Download - Chapter ii (ekuitas)
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Ekuitas
Perseroan (corporation) adalah badan usaha yang dibentuk berdasarkan
undang-undang, mempunyai eksistensi yang terpisah dari para pemiliknya dan dapat
melakukan usaha dalam batas-batas tertentu sebagaimaa lazimnya manusia biasa,
sifat semacam ini disebut sebagai badan hukum. Perseroan mempunyai eksistensi
tidak terbatas, kecuali jika umumrnya dibatasi oleh undang-undang. Perseroan
modern memungkinkannya untuk memperoleh sumber daya dalam jumlah besar yang
akan dihimpun dalam undangan satu manajemen. Sumber daya itu diserahkan
kepada perseroan oleh para pemiliknya secara perseorangan karena mereka percaya
bahwa, melalui efisiensi perseroan dalam menggunakan sumber daya itu, mereka
akan dapat memperoleh suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang lebih besar
daripada yang mungkin akan mereka peroleh dari kemungkinan investasi lain.
sebagai ganti dari sumber daya itu perseroan menerbitkan sertifikat saham (stock
certificates) yang membuktikan hak kepemilikan. Komisaris yang dipilih oleh para
pemegang saham mendelegasikan kepada para manajemen tanggung jawab untuk
mengawasi penggunaan, pengoperasian, dan pengaturan sumber daya perseroan.
Pada perseroan, selisih antara aktiva dan kewajiban disebut ekuitas pemilik,
ekuitas pemegang saham, atau ekuitas saja.
Universitas Sumatera Utara
8
Ikatan Akuntan Indonesia (2004:21:2) menjelaskan bahwa defenisi dari ekuitas
adalah, “bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara aktiva dan
kewajiba yang ada, dan dengan demikian tidak merupakan nilai jual perusahaan
tersebut.”
Skousen, Albrecht, Stice (2004:163) mendefinisikan ekuitas adalah, “hak milik
residual dari para pemilik perusahaan dalam aktiva netto (total aktiva dikurangi
dengan total kewajiban) dari badan usaha tersebut.”
B. Penggolongan Ekuitas
Pada dasarnya ekuitas berasal dari investasi pemilik dan hasil usaha perusahaan.
Ekuitas akan berkurang terutama dengan adanya penarikan kembali penyertaan oleh
pemilik, pembagian keuntungan atau kerena kerugian. Kaitan dan perbedaan antara
jumlah modal kontribusi atau modal setoran oleh pemilik perseroan dengan laba yang
dihasilkan dan ditahan dalam usaha merupakan suatu hal yang sangat penting.
Penjelasan mengenai hal ini akan membantu para kreditor dan investor untuk
mempertimbangkan dan memperkirakan kemampuan jangka panjang perusahaan
untuk membelanjai operasinya sendiri secara internal. Jika modal setoran dari suatu
perseroan relatif cukup besar dibandingkan dengan total ekuitas pemilik, ini berarti
bahwa pembiayaan perseroan terutama berasal dari sumber eksternal, biasanya dari
penjualan saham kepada investor. Jika modal dari hasil operasi perseroan relatif
cukup besar dibandingkan dengan total ekuitas pemilik, ini berarti bahwa perusahaan
menguntungkan di masa lalu dan telah menahan laba tersebut dalam perusahaan
Universitas Sumatera Utara
9
untuk membantu pembiayaan aktivitasnya. Perbedaan antara modal yang dihasilkan
sendiri dan modal setoran tidak begitu penting bagi perusahaan perorangan atau
persekutuan, karena para pemilik perusahaan semacam itu pada umumnya terlibat
dalam manajemen dan karenanya selalu mengetahui bagaimana aktivitas perusahaan
dibelanjai.
1. Modal Saham
Modal saham dibagi 2 yaitu:
a. Saham Preferen
Apabila suatu perusahaan menerbitkan baik saham biasa maupun saham
preferen, hak-hak istimewa yang menyertai saham preferen biasanya terdiri
dari klaim terlebih dahulu atas dividen. Preferensi dividen tidak hanya
pembayaran dividen bagi para pemegang saham preferen, tetapi hanya
mengatakan bahwa persyaratan dividen untuk saham preferen harus terlebih
dahulu sebelum segala sesuatu dapat dibayarkan untuk saham biasa. Dividen
tidak timbul berdasarkan hukum; adanya dividen untuk saham preferen, juga
untuk saham biasa, tergantung pada kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba serta klasifikasi yang diambil dewan direksi atas
penggunaan laba tersebut. Apabila dewan direksi tidak mengumumkan
dividen untuk saham preferen, maka dividen itu akan dianggap berlalu.
