Download - bab3-jd

Transcript

7/18/2019 bab3-jd

http://slidepdf.com/reader/full/bab3-jd 1/16

BAB III.

TENAGA KERJA INDUSTRI

JASA KONSTRUKSI

TUJUAN

Tujuan dari bab ini adalah agar pembaca diharapkan mengerti dan memahami

tentang tenaga kerja dalam industri konstruksi di Indonesia.

 Setelah membaca bab ini pembaca diharapkan mampu untuk :

o Menjelaskan ciri-ciri industri jasa konstruksi.

o Menjelaskan karakter industri jasa konstruksi

o Menjelaskan tenaga kerja pada industri jasa konstruksi.

o Menguraikan peranan pemerintah dalam tenaga kerja industri jasa konstruksi.

o Menguraikan perjalanan tenaga kerja industri jasa konstruksi.

o Memaparkan migrasi, urbanisasi, dan jaringan tenaga kerja.

o Menjelaskan formalisasi tenaga kerja industri jasa konstruksi.

o Menjelaskan jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) industri jasa konstruksi.

3.1. CIRI-CIRI INDUSTRI JASA KONSTRUKSI

Industri jasa konstruksi mempunai ciri-ciri ang berbeda dengan industri barang

atau jasa ang lain. !ntuk dapat lebih menjelaskan tentang posisi industri jasa

konstruksi, maka kita lihat ciri-ciri umum dari industri barang dan jasa ang lain.

"incian kegiatan dasar industri barang antara lain sebagai berikut :

#roduk berbentuk fisik, ang dapat dilihat sebelum dibeli.

Mengolah bahan mentah$baku menjadi barang jadi.

%iproduksi lebih dulu baru dijual.

Memerlukan biaa in&estasi ang relatif bernilai besar.

#roduk dapat disimpan.

 PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL

  K3&HUKUM PERBURUHAN

''

7/18/2019 bab3-jd

http://slidepdf.com/reader/full/bab3-jd 2/16

Standar produk relatif tetap$sama.

okasi produksi umumna tetap dan bersifat statis.

%iproduksi lebih dahulu baru dikonsumsi.

"incian kegiatan dasar industri jasa antara lain sebagai berikut :

#roduk tidak berbentuk fisik (misal berupa pelaanan).

Tidak mengolah bahan mentah$bahan baku.

%ijual$ditaarkan lebih dulu, baru diproduksi.

"elatif tidak memerlukan in&estasi ang besar.

Standar produk tidak tetap (tidak sama $ berbeda-beda).

okasi produksi umumna tidak tetap dan bersifat dinamis.

%iproduksi bersamaan dengan dikonsumsi.

Maka industri jasa konstruksi mempunai ciri-ciri kegiatan sebagai berikut :

#roduk berbentuk fisik (bangunan), termasuk jenis industri barang.

Mengolah bahan baku$ bahan mentah, termasuk jenis industri barang.

%itaarkan lebih dulu, baru diproduksi, termasuk industri jasa.

#roduksi bersamaan dengan konsumsi, tetapi terkadang tidak bersa-maan

(turn ke project), termasuk jenis industri barang$jasa.

#roduk dapat disimpan, termasuk jenis industri barang.

okasi produksi tidak tetap, termasuk jenis industri jasa.

Standar produk tidak tetap, termasuk jenis industri jasa.

%engan demikian dapat dilihat secara jelas baha kegiatan industri jasa kons-

truksi termasuk $ bersifat industri barang dan jasa (campuran).

3.2. KARAKTER INDUSTRI JASA KONSTRUKSI

*alau ciri-ciri industri jasa konstruksi merupakan campuran antara industri barang

dan industri jasa maka karakter industri jasa konstruksi juga berbeda dengan

industri lainnna, aitu sebagai berikut :

a. Industri jasa konstruksi bersifat proek bukan rutin, sehingga pelak-

sanaanna sangat tergantung pada terbatasna :

  +. iaa. . Mutu . '. aktu.

 PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL

  K3&HUKUM PERBURUHAN

'/

7/18/2019 bab3-jd

http://slidepdf.com/reader/full/bab3-jd 3/16

 b. 0ntara satu proek dengan proek lainna tidak ada ang sama, sehingga

lebih dikenal dengan keunikanna antara lain dalam hal :

o Metode pelaksanaan.

o

aktu pelaksanaan.o Tenaga kerja ang digunakan.

o #eralatan ang diperlukan.

o entuk dan jumlah pekerjaan ang akan dilakukan.

o *eahlian ang diperlukan.

o #ihak ang terlibat.

o %an lain-lain.

c. #elaksanaan proek dilakukan tahap demi tahap, dimana setiap tahap

melalui proses pengendalian ang ketat.

d. #ihak ang terlibat cukup banak, terutama peran masing-masing seperti :

o *ontraktor.

o *onsultan #erencana.

o *onsultan #engaas atau konsultan Manajemen *onstruksi.

o 1uantit Sur&eing.

o 2alue 3ngineering.

o *ontraktor Spesialis.

o Sub *ontraktor.

o Supplier bahan atau alat.

o Mandor (supplier tenaga kerja).

o #emilik (oner, client, boheer).

o %an pihak lainna ang tidak terlibat langsung lainna.

e. #roses produksi dalam industri jasa konstruksi berlangsung dengan sesuatu

ang selalu baru dalam bentuk berupa :

o *ondisi kerja.

o okasi kerja.

o Sarana dan prasarana ang diperlukan.

o Suasana lingkungan kerja.

o Tata etak apangan.

o #roses kerja.

 PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL

  K3&HUKUM PERBURUHAN

'4

7/18/2019 bab3-jd

http://slidepdf.com/reader/full/bab3-jd 4/16

o 5uaca kerja.

f. *eahlian tenaga kerja pada berbagai proek tidak standar, dapat ditinjau

dari berbagai segi seperti :

o

#erilaku.o *ebiasaan $ adat istiadat.

o 6enis keahlian.

o *omposisi kepala tukang, tukang dan pembantu tukang.

3.3. TENAGA KERJA PADA INDUSTRI JASA KONSTRUKSI

Tenaga kerja pada industri jasa konstruksi ang berada dalam koordinasi peru-

sahaan kontraktor ang bertindak sebagai pelaksana konstruksi secara garis besar 

terdiri dari / bagian aitu :

Tenaga kerja lapangan ang dipimpin oleh mandor.

Tenaga kerja kontraktor di lapangan.

Tenaga kerja kontraktor di kantor pusat.

Tenaga ahli.

Tenaga kerja industri jasa konstruksi tersebut juga dapat diuraikan lebih lanjut

dalam bentuk :

Tenaga kerja kontraktor.

Tenaga kerja sub kontraktor atau kontraktor spesialis.

Tenaga kerja supplier.

Tenaga kerja konsultan.

Tenaga kerja ang merupakan bagian dari masalah perburuhan, dimana tenaga

kerja tersebut sebagian besar mempunai ketrampilan, tetapi pada hakekatna ang

mereka puna adalah tenaga. Tenaga kerja inilah ang merupakan persoalan ang

 perlu mendapat perhatian lebih jauh dalam bahasan selanjut-na. %i dalam industri

 jasa konstruksi, tenaga kerja ang diperlukan adalah tenaga kerja tidak terampil

(unskill ), terampil ( skill ), dan tenaga kerja ahli (expert ). Tenaga kerja tidak terampil

dan terampil bekerja pada perusahaan kontraktor melalui perantara mandor.

 PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL

  K3&HUKUM PERBURUHAN

'7

7/18/2019 bab3-jd

http://slidepdf.com/reader/full/bab3-jd 5/16

Mandorlah ang bertindak sebagai pemasok kebutuhan kontraktor akan tenaga

kerja lapangan.

%alam perjalananna, mandor merekrut tenaga kerja juga diambil dari tempat-

tempat tertentu, dimana tenaga kerja ini bukanlah mempunai profesi sebagai

tenaga kerja konstruksi, melainkan sebagai petani atau penganggur ang berada

dalam satu kampung, kemudian mereka di baa mandor ke industri jasa konstruksi

sepagai tukang. %engan tingkat keterampilan tenaga kerja ang ditentukan oleh

mandor aitu :

o *epala tukang.

o Tukang.

o #embantu tukang $ kenek atau laden.

Tidak hana sampai disitu, mandor juga ang menentukan bagaimana tingkat gaji

ang akan diterima oleh para pekerja tersebut. #ekerja dalam bekerja tidak pernah

diikat dengan suatu kontrak kerja ang jelas, artina tenaga kerja kons-truksi tidak 

terlindungi hak-hakna secara jelas, sehingga dalam bekerja tenaga kerja tersebut

sangat tergantung pada mandor ang membaana.

0pabila terjadi kecelakaan kerja, atau pekerja dalam keadaan sakit akibat kerja

maka pekerja tersebut dikembalikan pulang ke kampung asal untuk berobat atau

istirahat di kampungna tsb, tanpa adana bantuan untuk membiaai pekerja

selama sakit. Secara garis besar tenaga kerja konstruksi berada jauh di luar 

 jangkauan hukum perburuhan, dan persoalan ini perlu mendapat perhatian lebih

lanjut dari pemerintah ataupun pihak-pihak lain ang berkepentingan dengan

masalah perburuhan dan tenaga kerja.

Sampai saat ini tenaga kerja industri jasa konstruksi tidak mempunai suatu adah

ang akan melindungi mereka dan sekaligus dapat memikirkan nasib serta masa

depanna. adah ini diperlukan dan merupakan media bagi tenaga kerja jasa

konstruksi untuk menampaikan berbagai hal ang dihadapi oleh tenaga kerja

tersebut. Sehingga masa depan dan keterampilan mereka dapat di gunakan secara

optimal dengan imbalan ang ajar, serta jaminan kesela-matan dan kesehatan

kerja (*') ang lebih baik.

 PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL

  K3&HUKUM PERBURUHAN

'8

7/18/2019 bab3-jd

http://slidepdf.com/reader/full/bab3-jd 6/16

3.4. PERANAN PEMERINTAH PADA TENAGA KERJA INDUSTRI JASA

KONSTRUKSI

%i Indonesia, peranan pemerintah di bidang politik dan ekonomi besar penga-

ruhna terhadap pengaturan tenaga kerja di berbagai sektor, tidak terkecuali di

sektor industri jasa konstruksi. esarna peran tersebut antara lain terlihat pada

dinamika hubungan antara arus permintaan dan penaaran tenaga kerja ang

sebagian besar tergantung pada proek-proek pemerintah sektor jasa konstruksi.

#eranan pemerintah tersebut juga terlihat pada kehidupan ekonomi di pedesaan dan

tumbuhna pusat-pusat perkotaan, dua hal ang merupakan faktor penting bagi

kontinuitas pasar tenaga kerja sektor jasa konstruksi.

#enjabaran 9; kedalam "epelita I2 tentang ketenagakerjaan, khususna di

 bidang industri jasa konstruksi antara lain berbuni : <#erluasan lapangan kerja

disektor prasarana dan konstruksi dalam "epelita I2 akan ditingkatkan dengan

menghindarkan pemakaian alat-alat mesin untuk melaksanakan tugas-tugas ang

dapat dilaksanakan oleh tenaga manusia. !ntuk itu akan dilaksanakan analisa

 pekerjaan dan teknologi ang dibutuhkan secara seksama. Sehingga pola kerja

sama manusia dan mesin dapat diarahkan bagi peningkatan penerapan sebanak 

mungkin tenaga kerja=. "umusan ini merupakan pola dasar tentang pilihan

teknologi ang akan diterapkan terutama karena tekanan masalah ketenagakerjaan.

Sehingga strategi diatas cukup tepat mengingat kegiatan jasa konstruksi cukup

 potensial dalam menerap tenaga kerja setelah sektor pertanian ."umusan diatas

sudah dilaksanakan dengan adana proek-proek padat kara, proek peniapan

lahan pemukiman transmigrasi dan lain-lain. 6uga seluruh pekerjaan konstruksi

termasuk sektor sasta dan perorangan sedapat mungkin menggunakan teknologi

ang lebih banak menggunakan tenaga kerja dan dengan cermat dapat diarahkan

 bagi penciptaan lapangan kerja informal jasa konstruksi.

6umlah pekerja informal jasa konstruksi dibanding dengan sektor formalna

kurang lebih >? @, angka ini hana perkiraan kasar karena jumlah pekerja informal

meakili maoritas mutlak pekerjaan konstruksi. Sebagai misal data tahun +>A?

dari #S, terlihat sejumlah +.748.+/A orang ang mendapatkan nafkahna pada

 bidang jasa konstruksi, dari jumlah ini 8+.88> (/,'8 @) dian-tarana dapat

digolongkan pekerja personalia tetap dari perusahaan jasa konstruksi seperti para

konsultan dan kontraktor. Sedangkan +.4A4.'7> orang (>4,7'@) adalah tukang dan

 PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL

  K3&HUKUM PERBURUHAN

'A

7/18/2019 bab3-jd

http://slidepdf.com/reader/full/bab3-jd 7/16

 pekerja kasar ang berada di baah tanggung jaab mandor, ang meakili sektor 

informal jasa konstruksi. *enaikan daa serap tenaga kerja jasa konstruksi dapat

diakibatkan beberapa hal antara lain :

o  Pertama, memang terjadi kenaikan &olume pekerjaan karena kenaikan

anggaran pembangunan sarana dan prasarana (bisa melalui 0#; dan

0#%).

o  Kedua, jumlah tenaga kerja ang memasuki pasar kerja jasa konstruksi juga

meningkat, dana pembangunan masih bisa terakomodasikan akibatna

 pekerjaan ang dapat digarap setiap indi&idu pekerja rata-rata menjadi

sedikit. !mumna pada proek padat kara tenaga kerja informal jasa

konstruksi ini bersifat kenal atau elastis serta memiliki toleransi besar.

*adang-kadang mandor dan kelompok na mendapat pekerjaan borongan

tetapi aktu ang lain tidak ada pekerjaan.

o  Ketiga,  sebelum krisis ekonomi tahun +>>8 banak perusahaan industri

konstruksi seperti konsultan dan kontraktor ang beroperasi karena

memperebutkan kue pembangunan ang diatur dalam *eppres untuk 

 proek-proek pemerintah maupun proek-proek sasta. Maka tenaga

kerja sektor informal jasa konstruksi juga mengalami banak permintaan.

