Download - Buku Evaluasi Diri USU
BUKU EVALUASI DIRI
PROGRAM PENDIDIKANDOKTER SPESIALIS-1 ILMU PENYAKIT
DALAM
PROGRAM STUDIPENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS PENYAKIT
DALAMFAKULTAS KEDOKTERAN 1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, maka
penyusunan buku Evaluasi Diri 2015 Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dapat diselesaikan
dengan baik. Buku Evaluasi Diri ini merupakan kelengkapan dari Borang
Akreditasi Program Studi Ilmu Penyakit Dalam FK USU.
Tujuan umum Program Pendidikan Dokter Spesialis Penyakit
Dalam setelah melalui proses belajar dengan suatu kurikulum adalah
untuk menghasilkan lulusan yang: (1) Mempunyai rasa tanggung jawab
dalam pengamalan ilmu kesehatan sesuai dengan kebijakan Pemerintah
berdasarkan Pancasila; (2) Mempunyai pengetahuan yang luas dalam
bidang Ilmu Penyakit Dalam serta mempunyai keterampilan dan sikap
yang baik sehingga sanggup memahami dan memecahkan masalah
kesehatan secara ilmiah dan dapat mengamalkan ilmu kesehatan kepada
masyarakat yang sesuai dengan bidang Ilmu Penyakit Dalam secara
optimal; (3) Mampu menentukan, merencanakan dan melaksanakan
pendidikan dan penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmu
ketingkat akademik yang lebih tinggi; (4) Mampu mengembangkan sikap
pribadi sesuai dengan etik ilmu dan etik profesi.
Tujuan Khusus dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Penyakit
Dalam ialah menghasilkan Spesialis yang mempunyai pengetahuan dan
keterampilan yang cukup serta memiliki sikap yang baik agar dapat
memberikan pelayanan kesehatan dalam bidang Ilmu Penyakit Dalam
secara optimal sesuai dengan keadaan dan kebutuhan masyarakat.
Buku Evaluasi Diri yang disusun ini merupakan evaluasi Program
Studi Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara, meliputi: Analisis SWOT; Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran; Profil Tata
Pamong; Peserta Didik dan Lulusan; Sumber Daya Manusia; Kurikulum,
Pembelajaran dan Suasana Akademik; Pembiayaan, Sarana dan
Prasarana Serta Sistem Informasi; Penelitian, Pelayanan/Pengabdian
Kepada Masyarakat, dan Kerja Sama. Semua profil tersebut telah
dianalisis dan dilengkapi dengan data pendukung baik dalam bentuk tabel
4
maupun dokumen pendukung lainnya. Diharapkan hasil Evaluasi Diri ini
dapat dipergunakan sebagai indikator kinerja Program Studi Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara dalam rangka
pengembangan pendidikan sesuai dengan Visi, Misi dan Tujuan
Pendidikan Program Studi Ilmu Penyakit Dalam FK USU.
Medan, 1 Mei 2015
Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran USU
Ketua Program Studi,
dr. Zainal Safri, SpPD-KKV, SpJP
NIP.196805041999031001
Ketua Departemen,
dr. Refli Hasan,SpPD, SpJP(K)
NIP.196104031987091001
5
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................1
Daftar Isi..........................................................................................................4
Ringkasan.......................................................................................................5
Susunan Tim Penyusun dan Deskripsi Tugas.................................................6
Deskripsi SWOT setiap komponen.................................................................8
Analisis SWOT..............................................................................................29
Strategi pengembangan .... .……………………………………………………..37
Daftar rujukan………………………………………..........................................39
Lampiran
6
Ringkasan
Laporan Evaluasi Diri Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
dilakukan untk mempelajari kemajuan yang telah dicapai serta kendala
yang dihadapi sehingga dapat dirancang rencana pengembangan
selanjutnya secara tepat. Evaluasi Diri Program Studi Pendidikan Dokter
Spesialis Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara terdiri dari Deskripsi SWOT ( Strength, Weakness, Opportunity,
Threat ), Analisis SWOT antar komponen dan Strategi Pengembangan.
Deskripsi SWOT meliputi aspek Visi, Misi, Sasaran dan Tujuan, Tata
Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, dan Penjaminan Mutu,
Mahasiswa dan lulusan, Sumber daya manusia, Kurikulum pembelajaran
dan suasana akademik, Pembiayaan, Sarana dan Prasarana Serta Sistem
Informasi, Penelitian, Pelayanan/ Pengabdian Kepada Masyarakat, dan
Kerja Sama. Kemudian dilakukan Analisis SWOT dikaji menurut aspek
Masukan, Proses, Keluaran, sebagai dasar untuk menentukan strategi
yang tepat untuk pemecahan masalah, perbaikan dan pengembangan
program studi. Selanjutnya adalah penyusunan rencana tindakan untuk
melakukan program penanganan kelemahan dan ancaman berdasarkan
prioritas penanganan.
