menentukan kelompok bermainnya,melalui cara pengundian kelompok akanterbentuk secara heterogen.
f. Permainan dilakukan dalam 2x putaranyang berlangsung sekitar 15 – 20 menituntuk tiap putaran. Setelah 1 putaran selesaisiswa kembali diundi untuk menentukankelompok bermain pada putaranberikutnya.
g. Selama permainan berlangsung, guru mem-perhatikan jalannya permainan danmemberikan penilaian terhadap sikapsiswa.
h. Siswa diberi kesempatan untuk mena-nyakan konsep yang belum dipahami, bisajuga mempelajarinya sendiri dari buku cetakBiologi atau guru menjelaskan beberapakonsep esensial setelah permainan selesai.
i. Post-test dengan soal yang sama seperti pre-test
j. Hasil pre-test dan post-test dianalisis untukdilihat perbandingannya, apakah mening-kat atau menurun.
Hasil Pre-test dan Post-testDari kegiatan pembelajaran yang pernahdilakukan melalui bermain kuartet pada siswaSMPK 4 BPK PENABUR Bandung, diperolehhasil tes sesuai Tabel 1.
Dari tabel tersebut, tampak adanyapeningkatan hasil tes yang berarti penggunaanmetode bermain kuartet memberikan hasil yangsignifikan terhadap peningkatan hasil belajarsiswa, yang berarti juga tercapainya tujuanpembelajaran yang diinginkan.
Pendapat siswa tentang manfaatpenggunaan kuartet dalam pembelajaran adalahsebagai berikut.1. Dari pertanyaan butir 1, yaitu “kesulitan apa
yang kamu hadapi dalam mengikutipelajaran Biologi (jawaban boleh lebih darisatu)”:9 siswa menjawab terlalu banyak hafalan17 siswa menjawab banyak istilah Latin
0 siswa menjawab sulit menghubungkanantara gambar dengan konsep0 siswa menjawab pelajarannya kurangmenyenangkan
2. Dari pertanyaan butir 2, yaitu “metodebelajar Biologi dengan permainan kuartet,menurutmu”:11 siswa menjawab sangat menyenangkan9 siswa menjawab menyenangkan0 siswa menjawab cukup menyenangkan0 siswa menjawab tidak menyenangkan
lisaH:1lebaT tseT-erP nad tseT-tsoP
nesbAlisaH
tseT-erPlisaH
tseT-tsoP)-(/)+(
1 5,6 0,8 %80,32)+(
2 5,6 0,9 %64,83)+(
3 0,7 0,9 %75,82)+(
4 5,5 0,7 %72,72)+(
5 5,4 0,6 %33,33)+(
6 5,6 5,7 %83,51)+(
7 0,6 5,7 %00,52)+(
8 0,4 0,6 %00,05)+(
9 5,6 0,8 %64,83)+(
01 5,7 5,8 %33,31)+(
11 5,6 5,7 %83,51)+(
21 0,7 0,8 %92,41)+(
31 0,7 5,8 %34,12)+(
41 0,8 5,9 %57,81)+(
51 0,7 0,8 %92,41)+(
61 5,5 0,7 %72,72)+(
71 0,7 5,9 %17,53)+(
81 0,7 5,8 %34,12)+(
91 5,3 5,6 %17,58)+(
02 5,4 5,6 %44,44)+(
35Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Belajar Biologi yang Menyenangkan dengan Permainan Kuartet
3. Dari pertanyaan butir 3, yaitu “materi kuartetdengan tuntutan kurikulum nasionalmenurutmu”:6 siswa menjawab sangat sesuai9 siswa menjawab sesuai5 siswa menjawab cukup sesuai0 siswa menjawab tidak sesuai
4. Dari pertanyaan butir 4, yaitu “setelahpermainan kuartet selesai, apakah perludiadakan tes untuk mengukur penguasaanmateri yang ada dalam kuartet?”:3 siswa menjawab sangat perlu11 siswa menjawab perlu5 siswa menjawab cukup perlu1 siswa menjawab tidak perlu
5. Dari pertanyaan butir 5, yaitu “kelebihandari kuartet Biologi menurutmu (jawabanboleh lebih dari satu)”:10 siswa menjawab materinya mudahdiingat11 siswa menjawab membantu dalammendalami konsep Biologi14 siswa menjawab mudah dan menye-nangkan7 siswa menjawab bisa dimainkan kapansaja, dimana saja, dan dengan siapa saja
Kesimpulan
Metode bermain kuartet dapat dijadikanalternatif metode pembelajaran yang aktif, kreatif,menyenangkan dan efektif bagi siswa.Pengucapan secara berulang-ulang konsepBiologi yang ada di dalam kuartet selamapermainan berlangsung membuat siswa mampuuntuk mempelajari dan mengingat konseptersebut, dengan demikian hasil belajar siswa
pun akan meningkat. Bukan hanya di sekolah,permainan kuartet dapat dilakukan di manasaja, kapan saja, dan dengan siapa saja, sehinggamemberikan kepada siswa waktu belajar yangtak terbatas. Sementara, untuk pendalamanmateri dapat dilakukan siswa secara mandiri,salah satunya melalui blog biologi yangdirancang dan dikembangkan.
Daftar Pustaka
DePorter, Bobbi, dan Mike Hernacki. 1999.Quantum learning. Bandung: Kaifa
Furqonita, Deswaty, dan M.Biomed. 2007. SeriIPA biologi SMP kelas VII. Jakarta:Quadra
Furqonita, Deswaty, dan M.Biomed. 2007. SeriIPA biologi SMP kelas VIII. Jakarta:Quadra
Furqonita, Deswaty, dan M.Biomed. 2007. SeriIPA biologi SMP kelas IX. Jakarta:Quadra
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/22/konsep-pakem/
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/24/quantum-learning/
http://smpnbilahhulu.wordpress.com/2008/02/01/strategi-pembelajaran-quantum-teaching-dan-quantum-learning/)
Prawirohartono, S. 2000. Sains biologi 2A untukSMU kelas 2. Jakarta: Bumi Aksara
Saktiyono. 2004. Sains Biologi SMP untuk kelas VII.Jakarta: Esis
Saktiyono. 2004. Sains Biologi SMP untuk kelasVIII. Jakarta: Esis
Saktiyono. 2004. Sains Biologi SMP untuk kelas IX.Jakarta: Esis
36 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaranmelalui In-House Training
Alfaris SujokoE-mail : [email protected]
SMPK BPK PENABUR Cimahi
Penelitian
Abstrakeberhasilan Pendidikan Budaya Karakter Bangsa (PBKB) di sekolah sangat tergantungdari beberapa faktor yang antara lain adalah kemampuan guru dalammengimplementasikan nilai-nilai budaya karakter bangsa melalui pembelajaran yang aktif,inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM). Dalam Penelitian Tindakan Sekolah
(PTS) ini, dicobakan tindakan dengan cara In-House Training untuk guru mata pelajaran di SMPKBPK PENABUR Cimahi. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Dari hasil penelitian dananalisis data, ternyata pada siklus 1 dan siklus 2, kemampuan guru mengimplementasikan RPPbermuatan PBKB mengalami peningkatan secara signifikan. Dari hasil penelitian ini, dapatdisimpulkan bahwa untuk meningkatkan kemampuan guru mata pelajaran dalammengimplementasikan RPP yang bermuatan PBKB dapat dilakukan dengan cara In-House Trainingkepada guru.
Kata-kata kunci : PAIKEM, PBKB, RPP, in-house training
Improving the Teacher’s Ability in Implementing Lesson Plan In-House Training
AbstractThe success of the education of nation character culture at school depends on a number of factors, one of whichis the teacher’s ability to implement the value of nation character culture through active, inovative, creative,effective and joyful learning. This action research was conducted at SMPK BPK PENABUR Cimahi in twocycles employing In-House Training model. After two cycles, the research discovered the teacher’s ability toimplement lesson plan of the education of nation character culture was improved significantly.
Keywords: PAIKEM, PBKB, RPP, in-house training
K
Pendahuluan
Pembangunan karakter yang merupakan upayapewujudan amanat Pancasila dan PembukaanUUD 1945 dilatarbelakangi oleh realitapermasalahan kebangsaan yang berkembangsaat ini. Permasalahan tersebut termasukdisorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilaiPancasila, bergesernya nilai etika dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara,memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilaibudaya bangsa, ancaman disintegrasi bangsa,dan melemahnya kemandirian bangsa ( BukuInduk Kebijakan Nasional PembangunanKarakter Bangsa 2010-2025). RPJPN dan UUSPNmerupakan landasan yang kokoh untukmelaksanakan secara operasional pendidikanbudaya dan karakter bangsa sebagai prioritasprogram Kementerian Pendidikan Nasional
37Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
2010-2014, yang dituangkan dalam RencanaAksi Nasional Pendidikan Karakter (2010 : hal8-9). Pendidikan karakter disebutkan sebagaipendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,pendidikan moral, pendidikan watak yangbertujuan mengembangkan kemampuan pesertadidik memberikan keputusan baik – buruk.Dalam rangka memperkuat pelaksanaanpendidikan karakter telah teridentifikasi 18 nilai,yaitu: Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerjakeras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa Ingintahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, (menghargai prestasi, bersahabat, cinta damai,gemar membaca, peduli lingkungan, pedulisosial dan tanggung jawab.
Direktorat Pembinaan SMA (2008:3)menyatakan “kualitas pendidikan sangatditentukan oleh kemampuan sekolah dalammengelola proses pembelajaran, dan lebihkhusus lagi adalah proses pembelajaran yangterjadi di kelas, mempunyai andil dalammenentukan kualitas pendidikan. Konsekuen-sinya adalah guru harus mempersiapkan(merencanakan ) segala sesuatu agar prosespembelajaran di kelas berjalan dengan efektif”.
Dengan demikian, berarti guru sebagaifasilitator yang mengelola proses pembelajarandi kelas mempunyai andil dalam menentukankualitas pendidikan. Konsekuensinya adalahguru harus mempersiapkan dan melaksanakansegala sesuatu agar proses pembelajaran di kelasberjalan dengan efektif.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)memuat sekurang-kurangnya enam komponenyaitu (1) tujuan pembelajaran dan nilai karakterbangsa,(2) materi pembelajaran, (3) metodepembelajaran, (4) langkahlangkah kegiatanpembelajaran, (5) sumber dan media pembel-ajaran, dan (6) penilaian hasil belajar yang terdiridari soal, penskoran dan kunci jawaban. Soal,skor dan kunci jawaban merupakan satukesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
SMPK BPK PENABUR Cimahi yangberlokasi di jalan Encep Kartawiria Nomor 75Citeureup Cimahi memiliki 22 orang guru, darijumlah tersebut baru 95% orang guru yangmengum-pulkan RPP sudah mencantumkannilai-nilai karakter bangsa. Menurut hasilsupervisi, guru perlu meningkatkankemampuan mengimplementasikan RPP
bermuatan PBKB dalam proses Kegiatan BelajarMengajar. Berdasarkan data tersebut makapihak sekolah perlu mengadakan In-HouseTraining (IHT) dalam mengimpleme-ntasikanRPP berkarakter bangsa, sehingga semua gurumengetahui cara mengimplemen-tasikan RPPbermuatan PBKB dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang di atas makapermasalahan dapat diindentifikasikan sebagaiberikut.1. Belum semua guru memahami pentingnya
PBKB dalam kegiatan pembelajaran.2. Sebagian besar guru membuat RPP bermuat-
an PBKB hanya untuk memenuhi tuntutanadministrasi.
3. Sebagian besar guru mata pelajaran perlumeningkatkan kemampuan mengimple-mentasikan RPP bermuatan PBKB dalamkegiatan belajar mengajar.
4. Guru yang telah disertifikasi belum sepe-nuhnya paham dan termotivasi dalammengimplementasikan RPP bermuatanPBKB dalam kegiatan belajar mengajar.
5. Guru belum seluruhnya mencantumkanrubrik untuk penilaian PBKB.
6. Masih banyak guru yang kurang kreatifmenggunakan multimedia untuk memper-mudah implementasi PBKB dalam KegiatanBelajar Mengajar.Penelitian ini membatasi jumlah guru
dengan kreteria berstatus guru tetap dan dapatdiamati dalam frekwensi yang memungkinanpengamatan intens pengumpulan data yanglengkap. Dengan kriteria yang demikiandiperoleh sembilan orang guru tetap yayasan(GTY) yang perlu meningkatkan kemampuanmengimplementasikan RPP bermuatan PBKBdalam kegiatan belajar mengajar.
Rumusan MasalahBerdasarkan batasan masalah di atas makarumusan masalahnya adalah sebagai berikut.1. Apakah melalui IHT dapat meningkatkan
kemampuan guru dalam mengimple-mentasikan RPP bermuatan PBKB di SMPKBPK PENABUR Cimahi.
2. Bagaimana langkah-langkah IHT yangdapat meningkatkan kemampuan gurudalam mengimplementasikan RPP bermuat-an PBKB di SMPK BPK PENABUR Cimahi.
38 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
Tujuan PenelitianBerdasarkan rumusan masalah di atas, tujuanpenelitian ini sebagai berikut.1. Mengetahui efektifitas IHT dalam mening-
katkan kemampuan guru mengim-plementasikan RPP bermuatan PBKB SMPKBPK PENABUR Cimahi.
2. Menemukan langkah-langkah IHT yangdapat meningkatkan kemampuan gurudalam mengimplementasikan RPPbermuatan PBKB di SMPK BPK PENABURCimahi.
Manfaat PenelitianBagi peneliti1. Meningkatkan kemampuan profesiona-
lisme peneliti untuk melakukan penelitiantindakan sekolah sesuai dengan permasa-lahan yang dihadapi di sekolah peneliti .
2. Meningkatkan kemampuan peneliti dalammenyusun serta menulis laporan dan artikelilmiah.
3. Sebagai motivasi bagi peneliti dalammembuat karya tulis ilmiah.
4. Dengan adanya pengalaman menulis, dapatmemberikan bimbingan kepada teman-teman kepala sekolah dan guru yang akanmenulis.
5. Hasil penelitian ini digunakan penelitisebagai evaluasi terhadap guru dalammelaksanakan RPP bermuatan PBKB yangselanjutnya akan digunakan sebagai bahanpembinaan kepada guru di sekolah yangpeneliti pimpin.
Manfaat bagi sekolah1. Bagi sekolah akan berdampak adanya
peningkatan kemampuan guru pada KBMyang mengimplementasikan nilai PBKB.
2. Ikon sekolah sebagai sekolah yang membu-dayakan nilai PBKB diakui masyarakat.
Bagi guru1. Guru dapat meningkatkan kemampuan
dalam mengimplementasikan RPPbermuatan PBKB serta menciptakankesadaran guru tentang tanggungjawabnya terhadap pelaksanaan tugasnyamenanamkan nilai-nilai tersebut.
2. Sebagai panduan dan arahan dalammengajar, sehingga apa yang diinginkandalam standar isi dapat tersampaikan.
Bagi siswa1. Siswa mempunyai kemampuan untuk
memutuskan mana yang baik dan buruk,memelihara apa yang baik dan mewujudkankebaikan itu dalam kehidupan sehari-haridengan sepenuh hati.
2. Siswa semakin aktif belajar untukmeningkatkan potensi yang dimilikinya.
3. Siswa terbiasa untuk melakukan nilai-nilaiPBKB dimanapun mereka berada.
Kajian Pustaka
Kemampuan Guru Mengembangkan PAIKEMYang dimaksud dengan kemampuan di sinipada hakikatnya sama dengan kompetensi.Berbicara tentang kompetensi, Louise Moquist(2003) mengemukakan bahwa “ Competency is adescription of something which a person who worksin a given occupational area should be able to do. It isa description of an action, behavior or outcame whicha person should be able to demonstrate”.
Pendapat di atas menunjukkan bahwakompetensi pada dasarnya merupakan gambar-an tentang kegiatan, perilaku, atau hasil yangseyogyanya dapat dilakukan ( be able to do) olehseseorang dalam suatu pekerjaan. Agar dapatmelakukan ( be able to do ) sesuatu dalam pekerja-annya tentu saja seseorang harus memilikikemampuan (ability) dalam bentuk pengetahuan(knowledge), sikap (attitude) dan keterampilan(skill) yang sesuai dengan bidang pekerjaannya.
PBKB hanya bisa diajarkan apabila gurumempunyai kemampuan dalam proses pembel-ajaran yang menerapkan sistem pengajaranPAIKEM. Menurut Tarmizi (2009) PAIKEMadalah singkatan dari Pembelajaran Aktif,Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Aktifdimaksudkan bahwa dalam proses pembel-ajaran guru harus menciptakan suasanasedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.Pembelajaran inovatif bisa diadaptasi dari modelpembelajaran yang menyenangkan.
39Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
PAIKEM diperlihatkan dengan berbagaikegiatan yang terjadi selama KBM. Pada saatyang sama, gambaran tersebut menunjukkankemampuan yang perlu dikuasai guru untukmenciptakan keadaan tersebut. Penerapanpendekatan belajar aktif yang ditunjang pelak-sanaan manajemen berbasis sekolah memilikidasar hukum yang bersumber dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional. Perundang-undangan iniselanjutnya dijabarkan dalam PeraturanPemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentangStandar Nasional Pendidikan berikut.
“ Proses belajar-mengajar pada satuanpendidikan diselenggarakan secara interaktif,inspiratif, menyenangkan, menantang, memoti-vasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif sertamemberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,kreativitas, dan kemandirian sesuai denganminat, bakat, dan perkembangan fisik sertapsikologis peserta didik “. (Pasal 19 Ayat 1):
“Pengelolaan satuan pendidikan padajenjang pendidikan dasar dan menengahmenerapkan manajemen berbasis sekolah yangditunjukkan dengan kemandirian, kemitraan,partisipasi, keterbukaan, dan akuntabilitas “(Pasal 49, butir 1).
Learning is fun merupakan kunci yangditerapkan dalam pembelajaran inovatif. Jikasiswa sudah menanamkan hal ini di pikirannyatidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas.Membangun metode pembelajaran yang inovatifsendiri bisa dilakukan dengan cara di antaranyamengakomodir setiap karakteristik diri, yangberarti mengukur daya kemampuan serap ilmumasing-masing orang. Contoh, ada orangberkemampuan menyerap ilmu dengan mengan-dalkan kemampuan penglihatan, pendengaran,atau kinestetik. Hal tersebut disesuaikan puladengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiridan otak kanan yang akan mengakibatkanproses renovasi mental, di antaranya mem-bangun rasa percaya diri siswa.
Yang dimaksudkan dengan kreatif ialahguru menciptakan kegiatan belajar yangberagam sehingga memenuhi berbagai tingkatkemampuan siswa. Sedangkan menyenangkanadalah suasana belajar-mengajar yang
menggembirakan sehingga siswa memusatkanperhatiannya secara penuh pada belajar danwaktu curah perhatiannya (time on task) tinggi.
Menurut hasil penelitian, tingginya waktucurah perhatian terbukti meningkatkan hasilbelajar. Keadaan aktif dan menyenangkantidaklah cukup jika proses pembelajaran tidakefektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harusdikuasai siswa setelah proses pembelajaranberlangsung. Jika pembelajaran hanya aktif danmenyenangkan tetapi tidak efektif, makapembelajaran tersebut tak ubahnya sepertibermain biasa. Secara garis besar, PAIKEM dapatdigambarkan sebagai berikut (Muhibbin Syah,Rahayu Kariadinata, 2009: 36 – 40).1. Siswa yang terlibat dalam berbagai kegiatan
yang mengembangkan pemahaman dankemampuan mereka dengan penekananpada belajar melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu danberbagai cara dalam membangkitkansemangat, termasuk menggunakan ling-kungan sebagai sumber belajar untukmenjadikan pembelajaran menarik,menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajangbuku-buku dan bahan belajar yang lebihmenarik dan menyediakan “ pojok baca”.
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebihkooperatif dan interaktif, termasuk carabelajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukancaranya sendiri dalam pemecahan suatumasalah, untuk mengungkapkan gagasan-nya, dan melibatkan siswa dalammenciptakan lingkungan sekolahnya.
RPP Bermuatan PBKB Pengintegrasian dalamMata PelajaranPengembangan nilai-nilai pendidikan budayadan karakater bangsa diintegrasikan dalamsetiap pokok bahasan dari setiap mata pelajaran.Nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam silabusdan RPP. Pengembangan nilai-nilai itu dalamsilabus ditempuh melalui cara-cara berikut(Puskurbuk, 2010: 18 - 19):(a) mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) pada Standar Isi (SI)untuk menentukan apakah nilai-nilai
40 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
budaya dan karakter bangsa yang tercan-tum itu sudah tercakup di dalamnya;
(b) menggunakan Tabel 1 yang memperlihatkanketerkaitan antara SK dan KD dengan nilaidan indikator untuk menentukan nilai yangakan dikembangkan;
(c) mencantumkankan nilai-nilai budaya dankarakter bangsa dalam Tabel 1 itu ke dalamsilabus;
(d) mencantumkan nilai-nilai yang sudahtertera dalam silabus ke dalam RPP;
(e) mengembangkan proses pembelajaranpeserta didik secara aktif yang memung-kinkan peserta didik memiliki kesempatanmelakukan internalisasi nilai dan menun-jukkannya dalam perilaku yang sesuai; dan
(f) memberikan bantuan kepada peserta didik,baik yang mengalami kesulitan untukmenginternalisasi nilai maupun untukmenunjukkannya dalam perilaku.
Hubungan Tabel 1 dan Tabel 2 dalam penyusu-nan RPP sebagai berikut.Tabel 1: Digunakan oleh guru untuk mengetahuidan memahami pengertian dari setiap nilai danindikator yang hendak dicapai dalam proseskegiatan belajar mengajar.Tabel 2: Membantu guru mata pelajaran dalammenentukan nilai yang harus diajarkan sesuaidengan karakteristik mata pelajaran tersebut.
In-House Training (IHT)IHT dilakukan di tempat sendiri, denganmengoptimalkan potensi-potensi yang ada disekolah. Training (pelatihan) adalah tindakanuntuk meningkatkan pengetahuan dankecakapan sumber daya dalam suatu organisasiuntuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu(Flipo, 1961). Training (pelatihan) adalah prosesmembantu sumber daya yang terdapat dalamsuatu organisasi untuk memperoleh efektivitas
asgnaBetkaraKnadayaduBnakididneProtakidnInadialiNispirkseD:1lebaT))0102,kubruksuP,halokeSnamodeP-BKBPnagnabmegneP(
ispirkseDnadialiNrotakidnI
9-7
:suigileRgnayukalirepnadpakiS
nakanaskalemmaladhutap,ayntunaidgnayamaganaraja
naanaskaleppadahretnarelotpudihnad,nialamagahadabiamagakulemepnagnednukur
.nial
naupmamekiulalemnahuTnarasebekimugagneMkisifkepsaaratnaisasinorknisnakukalemmaladaisunam
.naawijekkepsanagned
ayniridnaupmamekaneraknahuTnarasebekimugagneM.takaraysamatoggnaiagabespudihkutnu
nakatpicnemhaletgnaynahuTnaasaukekimugagneM.atsemesmalaiagabreb
gnayamagaaynadaaneraknahuTnarasebekimugagneM.takaraysampudihnarutaretekrebmusidajnem
kokopiagabrebiulalemnahuTnarasebekimugagneM.narajalepatamiagabrebmaladnasahab
:rujuJnakrasadidgnayukalireP
nakidajnemayapuadapgnaygnaroiagabesaynirid
maladayacrepidtapadulalesnad,nakadnit,naatakrep
.naajrekep
maladtaigalpidajnemnupuataketnoynemkadiT.sagutpaitesnakajregnem
kokoputausgnatnetugarapnattapadnepnakakumegneM.isuksid
padahretgnaneskadituatagnanesasarnakakumegneM.narajalep
41Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
ispirkseDnadialiNrotakidnI
9-7
:rujuJnakrasadidgnayukalireP
nakidajnemayapuadapgnaygnaroiagabesaynirid
maladayacrepidtapadulalesnad,nakadnit,naatakrep
.naajrekep
.salekisuksidiretamutauspadahretpakisnakatayneM
nagnedhalokesokotidilebidgnaygnarabrayabmeM.rujuj
idnakumetiduatamajnipidgnaygnarabnakilabmegneM.mumutapmet
:isnareloTgnaynakadnitnadpakiS
,amaganaadebrepiagrahgnem,pakis,tapadnep,sinte,ukusgnaynialgnaronakadnitnad
.ayniridiradadebreb
.tapadnepadebrebgnaynametugnaggnemkadiT
.ayntadaitsi-tadaadebrebgnaynametitamrohgneM
nialsalekiradnametnagnedtabahasreB
:nilpisiDnakkujnunemgnaynakadniT
adaphutapnadbitretukalirepnadnautnetekiagabreb
.narutarep
maladbitretulaleS .halokesnahisrebeksagut-sagutnakanaskalem
.silutnadnasilasahabrebmaladbitreT
.kididatresepisasinagronapatetek-napateteknaknalajnemmaladhutaP
haubesmaladnakutnetidgnayaracibrebnarutaitaaneM.salekisuksid
nakparenemmaladbitreT naruta .silutayrakkutnunasilunep
:sarekajreKnakkujnunemgnayukalireP
huggnus-huggnusayapuiagabrebisatagnemmalad
nad,sagut,rajalebnatabmahnagnedsagutnakiaseleynem
.aynkiab-kiabes
adapkiabnagnediaselessaleksagutaumesnakajregneM.nakpatetidhaletgnayutkaw
maladnatilusekipadahgnemmaladasasutupkadiT.rajaleb
.narajalepadapsukofulaleS
:fitaerKnakukalemnadrikipreB
naklisahgnemgnayutausesgnayiradurablisahuataarac
.ikilimidhalet
utausnagnednaanekrebgnaytapadnepnakujagneM.nasahabkokop
pisnirp/iroet/mukuhutausnaparenepianegnemaynatreB.irajalepidgnadesgnayiretameknialiretamirad
:iridnaMkaditgnayukalirpnadpakiS
gnaroadapgnutnagrethadumnakiaseleynemmaladnial
.sagut-sagut
gnuggnatidajnemgnaysaleksagutiridnesnakukaleM.aynbawaj
gnisaasahabataknahamejretsumakidiridnesiracneM.aynkilabesuataaisenodnIasahabkutnu
:sitarkomeDnad,pakisreb,rikiprebaraC
amasialinemgnaykadnitrebayniridnabijaweknadkah
.nialgnaronad
.kaynabretarausnakrasadrebkopmolekautekhilimeM
.halokesnadsalekidnahilimepmaladarausnakirebmeM
.salekesnamet-nametgnatnetnarikipnakakumegneM
.salekautekmargorpnakanaskalemutnabmemtukI
42 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
ispirkseDnadialiNrotakidnI
9-7
:uhatnigniasaRgnaynakadnitnadpakiS
kutnuayapurebulalesmaladnemhibeliuhategnem
gnayutausesiradsaulemnadnad,tahilid,irajalepid
.ragnedid
.narajalepiretamgnatnetnametnadurugadapekaynatreB
urabgnaymalaalajeggnatnetutausesadapekaynatreB.idajret
iradragnedidgnayutausesgnatneturugadapekaynatreB.isiveletuata,oidar,namet,kapab,ubi
:naasgnabektagnameSnad,kadnitreb,rikiprebaraC
gnaynasawawrebnagnitnepeknaktapmenem
sataidaragennadasgnabnadiridnagnitnepek
.aynkopmolek
nadnawalhapirahnatagnireparacapumaladatresturuT.naakedremekisamalkorp
iradnamacnaianegnempakisnadnarikipnakakumegneM.aisenodnIaragennadasgnabpadahretnialaragen
nakukalidnakagnaynakadnitnadpakisnakakumegneMnagnedaisenodnIasgnabaratnanagnubuhianegnem
.aisenodnIhajajnepsakebaragen
:riahanatatniCnad,pakisreb,rikiprebaraCnakkujnunemgnaytaubreb
nad,nailudepek,naaitesekiggnitgnaynaagrahgnep
nagnukgnil,asahabpadahret,imonoke,ayadub,laisos,kisif
.asgnabkitilopnad
hanatnarubuseknadsifargoegnaluggnuekignaneyneM.aisenodnIhayaliw
.aisenodnIidinesnadayadubnamagarekignaneyneM
hareadasahabnadasgnabukusnamagarebekignaneyneM.aisenodnIikilimidgnay
,nanakirep,nainatreplisah-lisahnamagarebekimugagneM.aisenodnIanuafnad,arolf
nad,irtsudni,kudorpignaneynemnadimugagneMaisenodnIasgnabnaklisahidgnayigolonket
:isatserpiagrahgneMgnaynakadnitnadpakiSkutnuayniridgnorodnem
gnayutausesnaklisahgnem,takaraysamigabanugreb
itamrohgnemnad,iukagnem.nialgnaronalisahrebek
.aynkiab-kiabesnagnedurugiradsagutnakajregneM
nadagarhalomaladisatserprebkutnusarekhitalreB.nainesek
,urugnakukalidhadusgnayutausesadapektamroH.nialhalokesailanosrepnad,halokesalapek
.autgnaroiapacidgnayisatserpnakatirecneM
takaraysamidnipmimepajreklisahiagrahgneM.aynratikes
idtakaraysamayraklisahnadisidartiagrahgneM.aynratikes
:fitakinumok/tabahasreBgnaynakadniT
gnanesasarnaktahilrepmemajrekebnad,luagreb,aracibreb
nialgnaronagnedamas
.salekidkopmolekmaladamasajrekeB
.salekesnametnagnedaracibreB
.taharitsiakiteksalekesnametnagnedluagreB
.saleknialnametnagnedluagreB
43Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
ispirkseDnadialiNrotakidnI
9-7
:iamadatniCnad,naatakrep,pakiS
nakbabeynemgnaynakadnitnadgnanesasaremnialgnaro.ayniridnaridaheksatanama
.kisifnamacnairadnametignudnileM
.nanametreptarerepmemayapureB
.halokesnanamaekmetsismaladisapisitraprebtukI
:acabmemrameG-kawnakaideynemnaasaibeK
iagabrebacabmemkutnuutnakirebmemgnaynaacab
.ayniridigabnakijabek
,ayadub,ines,artsas,naumlieknasilutuataukubacabmeM.aroinamuhnad,igolonket
.gnidnidhalajam/narokacabmeM
:laisosiludePgnaynakadnitnadpakiS
nautnabirebmemnigniulales-aysamnadnialgnaroigab.nakhutubmemgnaytakar
.laisosnataigekiagabrebmaladtukI
awabmemkaditgnaynametadapektalanakmajnimeM.aynupkadituata
:nagnukgnililudePgnaynakadnitnadpakiS
hagecnemayapurebulalesidmalanagnukgnilnakasurek
-gnabmegnemnadaynratikeskutnuayapu-ayapunak
malanakasurekikiabrepmem.idajrethadusgnay
nagnednaanekrebnataigekiagabrebitukigneM.nagnukgnilnaarahilemepnad,nahadniek,nahisrebek
Tabel 2: Peta Gambaran Keterkaitan antara Mata Pelajaran dengan Nilai yang DapatDikembangkan untuk Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa(Pengembangan PBKB - Pedoman Sekolah, Puskurbuk, 2010 ).
Jenjang Pendidikan Dasar
ataMnarajaleP
saleKgnajneJ
9-7
nakididneP-enagraweK
)nKP(naarag
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
naasgnabektagnameSriahanatatniC
isatserPiagrahgneMtabahasreB
fitakinumoKiamaDatniC
acabmemgnaneSlaisosiludeP
,nagnukgnililudePsuigileR
ataMnarajaleP
saleKgnajneJ
9-7
rujuJnareloTnilpisiD
sarekajreKfitaerK
iridnaMsitarkomeD
uhatnigniasaRayacreP
kepseR
44 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
ataMnarajaleP
saleKgnajneJ
9-7
--
bawajgnuggnatreBigabrebgnilaS
asahaBaisenodnI
-------------------
suigileRrujuJ
isnareloTnilpisiD
sarekajreKfitaerK
iridnaMisarkomeD
uhaTnignIasaRriAhanaTatniC
isatserPiagrahgneMfitakinumoK/tabahasreB
iamaDatniClaisoSiludeP
nagnukgniLiludePsitirK
akubreTnaaisunameK
simitpO
akitametaM ----
itileTfitaerK
hareynemgnataPuhaTnigniasaR
SPI -----
-----
suigileRrujuJ
isnareloTnilpisiD
sarekajreKfitaerK
iridnaMuhatnigniasaRriahanatatniC
ataMnarajaleP
saleKgnajneJ
9-7
-----
isatserpiagrahgneMtabahasreB
acabmemgnaneSlaisosiludeP
nagnukgnililudeP
API -------------------------
----
natahesekiludePlautkeletniialiN
suigileRitapmEiridnaMnilpisiD
isnareloTitah-itaH
isakinumok/tabahasreBlaisosiludeP
bawajgnuggnaTnagnukgnililudeP
alisusialiNsarekajreK
uhatnigniasaRacabmemgnaneS
akitetsEimonokeialiN
fitaerKitileT
sitpekSisatserpiagrahgneM
hareynemgnatnaPakubreT
rujuJiamadatniC
fitkejbOtameH
iridayacrePriahanatatniC
45Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
dalam pekerjaan mereka yang sekarang atauyang akan datang melalui pengembangan skill,knowledge dan Attitude ( Sherwood dan Best,1958).
Pengertian skill, knowledge, dan AttitudeSetiap job (pekerjaan) terdiri dari tiga elemen,yaitu skill, knowledge, dan attitude (SKA). Ketigaelemen tersebut diperlukan dalam pembuatanmodul pelatihan, sebab SKA berperan untukmenuntun tujuan pembuatan modul pelatihandan untuk mencapai tujuan dari pelatihan.
Skill (keterampilan) adalah kemampuan danpengetahuan yang dimiliki atau diperolehseseorang sehingga dapat atau mampu untukmelakukan suatu pekerjaan atau tugas tertentu.Mempelajari skill membutuhkan suatu praktekdan selalu dihubungkan dengan psikomotormanusia, suatu hal yang mustahil untukmempelajari sebuah skill hanya denganmendengarkan seseorang berbicara mengenaihal tersebut, melihat sebuah demonstrasi, atauhanya dengan membaca sebuah buku tanpamempraktekannya (Nadler, 1981).
Knowledge (pengetahuan) adalah informasi,pengertian atau pengetahuan mengenai suatusubyek yang dimiliki oleh seseorang dan bersifatkognitif. Berbeda dengan skill, dalammempelajari suatu knowledge seseorang tidakperlu mempraktekannya, cukup hanya denganmembaca, melihat ataupun memahaminya saja(Nadler, 1981).
Attitude (Sikap) adalah cara seseorangmerasakan, berpikir, berprilaku atau bersikapdalam melakukan atau menghadapi sesuatu hal.Terdapat berapa pengamat yang berkeras bahwaattitude adalah area yang paling kontroversialdari kedua elemen yang telah disebutkan di atas,tidak dapat diamati, diukur, dan dipelajari. Akantetapi di lain pihak beberapa pengamat lainmengatakan bahwa dalam suatu pelatihanattitude adalah suatu hal yang penting dandapat dipelajari selain knowladge dan skillwalaupun tidak selalu diamati. Terlepas darisemua itu, attitude dari seseorang tetaplah sangatberpengaruh dalam menentukan kinerja merekadalam melakukan suatu job (Nadler, 1981), sebabattitude berkaitan dengan sikap seseorang padasaat melakukan pekerjaannya. Seorang gurumemperlihatkan sikap yang positif terhadap
lingkungan kerjanya. Misalnya, contoh seorangoperator produksi yang patuh pada prosedurkerja dan memperhatikan unsur safety pada saatmengoperasikan mesin, dapat menghindarkandirinya sendiri, pekerja lain maupun mesintersebut dari resiko bahaya yang timbul akibatsikap kerja yang buruk. Oleh sebab itu, dalamkonteks pelatihan teknis unsur attitude dari suatujob tidak dapat dihilangkan.
Menurut Cherrington (1995;358), dikatakanbahwa metode dalam pelatihan dibagi menjadidua yaitu on the job training dan of the job training.Pada PTS ini yang akan digunakan adalah of thejob training, yang lebih cenderung berfokus padaperkembangan dan pendidikan jangka panjang.Of the job training dibagi menjadi 13 macam, yaituvestibule training, lecture, independent self – study,visual presentasions, conferencing, case studies, roleplaying, simulation, programmed instruction,lLaboratory training, dan programed group exercise.Dari 13 macam of the job training, dalam PTS inidipilih of the job training.- Lecture, merupakan pelatihan dimana
menyampaikan berbagai macam informasikepada sejumlah besar orang pada waktubersamaan.
- Simulation, pelatihan yang menciptakankondisi belajar yang sangat sesuai ataumirip dengan kondisi pekerjaan, pelatihanini digunakan untuk belajar secara tehnikaldan motor skill.
- Programed group exercise, pelatihan yangmelibatkan peserta untuk bekerja samadalam memecahkan suatu permasalahan.IHT dapat meningkatkan kemampuan guru
mata pelajaran dalam mengimplementasikannilai-nilai PBKB di SMPK BPK PENABURCimahi. Hal ini didukung oleh PenelitianTindakan Sekolah (PTS) yang dilakukan olehHeldy Eriston, S.Pd (Kepala SMK Teknik IndustriPurwakarta) dengan judul, MeningkatkanKemampuan Guru Dalam Membuat PowerpointUntuk Media Pembelajaran Melalui IHT di SMKTeknik Industri Purwakarta , yang diadakan padatahun 2011. Hasil dari PTS tersebutmenyimpulkan :
“ In-House Training bermanfaat untukmeningkatkan kemampuan guru membuatpowerpoint untuk media pembelajaran. Tindakanyang telah mencapai hasil 86% melampaui
46 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
indikator yang telah ditetapkan yaitu 75%menunjukan bahwa IHT dapat secara signifikanmeningkatkan kemampuan guru membuatpowerpoint untuk media pembelajaran “.