Walaupun para pemegang saham preferen memegang klaim terlebih dahulu
Universitas Sumatera Utara
1
atas dividen, preferensi seperti itu pada umumnya disertai dengan pembatasan
mengenai jumlah dividen yang dapat mereka terima.
Saham preferen pada umumnya diterbitkan dengan nilai pari. Apabila
saham preferen mempunyai nilai pari, maka dividen dinyatakan dengan suatu
persentase dari nilai pari. Apabila saham preferen tidak mempunyai nilai pari,
maka dividen harus dinyatakan dengan nilai uang.
b. Saham Biasa
Saham biasa menanggung resiko terbesar karena para pemegangnya
menerima dividen hanya setelah pemegang saham preferen dibayar. Sebagai
imbalan atas resiko ini, biasanya saham biasa mendapat laba terbesar jika
perusahaan berhasil. Pada dasarnya, hak suara antara saham biasa dengan
saham preferen tidak dibedakan, akan tetapi, hak suara kerap kali diberikan
khusus kepada saham biasa sejauh dividen dibayarkan secara teratur kepada
saham preferen. Jika perseroan tidak mampu membayar dividen preferen,
hak suara istimewa mungkin akan diberikan kepada pemegang saham
preferen, sehingga memberikan peranan yang lebih berpengaruh pada
manajemen.
2. Tambahan Modal yang Disetor
Seperti telah disebutkan bahwa tambahan modal yang disetor merupakan
akun contributed capital. Tambahan modal yang disetor dapat berasal dari
Universitas Sumatera Utara
1
beberapa sumber, yaitu:
a. Penjualan saham di atas harga pari atau nominal.
b. Tambahan modal dari perolehan kembali saham dengan harga yang lebih
rendah daripada jumlah yang diterima pada saat pengeluaran.
c. Tambahan modal dari penjualan saham yang diperoleh kembali dengan harga
di atas jumlah yang dibayarkan pada saat perolehannya
d. Tambahan modal dari perbedaan kurs modal disetor
e. Sumbangan aktiva (hibah)
3. Saldo Laba
Saldo laba adalah jumlah laba yang tidak dibagikan pada periode-periode
yang lalu. Jumlah total yang terlihat mungkin tidak akan menunjukkan kas yang
tersedia untuk dibagikan sebagai dividen karena laba tahun-tahun lalu biasanya
sudah diinvestasikan kembali dalam aktiva lainnya. Dividen dan kerugian yang
lebih besar daripada saldo laba akan menimbulkan saldo negatif pada saldo laba
disebut defisit. Saldo akun saldo laba ditambahkan pada total modal kontribusi
untuk memperoleh jumlah total ekuitas pemegang saham dan defisit dikurangkan.
Selain laba atau rugi dan dividen, faktor-faktor yang mempengaruhi saldo
laba adalah penyesuaian periode sebelumnya untuk koreksi kesalahan, kuasi
reorganisasi, dan transaksi saham treasuri.
Kesalahan yang dibuat pada tahun-tahun lalu ditemukan dan dikoreksi pada
tahun berjalan dengan suatu penyesuaian ke saldo laba. Kesalahan-kesalahan
Universitas Sumatera Utara
1
akuntansi dapat diakibatkan oleh kesalahan matematik, ketidakmampuan
menerapkan prosedur akuntansi yang tepat, dan pelaporan yang salah atau
penghilangan informasi tertentu.
Apabila kesalahan-kesalahan periode yang lalu jumlahnya material maka
harus dibuat penyesuaian periode sebelumnya ke saldo laba. Jika kesalahan
mengakibatkan laba periode yang lalu terlalu rendah, maka diperlukan ayat
koreksi untuk menambah saldo laba, begitu sebaliknya.
Sumber utama dari saldo laba adalah laba bersih yang dihasilkan
perusahaan. Perkiraan saldo laba bertambah karena laba bersih dan berkurang
karena kerugian bersih dari kegiatan perusahaan. Apabila kerugian operasi atau
debit lain ke saldo laba mengakibatkan saldo debit dalam perkiraan ini, maka saldo
debit ini disebut defisit.
