Download - BAB IV new.pdf
-
39
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Uraian Umum
Pelaksanakan sebuah proyek berarti penggabungan
berbagai sumber daya untuk menghasilkan produk akhir
yang diinginkan. Tugas seorang kepala proyek disini adalah
menentukan jumlah yang tepat dari tiap tiap sumber daya
yang tersedia, kemudian menggunakannya dengan baik agar
dapat digabungkan dengan cara yang paling efisien untuk
menghasilkan proyek yang diinginkan.
Salah satu sumber daya terpenting yang harus tersedia
pada saat melaksanakan kegiatan proyek adalah peralatan
kontruksi ( construction equipment). Berbagai jenis dan
ukuran dari peralatan yang akan digunakan harus tersedia
tentunya disesuaikan dengan kebutuhannya di lapangan.
Bila peralatan konstruksi dipilih secara tepat, digunakan
secara efisien, serta dioperasikan dan dipelihara secara benar,
maka akan memungkinkan kepala proyek untuk
melaksanakan suatu proyek dengan waktu yang
direncanakan dengan penggunaan biaya minimal. Pemilihan
dan pengelolaan peralatan yang tidak benar akan
menghasilkan pelaksanaan yang tidak efisien dan akhirnya
mengakibatkan proyek menjadi mahal.
Tahapan untuk pekerjaan pembangunan fly over meliputi
pekerjaan persiapan , pekerjaan struktur bawah dan
pekerjaan struktur atas.
-
40
4.1.1 Pekerjaan Persiapan
Sebelum melakukan pekerjaan , perlu adanya
perencanaan persiapan pelaksanaan proyek. Hal ini
dilakukan agar didapatkan hasil secara umum dan
menyeluruh mengenai keadaan lapangan sebagai dasar
penyusunan pekerjaan persiapan. Berikut ini adalah
tahapan pelaksanaan dalam bentuk diagram pelaksanaan
pekerjaan persiapan.
Gambar 4.1 flowchart Pekerjaan Persiapan
-
41
4.1.2 Pekerjaan Struktur Bawah
Fly Over Porong Gempol STA STA 41 + 571.5 s.d
STA 41+968.5 ini adalah salah satu struktur yang berada
pada satu komponen Jalan Tol Surabaya Gempol. Salah
satu faktor pembangunan fly over ini adalah Efek dari
peristiwa semburan lumpur LAPINDO, menyebabkan
akses jalan Tol ruas Porong Gempol terputus sepanjang +
6 km.
Pekerjaan Struktur bawah Untuk Fly over Porong
Gempol STA STA 41 + 571.5 s.d STA 41+968.5akan
dijelaskan di dalam flow chart sebagai berikut :
Gambar 4.2 Flowchart Pekerjaan Struktur Bawah
-
42
4.1.3 Pekerjaan Struktur Atas
Pada fly over Porong Gempol STA 41 + 571.5 s.d
STA 41+968.5 juga terdapat pekerjaan bangunan atas yang
pelaksanaannya dimulai dari pemasangan baering pad
sampai pekerjaan finishing. Adapun ulasan mengenai
tahapan pekerjaan struktur atas adalah sebagai berikut :
Gambar 4.3 Flowchart Pekerjaan Struktur Atas
-
43
4.1.4 Pekerjaan Finishing
Pekerjaan finishing merupakan pekerjaan akhir dari
suatu proyek. Dimana didalamnya meliputi beberapa item
pekerjaan, dari pekerjaan pembuatan parapet sampai
pekerjaan pengasphalan. Berikut ini adalah diagram
penjelasan dari item pekerjaan finishing pembuatan fly over
porong gempol.
Gambar 4.3 Flowchart Pekerjaan Finishing
-
44
4.2 Peralatan Konstruksi Pelaksanaan Proyek
Peralatan konstruksi adalah salah satu dari sumber daya
yang harus disediakan bagi pelaksanan proyek, selain
pekerja, metode konstruksi, uang, dan material. Dalam
menangani kegiatan konstruksi tertentu, diperlukan peralatan
yang tertentu pula, sehingga tanpa alat alat tersebut
kegiatan yang bersangkutan tidak akan terselesaikan.
Dalam hal kegiatan kegiatan tersebut, metode yang
dipakai serta kombinasi sumber daya yang ada secara tepat,
tergantung dari beberapa faktor, faktor faktor tersebut
meliputi :
Biaya relatif dari berbagai sumber daya yang tersedia
Ketersediaan dari berbagai sumber daya
Jenis kendala waktu dalam penyelesaian proyek
Faktor sosial yang mempengaruhi pemilihan
sumber daya
Penting dicatat disini bahwa dalam merencanakan sebuah
proyek untuk dilaksanakan, perencana harus memperhatikan
juga jenis dan biaya relatif dari sumber daya yang tersedia
dalam setiap tahap pelaksanaan proyek. Rencana rencana
yang menggunakan peralatan konstruksi yang mahal atau
tidak tersedia harus dihindari.
-
45
4.3 Pemilihan Peralatan Konstruksi
Berbagai macam tipe peralatan konstruksi tersedia bagi
para pengelola proyek untuk melaksanakan proyek. Dalam
setiap tipe alat biasanya terdapat berbagai ukuran dan
kapasitas yang dapat dipilih, sebagai contoh kapasitas truck
dari 1 ton hingga 120 ton.
Secara umum peralatan konstruksi adalah mahal, oleh
karena itu diperlukan perhatian dan pertimbanagan yang
matang dalam memutuskan tipe dan ukuran alat yang akan
digunakan. Kriteria terpenting dalam memilih tipe alat dan
ukuran alat adalah biaya keseluruhan dari tiap satuan
produksi yang diperoleh. Pilihan yang memberikan biaya
satuan produksi terkecil kemungkinan adalah pilihan terbaik.
Terdapat faktor lain yang perlu diperhatikan sebelum
keputusan akhir di buat, faktor faktor tersebut meliputi :
Kendala alat
Kebututhan pelayanan
Ketersediaan suku cadang
Kemudahan pemeliharaan yang dapat dilakukan
Kemampuan alat untuk digunakan dalam berbagai
kondisi di lapangan
Kemudahan untuk diangkut atau dipindahkan
Prospek masa depan pekerjaan untuk alat
Permintaan akan alat dan harga penjualannya kembali
Tenggang waktu dalam penyerahan alat
-
46
Semua faktor diatas patut diperhatikan bersama sama
dengan faktor faktor lain yang diketahui seperti harga,
konsumsi bahan bakar ( BBM ) , tingkat produksi, dan
sebagainya. Pada umumnya pemilihan alat konstruksi
didasarkan informasi yang terapat dalam spesifikasi teknis
yang diberikan oleh pabrik pembuatnya.
4.4 Spesifikasi Peralatan Pekerjaan Bawah
4.4.1 Bulldozer
Gambar 4.5 Bulldozer Komatsu D63E-12
Tabel 4.1 Spesifikasi Bulldozer Komatsu D63E-12
Model Komatsu D63E-12
Berat 40,790 Lbs
Net Power 116kw/115hp @1800rpm
Tipe Dozer Blade Semi U
Blade Width 2m
Blade Capacity 2,6 m3
Kecepatan Maju (VF) 6,0 km/jam
Kecepatan Mundur (VR) 7,6 km/jam
-
47
Rumus Produktifitas Q = a / TS (m3/jam)
Dimana nilai a adalah q x fa x fb x e1 x e2 x 60
Kapasitas Pisau (q)
Faktor Efisiensi Kerja (fa)
Faktor Pisau (fb)
Faktor Efisiensi Cuaca (e1)
Faktor Efisiensi Operator (e2)
4.4.2 Motor Grader
Gambar 4.6 Motor Grader Komatsu 6D31 3H 110 HP
Tabel 1.1 Spesifikasi Motor Grader Komatsu 6D31 3H 110 HP
Panjang Blade 3,10 m
Panjang Blade Efektif (Le) 2,19 m
Panjang Overlap (Lo) 0,30 m
Kecepatan Kerja (V) 6,4 km/jam
Jumlah Lintasan n
Tebal Lapisan t
Panjang medan L
Faktor Kerja E
Kapasitas (q) L x t x (Le Lo)
Produktivitas
-
48
4.4.3 Excavator
Gambar 4.7 Excavator Isuzu DA 640
Tabel 4.2 Spesifikasi Excavator Isuzu DA 640
Model DLS 100 9B
Model Isuzu DA 640
Tipe 4 cycle , 6 silinder
Berat 30800 Lb
Bucket Width 1670 mm
Bucket Capacity 1,2 m3
Swing Excavator 120 degree
Tenaga Mesin 93 HP
Kecepatan Maju 10 km/jam
Kecepatan Mundur 13 km/jam
Produktifitas a x b
Dimana a V x fa x fb x e1 x e2 x 60
Dimana b TS
Cycle Time TS
Kapasitas Bucket (V)
Faktor Efisiensi Kerja (fa)
Faktor Pisau (fb)
Faktor Efisiensi Cuaca (e1)
Faktor Efisiensi Operator (e2)
-
49
4.4.4 Dump Truck
Gambar 4.8 Dump Truck BOS HINO
Tabel 4.3 Spesifikasi Dump Truck
Model BOS HINO
Kapasitas (V) 14,80 m3
Panjang luar 4 m
Tinggi luar 1 m
Tebal plat lantai 4 mm
Kecepatan bermuatan (VF) 30 km/jam
Kecepatan kosong (VR) 50 km/jam
Produktifitas a x b
Dimana a V x fa x fb x e1 x e2 x D x 60
Dimana b TS
Cycle Time TS
Kapasitas Bucket (V)
Faktor Efisiensi Kerja (fa)
Faktor Pisau (fb)
Faktor Efisiensi Cuaca (e1)
-
50
Faktor Efisiensi Operator (e2)
Berat Jenis Tanah Galian (D)
Faktor Bucket 0,8
4.4.5 Mobile Mixer
Gambar 4.9 Mobile Mixer type SY306C-6R
Tabel 4.4 Spesifikasi Mobile Mixer Type SY306C-6R
Gross Weight Kg 12940
Full Load Weight Kg 25000
Dimension (LWH) Mm 805025003700
Wheel Base Mm 3025+1300
Min. Ground Clearance Mm 240
Min. turning diameter Mm 16
Fuel Consumption L/100km 35
Produktifitas a x b
Dimana a V x fa x fb x e1 x e2 x D x 60
Dimana b TS
Cycle Time TS
Kapasitas Bucket (V)
Faktor Efisiensi Kerja (fa)
Faktor Pisau (fb)
-
51
Faktor Efisiensi Cuaca (e1)
Faktor Efisiensi Operator (e2)
Berat Jenis beton (D)
4.4.6 Diesel Hammer
Gambar 4.10 Diesel Hammer
Tabel 4.5 Spesifikasi diesel hammer
Model Delmag diesel hammer
Berat RAM 4500 kg
Tinggi jatuh 200 1200 mm
Kecepatan 1000 cm / menit
Blow per menit 36 / 52
Kecepatan Swing 3,5 rpm
Produktifitas q x N x EK
Kapasitas q
Rata-rata Waktu pancang N
EK e1 x e2 x e3
Faktor Operator e2
Faktor Cuaca e1
Faktor Kondisi alat e3
-
52
4.5 Spesifikasi Peralatan Pekerjaan Atas
4.5.1 Pump Concrete
Gambar 4.11 Concrete Pump model IPF90B-5N21
Tabel 4.6 Spesifikasi Concrete Pump model IPF90B-5N21
Model IPF90B-5N21
Concrete
Pump
Type
Hydraulic Single-
Acting Horizontal
Double Piston
Delivery Capacity 10 - 90 m3/h
Delivery Pressure max. 53.0 kgf/cm2
Max Conveying
Distance Vertikal Horizontal
125A Pipe 125m 590m
Max Aggregate Size
120A 40mm
Concrete Slump Value 5 - 23 cm
Cylinder bore x stroke 195mm x 1.4mm
No. Of cylinder 2
Hopper Capacity 0.45m3
Weight
Vehicle Weight 14685 kg
Riding Capacity 3 Person (165 kg)
Max Payload 550 kg (water)
-
53
Cross Vehicle Weight 15400kg
Produktifitas a x b
Dimana a V x fa x fb x e1 x e2 x
D x 60
Dimana b TS
Cycle Time TS
Kapasitas Bucket (V)
Faktor Efisiensi Kerja (fa)
Faktor Pisau (fb)
Faktor Efisiensi Cuaca (e1)
4.5.2 Vibro Roller
Gambar 4.12 Vibro Roller 4 8 ton
Tabel 4.7 Spesifikasi Vibro Roller 4 8 ton
