Download - BUDAYA BALI
KEBUDAYAAN BALI
Loading Loading
Loading CompleteLoading CompletePower Point is starting up...Power Point is starting up...
Mira Sandrana
Nella Suwarno
Epi Prahma sari
Muhammad Ihsan
Dwi Suryanto
Umi SafitriXII IPA 1
STANDAR KOMPETENSI
ADAT ISTIADAT PERNIKAHANPAKAIAN ADAT BALIMAKANAN DAN MINUMAN KHAS BALIRUMAH ADATMITOSTARIAN BALI
Budaya Bali
ADAT PERNIKAHAN BALIADAT PERNIKAHAN BALI
sangat diwarnai dengan pengagungan kepada Tuhan sang pencipta, semua tahapan pernikahan dilakukan di rumah mempelai pria, karena masyarakat Bali memberlakukan sistem patriarki, sehingga dalam pelaksanan upacara perkawinan semua biaya yang dikeluarkan untuk hajatan tersebut menjadi tanggung jawab pihak keluarga laki – laki. hal ini berbeda dengan adat pernikahan jawa yang semua proses pernikahannya dilakukan di rumah mempelai wanita. Pengantin wanita akan diantarkan kembali pulang ke rumahnya untuk meminta izin kepada orang tua agar bisa tinggal bersama suami beberapa hari setelah upacara pernikahan.
Acara ini bertujuan untuk mempersiapkan calon pengantin wanita dari kehidupan remaja menjadi seorang istri dan ibu rumah tangga memohon doa restu kepada Tuhan Yang Maha Esa agar bersedia menurunkan kebahagiaan kepada pasangan ini serta nantinya mereka diberikan anugerah berupa keturunan yang baik.Setelah itu pada sore harinya, seluruh tubuh calon pengantin wanita diberi luluran yang terbuat dari daun merak, kunyit, bunga kenanga, dan beras yang telah dihaluskan. Dipekarangan rumah juga disediakan wadah berisi air bunga untuk keperluan mandi calon pengantin. Selain itu air merang pun tersedia untuk keramas. Sesudah acara mandi dan keramas selesai, pernikahan adat bali akan dilanjutkan dengan upacara di dalam kamar pengantin. Sebelumnya dalam kamar itu telah disediakan sesajen. Setelah masuk dalam kamar biasanya calon pengantin wanita tidak diperbolehkan lagi keluar dari kamar sampai calon suaminya datang menjemput. Pada saat acara penjemputan dilakukan, pengantin wanita seluruh tubuhnya mulai dari ujung kaki sampai kepalanya akan ditutupi dengan selembar kain kuning tipis. Hal ini sebagai perlambang bahwa pengantin wanita telah bersedia mengubur masa lalunya sebagai remaja dan kini telah siap menjalani kehidupan baru bersama pasangan hidupnya.
Upacara Ngekeb
Seorang utusan Mungkah Lawang bertugas mengetuk pintu kamar tempat pengantin wanita berada sebanyak tiga kali sambil diiringi oleh seorang Malat yang menyanyikan tembang
Bali. Isi tembang tersebut adalah pesan yang mengatakan jika pengantin pria telah datang menjemput pengantin wanita dan memohon agar segera dibukakan pintu.