Kerangka BerpikirBerdasarkan kajian teori yang diungkap di atas,kerangka berpikir dalam penelitian ini adalahseperti terlihat pada Gambar 1.
Pelaksanaan pendidikan karakter saat ini disekolah diharapkan mengalami perubahan.Perubahan yang diperlukan tidak mengubahkurikulum yang berlaku tetapi menghendakisikap baru dan keterampilan baru dari para guru,kepala sekolah dan konselor sekolah. Sikap danketerampilan baru tersebut merupakanpersyaratan yang harus dipenuhi (condition sinequa non) untuk keberhasilan implementasipendidikan karakter. Perubahan sikap danpenguasaan keterampilan yang dipersyaratkantersebut hanya dapat dikembangkan melaluipendidikan dalam jabatan yang terfokus,berkelanjutan, dan sistemik (Panduan PelatihanPendidikan Karakter Kemendiknas, 2011).
Dengan demikian pendidikan karakter akanberhasil kalau kepala sekolah dan gurumempunyai pemahaman yang benar tentangpembelajaran nilai-nilai PBKB, serta mempunyaiketerampilan/kemampuan dan kemauanmengimplementasikan dalam KBM. Modelpembelajaran “PAIKEM” yang memung-kinkannilai-nilai PBKB dengan sendirinya akanterintegrasi dalam proses pembelajaran matapelajaran. Untuk meningkatkan keterampilan/kemampuan guru dalam mengimplementasikannilai-nilai PBKB yang terintegrasi dalam matapelajaran, maka perlu adanya tindakan yaitumengadakan IHT.
Masalah T
Gambar 1:. Kerangka Berpikir
Metode Penelitian
Subjek Penelitian, Lokasi dan WaktuSubjek Penelitian : Sembilan orang guru tetapyayasan (GTY) SMPK BPK PENABUR Cimahipada tahun ajaran 2011-2012.
Lokasi Penelitian: SMPK BPK PENABUR, Jln.Encep Kartawiria No. 75 Cimahi.
Waktu Penelitian: Agustus 2011-Oktober 2011yang rinciannya seperti tertera pada Tabel 3.
Presedur PenelitianYang menjadi variabel dalam penelitian iniadalah : Kemampuan guru mengimplemen-tasikan PBKB sebagai variabel masalah dan IHTsebagai variabel tindakan.
Penelitian ini berbentuk Penelitian TindakanSekolah (School Action Research), yaitu penelitianyang merupakan kerjasama antara peneliti danguru, untuk meningkatkan kemampuan gurumengimplementasikan rencana pelaksanaanpembelajaran yang bermuatan PBKB.
naitilenePnaanaskalePlawdaJ:3lebaT
.oNnataigeK naluB
tsugA tpeS tkO
.1 esuoH-nIgniniarT
.2 1sulkiS
.3 2sulkiS
.4 nanusuynePSTPlisaH
47Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
Metode penelitian adalah metode kuantitatifdalam bentuk pendekatan deskriptif, denganmenggunakan teknik persentase untuk melihatpeningkatan yang terjadi dari siklus ke siklus.Dengan metode ini peneliti berupayamenjelaskan data yang peneliti kumpulkanmelalui komunikasi langsung atau wawancara,dan observasi/pengamatan. Hal itu sesuaidengan metode dan pendekatan yang penelitigunakan yaitu metode kuantitatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskrip-sikan kesulitan-kesulitan yang dialami oleh guruMata Pelajaran dalam mengimplementasikanRPP bermuatan PBKB, selanjutnya penelitimemberikan alternatif atau usaha gunameningkatkan kemampuan guru dalammengimplementasikan nilai PBKB.
Hal-hal penting yang harus diperhatikandalam Penelitian Tindakan Sekolah, menurutSudarsono, (1999:2) yakni:1. Persiapan
Tindakan apa yang akan dilakukan untukmeningkatkan kemampuan guru dalammengimplementasikan RPP bermuatanPBKB. Solusinya yaitu dengan melakukan:(a) wawancara dengan guru denganmenyiapkan lembar wawancara, (b) diskusidalam suasana yang menyenangkan, dan(c) memberikan bimbingan dalam mengim-plementasikan RPP bermuatan PBKB.
2. PelaksanaanApa yang dilakukan oleh peneliti sebagaiupaya meningkatkan kemampuan gurudalam mengimplementasikan RPP bermua-tan PBKB yaitu dengan memberikanbimbingan berkelanjutan pada guru disekolah binaan.
3. PengamatanPeneliti melakukan pengamatan terhadapimplementasi RPP bermuatan PBKB yangtelah dibuat, guna untuk memotret seberapajauh kemampuan guru dalam mengimple-mentasikan RPP bermuatan PBKB, hasilatau dampak dari tindakan yang telahdilaksanakan oleh guru dalam mencapaisasaran.Ide pokok adalah mencatat apayang terjadi dalam pertemuan danwawancara. Rekaman dari pertemuan dan
wawancara akan digunakan untuk analisisdan komentar kemudian.
4. RefleksiPeneliti mengkaji, melihat dan memper-timbangkan hasil atau dampak daritindakan yang telah dilakukan. Berdasar-kan hasil dari refleksi, peneliti bersama gurumelaksanakan revisi atau perbaikan dalammengimplementasikan RPP bermuatanPBKB yang telah disusun agar sesuai deng-an rencana awal yang mungkin saja masihbisa sesuai dengan apa yang peneliti inginkan.Prosedur penelitian adalah suatu rang-
kaian tahap-tahap penelitian dari awal sampaiakhir. Penelitian ini merupakan prosespengkajian sistem berdaur sebagaimanakerangka berpikir yang dikembangkan olehSuharsimi Arikunto, dkk. (2006:74). Prosedur inimencakup tahap-tahap: (1) perencanaan, (2)pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.Keempat kegiatan tersebut saling terkait dansecara urut membentuk sebuah siklus. PenelitianTindakan Sekolah merupakan penelitian yangbersiklus. Artinya penelitian dilakukan secaraberulang dan berkelanjutan sampai tujuanpenelitian dapat tercapai.
Teknik Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data dalam penelitianini adalah pengamatan dan wawancara.1. Wawancara dipergunakan untuk menda-
patkan data atau informasi tentang pema-haman guru dalam mengimplementasikanRPP bermuatan PBKB.
2. Pengamatan dipergunakan untuk mengum-pulkan data dan melihat kemampuan gurudalam mengimplementasikan RPPbermuatan PBKB.
Analisis DataData hasil wawancara dan observasi akandikelompokan dan dianalisis berdasarkanaspeknya untuk tiap siklus dengan tehnikanalisis diskriptif dan dilihat perkembanganyatiap pertemuan, apakah sudah mencapaiindikatitor yang diharapkan. Pada siklus 1 akandianalisis kemampuan guru dalam mengimple-mentasikan RPP berkarakter PBKB dengan target
48 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
pencapaian 50 % guru mempunyai kemampuansama dengan lebih kategori baik, sedangkanpada siklus 2 akan dianalisis kemampuan gurudalam mengimplementasikan RPP berkarakterPBKB dengan target pencapaian 80% gurumempunyai kemampuan sama dengan lebihkategori baik. Adapun indikator – indikatornyatersusun dalam instrumen penelitian, sebagaiberikut.Wawancara1. Guru dapat menyatakan pendapatnya
tentang PBKB yang perlu diajarkan secaraterintegrasi dengan mata pelajaran yangdiampunya.
2. Guru dapat menyebutkan skenario yangakan dilakukan dalam mengimplemen-tasikan nilai-nilai PBKB yang sudahdicantumkan dalam RPP.
Pengamatan :1. Dalam apersepsi guru dapat menampakan
salah satu nilai atau lebih PBKB yang telahditentukan di RPP.
2. Dalam kegiatan inti guru dapatmenampakan salah satu nilai atau lebihPBKB yang telah ditentukan di RPP.
3. Dalam kegiatan penutup guru menekankankembali nilai-nilai PBKB yang telahditentukan di RPP.
4. Prosentase nilai-nilai PBKB yang dicantum-kan di RPP terimplementasikan dalamkegiatan KBM ( 25%, 50%, 75%, 100%).
5. Guru memberikan reward bagi siswa yangtelah menunjukan nilai PBKB dalam prosesKBM.
6. Guru memberikan punishment kepada siswayang belum menunjukan prilaku nilai PBKBdalam proses KBM.
7. Guru mempunyai daftar nilai terhadapsiswa yang telah menampakan nilai-nilaiPBKB.
8. Guru melibatkan siswa sesuai denganpotensinya untuk terlibat aktif dalam prosesKBM.
9. Guru menghormati keberagamankemampuan siswa.
10. Guru menggunakan kata-kata yangmembangun kepribadian siswa.
Gambar 2 : Alur Penelitian Tindakan Sekolah
Permasalahan
Permasalahan
baru hasil refleksi
49Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
Hasil Penelitian
Kondisi AwalPada awal sebelum ada tindakan meningkatkankemampuan guru di SMPK BPK PENABURCimahi dalam mengimplementasikan RPPbermuatan PBKB, guru belum pernahmendapatkan penjelasan tentang pentingnyakonsep nilai-nilai PBKB dalam prosespembelajaran. Nilai-nilai PBKB hanya diadopsidari internet dan pencantum PBKB baru adadalam silabus. Pencatuman nilai-nilai PBKBhanya sebatas memenuhi administrasipembelajaran dan belum sepenuhnya terimple-mentasi dalam kegiatan belajar mengajar.
Siklus 1Tujuan PTS ini adalah : (a) mengetahui efektifitasIHTdalam meningkatkan kemampuan gurumengimple-mentasikan RPP bermuatan PKPB diSMPK BPK PENABUR Cimahi, dan b)menemukan langkah-langkah IHT yang dapatmeningkatkan kemampuan guru dalammengimplementasikan RPP bermuatan PBKB diSMPK BPK PENABUR Cimahi.Siklus 1 dilaksanakan pada akhir Juli tahun 2011dengan kegiatan sebagai berikut.1. Perencanaan
Sesuai dengan fokus tujuan di atas, kegiatanperencanaan yang dilakukan pada siklus 1adalah sebagai berikut.a. Mendesain format dan susunan acara
IHT yang akan dilaksanakan.b. Mempersiapkan materi untuk IHT yaitu
materi konsep PAIKEM dan penyusunanRPP yang bermuatan PBKB.
c. Mempersiapkan model pembelajaranuntuk dijadikan diskusi dalam IHT.
d. Mempersiapkan lembar wawancarauntuk mengetahui efektifitas IHT untukmenambah pengetahuan tentangmengim-plementasikan nilai-nilai PBKBdalam pembelajaran.
e. Mempersiapkan lembar observasi untukmengetahui kemampuan guru dalammengimplementasikan nilai-nilai PBKBdalam proses pembelajaran.
2. Pelaksanaan TindakanIHTdilaksanakan tanggal 6 Agustus 2011diruang Multimedia SMPK BPK PENABURCimahi dari pukul 08.00 – 13.00 wib ( 5 jam)dengan langkah-langkah sebagai berikut.a Menjelaskan penyusunan RPP yang
memasukan nilai-nilai PBKBb Penjelasan tentang konsep PAIKEM yang
identik dengan pengimplementasiannilai-nilai PBKB.
c Penjelasan tentang pengajaran nilai-nilai PBKB yang terintegrasi dalam matapelajaran.
d Mendiskusikan model pembelajaranyang berkonsep PAIKEM danmenanamkan nilai-nilai PBKB.
f Mengadakan micro teaching mengim-plementasikan nilai-nilai PBKB.
g Melakukan refleksi terhadap kegiatanIHT
Guru diberikan tugas merevisi kembali RPPyang telah dibuatnya untuk digunakandalam pembelajaran yang akan disupervisi.Guru yang melakukan Revisi sembilan (9)orang menjadi objek penelitian, sudahmembuat RPP yang mencantumkan nilai-nilai PBKB.
3. Pengumpulan Dataa. Wawancara
Pada tahap ini, kepala sekolah sebelummelakukan observasi, melakukanwawancara kepada guru yang akanditeliti, dengan hasil data pada Tabel 4.
b. ObservasiPada tahap ini, kepala sekolah sebagaipeneliti melakukan pemantauan selamakegiatan proses belajar mengajar berlang-sung dengan lembar obser-vasi yang telahtersedia. Hasil aktivitas guru yang diamatisesuai Tabel 5
Dari hasil wawancara dan observasi sepertitergambar dalam Tabel 5, yaitu guru yangmempunyai kemampuan mengimple-mentasikan RPP yang bermuatan nilai-nilaiPBKB.Data wawancara dan observasimenunjukkan 5 (lima) orang guru (56%)
50 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
1sulkiSaracnawaWlisaH:4lebaT
irogetaKnaupmameK
BKBPpesnoKnamahameP
gnaruK pukuC kiaBtagnaS
kiaB
1-uruG - - V -
2-uruG - - V -
3-uruG - - - V
4-uruG - - - V
5-uruG - - V -
6-uruG - - V -
7-uruG - - V -
8-uruG - V - -
9-uruG - V - -
esatnesorPhalmuJ )-(%0 %22
)urug2(%65
)urug5(%22
)urug5(
mempunyai kemampuan kategorisama dengan lebih baik dalammengimplementasikan RPP yangbermuatan nilai-nilai PBKBdalam proses kegiatan belajarmengajar.
Indikator pencapaian yangtelah ditetapkan pada siklus/tahap 1 adalah 50% guru mem-punyai kemampu-an sama deng-an lebih kategori baik, makapenulis menyimpulkan bahwaIHT dapat meningkatkan kemam-puan guru dalam mengimple-mentasikan RPP bermuatan nilai-nilai PBKB di SMPK BPK PENA-BUR Cimahi. Untuk meyakinkankesimpulan di atas, maka penulismengadakan siklus ke-2 denganpeningkatan indikator penca-paian yang telah ditetapkan 80%guru mempunyai kemampuansama dengan lebih kategori baik.
4. Evaluasi dan RefleksiSetelah siklus 1selesai maka
diadakan refleksi mengenaikelemahan atau kekurangan daripelaksanaan tindakan padasiklus pertama. Refleksi dilaksa-nakan bersama-sama observer,konsultan, dan guru untukmenentukan tindakan perbaikansiklus berikutnya. Dari hasilrefleksi dapat diambil kesimpu-lan bahwa dalam IHT ke-2 harusada penambahan waktu dankegiatan penilaian terhadapsampel dokumen dan pemberiancontoh materi
Siklus 21. PerencanaanPada siklus 2 tahapan danprosedur pelaksanaan IHT samadengan siklus 1 dan perbaikan-perbaikan yang diperlukansesuai hasil evaluasi pelaksana-an pada siklus 1. Dari hasil reflek-si pada siklus 1 perlu dilakukan
1sulkiSisavresbOlisaH:5lebaT
irogetaKnaupmameK
BKBPialiN-ialiNisatnemelpmI
gnaruK pukuC kiaBtagnaS
kiaB
1-uruG - V - -
2-uruG - - V -
3-uruG - - V V
4-uruG - - V V
5-uruG - - V -
6-uruG - V - -
7-uruG - - V -
8-uruG - V - -
9-uruG - V - -
esatnesorPhalmuJ %0 %44
)urug4(%65
)urug5(%0
51Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
0
Kurang
Gambar 3 : Tingkat Pemahaman Konsep PBKB
2. PelaksanaanPelaksanaan IHT 2 dilakukan pada tgl.15September 2011 pukul 08.00 – 14.00 WIB.
3. Pengumpulan dataa. Wawancara
Data hasil wawancara tentang pemahamanguru atas konsep PBKB dibandingkandengan hasil pada siklus 1 adalah sepertitertera pada Tabel 6 dan Gambar 3.
perencanaan yang lebih baik untuk IHT 2 harusada penambahan waktu dan satu kegiatan yaitumemberikan penilaian dan sharing/evaluasiterhadap 2 sampel dokumen dalam bentuk filmpada saat guru diobservasi pada siklus 1, danmemberikan contoh materi sisipan untukmembantu pengenalan nilai-nilai PBKB.
2-1sulkisaracnawaWlisaHnagnidnabreP:6lebaT
nagnidabrePirogetaK
naupmameK
1sulkiS 2sulkiS
BKBPpesnoKnamahameP BKBPpesnoKnamahameP
K C B BS K C B BS
1-uruG - - V - - - V -
2-uruG - - V - - - V -
3-uruG - - - V - - - V
4-uruG - - - V - - - V
5-uruG - - V - - - - V
6-uruG - - V - - - V -
7-uruG - - V - - - V -
8-uruG - V - - - - V -
9-uruG - V - - - - V -
esatnesorPhalmuJ %0 %22
)urug2(%65
)urug5(%0 %0 %0 %65
)urug6(%44
)urug3(
52 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
Data implementasi nilai-nilai PBKB dalamsiklus 2 dibandingkan dengan siklus 1tertera pada Tabel 7 dan Gambar 4.
b. ObservasiSetelah mengadakan observasi, dihasilkandata pada Tabel 7 dan Gambar 4.
Dari hasil wawancara dan observasi padasiklus 2 tergambar dalam tabel 7 atauGambar 4 terlihat guru yang mempunyaikemampuan mengimplementasikan RPPbermuatan nilai-nilai PBKB.Data wawancara dan observasi menunjuk-kan terdapat 9 (sembilan) orang guru
2-1sulkiSisavresbOlisaHnagnidnabreP:7lebaT
nagnidabrePirogetaK
naupmameK
1sulkiS 2sulkiS
BKBPialiN-ialiNisatnemelpmI BKBPialiN-ialiNisatnemelpmI
K C B BS K C B BS
1-uruG - V - - - - V -
2-uruG - - V - - - V -
3-uruG - - V - - - - V
4-uruG - - V - - - - V
5-uruG - - V - - - - V
6-uruG - V - - - - V -
7-uruG - - V - - - - V
8-uruG - V - - - - V -
9-uruG - V - - - - V -
esatnesorPhalmuJ %0 %44
)urug4(%65
)urug5(%0 %0 %0 %65
)urug5(%44
)urug4(
0
Kurang
Gambar 4 : Tingkat Pemahaman Konsep PBKB
53Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
0
Gambar 4: Tingkat Kemampuan Mengimplementasikan PBKB
(100%) mempunyai kemampuan kategorisama lebih baik dalam mengimple-mentasikan RPP yang bermuatan nilai-nilaiPBKB dalam proses kegiatan belajarmengajar.
4. Evaluasi dan Refleksi :Setelah selesai siklus 2 maka diadakanrefleksi mengenai kelemahan ataukekurangan dari pelaksanaan tindakanpada siklus 2. Dari hasil refleksi dapatdiambil kesimpulan bahwa dalam IHT yangke-2 dengan penambahan waktu, sharing/evaluasi dokumenter dan penjelasan materisisipan berhasil meningkatkan 9 orang(100%) guru yang memiliki kemampuankategori sama lebih baik.
Pembahasan
Teknik pengumpulan data pada PTS ini yaitu,wawancara dan observasi. Data hasil wawan-cara dan observasi akan dikelompokan dandianalisis berdasarkan aspeknya untuk tiapsiklus dengan tehnik analisis diskriptif dandilihat perkembanganya tiap pertemuan, apakahsudah mencapai indikatitor yang diharapkan.Pada siklus 1 akan dianalisis kemampuan gurudalam mengimplementasikan RPP berkarakterPBKB dengan target pencapaian 50 % gurumempunyai kemampuan sama dengan lebihkategori baik, sedangkan pada siklus 2 akandianalisis kemampuan guru dalam mengimple-
mentasikan RPP berkarakterPBKB dengan targetpencapaian 80 % gurumempunyai kemampuansama dengan lebih kategoribaik.
Setelah tindakansiklus 1 dilaksanakansudah ada peningkatankemampuan guru matapelajaran dalam mengim-plementasikan RRP yangbermuatan PBKB sebagaiberikut.1 Tidak ada guru (0%)yang mempunyai kemam-puan kategori kurang, jadi
dengan IHT yang pertama guru sudahmempunyai pemahaman bahwa PBKB bisadiajarkan secara terintegrasi dalampelajaran dan sudah mencantumkannyadalam administrasi pembelajaran silabusdan RPP.
2 Terdapat 4 (empat) orang guru (44%) yangmempunyai kemampuan kategori cukup,guru sudah menampakan perubahan dalammengajar dan mengimplemtasikan RPP yangbermuatan PBKB, tetapi kegiatan belajarmengajar masih terlalu banyak didominasioleh guru.
3 Terdapat 5 (lima) orang guru (56%) yangmempunyai kemampuan kategori baik,prinsip-prisip “PAIKEM” dikembangkandengan baik dimana siswa sudah menjadisubjek dalam pembelajaran.
4 Belum ada guru (0%) yang mempunyaikemampuan sangat baik dalam mengim-plementasikan RPP yang bermuatan nilai-nilai PBKB dalam proses kegiatan belajarmengajar “.Indikator pencapaian yang telah ditetapkan
pada siklus/tahap 1 adalah 50% gurumempunyai kemampuan sama dengan lebihkategori baik, dan hasil siklus 1 ada 56% guruyang mempunyai kemampuan sama denganlebih kategori baik, maka peneliti menyim-pulkan bahwa IHT dapat meningkatkankemampuan guru dalam mengimple-mentasikan RPP bermuatan nilai-nilai PBKB diSMPK BPK PENABUR Cimahi
54 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
Untuk mendukung pernyataan di atas,peneliti melakukan tindakan siklus 2 denganmeningkatkan target pencapaian 80% , setelahdilaksanakan tindakan IHT yang ke-2 terjadipeningkatan pemahaman dan kemampuan gurumata pelajaran dalam mengimplemntasikanRPP yang bermuatan PBKB sebagai berikut.1 Pemahaman guru tentang konsep PBKB
yang harus terintegrasi dalam matapelajaran dan tercantum dalam adminis-trasi pembelajaran Silabus dan RPP terjadipeningkatan dari kategori cukup 2 orang(22%) pada siklus 1, pada siklus 2pemahaman guru sudah meningkat yaitukategori baik 6 orang (56%) dan sangat baik3 orang (44%).
2 Dengan meningkatnya pemahaman gurutentang PBKB, terjadi peningkatankemampuan guru dalam mengimplemen-tasikan RPP yang bermuatan PBKB sebagaiberikut : Siklus 1 guru dengan kategoricukup 4 orang (44%), maka di siklus 2kemampuan guru tidak ada di kategoricukup, kemampuan guru dalam kategoribaik pada siklus 1 dan 2 terdapat 5 orang(56%), tetapi ada pergeseran dari yangcukup ke baik dan dari baik ke sangat baik.Guru yang mempunyai kemampuan sangatbaik menjadi 4 orang guru (44%). Dengandemikian jumlah guru yang memilikikemampuan dalam kategori sama denganlebih baik adalah 9 orang guru (100%).
Indikator pencapaian yang telahditetapkan pada siklus/tahap 2 adalah 80%guru mempunyai kemampuan sama denganlebih kategori baik, dan hasil siklus 2 ada100% guru yang mempunyai kemampuansama dengan lebih kategori baik, makapeneliti menyimpulkan bahwa IHT dapatmeningkatkan kemampuan guru dalammengimplementasikan RPP bermuatannilai-nilai PBKB di SMPK BPK PENABURCimahi.
Kesimpulan
1. Berdasarkan analisis data dan hasiltindakan disimpulkan bahwa pelaksanaanIHT signifikan dapat meningkatkan
kemampuan guru mata pelajaran dalammengimplementasikan RPP bermuatanPBKB di SMPK BPK PENABUR Cimahi.
2. Data yang diperoleh menunjukan 9 orangguru tetap (GTY) yang dijadikan objekpenelitian dan setelah diadakan tindakanIn House Training, guru tersebut sudahmempunyai kemampuan dalam kategorisama dengan lebih baik dalam mengimple-mentasikan RPP yang bermuatan PBKB.
3. Langkah-langkah IHT yang dapatmeningkatkan kemampuan guru mengim-plementasikan nilaia-nilai PBKB di SMPKBPK PENABUR Cimahi adalah :(a) menjelaskan penyusunan RPP yang
memasukan nilai-nilai PBKB(b) penjelasan tentang konsep paikem yang
identik dengan pengimplementasiannilai-nilai PBKB.
(c) penjelasan tentang pengajaran nilai-nilai PBKB yang terintegrasi dalam matapelajaran.
(d) mendiskusikan model pembelajaranyang berkonsep paikem dan menana-mkan nilai-nilai PBKB.
(e) mengadakan micro teaching ( simulasi)mengimplementasikan nilai-nilai PBKB.
(f) melakukan refleksi terhadap kegiatan inhouse training
(g) memberikan penilaian dan sharingterhadap 2 sampel dokumen dalambentuk film pada saat guru diobservasipada siklus 1, dan
(h) memberikan contoh materi sisipan untukmembantu pengenalan nilai-nilai PBKB
Saran
1. Kepada semua Kepala sekolah disarankanmelakukan In-House Training dalammeningkatkan kemampuan guru matapelajaran dalam mengimplemntasikan RPPyang bermuatan PBKB.
2. Kepada semua guru dapat kiranya menggu-nakan konsep “PAIKEM” dalam mengim-plementasikan nilai-nilai PBKB, sehinggasiswa dengan sendirinya sudah memprak-tekannya dalam kelas (Pendidikan karakterberbasis kelas).
55Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peningkatan Kemampuan Guru Mata Pelajaran melalui In-House Training
3. Nilai-nilai PBKB akan berhasil apabilasekolah menjadikannya sebagai programberbasis budaya kelas, sekolah, kegiatansepontan dan pengkondisian, sehinggasemua steakholder pendidikan ikut terlibatsecara aktif.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. (2010). Penelitian tindakan.Yogyakarta: Aditya Media
Badan Penelitian dan Pengembangan PusatKurikulum dan Perbukuan. (2011).Panduan pelatihan pendidikan karakter
Eriston, Heldy. (2011). PTS meningkatankemampuan guru dalam membuat power-point untuk media pembelajaran melalui IHTdi SMK Teknik industri Purwakarta
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/11/pelatihan-tenaga-kerja-difinisi-tujuan_11.html
http://www.scribd.com/doc/32572123/1-PAIKEM
Kesuma, Dharma, dan Cepi Triatna, JoharPermana. (2011). Pendidikan karakter.Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas.(2010). Bahan pPelatihan: Pengembanganpendidikan budaya bangsa
Pusat Kurikulum dan Perbukuan. (2011).Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter
Subagio. Kompetensi Guru Dalam MeningkatkanMutu Pembelajaran ( http://Subagio-subagio.blogspot.com/2010
Sudarsono, FX. Konsep Dasar Penelitian TindakKelas. Makalah disajikan dalamPelatihan Penelitian Tindakan Kelas,Lembaga Penelitian IKIP Semarang, 9September 1999.
Syah, Muhibbin dan Rahayu Kariadinata.(2009). Bahan pelatihan pembelajaranPAIKEM. Bandung: PLPG UIN SunanGunung Djati
Training ( http://digilib.petra.ac.id)
56 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Model Pembelajaran untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir
Model Pembelajaran untuk MengembangkanKeterampilan Berpikir
Hilda KarliE-mail: [email protected]
Universitas Terbuka - Bandung
Opini
Abstrakalah satu tujuan Pendidikan Nasional adalah mewujudkan manusia yang berilmu, kreatif,cakap dan tanggung jawab. Melalui pendidikan di sekolah siswa mengalami prosespengalaman baik secara berpikir maupun sosial. Kegiatan berpikir dapat dilakukan olehguru melalui proses belajar mengajar dengan melibatkan pikirannya melalui model
pembelajaran. Model pembelajaran yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir sepertiberpikir induktif, penemuan konsep, induktif gambar kata, penelitian ilmiah, bantuan memori dansinektik. Memilih model pembelajaran disesuaikan dengan jenjang pendidikan, usia dan kultursosial. Guru bukan mengajarkan apa itu berpikir namun bagaimana siswa berpikir, oleh karena ituguru memerlukan media dan metode yang dapat mengembangkan keterampilan berpikir siswa.Media yang dapat dipakai seperti: Six Thinking Hats, Think Pair Share, Fish Bone, Venn Diagram,Positive Minus Interesting dan Graphic Organiser. Melalui model pembelajaran tersebut siswa dapatlebih kreatif dalam memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Kata-kata kunci: Model pembelajaran, berpikir, keterampilan berpikir
Instructional Model to Develop Thinking Skills
AbstractOne of the goals of the National Education is to create eleven, creative, smart, and responsible human beings.Through education at school, students obtain mental and social experiences. Thinking activities can be doneby teachers through the learning process by engaging his mind through learning models. Learning modelscan develop thinking skills such as inductive thinking, concepts of the invention, said image inductive,scientific research, aid memory and sinektik. Learning model is choosen based on education level age, andsocial culture. Teachers are not taught what to think but how students think, therefore , the teachers need themedia and methods to develop students “thinking skills”. Media that can be used are such as Six ThinkingHats, Think Pair Share, Fish Bone, Venn Diagram, Positive Minus Interesting dan Grafik Organiser. Throughthe instructional model, the students can solve everyday life problems more creatively.
Keyword: Instructional model, thinking, thinking skill
S
57Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Model Pembelajaran untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir
Pendahuluan
Perubahan kurikulum lama menjadi Kurikulum2004 Berbasis Kompetensi (KBK) yangdiperbaharui dengan Kurikulum 2006 (KTSP)yang sudah berjalan 4 tahun dan semestinyadilaksanakan secara utuh pada setiap sekolah.Namun kenyataannya dalam pelaksanaan dikelas masih kurang memperhatikan ketercapa-ian kompetensi. Hal ini tampak pada rencanapembelajaran yang disusun oleh guru serta caraguru mengajar di kelas. Pembelajaran di kelasmasih cenderung dominan dengan mengguna-kan ceramah-ekspositori dan guru yang aktifberperan sementara siswa pasif dengan duduk ,mencatat, dan menghafal. Siswa sudah merasasenang dengan kondisi menerima tetapi tidakbiasa memberi. Kebiasaan ini sudah melekat danmendarah daging yang sukar diubah. Siswabangga dengan nilai yang diperoleh karenadapat mengerjakan soal ulangan namunbeberapa hari kemudian materi yang dipelajaritersebut sudah lupa.
Proses pembelajaran di kelas sudah tidakdihiraukan lagi seperti bagaimana gurumenyampaikan materi, mengurutkan materi,memotivasi siswa, dan menyusun evaluasi yangbaik. Intinya guru memakai sudut pandang yangberkiblat pada siswa yang salah kaprah sepertibagaimana siswa menyerap bahan pelajaranatau bagaimana siswa memahami dan mengu-asai materi dengan memperoleh nilai yang baik.
Padahal, tuntutan KBK maupun KTSPpembelajaran yang berpusat pada siswa (learnercentered) artinya siswa yang aktif membangunpengetahuannya sendiri melalui fasilitator guru.Dalam UU RI no 20 tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional, pada Bab 2 pasal 3,mengemukakan bahwa pendidikan nasionalberfungsi untuk mengembangkan kemampuandan membentuk watak serta peradaban bangsayang bermartabat dalam rangka mencerdaskankehidupan bangsa, bertujuan untuk berkem-bangnya potensi siswa agar menjadi manusiayang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri, dan menjadi warga negara yangdemokratis serta bertanggung jawab.
John Dewey seorang pakar pendidikan danseorang filosof merumuskan pendidikan secarapragmatis adalah “Education to promote growth”yang artinya perlu mengembangkan kemampu-an bertindak secara cerdas dan ilmiah dalammemecahkan masalah kehidupan (Dewey: 2004:15). Sementara Whitehead dalam Eddy Yusnadar(24: 41) bahwa “Culture is activity to thought andreceptiveness to beauty and humane feeling”. Tujuanpendidikan ialah pengembangan intelektualyang berarti pengembangan diri sendiri untukdapat memecahkan permasalahan yang timbuldalam hidupnya di masyarakat global ini. Raths(1986: 1) mengungkapkan dalam “we want ourstudents to be able to think for themselves, to be self-directing, considerate, and thoughtful. Hal inisejalan dengan UU RI No 20 Tahun 2003 bahwaberpikir adalah salah satu cara untuk belajardimana siswa dapat memecahkan masalah yangada di lingkungannya. Untuk dapat hidupbermasyarakat, perlu dikembangkan ranahafeksi dan ranah psikomotor.
Guru sibuk untuk mengajar dengan caramenstransfer ilmu di kelas agar intelektual siswabertambah namun karena siswa jenuh danbosan sehingga menjadi sia-sia. Kecerdasantidak bertambah karena siswa tidak pernahdiajak ke arah proses berpikir, sehingga sulitdibayangkan masa depan mereka ditengah-tengah masyarakat global.
Memperhatikan masalah di atas nyatalahbetapa pentingnya pendidikan yangberlandaskan logika, iman, dan akhlak yangseimbang. Proses pembelajaran yang bagaimanayang dapat mengajak siswa untuk berpikir?Model pembelajaran seperti apa yangmengembangkan potensi siswa untuk berpikir?
Kajian Pustaka
Model PembelajaranPembelajaran adalah proses interaksi siswadengan guru dan sumber belajar pada suatulingkungan belajar sehingga siswa mengalamiperubahan perilaku sebagai akibat daripengalaman belajar. Siswa tidak belajar padabatasan tatap muka di kelas saja tetapi lebih luaslagi seperti belajar menggunakan bahan cetak,
58 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Model Pembelajaran untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir
program televisi, audio, dll. Peranan guru sebagaiteman, motivator, fasilitator, dan penuntun.Secara aktif siswa terlibat baik berpikir maupunbertindak dalam sebuah pengalaman yangdapat memberi makna bagi hidupnya dimasyarakat.
Pembelajaran merupakan kegiatan gabung-an unsur-unsur yang berkaitan dengan mediapembelajaran, psikologi pembelajaran danpendekatan/model pembelajaran yang digu-nakan. Keberhasilan pembelajaran itu tergan-tung dari tiga (3) aspek tersebut. Di sinilahperanan guru sangat diperlukan dan konsepmenstranfer ilmu tidak lagi berlaku namun lebihmengajak siswa mengarah pada proses berpikir.Hal ini akan menyebabkan siswa menjadi kreatifdan kritis dalam menghadapi berbagai masalahdi masyarakat.
Model pembelajaran adalah sebuahkerangka berpikir untuk mengarahkan seorangguru untuk merancang, melaksanakan, danmembimbing sehingga terjadi interaksi belajarmengajar yang lebih terarah. Menurut Joyce, etal , (2009), model pembelajaran memiliki limakarakteristik yaitu: sintaks, sistem sosial, prinsipreaksi, sistem pendukung dan dampakinstruksional dan pengiring. Sintaks mencakuptahapan mengajar suatu model; sistem sosialmencakup situasi dan norma yang berlaku;prinsip reaksi menggambarkan pola kegiatanbagaimana seharusnya seorang guru memberirespon pada siswa; sistem pendukung meliputimedia yang digunakan dalam berinteraksidengan siswa di kelas; dampak instruksionalmenselaraskan antara hasil belajar dan tujuanpembelajaran yang hendak dicapai; dampakpengiring adalah hasil belajar lainnya yangdicapai dari hasil kegiatan belajar mengajar.
Seorang guru sebaiknya menggunakantahapan dalam mengajar dan memperhatikansistem sosial dan sistem pendukung yangdiperlukan saat mengajar. Dalam hal ini, arenakelas merupakan sistem sosial yang tidak hanyamemperhatikan dampak instruksional tetapijuga dampak pengiring.
BerpikirBerpikir menurut Costa (1988: 43) dan Rajendran(2010:18), adalah suatu proses kognitif, suatuaktivitas mental untuk memperoleh pengeta-
huan. Dalam proses itu terjadi kegiatanpenggabungan antara persepsi dan unsur-unsuryang ada dalam pikiran serta kegiatan mani-pulasi mental karena adanya rangsangan dariluar yang membentuk suatu pemikiran danpenalaran.
Dalam berpikir siswa dituntut mengguna-kan data, prinsip, dan logika untuk menentukansebab akibat dan menarik kesimpulan. Siswadituntut untuk menggunakan strategi kognitiftertentu yang tepat untuk menguji kehandalangagasan pemecahan masalah (Dahar, 1998: 45).Berpikir dapat terjadi karena ada sebuahmasalah yang harus dipecahkan, oleh karenaberpikir itu selalu berubah sejalan informasiyang sudah diterima siswa.
Proses berpikir berkaitan dengan tingkahlaku dan memerlukan keterlibatan aktif pemikir-nya. Produk-produk berpikir seperti pikiran,pengetahuan, alasan, serta proses yang lebihtinggi seperti penilaian dapat juga dihasilkan.Kaitan kompleks dikembangkan melalui berpikirketika digunakan sebgai bukti dari waktu kewaktu. Kaitan-kaitan ini dapat dihubungkanpada struktur yang terorganisasi dan diekspresi-kan oleh pemikir dalam beragam cara. Jadi berpi-kir adalah suatu upaya kompleks dan reflektifyang disertai dengan pengalaman kreatif.
Pembelajaran adalah proses berpikir,artinya pengetahuan bukan datang dari luarakan tetapi dibentuk oleh individu itu sendiridalam struktur kognitifnya. Menurut Costa(1988:56) dalam proses pembelajarandikatagorikan menjadi tiga jenis yaitu teachingof thinking, teaching for thinking dan teaching aboutthinking. Teaching of thinking lebih menekankanpada proses berpikirnya sedangkan teaching forthinking menekankan pada bagaimana prosesberpikir itu muncul saat belajar sedangkanteaching about thinking menekankan pada carametode mengajar apa yang dapat memotivasiuntuk berpikir.
Keterampilan BerpikirMenururt Nicherson dalam Costa (1988:44) danRajendra (2010: 19 jenjang keterampilan berpikirdikemukakan oleh Taksonomi Bloom untukdomain kognitif seperti tertera pada Tabel 1.
