Download - contoh draf PTK pendekatan case study
PORTOFOLIO
RANCANGAN PTK
KKG PROGRAM BERMUTU
AHMAD JAHIDI
GUGUS FLAMBOYAN
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BREBES
UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN WANASARI
2010
CASE STUDY
TERNYATA ANAK DIDIK SAYA MASIH ADA YANG TAKUT
Oleh : AHMAD JAHIDI
Mulai tahun 2009 hingga sekarang saya mengajar kelas V, dan
menginginkan bisa mengajar dengan riang gembira bernyanyi dan tertawa seperti
waktu masih mengajar di kelas II. Pertama kali mengajar saya begitu
bersemangat, memberikan motivasi, mengajar dengan Pakem, dan mendesain
kelas semenarik mungkin. Sering dalam pembelajaran saya mengadakan tanya
jawab, dan siswa aktif menjawab namun secara . Saya beri penjelasan dan contoh
cara menjawab pertanyaan atau menanggapi suatu masalah dengan cara
mengacungkan jari, dan menjawab secara individu pada setiap mengajar dan
semua mata pelajaran. Tetapi hal tersebut tidak bisa terlaksana dengan baik, hanya
beberapa siswa yang berani itupun yang pandai. Belum lagi jika mengadakan tes
formatif, atau ulangan harian hasil belajar siswa rata-rata jelek atau pas-pasan
dengan KKM.
Hingga pada suatu hari, pada saat pelajaran Bahasa Indonesia saya
mengajar dengan materi mengungkapkan pikiran atau pendapat yang disampaikan
secara lisan. Sebelum mengajar saya menyampaikan tujuan dan kegiatan yang
akan dilakukan siswa hari ini, yaitu agar siswa berani berbicara secara lisan, dan
saya memberikan aturan dan rambu-rambu ketika siswa berbicara atau
menanggapi secara sopan dan yang lain menghormati, tidak boleh mentertawakan
jawaban teman, dan sebagainya. Setelah memberikan apersepsi, tanya jawab,
kemudian saya memajang gambar suatu peristiwa di papan tulis, yaitu
tawuran/perkelahian antar pelajar. Saya melontarkan pertanyaan: “Anak-anak,
gambar apa yang kalian lihat di papan tulis ini?” dan siswa seperti biasa
menjawab secara bersama-sama: “Orang berkelahi, Pa….” Kemudian saya
ingatkan tata cara menjawab dan aturan ketika akan memberikan pendapat atau
mengomentari pendapat teman. Satu menit, dua menit, tiga menit berlalu….
Akhirnya ada dua anak mengacungkan jari, dan langsung ku beri kesempatan
berbicara: “Ada gambar anak sekolah sedang berkelahi keroyokan, Pa.” “Ya,
bagus!” Kemudian dilanjutkan jawaban siswa satunya, “Anak yang berkelahi
membawa kayu dan melempar batu, Batu?”
“Menurut kalian, kira-kira apa penyebab perkelahian tersebut?”
“Saya, Pa! Gara-garanya kalah pertandingan sepak bola.”
“Darimana kamu tahu penyebabnya kalah pertandingan sepak bola?”
“Dari judulnya, Pa….” Dan anak-anak menjawab berbarengan lagi, ketika
saya lontarkan pertanyaan untuk dikomentari oleh yang lain, tidak ada satupun
yang berani menjawab. Saya pancing dengan komentar dan alasan, dan siswa
berani menjawab bersama lagi. Akhirnya karena kesal, saya menyuruh siswa
untuk menulis kesan atau pendapat tentang peristiwa pada kartu gambar yang
sudah saya siapkan sebagai alat peraga yang dibagikan secara berpasangan,
setelah sepuluh menit kemudian saya menawarkan siapa yang mau membacakan
kesan atau pendapat yang telah ditulis, hanya beberapa siswa saja yang bernai
membacanya, akhirnya guru menunjuk siswa yang tidak berani membaca atau
mengacungkan tangan untuk membacakan hasil kerjanya.