7
SUSUNAN TIM PENYUSUN DAN DESKRIPSI TUGAS MASING-MASING
Nama Jabatan Deskripsi tugas Tanda tangan
dr. Zainal Safri,
SpPD-KKV,
SpJP
Ketua Program Studi
Ilmu Penyakit Dalam
Mengawasi dan
menentukan materi
pengisian Laporan
Evaluasi Diri
Program Studi
Pendidikan Dokter
Spesialis Penyakit
Dalam FK USU
Menyusun deskripsi
dan analisis SWOT
tentang Visi, Misi
dan Sasaran
Program Studi
dr. Refli Hasan,
SpPD, SpJP(K)
Ketua DepartemenIlm
u Penyakit Dalam
Menyusun deskripsi
dan analisis SWOT
tentang Tata
Pamong,
Kepemimpinan,
Sistem
Pengelolaan, dan
Penjaminan Mutu
dr. Wika Hanida
Lubis, SpPD-
Kpsi
Sekretaris Program Studi
Ilmu Penyakit
Menyusun deskripsi
dan analisis SWOT
tentang Sumber
8
Dalam Daya Manusia
Menyusun deskripsi
dan analisis SWOT
tentang Kurikulum,
Pembelajaran dan
Suasana Akademik
Sekretaris TKP PPDS
Menyusun format
Laporan Evaluasi
Diri Program Studi
Menyusun deskripsi
dan analisis SWOT
tentang mahasiswa
dan lulusan
dr. Dairion
Gatot, SpPD-
KHOM
Koordinator Pendidikan
Menyusun deskripsi
dan analisis SWOT
tentang
Pembiayaan,
Sarana dan
Prasarana Serta
Sistem Informasi
Menyusun deskripsi
dan analisis SWOT
tentang Penelitian,
Pelayanan/
Pengabdian Kepada
Masyarakat, Dan
Kerja Sama
9
DESKRIPSI KOMPONEN DAN SWOT SETIAP KOMPONEN
1. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Visi:
Menjadi institusi pendidikan yang profesional dalam menghasilkan
lulusan Spesialis Penyakit Dalam yang mandiri, berkualitas, dan
beretika, serta dapat bersaing di kawasan Asia Tenggara pada tahun
2020.
Misi :
(1) Menambah dan meningkatkan kualitas lulusan sesuai dengan
kompetensi di bidang penyakit dalam.
(2) Membangun kerjasama dengan institusi lain dalam rangka
meningkatkan pendidikan, pelayanan dan pengabdian masyarakat
dalam bidang penyakit dalam.
(3) Menghasilkan lulusan Spesialis Penyakit Dalam yang bermanfaat
bagi perubahan kehidupan masyarakat luas yang lebih baik.
(4) Melengkapi sarana dan prasarana yang memperkuat proses
pembelajaran dan penelitian yang berhubungan dengan Ilmu
Penyakit Dalam.
Tujuan Umum Pendidikan Dokter Spesialis Penyakit Dalam ialah
setelah melalui proses belajar dengan suatu kurikulum menghasilkan
lulusan yang:
1) Mempunyai rasa tanggung jawab dalam pengamalan ilmu
kesehatan sesuai dengan kebijakan pemerintah berdasarkan
Pancasila
2) Mempunyai pengetahuan yang luas dalam bidang Ilmu Penyakit
Dalam serta mempunyai keterampilan dan sikap yang baik
sehingga sanggup memahami dan memecahkan masalah
kesehatan secara ilmiah dan dapat mengamalkan ilmu kesehatan
11
kepada masyarakat yang sesuai dengan bidang Ilmu Penyakit
Dalam secara optimal
3) Mampu menentukan, merencanakan dan melaksanakan pendidikan
dan penelitian secara mandiri dan mengembangkan ilmu ketingkat
akademik yang lebih tinggi
4) Mampu mengembangkan sikap pribadi sesuai dengan etik ilmu dan
etik profesi
Tujuan Khusus dari Pendidikan Dokter Spesialis Penyakit Dalam FK
USU ialah menghasilkan Spesialis yang mempunyai pengetahuan dan
keterampilan yang cukup serta memiliki sikap yang baik agar dapat
memberikan pelayanan kesehatan dalam bidang Ilmu Penyakit Dalam
secara optimal sesuai dengan keadaan dan kebutuhan masyarakat.
Sasaran Program Studi
1) Terwujudnya atmosfer akademik yang kondusif dan berkualitas.
2) Tercapainya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
sektor pendidikan dan pengelolaan institusi pendidikan.
3) Terwujudnya pembelajaran berbasis evidences.
4) Dihasilkannya lulusan yang memiliki kompetensi dalam
penguasaan IPTEK, berbudaya dan profesional sehingga mampu
bersaing dalam pasar kerja nasional, regional dan global.
5) Tercapainya peningkatan reputasi dan pengakuan internasional di
bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.
6) Tercapainya peningkatan jejaring kerjasama internasional dalam
bidang penelitian dan pertukaran staf dengan sentra lain di luar
negeri.
7) Dihasilkan lulusan yang memiliki pengalaman membawakan hasil
penelitian di pertemuan ilmiah internasional.
12
Untuk tujuan “Menjadi Program studi yang mandiri, profesional dan memiliki tata kelola yang baik” :
1) Memiliki sistem pengelolaan data akademik, kepegawaian,
administrasi keuangan dan administrasi barang/aset.
2) Terciptanya good governance dalam sistem manajemen.
3) Tercapainya peningkatan kapasitas kerjasama dan pengembangan
usaha yang berkelanjutan untuk mengoptimalkan eksistensi
organisasi yang unggul, mandiri dan berbudaya.
Deskripsi Kekuatan, Kelemahan, Peluang, Ancaman (Strength, Weakness, Opportunity, Threat/SWOT)
Kekuatan
Visi , Misi, Tujuan dan
Sasaran Program Pendidikan
Dokter Spesialis Ilmu
Penyakit Dalam FK USU
sudah sesuai dengan Visi,
Misi, dan Tujuan FK USU.
Sesuai dengan Tri Dharma
Perguruan Tinggi.
Visi sudah terukur.
Kelemahan
Visi, Misi, Tujuan tidak
sepenuhnya diketahui
dandimengerti oleh semua staf
pendidik maupun peserta didik.
Tidak semua staf pendidik
maupun peserta didik
menganggap visi, misi, tujuan
Program Studi sebagai hal
yang penting.
Peluang
Penilaian akreditasi Program
Studi adalah peluang
meningkatkan nilai dan
kehormatan institusi
Ancaman
Keengganan staf pendidik
maupun peserta didik
memahami Visi, Misi, Tujuan
Program Studi.
13
pendidikan.
Dukungan dari Fakultas dan
Universitas.
