Download - BBLR Thomas
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini banyak ibu yang sedang hamil kurang memperhatikan kesehatannya dan janin yan dikandungnya, mereka selalu sibuk dengan aktivitas sehari-hari yang merupakan tuntutan sebuah persaingan sebuah negara berkembang, setiap orang akan selalu berusaha menyaingi orang lain.
Ini diperparah lagi dengan gaya ibu hamil yang kurang mengkonsumsi gizi, minum alkohol, peroko dan malas untuk mengkonsultasikan kondisi kehamilannya pada tenaga kesehatan.
Pada akhirnya semua akan menyebabkan persalinan yang tidak normal, melahirkan bayi yang berat badan lahirnya rendah, kematian bayi yang membawa ini pada permasalahan bangsa yang perlu segera ditangani.
Oleh sebab itu, kita sebagai tenaga kesehatan dituntut untuk menjadi role model dan memberikan tambahan informasi pada masyarakat agar mereka mengerti dan ikut berpartisipasi dalam pengontrolan kehamilan secara berkala.
Melihat masalah kesehatan masyarakat diatas yang masih belum teratas I penulis tertarik untuk mengangkat masalah keperawatan ini.
B. Tujuan penulisan
Adapun maksud atau tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. untuk menerapkan dan mempraktekkan Askep pada BBLR secara profesional sesuai standar keperawatan.
2. menambah wawasan penulis tentang asuhan keperawatan pada BBLR.
3. sebagai salah satu tugas praktek MA : Keperawatan Meternitas.
4. membandingkan antara teori yang didapat di bangku kuliah dengan praktek dilapangan selama praktek di perinatologi.C. Metode penulisan
Dalam penulisan makalah ini penulisan menggunakan metode deskriptif adapun pendekatan penulis yang dilakukan adalah pendekatan study kasus melalui beberapa hal antara lain yaitu :
1. observasi
metode pengumpulan data dimana data dukumpulkan melalui observasi sosial
2. pemeriksaan fisik
yaitu dengan inspeksi (mengamati), palpasi (meraba/menekan bagian tubuh), dan auskultasi (mendenarkan dengan stetoskop)
3. study perpustakaan
yaitu mempelajari teori-teori yang ada diliteratur yang berhubungan dengan masalah yang ada utuk mendapatkan dasar ilmiah.
D. Sistematis penulisan
Laporan kasus ini disusun secara sistematis yang terdiri dari lima BAB yaitu sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN, terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORITIS, meliputi konsep dasar medis dan konsep dasar keperawatan, yang memberikan gambaran mengenai kerangka berfikir secara teori, dan digunakan sebagagi acuan dalam pelaporan kasus.
BAB III : PENGAMATAN KASUS, menjelaskan tentang laporan kasus yang diterapkan langsung dengan pasien dengan pendekatan proses perawatan.
BAB IV : PEMBAHASAN KASUS, menggambarkan tentang perbandingan antara teori dan praktek dilapangan, menjelaskan persamaan dan perbedaan yang dihadapi.
BAB V : PENUTUP, terdiri atas kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Medis
1. Definisi
Bayi berat badan rendah (BBLR) yaitu bayi baru lahir yang berat badannya 2500 gram lebih rendah atau bayi baru lahir yang berat badannya kurang sama dengan 2500 gram disebut Low Birth Weight (WHO 1961)
Pembagian kehamilan menurut WHO 1979 adalah sebagai berikut :
Pre Term : Masa gestasi kurang dari 259 hari (37 minggu) Aterm : Masa gestasi 259-293 hari (37-42 minggu) Post Term Infant : Masa gestasi 294 hari atau lebih (42 minggu/lebih)
BBLR dibagi dua golongan yaitu :
a. Prematuritas murni : Masa gestasi kurang dari 37 minggu dan Bbnya sesuai dengan BB masa gestasi.
b. Dismatur : BB bayi tersebut kurang dari BB seharusnya untuk masa gestasi itu.
Ciri-ciri aktivitas bayi dengan berat badan lahir rendah berbeda-beda sehingga perlu diperhatikan gambaran umum kehamilan sebagai berikut :
a. Ingat hari pertama menstruasi.
b. Denyut jantung terdengar pada minggu 18 sampai 22.
c. Fetal quickening minggu 16 sampai 18.
d. Pemeriksaan tinggi fundus uteri, ultrasonografi (konsultasi).
e. Penilaian secara klinik : berat badan lahir, panjang badan, lingkar dada, dan lingkar kepala.
Istilah prematuritas telah diganti dengan berat badan bayi lahir rendah (BBLR) karena terdapat dua penyebab kelahiran bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram, yaitu karena umur kuarng dari 37 minggu, berat badan lebih rendah dari semestinya, sekalipun umur cukup, atau karena kombinasi dari keduanya.2. Anatomi Fisiologi
Darah terdiri dari elemen-elemen berbentuk dan plasma dalam jumlah setara. Elemen-elemen berbentuk tersebut adalah sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Plasma terdiri dari 900 air dan 100 elektrolit, gas terlarut berbagai produk sisa metabolisme dan zat-zat gizi misalnya gula asam amino, lemak, koleesterol, dan vitamin. Protein dalam darah misalnya albumin dan imuno globilin ikut menyusun plasma.
a) Pembentukan Sel Darah
Sel darah merah, sel darah putih dan trombosit di bentuk di hati dan limfa pada sumsum tulang belakang. Proses pembentukan sel-sel darah disebut hematopoiesis.
b) Sel Darah Merah
Sel darah merah tidak memiliki inti sel, mitokondria atau ribosom. Sel ini tidak dapat melakukan mitosis. Fosforilasi oksidatif sel atau pembentuk hemoglobin yang mengangkut sebagian besar oksigen yang diambil dari paru-paru ke sel-sel diseluruh tubuh. Sel darah matang di keluarkan dari sumsum tulang dan hidup sekitar 120 hari untuk kemudian mengalami disentegrasi dan mati.