Proses berpikir dihubungkan dengan polaperilaku yang lain dan memerlukan keterlibatan
59Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Model Pembelajaran untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir
aktif pemikir. Proses berpikir ini bertahap daripola berpikir tingkat paling rendah hingga polaberpikir tingkat tinggi. Keterampilan berpikirdikelompokkan menjadi berpikir dasar danberpikir kompleks (Presseisen dalam Costa,1985:44). Proses berpikir dasar merupakangambaran dari proses berpikir rasional yangmengandung sekumpulan proses mental dariyang sederhana menuju yang kompleks. (Costa,1998:45 ). Ada 10 aktivitas berpikir yang terdapatdalam proses berpikir dasar yaitu adalahsebagai berikut.a. Menghafal: pengetahuan yang mengguna-
kan nalar/pikiran.b. Membayangkan: menciptakan hasil karya
dapat berupa tulisan, gambar dari hasilimajinasi.
c. Mengelompokkan: mengolong-golongkanobjek berdasarkan kriteria tertentu.
moolBimonoskaTniamoDnagnedrikipreBnalipmareteKnatiaK:1lebaT
rikiprebnalipmareteKgnajneJ )6591(moolBfitingoKniamoD
----
-
-
-
-
--
rikipreBrasaDnalipmareteKhadnerrikiprebnakanuggneM
niturtafisreBamiretidgnayisamrofnilafahagneM
nakparenem,pesnoknakturugneMsumur
,nakgnidnabmem,nakispirksedneM-parenem,nakgnubugnem,mukgnarem
nakhacememhotnocirebmem,nakhalasam
iggniTtakgniTrikifreBnalipmareteKgnayrikifrebnaupmameknakanuggneM
iggnithibeluata,sisilanagnem,isaterpretnigneM
isamrofniisalupinamemuataedi,isamrofnignatnetkitirkgneM
.tapadnepnalupmisektaubmeM
-emepnakujagnem,naarikreptaubmeMtaubmem,atpicnem,halasamnahac,tapadnepnakpakgnugnem,nahilip
naklisahgnemnadnasutupektaubmem.urabgnayutausess
.1
.2
.3
.4
.5
.6
P nauhategneirajalepidgnayapatagnigneM
imahameMamiretidgnayisamrofniitregneM
isakilpAamiretidgnayisamrofninakpareneM
umliuatakudorpkutnebmaladnauhategnep
sisilanAliatedaracesisamrofninakiarugneM
sisetniSisamrofni-isamrofninakgnubaggneM
haubesidajnemamiretidgnaynalupmisek
isaulavEasilanalisahiradnasutupektaubmeM
nakutnetidgnaynairetirknad
d. Menggeneralisasikan: mencari suatu polayang teratur dari beberapa objek yangdiamati.
e. Membandingkan: mencari persamaan danperbedaan dari objek-objek yang adaberdasarkan kriteria yang ada.
f. Mengevaluasi: menuliskan sesuatu denganmengemukakan alasan yang relevan.
g. Menganalisis: mencari suatu polaketeraturan melalui cara mengklasifika-sikan, membandingkan atau menggene-ralisasikan.
h. Mensintesis: melalui aspek mengklasifikasi,menggeneralisasikan, membandingkan,dan mengevaluasi untuk mencari suatupola keteraturan yang baru.
i. Mendeduksi: menghubungkan antarakonsep-konsep dan fakta-fakta yang terjadiuntuk dicarikan suatu pemecahannya.
60 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Model Pembelajaran untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir
j. Menyimpulkan: keterpaduan kegiatanberpikir dasar secara keseluruhan.Proses berpikir dasar adalah menemukan
hubungan, menghubungkan sebab akibat,mentransformasikan, mengklasifikasi, danmemberi kualifikasi. Sedangkan proses berpikirkompleks yang dikenal sebagai proses berpikirtingkat tinggi. Dikategorikan dalam 4 kelompokyaitu pemecahan masalah, pembuatankeputusan, berpikir kritis, dan berpikir kreatif(Costa, 1985:45).a. Pemecahan masalah menggunakan dasar
proses berpikir tinggi untuk memecahkankesulitan yang diketahui atau yangdidefinisikan, mengumpulkan fakta tentangkesulitan tersebut dan menentukaninformasi tambahan yang diperlukan,menyimpulkan atau mengusulkan alternatifpemecahan dan mengujinya untukkelayakan secara potensial mereduksimenjadi taraf penjelasan yang lebihsederhana dengan menghilangkanpertentangan serta melengkapi pengujianpemecahan masalah untuk menggenerali-sasikan.
b. Pengambilan keputusan menggunakandasar proses berpikir untuk memilih responyang terbaik di antara beberapa pilihan,mengumpulkan informasi yang diperlukandalam lingkup topik, membandingkankeuntungan dan kerugian dari alternatif-alternatif pendekatan, menentukaninformasi tambahan yang diperlukan,menentukan respon yang paling efektif dandapat mempertimbangkannya.
c. Berpikir kreatif menggunakan dasar prosesberpikir untuk mengembangkan ataumenentukan ide atau hasil yang asli, estesisdan konstruktif yang berhubungan denganpandangan dan konsep dan menekankanpada aspek berpikir intuitif dan rasionalkhususnya dalam menggunakan informasidan bahan untuk memunculkan ataumenjelaskannya dengan prespektif aslipemikir.
d. Berpikir kritis menggunakan dasar prosesberpikir untuk menganalisis argumen danmemunculkan wawasan terhadap tiap-tiapmakna dan interpretasi, untuk mengem-bangkan pola penalaran yang kohesif dan
logis, memahami asumsi bias yangmendasari tiap-tiap posisi, memberikanmodel presentasi yang dapat dipercaya,ringkas dan menyakinkan.
Pembahasan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencanauntuk mewujudkan suasana belajar dan prosespembelajaran agar siswa secara aktifmengembangkan potensi dirinya untuk memilikikekuatan spirituil agama, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, sertaketerampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa, dan negara (OemarHamalik dalam Eddy Yusnandar, 2004: 42).Untuk mewujudkan pendidikan seutuhnyamaka proses mendidik dan membelajarkan perludilakukan di dalam proses kegiatan belajar daribayi hingga sampai akhir hayat. Artinyapendidikan informal, formal dan non formalakan sangat mempengaruhi pola pikir danperilaku anak.
Lingkungan keluarga adalah prosespembelajaran pertama yang diperoleh anakdalam kehidupannya sehingga keluargamemiliki peranan penting. Bagaimana peranorang tua mendidik anaknya akan membentuksuatu kompetensi dasar bagi anak itu untukdibawa ke lingkungan sekolah dan masyarakat.Seperti yang tertuang dalam empat pilarpendidikan UNESCO bahwa manusia akanbelajar sepanjang hayat oleh karena itu belajartidak hanya berorientasi pada produk tetapiproses belajar (learning to think) . Belajar itu tidaksekedar mendengar dan melihat teapi lebihmengarah pada berbuat (learning by experiences).Manusia hidup bermasyarakat mulai darikehidupan dalam keluarga, sekolah selanjutnyalingkungan oleh karena itu harus membentukjati menjaga dirinya (learning to be) dan bekerjasama dengan orang lain (learning to live together).Pendidikan adalah sepanjang hayat bukan sajapada masa anak-anak atau masa dewasa yangkuliah karena ijazah yang diperlukan dalamdunia kerja namun lebih mendalam lagi untukmemperbaiki kualitas hidup yang semakinkompetetif di zaman IT ini. Mempersiapkangenarasi muda tentu berbeda dengan abad
61Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Model Pembelajaran untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir
sebelumnya karena perbedaan kondisi dunia.Pendidikan tidak hanya dilakukan formal sajatetapi non formal dan informal. Oleh karena itudalam pembelajaran di kelas guru harus jeli dankreatif dalam memilih model, metode, dan mediapembelajaran yang dapat mengembang-kanketerampilan berpikir dan berbuat.
Untuk memancing siswa berpikir makadapat disusun pembelajaran bagaimana siswamemecahkan permasalahan. Belajar Berdasar-kan Masalah atau Problem Based Learning (PBL)adalah suatu proses pembelajaran yang diawalidari masalah-masalah yang ditemukan dalamsuatu lingkungan pekerjaan. PBL adalahlingkungan belajar yang di dalamnyamenggunakan masalah sebagai sumber belajar.Sebelum siswa mempelajari suatu hal, merekadiharuskan mengidentifikasi suatu masalah,baik yang dihadapi secara nyata maupun telaahkasus. Masalah diajukan sedemikian rupasehingga para siswa menemukan kebutuhanbelajar yang diperlukan agar mereka dapatmemecahkan masalah tersebut. Metode PBLmerupakan bagian dalam pembelajarankontekstual dan guru memberikan suatupermasalahan untuk dipecahkan oleh siswa.Atau dengan kata lain, pembelajaran berbasispada masalah harus relevan dengan materi yangdipelajari. Guru menjelaskan tujuan logistikyang dibutuhkan, memotivasi siswa terlibat aktifpemecahan masalah yang dipilih, membantusiswa mendefinisikan dan mengorganisasikantugas belajar yang berhubungan dengan masalahtersebut. Setelah itu guru mendorong siswauntuk mengumpulkan informasi yang sesuai,melaksanakan eksperimen untuk mendapatkanpenjelasan dan pemecahan masalah. Membantusiswa dalam merencanakan dan menyiapkankarya yang sesuai seperti laporan, model danberbagi tugas dengan teman. Kegiatanselanjutnya mengevaluasi hasil belajar tentangmateri yang telah dipelajari /meminta kelompokpresentasi hasil kerja. (http://www.lrckese-hatan.net/cdroms_htm/pbl/pbl.htm)
Guru mengkondisikan dan memotivasisiswa untuk belajar berpikir melalui berbagaimata pelajaran. Menurut Costa (1988:20-21) gurubukan mengajarkan berpikir pada siswa (teachingof thinking) tetapi melalui pembelajaran siswadiajak untuk berpikir (teaching for thinking). Guru
memberikan kesempatan yang lebih banyakkepada siswa untuk berpikir melalui berbagaikegiatan yang direncanakan.
Saat guru membantu siswa memperolehinformasi, gagasan, terampil, nilai, cara berpikirdan tujuan mengekspresikan diri mereka sendirikondisi tersebut sebenarnya sudah membelajar-kan siswa untuk belajar. Cara guru menuangkandalam kegiatan belajar mengajar disebut modelpembelajaran menurut Joyce (2009:29). Adaempat model pembelajaran secara umum yaitu:kelompok model memproses informasi,kelompok model sosial, kelompok modelpersonal dan kelompok model sistem perilaku.Artinya, dalam membelajarkan siswa tidakhanya proses bagaimana informasi itu diterimamelainkan faktor perilaku dan sosial sangatpenting untuk menajdikan manusia seutuhnya.Contoh kegiatan proses informasi denganpenyelidikan lebih dulu (berpikir induktif) barudiperkenalkan sebuah konsep baru pada siswa.Kegiatan kerja kelompok melalui bertukarpikiran dan diskusi selain membelajarkanbagaimana proses informasi diterima siswamelalui pasangan (“pair”) tetapi bagaimanabersosialiasi dengan teman untuk bekal nantibisa bermasyarakat.
Tulisan ini membahas model pembelajaranuntuk memproses informasi karena berkaitandengan mengajak siswa untuk berpikir. Modelini menekankan cara–cara untuk meningkatkandorongan alamiah manusia untuk membentukmakna tentang dunia dengan memperoleh danmengolah data, merasakan masalah danmenghasilkan solusi, mengembangkan konsepdan bahasa untuk menstransfer solusi/datatersebut. Ada beberapa model dapat dilihat padaTabel 2.
Beberapa hambatan berpikir dapat terjadisaat proses kegiatan belajar mengajar seperti:kurangnya motivasi, kurang ketekunan, seringmenunda, takut gagal, tergantung oleh oranglain, khawatir ide yang disampaikan dikritikoleh orang lain, malu jika idenya tidak sebaikorang lain diungkapkan (Rajendran , 2010: 31).
Pembelajaran di Kelas RendahYang dimaksud dengan pembelajaran di kelasrendah adalah pembelajaran untuk jenjang TKhingga kelas 3 SD. Implementasi model
62 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Model Pembelajaran untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir
rikipreBnarajalebmePledoM:2lebaT
ledom-ledoM gnabmegneP naitregneP
fitkudnirikipreB abaTadliH halognemnadiracnemawsisnakrajalebmeMgnaysisetopihijugnemnadtaubmem,isamrofni
atadratnanagnubuhnakrabmaggnem
pesnoknaumeneP renurBemoreJ nakijaynemnagnedpesnoknakrajalebmeMhaubesiradanacneretnadnususretgnayisamrofni
kipot
-rabmagfitkudnIatak
nuohlaCyiliM furuhkelemaynahkaditawsisnakrajalebmeMragnednemtapadagujipatet)acabmemnadsilunem(
nakgnabmekidgnayatakasoknakpacugnemnad
haimlinaitileneP bawhcShpesoJ utnabidnadhaimlisesorpmaladekawabidawsiSatres,atadsisilanagnemnadnaklupmugnem
utnabidagujiroetnadsisetopihaskirememnauhategnepiskurtsnoknaujutnakiskelferem
kinomeneM)iromemnautnab(
leahciMyelsserP
isamrofninakisalimisagnemnadlafahgnemigetartSgnaypesnokiasaugnemawsisutnabmemaggnihes
.irajalepidkutnukiranem
kitkeniS maiiliWnodroG
iagabrebnaksilunemnadhalasamnakhacemeMmaladurabfitkepsrephelorepmematressatifitka
awsiS.narajalepatamiagabrebiradkipottaubmemasar,fitaerkrikifreb,fitarobalokajrektapad
awsisaratnaidnatabahasrep
rezinagroecnavdA lebusuAdivaD nialaidemnadacabmem,hamareciulalemrajaleBnarajalepatamaumeskutnu
pembelajaran yang mengembangkan keteram-pilan berpikir di kelas dapat diaplikasikan dalamberbagai kegiatan seperti: kegiatan “bermainsambil belajar” (learning by playing). Bermainmenurut Yacub (2000: 11) adalah kegiatan secaraalamiah pada anak tanpa dipaksa oleh apa dansiapa serta dapat menimbulkan rasa senangtanpa mengharap kan apa-apa. Kegiatanbermain dapat membantu siswa untukmemahami dan mengungkap dunia melaluiberpikir dan perasaan. Kegiatan bermaindikelompokkan menjadi dua kategori yaitubermain aktif dan bermain pasif.
Bermain aktif adalah kegiatan yangmemberi kesenangan dan kepuasan melaluiberbagai aktifikan yang dilakukan baik secaraindividual maupun kelompok. Yang termasukdalam bermain aktif adalah bermain bebas dan
spontan, konstruktif, hayal atau peran,mengumpulkan benda-benda (mengoleksi),melakukan penjelajahan (eksplorasi), permai-nan olah raga, musik dan melamun.
Bermain pasif adalah kegiatan tanpadisertai kegiatan aktif dari dirinya. Misalnyamenonton film atau mengamati anak melakukansesuatu. Bermain pasif hampir tidak adadampaknya terhadap perkembangan fisikmotorik siswa, namun bermain pasif dapatmengembangkan sumber pengetahuan daninspirasi, menambah perbendaharaan kata danpemahaman sehingga mampu berkomunikasi,mempengaruhi perkembangan watak atauperkembangan pribadi anak, mengatasi masalahgejolak emosi, dan dapat memanfaatkan sesuatudalam membuat hasil karya baru. Berbagaikegiatan bermain pasif antara lain membaca,
63Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Model Pembelajaran untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir
menonton film, aktifitas nyata, mendengarberbagai hiburan melalui radio, CD dalambentuk musik atau drama.
Proses bermain sambil belajar dikelas tentumenggunakan alat permainan. Alat permainandapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu:alat permainan sederhana yang diperoleh darialam (contoh batu, biji, buah, tanah liat, dll), alatpermainan yang dibuat secara manual (contohmobil-mobilan dari kayu, papan congklak, alat-alat masak), alat permainan yang dibuat daripabrik (contoh mobil-mobilan remote, bonekayang bisa bicara, games).
Menurut Sujiono (2009:140-145) tedapatberbagai model pembelajaran yang dapat diplihsesuai dengan kondisi dan situasi yang berbedaseperti: (a) model kelas berpusat pada anak yaitu:menggunakan konsep sentra sesuai dengankebutuhan dan minat siswa; model keterampilanhidup yaitu membelajarkan siswa pada dimensikehidupan setuhnya dengan mengahadapkanpada kehidupan nyata; (b) model BBCT (BeyondCenter and Circle Time ) yaitu kegiatan siswaberpusat pada sentra main sebagai pusat minatanak serta dilengkapi standar proseduraloperasional (SOP) yang baku ; (c) model bermainkreatif berbasis kecerdasan majemukyaitu;menggabungkan konsep pembelajatranterpadu, sentra dan pindah kelas (moving class);(d) model pembelajaran holistik yaitu:menggabungkan beberapa konsep dengandikaitkan dalam sebuah tema yang menjadiminat siswa .
Pembelajaran di Kelas TinggiYang dimaksud dengan pembelajaran di kelastinggi yaitu pembelajaran untuk jenjang kelas 4SD hingga jenjang SMA bahkan perguruantinggi. Implementasi model pembelajaran yangmemahirkan berpikir di kelas dapat diaplikasi-kan dalam berbagai kegiatan seperti:” belajarsambil bekerja” (Learning by doing). John Dewey(2004: 22) mengungkapkan bahwa semuapengalaman adalah jejak menuju ke arahpancaran dunia yang belum dikunjungi. Artinya,perlu pengalaman untuk dapat mengetahui danmengerti sesuatu. “Bekerja” artinya adanyakegiatan berpikir dan bertindak dalam mencarisolusi dari permasalahan yang ditemui.
Rajendra (2000: 69-75) mengemukanberbagai macam kegiatan yang dapat dilakukanuntuk memahirkan keterampilan berpikir dikelas seperti: belajar melalui kerja kelompok,belajar menggunakan tema yang menarik minatsiswa, cognitive coaching (melatih berpikir),membelajarkan berpikir induktif, membelajarkanberpikir deduktif, melatih penyelidikan.
Belajar melalui kerja kelompok adalahpembelajaran “peer teaching” siswa secarakelompok terlibat menyelesaikan sebuahmasalah. Hal positif yang diambil dari sistempembelajaran ini adalah siswa dapat belajardari teman sehingga terjadi interaksi koperatif ,persaingan, membangun percaya diri, terampilmenganalisis dan membuat keputusan.
Belajar menggunakan tema yang menarikminat siswa adalah sebuah pembelajaran yangmelibatkan beberapa mata pelajaran sepertibahasa, matematika, IPA, IPS dan lain-lain yangdikaitkan dengan sebuah tema yang sesuaidengan minat anak sehingga terjadi pembelajar-an yang bermakna. Hal yang perlu diperhatikanantara lain pemilihan tema, mendesain keterpa-duan materi pelajaran, mendesain pembelajarandi kelas dan meningkatkan keberanian siswauntuk menunjukkan hasil karyanya.
Cognitive coaching (melatih berpikir) adalahsebuah kegiatan yang melibatkan siswa untukberpikir baik sebelum, saat proses maupunsesudah pembelajaran. Hal positif yang dapatdiambil dari pembelajaran ini adalah siswaterampil memecahkan masalah dan akan timbulrasa kebanggaan dan kepuasan.
Membelajarkan berpikir induktif adalahsiswa diajak untuk berpikir dari hal-hal yangditemui dalam kehidupannya baik itu objek,kejadian ataupun fenomena. Dari sini gurudapat meminta siswa menganalisis danmengeneralisasi konsep sehingga menjadisebuah kesimpulan. Tahap kegiatan yang dapatdilakukan antara lain: guru merencanakan,menunjukkan, menganalisis, membuatkesimpulan dan penutup.
Membelajarkan berpikir deduktif adalahpembelajaran yang digunakan jika guru sulituntuk mengilustrasikan materi karena terlalukonsep melalui penemuan. Umumnya gurumemegang peranan penting dalam penyediaan
64 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Model Pembelajaran untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir
informasi baru. Guru akan menghubungkanpembelajaran baru dengan pembelajaransebelumnya. Tahap kegiatan yang dapatdilakukan antara lain: guru memperkenalkanrumus atau konsep, menjelaskan selanjutnyamengklarifikasi.
Melatih penyelidikan adalah gurumengajak siswa berperan sebagai penelitidimana siswa harus dapat menjawab permasa-lahan yang ditemuainya melalui hipotesa,perkiraan, mengumpulkan data, menganalisadan membuat kesimpulan.
Menurut Rustaman (2009: 8.1-8.5) modelpembelajaran yang dapat diterapkan sebagaiimplementasi kegiatan di kelas untukmembangun pengetahuaannya sendiri danmemperoleh banyak pengetahuan di luarsekolah. Oleh karena itu setiap siswa akanmembawa konsepsi awal yang diperoleh selama
berinteraksi dengan kegiatan lingkungan saatproses belajar mengajar. Tiga hal yang perludiperhatikan dalam mengubah konsepsi siswayaitu peran aktif siswa dalam mengkonstruksipengetahuan secara bermakna, pentingnnyamembuat kaitan antar gagasan oleh siswa dalammengkonstruksi pengetahuan serta mengkait-kan gagasan siswa dengan informasi baru dikelas.
Tabel 3 menunjukkan lima modelpembelajaran yang dilandasi konstruktivismeyang masing-masing memiliki kekhasannya
sendiri tetapi semuanya mengembangkankemampuan struktur kognitif untuk membang-un pengetahuannya sendiri melaluli berpikir.Setiap model memiliki fase-fase dengan istilahyang berbeda namun pada dasarnya memilikitujuan yang sama yaitu menggali gagasan siswa,memberikan klarifikasi dan perluasan terhadapgagasan serta merefleksikannya secara eksplisit.
Menurut Gerlach (1980: 241-246), mediabelajar yang dapat mendukung prosespembelajaran di atas antara lain: gambar, taperecording, gambar bergerak, televisi, benda nyata,benda buatan atau artifisial, program komputer.Contoh media yang dapat digunakan untukmemahirkan keterampilan berpikir adalah SixThinking Hats, Think Pair Share, Fish Bone, VennDiagram, Positive Minus Interesting dan GraphicOrganiser (Rajendran, 2010: 160-169).
Six Thinking Hats adalah topi berwarnauntuk membedakan tipe berpikir seperti warnatopi putih untuk mengidentifikasi kenyataan,topi hitam untuk mengevaluasi hal-hal negatif,topi kuning untuk menfokuskan hal-hal positif,topi merah untuk melihat topik dari segi estetikadan emosional. Topi hijau membutuhkankreatifitas dan berpikir tingkat lanjut tentangtopik yang dibahas, terakhir topi birumerefleksikan dan mengambil kesimpulan.
Think Pair Share yaitu pembelajaran melaluikerja kelompok untuk memecahkan masalah
narajalebmePledoMesaF-esaF:3lebaT
ledoMnarajalebmePesaf-esaF
I II III VI IV
rajalebsulkiS isarolpxE nalanegnePpesnok
nalanegnePpesnok
- -
narajalebmePfitareneG
napaisreP sukoF nagnatnaT isakilpA -
narajalebmePfitkaretnI
napaisreP isarolpkE naaynatrePawsiS
iskelfeR -
silC isatneirO isasirutkurtseR isatisilE isakilpA iskelfeR
narajalebmePfitarepooK
isatneirO isasirutkurtseR isatisilE isakilpA iskelfeR
65Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Model Pembelajaran untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir
dalam bentuk pertanyaan, ide, atau isu dengancara diskusi. Fish Bone adalah salah satu carauntuk mengorganisasi informasi atau ide gunamemecahkan masalah. Hal positif dan negatifdapat dituangkan dengan bantuan gambartulang ikan. Diagram Venn untuk mendeskrip-sikan dan membandingkan beberapakarakteristik seperti kejadian alam, manusia ataumahluk hidup, ide atau gagasan. Positive MinusInteresting (PMI) adalah sebuah cara mengajaksiswa untuk berpikir dari sisi alasan,pandangan, pengambilan keputusan tentangsuatu topik melalui kegiatan kerja kelompok atauindividu. Graphic Organizers adalah cara siswauntuk menuliskan topik atau ide secara runtundengan menggunakan tabel. Guru diharapkandapat memilih media yang tepat dan dapatmengembangkan media pembelajaran sesuaidengan kondisi sekolahnya.
Kesimpulan
Pendidikan adalah suatu usaha sadardan terencana untuk mewujudkansuasana belajar dan prosespembelajaran agar siswa secara aktifmengembangkan keterampilan berpikir. Kegiat-an berpikir adalah kegiatan manipulasi mentalsiswa untuk memperoleh pengetahuan. Salahsatu wujud usaha sadar guru untuk mengem-bangkan keterampilan berpikir denganmenggunakan berbagai model pembelajaran.Dalam mengembangkan model pembelajaranperlu disadari bukan saja segi intelektual sajamelainkan iman dan tindakan sebagai dampakpengiring dari dampak instruksional yangterjadi, untuk menjadikan manusia yangseutuhnya.
Guru mengkondisikan dan memotivasisiswa untuk belajar berpikir melalui berbagaimata pelajaran artinya guru bukan mengajarkanberpikir pada siswa (teaching of thinking) tetapimelalui pembelajaran siswa diajak untukberpikir (teaching for thinking). Guru memberikankesempatan yang lebih banyak kepada siswauntuk berpikir melalui berbagai kegiatan yangdirencanakan.
Banyak model pembelajaran namun dalammemilih model tersebut perlu diperhatikanjenjang pendidikan, usia, pengalaman serta
kultur sosial siswa. Model pembelajaran yangdapat diterapkan di jenjang kelas rendah seperti:(a) model kelas berpusat pada anak; (b) modelketerampilan hidup; (c) model BBCT (BeyondCenter and Circle Time ); (d) model bermain kreatifberbasis kecerdasan majemuk; (d) modelpembelajaran holistik. Model pembelajaran yangdapat diterapkan di kelas tinggi seperti: belajarmelalui kerja kelompok, belajar menggunakantema yang menarik minat siswa, cognitivecoaching (melatih berpikir), membelajarkanberpikir induktif, membelajarkan berpikirdeduktif, melatih penyelidikan. Dalammelaksanakan proses pembelajaran gurumemerlukan media yang dapat membantumengembangkan keterampilan berpikir siswaseperti: Six Thinking Hats, Think Pair Share, FishBone, Venn Diagram, Positive Minus Interesting danGraphic Organiser.
Melalui berbagai model pembelajaranberpikir diharapkan siswa tidak menghafal sajauntuk ulangan namun mengarahkan padaproses pengalaman bagaimana siswa hidupdalam masyarakat. Siswa harus kreatif, cakap,berilmu, mandiri dan tanggungjawab. Siswadapat memecahkan permasalahan yangditemuinya dalam kehidupannya dengancermat dan tanggungjawab. Seperti yangtertuang dalam UU RI No 20 Tahun 2003mewujudkan manusia yang berakhlak, berilmudan beradab.
Saran
Jika keadaan memungkinkan, guru hendaknyamencoba model pembelajaran yang mengem-bangkan keterampilan berpikir yang sudah ada.Guru hendaknya tidak mudah putus asa danseharusnya lebih termotivasi, apalagi dalamproses sertifikasi guru dapat melakukanpenelitian tindakan kelas yang selanjutnyadisusun menjadi sebuh laporan yang dapatdisebarluaskan pada guru lain melalui acaraseminar atau pelatihan guru.
Dalam memilih model pembelajarantersebut hendaknya guru cermat dengan dampakinstruksional dan dampak pengiring yang akanterjadi. Oleh karena itu sebaiknya dikaji terlebihdahulu pengalaman siswa, status sosial siswa,keterampilan berpikir apa yang harus
66 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Model Pembelajaran untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir
dikembangkan sesuai usia dan pengalamansiswa, serta analisis konsepnya. Hal inimembantu guru dengan cara kolaborasi denganguru lain sehingga bisa saling berdiskusi.
Daftar Pustaka
Costa.L, Arthur. (1988).Developing minds.Virginia: ASCD
Dahar, Ratna. (1996). Teori-teori belajar. Jakarta:Erlangga.
Dewey, John. ( 2004). Experience and education.Jakarta: Teraju
Depdiknas. (2006). Standar pendidikan nasional.Jakarta: Puskur
Djaali. (2008). Psikologi pendidikan. Jakarta: BumiAksara
Gerlach, Vernon. (1980) Teaching and media. USA:Prentice Hall
Hill, Winfred. (2009). Theory of learning. Bandung:Nusa Media
Himpunan Peraturan Perundang-undangan.(2009). Undang-undang sisdiknas.Bandung: Fukus media
Hergenhahn, B.R. (2010). Theories of learning.Jakarta: Kencana Predana Media Group
Joice, Bruce, dkk. (2009). Models of teaching.Cetakan ke-8: Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Panen, P. (2009). Belajar dan pembelajaran 1.Jakarta: Universitas Terbuka
Raths, Louis, dkk. (1986). Teaching for thinking.New York: Teachers College
Rajendran, N.S. (2010). Higher –order thinkingskills. Tanjung Malim Perak: UniversitiPendidikan Sultan Idris
Rustaman, Nuryani. (2009). Materi danpembelajaran IPA SD. Jakarta: UniversitasTerbuka
Sudirjo, Encep. (2010). Model pembelajaran inovatifberbasis konsep sekolah ramah anak. JurnalPendidikan Dasar Eduhumaniora. Vol 2.No.1. Bandung: UPI Cibiru
Sujiono, Yuliani. (2009). Konsep dasar pendidikananak usia dini. Jakarta: Indeks
Tim Redaksi. (2007). Kamus Besar BahasaIndonesia. Cetakan ke-4 eidi ke III. Jakarta:Balai Pustaka.
Yusnandar, Eddy. (2000). Filsafat sebagai dasardalam pembelajaran. Jurnal PendidikanDasar. Vol 2 no.2. Bandung: UPI
(http://alveean.wordpress.com/2008/10/24/empat-pilar-pendidikan-menurut-unesco/ diunduh 28 September 2011.
(http://www.lrckesehatan.net/cdroms_htm/pbl/pbl.htm) diunduh 15 Mei 2012
(http://edukasi.kompasiana.com/2011/11/01/cooperative-learning). Diunduh 15Mei 2012
67Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Multiple Intelligences dan Implementasinya dalam Taksonomi Bloom
Multiple Intelligences dan Implementasinyadalam Taksonomi Bloom
Yuli KwartoloE-mail: [email protected]
Opini
Abstrakeori kecerdasan ganda atau multiple intelligences dan tingkatan berpikir menurut BenjaminS. Bloom (Bloom’s Taxsonomy) sampai sekarang tetap menjadi pedoman dasar bagi duniapendidikan, khususnya sekolah dalam menyusun dan mengembangkan kurikulum danberbagai program edukasi lainnya. Akan tetapi guru sering menemukan kesulitan
bagaimana menerapkan teori itu dalam proses pembelajaran tingkatan berpikir dan memberikancontoh penerapannya dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. Contoh yang diberikandiharapkan dapat mendorong guru mengembangkan dalam berbagai pokok bahasan dan matapelajaran sehingga siswa memperoleh pengalaman belajar yang mengakomodasi perkembangankecerdasan ganda siswa dalam struktur tingkatan berpikir.
Kata-kata kunci: Kecerdasan ganda, tingkatan berpikir, pengalaman belajar.
Multiple Intelligences and Its Implementation in Blooms Taxonomy
AbstractThe theories of multiple intelligence and thinking orders (Benyamin S. Bloom) remain the basic guidelines ineducation, particularly in preparing and developing school curriculum and other educational programs.However, the teachers often find diffulties in applying the theories into practice in designing and implementingan instructional setting. The article discusses the theories providing real examples in designing a course. Thegiven examples are expected to enlighten the theories and the teachers are able to put them into practicemotivating the students to develop their multiple intelligence in learning experiences based on thinking orderstructure.
Key words: Multiple intelligences, thinking orders, learning experience.
T
Pendahuluan
Jauh sebelum munculnya teori multipleintelligences (kecerdasan ganda), duniapendidikan (sekolah) masih menempatkan IQatau Intelligence Quatient, sebagai satu-satunyakecerdasan yang dimiliki olah anak didik.Kecerdasan ini lebih menonjolkan kemampuanotak manusia yang indikatornya ditunjukkan
dengan keberhasilan seseorang meraih nilai 8,9, 10 (kuantitatif) atau predikat A, A+ (kualitatif)dari setiap subyek pelajaran. Dengan kata lain,IQ lebih merujuk pada kemampuan seseorangdalam bidang akademik. Artinya, jika prestasiakademik seseorang tinggi maka dikatakan iamemiliki IQ yang tinggi pula, dan sebaliknya.
Teori IQ mengenal pengelompokan tingkatkecerdasan seseorang. Menurut Wechler danBellevie, seperti dikutip Sarlito Wirawan (2000);
68 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Multiple Intelligences dan Implementasinya dalam Taksonomi Bloom
tingkat kecerdasan manusia dibagi ke dalambeberapa kategori, yaitu: 1) 0 – 67 (terbelakang),2) 68 – 79 (perbatasan), 3) 80 – 90 (di atas rata-rata), 4) 91 – 110 (rata-rata), 5) 111 – 119 (di atasrata-rata), 6) 120 – 127 (superior), dan 7) 128 keatas (sangat superior). Pembagian skala IQ diatas jelas sekali bahwa kecerdasan ini sangatberkaitan erat dengan kemampuan seseorangmenyelesaikan tugas-tugas akademik. Olehkarena itu dijelaskan lebih lanjut, jika seseorangmemiliki IQ terbelakang ia tidak dapat mengikutisekolah biasa; IQ perbatasan, ia dapat mempel-ajari sesuatu namun lambat; IQ kurang dari rata-rata, dapat menyelesaikan sekolah dasar; IQrata-rata, dapat menyelesaikan sekolah lanjutan;IQ di atas rata-rata, dapat menyelesaikan sekolahdi atas sekolah lanjutan tanpa banyak kesulitan;IQ superior, dapat menyelesaikan tingkatuniversitas tanpa banyak kesulitan; dan IQsangat superior, orang-orang yang sangatpandai seperti sarjana-sarjana terkemuka,ilmuwan terkemuka, pemimpin dunia terkemu-ka, para jenius dan sebagainya (Albert Einstienmasuk dalam kategori ini).
Namun dewasa ini, sesuai denganperkembangan ilmu pengetahuan (khususnyailmu psikologi), para psikolog, para pedagog,para ahli neurologis mengemukakan bahwakecerdasan tidak hanya sebatas seperti yangdiuraikan di atas. Saat ini kita mengenal teorimultiple intelligences atau kecerdasan ganda,yang cakupannya lebih luas. Dunia pendidikan(sekolah) pun memakai multiple intelligencessebagai dasar atau pedoman untukmengembangkan seluruh aspek perkembangananak didiknya sampai pada titik optimal.
Jika dikaitkan dengan judul, inti sari tulisanini akan mengulas tentang implementasi multipleintelligences sesuai taksonomi Bloom versiterbaru. Akan tetapi, supaya pembaca memilikiwawasan yang lebih mendalam lagi, beberapasub judul seperti pengertian intelegensi, teorimultiple intelligences, taksonomi Bloom versiterbaru, juga akan menjadi pumpunanpembahasan penulis.
Pengertian KecerdasanSetiap orang tentu memiliki pandangan ataupendapat sendiri tentang apa yang dimaksuddengan kecerdasan. Menurut Claporede dan
Stern seperti dikutip Sarlito Wirawan (2000),intelegensi diartikan sebagai penyesuaian dirisecara mental terhadap situasi atau kondisi baru.Sedangkan K. Bulber mendifinisikan intelegensisebagai perbuatan yang disertai denganpemahaman atau pengertian. David Wechsler(1958), berpendapat intelegensi adalahkemampuan individu untuk berpikir danbertindak secara terarah, serta mengolah danmenguasai lingkungan secara efektif.
Sedangkan Asri Budiningsih (2005)berpendapat, kecerdasan adalah suatukemampuan memecahkan masalah ataumenghasilkan sesuatu yang dibutuhkan didalam latar budaya tertentu. Rentang masalahatau sesuatu yang dihasilkan mulai dari yangsederhana sampai yang kompleks termasukmulai dari upaya mengakhiri cerita, menentukanlangkah-langkah permainan catur, menambalselimut yang sobek, sampai menghasilkan teori-teori, komposisi musik dan politik. Seseorangdikatakan cerdas bila ia dapat memecahkanmasalah yang dihadapi dalam hidupnya danmampu menghasilkan sesuatu yang bergunabagi umat manusia.
Dengan demikian, merujuk beberapadifinisi kecerdasan yang disampaikan oleh paraahli, maka kecerdasan tidak ansih terpaku padakemampua akademik, namun di dalamnyamencakup sejumlah kemampuan seseorang; baikfisik maupun psikis yang bekerja secara simultanuntuk memecahlan masalah, menyesuaikan diri,merespons stimulus secara tepat dan benar, dansebagainya.
Ilustrasi berikut ini dapat memberikanwawasan yang lebih konkrit tentang definisiintelegensi.s. Seorang guru IPS sedang memberitugas kepada peserta didiknya secaraberkelompok untuk melakukan observasiterhadap aktivitas para peminta-minta.Kelompok peserta didik yang melakukanobservasi itu adalah persepsi. Akan tetapi kalaumereka mulai melakukan observasi mendalamdan terlibat dalam kehidupan mereka,menanyakan alasan menjadi peminta-minta;berapa sehari memperoleh uang; digunakanuntuk apa uang yang sudah terkumpul; apakahselamanya akan menjadi peminta-minta;mengelompokkan peminta-minta berdasarkanjenis kelamin, umur, asal daerah, dll, maka
69Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Multiple Intelligences dan Implementasinya dalam Taksonomi Bloom
perbuatannya merupakan perilaku atauaktivitas yang berintelegensi. Jadi, intelegensitidak sekedar menuntut kemampuan dalampersepsi, melainkan lebih dari itu, kemampuanmengolah lebih jauh obyek yang diamati.
