Download - Buletin Kopkun Corner Edisi 30
-
30.12 EDISI 30|12|13 | VOLUME III
Indonesia dalam Angka 2013
M eski angka pada indeks belum tentu meng-
gambarkan kondisi senyatanya, namun indeks
tetap kita butuhkan seperti layaknya snap-
shoot. Ya, snapshoot tidak bisa memotret secara men-
dalam. Tapi bisa memberi gambar besar tentang posisi
kita saat ini.
Dengan cara seperti itu, kita bisa membaca kondisi
Indonesia di penghujung tahun 2013 ini. Tetap dengan
catatan, bahwa seringkali fenomena mewujud bagai
gunung es. Artinya, apa yang terlihat hanyalah puncak,
bukan badan gunung es yang boleh jadi, sangat besar.
Dengan menginsyafi kelemahannya, maka kita bisa
membaca indeks dengan lebih tepat. Tidak terpukau
begitu saja saat trennya positif. Sebaliknya, tak cepat
pesimis saat trennya negatif. Pada posisi seperti inilah
kami rangkumkan kondisi Indonesia melalui beberapa
indeks utama.
Persepsi Korupsi. masalah korupsi di Indonesia sudah
menjadi menu wajib semua media. Dan posisi Indonesia
saat ini pada peringkat 114 dari 177 negara dengan skor
32 pada Corruption Perception Index (CPI). Peringkat itu
lebih bagus daripada tahun sebelumnya, 118. Bila di-
bandingkan, Indonesia lebih baik sedikit dibanding Viet-
nam, 31 dan Timor Leste 30.
Pembangunan Manusia. Sedikitnya ada tiga hal
yang menyusun: angka harapan hidup, pendidikan dan
daya beli masyarakat. Laporan tahun 2013, Indonesia
peringkat 124 dari 187 negara dengan skor 0,629. Pering-
kat itu naik sedikit daripada tahun sebelumnya pada
level 121. Namun capaian itu masih rendah dibanding
dengan tetangga kita: Singapura, Brunei Darussalam,
Malaysia, Thailand dan Filipina.
Pertumbuhan Ekonomi. Pada kuartal III, ekonomi kita
mencapai 5,62 persen dan 5,82 persen sampai bulan
September 2013. Angka tersebut menunjukkan tren posi-
tif. Sebagai pembanding, pertumbuhan ekonomi Thai-
land pada tahun yang sama 3,8 persen. Dan sektor yang
signifikan menyumbang
angka itu dari Industri Pen-
golahan, Pertanian, dan
Perdagangan, Hotel dan
Restoran masing-masing
memberikan kontribusi sebe-
sar 23,11, 15,21 dan 13,88
persen.
Ketimpangan Ekonomi.
Sayangnya pertumbuhan
ekonomi tak banyak me-
rubah struktur sosial-ekonomi
masyarakat. Pasalnya,
melalui Gini Ratio Index, lima
tahun terakhir indeks Gini
kita menjauhi angka 0 dan
mendekati angka 1. Berturut
-turut indeksnya: 0,37; 0,38 ;
0,39 ; 0,40 dan 0,41 untuk
tahun 2013. Angka ini meny-
iratkan bahwa kesenjangan
ekonomi masyarakat Indo-
nesia semakin tinggi.
Aset Indonesia. Lantas
bagaimana kondisi aset-
aset Indonesia dengan
makin agresifnya pasar
bebas? Pada sektor per-
bankan investasi asing telah
menguasai 50% aset per-
bankan tanah air. Migas
dan batubara telah dikuasai
asing sampai 70-75%. Sektor
telekomunikasi juga tak
indah, 70% aset dikuasai
asing. Sedang pada per-
tambangan emas dan
tembaga sudah mencapai
80-85%. Dan sektor perta-
nian sudah dikuasai asing
sebesar 40%.