Sel darah di gambarkan berdasaran ukuran dan jumlah hemoglobin yang terdapat di dalam sel :
1. Nermositik : sel yang ukurannya normal
2. Nermokromik : sel dengan jumlah hemoglobin yang normal
3. Mikrositik : sel yang ukurannya terlalu kecil
4. Makrositik : sel yang ukurannya terlalu besar
5. Hipokromik : sel yang sejumlah Hbnya terlalu sedikit
6. Hiperkromik : sel yang sejumlah Hbnya terlalu banyak
c) Hemoglobin
Hemoglobin terdiri dari bahan yang mengandung besi yang disebut hem (heme) dan protein globulin. Terdapat sekitar 300 molekul hemoglobin dalam setiap sel darah merah. Hemoglobin dalam darah dapat mengikat oksigen secara partial atau total.
d) Pemecahan Sel Darah Merah
Apabila sel darah merah mulai berdisentegasi pada akhir masa hidupnya, sel tersebut mengeluarkan hemoglobinnya kedalam sirkulasi. Hemoglobin diuraikan hati dan limfa. Molekul globulin diubah menjadi asam-asam amino. Besi dismpan dihati dan lmfa sampai di gunakan kembali oleh tubuh. Sisa molekul lainnya diubah menjadi bilirubin, yang kemudian dieksresikan melalui tinja atau urin.
3. Etiologi
1. faktor dari ibu
a. faktor penyakit
penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan. Misalnya :
toxemia gravidarum (pre eklamsia, eklamsia)
penyakit jantung
perdarahan anterpartum (solucio placenta previa)
trauma fisik dan psikologi
kehamilan multi para
ibu-ibu yang bekerja terlalu berat pada masa kehamilan
kehamilan dengan penyakit infeksi : nefritis akut, infeksi akut.
b. Usia
Angka kejadian tertinggi bayi BBLR adalah umur ibu dibawah 20 tahun dan pada multigravida yang kelahirannya terlalu dekat.
c. keadaan sosial
keadaan ini sangat berperan sekali terhadap timbulnya BBLR hal ini disebabkan oleh gizi yang kurang baik dan antenatal care yang kurang.d. sebab lain
karena ibu perokok, peminum.
2. faktor janin
a. hydramnion
b. kehamilan multiple
c. kelainan kromosom
d. syphilis termasuk juga infeksi kronis
3. faktor lingkungan
a. tempat tinggal didataran tinggi
b. radiasi
c. zat-zat racun
4. Tanda-tanda BBLR
Prematur
a. Berat badan kurang dari 2500 gram
b. Tinggi badan kurang dari 45 cm
c. Lingkar kepala kurang dari 30 cm
d. Lingkar kepala kurang dari 33 cm
e. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
f. Kepala relatif lebih besar
g. Kulit tipis transparan, rambut lanugo, lemak kulit kurang
h. Otot hipotonik lemah
i. Pernafasan tidak teratur dapat terjadi apnea (Gagal nafas)
j. Ektrimitas : paha Aduksi, sendi lutut/ kaki fleksi-lurus
k. Kepala tidak mampu tegak
l. Pernafasan sekitar 45 sampai 50 kali permenit
m. Frekeunsi nadi 100 sampai 140 kali permenitB. PERKIRAAN UMUR KEHAMILAN
1. Klinik
Panjang puncak kepala telapak kaki dalam cmX0,8 = umur dalam minggu.
a. Telapak kaki, bila hanya ditemukan garis lipatan tranversa anterior, maka bayi kurang dari 36 minggu. Bila telapak kaki dipenuhi lipatan ia berumur 40 minggu/lebih.
b. Rambut kepala berbulu halus sebelum 38 minggu menjadi bertambah kasar dan lebih seperti sutera setelah itu.
c. Ear lobe-tidak ada kartilago sebelum 36 minggu. Sedikit antara 36-38 minggu serta telinga cukup kaku dan kenyal menjelang.
d. Nodules payudara-tidak teraba sebelum 36 minggu 2-4 mm menjelang 38 minggu dan 6-7 mm pada term.
e. Testis dalam canalis inguinalis bawah menjelang 36 minggu dalam serotum pada 39 minggu
2. Refleks
a. Menghisap dan menelan lemah serta tak sinkron sebelum 32 minggu, tetapi cukup kuat untuk dan sinkron setelah 34 minggu
b. Rooting refleks pelan sebelum 32 minggu, tetapi menjadi cepat dan aktif pada 34 minggu
c. Refleks moro lemeh sebelum 32 minggu dan sempurna setelah itu
d. Reflaks ekstensi silang menghasilkan hanya sedikit fleksi sebelum 32 minggu fleksi penuh setelah 34 minggu. Fleksi diikuti ekstensi setelah 38 minggu, dan fefluk penuh pada aterm, yaitu fleksi, ekstensi, adduksi dengan mengembengkan jari kaki.
3. Tonus
a. Sikap sebelum 32 minggu bayi bebnar-benar hipotonik, terbaring rata pada punggung lengan dan tungkai ekstensi.
b. Perasat jari kaki ketelinga sebelum 34 minggu. Bila tungkai bayi yang ekstensi difleksi pada articulatio coxae maka jari kakinya akan mencapai dekat telinganya.
c. Scarf-sign sebelum 32 minggu pada bayi terlentang rata maka lengannya dapat digunakan leintas bayi sehingga siku melewati tepi badan pada sisi yang berlawanan.
d. Windau sing-sebelum 32 minggu tangan dapat difleksi ke kira-kira 90 pada lengan bawah. Pada 36 minggu dapat difleksi ke kira-kira 45 dan pada aterm mungkin fleksi penuh.
