Download - Bacaan skripsi psikologi3
7/23/2019 Bacaan skripsi psikologi3
http://slidepdf.com/reader/full/bacaan-skripsi-psikologi3 1/11
Judul : Penyesuaian Diri pada Menantu Pria Dewasa Awal yang Tinggal
dengan Mertua
Nama / NPM : Lia Yuliyana / 10502137Pembimbing : Ira Puspitawati, SPsi, MSi
ABSTRAK
Seseorang yang memutuskan untuk menikah tentunya akan menghadapi kehidupan baru,lingkungan baru dan keluarga baru, begitu menikah kedua pasangan itu harus belajar menyesuaikan diriterhadap tuntutan dan tanggungjawab. Sementara pada saat ini tak jarang individu setelah menikah lalu
memutuskan untuk tinggal dengan mertua karena alasan belum mempunyai rumah atau alasan lain.Bukan hanya pihak perempuan saja yang tinggal dengan mertua, terkadang pihak laki-lakipun banyakyang setelah menikah tinggal dengan mertuanya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan mertua dan menantu pria
dewasa awal yang tinggal dengan mertua, bagaimana penyesuaian diri pada menantu pria dewasa awalyang tinggal dengan mertua, mengapa menantu pria dewasa awal yang tinggal dengan mertua memiliki
penyesuaian yang demikian. Karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah tiga orang menantu priadengan usia dewasa awal sekitar 22 – 28 tahun yang tinggal dnegan mertua dan lama tinggal kurang lebih1 hingga 2 tahun. Dan pendekatan penelitian ini menggunakan wawancara dengan pedoman umum danobservasi nonpartisipan.
Berdasarkan penelitian pada menantu pria dewasa awal yang tinggal dengan mertua, makamenantu yang tinggal dengan mertua memiliki hubungan yang baik dengan mertua dikarenakan adanya
sikap peduli dari mertua dengan adanya pemberian nasehat, adanya kebebasan yang diberikan olehmertua, adanya hubungan yang terjalin dengan dekat.
Berdasarkan hasil penelitian pada subjek yaitu menantu pria dewasa awal yang tinggal denganmertua, maka penyesuaian diri pada menantu pria dewasa awal yang tinggal dengan mertua memiliki penyesuaian diri secara umum baik. Secara khusus penyesuaian diri selama tinggal dengan mertua
memiliki aspek – aspek yang terdiri dari sikap empati dan menghargai mertua, memperlakukan perasaanterhadap mertua, penerimaan yang baik dari mertua, adanya kebahagiaan, bersikap optimis, berkata jujur, bertanggungjawab, dan adanya adaptasi yang baik. Dalam hal ini terdapat persamaan antara subjek pertama dan kedua, yang sesuai dengan teori karakteristik penyesuaian diri dan aspek – aspek penyesuaian diri antara lain : berorientasi keluar, dapat mengontrol emosi, penerimaan sosial, berbahagia,tidak pesimis, tidak mempunyai kebiasaan berbohong, memiliki rasa tanggungjawab, dan penyesuaiansosial sedangkan pada subjek ketiga, antara lain : berorientasi keluar, dapat mengontrol emosi, penerimaan sosial, berbahagia, dan tidak pesimis.
Berdasarkan penelitian pada subjek yaitu menantu pria dewasa awal yang tinggal dengan mertua,maka menantu yang tinggal di rumah mertua memiliki penyesuaian diri baik karena adanya hubunganyang baik dengan mertua dan lingkungan, perasaan dan sikap yang baik, melakukan aktitifitas tertentuserta adanya motivasi dalam diri subjek. Dalam hal ini terdapat persamaan antara subjek pertama dankedua yang sesuai dengan teori dari faktor – faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri antara lain :
adanya kemampuan untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain, adanya impian, dan adanya perasaan dan sikap yang baik selama tinggal dengan mertua sedangkan pada subjek ketiga, antara lain :adanya kemampuan untuk mepertahankan hubungan yangn baik dengan orang lain, adanya minat danhobi tertentu dan adanya impian.
Kata kunci : Penyesuaian Diri, Menantu pria, Mertua
7/23/2019 Bacaan skripsi psikologi3
http://slidepdf.com/reader/full/bacaan-skripsi-psikologi3 2/11
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dalam sepanjang hidupnyamanusia mempunyai tugas-tugas
perkembangan yang berbeda pada
masing-masing tahapannya, salah
satunya pada tahapan masa dewasa
awal. Pada masa dewasa awal ini
individu menghadapi berbagai
macam tugas perkembangan, salah
satunya adalah menikah.