Itulah snapshoot kondisi
Indonesia di penghujung
2013 ini. Jadi pertan-
yaannya, mau seperti apa
Anda dan kita ke depan? []
DAFTAR ISI
Indonesia dalam
Angka 2013
1
Educamp, Kaderisasi Koperasi di Alam Bebas
2
Galeri Educamp
Angkatan II/ 2013
3
TTS Berhadiah 4
WTO, Wani Tolak
Ora?
5
Berkoperasi, Jangan
Sekedar Belajar
Bisnis
6
Mengenal Dekade
Koperasi 2010
7
Bahasa Geografi Kita 8
Media Generasi Baru Koperasi
-
Pilot Project Kopkun Dampingi Usaha Anggota
Peserta sedang mendiri-
kan tenda. Tenda ini
sebagai tempat istirahat
mereka selama 3 hari 2
malam.
S eperti Educamp 2012, Educamp
tahun ini juga dilaksanakan di
alam bebas. Curug Ceheng,
Purwokerto jadi tempat andalan.
Sedikitnya ada 30 peserta ambil
bagian dalam Pendidikan Menengah
Koperasi yang diselenggarakan Kop-
kun tahun ini. Pukul delapan 30 aktivis
koperasi itu berangkat.
Sekarang kita dirikan tenda,
instruksi Korlap. Tenda pleton kapasitas
40 orang didirikan bersama-sama.
Menjadi mudah karena Bapak-bapak
dari Korem Sokaraja ikut membantu.
Memang tujuannya untuk memban-
gun kekompakan tim, jadi peserta
sendiri yang mendirikan tenda, terang
Aef Nandi, Korlap kegiatan. Hanya
butuh waktu dua jam, tenda berdiri.
Orientasi medan dan peserta
dipandu oleh Katiti, Fasilitator. Masing-
masing peserta perkenalkan diri berikut
asalnya masing-masing. Tercatat
enam koperasi ikuti kegiatan ini. Mulai
dari Komite Mahasiswa Kopkun selaku
tuan rumah. Kemudian ada Koperasi
Mahasiswa (Kopma) IAIN Walisongo,
Semarang; Kopma Universitas Tidar
Magelang; Kopma UIN Sunan Kalijaga,
Yogyakarta; Kopma STAIN Purwokerto;
dan Kopma Universitas Muhammadi-
yah Surakarta.
Selepas dibentuk kelompok,
mereka diberi jatah bahan makanan.
Ya, Panitia hanya memberikan bahan
mentah ke peserta. Mereka akan
mengolahnya sendiri, ujar Yasrul
Khoirudin, selaku Ketua Panitia. Bahan
mentah yang diberikan seperti: beras,
mie instan, ikan asin, sayuran, singkong
dan beberapa bumbu dapur. Jika
dibilang mewah, telur mentahlah
bahan yang paling mewah untuk
mereka.
Perbedaan menyolok Educamp
tahun ini dengan sebelumnya yakni
hilangnya sesi outbond. Saat dikonfir-
masi, Yasrul mengatakan, Tujuan
outbond itu kan untuk membangun
kekompakan tim, kerjasama, saling
percaya dan sebagainya. Nah
hidup bersama di alam bebas kami
pikir sudah memberikan pengala-
man itu secara langsung, ter-
angnya.
Inovasi baru yang ada di Edu-
camp tahun ini adalah sesi eksposur,
turun ke masyarakat berlatih analisa
sosial-ekonomi (Ansosek). Tujuannya
agar peserta merasakan pengala-
man batin melakukan Ansosek.
Dengan waktu terbatas empat jam,
minimalnya peserta bisa praktik
langsung metode Ansosek, sam-
bung Yasrul.