Tanda-tanda fisiologis
1. Gerak pasif dan tangis merintih walau tidak menangis bayi lebih banyak tidur dan malas.
2. Suhu tubuh dapat berubah menjadi hipertermi disebabkan oleh :;
a. Pusat pengatur panas belum berfungsi sempurna
b. Kurangnya lemak dalam jaringan subcutan akibatnya mempercapat terjadi perubahan suhu tubuh.
c. Kurangnya pergerakkan akibatnya produksi panas juga berkurang.
d. Permukaan tubuh relatif lebih luas sehingga pengeluaran panas melalui tubuh lebih besar.
e. Alat pernafasan belum bekerja secara sempurna.
Dismatur
Yakni berat badan bayi tersebut kurang dari BB seharusnya untuk masa gestasi itu.
Gejala klinis yaitu :
1. Terdapat gajala fisik bayi prematur berat badan kurang dari 2500 gram
2. Retardasi pertumbuhan dan wasting :
Pada bayi cukup bulan gejala yang menonjol ialah wasting sebagai akiat defisit makanan atau terjadi fetal distress yang dibagi dalam 3 golongan :
1. Acute fetal distress yang defisit atau fetal deprivation yang hanya mengakibatkan prental distress tetapi tidak mengakibatkan retardasi pertumbuhan dannwasting.
2. Sub acute fetal distress yang bila total defrivation tersebut menunjukkan tanda wasting tetap retardasi pertumbuhan.
Bayi dismatur dengan tanda wating atau insufiensi placenta dapat dibagi dalam 3 stadium menurut berat ringannya wasting tersebut (clifford)yaitu :
1. stadium pertama
a. bayi tampak kurus dan relatif lebih panjang
b. kulitnya longgar, seperti pericamen tetapi belum terdapat noda mikonium
2. stadium kedua
a. didapat tanda stadium pertama
b. warna kehijauan pada kulit, plcenta dan umbilikus oleh mekonium yang tercampur dalam amnion yang kemudian mengendap kedalam kulit, umbilikus yang plac sebagai anoksia intra uteri
3. stadium ketiga
a. ditemukan tanda stadium kesua ditambah dengan kulit yang berwarna kuning kuku dan tali pusat. Ditemukan juga tanda anorexia antrauterin yang lama.
Komplikasi dismatur
1. Sindrome aspirasi mekonium adalah keadaan hipoksia intrauteri kesulitan pernafasan/liquor amnion terdapat mekonium sehingga bayi menderita gangguan pernafasan yang sangat menyerupai sindrome gangguan pernafasan idiopatik.
2. Hipoglikemia simtomatik
Keadaan ini terutama pada bayi laki-laki
Penyebab belum jelas tetapi mungkin karena persediaan glikogen yang sangat kurang.
Gejala klinis yang khas umumnya tetap menunjukkan gejala kemudian hanya dapat terjadi :
1. Jitterness (tampak sangat kaget)
2. Twiteny
3. Serangan apneu
4. Sianosis
5. Pucat
6. Tidak mau makan
7. Ikterus
8. Apatis
9. Kejang
Pada pemeriksaan gula darah dinyatakan hipoglikemia bayi cukup bila gula darah kurang dari 30%,BBLR kurang dari 20 mg%.
Pengobatan :
Dengan menyuntikan glukosa 20% 4 ml/kg BB kemudian pemberian infus glukosa 10%.
3. Aspeksia neonatorum
Bayi dismatur lebih sering menderita aspiksia neonatorum dibanding denagn bayi biasa.
4. Penyempitan membran hialin
Terutama mengenai bayi dismatur preterm bila masa gestasinya kurang dari 35 minggu.
5. Hyperbilirubinemia
Dismatue yang sering hyperbilirubinemia dengan gangguan pertumbuhan hati.5. Penatalaksanaan/perawatan bayi BBLR.
1. Pemberian minuman dini (Early feeding) untuk menghindari hipoglikemia (karena bayi dismatur biasanya tampak haus)
2. Air susu ibu atau telah dikeluarkan lebih baik dibandingkan dengan susu sapi yang dimodifikasi. Kebanyakan bayi dengan umur kehamilan kurang dari 35 minggu tidak dapat menghisap, sehingga makan melalui sonde.
3. Frekuensi minum susu
Berat badan lahirFrekuensi
Kurang dari 2,3 kg
Kurang dari 1,8 kg
Kurang dari 1,5 kg
Kurang dari 1,2 kgTiap 3 jam
Tiap 2 jam
Tiap jam
Minum tetes nasogastrik atau nasojejenum
Makan dalam jumlah relatif besar diberikan pada bayi berat badan rendah untuk menjamin agar otak yang sedang tumbuh cukup menerima zat gizi makanan pertama bayi dapat susu, asalkan tidak ada kecurigaan atresia esofagus yang menyebabkan sekresi mulut berlebihan, kemajuan gizi bayi diukur dengan menimbang bayi setiap hari dan tidak boleh kehilangan lebih dari 10% berat badan lahirnya dan ia akan memperoleh kembali berat badan lahirnya dalam 10 sampai 14 hari.
Pemeriksaan gula darah setiap 8-12 jam
Paling mungkin timbul pada bayi prematur yang sakit. Berat badan bayi lahir rendah atau bayi dengan iso-imunisasi rhesus ia bisa diantisipasi sebelum gejala timbul dengan pemeriksaan gula darah secara teratur.
Pernafasan diawasi terutama 24 jam
Bayi prematur mungkin menderita penyakit membran hialin, pada penyakit ini tanda gawat pernafasan selalu ada dalam empat jam. Bayi harus dirawat terlentang atau tengkurap dalam incubator. Dada dan abdomen harus dipaparkan untuk mengobservasi usaha bernafas bayi dengan umur kehamilan kurag dari 34 minggu cenderung keserangan apneu recuren dan harus dirawat pada alarm apnue yang merupakan alat untuk mengukur interval waktu diantara pernafasan alarm ini distel berdering bila intervalnya memanjang.