Menikah adalah suatu peristiwa
sakral dan memiliki arti penting
dalam sejarah perjalanan hidupseseorang, bukan hanya saja sebatas
masa hidupnya tetapi juga harapan
menentukan kehidupan keturunan
kedepannya (Ritongga, 2005).
Begitu menikah pasangan itu harus
belajar menyesuaikan diri terhadap
tuntutan dan tanggungjawab
Sementara pada saat ini tak jarang
individu setelah menikah lalu
memutuskan untuk tinggal bersama
dirumah mertua dikarenakan belum
memiliki tempat tinggal atau alasan
lain (Charlie, 2006)
Tinggal serumah dengan mertua,
yang trend disebut 'Di Pondok
Mertua Indah', bagi sebagian
pasangan mungkin merupakan hal
yang menguntungkan. Di sisi lain,
tidak sedikit pula pasangan yang
justru menganggap hal itu akan
menimbulkan permasalahan dalamrumah tangga..
Bagi sebagian pasangan,
permasalahan hubungan antara
menantu dengan mertua seringkali
menjadi pemicu timbulnya konflik
antara suami dengan istri atau
sebaliknya (Sukriya, 2002).
Dalam kamus Bahasa Indonesia
(Anwar, 2000) menantu adalah istri
atau suami dari anak, sedangkan
mertua adalah orang tua istri atau
suami (Anwar, 2000), Seseorangyang memutuskan untuk menikah
pastinya akan menghadapi
kehidupan baru, lingkungan baru
dan keluarga baru, semuanya itu
membutuhkan suatu penyesuaian
diri Menantu yang tinggal dengan
mertuanya setidaknya dapat
menyesuaikan diri dengan
lingkungan barunya.
Penyesuaian diri adalah suatu
proses dinamis yang bertujuan untukmengubah perilaku individu agar
terjadi hubungan yang lebih sesuai
antara diri individu dengan
lingkungannya (Mu’tadin, 2002).
Dari uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa menantu yang
tinggal dengan mertua diharapkan
dapat menyesuaikan diri dengan
keadaan barunya sekarang, dimana
individu harus berusaha agar dapat
mendapat hasil yang diharapkan
yang lebih sesuai untuk mengatasi
ketegangan, frustasi, konflik
tuntutan dari diri maupun
lingkungan, sehingga terjalin
hubungan yang baik dengan
lingkungan.
B. Pertanyaan Penelitian
Bagaimana hubungan menantu yang
tinggal dengan mertua berkaitan
dengan penyesuaian diri ?,Bagaimana penyesuaian diri pada
menantu pria dewasa awal yang
tinggal dengan mertua?, Mengapa
pria dewasa awal yang tinggal
dengan mertua memiliki
penyesuaian diri yang demikian ?
C. Tujuan Penelitian
Peneliti ingin mengetahui
bagaimana hubungan mertua dengan
7/23/2019 Bacaan skripsi psikologi3
http://slidepdf.com/reader/full/bacaan-skripsi-psikologi3 3/11
menantu yang tinggal dengan
mertua yang berkaitan dengan
penyesuaian diri, bagaimana penyesuaian diri pada menantu pria
dewasa awal yang tinggal dengan
mertua, mengapa menantu pria
dewasa awal yang tinggal dengan
mertua memiliki penyesuaian diri
yang demikian.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian
tersebut maka peneliti berharap
dapat memberikan masukanyang bermanfaat bagi
perkembangan ilmu psikologi,
khususnya psikologi sosial,
kemudian penelitian ini
diharapkan dapat berguna bagi
penelitian selanjutnya mengenai
Penyesuaian diri pada menantu
pria dewasa awal yang tidak
bekerja tinggal dengan mertua
2.
Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberi
manfaat pada pembaca dan
menggambarkan berbagai
permasalahan guna
meningkatkan penyesuaian diri
pada menantu pria dewasa awal
yang tinggal dengan mertua,
selain itu juga penelitian ini
dapat memberikan pandangan
kepada masyarakat bahwamenantu pria dewasa awal yang
tinggal dengan mertua juga
memiliki hubungan yang cukup
baik dengan mertuanya.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Penyesuaian Diri
1. Definisi Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri adalah
suatu proses alamiah dan
dinamis yang bertujuanmengubah perilaku individu
agar terjadi hubungan yang lebih
sesuai dengan kondisi
lingkungannya atau proses
bagaimana individu mencapai
keseimbangan diri dalam
memenuhi kebutuhan sesuai
dengan lingkungannya
(Fatimah, 2006).