2. Tata Pamong, Kepemimpinan, Sistem Pengelolaan, dan Penjaminan Mutu
Pola tata pamong yang diterapkan di Universitas Sumatera Utara
mengacu pada PeraturanMenteri Keuangan Nomor 119/PMK.05/2007
pasal 5 yang merupakan peraturan internalSatuanKerja (Satker) yang
menetapkan :
(i) Organisasi dan tata pamong, mencakupstruktur organisasi,
prosedur kerja, pengelompokan fungsi yang logis,
(ii) Ketersediaan dan pengembangan sumber daya manusia, serta
(iii) Efisiensi biaya.
Program studi Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera Utara
memiliki tata pamong yangmenjamin terwujudnya visi, terlaksananya misi,
tercapainya tujuan, berhasilnya strategi yang digunakan secara kredibel,
transparan, akuntabel, bertanggungjawab, dan adil. Sistem tata pamong
yang ada di Program Studi Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatera
Utara terdiri atas Ketua Program Studi (KPS), Sekretaris Program Studi
(SPS), Bendahara, Koordinator Pelayanan, Koordinator Pengabdian
Masyarakat, Koordinator Pendidikan, Koordinator Penelitian, Koordinator
Tahap I, Koordinator Tahap II, Koordinator Tahap III, dan Tim seleksi
peserta PPDS.
Dalam rangka pengembangan program studi, maka diperlukan
pemimpin yang kompeten, berdedikasi tinggi, jujur, dan takwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Tata cara pemilihan KPS berdasarkan aturan
yang sudah jelas. Tugas dari masing-masing jabatan dalam struktur
organisasi program studi juga sudah dibagi secara jelas.
14
Pola kepemimpinan yang dilakukan di program studi meliputi:
1. Kepemimpinan operasional
Pimpinan program studi (KPS) dalam melaksanakan
kepemimpinannya, terlibat dalam operasional kegiatan Program studi
yang berpedoman pada program kerja sesuai dengan uraian tugas dan
fungsi jabatan yang tertuang dalam struktur organisasi program studi
serta tetap aktif dalam bimbingan peserta didik di divisi yang
bersangkutan.
2. Kepemimpinan organisasional
Pimpinan program studi (KPS), dalam melaksanakan
kepemimpinannya senantiasa berpedoman pada uraian tugas masing-
masing dan selalu mengorganisasikan uraian tugasnya sesuai dengan
struktur organisasi yang berlaku di Fakultas Kedokteran. Kepeminpinan
organisasi juga tercermin dalam keterlibatan KPS pada organisasi
organisasi lain baik internal maupun eksternal Program Studi (PAPDI,
IDI.
3. Kepemimpinan publik
Pimpinan program studi (KPS), dalam melaksanakan
kepemimpinannya senantiasa mempertanggungjawabkan kepada
publik dan selalu membina hubungan kerjasama yang baik dengan staf
pendidik lainnya melalui rapat bulanan pengelolaan prodi serta rapat
pleno setiap bulan dengan seluruh staf pendidik prodi.
Sistem pengelolaan program studi dilakukan secara terstruktur, meliputi
1. Perencanaan
Dalam melaksanakan fungsi perencanaan dimulai dari hal-hal yang
bersifat mendasar berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang
terukur dan realistik untuk dicapai.
2. Pengorganisasian
Perencanaan yang sudah disusun dalam pelaksanaannya
dilakukan oleh dekanat, program studi, unit kerja disesuaikan
dengan tupoksi masing-masing.
15
3. Penstafan
Dalam melakukan pengelolaan tenaga akademik dan tenaga
kependidikan melalui fungsi staffing dilakukan dengan cara
memberi kesempatan kepada tenaga akademk untuk menentukan
bidang keahlian sesuai dengan minatnya dan diupayakan untuk
memperoleh pendidikan lebih tinggi yang linier dengan konsentrasi
pendidikan sebelumnya.
4. Pengawasan
Sistem pengawasan dilakukan melalui audit internal dan eksternal.
Penjaminan Mutu Program Studi diawasi oleh Unit Penjamin Mutu
yang tertuang dalam struktur organisasi. Mutu program studi juga
dievaluasi oleh semua staf pendidik melalui rapat rutin pendidikan di
bagian. Mutu program studi juga dinilai oleh badan penjamin mutu
eksternal melalui penilaian akreditasi.
Deskripsi SWOT
Kekuatan
Sistematisasi pelaksanaan
program pendidikan dapat
terselenggara dengan baik.
Mekanisme penilaian kualitas
Program Studi dikoordinasikan di
tingkat Fakultas.
Struktur organisasi yang baik,
dengan pembagian tugas yang
jelas.
Kelemahan
Melibatkan banyak pihak
yang memiliki motivasi dan
semangat yang tidak sama.
Tugas pelayanan dan
pendidikan yang dituntut
secara bersamaan.
Sosialisasi dan
pelaksanaan Sistem
Penjaminan mutu masih
belum dipahami
sepenuhnya oleh
penyelenggara Program
16
Studi.
Peluang
Kebutuhan masyarakat akan
pelayanan di bidang Penyakit
Dalam semakin meningkat.
Peningkatan mutu Program Studi
Pendidikan Dokter Spesialis
Penyakit Dalam yang
berkelanjutan.
Ancaman
Dukungan biaya yang
kurang memadai untuk
penyelenggaraan program
Penurunan mutu pendidikan
akibat sistem penjaminan
mutu yang tidak berjalan
sempurna.
3. Peserta Didik dan Lulusan
Sistem rekrutmen peserta didik baru mencakup kebijakan
rekrutmen calon peserta didik baru, kriteria seleksi peserta didik baru,
sistem pengambilan keputusan, dan prosedur penerimaan peserta didik
baru.Sistem rekrutmen peserta didik baru yang diterapkan mengacu pada
ketentuan umum dari lembaga universitas ditambahkan aturan khusus
keahlian dibidang penyakit dalam.
