Download - Chrfsf
-
7/23/2019 Chrfsf
1/12
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Asma
2.1.1. Pengertian Asma
Asma merupakan sebuah penyakit kronik saluran napas yang terdapat di
seluruh dunia dengan kekerapan bervariasi yang berhubungan dengan dengan
peningkatan kepekaan saluran napas sehingga memicu episode mengi berulang
(wheezing), sesak napas (breathlessness), dada rasa tertekan (chest tightness),
dispnea, dan batuk (cough) terutama pada malam atau dini hari. (PDPI, 200!
"I#A, 200$).
%enurutNational Heart, Lung and Blood Institute(#&'I, 200), pada
individu yang rentan, ge*ala asma berhubungan dengan in+lamasi yang akan
menyebabkan obstruksi dan hiperesponsivitas dari saluran pernapasan yang
bervariasi dera*atnya.
"ambar 2. &ubungan antara in+lamasi, ge*ala klinis, dan pato+isiologi Asma
-umber #&'I, 200.
2.1.2. Epidemiologi
Asma merupakan penyakit kronik yang paling umum di dunia, dimana
terdapat /00 *uta penduduk dunia yang menderita penyakit ini. Asma dapat ter*adi
pada anakanak maupun de1asa, dengan prevalensi yang lebih besar ter*adi pada
anakanak ("I#A, 200/).
Universitas Sumatera
Utara
-
7/23/2019 Chrfsf
2/12
%enurut data studi -urvey esehatan 3umah 4angga (-34) di berbagai
propinsi di Indonesia, pada tahun $5 asma menduduki urutan kelima darisepuluh penyebab kesakitan (morbiditas) bersamasama dengan bronkitis kronik
dan em+isema. Pada -34 $$2, asma, bronkitis kronik, dan em+isema sebagai
penyebab kematian (mortalitas) keempat di Indonesia atau sebesar 6,7. 'alu
pada -34 $$6, dilaporkan prevalensi asma di seluruh Indonesia sebesar / per
.000 penduduk (PDPI, 200).
Dari hasil penelitian 3iskesdas, prevalensi penderita asma di Indonesia
adalah sekitar 87. %enurut -astra1an, dkk (2005), angka ini konsisten danprevalensi asma bronkial sebesar 6967.
"ambar 2.2 Prevalensi Asma di Dunia.
-umber easley 3. : ;ll1ood P., 200/
Universitas Sumatera
Utara
-
7/23/2019 Chrfsf
3/12
2.1.3. Faktor Faktor !ang Ber"#$#ngan dengan Ke%adian Asma
Adapun +aktor+aktor yang berhubungan dengan ke*adian asma adalah. Imunitas dasar
%ekanisme imunitas terhadap ke*adian in+lamasi pada asma kemungkinan
ter*adi ekspresi sel 4h2 yang berlebihan (#&'I, 200). %enurut %o++att,
dkk (200), gen ORMDL3 mempunyai hubungan kuat sebagai +aktor
predisposisi asma.
2.
-
7/23/2019 Chrfsf
4/12
asma. onsentrasi polen di udara bervariasi pada setiap daerah dan biasanya
diba1a oleh angin dalam bentuk partikel 9 partikel besar.Iritan 9 iritan berupa paparan terhadap rokok dan bahan kimia *uga telah
dikaitkan dengan ke*adian asma. Dimana rokok diasosiasikan dengan
penurunan +ungsi paru pada penderita asma, meningkatkan dera*at keparahan
asma, dan mengurangi responsivitas terhadap pengobatan asma dan
pengontrolan asma. %enurut DeBateuC dkk ($$$), balita dari ibu yang
merokok mempunyai resiko 8 kali lebih tinggi menderita kelainan seperti
mengi dalam tahun pertama kehidupannya.
egiatan +isik yang berat tanpa diselingi istirahat yang adekuat *uga dapat
memicu ter*adinya serangan asma (#ura+iatin dkk, 200). 3i1ayat penyakit
in+eksi saluran pernapasan *uga telah dihubungkan dengan ke*adian asma.
%enurut sebuat studi prospekti+ oleh -igurs dkk (2000), sekitar 807 anak
penderita asma dengan ri1ayat in+eksi saluran pernapasan (Res$irator
snctial %irus) akan terus menderita mengi atau menderita asma dalam
kehidupannya.
6. -tatus sosioekonomik
%ielck dkk ($$) menemukan hubungan antara status sosioekonomik @
pendapatan dengan prevalensi dera*at asma berat. Dimana, prevalensi dera*at
asma berat paling banyak ter*adi pada penderita dengan status sosioekonomi
yang rendah, yaitu sekitar 807.
2.1.4. &iagnosis
-eperti pada penyakit lain, diagnosis penyakit asma dapat ditegakkan
dengan anamnesis yang baik. Pemeriksaan +isik dan pemeriksaan +aal paru akan
lebih meningkatkan nilai diagnostik.