2. Aspek-aspek Penyesuaian Diri
a.
Penyesuaian pribadi.Penyesuaian pribadi adalah
kemampuan seseorang untuk
menerima diri demi tercapai
hubungan yang harmonis
antara dirinya dengan
lingkungan sekitarnya.
b. Penyesuaian Sosial
Penyesuaian sosial terjadi
dalam lingkup hubungan
sosial di tempat individu itu
hidup dan berinteraksi
dengan orang lain.
3. Karakteristik Penyesuaian
Diri
a. Penyesuaian yang Sehat
b. Penyesuaian yang Tidak
Sehat
4. Faktor yang Mempengaruhi
Penyesuaian Diri
Powell (1983) menyebutkan
faktor – faktor yangmempengaruhi penyesuian diri
itu sebagai resources. Resources
tersebut adalah :
a. Kemampuan untuk
mempertahankan hubungan
yang baik dengan orang lain.
b. Kondisi fisik yang sehat
c.
Intelegensi
d. Hobi dan minat – minat
7/23/2019 Bacaan skripsi psikologi3
http://slidepdf.com/reader/full/bacaan-skripsi-psikologi3 4/11
e. Keyakinan religius
f. Impian
B.
Menantu Pria1. Definisi Menantu Pria
Menantu pria adalah suami
dari anak, yang memiliki organ
reproduksi yang terdiri dari
penis, skrotum (struktur seksual
internal) testis, epididimis, vas
deferens, duktus ejakulatorius,
serta prostat (struktur seksual
eksternal) serta hormon
reproduksi yang paling dominan
yaitu testosteron.2. Hubungan Menantu dan
Mertua
Purnomo (1994) menjelaskan
hubungan tersebut dalam
beberapa kemungkinan, yaitu :
Mertua turut campur dalam
urusan anak atau menantu,
Mertua tidak mau berurusan
dengan anak atau menantu,
Mertua tunduk pada menantu ,
Mertua menguasai menantu,
Mertua yang dekat dengan
menantu
C. Dewasa Awal
1. Definisi Dewasa Awal
Hurlock (1996) mengatakan
bahwa masa dewasa awal
merupakan periode penyesuian
diri terhadap pola-pola
kehidupan baru dan harapan-
harapan sosial baru. Masadewasa awal ini dimulai pada
umur 18 tahun samapi kira-kira
umur 40 tahun. Orang dewasa
awal diharapkan memainkan
peranan baru seperti peran suami
atau isteri, orang tua dan pencari
nafkah dan mengembangkan
sikap-sikap baru, keinginan-
keinginan dan nilai-nilai baru
sesuai dengan tugas baru ini.
2.
Tugas Perkembangan DewasaAwal
Soesilowindiadini (1998)
memaparkan hal-hal yang
menjadi tugas perkembangan
dewasa awal : Memilih calon
suami atau isteri, Belajar hidup
bersama dengan suami atau
isteri, Memulai kehidupan
berkeluarga, Mengasuh anak,
Menyelenggarakan rumah
tangga, Mulai bekerja, Mulai bertanggungjawab sebagai
seorang warga negara,
Mendapatkan kelompok sosial
yang sesuai baginya.
3. Fase-fase Dewasa Awal
Levinson (dalam Dariyo, 2003)
membagi fase-fase dewasa awal
sebagai berikut :
a. Fase memasuki masa dewasa
awal (usia 17-33 tahun)
1)
Early adult transition,
usia 17 sampai 22 tahun
2) Usia transisi antara 22
tahun sampai dengan 28
tahun.