Seleksi dilaksanakan secara transparan, dengan kriteria kelulusan
yang jelas. Kelulusan calon mahasiswa baru ditentukan berdasarkan daya
tampung program studi. Kriteria dinyatakan lulus adalah ranking teratas
dari hasil ujian TOEFL, TPA, tes kompetensi dasar, wawancara dan
kelengkapan berkas administrasi. Hasil tes kesehatan merupakan bahan
pertimbangan bagi calon mahasiswa program dokter spesialis. Jumlah
peserta didik yang diterima mengacu pada formula beban kerja dosen.
17
1 2 3 4 5 60102030405060
Chart Title
SeleksiDiterimaColumn1
Pada grafik di atas tampak peningkatan jumlah peminat yang
mengikuti seleksi ujian masuk. Sedangkan jumlah penerimaan cenderung
stabil dalam 6 periode terakhir.
sKualitas peserta didik cukup membanggakan, dapat dilihat dari
prestasi yang mereka capai. Dalam 3 tahun terakhir, peserta didik
memenangkan 12 penghargaan kompetisi ilmiah di tingkat nasional.
Peserta didik yang telah lulus, juga tetap berperan serta dalam
pengembangan program studi dengan menyumbangkan sarana yang
diperlukan untuk kelancaran proses pendidikan, dan terlibat sebagai
pengajar di rumah sakit jejaring.
18
Data jumlah peserta didik 12 semester terakhir
Tahun Masuk
Jumlah Peserta didik per Angkatan pada Tahun * Jumlah Lulusan s.d.
TS2006-07 2007-08 2008-09 2009-10 2010-11 2011-12 2012-13 2013-14
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
2002-03 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2003-04 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2004-05 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2005-06 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2006-07 2 2 2 2 2 2 2 2 3
2007-08 2 2 2 2 2 2 2 6
2008-09 17 17 17 17 17 17 12
2009-10 25 25 25 25 25 4
2010-11 33 33 33 33
2011-12 26 26 26
2012-13 25 25
2013-14 20
Jumlah 154
Deskripsi SWOT
Kekuatan
Daya tampung peserta didik
yang cukup besar.
Sistem dan kurikulum
pendidikan dokter spesialis
yang semakin singkat dan
berbobot.
Kelemahan
Lulusan tiap tahunnya
yang masih rendah
dibandingkan jumlah
peserta didik yang
diterima.
Angka kelulusan ujian
19
Masa pendidikan yang sangat
efisien.
Organisasi peserta didik yang
solid dan kerjasama yang erat
antar pusat pendidikan
penyakit dalam.
Sebagai pusat pendidikan
adaptasi bagai lulusan SPPD
dari luar negeri.
Adanya organisasi alumni.
kolegium yang belum
100%.
kurangnya motivasi
belajar peserta didik,
untuk mau belajar
mandiri.
Masih rendahnya
partisipasi lulusan dalam
upaya pengembangan
institusi.
Peluang
Minat calon peserta didik yang
semakin meningkat setiap
tahun.
Kebutuhan ahli penyakit dalam
diseluruh wilayah Indonesia
yang semakin meningkat.
Kerjasama dengan beberapa
negara di Asia Tenggara
dalam penyelenggaraan
pendidikan dokter spesialis.
Bali sebagai daerah pariwisata
yang menjadi daya tarik calon
peserta didik.
Adanya dorongan untuk
mempercepat masa studi dari
Ancaman
Menurunnya minat calon
peserta didikuntuk
menempuh pendidikan
spesialis penyakit dalam
di FK USU.
Percepatan masa studi
mengakibatkan
menurunnya kompetensi
yang dicapai peserta
didik, karena kasus yang
ditangani akan semakin
sedikit, dan keterampilan
yang dimiliki akan
menurun.
20
pemerintah, untuk mencetak
lebih banyak ahli penyakit
dalam.
4. Sumber Daya Manusia
Untuk menjamin mutu penyelenggaraan program pendidikan
secara bermutu dan berkelanjutan telah dilaksanakan suatu sistem
seleksi, penempatan, pengembangan dan retensi dan pemberhentian
tenaga dosen dan tenaga pendidikan. Secara umum dilaksanakan
oleh Pembantu Dekan II beserta jajarannya mulai dari perencanaan,
kebutuhan, rekrutmen, pembinaan, dan pengembangan sampai
dengan akhir masa tugas (pensiun) sesuai dengan
ketentuan/peraturan yang berlaku. Disesuaikan dengan skala prioritas
kebutuhan bagian/unit kerja yang ada di fakultas.
Pelaksanaan sistem seleksi dan pengembangan ini
dilaksanakan setiap tahun sampai saat ini. FK USU telah merancang
suatu prioritas rekrutmen staf akademik sebagai suatu kebutuhan
bagian. Untuk tenaga pendukung tetap dan sistem pengadaannya
dilakukan melalui pengisian formasi dari departemen, penerimaan
mutasi dari unit kerja di lingkungan USU serta melakukan kontrak
kerja sesuai dengan kualifikasi yang diperlukan. Sedangkan
pemanfaatannya sesuai dengan yang telah direncanakan
sebelumnya. Untuk menentukan jumlah staf yang dibutuhkan
mengunakan formula sebagai berikut. Pertama kita menghitung beban
kerja. Beban kerja dihitung dengan formula:
Beban kerja = transaction time X Volume Transaction
Selanjutnya menghitung jumlah dokter yang dibutuhkan per hari:
Jumlah dokter/ hari = beban kerja / jam kerja efektif
21
Dalam tugas sehari-hari dosen sebagai tenaga pengajar
berkewajiban untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi
secara hirarki berada di bawah kewenangan Pembantu Dekan I.
Sedangkan tenaga pendukung yang mengerjakan tugas-tugas
administrasi dibawah kewenangan Pembantu Dekan II. Untuk menilai
kinerja para dosen secara keseluruhan dilaksanakan melalui penilaian
DP3 yang dilaksanakan setiap tahun. Sedangkan untuk menilai kinerja
dosen secara khusus dilaksanakan melalui tri dharma perguruan tinggi
yaitu pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat.