Model SAKAI SW 6525B 1
Operating weight 8 Ton
Overall leght 4,3 m
Overal width (b) 1,615 m
Lebar overlap (bo) 0,2 m
Overal height 2,795 m
-
54
Transmission Hydraulic
Kecepatan muatan (VF) 6 km/jam
Lebar pemadatan L
Tebal lapisan t
Kecepatan rata rata S
Jumlah lintasan n
Faktor penyusutan bahan f
Faktor Kerja E
Produktuvitas
4.5.3 Pneumatic Tire Roller
Gambar 4.13 Pneumatic Tire Roller TS200
Tabel 4.8 Spesifikasi Pneumatic Tire Roller TS200
Make Isuzu
Model BB-6BG1 Diesel
Engine
Gross Power 91,2 hp 68 kw
Displacement 396,3 cu in 6,5 L
Operational
-
55
Fuel Capacity 25,1 gal 95 L
Maximum Speed 11,8 mph 19 km/h
Operating Voltage 24 V
Weight
Operating Weight -
Standart
18739,3 lb 8500 kg
Operating Weight Max
Ballast
33069,3 lb 15000
kg
Average Weight Per
Wheel Standart
2082 lb 944,4 kg
Average Weight Per
Wheel Max Ballast
3674,4 lb 1666,7
kg
Lebar pemadatan W
Tebal lapisan t
Kecepatan rata rata S
Jumlah pass halauan n
Faktor kerja E
Faktor kembang f
Produktivtitas
-
56
4.5.4 Asphalt Finisher 4JR3AG7
Gambar 4.14 Asphalt Finisher 4JR3AG7
Tabel 4.9 Spesifikasi Asphalt Finisher 4JR3AG7
Performance parameter
Basic paving width 2500mm
Max. width of paving 4500mm
Max. thickness of paving 250mm
Min. thickness of paving 10mm
Traveling speed 2.29~16.74km/h
Paving speed 3.01~8.97m/min
Planeness 3mm/3m
Max. theoretic productivity 220t/h
Hopper capacity 10t
Mass 11000kg
Maximum climbing capacity 20%
Overall size
Length 5850mm (transportation 5550m
m)
Width 3000mm (transportation 2494m
m)
Height 2450mm
-
57
Kapasitas C
Faktor kembang bahan f
Faktor kerja E
Berat volume AT base
Produktivitas
4.5.5 Asphalt Sprayer
Gambar 4.15 Asphalt Sprayer
Tabel 4.10 Spesifikasi Asphalt Sprayer
Material Tangki Asphalt Plate SS-41
Kapasitas Tangki Asphalt 850-1400 liter
Hand Sprayer Kecepatan semprot asphalt cair
panas 5 liter/menit
Kopling Magnet Type MA-GA-12 Volt
Mesin Penggerak Diesel Engine, 5 HP/2200 rpm
Generator 2000 watt/220 volt
Burner Electrical Burner, 1/4 HP
Burner Solar Consumtion 5-10 liter/jam
Material Tangki Solar Plate SS-41
Kapasitas Tangki Solar 78 liter
Asphalt Pump Gear Pump GC-25
Roda Depan Castor wheel LBR-NR 200 x 75
-
58
Rubber Wheel Kapasitas 300 kg
Roda Belakang 7.50-16-8 PR
Dimensi (pxlxt) 4270 920 x 2750 mm
Kapasitas C
Waktu siklus CT
Faktor efisiensi E
Produktivitas
4.5.6 Crawler Crane
Gambar 4.16 Crawler Crane Type SCX400
Tabel 4.12 Spesifikasi Crawler Crane Type SCX400
Type SCX400
Maximum lifting
load x load radius
Ton x m 40 x 7
Basic boom lenght M 10
Wire rope speed M 46
Main/Aux. Hoisting m/min *74/37
Main/Aux.
Lowering
m/min 74/37
Boom hoisting m/min *60
-
59
Boom lowering m/min 60
Swing speed Min-1
(rpm) 3,7
Travel speed Km/h *20
Gradeability Deg. (%)0 22(40)
Ground pressure kPa (kgf/cm2) 63,8 (0,65)
Engine model ISUZU 4HK1X
Engine rated power Kw/min-1
147/2 100
Operating weight Ton 42,8 (with 10 m Boom
+ 40 t Hook)
4.5.7 Asphalt Mixing Plant
Gambar 4.17 Asphalt Mixing Plant
Tabel 4.11 Spesifikasi Asphalt Mixing Plant
MODEL LBJ500
Capacity
-
60
Vibrate Screen 3 Grades
Vibrate Screen Capacity 50 T/H
Hot Bin (Compartments) 3
Hot Bin Volume 8m3
Weighing Accuracy
(Agregate, Asphalt, Filler)
0,50% , 0,25%
0,50%
Mixer Capacity (Kg/Batch) 500
Mixing Cycle 45s
Asphalt Tank Volume 30 T*1
Finished Storage Bin 60 T (Optional)
Power 143-158KW
Kapasitas C
Faktor kembang bahan f
Faktor kerja E
Berat volume AT base
Produktivitas
-
61
4.6 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan
Pelaksananaan pekerjaan persiapan merupakan proses
awal dari suatu pembangunan konstruksi. Seperti yang telah
dibahas pada bab sebelumnya, pada pekerjaan persiapan ini
meliputi item item pekerjaan yang terkait dari proses
keberhasilan pembangunan tersebut. Pekerjaan persiapan ini
bertujuan untuk memperoleh gambaran keadaan secara umun
dan menyeluruh mengenai detail keadaan lapangan.
4.6.1 Mobilisasi
Mobilisiasi adalah suatu pekerjaan untuk
mempersiapkan sumber daya yang ada, yang kan digunakan
dilapangan, untuk mendukung kelancaran pelaksanaan
proyek tersebut. Sumber daya yang harus dipersiapkan
berupa peralatan, tenaga kerja, dan material
a. Tenaga Kerja
Sebelum melaksanakan pekerjaan, persiapan awal yang
harus dilakukan dalam proyek adalah mempersiapkan tenaga
kerja profesional yang diperlukan dalam melaksanakan
pekerjaan di lapangan. Selain dari pekerja pekerja dari
lapangan, dalam pelaksanaannya juga harus mempersiapkan
staf pengawas lapangan, baik dari proyek itu sendiri,
konsultan, maupun pengawas.
-
62
Tabel 13 Keperluan Tenaga Kerja Fly Over Porong Gempol
Mandor Kepala Tukang Kayu
Pekerja Terampil Tukang Kayu
Pekerja Tidak Terampil Kepala Tukang Batu
Kepala Tukang Besi Tukang Batu
Tukang Besi Surveyor Lapangan
b. Mobilisasi Peralatan
Dalam pelaksanaan Pekerjaan penyediaan fasilitas
fasilitas yang berfungsi, dapat mendukung pelaksanaan dan
kelancaran kegiatan proyek. Oleh karena itu berbagai macam
alat berat dipergunakan sebagai salah satu fasilitas dalam
pekerjaan yang dapat menunjang kelancaran dan
terlaksananya kegiatan di lokasi proyek.
Alat alat tersebut harus disesuaikan dengan jenis
pekerjaan, kondisi lapangan, dan kemampuan pekerjaan yang
mampu dilaksanakan. Alat berat perlu dikoordinasikan
dengan cermat untuk mendapatkan efisiensi pekerjaan yang
diharapkan.
c. Mobilisasi Material
Persiapan bahan dilaksanakan menurut jadwal kebutuhannya.
Bahan bahan yang akan digunakan disiapkan terlebih
dahulu dan ditempatkan sesuai dengan tingkat ketahanannya
terhadap cuaca. Bahan yang tidak tahan cuaca dapat
diletakkan di dekat lokasi proyek berlangsung, asalkan tidak
mengganggu jalannnya kegiatan.
-
63
4.6.2 Direksi Keet
Kontraktor / pemborong harus menyediakan kantor
direksi yang layak dan nyaman, yang terdiri dari, ruang
direksi, ruang teknisi, ruang K3, mushola, KM / WC, dapur.
Kantor direksi dilengkapi dengan perlengkapan kantor antara
lain, meja kursi, papan tulis, LCD & Proyektor, almari.
Lantainya berupa keramik yang dipasangang secara
sementara, instalasi listrik dan air secukupnya. Sesuai
petunjuk direksi / pengawas lapangan,lokasi akan ditentukan
di lapangan,pada buku ini diasumsikan direksi keet sudah
terbangun sebelum pembersihan lahan,dikarenakan lokasi
direksi keet berada diluar area proyek.
4.6.3 Peralatan peralatan penunjang
Perlatan peralatan seperti mobile mollen, concrete
pump dan lain lain, penempatannya harus terlindung dan
aman, sehingga tidak mengganggu daerah sekitar lokasi
pekerjaan. Selama proses pelaksanaan pekerjaan, kontraktor /
pemborong harus merawat dan bertanggung jawab atas
kebersihan bangunan bangunan tersebut.
4.7 PEKERJAAN PERSIAPAN
4.7.1 Mobilisasi dan Demobilisasi
Pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi alat berat
merupakan sebuah pekerjaan awal pada sebuah
proyek,beberapa alat berat yang berfungsi sebagai alat bantu
dalam berjalannya sebuah proyek dibawa masuk kedalam
lokasi proyek.Waktu yang dibutuhkan dalam proses
mobilisasi dan demobilisasi ini diasumsikan selama 7 hari.
-
64
4.7.2 Pembersihan Lapangan
Pekerjaan pembersihan lapangan (Site Clearing) ini
bertujuan untuk membersihkan lokasi proyek dari benda
benda atau pepohonan yang mengganggu jalannya proses
pelaksanaan konstruksi. Pembersihan ini meliputi seluruh
area yang digunakan unutk melakukan aktivitas kegiatan.
Langakh langkah yang dilakukan dalam pembersihan
lapangan ini antara lain :
Melihat lokasi yang akan digunakan untuk melakukan
pembangunan fly over porong gempol STA 41+571
STA. 41+986,5.
Semua tanaman, semak-semak dan pohon-pohon di
bersihkan sampai ke akar-akarnya. Lapisan kupasan yang
perlu dibersihkan dan dikupas setebal 50 cm. Bekas-
bekas hasil kupasan, rumput, tanaman, semak-semak,
pohon-pohon, lumpur, dibuang dan diangkut ke luar area
proyek.
Pengupasan Lapisan tanah ini dilakukan menjadi 3
segmen dengan lebar bucket bulldozer 2 meter.
-
65
a. STA 41+571.50 STA 41+710.50 (Bagian 1)
Gambar 4.18 Area Clearing STA 41+571.50 STA 41+710.50
b. STA 41+710.50 STA 41+886.50 (Bagian 2)
Gambar 4.19 Area Clearing STA 41+710.50 STA 41+886.50
Pier head tampak atas Abutment tampak atas
Pier head tampak atas
-
66
c. STA 41+886.50 STA 41+986.50 (Bagian 3)
Gambar 4.20 Area Clearing STA 41+886.50 STA 41+986.50
Cara penimbuanan material bekas kupasan harus rapi dan
sesuai dengan persetujuan tim pengawas. Tanah hasil
galian dari kupasan dibuang dengan menggunakan
excavator dan dump truck untuk dibuang dari lokasi
proyek.
Setelah dilakukan pengupasan tersebut, maka dilakukan
pengukuran terhadap luasan daerah tersebut.
Pier head tampak atas Abutment tampak atas
-
67
4.7.3 Perhitungan Volume Clearing Area
Tabel 4.14 Volume Area Clearing
No Uraian Unit Satuan
1
STA 41+571.50 STA 41+710.50 (Bagian 1)
Panjang 139 m
Lebar 32,4 m
Tebal 0,5 m
Volume 2.251,8 m3
2
STA 41+710.50 STA 41+886.50 (Bagian 2)
Panjang 176 m
Lebar 32,4 m
Tebal 0,5 m
Volume 2.851,2 m3
3
STA 41+886.50 STA 41+986.50 (Bagian 3)
Panjang 100 m
Lebar 32,4 m
Tebal 0,5 m
Volume 1.620 m3
Volume Total (1+2+3) 6.723 m3
4.7.4 Kapasitas produksi pembersihan area
a. Perhitungan Bulldozer
Pada pekerjaan site clearing disini terdapat 2
bagian yaitu pertama dengan menggunakan buldozer
untuk pembuangan tanah humus, pohon pohon dan
akarnya yang tertanam di tanah, serat bangunan beton
lama.