Tanpa terasa waktu pembelajaran Bahasa Indonesia telah habis, dan
indikator yang direncanakan belum berhasil, akhirnya sambil memandang seluruh
siswa, saya bertanya kepada siswa, mengapa tidak ada yang berani mengacungkan
tangan jika diberi pertanyaan atau disuruh berpendapat ? Tanya saya kepada anak-
anak, dan jawaban siswa adalah: “Takut, dimarahi, Pa………… ! jawab anak
serentak.
REFLEKSI
Guru PTK : Ahmad Jahidi, S Pd
Sekolah : SD Negeri Siasem 03
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar : Menanggapi cerita tentang peristiwa yang terjadi
di sekitar yang disampaikan secara lisan
Kelas/Semester : V (Lima) / 1
I. IDENTIFIKASI MASALAH
Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Siasem 03 Semester 1 tahun
pelajaran 2010/2011 pada pelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar:
Menanggapi cerita tentang peristiwa yang terjadi di sekitar yang
disampaikan secara lisan untuk rata-rata kelas masih di bawah KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 70 dari Kompetensi Dasar tersebut.
Dari 23 siswa yang tuntas 10 anak mendapat nilai kurang dari 70.
Berdasarkan data perolehan nilai tersebut, guru melakukan refleksi untuk
mengidentifikasi masalah atau yang melatarbelakangi mengapa nilai siswa
masih kurang. Permasalahan tersebut diantaranya:
1. Siswa sering minta izin ke luar kelas, karena mau ke kamar kecil.
2. Siswa cenderung pasif selama pembelajaran hanya sebagai pendengar saja.
3. Siswa tidak berani bertanya jika tidak jelas, dan berani menjawab secara
bersama-sama..
4. Siswa takut dan malu jika disuruh berbicara di depan kelas.
5. Siswa tidak teratur dalam belajar, PR sering dikerjakan di sekolah,
bahkan jika tidak diberi PR siswa tidak pernah belajar di rumah.
6. Siswa belum bisa menyampaikan pendapatnya dengan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
7. Hasil ulangan siswa rendah di bawah KKM.
8. Siswa tidak bisa berbicara secara lisan dihadapan teman-temannya.
II. ANALISIS MASALAH
Dari berbagai masalah dan kekurangan yang dialami siswa dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia di atas, diketahui bahwa proses
pembelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar: Menanggapi cerita
tentang peristiwa yang terjadi di sekitar yang disampaikan secara lisan guru
kurang kreatif dan efektif. Untuk mengetahui faktor ketidakberhasilan siswa
tersebut, guru melakukan refleksi menganalisis masalah yang berkaitan
dengan proses pembelajaran yang telah berlangsung.
Kurang efektifnya pembelajaran tersebut karena:
1. Guru dalam mengajar hanya ceramah saja.
2. Guru menerangkan pelajaran terlalu cepat dan bahasanya kurang
dipahami oleh siswa.
3. Guru kurang maksimal menggunakan alat peraga dalam pembelajaran.
4. Guru kurang memberi motivasi kepada siswa.
5. Guru kurang memberikan contoh soal atau kasus dan petunjuk
penyelesaiannya.
6. Guru Kurang memberikan contoh dengan penggunaaan bahasa yang
baik dan benar.
7. Guru kurang memberikan Tugas Rumah (PR).
8. Guru kurang kreatif mengelola kelas.
III. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan sebab-sebab kekurangefektifan pembelajaran di atas,
untuk membantu siswa kelas V SD Negeri Siasem 03 agar menguasai dan
memahami materi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan baik, guru
merumuskan masalah perbaikan “Apakah dengan strategi Pakem dapat
meningkatkan kemampuan berbicara secara lisan siswa kelas V SD Negeri
Siasem 03 dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar:
Menanggapi cerita tentang peristiwa yang terjadi di sekitar yang
disampaikan secara lisan?”
