Transcript

layouter: triongko

HALAMAN 17RADAR SURABAYA l KAMIS, 13 OKTOBER 2016

PEMPROV Jatim berkomitmen untuk te rus memperkuat industri agro ber ba­sis UMKM. Hal ini penting dilakukan ka­rena sebanyak 36 persen penduduk di Ja tim adalah petani, sedangkan kon­tribusi terhadap PDRB dari sektor pertanian masih 14 persen. Sehingga diperlukan pengembangan industri di sektor agro agar petani mendapatkan nilai tambah.

“Saat ini petani tidak memungkinkan un tuk melakukan perluasan lahan. Untuk itu, petani harus bisa mengolah ha sil pertanian menjadi makanan ola h­an. Makanan olahan ini harus diproduksi oleh petani sendiri bukan perusahaan besar,” ungkap Gubernur Jatim Dr H Soe karwo seusai memimpin Upacara Pe ringatan Hari Jadi ke­71 Provinsi Ja­wa Timur Tahun 2016 di halaman Ge­dung Negara G r a ­

SUDAH sepantasnya Bank Usa ha Mikro Kecil Me ne ngah (UMKM) mendorong pertum bu­han UMKM. Se ba gai Bank yang ditunjuk oleh Pe merintah Provinsi Jatim se bagai Bank Perkreditan Rakyat (BPR), maka Bank UMKM mendorong dari sek tor pedanaan. Saat ini suku bu nga di Bank UMKM ter ma suk yang paling ren dah di banding dengan bank kon ven sional.

Awal mula terbentuknya Bank UMKM adalah waktu itu Pemprov Jawa Timur me ngeluarkan kebija­kan di bi dang perkreditan guna men dorong pengembangan usa ha kecil, dengan memben tuk kredit pe desaan yang di se but Kredit

Usaha Rakyat Kecil (KURK). “Awalnya pilot project ha nya di

Madura, tapi akhirnya menjadi se­luruh Jatim dan statusnya di per­je las menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD),” ujar Direktur Uta ma Bank UMKM Subawi.

Seiring berjalannya waktu, kini banyak UMKM yang me lakukan pembiayaan de ngan disokong oleh Bank UMKM. Ini terlihat dari per tum buhan kredit Bank UM KM hingga semester I 2016 se kitar Rp 1,66 triliun. Jum lah ini me ningkat diban ding kan de ngan akhir tahun lalu yang tum buh sekitar Rp 1,5 tri liun.

“Kredit UMKM hingga Ju li kemarin meningkat 15 per sen,

Bank UMKM Jawa Timur

Dukung Sektor Pembiayaan Melalui Bunga Rendah

Perkuat Industri Agro Berbasis UMKMPeringatan Hari Jadi ke­71 Provinsi Jawa Timur

HUMAS PEMPROV JATIM

APRESIASI: Gubernur Jatim Soekarwo memberikan penghargaan kepada para pemenang di momen peringatan Hari Jadi ke 71 Provinsi Jatim.

ha di Surabaya, Rabu (12/10).Laki­laki yang akrab disapa Pakde

Kar wo ini mengatakan, pemerintah te­rus mendorong petani memiliki alat­alat untuk industrialisasi. Untuk menjalankan industrialisasi tersebut harus ada suku bunga rendah. Dalam hal ini, Pemprov dan DPRD harus satu frekuensi mem­bantu masyarakat untuk menyelesaikan ke sejahteraan di sektor pertanian. Ta­hun 2017, Pemprov Jatim menyediakan Rp 200 miliar untuk loan agreement guna membantu pembiayaan industri pertanian dengan suku bunga rendah.

Menurutnya, industri pertanian saja tidak cukup, tetapi juga dibutuhkan non industri seperti industri­industri kreatif. Seperti pengembangan produk Tanggul Angin diupayakan agar bisa masuk ke pasar­pasar nasional dan internasional.

Pihaknya juga mengajak masyarakat menjadikan UMKM sebagai penggerak ekonomi Jatim. Senada dengan Tema Peringatan Hari Jadi ke­71 Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 yaitu ‘Dengan Se mangat Kerja Nyata, Mari Kita Man­tap kan Jawa Timur sebagai Provinsi Industri Berbasis UMKM’.

Untuk itu, dibutuhkan ruang dan lang­kah konkret untuk meningkatkan ka pa­si tas UMKM seperti meningkatkan ku a­l i t a s produk dan packaging. Ser­

ta pembiayaan pasar agar produk UMKM bisa masuk

pasar internasional. “Kalau proses industri dan

pem biayaan murah dan pasarnya bisa dibantu maka kompetisi kita akan lebih baik daripada provinsi

lain,” jelasnya. Dalam sambutannya, Pakde Karwo

me nyampaikan, suasana aman dan nya man di Jatim tidak terlepas dari sta­bi litas politik. Stabilitas politik akan memberikan sentimen positif terhadap ki nerja ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari kinerja ekonomi Jatim mampu tum­buh cepat 5,44 persen pada tahun 2015 dan pada semester I Tahun 2016 ini mampu tumbuh cepat 5,55 persen. Per­

tum buhan tersebut mampu mengha sil­kan PDRB Rp 1.689,8 triliun pada tahun 2015 dan pada semester I Tahun 2016 Rp 903,1 triliun.