2.1.4.1. Anamnesis
Anamnesis yang baik meliputi ri1ayat tentang penyakit@ge*ala, yaitu
1. Asma bersi+at episodik, sering bersi+at reversibel dengan atau tanpa
pengobatan
Universitas Sumatera
Utara
-
7/23/2019 Chrfsf
5/12
2. Asma biasanya muncul setelah adanya paparan terhadap alergen,
ge*ala musiman, ri1ayat alergi@atopi, dan ri1ayat keluarga pengidapasma
3. "e*ala asma berupa batuk, mengi, sesak napas yang episodik, rasa
berat di dada dan berdahak yang berulang
4. "e*ala timbul@memburuk terutama pada malam@dini hari
5. %engi atau batuk setelah kegiatan +isik
6. 3espon positi+ terhadap pemberian bronkodilator
2.1.4.2. Pemeriksaan Fisik
"e*ala asma bervariasi sepan*ang hari sehingga pemeriksaan +isik dapat
normal ("I#A, 200$). elainan pemeriksaan +isik yang paling umum ditemukan
pada auskultasi adalah mengi. Pada sebagian penderita, auskultasi dapat terdengar
normal 1alaupun pada pengukuran ob*ekti+ (+aal paru) telah terdapat
penyempitan *alan napas. leh karena itu, pemeriksaan +isik akan sangat
membantu diagnosis *ika pada saat pemeriksaan terdapat ge*alage*ala obstruksi
saluran pernapasan (hung, 2002).
-e1aktu mengalami serangan, *alan napas akan semakin mengecil oleh
karena kontraksi otot polos saluran napas, edema dan hipersekresi mukus.
eadaan ini dapat menyumbat saluran napas! sebagai kompensasi penderita akan
bernapas pada volume paru yang lebih besar untuk mengatasi *alan napas yang
mengecil (hiperin+lasi). &al ini akan menyebabkan timbulnya ge*ala klinis berupa
batuk, sesak napas, dan mengi ("I#A, 200$).
2.1.4.3. Faal Par#
Pengukuran +aal paru sangat berguna untuk meningkatkan nilai
diagnostik. Ini disebabkan karena penderita asma sering tidak mengenal ge*ala
dan kadar keparahannya, demikian pula diagnosa oleh dokter tidak selalu akurat.
?aal paru menilai dera*at keparahan hambatan aliran udara, reversibilitasnya, dan
membantu kita menegakkan diagnosis asma. Akan tetapi, +aal paru tidak
mempunyai hubungan kuat dengan ge*ala, hanya sebagai in+ormasi tambahan
akan kadar kontrol terhadap asma (Pellegrino dkk, 2006). anyak metode untuk
Universitas Sumatera
Utara
-
7/23/2019 Chrfsf
6/12
menilai +aal paru, tetapi yang telah dianggap sebagai standard pemeriksaan
adalah () pemeriksaan spirometri dan (2) Arus Puncak ;kspirasi meter (AP;).Pemeriksaan spirometri merupakan pemeriksaan hambatan *alan napas
dan reversibilitas yang direkomendasi oleh "I#A (200$). Pengukuran volume
ekspirasi paksa detik pertama (E;P) dan kapasiti vital paksa (EP) dilakukan
dengan manuver ekspirasi paksa melalui spirometri.
-
7/23/2019 Chrfsf
7/12
4abel 2. lasi+ikasi Dera*at erat Asma erdasarkan "ambaran linis
&era%at Asma (e%ala (e%ala Faal par#)alam
I. IntermitenB#lanan APE * +, -
"e*ala F C @ G 2 kali E;PH 50 7
minggu sebulan nilai prediksi
4anpa ge*ala di luar AP; H 50 7 nilai
serangan terbaik
-erangan singkat Eariabiliti AP; F
20 7
II. Persisten
ingan)ingg#an APE * +, -
"e*ala = C @ = 2 kali E;PH 50 7minggu, tetapi F C sebulan nilai prediksi
@ hari AP; H 50 7 nilai
-erangan dapat terbaik
mengganggu Eariabiliti AP;
aktiviti dan tidur 20 /0 7III. Persisten APE /, 0 +, -
Sedang 1arian
"e*ala setiap hari = C @ E;P0 50 7
-erangan seming nilai prediksimengganggu gu AP; 0 50 7
aktiviti dan tidur nilai terbaik
%embutuhkan Eariabiliti AP; =
bronkodilator setiap /0 7
hariI. Persisten APE 3 /, -
Berat Kontin!#
"e*ala terus -ering E;PG 0 7
menerus nilai prediksi
-ering kambuh AP; G 0 7 nilai
Aktiviti +isik terbaik
terbatas Eariabiliti AP; =
/0 7
-umber PDPI, 200.