Konsep Kecerdasan GandaTokoh pencetus teori kecerdasan ganda adalahHoward Gardner dari Havard University.Howard Gardner adalah seorang psikologberaliran humanistik. Tahun 1983 ia menulisbuku berjudul Frames of Mind: The Theory ofMultiple Intelligences. Menurutnya, ada tujuhmacam kecerdasan, yaitu: kecerdasan linguistik,kecerdasan logis-matematis, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan kinestetik-jasmani,kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal,dan kecerdasan intrapersonal. Namun dalambukunya yang mutakhir Are There AdditionalIntelligences? (1998), Howard Gardnermenambahkan 3 kecerdasan, yaitu: kecerdasannaturalis, kecerdasan spiritual, dan kecerdasaneksistensial. Dalam perjalanan waktu, meskipunHoward menyatakan bahwa kecerdasannaturalis merupakan salah satu kecerdasanyang dimiliki seseorang, dalam bukunya yangpaling mutakhir “Multiple Intelligences: NewHorizons” (2006), ia kurang yakin tentangbagaimana mendefinisikan dan memasukkankecerdasan spiritual dan eksistensial sebagaisalah satu kecerdasan manusia. Sebab di sisi lain,kedua kecerdasan ini sampai sekarang masihmenjadi perdebatan bagaimana mengukurnya.1. Kecerdasan verbal
Kecerdasan ini merujuk pada kemampuanseseorang dalam membaca, menulis,berbicara (berkomunikasi). Anak yangmemiliki kecerdasan verbal cocok menjadiseorang penyair, jurnalis, ilmuwan.Kemampuan verbal dapat dilatih dengancara belajar bahasa baru, membaca buku-buku menarik, bermain kata-kata,mendengarkan rekaman, menggunakankomputer, dan berpartisipasi dalampercakapan dan diskusi online.
2. Kecerdasan logis matematisKecerdasan ini merujuk pada kemampuanseseorang dalam berhitung, berpikirsistematis, berpikir logis. Anak yangmemiliki kecerdasan logis-matematis cocok
menjadi seorang insinyur, ahli ekonomi,ilmuwan, akuntan. Kecerdasan inimelibatkan sejumlah keterampilankomputasi, analisa pola dan hubungan,kemampuan memecahkan berbagaimasalah secara logis, memprediksiketepatan waktu. Kecerdasan logis-matematis dapat dilatih melalui klasifikasidan urutan kegiatan, permainan, bermainlogika, teka-teki.
3. Kecerdasan visual spasialKecerdasan ini merujuk pada kemampuanberpikir melalui gambar, kemampuanvisualisasi, kemampuan berimajinasi,kemampuan membuat dan memanipulasigambar mental. Kecerdasan spasial dapatdikembangkan melalui aktivitas menggam-bar, melukis mematung, observasi,memecahkan labirin, dan tugas-tugasspasial lainnya, dan latihan dalamgambaran dan imajinasi aktif. Anak yangmemiliki kecerdasan spasial cocok menjadiseorang arsitek, artis, pemahat, fotografer,perencana strategik.
4. Kecerdasan kinestik-jasmaniKecerdasan ini merujuk pada kemampuanseseorang dalam mengunakan badannyasecara optimal yang berujung pada prestasi.Dalam hal ini melibatkan koordinasi fisiksecara tangkas, keterampilan motorik halusdan kasar. Seseorang yang memilikikecerdasan kinestik-jasmani socok menjadipenari, atlet, pesenam, aktor. Kecerdasan inidapat dilatih dengan menari, olahraga, danbela diri.
5. Kecerdasan musikalKecerdasan ini merujuk pada kemampuanseseorang dalam bermain berbagai alatmusik, bernyanyi, mencipta lagu, mengubahlagi, atau mengarasemen lagu. Seseorangyang memiliki kecerdasan ini cocok menjadikomposer, penyanyi, pianis, atau penciptalagu.
6. Kecerdasan interpersonalKecerdasan ini merujuk pada kemampuanseseorang dalam bekerja secara efektifdengan orang lain, memiliki simpati danpengertian, menghayati motivasi dan tujuanseseorang. Seseorang yang memiliki
70 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Multiple Intelligences dan Implementasinya dalam Taksonomi Bloom
kecerdasan ini cocok menjadi seorang guru,politikus, atau pemuka agama.
7. Kecerdasan intrapersonalKecerdasan ini merujuk pada kemampuanseseorang dalam analisis diri, melakukanrefleksi, menilai keberhasilan orang lain,menilai eksistensi orang lain, memahami diridan orang lain. Seseorang yang memilikikecerdasan ini cocok menjadi seorang ahlifilsafat (filsuf), atau konselor.
8. Kecerdasan naturalisSeseorang yang memiliki kecerdasannaturalis ditunjukkan dengan keahliandalam melakukan klasifikasi dari banyakspesies - flora dan fauna, termasuk bentuk-bentuk batuan dan jenis gunung, danpengetahuannya tentang alam diterapkandalam pertanian, pertambangan.Kedelapan kecerdasan yang dikemukan
oleh Howard Gardner dalam kenyataannyatidak berjalan sendiri-sendiri. Artinya, ketikaseseorang memiliki profesi tertentu; beberapakecerdasan atau mungkin semuanya menopangorang tersebut dalam menjalankan profesinya.Karena itu, setiap orang sebenarnya memilikisemua kecerdasan di atas, hanya kadarnyaberbeda-beda. Mungkin ada beberapa atauhanya satu kecerdasan yang paling dominandan itu menjadi faktor penentu keberhasilanseseorang menekuni sebuah profesi. Contohnyaseorang guru matematika; ia tidak hanyamemiliki kecerdasan tunggal (logical mathematic),namun ia memiliki kecerdasan lainnya(interpersonal, intrapersonal, visua spasial,verbal, dll) yang saling menopang untukmenjalankan profesi sebagai seorang pendidik.
Asri Budiningsih (2005) menegaskan, tidakada satu kegiatan manusia yang hanyamenggunakan satu macam kecerdasan,melainkan seluruh kecerdasan yang selama inidianggap ada. Semua kecerdasan ini bekerjasama sebagai satu kesatuan yang utuh danterpadu. Komposisi keterpaduannya tentu sajaberbeda-beda pada masing-masing orang danpada masing-masing budaya. Kecerdasan yangpaling menonjol akan mengontrol kecerdasan-kecerdasan lainnya dalam memecahkanmasalah atau dalam berbagai aktivitas.
Domain Kognitif menurut Benjamin S. BloomHarus diakui bahwa buah pemikiran tokohBenjamin S. Bloom tentang domain kognitifpengetahuan/berpikir, yaitu pengetahuan,pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, danevaluasi.
Seiring dengan perkembangan jaman,kemajuan pengetahuan dan teknologi, konseptingkatan berpikir tersebut di atas mengalamiperubahan. Adalah Lorin Anderson, seorangmurid Bloom merevisi taksonomi Bloom tahun1990. Hasil perbaikannya dipublikasikan padatahun 2001 dalam buku yang berjudul Taxonomyfor Learning, Teaching and Assessing: A Revision ofBloom’s Taxonomy of Educational Objectives.Dalam revisi ini ada perubahan kata kunci, padakategori dari kata benda menjadi kata kerja.Masing-masing kategori masih diurutkan secarahirarkis, dari urutan terendah ke yang lebihtinggi. Pada ranah kognitif kemampuan berpikiranalisis dan sintesis diintegrasikan menjadianalisis saja. Tidak berubahnya jumlah darienam kategori pada konsep terdahulu jumlahnyadigambarkan versi lama dan versi barutaksonomi Bloom setelah dilakukan revisi olehLorin Anderson dkk.
� Creating� Evaluating � Analysing � Applying � Understanding� Remembering
Versi baru
� Evaluation� Synthesis � Analysis � Application � Comprehension� Knowledge
Versi lama
71Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Multiple Intelligences dan Implementasinya dalam Taksonomi Bloom
Level 1: Remembering (mengingat)Level ini merujuk pada kemampuan pesertadidik untuk mengingat-ingat kembali (recall) apayang disampaikan oleh gurunya. Peserta didikbisa menyampaikan informasi/pengetahuansederhana secara verbal atau tulisan. Misalnya,tentang tanggal lahir suatu tokoh, nama-namailmuwan, nama-nama presiden, nama tempat,menghafal puisi, dll. Jadi sifatnya ingatansemata, tanpa ada intepretasi atau manipulasidari peserta didik sebab apa yang dingat dandisampaikan adalah data dan fakta belaka.
Level 2: Understanding (memahami)Level ini merujuk pada kemampuan pesertadidik untuk memahami, menjabarkan, ataumenegaskan informasi yang masuk sepertimenafsirkan dengan bahasa sendiri membericontoh, menjelaskan idea atau konsep, membuatsummary dan melakukan intepretasi sederhanaterhadap data/informasi. Understandingmelampui kemampuan menghafal pada level 1.Peserta didik mampu menerjemahkan materibentuk-bentuk baru, menjelaskan dan meringkasbahan, atau memperkirakan kecendrunganmasa depan. Misalnya, peserta didik dimintauntuk menafsirkan informasi yang diberikan,menerjemahkan informasi dari satu media keyang lain, atau secara sederhana memberikanpenjelasan sesuatu dengan kata-kata merekasendiri.
Level 3: Applying (menerapkan)Aplikasi memerlukan informasi yang dipelajariuntuk digunakan dalam mencapai solusi ataumenyelesaikan tugas. Contoh, peserta didikmenerapkan aturan tata bahasa ketika menulismakalah, atau mereka menerapkan teoremageometris ketika memecahkan masalah geometri.Untuk dikategorikan sebagai kegiatanmengaplikasikan, masalah harus unik. Dalamlevel ini, peserta didik dapat melakukan aktivitasbelajar dengan melaksanakan, menggunakan,menjalankan, melakukan, mempraktikan,memilih, menyusun, memulai, menyelesaikan,mendeteksi, dsb.
Level 4: Analysis (menganalisis)Level ini merujukpada kemampuan anak didik dalammenguraikan, membandingkan, mengorganisir,
menyusun ulang, mengubah struktur,mengkerangkakan, menyusun outline,mengintegrasikan, membedakan, menyamakan,mengintegrasikan, mengelompokkan, menjelas-kan cara kerja sesuatu, menganalisis hubunganantara bagian-bagian, mengenali motif ataustruktur organisasi, dsb. Seorang guru sainsmisalnya, mungkin bertanya bagaimana sistemperedaran darah manusia bekerja. Seorang gurukelas dua SMP mungkin meminta gagasantentang cara menggunakan sebuah kata dalamsebuah kalimat. Sedangkan seorang guru ilmupengetahuan sosial mungkin meminta pesertadidik untuk menjelaskan sikap yangbertanggung jawab terhadap lingkungan.
Level 5: Evaluating (mengevaluasi)Level ini merujuk pada kemampuan pesertadidik memberikan justifikasi terhadap sesuatuyang dievaluasi. Ini berarti, peserta didik dengansendirinya memiliki berbagai bahanpertimbangan yang diperlukan untuk memberinilai. Evaluasi dapat dalam bentuk kuantitatifdan kualitatif yang didasarkan atas kriteriainternal atau eksternal.Selain itu, peserta didik mampu menyusunhipotesis,mengkritik, memprediksi, menilai,menguji, membenarkan, menyalahkan, dsb.Contoh, peserta didik bisa diminta menentukansumber energi terbaik bagi Indonesia. Intinya,peserta didik diminta memutuskan yang terbaikmaupun terburuk; mengidentifikasi paling tidakatau paling penting yang membutuhkanpemikiran dan penalaran tingkat tinggi.
Level 6. Creating (berkreasi)Level ini merujuk pada kemampuan pesertadidik memadukan berbagai macam informasidan mengembangkannya sehingga terjadisesuatu bentuk yang baru. Selain itu jugaditunjukkan dengan kemampuan dalammerancang, membangun, merencanakan,memproduksi, menemukan, membaharui,menyempurnakan,memperkuat, memperindah,menggubah, dsb.
Implementasi dalam Perspektif TaksonomiBloomEsensi dari sebuah proses pembelajaran disemua jenjang sekolah pada prinsipnya adalah
72 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Multiple Intelligences dan Implementasinya dalam Taksonomi Bloom
memberikan pengalaman belajar yang bermaknadan memiliki nilai guna kepada peserta didik.Artinya, melalui pengalaman belajar ini adasejumlah aktivitas peserta didik yang melibatkankerja fisik (otot), indra, pikiran, emosi untukmenyelesaikan suatu tugas pelajaran. Sebelumsampai pada bentuk implementasi kecerdasanganda dalam perspektif taksonomi Bloom, kitaperlu memahami terlebih dahulu apa yangdimaksud dengan pengalaman belajar.
Menurut Arthur W. Foshay (1969), konsepsikurikulum merujuk pada pengertian semuapengalaman belajar yang diperoleh peserta didikyang direncanakan dan dilaksanakan . Bahkansebelumnya, Doak S. Campbell (1935), telahmengkonsepsikan kurikulum terdiri atas semuapengalaman belajar di bawah pimpinan guru.Namun Tyler (1949), memperingatkan agardibedakan antara konten pelajaran denganpengalaman belajar. Menurut Tyler, pengalamanbelajar adalah pengalaman yang diperoleh dandialami peserta didik sebagai hasil belajar daninteraksi mereka dengan konten dan kegiatanbelajar.
Pengertian lain menyebutkan, pengalamanbelajar merupakan kegiatan mental dan fisikyang dilakukan peserta didik dalam berinteraksidengan sumber belajar melalui pendekatanpembelajaran yang bervariasi dan mengaktifkanpeserta didik. Pengertian ini jelas memperli-hatkan bahwa berbagai pengalaman belajarpeserta didik, baik dari sisi kuantitas dankualitas (kedalaman, kebermaknaan) hanyaterjadi melalui strategi pembelajaran yangditerapkan.
Berpijak dari beberapa contoh rumusantujuan instruksional di setiap level pengetahuanmenurut taksonomi Bloom seperti sudahdikemukan di depan, secara eksplisit sangatjelas bahwa melalui pengalaman belajar tertentusiswa dituntut untuk mencapai/menguasai/
mendapatkan/melakukan sesuatu. Beberapatahun yang lalu ketika guru merumuskan tujuaninstruksional (khusus) harus memenuhi rumusA, B, C, da D. A berarti audience yaitu siswa; Bberarti behaviour (perilaku/kegiatan/aktivitassiswa; C berarti condition (kondisi); dan D berartidegree (tuntutan/kriteria).
Contoh sederhana TIK yang menggunakanrumus ABCD adalah sebagai berikut: Setelahmelakukan observasi di pasar tradisional (Condition),siswa (Audience) mampu menyusun laporanobservasi (Behaviour) minimal satu halaman folio(Degree). Pengalaman belajar yang dialamipeserta didik dalam TIK adalah ketika pesertadidik melakukan observasi di pasar danmenyusun laporan observasi.
Implementasi kecerdasan ganda dalampembelajaran berdasarkan enam tingkatanpengetahuan/berpikir menurut taksonomiBloom adalah memberikan pengalaman belajarkepada peserta didik yang dirumuskan dalamsejumlah aktivitas/kegiatan yang harusdilakukan dengan pendekatan belajar aktif.Dengan belajar aktif, menurut Ujang Sukandidkk (2001), peserta didik akan belajar melaluipengalaman, beinteraksi dengan berbagai anekasumber belajar, berkomunikasi, dan berefleksi.Belajar melalui pengalaman, peserta didikbelajar secara langsung dengan obyek yangdipelajari dan melibatkan banyak indra. Belajarakan bermakna jika peserta didik berinteraksidengan orang lain. Berkomunikasi maksudnya,peserta didik menyampaikan gagasan,pendapat, pikiran, perasaaan, dll baik secaralisan maupun tulisan. Refleksi maksudnya,peserta didik diberi kesempatan apakahgagasan, pendapat, pikiran, perasaan, dll yangtelah disampaikan dalam suatu kesempatansudah tepat dan benar.
Tabel berikut ini adalah 2 contoh implemen-tasi kecerdasan ganda, dalam taksonomi Bloom.
73Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Multiple Intelligences dan Implementasinya dalam Taksonomi Bloom
"aiseno
dnI
id
isarko
meD
naanas
kaleP"
.riki
preb
natakg
nitna
da
dnag
nasadrece
knata
ked
nep
nakrasa
dreb
aiseno
dnI
id
isarko
meD
naanas
kaleP
narajaleb
mep
anac
neR:
hotno
C
nasadrece
Ka
dna
G
moolB
imo
noska
Tt
uru
neM
riki
preB
takg
niT
man
E"aise
nod
nIi
disar
kome
Dnaa
naskale
P"
tagnig
neM
ima
hame
Mna
kpare
neM
asilanag
neM
isaulaveg
neM
atpic
neM/isaer
kreB
nasadrece
Kasahab
aman
01naksil
uT
atresep
iatrap
nad
9002uli
meP
harajes.ayniri
dreb
ratfad
01halta
uB
gnatnettil
usatak
nad
isarkome
di
daynitra
irac.s
umak
iket-akethalta
uB
amet
nagned
gnalisisarko
med
.aisenodnI
haltau
Bnasal
u/ratne
mokatireb
gnatnetisarko
med
.aisenodnI
tarus
halsilu
Ttiakret
kahip
ada
pekireb
mem
kutn
unakiabre
pnaras
naanaskalep
id
isarkome
d.aiseno
dnI
haleteS-nagne
m/irajale
pme
mnaanaskale
psisil
gnaya
dakliP
rihkarebgn
urednec
,atekgnesnagne
dgnay
alu
mrofnaksil
utk
utnu
kococ.a
dakliP
naanaskalep
nasadrece
Kakigol
-ameta
makit
nakuka
Lgnis
worb tenretnii
dtakgnit
ianegnem
agraw
isapisitra
pmala
daragen
nuhat
5uli
mep
-id
ume
K.rihkaretmala
dnakijas
nakifarg
kutneb
.margai
duata
ilanekna
di
ume
Tiric-iric
naanaskalep
id
isarkome
d.aiseno
dnI
ievrus
nakuka
Lagra
wpa
dahretgnatnet
aragennaanaskale
pare
id
ulime
p.isa
mrofer
ievrus
nakuka
Lagra
wpa
dahretgnatnet
aragennaanaskale
pare
id
ulime
p.isa
mrofer
airetirkhalta
uB
naialinep
nalisahrebeknaanaskale
pi
disarko
med
.aisenodnI
-
nasadrece
Kla
usivlaisa
ps
51halrab
maG
iatrap
gnabmal
atresep
kitilop
.9002uli
meP
nakkop
moleK
atresep
iatrap
irad
9002uli
meP
.igoloidi
isis
margaid
haltau
Braseb
5kifarg
/uli
mep
gnaneme
pisnivor
ppaites
id
.awaJ
ualu
pi
d
sisilanahalta
uB
iatrap
nemti
mokgnane
mep
9002uli
meP
-narebme
pmala
d.is
purok
nasat
nalki2
halialiN
id
kitilop
iatrap
gnatnetisiveletaynisiv
-
74 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Multiple Intelligences dan Implementasinya dalam Taksonomi Bloom
nasadrece
Ka
dna
G
moolB
imo
noska
Tt
uru
neM
riki
preB
takg
niT
man
E"aise
nod
nIi
disar
kome
Dnaa
naskale
P"
tagnig
neM
ima
hame
Mna
kpare
neM
asilanag
neM
isaulaveg
neM
atpic
neM/isaer
kreB
nasadrece
Kkitetsenik
nakisalu
miSnaanaskale
pnasolbocne
p.
ulime
p/a
daklip
nakagareP
naanaskalep
malad
adakli
pa
uteknahili
mep
.salek
nataigekhalita
mA
gnayasar
kujn
urihkareb
ulales-eyne
pa
pA.h
ucir-iagab
nad
aynbab?aynis
ulosana
m
sisilanahalta
uB
ianegnem
id
srep
nasabebekaiseno
dnI
apa
nakisuksi
Dna
dnagn
utnuek
naigurek
adakli
Pnaanaskale
p.gn
usgnalaraces
naruta
nakanru
pmeS
naanaskalep
ragaisartsno
med
nad
bitretnalajreb
uggnaggnem
kadit
mu
mu
nagnitnepek
nasadrece
Klakis
um
halnakiynayN
gnayugal
nagnub
uhreb.
ulime
pnagne
disi
halsahaB
.aynnasep
ugalnakiynay
Nnatsetnok
5sra
muli
mep
atresep
nialna
meT.9002
.aynkabenem
ugalhalgnacna
Rugal
kutn
uurab
nad
adakli
pa
metuli
mep
utasnakiynay
N-atak
itnag,ugal
kutn
uaynatak
-kalep
eynap
makisarko
med
naanasgnay
aisenodnI
id
.lld,r
ujuj,bitret
naialinep
nakireB
sram
padahret
hakapa,
ulime
pmala
dnase
p-nasep
had
ust
ubesretugal
malad
nakanaskalid
.uli
mep
nad
adakli
p
ugalsket
halnus
uSgnay
anahredes
nagned
nagnub
uhrebnaanaskale
pi
disarko
med
.aisenodnI
nasadrece
K-osre
pretnIlan
ratfad
haltau
Bnaraggnale
p,a
daklip,
ulime
p,asar
kujn
usre
pnasabebek
nad
aisenodnI
id
napaggnat
apa
.adn
A
adn
Ahal
paggnA
atoggnagnaroes.I
RR
PD
ahasu
anamiaga
Bk
utnu
adn
Anakgna
ujrep
mem
.taykarisari
psa
awhab
halpaggn
A-oes
halada
adn
Arotani
drookgnar
iskanagna
pal-nene
masar
kujn
unagnar
ucekgnat
naijU
naanaskalep
gnaya
pA.lanoisa
Nnak
ukala
dnA
nakaasar
kujn
uaya
pus
,bitretnalajreb
kadit,ia
mad,na
ma-retek
uggnaggnem
?lld,
mu
mu
nabit
nakragneD
tapa
dnep
uatau
mautgnaro
gnatnetu
mnamet
id
srep
nasabebeka
pA.aiseno
dnI-i
dgnay
nasep
?aynnakiap
mas
haliadna-ia
dnareB
gnaroesi
dajnem
bawaj
gnuggnane
pha
ubesi
datireb
kinortkeleai
dem
naksilu
T.isivelet
/a
dnA
nakagnay
apa
-em
kutn
unak
ukalna
datireb
nakijayn-ane
mgnay
rabmag
-idne
ms
ugilakeskir
nagned
natiakrebki
d-o
med
naanaskalep
.aisenodnI
id
isark
kutn
uretso
phalta
uB
gnatnenem
eynap
maknaanaskale
pi
disarko
med
had
usgnay
aisenodnI
nad
nasalbabek.aynnal
usu
nasadrece
Klar
utaN
__
__
__
75Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Multiple Intelligences dan Implementasinya dalam Taksonomi Bloom
"nag
nu
kgnil
nakiratsele
M".ri
kipre
bnata
kgnit
nad
ad
nagnasa
drecek
natake
dne
pna
krasdre
bnag
nu
kgnil
nakiratsele
Mnarajale
bme
pa
nacne
R:2hot
noC
nasadrece
Ka
dna
G
moolB
imo
noska
Tt
uru
neM
riki
preB
takg
niT
man
E""
pu
diH
nagn
ukg
niL
nakiratsele
M"
tagnig
neM
ima
hame
Mna
kpare
neM
asilanag
neM
isaulaveg
neM
atpic
neM/isaer
kreB
nasadrece
Kasahab
naksaleJnaitregne
pp
udih
agnukgnil
nagned
naksaleJ-nes
umatak-atak
gnaya
pairi
dnagne
dd
uskami
dmala
nakap
maneknaka
pmanek
nad
.nataub
iket-akethalta
uB
amet
nagned
gnalisnagn
ukgniL"
."p
udi
H
haltau
Bnasal
u/ratne
moklageli
"gnatnet"gniggol
.)railnakalab
mep(
nakitirkhalta
uB
nugnab
mem
gnaynika
mesianegne
mnahal
ayntip
mes.nainatre
p
anacnerhaln
usuS
malad
nataigeknairatsele
pakgnar
nagnukgnil
.ham
ur/halokes
nasadrece
Kakigol
-ameta
makit
isamrofni
haliraC
iagabrebira
d-
meynem
rebm
usnat
uhsa
ulaynti
pnatna
milaK
id
aretam
uSna
dagit .rihkaret
nuhat
malad
haltau
B.kifarg
kutneb
-rotkafnak
ume
Tgnila
pgnay
rotkafgnay
nanimo
dnika
mesta
ubme
mnat
uhaynti
pmes
utiual
up
au
deki
d.aynnasala
nad
weivretninak
ukaL
-kahip
ada
pektiakret
kahip
anamiagab
hagecnem
.railnakalab
mep
nakgnidna
Bi
dnat
uhisi
dnokna
dnatna
milaK
hul
upes
aretam
uSulal
gnayn
uhatisi
dnoknagne
d.ini
taas
isaulave
nakuka
L-hakgnal
padahret
hatnireme
phakgnal
aynnatiakmala
dnakiratsele
m.
pu
dihnagn
ukgnil
iagabesa
dnA
akiJ,nanat
uheK
iretneM
adn
Anaka
gnaya
pak
utnu
nakukal
ilabmek
nakatpicne
mgnay
natuh-nat
uh.gnalih
nasadrece
Kla
usivlaisa
ps
nakuka
Lisavresbo
padahret
natuh
naadarebek
,u
matoki
datok
naid
umek
nakukal
.naateme
p
isaterpetni
haltau
Blisah
padahret
natuh
isavrebo.atok
haned
haltau
Bianegne
mnat
uhnaa
darebeklisah
atok.
umisavresbo
atep
haitam
Ana
da
upa
Pual
uP
.awaJ
ualu
Phalireb
naid
ume
Kratne
moksa
ulpa
dahretual
up
2-eknat
uh.
uti
id
isamrofni
haliraC
-egnem
assam
aide
m-nire
mep
ahasu
ianta
warem
malad
hatnak
ukaL.nat
uhpa
dahretisa
ulavegnay
hakgnal-haknalhatnire
mep
libmai
d.t
ubesret
nagnukgnil
halitam
A.a
dnA
ham
ur/halokes
nahala
dahal
paggnA
-gnalhalta
uB.gnosok
kutn
utirknok
hakt
ubesretgnosok
nahal-tiak
taafnamreb
raga-ajne
mnagne
daynna
.p
udih
nagnukgnil
ag
nasadrece
Kkitetsenik
--
--
--
76 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Multiple Intelligences dan Implementasinya dalam Taksonomi Bloom
nasadrece
Ka
dna
G
moolB
imo
noska
Tt
uru
neM
riki
preB
takg
niT
man
E""
pu
diH
nagn
ukg
niL
nakiratsele
M"
tagnig
neM
ima
hame
Mna
kpare
neM
asilanag
neM
isaulaveg
neM
atpic
neM/isaer
kreB
nasadrece
Klakis
um
-etrebugal
2ira
Cnagn
ukgnila
m,nakiynay
N.p
udih
malad
sahabna
dnase
pko
pmolek
.uti
ugal
nasalejnep
nakireB
2aratna
nagnub
uht
ubesretugal
id
atkafnagne
d.nagna
pal
kutn
uugal
haltau
Beyna
pmak
.natuh
nairatselep
,ugal
utashili
Paynatak-atak
habu
eynap
makk
utnu
.natuh
nairatselep
naialinep
nakuka
Leyna
pmak
hakapa
natuh
nairatselep
nagned
iynaynreb/
ugal.fitkefe
nataigekhalta
uB
asnaunreb
halokesna
ujutreb
gnaykis
um
eynap
makk
utnu
.nagnukgnil
nairatselep
nasadrece
K-re
pretnilanos
ratfad
haltau
Bais
unam
ukalirep
kasure
mgnay
pu
dihnagn
ukgnila
pana
d.a
dnA
napaggnat
adn
Ahal
paggnA
iretneM
halada
nad
nanatuhe
K.
pu
diH
nagnukgni
Lnasalejne
pnakire
B,takaraysa
ma
dapek
nata-igekrail
nakalabme
pgna
dnap
tu
dus
irad
.hatnireme
p
adn
Ahal
paggnA
.nainatreP
iretneM
nakajibekhaln
usuS
-nu
nauj
utrebgnay
-em
hagecnem
kut
nahalaynti
pmeyn
anerakfitk
udor
pk
utnu
nakanugi
d-nakre
p,naham
urep
.lld,irts
udni,narot
pakisnakiar
Ugn
uggnatrebgnay
iagabessba
wajagra
wgnaroes
malad
aragenagajne
mnairatselek
.p
udih
nagnukgnil
weivretninak
ukaL
uma
utgnaronagne
dtiakret
tabajep
/naa
daekianegnem
nikames
gnayi
mub
-gnep
aneraksana
p"
hura
gnimra
wlabolg." -i
dgnay
nasep
ap
Anatiakreb
nakiap
masnairatselek
agajnem
?p
udih
nagnukgnil
gnayretso
phalta
uB
eynap
maknakisireb
,natuh
nairatselep
natamaleyne
pnahagecne
p,metsisoke
-nahalnataafna
mep
kutn
ufitk
udor
pnahal
.sinsibnagnitne
pek
nasadrece
K-nosre
partni la
-m
ujesnaksil
uT
gnayukalire
phal
adn
Ahanre
p-eyne
mnak
ukalnakas
ureknakbab
nagnukgnil
.ratikes
apagne
mnaksaleJ
nakukale
ma
dnA
gnayukalire
pkas
urem
.ratikesnagn
ukgnil
irid
dakethalta
uB
agajnem
malad
nairatselek.
pu
dihnagn
ukgnil
pakisnakiar
Ugn
uggnatrebgnay
padahret
bawaj
-gnilnairatsele
pi
dp
udih
nagnuk
nu
pua
mhalokes
.ham
uri
d
sisetopih
3halta
uB
kitkarp
akijka
ditrail
nakalabme
p.hageci
dasib
anacnerhaln
usuS
kutn
ui
dabirp
malad
isapisitra
prebnagn
ukgnilnairatsele
p.
pu
dih
nasadrece
Ksilar
utanratfa
dnaksil
uT
gnaynah
ubm
utaragen
ignu
dnilid
.nahanu
pekira
d
apagne
mnaksaleJ
arolfsinej
aparebeb
ulrep
anuaf
nad
.ignu
dnilid
aod
skethalta
uB
raganah
uT
ada
peknak
ukalem
gnaynat
uhnakalab
mep
radas
railaraces
.halasuti
ukalirep
haubes
halnus
uSianegne
masilana
aratnanagn
ubuh
imonoke
fotom
nakalabme
pna
d.rail
01iski
derp
haltau
Bakij
nape
dek
nuhat
hur
ulesi
dnat
uhsa
ulgnar
ukrebain
ud
.sitsard
araces
aracnakkitkar
Pnairatselek
agajnem
aratnaino
mrahna
dna
dais
unam
.nagnukgnil
77Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Multiple Intelligences dan Implementasinya dalam Taksonomi Bloom
Penutup
Setiap peserta didik memiliki lebih dari satukecerdasan. Namun biasanya, hanya satu ataudua kecerdasan yang benar-benar menonjol.Dalam konteks sekolah, maka menjadi tugasguru berupaya agar berbagai kecerdasan ituberkembang secara optimal, sehingga akhirnyadapat berguna untuk menghadapi masadepannya.
Proses pengoptimalan perkembangankecerdasan hanya bisa dilakukan manakalaguru memberikan berbagai pengalaman belajaryang mendalam dan bermakna. Mendalammaksudnya dari tingkat berpikir sederhanasampai yang kompleks, mengikuti tingkatanberpikir sesuai dengan taksonomi Bloom.Bermakna maksudnya, pengalaman belajar yangdialami peserta didik benar-benar memberi nilaiguna untuk membantu proses perkembangankemampuannya.
Tulisan ini hendaknya dapat menjadiinspirasi para guru agar mampu menciptakandiversifikasi pengalaman belajar yang mendalamdan bermakna bagi peserta didik. Dengandemikain, kritikan kepada guru yang “hanya”bisa membawa peserta didik berpikir pada level1 dan 2 dapat direduksi.
Daftar Pustaka
Anderson, L. & Krathwohl, D. A. (2001).Taxonomy for learning, teaching and asses-
sing: A revision of bloom’s taxonomy ofeducational objectives. New York: Longman
Bloom, Benjamin S. (1956). Taxonomy ofeducational objectives: The classification ofeducational goals: cognitive domain. NewYork: Longman
Budiningsih, Asri. (2005). Belajar danpembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Campbell, Doak S. (1935). Curriculum development.New York: American Book Co
Foshay, Athur W. (1969). Curriculum: Encyclopediaof education research. New York: MacmillanRuflishing Co. Inc
Gardner, Howard. (1983). Frame of mind: Thetheory of multiple intelligences. New York:Basic Books
Gardner, Howard. (1998). Are there additionalintelligences? New York: Merrill-PrenticeHall
Gardner, Howard.(2006). Multiple intelligences:New horizons. New York: Basic Books.Moore, Kenneth D. (2005). Effectiveinstruction strategies, from theory andpractice. California: Sage Publications, Inc.
Sukandi, Ujang dkk. (2001). Belajar aktif danterpadu. Jakarta: The British Council
Tyler, Ralp W. (1949). Basic principle of curriculumand instruction. Chicago: The Univerity ofChicago Pers
Wechsler, D. (1958). The measurement andappraisal of adult intelligence. Baltimore:The Williams & Wilkins Co
Wirawan, Sarlito. (2000). Pengantar umumpsikologi. Jakarta: PT. Bulan Bintang
78 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peranan Komunikasi Humas Sekolah Melalui Media Sosial
Peranan Komunikasi Humas Sekolah melalui Media Sosialdalam Membangun Hubungan dengan Konstituen
RewindinarE-mail: [email protected] BPK PENABUR Jakarta
Opini
Abstrakerkembangan internet telah memberikan pengaruh terhadap perkembangan media sosialdi Indonesia. Perkembangan media sosial tersebut telah membawa perubahan terhadapkomunikasi yang dilakukan oleh humas. Praktik yang dilakukan oleh humas, bertujuanuntuk meningkatkan citra organisasi melalui hubungan baik humas kepada konstituennya.
Upaya membangun hubungan baik tersebut dilakukan melalui kegiatan komunikasi humas, sepertimengadakan ajang khusus ataupun melalui media internal yang ada.Dengan adanya media sosial,humas sekolah dapat membangun hubungan melalui komunikasi secara langsung dan efektifsesuai dengan karakteristik pengguna media sosial.Penulisan ini menguraikan peranan komunikasihumas sekolah melalui media sosial, karena sebagian besar konstituen sekolah adalah penggunamedia sosial.Untuk memahami peranan komunikasi tersebut penulis memaparkan proseskomunikasi yang terjadi serta memberikan aktivitas-aktivitas yang dapat dilakukan di media sosial.Sehingga akhirnya dapat dipahami peranan humas dalam membuat komunikasi yang efektif danberdampak terhadap hubungan sekolah dengan konstituen.
Kata-kata kunci: Internet, media sosial, humas, komunikasi
Role of Public Relation Communication Through Social Media toEstablish Relationship with Constituens
AbstractThe growth of internet has influenced the development of social media in Indonesia. The development of socialmedia has brought significant changes to the communication exposed by public relations, in this case by theschools’ public relations to their constituent as a strategic audience. Public relations practices are aimed toimprove the organization’s image through public relations relationship to its constituents. Those efforts aredone through public relations activities, such as a special event or through existing internal media. With thesocial media, schools’ PR can build a relationship through communication directly and effectively in accordancewith the characteristics of social media users. This paper outlines the role of schools’ public relationscommunication through social media, because most of the constituent schools are social media users. Tounderstand the role of such communication, the author describes the process of communication that occurs andprovide activities applicable in social media. At the end of the day, the role of PR in creating effectivecommunication and the impact on relations with constituent school can be understood.
Keywords: Internet, social media, public relations, communications
P
79Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peranan Komunikasi Humas Sekolah Melalui Media Sosial
Pendahuluan
Teknologi komunikasi mengalami perubahansejak ditemukannya internet pada abad ke-20.Internet telah mengubah komunikasi yangawalnya adalah melalui media konvensionalseperti televisi, radio, surat kabar, dan teleponmenjadi media komunikasi baru seperti website,search engine, online-communication, dan mediasosial seperti Facebook, Twitter, blog, Youtube, dll.Media komunikasi konvensional bersifat satuarah sementara media baru ditandai dengankomunikasi yang bersifat dua arah dan interaktif.
Sifat interaktif pada media baru berartikomunikan atau si penerima pesan (penonton,pembaca, dll) memiliki kemampuan untukmemutuskan apa dan kapan mereka inginmelihatnya. Dan dengan kata lain, komunikanmemiliki kontrol pada arus komunikasi (Kitchen:2004). Sementara pada media konvensional,komunikator atau pengirim pesan adalahpengendali dari roda komunikasi. Sebagai,contoh, dahulu penonton atau pemirsa harusbergantung pada jadwal acara yang telahdisediakan oleh televisi namun dengan adanyainternet telah mengubah menjadi televisi digitalyang memungkinkan pemirsanya memilikikemampuan untuk memilih konten yang merekainginkan bahkan berinteraksi terhadap programtersebut. Begitu juga dengan telepon yangsemula menggunakan kabel sebagai mediumyang terbatas pada pengiriman gelombangsuara. Saat ini, dengan adanya mobile phonesebagai media baru yang digabungkan denganteknologi internet, maka pesan yang diterimadapat berupa teks, audio dan gambar ataumultimedia dan memiliki sifat interaktif padamobile phone yang ditandai dengan si penggunadapat mengakses informasi kapan dan di manasaja. Dengan demikian internet telah mengubahpengendali dari arus komunikasi.