-
68
Perhitungan Time cycle
T1 (Waktu Gusur)
Jarak efektif buldozer untuk menggusur adalah 30m
V.T Maju =
=
= 0,30 menit
T2 (Waktu Mundur)
Jarak efektif buldozer untuk mundur adalah 30m
V.T Mundur =
=
= 0,237 menit
T3 (Fixed Time/Pindah Transmisi)
Diasumsikan waktu yang dibutuhkan untuk pindah
transmisi untuk tongkat tunggal adalah 0,2 menit
Jadi Perhitungan Cycle Time (CT) adalah :
CT = T1 + T2 + T3
= 0,30 + 0,30 + 0,2
= 0,8 menit
VF = 6,0 km/jam
J = 415 m
J = 415 m VR = 7,6 km/jam
-
69
Kapasitas Produksi Buldozer (q)
Tabel 4.16 Kapasitas Produksi Buldozer Komatsu D63E-12 (Q)
Uraian Nilai
a Kapasitas
q x fa x
e1 x e2
Q =
a(60/CT)
(m3/jam)
Kapasitas Pisau (q) 2,60 m3
1,20 90 Faktor Efisiensi Kerja (fa) 0,80
Faktor Efisiensi Cuaca (e1) 0,83
Faktor Efisiensi Operator (e2) 0,7
a. Koefisien
Koefisien Alat = 1 : Q Buldozer
= 1 : 90 m3/jam
= 0,011
b. Perhitungan Excavator
Dalam proses clearing / pembersihan, juga
diperlukan alat berat excavator unutk membuang hasil
tanah galian keluar proyek.
a. Perhitungan Time Cycle Excavator
Kecepatan Maju = 10 km/jam atau 166,67m/menit
Kecepatan Mundur = 13 km/jam atau 216,67m/menit
Jarak angkut = 415 m
Waktu Galian(T1) = 7 detik (asumsi lapangan)
Waktu Swing (T2) = 6 detik (asumsi lapangan)
Waktu Buang(T3) = 7 detik (asumsi lapangan)
-
70
Waktu Pindah(T4) =
=
= 0,18 menit
= 0,03 detik
Dari Keterangan gambar diatas maka perhitungan Time
Cycle adalah sebagai berikut :
CT = T1 + T2 + T3 + T4
= 7 + 6 + 7 + 0,03
= 20 detik
= 0,333 menit
Gambar 4.22 skenario Pemindahan tanah dari stockpile ke dump
truck dengan menggunakan excavator
T1
T2 T4
T3
STOCK
PILE
STOCK PILE
-
71
b. Kapasitas Produksi Excavator
Tabel 4.22 Perhitungan produksi excavator Isuzu DA 640
Uraian Nilai
a b Produktifitas
V x fa
x e1 x
e2
CT Q =
a(60/CT)
(m3/jam)
Kapasitas Bucket
(V)
1,2
m3
0,575 0,333 103,60
Faktor Efisiensi
Kerja (fa)
0,75
Faktor Efisiensi
Cuaca (e1)
0,83
Faktor Efisiensi
Operator (e2)
0,7
c. Koefisien Alat
Koefisien Alat = 1 : Q Backhoe
= 1 : 103,60
= 0,009
c. Dump Truck
Pemakaian alat dump truck ini adalah untuk
transportasi pembuangan material tanah dasar keluar
lokasi proyek. Pemilihan alat ini sangat efisien unutk
pembuangan tanah dengan jarak yang relatif jauh.
-
72
a. Perhitungan Time Cycle Dump Truck
Kapasitas Excavator = 12,3 m3
Kapasitas dump truck = 14,80 m3
Kecepatan bermuatan (VF) = 10 km/jam
Kecepatan kosong (VR) = 13 km/jam
Cycle Time excavator = 0,333 menit
1. T1 (Waktu pengambilan posisi dimuati)
T1 = 2 menit (Asumsi)
2. T2 (Waktu pengisian oleh Backhoe)
Jumlah Pemuatan excavator ke dump truck
=
=
= 1,20 2 kali
T2 = jumlah pemuatan x CT excavator
= 2 x 0,333 menit
= 0,666 menit/truck (Loading Time)
STOCK
PILE
STOCK
PILE
-
73
3. T3 (Waktu tempuh bermuatan)
T3 =
=
= 6 menit
4. T4 (Waktu Penumpahan)
T4 = 3 Menit (Asumsi)
5. T5 (Waktu Kosong)
Kembali ke lokasi (keadaan Kosong)
Vkosong = 50 km/jam
Vmuat = 40 km/jam TEMPAT
PEMBUANGAN
3 km
3 km
-
74
T5 =
=
= 3,6 menit
Jadi Perhitungan Time Cycle (CT) adalah :
CT = T1+T2+T3+T4+T5
= 2+0,666+6+3+3,6
= 15,2 16 menit
b. Perhitungan Kapasitas Produksi Dump Truck
q = kapasitas bucket x faktor bucket
= 1,2m3 x 0,8
= 0,96m3
Kebutuhan Dump Truck (n)
=
=
+ 1
= 24 buah
Produksi Dump Truck
= n x q x
x E
= 24 x 0,96m x
x 0,75
= 43,2 m3/jam
c. Perhitungan Koefisien Dump Truck
Koefisien Alat = 1 : Q DumpTruck
= 1 : 43,2
= 0,02
-
75
4. Rekapitulasi Peralatan
Rekapitulasi peralatan ditentukan oleh Buldozer
Bulldozer = 90 m3/jam=
= 1 Unit
Excavator = 103,60m3/jam=
= 0,86 1 Unit
Dump Truck = 43,2 m3/jam =
= 2,08 2 Unit
Rencana produksi per hari :
= Produksi alat yang menentukan x Jam kerja x Jumlah alat
= 90 m3/jam x 8 Jam x 1
= 720 m3/hari
Rencana waktu penyelesaian
=
=
= 9,33 hari dibulatkan menjadi 10 hari
Jadi total waktu clearing area adalah 10 hari dengan cara 1
arah,dan 5 hari dengan cara 2 arah,maka waktu 5 hari dipilih
karena lebih effisien.
4.8 Pekerjaan Tanah
Pada pekerjaan tanah ini yang dilakukan yaitu,penggalian
pada tiap tiap segmen pekerjaan. Yang mana hasil dari
galian tersebut akan dipancang dengan menggunakan diesel
hammer unutk mendapatkan area pekerjaan yang rata dan
bagus. Pekerjaan durasi galian akan dijelaskan sebagai
berikut:
-
76
4.8.1 Galian Struktural
VOLUME GALIAN PILAR DAN ABUTMENTS
No Uraian Ukuran pxlxt (m) Volume (m3)
1 A1P/G 14,70 x 8 x 3 352,8
2 P1P/G 9,5 x 9,5 x 3 270,75
3 P2P/G 9,5 x 9,5 x 4 270,75
4 P3P/G 9,5 x 9,5 x 5 270,75
5 P4P/G 10 x 10 x 3 300
6 P5P/G 10 x 10 x 3 300
7 P6P/G 10 x 10 x 3 300
8 P7P/G 10 x 10 x 3 300
9 P8P/G 9,5 x 9,5 x 3 270,75
10 P9P/G 9,5 x 9,5 x 4 270,75
11 P10P/G 9,5 x 9,5 x 5 270,75
12 A2P/G 14,70 x 8 x 3 352,8
volume total 3530,1
Maka volume total galian 2 sisi fly over porong gempol
adalah: 3530,1m3 x 2 = 7.060,2 m3
A. Perhitungan Excavator
Perhitungan Time Cycle Excavator
Kecepatan Maju = 10 km/jam = 166,667
menit/jam
Kecepatan Mundur = 13 km/jam = 216,667
menit/jam
Jarak angkut = 415 m
Waktu Galian(T1) = 7 detik (asumsi lapangan)
Waktu Swing (T2) = 6 detik (asumsi lapangan)
Waktu Buang(T3) = 7 detik (asumsi lapangan)
-
77
Dari Keterangan gambar diatas maka perhitungan Time
Cycle adalah sebagai berikut :
CT = T1 + T2 + T3
= 7 detik + 6 detik + 7 detik
= 20 detik
= 0,333menit
a. Kapasitas Produksi Excavator Isuzu DA 640
Tabel 4.22 Perhitungan produksi excavator Isuzu DA 640
Uraian Nilai
a b Produktifitas
V x fa
x fb x
e1 x e2
CT Q =
a(60/CT)
(m3/jam)
Kapasitas Bucket
(V)
1,2
m3
0,575 0,333 103,60
Faktor Efisiensi
Kerja (fa)
0,75
Faktor Pisau (fb) 1,1
Faktor Efisiensi
Cuaca (e1)
0,83
Faktor Efisiensi
Operator (e2)
0,7
T1
T3 T2
-
78
b. Koefisien Alat
Koefisien Alat = 1 : Q Backhoe
= 1 : 103,60
= 0,009
B. Perhitungan Dump Truck
Pemakaian alat dump truck ini adalah untuk
transportasi pembuangan material tanah dasar keluar
lokasi proyek. Pemilihan alat ini sangat efisien unutk
pembuangan tanah dengan jarak yang relatif jauh.
Perhitungan Time Cycle Dump Truck
Kapasitas Excavator = 12,3 m3
Kapasitas dump truck = 14,80 m3
Kecepatan bermuatan (VF) = 10 km/jam
Kecepatan kosong (VR) = 13 km/jam
Cycle Time excavator = 0,333 menit
T1 (Waktu pengambilan posisi dimuati)
T1 = 2 menit (Asumsi)
STOCK
PILE
-
79
T2 (Waktu pengisian oleh Backhoe)
Jumlah Pemuatan excavator ke dump truck
=
=
= 1,20 2 kali
T2 = jumlah pemuatan x CT excavator
= 2 x 0,333 menit
= 0,666 menit/truck (Loading Time)
T3 (Waktu tempuh bermuatan)
T3 =
=
= 6 menit
Vmuat = 40 km/jam
STOCK
PILE
TEMPAT
PEMBUANGAN
3 km
-
80
T4 (Waktu Penumpahan)
T4 = 3 Menit (Asumsi)
T5 (Waktu Kosong)
T5 =
=
= 3,6 menit
Jadi Perhitungan Time Cycle (CT) adalah :
CT = T1+T2+T3+T4+T5
= 2+0,666+6+3+3,6
= 15,2 16 menit
Perhitungan Kapasitas Produksi Dump Truck
q = kapasitas bucket x faktor bucket
= 1,2m3 x 0,8
= 0,96m3
Kembali ke lokasi (keadaan Kosong)
Vkosong = 50 km/jam
3 km
-
81
Kebutuhan Dump Truck (n)
=
=
+ 1
= 24 buah
Produksi Dump Truck
= n x q x
x E
= 24 x 0,96m x
x 0,75
= 43,2 m3/jam
Perhitungan Koefisien Dump Truck
Koefisien Alat = 1 : Q DumpTruck
= 1 : 43,2
= 0,02
4. Rekapitulasi Peralatan
Rekapitulasi peralatan ditentukan oleh excavator
Excavator = 103,60 m3/jam=
= 1 Unit
Dump Truck = 43,2 m3/jam =
= 3 unit
Rencana produksi per hari :
= Produksi alat yang menentukan x Jam kerja x Jumlah alat
= 103,60 m3/jam x 8 Jam x 1
= 828,8 m3/hari
-
82
Rencana waktu penyelesaian
=
=
= 8,5 9 hari
Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek ini
adalah 9 hari.
4.8.2 Pekerjaan Timbunan Struktural
Pada pembangunan fly over ini terdapat timbunan
struktural yang mana tanah urug tersebut akan dituang ke
ruang kosong pada abutment.