Untuk menilai kinerja dosen dilakukan dengan menilai beban
mengajar, meneliti, dan melakukan pengabdian masyarakat. Kinerja
dosen dalam tri dharma perguruan tinggi tersebut direkam dalam
Ekivalensi Waktu Mengajar Penuh (EWMP) yaitu minimal 12 SKS.
Tercatat dosen yang telah melaksanakan kegiatan tri dharma dengan
beban SKS >12 adalah 83%. Pedoman tertulis pengisian EWMP
diatur tersendiri sehingga menjadi standar bagi dosen dalam
melaksanakan kinerjanya di Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.h
Deskripsi SWOT
Kekuatan
Memiliki 3 Guru Besar
Jumlah tenaga pendidik
yang cukup banyak
dengan kualifikasi
Kelemahan
Standar sistem perekrutan
belum ada, Staf PPDS
Penyakit Dalam atau dari
RSUP
Tidak semua divisi
memiliki Guru Besar
22
profesor, doktor, dan
konsultan.
Perekrutan SDM / Staf
Pendidik baru hampir
semua lulusan FK USU.
Staf kependidikan sudah
berpengalaman untuk
mengatur Administrasi
Program Studi.
Sistem Penghargaan dan
Sanksi berjalan baik
Pendidikan Konsultan Sp-
II masih sedikit
Standar sistem perekrutan
belum terstruktur dan
disesuaikan dg sistem
perekrutan FK USU.
Sistem jenjang pendidikan
atau pelatihan untuk Staf
Kependidikan belum
terstruktur.
Jumlah dosen yang
memiliki sertifikat
mengajar masih sedikit.
Peluang
Banyaknya Kesempatan
untuk mengikuti Pelatihan
dan Seminar untuk
meningkatkan skill atau
pengetahuan.
Dukungan farmasi bagi
dosen yang ingin
mengikuti pelatihan atau
seminar ilmiah, baik di
dalam maupun luar
negeri.
Ancaman
Beban kerja staff pendidik
yang cukup besar akan
sangat mengurangi waktu
untuk membimbing peserta
didik.
Penurunan potensi staf
pendidik akibat sistem
pendidikan dan pelatihan
staf yang tidak sempurna.
23
Penerimaan dosen baru
bisa dari lulusan yang
sudah diketahui
kemampuannya.
5. Kurikulum, Pembelajaran Dan Suasana Akademik
Kurikulum memuat standar kompetensi lulusan yang terstruktur
dalam kompetensi utama, pendukung dan lainnya yang mendukung
tercapainya tujuan, terlaksananya misi, dan terwujudnya visiprogram
studi. Kurikulum memuat mata kuliah/modul/blok yang mendukung
pencapaian kompetensi lulusan dan memberikan keleluasaan pada
peserta didik untuk memperluas wawasan dan memperdalam keahlian
sesuai dengan minatnya, serta dilengkapi dengan deskripsi mata
kuliah/modul/blok, silabus, rencana pembelajaran dan evaluasi.
Kurikulum dirancang berdasarkan relevansinya dengan tujuan,
cakupan dan kedalaman materi, pengorganisasian yang mendorong
terbentuknya hard skills dan keterampilan kepribadian dan perilaku
(soft skills) yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi.
Kurikulum pendidikan disusun berdasarkan buku standar
kompetensi nasional. Terdapat 7 area kompetensi yang merupakan
standar minimal kompetensi spesialis penyakit dalam. Kompetensi
khusus atau keunggulan dalam program studi adalah: Pelatihan USG
dasar dan tahap lanjut, yang dilaksanakan setahun dua kali, bekerja
sama dengan LPUK-USG/PUSKI.
Sistem pembelajaran dilakukan secara terstruktur dan tidak
terstruktur. Dalam rangka pencapaian kompetensi, dilaksanakan
kegiatan: Koordinasi Pelayanan, Laporan Jaga Laporan kasus,
24
Laporan kematian, journal reading, textbook reading, dan Sari
Kepustakaan.
Monitoring dan evaluasi peserta didik tertuang dalam panduan
buku log yang sedari awal sudah dibagikan saat peserta didik memulai
pendidikan. Monitoring tersebut meliputi aspek perilaku, psikomotor,
dan kognitif.
Upaya pengembangan perilaku profesional yang mencakup
aspek: etika kedokteran, kemampuan kerjasama dalam tim, dan
hubungan dokter-pasien, telah dilakukan secara konsisten.
Deskripsi SWOT
Kekuatan
Kompetensi pendidikan
yang akan dicapai meliputi
pengetahuan dan
keterampilan dalam 10
bidang Ilmu Penyakit
Dalam (sesuai dengan 10
divisi yg ada).
Pendekatan/metode
pembelajaran yang
diterapkan bersifat
komprehensif baik
terstruktur,tidak terstruktur,
evidence based medicine
dan Case Based
Discussion.
Tahap pendidikan yang
cepat dan efisien yang
meliputi tahap I, Tahap II
Kelemahan
Beban kerja staf pendidik
yang cukup besar dan
tidak fokus hanya untuk
peserta didik.
Dosen pembimbing karya
tulis melebihi kuota untuk
peserta didik.
25
(10 Divisi), dan Tahap III.
Laporan pagi (morning
report) dilakukan secara
berkelanjutan, dengan
memberi kesempatan
peserta didik
mengekspresikan
keilmuannya dengan
panduan moderator.
Kegiatan ilmiah yang
cukup banyak.
Kesempatan untuk belajar
di RS Jejaring.
Adanya USG tahap dasar
dan lanjutan.
Peluang
Peluang untuk
menghasilkan spesialis
penyakit dalam berkualitas,
baik dari segi keilmuwan,
keterampilan, dan sikap.
Kurikulum pendidikan yang
bersifat longgar dan tidak
mengikat, memberikan
kesempatan kepada pusat
pendidikan untuk
mengembangkan sistem
dan proses pendidikan
Ancaman
Konsistensi yang kurang
dalam menjalankan
sistem pendidikan yang
sudah ditetapkan.