%engan perusahaan kontraktor tenaga kerja informal ini memiliki

hubungan kerja lepas, sehingga ada dua hal ang menentukan jumlah

tenaga kerja informal ang bisa diserap aitu &olume pekerjaan dan

teknologi ang digunakan kontraktor.

*risis ekonomi ang berlangsung mulai pertengahan tahun +>>8 menga-kibatkan

 perubahan struktural kinerja perekenomian dan pasar kerja di Indonesia. #ada

 puncak krisis (+>>A), perekonomian Indonesia mengalami kontraksi ang luar 

 biasa sebagaimana ditunjukan oleh pertumbuhan ekonomi ang mencapai minus

+',+ persen. #asar kerja juga mengalami perubahan drastis, hana dalam setahun

(+>>8-+>>A) sektor bukan pertanian berkurang lebih dari ,4 juta jia, sementara

sektor pertanian bertambah lebih dari /,' juta jia, padahal dalam kurun

sebelumna (+>>?-+>>8) telah berkurang sekitar 7,8 juta jia. #eralihan tenaga

kerja ke sektor pertanian selama krisis memperlihatkan kelenturan atau fleksibilitas

 pasar tenaga kerja.

 PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL

  K3&HUKUM PERBURUHAN

'>

7/18/2019 bab3-jd

http://slidepdf.com/reader/full/bab3-jd 8/16

%ampak negatif krisis ang mencolok terjadi pada sektor industri dan konstruksi.

#ada kedua sektor tersebut, #% turun masing-masing ++,/ dan '7,/ persen,

sementara tenaga kerja berkurang masing-masing sekitar + juta dan 7?? ribu orang.

#embangunan dalam dua puluh tahun terakhir telah membaa perubahan besar 

 bagi kehidupan masarakat. #erubahan ini terlihat pada peningkatan kapasitas daa

serap tenaga kerja, seperti pada sektor industri jasa konstruksi, ang terlihat pada

tabel '.+.

Tabel '.+. : #opulasi #ekerja *onstruksi (dalam ribuan dan @)

T0!; 6!M0 @

+>8+ ?.7A +.7

+>A? +.77 '.

+>A4 .+? './+>>? .+? .8

??' /.' .?

??/ /./+? .?/

??4 /.7+A .?7

??7 /.7'4 .?>

??8 /.87/ .+'

??A /.>+/ .+8

??> 4.+78 .A

 Tahun ??'-??> merupakan angka perkiraan.

#asar tenaga kerja konstruksi terbagi ke dalam dua komponen besar aitu :

 Komponen formal  ang terdiri dari aparat pemerintah, personil kon-traktor 

dan konsultan.

 Komponen informal  ang terdiri dari mandor, kepala tukang, tukang, dan

laden$pembantu tukang.

*edua komponen tersebut saling mempengaruhi, masing-masing mempunai

mekanisme kerja sendiri-sendiri. Sisi permintaan akan pekerja konstruksi

ditentukan oleh komponen formal, sedangkan proses pemasokan tenaga kerja

ditangani secara informal oleh mandor ang merekrut pekerja dari berbagai desa di

6aa. ertitik tolak dari dua komponen tersebut diperoleh pengertian bagaimana

 birokrasi pemerintahan menghasilkan, mengendalikan dan mem-pengaruhi

komponen formal (aitu aparat pemerintah, kontraktor B konsultan) dan informal

(aitu mandor, kepala tukang, tukang, dan laden$kenek), serta keterkaitan

keduana pada daerah pedesaan maupun perkotaan dalam menga-tur dan

mengarahkan pasar tenaga kerja konstruksi.

PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL  K3&HUKUM PERBURUHAN

/?

7/18/2019 bab3-jd

http://slidepdf.com/reader/full/bab3-jd 9/16

#ada tingkat desa, komponen formal dan informal ini mengalami benturan

sebagaimana terlihat hubungan antara kepala desa dengan pekerja konstruksi,

disebabkan adana persaingan kepentingan kedua belah pihak atas tenaga kerja

ang tersedia. *ebijakan pemerintah untuk ber sasembada beras ang

dicanangkan sejak tahun +>8? memberikan eenang tambahan kepada kepala

desa untuk mengontrol arus permintaan dan penaaran tenaga kerja pertanian.

#ada saat ang sama pembangunan perkotaan memberikan peluang bagi penduduk 

desa untuk mencari pekerjaan di kota melalui bantuan mandor atau pekerja

konstruksi.

*ebanakan tenaga kerja informal jasa konstruksi adalah para petani, ang karena

musim tanamna sudah berlalu maka mereka pergi ke kota untuk menjadi tukang,

ketrampilan mereka dalam bekerja pada sektor jasa konstruksi dikatakan rendah.