Perhitungan Volume 1 buah pekerjaan timbunan struktural
adalah :
= P x l x t
= 12,7m x 4,2m x 6,12m
= 326,4 m3
Karena timbunan struktural mempunyai 4 buah lokasi
penimbunan maka perhitungan volume :
= volume 1 timbunan x 4
= 326,4m3 x 4
= 1305,76 m3
-
83
A. Perhitungan Excavator
Perhitungan Time Cycle Excavator
Kecepatan Maju = 10 km/jam
Kecepatan Mundur = 13 km/jam
Jarak angkut = 415 m
Waktu Galian(T1) = 7 detik (asumsi)
Waktu Swing (T2) = 6 detik (asumsi)
Waktu Buang(T3) = 7 detik (asumsi)
CT (cycle time) = 7 + 6 + 7
= 20 detik
= 0,333 menit
T1
T3 T2
-
84
Kapasitas Produksi Excavator
Tabel 4.22 Perhitungan produksi excavator Isuzu DA 640
Uraian Nilai
a b Produktivitas
V x fa x
fb x e1 x
e2
CT Q = a x(
60/CT)
(m3/jam)
Kapasitas Bucket
(V)
1,2 m3
0,5229 0,333 94,216
Faktor Efisiensi
Kerja (fa)
0,75
Faktor Efisiensi
Cuaca (e1)
0,83
Faktor Efisiensi
Operator (e2)
0,7
Koefisien Alat
Koefisien Alat = 1 : Q Backhoe
= 1 : 94,216
= 0,010
B. Dump Truck
Pemakaian alat dump truck ini adalah untuk
transportasi pembuangan material tanah dasar keluar
lokasi proyek. Pemilihan alat ini sangat efisien unutk
pembuangan tanah dengan jarak yang relatif jauh.
-
85
Perhitungan Time Cycle Dump Truck
Kapasitas Excavator = 12,30 m3
Kapasitas dump truck = 14,80 m3
Kecepatan bermuatan (VF) = 10 km/jam
Kecepatan kosong (VR) = 13 km/jam
Circle Time excavator = 0,333 menit
T1 (Waktu pengambilan posisi dimuati)
T1 = 2 menit (Asumsi)
T2 (Waktu pengisian oleh Backhoe)
Jumlah Pemuatan excavator ke dump truck
=
=
= 1,20 1 kali
T2 = jumlah pemuatan x CT excavator
= 1 x 0,333 menit
= 0,333 menit/truck (Loading Time)
-
86
T3 (Waktu tempuh bermuatan)
T3 =
=
= 4,5 menit
T4 (Waktu Penumpahan)
T4 = 3 Menit (Asumsi)
T5 (Waktu Kosong)
T5 =
=
= 3,6 menit
3 km (ke tempat Pengurugan)
Kembali ke lokasi (keadaan Kosong)
Vkosong = 50 km/jam
Vmuat = 40 km/jam
-
87
Jadi Perhitungan Time Cycle (TS) adalah :
TS = T1+T2+T3+T4+T5
= 2+0,333+4,5+3+3,6
= 13,433 menit
Perhitungan Kapasitas Produksi Dump Truck
q = kapasitas bucket x faktor bucket
= 1,2m3 x 0,8
= 0,96m3
Kebutuhan Dump Truck (n)
=
=
+ 1
= 22,02 40 buah
Poduksi Dump Truck
= n x q x
x E
= 40 x 0,96m3 x
x 0,75
= 128,638 m3/jam
Perhitungan Koefisien Dump Truck
Koefisien Alat = 1 : Q DumpTruck
= 1 : 128,638
= 0,0077
-
88
C. Perhitungan Vibro Roller
Lebar Pemadat (L) = 1,615 m
Tebal lapisan pemadatan (t) = 1 m (bertahap)
Kecepatan rata rata (S) = 6 km/jam
Jumlah lintasan =
( )
=
= 25 lintasan
Faktor Kerja (E) = 0,75
Produktuvitas =
=
= 290,7 m3/jam
a. Koefisien Alat
Koefisien Alat = 1 : Q vibro roller
= 1 : 290,7
= 0,0034
4. Rekapitulasi Peralatan
Rekapitulasi peralatan ditentukan oleh excavator
Excavator = 94,216 m3/jam =
= 1 Unit
Vibro Roller = 290,7m3/jam =
= 3 Unit
Dump Truck = 128,638 m3/jam =
= 1 Unit
Rencana produksi per hari :
= Produksi alat yang menentukan x Jam kerja x Jumlah alat
= 94,216 m3/jam x 8 Jam x 1
= 753,728 m3/hari
-
89
Rencana waktu penyelesaian
=
=
= 1,73 2 hari
4.9 PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
Pekerjaan struktur bawah pada proses pembangunan fly
over ini dimulai dengan pengerjaan pemancangan sampai
dengan pekerjaan pembuatan pier head. Pada bagian ini akan
dijelaskan metode pelaksanaan pekerjaan per item.
4.9.1 Pekerjaan Pemancangan
Fly over porong gempol ini mempunyai 28 segmen
yang terdiri dari 4 Abutment (2 awal dan 2 akhir) dan 20
Pilar (kanan 10 kiri 10). Dari data abutmen dan pilar tersebut
mempunyai kebutuhan tiang pancang dan kedalaman yang
berbeda beda sesuai dengan kondisi tanah. Berikut data
jumlah titik tiang pancang dan abutment yang diperlukan :
a. Abutment (A1,A2) dan (A3,A4) mempunyai kebutuhan
tiang pancang yang sama yaitu 24 buah dengan
kedalaman 22m.
b. Pilar (P1-P10) dan (P11-P20) Mempunyai kebutuhan
tiang pancang yang sama yaitu 23 buah dengan
kedalaman 22m.
-
90
Dalam pembangunan fly over ini akan dibantu dengan
alat berat seperti diesel hammer dan crawler crane. Pada
pengerjaan ini dipakai Tiang pancang diameter 60Cm .
Berikut adalah pelaksanaan pengerjaan tiang pancang.
Pengangkutan dan Handling Tiang Pancang :
1. Pada waktu mengangkat dan mengangkut tiang
pancang, kontraktor harus menyediakan kawat baja
(sling) dan peralatan lainnya yang diperlukan untuk
mencegah pembengkokan pada tiang pancang.
2. Atur trailer pengangkut tiang pancang unutk
memasuki lokasi proyek
3. Turunkan Tiang Pancang dengan crane secara hati
hati untuk menghindari resiko kerusakan yang terjadi
apabila ada kesalahan penempatan dan penurunan.
Gambar 4.23 Penyusunan tiang pancang
Pemancangan Tiang pancang :
1. Tentukan titik pemancangan dan siapkan crane dan
peralatan yang digunakan untuk proses pemancangan.
2. Sebelum pemancangan, pasang bantalan pada kepala
tiang untuk menghindari resiko kerusakan saat di
tekan dengan mesin.
-
91
3. Pasangkan tiang pancang secara tegak lurus (vertikal)
ke diesel hammer, dengan menggunakan crawler
crane.
4. Lakukan proses pemancangan secara hati hati untuk
menghindari kerusakan pada mesin Diesel hammer.
A. Perhitungan waktu pemancangan
Dalam tahap pemancangan ini akan dibahas tentang
waktu persiapan sampai dengan kalendering tiang pancang :
Tiang pancang dengan nilai data tanah sebagai berikut :
a. Nilai jumlah hambatan perekat (JHP) = 168 kg/cm
b. Nilai conus rata rata = 40 kg/cm2
c. Berat Hammer (W) = 5770 kg
d. Tinggi jatuh hammer (h) = 50 cm
e. Kecepatan blow = 42 blow/min
f. Penurunan / Pukulan (S)
1. Waktu Persiapan (saat tiang pancang masih dibawah)
Mendirikan Tiang Pancang :
T1 =
=
= 1 menit
-
92
Waktu penyetelan pada topi tiang pancang
T2 = 3 menit
Waktu Pengangkatan dengan Mobile Crane
Pekerjaan Pengangkatan dengan Mobil Crane a. Spesifikasi alat mobil crane :
Model = ISUZU 4HKIX
Kecepatan angkat = 74 m/min
Kecepatan penurunan = 74 m/min
Kecepatan swing = 3,7 rpm
Kapasitas angkat = 42,8 Ton
b. Keperluan jam kerja : Jam kerja per hari = 8 jam kerja
Waktu muat = 5 menit
Waktu pengangkutan :
Hoisting =
=
= 0.26menit
Keterangan:
- h = tinggi bangunan yang ditinjau - Faktor kondisi alat tertera pada tabel - Faktor ketrampilan operator tertera pada tabel - Faktor cuaca tertera pada tabel - Satuan hosting yaitu menit.
-
93
Swing
=
=
= 0,536 menit
Keterangan:
- r = sudut swing - s d 1 a an = 360 - Faktor kondisi alat tertera pada tabel - Faktor ketrampilan operator tertera pada tabel - Faktor cuaca tertera pada tabel - satuan swing yaitu menit. Lowering
=
=
= 0.26menit
Keterangan:
- h = tinggi penurunan - Faktor kondisi alat tertera pada tabel - Faktor ketrampilan operator tertera pada tabel - Faktor cuaca tertera pada table satuan lowering yaitu menit.
-
Waktu bongkar = 5 menit Waktu kembali : Swing
=
=
= 0,536 menit
-
94
Keterangan:
- r = sudut swing - s d 1 a an = 360 - Faktor kondisi alat tertera pada tabel - Faktor ketrampilan operator tertera pada tabel - Faktor cuaca tertera pada tabel - satuan swing yaitu menit.
Lowering
=
=
= 0.26menit
Keterangan:
- h = tinggi penurunan - Faktor kondisi alat tertera pada tabel - Faktor ketrampilan operator tertera pada tabel - Faktor cuaca tertera pada table satuan lowering yaitu menit.
Jadi pekerjaan pengangkatan balok parapet membutuhkan
waktu : Waktu persiapan+Waktu naik + Waktu Turun +
Waktu bongkar + Waktu muat = 11,852menit dibulatkan
12 menit per buah
CT = 12 Menit
-
95
Perhitungan Produksi Crane Type SCX 400
Uraian Nilai
A b Produktifitas
V x fa x
e1 x e2 x
CT Q = a
(60/CT)
(Ton/jam)
Kapasitas 42,8
18,65 12 93,25
Faktor Efisiensi
Kerja (fa)
0,75
Faktor Efisiensi
Cuaca (e1)
0,83
Faktor Efisiensi
Operator (e2)
0,7
Koefisien Alat :
= 1 : Produktifitas
= 1 : 93,25
= 0,010
Berat 1 Tiang pancang
= Volume Tiang Pancang x Berat Jenis Beton
= (3,14 x 30 x 30 x 2200 ) x 2400 kg/ m3
= 1,5 Ton
Total berat tiang pancang
= Berat 1 Tiang Pancang x Jumlah Titik Pancang
= 1,5 Ton x 132 Titik
= 198 ton
-
96
Rencana waktu penyelesaian
=
=
= 2hari
2. Waktu yang dibutuhkan untuk 1 kali pemukulan
Waktu penumbukan tiang pancang
Keliling tiang pancang = x d
= 3,14 x 60 cm
= 188,4cm
Luas (A) tp = x x
= x 3,14 x
= 2826 cm2
Daya dukung tiang pancang (R)
={Conus rata-rata x Atp }+{JHP x Keliling TP}
={40kg/cm2 x 2826 cm23+{168kg/cm x 188,4cm}
= 144691,2 kg
Kekuatan Hammer = 10% x W = 10% x 5770 kg =
577 kg
Jumlah Pukulan:
Berat Hammer x Tinggi jatuh hammer = (R x S) + Z
5770 kg x 50cm = (144691,2 kg x S) + 577 kg
=
-
97
Kedalaman tiap pukulan= 1,993 cm/blow
Jumlah pukulan =
=
= 501 blow
Jumlah pukulan =
=
= 602 blow
Jika kecepatan blow 42 blow / menit maka tiap 1
pancang dengan kedalaman 10m membutuhkan
waktu 12 menit dimana didadapat dari
Jika kecepatan blow 42 blow / menit maka tiap 1
pancang dengan kedalaman 12m membutuhkan
waktu 14 menit dimana didadapat dari
Jadi total waktu pemukulan adalah 26menit T3 = 26
Menit
Pekerjaan pengelasan
Untuk pengelasan,produktivitas tenaga kerja menurut Ir. A
Soedrajat. S(1984) ) dapat dilihat pada tabel 11-5 halaman
286, dan kemampuan minimal orang bekerja adalah satu
hari, dimana 1 hari = 8 jam kerja dan rencana pekerja 5
orang maka dapat ditentukan kebutuhan jam kerja sebagai
berikut :
-
98
Diketahui total volume pengelasan adalah 682 m
Mengelas:
=
x 682m = 313,72 jam
Untuk 1 orang pekerja =
= 40 hari
Maka untuk 5 orang pekerja =
= 8 hari
3. Waktu Pesiapan (Penumbukan Tiang pancang)
T4 =
=
= 1 menit
T5 = 3 menit (penyetelan kepala tiang pancang)
4. Waktu pemancangan
Waktu pemasangan alat = 0,5 menit
Berdasarkan kondisi dilapangan, diketahui jumlah
pukulan untuk satu kali pemancangan tiang pancang
dengan kedalaman 10 m membutuhkan 10 kali pukulan,
jika kapasitas alat pancang adalah 42 pukulan / menit
maka dapat diketahui waktu pemancangan 1 tiang
pancang.