Mungkah Lawang ( Buka Pintu )
Sesampainya kedua pengantin di pekarangan rumah pengantin pria, keduanya turun dari tandu untuk bersiap melakukan upacara Mesegehagung yang tak lain bermakna sebagai ungkapan selamat datang kepada pengantin wanita. kemudian keduanya ditandu lagi menuju kamar pengantin. Ibu dari pengantin pria akan memasuki kamar tersebut dan mengatakan kepada pengantin wanita bahwa kain kuning yang menutupi tubuhnya akan segera dibuka untuk ditukarkan dengan uang kepeng satakan yang ditusuk dengan tali benang Bali dan biasanya berjumlah dua ratus kepeng
Upacara Mesegehagung
• Madengen–dengenUpacara ini bertujuan untuk membersihkan diri atau mensucikan kedua pengantin dari
energi negatif dalam diri keduanya. Upacara dipimpin oleh seorang pemangku adat atau Balian
• Mewidhi WidanaDengan memakai baju kebesaran pengantin, mereka melaksanakan upacara Mewidhi
Widana yang dipimpin oleh seorang Sulingguh atau Ida Peranda. Acara ini merupakan penyempurnaan pernikahan adat bali untuk meningkatkan pembersihan diri
pengantin yang telah dilakukan pada acara – acara sebelumnya. Selanjutnya, keduanya menuju merajan yaitu tempat pemujaan untuk berdoa mohon izin dan restu Yang
Kuasa. Acara ini dipimpin oleh seorang pemangku merajan• Mejauman Ngabe Tipat BantalBeberapa hari setelah pengantin resmi menjadi pasangan suami istri, maka pada hari yang telah
disepakati kedua belah keluarga akan ikut mengantarkan kedua pengantin pulang ke rumah orang tua pengantin wanita untuk melakukan upacara Mejamuan. Acara ini dilakukan untuk memohon pamit kepada kedua orang tua serta sanak keluarga pengantin wanita, terutama kepada para leluhur, bahwa mulai saat itu pengantin wanita telah sah menjadi bagian dalam keluarga besar suaminya. Untuk upacara pamitan ini keluarga pengantin pria akan membawa sejumlah barang bawaan yang berisi berbagai panganan kue khas Bali seperti kue bantal, apem, alem, cerorot, kuskus, nagasari, kekupa, beras, gula, kopi, the, sirih pinang, bermacam buah–buahan serta lauk pauk khas bali.
PAKAIAN ADAT BALI
Pakaian daerahPakaian daerah Bali sesungguhnya sangat bervariasi, meskipun secara selintas kelihatannya sama. Masing-masing daerah di Bali mempunyai ciri khas simbolik dan ornamen, berdasarkan kegiatan/upacara, jenis kelamin dan umur penggunanya. Status sosial dan ekonomi seseorang dapat diketahui berdasarkan corak busana dan ornamen perhiasan yang dipakainya.
PriaAnak-anak Ubud mengenakan udeng, kemeja putih dan kain.Busana tradisional pria umumnya terdiri dari:•Udeng (ikat kepala)•Kain kampuh•Umpal (selendang pengikat)•Kain wastra (kemben)
• Sabuk• Keris• Beragam ornamen perhiasan• Sering pula dikenakan baju
kemeja, jas dan alas kaki sebagai pelengkap
WanitaPara penari cilik mengenakan gelung, songket dan kain prada.Busana tradisional wanita umumnya terdiri dari:•Gelung (sanggul)•Sesenteng (kemben songket)•Kain wastra•Sabuk prada (stagen), membelit pinggul dan dada•Selendang songket bahu ke bawah•Kain tapih atau sinjang, di sebelah dalam•Beragam ornamen perhiasan•Sering pula dikenakan kebaya, kain penutup dada, dan alas kaki sebagai pelengkap.
Makanan Khas Bali
1. Es BirMinuman satu ini 100% bukan minuman keras atau minuman yang memabukkan. Minuman ini bahan dasarnya adalah kelapa muda dicampur perasan jeruk nipis. Rasanya, Uadem, seger, uenak, nyess, pokoknya fresh banged deh. Es ini banyak dijual di daerah Bali Utara yaitu Singaraja-Buleleng.
2. BulungMakanan khas Bali yang satu ini adalah rumput laut yang disajikan dengan parutan kelapa. Ada dua jenis rumput laut (Bulung) yang biasa dijual. Kita dapat membedakan dari warnanya yaitu warna putih dan warna hijau. Kalau anda berminat dan ingin mencicipi bulung datang aja ke Bali.