Pencegahan terhadap infeksi
Neonatus khususnya yang berberat badan rendah, mempunyai sistem imunologi yang tidak matang dan mungkin mendapat infeksi. Air susu ibu akan memnawarkan sejumlah perlindungan tetapi bayi kecil demikian harus dirawat dalam lingkungan yang bersih yang peralatannya disterilkan secara teratur dan yang sistem ventilasinya bersih. Perhatikan dengan cermat kepencucian tangan sebe;lum dan sesudah menyentuh bayi menjadi faktor terpenting dalam mencegah infeksi.
Pengendaliann suhu
Bayi yang ringan kekurangan lemak putih subkutis dan jika mereka juga prematur, maka mereka mempunyai pusat termoregulasi, sehingga tidak mampu menggigil atau berkeringat. Suhu lingkungan tempat bayi dirawat tergantung atas umur, berat badan dan umur kehamilan serta dikenal sebagai lingkungan termonetral. Pada iklim sedang bayi berat badan lebih dari 270 C tetapi bayi lebih ringan mungkin memerlukan sebuah incubator dan harus dihubungkan ke termometer baca kontinue.
C. MASALAH-MASALAH KHUSUS BAYI PREMATUR
1. Penyakit membran hialin
Merupakan penyakit terlazim sindrome gawat pernafasan. Jarang pada bayi aterm frekuensinya meningkat dengan makin pendeknya masa kehamilan. Bayi tidak mampu mempertahankan alveoli tubuh karena defisiensi surfaktan. Sehingga paru-paru cenderung kolps pada akhir tiap pernafasan. Ia menyebabkan tanda utama merintih pada ekspirasi, sianosis, resesi iga dan takipnea.
2. Ikterus
Pada neonatus ada defisiensi relatif-transferse (enzim yang mengakomodasi bilirubin dalam hati), sehingga bilirubin tidak langsung tertumpuk dalam plasma. Bayi prematur lebih besar defisiensi (ikterus prematuritas) dan selalu ada ikterus dalam tingkat tertentu pada bayi prematur ikterus terlihat secara klinis pada hari ke-3/ke-4 yang mencapai puncaknya pada hari ke-6 dan kemudian menghilang.
3. Keracunan oksigen
Terapi O2 dapat menyebabkan fibroplasia retrolental sebuah keadaan yang pembuluh darah tepi retinanya mula-mula merengang, kemudian berkelok-kelok dan berdilatasi : fibroplasia retrolental dapat terjadi pada kehamilan/konsentrasi O2 berapa saja tetapi paling mungkin muncul pada bayi sangat prematur yang terjadi dengan konsentrasi O2 tinggi untuk waktu yang lama sehingga penting agar tegangan O2 arteri diukur secara teratur untuk mencegah hiperoksemia.
4. Anemia
Kadar hemoglobin neonatus menurun terus menerus selama 3 bulan pertama kehidupan sampai sum-sum tulang memproduksi cukup eritrosit bayi pengantian yang hilang kadar hemoglobin pada bayi prematur turunlebih cepat dan sebagian karena efek pengenceran. Anemia dieksaserbasi oleh sepsis, memar, dan pada bayi sakit oleh sering mengambil contoh darah (anemia profesional) hemoglobin dan hemmatokrit harus diperiksa teratur dan meningkatkan transfusi yang diberikan bila hematokrit turun dibawah 40%/ hemoglobin kurang dari 7gr/dl.5. Peradarahan intraventrikuler (IVH)
Ia timbul diatas 35% pada bayi yang lahir sebelum kehamilan 34 minggu dan dapat dideteksi dengan scan ultrasonografi dalam beberapa hari pertama kehidupan. Faktor predisposisi meliputi sindrom gawat nafas. Asidosis dan hiperkapiler sebagian besar perdarahan berukuran kecil dan tidak menyebabkan cacat yang dapat dideteksi. Tetapi perdarahan besar menyebabkan cerebral plasy, hidrosepalus atau kematian.
6. Enterokolitis nekrotimus
Ia kelainan tak lazim tetapi semakin dikenali yang dijumpai pada bayi yang menderita hipoxia. Ia bisa mengikti gangguan penyendiaan darah ke usus setelah kateterisasi pembuluh darah umbulicalis dan transfusi tukar. Ia bisa akibat invasi usus oleh organisme anaerob stetlah iskemia. Bayi menderita distensi perut, muntah, dandiare berdarah. Foto abdomen memperlihatkan udara intamural dan kadang-kadang udara didalam tonus hepatica atau peritonium setelah perforasi. Tetapi dengan memberi makan pada bayi parenteral dan memberikan penicilin, gentamicin, dan metronodazol. Perawatan bedah mungkin diperlukan untuk perforasi struktura.
Penting pembedahan bayi dismatur dengan bayi prematur murni karena :
1. morbiditas yang berlebihan, misalnya : prematuritas murni mudah menderita komplikasi seperti membran hialin. Perdarahan intraventrikuler, pneumonia aspirasi.
2. bayi dismatur mudah menderita sindrome aspirasi mekonium, hipoglikemia sindromatik dan hiperbilirubinemia.
3. pada bayi dismatur yang pre term dengan sendirinya komplikasi bayi prematuritas murni juga dapat terjadi.
4. membedakan hal ini penting sebab bayi dismatur harus mendapat makanan dini yang lebih dini dari pada bayi prematur.D. PROGNOSIS BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAHPenurunan moralitas perinatal yan terjadi dengan perbaikan perawatan obiterto dan neonatus disertai oleh pengurangan jumlah anak cacat. Sebagian besar bayi yang lahir prematur dapat diharapkan bertahan hidup sebagai individu normal dan sedikit keraguan bahwa investasi pada kesejahteraan mereka sangat efektif biaya antar 10-30% bayi yang bertahan hidup dengan bersih kurang dari 1 kg saat lahir menderita cacat besar. Bayi yang ringan untuk umur kehamilan tidak berjalan sebaik bayi yang tumbuh tepat bayi masa kehamilan.
E. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
Pengkajian dasar data neonatus
1. aktivitas/istirahat
status sadar mungkin 2-3 jam hari pertama
bayi tampak sering koma saat tidur dalam meringis atau tersenyum
tidur rata-rata 20 jam
2. sirkulasi
rata-rata nadi dan pikel 120-160 dpm (15 dpm pada 4-6 jam, meningkat sampai 120 dpm pada 12-14 jam setelah lahir)
nadi perifer lemah (nadi kuat menunjukkan duktus asterionatus paten)
murmur jantung sering ada selama periode transisi
To antara 60-80 mmHg (sistolik) 40-50 mmHg (diastolik)
3. eliminasi
abdomen lunak lunak distensi : bising usus aktif beberapa jam setelah kelahiran
urin tidak berwarna atau kuning pucat dengan 6-10 popok basah per 24 jam
pergerakan feces mekonium dalam 24-48 jam kelahiran4. makanan dan cairan
BB rata-rata 2500-4000 gr
Penurunan BB diawasi 5%-10%
Mulut saliva banyak, palatum keras/margin gusi, gigi perkosis mungkin ada5. neuro sensori
Lingkar kepala 32-37 cm frontanel anterior dan posterior lunak dan datar
Kaput suksedanum dan molding selama 3-4 hari
Mata dan kelopak mata mungkin oedema
Strabismus dan fenomena mata boneka sering ada
Bagian telinga atas sejajar dengan bagian dalam dan luar koitus mata
Penentuan neurologi : adanya refleks moro, plantar, genggaman plamur, dan babinski gerakan bergulung sementara
6. pernafasan
takipnea sementara
pola pernafasan : diagfragmatik dan abdominal
pernafasan dangkal atau cuping hidung ringan
ekspresi sulit
7. keamanan
warna kulit : akrosianosis untuk beberapa hari selama periode transisi
sefalohermatorma dapat sehari setelah kelahiran
ekstrimitas gerakan rentang sendi normal kesegala arah
8. seksualitas
genetalia wanita : labia vagina agak kemerahan atau edema tanda vagina/himen dapat terlihat rabas mukosa putih (segmen)
genetalia pria : testis tuna, skrotum tertutup dengan rugae9. prioritas keperawatan
memudahkan adaptasi untuk hidup diluar uterus
mempertahankan termonetralis
mencegah komplikasi
mingkatkan kedekatan orang tua bayi
memberikan informasi dan bimbingan antisipasi pada orang tua
10. tujuan pulang
BBLR secara efektif beradaptasi pada kehidupan diluar uterus
Bebas dari komplikasi
Kedekatan orang tua-bayi dilakukan
Orang tua mengekspresikan kepercayaan diri akan perawatan bayi
BAB III
PENGAMATAN KASUSBerdasarkan dari hasil pengamatan atau pemantauan langsung pada bayi baru lahir (prematur) dengan berlumuran mekonium yang telah dilakukan penghisapan lendir, karena mengalami kesusahan pernafasan. Bayi tersebut dibersihkan dan jenis kelamin laki-laki, dengan berat badan 2400 gr, panjang 48 cm, dan lingkar lengan atas 10 cm, dengan ukuran lingkar dada 30 cm, apgar score : 8/9 . setelah bayi dibersihkan dan dibedong bayi kemudian dimasukkan ke couvies untuk dihangatkan.
Nama : Alisius SekancingNim
: 20050285Tempat Praktek: PerinatologiPembimbing : Sri WahyuniTanggal : 28 September 2007
MANAJEMEM ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR / NEONATUS
PENGKAJIAN
IDENTITAS / BIODATA
Nama Bayi: By Ny NoviantyUmur Bayi: Tanggal / jam: 26/11-2007/ jam 23.10 wibJenis kelamin: Laki-laki
berat badan : 2400panjang badan: 48 cm
Nama
: Ny Novianty
Nama Suami : Tn Lie Bui Kumur
: 24 tahun Umur : 29 tahun
Suku/ Kebgs: China Suku/ Kebgs : Chinapendidikan: Pendidikan :
Agama : Budha
Agama : BudhaPekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat Rumah : Alamat Rumah : Dusun Tani Jaya, Bodok. sanggauII. ANAMNESA ( DATA SUBJEKTIF ) Tanggal : 28-11-2007Riwayat penyakit kehamilan
Perdarahan
: tidak ada
Pre eklamsia
: tidak Pernah Eklamsia
: tidak ada
Penyakit kalamin: tidak ada
Lain-lain
: -
Kebiasaan waktu hamil
Makanan
: 3 4 kali setiap hari
Obat-obatan / jamu: tidak ada Merokok
: tidak ada Lain-lain
: -Riwayat persalian sekarang
Jenis Persalinan: SCDitolong oleh
: Dr. Djoko
Lama persalinan
Kala I
:JammenitKala II:Jammenit
Ketuban pecah
Lamanya : 30 menit
Warna
: Putih kekuningan
Bau
: Amis
Jumlah
: 200 cc
Komplikasi persalinan
Ibu: tidak ada
Bayi: tidak ada
Keadan Bayi baru lahir
Afgar Skor : 5/7 Kriteria0-1 menit1-5 menit5-10 menit
1. Denyut jantung22
2. Usaha nafas22
3. Tonus otot22
4. Refleks12
5. Warna kulit11
Total89
