Clinical Pathway: Apa, Mengapa, dan Bagaimana?
RSUD Ende, 10 – 11 November 2014
Robertus Arian Datusanantyo, Hawa Mustika, F. R. Herin Anggreni, Sekar Chandra Dewi
Clinical Pathway, Apakah Itu?
• Dokumen yang menggambarkan proses di pelayanan kesehatan.
• Instrumen atau konsep yang menyertakan panduan, protokol, atau panduan apapun yang disetujui menjadi penanganan individual harian.
• Peran penting: – Macam pelayanan yang diberikan – Diatur per waktu pelayanan – Pemberi pelayanan
Masih tentang Clinical Pathway
• Bertujuan: orang yang tepat dalam urutan yang tepat mengerjakan hal yang tepat, pada waktu yang tepat, di tempat yang tepat, dengan luaran yang tepat, dengan memperhatikan pengalaman pasien.
• Bertujuan: meningkatan kualitas pelayanan dengan memperhatikan luaran pasien, keselamatan pasien, peningkatan kepuasan pasien, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya.
Karakteristik Clinical Pathway
• Pernyataan spesifik tujuan pelayanan dan elemen kunci berdasarkan bukti, best practice, dan harapan pasien dan karakteristiknya.
• Fasilitasi komunikasi di antara anggota tim dan dengan pasien dan keluarga.
• Koordinasi pelayanan lewat koordinasi peran dan pengurutan aktivitas tim pelayanan yang multidisiplin, pasien, dan keluarga pasien.
• Dokumentasi, monitoring, dan evaluasi variasi dan luaran.
• Identifikasi sumber daya lain yang tepat.
Kontribusi terhadap Pelayanan
• Keselamatan • Efektivitas • Patient-‐Centredness / Pelayanan terpusat pada pasien
• Ketepatan waktu • Efisiensi • Equity / Persamaan
Pasien
Apote-‐ker
Pera-‐wat
Fisio-‐terapi
Radiografer
Analis
Ahli Gizi
Lain-‐lain
DPJP Dokter
“Dokter = Team Leader”
Kompetensi yg memadai
“Interdisciplinary Team
Model”
Sumber: Nico A. Lumenta; 2014; Overview Pa*ent Care – Asuhan Pasien
Pelayanan Berpusat pada Pasien
Mengapa Clinical Pathway?
• Sasaran rumah sakit (Akreditasi KARS 2012): – Standarisasi proses asuhan klinis – Mengurangi risiko dalam proses asuhan klinis – Memberikan asuhan klinis tepat waktu, sumber daya efisien
– Mutu pelayanan tinggi dengan cara evidence-‐based / berbasis bukti
Akreditasi Minta Apa?
• Pimpinan menentukan area prioritas • RS melaksanakan clinical pathway • RS melaksanakan clinical pathway di area prioritas yang ditetapkan
• Pimpinan dapat menunjukkan bagaimana penggunaan clinical pathway mengubah luaran pelayanan
Bagaimana Menyusun Clinical Pathway?
1. Memutuskan clinical pathway yang akan disusun
2. Identifikasi pemangku kepentingan 3. Identifikasi tanggung jawab dan pimpinan
tim 4. Pemetaan proses 5. Audit awal 6. Pengembangan isi clinical pathway 7. Uji coba dan implementasi 8. Evaluasi dan pembelajaran reguler clinical
pathway
1 -‐ Bagaimana Memilihnya?