3. Es DalumanMungkin anda pernah melihat atau bahkan menikmati minuman ini, karena minuman ini juga saya temukan di daerah Bandung dengan nama Es Cincau. Kalau di Bali minuman ini namanya Es Daluman, disajikan dengan gula sirup berwarna merah, santan dan es batu. Minuman ini sangat bagus untuk panas dalam. Kalau istilah orang Bali minuman ini membuat tenggorokan menjadi dingin (Tis kololongane).
4. Plecing KangkungPlecing kangkung adalah makanan khas daerah Bali yang terbuat dari sayur kangkung dengan bumbu khas bali yang sangat pedas. Untuk dapat menikmati plecing kangkung, anda tak perlu jauh-jauh datang ke Bali, karena plecing kangkung dapat kita jumpai di rumah makan atau restoran Bali yang ada di seluruh nusantara ini.Menurut saya, plecing kangkung yang dijual di rumah makan / resturan tidak senikmat plecing kangkung buatan ibu saya, he..he.. karena di rumah makan harganya mahal sedangkan buatan ibu saya GRATIS.
Gapura Candi Bentar merupakan nama dari rumah adat Bali. Pengambilan nama Gapura Candi Bentar berdasar dari bentuk bangunannya yaitu berupa gapura. Gapura tersebut terdiri dari 2
bangunan candi dibangun sejajar dan serupa yang merupakan gerbang pintu masuk kepekarangan rumah. Gapura tersebut tidak memiliki atap atas yang memisahkan kedua bangunan candi, sehingga kedua bangunan gapura candi tersebut terlihat tampak jelas
terpisah, yang menghubungkan bangunan gapura tersebut adalah berupa anak-anak tangga dan pagar besi yang menjadi pintu jalan masuk. Disekitar bangunan gapura terdapat patung-
patung yang merupakan simbol dari kebudayaan Bali.
Rumah Adat Bali
TARI PENDET
Pada awalnya, tarian ini ditujukan untuk ibadah di pura, yang melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke dunia. Tari Pendet diciptakan oleh dua orang maestro tari Bali yaitu I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng pada tahun 1950. Pada awalnya tari Pendet merupakan tari pemujaan yang banyak diperagakan di pura, tempat ibadah umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Menurut tradisi Bali, para penari Pendet haruslah gadis yang belum menikah, karena dalam tarian tersebut mereka membawa saji-sajian suci untuk para dewa. Namun lambat-laun, seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah tari Pendet menjadi "ucapan selamat datang", meski tetap mengandung anasir yang sakral-religius. Pencipta/koreografer bentuk modern pada tari ini adalah I Wayan Rindi pada tahun 1967.
Pendet merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara. Tidak seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif, Pendet dapat ditarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita, dewasa maupun gadis. Tarian ini diajarkan sekedar dengan mengikuti gerakan dan jarang dilakukan di banjar-banjar. Para gadis muda mengikuti gerakan dari para wanita yang lebih senior yang mengerti tanggung jawab mereka dalam memberikan contoh yang baik. Tari putri ini memiliki pola gerak yang lebih dinamis daripada Tari Rejang yang dibawakan secara berkelompok atau berpasangan. Biasanya ditampilkan setelah Tari Rejang di halaman pura dan biasanya menghadap ke arah suci (pelinggih) dengan mengenakan pakaian upacara dan masing-masing penari membawa sangku, kendi, cawan, dan perlengkapan sesajen lainnya. Adapun orkes gamelan yang mengiringi tari Pendet ini ialah gamelan gong, atau gamelan palegongan, atau gamelan semar pagulingan. Tari Pendet merupakan tarian masal yang bisa dibawakan oleh empat penari, enam penari, delapan atau lebih.
MITOS BALI
MITOS BALI
Mitos L
eak Bali dan
Rangda
Mitos dalam Dunia Kesehatan
Mitos bagi Wanita Hamil
Mitos bagi Wanita Hamil
Ragam Mitos Lainnya
T H A N K Y O U