Download - Belia 28

Transcript
Page 1: Belia 28

28

K ETIKAmasuk ke sekolah yang satu ini,nuansa pertama yang terasa adalahsejuk dan asri. Cat sekolahnya yang

hijau dan banyaknya tanaman hijau mem-buat lingkungan SMPN 28 Bandung sangatnyaman dan teduh. Selain itu kawasan seko-lahnya pun bersih. Hampir di setiap sudut-nya terdapat tong sampah dan peringatanuntuk membuang sampah pada tempatnya.

Tak heran jika sekolahyang berlokasi di JalanSolontongan II, Ban-dung ini memperolehpenghargaan Adi-witaya.”Kita memang

memberikan nuansahijau di sekolah seba-gai gebyar bersamadengan slogan KotaBandung Green Clean,dan dalam pelak-sanaanya kita mem-peroleh penghargaanAdiwiyata tingkat Na-sional, dan sedangmenuju sekolah se-hat,” ujar Ibu Evis Sum-iati, humas SMPN 28.

Penghargaan ini pun menjadi suatu ke-banggaan tersendiri bagi siswa sekolah disini. Seperti yang diungkapkan oleh siswakelas VII, Triandani Adiwibawa, baginyabersekolah di SMPN 28 yang menyandanggelar sekolah sehat merupakan sebuah ke-banggaan sendiri. “Bangga juga sekolah disini, lingkungannya bersih, ekskulnyabanyak dan punya gelar Adiwiyata juga, jadimenyenangkan,” ungkap Triandani yang ju-ga anggota ekskul angklung ini.Tentu saja ini sejalan visi yang diusung

SMPN 28, yaitu mewujudkan sekolah yangunggul dalam berprestasi, tangguh dalammental spiritual, sehat dan berbudaya. Se-lain lingkungannya yang sehat, siswa diSMPN 28 juga ternyata membentuk mentalspiritual siswa yang kuat. Bagaimana tidak,setiap pagi seluruh siswa membaca AsmaulHusna dan wajib melaksanakan salat Duha.Selain mengutamakan kebersihan

lingkungan dan rohani, sekolah yang memi-liki slogan BISA ini juga sangat disiplin. Ke-disiplinan ini tidak hanya diberlakukan untuksiswa, tetapi juga untuk para guru. ”Karenadisiplin merupakan tolak ukur dari keber-hasilan, maka tak hanya diberlakukan kepa-da siswa tetapi untuk guru juga ada," tuturBu Evis.

Misalnya, jika ada siswa yangterlambat maka mereka takakan bisa masuk hingga pelak-sanaan salat Duha selesai, be-gitu pun guru. Setelah itu, siswayang terlambat akan mendap-atkan hukuman seperti menyi-ram tanaman. Sementara jika

ada guru yang tak disiplin maka akan men-dapatkan teguran langsung dari kepalasekolah.Wah, gak heran kalau SMPN 28 ini punya

banyak sekali prestasi. Mulai dari prestasi dibidang sains hingga ekskulnya. Salah satuprestasi yang membanggakan yaitu terpilih-nya pramuka SMPN 28 sebagai perwakilanuntuk penaikan bendera dalam perayaanulang tahun Konferensi Asia Afrika tahun ini.Tim Angklung 28 pun telah mengharumkannama sekolah ke kancah internasional. Padatahun 2011, Angklung 28 mendapatkan ke-sempatan menjadi utusan untukmenampilkan musik angklung di Malaysia.Waaaw hebat yah?Selain lingkungannya yang asri dan adem,

banyaknya ekskul juga menjadi daya tariksekolah hijau ini. Mulai dari Paskibraka, Pra-muka, taekwondo, PKS, PMR, bola voli, bolabasket, bulu tangkis, futsal, karate, paduansuara, sains klub, seni rupa, hingga sastrapun ada. Jadi gak heran kalo SMPN 28 ter-masuk salah satu sekolah favorit di KotaBandung ini. Lingkungan bersih, jiwa sehat,dan disiplin jadi rumus sukses buat28! Jempol deh***

[email protected]

Lingkungan Bersih,

Jiwa Sehat, Prestasi Mantap!