IV. HIPOTESIS TINDAKAN
Untuk membantu siswa kelas V SD Negeri Siasem 03 mencapai
hasil belajar yang baik pada pembelajaran Bahasa Indonesia tersebut di atas,
penulis merumuskan hipotesis tindakan perbaikan pembelajaran sebagai
berikut:
“Apabila guru dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar menanggapi cerita tentang peristiwa yang terjadi di
sekitar yang disampaikan secara lisan, menggunakan multi metode, bermain
peran memecahkan persoalan, memanfaatkan alat peraga dalamn
pembelajaran, sering memotivasi siswa, menjelaskan langkah-langkah dan
memberikan latihan soal, menyediakan buku sumber bagi siswa,
memberikan LKS untuk latihan dan memperdalam siswa memahami materi,
serta memberikan Tugas Rumah (PR) dan berpenampilan ramah dan
simpatik, maka siswa kelas V SD Negeri Siasem 03 dapat mencapai hasil
belajar Bahasa Indonesia dengan baik.”
V. SKENARIO PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Berdasarkan hipotesis tindakan perbaikan Bahasa Indonesia di atas,
untuk membantu siswa kelas V SD Negeri Siasem 03 mencapai hasil belajar
yang baik, guru merumuskan tindakan (skenario) perbaikan pembelajaran
sebagai berikut:
1. Dalam pembelajaran guru menggunakan multi metode, yaitu: pemecahan
masalahm kerja berpasangan (kooperatif skrip), tanya jawab dan latihan
terbimbing.
2. Dalam menerangkan guru tidak tergesa-gesa, menjelaskan langkah-
langkah secara rinci dan menggunakan bahasa yang mudah dipahami
anak dan berpenampilan menarik, ramah, dan sabar.
3. Menyediakan alat peraga yang sesuai untuk memperjelas konsep, misal
dengan gambar atau skema baik untuk secara klasikal, berpasangan,
maupun kelompok.
4. Menugaskan siswa untuk latihan berkomunikasi secara lisan,
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, memecahkan
masalah, menyelesaikan LKS dan mencatat ringkasan atau bagian
penting dalam langkah pengerjaan, dan menyediakan buku sumber yang
relevan.
5. Guru mengadakan tanya jawab dan latihan terus menerus agar siswa
aktif dan kreatif, memancing siswa bertanya dan menjawab pertanyaan.
6. Memperdalam konsep melalui belajar berpasangan dan latihan
terbimbing.
7. Guru memberikan Tugas Rumah (PR).
8. Guru menciptakan pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan.
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA
KELAS/SEMESTER : V (LIMA) / 1
ALOKASI WAKTU : 2 x 35 MENIT
PELAKSANAAN : 03 Nopember 2010
I. STANDAR KOMPETENSI
5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa dan cerita pendek anak yang
disampaikan secara lisan.
II. KOMPETENSI DASAR
5.1 Menanggapi cerita tentang peristiwa yang terjadi di sekitar yang
disampaikan secara lisan.
III. INDIKATOR
1. Siswa dapat menjelaskan masalah atau peristiwa yang terjadi di
sekolah dengan runtut.
2. Memberikan komentar atau saran dengan alasan yang logis dan bahasa
yang santun.
3. Menjelaskan masalah atau peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar
dengan runtut.
IV. TUJUAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
1. Memotivasi siswa agar berani berbicara dan mengeluarkan pendapat di
hadapan teman-temannya dalam suasana yang menyenangkan.
2. Menemukan faktor penyebab suatu masalah dan memberi solusinya
dengan strategi Pakem.
V. MATERI PEMBELAJARAN
1. Gambar peristiwa
Misalnya : kebanjiran, Pencemaran, perkelahian, dan sebagainya.
