Download - Budidaya Tanaman Adas Fix
II. BUDIDAYA TANAMAN ADAS
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Obat tradisional adalah obat jadi atau ramuan bahan alam yang berasal
dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan galenik atau campuran bahan-bahan
tersebut yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman. Pada kenyataannya bahan obat alam yang berasal
dari tumbuhan porsinya lebih besar dibandingkan yang berasal dari hewan
atau mineral, sehingga sebutan obat tradisional (OT) hampir selalu identik
dengan tanaman obat (TO). Dengan menggunakan obat tradisional kita
dapat merasakan efek yang lebih baik dalam jangka panjang walaupun
khasiat yang dirasakan bertahap tidak dapat langsung dirasakan seperti
ketika mengkonsumsi obat kimia. Salah satu tanaman obat yang pada saat
ini banyak dibudidayakan adalah adas.
Adas merupakan satu dari sernbilan tumbuhan obat yang dianggap
berrnukjizat di Anglo-Saxon. Di Indonesia telah dibudidayakan dan kadang
sebagai tanarnan bumbu atau tanaman obat. Turnbuhan ini dapat hidup dari
dataran rendah sampai ketinggian 1.800 m di atas permukaan laut, namun
akan tumbuh lebih baik pada dataran tinggi. Asalnya dari Eropa Selatan dan
Asia, dan karena manfaatnya kemudian banyak ditanam di Indonesia, India,
Argentina, Eropa, dan Jepang.
Tanaman adas memiliki ciri-ciri bentuknya herba tahunan, tinggi
tanaman dapat mencapai 1 - 2 m dengan percabangan yang banyak, batang
beralur. Daun berbagi menyirip, berbentuk bulat telur sampai segi tiga
dengan panjang 3 dm, bunga ber-warna kuning membentuk kumpulan
payung yang besar. Dalam satu payung besar terdapat 15-40 payung kecil,
dengan panjang tangkai payung 1 - 6 cm. Bunga ber-bentuk oblong dengan
panjang 3,5 - 4 mm. Dalam masing-masing biji terdapat tabung minyak
yang letaknya berselang-seling. Pada waktu muda biji adas bewarna hijau
ke-mudian kuning kehijauan, dan kuning kecokelatan pada saat panen.
19
20
Buah masak mempunyai bau khas aromatik, bila dicicipi rasanya
relatif seperti kamfer. Adas menghasilkan minyak adas, yang merupakan
basil sulingan serbuk buah adas yang masak dan kering. Ada dua macam
minyak adas, manis dan pahit. Keduanya, digunakan dalam industri obat-
obatan. Adas juga dipakai untuk bumbu, atau digunakan sebagai bahan yang
memperbaiki rasa (corrigentia saporis) dan mengharumkan ramuan obat.
Biasanya adas digunakan bersama-sama dengan kulit batang pulosari.
Daunnya bisa dimakan sebagai sayuran.
Praktikum budidaya tanaman adas ini dilakukan untuk mengetahui
perlakuan kedalaman tanam benih terhadap pertumbuhan bibit. Perlakuan
pada tanaman adas adalah dengan membuat lubang tanam benih sedalam 0
cm, ¼ cm, dan ½ cm. Perbedaan perlakuan kedalaman tanam antar
kelompok praktikum juga memberikan hasil yang berbeda terhadap
perkecambahan benih adas.
2. Tujuan Praktikum
Tujuan budidaya tanaman adas adalah untuk mengetahui kedalaman
tanam benih terhadap pertumbuhan tanaman.
21
B. Tinjauan Pustaka
Tanaman adas dapat tumbuh dari dataran rendah sampai dataran tinggi
(10 - 1.800 m dari pemukaan laut). Di pulau Jawa adas ditanam pada daerah
dengan ketinggian 1.600 - 2.400 m dpl. Adas memerlukan cuaca sejuk dan
cerah (150C - 200C) untuk menunjang pertumbuhannya, dengan curah hujan
sekitar 2500 mm/tahun. Adas banyak ditemukan di tepi sungai, danau atau
tanggul daerah pembuangan. Adas merupa-kan tanaman khas di palung sungai.