Di Indonesia, internet mulai berkembangtahun 1997, yaitu bersamaan dengan perkem-bangan pengguna komputer. Majalah Marketing(Edisi Mei, 2012: 21), menyebutkan perkem-bangan pengguna internet signifikan dari tahunke tahun. Berdasarkan data Mark Plus Insightakhir tahun 2011, jumlah internet di Indonesiamencapai 55 juta, yaitu naik 13 juta pengguna
dibanding tahun sebelumnya (Majalah Swa,Edisi 15-28 Maret: 33). Indonesia mengalamipeningkatan penggunaan media internet yangcukup cepat dari tahun ke tahunnya. MajalahMarketing (Edisi Mei 2012:20) memaparkanbahwa akses internet dalam satu bulan terakhirmencapai 55% di kota-kota besar di Indonesia.Pertumbuhan ini tidak hanya terbatas padakalangan muda dari golongan mapan, tetapijuga di kalangan rumah tangga kelas sosialekonomi C terjadi peningkatan dari 20% pada2009 menjadi 45% pada 2012, dan di kelompokusia 35 tahun ke atas telah terjadi peningkatanhingga 4 kali lipat dari 13% pada 2019 menjadi52% pada 2012.
Perkembangan internet tersebut jugaberdampak signifikan terhadap pengguna ataupemilik akun media sosial yang menggunakanfasilitas internet (Breakenridge: 2002). MajalahSwa Edisi Maret 2012 menyebutkan bahwaIndonesia tercatat sebagai negara dengan jumlahpengguna Facebook terbesar ketiga di duniasetelah Amerika Serikat dan India. Datamenunjukan, komunitas Facebookers di Indonesiamencapai 43,06 juta, dan l7% total populasirakyat Indonesia sudah memiliki akun Facebook.Disamping itu riset menunjukan jumlahpengguna microblog (twitter) di Indonesiamerupakan salah satu yang terbesar di dunia,yaitu mencapai 15% dari total pengguna Twitterdi dunia. Seringkali topik yang sedang ramaidibicarakan di Indonesia menjadi trending topic(Majalah Swa Edisi Maret 2012, hal.32).
Lebih lanjut, www.alexa.com pada Mei2012 menyebutkan sepuluh situs tertinggi yangdiakses di Indonesia antara lain Facebook,Google.co.id, Google, Blogspot.com, Youtube, Yahoo,Wordpress.com, Kaskus, dan Twitter.Dari datatersebut dapat dilihat empat akun media sosialyang paling diminati yaitu Facebook, Youtube,Twitter dan Blog. Dengan demikian dapat terlihatbahwa media sosial merupakan satu mediakomunikasi yang aktif dan dimiliki dandigunakan oleh hampir sebagian besar orang.
Seiring dengan perkembangan internet,maka terjadi perkembangan dalam praktikhumas (Breakenridge: 2002). HubunganMasyarakat (Humas) dulunya terfokus padastrategi komunikasi membangun pesan dimanamenggunakan pihak ketiga dalam meng-endorse
80 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peranan Komunikasi Humas Sekolah Melalui Media Sosial
“merk”. Humas juga melakukan kampanyemelalui program komunikasi dengan tujuanuntuk mengubah opini, membangun reputasi,menjaga citra, membangun hubungan,menyelenggarakan ajang khusus, termasukmengatasi krisis yang terjadi dalam organisasi.Melalui internet, dalam praktiknya, humas dapatmelakukan komunikasi efektif secara langsungkepada konstituen. Humas juga dapatberinteraksi langsung dengan komunitas didalam media sosial.
Di dalam peranannya, humas berfungsisebagai fungsi manajemen komunikasi.Manajemen berarti ada proses Planning,Organization, Actuating, Controlling (POAC), yaituperencanaan, pengorganisasian, pelaksanaandan evaluasi. Hal ini menjelaskan bahwa fungsihumas dalam satu organisasi baik itu profit,maupun non profit dalam hal ini jasa atausekolah, humas tidak sekedar sebagai front lineratau hanya menangani yang sifatnyaadministrasi maupun penanganan keluhanpelanggan. Tetapi yang dimaksudkan humas disini adalah humas yang memiliki suatu programterencana melalui komunikasi yang dilakukan.
Lalu, bagaimana peranan humas sekolahdalam memanfaatkan media sosial sebagaimedia komunikasi. Humas adalah fungsimanajemen yang melakukan komunikasi dariorganisasi kepada konstituen. Konstituensekolah yaitu publik yang mempunyaikepentingan terhadap institusi, baik internalmaupun eksternal (Lattimore: 2010). Internaladalah guru dan karyawan di sekolah,sementara eksternal adalah pelanggan yangberhubungan baik secara langsung maupuntidak langsung. Secara langsung pelanggansekolah adalah siswa, yaitu mereka yangmerasakan, berhadapan langsung denganpelayanan sekolah. Siswa merasakan langsungpelayanan mengajar dari guru dan pelayananpihak administrasi sebagai pendukung belajarmengajar. Selain itu siswa juga yangmemanfaatkan fasilitas dari sekolah. Sedangkanpelanggan yang bersifat tidak langsung adalahorang tua murid dan alumni.
Siswa sekolah pendidikan dasar di mulaidari jenjang Toddler (usia dua tahun), kelompokbermain (usia tiga tahun) hingga jenjangmenengah atas kelas dua belas (usia delapan
belas tahun). Sementara itu mayoritas orang tuaberusia 25 hingga 50 tahun. Pengguna aktifmedia sosial Facebook menurut data(www.socialbakers.com, diakses Mei 2012)adalah mereka yang berusia 13-15 tahun (12%),16-17 tahun (16%), 25-34 tahun (21%), 18-24tahun (42%), 25-34 tahun (21%), 35-44 tahun(6%), 45-54 tahun (2%), 55-64 tahun (0%).
Dari data tersebut, secara demografikkelompok terbesar pengguna Facebook diIndonesia adalah usia 18-24 tahun yangkemudian diikuti pengguna dengan usia 25-34tahun. Statistik tersebut tentu saja akanmengalami pergeseran seiring denganpertumbuhan usia. Mereka yang saat ini usiaproduktif yang tinggi dalam penggunaanFacebook sebagai media sosial, misalnya 25-34tahun, ketika usia mereka bertambah maka akanterjadi pergeseran dan peningkatan di persentasiusia berikutnya.
Data di atas juga menyebutkan persentasepengguna Facebook usia 55-64 tahun sebesar 0%.Namun penulis menjumpai ada di antarapengguna Facebook yang berusia di atas 55 tahunmeskipun dalam jumlah kecil, baik yangmerupakan anggota dari komunitas ataupengikut Facebook penulis maupun yang bukan.Dengan demikian, terlihat adanya pergeseranusia yang dapat menambah persentase usiapengguna Facebook. Semakin waktu berjalan kedepan, persentase usia pengguna Facebook punmenyesuaikan, hanya saja tingkat intensitasakses Facebook dengan usia di atas 55 tahun tidakseproduktif seperti pada usia 18-34 tahun.
Perilaku remaja di Indonesia yang banyakterlihat adalah melakukan download dan uploadmelalui salah satu media sosial Youtube.Beberapa peristiwa menarik yang ditimbulkandari media sosial Youtube ialah Shinta & Jojomenjadi terkenal karena dua remaja tersebutmelakukan up-load rekaman lipsync yangmenirukan penyanyi terkenal. Audrey Gamalielmelakukan up-load rekaman saat merekabernyanyi. Briptu Norman, dan banyak lagibermunculan orang-orang yang menjaditerkenal karena melakukan up-load di Youtube.
Uraian yang telah di paparkanmenunjukkan bagaimana teknologi informasidan komunikasi merebak dalam kehidupansosial manusia. Masalahnya kemudian adalah
81Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peranan Komunikasi Humas Sekolah Melalui Media Sosial
bagaimanakah peranan humas sekolah melaluikomunikasinya di era media sosial tersebutdalam membangun hubungan dengankonstituennya.
Humas
Public Relations atau humas adalah sebuahfungsi kepemimpinan dan manajemen yangmembantu pencapaian tujuan sebuahorganisasi, membantu mendefinisikan filosofi,serta memfasilitasi perubahan organisasi.Parapraktisi public relations berkomunikasi dengansemua masyarakat internal dan eksternal yangrelevan untuk mengembangkan hubungan yangpositif serta menciptakan konsistensi antaratujuan organisasi dengan harapan masyarakat.Mereka juga mengembangkan, melaksanakan,dan mengevaluasi program organisasi yangmempromosikan pertukaran pengaruh sertapemahaman di antara konstituen organisasi danmasyarakat (Lattimore: 2010). Lebih lanjutdipaparkan Kotler (Kotler: 1995) Humas sekolahmelaksanakan fungsi yang dapat berpengaruhkepada citra institusi melalui aktivitas humasyaitu membangun hubungan dengan pemimpinkomunitas dan publik eksternal, dan aktivitasyang langsung berhubungan dengan sekolah.
KomunikasiDi dalam aktivitasnya humas tidak terlepas dariproses komunikasi. Komunikasi secarasederhana dipaparkan Laswell (Severin, 2005),komunikasi adalah who says what to whom in whatchannel with what effect.
Komunikasi adalah siapa mengatakan apa,kepada siapa, melalui channel (media) apadengan menghasilkan efek apa. Di dalampenulisan ini, siapa mengacu pada humas yangmewakili organisasi yaitu sekolah. Humas jugamewakili pejabat organisasi sekolah maupunyayasan yang menaungi sekolah sebagaipenyampai kebijakan atau informasi.
Selanjutnya adalah “mengatakan apa”,merujuk pada pesan yang ingin disampaikan di
Says whatWho
dalam komunikasi humas. Pesan yangdisampaikan dapat berupa informasi yang perludiketahui oleh konstituen, nilai-nilai yangdianut oleh organisasi sekolah, termasukdidalamnya budaya, visi dan misi.
“Kepada siapa” di dalam proseskomunikasi mengacu pada komunikan, yaitupenerima pesan atau yang menjadi targetkomunikasi humas. Sesuai dengan usiapengguna media sosial aktif (13-35 tahun) maka,humas sekolah mempunyai target khalayakpenerima pesan antara lain: (1) orang tua jenjangTK, (2) orang tua jenjang SD, (3) siswa SMP, (4)siswa SMA, (5) alumni, serta (6) khalayak umum.
Supaya proses komunikasi berjalan efektif,maka perlu memahami komunikan yaitu pihakyang menerima komunikasi. Karakteristik daripengguna media on-lineberbeda denganpembaca di media cetak, maupun mediakonvensional lain (Severin: 2005). Pertama,audiens on-line ingin mengetahui segala sesuatudengan segera dan kedua adalah mendapatkanberita kapan saja mereka inginkan.Hal inilahyang harus menjadi perhatian dari humassekolah sebagai pemberi informasi.
Media yang digunakan dalam proseskomunikasi adalah setiap media yang dapatdijadikan saluran komunikasi. Media tersebutantara lain media cetak, audio, audiovisual,interaktif dan media sosial. Salah satu mediakomunikasi on-line yang juga digunakan olehhumas sekolah adalah melalui website atau situssekolah dan juga melalui e-mail. Website sekolahberisikan informasi yang ingin dipublikasikanberupa data, profil ataupun kegiatan. Walaupun
pada website sekolah disediakan fasilitas untukmenghubungi, melakukan kontak langsung baikmelalui chat dan e-mail langsung, namun terdapatbentuk hubungan dan komunikasi yang berbedapada media sosial.
Website dan e-mail, tidak mampu membuatengagement atau hubungan berkesinambunganseperti pada media sosial.Website sekolah dapatdigunakan sebagai akses informasi yangdibutuhkan seputar pengumuman resmi. Website
82 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peranan Komunikasi Humas Sekolah Melalui Media Sosial
juga tidak dapat membangun komunitas, dalamarti sejumlah pengikut yang dapat diketahuiprofil tiap pengakses, dan terdapat keterbatasandalam bersosialisasi.Berbeda pada media sosialdi mana setiap anggota dapat bersosialisasi,menjadi bagian dari anggota kelompok, meng-ekspresikan diri sendiri, dan juga berinteraksi.
Pada umumnya, orang mencari informasitentang suatu institusi atau sekolah melaluiwebsite, sehingga website bersifat resmi danformal. Dengan demikain, tidak setiap orang,dalam hal ini anggota dari sekolah dapatmemberikan berita atau melakukan up-load beritasecara bebas seperti pada media sosial. Begitupula dengan e-mail. yang ditujukan padapenerima. Ada keterbatasan jumlah penerimadan kesulitan masing-masing alamat penerimauntuk berinteraksi. Selain itu, masing-masingpemilik alamat e-mail hanya mengetahui alamatpengirim tapi tidak mengetahui profil maupuntidak dapat bersosialisasi seperti halnya yangdilakukan di media sosial.
Di dalam penulisan ini, penulis memilihmedia sosial sebagai salah satu mediakomunikasi yang dimanfaatkan oleh humassekolah. Media sosial dipaparkan Breakenridge(Breakenridge: 2008) merupakan segala sesua-tu yang menggunakaninternet untuk memfasi-litasi percakapan di anta-ra orang-orang. Breaken-ridge juga memberikanpenekanan kata orang-orang di sini adalahkarena hal ini bersifathumanisasi dari proseskomunikasi yang terjadiyaitu ketika terjadi perca-kapan di antara perusa-haan dengan khala-yaknya.
Media sosial meru-juk pada pendekatanhumas komunikasi “duaarah” yaitu mendengar-kan, dan pada akhirnya
membangun hubungan pada masing-masingtingkatan.Tidak sekedar memberikan ataumenyiarkan informasi tetapi bagaimana memulaihubungan.
Setiap proses komunikasi mempunyaitujuan, dan seperti yang dipaparkan olehLaswell (Severin, 2005), bahwa komunikasimempunyai efek. Tujuan yang ingin dicapai darikomunikasi yang dilakukan oleh humasmencakup tiga dimensi yang berhubungan padapengaruh komunikasi yaitu kognitif, afektif dankonatif. Kognitif berhubungan denganpengetahuan kita tentang segala sesuatu. Afektifberhubungan dengan sikap kita terhadapsesuatu dan konatif berhubungan dengantingkah laku kita terhadap sesuatu. Sementara,pergerakan menuju tindakan yaitu kesadaran,pengetahuan, kesukaan, pilihan, pernyataandan pembelian. Lebih lanjut pengaruhkomunikasi dapat di lihat pada Gambar 1.
Sementara itu (McQuail & Windahl: 1996)memaparkan model komunikasi yangdicetuskan oleh Rogers & Kincaid, 1981, yaitumodel komunikasi konvergen.Komunikasikonvergen adalah komunikasi yang melibatkandua atau lebih orang. Model komunikasi inimemiliki keuntungan yang melebihi komunikasi
Dimensi-dimensi yang berhubunganKONATIFBidang motivasi PembelianPesan-pesan merangsang ataumengarahkan keinginan Pernyataan
AFEKTIFBidang emosi PilihanPesan-pesan mengubah tingkah lakudan perasaan Kesukaan
KOGNITIFBidang pemikiran/ gagasan. PengetahuanPesan-pesan menyediakan informasidan kenyataan kenyataan Kesadaran
Gambar 1: Model Bagan Pengaruh-Pengaruh Komunikasi(Severin: 2005)
Sumber: R. Lavidge dan G.A. Steiner, “A Model for Predictive Measu-rement of Advertising Effectiveness. “Journal of Marketing 25 (1961:61)
83Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peranan Komunikasi Humas Sekolah Melalui Media Sosial
satu arah. Penekanannya adalah padapemahaman bersama dan konsensus, hubungandiantara jaringan. Komunikasi tersebut salingmenghubungkan individu-individu yang adamelalui pola komunikasi dari informasi yangmembangun feedback yang berkelanjutan.
Di dalam media sosial, model komunikasiyang dilakukan adalah komunikasi yangmenghubungkan antara humas sebagai wakilorganisasi dengan pengguna media sosial yangsatu dan pengguna media sosial lain baikperorangan maupun organisasi untukmembangun komunikasi berkelanjutan. Holtz(2002) menyimpulkan bahwa komunikasi yang
sempurna (excellent communications) adalahpelayanan yang memfasilitasi hubungan antaraorganisasi dan publik yang strategis.
Humas sebagai fungsi manajemenkomunikasi organisasi memiliki tujuan yaituuntuk mempengaruhi, menggiring persepsikhalayak untuk memperoleh dukungan darikhalayaknya. Dengan demikian jelaslah melaluikomunikasi yang dilakukan oleh humas
membantu tercapainya tujuan organisasidengan membangun hubungan dengankonstituen.
Bagaimana orang tua mendapat informasidengan mudah juga sangat menentukankeberhasilan komunikasi antara sekolah danorang tua. Hampir setiap saat orang tua dapatmengakses informasi sesuai dengan waktu yangmereka miliki melalui media sosial. Pelayanansekolah termasuk di dalamnya adalah informasiyang dapat diperoleh dengan mudah oleh orangtua sebagai konsumen tidak langsung. Apa yangterjadi dengan anak mereka, sebagai konsumenlangsung adalah informasi yang dibutuhkan
oleh orang tua. Informasi lain ialah kegiatan,bagaimana aktivitas dengan teman di sekolah,dan hubungan dengan guru. Semakin banyakinformasi yang diperoleh tentang sekolah dananaknya, orang tua akan semakin merasanyaman karena mengetahui apa yang terjadidengan anak mereka. Selain itu informasi seputarsekolah dan anak adalah yang menjadikebutuhan dari orang tua, sehingga ketika
Gambar 2: Model konvergen dari komunikasi (Rogers and Kincaid 1981)
84 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peranan Komunikasi Humas Sekolah Melalui Media Sosial
sekolah menyediakan informasi ini, mereka akanterhubung dengan sistim komunikasi di mediaon-line.
Komputer bahkan handphone ataupunsmartphone adalah media komunikasi yang dapatdengan mudah mengakses media sosial.Orangtua dapat mengakses Facebook, Twitter, maupunblog melalui alat komunikasi tersebut,dimanapun dan kapanpun disesuaikan denganwaktu yang mereka inginkan.Berbeda denganmedia konvensional sebelumnya, orang tuamendapatkan informasi pada saat anak sudahbertemu orang tua di rumah, yaitu malam hari,ketika semua keluarga berkumpul.
Beberapa media sosial yang ada danberkembang saat ini antara lain Linkedln,MySpace, Google, Facebook, Twitter, dan Blog. Adapula situs jejaring sosial lain yang ada dalamdunia online seperti virtual game world atau virtualsocial world.
Media sosial tersebut memiliki karakteristikdan segmen yang berbeda-beda sesuai dengankhalayaknya.Oleh karena itu humas sekolahharus dapat melihat media sosial yang saat inisedang menjadi tren, yang sesuai dengankhalayak sekolah sehingga pada pelaksanaanstrategi komunikasi melalui media sosial dapatberjalan dengan efektif.
Mengacu pada empat situs media sosialyaitu Blog, Facebook, Twitter dan Youtube, yangsaat ini paling banyak dimiliki dan diakses olehkonstituen, maka berikut adalah komunikasiyang dapat dilakukan oleh humas sekolahmelalui media sosial tersebut.
BlogBlog adalah media yang berisi tulisan dangambar yang sesuai dengan minat atau keahlianseseorang. Di dalam blog setiap orang bebasmenuangkan pendapat ataupun ulasanterhadap suatu hal.
Blog adalah satu media komunikasi efektifyang dapat digunakan dan dimanfaatkan olehguru dan siswa.Seperti dijelaskan padapendahuluan, bahwa blog memiliki penggunatertinggi di Indonesia, maka humas sekolahdapat berperan dalam membantu mepromo-sikan blog guru dan siswa. Humas sekolah jugadapat membuat suatu wadah mengumpulkanpara blogger (pembuat blog) di sekolah. Sehingga
orang tua mudah mencari dan melihat profilguru di dalam wadah blogger tersebut. Tidaklahmudah untuk orang tua mencari blog gurusekolah yang demikian banyak dan seringkalimenggunakan nama blog yang orang tua tidakdengan mudah mengenali. Namun denganmenyediakan wadah blog bersama untuk guru,orang tua dapat dengan mudah mengakses blogguru.
Selain dapat dipergunakan sebagai wadahtulisan guru sesuai keahlian, hal ini juga dapatdimanfaatkan sebagai promosi sekolah. Keahli-an guru dapat terlihat dari tulisan mereka di blog.Humas harus mampu mempublikasikan melaluimedia sosial lain atau mengintegrasikan denganmedia komunikasi lain, sehingga kualitassumber daya guru di sekolah dapat terlihat.
Selain fungsi promosi, di dalam fungsikomunikasinya, humas sekolah dapat terlibataktif di dalam blog guru dan siswa.Memberikankomentar, termasuk membuat diskusi atau forumtentang tema-tema yang dibahas dalam blog.Humas sekolah berfungsi dan berperan sebagaimoderator, dengan mengajak para blogger lain(di dalam sekolah), baik guru maupun siswa,sehingga akan terjadi percakapan yang aktif.
Lalu bagaimana peran humas di dalam blogsiswa.Banyak siswa yang saat ini sudahmemiliki blog dan membuat melalui jasapenyedia blog, seperti Wordpress, Blogspot, dll.Sebagai humas sekolah, hendaknya memilikidata blogger siswa.Hal ini dapat berguna supayahumas sekolah dapat ikut aktif mepublikasikanblog siswa kepada khalayak luas.Ketika humasmempublikasikan hasil karya tulisan siswa,maka dapat dikatakan humas mempublikasikannama sekolah. Hal ini berpengaruh terhadappromosi sekolah maupun “merk” sekolah.
FacebookMembangun hubungan baik dengan siswa danorang tua dapat dilakukan dengan media sosialFacebook. Sebagai pengguna terbesar, Facebookadalah alat komunikasi yang efektif yang dapatdigunakan. Humas sekolah dapat membuat satuakun Facebook yang mempunyai nama institusisekolah dan mengelola komunikasi yang terjalin.Facebook adalah sebuah media sosial yang efektif,namun yang perlu mendapat perhatian adalahbagaimana humas mengemas suatu konten yang
85Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peranan Komunikasi Humas Sekolah Melalui Media Sosial
dapat menarik respon dari para anggota. Hanyaseputar informasi saja yang bersifat satu arah,maka Facebook sekolah tidak akan efektif. Tetapimelalui konten yang bersifat pemberian motivasiyang sesuai dengan nilai-nilai pendidikan,informasi yang berkaitan untuk meningkatkanminat belajar siswa, akan lebih efektif dilakukandalam mengundang respon pengguna.
Selain itu, sharing foto-foto kegiatan sekolahyang diadakan di luar sekolah juga dapatditampilkan di Facebook sekolah.Foto tersebuttentu saja yang memberikan pesan tentangkegiatan positif siswa.
Pengguna Facebook aktif di waktu pagi haridan malam hari sebelum tidur.Oleh karena itumemunculkan suatu penayangan di Facebookbaik dilakukan saat sebelum masuk kelas di pagihari ataupun di siang hari pada saat siswasudah pulang sekolah.
Facebook sekolah untuk jenjang TK, SD dapatdibuka untuk orang tua.Karena orang tua TKsangat membutuhkan informasi kegiatan anak-anak mereka.Terutama untuk foto-foto siswapada saat field tripatau kegiatan disekolah.Sebagai orang tua yang tidak dapatmendampingi anak-anaknya secara terusmenerus karena harus bekerja, atau karena adakebijakan sekolah, maka membuka informasitentang kegiatan anak-anak mereka adalah satuhal yang sangat dibutuhkan oleh orang tua.
Sedangkan untuk SMP dan SMA, Facebookditujukan lebih kepada siswa. Karena usiaorang tua siswa SMP dan SMA daripresentasenya adalah minoritas penggunamedia sosial.
Pada komunikasinya, untuk segmen SMPdan SMA, pilihlah bahasa yang disesuaikandengan bahasa remaja.Tema pembicaraan jugadisesuaikan dengan tren remaja yang sedangberlangsung. Hal ini akan menarik respon siswauntuk terlibat dalam percakapan sesuaipengalaman dan pengetahuan mereka. Facebookadalah media sosial, yaitu bagaimana penggunabisa bersosialisasi dengan anggotanya.Tentusaja hal ini dapat dipicu dengan tema-tema yangmengandung nilai-nilai sosial, seperti kepekaanterhadap lingkungan dan remaja.
Informasi yang bersifat formal sepertipengumuman sekolah dapat saja ditampilkan,namun hanya bersifat satu arah, tidak dapat
interaktif. Tetapi Facebook dapat digunakansebagai pengumuman ketika suatu hal yangurgent yang terjadi, namun kembali lagi, tidaksekedar informasi tapi mengandung nilai humaninterest di dalamnya.
Prestasi siswa, guru dan pencapaian lainjuga dapat ditampilkan, untuk menumbuhkankebanggaan terhadap sekolah, yang berdampakterhadap pembentukan citra sekolah. Yangdapat membangun hubungan atau engagementadalah pada saat siswa atau guru yangakanberjuang dalam suatu kompetisi. Pada saatmembutuhkan dukungan maka anggota Facebookakan memberikan responnya. Buatlah satuproses terhadap perjalanan kompetisi tersebut.Bagaimana ketekunan seorang siswa dalammenghadapi kompetisi.Sampai padakeberhasilannya.Hal ini dapat menjadi inspirasibagi anggota sekolah.
TwitterMeskipun tergolong baru, namun penggunaTwitter meningkat setiap harinya.Berbedadengan Facebook, pada Twitter terdapatketerbatasan jumlah karakter penulisanpesan.Oleh karena itu, perlu dicermati menulispesan yang jelas dalam keterbatasan tersebut.
Dalam hal penulisannya, Twitter tidakmemerlukan kalimat lengkap terstruktur, namuninti pesan dapat dituliskan kurang dari sembilanpuluh karakter. Karakter tersebut sudahtermasuk di dalamnya penyebutan akun Twitterlain, dan link yang menghubungkan dengansumber informasi lain.
Semakin banyak jumlah follower (pengikut),maka akan bertambah jumlah anggotakomunitas Twitter sekolah. Humas sekolah jugadapat mengikut (follow back), para pemimpinkomunitas untuk tetap mendapat informasiterbaru apa yang sedang menjadi pembahasanmereka di media sosial. Selain untuk tetapterhubung, humas juga dapat sedini mungkinmencegah rumor yang berkembang, yaitupemberitaan negatif yang berkaitan dengansiswa maupun sekolah. Melalui hal ini juga,humas dapat langsung mengklarifikasi beritaatau informasi. Ketika humas sekolahmemberikan penjelasan yang membuatpemimpin komunitas tersebut puas, makapemimpin komunitas dapat memberikan
86 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peranan Komunikasi Humas Sekolah Melalui Media Sosial
pengaruh kepada pengikutnya. Dari ilustrasi diatas dapat terlihat, ketika humas sekolah melaku-kan twit dalam satu waktu, pesan langsungsampai kepada sejumlah pengikut yangkemudian diteruskan kepada sejumlah pengikutlain. Total penerima pesan, efeknya dapatlangsung diterima. Salah satu kelebihan mediasosial dibanding media konvensional adalahpada kecepatan komunikan menerima pesan.
Twitter dapat digunakan sebagai mediapublikasi blog. Mencantumkan link (tautan) blogsiswa ataupun guru dalam twit dapatmepromosikan blog sehingga blog tersebut dapatmenambah pengikut. Humas membuat diskusimelalui Twitter tentang ulasan blog tersebut jugadapat mengundang respon dari pengikut. Selainmembuat tautan, humas juga dapat mengun-dang respon dengan membuat tembusan (cc)kepada anggota blog lain yang memiliki
kesamaan bidang, atau juga kepada pengikutyang mempunyai kompetensi misalnya siswaberprestasi, atau guru bidang studi tersebut.
Cantumkanlah hash tag (#) untuk membuattopik tertentu.Hash tag akan memudahkan parapengguna Twitter untuk mendapatkan informasilebih banyak. Mengetahui topik yang sedangberkembang (trending topic) dan membahasnyadi komunitas Twitter sekolah juga dapat menarikrespon.
Humas sekolah sebaiknya memiliki dataakun siswa. Sehingga akan lebih mudah humasmemperoleh nama akun siswa dan mampumengelola percakapan yang terjadi di Twitter.Salah satu cara untuk mengetahui atau mencariakun siswa yang menggunakan nama sekolahadalah dengan Twitter search. Melalui Twittersearch humas dapat memonitor kata yangbersinggungan dengan sekolah.
Twitter mampu memfasilitasi komunikasiyang terjalin dengan alumni secara langsung.Testimoni alumni tentang prestasi sekolah akanmenciptakan kredibilitas terhadap produksekolah, yaitu alumni yang berhasil. Alumniadalah calon pelanggan atau orang tua muriddi masa mendatang. Menjalin hubungan yangterus menerus dengan alumni akan dapatmembangun ikatan (engagement) yang dapatberdampak positif di kemudian hari. Ketika
suatu krisis terjadi di sekolah, alumni akanmemberikan dukungan baik secara morilmaupun dukungan lain.
Melalui Twitter, humas dapat melakukanprogram Media Relations, di mana humas sekolahmemberikan informasi atau event-event yangsedang berlangsung di sekolah sebagaikonsumsi redaksi.
Twitter pada dasarnya adalah tulisansingkat untuk memberitahukan pada khalayak
Gambar 3: Ilustrasi Distribusi Informasi pada Twitter
87Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peranan Komunikasi Humas Sekolah Melalui Media Sosial
tentang apa yang sedang terjadi. Humas sekolahmenuliskan laporan yang sedang terjadisehingga mampu menjadi distributor informasikepada khalayak.
YoutubeYoutube adalah media yang memampukan untukmengunggah file dalam bentuk video.Sepertihalnya televisi, video menghasilkan gambar dansuara, sehingga lebih menarik. Humas sekolahdapat mengunggah video rekaman kegiatansiswa yang menarik, seperti paduan suara anak,lomba-lomba yang diselenggarakan sepertifashion show anak TK, story tellingdan lomba sertakegiatan lain yang menarik. Youtube adalahmedia sosial yang efektif dalam mepublikasikankegiatan sekolah. Untuk memudahkanpencarian dari publik, buatlah akun sesuai namasekolah, lalu diikuti dengan kelas dan tahunajaran.
Mengintegrasikan Media SosialMedia sosial akan efektif jika diintegrasikan satusama lain. Pesan yang hanya dikomunikasikanmelalui satu media sosial saja, tidak akanmembawa dampak besar. Misalnya blog guruatau siswa yang dibuat tautannya pada Twitter.Begitu juga dengan Youtube yang dibuattautannya pada Facebook dan Twitter. Dengandibuat integrasi satu sama lain, maka pesanyang disampaikan pada media sosial akanmemberikan efek resonansi yang semakinbesar.Oleh karena itu praktisi humas (mediasosial) yang bertanggung jawab terhadap strategikomunikasi di media sosial harus mampumengintegrasikan pesan di semua media sosial
Youtube
Gambar 4: Ilustrasi IntegrasiKomunikasi pada Media Sosial
yang dimiliki oleh sekolah. Pengukuran danevaluasi media sosial.
Secara efisiensi, media sosial memiliki budgetyang minimal untuk organisasi. Pembukaanakun media sosial seperti Blog, Facebook, Twitterdan Youtube tidak membayar. Berbeda padaupaya promosi yang dilakukan oleh pemasaransekolah ataupun kegiatan gathering yangdilakukan oleh humas dalam rangkapemeliharaan hubungan dengan publik internaldan eksternal sekolah.Pada upaya komunikasipromosi di media konvensional seperti televisi,radio, maupun cetak, humas mempunyaianggaran biaya yang tidaklah murah sepertiyang dilakukan di media sosial. Sementara ituuntuk melaksanakan satu kegiatan gatheringorang tua, alumni dan media massa, diperlukanbiaya yang menyangkut kegiatan, dan jugadiperlukan upaya yang cukup terkonsentrasiuntuk menyelenggarakan suatu kegiatan yangmenarik.
Pengukuran sederhana dapat terlihatmelalui peningkatan jumlah anggota akun dimedia sosial yang dimiliki sekolah, dan jumlahpenerimaan respon. Pada Facebook, dapat dilihatdari jumlah komentar dan likes yang diberikan.Sementara pada Twitter, monitoring danevaluasi dilihat dari jumlah respon yangmembuat percakapan danjuga melalui RT (Re-Tweet) yang dilakukan oleh pengikut.
Meskipun di beberapa perusahaan, evaluasimedia sosial termasuk dalam alat mediapemasaran yang tidak terukur, namun adabeberapa cara yang dapat dilakukan untukmengukur seberapa besar tren media sosialterhadap organisasi.
Humas sekolah dapat memonitoringseberapa besar presentasi tren media sosialsekolah melalui akses ke www.socialmention.com, www.howsociable.com , www.socialbakers.com atau melalui www.alexa.com. Monitoringmelalui situs tersebut dapat dilihat melaluistatistik jumlah penambahan akun, tren positif,negatif juga dapat diketahui.
Tantangan Humas SekolahPada pelaksanaannya, fungsi humas di sekolahseringkali bukanlah pada fungsi manajemen.Tapi lebih kepada sifat administratif penerimaan
88 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peranan Komunikasi Humas Sekolah Melalui Media Sosial
siswa baru, front liner dan penanganan keluhandari orang tua. Oleh karena pandangan tersebutmaka kebutuhan terhadap keahlian dari humasyang ada tidak berlatarbelakang dari pendidikankehumasan. Sehingga praktik humas yangmerupakan fungsi manajemen komunikasisekolah tidak dapat berjalan dengan baik, dalamhal ini pemanfaatan media maupun teknologikomunikasi dalam menjangkau hubungan baikdengan konstituen.
Selain itu, para praktisi humas sekolah yangmasih bekerja dengan cara konvensional sepertimengadakan acara di sekolah juga meman-faatkan media lama. Dengan mengetahuiefektivitas dan dampak yang berpengaruh darimedia sosial, maka humas sekolah harus mampumengintegrasikan antara kegiatan di sekolahdengan media sosial.
Kendala lain yang terjadi juga adalah stafhumas sekolah yang menangani komunikasimedia sosial, harus menjalankan aktivitaskehumasan lain, sehingga tidak dapat mengelolamedia sosial sekolah dengan maksimal. Olehkarena itu perlu ada staf humas yang secarakhusus mengelola media sosial sekolah, dengandemikian staf humas dapat mengevaluasi danmembuat suatu pola komunikasi strategis yangberkesinambungan.
Melalui keahlian humas yang strategisdalam berkomunikasi aktif melalui media sosial,humas sekolah dapat membangun hubunganbaik dan dapat berdampak bagi citra sekolah.
Penutup
Perkembangan media sosial di Indonesiamembawa satu bentuk media komunikasi barubagi humas sekolah.Melalui media sosial, humassekolah dapat melakukan komunikasi secaralangsung dengan khalayak strategis. Denganmemahami karakteristik pengguna media sosial,maka humas dapat membuat pesan yang efektifyang dapat memberikan pengaruh komunikasi
di media sosial seperti Facebook, Twitter, Blog danYoutube, sebagai empat media sosial yangmerupakan situs tertinggi yang diakses diIndonesia.
Humas sekolah yang mengelola mediasosial, memiliki fungsi sebagai sumber ataupusat informasi yang mendistribusikan kepadaanggota atau komunitas media sosialsekolah.Pusat informasi ini adalah satu bentukpelayanan humas yang menyediakan informasikepada siswa, orang tua, alumni sebagaikhalayak eksternal atau pelanggan seko-lah.Informasi tersebut adalah informasi yangdibutuhkan, untuk mengikuti perkembanganyang terjadi di sekolah.Dan informasi yangdikomunikasikan melalui media sosial dapatmenjawab kebutuhan orang tua dan siswa secaracepat dan mudah diakses.
Melalui media sosial, humas mampumelakukan satu bentuk promosi sekolah denganmemunculkan sumber daya berkualitas yaitumelalui blog guru, siswa, alumni dan jugamenjadi sumber berita untuk konsumsi mediamassa.
Humas juga menjadi sumber data pemilikiakun media sosial khalayak sekolah, sepertisiswa, orang tua, guru maupun alumni.Melaluisumber data ini, humas mampu membuatpercakapan atau komunikasi yang terjadi,sehingga pada akhirnya humas dapat mem-bangun hubungan (engagement) di antarakhalayak.
Media sosial yang saling berintegrasi akanmemberikan dampak yang lebih besar terhadapefek atau pengaruh dari pesan yangdisampaikan. Dengan demikian humas sekolahharus mengelola komunikasi melalui mediasosial yang saling terhubung dengan mediasosial lain. Mengintegrasikan Facebook, Twitter,Youtube dan Blog akan menciptakan satu bentukkomunikasi strategis yang dapat memberikandampak bagi tujuan humas itu sendiri yaitupeningkatan citra positif sekolah melaluidibangunnya hubungan dengan konstituen.
89Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Peranan Komunikasi Humas Sekolah Melalui Media Sosial
Daftar Pustaka
Breakenridge, Deirdre. (2008). PR 2.0; New media,new tools, new audiences. Pearson Education
Holtz, Shel. (2002). Public Relations on The Net:winning strategies to inform and influence themedia, the investment community, thegovernment, the public, and more! New York:
Kitchen, J. Philip & Pelsmacker, Patrick, De.(2004). Integrated marketing communications:A Primer. London and New York
Kotler, Philip. (2004). Manajemen pemasaran. Jilid1. Jakarta: PT Indeks
Kotler, Philip & Karen F.A. Fox. (1995). Strategicmarketing for educational institutions.Prentice-Hall
Lattimore, Dan, Otis Baskin, Suzette T. Heiman,& Elizabeth L. Toth. (2010). Public relations:Profesi dan praktik. Jakarta: SalembaHumanika
McQuail, Denis & Sven Windals.(1993).Communication models for the study of masscommunications,2nd edition. London andNew York: Longman
Severin J. Werner & James W. Tankard, Jr. (2005).Teori komunikasi: Sejarah, metode, & terapandi dalam media massa, Edisi Ke-5. Jakarta:Kencana
Straubhaar, LaRose. (2006). Media now.Understanding media, culture, andtechnology. Fifth Edition . ThomsonWadsworth
Majalah SWA, Edisi 06. XXVIII, 15-28 Maret 2012Majalah Marketing No.05/XII/ MEI 2012www.alexa.com/topsites/countries/ID diakses
Mei 2012www.socialbakers.com/facebook-statistics/
diakses Mei 2012
90 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Pendidikan Nasional Sebagai Sarana Strategis
Pendidikan Nasional sebagai Sarana Strategisdalam Pengembangan Kreativitas dan Entrepreneur
Menghadapi Tantangan Era Globalisasi
H.A.R. TilaarE-mail: [email protected]
Persatuan Guru Republik Indonesia
Opini
Abstrakalam era globalisasi dewasa ini konsep kewirausahaan (entrepreneurship) hangatdibicarakan di negara-negara berkembang dan menarik perhatian kalangan pendidikantinggi di Indonesia. Sementara itu peneliti dalam cognitive-science, neuro-science, dan criticalpedagogy menyimpulkan bahwa kewirausahaan berkembang melalui berpikir kritis dan
inovatif yang menghasilkan berbagai inovasi. Trias de Bes and Kotler (2011) dalam penelitianmereka, menyimpulkan bahwa hanya pemikiran yang kritis dan kreatif dapat mengembangkanbudaya kreatif suatu masyarakat. Penulis berpendapat, pendidikan memegang peranan strategisdalam mewujudkan budaya kreatif sebagaimana ditunjukan oleh babak pendidikan nasional kita,Ki Hadjar Dewantara dan Mohamad Sjafei. Pertanyaannya sekarang ialah apakah sistempendidikan nasional kita telah diarahkan ke tujuan ini, atau sebaliknya merusak berpikir kritisdan inovatif anak-anak kita.