#eningkatan ketrampilan bagi mereka selama ini adalah melalui praktek kerja

langsung dan berjenjang. Misalna seorang pekerja ang sama sekali baru dan

tidak mempunai ketrampilan maka kategorina adalah kenek$laden, setelah

 beberapa lama bekerja sebagai kenek dan cukup trampil maka jenjang sipekerja ini

meningkat menjadi pembantu tukang, begitu seterusna sampai si pekerja itu

menjadi tukang, kepala tukang dan mandor (untuk mandor paling tidak si pekerja

ini harus memiliki jaringan tenaga kerja).

3.5. PERJALANAN TENAGA KERJA INDUSTRI JASA KONSTRUKSI

%alam upaa alih sumber mata pencaharian, para keluarga mencoba mengadu

nasib di daerah perkotaan. %alam dua dekade terakhir, daerah-daerah perko-taan

telah menjadi konsentrasi kegiatan ekonomi termasuk kegiatan konstruksi pada

giliranna semakin mendorong penduduk desa mencari nafkah di kota.

#ertumbuhan sektor konstruksi di daerah-daerah perkotaan ini disebabkan oleh

kebutuhan pemerintah akan prasarana fisik di satu pihak, dan kebutuhan in&estor 

domestik maupun in&estor asing dalam mengembangkan kegiatan usaha mereka di

 pihak ang lain. *epentingan politik dan ekonomi pemerintah dalam

mengembangkan daerah-daerah perkotaan, telah menciptakan lapangan kerja bagi

 penduduk ang berasal dari desa. 6umlah tenaga kerja ang cukup besar ang

terserap di sektor konstruksi terutama pada masa pemerintahan orde baru misalna,

 PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL

  K3&HUKUM PERBURUHAN

/+

7/18/2019 bab3-jd

http://slidepdf.com/reader/full/bab3-jd 10/16

merupakan contoh adana pertumbuhan ang cukup pesat dalam berbagai

lapangan kerja.

erkenaan dengan nafkah bagi penduduk desa, perpindahan ke pusat-pusat

 perkotaan telah menciptakan suatu hubungan ekonomis antara pedesaan dan

 perkotaan dalam bentuk supla tenaga kerja dan arus uang. 0da tiga masalah

 pokok ang perlu menjadi perhatian dalam masalah ini aitu :

 Migrasi dari desa, banak pekerja datang dari berbagai desa di 6aa.

#ertanaanna adalah apakah ada hubungan antara kota dan pedesaan,

melalui migrasi, dimana ang pertama menaarkan lapangan kerja

sedangkan ang kedua menediakan tenaga kerja C

%aerah perkotaan dan sektor konstruksi, pusat-pusat perkotaan di In-

donesia, termasuk 6akarta telah menjadi pusat kegiatan utama ekonomi

ang menampung tenaga kerja tidak terampil dari pedesaan sejak dua

dasaarsa terakhir. Dleh karena itu informasi mengenai pusat-pusat

 perkotaan pada umumna dan perkembangan 6akarta pada khususna

sangat penting dalam menelaah proses rekrutmen dan alokasi pekerja

konstruksi, sejumlah aspek dalam sektor konstruksi perlu dikaji.

#eran pemerintah, berbagai kebijakan politik dan ekonomi pemerintah telah

membaa perubahan cukup besar baik dipedesaan maupun diper-kotaan,

ang membuat kedua tempat tersebut kemudian saling tergantung dalam

 proses perpindahan tenaga kerja. #ertumbuhan sektor konstruksi juga

dikondisikan oleh peranan pemerintah dalam peren-canaan ekonomi ang

dicanangkan sejak tahun +>78, melalui "epelita.

3.6. MIGRASI, URBANISASI, DAN JARINGAN TENAGA KERJA

Sebagian besar migran meninggalkan desa-desa mereka di 6aa karena alasan

ekonomi. *esukaran ekonomi merupakan akibat dari adana tekanan kepada-tan

 penduduk, kebijakan pertanian dan situasi politik setempat. Semua itu membatasi

akses para migran terhadap sumber-sumber strategis ang dimiliki oleh desa

mereka. #ara migran pekerja konstruksi biasana berangkat ke 6akarta bersama

teman-teman dan anggota kerabat ang telah mempunai pekerjaan di sana.

 PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL

  K3&HUKUM PERBURUHAN

/

7/18/2019 bab3-jd

http://slidepdf.com/reader/full/bab3-jd 11/16

!mumna mereka tidak mengalami kesukaran untuk mendapatkan pekerjaan di

6akarta. "elatif satu atau dua hari setelah mereka datang dari desa, mereka telah

mulai bekerja. *ebanakan dari mereka berangkat langsung ke 6akarta tanpa perlu

terlebih dahulu singgah di kota lain. al ini dimungkinkan karena kondisi jalan

ang baik dan fasilitas angkutan ang memadai sehingga hubungan desa di 6aa

dan kota 6akarta relatif lebih singkat dibandingkan dengan aktu-aktu

sebelumna.