Tanya jawab, dan diskusi kelas tentang gambar peristiwa.
2. Contoh masalah atau peristiwa
Misalnya : Setiap musim hujan tiba, di daerah Desa Grinting
khususnya di lingkunganpinggir sungai desa Siasem
selalu banjir dan banyak genangan air.
1. Sebutkan faktor penyebab banjir dan genangan air tersebut!
2. Carilah solusi atau jalan keluar dari masalah tersebut!
3. Kalimat tentang saran atau komentar tentang suatu kasus/peristiwa
Dalam memberikan komentar atua memberi saran
memperhatikan hal-hal berikut ini :
1. Menggunakan bahasa yang santun.
2. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3. Isi saran atau komentar sesuai dengan masalah.
4. Jangan mencela atau mentertawakan saran atau pendapat teman.
5. Jika ada yang memberi saran atau komentar, teman yang lain
mendengarkan.
VI. SUMBER, MEDIA, DAN METODE
a. Sumber
Darisman. 2006. Mari Belajar Bahasa Indonesia. Jakarta (hal. 76 –
77)
Nur’aeni, Umri., Indriyani. (2008). Bahasa Indonesia. Jakarta
(hal 96 – 97)
Surat kabar
Guru dan siswa
b. Media
Surat kabar
Gambar peristiwa
c. Metode
Tanya jawab
Penugasan
Berpasangan (kooperatif skrip)
Latihan terbimbing
Pemecahan masalah
VII. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
A. Kegiatan Awal (± 5 Menit)
1. Mengucap salam, absensi.
2. Tanya jawab tentang kegiatan anak sehari-hari untuk dikaitkan
dengan tema pembelajaran yang akan disampaikan.
3. Apersepsi :
Meninjau ulang materi yang telah disampaikan, menanggapi atau
memberi komentar tentang suatu masalah, misal: jika diberi tugas
berbicara di depan kelas merasa takut dan malu. Saran yang baik:
sebelum maju berlatih terlebih dahulu, percaya diri, dan sebagainya.
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
B. Kegiatan Inti
Kegiatan eksplorasi : (± 15 Menit)
- Guru menyampaikan suatu masalah yaitu tentang banjir,
dikaitkan dengan kejadian yang sering terjadi di sekitar
sekolah, yaitu setiap musim hujan tiba selalu banjir dan banyak
genangan air kemudian tanya jawab tentang permasalahan
tersebut dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memberi
saran atau komentar.
- Guru memberi motivasi dan menyampaikan hal-hal yang
diperhatikan pada saat mengutarakan pendapat atau memberi
komentar dan saran di depan teman-temannya, diantaranya :
1) Menggunakan bahasa yang santun.
2) Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
3) Isi sarana atau komentar sesuai dengan masalah.
4) Jangan mencela atau mentertawakan saran atau pendapat
teman.
5) Jika ada yang memberi saran atau komentar teman yang
lain mendengarkan.
Kegiatan Elaborasi : (± 15 Menit)
- Siswa sesuai teman duduk dalam satu bangku melakukan kerja
berpasangan.
- Masing-masing siswa menuliskan satu kasus/masalah yang
dialami atau yang pernah didengar.
- Masalah tersebut ditukar dengan teman satu bangku untuk
dicari jalan keluarnya dan bergantian berbicara memberi saran
atua pendapatnya.
(Untuk melatih keberanian berbicara secara lisan, guru melatih
siswa berbicara secara berpasangan, dengan diawali menulis
terlebih dahulu pendapatnya kemudian secara lisan
berpasangan melakukan tanya jawab).
Kegiatan Konfirmasi : (± 15 Menit)
- Siswa duduk sesuai kelompok belajar dengan merubah posisi
tempat duduk dari klasikal menjadi huruf U.
- Secara berkelompok siswa diberi satu gambar kemudian
menuliskan masalah yang ada dalam gambar.
