Download - Bidang kajian manajemen
Bidang Kajian Manajemen
Oleh
Surtilawati
1202790
Menurut Sastradipoera (2007, p.16-24), bidang kajian manajemen terdiri dari
lima bidang, yaitu sebagai berikut:
1. Manajemen Operasional
Manajemen operasional (manajemen produksi) yang sering disebut
sebagai pusat laba pertama. Bidang kajian manajemen ini bertanggungjawab
dalam pembuatan keputusan, pelaksanaan, dan pengawasan dalam sistem
organisasi. Manajemen operasional berkaitan dengan:
a. Analisis operasional, merupakan suatu bentuk rekayasa industrial
yang memisah-misahkan pekerjaan kedalam sejumlah kegiatan
fungsional dan merancang arus pekerjaan untuk membangun urutan
terjadwal yang efisien dalam menghasilkan produk.
b. Rencana Operasional, merupakan rencana jangka pendek yang
berhubungan dengan operasi atau proses internal.
c. Pengawasan Operasional, merupakan pengaruh manajemen atas
masukan (input) dan kegiatan dalam pelaksanaan perusahaan.
Pengawasan tersebut dilakukan dengan sistem umpan-balik dan
sistem umpan-maju. Pengendalian umpan-balik (feed-back control)
bertujuan untuk mengukur hasil suatu kegiatan yang telah
dilaksanakan. Konsep pengendalian ini mengutamakan pada
pentingnya penyiapan informasi yang dapat digunakan untuk
memantau balik program maupun jadwal kegiatan. Sedangkan
pengendalian umpan-maju (feed-forward control), menetapkan bahwa
keluaran yang tidak sesuai dengan standar, disesuaikan sebelum
pemeriksaan yang dilakukan pada produk akhir.
2. Manajemen Marketing
Manajemen marketing (manajemen pemasaran), yang sering disebut
sebagai pusat laba kedua. Menurut Stanton, Etzel, dan Walker (Sastradipoera,
2003: 6), Marketing adalah suatu sistem keseluruhan yang meliputi kegiatan-
kegiatan bisnis yang saling mempengaruhi yang ditujukan untuk membuat
rencana, menetapkan harga, mempromosikan dan mendistribusikan produk
agar dapat memuaskan kebutuhan untuk mencapai pasar target sehingga
dapat meraih sasaran-sasaran organisasi.
Manajemen marketing adalah proses perencanaan dan pelaksanaan
pemikiran, penetapan harga, promosi dan penyaluran gagasan, barang, dan
jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan
organisasi. (Sastradipoera, 2003: 9)
Dalam manajemen marketing juga di dukung oleh sistem informasi
marketing yang bertujuan untuk menghimpun, menganalisis, menyimpan dan
menyebarkan informasi marketing yang sesuai kepada mereka yang
membutuhkan informasi. Sistem informasi marketing ini biasanya digunakan
oleh perusahaan. Informasi tersebut berisi:
a. Informasi mengenai pelanggan dan calon pelanggan, seperti selera,
kebutuhan, daya-beli, kebiasaan, alam pikiran, nilai-nilai dan keyakinan
yang dianut, harapan dan gaya hidup mereka (pelanggan).
b. Informasi mengenai pesaing dan pesaing yang potensial, seperti produk
yang dijual, harga yang diminta, posisi dalam pasar, dan tindakan
kebijakan yang mereka lakukan. Informasi ini berkaitan dengan
kemungkinan munculnya persaingan bebas.
Jika dikaitkan dengan ilmu perpustakaan, manajemen marketing
(manajemen pemasaran) yang dilakukan oleh pihak perpustakaan salah satu
contohnya adalah kegiatan promosi diperpustakaan. Kegiatan promosi ini
dapat dilakukan dengan berbagai media promosi seperti media cetak (brosur,
pamplet) serta media non cetak (jejaring web, aplikasi). Dengan tujuan untuk
kenaikan pengunjung yang datang ke perpustakaan serta untuk kepuasan
pemustaka. Di perpustakaan juga menerapkan sistem informasi marketing
yaitu sebagai berikut:
a) Informasi pemustaka, seperti latarbelakang, gender, usia, dll. Ini
sangat diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi dan individu.
b) Informasi pesaing, dalam hal ini perpustakaan bersaing dengan
internet. Bagaimana caranya perpustakaan bisa lebih diminati
daripada internet. Perpustakaan harus lah mengikuti perkembangan
teknologi dengan menerapkan sistem digital di perpustakaan di
harapkan perpustakaan mampu bersaing dalam hal penyediaan
informasi yang lebih valid dan bisa dipertanggungjawabkan
keabsahannya.
Dalam manajemen marketing diperlukan strategi marketing, menurut
Sastradipoera (2003: 41-42) ada tiga strategi yang harus dilakukan yaitu
sebagai berikut:
1) Konsumen-target, dalam hal ini konsumen target merupakan
bagian dari masyarakat umum yang mempunyai kebutuhan yang
harus terpenuhi kepuasannya.
2) Penentuan keinginan konsumen, strategi marketing akan lebih
efektif jika dari pihak perusahaan mengetahui keinginan para
konsumen. Contoh di perpustakaan, seorang pustakawan akan
bertanya kepada pemustaka, “apa yang sedang anda cari? Atau
bisa kami bantu bahan pustaka apa yang anda cari?” kurang lebih
seperti itu. Atau tanpa harus bertanyapun, pustakawan aktif harus
sudah mengetahui keinginan dari pemustakanya. Dengan melihat
dari informasi pelanggan yang telah dikumpulkan sebelumnya.