Maoritas pekerja sektor jasa konstruksi berusia muda, belum menikah dan

merupakan pekerja ang kurang terampil saat pertama meninggalkan desa. Mereka

menikah begitu status kerja meningkat. Menikah dengan anita se desa adalah satu

hal ang diinginkan, alaupun menikah dengan anita dari desa lain juga banak 

terjadi. %i desa, proses migrasi tidak sepenuhna terjadi tergantung pada siklus

kegiatan pertanian. Mereka umumna meninggalkan desa begitu kesempatan kerja

di kota terbuka. *etergantungan mereka pada pekerjaan di sektor pertanian

semakin kurang dari aktu ke aktu.

Eaktor utama ang mendorong migrasi para pekerja konstruksi adaalah adana

 perubahan di sektor pertanian. %i ejer, ang merupakan desa asal sebagian besar 

 pekerja konstruksi, meningkatna produksi padi datang bersamaan dengan

melebarna jurang antara kaa dan miskin. %i desa ejer, kebijakan pemerintah

untuk sasembada beras dan gula memberikan kekuasaan ang lebih besar kepada

kepala desa serta aparatna untuk mengendalikan ekonomi desa. *ekuasaan ini

agakna memperlebar jurang kesenjangan antara pendu-duk kaa dan penduduk 

miskin, situasi seperti ini bagi kebanakan penduduk ejer adalah dengan

melakukan migrasi meninggalkan desa untuk bekerja di kota-kota besar seperti

6akarta. #erpindahan langsung dari desa ke kota tujuan terjadi sejak pertengahan

+>8?-an, sebagaimana ditunjukkan dalam beberapa studi mengenai migrasi. Studi

mengenai mobilitas penduduk 6aa menunjuk-kan baha lalu lintas secara reguler 

antara desa dan kota dimungkinkan berkat adana perbaikan jalan dan fasilitas

angkutan.

3.7. ORMALISASI TENAGA KERJA JASA KONSTRUKSI

 PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL

  K3&HUKUM PERBURUHAN

/'

7/18/2019 bab3-jd

http://slidepdf.com/reader/full/bab3-jd 12/16

Mulai tahun +>>7 #emerintah Indonesia melalui %epartemen Tenaga *erja telah

menggariskan baha semua pencari kerja ang diperkenankan ke luar negeri

hana tenaga formal. Sepintas lalu tenaga kerja formal ang dimaksud adalah

seorang pekerja cukup hana memenuhi persaratan keimigrasian dan tenaga

informal dikatakan tenaga kerja ang berangkat maupun ang datang di negara

tujuan secara gelap atau ilegal. 0kan tetapi tidak hana sekedar itu, hendakna

 pekerja itu memiliki secarik keterangan resmi ang isina menerangkan baha

ang bersangkutan mampu bekerja untuk suatu bidang pekerjaan. Dleh karena itu

 pada aktu itu, dalam mensukseskan gagasan ini khusus untuk pekerja konstruksi,

%epartemen #ekerjaan !mum telah mengu-sulkan kepada %epartemen Tenaga

*erja, agar hana mereka ang lulus program #elatihan serta !ji *etrampilan dan

Sertifikasi ang diperkenankan mencari kerja diluar negeri.

*arena itu ada baikna masalah formalisasi untuk bidang konstruksi ini

diperhatikan oleh #emerintah, sebab saat ini terlihat demikian banakna kaum

 pekerja bangunan ang mencari lapangan kerja di luar negeri seperti Malasia,

runei %arussalam, negara-negara Timur Tengah dan lain-lain. 0palagi saat ini

dari tahun ke tahun terdapat kecenderungan meningkatna kebutuhan akan pekerja

 bangunan di negara-negara 0sia #asifik, termasuk 6epang dan ongkong.

Sesungguhna sudah sejak lama berlangsung arus migrasi pekerja ang banak di

antarana juga dipasok secara informal, ang di negara Malasia disebut sebagai

=pendatang haram=.

Eormalisasi secara sederhana dapat berarti sebagai pengakuan dan pengesahan

hasil ang dicapai seorang pekerja atau suatu kelembagaan. Eormalisasi dapat

ditempuh dengan cara pembekalan dan peningkatan ketrampilan melalui jalur 

 pelatihan. %engan cara ini seseorang akan memiliki tanda lulus pelatihan, ang

menerangkan baha ang bersangkutan telah memiliki kualifikasi tertentu sebagai

modal untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan. *edua program ini sangat ideal aitu

 pembekalan bagi pencari kerja (pemula) dan peningkatan ketrampilan bagi ang

sudah berada di dunia kerja atau sudah terjun ke suatu lapangan kerja tertentu.

%engan begitu mereka sudah bisa dianggap formal dan diharapkan akan bekerja

sesuai jenis ketrampilan atau kejuruan ang tertera dalam sertifikat ang

diperolehna.

#ekerjaan sebagai tukang dalam kegiatan bangunan termasuk profesi tertua

sesudah budaa bercocok tanam sejak manusia hidup menetap disuatu tempat.

 PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL

  K3&HUKUM PERBURUHAN

//

7/18/2019 bab3-jd

http://slidepdf.com/reader/full/bab3-jd 13/16

*emudian perkembangan jaman menuntut keahlian, ketrampilan, pengalaman serta

 pengetahuan ang tinggi dan kompleks dalam pembangunan fisik. ahkan tidak 

 jarang diperlukan pendidikan tinggi ang lama, tetapi betapapun juga, rupana

suatu hal tetap saja diperlukan aitu ketrampilan pertukangan (craftmanship) ini.

*ita sudah terbiasa memberikan julukan tukang kepada mereka ang barangkali

sudah puluhan tahun menekuni profesi ini secara tradisional. ebih jauh lagi,

mungkin juga karena pandangan masarakat terhadap profesi ini, lapangan kerja

ini seolah = free entry=, tak perlu persaratan minimum tertentu sebelum seseorang

menamakan diri tukang bangunan. ;amun idealna terlebih-lebih bangunan

modern, hendakna ditangani oleh mereka ang mempunai latar belakang

 pendidikan tertentu, sedikitna Sekolah %asar misalna. %itambah bekal pelatihan

ketrampilan dasar secukupna serta pengalaman lapangan ang memadai.

Sehingga mereka tidak saja mahir dalam penggunaan metode dan peralatan kerja

modern secara indi&idual, akan tetapi mampu mengusahakan penghematan

 penggunaan bahan, membiasakan menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan

kerja, menadari pentingna pencegahan kecelakaan kerja serta memiliki spirit dan

kekompakan bekerja dalam satu kelompok kerja.

Saat ini lembaga ang independen mengurusi jasa konstruksi aitu #6* beserta

departemen terkait dan asosiasi sedang membuat aturan main untuk kualifikasi dan

sertifikasi bagi seorang tenaga ahli dan tenaga trampil dibidang jasa konstruksi,

sesuai dengan !ndang-!ndang ;o.+A tahun +>>>.

3.!. JAMSOSTEK TENAGA KERJA KONSTRUKSI

Menurut perkiraan kasar maoritas tenaga kerja kita masih berada di sektor 

informal, atau sektor ang belum terdaftar pada salah satu instansi ang rele&an

 bagi berbagai kegiatan ekonomi. Misalna ang dialami oleh tenaga kerja $ buruh

 bangunan, ang umumna mereka merupakan tenaga kerja informal pada jasa

konstruksi. 0kan tetapi permasalahan sektor ini belum sepenuhna terkuasai,

 belum sebagaimana sektor formal. #erangkat pengaturan dan sistem pembinaan

ang sudah lebih baku baru ada untuk sektor formal. *ebijaksanaan ang sudah

ada kearah pelaksanaan berbagai program di sektor informal ini banak ang

masih bersifat eksperimental, perlu dengan tekun diamati dan diadakan

 PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL

  K3&HUKUM PERBURUHAN

/4

7/18/2019 bab3-jd

http://slidepdf.com/reader/full/bab3-jd 14/16

 pengkajian ulang demi penempurnaan -penempurnaan. Sebalikna tanpa upaa

terobosan, sektor informal itu akan senantiasa tertiggal, terutama karena hana

 puna akses ang sangat terbatas terhadap lembaga-lembaga formal,

 penanggungjaab berbagai kemudahan serta pengelola dana-dana masarakat.

*ita ketahui baha kemiskinan ang hendak diperangi itu justru berada di

sektor-sektor kegiatan ekonomi informal itu. #rogram jaminan sosial tenaga kerja

(jamsostek) untuk tenaga kerja konstruksi sesungguhna merupakan suatu

terobosan penting dalam pelaksanaan perlindungan konkreit bagi pekerja di salah

satu sektor informal kegiatan ekonomi, dalam hal ini sektor informal 6asa

*onstruksi. *etentuanna secara lebih konkreit menebut Ftenaga kerja borongan

dan harian lepasF, karena memang demikianlah sifat hubungan kerja mereka

dengan pihak perusahaan kontraktor.

#rogram jamsostek ini telah dimulai sejak tahun +>A/. Sebelum itu perangkat

 pengaturanna sesungguhna sudah ada. ana belum lengkap, sehingga

 pelaksanaanna pada dasarna menunggu pengaduan dari pekerja ang tertimpa

kecelakaan kerja. ;ilai santunan (claim) ang ajib dibaarkan oleh

kontraktorpun cukup besar, sehingga sesungguhna menurut aturanna cukup

memberatkan kontraktor. *arena kesadaran hukum pekerja itu pada umumna

masih rendah, ang tertimpa kecelakaan biasana hana menerima santunan

sukarela ang tidak mengikat dari kontraktor. Setelah itu ada !ndang-!ndang

 ;omor ' Tahun +>> tentang 6aminan Sosial Tenaga *erja, dan pada saat

sekarang #emerintah sedang mempersiapkan pelaksa-naan !ndang-!ndang

 ;omor /? Tahun ??/ tentang Sistem 6aminan Sosial ;asional di sektor 

informal.