Educamp ini dilaksanakan pada
13-15 Desember 2013. Dalam waktu
tiga hari dua malam itu, sedikitnya
peserta akan menerima tujuh materi
pokok. Materi itu seperti: Logika
Dasar Kapitalisme; Sosialisme De-
mokrasi, Sebuah Pengantar;
Koperasi di Antara Negara dan
Pasar; Koperasi dan Gerakan Sosial
Baru; Potret Koperasi di Indonesia;
Entrepreneur dan Manajerial seba-
gai Jalan Mengembangan Koperasi;
dan Menyusun Roadmap Koperasi
yang Mandiri.
Bila materi-materi tersebut dium-
pamakan sebagai makanan, maka
Panitia juga menyiapkan alat
makannya. Sesi awal sebelum masuk
materi, peserta diajak brainstorming
guna membangun nalar berpikir kritis
mereka. Tujuannya agar mereka
menerima materi secara kritis. Bukan
asal setuju saja, terang Ketua Pani-
tia.
Hujan tiap hari mengguyur Cu-
rug Ceheng. Tentu saja juga mem-
bahasi tenda mereka. Namun syu-
kur, sampai penutupan tak ada
peserta sakit karena tidur di atas tikar
lembab. []
Page 2 Kopkun Corner Edis i 30|12|13
Educamp, Kaderisasi Koperasi di Alam Bebas
Inovasi baru yang ada di Edu-camp tahun ini adalah sesi ekspo-
sur, turun ke masyarakat berlatih
analisa sosial-ekonomi (Ansosek)
Panitia
sedang
mendirikan
tenda dom.
-
Page 3 Kopkun Corner Edis i 30|12|13
Galeri Educamp Angkatan II/ 2013
Peserta mendirikan tenda Perkenalan antar peserta Materi malam hari
Peserta senam pagi Peserta masak makanan Makan bersama
Materi siang hari Diskusi kelompok Ditemani kopi dan muntul
Peserta dari Kopma UIN beri testimoni Merubuhkan tenda Memekikkan semangat
Educamp Angkatan III tahun 2014 | Tiga Hari Tanpa Beras dan Minyak!
Tertarik ikut? | Syaratnya: anggota koperasi | Pingin jadi anggota?
Datang langsung ke Kopkun 2 Lt. 2 pada jam 09.00-15.00 WIB
Kompilasi materi Educamp 2013 unduh di: http://www.mediafire.com/download/n3757vb84wgb1ur/Materi+Educamp+2013.rar
-
Pertanyaan
Mendatar:
1. Peduli pada orang lain
6. Modus
7. Bodoh (Latin)
8. Bank sentral Amerika
9. Pemimpin Konohagakure
10. Ibu para dewa
Menurun:
2. Lumpur Sidoarjo
3. Perantauan
4. Lapisan atmosfer
5. Gagasan pokok
9. Merkuri
Ketentuan:
1. TTS Berhadiah ini terbuka untuk semua orang di wilayah Purwokerto.
2. Jawaban dikirim ke Kopkun dengan menyertakan Nama, No. HP dan
struk belanja miminal Rp. 10.000 di Kopkun Swalayan. Atau email ke:
[email protected] dengan menyertakan scanan/ foto struk
belanja.
3. Jawaban paling lambat tanggal 30 Desember 2013 pukul 17.00 WIB.
4. Tiap bulan akan dipilih satu pemenang yang menjawab dengan
benar.
5. Pemenang berhak atas langganan koran selama satu bulan dan mer-
chandise menarik.
6. Pemenang akan dihubungi via telepon.
Page 4 Kopkun Corner Edis i 30|12|13
Teka Teki Silang Berhadiah
Syarat dan Ketentuan Lomba Menulis Cerpen Inspiratif Everlasting Women:
1. Tokoh utama dalam cerita adalah seorang Ibu. 2. Cerpen boleh berdasarkan kisah nyata atau hanya
fiksi, dengan tema: Bebas. 3. Jika cerpen berdasarkan kisah nyata diberi keteran-
gan di akhir naskah dengan tulisan: Based on true story.