Resuitasi :
Pengisapan lendir
:( - ) ada( ( ) tidak
Ambu
: (- ) ada ( ( ) tidak
Masage Jantung
: (- ) ada ( ( ) tidak
Oksigen
: (- ) ada ( ( ) tidak
Therapi
:tidak ada
1. Pemeriksaan Fisik Bayi
a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Suhu
: 350 C / Axila Pernafasan
: 52 x/mt / Teratur
Nadi
: 128 x/mt / Teratur
BB sekarang
: 2550 gr
b. Pemeriksaan fisik
Kepala
: Tidak ada kelainan Muka
: Simetris Ubun-ubun : Datar Mata
: Tidak ada kelainan Telinga : Sama kiri dan kanan / tidak ada kelainan Mulut
: Tidak ada kelainan Hidung : Tidak ada kelainan Leher
: Tidak ada kelainan Dada
: Tidak ada kelainan Tali pusat : Sudah layu Punggung: Tidak ada kelainan Extremitas : Lengkap Genetalia : Ada
Anus
: Ada
c. Refleks
Moro
: ada
Rooting
: ada
Walking
: tidak ada
Graph/ plantar : tidak ada
Sucking
: ada
Tonic neek
: ada
d. Antropometri
Lingkar kepala : S : 32 cm, F : 31 cm, M : 32 cm. Lingkar dada
: 30 cm
Lingkar lengan atas : 10 cm
e. Eliminasi
Miksi
: Sudah Mecconium
: Sudahf. Pemeriksaan Laboratorium
HB: -mg/dl HT % Bilirubin :.mg/dl
GDS: -mg/dl Gol Darah : RH : .mg/dl
Lain-Lain: Tidak adaPontianak, 02 November 2007
Mengetahui
Dosen pembimbing
Mahasiswa
( Sri Wahyuni. Amd. Kep )
( Alisius Sekancing )
Analisa DataNama Bayi
: By Ny Novianty
Diagnosa Medik : BBLR
Tgl/ jam Data EtiologiMasalah
28/11-2007
08.00 DO :
Bayi tampak menangis terus/ kuat
Kulit terasa dingin
Ekstremitas tampak biru
Suhu 360 CLingkungan bayi yang baruPerubahan suhu tubuh
28/11-2007
08.00DO :
Bayi tampak tidak bisa menghisap
Minum Bayi 3 x 20-30 cc refleks hisap belum adequat.
pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
28/11-2007
08.00DO :
Tampak luka pada tali pusat bekas dipotong.Luka pada bekas pemotongan tali pusatResiko tinggi terjadi infeksi
Diagnosa KeperawatanNama Bayi
: By Ny Novianty
Diagnosa Medik : BBLR
Tgl/ jamDiagnosa KeperawatanTeratasiNama jelas
28/11-2007
08.00Resiko perubahan suhu tubuh berhubungan dengan Lingkungan bayi yang baruTeratasiAcing
28/11-2007
08.00Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan refleks hisap belum adequat.Teratasi sebagianAcing
28/11-2007
08.00Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan Luka pada bekas pemotongan tali pusatTeratasi sebagianAcing
Rencana KeperawatanNama Bayi : Bayi Ny. NoviantyDiagnosa: BBLR
Hari/TglDiagnosa KeperawatanTujuan/SasaranRencana KeperawatanRasionalNama
Rabu28/11/07Perubahan suhu tubuh: hypotermi / hypertermi yang berhubungan dengan perubahan lingkungan yang baru, yang ditandai dengan :
DO :
Bayi tampak menangis terus/ kuat
Kulit terasa dingin
Ekstremitas tampak biru
Suhu 360 C
Tujuan :
Tidak terjadi perubahan suhu tubuh.
Sasaran :
Suhu tubuh kembali normal (365-37OC)
Kulit teraba hangat
Ekstremitas tampak merah1. Diagnosa TTV setiap 4 jam.
2. Berikan penghangat seperti selimut yang tebal.
3. Pertahankan suhu diruangan itu tetap hangat.
4. Anjurkan ibu untuk mendekap bayinya.
5. Bedong bayi dengan rapi.1. Untuk mengetahui apakah TTV dalam batas normal.
2. Agar bayi tidak kedinginan / menggigil.
3. Suhu ruangan dapat mempengaruhi keadaan bayi.
4. Karena dapat menghangatkan bayinya.
5. Dapat memberi kehangatan pada bayi.Acing
Rabu28/11-2007 pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan refleks hisap belum adequat. ditandai dengan :
DO :
Berat badan bayi : 1600 gr
Minum Bayi 3x 20-30 cc Tujuan : Nutrisi bayi terpenuhi
Sasaran :
Ada peningkatan Berat badan bayi
Bayi bisa mengisap dengan baik 1. Kaji kebutuhan Nutrisi bayi
2. Beri ASI dan PASI sesuai dengan kebutuhan bayi
3. Timbang berat badan bayi tiap hari
4. Kolaborasi dengan dokter dan ahli gizi dalam pemberian terapi lanjut1. Untuk mengetahui kebutuhan Nutisi bayi
2. pemberian ASI dan PASI untuk memenuhui kebutuhan bayi
3. mengetahui sampai berapa ada perkembangan keberhasilan Askep
4. terapi lanjut dalam pemenuhan kebutuhan Bayi.Acing
Rabu28/11/07Resiko tinggi terjadi infeksi yang berhubungan dengan pada bekas pemotongan tali pusat.Tujuan :
Tidak terjadi infeksi
Sasaran :
Tidak ada tanda-tanda infeksi yang ditunjukkan pada daerah luka dan sekitarnya.1. Observasi pada tempat pemotongan tali pusat bayi.