3) Usia transisi 30-an (28
tahun sampai 33 tahun)
b. Fase puncak dewasa awal
(usia 33 tahun sampai
dengan 45 tahun), terbagi
menjadi dua tahap berikut ini1) Puncak dewasa awal
(usia 33 tahun sampai
dengan 40 tahun)
2) Transisi dewasa
menengah (usia 40 tahun
sampai dengan 45 tahun)
Individu telah
7/23/2019 Bacaan skripsi psikologi3
http://slidepdf.com/reader/full/bacaan-skripsi-psikologi3 5/11
D. Penyesuaian Diri pada Menantu
Pria Dewasa Awal yang Tinggal
dengan MertuaPenyesuaian diri pada menantu pria
dewasa awal yang tinggal dengan
mertua adalah suatu proses dimana
menantu pria dewasa awal yang
tinggal dengan mertua berusaha agar
mendapat hasil yang diharapkan
yang lebih sesuai untuk mengatasi
ketegangan, frustasi, konflik
tuntutan dari diri dan lingkungan
tempat menantu pria dewasa awal
tersebut berada sehingga terjalinhubungan yang baik antara menantu
pria dewasa awal dengan mertuanya
selama tinggal dengan mertuannya.
Penyesuaian diri sangat dibutuhkan
oleh menantu pria dewasa awal
yang tinggal dengan mertua karena
menantu pria dewasa awal yang
tinggal dengan mertua mengalami
keadaaan yang baru dan apabila
menantu pria dewasa awal yang
tinggal dengan mertua memiliki
penyesuaian diri yang baik maka
akan tercipta hubungan yang baik
antara dirinya dengan mertua serta
lingkungan sekitar selama tinggal
dengan mertua.
Menurut Fatimah (2006) pada
dasarnya penyesuaian diri memiliki
dua aspek yaitu aspek penyesuaian
pribadi dan penyesuaian sosial.
Menurut Hurlock (dalam Yusuf,2000), karakteristik penyesuaian diri
dibagi menjadi dua yaitu
penyesuaian yang sehat dan
penyesuaian yang tidak sehat.
Powell (1983) menyebutkan
faktor – faktor yang mempengaruhi
penyesuian diri itu sebagai
resources. Dengan demikian
resources sangat dibutuhkan untuk
proses penyesuaian diri yang baik.
Resources tersebut adalah :
Kemampuan untukmempertahankan hubungan yang
baik dengan orang lain, kondisi fisik
yang sehat, intelegensi, hobi dan
minat – minat tertentu, keyakinan
religius dan impian.
Disinilah menantu pria dewasa
awal yang tinggal dengan mertua
harus mempunyai penyesuaian diri
pribadi yang ditandai dengan
keberhasilan, kemampuan dalam
melakukan penyesuaian sosial dankarakteristik penyesuaian diri yang
sehat, faktor-faktor yang
mempengaruhi penyesuaian diri
serta adanya hubungan antara
menantu pria dewasa awal yang
tinggal dengan mertua pada
mertuanya. Menurut Purnomo
(1998) menjelaskan hubungan
tersebut dalam beberapa
kemungkinan yaitu mertua turut
campur dalam urusan anak atau
menantu, mertua tidak mau
berurusan dengan anak atau
menantu, mertua tunduk pada
menantu, mertua menguasai
menantu, mertua yang dekat dengan
menantu.
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan
kualitatif melakukan penelitian pada
latar belakang alamiah. Bogdan dan
Taylor (dalam Moleong, 1990),
mendefinisikan metode kualitatif
sebagai produser penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata dari orang-orang dan
perilaku yang diamati.
7/23/2019 Bacaan skripsi psikologi3
http://slidepdf.com/reader/full/bacaan-skripsi-psikologi3 6/11
Adapun ciri-ciri pendekatan
kualitatif menurut Poerwandari
(1998) adalah Studi dalam situasialamiah, Analisis induktif, Kontak
personal langsung (peneliti
dilapangan), Perspektif holistic,
Perspektif dinamis, perspektif
perkembangan, Orientasi pada kasus
unik, Netralitas empatik,
Fleksibilitas desain, Peneliti sebagai
instrumen kunci
B. Subjek Penelitian
1. Karakteristik Subjek
PenelitianDalam penelitian ini
ditentukan sejumlah
karakteristik bagi subjek
penelitian yaitu pria dengan usia
dewasa awal (22-28 tahun) dan
tinggal dengan mertua dengan
lama tinggal kurang lebih 1
hingga 2 tahun.
2. Jumlah Sampel
Dalam penelitian ini, peneliti
mengambil tiga orang subjek.
Hal ini dilakukan agar
mendapatkan subjek yang benar-
benar sesuai dengan tujuan
penelitian. Peneliti juga
mengambil tiga orang sebagai
significant other , masing-masing
satu significant other untuk tiap
subjek. Hal ini untuk
mendapatkan data yang valid
dan seakurat mungkin sehingggahasil penelitian dapat saling
menguatkan.