Waktu pemancangan =
=
= 0,23 menit
-
99
Jadi waktu
T6 = 0,5 + 0,23 = 0,723menit
Waktu pemasangan alat = 0,5 menit
Berdasarkan kondisi dilapangan, diketahui jumlah
pukulan untuk satu kali pemancangan tiang pancang
dengan kedalaman 12 m membutuhkan 10 kali pukulan,
jika kapasitas alat pancang adalah 42 pukulan / menit
maka dapat diketahui waktu pemancangan 1 tiang
pancang.
Waktu pemancangan =
=
= 0,28 menit
Jadi waktu
T6 = 0,5 + 0,23 + 0,28 + 0,5 = 1,5menit
Jadi waktu total siklus pemancangan :
= T1 + T2 + T3 + T4 + T5 + T6
= 1 + 3 + 26 + 1 + 3 + 1,5
=36 menit
Jadi produksi pemancangan rata rata (N) dalam satu
jam adalah:
N =
= 1,66 buah
-
100
Produksi per jam dari alat pancang adalah :
- Faktor cuaca Kodisi = terang, panas, berdebu
Nilai = 50/60 menit/jam = 0,83
- Faktor operator dan mekanik Kondisi = Terampil
Nilai = 0,80
- Faktor operasi alat dan pemeliharaan mesin Kondisi = baik
Nilai = 0,75
maka, produksi per jam sebagai berikut :
Q = q x N x Ek
= 1 x 1,66 x (0,83 x 0,80 x 0,75)
= 0.83 dibulatkan menjadi 1 titik/jam
Koefisien Pemancangan :
= 1 : Qdiesel hammer
= 1 : 1
= 1
Setelah diketahui nilai produksi per jam dari alat pancang
(Q), maka dengan asumsi satu hari sama dengan 8 jam kerja,
maka pemancangan tiang pancang keseluruhan dapat
diselesaikan dengan waktu sebagai berikut ini :
Q = 0,83 x 8 jam = 7 titik dalam 1 hari
Jika pekerjaan tiang pancang dikerjakan dengan dua
arah maka dapat diperoleh nilai Q = 14 titik / hari
-
101
Sehingga, untuk menyelesaikan pemancangan sebanyak
652 titik di perlukan waktu sebagai berikut :
= Zona Porong-Gempol =
=
= 24 hari
= Zona Gempol-Porong =
=
= 24 hari
Jadi apabila pekerjaan pemancangan dikerjakan dengan
metode 2 arah maka waktu pemancangan akan menjadi (2 +
8 + 48 ) = 58 hari
4.9.2 Pekerjaan Pemotongan Tiang Pancang
Setelah melakukan proses pemancangan langkah
selanjutnya adalah pemotongan tiang pancang. Proses ini
dilakukan secara manual dengan rincian sebagai berikut :
a. tiang pancang harus dipotong pada elevasi tertentu
sehingga tiang memanjang sampai ke penutup (caps) atau
kaki (footing) atau slab, cross beam, atau balok
sebagaimana tertera di dalam gambar.
b. Panjang tambahan pada tiang pancang harus cukup untuk
mencapai elevasi bawah caps, kaki, cross beam, atau
balok dan harus dari bagian yang sama sebagaimana tiang
pancang itu sendiri, atau sesuai dengan gambar.
c. Setelah tiang pancang diperpanjang, pemancangan jangan
dihentikan sebelum ada persetujuan konsultan pengawas.
d. Kecuali ditentukan lain, panjang sisa pemotongan tiang
pancang menjadi milik kontraktor, dan harus di luar batas
ruang milik jalan di luar batas jangkauan penglihatan dari
daerah jalan, sesuai dengan perintah konsultan pengawas.
-
102
Gambar 4.24 Proses Pemotongan Tiang Pancang
Pemotongan 1 tiang pancang = 1 orang
Rencana jumlah pemotongan = 10 buah/hari
Jumlah tenaga kerja = 10 orang
Maka waktu pelaksanaan pemotongan tiang
pancang adalah sebagai berikut :
Abutment A1P,A1G, A2P,A2G,
=
= 9,6 10 hari
Pier 1 sampai 20
=
= 56 56 hari
Jadi total waktu yang diperlukan untuk pekerjaan
pemotongan tiang pancang adalah 66 hari, Apabila pekerjaan
dikerjakan dengan cara 2 arah maka waktu pemotongan
pemancangan akan selesai dalam 33 hari,maka dipakai yang
33 hari.
-
103
4.9.3 Pekerjaan Lantai kerja (lean concrete)
Disini lean concrete berfungsi sebagain alas
apabalia kita akan melakukan pekerjaan penulangan dan
pengecoran footing pilar fly over. Disini digunakan mobile
mixer untuk memasukkan cor coran ke dalam bekisting
footing. Berikut ini adalah proses pembuatan lean concrete :
a. Setelah proses pemancangan selesai, lakukan proses
penggalian untuk pondasi tiang pancang dengan
menggunakan excavator.
b. Bila sudah tergali tanah di padatkan untuk mengeluarkan
air tanah yang ada dalam galian pondasi dengan tenaga
manusia / manual
c. Lakukan pekerjaan bekisting untuk mencetak bentuk lean
concrete yang simetris.
d. Beri lapisan lean concrete dan ratakan secara manual,
dengan tebal 10 cm supaya datar untuk proses
pemasangan tulangan baja.
e. Tunggu sampai kering hingga lean concrete siap
digunakan untuk prorses pekerjaan selanjutnya. Apabilaa
kondisi cuaca buruk / hujan dapat kita tutup dengan
menggunakan terpal.
Gambar 4.25 Pengerjaan Lean Concrete
-
104
Tabel 4.30 Perhitungan Volume Lean Concrete
No Uraian unit Satuan
Jumlah Lean
Concrete
(buah)
Volume
Total (m3)
1
Abutments
4 38,1
Panjang 12,7 M
Lebar 7,5 M
Tinggi 0,1 M
Volume 9,525 M3
2
Pilar
20 112,5
Panjang 7,5 M
Lebar 7,5 M
Tinggi 0,1 M
Volume 5,625 M3
Volume Total (Abutments dan Pilar) 235,34 m3
Waktu Siklus
Waktu pengambilan dari Batching Plan 3km (t1)
=
= 6 menit
Waktu kembali dengan keadaan isi (t2)
=
= 9 menit
Kedalaman pengecoran 0,1m (t3) = 10 menit (Asumsi)
Waktu Siklus Total = t1 + t2 + t3
= 6menit + 9menit + 10menit
= 25 Menit
-
105
a. Perhitungan Kapasitas Produksi Truck Mixer
Tabel 4.25 Perhitungan Produksi Mixer Type SY306C-6R
Uraian Nilai
A b Produktifitas
V x fa x
fb x e1 x
e2 x 60
TS Q = a /b
(m3/jam)
Kapasitas Bucket
(V)
7
439,236 25 17,569
Faktor Efisiensi
Kerja (fa)
0,75
Faktor Efisiensi
Cuaca (e1)
0,83
Faktor Efisiensi
Operator (e2)
0,7
Berat Jenis Beton
(D)
2,4
2. Rekapitulasi Peralatan
Rekapitulasi peralatan ditentukan oleh Truck Mixer
Truck Mixer = 17,569m3/jam =
= 1 Unit
Koefisien Alat Berat =
= 0,056
Rencana produksi per hari :
Produksi alat yang menentukan x Jam kerja x Jumlah alat
= 17,569 m3/jam x 8 Jam x 1
= 140,555 m3/hari
-
106
Rencana waktu penyelesaian
=
=
= 1,67 hari dibulatkan 2 hari
4.9.4 Pekerjaan Footing Pilar
Setelah pembuatan lean concrete langkah
selanjutnya yaitu pelaksanaan pekerjaan footing.Footing ini
menggunakan baja tulangan sebagai kerangka dari pondasi,
yang kemudian akan dilakukan pengecoran. Berikut ini
adalah proses pekerjaan footing:
1. Rakitan pembesian berada di dalam galian footing.Pasang
bekisting pada seluruh permukaan footing (kecuali
permukaan atas).
2. Masukkan cor coran ke dalam bekisting footing dengan
menggunakan mobile mixer, kemudian ratakan dengan
menggunakan sesuai dengan rencana.
Gambar 4.26 Proses Pengerjaan Footing Pilar
-
107
Gambar 4.27 Detail Footing Pilar
Gambar 4.28 Perhitungan Volume Pekerjaan Footing Pilar
P1,P2,P3,P8,P9,P10
750
1
2
A
B
260
Luas 1,
Volume A
Luas 2,
Volume B
A
B
-
108
Perhitungan Bekisting P1,P2,P3 dan P8,P9,P10
A. 7,5m x 7,5m = 56,25m2
B. 0.5x{(7,5x7,5)+(2.6x2.6)} = 31,50m2 +
Total = 87,75m2
Jadi untuk 12 titik adalah = 87,75 m2 x 12
=1053m2
Perhitungan Volume Beton P1,P2,P3 dan P8,P9,P10
A. 7,5m x 7,5m x 1,5 = 84,375m3
B. 0.5x{(7,5x7,5)+(2.6x2.6)}x0,3 = 9,452m3 +
Total = 93,827m3
Jadi untuk 12 titik adalah = 93,827 m3x12
=1126 m3
Perhitungan Bengkokan besi dan kait P1,P2,P3 dan
P8,P9,P10
Bengkokan besi didapat dari jenis bengkokan dikalikan
dengan jumlah unit besi yang diperlukan kemudian dikalikan
dengan jumlah footing yang akan dipasang dengan besi
tersebut.
Tipe I (16mm-22mm) = 16 x 352 x 12 = 67584 bengkokan dan kaitan sebanyak 33792 (didapat dari
jumlah bengkokan dibagi 2)
-
109
Perhitungan Volume Bekisting
Gambar 4.29 Perhitungan Volume Pekerjaan Footing Pilar
P4,P5,P6,P7
Perhitungan Bekisting P4,P5,P6,P7
A. 9m x 9 m = 81m2
B. 0.5x{(9x9)+(2.6x2.6)} = 43,88m2 +
Total = 124,88m2
Jadi untuk 8 titik adalah = 124,88m2 x 8
= 1000m2
Perhitungan Volume Beton P4,P5,P6,P7
A. 9m x 9m x 1,5m = 121,5m3
B. 0.5x{(9x9)+(2.6x2.6)}x0,3 = 13,326m3 +
Total = 134,826m3
Jadi untuk 8 titik adalah =134,826m3 x 8
=1079 m3
A
B
-
110
Perhitungan Bengkokan besi dan kait P4,P5,P6,P7
Tipe I (16mm-22mm) = 16 x 315 x 8 = 40320 bengkokan dan kaitan sebanyak 20160 (didapat dari jumlah
bengkokan dibagi 2)
Tipe II (32mm) = 16 x 142 x 8 = 18176 bengkokan dan kaitan sebanyak 9088 (didapat dari jumlah bengkokan
dibagi 2)
Jumlah Tulangan Tipe I (16mm-22m) = (315 x 8) + ( 352 x 12 ) = 6744
Jumlah Tulangan Tipe II (32mm) = 142 x 8 = 1136
Total pekerjaan Footing Pilar
Jadi total volume bekisting
= 1053m2 +1000m2 = 2053m2
Jadi total volume beton
=1079 m3 + 1126 m3 = 2205m3
Total bengkokan Tipe I (16mm-22mm)
= 40320 + 67584 = 126080
Total bengkokan Tipe II (32 mm)
= 18176
Total kaitan Tipe I (16mm-22mm)
=20160 + 33792 = 63040
Total kaitan Tipe II (32mm) = 9088
Pasang Bekisting ( pondasi )
Untuk pemasangan bekisting menurut Ir. A Soedrajat.