4. Genre: Cerpen Inspiratif. 5. Sudut pandang bercerita (POV): Bebas. 6. Para peserta bersifat umum, tidak dibatasi usia dan
juga latar belakang apa pun. 7. Di akhir naskah dilengkapi dengan biodata narasi
penulis (secukupnya) ditambah alamat lengkap dan nomor HP.
8. Panjang nasksah 8-10 halaman A4, spasi 2, Margin: Top, Left (4cm), Bottom, Right (3cm).
9. Judul file naskah: Penulis + Judul Naskah 10. Subyek email: #EverlastingWomen 11. Kirim tulisan kamu dalam bentuk attachment file
ke: [email protected] (badan email biarkan kosong).
12. 1 peserta hanya boleh mengirim 1 tulisan terbaik. 13. Lomba ini dibuka mulai tanggal 1 Desember 2013 dan
ditutup pada 31 Januari 2014, pukul 12 siang. (2 bulan).
14. Lama penilaian 1 bulan setelah lomba.
Hadiah: 1. 10 naskah yang lolos akan disandingkan dalam satu buku dengan
10 naskah dari 10 penulis pilihan UNSA dan naskah akan diterbitkan oleh De Teens ( Divapress ) .
2. Semua kontributor mendapat royalti penjualan dan 1 buku tanda terbit.
3. 10 hadiah tambahan bagi 10 naskah terpilih dari keluarga Ibuku Adalah Segalanya Bagiku .
-
Page 5 Kopkun Corner Edis i 30|12|13
K onferensi Tingkat Menteri WTO telah
usai tanggal 6 Desember 2013
kemarin. Indonesia pun berhasil
menjadi tuan rumah yang baik. Soal
tuan rumah yang baik, negeri ini me-
mang jagonya. Ragam perhelatan yang
menentukan strategi-strategi akselerasi
pertumbuhan kapital yang dilaksanakan
lintas organisasi internasional akan berjalan
aman sentosa. Hospitalilty sepenuh hati
dijamin diberikan kepada para tamu.
Bila akhir-akhir ini rezim kerap mem-
beri nasihat pada rakyat untuk berhemat,
namun kondisi sebaliknya, kita sulit mene-
mukan pemandangan demikian dalam
tubuh pemerintah. Inefesiensi anggaran
bukan lagi menjadi problem. Yang penting
pesta meriah, dan para tamu senang
memilih menu-menu apa saja yang dijual
Indonesia.
Padahal tak jauh dari tempat perhe-
latan, di Denpasar Bali, gerakan-gerakan
massa dari lapisan masyarakat serta
mahasiswa menolak kehadiran WTO.
Mereka menuntut Indonesia untuk putus
hubungan dengan organisasi yang kerap
mengkampanyekan liberalisasi ekonomi
ini, bahkan menuntut pembubaran seba-
gai konsekuensi logis dari tidak ramahnya
WTO terhadap perkembangan perada-
ban manusia.
Tentang jejak hitam WTO, dengan
mudah bisa kita temukan dari warna-warni
tulisan bernuansa kritis yang terhimpun di
berbagai literasi. Konteks Indonesia dan
koperasinya, kini pasar dalam negeri
dikuasai asing pelak menjadi pemandan-
gan sehari-hari, tentunya kondisi ini mem-
persulit gerakan koperasi dalam zona
ekonomi di negeri sendiri.
Setelah lama begabung dengan
WTO, semakin lama Indonesia semakin
tergantung pada produk pangan impor.
Sebuah ironi. Cita-cita mewujudkan
ideologi ekonomi berbasis koperasi bak
jauh panggang dari api.
Menimbang Respon Koperasi
Koperasi mengajarkan tentang ker-
jasama, namun bukan tentang ker-
jasama segilintir pihak yang bertujuan
untuk akumulasi dan eksploitasi. Pendidi-
kan dalam koperasi justru menentang
keras kebebasan-kebebasan absurd
khas neoliberalisme. Karena hakikat
koperasi adalah penghargaan setinggi-
tingginya pada manusia, bukan pemu-
jaan pada kapital seperti yang ditawar-
kan WTO dalam bentuk politik eufisme;
stabilitas, kompetisi global, privatisasi dll.