C. Tahap-tahap Penelitian
1. Tahap Persiapan Penelitian
Peneliti membuat pedoman
wawancara yang disusun
berdasarkan beberapa teori yang
relevan dengan masalah.
Pedoman yang telah disusun,
ditunjukkan kepada yang lebih
ahli dalam hal ini adalah
pembimbing penelitian.Kemudian peneliti mencari
calon subjek yang sesuai dengan
karakteristik subjek penelitian.
Selanjutnya peneliti mengajukan
permohonan izin untuk dapat
melakukan wawancara
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti
bertemu langsung dengan subjek
yang bersangkutan untuk
menanyakan perihal subjek yangsekiranya bersedia
diwawancarai. Baru kemudian
peneliti membuat kesepakatan
dengan subjek tersebut
mengenai waktu dan tempat
untuk melakukan wawancara
berdasarkan pedoman yang telah
dibuat.
Selanjutnya peneliti
memindahkan hasil rekaman
berdasarkan wawancara ke
dalam bentuk verbatim tertulis.
Kemudian peneliti melakukan
analisis data dan interprestasi
data sesuai dengan langkah-
langkah yang dijabarkan pada
bagian metode analisis data.
Setelah itu membuat diskusi dan
kesimpulan dari seluruh hasil
penelitian. Kemudian dari hasil
diskusi dan kesimpulan yangtelah dilakukan, peneliti
mengajukan saran-saran untuk
penelitian selanjutnya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Wawancara berstruktur dan
Observasi non Partisipan
E. Alat Bantu Penelitian
Pedoman Wawancara, Pedoman
Observasi, Alat Perekam, Alat Tulis
7/23/2019 Bacaan skripsi psikologi3
http://slidepdf.com/reader/full/bacaan-skripsi-psikologi3 7/11
F. Keakuratan Penelitian
Menurut Patton (dalam Yin,
1994), mengemukakan empatmacam triangulasi sebagai teknik
pemeriksaaan untuk mencapai
keabsahan, yaitu : Triangulasi data,
Triangulasi pengamat, Triangulasi
teori, Triangulasi metode
G. Tehnik Analisis Data
Menurut Marshall dan
Rossman (1995) dalam
menganalisis penelitian kualitatif
terdapat beberapa tahapan yang
perlu dilakukan. Tahapan-tahapantersebut adalah : Mengorganisasikan
Data, Pengelompokkan Berdasarkan
Kategori, Tema, dan Pola Jawaban,
Menguji Asumsi atau Permasalahan
yang Ada terhadap Data, Menulis
Hasil Penelitian
BAB IV. HASIL DAN ANALISIS
A. Identitas Subjek
1.
Subjek Pertama berinisial Kr
Berjenis kelamin laki-laki, Lahir
di Malang 08 Maret 1979, Usia
28 Tahun, Pendidikan terakhir
S1, Bekerja sebagai Produser Tv
Swasta, Lama tinggal dengan
mertua : Kurang Lebih 1 Tahun
dan significant other nya
berinisial R, Jenis Kelamin
Perempuan, Lahir di Kebumen
24 Desember 1980, Usia 27
Tahun, Pendidikan terakhir S1,Bekerja sebagai Karyawan
Swasta, Hubungan dengan
subjek yaitu Istri subjek
2. Subjek Kedua berinisial Dn,
Berjenis Kelamin Laki-laki,
L:ahir di Jakarta, 19 Juni 1981,
Usia 26 Tahun, Pendidikan
terakhir SMU, Bekerja sebagai
Karyawan Swasta, Lama tinggal
dengan mertua : 1 Tahun lebih 4
bulan dan significant other nya
berinisial Ip, Jenis KelaminPerempuan, Lahir di Depok, 01
Januari 1981, Usia 26 Tahun,
Pendidikan terakhir D III,
bekerja sebagai karyawan
swasta, Hubungan dengan
subjek ialah istri subjek
3. Subjek Ketiga berinisial Bm,
jenis kelamin Laki-laki, lahir di
Bandung 10 Agustus 1982, usia
25 tahun, pendidikan trakhir S1,
dan pada saat ini sedang tidak bekerja, Lama tinggal dengan
mertua : 1 Tahun lebih 1 bulan
dan significant other nya
berinisial Il, jenis kelamin
perempuan, Lahir di Jakarta 01
Agustus 1984, usia 23 tahun,
pendidikan terakhir SMU,
pekerjaan ibu rumah tangga,
Hubungan dengan subjek ialah
Istri subjek
B.