S(1984) ) dapat dilihat pada tabel 5-2 halaman 86 , dan
kemampuan minimal orang bekerja adalah satu hari, dimana
1 hari = 8 jam kerja dan rencana pekerja 20 orang maka
dapat ditentukan kebutuhan jam kerja sebagai berikut :
-
111
Menyetel:
x 2053 m2 = 1027 jam
Untuk 1 orang pekerja =
=128hari
Maka, untuk 20 orang pekerja =
= 6 hari
Memasang:
x 2053 m2 =821 jam
Untuk 1 orang pekerja =
=103 hari
Maka, untuk 20 orang pekerja =
= 5 hari
Membuka dan membersihkan:
x 2053 m2 =821 jam
Untuk 1 orang pekerja =
=103 hari
Maka, untuk 20 orang pekerja =
= 5 hari
Jadi total waktu untuk pemasangan bekisting adalah
(5+5+6)= 16 hari
Perakitan Besi
Untuk perakitan besi,produktivitas tenaga kerja menurut Ir.
A Soedrajat. S(1984) ) dapat dilihat pada tabel 5-9 halaman
91, dan kemampuan minimal orang bekerja adalah satu
hari, dimana 1 hari = 8 jam kerja dan rencana pekerja 20
orang maka dapat ditentukan kebutuhan jam kerja sebagai
berikut :
-
112
Membengkokan:
Tipe 1 (diameter 16 22mm) =
x 126080
bengkokan = 1261 jam
Tipe2 (diameter 31,75-38,1mm)=
x 18176
= 273jam
Untuk 1 orang pekerja =
=192hari
Maka, untuk 20 orang pekerja =
= 10 hari
Pasang Kait :
Tipe 1 (diameter 16 22mm) =
x 63040 =
1009 jam
Tipe 2 (diameter 31,75-38,1mm)=
x 9088 =
227 jam
Untuk 1 orang pekerja =
=155 hari
Maka, untuk 20 orang pekerja =
= 8 hari
Memasang Tulangan
Tipe 1 (diameter 16 22mm) =
x 6744 buah =
472 jam
Tipe 2 (diameter 31,75 38,1mm) =
x 1136
buah = 284 jam
Untuk 1 orang pekerja =
= 95 hari
Maka, untuk 20 orang pekerja =
= 5 hari
-
113
Jadi total waktu untuk perakitan besi satu footing dengan
mesin adalah (10+8+5) = 23 hari.
Pekerjaan cor dengan truk mixer.
Waktu Siklus
Perhitungan t1 dan t2 :
Waktu pengambilan dari Batching Plan 3km (t1):
= 6
menit
Waktu kembali dengan keadaan isi (t2) :
= 9 menit
Kedalaman pengecoran 0,1m (t3): 10 menit
Waktu Siklus Total
= t1 + t2 + t3
= 6menit + 9menit 10menit
= 25 Menit
-
114
b. Perhitungan Kapasitas Produksi Truck Mixer
Tabel 4.25 Perhitungan Produksi Mobile Mixer
Type SY306C-6R
Uraian Nilai
A b Produktifitas
V x fa x
e1 x e2 x
D
CT Q = a
(60/CT)
(m3/jam)
Kapasitas Bucket
(V)
7
7,320 25 17,569
Faktor Efisiensi
Kerja (fa)
0,75
Faktor Efisiensi
Cuaca (e1)
0,83
Faktor Efisiensi
Operator (e2)
0,7
Berat Jenis Beton
(D)
2,4
3. Rekapitulasi Peralatan
Rekapitulasi peralatan ditentukan oleh Truck Mixer
Truck Mixer = 17,569m3/jam =
= 1 Unit
Koefisien Alat berat 1/ 17,569 = 0,00005
Rencana produksi per hari :
= Produksi alat yang menentukan x Jam kerja x Jumlah alat
= 17,569 m3/jam x 8 Jam x 1
= 140,555 m3/hari
-
115
Rencana waktu penyelesaian
=
=
= 16 hari
Jadi total waktu yang diperlukan untuk pekerjaan footing
pilar (Bekisting + Penulangan + Cor) Footing Pilar 55 hari.
4.9.5 Pekerjaan Abutments
Setelah selesai dengan pekerjaan footing pilar,
selanjutnya adalah pekerjaan abutment. Pada pekerjaan ini
dilakukan proses pembesian, bekisting, dan pengecoran.
Berikut ini adalah metode pengerjaan footing abutments :
1. Setelah lean concrete siap digunakan lakukan pekerjaan
pembesian pada abutments.
2. Pasang beksiting di setiap permukaan dari abutments
kecuali permukaan atas karena untuk pemasukan cor
coran.
3. Masukkan cor coran ke dalam bekisting abutment, dan
tunggu kering dan dirawat dengan curing.
-
116
D
F
Gambar 4.30 Gambar Bagian Abutments
Perhitungan Bekisting A1,A2 Porong dan A1,A2
Gempol
A. 6m x 12,7m = 76,20m2
B. 0,5 x{(6x12,7)+(1,5x12,7)} = 47,62m2
C. 2x{(1,5 x 4,67)+(12,7 x 4,67)} = 132,62m2
D. 2x{0,5(0,4 + 1) x 0,8+(12,7 x 1)} = 26,52m2
E. 2x{(0,6 x 0,4)+(12,7 x 0,6)} = 15,72m2 +
Total = 298,68m2
600
A
B
C
E
-
117
Jadi untuk 4 titik adalah = 298,68 m2 x 4
=1194,72 m2
Perhitungan Volume Beton A1,A2 Porong dan A1,A2
Gempol
A. 6m x 12,7m x 1,2 = 91,44m3
B. 0.5x{(6x12,7)+(1,5x12,7)}x 0,30 = 14,28m3
C.1,5 x 4,67 x 12,7 = 88,963m3
D.0,5(0,4 + 1) x 0,8) x 12,7 = 2,54m3
E. 0,6 x 0,4 x 12,7 = 3,048m3 +
Total = 200,271m3
Jadi untuk 4 titik adalah = 200,271m3 x 4
= 801,084m3
Perhitungan Bengkokan besi dan kait A1,A2 Porong
dan A1,A2 Gempol
Bengkokan besi didapat dari jenis bengkokan dikalikan
dengan jumlah unit besi yang diperlukan kemudian
dikalikan dengan jumlah abutment yang akan dipasang
dengan besi tersebut.
Tipe I (16mm-22mm) = 9 x 409 x 4 = 14724 bengkokan dan kaitan sebanyak 7362(didapat dari jumlah bengkokan
dibagi 2)
Tipe II (13mm) = 8 x 440 x 4 = 14080 bengkokan dan kaitan sebanyak 7040 (didapat dari jumlah bengkokan
dibagi 2)
Jumlah Tulangan Tipe I (16mm-22m) = 409 x 4 = 1636
Jumlah Tulangan Tipe II (13mm) = 440 x 4 = 1760
-
118
Total pekerjaan Abutment
Jadi total volume bekisting = 1194,72m2
Jadi total volume beton = 801,084m3
Total bengkokan Tipe I (16mm-22mm) = 14724
Total bengkokan Tipe II(13 mm) = 14080
Total kaitan Tipe I (16mm-22mm) = 7362
Total kaitan Tipe II(13mm) = 7040
Pasang Bekisting (Kepala Jembatan)
Untuk pemasangan bekisting ,produktivitas tenaga kerja
menurut Ir. A Soedrajat. S(1984) ) dapat dilihat pada tabel
5-2 halaman 86 dan kemampuan minimal orang bekerja
adalah satu hari, dimana 1 hari = 8 jam kerja dan rencana
pekerja 5 orang maka dapat ditentukan kebutuhan jam kerja
sebagai berikut :
Menyetel:
x 1194,72 m2 = 597 jam
Untuk 1 orang pekerja =
= 75 hari
Maka, untuk 5 orang pekerja =
= 15 hari
Memasang:
x 1194,72 m2 = 478 jam
Untuk 1 orang pekerja =
=60hari
Maka, untuk 5 orang pekerja =
= 12 hari
-
119
Membuka dan membersihkan:
x 1194,72 m2 = 478 jam
Untuk 1 orang pekerja =
=60hari
Maka, untuk 5 orang pekerja =
= 12 hari
Jadi total waktu untuk pemasangan bekisting adalah
(15+12+12) = 39 hari
Perakitan Besi
Untuk perakitan besi,produktivitas tenaga kerja menurut Ir.
A Soedrajat. S(1984) ) dapat dilihat pada tabel 5-9 halaman
91, dan kemampuan minimal orang bekerja adalah satu
hari, dimana 1 hari = 8 jam kerja dan rencana pekerja 5
orang maka dapat ditentukan kebutuhan jam kerja sebagai
berikut:
Membengkokan:
Tipe 1 (diameter 16 22mm) =
x 14724
bengkokan = 147 jam
Tipe2 (diameter 13 mm)=
x 14080 = 140
jam
Untuk 1 orang pekerja =
=36 hari
Maka, untuk 5 orang pekerja =
= 7 hari
-
120
Pasang Kait :
Tipe 1 (diameter 16 22mm) =
x 7362 = 118
jam
Tipe 2 (diameter 13mm)=
x 7040 = 176 jam
Untuk 1 orang pekerja =
=37 hari
Maka, untuk 5 orang pekerja =
= 7 hari
Memasang Tulangan
Tipe 1 (diameter 16 22mm) =
x 1636 buah =
115 jam
Tipe 2 (diameter 13 mm) =
x 1760 buah = 176
jam
Untuk 1 orang pekerja =
= 36 hari
Maka, untuk 5 orang pekerja =
= 7 hari
Jadi total waktu untuk perakitan besi abutment A1,A2
Gempol dan A1,A2 Porong dengan mesin adalah (7+7+7)
=21 hari.
Pekerjaan cor dengan concrete pump.
Waktu Siklus
Waktu pengambilan dari Batching Plan 3km (t1)
=
= 6 menit
Waktu kembali dengan keadaan isi (t2)
=
= 9 menit
-
121
Kedalaman pengecoran 0,1m (t3) = 10 menit
Waktu Siklus Total
= t1 + t2 + t3
= 6menit + 9menit + 10menit
= 25 Menit
Pekerjaan Cor
Perhitungan kebutuhan pipa pengecoran
Perhitungan kebutuhan pipa pengecoran yaitu jarak terjauh
dari pekerjaan pengecoran dibagi panjang pipa yang
tersedia ( 125 A Transport pipe @ 1 = 2,8 m dan 125 A
Delivery / Flexible Hose @ 1 = 5 m ).
Perhitungan Delivery Capacity
Perhitungan Horisontal Equivalent Length:
- Boom Pipe = 17,55 m - Horizontal Pipe 2,8 x 7 = 19,6 m - Flexible Hose 5x1 = 5 m + = 42,15 m
-
122
Gambar 4.31 Grafik Delivery Capacity Pengecoran
Menentukan delivery capacity dengan melihat grafik
hubungan antara delivery capacity dengan horizontal
transport distance dengan nilai slump 10 cm dengan
diameter pipa 125 A. dari grafik didapatkan delivery
capacity sebesar 90 m3/jam.
Diasumsikan kondisi operasi peralatan dan pemeliharaan
mesin baik, sehingga efisiensi kerja ialah 0,75
-
123
kemampuan produksi
= efisiensi kerja x Delivery Capacity
= 0,75 x 90 m3/jam
= 67,5 m3/jam
Koefisien Alat Berat = 1 / Kemampuan Produksi
= 1 / 67,5 = 0,014
Rekapitulasi Peralatan
Rekapitulasi peralatan ditentukan oleh Truck Mixer
Truck Mixer = 67,5 m3/jam
Koefisien Alat berat 1/ 67,5 = 0,014
Rencana produksi per hari :
= Produksi alat yang menentukan x Jam kerja x Jumlah alat
= 67,5 m3/jam x 8 Jam x 1
= 540 m3/hari
Rencana waktu penyelesaian
=
=
= 1 hari
Jadi pekerjaan abutment (Bekisting + Pembesian + Cor )
akan selesai dalam 66 hari.