Untuk itu koperasi secara jatidiri
tidak sejalan dengan garis WTO. Tengok-
lah agenda liberalisasi ekonomi yang
menancap di bumi pertiwi berhasil
mengkapling segala bentuk resources
untuk diserahkan kepada asing, dan
implikasinya koperasi diluluh-lantahkan.
Dawam Raharjo berujar ihwal
gerakan koperasi yang sejati selalu
mendasarkan diri pada kesadaran diri
para pendukungnya, terlebih pada
kesadaran bekerjasama. Tanpa ker-
jasama dan semata-mata menyerahkan
pada persaingan pasar, hanya akan
menimbulkan kerugian.
Koperasi sudah saatnya perlu
menentukan sikap. Sudah terlalu lama
koperasi tidur lelap sambil menunggu
kucuran belas kasih negara yang pada
praktiknya negara justru selalu berada di
pihak pemilik kapital. Akan sungguh
cantik bila pada rapat-rapat koperasi,
para anggota koperasi bisa duduk dan
menentukan agenda bersama.
Mendiskusikan siapa musuh utama dan
target yang diharapkan.
Sudah saatnya koperasi berada di
garda depan dalam perubahan sosial.
Koperasi harusnya bisa bergerak lebih
radikal dan tak melulu mengambil posisi
nyaman. []
Koperasi harusnya bisa bergerak lebih radikal dan tak melulu men-
gambil posisi nyaman
Anekdot WTO, masuk
jurang atau putar arah.
WTO, Wani Tolak Ora? | Oleh: Dodi Faedulloh, S.Sos.
Penulis adalah
Kabid. Organisasi
Kopkun Periode
2012-2015. Saat
ini sedang studi
pasca sarjana di
MAP FISIP Un-
soed.
PROGRAM MAGANG LIBURAN SEMESTER
(PROMALIS)
Pendaftaran Peserta: 1-30 Desember Pelaksanaan: 19 Januari (awal libur semester)
Peserta: terbatas untuk 100 mahasiswa
SIAPIN DIRIMU BUAT MAGANG!
Intansi: Kopkun, BK, KPRI Margono, CU Cikal-mas, RRI, Dinas Peternakan, Matahari, Sri Ratu,
Suara Merdeka, SatelitPost, BMS TV, Dian Suara, Paduka FM, dll.
Biaya: Rp. 45.000 CP: 08387857609 (Dhani) | 089670501780 (Friska)
-
S aya merasakan dan menerima
hal baru selama ikut Educamp
Kopkun ini. Biasanya Pendidikan
Koperasi yang saya ikuti sangat formal:
memakai seragam, bersepatu, di
dalam gedung. Educamp ini ber-
beda, ujar Budi Santoso, peserta asal
UIN Sunan Kali Jaga, Yogyakarta.
Memang betul, Educamp sebagai
Pendidikan Menengah Koperasi ini
didesain berbeda dengan Pendidikan
Koperasi di tempat lain. Sedari awal
peserta sudah diajarkan untuk bersi-
kap dan berpikir keluar dari kebiasaan.
Agar mereka memperoleh inspirasi-
inspirasi baru selepas kegiatan ini,
terang Anis Saadah, Ketua Komite
Mahasiswa Kopkun.
Selain pelaksanaan di alam be-
bas, materi pun banyak yang ber-
beda. Paling tidak 90% peserta men-
gatakan baru menerima materi seperti
yang ada di Educamp. Biasanya
mereka hanya menerima materi-
materi tentang entrepreneur, mana-
jemen bisnis, Studi Kelayakan Bisnis dan
sebagainya.