6aminan sosial tenaga kerja (6amsostek) ini juga berarti santunan terhadap

kecelakaan kerja ang akibatna masih bisa dipulihkan, cacat sementara, cacat

tetap atau bahkan meninggal dunia. al-hal tersebut merupakan hal ang

mendasar, tetapi baru jaminan untuk perlindungan ang sangat terbatas, belum

termasuk jaminan di hari tua .

#ada saat sekarang di seluruh pro&insi Indonesia sudah diterbitkan surat keputusan

gubernur (S*9) ang mengatur penelenggaraan program jaminan sosial tenaga

kerja khusus sektor jasa konstruksi. %alam S*9 sebelumna hana diatur 

kesertaan tenaga kerja di bidang konstruksi ang dibiaai pemerintah, tetapi dalam

S*9 baru ditambahkan keajiban kesertaan tenaga kerja di bidang konstruksi

 PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL

  K3&HUKUM PERBURUHAN

/7

7/18/2019 bab3-jd

http://slidepdf.com/reader/full/bab3-jd 15/16

ang dibiaai sasta dan tenaga kerja di sektor informal. #ada tahap aal pekerja

informal hana mengikuti dua program akni, jaminan kecelakaan kerja (6**) dan

 jaminan kematian (6*). Mereka cukup membaar iuran sebesar +,48 persen dari

 pendapat rata-rata perbulan.

RANGKUMAN

Industri jasa konstruksi mempunai ciri-ciri ang berbeda dengan industri barang

atau industri jasa ang lain. %ari pembahasan di atas terdapat beberapa perbedaan

ang dapat dilihat secara jelas baha kegiatan industri jasa kons-truksi

termasuk$bersifat industri barang dan jasa (campuran). *arakter industri jasa

konstruksi juga berbeda dengan industri lainnn, misalna kegiatanna bersifat

 proek ang bukan rutin ang tergantung pada tersediana G biaa, mutu dan aktu

 pelaksanaan, antara satu proek dengan proek lainna tidak ada ang sama

sehingga dikatakan unik, pelaksanaan proek dilakukan tahap demi tahap, pihak 

ang terlibat cukup banak, proses produksi selalu baru, dan keahlian tenaga kerja

 pada berbagai proek tidak standar.

Tenaga kerja pada industri jasa konstruksi ang berada dalam koordinasi peru-

sahaan kontraktor ang bertindak sebagai pelaksana konstruksi umumna di

 pimpin oleh seorang mandor. Tenaga kerja pada industri jasa konstruksi ini sangat

dipengaruhi oleh aspek formal dan aspek non formal, ang antara keduana saling

tarik-menark dan sangat berpengaruh terhadap permasalahan tenaga kerja sektor 

industri jasa konstruksi di Indonesia.

Eormalisasi secara sederhana dapat berarti sebagai pengakuan dan pengesahan

hasil ang dicapai seorang pekerja atau suatu kelembagaan. Eormalisasi dapat

ditempuh dengan cara pembekalan dan peningkatan ketrampilan melalui jalur 

 pelatihan.

6aminan sosial tenaga kerja (6amsostek) ini juga berarti santunan terhadap

kecelakaan kerja ang akibatna masih bisa dipulihkan, cacat sementara, cacat

tetap atau bahkan meninggal dunia. al-hal tersebut merupakan hal ang

 PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL

  K3&HUKUM PERBURUHAN

/8

7/18/2019 bab3-jd

http://slidepdf.com/reader/full/bab3-jd 16/16

mendasar, tetapi baru jaminan untuk perlindungan ang sangat terbatas, belum

termasuk jaminan di hari tua .

LATIHAN

+. 6elaskan ciri-ciri industri jasa konstruksi ang kalian ketahui C

. 0pa perbedaan ang paling menonjol antara industri jasa konstruksi dengan

industri barang atau industri jasa ang lain C

'. 6elaskan karakter industri jasa konstruksi ang kalian ketahui C

/. Sebutkan jenjang karir dan jabatan ang ada pada tenaga kerja informal

industri jasa konstruksi ang anda ketahui C

4. 6elaskan tenaga kerja pada industri jasa konstruksi di Indonesia C

7. !raikan dengan rinci peranan pemerintah dalam tenaga kerja konstruksi C

8. 6elaskan kenapa pada masa setelah krisis ekonomi tahun +>>8-+>>A per-

tumbuhan tenaga kerja sektor konstruksi menjadi berkurang C

A. !raikan perjalanan tenaga kerja konstruksi ang saudara ketahui C

>. !raikan dan jelaskan pola migrasi, urbanisasi dan jaringan tenaga kerja

konstruksi di Indonesia C

+?. 6elaskan mengenai formalisasi tenaga kerja industri jasa konstruksi C

 PROGRAM SP-4 JURUSAN TEKNIK SIPIL

K3&HUKUM PERBURUHAN

/A


Top Related