- Masing-masing kelompok merumuskan kasus/masalah yang
ada dalam gambar.
- Masing-masing kelompok secara bergantian membacakan
masalah/persoalan untuk dicari solusinya.
- Kemudian teman dalam anggota kelompok lain diminta solusi
atau pendapat yang tepat sesuai persoalan.
- Masing-masing kelompok menyempurnakan jawaban
kemudian dilanjutkan pemajangan.
- Selama berlangsungnya diskusi, guru memandu dan berperan
sebagai moderator, sekaligus memberikan penguatan dan
kesimpulan.
C. Kegiatan Akhir (± 20 Menit)
1. Mencatat rangkuman materi pelajaran.
2. Analisis nilai.
3. Refleksi hasil pembelajaran.
4. Pemberian Tugas Rumah (PR).
VIII. PENILAIAN
1. Jenis tes
2. Bentuk tes
3. Alat tes
Format pengamatan dialog berpasangan
No. Nama Siswa
Aspek yang diamatiRata-rata
Nilai/ Hasil
Kerjasama Aktif Saran/Pemecahan
B C K B C K SesuaiKurang Sesuai
Tidak Sesuai
1. A 1 20 15 50 85
2. A 2 15 10 40 65
Keterangan :
B = Baik = 16 – 20 sesuai = 50 – 60
C = Cukup = 11 – 15 kurang sesuai = 40 – 49
K = Kurang = 6 – 10 tidak sesuai = 30 – 39
Contoh nilai A 1 :
Kerjasama : 20
Keaktifan : 15
Saran : 50
Jumlah : 85
Format pengamatan berbicara : memberi komentar, saran, atau pendapat
No. Nama Siswa
Aspek yang diamatiRata-rata Nilai
Sesuai Masalah
Penggunaan Bahasa
Sikap
A B C A B C A B C
1. A 1 70
2. A 2 35 25 20 80
Keterangan :
Sesuai masalah dan penggunaan bahasa : Sikap :
A = Amat Baik = 30 – 40 A = Amat Baik = 50 – 60
B = Baik = 20 – 29 B = Baik = 10 – 14
C = Cukup Baik = 10 – 19 C = Cukup Baik = 5 – 9
Contoh nilai A 2:
Sesuai Masalah : 35
Penggunaan Bahasa : 25
Sikap : 20
Jumlah Nilai : 80
Grinting, 03 Nop. 2010Mengetahui
Kepala Sekolah Guru PTK
Hj. Urip Rustinah, A Ma Pd. AHMAD JAHIDI, S PdNIP. 19521215 197401 2 004 NIP. 197691205 200501 1013
Hasil Perolehan Nilai Siswa
Siklus I
No. Nama Siswa
Aspek yang dinilaiRata-rata Nilai
Sesuai Masalah
Penggunaan Bahasa
Sikap
A B C A B C A B C
1. 1. 30 25 20 75
2. 2. 30 25 20 75
3. 3. 20 25 15 60
4. 4. 20 25 15 60
5. 5. 20 25 15 60
6. 6. 20 25 - 10 55
7. 7. 20 25 15 60
8. 8. 20 25 15 60
9. 9. 20 25 15 60
10. 10. 20 25 20 65
11. 11. 35 - 25 20 80
12. 12. 30 25 20 75
13. 13. 30 25 20 75
14. 14. 35 - 25 20 80
15. 15. 20 25 20 65
16. 16. 30 25 20 75
17. 17. 20 25 20 65
18. 18. 35 35 - 20 90
19. 19. 25 25 20 70
20. 20. 35 35 - 20 90
21. 21. 20 25 20 65
22. 22. 25 25 20 70
23. 23. 30 25 20 75
Keterangan :
Sesuai masalah dan penggunaan bahasa : Sikap :
A = Amat Baik = 30 – 40 A = Amat Baik = 15 – 20