Informasi itu bisa didapatkan dari hasil riset, periodical, laporan-
laporan periodik, serta prosiding.
3) Rancangan ramuan marketing, dapat dicapai melalui program
terpadu yang berkaitan dengan perencanaan produk, penetapan
harga, distribusi fisik, periklanan, dan promosi penjualan.
3. Manajemen Finansial
Manajemen finansial (manajemen keuangan) sebagai pusat laba ketiga
setelah manajemen marketing. Bidang manajemen ini berhubungan dengan
penggunaan teknik khusus untuk mengkaji informasi dan dokumen keuangan
suatu perusahaan (Sastradipoera, 2007: 18). Selain itu juga bidang
manajemen ini berhubungan dengan pengarahan dan pengawasan arus dana
baik di dalam maupun di luar perusahaan.
Ada tiga hal yang perlu dilakukan dalam manajemen finansial, yaitu
sebagai berikut:
a. Pelaporan keuangan, dilakukan secara periodic (hari, minggu,
bulan, ataupun kuartal). Isi dari pelaporan keuangan itu meliputi
posisi keuangan suatu organisasi atau bagiannya mengenai hasil
pelaksanaan kegiatan dan transaksi keuangan.
b. Ramalan keuangan, menyajikan data futuristic khususnya laporan
keuangan yang diperkirakan akan terjadi diwaktu yang akan
datang.
c. Pengawasan keuangan, faktor esensial yang perlu diperhatikan
adalah anggaran, analisis keuangan, dan analisis impas.
4. Manajemen personalia
Manajemen personalia sering dianggap sebagai pusat laba keempat.
Menurut Edwin B. Flippo (Sastradipoera, 2002: 12-140, manajemen
personalia adalah “perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi,
integrasi, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya
manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi, dan masyarakat “.
Berbeda dengan pendapat Flippo, P Gosh (Sastradipoera, 2007:20),
menyatakan bahwa pada garis besarnya fungsi-fungsi personalia seorang
menejer itu adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan tenaga kerja, baik jangka pendek maupun jangka
panjang
b. Penggorganisasian, mengidentifikasikan dan mengelompokkan
pekerjaan melalui tabel, bagan organisasi, atau bagan arus;
program pelatihan dan pengembangan berdasarkan kebutuhan
untuk seluruh tingkatan personalia; dan pendelegasian
tanggungjawab dengan wewenang yang cukup.
c. Membangun suatu tim, dengan tujuan untuk mencapai sasaran
dasar suatu organisasi.
d. Peningkatan motivasi diantara tingkatan personalia yang berbeda-
beda.
e. Pengawasan standar pelaksanaan dan penilaian hasil terhadap
sasaran.
f. Koordinasi kebijaksanaan-kebijaksanaan dan program-program
personalia yang secara khusus mengacu pada aspek-aspek
hubungan masyarakat.
Paradigma tentang para pekerja berubah dari yang asalnya sebagai
faktor produksi menjadi sebagai komponen yang strategis dalam mendukung
keunggulan kompetitif. Maka istilah manajemen personalia pun sering
dikatakan manajemen sumber daya manusia atau manajemen sumber daya
insani.
5. Manajemen perkantoran
Manajemen perkantoran merupakan suatu cabang ilmu manajemen
yang berhubungan dengan masalah pelayanan dalam pendapatan, pencatatan
dan penganalisisan informasi, perencanaan dan pengkomunikasian untuk
mencapai sasarannya. Para ahli manajemen sepakat mengatakan bahwa
manajemen perkantoran memiliki fungsi sebagai koordinator. Karena
melalui sistem informasi manajemen, manajemen perkantoran
mengkoordinasikan seluruh kegiatan dalam sistem manajemen tersebut.
Ada beberapa tujuan manajemen perkantoran yang utama, yaitu sebagai
berikut:
a. Menerima informasi, manajemen perkantoran membantu manajemen
dalam hal pembuatan keputusan tanpa bersifat menunggu datangnya
informasi. Oleh karena itu sering terjadi perubahan lingkungan.
Manajemen perkantoran harus aktif dalam mencari data, fakta, dan
informasi dari berbagai sumber yang mungkin dapat di cari.
b. Mencatat informasi, seluruh fakta, data dan informasi sesuai dengan visi,
misi dan tujuan manajemen yang diterimanya itu perlu dicatat dalam
sistem pencatatan yang memadai. Walaupun kegiatan berkomunikasi
secara lisan sangat efektif dan efisien, namun berkomunikasi secara
tulisan akan sangat bermanfaat dalam hal pencarian informasi dan
pengawasan informasi.
c. Memproses informasi, dalam memproses informasi diperlukan informasi
yang bermutu dan lengkap agar lebih efektif dalam mengambilan
keputusannya. Hal ini dilakukan untuk menghindari dari pengambilan
keputusan yang sifatnya spekulatif dan keputusan yang hanya didasarkan
kepada metode “coba-coba”.
d. Merawat aktiva, melalui analisis dan penafsiran atas data yang dimiliki,
manajemen perkantoran dapat memberikan informasi mengenai seluruh
aktiva yang menjadi jantungnya sebuah organisasi.
Sumber:
Sastradipoera, Komaruddin. (2007). Asas-asas Manajemen Perkantoran: suatu
pendekatan sistem informasi manajemen. Bandung: Kappa- Sigma.
Sastradipoera, Komaruddin. (2003). Manajemen Marketing: suatu pendekatan
ramuan marketing. Bandung: Kappa- Sigma.
Sastradipoera, Komaruddin. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia: suatu
pendekatan fungsi operatif. Bandung: Kappa- Sigma.