“Ini merupakan kontribusi nyata dari kon sumsi rakyat Jatim yang mencapai 60 persen lebih dan sebagian besar di­ha silkan dari kontribusi segmen UMKM yang mencapai 54,98 persen. Inilah ke­ku atan fundamental ekonomi kita saat ini,” ujar Pakde Karwo.

Menurutnya, UMKM tidak saja men ja­di produsen dominan PDRB Jatim, te ta­pi juga kontributor utama faktor pem­ben tuk ekonomi. Lebih lanjut disam pai­kannya, UMKM adalah pelaku yang mam pu memberikan capital inflow do­mi nan bagi Jatim dalam mewujudkan sur plus perdagangan antar pulau.

Sektor UMKM, lanjutnya, memberikan su a tu konstruksi ekonomi yang korelatif, an tara konsumsi, produksi UMKM serta

fak tor pembentuk PDRB. Hal ini di harap­kan akan mampu mewujudkan in klu sivi tas pembangunan ekonomi Jatim untuk ke­sejahteraan dan keadilan yang lebih baik.

Ia juga mengatakan, dimensi good go vernance dalam penyelenggaraan pe merintahan daerah menjadi sangat efektif dalam membangun kinerja pemerintahan. Output dari penerapan good governance adalah Pemprov Ja­tim memperoleh nilai A untuk SAKIP Ta­hun 2015 dan 14 inovasi pemerintahan pro vinsi berhasil masuk Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Nasional dari 24 pelayanan publik provinsi se­Indonesia.

“Output ini tentu tidak akan berarti apa­apa jika tidak berdampak pada ki­nerja kepuasan pelayanan dan ke se­jah teraan rakyat, baik pertumbuhan eko nomi, penurunan kemiskinan, penu­ru nan pengangguran maupun pening­ka tan IPM, serta semakin kecilnya dis­

pa ritas antar wilayah,” jelasnya. Sedangkan dalam hal dimensi sosial

dan budaya, Pemprov Jatim telah meng antisipasi terjadinya konflik sosial di Jatim, yakni dengan bersinergi dan ber koordinasi dengan jajaran terkait. Melalui sinergitas tersebut, Tahun 2015 sampai dengan 2016, Pemprov Jatim mendapat apresiasi dan penghargaan dari Mendagri sebagai provinsi terbaik da lam sinergitas dan keterpaduan pe­na nganan konflik sosial di daerah.

Usai upacara, Gubernur Jatim yang di dampingi istri, Nina Soekarwo, Wakil Gu bernur Jawa Timur Saifullah Yusuf be serta istri Fatma Saifullah Yusuf memberikan sejumlah penghargaan bagi kepada Bupati/Wakil Bupati, Wa li­kota/Wakil Walikota berprestasi serta para pemenang berbagai lomba yang di selenggarakan sebagai rangkaian Hari Jadi Provinsi Jatim ke­71. (*/nur)

BERI SEMANGAT: Gubernur Jatim Soekarwo membacakan amanat di momen upacara peringatan Hari Jadi ke-71 Provinsi Jatim di Gedung Negara Grahadi, Rabu (12/10).

SURABAYA–Plt Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Ja­tim, Deddy Suhajadi mengakui bah wa pertum bu h an ekonomi di Jatim salah satunya di sokong oleh sektor Usaha Mikro Ke cil Me­ne ngah (UMKM). Jawa Timur se­ba gai salah satu provinsi industri dan penyedia bahan baku pe nyo­kong nasional.

“Gubernur Jatim melalui Ang­ga ran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) mengklaim bahwa in dus­tri pedesaan adalah salah satu in­dus tri yang tetap stabil ditengah gon jang ganjingnya perekonomian dunia,” ujar Deddy.

Selain itu, dengan di bentuknya Kantor Perwakilan Dagang (KPD) di 26 provinsi sebagai bukti pe me­rin tah pusat juga mendukung sek­tor ini. Deddy memaparkan pe ra­nan UMKM yang cukup penting bagi perekonomian di Indonesia,

UMKM Sokong Perekonomian Jatim

mi salnya seperti saat krisis mone­ter 1998. “Saat yang lain mulai ge­lim pu ng an, UMKM tetap stabil, maka pe merintah pusat sejak saat itu ber komitmen memberikan yang ter baik untuk UMKM,” tam­bah nya.

Meskipun begitu, masih banyak la gi yang perlu diperbaiki oleh pe­

Sedangkan untuk reali sa si tahun lalu mencapai 10 sampai 12 per­sen,” lanjutnya.

Sedangkan hingga akhir ta­hun, Su bawi menargetkan per­tumbu han kredit di Bank UMKM men ca pai Rp 1,750 tri li­un. Atau me nga lami pe ning ka­tan sebesar Rp 250 mi liar diban­ding kan dengan ta hun lalu. Me­nu rut Subawi, per tum buhan kredit ini da pat digu na kan se ba­gai gam ba ran perkem ba ng an UM KM di Jatim.