Sedangkan di Educamp ini, pe-
serta lebih banyak menerima materi
makro-ideologi. Materi itu seperti:
Logika Dasar Kapitalisme; Sosialisme
Demokrasi, Sebuah Pengantar;
Koperasi di Antara Negara dan Pasar;
dan Koperasi dan Gerakan Sosial Baru;
Potret Koperasi di Indonesia.
Itu memang kami sengaja karena
melihat saat ini koperasi, pun Koperasi
Mahasiswa, sekedar jadi tempat ber-
latih bisnis atau kewirausahaan. Apa
yang mereka lupa adalah sisi gerakan
koperasi yang berdimensi makro-
ideologi, terang Firdaus Putra, M.
Organisasi Kopkun.
Materi Logika Dasar Kapitalisme,
yang disampaikan Ahmad Taqiyudin
memberi pemahaman baru kepada
mereka mengenai nilai, modus dan
cara kerja sistem kapitalisme.
Sebelumnya kami hanya tahu istilah
kapitalisme sama dengan sistem eko-
nomi yang menghisap. Namun Mas
Taqi memberikan pemahaman utuh
apa itu kapitalisme, ujar seorang
peserta.
Kemudian materi tentang Sosial-
isme Demokrasi diberikan agar pe-
serta mengetahui payung ideologi
koperasi. Firdaus Putra memulai
telisiknya dari sejarah Sosialisme
Utopisnya Robert Owen, Sosialisme
Ilmiahnya Karl Marx dan berujung
pada Sosialisme Demokrasi.
Berikutnya materi Koperasi di
Antara Negara dan Pasar diberikan
agar peserta memahami medan
pertarungan koperasi yang bagai
ayunan bandul. Darsono, GM Kop-
kun, mengupas tuntas materinya
setebal 20an halaman.
Dodi Faedulloh, Kabid. Or-
ganisasi Kopkun, membawakan
materi Koperasi dan Gerakan Sosial
Baru. Ia berpesan perlunya koperasi
membangun jaringan strategis den-
gan gerakan-gerakan sosial di seki-
tarnya. Misalnya Kopma, bisa saja
mereka melakukan aliansi dengan
Organisasi Mahasiswa Ekstra Kam-
pus. Toh tujuannya sama: sama-
sama menolak sistem kapitalisme,
terangnya.
Telisik realitas diantarkan oleh
Suroto, Ketua AKSES Indonesia, yang
bicara soal Potret Koperasi di Indo-
nesia. Tentu saja tak berhenti ada
cerita muram, beliau juga menyam-
paikan kisah sukses koperasi di Indo-
nesia. Sukses dalam artian: besar
dan tetap memegang jati diri, nilai
dan prinsip koperasi.
Bagi sebagian kalangan, materi
itu sekedar wacana yang menga-
wang. Namun sebenarnya itulah
sumber inspirasi bagi koperasi. []
Page 6 Kopkun Corner Edis i 30|12|13
Berkoperasi, Jangan Sekedar Belajar Bisnis
Misalnya Kopma, bisa saja mereka melakukan aliansi den-
gan Organisasi Mahasiswa Ekstra
Kampus
Peserta Educamp unjuk hasil masakan masing-masing kelompok.
Koperasi itu kumpulan
orang. Bukan kumpulan
modal. Harusnya juga
bukan sekedar bisnis.
-
Page 7 Kopkun Corner Edis i 30|12|13
P asca International Year of Co-
operative 2012, saat ini gerakan
koperasi dunia fokus pada
agenda Dekade Koperasi 2020. Dalam
website resminya www.ica.coop,
International Cooperative Alliance
(ICA), sebagai induk organisasi
koperasi dunia menerangkan agenda
tersebut.
Dekade 2020 merupakan suatu
cetak biru bagi gerakan koperasi di
dunia sampai tahun 2020 mendatang.
Tujuan strategis cetak biru ini sebagai
berikut:
1. Pengakuan kepemimpinan
koperasi dalam masalah ekonomi,
sosial dan kelestarian lingkungan.