Seting Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan tiga subjek dengan 1
significant other pada masing –
masing subjek. Peneliti
mendapatkan subjek pertama dan
kedua berdasarkan rekomendasi dari
seorang teman sedangkan subjek
ketiga merupakan suami dari teman
peneliti sendiri.
Peneliti memilih rumah mertua pada masing – masing subjek untuk
melakukan wawancara.
C. Hasil Penelitian
1. Bagaimana hubungan mertua
dengan menantu pria dewasa
awal yang tinggal dengan
mertua ? Menantu yang tinggal
dengan mertua memiliki
hubungan yang baik dengan
7/23/2019 Bacaan skripsi psikologi3
http://slidepdf.com/reader/full/bacaan-skripsi-psikologi3 8/11
mertua dikarenakan adanya
sikap peduli dari mertua dengan
adanya pemberian nasehat,adanya kebebasan yang
diberikan oleh mertua, adanya
hubungan yang terjalin dengan
dekat.
2. Bagaimana penyesuaian diri
pada menantu pria dewasa awal
yang tinggal dengan mertua ?
Menantu yang tinggal di rumah
mertua memiliki penyesuaian
diri secara umum baik. Secara
khusus penyesuaian diri selamatinggal dengan mertua memiliki
aspek – aspek yang terdiri dari
sikap empati dan menghargai
mertua, memperlakukan
perasaan terhadap mertua,
penerimaan yang baik dari
mertua, adanya kebahagiaan,
bersikap optimis, berkata jujur,
bertanggungjawab, dan adanya
adaptasi yang baik.
3.
Mengapa menantu pria dewasa
awal yang tinggal dengan
mertua memiliki penyesuaian
yang demikian ? Menantu yang
tinggal di rumah mertua
memiliki penyesuaian diri baik
karena adanya hubungan yang
baik dengan mertua dan
lingkungan, perasaan dan sikap
yang baik, serta adanya motivasi
dalam diri subjek.
D. Pembahasan 1.
Bagaimana hubungan mertua
dengan pria dewasa awal yang
tinggal dengan mertua ?
Berdasarkan penelitian pada
menantu pria dewasa awal yang
tinggal dengan mertua, maka
menantu yang tinggal dengan
mertua memiliki hubungan yang
baik dengan mertua dikarenakan
adanya sikap peduli dari mertuadengan adanya pemberian
nasehat, adanya kebebasan yang
diberikan oleh mertua, adanya
hubungan yang terjalin dengan
dekat. Hal ini sesuai dengan
teori hubungan mertua dan
menantu dari Purnomo (1994),
yaitu : Mertua tidak menguasai
menantu, Mertua dekat dengan
menantu.
2.
Bagaimana penyesuaian diri pada menantu pria dewasa awal
yang tinggal dengan mertua ?
Berdasarkan hasil penelitian
pada subjek menantu pria
dewasa awal yang tinggal
dengan mertua, maka
penyesuaian diri pada menantu
pria dewasa awal yang tinggal
dengan mertua memiliki
penyesuaian diri secara umum
baik. Secara khusus penyesuaian
diri selama tinggal dengan
mertua memiliki aspek – aspek
yang terdiri dari sikap empati
dan menghargai mertua,
memperlakukan perasaan
terhadap mertua, penerimaan
yang baik dari mertua, adanya
kebahagiaan, bersikap optimis,
berkata jujur,
bertanggungjawab, dan adanyaadaptasi yang baik. Hal ini
sesuai dengan teori karakteristik
penyesuaian diri menurut
Hurlock (dalam Yusuf, 2000)
dan aspek – aspek penyesuaian
diri menurut Fatimah (2006) :
Berorientasi keluar, dapat
mengontrol emosi, penerimaan
sosial, berbahagia, tidak pesimis,
7/23/2019 Bacaan skripsi psikologi3
http://slidepdf.com/reader/full/bacaan-skripsi-psikologi3 9/11
tidak mempunyai kebiasaan
berbohong, memiliki rasa
tanggungjawab, dan penyesuaian sosial.