“Kalau kreditnya naik, ber arti UMKM nya juga na ik, misalnya jika tahun lalu ba nyak yang masih start up se karang sudah mulai me­ne ngah, maka kebutuhan me re ka

ju ga bertambah,” terang Subawi.Pencapaian pertumbuhan

kredit ini sendiri dapat dili hat dari beberapa sektor. Di an taranya yang tertinggi adalah sektor per­da gangan yang memberikan kon­tribusi sekitar Rp 735 miliar. La lu sektor perta ni an yang menyum­bang Rp 250 mi li ar, sektor industri ola han me nyum bang Rp 21 miliar. Kemudian sektor jasa, pendidikan, kesehatan sekitar Rp 650 miliar.

“Tentunya dengan pening ka tan pe layanan agar ba nyak UMKM yang percaya ke pada kami. Kami sudah m e miliki 108 kantor kas yang tersebar di Jatim, ” je las nya.

Untuk tahun ini, jumlah de bitur di semester I dari bank UMKM

sen diri sekitar 57 ribu nasabah, lebih ba nyak dibandingkan tahun la lu yang sekitar 50 ribu na sa bah. Mulai berkem ba ngan nya sektor pembiayaan yang dilakukan oleh Bank Ja tim ini juga terlihat de­ngan perubahan modal da sar nya. Tahun ini, pihaknya berencana mengajukan perubahan modal dasar Bank menjadi Rp 1,5 tri li un, dari sebelumnya Rp 500 miliar.

“Kami berusaha memberikan yang terbaik untuk provinsi dan UMKM, pendekatan lokasi bagi seluruh masyarakat melalui 108 kantor cabang yang tersebar di Jatim hanya untuk menawarkan kredit murah melalui Bank Jatim,” pungkasnya. (dia/nur)

m erintah ataupun oleh UMKM. Wa laupun UMKM telah menja­mur di Jatim, tetapi masih banyak UMKM yang tidak memiliki daya tahan kuat. Tidak sedikit UMKM yang rapuh dan perlu ada soko ng­an baik dari pemerintah maupun dari asosiasi.

Namun, saat ini apa yang dila­kukan oleh Pemprov Jatim sudah berada di jalur yang benar. Du ku­ngan dari pemprov akan lebih baik dengan adanya dukungan dari beberapa pihak atau kelompok asosiasi. Mereka harus juga mem­be rikan dukungan bagi para UMKM sehingga secara otomatis akan ada pasar besar.

Dari 6 ribu anggota Kadin Ja­tim, 85 persennya disektor UMKM. Sedangkan anggota yang terdiri dari pengusaha besar se ba­nyak 3 persen dan sisanya adalah usaha menengah. (dia/nur)

BERAWAL dari banyaknya ba­tu di Tuluagung dan perajin batu yang kesusahan mencari pasar, kini kerajinan batu alam justru me rambah pasar dunia. Ini ber­mu la dari sentra kerajinan batu alam Java Natural Stone.

Berdiri sejak tahun 2003, Java Natural Stone masih kesusahan men cari pasar. Selain karena se le­ra masyarakat Indonesia yang ma sih awam tentang kerajinan batu alam, jenis dari kerajinan ini juga masih sedikit.

“Masih belum banyak orang yang kenal dengan kerajinan ini, sa ya pun buka showroom di Yog­ya karta karena disanakan ba­nyak seni dan tempat pari wi sa­ta,” ujar pe milik Java Natural Sto ne, Esti Tandy.

Sejak pertama berdiri pada ta­hun 2000 silam, Esti membuka pa sar lokal. Karena hasil yang

HOME INTERIOR: Produk batu alam dari Besuki, Tulungagung telah ekspor ke beberapa negara di dunia.

Kerajinan Batu Tulungagung Tembus Pasar DuniaJava Natural Stone

tidak terlalu banyak dan maksimal Esti pun mencoba pasar inter na­sional. Pada tahun 2003 dia untuk pertama kalinya membuka pasar ekspor ke Eropa. Tidak disangka respon Eropa cukup bagus dengan kerajinannya.

Hiasan kamar mandi seperti was tafel, Asbak dan hiasan rumah yang berasal dari batu alam men­jadi primadona disana. Esti mulai me rambah negara lain, hingga

sampai sekarang dia telah rutin eks por ke beberapa negara dianta­ra nya Eropa, India, Saudi Arabia, dan negara­negara Timur Tengah lainnya.

Kini, usahanya tersebut justru di dominasi oleh pasar ekspor dari­pada lokal dengan perbandingan 70 banding 30. Pasar internasional ma sih menjadi fokusnya saat ini walapun juga tidak meninggalkan pasar lokal. (dia/nur)

SATRIA NUGRAHA/RADAR SURABAYA

SATRIA NUGRAHA/RADAR SURABAYA

Deddy Suhajadi

AYU ROSDIANA/RADAR SURABAYA

Subawi

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Ja tim

Top Related