Laba perusahaan berasal dari transaksi dengan perseorangan atau badan
usaha di luar perusahaan. Tidak ada laba yang diakui dari pembangunan gedung
atau pembuatan aktiva lainnya akan digunakan sendiri oleh perusahaan, walaupun
biaya pembuatannya di bawah harga pasar aktiva yang serupa, pembuatan sendiri
dengan harga yang lebih rendah dari harga beli aktiva hanya dianggap sebagai
penghematan biaya. Tidak ada penambahan saldo laba dari transaksi dengan para
pemegang saham yang melibatkan saham yang dibeli kembali, penurunannya
dapat diakui. Penerimaan aktiva melalui hibah tidak diakui sebagai laba, tetapi
sebagai modal setoran. Laba suatu perusahaan dapat didistribusikan kepada para
pemegang saham atau ditahan guna memperluas operasinya.
Universitas Sumatera Utara
1
Dividen merupakan pembagian laba kepada para pemegang saham
perusahaan sebanding dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing
pemilik. Pembagian itu dapat berbentuk:
a. Kas
b. Aktiva lain
c. Wesel atau surat hutang lainnya dari perusahaan yang sebenarnya merupakan
dividen kas yang ditangguhkan
Sebagian besar dividen mengakibatkan penurunan laba yang ditahan.
Pengecualiannya meliputi:
a. Dividen saham tertentu yang diterbitkan dalam bentuk pemecahan saham, hal
ini melibatkan pemindahan dari tambahan modal setoran ke modal resmi
b. Dividen dalam likuidasi perusahaan, hal ini menunjukkan suatu pengembalian
sebagian atau seluruh modal rsmi perusahaan kepada para pemegang saham
dan menghendaki penurunan modal setoran.
4. Saham Treasuri
Jika saham sendiri dibeli kembali dan disimpan atas nama perseroan dan tidak
dihentikan peredarannya secara formal, maka saham seperti ini disebut saham
treasuri. Saham treasuri ini kemudian dapat diedarkan kembali atau dihentikan
peredarannya secara formal.
Universitas Sumatera Utara
1
Saham treasuri tidak boleh dianggap sebagai aktiva, sebaliknya saham ini
harus dilaporkan sebagai pengurang terhadap modal sendiri secara total. Suatu
perusahaan tidak dapat mempunyai hak kepemilikan atas sahamnya sendiri.
Saham treasuri tidak memperoleh hak-hak seperti yang dimiliki oleh para
pemegang saham perseroan, misalnya dividen atau hak suara, sebagaimana
terdapat pada sekuritas perusahaan lain yang dimiliki perusahaan. Modal resmi
tidak akan terpengaruh oleh pembelian atau penerbitan kembali saham treasuri.
Pembelian saham treasuri menurunkan jumlah saham yang beredar, sementara
penerbitannya kembali akan menaikkan jumlah saham yang beredar, tetapi modal
resmi tidak boleh berubah baik dengan adanya pembelian saham sendiri maupun
penerbitan atau pengeluarannya kembali. Sebagaimana telah ditunjukkan
sebelumnya, tidak akan ada pengakuan keuntungan atau kerugia yang timbul
dengan adanya pembelian saham sendiri, penerbitan kembali, atau penghentian
peredaran saham treasuri untuk selamanya. Saldo laba akan berkurang dengan
adanya transaksi saham treasuri, tetapi tidak akan pernah bertambah dengan
adanya transaksi itu.
C. Pencatatan Ekuitas
Sebagaimana telah disebutkan di atas, modal perseroan dipisahkan antara modal
setoran dan saldo laba. Hal ini merupakan suatu perbedaan yang penting karena para
pembaca laporan keuangan perlu mengetahui bagian ekuitas yang berasal dari
investasi para pemilik dibandingkan dengan bagian ekuitas yang dihasilkan dan
Universitas Sumatera Utara
1
ditahan oleh perusahaan. Modal setoran terdiri dari modal resmi dan modal yang
melebihi modal resmi. Modal resmi dicatat sebagai modal saham dan modal yang
melebihi modal resmi dicatat sebagai tambahan modal yang disetor. Transaksi-
transaksi yang berhubungan dengan ekuitas antara lain:
1. Penjualan Saham secara Tunai
Modal saham yang dijual tunai dicatat dengan mendebit kas dan mengkredit
modal saham sebesar nilai pari atau nilai statuter. Apabila jumlah kas yang diterima
dari penjualan saham lebih besar daripada nilai pari atau nilai statuter, kelebihannya
dicatat secara terpisah dengan mengkredit perkiraan tambahan modal setoran (agio
atas nilai pari atau agio atas nilai statuter). Perkiraan ini dipertahankan dalam
pembukuan selama saham yang berkaitan dengan perkiraan itu masih beredar.
