Download - Bata Tahan API
BATA TAHAN API/FIRE BRICK
Deskripsi
1. PENYUSUNAN STRUKTUR ORGANISASI & PEREKRUTAN MAN POWER
1.a. Penyusunan Struktur Organisasi.
Hasil yang optimal dari suatu pekerjaan proyek, sangat ditentukan oleh efektivitas dan optimalisasi Team Work
yang tersusun dalam suatu Organisai Proyek tersebut. Untuk itu sebelum melaksanakan pekerjaaan sangat perlu
untuk menyusun suatu struktur organisasi project yang professional dan efektif.
1.b. Perekrutan Man Power.
- Posisi Supervisor, Foreman, Skill dan assitent Skill akan diambil dari existing
Manpower PT. BAT.
- Untuk Posisi Common Helper akan di rekrut dari existing Manpower PT. BAT.
2. ENGINEERING & DRAWING
Pekerjaan engineering & drawing, merupakan pekerjaan pendukung yang sangat
menentukan hasil kualitas
pekerjaan selanjutnya, meliputi :
1. Perhitungan teknis, dan Lining design.2. Pembuatan gambar kerja dan metode of work.
3. Marking, Inspection, dll.
Untuk itu perlu dipersiapkan terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan selanjutnya.
3. PENGADAAN MATERIAL KONSTRUKSI & REFRACTORY
3.a. Pengadaan Equipment Konstruksi, Tools & Equipment
3.a.1 Pengadaan Alat - alat Kerja (Hand tools).
Alat-alat kerja (hand tools), merupakan peralatan kerja yang sifatnya :
1. Habis atau rusak dalam satu kali proses pekerjaan (consumable)2. Lebih ringan (cukup dipegang dan dioperasikan satu tangan)
3. Merupakan alat tunggal (tanpa spare part)
4. Tidak memerlukan perawatan yang rumit
5. Harganya relatif murah
Peralatan kerja (hand tools) harus disediakan sesuai kebutuhan baik jumlah atau
mutunya, sehingga tidak terjadi
kekurangan atau rusak sebelum pekerjaan selesai.
Yang termasuk kategori hand tools antara lain :
1. Skop, Dorongan, Palu karet, Palu kayu dan Palu besi, dsb.2. Drum air
3. Meteran, siku, water pas, caliper, chisel, gergaji tangan, dsb.
3.a.2. Peralatan alat-alat Bantu Kerja (Construction Equipment) dan
Special Tools untuk Refractory.
Peralatan alat-alat bantu kerja merupakan peralatan yang sifatnya :
1. Lebih tahan lama (tidak habis dalam satu kali process produksi atau satu kali
proses pekerjaan)2. Lebih berat3. Memiliki banyak komponen
4. Memerlukan perawatan rutin dan perawatan khusus
5. Harganya lebih mahal
Oleh karena sifat-sifat di atas maka untuk mendapatkan peralatan tersebut perusahaan akan mempertimbangkan
efisiensi biaya-biayanya, apakah harus membeli atau dengan sewa (rental).
Yang termasuk katergori peralatan alat bantu (Construction Equipment), dan Special Tools antara lain :
a. Alat – alat Bantu Angkut yang meliputi :
1. Forklift, Crane, dll
b. Alat bantu konstruksi, yang meliputi :
1. Mesin las (Travo Welding)2. Mesin Potong ( Cutting machine )
3. Cutting Torch
4. Hand Grinding, dll
b. Special Tools untuk Refractory, yang meliputi :
1. Chipping hammer (Breaker)2. Paddle Mixer ( Castable Mixer)
3. Electric dan Engine Vibrators
4. Leveling Tools, dll
Untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan hendaknya gunakan peralatan (hand
tools dan construction equipment)
yang tepat sesuai dengan fungsinya masing-masing.
3.a.3 Peralatan Keselamatan Kerja (Personal Protection Equipment)
Kebutuhan peralatan safety harus dipersiapkan secara serius guna menghadapi delivery dari supplier akibat pembuatan,
penyediaan persiapan atau karena kelangkaan barang. Untuk kami melakukan pengadaan peralatan safety agar Pekerjaan lebih lancar.
Type & Jenis PPE yang dibutuhkan:
Pada umumnya ada beberapa PPE yang yg sebaiknya dipakai pada pekerjaan Refractory, seperti berikut :
-Safety helmet
-Safety Goggle
-Dust Filter
-Leather Gloves
-Safety Shoes
-Safety Belt
-Dll
3.b. Pengadaan material Fire Brick & Castable.
Untuk menjaga supaya kondisi material tidak rusak disite Project,maka packing & shipping material
harus di pastikan dalam kondisi baik dan aman.
4. Persiapan Pemasangan
Persiapan merupakan sebuah kunci keberhasilan untuk setiap aktivitas apapun. Persiapan yang matang
berarti 70 % dari seluruh aktivitas sudah terselesaikan.
5. Persiapan Peralatan
Persiapan peralatan pada tahap pemasangan adalah persiapan lanjutan dari persiapan-
persiapan sebelum
pemasangan dimulai. Artinya pada tahap ini persiapan meliputi pengecekan ulang equipment dan hand tools
yang diperlukan sehingga siap untuk digunakan.
6. Persiapan Material
Persiapan material pada tahap ini adalah persiapan bertahap sesuai dengan prioritas pemasangan.