Adas akan tumbuh baik pada tanah berlempung, tanah yang cukup subur dan
berdrainase baik, berpasir atau liat berpasir dan berkapur dengan pH 6,5 - 8,0
(Esai Indonesia 2006).
Tanaman ini berasal dari Eropa Selatan. Di daerah Jawa, ditanam di
daerah pegunungan. Tumbuh merumpun dengan setiap rumpun terdiri dari 3-5
batang. Batang berwarna hijau kebiruan, beralur, beruas, berlubang, dan saat
dimemarkan akan mengeluarkan wangi. Daun majemuk menyirip Banda
dengan strip sempit. Letak tumbuh daun berseling. Bentuk daun menyerupai
jarum dengan ujung dan pangkal runcing serta tepian rata. Daun memiliki
seludang berwarna putih. Seludang berselaput dengan bagian atasnya
berbentuk topi. Bunga majemuk berbentuk bunga payung. Susunan bunga 6-40
gagang. Panjang ibu gagang bunga 5-10 cm. Panjang gagang bunga 2-5 mm.
Mahkota bunga berwarna kuning. Bunga keluar dari ujung batang. Buah
berbentuk lonjong dan mempunyai rusuk. Panjang buah 6-10 mm dan lebar 3-4
mm. Buah muda berwarna hijau. Bunga tua berwarna cokelat kehijauan,
cokelat kekuningan, atau cokelat. Buah yang sudah masak mempunyai bau
khas aromatik. Bau tersebut berasal dari minyak atsiri yang dihasilkan tanaman
tersebut. Rasa buah sedikit manis, pedas, dan hangat. Jika dicicipi, berasa
seperti kamfer (Risfaheri dan Makmun 2003).
Tanaman adas sangat respon ter-hadap pemupukan N, P dan K. Untuk
mendapatkan hasil panen se-besar 113 kg/ha di India membutuhkan 27 kg N, 5
kg P dan 17,5 kg K/ha. Sedangkan di Indonesia untuk mendapatkan hasil panen
basah se-besar 900 g/tanaman dibutuhkan 56,68 kg N, 11,73 kg P dan 30 kg
CaO/ha. Tanaman adas juga sangat respon dengan irigasi. Pemberian irigasi
22
diperhitungkan dengan stadia per-tumbuhan tanaman, pengairan diberikan
apabila eoeporimeter menunjukkan defisit 30 - 40 mm. Irigasi yang teratur
akan meningkatkan hasil dan mutu buah, interval pemberian tergantung pada
tipe tanah dan kultivarnya (Januarti 2001).
Budidaya tanaman adas disesuaikan dengan ekologi dari tanaman.
Tanaman adas dapat tumbuh dari dataran rendah sampai dataran tinggi (10 -
1.800 m dari pemukaan laut). Di pulau Jawa adas ditanam pada daerah dengan
ketinggian 1.600 - 2.400 m dpl. Adas memerlukan cuaca sejuk dan cerah
(150C - 200C) untuk menunjang pertumbuhannya, dengan curah hujan sekitar
2500 mm/tahun. Adas banyak ditemukan di tepi sungai, danau atau tanggul
daerah pembuangan. Adas merupa-kan tanaman khas di palung sungai. Adas
akan tumbuh baik pada tanah berlempung, tanah yang cukup subur dan
berdrainase baik, berpasir atau liat berpasir dan berkapur dengan pH 6,5 - 8,0
(Bantain dan Chung 2004).