2. Menjadikan koperasi sebagai
model bisnis yang disukai banyak
orang.
3. Membentuk koperasi sebagai
perusahaan berkembang secara
cepat.
Tiga tujuan besar itu diturunkan
dalam kerangka program sebagai
berikut:
1. Meningkatkan partisipasi pengurus
dan anggota koperasi. Partisipasi
anggota secara demokratis
adalah cara koperasi dalam
melakukan bisnis. Dan ini
merupakan bagian utama dari
apa yang menjadi ciri beda
koperasi dengan bisnis yang
dimiliki investor.
2. Peran koperasi dalam
pembangunan keberlanjutan.
Salah satu cara dengan inovasi
dalam akuntansi. Saat ini mulai
banyak inisiatif dimana bisnis,
bisnis sosial dan badan amal
didorong untuk membaca kinerja
non-keuangan mereka, seperti
Triple Bottom Line (TBL), Balance
Scorecard Approach, Social
Return on Investment (SROI),
Social Impact Reporting dan
Pengukuran Kesejahteraan.
3. Membangun media kampanye
dan untuk menjaga identitas
koperasi. Tujuannya agar setiap
ikon menjadi identitas visual
baru koperasi. Dan ikon itu akan
digunakan sebagai media
kampanye umum dengan
kesatuan tujuan. ICA akan
menyediakan logo dan tagline
tertentu yang digunakan semua
koperasi di dunia.
4. Memastikan kerangka hukum
yang mendukung bagi
pertumbuhan koperasi di suatu
negara. ICA akan membangun
jaringan internasional bagi dinas
pemerintah yang menangani
koperasi. Tujuannya untuk
memberi pedoman tentang
bagaimana menerapkan prinsip
koperasi. ICA juga akan
memberi asistensi kepada
anggota parlemen, legislator
dan pembuat kebijakan melalui
studi perbandingan hukum di
beberapa negara.
5. Menjaga modal koperasi dan
menjamin kontrol anggota.
Koperasi harus menemukan
cara membangun modal yang
tepat. Tapi cara itu sejauh
mungkin tidak merusak identitas
koperasi.
Dengan kerangka seperti di
atas, pertumbuhan koperasi
diharapkan semakin cepat. Di sisi
lain, pertumbuhan itu tetap berpijak
pada nilai dan prinsip. Slogan
Cooperative Enterprises Build A
Better World bisa menjadi spirit
gerakan koperasi secara global.
Rancang bangun untuk itu sudah
dibuat, diharapkan semua koperasi
dapat mengadaptasinya. Dan
blueprint selengkapnya bisa diunduh
pada: www.ica.coop. []
Dekade 2020 merupakan suatu cetak biru bagi gerakan koperasi
di dunia sampai tahun 2020
mendatang
Mengenal Dekade Koperasi 2020
-
REDAKSI
A da humor di pelajaran geografi. Suatu
siang di Sekolah Dasar, seorang guru
memanggil muridnya, Slamet, coba
tunjuk mana benua Australia? Slamet maju
dan menunjuk pulau Kanguru itu. Ya, betul,
ujar Si Guru. Guru, Anak-anak, siapa hayo
penemu benua Australia? Serentak murid
menjawab, Slamet, Bu!.
Ya , itulah humor yang sering beredar.
Dan kenyataannya, hal itu sering kita jumpai. Misalnya
seorang Guru bertanya, Siapa penemu benua
Amerika, Siapa penemu benua Australia dan seterus-
nya. Bahkan bila kita sempat googling, ketiklah penemu
benua, hasilnya satu juta entri.
Entri itu menggambarkan bahwa pertanyaan atau
pernyataan penemu benua sudah kaprah dipakai.
Tentu dari SD sampai sekarang. Lalu apa masalahnya?
Bukankah benar James Cook penemu benua Austra-
lia? Atau Columbus penemu benua Amerikapenelitian
sejarah terkini menyebut: Khaskhas Ibnu Saied Ibn As-
wad, datang lima abad sebelum Columbus.