Kata-kata kunci: Berpikir kritis, berpikir kreatif, budaya kreatif, kewirausahaan
National Eduacation as A Strategic Means in Developing Creativityand Entrepreneurship Facing The Treats in Globalitation Era
AbstractIn the era of globalization the concept of entrepreneurship has become a heated discussion especially in thedeveloping countries and attracts higher education community such as in Indonesia. Meanwhile researchersin cognitive-science, neuro-science, and critical pedagogy conclude that entrepreneurship emanated anddeveloped through critical and creative thinking which resulted in innovations. Trias de Bes and Kotler(2011) in their research, concluded, that critical and creative thinking could only develop in a creativeculture of a community. The writer has the opinion that education has strategic role in creating creativeculture as shown by our national education forefathers, Ki Hadjar Dewantara and Mohamad Sjafei. Thequestion now is whether our national education system already geared into this goal, or on the contrary itundermined the critical and creative thinking of our children.
Key words: Critical thinking, creative thinking, creative culture, entrepreneurship
D
91Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Pendidikan Nasional Sebagai Sarana Strategis
Pengantar
Indonesia terkenal di seluruh dunia sebagainegara yang kaya. Demikian pula Indonesiamemiliki kebudayaan yang sangat beragamdikagumi oleh wisatawan seturuh dunia.Tetapi mengapa Indonesia masih tergolongsebagai salah satu negara miskin di dunia?
Selain dari kekayaan alam dan kekayaanbudaya Indonesia, Indonesia masih memiliki satukekayaan besar lainnya ialah jumlahmanusianya yang besar, nomor 4 terbesar diseluruh dunia. Mengapa bangsa Indonesia belummenikmati kedua kekayaan yang dimilikinya?Kekayaan alam dan kekayaan budaya Indonesiabahkan lebih dinikmati oleh bangsa lain daribangsa kita sendiri. Masyarakat dan bangsaIndonesia seakan-akan tikus yang mati dilumbung padi sedangkan diperkirakan tamanFirdaus terletak di Nusantara.1 Salah satukekayaan yang dimiliki Indonesia yang belumdiolah sepenuhnya ialah kekayaan sumberdaya manusianya. Anis Baswedan2 menyatakanmodal manusia yang besar itu sebagai sumberdaya manusia yang belum sepenuhnyadikembangkan oleh sebab itu kita bukan saja belummenikmati kekayaan alam dan kekayaanbudaya kita sendiri, kita juga mengalamikelangkaan dalam melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa yang bermutu. Yang adaialah kebodohan dan kemiskinan sertapemimpin-pemimpin yang kekurangan ide sertaterobosan-terobosan yang diperlukan di dalamdunia yang berubah dengan cepat dalam eraglobalisasi dewasa ini.
Usaha apakah yang dapat kita lakukandengan memanfaatkan tiga modal kekayaanbangsa Indonesia untuk membawa manusia danmasyarakat Indonesia agar lebih bahagia dansejahtera? Kuncinya terletak pada modal manusiayang dapat mengolah kekayaan alam dankekayaan budaya untuk meningkatkan tarafhidup manusia Indonesia sendiri dan dengansendirinya dapat menyumbangkannya bagikebahagiaan umat manusia di planet dunia ini.
Dalam mengembangkan kemampuanmanusia Indonesia dalam mengelola kekayaanalam dan kekayaan budayanya kita lihat dahulubagaimana seharusnya posisi manusia dan
masyarakat Indonesia di dalam perubahan kehi-dupan global dewasa ini.
Indonesia dalam Era Globalisasi
Indonesia tidak dapat mengisolasikan dirinya daridunia yang bergerak dengan sangat cepat olehkarena kemajuan teknologi informasi dankomunikasi. Bahkan Friedman mengatakan duniasemakin rata, sumpek dan semakin panas.3
Indonesia tidak dapat meloloskan diri dari per-ubahan dunia, masalah kependudukan dan planetbumi yang semakin panas yang tentunyamempengaruhi kehidupan seluruh umatmanusia. Bagaimanakah posisi Indonesiamenghadapi perubahan global dewasa ini? Adaempat posisi yang dapat diambil. Pertama, kitahanyut di dalam perubahan global. Kitakehilangan identitas diri kita sendiri danditentukan oleh pengaruh luar yang sangat kuatyang dikendalikan oleh modal-modal besarseperti multinational corporations. Gelombangperubahan tersebut membawa kita kepadakekosongan, demikian George Ritzer. Kedua,Kesatuan Republik Indonesia yang tidak lainberdasarkan pada Pancasila. Dengan watakmanusia Pancasila inilah kita menghadapiperubahan global di dunia dewasa ini.4
Bagaimanakah sikap bangsa Indonesia dalampergaulan bangsa-bangsa yang berane-karagam tingkat kemajuannya, ada bangsa yangtelah maju ada yang sedang berkembang dan adapula yang masih pada taraf kemiskinan.Penulis sendiri sebagai “turis “5 pada tahun 2011menghadiri tiga pertemuan ekonomi dunia, WorldEconomic Forum di Davos, World Islamic EconomicForum di Astana, Kazakhstan, dan WorldSustainable Economic Forum di Lille, Prancis.Apakah yang dapat kita pelajari dari forum-forum ekonomi dunia tersebut? Dari Davos kitamendapatkan pelajaran seperti yangdikemukakan di dalam gerakan The Lead danThe Global Compact Movement PBB bahwapertumbuhan ekonomi merupakan kewajibanperusahaan-perusahaan tetapi tidak melupakanmelaksanakan The Eight Millennium DevelopmentGoals. Apa yang dapat dipelajari di Davos lebihditekankan lagi di Lille yaitu kemiskinan masihmelanda sebagian besar penduduk dunia
92 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Pendidikan Nasional Sebagai Sarana Strategis
khususnya di Afrika dan oleh sebab ituperusahaan-perusahaan di dunia tidak dapatmelepaskan tanggung jawabnya dari penderita-an kemanusiaan. Cukup menarik apa yangdapat kita pelajari dari World Islamic EconomicForum di Astana yang menganjurkan adanyaprogram 3-C yaitu Connect, Compete, Collabo-rate. Kita tidak dapat mengasingkan diri darihubungan dengan negara-negara lain, kita harusmengadakan hubungan-hubungan yang salingmenguntungkan dengan negara-negara diseluruh dunia. Selanjutnya di dalam mengada-kan hubungan tersebut baik negara-negara sedangmaju maupun negara-negara yang sedang ber-kembang tujuannya ialah untuk meningkatkankemampuan kita dalam pengertian dapatbersaing (compete) dengan bangsa-bangsa laindalam arti yang positif. Bersaing bukan untukmenghancurkanyang lain tetapibersaing untuk me-ningkatkan kemam-puan sendiri sehing-ga dapat sejajardengan negara-negara maju. Apa-bila kita tidaksejajar dengan ne-gara-negara majumaka tidak mungkinkita mengadakan kerjasama dengan negara-negara, baik yang sudah maju maupun yangsedang berkembang. Kesetaraan antarnegara didunia hanya dapat dicapai oleh kesetaraankemampuan manusia di masing-masing negara.Kolaborasi hanya mungkin terjadi di dalamkesetaraan. Kesetaraan itu hanya dapatdiwujudkan apabila manusia dan masyarakatIndonesia mempunyai identitas sebagaibangsa Indonesia atau yang berwatakIndonesia. Manusia Indonesia yang berwataktidak lain daripada manusia yang berjiwaPancasila. Inilah tujuan pendidikan watak ataupendidikan karakter yaitu upaya pengembanganpribadi Indonesia dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila di dalam kehidupan bermasya-rakat dan berbangsa dan berkolaborasi denganbangsa-bangsa lain di dunia.
Manusia Indonesia yang dapat mengelola danmemanfaatkan kekayaan alam dan kekayaan
budayanya agar dapat mensejahterakan hidupmasyarakat dan bangsa Indonesia dan jugamasyarakat dunia adalah manusia-manusia yangaktif-kreatif. Manusia yang bodoh dan pasif akanmengakibatkan kekayaan alam dan kekayaanbudaya Indonesia akan diangkut keluar oleh bang-sa-bangsa lain maka tinggallah bangsa Indonesiayang pasif dan bodoh seperti pada masa kolonialsehingga bangsa Indonesia tetap hidup didalam kemiskinan, mati di lumbung padi.
Bagaimanakah kita mengembangkan sumberdaya manusia yang aktif dan kreatif sehingga dapatmengelola dan memanfaatkan sumber daya alam,dan sumber daya manusia, kebudayaannya yangkaya?
Analisa post-kolonialisme6 mengajarkankepada kita betapa negara-negara bekas jajahan
secara sadar atautidak sadar masihm e n i n g g a l k a nsisa-sisa pendi-dikan kolonial.Salah satu tujuanpendidikan kolo-nial ialah mendidikbangsa jajahannyauntuk memilikisikap subordinatifsehingga merekatetap menjadi
objek eksploitasi dari sang penjajah. Dengankata lain pendidikan pada masa kolonial padahakikatnya merupakan suatu proses pembodohandan pengekangan terhadap kesadaran manusiauntuk berpikir kritis, demikian pendapat PauloFreire.
Bagaimanakah keadaan pendidikan nasio-nal kita dewasa ini?
Peran Pendidikan Nasional DewasaIni dalam Pengembangan Kreativitas
Menghadapi Perubahan GlobalAbad-21
Tampaknya analisis postkolonialisme mengenaipendidikan Indonesia dewasa ini tidak melesetbahwa secara sadar atau tidak sadar masihmenganut pada sistem pendidikan kolonialyang tidak mengembangkan kreativitaspeserta-didik. Bahkan dapat kita Lihat betapa
Bagaimanakah kitamengembangkan sumber dayamanusia yang aktif dan kreatifsehingga dapat mengelola dan
memanfaatkan sumber daya alam,sumber daya manusia, dankebudayaannya yang kaya?
93Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Pendidikan Nasional Sebagai Sarana Strategis
sistem pendidikan nasional telah mematikanberpikir kritis dan kreativitas peserta-didik.Kita lihat misalnya pelaksanaan sistem UjianNasional (UN) yang memberlakukan standaryang sama untuk seluruh Indonesia bukansaja mematikan berpikir kritis dan kreatifpeserta-didik tetapi juga telah menginjak-injakhak asasi anak. Lihat saja misalnya dengan kasusyang terjadi tahun lalu pada seorang anak SD yangpintar dan mengajar kawan-kawannya padawaktu melaksan-akan UN telah divonis bersalahbahkan bersama-sama dengan ibunya merekadikucilkan dari masyarakat desanya.
Evaluasi di dalam proses pendidikanmerupakan suatu yang perlu dan harus, tetapitujuannya bukan menghakimi peserta-didiktetapi membantu pesertadidik di dalam prosespendidikan dan membantu birokrasi bahwaevaluasi pendidikan dalam bentuk UjianNasional bukan untuk menghakimi anak(peserta-didik) tetapi sebagai pemetaan masalah-masalah pendidikan sebagai dasar untukmerumuskan kebijakan pendidikan yang lebihtepat dan terarah.Evaluasi pendidikanpada hakikatnyabukan urusan birok-rasi tetapi merupakantugas dan tanggungjawab guru sepanjangtahun yang mengeta-hui perkembanganpribadi setiap peser-ta didik. Pengambil-alihan evaluasi pendidikan dari sosok guruoleh birokrasi (pemerintah) merupakanpelanggaran etika profesi guru selain darimerampas hak asasi peserta-didik untuk berkem-bang sesuai dengan fitrahnya. Berbagai ekses daripenyelenggaraan UN telah menghancurkantujuan-tujuan etis dari pendidikan nasionalyaitu menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai Pancasila di dalam perkembangan pribadipeserta-didik termasuk pengembangankemampuan berpikir kritis dan kreatif yangdiperlukan oleh seorang warga negara yangdemokratis, yang dapat bergotong royongsesuai dengan nilai-nilai luhur dalammasyarakat Indonesia. Nilai-nilai yangdiunggulkan malahan prinsip berkompetisi,
suatu falsafah hidup berdasarkan Darwinismesosial yang jelas-jelas bertentangan denganPancasila. Berdasarkan pandangan hidupneoliberalisme inilah pula yang telahmelahirkan sekolah-sekolah bertaraf interna-sional dengan “world class education,” yang padahakikatnya telah meremehkan kekayaanbudaya Indonesia yang sebenarnya dapat danharus dieksploitasi pertama-tama untukmasyarakat dan bangsa Indonesia sendiri.Kurikulum di sekolah-sekolah kita tidakmemperhatikan kekayaan alam dan budaya kitasendiri sehingga akibatnya dimanfaatkan olehbangsa lain.
Sebagai kesimpulan dapat dikatakan sistempendidikan nasional dewasa ini tidak melihatkaitan antara kekayaan alam dan kekayaanbudaya Nusantara yang perlu digali dan dikem-bangkan dan dimanfaatkan untuk meningkatkantaraf hidup masyarakat dan bangsa Indonesia.Pendidikan tidak mengembangkan kemampuankreativitas individu bahkan mematikannya.Hal ini dapat dilihat misalnya di dalam
rekruitmen untukmenjadi pegawainegeri sipil baik dipusat maupun didaerah. Kita mempu-nyai sekitar 4,7 jutaPNS dan pegawaidaerah, sekian ribumiliter dan sekianribu polisi. Inilah
yang diperebutkan setiap tahun lowongan-lowongan yang tersedia untuk menjadi pegawainegeri dengan mengadakan seleksi setiap tahun.Tujuannya ialah untuk menjadi pegawaipemerintah. Suatu gejala yang telah diwariskanoleh sistem pendidikan kolonial.
Akibat dari sistem pendidikan nasionalyang diarahkan untuk menjadi pegawaipemerintah (pusat ataupun daerah) Indonesiakekurangan manusia-manusia entrepreneur yangmempunyai kemampuan inovasi, tidak keluardari keterpenjaraannya dalam berpikirtradisional (stay in the box thinking). Akibatnyaantara lain apa yang dikemukakan olehCiputra, Indonesia dewasa ini hanya mempu-nyai 0,8% manusia entrepreneur sedangkan baginegara maju, menurut Drucker, sekurang-
Kurikulum di sekolah-sekolahkita tidak memperhatikan
kekayaan alam dan budaya kitasendiri sehingga akibatnya
dimanfaatkan oleh bangsa lain.
94 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Pendidikan Nasional Sebagai Sarana Strategis
kurangnya memiliki 2% penduduknya sebagaientrepreneur. Siapakah manusia-manusiaentrepreneur itu yang sangat dibutuhkanIndonesia kini dan di masa depan?
Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatifsebagai Dasar Pengembangan
Entrepreneurship
Pada akhir-akhir ini telah menjadi pokokpenelitian dan diskusi para ahli antar disiplin.Bahkan dalam bidang politik ikut berperan didalam pengembangan entrepreneurship dalamupaya mempersempit gap antara negara-negaramaju dan negara berkembang. Tidak kurang dariseorang psikolog, Daniel Kahneman memperolehhadiah Nobel Ekonomi 2002 karena bersama-sama dengan Amos Tversky menelorkan teoribaru mengenai berpikir kritis di dalampengambilan keputusan di dalam situasi yangpenuh resiko.7 Inilah teori yang dilahirkan padatahun 1979. Apakah sebenarnya berpikir kreatifitu? Pada pokoknya berpikir kreatif adalahberpikir keluar dari “comfort zone” atau“thinking as usual.” Jane Piirto8 di dalamCreativity for 21" Century Skills mengemukakanlima tingkah-laku pokok dalam mengembangkanberpikir kreatif ialah: naivete, risk-taking, self-discipline, tolerance for ambiguity, group trust.Sedangkan di dalam pengembangannyadengan 7-I yaitu: inspiration, intuition,improvisation, imagination, imagery, incubation,insight. Yang lebih menakjubkan lagi di dalampengalaman praktis Jane Pirto pengembanganketerampilan kreatif dalam praktek membutuh-kan praktek-praktek yang dianggap tidak rasionalyaitu meditasi, solitude, exercise, silent. Apayang dikemukakan oleh Piirto sesuai denganpenelitian-penelitian Kahneman dan Tverskyyang melawan teori neoklasikal modal dalambehavioral economic yang mengasumsikanbahwa manusia dipimpin oleh pilihan-pilihanrasional berdasarkan angka-angka kalkulus.
Apakah sebenarnya berpikir kritis itu?Dalam penelitian-penelitian dalam cognitivescience dan para pakar seperti John Dewey danDonald Schiin, Glatzeder dan Goel serta Muller(2010), Epstein (2006) maupun para filsuf sepertiBrookfield (2005), Walton pakar informal logic,
maupun praktisi pendidikan Robert H. Enis (1996)menunjukkan bahwa di dalam keterampilankognitif (skill cognitive) ada perbedaan antaraberpikir kritis dan berpikir kreatif. Dalamberpikir kritis metodologi yang digunakanadalah algoritme dengan menggunakankriteria-kriteria sedangkan di dalam berpikirkreatif menggunakan metode heuristik dan nilai-nilai. Namun keduanya tergolong di dalam apayang disebut berpikir tingkat tinggi, meskipunterdapat perbedaan di dalam titik-beratnya. Didalam berpikir kritis ditekankan pada mencarikebenaran (truth) sedangkan di dalam berpikirkreatif ditekankan kepada mencari makna(meaning). Di dalam penelitian-penelitian ilmukognitif (cognitive science) selanjutnyadibedakan antara berpikir prosedural yangmementingkan metodologi dan berpikirsubstantif yang mementingkan isi. Keduabentuk berpikir tersebut yaitu berpikirprosedural dan berpikir substantif bertemu didalam apa yang disebut berpikir kompleks.
Dalam berpikir kompleks berhubungandengan pertimbangan-pertimbangan prose-dural dan sub-stantif. Selain daripada itukeduanya tertuju kepada pemecahan darisituasi yang problematis. Meskipun di dalamberpikir prosedural dan berpikir substantifditentukan oleh konteks, di dalam berpikirkompleks terdapat apa yang disebut metakognitif yaitu bukan saja sensitif terhadapkonteks tetapi penyempurnaan konteks itu sendiri.
Bagaimanakah hubungan antara berpikirkreatif, inovasi dan entrepreneurship? Masalah inimenjadi perhatian berbagai pakar seperti MaxPlanck Institute of Economics yang telahmensponsori beberapa pertemuan interna-sional membahas masalah entrepreneurship.Pada tahun 2008 di Miami, Florida diadakanpertemuan mengenai masalah ini. Pertemuaninternasional itu melahirkan InternationalResearch on Entrepreneurial Intention andCognition yang disponsori oleh KauffmanFoundation . Di dalam pertemuan tersebutdipermasalahkan bagaimana “entrepreneurialmind” dapat diwujudkan menjadi “entre-preneurial behaviors.” Di dalam kaitan ini tidaklepas dari seorang ahli ekonomi Peter F.Drucker yang menulis bukunya yang terkenalInnovation and Entrepreneurship (1986). Manusia
95Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Pendidikan Nasional Sebagai Sarana Strategis
menginginkan perubahan karena mereka merasabentuk-bentuk masyarakat seperti yang dikenalnyapada masa lalu tidak sesuai lagi dengan tuntutankehidupan dalam era globalisasi. Manusia danmasyarakat terus menerus berubah. Masyarakatmenginginkan hal-hal yang baru, lembaga baru,pengaturan baru. Siapa yang melahirkan ide-idedan teori-teori tersebut? Mereka adalahmanusia-manusia yang disebut “entrepreneur”yaitu pribadi-pribadi yang menginginkanperubahan. Pribadi-pribadi tersebut adalahpribadi-pribadi yang berpikir kritis dan tidakpuas dengan keadaan yang berlaku. Merekamenginginkan kehidupan yang lebih baik danlebih maju. Pemikiran mereka dan terlebih-lebih perbuatan mereka merupakan pioniryang berani mengambil resiko untuk suatuperubahan. Mereka berani mengambil keputus-an sehingga perbuatannya melahirkanberbagai jenis kemungkinan (opportunity) yangapabila dilaksanakan menghasilkan suatuperubahan. Seorang ekonom terkenal JosephSchumpeter di dalam bukunya Die Theorie derWirtschaftlichen Entwicklung (1911) mengata-kan manusia entrepreneur adalah manusia-manusia inovatif, bukan seorang pelakuekonomi yang mencari keseimbangan danoptimalisasi, mereka menginginkan equilibriumyang dinamis oleh sebab itu mereka adalahsebenarnya manusia-manusia destruktif-kreatif.
Istilah entrepreneur dan entrepreneurshippertama-tama dilahirkan oleh Jean BaptisteSay pada tahun 1803. Pengertian Saymengenai entrepreneur masih sangat terbataskepada mengubah sumber-sumber ekonomidari tingkat yang rendah ke tingkat yang lebihproduktif dan memberikan keuntungan yanglebih besar. Pengertian Say ini masih sangatterbatas oleh karena ditahirkan di dalamperubahan masyarakat Eropa pada masarevolusi Prancis. Dalam revolusi Prancis bukanhanya terjadi perubahan di dalam Tata Negaratetapi juga perubahan di dalam masyarakatdengan leburnya masyarakat tradisional yanglebih kurang statis, terbebasnya akal manusiasehingga memerlukan pengelolaan ataumanajemen masyarakat yang serba baru.Perubahan tersebut terutama dirasakan dalambidang bisnis serta lembaga-lembaga pelayan-an kepada masyarakat. Oleh sebab itu
pengertian entrepreneur dan entrepreneurshiptersebut pertama-tama lebih dikenal berkem-bang di dalam masyarakat bisnis. Dewasa inipengertian entrepreneur dan entrepreneurshiptidak lagi terbatas di dalam dunia bisnis tetapidi dalam seluruh kehidupan modern dewasaini yang dengan sangat cepat berubah. Istilahentrepreneurship seperti yang telah dijelaskanmerupakan istilah yang sangat populerdewasa ini di dalam berbagai bidang kehidup-an. Sikap entrepreneurship, oleh sebab itu,bukan hanya diperlukan di dalam bidangekonomi tetapi juga di dalam bidang pemerin-tahan, birokrasi, pendidikan, pokoknya di da-lam semua aspek kehidupan manusia modern.
Apakah yang menjadi ciri utama darientrepreneur dan entrepreneurship itu?Menarik perhatian apa yang digambarkan olehSarah Lacy dalam bukunya Brilliant, Crazy,Cocky (2011). Ketika mengamati paraentrepreneur di berbagai penjuru dunia diamengatakan bahwa para entrepreneur yangditemuinya adalah manusia-manusia brilliantnamun sedikit gila dan eksentrik. Sikap initentunya terjadi karena para entrepreneurtersebut selalu berpikir “out of the box” dantidak puas dengan apa yang dilihatnya. KetikaSarah Lacy berkunjung ke Indonesia diamenemui dua orang entrepreneur Indonesiayaitu Ir. Ciputra dan Dr. Martha Tilaar.
Berpikir Kreatif dan Inventor
Suatu penemuan atau invention adalah hasildari berpikir kreatif.
Seorang inventor dan seorang entrepreneurmempunyai kemampuan yang sama yaitumereka berpikir kritis. Selain itu keduanyamempunyai kesamaan ialah mereka mengingin-kan perubahan (berpikir kreatif) dan oleh sebabitu mereka mengadakan keputusan untukmemecahkan masalah yang dihadapi (problemsolving). Apakah semua entrepreneur adalahseorang inventor? Tentunya tidak dengansendirinya seorang entrepreneur adalahseorang inventor. Mungkin saja inventor-inventor tersebut adalah orang lain namundemikian seorang entrepreneur adalah orang yangmelihat opportunity yang terbuka dan dia me-
96 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Pendidikan Nasional Sebagai Sarana Strategis
managenya untuk mencapai suatu tujuan.Bagaimanakah seorang entrepreneur dapatmewujudkan tujuannya? Masalah ini telahdiadakan penelitian oleh para pakar. Salahseorang pakar yang perlu dikemukakan di siniialah studi yang dilaksanakan olehCsikszentmihalyi dan kemudian disempur-nakan oleh Robert Weisberg.9 Menurut Weisbergseorang kreatif-inovatif dan menjadi entrepre-neur adalah seorang pribadi yang memilikibawaan genetis serta pengalaman-pengalaman.Pribadi ini sebagai seorang inventor menghasil-kan berbagai variasi untuk perubahan. Ideperubahan ini dikemukakannya di dalamorganisasi sosial atau sistem sosial di mana diaberada. Ke dalam sistem sosial tersebut variasiyang terpilih dan dipertahankan dimajukan didalam suatu domain sistem simbol atau budaya.Apabila sistem budaya tersebut menerimanyamaka akan terjadi transformasi, informasi dantindakan yang terstruktur untuk perubahan.Apa yang dapat kita pelajari dari penelitianCsikszentmihalyi dan Weisberg adalah bahwaentrepreneurship mempunyai unsur-unsurgenetika,yang kedua ialah suatu ide perubahanperlu diterima oleh sistem sosial dan dalamdomain sistem simbol di dalam budaya. Barulahdemikian suatu ide dapat menyebabkanperubahan di dalam kehidupan. Penemuan-penemuan Csikszentmihalyi dan Weisbergdidukung oleh teori pembentukan tingkah-lakumanusia dan Hofstede. Menurut Hofstedetingkah-laku manusia dibentuk oleh tiga lapisanyaitu yang pertama, lapisan universal berupa fitrahmanusia yang diturunkan; kedua,lapisan budayayang dapat dipelajari dan lapisan ketiga adalahbentuk-bentuk kelakuan individu yangspesifik yang dipelajari dan juga diturunkan.Yang terakhir ini bersifat personal. Dengandemikian masalah apakah entrepreneurshipdapat dipelajari atau merupakan bawaan masihmerupakan objek penelitian yang belumkongklusif.
Bagaimanakah pengembangan berpikirkreatif dan entrepreneurship di Indonesia?Sepanjang pengetahuan penulis, penelitianmengenai kreativitas dan entrepreneurship be-lum mendapat perhatian baik di dunia universitasmaupun di lembaga-lembaga penelitian. Hal inirupa-rupanya merupakan suatu gejala dunia.
Menurut Sternberg perhatian terhadap penelitianbidang ini masih sangat minim apalagidewasa ini penelitian-penelitian mengenaikreativitas dikaitkan dengan penelitian-penelitian di bidang neuro science yang kerap-kali masih merupakan tabu dalam bidangpsikologi dan pedagogik. Demikianlah keadaanyang dirangkum di dalam The InternationalHandbook of Creativity karya Kaufman danSternberg (2010). Keadaan suram tersebutmemberikan masukan terhadap mimpi Ciputra,bapak entrepreneur Indonesia, untuk melahirkanentrepreneur sekitar 7 - 10% dari jumlahpenduduk dalam 25 tahun yang akan datang. Jikajumlah penduduk Indonesia pada 25 tahun yangakan datang sekitar 300 juta maka entrepreneuryang dibutuhkan sekitar 30 juta orang.Bagaimana jumlah tersebut dapat kita capai?Marilah kita lihat dahulu apa yangdikemukakan de Bes dan Kotler mengenailahirnya entrepreneur dari suatu masyarakat ataubangsa. Menurut de Bes dan Kotler berpikir kritishanya dapat dilahirkan dari kebudayaankreatif (creative culture). Dari creative cultureinilah akan lahir manusia-manusia kreatifsebagaimana dikemukakan oleh para pakar peda-gogik kritis seperti Paulo Freire, Apple, Giroux,Kincheloe, dan banyak pakar lainnya di duniapendidikan dalam dua dekade terakhir dewasaini. Pedagogik kritis melihat keterkaitan yangerat antara kebudayaan dan pendidikan.Pakar-pakar pendidikan Indonesia seperti KiHadjar Dewantara melihat masalah pendidikantidak terlepas dari kebudayaan demikian pulaMoh. Sjafei, bapak pendidikan nasional INSKayutanam yang melahirkan pendidikanentrepreneur berdasarkan budaya Minang.
Apa yang pertu kita perbuat untuk mengem-bangkan entrepreneurship di dalam masyarakatdan bangsa Indonesia? Pertama-tama kitamemerlukan adanya suatu perubahan mindsetdalam melihat masalah pendidikan yang tidakterlepas dari kebudayaan Indonesia. Apa yangtelah kita perbuat selama era reformasimelepaskan kebudayaan dari pendidikannasional merupakan suatu kehilafan yang fatal.Seperti yang telah dijelaskan di depan, sistempendidikan nasional yang demikian telahmematikan kreativitas peserta-didik. Kita perlubelajar dari Korea Selatan yang melihat bahaya
97Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Pendidikan Nasional Sebagai Sarana Strategis
dari penerapan standarisasi pendidikannyamenjadi “world class education” yang melahirkanbudaya “hagwon” yaitu budaya les tambahan,bimbingan ujian yang pada hakikatnyamematikan kreativitas anak-anak didik.10
Memang diakui pada tahap permulaan masya-rakat terpesona dengan kemajuan yang dicapaioleh masyarakat Korea Selatan di dalampersaingan dengan ekonomi Barat denganteknologinya yang maju. Namun demikian parapendidik Korea Selatan serta pemerintahnyamerasa khawatir bahwa pada suatu ketikakebudayaan “hagwon” akan mencapai kejenuhandan hal itu merupakan suatu bahaya laten bagikelanjutan hidup bangsa Korea masa depan.Sejalan dengan itu pula kita dapat belajar darikemajuan Cina yang kekuatannya bukansemata-mata merupakan kekuatan ekonomitetapi ekonomi yang berdasarkan kepadakebudayaan Cina yang solid. Menurut MartinJacques bangsa Cina bukanlah merupakan suatu“nation-state” tetapi lebih merupakan suatu“civilization-state.”” Dengan demikian merekamempunyai rasa persatuan yang kuat, entrepre-neur yang meluber karena kecintaannya terhadapbangsa dan kebudayaannya. Dari pengalaman-pengalaman negara tersebut perlu kita tinjaukembali sistem pendidikan nasional yangtidak lagi diarahkan kepada nilai-nilai luhurdalam kebudayaan Indonesia tetapi kepada nilai-nilai persaingan, intelektualisme, dan persaingandengan negara-negara maju sementara itumelupakan bangsa sendiri yang masih pada tahapperkembangan dan kemiskinan.
Bagaimanakah kita mengembangkan budayakreatif dalam masyarakat Indonesia? Jelaslahkiranya kunci dan upaya tersebut ialahmenjadikan pendidikan nasional sebagai arenapengembangan budaya kreatif bangsa Indo-nesia. Sistem pendidikan yang demikiantentunya bertolak belakang dengan pandanganpendidikan tradisional dewasa ini yangcenderung menerapkan falsafah pendidikan kolo-nial yaitu pendidikan semata-mata untukmenelorkan calon-calon pegawai negeri. Falsafahpostkolonialisme ini menghasilkan manusia-manusia budak yang tidak kreatif, menjadibirokrat-birokrat yang merasa mempunyaikekuasaan tetapi dikungkung oleh sistem yangrakus kekuasaan tanpa disadarinya.
Pedagogik kritis transformatif berseberangandengan pandangan pendidikan yang tidakmelahirkan kesadaran akan masalah-masalahsosial yang dihadapi suatu masyarakat ataubangsa. Kita memerlukan perubahan kurikulumyang mengembangkan skill dalam mempertim-bangkan informasi dasar serta inferensi,berpikir kreatif yang meminta skill menghidupkankemungkinan-kemungkinan, serta penjelasanpengertian yang memerlukan skill menganalisisserta argumentasi. Kurikulum macam ini akanmenghasilkan peserta-didik yang dapatmengambil keputusan terbaik dan dapatmempertimbangkan berbagai opsi sertapertimbangan ide-ide yang terbaik. Selain itumereka mempunyai keterampilan untukmemecahkan masalah, menemukan solusi danpertimbangan ide-ide yang terbaik. Dalamkebudayaan Turki kreativitas sinonim denganfantasi atau hayal yang berasal dari bahasa Arab“heyl” artinya kuda. Kreativitas adalah samadengan seekor kuda yang membawapenunggangnya jauh melewati batas-batasuniversal. Bahkan Ahmed Inam dari EastTechnical University Ankara mengungkapkanbahwa fantasi adalah sumber dari berpikir.Bukankah fantasi melahirkan ide-ide? Namunkebebasan fantasi diperingatkan oleh Inamagar selalu dikontrol oleh etika. Tanpa etikafantasi dapat menyelonong kemana-mana danbukan tidak mungkin bertentangan dengankemanusiaan. Suatu peringatan kepada kita didalam pengembangan kreativitas yang dianjurkanpedagogik kritis tranformatif hendaknya kitaberangkat dari falsafah moral kita ialahPancasila. Tanpa bertolak dari falsafah moralPancasila dapat melahirkan budaya kritis yangtanpa-arah. Sternberg12 mengemukakan tiga aspekdari pengembangan kreativitas yaitu aspek intra-personal, aspek inter-personal, dan aspek ekstra-personal. Aspek intra-personal dari pengem-bangan kreativitas ialah mengembangkankemampuan seseorang untuk dapat melahirkanpenemuan-penemuan baru atau invensi. Yangkedua berkenaan dengan apakah penemuan baruitu tidak merugikan orang lain dan yang ketigaialah penemuan tersebut bermanfaat bagimasyarakat luas. Ketiga aspek kreativitas tersebutpada akhirnya bermuara pada nilai-nilai. Sternbergmenyatakan hal tersebut dengan istilah
98 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Pendidikan Nasional Sebagai Sarana Strategis
kebijaksanaan (wisdom) yang mengarahkansetiap kegiatan inovasi dan kreativitas.Menurut Amabile dan James serta Taylor setiapkreativitas dapat menghasilkan yang baikataupun yang merugikan.13 Kreativitas tersebutdiarahkan kepada pertama-tama adanya talentakreatif dalam skill bidang tertentu seperti ilmupengetahuan. Selain daripada itu kreativitasdiarahkan kepada domain talenta dan skilltertentu. Kedua pengarahan tersebut menimbulkanmotivasi untuk kreativitas. Penulis menam-bahkan motivasi tersebut perlu diarahkan olehnilai-nilai yang mengarahkan pilihan kreativitas.Bagi bangsa Indonesia nilai-nilai tersebut adalahnilai-nilai Pancasila. Hal tersebut akanmenghilangkan bahaya yang diidentifi-kasikansebagai “the dark side of creativity.”
Akhirnya masih ada satu persoalan esensialyang perlu kita dalami ialah apakah inovasihanya dapat dilak-sanakan oleh seo-rang ataukah hasilkarya dari suatukelompok inovator.Menurut teoriFernando Trias deBes dan PhilipKotler14 suatuk e b u d a y a a nkreatif akanmelahirkan manusia-manusia yang dapatmengadakan perubahan. Manusia-manusiainovator itu disebutnya dalam 6-I yaitu“Initiation” yang merupakan manusia-manusiaactivator yang mengambil prakarsa. “Informa-tion” yaitu manusia-manusia yang membutuh-kan berbagai informasi atau “browser .”Kemudian manusia-manusia penggagas yaitumereka yang mengkreasikan “Idea-idea” yangbaru. Manusia “Invention” adalah manusia-manusia yang mengembangkan ide yang telahditemukan. Manusia “Implementation” adalahmereka yang mewujudkannya di dalam kenyataan,mereka adalah eksekutor. Dan akhirnya“Instrumentation” yaitu manusia-manusia yangmenjadi fasilitator di dalam pelaksanaan ideperubahan yang telah ditemukan. Manusia-manusia dengan 6-I tersebut membentuk secarakeseluruhan proses ino-vasi. Merekalah manusia-manusia entrepreneur.
Akhirnya di dalam melaksanakan perubah-an-perubahan tersebut diperlukan budayakreatif yang berada di semua aspek kehidupanmasyarakat. Dengan demikian budaya kreativitasyang terutama dikembangkan melalui prosespendidikan, baik di dalam sekolah maupun di luarsekolah dan dalam keluarga bukan saja terlaksanadi dalam bidang bisnis atau ekonomi tetapi jugadi dalam berbagai bidang kehidupan termasukbidang sosial (sosial entrepreneurship), bidangpendidikan dalam arti sempit (educationalentrepreneurship), bidang birokrasi pemerintah-an, bidang politik dan berbagai bidangkehidupan lainnya. Peranan pendidikan baikformal maupun informal merupakan bidangyang sangat strategis di dalam mengembang-kan kebudayaan kreatif. Dengan demikianmasalah entrepreneurship tidak serta-merta akanlahir di perguruan tinggi atau sesudah
pendidikan tinggi tetapiperlu dikembangkansejak usia dini. Hanyadengan demikian kitadapat mewujudkanimpian Ciputra, bapakentrepreneur Indo-nesia, untuk melahir-kan sebanyak mung-kin entrepreneur bagipembangunan masya-
rakat dan bangsa Indonesia.Demikianlah sumbangan pedagogik kritis
transformatif di dalam pengembangan sikapentrepreneurship bagi pembangunan masyara-kat dan bangsa Indonesia yang lebih sejahtera dimasa depan.