Pengolahan lahan dimulai dari pembersihan lahan dari gulma, pen-
cangkulan dan penggarpuan yang dilanjutkan dengan pembuangan sisa-sisa
akar tanaman lain. Selanjutnya dilakukan pembuatan lubang tanam dengan
jarak tanam yang biasa digunakan yaitu (0,5 - 1) x 1 m. Lubang tanam yang
telah disiapkan kemudian diisi dengan pupuk kan-dang sebanyak lebih kurang
100 g/lubang. Penanaman dilakukan pada permulaan musim hujan, dimana
setiap lubang tanam ditanam 1 bibit. Adas selain dibudidayakan secara
monokultur juga dapat ditanam di lahan-lahan terbuka yang belum
dimanfaatkan, di pematang kebun atau di pinggir jalan (tumpang sari dengan
tanaman lain). Pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyiangan gulma,
pemupukan ulang dan pem-berantasan hama dan penyakit (Sutedjo 2007).
23
C. Metodologi Praktikum
1. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum acara budidaya tanaman adas ini dilaksanakan pada hari
Rabu tanggal 9 Oktober 2013 bertempat di Rumah Kaca Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Polybag
2) Timbangan
3) Alat tulis
4) Kertas label
b. Bahan
1) Benih tanaman adas (Foeniculum vulgare)
2) Tanah
3) Pupuk kandang
4) Sekam
3. Cara Kerja
a. Menyiapkan media sesuai bahan yang tersedia dan basahi dengan air
secukupnya.
b. Membuat lubang tanam benih sedalam 0 cm, 1/4 cm dan 1/2 cm.
c. Menanam benih adas yang telah disediakan pada kedalaman sesuai
dengan perlakuan.
d. Memelihara benih adas pada media semai.
24
D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
Tabel 2.1 Saat Muncul Kecambah Tanaman Adas
PerlakuanHari ke-1
Rata-rata
Hari ke-2Rata-rataUlangan Ulangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PerlakuanHari ke-3
Rata-rata
Hari ke-4Rata-rataUlangan Ulangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PerlakuanHari ke-5
Rata-rata
Hari ke-6Rata-rataUlangan Ulangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PerlakuanHari ke-7
Rata-rata
Hari ke-8Rata-rataUlangan Ulangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PerlakuanHari ke-9
Rata-rata
Hari ke-10Rata-rataUlangan Ulangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PerlakuanHari ke-11
Rata-rata
Hari ke-12Rata-rataUlangan Ulangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
25
¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PerlakuanHari ke-13
Rata-rata
Hari ke-14Rata-rataUlangan Ulangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PerlakuanHari ke-15
Rata-rata
Hari ke-16Rata-rataUlangan Ulangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PerlakuanHari ke-17
Rata-rata
Hari ke-18Rata-rataUlangan Ulangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PerlakuanHari ke-19
Rata-rata
Hari ke-20 Rata-rataUlangan Ulangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PerlakuanHari ke-21
Rata-rata
Hari ke-22Rata-rataUlangan Ulangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PerlakuanHari ke-23
Rata-rata
Hari ke-24Rata-rataUlangan Ulangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26
½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PerlakuanHari ke-25
Rata-rata
Hari ke-26Rata-rataUlangan Ulangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PerlakuanHari ke-27
Rata-rata
Hari ke-28Rata-rataUlangan Ulangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PerlakuanHari ke-29
Rata-rata
Hari ke-30Rata-rataUlangan Ulangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PerlakuanHari ke-31
Rata-rata
Hari ke-32Rata-rataUlangan Ulangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
¼cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PerlakuanHari ke-33
Rata-rata
Hari ke-34Rata-rataUlangan Ulangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PerlakuanHari ke-35
Rata-rata