• Prioritas nasional / daerah – Pencapaian MDGs – Pemberantasan penyakit tertentu – Revolusi KIA
• Prioritas lokal (RSUD) – High volume – jumlah kasus banyak – High cost – biaya tinggi – High risk – risiko tinggi – High variation – variasi pelayanan tinggi – Problem prone – rentan terjadi masalah – Complain – sering menjadi sumber komplain
2 – Pemangku Kepentingan
• Terkait langsung (internal) – Pasien dan keluarga pasien – Pemberi pelayanan langsung (dokter, perawat, ahli gizi, fisioterapis, radiografer, teknisi laboratorium, dll)
– Tim clinical pathway – Komite medis – Rekam medis, sistem informasi, keuangan, dll
• Terkait tidak langsung (eksternal) – Pemilih RS, pengawas BLUD, dll – Organisasi profesi di daerah – Lembaga pendidikan
3 – Tim dan Pimpinan
• Tim: multidisiplin, pemangku kepentingan – Punya kemauan – Komitmen pada perubahan – Mampu
• Pimpinan: mengarahkan dan menjaga proses perubahan / inovasi – Kepemimpinan -‐ perencanaan – Evidence-‐based care expert – Komunikator
4 – Pemetaan Proses
• Urutan langkah dan aktivitas yang dilakukan
• Tugas dan wewenang pada masing-‐masing langkah dan aktivitas
• Area di luar proses namun berdampak pada proses
• Hubungan antar berbagai profesional dalam proses
• Area dengan potensi masalah
4 – Pemetaan Proses; lanjutan
• Memahami pengalaman pasien dalam berbagai tahap pelayanan
• Evaluasi praktek dibanding best practice; ketepatan aktivitas pelayanan
• Metode logis implementasi efektivitas klinis
• Pemetaan proses dapat menjadi draft pertama clinical pathway
4 – Pemetaan Proses; Contoh
• Pasien dengan kebutuhan pembedahan: 1. Asesmen awal 2. Asesmen pre operasi 3. Pelayanan rawat inap 4. Perencanaan keluar rumah sakit 5. Rujukan balik
5 – Audit Awal
• Tim audit dari tim clinical pathway • Kumpulkan sumber bukti: panduan nasional pelayanan kedokteran, panduan praktek klinis, panduan lain, formularium rumah sakit, formularium BPJS, dll
• Tetapkan data yang dikumpulkan • Analisis data • Presentasikan hasil audit • Tetapkan perubahan yang diusulkan
6 – Pengembangan Isi • Aktivitas: elemen terencana sesuai sumber bukti • Detil: alat dan deskripsi yang diperlukan dalam pelayanan pasien
• Luaran: luaran klinis, luaran proses, kepuasan pasien, dll
• Penjejakan variasi: elemen unik yang memungkinkan analisis kegiatan terencana dan pelayanan aktual untuk perbaikan berkelanjutan
• Desain dan tata naskah: tidak ada panduan, menyesuaikan kapasitas dan kebiasaan lokal, intuitif, minim petunjuk
7 – Uji Coba dan Implementasi
• Komunikasi • Pendidikan staf • Tempat uji pilot: – Champion – Pendidikan staf – Sirkulasi naskah clinical pathway – Tetapkan batas waktu uji pilot – Awasi staf dan berikan kanal komunikasi
8 – Evaluasi Berkelanjutan (1)
• Koordinasi antara subkomite mutu komite medis, komite keperawatan, dan komite mutu dan keselamatan pasien
• Evaluasi: kepatuhan, kendala, variasi • Waktu pelaksaanaan audit (3-‐6 bulan sekali)
• Penerapan PDSA: Plan – Do – Study -‐ Act
8 – Evaluasi Berkelanjutan (2)
• Contoh audit clinical pathway – Kelengkapan pengisian clinical pathway: kelengkapan; omission; pengisian berkas rekam medis?
– Tipe variasi yang terekam: bagaimana komunikasi dengan staf tentang variasi ini?
– Kepuasan staf
Apa Rencana Anda?
• Pendekatan 4 pertemuan • Di mana koordinasi dilakukan? – Bidang pelayanan – Komite medis – Komite mutu
• Peran rekam medis • Peran profesi kesehatan di luar dokter –
perawat – bidan • Komitmen umum
Usul Tim Sister Hospital
• Prioritaskan kasus PONEK • Pilih proses pelayanan yang sederhana namun dapat paripurna
• Libatkan pimpinan lokal (kepala ruang, kepala instalasi, dll)
• Tetapkan target waktu untuk tiap-‐tiap langkah
• Gunakan sistem informasi dengan efisien
Hambatan yang Mungkin Muncul?
• Dapat timbul dalam setiap tahap pengembangan, implementasi, dan evaluasi clinical pathway
• Dapat menghambat suksesnya implementasi
• Dapat muncul dari: manajemen, SDM lain, resistensi terhadap perubahan, dll
• Pengalaman kami: peran spesialis dan belum terintegrasinya profesi lain dalam penyusunan clinical pathway
Penyusun
• Robertus Arian Datusanantyo – Dokter, Instalasi Gawat Darurat RS Panti Rapih
• Hawa Mustika – Dokter, Komite Medis RS Panti Rapih dan Tim Evaluasi Clinical Pathway
• F. R. Herin Anggreni – Dokter, Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
• Sekar Chandra Dewi – Apoteker, Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
Referensi • Davis N. (Ed.), 2005, Integrated Care Pathway: A guide to
good practice, National Leadership and Innovation Agency for Healthcare, Wales
• Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan & Komisi Akreditasi Rumah Sakit, 2011, Standar Akreditasi Rumah Sakit, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
• Evans-‐Lacko et al., Facilitators and barriers to implementing clinical care pathways, BMC Health Services Research 2010, 10:182
• Lumenta NA., 2014; Overview Patient Care – Asuhan Pasien, Bimbingan Akrediatasi di RS Panti Rapih
• Schrijvers G et al., The care pathway: concepts and theories: an introduction, International Journal of Integrated Care 2012, 12: 18 September