Apabila saham ditarik, saldo modal saham dan setiap saldo agio yang bersangkutan
biasanya dihapus. Pada umumnya, saham diberi nilai pari atau nilai statuter (yang
ditetapkan). Tetapi jika nilai seperti itu tidak diberikan, maka seluruh jumlah kas
yang diterima dari penjualan saham dikreditkan ke perkiraan modal saham dan tidak
ada perkiraan agio saham.
2. Penjualan Saham Berdasarkan Abonemen Pesanan
Modal saham bisa diterbitkan berdasarkan abonemen pesanan (subscription).
Abonemen pesanan adalah suatu kontrak yang mengikat secara hukum antara
pemesan (pembeli saham) dan perseroan (penerbit saham). Jadi, merupakan suatu
bentuk pemesanan saham secara resmi. Dokumen ini menetapkan jumlah saham
Universitas Sumatera Utara
1
yang dipesan, harga pesanan, syarat pembayaran, dan persyaratan lain mengenai
transaksi itu. Abonemen pesanan saham, selain memberikan kepada perusahaan
suatu klaim yang sah sebesar harga kontrak, juga memberikan status resmi sebagai
pemegang kepada pemesan kecuali hak-hak tertentu sebagai pemegang saham yang
secara khusus tidak diperkenankan oleh ketentuan kontrak. Pada umumnya, sertifikat
saham yang membuktikan pemilikan saham tidak diterbitkan sampai seluruh harga
pesanan diterima oleh perusahaan.
Jika saham dipesan secara resmi, akun piutang pemesanan modal saham didebit
sebesar harga subskripsi, modal saham yang dipesan dikredit sebesar jumlah yang
diakui sebagai modal saham apabila harga pesanan telah diterima, dan perkiraan agio
saham dikredit sebesar kelebihan harga pesanan terhadap nilai pari atau nilai statuter.
Piutang pemesanan modal saham merupakan perkiraan pengendali, dan pesanan
perseorangan dicatat pada buku besar pembantu untuk pemesan. Jurnal pemesan
(subscribers journal) bisa digunakan secara khusus mencatat pemesan modal saham.
Piutang pemesanan dianggap sebagai aktiva lancar apabila perusahaan mengharapkan
akan segera menerima sisanya, itu merupakan situasi yang biasa. Modal saham yang
dipesan dan agionya dilaporkan pada segi ekuitas pemegang saham dalam neraca.
Saham yang dipesan mungkin akan dibayar dengan uang (kas) atau aktiva lain
yang disetujui oleh perseroan. Ketika pembayaran diterima perkiraan aktiva yang
sesuai didebit dan perkiraan piutang dikredit. Kredit juga dibuat pada perkiraan
pemesan dalam buku besar pembantu. Penerbitan saham yang sesungguhnya dicatat
dengan mendebit modal saham yang dipesan dan mengkredit modal saham.
Universitas Sumatera Utara
1
Jika pemesan tidak memenuhi syarat kontrak pemesanan karena tidak mampu
melakukan pembayaran ketika jatuh tempo, maka perusahaan mungkin akan:
a. Mengembalikan kepada pemesan jumlah yang telah dibayarkan
b. Mengembalikan kepada pemesan jumlah yang telah dibayarnya dikurangi
dengan penurunan harga atau biaya yang akan terjadi dalam penjualan
kembali saham itu
c. Menyatakan semua jumlah yang telah dibayarkan sebagai denda
d. Menyerahkan saham kepada pemesan sesuai jumlah yang telah dibayar penuh.
Praktik yang akan diikuti akan tergantung kepada kebijakan yang dijalankan
oleh perusahaan dalam batas-batas hukum yang ditetapkan.
3. Pembayaran Saham dengan Aktiva Selain Kas
Apabila modal saham diterbitkan untuk dibayar dengan aktiva selain kas atau
dalam bentuk jasa, maka nilai pasar yang wajar dari saham tersebut atau nilai dari
imbalan yang diterima akan digunakan untuk mencatat transaksi tersebut. Jika ada
harga pasar yang tercatat di bursa saham untuk saham tersebut, harga ini dapat
digunakan untuk mencatat transaksi itu. Jika tidak, mungkin saja hanya harga pasar
yang wajar dari imbalan atau bayaran yang diterima bisa ditentukan, misalnya
melalui penilaian dari pihak ketiga yang dianggap kompeten.