Catatan kaki:1. Arysio Santos, , Atlantis, The Lost Continent Finally
Found (terjemahan,2010)2. Anis Baswedan, “Aset terbesar bangsa ini adalah
Manusia,” BISNISINDONESIA,” Sabtu, 141anuari 20123. Thomas L. Friedman, Hot, Flat and Crowded (2008).4. Pendidikan watak bangsa atau karakter bangsa yang
sedang digala Kemendikbud dewasa ini perludiarahkan kepada terwujudnya IndonesiaPancasila sebagai perwujudan dari “basicpersonality type” yang dimiliki secara unikberdasarkan kebudayaan setiap bangsa menu Linton.
5. turis = turut istri. Lihat H.A.R. Tilaar, Aku SeorangTuris? (2012)
6. Analisa postkolonialisme seperti pemikiran-pemikiran Edward Said, Splvak
7. Lihat bukunya yang baru, Thinking, Fast and Slow
Peranan pendidikan baik formalmaupun informal merupakan
bidang yang sangat strategis didalam mengembangkan
kebudayaan kreatif.
99Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Pendidikan Nasional Sebagai Sarana Strategis
(2011). Lilt: Book Review The Sunday Times, January1, 2012, “A Treasure trove o’ lugs TIME, December5, 2011, “10 Questions. Psychologist and NoblewinningEconomist Daniel Kahneman,” hlm. 60
8. Jane Plirto, Creativity for 21" Century Skills (2011).9. Robert W. Weisberg, Creativity, Understanding
Innovation in Problem Solving, Invention, and theArts (2006), hlm. 64
10. Time, October 3, 2011, “Teacher, Leave Those KidsAlone,” by Amanda Ripley
11. Martin Jacques, When China Rules the World (2009),him. 417
12. Lihat tulisan Robert J. Sternberg dalam David H.Cropley cs., The Dark Side of Creativity (2010),him. 316-328
13. Ibid, him. 33-56, Keith James & Aisha Taylor,“Positive Creativity and Negative Creativity.”
14. Fernando Trlas de Bes & Philip Kotler, Winning atInnovation (2011).
Daftar Pustaka
Ambroee, Susan A; Michael W. Bridges; Marcha C.Lovett; Michele DiPietro; Marie K.Norman. (2010). How learning works. SanFrancisco: Jossey-Bass
Andreasen, Naney C. (2005). The creative brain. Thescience of genius. London : Penguin Books
Asmani, Jamal Ma’mur. (2011). Sekolahentrepreneur. Yogyakarta: Harmoni
Au, Wayne. (2012). Critical curriculum studies.Education, cons-ciousness, and the politicsof knowing. New York : Routledge
Baron, Robert A. & Scott A. Shane. (2008).Entrepreneurship. A process perspective.South-Western: Learning, Mason, OH
Bessant, John & Joe Tidd. (2011). Innovation andentrepreneurship. West Sussex : SecondEdition, John Wiley & Sons, Chicester
Brookfield, Stephen D. (2012). Teaching for criticalthinking. San Francisco : Jossey-Bass
Ciputra. (2009). Ciputra quantum leap. Jakarta : ElexMedia Komputindo
Elkington, John & Pamela Hartigan. (2008). Thepower of unreasonable people. How socialentrepreneurs create markets that changethe world. Boston : Harvard Business Press
Giroux, Henry A. (2011). On critical pedagogy. NewYork : The Continuum InternationalPublishing Group
Herbert, Anna. (2010). The pedagogy of creativity.New York : Routledge
Hess, Frederick M. (ed.). 2008. The future ofeducational entrepreneurship:possibilities of school reform. Cambridge:Harvard Education Press
Kaufman, James C. & Robert J. Sternberg (editors).(2010). The inter-national handbook ofcreativity . Cambridge: CambridgeUniversity Press
Kincheloe, Joe L. (2008). Knowledge and criticalpedagogy. New York : Springer
Liong, Theresa CY. (2010). The Martha Tilaarway. Penerbit Buku KOMPAS
Meseguer, Covadonga. (2009). Learning, policymaking, and market reform. New York:Cambridge University Press
Nuproho, Riant. (2009). Memahami latar belakangpemikiran entrepreneurship ciputra .Jakarta: Elex Media Komputindo
Piirto, Jane. (2011). Creating for 21$‘ centuryskills. San Francisco San Francisco: JohnWiley & Sons, Inc., Jossey-Bass
Ralay, Yvonne & Gerhard Preyer. 2010. Philosophyof education in the era of globalization. NewYork : Routledge
Schunk, Daniel H. (2012). Learning theories. Aneducational perspective. Boston: Pearson
Siegel, Allan. 2010. Neuroscience. New York :McGraw-Hill
Slattery, Patrick. (2006). Curriculum development inthe postmodern era. New York: Routledge
Tilaar, H.A.R. 2012. Tantangan Era Global .Pengembangan kreativitas danentrepreneurship dalam pendidikannasional (terbit Juni 2012)
Tilaar, H.A.R. (2012). Kaleidoskop pendidikannasional. Kumpulan Karangan. (terbitJuni 2012)
Winardi, J. (2008). Entrepreneur & entrepre-neurship. Jakarta : Prenada Media
Yunus, Muhammad. (2010). Building socialbusiness. The new kind of capitalism thatserve humanity’s most pressing needs.New York : Perseus Books Group,Public Affairs
100 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Isu Mutakhir: Perkembangan Buku Teks Pelajaran
Pendahuluanuku jendela dunia.Buku mampumembuka wawasan
pembacanya agar tidakmenjadi katak dalamtempurung. Buku merupakansekumpulan informasipengetahuan yang dapatdijadikan pedoman atausumber pengetahuan,sehingga dunia pendidikan(sekolah) identik denganbuku. Buku sama-samadiperlukan baik oleh gurumaupun peserta didik. Jikadibuatkan analoginya, bagiseorang guru, buku dapatdiibaratkan cangkul bagipetani atau stestoskop bagiseorang dokter. Tanpa buku,maka guru tidak optimaldalam kegiatan pembelajaran.Tanpa buku, peserta didikpunsulit untuk belajar. Bukuadalah sumber berbagai ilmu.Melalui buku, terbukalah pintu gerbang ilmupengetahuan. Denganmembaca buku, kualitassumber daya manusia dapatditingkatkan.
Menyadari besarnyaperan buku dalam duniapendidikan khususnyasekolah, mendorong banyak
MudarwanE-mail : [email protected]
Bidang Kurikulum dan Evaluasi BPK PENABUR Jakarta
Perkembangan Buku Teks Pelajaran
B
Isu Mutakhir
kalangan dalam duniapendidikan, sebut saja penulisbuku dan penerbit buku,untuk menciptakan apa yangdisebut dengan bukupelajaran atau buku tekspelajaran. Menurut PeraturanMenteri Pendidikan NasionalNomor 2 Tahun 2008 bukuteks pelajaran adalah bukuacuan wajib untuk digunakandi satuan pendidikan dasardan menengah atauperguruan tinggi yangmemuat materi pembelajarandalam rangka peningkatankeimanan dan ketakwaan,budi pekerti dan kepribadian,kemampuan penguasaan ilmupengetahuan dan teknologi,kepekaan dan kemampuanestetis, potensi fisik dankesehatan yang disusunberdasarkan StandarNasional Pendidikan. Dalambahasa sederhananya, bukuteks merupakan buku standaryang disusun oleh pakardalam bidangnya, biasadilengkapi prasaranapembelajaran dan digunakansebagai perantara programpembelajaran.
Keberadaan buku teksatau buku pelajaran ataudikenal pula dengan istilah
“buku paket” sangatdibutuhkan oleh guru danpeserta didik. Menurut BetsyParrish (2004) terdapatbeberapa manfaat buku teksbagi guru, di antaranya:(a) menjamin keutuhan
struktur dan konsistensimateri pembelajaran didalam kelas;
(b) meminimalkan waktupersiapan bagi guru;
(c) memungkinkan pesertadidik untuk mendalamitopik pelajaran yangsedang dipelajari atau-pun sekedar meninjautopik-topik lainnya;
(d) memenuhi kebutuhanpelajar akan bahan ataumateri pelajaran yangdapat dibawa pulanguntuk studi lebih lanjut;
(e) penyediakan bimbingandalam mendesainaktivitas pembelajaranbagi guru pemula; dan
(f) memungkinkan penye-diaan berbagai sumberatau media belajar lain-nya seperti: kaset, cd,video, dan lainsebagainyaNamun demikian,
ketergantungan guru akanbuku paket itu tidaklah sehat.
101Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Isu Mutakhir: Perkembangan Buku Teks Pelajaran
Hal ini membuat guru tidakkreatif. Buku paketdigunakan guru sebagai satu-satunya senjata andalan.Guru memuja dan menjadikanbuku paket sebagai sumbersegala ilmu dan kegiatanpembelajaran di sekolah,tanpa upaya mencari danmenggali sumber-sumberbelajar lainnya.
Ketergantungan terhadapbuku paket diperparahdengan adanyanya LembarKerja Siswa (LKS) yangberedar tanpa melewatiseleksi penilaian buku olehinstansi pendidikan yangberwenang. Materi yangterdapat dalam LKS tersebuttidak cocok diberikan kepadaanak-anak karena berisi ceritauntuk orang dewasa. Didalam LKS salah satu muatanlokal siswa Sekolah Dasar(SD) sudah terdapat cerita-cerita yang tidaklah pantas,khususnya untuk siswa usia6–8 tahun. Cerita yangditampilkan pada LKStersebut mengesampingkannilai-nilai moral dan etika,dengan menyebutkan tentangistri simpanan danperselingkuhan. Menurutpara orang tua murid, ceritadalam LKS tersebut dapatmerusak moral siswa karenatidak mendidik. Disinyalirmateri-materi kurang pantaslainnya pun turut beredardalam LKS tersebut, karenaterdapat cerita-cerita lainnyayang mengandung unsursadisme, perselingkuhan,perebutan harta, dan bahkanpembunuhan. Apa jadinyakarakter peserta didik kita?.Karena mulai usia sekolahdasar sudah disuguhi materi-
materi yang berunsurkekerasan, sadisme,pembunuhan dan bahkanpornografi.
Dalam salah satuartikelnya, Kompasmengangkat topik “BukuPelajaran SD Sulit DipahamiMurid”. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa 100persen buku teksmengandung bahan berlebih.Sebanyak 100 persen bukuuntuk kelas 1 SD dan 80persen untuk kelas 5 SDmenunjukkan adanya unsurbias gender dalam materi danilustrasi gambar. Buku teksjuga kurang memperhatikanlogika anak dan urutan yangtidak logis serta penggunaanistilah intelektual terlalutinggi. Contohnya, dalambuku Penjaskes kelas 5 SD,terdapat ungkapan “Anakperempuan hati-hati bergauldengan anak laki-laki, bisahamil.” Selain itu, juga adaistilah-istilah ereksi, mimpibasah, puting menonjol, danlain sebagainya. Bahkanistilah sex dalam bahasaInggris selalu diartikanhubungan kelamin. Padahal,dalam konteks tertentu sexmaksudnya jenis kelamin laki-laki atau perempuan. Inimenunjukkan penulis kelirumemaknai istilah seks sebagaihubungan kelamin, bukanjenis kelamin. Lebih lanjut,dalam penelitian tersebutdidapati bahwa anak atausiswa kurang atau bahkanbelum bisa membaca danmemahami isi buku teks,karena logika yang digunakanbuku tersebut di luarjangkauan anak. Beberapabuku teks bahkan tidak
menggunakan rujukan ilmiahatau ensiklopedi, maupunkamus bahasa, sehinggapengertiannya menjadi rancuatau kabur, dan dikuatirkananak menjadi salahmemahami istilah-istilah yangdimaksud. Pada gilirannyahal tersebut dapatmengakibatkan anak enggandan malas membaca buku tekspelajaran.
Dalam peraturan MenteriPendidikan Nasional nomor22 Tahun 2007, telahditetapkan bahwa buku tekspelajaran yang memenuhisyarat kelayakan digunakandalam proses pembelajarandan harus digunakan sebagaibuku wajib yang disediakanoleh Pemerintah. Dengandemikian bisa dipastikanpeserta didik tidak perlumembeli buku pelajaran. Danuntuk membantu pesertadidik yang kurang mampusecara finansial, makapemerintah melalui sekolahwajib menfasilitasinya.Karena menurutPermendiknas Nomor 11Tahun 2005, Pasal 8 butir ke-4, “untuk membantu pesertadidik yang tidak mampumemiliki akses ke buku tekspelajaran, satuan pendidikanwajib menyediakan palingsedikit 10 (sepuluh)eksemplar buku teks pelajaranuntuk setiap mata pelajaranpada setiap kelas, untukdijadikan koleksiperpustakaannya”. Namunpada prakteknya, ada sajaguru yang menggunakanbuku lainnya dengan alasanbuku yang ditetapkan olehpemerintah kurang bermutudan mewajibkan atau
102 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Isu Mutakhir: Perkembangan Buku Teks Pelajaran
menyarankan siswamenggunakan buku sepertiyang dikehendaki gurutersebut. Namun menurutLampung Pos motivasipertama dan utama bukanterkait masalah edukasi, yangsesungguhnya, yaitu sekolahatau guru yang bersangkutandapat memperoleh“fee”sampai lebih dari 30%dari pihak penerbit. Hal itutentu saja merupakanpenyimpangan. Pemerintahjuga telah menetapkanPeraturan Menteri PendidikanNasional Nomor 2 Tahun2008 Tentang Buku, yangmengatur penggunaan bukuteks disekolah. Antara lainbuku yang memenuhipersyaratan dan masa pakaibuku minimal 5 tahun,sehingga masih dapatdigunakan untuk pesertadidik angkatan selanjutnya.Namun faktanya di lapangansetiap siswa baru biasanyadipungut biaya pembelianbuku-buku teks pelajaranyang baru, sehingga setiaptahun pelajaran baru orangtua peserta didik tetap sajaterbebani dengan besarnyabiaya pembelian buku.
Buku Teks Pelajaranyang Berkualitas
Buku teks pelajaran tidaklahsama dengan modul.Perbedaan antara buku tekspelajaran dengan modul tidakhanya pada format, tata letakdan perwajahan, tetapi jugapada orentasi dan pendekatanyang digunakan dalampenyusunan. Buku tekspelajaran biasa ditulis dengan
orientasi pada struktur danurutan berdasarkan bidangkeilmuan (content oriented)untuk dimanfaatkan dalammengajar (teacher oriented).Sangat jarang buku tekspelajaran digunakan untukbelajar mandiri, karenamemang tidak dirancanguntuk itu. Dengan demikian,penggunaan buku tekspelajaran memerlukan guruyang berfungsi sebagaipenterjemah yang menyam-paikan isi buku tersebut.Disinilah peran penting guruyang berwajiban “meramu”materi-materi dalam buku tekspelajaran agar dapat tersam-paikan dengan jelas, tepat danakurat kepada peserta didik.
Untuk mencapai tujuanmencerdaskan kehidupanbangsa, maka pemenuhankebutuhan akan buku tekspelajaran yang berkualitasbaik mutlak diperlukan.Menurut Virginia Board ofEducation (2011), buku tekspelajaran yang berkualitasharuslah memenuhi duaketentuan, sebagai berikut:1. Memenuhi standar pembel-ajaran yang telah ditetapkan,yaitu:(a) konten pelajaran yang
tersaji sesuai denganstandar pelajaran yangtelah ditetapkan;
(b) konten pelajaran akurat,jelas dan urutannya logis;
(c) konten pelajaranmencakup esensipengetahuan (knowledge),pemahaman(understanding) danketerampilan (skill); dan
(d) konten pelajaran mampumembuat sang pembelajarberlatih keterampilan-
keterampilan yangesensial.
2. Memenuhi standar desaininstruksional, yaitu:(a) penyajiannya terorganisir
dengan baik, logis dansesuai untuk tingkatanusia, kelas, dan tingkatkematangan siswa;
(b) ruang lingkup danurutan pokok bahasan(scope and sequence) bukuteks mudah dibaca dandipahami, terorganisirdengan rapi di dalam danantar unit-unit pelajaran;
(c) format desain bukumencakup judul,subjudul dan mencan-tumkan referensi silanguntuk kemudahanpenggunaannya;
(d) menggunakan gayabahasa, tata kalimat, dankosa kata yang sesuai(penggunaan bahasasesuai dengan tingkatankelas / usia siswa. gayabahasa dan tata kalimatyang digunakanbervariasi dan sesuaiguna meningkatkanpemahaman siswa.Kosakata yang diguna-kan terdiri dari kata-katasudah dikenal dan kata-kata baru yang menan-tang pemahaman siswa);
(e) gambar dan ilustrasiyang ditampilkan sesuai(penggunaan visualseperti gambar dan fotoakurat, mendukungkalimat danmeningkatkanpemahaman siswa; dan
(f) memiliki strategiinstruksional untukmeningkatkan
103Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Isu Mutakhir: Perkembangan Buku Teks Pelajaran
pemahaman pelajar(materi dalam buku tekstersebut menolong pelajaruntuk mengintegrasikankonsep danketerampilan).Dengan memenuhi kedua
ketentuan di atas, maka bukuteks pelajaran yangditerbitkan oleh Pemerintahdan pihak swasta akansemakin meningkatkualitasnya. Pada gilirannyabuku itu mampu menarikminat siswa untukmenggunakan danmempelajarinya. Gurupunterbantu dan makindimudahkan menggunakanbuku teks tersebut dalamkegiatan pembelajaran disekolah. Namun demikian,untuk mengoptimalkan prosespembelajaran di dalam kelas,guru harus bisamemanfaatkan sumber-sumber lainnya, seperti bukupenunjang pelajaran yangdapat berfungsi sebagaipendamping buku teks danyang berfungsi untuk bacaanpengayaan bagi siswa. Bukupengayaan yang pertamadapat berupa ringkasan atauintisari pelajaran sesuaitingkatan pendidikan, dengandilengkapi atau tidak dengankumpulan soal danpembahasan. Misalnya,kumpulan rumus matematika,kumpulan peribahasa, danmengenal pantun.
Sedangkan bukupenunjang pelajaran yangkedua adalah naskah yangbersifat pengayaan atas materibuku-buku teks untukmemperkaya wawasan siswayang disertai dengan contoh-contoh dalam kehidupan
sehari-hari, dan up to date.Misalnya, Fakta Unik DuniaSerangga (Biologi) danRahasia Inovasi Steve Jobs,Jarimatika: teknik berhitungmudah dan menyenangkandengan menggunakan jari-jaritangan.
Untuk menjamin mutubuku teks pelajaran, makaBadan Standar NasionalPendidikan (BSNP), Pusatkurikulum dan Perbukuan(Puskurbuk) dan DinasPendidikan setempat wajibmengkaji dan menilaikelayakan pakai buku-bukutersebut, sebelum beredar luasdi masyarakat.
Buku Elektronik
Dengan perkembanganteknologi digital dewasa ini,bukupun mengalami evolusimenjadi buku digital atauyang dikenal dengan bukuelektronik. Di kota-kota besardunia seperti New York danLondon, mulai banyak orangyang membaca secara digital.Seringkali mereka membacasurat kabar, buku, ataumajalah melalui komputerjinjing (laptop), perangkat e-book reader (pembaca bukudigital), ponsel pintar (smartphone) dan juga komputertablet.
Kementerian PendidikanNasional dan kebudayaan(Kemdikbud) cukup tanggapmenyikapi perkembanganteknologi digital. Dalamsitusnya http://bse.kemdiknas.go.id/Kemdikbud meluncurkanproduk buku teks pelajarandalam format elektronik yang
dikenal sebagai Buku SekolahElektronik (BSE). Buku-bukupelajaran dalam formatPortabel Document Format (pdf)dari jenjang pendidikanSD sampai dengan SMA sertaSMK.Hak cipta buku-bukutersebut telah dibeli olehKemdikbud dari penulisnya,sehingga dapat digunakanoleh semua kalanganpembelajar(guru, siswa, danseluruh masyarakat). BSEtersebut dapat diunduh secaragratis menggunakan layananinternet. Buku-buku itu dapatdisimpan dalam bentuk CD /DVD - ROM atau dapatdipindahkan (di-copy) kedalam hardisk PersonalComputer (PC), komputerjinjing (laptop) ataupunkomputer tablet (contohnyaipad) secara legal sebagaibagian dari dokumenpembelajaran digital. Namundemikian, BSE tidak meluluharus dalam format
Salah satu perangkat ebookreader atau pembaca bukudigital (http://www.e-ink-info.com/f i les /e - ink/ images /amazon-kindle-2.jpg)
104 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Isu Mutakhir: Perkembangan Buku Teks Pelajaran
elektronik.Untukmengoptimalkanpemanfaatannya, maka BSEdapat digunakan baik dalambentuk elektronik maupunnon-elektronik. BSEdimungkinkan untuk dicetakdan diperbanyak olehkalangan pendidikan.Misalnya untuk satu sekolah,jika sarana komputer daninternet terbatas, cukup satuorang saja yang mengunduh,kemudian mencetak danmemperbanyaknya untukkeperluan pembelajaran disekolah tersebut.
Apple Inc. yangmemproduksi ipadmengatakan cara orangbelajar telah berubah secaradramatis, sedangkan bukuteks tradisional tetaplah sama.Dengan berkembangnyateknologi buku pelajarandigital, Apple secara khusustelah mengembangkanlayanan untuk duniapendidikan denganmeluncukan ibook2, yaitusebuah layanan penyediabuku-buku teks digitalinteraktif yang mampumenjadikan buku tekspelajaran jauh lebih menarikdan menyenangkan. Ibook 2dapat diakses melalui situshttp://www.apple.com/education/ibooks-textbooks/.Apple memang tidak hanyamengubah versi sebuah bukuteks ke format buku elektronik.Merekapun merombak totalsetiap buku teks yang akandijual di iBooks 2. Merekamenambahkan fitur audio danvisualnya serta sebuah fiturnotes, yang bisa digunakanpengguna untuk mencatathal-hal penting dan
menjawab kuis-kuis yangtersedia untuk mengujipemahaman mereka terhadapmateri yang ditawarkan.
Dengan berkembangnyateknologi buku teks pelajaran,maka secara mandiri siswamakin dimudahkan untukmencari dan menggali ilmusedalam-dalamnya. Siswatidak lagi dibebani denganberatnya membawa berbagaimacam buku pelajaran.Dengan menggunakan hanyasatu perangkat elektroniksiswa bisa belajar seluruhpelajaran.
Penutup
Buku teks pelajaran siswasekarang ini cenderung terlaluberat dan tebal, karena selainberisi materi-materi yangmemang perlu diketahui olehpeserta didik, ditambahdengan materi-materi yangsebenarnya hanya perludiketahui oleh guru, jugaberisi soal-soal latihan untukdikerjakan oleh peserta didik,serta berisi kertas bergarissebagai tempat peserta didikmenuliskan jawaban dari soalatau latihan tersebut. Halterakhir inilah yangmenyebabkan buku tekspelajaran menjadi terlalu tebaldan seringkali tidak bisadiwariskan lagi oleh seorangpeserta didik kepada adik-kelasnya karena telah penuhdengan coretan. Ada baiknyabuku teks pelajaran tersebutdipecah menjadi buku guru(teacher’s manual), buku teks(student’s/text book) dan bukulatihan atau lembar kerjasiswa (work book). Hal-halyang perlu diketahui oleh
guru biarlah dimuat dalambuku guru.Hal-hal yang perludiketahui oleh peserta didikdimuat dalam buku teks. Danhal-hal yang perlu dikerjakanatau dicorat-coret pesertadidik dimuat dalam bukulatihan atau lembar kerjasiswa (LKS).Denganmelakukan upaya di atas,makabuku teks pelajaranmenjadi lebih tipis, lebihmurah harganya dan bisadiwariskan oleh peserta didikkepada adik kelasnya. Bukuguru, kalau pun harusdisediakan oleh sekolahcukup dibeli dalam rasio yanglebih kecil dibandingkandengan buku teks. Bukulatihan atau LKS yang sudahdicorat-coret boleh jadimemang harus diganti dandibeli setiap tahun. Tetapikarena ia terpisah dari bukuteks, maka harganya tentumenjadi lebih murah dantidak terlalu membebanikeuangan orangtua siswaatau keuangan negara.
Guna meningkatkanketerpakaian buku tekspelajaran di sekolah, gurubisa membebaskan siswamenggunakan buku ajar yangberbeda-beda. Denganpenggunaan berbagai macambuku ajar tersebut, akanterbuka ruang untuk diskusi,berdialog, dan berkomunikasi.Dengan demikian, prosespembelajaran akanberlangsung lebih dinamis,terbuka, dan demokratis.
Dalam menyikapikemajuan teknologi digital,maka penggunaan perangkatTeknologi Informasi danKomunikasi (TIK) dalamproses pembelajaran di
105Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Isu Mutakhir: Perkembangan Buku Teks Pelajaran
sekolah maupun di rumahharus digalakkan. Alangkahbaiknya jika terdapat sinergiantara pemerintah dan pihakswasta penyedia perangkatTIK guna mengupayakanketersediaan perangkatpembelajaran elekronik disekolah. Penyediaanperangkat belajar sepertikomputer tablet yangterjangkau untuk setiappeserta didik dapatmeningkatkan efektivitaspembelajaran.Seperti halnyadi Thailand. MenurutVivanews, Thailandmenyiapkan programpenggunaan komputer tabletuntuk pendidikan.Pemerintah Thailand telahmenandatangani kesepakatanawal dengan pihak penyediaperangkat tersebut senilai 10,2miliar THB atau lebih kurangUS$ 32,8 juta. Kontrak tersebutakan mengantar jutaanperangkat komputer tablet keberbagai sekolah di penjuruThailand.Proyek yang disebutOne Tablet Per Child (OTPC)merupakan kebijakanpemerintah Thailand yangmenjadikannya negarapertama penyedia komputertablet dalam jumlah sangatbesar untuk seluruhpelajarnya.
Daftar Acuanhttp://edukasi.kompasiana.
com/2011/10/20/menggunakan-buku-paket-secara-proporsional/ diaksespada 23 Juni 2012
http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2012/01/03/peluang-menulis-buku-penunjang-pelajaran/diakses pada 8 Juli 2012
http://www.lampungpost.com/index.php/berita-utama-cetak/4973-omzet-bisnis-buku-rp720-m.html diaksespada 20 Juni 2012
http://mulaharahap.wordpress.com/2008/01/25/industri-penerbitan-buku-sekolah-dan-pendidikan-di-indonesia/ diaksespada 10 Juni 2012
http://nasional.kompas.com/read/2008/12/22/17075641/Buku.Pelajaran.SD.Sulit.Dipahami. Murid diak-ses pada 1Juni 2012
http://puskurbuk.net/web/penilian-buku-teks-pelajaran.html diaksespada 4 Juni 2012
http://regional.kompasiana.com/2012/06/21/awasi-sekolah-mahal/diakses pada 19 Juni2012
http://teknologi.news.viva.co.id/news/read/313524-satu-anak—satu-tablet diakses pada19 Juni 2012
http://www.apple.com/education/ibooks-textbooks/ diaksespada 2 Juni 2012
http://www.doe.virginia.gov/instruction/textbooks/review_process/evaluation_criteria.pdf diaksespada 3 Juni 2012
http://www.e-ink-info.com/e-reader diakses pada20 Juni 2012
Parrish, Betsy. Teaching AdultESL A PracticalIntroduction. 2004.McGraw Hill: NewYork, NY
Peraturan Menteri PendidikanNasional nomor 11tahun 2005 TentangBuku Teks Pelajaran
Peraturan Menteri PendidikanNasional No 22 Tahun2007 Tentang Penetap-an buku Teks PelajaranYang Memenuhi SyaratKelayakan Untukdigunakan dalamProses Pembelajarandiakses pada 19 Juni2012
Peraturan Menteri PendidikanNasional Nomor 2Tahun 2008 TentangBuku
106 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Resensi buku: Pendidikan Bermutu dan Berdaya SaingResensi buku
ebagai bangsa yang besar, kitatentunya merasa prihatin dengannasib pendidikan di negeri tercintaini, menyusul laporan United Nations
Development Programme(UNDP) yang meletakkan Indo-nesia dalam Human Develop-ment Index (HDI) Report merekatahun 2011 pada urutan ke-124dari 187 negara yang diteliti,atau digolongkan pada levelMedium Human Development.
Fenomena di atas (dapatdikatakan demikian) setidak-nya memberikan peringatanbahwa kualitas pendidikanIndonesia masih tertinggaldengan bangsa-bangsa lain didunia. Mutu pendidikan kitabelum memiliki daya saingyang bisa diandalkan. Pering-atan itu sekaligus menegaskanbahwa problematika di sektor pendidikan kitaberada pada fase kritis dan mendesak untukdilakukan pembenahan secara signifikan dantentunya berkelanjutan. Sudah sepatutnya kitaharus bereaksi dengan keadaan tersebut di atas.
Apa yang salah dengan sistem pendidikankita? Sebuah pertanyaan mendasar yang butuh
kerendahan hati dan jiwa besar untukmenjawabnya. Karena dengan itu, kita akandapat melakukan kritik dan evaluasi mendasarsecara internal mengenai apa yang salah dengandiri kita.
Sistem pendidikannasional kita cenderungmenempatkan porsi peng-ajaran lebih besar daripadaporsi pendidikan, sehinggakegiatan pendidikan cende-rung diidentikkan denganproses peningkatan ke-mampuan, keterampilan,dan kecerdasan saja.Sementara itu, urusan pem-bentukan kepribadian ung-gul dan budaya mutubelum diperhatikan secaramendasar. Suasana iniberakibat langsung padaorientasi pembelajaran
yang lebih mengedepankan proses penguasaanmateri dan nilai daripada pembentukankepribadian. Sistem dan proses itulah yangmenyebabkan terjadinya ketidakseimbangankualitas dan mutu diri.
Peningkatan kurikulum pendidikan terasajauh lebih penting dari pada meningkatkan
Judul Buku:Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing:
Pengarang:Prof. Dr. Dedy Mulyasana, M.Pd.
Tahun / Cetakan:September 2011/ Cet.1
Kolase: viii + 244 hlm.; Ilus.; 16 x 24 cm; Bibliografi hlm. 240
Penerbit:PT. Remaja Rosdakarya - Bandung
ISBN:978-979-692-064-8
Resensi Oleh:Sisokhilifamaeri Zebua
E-mail: [email protected] SMAK 1 BPK PENABUR Jakarta
S
107Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Resensi buku: Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing
kompetensi dan kemampuan pendidik sehinggamenjadi pendidik yang profesional dan bermutu.Kondisi ini menyebabkan program pengem-bangan mutu dan profesionalisme pendidikhanya seperti bisikan atau bahkan tak terdengarsama sekali. Tak heran jika kemudian banyakguru yang kurang “bertanggung jawab” padaprofesinya sebagai pendidik. Akibatnya suasanaruang belajar hanya sekadar ritual kurikulumyang tidak mencerahkan, baik bagi peserta didikmaupun pendidik itu sendiri. Baik guru maupunsiswa hanya sekadar datang untuk memenuhiKBM (kegiatan belajar mengajar) yang sudahdijadwalkan dan menyampaikan bahan ajaryang sudah disediakan sesuai panduankurikulum. Tidak ada upaya inovatif dan kreatifuntuk mengembangan kegiatan belajar mengajarsecara kontekstual sehingga mampu mengikutigerak maju globalisasi di berbagai bidang.
Sekarang masalahnya adalah bagaimanamembangun kreatifitas, inovasi dan profesio-nalisme para guru dan pendidik kita supayamampu menggerakkan roda pendidikan agarmenjadi lebih dinamis sebagai landasan untukmewujudkan pendidikan bermutu dan tentunyaberdaya saing ?
Sejalan dengan keadaan tersebut, menarikuntuk membaca buku Pendidikan Bermutu danBerdaya Saing yang ditulis oleh pemerhati danguru besar pendidikan Dedy Mulyasana. Di dalambuku yang bertema manajemen pendidikan ini,penulis menjabarkan terlebih dahulu tentangparadigma pendidikan itu sendiri hingga hal-hal yang terkait di dalamnya seperti sistem,pengelolaan, manajemen, lembaga, sumber dayamanusia, lingkungan, hukum, budaya, politik,ekonomi, yang menjadikan pendidikan itusebagai pusaran tiada ujung. Bagaimanapendidikan itu bisa bermutu dan tepat guna.Dilanjutkan dengan apa saja yang dibutuhkandan sikap-sikap apa saja yang patut dikem-bangkan beserta dengan konsep dan strateginyaterutama dalam hal manajerial (pengelolaan),pemilihan strategi yang tepat hingga kuncisukses sehingga dapat menciptakan pendidikanyang bermutu yang berdaya saing.
Buku ini memang ditulis oleh salah seorangpakar manajemen pendidikan dan guru besar.Jadi memang ada beberapa hal yang ditemuidalam penyampaian penulis cukup rumit untuk
pembaca awam, seperti kebanyakan buku-bukuyang ditulis oleh penulis bergelar doktoral.Namun dengan kompleksivitas pemaparan yangdisertai grafik dan gambar yang detil, kesulitanuntuk memahami terbantu. Pun pemaparan-pemaparan yang dikutip dari sumber-sumberlain cukup relevan dan mempertegas pemikiranpenulis.
Peresensi juga membaca sebuah buku lainyang berjudul Pendidikan Bermutu: PerspektifManajemen dan Teknologi Informasi, yang ditulisoleh Ondi Saondi. yang mengulas kurang lebihhal yang sama tentang bagaimana pendidikanyang bermutu. Namun, buku PendidikanBermutu dan Berdaya Saing memilikikeunggulan karena di dalamnya penulismemaparkan bukan hanya pendidikan yangbermutu, tetapi juga pendidikan yang memilikikonsep manajemen strategis yang signifikanuntuk berperan menciptakan pendidikan yangberdaya saing seperti yang disebutkansebelumnya di atas.
Sebelum berdaya saing, pendidikan ituharus bermutu. Pendidikan bermutu adalahpendidikan yang mampu melakukan prosespematangan kualitas peserta didik yangdikembangkan dengan cara membebaskanpeserta didik dari ketidaktahuan, ketidak-mampuan, ketidakberdayaan, ketidakbenaran,ketidakjujuran, dan dari buruknya akhlak dankeimanan. Pendidikan bermutu lahir dari sistemperencanaan yang baik dengan materi dansistem tata kelola yang baik (good governancesystem) yang menggunakan prinsip-prinsip yangbersifat komprehensif, saling terkait danberkeseimbangan antar komponen satu denganyang lainnya serta terukur hasilnya. Disampingitu disampaikan oleh pendidik yang baikdengan komponen pendidikan yang bermutu,khususnya guru. Guru yang baik bukan hanyasekedar pintar, tapi mampu memintarkanpeserta didik, bukan sekedar berkarakter tapimampu membentuk karakter yang baik, bukanhanya mempunyai teladan dan integritas tapimampu menjadikan peserta didik memilikiteladan dan patut diteladani dan tentunyapendidikan mampu menjadi pelayan yang baikbagi peserta didik terutama dalam proses belajarmengajar. Atau dengan kata lain, guru dapatmembantu kesulitan belajar peserta didik. Oleh
108 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Resensi buku: Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing
karena itu guru yang baik harus mampumenciptakan proses pembelajaran yangmendorong peserta didik merasa dirinya adalahpenting dan sungguh berharga, menciptakaniklim belajar yang meyakinkan bahwa pesertadidik mempunyai bakat dan kemampuan,menciptakan iklim yang hangat dan menye-nangkan, mendorong tumbuhnya semangat danmotivasi untuk berprestasi, membentuk disiplin,tanggung jawab dan kepercayaan diri pesertadidik dan lain sebagai-nya.
Buku ini juga membahas tentang modal dansikap yang diperlukan hingga konsep yangcocok untuk dikembangkan dalam sistempendidikan kita. Sebab saat ini persaingandalam penyelenggaran pendidikan pun tidakjauh berbeda dengan persaingan dalam duniaekonomi dan bisnis.Hanya saja, persa-ingan di dalam pe-nyelenggaran pen-didikan tidak terlalubersifat terbukadengan mengha-lalkan segala carakarena masyarakatpendidikan masihterikat oleh sosokpendidik, dalam halini guru, yang menjunjung tinggi etika dan nilai-nilai luhur. Namun, setiap penyelengarapendidikan dipaksa berhadapan dengan lembagalainnya dalam arena persaingan untuk dapattampil menjadi yang terbaik guna menarikperhatian pasar. Boleh jadi setiap lembagapendidikan melakukan berbagai hal gunamemenangkan persaingan. Bahkan mungkinada yang menggunakan cara-cara yang kotor(walaupun tidak bersifat terbuka seperti yangdisebutkan di atas), dan ada pula yangmenggunakan cara-cara yang baik dalammemenangkan persaingan. Lembaga-lembagapendidikan yang baik ada yang memperkokohSDM, ada yang memperkuat fasilitas dan sarana,ada pula yang memperkuat finansial atau dana,tapi ada pula yang lebih memperhatikan danmemperkuat jaringan daripada lainnya. Dengandemikian, persaingan pendidikan pun bergeraksangat kompleks dan beragam. Baik yangbersaing di bidang mutu, layanan, keragaman
pilihan, pencitraan dan sebagainya. Adapulayang menggabungkan antarbidang tersebut satudengan lainnya dan ada pula yang menetapkanprioritas.