SMPN 28

K ALAU bicara tentang SMPN 28 yang tebersit adalah Angklung 28. Yak! Angklung SMPN 28 ini ter-masuk salah satu yang terbaik di Kota Bandung. Ekstrakulikuler satu ini sudah menjadi ikon 28guys. Gak tanggung-tanggung ikon 28 ini udah go international. Tahun 2011 kemarin Angklung 28

berkesempatan menjadi utusan untuk menampilkan musik angklung di Negeri Sembilan, Malaysia. ”Al-hamdulillah, Angklung 28 berkesempatan tampil dalam festival budaya Parpatih di Negeri Sembilan,”ungkap Pak Agus Mulya selaku pembina ekskul angklung.Prestasi Angklung 28 ini banyak sekali, guys. Mereka telah mengharumkan nama SMPN 28 dengan de-

lapan kali memperoleh gelar juara dalam perlombaan yang diadakan oleh Institut Tekhnologi Bandung(ITB) dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Ekskul yang sudah ada sejak tahun 1987 ini punsering kali diminta untuk tampil di berbagai acara di Kota Bandung. Baru-baru ini mereka tampil dalamacara puncak Pemilihan Duta Sanitasi Jawa Barat di Hotel Panghegar. Pokoknya salut deh sama Angklung28! ***

[email protected]

Angklung Jadi Ikon 28

CobelCebel

WALAUmasih duduk di kelas VII, co -wok satu ini sudah punya segudang ke -giatan. Faiq banyak aktif di ekskul PMR,lingkungan, dan sains klub. Kegiatannyabanyak, tetapi pencinta mata pelajaranbahasa Inggris dan matematika ini tetapbisa menyandang predikat sebagaijuara kelas di semester awalnya. Faiq inipunya hobi membaca loh, buku fiksi,nonfiksi, hingga koran pun siap ia baca.

[email protected]

CEWEK yang satu ini sangat suka tantan-gan. Oleh karena itu, mata pelajaran kesu ka -annya adalah IPA. Karena bagi Faradilla, IPAmerupakan pelajaran yang menantang untukmengolah rumus dan praktik. Walau masihkelas VII, Faradilla sudah banyak memilikipres tasi yang mengharumkan nama SMPN28. Di antaranya menjadi salah satu anggotaekskul angklung dan memperoleh juara per-tama. Baru-baru ini, cewek yang bercita-citamau jadi analis dan desainer ini juga mewakiliSMPN 28 untuk mengikuti lomba seni rupa. ***

Faiq Muhammad F,

Kelas VII

Faradillah Azzahra, Kelas VII

Muhamad Rizal, Kelas X TKJ, SMK Persis 02

KALAU andaikan saja dulu sudah adaFacebook dan Twitter Ibunda Kartini pasti sering online...haha. Update status tiaphari,apalagi kan dulu masih zaman keke -rasan pasti Ibu Kartini sering curhat sama te-man-temannya lewat internet. Pada tanggal21 April itu kan hari kelahirannya, menurutsaya beliau bakal pasang status gini ”Aduh,masa tanggal 21 ini masih ada kekerasan,damai dulu lah sehari ini saja mah, ingat akudong kan sekarang aku ultah kasih kado lahucapin met ultah lah jangan buat kekerasanterus :(”