Jika nilai obyektif baik untuk saham maupun aktiva atau jasa yang diterima
perusahaan tidak dapat ditentukan, maka dalam hal ini dewan direksi pada umumnya
Universitas Sumatera Utara
1
mempunyai kewenangan untuk menetapkan nilai surat berharga yang diterbitkan dan
aktiva atau jasa yang diterima. Nilai ini akan berlaku secara resmi tanpa memerlukan
adanya pembuktian bahwa telah terjadi kecurangan di dalam penentuan nilai tersebut.
Akan tetapi, penentuan nilai yang dilakukan oleh dewan direksi ini haruslah
didasarkan pada penilaian yang amat cermat. Hal ini telah sering menimbulkan
masalah di mana para anggota dewan menetapkan nilai yang sangat tinggi untuk
saham dalam rangka memperbaiki posisi keuangan yang akan dilaporkan. Jika nilai
atas aktiva dan jasa tersebut tidak dapat ditetapkan dengan jelas dan penilaian yang
dibuat oleh dewan direksi digunakan untuk pelaporan aktiva dan modal yang
ditanamkan, maka dasar-dasar penilaian yang digunakan oleh dewan direksi harus
diungkapkan dalam neraca. Jika terdapat bukti yang jelas bahwa telah dilakukan
penilaian yang tidak tepat terhadap aktiva/jasa hasil pertukaran dengan saham, maka
nilai aktiva/jasa tersebut harus ditetapkan kembali. Suatu saham dikatakan
dipergemuk (watered) jika aktiva yang diperoleh dari hasil pertukaran saham tersebut
telah ditetapkan terlalu tinggi (overstated) sehingga pos modal yang berkaitan
dengannya juga akan terlalu tinggi nilainya. Di sisi lain, neraca akan dikatakan
mengandung cadangan tersembunyi (secret reserves) jika di dalamya terkandung
aktiva yang dinilai terlalu rendah atau adanya unsur kewajiban yang dinilai terlalu
tinggi disertai dengan penetapan nilai modal yang terlalu rendah.
Universitas Sumatera Utara
1
4. Pembelian Kembali Saham yang Beredar
Karena berbagai alasan, perusahaan mungkin saja merasa lebih baik untuk
membeli kembali sejumlah saham yang sedang beredar. Alasan perusahaan untuk
membeli kembali saham yang sedang beredar adalah:
a. Memperbesar laba per saham dengan mengurangi jumlah saham yang beredar.
b. Mendorong naiknya harga pasar saham
c. Menaikkan rasio hutang terhadap ekuitas
d. Memperoleh saham untuk dikonversi dengan sekuritas lain
e. Menginvestasikan kelebihan kas secara temporer
Apapun alasannya, saham suatu perusahaan dapat dibeli kembali dengan
menggunakan ketentuan penarikan atau penebusan, dengan membeli kembali saham
di pasar bebas, atau melalui hibah atau sumbangan dari para pemegang saham.
Dalam pembelian kembali saham yang sedang beredar, terdapat ketentuan
bahwa pembelian kembali saham yang sedang beredar tidak menimbulkan laba atau
rugi. Perusahaan menerbitkan saham untuk menambah modalnya, dimana hal ini
dimaksudkan untuk menaikkan profitabilitas, sementara dalam pembelian kembali
saham, perusahaan akan mengurangi modalnya yang akan digunakan untuk operasi
selanjutnya. Laba atau rugi berasal dari aktivitas kegiatan operasi dan kegiatan
investasi perusahaan, bukan dari transaksi yang berhubungan dengan para pemegang
sahamnya.
Universitas Sumatera Utara
2
Modal saham perusahaan dapat dibeli kembali untuk ditahan selamanya
(penghentian peredaran saham selamanya) ataupun disimpan sementara waktu
sebagai saham treasuri dan kemudian ditentukan apakah akan ditahan selamanya atau
diterbitkan kembali.
5. Pembelian Kembali Saham untuk Disimpan Selamanya
Jika saham dibeli kembali seharga nilai pari atau nilai statuter (yang ditetapkan)
dan kemudian disimpan selamanya, maka perkiraan modal saham akan didebit dan
kas dikredit. Jika harga pembelian saham tersebut melebihi nilai pari atau nilai
statuter, maka jumlah kelebihan tersebut dapat diperlakukan sebagai berikut:
a. Dibebankan ke saldo tambahan modal setoran sesuai dengan kelas saham.
b. Dialokasikan antara tambahan modal setoran dan laba yang ditahan
c. Dibebankan seluruhnya ke laba yang ditahan.