Hari ke-36Rata-rataUlangan Ulangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27
PerlakuanHari ke-37
Rata-rata
Hari ke-38Rata-rataUlangan Ulangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PerlakuanHari ke-39
Rata-rata
Hari ke-40Rata-rataUlangan Ulangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PerlakuanHari ke-41
Rata-rata
Hari ke-42Rata-rataUlangan Ulangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PerlakuanHari ke-43
Rata-rata
Hari ke-44Rata-rataUlangan Ulangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PerlakuanHari ke-45
Rata-rata
Hari ke-46Rata-rataUlangan Ulangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PerlakuanHari ke-47
Rata-rata
Hari ke-48Rata-rataUlangan Ulangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28
Perlakuan
Hari ke-49
Rata-rata
Ulangan
1 2 3 4 5
0 cm 0 0 0 0 0 0
¼ cm 0 0 0 0 0 0
½ cm 0 0 0 0 0 0
Sumber: Laporan Sementara
Tabel 2.2 Jumlah Daun Tanaman Adas
PerlakuanMinggu ke-1
Rata-rata
Minggu ke-2Rata-rataUlangan Ulangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PerlakuanMinggu ke-3
Rata-rata
Minggu ke-4Rata-rataUlangan Ulangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PerlakuanMinggu ke-5
Rata-rata
Minggu ke-6Rata-rataUlangan Ulangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Perlakuan
Minggu ke-7
Rata-rata
Ulangan
1 2 3 4 5
0 cm 0 0 0 0 0 0
¼ cm 0 0 0 0 0 0
29
½ cm 0 0 0 0 0 0
Sumber: Laporan Sementara
Tabel 2.3 Tinggi Tanaman Adas
PerlakuanMinggu ke-1
Rata-rata
Minggu ke-2Rata-rataUlangan Ulangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PerlakuanMinggu ke-3
Rata-rata
Minggu ke-4Rata-rataUlangan Ulangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PerlakuanMinggu ke-5
Rata-rata
Minggu ke-6Rata-rataUlangan Ulangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 50 cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
¼ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
½ cm 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PerlakuanMinggu ke-7
Rata-rataUlangan1 2 3 4 5
5 menit 0 0 0 0 0 0
10 menit 0 0 0 0 0 0
15 menit 0 0 0 0 0 0Sumber: Laporan Sementara
Tabel 2.4 Berat Brangkasan Tanaman Adas
PerlakuanBerat Brangkasan Tanaman (gram)
Rata-rataUlangan1 2 3 4 5
0 cm 0 0 0 0 0 0
¼ cm 0 0 0 0 0 0
½ cm 0 0 0 0 0 0
Sumber: Laporan Sementara
30
Gambar 2.1 Adas Perlakuan ½ cm Pada 7 HST
Gambar 2.2 Adas Perlakuan ½ cm Pada 14 HST
Gambar 2.3 Adas Perlakuan ½ cm Pada 21 HST
Gambar 2.4 Adas Perlakuan ½ cm Pada 28 HST
Gambar 2.5 Adas Perlakuan ½ cm Pada 35 HST Gambar 2.6 Adas Perlakuan ½ cm
Pada 42 HST
Gambar 2.7 Adas Perlakuan ½ cm
Pada 49 HST
31
2. Pembahasan
Tanaman adas mengandung minyak atsiri (Oleum foeniculi) sebanyak
1-6%; 50-60% anetol; sekitar 20% fenkon pinen, limonen, dipenten,
felandren, metilchavikol, anisaldehid, asam anisat; serta 12% minyak lemak.
Kandungan anetol menyebabkan adas mengeluarkan aroma yang khas dan
berkhasiat karminatif. Akar mengandung bergapten. Akar dan biji
mengandung stigmasterin (serposterin). Manfaat tanaman adas adalah untuk
mengharumkan ramuan obat dalam industri, sebagai bahan untuk
memperbaiki rasa (corrigentia saporis), untuk pengobatan TBC pada tikus
percobaan, dapat meningkatkan peristaltik saluran cerna, merangsang
pengeluaran kentut (flatus), menghilangkan dingin, dan mengeluarkan
dahak. Minyak adas berkhasiat menyejukkan saluran cerna dan bekerja
menyerupai perangsang nafsu makan. Dari satu penelitian pada manusia
dewasa, ditemukan bahwa adas mempunyai efek menghancurkan batu
ginjal. Sementara itu, pada percobaan untuk binatang, ekstrak dari rebusan
daun adas dapat menurunkan tekanan darah. Tanaman ini juga berkhasiat
dalam mengobati batuk rejan, sulit tidur/insomnia, dan menstruasi yang
tidak teratur (Risfaheri dan Makmun 2003).