B = Baik = 20 – 29 B = Baik = 10 – 14
C = Cukup Baik = 10 – 19 C = Cukup Baik = 5 – 9
ANALISIS NILAI HASIL ULANGAN
SIKLUS I
NOMORNAMA SISWA NILAI TUNTAS
BELUM TUNTASURUT INDUK
1. 1. 85 √ -
2. 2. 80 √ -
3. 3. 60 - √
4. 4. 60 - √
5. 5. 60 - √
6. 6. 55 - √
7. 7. 60 - √
8. 8. 60 - √
9. 9. 60 - √
10. 10. 65 - √
11 11 80 √ -
12. 12. 80 √ -
13. 13. 85 √ -
14. 14. 80 √ -
15. 15. 65 - √
16. 16. 80 √ -
17. 17. 65 - √
18. 18. 95 √ -
19. 19. 75 √ -
20. 20. 95 √ -
21. 21. 65 - √
22. 22. 80 √ -
23. 23. 85 √ -
HASIL ANALISIS
NILAI KETUNTASAN ULANGAN BAHASA INDONESIA
SIKLUS I
NILAIBANYAK
SISWAJUMLAH
NILAIKKM TUNTAS
BELUM TUNTAS
91 – 100 2 190 70 √ -
81 – 90 3 255 70 √ -
71 – 80 4 315 70 √ -
< 70 11 675 70 √
JUMLAH 1.435
PROSENTASE
RATA-RATA NILAI 62,4 70
LEMBAR OBSERVASI
LEMBAR OBSERVASI PEMBELAJARAN
Model Belajar BERMUTU
Mata Pelajaran/Topik : /
Kelas/Sekolah : /
Nama Pengajar :
TAHAP / ASPEK INDIKATOR HASIL OBSERVASIKEGIATAN AWAL Apersepsi dan motivasi
1. Apa yang dilakukan guru untuk menggali pengetahuan awal atau memotivasi siswa?
2. Bagaimana respons siswa? Apakah siswa bertanya tentang sesuatu masalah terkait dengan apa yang disajikan guru pada kegiatan awal?
KEGIATAN INTIMateri ajar:
3. Apakah guru memberikan penjelasan umum tentang paham ajar atau prosedur kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa?
4. Bagaimana keterkaitan antara pembelajaran dengan realita kehidupan, lingkungan dan pengetahuan lainnya?
Pengelolaan sumber belajar/media
5. Apakah guru terampil dengan memanfaatkan dan mampu memanipulasi media pembelajaran?
6. Bagaimana interaksi siswa dengan sumber belajar/media?
TAHAP / ASPEK INDIKATOR HASIL OBSERVASIStrategi pembelajaran
7. Apakah proses pembelajaran dilaksanakan dengan strategi yang sesuai secara lancar?
8. Apakah siswa dapat mengikuti alur kegiatan belajar?
9. Bagaimana cara guru memberikan arahan yang mendorong siswa untuk bertanya, berpikir dan berkegiatan?
10. Apakah siswa aktif melakukan kegiatan fisik dan mental (berpikir)? Berapa banyak siswa yang aktif belajar?
KEGIATAN PENUTUPPenguatan/ konsolidasi
11. Bagaimana cara guru memberikan penguatan, dengan mereviu, merangkum atau menyimpulkan?
12. Apakah guru memberi tugas rumah untuk remidi atau penguatan?
Evaluasi 13. Bagaimana cara guru melakukan evaluasi pembelajaran?
14. Bagaimana ketuntasan belajar siswa?
KOMENTAR PENGAMAT
Keterlaksanaan skenario pembelajaran (berdasarkan RPP):Pelajaran berharga yang dapat dipetik oleh pengamat:Lain-lain:
………………, ……………….