Alternatif yang akan digunakan tergantung pada adanya tambahan setoran
modal yang telah ditetapkan sebelumnya dan berdasarkan pilihan manajemen.
Jika suatu perusahaan membeli kembali sahamnya dengan harga di bawah nilai
pari atau nilai statuter, maka selisih tersebut akan dikreditkan ke perkiraan tambahan
modal setoran, dan bukan ke perkiraan laba yang ditahan. Jika kemudian saham
preferen sendiri dibeli kembali dengan harga di atas nilai pari, maka selisihnya dapat
didebit ke perkiraan agio atas nilai pari (sebagai salah satu unsur dari tambahan
Universitas Sumatera Utara
2
modal setoran), tambahan modal setoran dari pembelian kembali saham preferen atau
laba yang ditahan.
6. Saham Treasuri:
Ada dua metode yang akan digunakan untuk pencatatan transaksi saham treasuri
yang dapat diterima secara umum yaitu:
a. Metode biaya atau harga perolehan (cost method) dimana pembelian saham
treasuri dianggap menimbulkan elemen modal yang tujuan akhirnya masih
akan ditentukan.
b. Metode nilai pari (statuter), dimana pembelian saham treasuri dipandang
sebagai penghentian peredaran saham secara efektif.
7. Hibah Saham Treasuri
Ada kalanya saham treasuri diperoleh berkat hibah (sumbangan) dari para
pemegang saham. Saham mungkin dihibahkan untuk membantu perusahaan
menambah modal dengan menjual kembali saham tersebut. Selain itu, saham bisa
dihibahkan untuk menghilangkan defisit. Pada umumnya, semua pemegang saham
ikut serta dalam hibah, masing-masing pemegang saham menghibahkan persentase
tertentu dari miliknya sehingga proporsi hak milik dalam perusahaan tidak berubah.
Jika tidak ada dasar penilaian yang obyektif, perolehan saham treasuri melalui
hibah dapat dilaporkan dalam pembukuan perusahaan dengan ayat memorandum.
Universitas Sumatera Utara
2
Setelah saham hibah tersebut dijual, ayat jurnal yang akan dicatat dengan mendebit
kas dan mengkredit perkiraan tambahan modal setoran.
Jika saham treasuri diperoleh dari hibah dan nilai pasar saham tersebut
diketahui, transaksi itu akan dicatat seperti biasa, baik dengan menggunakan metode
biaya atau metode nilai pari. Sebagai pengganti kredit ke perkiraan kas, ayat jurnal
kredit akan dilakukan terhadap perkiraan tambahan modal setoran, misalnya
tambahan modal setoran dari hibah.
8. Hak atas Saham
Hak atas saham diberikan kepada para pemegang saham yang ada untuk
memungkinkan mereka mempertahankan proporsi hak milik mereka jika ada
penerbitan saham baru
Ketika mengumumkan diberikannya hak untuk membeli tambahan modal
saham, direksi perseroan akan menetapkan tanggal kapan hak itu akan diberikan.
Semua pemegang saham yang namanya terdaftar pada tanggal penerbitan tersebut
akan dicatat untuk menerima hak. Jadi, antara tanggal pengumuman hak dan
penerbitan hak, saham tersebut dianggap menjual right on. Setelah hak tersebut
diterbitkan, maka saham tersebut menjual ex right, dan hak tersebut dijual terpisah
oleh orang-orang yang menerimanya dari perseroan. Tanggal kadaluarsa juga
ditentukan pada saat hak tersebut diumumkan dan hak yang tidak dimanfaatkan
sampai tanggal kadaluarsa ini tidak akan mempunyai nilai apa-apa lagi.