Mayang Nadhira Hasna, IX-Akselerasi, SMP Al-Ma'soem

MEMANG seru sepertinya jika pada saatIbu Kartini masih berjaya dia sudah memilikiaccount Twitter atau Facebook. Mungkin dia

bisa menulis apa yang ada di pikirannyaseperti anak muda sekarang ini. Tetapiapakah dia juga akan menulis status atautweet di account nya tentang tanggal 21April? hehehe, Bisa jadi. ”@RAKartini: Ha -yooo! Sekarang tanggal 21 April yang bi-asanya kalian berlomba memakai baju adatdaerah. Ayo share Twitpic kalian memakaibaju daerah!” dan bagaimana kalau di Face-book? ”RA Kartini: Selamat tanggal 21 AprilHari Kartini! Ayo semangat yang ikutan lom-ba memakai baju adat daerah. Atau yangsekolahnya ngadain acara boleh di share dikomentar ya!”.

Patricia Anita, VIIE/20, SMP Waringin

KALI ini aku ingin membuat status yangberbeda dalam Hari Ibu Kartini. Beliau kansalah satu tokoh paling berperan dalamnegeri kita tercinta, Indonesia. Beliau sudahmembuat wanita Indonesia mendapatkanpendidikan yang setara dengan lelaki dan itu

tidaklah mudah. Aku akan mengganti statusyang biasanya berbunyi ”Selamat Hari Karti-ni” dengan motivasi yang membangun danmembuat kita harus berterima kasih sebe-sar-besarnya pada Ibu Kartini. Mungkin akudapat menggunakan kata-kata beliau yangtidak asing di telinga kita yaitu ”Habis gelapterbit terang, maju terus putri-putri bangsa!”.Ayo para Kartini muda, teruskanlah per -juanganmu!

Agnes Cynthia M, VIII B/ 01, SMPK 5 BPK Penabur, Bandung

JIKA Ibu Kartini memiliki Twitter/Facebook,mungkin ia akan meng-update statusnyadengan materi-materi pelajaran, tata sopansantun, dan tentang emansipasi wanita, atauapa pun. Jelasnya ia akan memberikan con-toh-contoh berperilaku yang baik dalammasyarakat, jelas tidak mungkin Ibu Kartinimeng-update status yang kurangbaik/sopan.

Ujian Nasional (UN) tahun ini memprihatinkan, terutama penundaan ujian di 11 provinsi. Sebagai pelajar, gimana nih tanggapan kamu? Sokkiri min opi ni Be lia yang pa ling se ru dan enggak bokis ke Re dak si be lia, pa ling lam bat ha ri Ju mat (26/4/13) ke Kantor Re dak si ”Pi kir an Rak -yat” Jln. Soe kar no-Hat ta No. 147 Ban dung. Bi sa ju ga le wat e-mail ke: belia@pikiran-rakyat. com. Inget, yang bu kan pe la jar di la rang am -

bil ba gi an! Opini yang dimuat melalui e-mail mendapat merchandise dari Pikiran Rakyat. (Hub. Bag. Marcomm Jln. Asia Afrika No. 77 Bandung) dengan menunjukkan kartu pelajar. Jangan telat ngirimnya ya!***

SELASA (PAHING) 23 APRIL 201312 JUMADIL AKHIR 1434 HJUMADIL AKHIR 1946

"HAH? Kamu kerja di sana?" "Kok nggaknyambung banget?" "Lalu kuliah selamabertahun-tahun di jurusan itu sia-sia dong?"

Itu komentar orang-orang waktu saya diterima bekerjadi sebuah penerbit di Kota Bandung.Sebetulnya, bisa dibilang saya salah jurusan waktu

kuliah. Cita-cita saya jadi arsitek atau desainer interior.Tetapi Tuhan berkehendak lain, saya masuk pilihan ked-ua, jurusan astronomi. Daripada enggak kuliah, ya su-dah dijalani saja. Karena enggak sesuai dengan minat,kuliah saya lama. Tapi, ternyata menyenangkan, karenamahasiswanya sedikit, jadi kami seperti keluarga! Enam setengah tahun kuliah, akhirnya saya lulus.