Observer,
…………………………..Jabatan/Posisi:
REFLEKSI
PELAKSANAAN TINDAKAN SIKLUS I
PENERAPAN STRATEGI PAKEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR MATERI MENGUNGKAPKAN PIKIRAN DAN PENDAPAT
YANG DISAMPAIKAN SECARA LISAN
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GRINTING 02
KECAMATAN BULAKAMBA KABUPATEN BREBES
Nama Guru PTK : Ahnad Jahidi, S Pd
Nama Pengamat : Khanipah, S Pd
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
SD Tempat Praktek : SD Negeri Siaem 03
Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes
Pelaksanaan : Kamis, 03 Nopember 2010
Pukul : 07.50 – 09.00
I. Fokus Observasi
1. Memotivasi siswa agar berani berbicara dan mengeluarkan pendapat di
hadapan teman-temannya secara bebas dalam suasana yang menyenangkan.
2. Siswa mampu menemukan faktor penyebab suatu masalah dan mencari
solusinya dengan strategi Pakem.
II. Aspek-aspek Kegiatan yang di Observasi
1. Penjelasan Materi Pembelajaran
Guru di dalam menjelaskan materi, memberi contoh kasus, dan
membimbing siswa dengan suara yang jelas, bisa dipahami oleh siswa,
dan secara runtut. Walaupun guru dalam menerangkan sering dicampur
dengan Bahasa Jawa bertujuan untuk memperjelas pengertian, agar
siswa paham dan mengerti apa yang dimaksud.
Sebaliknya ketika siswa menjawab menggunakan bahasa
campuran, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa, maka guru
langsung membetulkan dengan Bahasa Indonesia yang benar.
2. Motivasi dalam Pembelajaran
Peran motivasi ternyata mempunyai andil yang sangat besar,
sebelum pembelajaran dimulai, selama proses pembelajaran, dan pada
saat kegiatan akhir, guru selalu memberi dorongan, semangat, dan
pujian. Dan ternyata hasilnya bisa dilihat ketika guru memberi satu
masalah dan siswa diberi tugas mencari faktor penyebab dan solusinya,
respon anak langsung mengacungkan tangan dan hampir 50 % dari
jumlah siswa. Sebelumnya jika guru memberi soal atau masalah untuk
dipecahkan secara lisan, yang berani mengacungkan tangan hanya
beberapa siswa dan itupun siswa yang pandai saja dan siswa yang lain
berani menjawab secara bersama-sama.
Ternyata siswa termotivasi dan berani berbicara di hadapan
teman-temannya karena diawal pelajaran guru menyampaikan bahwa
kegiatan hari ini guru akan menilai kemampuan siswa berbicara,
mengeluarkan pendapat secara bebas dan jika jawaban salah teman yang
lain tidak boleh mentertawakan dan guru tidak marah. Siswa yang berani
berbicara, mengeluarkan pendapatnya akan diberi nilai oleh guru.
3. Penggunaan Alat Peraga
Selama proses pembelajaran berlangsung, guru belum maksimal
menggunakan alat peraga hanya diawal saja menunjukkan gambar berita
pada surat kabar tentang peristiwa banjir.
4. Aktivitas dan Kreativitas Siswa dalam Memberi Jawaban
Aktivitas siswa selama pembelajaran :
a. Berbicara memberikan saran atau komentar tentang suatu masalah.
b. Memberikan solusi tentang suatu masalah.
c. Mencari faktor penyebab suatu masalah.
d. Dari 23 siswa kelas V yang berani mengacungkan tangan berbicara
ada 12 siswa, yang 11 anak masih diam saja.
e. Siswa berani berbicara di hadapan teman-temannya dan dari 12
siswa 9 siswa memberi jawaban secara tepat dan yang 3 siswa berani
berbicara tetapi jawaban kurang tepat.
Kreativitas siswa :
1. Siswa menulis jawaban terlebih dahulu baru mengacungkan tangan
dan berbicara.
2. Ada siswa yang berpasangan kerjasama ketika berbicara tidak
menulis lebih dulu tetapi dibisiki oleh temannya dan bergantian
sehingga tidak kelihatan membaca sambil berbicara.