Pelayanan RS yang
banyak, yang tentunya
memberi insentif yang
lebih besar
Jumlah kasus yang
terbatas, sehingga tidak
semua peserta didik
mendapatkan
26
yang lebih baik, dan
efisien.
Pengembangan USG
tahap lanjut di setiap divisi
Pengembangan fasilitas IT
kesempatan yang sama
untuk mencapai
kompetensinya.
Kasus - kasus penyakit
dalam yang kurang
bervariasi untuk dipelajari
oleh peserta didik.
6. Pembiayaan, Sarana dan Prasarana Serta Sistem Informasi
Penyusunan anggaran program studi secara otonom dilakukan di
tingkat fakultas dalam bentuk rencana kerja(renja) tahunan. Sumber dana
untuk program studi berasal dari peserta didik, usaha sendiri, dan
pemerintah.
Sarana penunjang pendidikan berupa ruang diskusi, ruang
pertemuan yang dilengkapi dengan fasilitas meja bersama, internet dan
LCD, perpustakaan dengan fasilitas buku ajar serta jurnal ilmiah, dan
laboratorium mini hematologi.
Deskripsi SWOT
Kekuatan
Rumah sakit pendidikan tipe A
yang sudah terakreditasi.
Ada rumah sakit jejaring,
tempat bagi residen tahap
akhir untuk melaksanakan
tugas mandiri.
Kelemahan
Memerlukan biaya yang
besar untuk melakukan
maintenance/
pemeliharaan terhadap
sumber daya yang ada.
Belum ada tenaga
27
Ada sistem teknologi informasi
berupa wifi yang dapat di
gunakan oleh semua staf
pendidik dan peserta
didikselama 24 jam.
Semua proses penunjang
pendidikan sudah dilakukan
secara “computerized”.
Pembiayaan kegiatan
pendidikan tidak sepenuhnya
dibebankan kepada peserta
didik.
khusus yang mampu dan
terampil untuk melakukan
perawatan dan
pemeliharaan terhadap
sumber daya yang ada.
Peluang
Semua staf maupun peserta
didik dapat menggunakan
sumber daya peralatan yang
ada untuk menunjang
kelancaran proses pendidikan.
Banyak jurnal online yang bisa
di akses secara gratis.
Ancaman
Akses yang luas terhadap
sumber daya
meningkatkan risiko
terjadinya kerusakan
terhadap peralatan yang
ada.
7. Penelitian, Pelayanan/Pengabdian Kepada Masyarakat, Dan Kerja Sama
Pelaksanaan kegiatan penelitian sebagai salah satu wujud dari
pengamalan tri darma perguruan tinggi, telah dilaksanakan secara
28
berkesinambungan. Baik penelitian lokal, nasional bahkan
multinational/multicenter. Hal ini dibuktinya dengan banyaknya hasil
penelitian yang telah dipublikasikan dalam periode 3 tahun terakhir.
Selain melaksanakan tugas penelitian, juga secara rutin melakukan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan melibatkan seluruh
dosen dan peserta didik. Kegiatan ada yang menggunakan biaya sendiri
dan sebagian mendapat dana dari fakultas.
Program studi telah menjalin kerjasama dengan beberapa institusi
dari luar untuk menunjang pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam upaya
mencapai tujuan program studi. Kerja sama dilakukan dengan beberapa
rumah sakit daerah sebagai rumah sakit jejaring dan juga beberapa
universitas dari luar negeri.
Deskripsi SWOT
Kekuatan
Penelitian yang terstruktur
dan berkonsep jangka
pendek, individual memberi
pemahaman yg lebih baik
tentang suatu topik spesifik
yg diteliti.
Program pengabdian
masyarakat merupakan salah
satu tri darma perguruan tinggi
yang akan memberi banyak
manfaat baik bagi peserta didik
maupun masyarakat.
Mendekatkan hubungan
peserta didik (sebagai calon
SpPD) dengan masyarakat
Kelemahan
Belum ada panduan pohon
penelitian yang tertulis
yang mengintegrasikan
setiap penelitian dalam
suatu tema besar yang
sama.
Memerlukan waktu dan
biaya yang besar
sementara peserta didik
juga punya banyak
kewajiban tugas belajar.
Penelitian hanya dianggap
sebagai syarat kelulusan,
bukan berdasar pada
keinginan untuk
29
(bukan saja individu). menghasilkan sesuatu
yang baru.
Peluang
Peluang menjadikan Program
studi sebagai pusat penelitian
bidang penyakit
dalamdidasarkan atas pohon
penelitian yang terstruktur.
Banyaknya ada dana penelitian
dari universitas dan sponsor
swasta/farmasi.
Ancaman
Sosio kultural dan birokrasi
yang agak panjang.
Menurunnya kepercayaan
masyarakat terhadapilmu
kedokteran modern dan
meningkatnya pengobatan
alternatif yang tidak ilmiah.
30
ANALISIS SWOT
Analisis antar komponen (Masukan, Proses dan Keluaran)
1. Masukan, termasuk peserta didik, sumberdaya manusia,
kurikulum, pembiayaan, sarana dan prasarana, serta visi, misi,
sasaran dan tujuan.
Yang menjadi Kekuatan,
terdiri dari:
- Visi, misi, sasaran dan
tujuan Program Studi
yang dirumuskan telah
mengacu kepada Tri
Dharma Perguruan
Tinggi.
- Daya tampung peserta
didik yang cukup besar
(dengan sistem
pendaftaran calon
peserta didik yang
dilakukan secara periodik
2 kali / tahun).
- Biaya pendidikan yang
relatif terjangkau dengan
pengaturan dana
operasional yang
transparan.
- Suasana kerjasama yang
kondusif dengan pihak
Yang menjadi Kelemahan,
terdiri dari:
- Sosialisi yang belum
maksimal menyebabkan
Visi, Misi, Sasaran dan
Tujuan tidak dimengerti
dan diketahui oleh
semua peserta didik.