Satu hari sebelum penggunaan, semua kebutuhan material sudah siap di lapangan.
Persiapan ini termasuk identifikasi jenis material dan jumlahnya.
Persiapan Pemasangan
Sebelum pelaksanaan pemasangan beberapa hal perlu diperhatikan :
Bersihkan area yang akan dipasang dari kotoran sisa-sisa steel, Grease, Oli dan kotoran lainnya.
Lakukan pengukuran Leveling, Centering dan Marking
Pembentukan Team Work dan Pembagian Tugas
Siapkan Material Refractory, Peralatan dan Team Worknya.
Persiapan Gambar Kerja, Inspeksi lokasi, marking, dll.
Minta kepada Client untuk melakukan Inspection dan Withness pada pemasangan awal.
7. Metode Pemasangan
Setelah Persiapan Pelaksanaan pekerjaan sudah siap, maka bisa dilaksanakan
Pelaksanaan pekerjaan dengan urutan sebagai berikut :
7a. Persiapan & Cleaning Area yang mau dikerjakan
Sebelum dilaksanakan Installation Fire Brick, dilakukan proses pembersihan area dari kotoran
yang disebabkan oleh bekas2 pekerjaan sipil. Pada saat pembersihan area perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Pastikan area sudah bersih dari sisa2 pekerjaan lama.2. Sediakan terpal untuk menutup hasil pekerjaan,sebelum meninggalkan area
pekerjaan,karena area pekerjaan di tempat terbuka.
7b. Installation Fire Brick
7.b.1. Marking & Levelling
Hasil akhir dari pekerjaan installation Fire Brick sangat ditentukan oleh pekerjaan Leveling & Marking.
Pekerjaan Marking & Leveling harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga saat pemasangan Fire brick untuk dinding
dapat mudah pelaksanaannya dan konstruksinya kuat. Pada saat pemasangan Fire Brick untuk Dinding perlu diperhatikan sebagai berikut :
- Pada saat pemasangan Fire Brick perlu diperhatikan Jenis ukuran Bata
sesuai dengan design pemasangannya
7b.2. Installation Fire Brick
v Installation Brick.
Hasil akhir dari pekerjaan installation fire brick Lantai dan Dinding, sangat ditentukan oleh design & kualitas Pemasangan.
Design Brick Layer harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga proporsional dan kuat secara konstruksi, menyesuaikan bentuk Dinding
Beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk Installation Fire Brick, yaitu :
- Installation Fire Brick untuk dinding sesuai dengan jenis dan Type fire brick sesuai design.
- Saat installation fire brick harus selalu diperhatikan ketebalan mortar antar fire brick satu dengan lainnya.
- Pastikan pemasangan fire brick apakah sesuai dengan levelling yang telah kita buat sesuai design.
8. CLEANING AND FINISHING
Pekerjaan Cleaning dan finishing yang meliputi pembersihan sisa – sisa materials, sisa material kontruksi
dan lain –lain harus dilakukan dengan teliti, untuk menghindari adanya barang – barang yang tertinggal yang
dapat mengganggu proses Heating Up maupun operasional.
9. Curing Time
Untuk menghindari hydration yang terlalu cepat dan diikuti timbulnya panas maka perlu dilakukan curing process, yaitu :
1. Dengan menjaga permukaan lining castable agar dalam kondisi dingin, yaitu pada temperature 10 ~ 32 oC
2. Curing time sebaiknya tidak kurang dari 24 jam, dari casting untuk mendapatkan hasil yang optimum.
10. heating up and commissioining
1. Lakukan Heating Up setelah Curing Time Min. 24 Jam dari terakhir casting2. Lakukan Heating Up dengan tahapan sesuai heating up Schedule.
11. NON TEKNIS (KESELAMATAN, KEBERSIHAN, KEINDAHAN, EFEKTIF & EFISIEN)
Cara mengangkat barang atau material
1. Kegiatan angkat – mengangkat harus dilakukan oleh pekerja yang telah mendapat keahlihan dan pelatihan khusus serta bersertifikat.
2. Peralatan rigging harus dalam kondisi baik dan layak pakai.
3. Setiap material atau packet brick yang akan diangkat harus diketahui total gross weight atau berat barangnya, agar pekerja
yang akan mengangkat dapat mempersiapkan alat bantu angkat yang akan digunakan dengan benar dan sesuai dengan kebutuhan
4. Tidak dianjurkan mengangkat material dalam kondisi overload atau melebihi dari beban kerja aman yang telah ditetapkan (max.beban angkat 20 kg/orang).
5. Menempatkan seorang atau beberapa orang yang menjaga di area lifting guna meyakinkan tidak ada orang berada di bawah beban yang tergantung.
6. Daerah lifting harus dibaricade atau pasang sign board.
7. Daerah lifting harus diperiksa untuk meyakinkan bahwa, gerakan overhead crane bebas dari halangan – halangan.
8. Signalman harus menggunakan aba-aba pengangkatan yang telah dan mudah dimengerti oleh operator crane.
9. Bila perlu gunakanlah alat bantu komunikasi seperti radio atau handy talky untuk memperlancar jalannya kegiatan pengangkatan.
10. Gunakanlah tali tambera untuk menuntun gerak beban sesuai dengan yang di
inginkan.
11. Ikuti petunjuk atau SOP berlaku.
12. Lakukan pointing & calling.