5. Penggunaan LKS
a. Guru memberikan LKS dan petunjuk pengerjaan secara jelas.
b. Siswa melakukan diskusi sesuai petunjuk dalam LKS.
6. Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
Dalam proses pembelajaran guru menggunakan strategi
pembelajaran Pakem, yaitu Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Siswa terlihat aktif dalam pembelajaran, kreatif
memberi bentuk jawaban, efektif karena satu kegiatan bisa mencapai
beberapa tujuan pencapaian dan waktu. Dan yang lebih penting anak
merasa senang belajar, merasa nyaman mengikuti pelajaran, tidak
merasa takut, malu atau terpaksa melakukan tugas karena takut kepada
guru atau ditertawakan oleh teman.
Indikator pelaksanaan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan (Pakem) ditandai dengan berbagai aktivitas guru dan
siswa yang meliputi :
a. Komunikasi dan interaksi yang multi arah.
b. Siswa terlibat aktif dan merasa senang.
c. Siswa diberi pelayanan secara individual.
d. Siswa terampil bertanya dan menjawab pertanyaan.
e. Guru menggunakan multi metode dalam pembelajaran dan
pengelolaan kelas.
f. Penggunaan media dalam pembelajaran.
g. Memberi penilaian dan umpan balik.
h. Refleksi.
7. Pemberian Tugas Rumah (PR)
Untuk menindaklanjuti materi yang telah disampaikan guru
memberi tugas kepada siswa untuk mencari gambar atau berita di surat
kabar, atau media lain.
III. Aspek Kegiatan Yang Baik
a. Siswa berani berbicara di hadapan teman-temannya.
b. Siswa menghargai dan menghormati pendapat orang lain.
c. Siswa berani bericara secara individu bukan serempak atau koor.
d. Guru berperan sebagai fasilitator.
e. Pembelajaran berpusat pada siswa.
f. Pembelajaran kondusif, guru menerapkan Pakem dalam pembelajaran.
IV. Aspek Kegiatan Yang Belum Baik
A. Identifikasi Masalah
Dari 23 siswa yang berani mengacungkan tangan dan berbicara baru
12 .
Siswa masih merasa takut, ragu-ragu, dan malu mengutarakan
pendapat.
Siswa belum termotivasi untuk berani dan percaya diri.
B. Analisis Masalah
Guru belum maksimal menggunakan media dalam pembelajaran.
Guru kurang merata dalam memberikan motivasi kepada siswa.
Guru dalam menerangkan terlalu cepat.
Lingkungan belajar yang diciptakan guru kurang nyaman dan
menyenangkan.
C. Skenario Perbaikan Pembelajaran
Peran motivasi dalma pembelajaran.
Belajar sambil melakukan dengan latihan terbimbing.
Aktivitas dan kreativitas siswa dalam pembelajaran.
Strategi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
Langkah-langkah kegiatan yang dilakukan dalam siklus II secara
khusus dan secara garis besar pada kegiatan :
1. Guru memberikan bimbingan, motivasi, dan semangat selama proses
pembelajaran untuk menumbuhkan rasa precaya diri pada siswa.
2. Secara berpasangan siswa membuat satu masalah, menukar masalah
tersebut untuk dicari faktor dan solusinya secara tertulis baru
dikemukakan secara lisan.
3. Secara berkelompok siswa diberikan gambar tentang suatu peristiwa
kemudian melakukan diskusi kelas secara pleno, praktek berbicara
secara lisan antara siswa dengan siswa, antar kelompok dan guru
sebagai fasilitator.
4. Guru menciptakan pembelajaran yang Aktif, Kreatif, dan
Menyenangkan.
V. Fokus Perbaikan Siklus II
“Memotivasi siswa agar berani berbicara dan mengeluarkan
pendapat di hadapan teman-temaannya secara bebas dengan strategi
Pakem.