- Ketersediaan waktu dari
tenaga pendidik yang
tidak fokus hanya untuk
peserta didik, karena
masih harus melakukan
kegiatan pelayanan
pasien rumah sakit.
- Pelayanan Rumah Sakit
yang cukup banyak serta
menyita waktu dan
tenaga staf pendidik.
- Belum ada Standar
Perekrutan Staf
Pendidikan dan
31
Rumah Sakit Pendidikan
dengan semangat yang
sama untuk semakin
mengembangkan diri.
- Jumlah tenaga pendidik
yang memenuhi standar
kompetensi profesi.
- Sistem kurikulum
Program Studi
Pendidikan Dokter
Spesialis berlandaskan
kompetensi dengan
masa pendidikan yang
semakin efisien dan
berbobot.
- Setiap Divisi di Program
Studi telah memilki
sumber daya yang
sangat memadai dan
dilakukan secara
computerized, termasuk
sistem teknologi
informasi yang dapat
digunakan oleh semua
peserta didik.
Kependidikan yang
dievaluasi secara
berkala.
- Sistem Penghargaan dan
Sanksi belum dapat
dijalankan dalam
suasana kerjasama antar
staf pendidik dan
kependidikan.
- Pelatihan / Program
Pengembangan Kualitas
untuk staf kependidikan
belum dilakukan secara
rutin.
- Belum ada tenaga
khusus yang mampu dan
terampil untuk
melakukan perawatan
dan pemeliharaan
terhadap sumber daya
(sarana/prasarana) yang
ada.
- Belum ada tenaga
khusus yang memiliki
keahlian di bidang
kependidikan (master of
medical education).
Yang menjadi Peluang,
terdiri dari:
Yang menjadi Ancaman,
terdiri dari:
32
- Tuntutan untuk
menghasilkan Dokter
Spesialis Penyakit Dalam
berkualitas, baik dari segi
keilmuwan, keterampilan ,
dan sikap.
- Minat calon peserta didik
yang semakin meningkat
setiap tahun.
- Kebutuhan ahli penyakit
dalam diseluruh wilayah
Indonesia yang semakin
meningkat.
- Kerjasama dengan
beberapa negara di Asia
Tenggara dalam
penyelenggaraan
pendidikan Dokter
Spesialis Penyakit Dalam.
- Penilaian akreditasi oleh
Kolegium Ilmu Penyakit
Dalam Indonesia dan
Badan Akreditasi Nasional
-Perguruan Tinggi yang
menuntut adanya
pembaharuan dan
peningkatan berkelanjutan
setiap elemen Program
Studi.
- Menurunnya kualitas
program studi akibat
sistem penjaminan mutu
yang tidak sempurna.
- Akses yang luas terhadap
sumber daya yang ada
dapat menurunkan
reliabilitas dan
meningkatkan risiko
terjadinya kerusakan
terhadap peralatan yang
ada.
33
2. Proses, termasuk tata pamong, kepemimpinan, pengelolaan
program, proses pembelajaran, suasana akademik, sistem
informasi, penjaminan mutu, penelitian dan pelayanan /pengabdian
masyarakat, dan kerjasama.
Yang menjadi Kekuatan, terdiri
dari:
- Stuktur organisasi program
Studi telah disesuaikan
dengan Fakultas Kedokteran
- Kompetensi pendidikan yang
akan dicapai meliputi
pengetahuan dan
keterampilan dalam 10
bidang Ilmu Penyakit Dalam
- Pendekatan/metode
pembelajaran yang
diterapkan bersifat
terstruktur dan tidak
terstruktur, evidence based
medicine, Problem Oriented
Treatment
- Kesempatan untuk belajar
secara mandiri di RS
Jejaring
- Program Combined degree
(Magister Kedokteran Klinik)
yang dapat meningkatkan
kualitas lulusan.
Yang menjadi Kelemahan,
terdiri dari:
- Sistem tata pamong dan
kepemimpinan Program
Studi yang masih
tumpang tindih dengan
Program Bagian /
Fakultas Kedokteran
- Sosialisasi dan
pentingnya pelaksanaan
Sistem Penjaminan mutu
masih belum dipahami
sepenuhnya oleh peserta
dan penyelenggara
Program Studi.
- Belum ada acuan pohon
penelitian yang
mengintegrasikan setiap
penelitian yang dibuat.
- Sistem Penyelenggaraan
Pendidikan melibatkan
banyak pihak yang
memiliki motivasi dan
semangat yang tidak
34
- Penelitian yang terstruktur
dan berkonsep jangka
pendek.
- Program pengabdian
masyarakat merupakan
salah satu tri darma
perguruan tinggi yang akan
memberi banyak manfaat
baik bagi pelaksana maupun
masyarakat yang menjadi
sasaran.
- Mekanisme Sistem
Penjaminan Mutu Program
Studi dikoordinasikan di
tingkat Fakultas.
sama.
- Tugas pelayanan dan
pendidikan yang dituntut
secara bersamaan.
- Alokasi dana untuk
Penelitian dan Program
Pengabdian Masyarakat
yang masih belum
memadai untuk setiap
divisi.
Yang menjadi Peluang, terdiri
dari:
- Tuntutan untuk
menghasilkan spesialis
penyakit dalam berkualitas,
baik dari segi keilmuwan,
keterampilan, dan sikap.
- Kurikulum pendidikan yang
bersifat longgar dan tidak
mengikat, memberikan
kesempatan kepada pusat
pendidikan untuk
mengembangkan system
Yang menjadi Ancaman, terdiri dari:
- Dukungan biaya eksternal
yang kurang memadai
untuk penyelenggaraan
program
- Kondisi sosio kultural dan
birokrasi yang agak
panjang untuk
mewujudkan Penelitian
dan Program Pengabdian
Masyarakat
35
dan proses pendidikan yang
lebih baik, dan efisien.