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bagaimana hubungan mertua
dengan menantu pria dewasa
awal yang tinggal dengan
mertua ? Berdasarkan penelitian
pada menantu pria dewasa awal
yang tinggal dengan mertua,
maka menantu yang tinggaldengan mertua memiliki
hubungan yang baik dengan
mertua Dalam hal ini ketiga
subjek memiliki persamaan
sesuai dengan teori hubungan
mertua dan menantu, antara lain
mertua tidak menguasai
menantu, mertua dekat dengan
menantu dan adanya sikap
peduli dari mertua dengan
adanya pemberian nasehat.
2. Bagaimana penyesuaian diri
pada menantu pria dewasa awal
yang tinggal dengan mertua ?
Berdasarkan hasil penelitian
pada subjek yaitu menantu pria
dewasa awal yang tinggal
dengan mertua, maka
penyesuaian diri pada menantu
pria dewasa awal yang tinggal
dengan mertua memiliki penyesuaian diri secara umum
baik. Secara khusus penyesuaian
diri selama tinggal dengan
mertua memiliki aspek – aspek
yang terdiri dari sikap empati
dan menghargai mertua,
memperlakukan perasaan
terhadap mertua, penerimaan
yang baik dari mertua, adanya
kebahagiaan, bersikap optimis,
berkata jujur,
bertanggungjawab, dan adanyaadaptasi yang baik. Dalam hal
ini terdapat persamaan antara
subjek pertama dan kedua, yang
sesuai dengan teori karakteristik
penyesuaian diri dan aspek –
aspek penyesuaian diri dan
penyesuaian sosial sedangkan
pada subjek ketiga, antara lain :
berorientasi keluar, dapat
mengontrol emosi, penerimaan
sosial, berbahagia, dan tidak pesimis.
3. Mengapa penyesuaian diri pada
menantu pria dewasa awal yang
tinggal dengan mertua demikian
? Berdasarkan penelitian pada
subjek yaitu menantu pria
dewasa awal yang tinggal
dengan mertua, maka menantu
yang tinggal di rumah mertua
memiliki penyesuaian diri baik
karena adanya hubungan yang
baik dengan mertua dan
lingkungan, perasaan dan sikap
yang baik, melakukan aktitifitas
tertentu serta adanya motivasi
dalam diri subjek. Hal ini sesuai
dengan teori faktor – faktor yang
mempengaruhi penyesuaian diri
dari Powell (1983). Dalam hal
ini terdapat persamaan antara
subjek pertama dan kedua yangsesuai dengan teori dari faktor –
faktor yang mempengaruhi
penyesuaian diri antara lain :
adanya kemampuan untuk
mempertahankan hubungan
dengan orang lain, adanya
impian, dan adanya perasaan
dan sikap yang baik selama
tinggal dengan mertua
7/23/2019 Bacaan skripsi psikologi3
http://slidepdf.com/reader/full/bacaan-skripsi-psikologi3 10/11
sedangkan pada subjek ketiga,
antara lain : adanya kemampuan
untuk mepertahankan hubunganyangn baik dengan orang lain,
adanya minat dan hobi tertentu
dan adanya impian.
Dari kesimpulan di atas maka
didapat bahwa penyesuaian diri
pada subjek ketiga berbeda dengan
subjek pertama dan kedua, hal ini
disebabkan bahwa subjek ketiga
belum bekerja dan tidak ada
tanggung jawab tertentu selama
tinggal dengan mertua.B. Saran
Dari hasil penelitian tentang
penyesuaian diri pada menantu pria
dewasa awal yang tinggal dengan
mertua, maka saran yang dianjurkan
peneliti terhadap penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk penelitian selanjutnya,
agar dapat mengembangkan
penelitian tentang Penyesuaian
diri pada menantu pria dewasa
awal yang tidak bekerja tinggal
dengan mertua.
2.
Bagi subjek pertama dan kedua,
agar dapat melakukan
penyesuaian diri lebih baik lagi
dari yang sekarang ini selama
tinggal dengan mertua dan lebih
baik lagi dalam menjalin
hubungan dengan mertua. Dan
bagi subjek ketiga, diharapkanagar dapat melakukan
penyesuaian diri lebih baik lagi
dan segera mencari pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, H. (2006).Psikologi
Perkembangan “Pendekatan
Ekologi Kaitannya dengan
Konsep Diri dan Penyesuaian
Diri pada Remaja. Bandung:
PT Refika Aditama.Ali, M. & Asrori, M. (2005). Psikologi
Remaja Perkembangan Peserta
Didik . Jakarta : PT Bumi
Aksara.