Saat ini ketatnya persaingan antar lembagapendidikan sangat tinggi. Penyebabnya antaralain adalah pertama, tidak seimbangnya tingkatpertumbuhan lembaga pendidikan dengan calonpengguna jasa pendidikan. Kedua, adanyakebijakan pemerintah yang memproteksi lemba-ga pendidikan yang diselenggarakan olehpemerintah dibanding dengan lembagapendidikan yang diselenggarakan olehmasyarakat atau swasta. Ketiga adanya polapikir (mindset) di masyarakat khususnya calonpeserta didik yang umumnya masih lebihmempercayai lembaga pendidikan yang dise-
lenggarakan olehpemerintah diban-ding lembaga-lem-baga pendidikanyang diseleng-garakan oleh ma-syarakat atau swas-ta, sekalipun adadan bahkan banyaklembaga-lembagapendidikan tersebutjauh lebih baik, baik
dari segi kualitas maupun kuantitas saranaprasarananya. Keempat, terbatasnya modal yangdimiliki oleh lembaga pendidikan untukmengeluarkan dana yang tidak kembali secaralangsung seperti: iklan, pengembangan SDM,sarana dan fasilitas khusus. Kelima, sulitnyamelakukan akses ke distribusi dan pemasaranjasa pendidikan. Terlebih lembaga pendidikantidak didesain untuk memenuhi lapanganpekerjaan. Karena program dan prosespembelajaran (KBM) beorientasi pada tujuanpendidikan nasional, bukan pada pemenuhankebutuhan pasar kerja.
Hal penting yang harus dipahami dandikuasai oleh lembaga pendidikan dalamberkompetisi atau menghadapi persainganadalah memiliki keunggulan jati diri, antara lain(a) memiliki visi, misi, tujuan, program, danstrategi yang jelas dan terukur; (b) memilikibadan riset untuk melakukan kajian kritistentang masalah, potensi atau kekuatan,
... guru yang baik harusmampu menciptakan proses
pembelajaran yang mendorongpeserta didik merasa dirinyaadalah penting dan sungguh
berharga...
109Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Resensi buku: Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing
kecenderungan ke depan, dan sebagai bahanuntuk melakukan langkah antisipatif gunamengatasi kecenderungan masa depan; (c)memiliki strategi yang tepat dan sesuai dengankebutuhan ruang dan waktu, serta memahamistrategi yang diterapkan oleh pihak lain; (d)menguasai sumber-sumber informasi strategis,sehingga sebelum pihak lain tahu, ia telahmengetahui data, masalah dan arah persaingan;(e) menguasai lapangan persaingan, perbekalan,teknologi dan strategi bersaing; dan (f)mengetahui secara pasti level lembaganya,apakah berada di segmen bawah, menengahatau atas.
Bicara tentang strategi yang menjadi bagiandari kepemilikan jati diri, perlu dipahami dahulubahwa strategi adalah alat atau media untuktercapainya tujuan. Karena itu tidak ada yangbersifat mutlak dalam strategi, tetapi harusdikembangkan secara fleksibel sesuaikebutuhan akan tercapainya tujuan. Terkaitdengan itu, perlu dilakukan analisa kebutuhanpasar serta memetakan kecenderungan dankekuatan persaingan pendidikan itu sendiri,menetapkan standar mutu dan merumuskannyake dalam garis besar program. Ada banyakrumusan-rumusan strategi yang diungkapkanoleh berbagai pemikir dan praktisi manajemen.Namun dapat diambil benang merah dalamkaitannya dengan organisasi, ekonomi (bisnis)dan pendidikan bahwa Manajemen Strategisadalah seperangkat putusan manajerial dantindakan strategis yang berorientasi padatuntutan perubahan dan tantangan masa depanyang dirumuskan dalam formulasi strategi,implementasi, dan sistem evaluasi strategidengan memperhatikan perkembanganlingkungan baik intern maupun ekstern lembagapendidikan atau organisasi, dan bertujuan untukmempertahankan sekaligus untuk memenang-kan persaingan. Dalam konteks bisnis atauusaha, penulis mengemukakan bahwa unsur-unsur manajemen strategis antara lain seperti:(a) adanya putusan manajerial yang harusdipatuhi dan dilaksanakan oleh semuaperangkat perusahaan; (b) adanya tindakanstrategis yang dilakukan sesuai dinamikaperusahaan dan lingkungan; (c) adanyaperencanaan strategis dan menghindarkan diridari tindakan dan perencanaan alokatif; (d)
adanya visi misi yang jelas dan terukur; (e)berorientasi pada tuntutan masa depan dantantangan perubahan baik perubahan yangterjadi di lingkungan intern maupun lingkunganektern perusahaan; dan (f) bertujuan untukmempertahankan perusahaan sekaligusmemenangkan persaingan usaha.
Konsep manajemen strategi ini pada awaltahun 1960 mulai dikenal di kalangan ekonom,yang lebih menekankan sektor keuangankhususnya berhubungan dengan sistemanggaran, pengelolaan rugi laba dan evaluasi.Namun, 1980 konsep ini mulai mengalamiperubahan dengan memasukkan prinsip-prinsip efisiensi dan efektivitas. Bersamaandengan masuknya konsep-konsep manajemenstrategis pada dunia pendidikan, maka tatakelola pendidikan secara perlahan bergeser daripola konvensional yang bersifat alokatif ke polaprogresif yang lebih menekankan padapendekatan yang bersifat strategis. Polakonvensional dengan kebijakan dan programyang bersifat alokatif lebih mengutamakanpendekatan yang bersifat normatif. Dalam artibahwa para pelaku pendidikan hanya bersifatmenerima terhadap program yang telahdialokasikan oleh pemerintah. Program dankebijakan yang bersifat alokatif merupakanprogram yang paling mudah dan murah. Polapenyusunan, penyaluran, dan pelaksanaannyasangat sederhana karena kebijakannya bersifattop-down, dimana program dan kebijakannyalangsung ditetapkan oleh instansi vertikal tanpaharus melakukan analisis kebutuhan olehpelaku di lapangan. Sedangkan kebijakan danprogram strategis tidak bersifat top downmelainkan bermula dari analisis kebutuhanbelajar dan kebutuhan pendidikan lainnya dilapangan (bottom-up). Atas dasar analisiskebutuhan itu, disusun program yang sesuaidengan kebutuhan riil, faktual dan terukur, dandikembangkan atas dasar tuntutan perubahandan tantangan masa depan.
Daya saing pendidikan tidak dimaksudkanuntuk menghancurkan atau mematikanlembaga-lembaga pendidikan. Peningkatandaya saing pendidikan dimaksudkan untukpihak sekolah atau lembaga pendidikan dapatmempersiapkan masa depan peserta didiknyaagar mereka dapat hidup di zamannya yang
110 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Resensi buku: Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing
berbeda dengan zaman ketika mereka menuntutilmu. Peningkatan daya saing pendidikan yangdilakukan melalui manajemen strategisdimaksudkan untuk mengoptimalkan layananbelajar sesuai dengan minat, bakat, kebutuhandan tingkat kemampuan peserta didik. Dengandemikian, manajemen strategis tidak sekedarmemperkuat sisi administratif semata, tapidikembangkan ke arah pemberdayaan kualitasproses dan hasil belajar. Manajemen strategisdikembangkan dalam rangka mensinergikansumber daya internal dan kekuatan lingkunganberada pada titik strategis persaingan. Pimpinanpendidikan mampu mengoptimalkan semuakekuatan organisasi dan memposisikanorganisasi pada barisan terdepan serta mamputerlebih dahulu sampai di garis finis. Visi, misi,tujuan, program, kebijakan, sarana prasarana,anggaran dan sebagainya hanya merupakanalat untuk dapat bersaing. Artinya, dengan alatitu tidak menjamin mereka mampumemenangkan persaingan. Persaingan yangsebenarnya adalah adu cepat memperjuangkannilai-nilai kebaikan dan keunggulan. Sumberkekuatan persaingan terletak pada kemampuan
dalam mengoptimalkan kekuatan iman, logika,spirit, motivasi, kreatifitas, kerja keras,kepercayaan diri, disiplin, dan tanggung jawab.
Namun demikian, upaya untuk meme-nangkan persaingan sesama lembaga pendidi-kan akan tetap dan terus ada, sepanjangmasihnya banyaknya potensi-potensi yangdapat digali untuk mendukung persaingantersebut. Tapi patut digarisbahawahi bahwa diera perubahan yang cepat dan global seperti saatini yang muncul bukanlah persaingan antarsesama lembaga lain, tetapi persaingan dengandiri sendiri. Rekayasa ulang, benchmarking,perbaikan terus menerus, manajemen yangberkualitas total, output yang ramping,persaingan berdasarkan waktu hanyamerupakan unsur yang amat penting untukmempertahankan kehidupan lembaga atauorganisasi. Hal itu hanya sekedar syarat agardapat tetap dapat bersaing, bukan untukmemenangkan persaingan. Buku ini dapatmenjadi bahan kajian bagi para akademisi,praktisi, pimpinan lembaga pendidikan danmasyarakat yang peduli kepada pendidikanpada umumnya. Selamat membaca.
111Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Profil BPK PENABUR Tasikmalaya
Profil BPK PENABUR Tasikmalaya
Sujana
E-mail: [email protected]
SDK BPK PENABUR Tasikmalaya
ekitar tahun 1953, Thio Sioe Tjoanmengemukakan gagasan mendirikansekolah, mengingat anak-anak darijemaat GKI Jabar ( Tionghoa Kie Toh
Kauw Hwee Khu Hwee Jabar) bersekolah dibawah naungan lembaga pendidikan BPPKGKP. Maka tanggal 15 Okrober 1953 didirikanTaman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar(SD). SD Masehi merupakan nama pertama yangdiberikan untuk jenjang SD. Tan Djin Swiediangkat menjadi Kepala TK dan SD. Beliaudibantu oleh E. Gunata dan Trillianti Hartanisebagai guru.
Pada tahun 1 Agustus 1957 didirikan SMPKristen berlokasi di Jalan Selakaso. Gedungsekolah disewa dari BPPK GKP Tasikmalayayang sudah lama tidak digunakan. Selanjutnyatahun 1976 didirikan SMA Kristen untuk menam-pung lulusan SMP Kristen. Kegiatan belajarmengajar SMA Kristen dilakukan sore harisetelah kegiatan belajar mengajar SMP Kristen.
Agar proses belajar mengajar dapat berjalanlebih baik, pembelian tanah serta pembangunanterus diupayakan. Pada tanggal 6 Juni 1985,Pengurus BPK PENABUR Tasikmalaya membelitanah seluas 455 m2 di Jalan Cihideung BalongTasikmalaya yang digunakan untuk TK,sedangkan SD di lokasi yang lama, Jl. Veteranno. 51 Tasikmalaya. Pembangunan terusberlanjut, selang 2 tahun, sekolah BPKPENABUR di lokasi Jalan Selakaso direnovasiakan digunakan untuk SMP Kristen dan SMAKristen.
Sehubungan murid SD bertambah terus,Pengurus BPK PENABUR Tasikmalayamemutuskan mengontrak bekas gedung SD
Sejarah Singkat
SImanuel milik GKP Tasikmalaya yang berlokasidi Jalan Selakaso sehingga kegiatan belajarmengajar kelas 1 - 6 dapat dilaksanaka pagi hari.
Pembelian tanah berlokasi di Jalan IbuApipah seluas 2.242 m2dilakukan Pengurus BPKPENABUR Tasikmalaya pada tanggal 15Februari 1995 untuk gedung sekolah jenjang SD,berlantai 3. Tahun Pelajaran 1998/1999 SDresmi pindah ke lokasi yang baru. Lokasi sekolahyang baru ini, selain udara segar, lokasinya inimendukung untuk berbagai kegiatan sekolah.
Atas berkat Tuhan dan dukungan doasemua pihak, tanggal 1 Juli 2001, tanah danbangunan sekolah yang berlokasi di JalanSelakaso , semula milik BPPK GKP yang disewaoleh BPK PENABUR Tasikmalaya selama 43tahun, resmi menjadi milik BPK PENABUR.
Pembangunan dan renovasi gedung sekolahterus berlanjut. Awal Desember tahun 2005dimulai pembangunan dan renovasi gedungsekolah. Akhirnya, tanggal 9 September tahun2006 gedung sekolah tersebut diresmikan olehKetua Umum PH BPK PENABUR, Ir. RobertRobianto. Tanggal 8 Januari 2007 gedungsekolah BPK PENABUR Jalan SelakasoTasikmalaya digunakan untuk SD dan SMPsedangkan SMA menempati gedung sekolahJalan Ibu Apipah Tasikmalaya.
Potensi Pendidikan MenjawabTuntutan Masyarakat
BPK PENABUR merupakan lembaga pendidi-kan Kristen yang telah lama berdiri, danmutunya diakui masyarakat sangat baik.Sejalan semakin berkembangnya gereja diTasikmalaya, semakin berkembang pula
“Menjadikan Sekolah yang Menjawab Tuntutan Masyarakat”
112 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Profil BPK PENABUR Tasikmalaya
pendirian lembaga-lembaga pendidikan formalKristen. Persaingan pendidikan formal makinketat. Oleh karena itu, sekolah BPK PENABURTasikmalaya terus berbenah diri mulai dari pro-gram, sumber daya manusia, dan saranaprasarana. PH BPK PENABUR terus mendukungsetiap rencana program yang disusun olehPengurus BPK PENABUR Tasikmalaya.
Tahun Pelajaran 2012-2013, sekolah-BPKPENABUR Tasikmalaya menyusun programunggulan. TK dengan program Character–LifeSkill–English, SD dengan program CIE (Charac-ter – IT – English), SMP dengan program CSiE(Character–Science–Informatika–English) dan mov-ing class, SMA dengan program ChaS CoE Pro-gram, Character building–Science–Communication–Enterpreneurship), serta untuk meningkatkanefektivitas serta efisiensi kegiatan belajarmengajar maka sekolah BPK PENABURTasikmalaya akan melaksanakan sekolah 5 hari.
Potensi yang ada di setiap jenjang sekolahBPK PENABUR terus digali dan dikembangkansehingga pendidikan di BPK PENABURTasikmalaya dapat meningkat dan pada akhir-nya dapat menjawab tuntutan masyarakat.
Tabel 1 menunjukkan jumlah siswa TahunPelajaran 2012/2013 mengalami peningkatanterutama jenjang SD dan SMP. Sehubungandengan banyaknya siswa yang masuk jenjangSD dan SMP maka akan dibangun ruang kelasbaru di lantai 3 Kompleks SDK – SMPK BPKPENABUR Tasikmalaya. Meningkatnya jumlahsiswa yang masuk ke sekolah BPK PENABURTasikmalaya merupakan wujud nyata dari salahsatu Program Pengembangan Sekolah BPKPENABUR Tasikmalaya Jangka MenengahTahun 2011 – 2015 yaitu menciptakan relasiyang baik antarpengurus, guru, karyawan, or-
ang tua, dan siswa serta peningkatan kualitas.Diharapkan jumlah siswa BPK PENABURTasikmalaya terus meningkat.
Guru honorer di TK/SD BPK PENABURTasikmalaya mengajarkan ekstrakurikuler/muatan lokal. Begitu juga guru honorer SMPmengajarkan muatan lokal. Guru honorer diSMAK BPK PENABUR Tasikmalaya lebihbanyak dibandingkan dengan guru tetap karenakebutuhan guru bidang studi yang memilikikompetensi yang baik belum terpenuhimeskipun sudah dilakukan berbagai upaya.
Data guru TKK, SDK, SMPK dan SMAK daritahun 2007/2008 sampai dengan 2012/2013terlihat pada Tabel 2. Kegiatan masing-masingjenjang tertera pada Tabel 3. Sedangkan programpengembangan sekolah jangka menengah (2011-2015) dapat terlihat pada Tabel 4.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan,disusun program sekolah unggul diawali tahun2012 tertera seperti pada Tabel 5. Sedangkanuntuk mendukung kegiatan pendidikandilengkapi dengan sarana dan prasarana sepertiterlihat pada Tabel 6. Upaya peningkatan mutupendidikan di masing-masing jenjangdilakukan berbagai pelatihan guru sepertiterdapat pada Tabel 7 dengan menghasilkanantara lain sejumlah prestasi seperti tertera padaTabel 8. Hal lain yang juga dilakukan untukmeningkatkan kualitas pendidikan sejak tahun2012/2013, BPK PENABUR Tasikmalayamelakukan Program Sister School dengan TKK,SDK, SMPK, dan SMAK BPK PENABUR KelapaGading, Jakarta. Melalui program inidiharapakan guru BPK PENABUR Tasikmalayadapat belajar banyak dari sekolah BPKPENABUR Kelapa Gading, sehingga dapatmeningkatkan kualitas guru
2102-7002nuhaTawsisataD:1lebaT
oN gnajneJ 8002/7002 9002/8002 0102/9002 1102/0102 2102/1102 3102/2102
1 KT 521 351 041 431 221 69
2 DS 682 372 862 282 162 772
3 PMS 571 161 371 261 281 112
4 AMS 022 102 312 022 432 152
halmuJ 608 887 497 897 997 538
113Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Profil BPK PENABUR Tasikmalaya
2102-7002uruGataD:2lebaT
gnajneJ 8002/7002 9002/8002 0102/9002 1102/0102 2102/1102
KKT ronoh3patet8
ronoh3patet8
ronoh3patet8
ronoh3patet8
ronoh3patet8
KDS patet81ronoh3
patet51ronoh4
,patet61ronoh4
patet51ronoh2
patet71ronoh3
KPMS patet01ronoh2
patet01ronoh2
patet01ronoh2
patet01ronoh2
patet01ronoh3
KAMS patet11ronoh41
patet21ronoh41
patet21ronoh41
patet21ronoh41
patet21ronoh71
halokeSnataigeKmargorP:3lebaT
gnajneJ margorP
KKT
(rajalebnagnujnuK roodtuO ,oidaroidutS:)ajnalebatasiw,ukubatasiw,nuisats,mokleT
iynaynem,gnulkgna,iraneM:relukirukartskE
KDS
ytivitcarood-tuO
inahoraniB
:relukirukratkE gnigniS ,gnulkgna, ,trops,etarak gnikooc
ruenerpertnE
"arauSnaudaP riohCratSelttiL "
KPMS
ytivitcaroodtuO
terteR
niefiL
relukirukartskE
laisosiskA
arausnaudaP
KAMS
ytivitcaroodtuO
terteR
relukirukartskE
114 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Profil BPK PENABUR Tasikmalaya
hagneneMakgnaJhalokeSnagnabmegnePmargorP:4lebaT
gnadiB nuhaT halokeSnagnabmegnePmargorP
nakididneP
2102-1102
satilauknuhatnadkiabgnayisalernuhaT
- ,nawayrakurug,surugneratnakiabgnayisalernakatapicneMawsisatresautgnaro
- nadawsisautgnarratnaalakrebaracesnaumetrepnakukaleMnialRUBANEPKPBekgnidnabiduts,urug
- gnajnejaumeskutnunaluggnUsaleKmargorPsaulrepmeMhalokes
- gnayiawagepigabnaanibmepnadsatilayolnaktakgnineMhalasamreb
- KPBawsis,iawagep,surugnepukalirepkutnebmeMK2NBKPnagnediausesRUBANEP
- nagnediausessurugnePnanayalepnemtimokarahilemeMaynnaliggnap
- nakadagneM tneve-tneve gnadibmaladhalokesgnajejpaitidinesnad,agarhalo,snias
4102-3102
- nuhat-nuhatadapnaujameklisah-lisahnakisakilbupmeMracneghibelnagnedaynmulebes
- ayalamkisaTRUBANEPKPBliforpisamrofninaktakgnineMnaayacrepeknaktakgninemkutnuaidemiagabrebnagned
takaraysam
5102-4102
nairidnameKnuhaT
- nakididnepeknadnakididnepaganetnaklamitpogneM
- halokesfitkefeirahnaklamitpognemnadMBKutkawisneisifE
- nahilipayalamkisaTRUBANEPKPBhalokesnakidajneMrumiTnagnairPidawsisautgnaroamatu
- gnaysurugnepnaktapadnemkutnuisnetopilaggneMnetepmokrebnadnemtimokreb
- lanoisarepoiridnaM
isasinagrOmetsiSnad
- naiawagepeknadnarutareP
- )halokeSnadsurugneP(isasinagrorutkurtS
- esabataD awsisnadiawagep
- satilaukrebgnayNSPmetsiS
- netepmokgnayTIaganeT
115Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Profil BPK PENABUR Tasikmalaya
gnadiB nuhaT halokeSnagnabmegnePmargorP
ailanosreP
- adahadusgnayMDSnatakgninepnadnemturkeR
- iawagepisnetepmoknatakgnineP
- iawagepnaarethajeseK
- draweR nad tnemhsinuP
sarpraS
- naujagnepnagnediausesanarasarpnadanarasnaadagnePnialgnadib-gnadib
- RUBANEPKPBtesanataawarepnadnaarahilemeP
- ,namat(kiabhibelgnayhalokesnagnukgnilanasausnaataneP)nauajihgnepatresnagnukgnilnatahesek,nitnak,rikrap,teliot
nagnaueK
- KPBHPiradnagnaueknaropalmargorpnaanuggneP)LGnad,maertS,xepaCmargorp(RUBANEP
- nalubpaitesutkawtapetnadtarukagnaynaropaL
- tidualanretnI
- -gnadibiradnaatnimrephurulesisasilaeremnadgnukudneMsatiroirpalaksnagnedgnadib
- naktakgnitidhibel)knab(artimnagnedisakiknumoK
margorPnaamireneP
uraBawsiS
- )rebotkOnalubialum(nikgnumlawaesBSPnalawdajneP
- alapeK,surugnePiradiridretaitinaP(BSPseskuSmiT)isnetoprebgnayautgnaronad,urug,halokeS
- satilaukrebhibelgnayBSPmetsiS
3102-2102nuhaTluggnUhalokeSmargorP:5lebaT
gnajneJ margorP
KKTretcarahCsllikSefiL
hsilgnE
:::
K2NBKPnaasaibmePhutap,inarebitahharumreb,rukuysasar,iagrahgnem,tamroH
Sada,salekaumesidsirggnIasahabnarajaleP yaDhsilgnElaicep
KDS
EICretcarahC
TIhsilgnE
::::
retcarahC -TI- hsilgnERUBANEPKPBmulukiruknakrasadrebK2NBKPnapareneP
MBKmaladmaladTInataafnamePanahredesaracessirggnIasahabnaanugnepnakasaibmeM
MBKraulidnupuamMBKmalad
KPMS
EisCretcarahC
ecneicS
:::
ecneicS-retcarahC -akitamrofnI- hsilgnE ruenerpretnE-K2NBKPnagnediausesnaasaibmepnaktapadnemawsiS
mukitkarP.)igoloiB,aimiK,akisiF(APInarajalepmajhabmaneMrelukirukartskenataigekidajnem
116 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Profil BPK PENABUR Tasikmalaya
gnajneJ margorP
akitamrofnI
hsilgnE
erpretnEruen
:::
:
iretamnahabmanep,retupmokmuirotarobalidhunepmukitkarPAMStakgnitirad
yaDhsilgnE kutnebmalad)ahasuahasuatanep,urug,awsis(anahredesnapakacrep
isnatukaimonokenarajalepnaksatiroirpmeM
KAMS
EoCSahCretcarahC
ecneicS-acinummoC
noiterpretnE
ruen
::::
:
pihsruenerpretnE-noitacinummoC-ecneicS-gnidliubretcarahCRUBANEPKPBmulukiruknakrasadrebK2NBKPnapareneP
igoloiB,aimiK,akisiFnarajalepatamMBKnaktakgnineMkitsilanrujiulalemawsispaitesedinakisakinumokgneM
awsispaitesadapahasuariwrebawijnaktakgnineM
halokeSgnajneJpaiteSanarasarP-anaraS:6lebaT
KKT KDS
-
--
maladidniamrebanaraS raulidnadsalek
retupmoKsalekpaitesidaera-aerA
-------
PMS-DSlausiVoiduAgnauR1salekidrotkeyorpDCLtakgnareP
APImuirotarobaLPMS-DSaluA
PMS-DSnakatsuprePVTCCipakgnelidsalekgnauR
hisrebnadtahesgnayPMS-DSnitnaK
KPMS KAMS
------
VTCCipakgnelidsalekgnauRVTipakgnelidsalekgnauR
PMS-DSlausivoiduagnauRPMS-DSnakatsupreP
APImuirotarobaLhisrebnadtahesgnayPMS-DSnitnaK
----------
nadCA-rebsalekgnauR DCLipakgnelidigoloiB,akisiF,aimiKmuirotarobaL
pakgnelgnayretupmokmuirotarobaLiadamemgnaynaakatsupreP
kisumnatalarep/anaraSaluA
iadamemgnayagarhalonagnapaLaeratopsoH
tahesnad,hisreb,namayngnaynitnaKnamagnayrikrapnamalaH
117Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Profil BPK PENABUR Tasikmalaya
halokeSisatserP:8lebaT
gnajneJ abmoLsineJ isatserP nuhaT
KKT
ianrawemabmoL IIIarauJ 9002
ianrawemsativitaerK IIIarauJ 9002
esaloK IIarauJ 9002
ianraweM IIarauJ 9002
rabmaggneM IIarauJ 9002
atok-esalobkapeS IInaparaH 9002
IRTUHakgnarmaladianrawemabmoL IIarauJ 0102
)azalPaisA(atok-esianrawemabmoL IIarauJ 0102
)erotS.tpeDardumaS(ianrawemabmoL IarauJ 0102
ayalamkisaTatoK-essativitaerKabmoL IarauJ 1102
ayalamkisaTatoK-esalobkapesnagnidnatreP IarauJ 2102
ayalamkisaTatoK-essikuleMabmoL III,IIarauJ 2102
ayalamkisaTatoK-esineSsatnePabmoL IIarauJ 2102
halokeSgnajneJpaiTaisunaMayaDrebmuSnaktakgnineMayapU:7lebaT
KKT KDS
---------
RUBANEPKPBPMGMitukigneMGKKitukignemurugpaiteS
atirecrebnahitalePsirggnIasahabnahitaleP
retupmoknahitalePmargorpnanusuynepnahitaleP
narajalebmepagareptalataubmemnahitaleP
tujnalkadnitnadisivrepuS
---
---
RUBANEPKPBPMGMitukigneMsirggnIasahabnahitaleP
kutnuTInaanuggnepnahitalePgnayrajagnemedotemnakparenem
rajalebrebmusiracnemnadfitairavreburugnaanibmeP
gnidnabidutSisivrepuS
KPMS KAMS
----
RUBANEPKPBPMGMitukigneMayalamkisaTatoKPMGMitukigneM
aidemitlumnahitalePnaanibmeP
----
RUBANEPKPBPMGMitukigneMayalamkisaTatoKPMGMitukigneM
nahitaleP/ranimeSnawayrak/urugterteR
118 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Profil BPK PENABUR Tasikmalaya
gnajneJ abmoLsineJ isatserP nuhaT
KDS
taraBawaJakgnitmaneS IarauJ 9002
taraBawaJtakgnitgnaneR IarauJ 9002
taraBawaJtakgnitNS2O IIIarauJ 9002
lanoisaNtakgnitNS2O IIIarauJ 9002
eeBgnillepS ayalamkisaTatoK-es IarauJ 9002
gnutsilaC IarauJ 1102
ayalamkisaTatoK-eskrauKedaipmilO silaniF 0102
taraBawaJmanesadrujeK IarauJ 1102
taraBawaJmaneSadrujeKugereB IarauJ 1102
KPMS
akitametaMPSO 4arauJ 9002
aitametaMSPO 4arauJ 9002
akisiFSPO 4arauJ 9002
rumiTnagnairP-esakisiFGCB 1arauJ 0102
rumiTnagnairP-esakisiFKSO 1arauJ 0102
imonortsAKSO 3arauJ 0102
rumiTnagnairP-esakitametaM 1arauJ 0102
imonortsAKSO 1arauJ 0102
akisiFKSO 3arauJ 0102
igoloiBKSO 4arauJ 1102
tapeCrikipreBsirggnIasahaB nad essseerG rumiTnagnairP- 1arauJ 1102
ayalamkisaTatoK-esadnuSasaBotadiP 3arauJ 1102
ayalamkisaTatoK-esNSOirtuPteksaB 1arauJ 1102
ayalamkisaTatoK-espuCKPBirtuPteksaB 1arauJ 1102
ayalamkisaTatoK-espuCKPBartuPteksaB 2arauJ 1102
irtuPmaneSsanrujeK 3arauJ 1102
irtuPmaneSadrujeK 3arauJ 1102
DAISAPedaipmilO silaniF 1102
119Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Profil BPK PENABUR Tasikmalaya
gnajneJ abmoLsineJ isatserP nuhaT
KAMS
miT egnallahCesirpretnEecneicSnaisAgnilledoMevitavonI 1arauJ 0102
ecnaD aidemarG noititepmoCdnarG 3arauJ 0102
ayalamkisaTignawiliSsatisrevinUMTCL 2arauJ 1102
IPUIXXXakitametaMabmoL silanimeS 1102
ayalamkisaTatoK-esakitametaMNSO 1arauJ 1102
ayalamkisaTatoK-esakisiFNSO 2arauJ 1102
ayalamkisaTatoK-esretupmoKNSO 3arauJ 1102
anugirTretupmoKabmoL 1arauJ 2102
ignawiliSsatisrevinUakitametaMtapeTtapeCabmoL 2arauJ 2102
abmoL yaDnuFyrtsymehC DAPNU silanifimeS 2102
ignawiliSsatisrevinUigoloiBabmoL silanifimeS 2102
RUBANEPKPBsurugnePnanusuS:9lebaT4102-0102edoirePayalamkisaT
1 iSS,onowuyirTsunavetS.tdP tahesaneP
2 awadnaWajhajT.rI auteK
3 .niM.M,oyodnaHaneladgaM.tdP IauteK
4 namaramsAitainruKseiL IIauteK
5 .E.S,namilraTuyhaW IIIauteK
6 .nkM,HM,.H.S,namealuSpusuJ IsiraterkeS
7 gnitniGatsedorPannasoR IIsiraterkeS
8 oynojiWeceC IIarahadneB
9 gnataTnamealuS IIarahadneB
01 TS,ardnahCirreF atoggnA
11 inayruSyliL atoggnA
21 namilraTardneH atoggnA
31 TS,samanaTirneH atoggnA
41 nayranuSnayaY atoggnA
51 inairgnIynniY atoggnA
120 Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Profil BPK PENABUR Tasikmalaya
KTalapeK:01lebaT
oN amaN edoireP
1 eiwSnijDnaT 4591-3591
2 kEmaiTmeiL 3791-4591
3 idnE.srD 6891-4791
4 nitayruSneiT 8002-6891
5 ,itnayhaCiraHruN.dP.S
1102-8002
6 ihddiSatteM.S.S,ardnahC
-1102gnarakes
KDSalapeK:11lebaT
oN amaN edoireP
1 eiwSnijDnaT 4591-3591
2 kEmaiTmeiL 3791-4591
3 idnE.srD 9891-4791
4 inatraHitnaillirT 0002-9891
5 ododiW.srD 9002-0002
6 inirAhayD.P.S,inaivatkcO
-9002gnarakes
KPMSalapeK:21lebaT
oN amaN edoireP
1 kEmaiTmeiL 4791-3591
2 nawamraD.srD 5791-4791
3 cS.B,otranuS.S.L 9791-5791
4 idrakuS 2891-9791
5 otnaydnA.srDanayruS
6891-2891
6 naitsirhC.srDonraweoS
9891-6891
7 idnE.srD 6991-9891
8 otnawreoP.S.A 8991-6991
9 gnugAsamohT.dP.M,owobiW
0102-8991
01 ododiW.S.P.srD gnarakes-0102
KAMSalapeK:31lebaT
oN amaN edoireP
1 otranuS.S.L 2891-6791
2 muirotkeriD.srD:auteK(
)anairtuSidlaniR
3891-2891
3 otnaydnA.srDanayruS
5891-3891
4 ajdraH.K 8891-5891
5 ododiW.srD 1991-8891
6 naitsirhC.srDonraweoS
6991-1991
7 .FtrainuJ.srDrisomaS
gnarakes-6991
121Jurnal Pendidikan Penabur - No.18/Tahun ke-11/Juni 2012
Profil BPK PENABUR Tasikmalaya
Penutup
Dengan selalu berpegang pada tangan Tuhandan tetap bersyukur atas anugerah Tuhan yangtelah dilimpahkan kepada BPK PENABURTasikmalaya khususnya pengurus, guru, dankaryawan serta kerja sama yang baik denganorang tua dan masyarakat, BPK PENABURTasikmalaya dapat memberikan pendidikanyang terbaik serta dapat membentuk karakterpeserta didik yang berlandaskan Nilai-NilaiKristiani. Lulusan BPK PENABUR Tasikmalayasiap menghadapi persaingan di era globalisasipada saat ini dan masa yang akan datang.
Hal yang utama yaitu penanaman KasihYesus kepada peserta didik BPK PENABURTasikmalaya melalui PKBN2K kiranya dapatmembawa pengaruh baik bagi masyarakat diKota Tasikmalaya. Biarlah Tuhan yangmemberkati sekolah BPK PENABUR Tasikma-laya sehingga sekolah BPK PENABURTasikmalaya benar-benar menjadi sekolah yangdapat menjawab tuntutan masyarakat KotaTasikmalaya pada khususnya dan bagi bangsaIndonesia pada umumnya.
nasayaYauteK:51lebaT
oN amaN edoireP
1 naojTeoiSoihT 5591-3591
2 wuaijTgnoHyeO 0691-5591
3 yahTgnoHyeO 4691-0691
4 ajdrahiwunaT.J 7691-4691
5 meiL.tdP naojTgnoiL 9691-7691
6 ajdrahiwunaT.J 1791-9691
7 amrahdiWikkE 4891-1791
8 onoitusiduBtemalS 0991-4891
9 anairtuSidlaniR.srD 4991-0991
01 gnataTnamealuS 2002-4991
11 anairtuSidlaniR.srD 6002-2002
21 gnataTnamealuS.srDnakitnaggnem(
anairtuSidlaniRlaggninemgnay
)ainud
0102-6002
31 awadnaWajhajT.rI 4102-0102
122 Jurnal Pendidikan Penabur-No. 18/tahun ke-11/Juni 2012
Pedoman Penulisan Naskah untuk Jurnal Pendidikan Penabur
Naskah ditulis dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut.1. Naskah merupakan laporan penelitian, opini, info, dan resensi buku yang
berhubungan dengan bidang pendidikan serta disajikan dalam bentukbahasa ilmiah populer.
2. Naskah merupakan karya asli dari penulis dan belum pernah dipubli-kasikan atau sedang dikirimkan ke media lain.
3. Naskah diketik pada kertas A4 dengan margin/batas atas, kanan, danbawah masing-masing 3 cm dan batas kiri 4 cm dari tepi kertas.Menggunakan program MS Word dengan jenis huruf Book Antiqua 10poin/spasi ganda.
4. Panjang naskah hasil penelitian atau opini + 4500 kata, sedangkan untukinfo serta resensi buku + 2000 kata.
5. Judul harus singkat, jelas dan tidak lebih dari 10 kata.
6. Format penulisan adalah : Judul, nama penulis, abstrak, isi artikel, daftarpustaka, dan keterangan mengenai penulis.
7. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris maksimum 150 kata.
9. Ilustrasi (grafik, tabel dan foto) harus disajikan dengan jelas. Tulisan padailustrasi menggunakan huruf yang sama pada isi naskah dengan besarhuruf tidak lebih kecil dari 6 point.
10. Naskah dikirim dalam bentuk CD dan hasil print out ke Redaksi JurnalPendidikan Penabur, Jalan Tanjung Duren No. 4 Blok E Lantai 5. JakartaBarat - 11470 atau melalui e-mail: [email protected]
11. Naskah disertai dengan daftar riwayat hidup penulis yang memuat latarbelakang pendidikan, pekerjaan dan karya ilmiah lain yang pernahditulis.
12. Tulisan yang dimuat akan mendapat imbalan. Naskah yang tidak dimuattidak dikembalikan.
13. Redaksi berhak mengedit naskah yang dimuat tanpa mengubah isinaskah.
14. Isi Jurnal Pendidikan Penabur tidak mencerminkan pendapat ataukebijakan BPK PENABUR.
Acuan Penulisan Ilmiah
A. Persyaratan1. Belum diterbitkan/ Belum Pernah dikirim ke Media Cetak Lain.
2. Karya Asli: Dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris
B. Ragam Naskah
1. Kajian Pustaka
2. Kajian Empiris3. Kajian/ Studi Kasus4. Evaluasi5. Kajian Kebijakan6. Kajian Pengembangan7. Analisis Deskriptif/Opini8. Resensi Buku
C. Struktur Naskah
1. Judul
a. Menggambarkan Isi Naska, Singkat dan Padat
b. Tidak Spesifik/Sempit, Tidak Terlalu Umum
c. Paling panjang 14 Kata
2. Identitas Penulis
a.Nama Lengkap, Tanpa Gelar
b. Alamat e-mail Pribadi
c. Nama Institusi/Lembaga
3. Abstrak
a. Isi
i. Sifat: Informatif
ii. Latar Belakang Masalah & Masalah
iii. Tujuan
iv. Metode, Tempat & Waktu
v. Hasil & Saran
b. Panjang150 -200 kata
Dalam 1 paragraf
c. Kata-Kata KunciMinimal 3 kata
Merupakan istilah/konsep penting
d. Bahasai. Bahasa Indonesia
ii. Bahasa Inggris
4. Pendahuluan
a. Isi
i. Latar Belakang Masalah
ii. Rumusan Masalah
iii. Manfaat Penelitian
iv. Kajian Pustaka/Teori
b. Bentuki. Deskriptif
ii. Informatif
5. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
b. Tempat dan Waktu Penelitian
c. Prosedur Penelitian: sumber, teknik pengumpulan & analisis data
6. Hasil dan Pembahasan
a. Hasil/Datai. Kualitatif
ii. Kuantitatif
b. Pembahasani. Interpretasi
ii. Analisis: induktif, deduktif, komparatif
c. Implikasii. Makro/Umum
ii. Mikro/Khusus
7. Penutupa. Kesimpulan
b. Saran
8. Daftar Pustaka
a. Gaya/Style: APA
b. Jumlah referensi minimal 5
c. Dirujuk langsung dlm tulisan
d. Terbitan minimal 5 thn terakhir
D. Fisik Naskah
1. Format: A42. Huruf: Book Antique- 10 point,3. Panjang naskah: 4.000 - 10.000 kata dengan1,5 spasi4. Wujud: Soft copy dan printout