Download - Cardiac Rehabilitation
Rehabilitasi Penyakit Jantung
Tujuan untuk mengembalikan keterbatasan fungsional yg terjadi akibat penyakit jantung
Tahun 1930an pasien dgn MI di observasi selama 6 minggu bed rest
Tahun awal 1950an pasien mulai melakukan ambulasi berjalan kaki 3-5menit sehari dimulai minggu ke-4
Mulai disadari bhw immobilisasi terlalu lama akan memicu tjdnya emboli paru program rehabilitasi, ambulasi dini dgn tidak meninggalkan faktor keselamatan pasien (pemantauan EKG)
Program Rehabilitasi Jantung
Program Rehabilitasi Jantung meliputi:
- Evaluasi medis
- Peresepan latihan
- Edukasi
- Konseling pasien dengan penyakit jantung
Program Rehabilitasi Jantung
Diberikan secara interdisipliner
(dokter PD/Jantung, dokter RM, perawat, fisioterapis, okupasional terapis, ahli gizi, psikoloog)
Pelayanan komprehensif
Terapi medikamentosa, peresepan latihan, Edukasi Gizi
Tujuan Program Rehabilitasi JantungTujuan Jangka Pendek- Rekondisi : pasien mampu melakukan ADL- Mengurangi risiko terjadinya re infark dan serangan jantung- Mengontrol gejala-gejala penyakit jantung Pemulihan fisik, psikologis dan sosial
Tujuan Jangka Panjang- Identifikasi dan pengelolaan faktor risiko- Meningkatkan status psikologis Meningkatkan perilaku sehat, memungkinkan pasien utk kembali
produktif
Program Rehabilitasi Jantung
Seleksi pasien dikategorikan dalam:- Setelah pasien mengalami serangan jantung- Post operasi bypass koroner- Pasien dgn angina pectoris stabil- Post operasi transplantasi jantung- Post operasi koroner angioplasty- Post operasi nonkoroner
Stratifikasi Risiko: Risiko Rendah: - Left Ventrikel dysfunction (-) EF>50%- Exercise induced myocardial ischemia manifest (-)/
perubahan segmen ST (-)- Exercise induced arrhytmia (-)- Coronary artery bypass graft surgery, percutaneus
transluminal coronary angioplasty- Functional capacity .6 MET
Risiko sedang- EF 30-40%- Exercise induced myocardial ischemia (depresi segmen ST 1-
2mm)- Kapasitas fungsional <5-6 MET (setelah >3mgg stlh serangan) Risiko Tinggi- EF < 30%- Ventrikular arritmia saat istirahat & makin meningkat dgn
exercise- Penurunan TD sistolik >15mmHg selama execise/ tdk mampu
meningkatkan TD stlh exercise- Exercise induced myocardial ischemia (depresi segmen ST
>2mm)
Kontra Indikasi
Exercise
Kontra indikasi absolut Kontra indikasi relatif
Unstable anginaGagal jantung akutAritmia tdk terkontrolTD istirahat 200/110PerikarditisTromboflebitis
TD 180/100mmHgNadi istirahat 120x/mntInfark baru
Fase2 Program Rehabilitasi Jantung
Rehabilitasi Jantung
Fase I
Fase akut
-3-6 hari
-Recovery stlh MI atau post surgery
-Dimulai segera stlh kondisi stabil (2-4hr)
Fase II
-Lanjutan dari fase I
-Dimulai stlh 2-4 mgg sampai 8-12 mgg
Fase III
-Disebut sebagai ‘fase jangka panjang’ sampai 6-24 bulan
(pengawasan EKG)
Tujuan Rehabilitasi Jantung
Fase I
- Mencegah akibat immobilisasi
- Membantu penderita melakukan ADL
- Mempersiapkan pdrt/kelg ttg gaya hidup sehat
- Mengurangi beban psikologis
- Memotivasi pasien untuk menjalankan program fase berikutnya (‘longterm CR’)
Fase ini dimulai di RS- Mulai dengan latihan ROM pada 24-48 jam pertama- Kemudian pasien dimotivasi untuk duduk &
melakukan ADl dengan bantuan- Mulai berdiri dan berjalan sekitar bed dengan
bantuan (target nadi maks 20 diatas nadi istirahat)- Berjalan sepanjang lorong ruangan sehari 2 kali
Program Edukasi & modifikasi faktor risiko Penjelasan ttg program CR yg akan
diberikan Anatomi & Fisiologi jantung Medikamentosa Keuntungan aktifitas fisik & exc
Exercise Testing
Exercise test dilakukan pada pasien setelah serangan jantung, yaitu: submaximal exc
CPX (cardiopulmonar exc) dilakukan utk cardomyopati/ CHF Submaximal exercise test- Pasien ber OR dgn mencapai 70% dari denyut jantung maksimal
(70% dari 220-umur)- Dilakukan sebelum keluar dari RS utk kmd 6-8mgg- Dijadwalkan pada pasien: MI (7-21 hari), angioplasty (3-10hari),
bypass (14-28 hari) CPX: latihan dgn menggunakan protokol treadmill, meningkat
dari menit ke menit & nafas dianalisis menggunakan pengukuran konsumsi oksigen, endpoint nya kelelahan / sesak nafas
Fase IIDilakukan setelah pulang dr RS dan tahap ini dapat berlangsung
antara 3-6 bulanTiga komponen utama dari program pelatihan fase 2 adalah:1. Frekwensi: frekwensi minimal adl 3 kali seminggu2. Waktu: 30-60 menit utk setiap sessi (termasuk pemanasan
minimal 10menit)3. Intensitas: dgn target denyut jantung (70-90% dari denyut
jantung maks) dgn skala borg 13-15 (tenaga yg dikeluarkan agak keras-keras)
Selain berolah raga, konseling dan edukasi ttg manajemen stress, berhenti merokok, gizi dan penurunan BB juga dalam fase ini
Modifikasi faktor Risiko Kontrol hiperlipidemia (Gizi)
mengurangi risk atherosklerosis dg modifikasi diitMedikamentosa
Kontrol hipertensidg modifikasi gaya hidup, menurunkan BB, drug treatment
Stop merokok Kontrol DM Management stress (Psi)
Fase III
Tahap 3 dari Rehabilitasi jantung adl program yg dirancang utk pemeliharaan terus seumur hidup.
Sesi ini dijadwalkan seminggu 3 kali
Jenis latihan seperti jogging, bersepeda
Tujuannya meningkatkan kebiasaan hidup sehat
Tidak memerlukan perawatan medis
Pasien post infark dapat melakukan aktifitas seksual 2-3 minggu setelah MI