-
124
4.9.6 Pekerjaan Wing wall
Setelah selesai dengan pekerjaan footing
Abutment, selanjutnya adalah pekerjaan abutment. Pada
pekerjaan ini dilakukan proses pembesian, bekisting, dan
pengecoran. Berikut ini adalah metode pengerjaan footing
abutments :
1. Setelah lean concrete siap digunakan lakukan pekerjaan
pembesian pada abutments.
2. Pasang beksiting di setiap permukaan dari abutments
kecuali permukaan atas karena untuk pemasukan cor
coran.
3. Masukkan cor coran ke dalam bekisting abutment, dan
tunggu kering dan dirawat dengan curing.
-
125
D
Gambar 4.32 Gambar Bagian Wing wall
A B C
3,6
00
5.1
00
4,8
16
4,6
05
3
1,5 2,84 0,26
-
126
Perhitungan Bekisting Wingwall A1,A2 Porong dan
A1,A2 Gempol
A= {0,5x(3,6+5.1)x1,5+(0,4x5,1)}x2 = 17,08 m2
B= {0,5x(5.1+4,816)x2,84+(0,4x4,81)}x2 = 32,008 m2
C= {0,5x(4,816+4,605)x0,26+(0,4x4,60)}x2 = 6,12 m2
D= 0,5x0,49x0,40x2
= 0,196 m2
55,404 m2
Jadi untuk 4 titik adalah = 55,404 m2 x 4
=221,616 m2
Perhitungan Volume Beton A1,A2 Porong dan A1,A2 Gempol
A= 0,5x(3,6+5.1)x1,5x0,4x2 = 5.220 m3
B= 0,5x(5.1+4,816)x2,84x0,4x2 = 11.265 m3
C= 0,5x(4,816+4,605)x0,26x0,4x2 = 0.980 m3
D= 0.5x0.49x0.40x3x2 =
0.588 m3
18.052 m3
Jadi untuk 4 titik adalah = 18,052 m3 x 4
= 72,208 m3
Perhitungan Bengkokan besi dan kait A1,A2 Porong
dan A1,A2 Gempol
Bengkokan besi didapat dari jenis bengkokan dikalikan
dengan jumlah unit besi yang diperlukan kemudian
dikalikan dengan jumlah wing wall yang akan dipasang
dengan besi tersebut.
-
127
Tipe I (16mm-19mm) = 13 x 572 x 4 = 29744 bengkokan dan kaitan sebanyak 14872(didapat dari jumlah
bengkokan dibagi 2)
Tipe II (13mm) = 2 x 162 x 4 = 1296 bengkokan dan kaitan sebanyak 648 (didapat dari jumlah bengkokan
dibagi 2)
Jumlah Tulangan Tipe I (16mm-22m) = 572 x 4 = 2288
Jumlah Tulangan Tipe II (13mm) = 162 x 4 = 648
Total pekerjaan wing wall
Jadi total volume bekisting = 221,616m2
Jadi total volume beton = 72,208 m3
Total bengkokan Tipe I (16mm-22mm) = 29744
Total bengkokan Tipe II(13 mm) = 1296
Total kaitan Tipe I (16mm-22mm) = 14872
Total kaitan Tipe II(13mm) = 648
Pasang Bekisting (Dinding)
Untuk pemasangan bekisting ,produktivitas tenaga kerja
menurut Ir. A Soedrajat. S(1984) ) dapat dilihat pada tabel
5-2 halaman 86 dan kemampuan minimal orang bekerja
adalah satu hari, dimana 1 hari = 8 jam kerja dan rencana
pekerja 5 orang maka dapat ditentukan kebutuhan jam
kerja sebagai berikut :
Menyetel:
x 221,616 m2 = 110 jam
Untuk 1 orang pekerja =
= 14 hari
Maka, untuk 5 orang pekerja =
= 3 hari
-
128
Memasang:
x 221,616 m2 = 89 jam
Untuk 1 orang pekerja =
=11hari
Maka, untuk 5 orang pekerja =
= 3 hari
Membuka dan membersihkan:
x 221,616 m2 = 89 jam
Untuk 1 orang pekerja =
=11hari
Maka, untuk 5 orang pekerja =
= 3 hari
Jadi total waktu untuk pemasangan bekisting adalah
(3+3+3)= 9 hari
Perakitan Besi
Untuk perakitan besi,produktivitas tenaga kerja menurut Ir.
A Soedrajat. S(1984) ) dapat dilihat pada tabel 5-9 halaman
91, dan kemampuan minimal orang bekerja adalah satu
hari, dimana 1 hari = 8 jam kerja dan rencana pekerja 5
orang maka dapat ditentukan kebutuhan jam kerja sebagai
berikut:
Membengkokan:
Tipe 1 (diameter 16 22mm) =
x 29744
bengkokan = 298 jam
Tipe2 (diameter 13 mm)=
x 1296 = 13 jam
Untuk 1 orang pekerja =
=39 hari
Maka, untuk 5 orang pekerja =
= 8 hari
-
129
Pasang Kait :
Tipe 1 (diameter 16 22mm) =
x 14872 =
238 jam
Tipe 2 (diameter 13mm)=
x 648 = 16 jam
Untuk 1 orang pekerja =
=32 hari
Maka, untuk 5 orang pekerja =
= 6 hari
Memasang Tulangan
Tipe 1 (diameter 16 22mm) =
x 2288 buah =
160 jam
Tipe 2 (diameter 13 mm) =
x 648 buah = 65
jam
Untuk 1 orang pekerja =
= 28 hari
Maka, untuk 5 orang pekerja =
= 6 hari
Jadi total waktu untuk perakitan besi wing wall A1,A2
Gempol dan A1,A2 Porong dengan mesin adalah (8+6+6)
= 20 hari.
Pekerjaan Cor
Perhitungan kebutuhan pipa pengecoran
Perhitungan kebutuhan pipa pengecoran yaitu jarak terjauh
dari pekerjaan pengecoran dibagi panjang pipa yang
tersedia ( 125 A Transport pipe @ 1 = 2,8 m dan 125 A
Delivery / Flexible Hose @ 1 = 5 m ).
-
130
Perhitungan Delivery Capacity
Perhitungan Horisontal Equivalent Length:
- Boom Pipe = 17,55 m - Horizontal Pipe 2,8 x 7 = 19,6 m - Flexible Hose 5x1 = 5 m +
= 42,15 m
Gambar 4.33 Grafik Delivery Capacity Pengecoran
Menentukan delivery capacity dengan melihat grafik
hubungan antara delivery capacity dengan horizontal
transport distance dengan nilai slump 10 cm dengan
-
131
diameter pipa 125 A. dari grafik didapatkan delivery
capacity sebesar 90 m3/jam.
Diasumsikan kondisi operasi peralatan dan pemeliharaan
mesin baik, sehingga efisiensi kerja ialah 0,75
kemampuan produksi
= efisiensi kerja x Delivery Capacity
= 0,75 x 90 m3/jam
= 67,5 m3/jam
Koefisien Alat Berat = 1 / Kemampuan Produksi
= 1 / 67,5 = 0,014
Rekapitulasi Peralatan
Rekapitulasi peralatan ditentukan oleh Concrete Pump
Concrete Pump = 67,5 m3/jam
Koefisien Alat berat 1/ 67,5 = 0,014
Rencana produksi per hari :
= Produksi alat penentu x Jam kerja x Jumlah alat
= 67,5 m3/jam x 8 Jam x 1
= 540 m3/hari
Rencana waktu penyelesaian
=
=
= 1 hari
-
132
Jadi total waktu yang diperlukan untuk pekerjaan pembuatan
wing wall adalah : Bekisting + Pembesian + Cor = 30 hari
4.9.7 Pekerjaan Kolom
Pada pekerjaan kolom fly over porong gempol ini
terdapat 26 kolom dengan ketinggian yang berbeda beda.
Sesuai dengan gambar perencanaan. Berikut ini adalah
proses pekerjaan kolom :
1. Apabila pekerjaan wing wall sudah selesai,langkah
selanjutnya adalah melakukan lakukan pekerjaan
pembuatan kolom
2. .
3. Pasang scafolding & bekisting pada kolom dengan
crawler crane.
4. masukkan cor-cor an beton ke dalam bekisting yang
sudah dilakukan dilengkapi dengan pembesian tulangan
kolom dengan menggunakan pump concrete.
5. Setelah pengecoran kolom sudah kering, maka dilakukan
perawatan kolom dengan curing (pemberian air
secukupnya) sampai bekisting siap untuk dilepas.
-
133
Gambar 4.34 Pengecoran kolom
Gambar 4.35 Detail Penampang Kolom Tipe I A dan I B
A. Tipe I A (30m + 30m) = 2 x Luas 1 + Luas 2
= 2 x {0,5(2,4+1)0,7} + (1 x 2,4)
= 4,78 m2
2,4
m
1 m
0,7
m
1 m
Luas 1 Luas 2 Luas 1
-
134
Tipe I A digunakan pada pilar:
P1P,P1G,P2P,P2G,P9P,P9G,P10P,P10G
Maka volume bekisting total adalah : 4,78m2 x 8 =
38,24m2
B. Tipe I B (30m + 35m) = 2 x Luas 1 + Luas 2
= 2 x {0,5(2,4+1)0,7} + (1 x 2,4)
= 4,78 m2
Tipe I B digunakan pada pilar:
P3P,P3G,P8P,P8G
Maka volume bekisting total adalah : 4,78m2 x 4 =
19,12m2
Gambar 4.35 Detail Penampang Kolom Tipe I C dan I D
2,6
m
1,0
7 m
0,7
6
m
1,07 m
Luas 1 Luas 2 Luas 1
-
135
C. Tipe I C (35m + 40m)
= 2 x Luas 1 + Luas 2
= 2 x {0,5(2,6+1,07)0,76} + (1 x 2,6)
= 5,38 m2
Tipe I C digunakan pada pilar:
P4P,P4G,P7P,P7G
Maka volume bekisting total adalah : 5,38m2 x 4 =
21,55m2
D. Tipe I D (40m + 40m)
= 2 x Luas 1 + Luas 2
= 2 x {0,5(2,6+1,07)0,76} + (1 x 2,6)
= 5,38 m2
Tipe I D digunakan pada pilar:
P5P,P5G,P6P,P6G
Maka volume bekisting total adalah : 5,38m2 x 4 =
21,55m2
Jadi total volume pekerjaan bekisting adalah : 38,24m2 +
19,12m2 +21,55m2 + 21,55m2 = 100,46m2
-
136
Tabel 4.33 Perhitungan volume Kolom
No Uraian Unit Satuan
1
KOL 1 (STA. 41+603.50)
Luas 1 2,38 m2
Luas 2 2,4 m2
Tinggi 4,28 m
Volume KOL 1 20,4584 m3
2
KOL 2 (STA. 41+637.50)
Luas 1 2,38 m2
Luas 2 2,4 m2
Tinggi 5,28 m
Volume KOL 2 25,2384 m3
3
KOL 3 (STA. 41+671.50)
Luas 1 2,38 m2
Luas 2 2,4 m2
Tinggi 6,13 m
Volume KOL 3 29,3014 m3
4
KOL 4 (STA. 41+710.50)
Luas 1 2,38 m2
Luas 2 2,4 m2
Tinggi 6,58 m
Volume KOL 4 31,4524 m3
5
KOL 5 (STA. 41+754.50)
Luas 1 2,38 m2
Luas 2 2,4 m2
Tinggi 5,58 m
Volume KOL 5 26,6724 m3
-
137
6
KOL 6 (STA. 41+798.50)
Luas 1 2,38 m2
Luas 2 2,4 m2
Tinggi 5,58 m
Volume KOL 6 26,6724 m3
7
KOL 7 (STA. 41+842.50)
Luas 1 2,38 m2
Luas 2 2,4 m2
Tinggi 5,58 m
Volume KOL 7 26,6724 m3
8
KOL 8 (STA. 41+886.50)
Luas 1 2,38 m2
Luas 2 2,4 m2
Tinggi 6,13 m
Volume KOL 8 29,3014 m3
9
KOL 9 (STA. 41+920.50)
Luas 1 2,38 m2
Luas 2 2,4 m2
Tinggi 5,28 m
Volume KOL 9 25,2384 m3
10
KOL 10 (STA. 41+954.50)
Luas 1 2,38 m2
Luas 2 2,4 m2
Tinggi 4,28 m
Volume KOL 10 20,4584 m3
Volume total kanan Volume total Kiri Volume Total kolom
261,466 m3 261,466 m3 522,932 m3
Pembesian
Bengkokan besi didapat dari jenis bengkokan dikalikan
dengan jumlah unit besi yang diperlukan kemudian
-
138
dikalikan dengan jumlah kolom yang akan dipasang
dengan besi tersebut.