Universitas Sumatera
Utara
-
7/23/2019 Chrfsf
8/12
2.1.6. Penatalaksanaan
4u*uan utama dari penatalaksanaan asma adalah dapat mengontrolmani+estasi klinis dari penyakit untuk 1aktu yang lama, meningkatkan dan
mempertahankan kualitas hidup agar penderita asma dapat hidup normal tanpa
hambatan dalam melakukan aktivitas seharihari. "I#A (200$) dan PDPI (200)
mengan*urkan untuk melakukan penatalaksanaan berdasarakan kontrol.
-
7/23/2019 Chrfsf
9/12
Pelega adalah medikasi yang hanya digunakan bila diperlukan untuk cepat
mengatasi bronkokonstriksi dan mengurangi ge*ala 9 ge*ala asma. Prinsip ker*aobat ini adalah dengan mendilatasi *alan napas melalui relaksasi otot polos,
memperbaiki dan atau menghambat bronkokonstriksi yang berkaitan dengan
ge*ala akut seperti mengi, rasa berat di dada, dan batuk. Akan tetapi golongan
obat ini tidak memperbaiki in+lamasi *alan napas atau menurunkan
hipersensitivitas *alan napas.
Pelega terdiri dari
1. Agonis 2 ker*a singkat
2. ortikosteroid sistemik
3. Antikolinergik (Ipratropium bromide)
4. %etilsantin
2.1.6.2. Pengo$atan Berdasarkan &era%at
%enurut "I#A (200$), pengobatan berdasarkan dera*at asma dibagi
men*adi
1.Asma Intermiten ('ihat "ambar 2.6)1.
-
7/23/2019 Chrfsf
10/12
1 4eo+ilin lepas lambat
2 romolin
3 Leu'otriene modi"iers
2. Pelega bronkodilator (Agonis 2 ker*a singkat inhalasi) dapat diberikan
bila perlu
3. Asma Persisten Sedang ('ihat "ambar 2.6)
1. Pengontrol diberikan setiap hari agar dapat mengontrol dan mencegah
progresivitas asma, dengan pilihan
1 "lukokortikosteroid inhalasi (terbagi dalam dua dosis) dan agonis2 ker*a lama inhalasi
2 udenoside 8009500 Jg@hari
3 ?luticasone propionate 2609600 Jg@hari
4 "lukokortikosteroid inhalasi (8009500 Jg@hari) ditambah teo+ilin
lepas lambat
5 "lukokortikosteroid inhalasi (8009500 Jg@hari) ditambah agonis
2 ker*a lama oral6 "lukokortikosteroid inhalasi dosis tinggi (=500 Jg@hari)
7 "lukokortikosteroid inhalasi (8009500 Jg@hari) ditambah
leu'otriene modi"iers
2. Pelega bronkodilator dapat diberikan bila perlu
1 Agonis 2 ker*a singkat inhalasi tidak lebih dari /98 kali sehari,
atau
2Agonis 2 ker*a singkat oral, atau
3 ombinasi teo+ilin oral ker*a singkat dan agonis 2 ker*a singkat
4 4eo+ilin ker*a singkat sebaiknya tidak digunakan bila penderita
telah menggunakan teo+ilin lepas lambat sebagai pengontrol
3. ila penderita hanya mendapatkan glukokortikosteroid inhalasi dosis
rendah dan belum terkontrol! maka harus ditambahkan agonis 2 ker*a
lama inhalasi
Universitas Sumatera
Utara
-
7/23/2019 Chrfsf
11/12
4. Dian*urkan menggunakan alat bantu @ s$acerpada inhalasi bentuk ID4
atau kombinasi dalam satu kemasan agar lebih mudah4. Asma Persisten Berat ('ihat "ambar 2.6)
4u*uan terapi ini adalah untuk mencapai kondisi sebaik mungkin, ge*ala
seringan mungkin, kebutuhan obat pelega seminimal mungkin, +aal paru
(AP;) mencapai nilai terbaik, variabiliti AP; seminimal mungkin dan
e+ek samping obat seminimal mungkin
Pengontrol kombinasi 1a*ib diberikan setiap hari agar dapat mengontrol
asma, dengan pilihan1 "lukokortikosteroid inhalasi dosis tinggi (terbagi dalam dua dosis)
dan agonis 2 ker*a lama inhalasi
2 eclomethasone dipropionate =500 Jg@hari
3 -elain itu teo+ilin lepas lambat, agonis 2 ker*a lama oral, dan
leu'otriene modi"iers dapat digunakan sebagai alternative agonis
2 ker*a lama inhalai ataupun sebagai tambahan terapi
4 Pemberian budenoside sebaiknya menggunakan s$acer, karena
dapat mencegar e+ek samping lokal seperti kandidiasis oro+aring,
dis+onia, dan batuk karena iritasi saluran napas atas
Universitas Sumatera
Utara
-
7/23/2019 Chrfsf
12/12
"ambar 2.6 Penatalaksanaan erdasarkan Dera*at Asma.
-umber "I#A, 200$.
Universitas Sumatera Utara