- Kebutuhan masyarakat akan
pelayanan paripurna di
bidang Penyakit Dalam
semakin meningkat
- Program studi menjadi pusat
penelitian bidang penyakit
dalam.
- Kerjasama dengan
Kelompok Penelitian yang
bertaraf Internasional
dengan menggunakan data
dan populasi lokal
- Kepercayaan masyarakat
akan pengobatan
tradisional yang
mendominasi
pengetahuan awam
tentang penanganan
penyakit.
3. Keluaran, termasuk lulusan dan keluaran lainnya yang mencakup
skripsi, model-model, publikasi, hasil pelayanan/pengabdian
kepada masyarakat.
Yang menjadi Kekuatan,
terdiri dari:
- Jumlah lulusan setiap tahun
meningkat secara konsisten
tergantung dari masa studi
masing-masing peserta
didik.
Yang menjadi Kelemahan, terdiri dari:
- Publikasi hasil penelitian
yang belum
terdokumentasi dan
terkoordinir dengan baik
oleh Pengelola Pendidikan
36
- Hasil pelayanan dan
pengabdian masyarakat
memberikan respon yang
baik
- Penelitian diusahakan
mengacu pada kebutuhan
masyarakat di bidang
kesehatan
- Sebagian besar lulusan
Dokter Spesialis Penyakit
Dalam tidak memiliki
kesulitan untuk
menyesuaikan diri dengan
kondisi sosio kultural
masyarakat (dibandingkan
lulusan luar negeri)
Yang menjadi Peluang, terdiri dari:
- Kebutuhan masyarakat
terutama di daerah
terpencil terhadap Dokter
Spesialis Penyakit Dalam
- Kesempatan bagi para
lulusan untuk
mengembangkan diri yang
cukup besar
- Hasil penelitian berbasis
populasi lokal masih
merupakan kebutuhan
Yang menjadi Ancaman, terdiri dari:
- Lulusan Spesialis
Penyakit Dalam luar
negeri yang semakin
banyak dan bersaing
secara bebas dengan
lulusan dalam negeri
- Publikasi karya ilmiah di
luar negeri harus
memenuhi standar
internasional yang cukup
37
untuk memenuhi data
epidemiologis yang akurat
- Semakin banyak RS
berstandar internasional
yang berdiri di Sumatera
Utara dan memerlukan
lulusan Dokter Spesialis
Penyakit Dalam
sulit untuk dipenuhi.
38
Strategi Pengembangan
Berdasarkan analisis SWOT diatas maka disusun strategi untuk
pengembangan organisasi, bertujuan untuk mengatasi ancaman dan
kelemahan yang ada.
- Masukan:
1. Meningkatkan sosialisasi visi, misi, sasaran dan tujuan
Program Studi secara konkret kepada peserta dan
penyelenggara pendidik (misalnya dengan menampilkan
slide secara berkala dalam kegiatan ilmiah internal,
memasang papan/slogan di sekitar area Rumah Sakit dan
lokasi pendidikan)
2. Menyusun dan menerapkan standar perekrutan staf pendidik
dan kependidikan yang disetujui oleh Fakultas Kedokteran
3. Menyusun dan menerapkan sistem penghargaan dan sanksi
yang jelas dan konsisten terhadap seluruh pendidik dan
kependidikan
4. Merekrut tenaga terlatih untuk memonitor pemeliharaan
sarana dan prasarana, termasuk teknologi informasi
Program Studi
5. Melakukan studi banding dengan Fakultas Kedokteran
Universitas luar negeri untuk menyempurnakan Program
Pendidikan yang berstandar Internasional.
6. Melakukan pelatihan tentang cara mengajar kepada semua
tenaga pendidik sehingga mereka memiliki kompetensi
sebagai tenaga pendidik. Karena sebelumnya sebagian
besar tenaga pendidik tidak pernah diajarkan bagaimana
cara mendidik yang baik dan benar.
- Proses:
1. Melakukan sosialisasi tentang pelaksanaan Sistem
Penjaminan mutu, karena masih belum dipahami
sepenuhnya oleh peserta dan penyelenggara Program Studi
39
2. Menyusun acuan pohon penelitian di setiap divisi dalam
Program Studi yang bermanfaat dalam bagi pengembangan
keilmuan dan pengabdian masyarakat
3. Menyatukan motivasi dan semangat berbagai pihak dalam
Sistem Penyelenggaraan Pendidikan
4. Menyeimbangkan tugas pelayanan dan pendidikan yang
dituntut bagi setiap peserta dan penyelenggara pendidikan
5. Menyiapkan alokasi dana yang memadai untuk kegiatan
Penelitian dan Program Pengabdian Masyarakat di setiap
Divisi.
- Keluaran:
1. Meningkatkan sosialisasi kepada peserta dan penyelenggara
pendidikan tentang Standar Profesi Dokter Spesialis
Penyakit Dalam
2. Menyesuaikan standar kompetensi lulusan Dokter Spesialis
Penyakit Dalam dalam negeri dengan luar negeri
3. Melakukan Pelatihan secara berkala bagi peserta dan staf
pendidik tentang pembuatan karya ilmiah yang berstandar
internasional.
4. Memperbaiki sistem administrasi penyimpanan karya ilmiah
staf dan peserta didik.
5. Melibatkan lebih banyak peserta didik dalam penelitian-
penelitian yang dilkakukan oleh dosen.
40
DAFTAR RUJUKAN
1. Undang Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidkan
Nasional. Jakarta: 2003.
2. Pedoman Evaluasi Diri Program Studi. BAN-PT Jakarta: 2001.
3. Pedoman Evaluasi Diri Program Studi. BAN-PT Jakarta: 2005.
4. Pedoman Evaluasi Diri untuk Akreditasi Program Studi dan Institusi
Perguruan Tinggi. BAN-PT Jakarta: 2011.
5. Pedoman Penilaian Borang dan Evaluasi Diri AIPT. BAN-PT Jakarta:
2011.
41