A. Tipe I A (30m + 30m)
- Tipe I(16mm-19mm) = 250 x 18(jumlah bengkokan)x8
= 36000 (18000 kaitan)
- Tipe II (25mm-29mm) = 176 x 10(jumlah bengkokan)x8
=14080 (7040 kaitan)
- Tipe III(13mm) = 12 x 8 (jumlah bengkokan)x8
=768 (384kaitan)
B. Tipe I B (30m + 35m)
- Tipe I(16mm-19mm) = 270 x 18(jumlah bengkokan)x4
= 19440 (9720 kaitan)
- Tipe II (29mm-32mm) = 176 x 10(jumlah bengkokan)x4
= 7040 (3520 kaitan)
- Tipe III(13mm) = 14 x 8 (jumlah bengkokan)x4
= 448 (224kaitan)
C. Tipe I C (35m + 40m)
- Tipe I(16mm-19mm) = 290 x 18(jumlah bengkokan)x4
= 20880 (10440 kaitan)
- Tipe II (29mm-32mm) = 200 x 10(jumlah bengkokan)x4
= 8000 (4000kaitan)
- Tipe III(13mm) = 18 x 8 (jumlah bengkokan)x4
= 576 (288kaitan)
-
139
D. Tipe I D (40m + 40m)
- Tipe I(16mm-19mm) = 266 x 18(jumlah bengkokan)x4
= 19152 (9576 kaitan)
- Tipe II (29mm-32mm) = 200 x 10(jumlah bengkokan)x4
= 8000 (4000kaitan)
- Tipe III(13mm) = 16 x 8 (jumlah bengkokan)x4
= 512 (256kaitan)
Total Pembesian (bengkokan dan kaitan)
- Tipe I(16mm-19mm) = 19152+20880+19440+36000
= 95472 bengkokan
= 9576 +10440+9720+18000
= 47736 kaitan
= 250+266+290+270
= 1076
- Tipe II (29mm-32mm) = 8000+8000+7040+14080
= 37120 bengkokan
= 4000+4000+3520+7040
= 18560 katian
= 200+200+176+176
= 752
- Tipe III(13mm) = 512 + 576 +448 +768
= 2306 bengkokan
= 256+288+224+384
= 1153 kaitan
= 12+14+16+18
= 60
-
140
Pasang Bekisting (Jenis Tiang)
Untuk pemasangan bekisting ,produktivitas tenaga kerja
menurut Ir. A Soedrajat. S(1984) ) dapat dilihat pada tabel
5-2 halaman 86 dan kemampuan minimal orang bekerja
adalah satu hari, dimana 1 hari = 8 jam kerja dan rencana
pekerja 5 orang maka dapat ditentukan kebutuhan jam
kerja sebagai berikut :
Menyetel:
x 100,46 m2 = 50 jam
Untuk 1 orang pekerja =
= 6 hari
Maka, untuk 5 orang pekerja =
= 1 hari
Memasang:
x 100,46 m2 = 40 jam
Untuk 1 orang pekerja =
=5hari
Maka, untuk 5 orang pekerja =
= 1 hari
Membuka dan membersihkan:
x 100,46 m2 = 40 jam
Untuk 1 orang pekerja =
=5hari
Maka, untuk 5 orang pekerja =
= 1 hari
Jadi total waktu pemasangan bekisting kolom adalah
(6+5+5) = 16 hari
-
141
Perakitan Besi
Untuk perakitan besi,produktivitas tenaga kerja menurut Ir.
A Soedrajat. S(1984) ) dapat dilihat pada tabel 5-9 halaman
91, dan kemampuan minimal orang bekerja adalah satu
hari, dimana 1 hari = 8 jam kerja dan rencana pekerja 20
orang maka dapat ditentukan kebutuhan jam kerja sebagai
berikut :
Membengkokan:
Tipe 1 (diameter 16 19mm) =
x 95472
bengkokan = 955 jam
Tipe 2 (diameter 29-32mm) =
x 37120
bengkokan = 557 jam
Tipe 3 (diameter 13 mm)=
x
2306bengkokan = 23 jam
Untuk 1 orang pekerja =
=192 hari
Maka, untuk 20 orang pekerja =
= 10 hari
Pasang Kait :
Tipe 1 (diameter 16 19mm) =
x 47736
kaitan = 764 jam
Tipe 2 (diameter 29-32mm) =
x 18560
kaitan = 371 jam
Tipe 3 (diameter 13 mm)=
x 1153kaitan
= 14 jam
-
142
Untuk 1 orang pekerja =
=144 hari
Maka, untuk 20 orang pekerja =
= 7 hari
Memasang Tulangan
Tipe 1 (diameter 16 22mm) =
x 1076 buah =
160 jam
Tipe 2 (diameter 29 32mm) =
x 752 buah =
75 jam
Tipe 3 (diameter 13 mm) =
x 60buah = 4 jam
Untuk 1 orang pekerja =
= 30 hari
Maka, untuk 20 orang pekerja =
= 2 hari
Jadi total waktu untuk perakitan besi kolom Porong
dengan mesin adalah (10+7+2)= 19hari.
Pekerjaan Cor
Perhitungan kebutuhan pipa pengecoran
Perhitungan kebutuhan pipa pengecoran yaitu jarak terjauh
dari pekerjaan pengecoran dibagi panjang pipa yang
tersedia ( 125 A Transport pipe @ 1 = 2,8 m dan 125 A
Delivery / Flexible Hose @ 1 = 5 m ).
Perhitungan Delivery Capacity
Perhitungan Horisontal Equivalent Length:
- Boom Pipe = 17,55 m - Horizontal Pipe 2,8 x 7 = 19,6 m - Flexible Hose 5x1 = 5 m +
-
143
= 42,15 m
Gambar 4.38 Grafik Delivery Capacity Pengecoran
Menentukan delivery capacity dengan melihat grafik
hubungan antara delivery capacity dengan horizontal
transport distance dengan nilai slump 10 cm dengan
diameter pipa 125 A. dari grafik didapatkan delivery
capacity sebesar 90 m3/jam.
Diasumsikan kondisi operasi peralatan dan pemeliharaan
mesin baik, sehingga efisiensi kerja ialah 0,75
kemampuan produksi
= efisiensi kerja x Delivery Capacity
= 0,75 x 90 m3/jam
= 67,5 m3/jam
-
144
Koefisien Alat Berat = 1 / Kemampuan Produksi
= 1 / 67,5 = 0,014
Rekapitulasi Peralatan
Rekapitulasi peralatan ditentukan oleh Concrete Pump
Concrete Pump = 67,5 m3/jam
Koefisien Alat berat 1/ 67,5 = 0,014
Rencana produksi per hari :
= Produksi alat yang menentukan x Jam kerja x Jumlah alat
= 67,5 m3/jam x 8 Jam x 1
= 540 m3/hari
Rencana waktu penyelesaian
=
=
= 1 hari
Jadi total waktu yang diperlukan untuk pekerjaan pembuatan
kolom adalah : Bekisting + Pembesian + Cor = 23 hari
4.9.8 Pekerjaan Pier Head
Pier head adalah bagian kepala dari sebuha jembatan
atau fly over. Pier head ini berfungsi sebagai tumpuan balok
girder dari ujung satu ke ujung yang lainnya. Berikut ini
adalah metode pekerjaan pembuatan pier head :
-
145
1. Scafolding telah terpasang, lalu Lakukan perakitan
tulangan di atas kolom untuk membuat pier head.
2. Kemudian lakukan Proses pemasangan bekisting, lalu
masukkan cor2an ke dalamnya.
3. Bila sudah dilakukan pengecoran tunggu hingga kering.
Gambar 4.39 Proses Pekerjaan Pier Head
Gambar 4.41 Detail Penampang Pier Head
-
146
Perhitungan Volume Beton P1,P2,P3,P8,P9,P10
Total = 36,359m3+10,767m3+15,502m3+3,479m3
= 66,107m3
Volume total = 66,107m3 x 12
= 793,284m3
Volume Bekisting
= 4.772+9.143+9.143+52.865+54.805+52.865
= 183.592m2 x 12
= 2203.104 m2
Bidang A
Penampang 1=(0.994x2.4)+(2x0.703x(2.4+0.994)x0.5) = 4.772 m2
Penampang 2 =(1.15x3.4)+(2x0.1.15x(3.4+1.15)x0.5) = 9.143 m2
Tebal = 0.5
Volume= 0.5x(4.772+9.143)x0.5
= 3.479 m3
Bidang B
Penampang 1
= 9.143 m2
Penampang 2 = 4.85x10.9
= 52.865 m2
Tebal = 0.5x(0.61+0.39)
= 0.500 m
Volume= 0.5x(9.143+52.865)x0.5
= 15.502 m3
Bidang C
Penampang 1 =11.3x4.85
= 54.805 m2
Penampang 2 52.865 m2
Volume= 0.5x(54.805+52.865)x0.2
= 10.767 m3
Bidang D
Volume= (0.656x11.3x4.85)+(0.04x0.9x11.3) = 36.359 m3
-
147
Perhitungan Volume Beton P4,P5,P6,P7
Total Volume
= 36,359m3+10,767m3+15,502m3+3,682m3
= 66,309m3
Volume total = 66,309m3 x 8
= 530.472m3
Volume Bekisting
= 5.538+9.143+9.143+52.865+54.805+52.865
= 184.404m2 x 8
= 1475.232m2
Bidang A
Penampang 1=(1.07x2.6)+(2x0.762x(2.6+1.07)x0.5) = 5.583 m2
Penampang 2 =(1.15x3.4)+(2x0.1.15x(3.4+1.15)x0.5) = 9.143 m2
Tebal = 0.5
Volume= 0.5x(5.583+9.143)x0.5=
= 3.682 m3
Bidang B
Penampang 1=
= 9.143 m2
Penampang 2 = 4.85x10.9
= 52.865 m2
Tebal = 0.5x(0.61+0.39)
= 0.500 m
Volume= 0.5x(9.143+52.865)x0.5
= 15.502 m3
Bidang C
Penampang 1 =11.3x4.85
= 54.805 m2
Penampang 2
= 52.865 m2
Volume= 0.5x(54.805+52.865)x0.2
= 10.767 m3
Bidang D
Volume= (0.656x11.3x4.85)+(0.04x0.9x11.3) = 36.359 m3
-
148
Volume Bekisting total = 1475.232 + 2203.104
= 3678.336m2
Volume Beton total = 530,472m3+793,284m3
= 1323,75 m3
Jumlah bengkokan besi dan kait
Bengkokan besi didapat dari jenis bengkokan dikalikan
dengan jumlah unit besi yang diperlukan kemudian
dikalikan dengan jumlah pier head yang akan dipasang
dengan besi tersebut.
A. P1,P2,P3,P8,P9,P10
Tipe I (16mm-22mm) : 895 x 70Jenisx 12
: 751800bengkokan dan 375900kaitan
Tipe II (25mm-32mm) : 354 x 16Jenisx 12
: 67968bengkokan dan 33984 kaitan
Tipe III(13mm) : 16 x 2Jenis x 12
: 384bengkokan dan 192 kaitan
B. P4,P5,P6,P7
Tipe I (16mm-22mm) : 895 x 70Jenisx 8
:501200bengkokan dan 250600kaitan
Tipe II (25mm-32mm) : 354 x 16Jenisx 8
: 45312bengkokan dan 22656 kaitan
Tipe III(13mm): 16 x 2Jenis x 8
: 256bengkokan dan 128 kaitan
-
149
Pasang Bekisting (Jenis Kepala Tiang)
Untuk pemasangan bekisting ,produktivitas tenaga kerja
menurut Ir. A Soedrajat. S(1984) ) dapat dilihat pada tabel
5-2 halaman 86 dan kemampuan minimal orang bekerja
adalah satu hari, dimana 1 hari = 8 jam kerja dan rencana
pekerja 20 orang maka dapat ditentukan kebutuhan jam
kerja sebagai berikut :
Menyetel:
x 3678,336m2 = 2207 jam
Untuk 1 orang pekerja =
=276 hari
Maka, untuk 20 orang pekerja =
= 13 hari
Memasang:
x 3678,336 m2 = 736 jam
Untuk 1 orang pekerja =