2. Bersihkan pangkal pusat dan tali pusat setiap hari.
3. Berikan betadine/ antiseptik lain.
4. Tutup tali pusat dengan menggunakan kasa steril.
5. Jagalah kebersihan kulit bayi.1. Untuk mengetahui karakteristik luka tersebut.
2. Agar selalu bersih dan cepat kering dan sembuh.
3. Pemberian antiseptik dapat mematikan kuman penyebab infeksi.
4. Mencegah terjadinya infeksi.
5. Menceah iritasi kulit.Acing
Catatan KeperawatanNama Bayi : Bayi Ny. NoviantyDiagnosa: Bayi baru lahir normal
Hari/TglDPWaktuImplementasiNama
28/11/200708.0009.00
09.30
11.00
13. 15
13.45Mengkaji keadan umum bayi baik, tangisan dan pergerakan aktif , mengobservasi suhu : 360 C, Berat badan : 2550 gr, memandikan pasien dengan air, merawat tali pusat, tali pusat sudah kering, mengolesi dengan betadhine dan mengbungkus dengan kasa strerill, lalu bayi dbedong.
Memberi bayi minum PASI, bayi tidak dapat menghisap dot, Memberi bayi minum dengan sendok.
Menganjurkan ibu bayi untuk menyusukan bayi lebih sering.
Dr charles visit terapi lanjut Bayi BAB menganti popok bayi, kemudian bayi dibedong kembali.Memberi bayi minum PASI, bayi tidak dapat menghisap dot, Memberi bayi minum dengan sendok 10 cc.
Mengkaji keadan umum bayi baik, dan bayi kelihatan tenang.
AcingAcing
Acing
Acing
Acing
Acing
29/11/200707.30
08.0010.0011.00
11.12
13.00
13.30Mengkaji keadan umum bayi baik, tangisan dan pergerakan aktif , mengobservasi suhu : 36,5 0 C, Berat badan : 2550 gr, memandikan pasien dengan air, merawat tali pusat, tali pusat sudah kering, mengolesi dengan betadhine dan mengbungkus dengan kasa strerill, lalu bayi dbedong.
Memberi bayi minum PASI, bayi tidak dapat menghisap dot, Memberi bayi minum dengan sendok.
Menganjurkan ibu bayi untuk menyusukan bayi lebih sering.
Dr charles visit terapi lanjut Bayi BAB menganti popok bayi, kemudian bayi dibedong kembali.
Memberi bayi minum PASI, bayi tidak dapat menghisap dot, Memberi bayi minum dengan sendok 6 cc.
Mengkaji keadan umum bayi baik, bayi sudah mulai pandai menghisap dot.AcingAcing
Acing
Acing
Acing
Acing
Acing
30/11/200707.3008.20
10.0011.2013.40Mengkaji keadan umum bayi baik, tangisan dan pergerakan aktif , mengobservasi suhu : 36,5 0 C, Berat badan : 2550 gr, memandikan pasien dengan air, merawat tali pusat, tali pusat sudah kering, mengolesi dengan betadhine dan mengbungkus dengan kasa strerill, lalu bayi dbedong.
Dr charles visit, perawatan diteruskan.
Memberikan bayi minum via dot kurang lebih 25 cc, bayi tidak ada muntah.
Bayi defekasi menganti popok bayi.Mengkaji keadan umum bayi baik dan Bayi tenang setelah diberi PASI.AcingAcing
Acing
Acing
Acing
EvaluasiNama Bayi : Bayi Ny. novianty .
DX
: BBLR
Hari/TglDPWaktuEvaluasi (SOAP)Nama
28/11/2007I13.45S :
O :
Kulit teraba hangat, S : 36 O C
Ekstremitas tampak merah.
A : Masalah risiko tinggi perubahan suhu tubuh sudah teratasi / tidak terjadi.
P : Rencana perawatan diteruskan
Acing
II13.00S :
O :
berat badan bayi 2550 gr
bayi tidak bisa menghisap kaut
A : Masalah keperawatan belum teratasi
P : Rencana keperawatan dilanjutkan Acing
III13.00S : -
O :
Tampak luka pada bekas pemotongan tali pusat sudah kering
A : Masalah risiko tinggi infeksi
teratasi sebagian
P : Rencana Keperawatan 1-6 diteruskan
Acing
29/ 11-2007 I13.00S :
O :
Kulit teraba hangat, S : 36,5 O C
Ekstremitas tampak merah.
A : Masalah risiko tinggi perubahan suhu tubuh sudah teratasi / tidak terjadi.
P : Rencana perawatan diStop
Acing
II13.00S :
O :
berat badan bayi 2300 gr
Refleks menghisap mulai ada Bayi minum dengan dot 25 ccA : Masalah keperawatan teratasi sebagianP : Rencana keperawatan diteruskan Acing
III13.00S : -
O :
Tampak luka pada bekas pemotongan tali pusat sudah kering
A : Masalah risiko tinggi infeksi
teratasi sebagian
P : Rencana Keperawatan 1-6 diteruskan
Acing
30/11-2007 13.00S :
O :
Kulit teraba hangat, S : 36,5 O C
Ekstremitas tampak merah.
A : Masalah risiko tinggi perubahan suhu
tubuh sudah teratasi / tidak terjadi.
P : Rencana perawatan distop
Acing
13.00S :
O :
berat badan bayi 25500 gr
Bayi mulai menghisapA : Masalah keperawatan teratasi sebagian.P : Rencana keperawatan diteruskan Acing
13.00S : -
O :
Tampak luka pada bekas pemotongan tali pusat sudah kering
A : Masalah risiko tinggi infeksi teratasi sebagian .