Bukannya senang, malah resah. Mau ngapain? Kalaupunya uang sih penginnya kuliah lagi, tapi pindah ju-rusan. Tapi, memangnya orangtua saya masih maumembiayai?Saya mulai berpikir, mau kerja di mana? Saya eng-

gak suka pekerjaan administrasi. Sepertinya, nggakbakal diterima kalau bekerja di bidang astronomi (taudiri, hehe), dan ogah jadi PNS. Setelah dipikir-pikir lagi,saya senang membaca buku sejak kecil. Mungkin co-cok di bidang-bidang yang berhubungan denganbuku atau di majalah.Suatu hari, saya melihat lowongan sebagai editor

buku remaja di salah satu penerbit di Bandung. Wah,pas nih. Meskipun saat itu saya sudah masuk usia de-wasa, kebanyakan buku yang saya baca tetap bukuanak dan remaja. Bismillah, saya melamar.Seminggu kemudian, saya diminta datang untuk

mengikuti tes, yaitu menerjemahkan, mengedit, dansedikit menulis. Beberapa hari kemudian, saya di-panggil untuk wawancara. Dan beberapa hari kemu-dian, saya ditelefon, ditanya kesiapan bisa bekerja ka-pan. Horeee, saya enggak nganggur!Awalnya saya ditempatkan di lini buku fiksi dewasa,

sementara editor lini remaja dipegang teman saya.Meskipun jarang membaca buku dewasa, lama-lamasaya menikmati juga. Beberapa bulan kemudian, adakabar gembira, saya diberi lini baru, menangani bukuanak-anak terjemahan. Akhirnya!Pekerjaan sebagai editor in house di penerbit sebe-

tulnya banyak. Mulai dari memilih buku yang akanditerbitkan, mencari siapa yang akan mener-jemahkan, memeriksa hasil terjemahan, memikirkankonsep sampul dan ilustrasi buku, memenggal atau

menambahkan isi (kadang ada yang harus disensoratau disesuaikan dengan budaya Indonesia), membu-at sinopsis, hingga usulan-usulan promosi. Editor bukulokal biasanya lebih sibuk lagi. Selain menerimanaskah dari penulis, mereka harus berburu naskah.Atau menyusun naskah bersama-sama si penulis.Jadi, pekerjaan sebagai editor di sebuah penerbit

nggak sebatas mengedit atau menyunting naskah.Editor yang bertanggung jawab hingga sebuah bukuitu jadi dan beredar di pasaran.Setelah dua tahun, saya memutuskan keluar. Bukan

karena bosan dengan pekerjaannya, tetapi saya inginbekerja di rumah. Saya juga ingin mencari sesuatuyang baru. Kalau bekerja kantoran, sepertinya sulit un-tuk melakukan hal-hal lain. Padahal, saya juga punyakeinginan lain, yaitu berbisnis.Setelah keluar, saya melamar ke berbagai penerbit

lain sebagai penerjemah atau editor lepas. Alham-dulillah, selama hampir tujuh tahun menjadi pekerjafreelance, pekerjaan masih ada terus.Lalu, untuk apa bertahun-tahun belajar astronomi?

Ternyata tetap terpakai, kok. Memang nggak lang-sung, tetapi belajar sains melatih kita untuk berpikiranalitis dan logis. Ini yang terpakai di bidang peker-jaan apa pun. Selain itu, saya sering mendapat peker-jaan untuk menerjemahkan atau menyunting bukuyang berkaitan dengan sains. Buku-buku fantasi punbanyak yang membahas alam semesta. Dan akhir-akhir ini, seorang teman meminta bantuan saya untukmenerjemahkan artikel-artikel astronomi untuk anakdi suatu situs web.Jadi, nggak ada yang sia-sia, kan? :) ***

Maria Lubis, freelance editor | @mmlubis

Kalau Kartini Punya Facebook dan Twitter

Salah Sambung

fOtO: aulia rizal

DOK

Top Related