Cara budidaya tanaman adas secara umum adalah pembibitan
dilakukan secara generatif dengan menggunakan biji. Selanjutnya yaitu
mengolah tanah sedalam lapis olah 30 cm dengan jarak tanam 50 x 50 cm
dan dicampur pupuk kandang kurang lebih 100 g/lubang. Penanaman
dilakukan pada permulaan musim hujan, dimana setiap lubang tanam
ditanam 1 bibit. Pemeliharaan tanaman adas dilakukan dengan pemberian
pupuk kandang 0,5 kg/tanam, TSP 5 gram/tanam, urea 10 gram/tanam pada
umur 0,5, 2, 4, dan 6 bulan. Pemanenan dilakukan pada saat tanaman adas
berumur 8 bulan ditandai dengan buah berwarna hijau keabu-abuan.
Dalam praktikum in, perlakuan yang digunakan adalah penanaman
benih sedalam 0 cm, ¼ cm, dan ½ cm. Tujuan perlakuan ini adalah untuk
mengetahui kedalaman tanam benih terhadap pertumbuhan yang paling
terhadap masing-masing kelompok. Berdasarkan hasil pengamatan diatas
32
menunjukkan bahwa dari perlakuan tanam benih sedalam 0 cm, ¼ cm, dan
½ cm tanaman adas tidak ada yang tumbuh sampai 49 HST. Hal ini
disebabkan karena adas hanya dapat tumbuh diketinggian 1000- 2000 m dpl.
Dalam praktikum ini, adas ditanam didataran rendah sehingga pada saat
proses perkecambahan dibutuhkan air yang cukup. Selain itu kelembaban
pada media tanam juga sangat mempengaruhi pertumbuhan benih yang
ditanam jika kelembaban tinggi maka penanaman harus dangkal, jika
penanaman dalam maka benih dapat membusuk karena pori-pori udara
tertutup oleh air. Apabila kelembaban rendah penanaman harus dalam hal
ini menghindari benih menjadi kering karena tidak mendapat air dari tanah.
33
E. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum budidaya tanaman adas ini adalah
a. Tanaman adas mengandung minyak atsiri (Oleum foeniculi) sebanyak 1-
6%; 50-60% anetol; sekitar 20% fenkon pinen, limonen, dipenten,
felandren, metilchavikol, anisaldehid, asam anisat; serta 12% minyak
lemak.
b. Manfaat tanaman adas adalah untuk mengharumkan ramuan obat dalam
industri, sebagai bahan untuk memperbaiki rasa (corrigentia saporis),
untuk pengobatan TBC pada tikus percobaan, dapat meningkatkan
peristaltik saluran cerna, merangsang pengeluaran kentut (flatus),
menghilangkan dingin, dan mengeluarkan dahak.
c. Pada praktikum ini, perlakuan tanam benih sedalam 0 cm, ¼ cm, dan ½
cm tanaman adas tidak ada yang tumbuh sampai 49 HST.
d. Faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan adas perlakuan
kedalaman tanam adalah kelembaban tanah.
2. Saran
Saran yang dapat diberikan terkait praktikum ini adalah sebaiknya
penyiraman pada media tanam dilakukan setiap hari terlebih seminggu
pertama setelah penanaman benih, karena apabila terjadi kekeringan pada
media akan menghambat proses perkecambahan benih tersebut. Agar benih
tanaman adas dapat berkecambah dengan baik maka faktor yang pelu
diperhatikan adalah dari faktor benih tersebut harus dipilih yang sehat dan
baik, serta pemeliharaan yang rutin perlu dilakukan.