P : Rencana Keperawatan 1-6 diteruskan
Acing
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang Asuhan keperawatan pada bayi Ny. Novianty dengan BBLR di unit St. Perinatologi Rumah sakit St. Antonius Pontianak . Pembahasan ini di buat berdasarkan landasan teoritis dan pengamatan langsung pada pasien dengan pendekatan proses keperawatan yang meliputi : pengkajian , diagnosa keperawatan , perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
a. Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian penulis memperoleh data dari bayi secara objektif orang tua, anamnese langsung kepad orang tua bayi, pemeriksaan fisik dan juga data dari hasil diskusi dengan perawat dan pengamatan pada catatan medik pasien dalam pengkajian mengacu pada landasan teoritis yang nyata terdapat pada pasien/neonatus.
b. Diagnosa Keperawatan
Pada landasan teoritis terdapat diagnosa keperawatan pada neonatus jam pertama kehidupan yaitu : risiko tinggi terjadinya kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan stressor prenatal. Ini dikarenakan bayi tidak mengalami asfeksia.
Sedangkan dari pengamatan langsung pada bayi BBLR Ny. Novianty adalah resiko tinggi terjadi hipotermi yang berhubungan dengan adaptasi diluar rahim, pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan refleks hisap belum adequat, resiko tinggi terjadi infeksi yang berhubungan dengan adanya jalan masuk kuman. Adapun beberapa perbedaan antara diagnosa pada landasan teoritis dengan pengamatan langsung dikarena terdapat perbedaan kondisi pada bayi.
c. Perencanan
Perencanaan disusun berdasarkan prioritas masalah yang ada sesuai dengan kondisi pasien saat itu tujuan ditetapkan dengan mengacu pada masalah yang ada dihilangkan/diminimalkan dan yang menjadi alat ukur tercapainya tujuan adalah kriteria hasil/sasaran, intevensi adalah bagian akhir dari perencanaan dimana perawat memutuskan strategi dan intervensi keperawatan yang akan dilakukan pada BBLR Ny Novianty.Perencanaan yang dibuat penulis pada dasarnya untuk mencegah terjadinya gangguan penurunan berat badan, mencegah terjadinya perubahan suhu tubuh dan mencegah terjadinya infeksi.
d. Pelaksanaan Keperawatan
Pada pelaksanaan keperawatan ini, penulis telah berusaha melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan rencana yang dibuat disesuaikan dengan teori yang ada serta kondisi pasien . Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan ini dapat berjalan dengan baik karena terjalinnya kerja sama yang baik antara keluarga dengan perawat ruangan, serta tim kesehatan lainnya, sehingga asuhan keperawatan yang penulis lakukan, tindakan dan respon dari pasien tersebut di dokumentasikan pada catatan perawatan.
e. Evaluasi
Merupakan fase akhir dari proses keperawatan yang dilakukan pada By Ny Novianty. Ini dilakukan untuk menilai keberhasilan atau mengetahui apakah masalah yang ada sudah teratasi sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Pada tahap ini diketahu bahwa masalah keperawatan seperti : masalah pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan refleks hisap belum adequate teratasi sebagian, resiko tinggi terjadi hipotermi yang berhubungan dengan adaptasi diluar rahim, resiko tinggi terjadi infeksi yang berhubungan dengan adanya jalan masuk kuman. Masalah-masalah keperawatan diatas hanya teratasi sebagian dikarenakan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh penulis maka untuk selanjutnya asuhan keperawatan pada By Ny Novianty dilanjutkan oleh perawat diruangan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya 2500 gram atau lebih; atau bayi baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram disebut Low Birth Weight Infan = BBLR (WHO 1961).
Berdasarkan hasil pemeriksaan langsung saat menerima bayi NyD.L, BBLR dengan BB : 2300 gr, PB: 48 cm, LD: 24cm, LK : 33, anus ada, nilai apgar: 5/7 , bayi dalam keadaan baik, refleksi kuat dan menangis kuat.
Adapun masalah yang muncul dalam kasus ini, diantaranya :
1. Risiko tinggi terjadinya perubahan suhu tubuh : Hipotermi/hipertermi yang berhubungan dengan adaptasi diluar rahim.
2. pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan refleks hisap belum adequat.
3. Resiko tinggi terjadi infeksi yang berhubungan dengan adanya jalan masuk kuman.
Pada dasarnya bayi baru lahir pada umumnya segera menangis sekeluamya dari jalan lahir, sebagai rangsangan dan yang menimbulkan pernafasan yang pertama.B. Saran.
Berdasarkan pengalaman penulis selama praktek di lapangan khususnya diruangan Perinatologi Rumah Sakit St. Antonius pontianak, maka penulis ingin menyampaikan saran-saran sebagai berikut :
1. Diharapkan kerja sama yang sudah cukup baik antara perawat dengan tim kesehatan lain dan keluarga pasien dapat tetap dipertahankan dan ditingkatkan.
2. Diharapkan pada perawat yang merawat BBLR agar lebih peka dan tanggap dengan respon bayi, karena bayi baru lahir sangat rentan terhadap berbagai penyakit.
3. Diharapkan kepada Ny. Novianty agar selalu membawa anaknya untuk control secara teratur ke petugas pelayanan kesehatan agar dapat mengetahui dan mengawasi pertumbuhan dan perkembangan anaknya serta memberikan ASI sebagai makanan/nutrisi utama bagi bayinya.
4. Diharapkan kepada Institusi Pendidikan Akademi Keperawatan Dharma Insan khususnya bagian Perpustakaan agar dapat kiranya melengkapi literature-literatur yang terbaru mengenai Bayi baru lahir dengan risiko tinggi. DAFTAR PUSTAKA
Asrining Surasmi, Siti Handayani, Heni Nur Kusuma, (2002), Perawatan Bayi Risiko Tinggi, Jakarta : EGC.
Dr. Santosa NI, SKM (1990), Perawatan Kebidanan yang Berorientasi Pada Keluarga (Perawatan II) , Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Marilyn E. Doengoes, Mary Frances Mooorhouse (2001), Rencana Perawatan Maternal/Bayi , Jakarta : EGC.
Prof. Dr. Abdul Bari Saifudin, SPOG, MPHD ( 2002 ), Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Material & Neonatal , : Jakarta : EGC.
PAGE 6