Ini bukan debat soal siapa penemu sejati benua-
benua di dunia. Namun mengapa kita gunakan istilah
penemu, menemukan atau penemuan. Seolah
benua itu tak pernah ada sebelumnya. Faktanya, ada
suku Indian sebelum Columbus atau Khaskhas datang.
Ada suku Aborigin sebelum Cook ke sana. Ada orang
Afrika sebelum bangsa Boer (Belanda) ke sana. Singkat-
nya benua itu sudah ada dan bertuan.
Alhasil bahasa kita, yang menyebut momen itu seba-
gai penemuan sungguh tak berdasar. Justru sebaliknya,
bahasa seperti itu menyimpan tabir gelap: mengapa
hanya si penemu yang berhak mendefinisikan benua
itu? Seolah keberadaan benua-benua itu ada hanya
saat kesadaran bangsa Eropa, melalui penjelajahan
samudera, berhasil menjangkaunya.
Nalar seperti itu yang disebut sebagai Eurosentrisme
atau Orientalisme. Nalar yang menempatkan Eropa/
Barat sebagai pusat peradaban. Dan memberinya hak
istimewa untuk mendefinisikan ini-itu. Dan sayangnya,
nalar itu merembes ke bahasa Geografi kita.
Soal penemuan ini juga tak sepenuhnya indah,
apalagi heroik. Sebaliknya,
penemuan menandai
babak menyakitkan bagi
pribumi. Tengoklah sejarah
apartheid di Afrika, yang
muncul setelah Belanda
singgah ke sana.
Lihatlah pula Perang
Sipil di Amerika dan pem-
inggiran Aborigin di Austra-
lia. Atau lihatlah sejarah
kita, yang mana pasca
ditemukan Belanda,
pribumi jadi inlander.
Alih-alih sebagai pres-
tasi gemilang, penemuan
adalah momen kolonial-
isme atawa penjajahan.
Dan di tengah peristiwa
seperti itu, Nelson Madela
lahir sebagai pribumi
revolusioner. Perjuangan
melawan politik rasisme/
apartheid ia lakukan sejak
1952-1991. Ia, berhasil.
Mereka, berhasil.
Sosok Mandela
mengingatkan kita bahwa
nalar rasistik adalah salah.
Dan sebangun dengan itu,
nalar Eurosetrisme/ Orien-
talisme juga salah. Maka,
wajib kita lawan![]
Bahasa
Geografi Kita
Oleh: Firdaus Putra HC - M. Organisasi Kopkun
Penanggungjawab:
Herliana, SE.
Pimpinan Redaksi:
Firdaus Putra, S.Sos.
Redaksi Pelaksana:
Katiti Nursetya
Kontributor:
Dodi Faedulloh
B anyak yang bertanya bagaimana menjadi anggota Kopkun? Edisi
kali ini akan kami beberkan mudahnya menjadi anggota: 1.
Mengisi formulir pendaftaran 2. Mengikuti Pengenalan Dasar
(wajib) 3. Menyelesaikan administrasi termasuk membayar Simpanan
Pokok Rp. 1.000 dan Simpanan Wajib Rp. 10.000. Kelengkapan yang
perlu disiapkan: foto kopi KTP/ KTM dan pas foto 4x6/ 3x4 dua lembar.
Keuntungan jadi anggota Kopkun: 1. Diskon untuk produk tertentu di
Kopkun Swalayan 2. Diskon 20% untuk Sekolah Menulis Storia & Entre-
preneur Creativa. 3. Belajar berwirausaha, kepemimpinan dan mana-
jerial. 4. Berpeluang menjadi parttimer dan atau fasilitator 5. Keman-
faatan dalam bentuk sosial-budaya lainnya. Lebih lengkapnya datang
langsung ke Kopkun Lt.2. Kami tunggu ya!
Pemasangan Iklan: 08996600388 (Katiti)