Anwar, D. (2000). Kamus Lengkap
Bahasa Indonesi. Jakarta :
Balai Pustaka.
Basuki, Heru .(2006). Pendekatan
Kualitatif untuk Ilmu-ilmu
Kemanusiaan dan Budaya.
Jakarta : UniversitasGunadarma.
Bryan. (2006). Pondok Mertua Indah.
http://thebrl.blogspot.com/200
6_07_archive.html.20 Juli
2006.
Calhoun, J. F. & Acocella, J. R. (1995).
Psychology of Adjusment and
Human Relationships. New
York: McGraw Hill (original
Work Published 1990).
Charlie, L. (2005). Jurus Merebut Hati
Mertua. Bandung : Nexx Media.
Damayanti, I. (1993). Penyesuaian Diri
Terhadap masa Bercavement
pada Duda Usia Tengah Baya.
Jakarta : Universitas Indonesia.
Dariyo, A. (2003). Psikologi
Perkembangan Dewasa Muda.
Jakarta: PT Gramedia
Widiasarana Indonesia.
Elin. (2006). Tinggal di Pondok MertuaIndah.
http://www.unjungpandangeks
press.com/view.php?id=4898
&jenis=life.31 Mei 2006.
Fatimah, N. (2006). Psikologi
Perkembangan. Bandung : Pusaka
Setia.
Hurlock, E. B. (1993). Child
Development. New York :
7/23/2019 Bacaan skripsi psikologi3
http://slidepdf.com/reader/full/bacaan-skripsi-psikologi3 11/11
McGraw Hill,inc. (Original
Work Published 1978).
Mappiare, A. (1983). Psikologi Orang Dewasa. Surabaya : Usaha Nasional.
Marshall, C. & Rossman, G. B. (1989).
Designig Qualitative
Reaserch. London : Sage
Publicaton.
Mu’tadin, Z. (2002). Penyesuaian Diri
Remaja.http://www.e-
psikologi.com/remaja/160802.h
tm.09 April 2002.
Moleong, L.J. (1990). Metodologi
Penelitian Kualitatif . Bandung :PT Remaja Rosdakarya
Nazir, M. (1988). Metode Penelitian.
Jakarta : Ghalia Indonesia.
Novadia, A.(1980). Persepsi Menantu
terhadap Kualitas Hubungan
dengan Ibu Mertua. Skripsi
(tidak diterbitkan). Fakultas
Psikologi : Universitas
Indonesia.
Poerwandari, E.K. (2001). Pendekatan
Kualitatif untuk Penelitian
Perilaku Manusia. Jakarta :
Lembaga pengembangan
Sarana Pengukuran dan
Pendidikan Psikologi (LPSP3)
Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia.
Poerwandari, E.K. (1998). Pendekatan
Kualitatif untuk Penelitian
Psikologi. Jakarta : Lembaga
pengembangan SaranaPengukuran dan Pendidikan
Psikologi (LPSP3) Fakultas
Psikologi Universitas
Indonesia.
Purnomo, H. B. (1994). Pondok Mertua
Indah : Suatu Tinjauan
Psikologis dan hubungan
Mertua – Menantu. Bandung :
Mandar Maju.
Powell, D. H. (1993). Understanding
Human Adjusment : Normal
Adoptation Throught the LifeCycle. Canada : Little Brown &
Company Limited.
Ritongga, M. (2005). Akidah Merakit
Hubungan Manusia dengan
Khaliknya melalui Pendidikan
Akidah Usia Dini. Surabaya :
Amelia.
Riyanto, Y. (2001). Metodelogi
Penelitian. Surabaya : SIC
Sukirya, L. (2002). Membina Hubungan
Menantu-Mertua.http://www.e-
psikologi.com/keluarga/18110
2.html.18 November 2002.
Soesilowindradini.(1998). Psikologi
Perkembangan Masa Remaja :
Surabaya : Usaha Nasional.
Strong, B., Devault, C., Sayod. W.B.,
Yaber, L.W .(2005). Human
Sexsuality : Diversity in
Contemporary America. New
York : McGraw-Hill.
Yusuf, S. (2000). Psikologi
Perkembangan Anak dan
Remaja. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Yin, R.(1994). Case Study Research
Design and Method . London : Sage
Publication.