Universitas Sumatera Utara
2
Jika hak atas saham diterbitkan bagi para pemegang saham, hanya ayat memori
yang diperlukan dalam pembukuan penerbit yang menunjukkan jumlah lembar saham
yang dapat dimiliki berdasarkan hak yang beredar. Informasi seperti ini diperlukan
agar perseroan dapat menyediakan saham yang belum diterbitkan atau yang dibeli
kembali dalam masalah yang memadai untuk memenuhi ketentuan hak atas saham
tersebut. Atas penyerahan hak dan penerimaan pembayaran sebagaimana digariskan
oleh hak tersebut, diterbitkanlah saham. Pada saat ini satu jurnal memori dibuat
untuk mencatat penurunan jumlah lembar hak yang beredar disertai dengan satu ayat
jurnal untuk mencatat penjualan saham. Ayat jurnal untuk penjualan saham dicatat
dengan cara yang sama dengan penjualan saham lainnya, dengan pengakuan yang
tepat atas kas yang diterima, nilai pari atau nilai statuter dari saham yang
diterbitkan,dan tambahan modal setoran jika ada. Informasi yang berkaitan dengan
hak atas saham yang masih beredar harus dilaporkan dalam neraca perseroan
sehingga pengaruh dari penggunaan atas hak yang masih tersisa dapat ditentukan
9. Laba dan Dividen
Jika perusahaan memperoleh laba, maka pencatatan yang akan dilakukan adalah
dengan mendebit ikhtisar laba rugi dan mengkredit saldo laba sebesar jumlah laba
yang diperoleh pada periode tersebut.
Perusahaan dapat saja mengumumkan dividen yang akan dibayarkan sebelum
pembagian dividen. Jurnal yang harus dicatat pada saat pengumuman adalah dengan
mendebit dividen dan mengkredit utang dividen (tergantung pada jenis dividen yang
Universitas Sumatera Utara
2
akan dibagikan). Pada saat realisasi dividen, pencatatan yang harus dilakukan adalah
dengan mendebit perkiraan utang dividen dan mengkredit kas atau akun yang sesuai
dengan jenis dividen yang diberikan.
10. Kuasi Reorganisasi
Saldo debit dalam akun saldo laba disebabkan oleh akumulasi kerugian selama
beberapa tahun atau pendebitan dalam jumlah besar ke saldo laba. Ada kalanya
perusahaan yang mengalami defisit yang besar dipaksa untuk menghentikan usahanya
dan atau ditangani pengadilan sebagai perusahaan yang sedang bangkrut. Namun
dapat juga saldo tersebut dinolkan untuk menghapus defisit saldo laba sehingga
seakan-akan perusahaan tersebut baru didirikan. Ini disebut kuasi reorganisasi.
Pada kuasi reorganisasi, aktiva dinilai kembali agar mencerminkan nilai pasar
saat itu. Hal ini mungkin akan memerlukan penurunan nilai aktiva dalam jumlah
yang besar yang dicatat juga ke saldo laba sehingga memperbesar defisit. Total
defisit kemudian dihapus dengan membebankannya ke saldo modal setoran. Dengan
demikian perusahaan mempunyai struktur modal yang baru.
D. Penyajian Ekuitas di Neraca
Modal setoran dan unsur-unsurnya dalam neraca harus diungkapkan secara
terpisah dari saldo laba. Dalam sisi modal setoran, penting untuk mengidentifikasi
kelas-kelas saham yang utama dengan perkiraan tambahan modal setoran dari kelas
saham yang bersangkutan. Walaupun ada praktik yang lazim untuk melaporkan
Universitas Sumatera Utara
2
tambahan modal setoran dari setiap kelas saham dalam satu jumlah saja, namun
perkiraan-perkiraan terpisah harus disediakan dalam buku besar untuk menunjukkan
masing-masing sumber modal setoran dan saham treasuri, dari denda pemesanan
saham, atau dari hibah oleh para pemegang saham.
Selain informasi diatas, harga pokok saham treasuri harus dikurangkan dari
ekuitas pemegang saham. Demikian pula kerugian yang belum direalisasi atas
sekuritas jangka panjang yang dapat diperjualbelikan harus dilaporkan sebagai pos
lawan ekuitas dan dikurangkan dalam penentuan total ekuitas pemegang saham.
Para pembaca laporan keuangan harus diberi penjelasan mengenai perubahan
masing-masing saldo ekutas yang terjadi selama satu periode.
PSAK No. 21 menyatakan bahwa penyajian ekuitas di neraca mencakup
beberapa hal berikut ini:
1. Penyajian modal dalam neraca harus dilakukan sesuai dengan ketentuan pada
akta pendirian perusahaan dan peraturan yang berlaku serta menggambarkan
hubungan keuangan yang ada.
2. Modal dasar, modal yang ditempatkan, dan modal yang disetor, nilai nominal
dan banyaknya saham untuk setiap jenis saham harus dinyatakan dalam
neraca.
3. Bila terdapat lebih dari satu jenis saham, hak preferen dari suatu golongan
saham atas dividen dan pelunasan modal pada saat likuidasi harus
dicantumkan dalam laporan keuangan.
Universitas Sumatera Utara
2
4. Dalam hal terdapat tunggakan dividen atas saham preferen dengan hak
dividen kumulatif, jumlah tunggakan tiap saham dan jumlah keseluruhan
dividen pada periode sebelumnya harus diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan.
5. Perubahan atas modal yang ditanam dalam tahun berjalan harus diungkapkan
dalam catatan atas laporan keuangan.
6. Modal disajikan dalam neraca setelah kewajiban. Bentuk penyajiaannya
sesuai dengan akta pendirian badan usaha tersebut, misalnya: saham atas
penyertaan modal dalam kepemilikan PT.
7. Pada perusahaan yang terdaftar pada bursa efek, saham dapat ditempatkan
dengan dasar pesanan. Dengan dasar ini, saham hanya akan dikeluarkan jika
pemesan telah membayar penuh harga saham yang bersangkutan. Pesanan
saham dicatat dengan mendebit akun piutang kepada pemesan saham dan
mengkredit akun modal saham yang dipesan. Akun modal saham yang
dipesan disajikan dalam kelompok modal di bawah akun modal saham. Akun
piutang kepada pemesan saham sebesar sisa harga saham yang belum dilunasi
dalam transaksi semacam ini lazimnya disajikan dalam kelompok aktiva
lancar. Apabila piutang ini tidak dimaksudkan untuk ditagih dalam waktu
dekat, akun ini dapat disajikan dalam kelompok mengurangi akun modal
saham yang dipesan. Pada saat harga saham sudah dibayar penuh, akun
modal saham yang dipesan akan didebit dan akun modal saham dikredit.
Universitas Sumatera Utara
2
8. Saldo laba menunjukkan akumulasi hasil usaha periodik setelah
memperhitungkan pembagian dividen dan koreksi laba rugi periode lalu.
Akun ini harus dinyatakan terpisah dari akun modal saham. Seluruh saldo
laba dianggap bebas untuk dibagikan sebagai dividen, kecuali jika diberikan
indikasi mengenai pembatasan terhadap saldo laba,misalnya cadangan untuk
perluasan pabrik atau untuk memenuhi ketentuan UU maupun ikatan tertentu.
Saldo laba yang tidak tersedia untuk dibagikan sebagai dividen karena
pembatasan-pembatasan tersebut, dilaporkan dalam akun tersendiri yang
menggambarkan tujuan pencadangan dimaksud, pembatasan-pembatasan
yang ada harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
9. Saldo laba tidak boleh dibebankan atau dikredit dengan pos-pos yang
seharusnya diperhitungkan pada laporan laba rugi tahun berjalan.
Bentuk penyajian ekuitas di neraca akan tergantung pada penggunan metode
pencatatan atas transaksi saham treasuri. Jika perusahaan menggunakan metode
biaya untuk mencatat transaksi saham treasuri, maka saham treasuri akan
disajikan dibawah total ekuitas dan disajikan sebagai pengurang. Jik perusahaan
menggunakan metode nilai pari, maka saham treasuri akan disajikan dibawah
akun modal saham sebagai pengurang akun tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2
1. Penyajian Ekuitas di neraca jika saham treasuri dicatat menggunakan
metode biaya
Ekuitas:
- Modal saham preferen, nilai nominal Rp xxx, diterbitkan Rp xxx
xxx lembar, ditempatkan dan disetor penuh xxx lembar
- Modal saham biasa, nilai nominal Rp xxx, diterbitkan Rp xxx
xxx lembar, ditempatkan dan disetor penuh xxx lembar
- Tambahan modal yang disetor Rp xxx
- Saldo Laba Rp xxx
Jumlah Rp xxx
- Saham Tresuri (Rp xxx)
Total Ekuitas Rp xxx
2. Penyajian Ekuitas di neraca jika saham treasuri dicatat menggunakan
metode nilai pari
Ekuitas:
- Modal saham preferen, nilai nominal Rp xxx, diterbitkan Rp xxx
xxx lembar, ditempatkan dan disetor penuh xxx lembar
- Modal saham biasa, nilai nominal Rp xxx, diterbitkan Rp xxx
xxx lembar, ditempatkan dan disetor penuh xxx lembar
- Saham Treasuri (Rp xxx)
Jumlah modal Rp xxx
- Tambahan modal yang disetor Rp xxx
- Saldo Laba Rp xxx
Total Ekuitas Rp xxx
Universitas Sumatera Utara