40
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan selama kurang
lebih satu bulan terhadap lima ulama majelis ulama Indonesia (MUI)
Kabupaten Barito Kuala Kecamatan Cerbon (Marabahan). Maka
diperolehlah data mengenai identitas informan dan juga persepsinya
terhadap Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).
Untuk lebih jelasnya, dibawah ini penulis sajikan identitas
informan disertai persepsi-persepsi mengenai badan amil zakat nasional
(BAZNAS) di Kabupaten Barito Kuala, yaitu sebagai berikut;
1. Informan I
Nama Khairuddin, 44 tahun, Desa Simpang Nungki Rt.04
Kecamatan Cerbon, SLTA Darussalam Martapura, petani.
Hasil wawancara
Secara pribadi informan mengetahui adanya Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS) di daerah Kabupaten Barito Kuala menurut
beliau untuk pelaksanaan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) ini
sudah baik, karena menurut pandangannya pada pelaksanaan setiap
tahun berjalan dengan lancar untuk melayani muzakki terutama pada
zakat fitrah, tetapi untuk zakat mal hampir tidak ada yang membayar
setiap tahunnya, dikarenakan kurangnya kepercayaan masyarakat
41
terhadap Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) tersebut, padahal
dengan disalurkannya zakat kepada lembaga resmi sangat membantu
masyarakat yang tak ingin repot membayarkan zakat, dan biasanya di
lembaga/badan menyalurkan kepada sasaran yang benar-benar
membutuhkan, karena disuatu lembaga biasanya melakukan
pendataan terlebih dahulu.
Dalam hal keterlibatan ulama beliau memiliki pandangan
bahwa sangat diperlukan peran sertanya dalam upaya meningkatkan
perkembangan dan kemajuan Baznas karena ulama di masyarakat
memiliki peranan untuk menganjurkan dan memberikan fatwa yang
berhubungan dengan ketentuan agama. Biasanya informan
mensosialisasikan kepada keluarga terdekat untuk membayar zakat ke
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). 1
2. Informan II
Nama H. Masdar, S.Pd, MM, 63 tahun, Jl. Hm Yunus Rt. 04
Kecamatan Cerbon, S-2 STIA Bina Banua Banjarmasin, pensiunan.
Hasil wawancara
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) selama ini hanya
menangani zakat fitrah saja kalau masalah zakat mal sangat jarang
sekali. Menurutnya masayarakat belum mengerti terhadap lembaga
Baznas itu sendiri, sehingga masih banyak yang mengeluarkan zakat
1 Khairuddin, Petani, Wawancara Pribadi, Marabahan, 08 Mei 2018.
42
fitrah maupun zakat mal kepada keluarga terdekat saja, dalam hal ini
mereka tidak menjalankan 8 asnaf yang berhak menerima zakat.
Seperti firman Allah Swt QS. At-Thaubah ayat 60:
لإنم ت قم ٱلصدم رماءا كيٱوملفقم سم مليمومٱلمم اعململعم هم ةٱومي لفم ٱلرقمابومفمق لوب هلمؤمرميمومٱ بيلٱللومٱلغم نمةٱلسبيلفمريضمبنومفسم كيم مٱللومٱللعمليمحم
”Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu´allaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.2
Sebenarnya sosialisasi dari Kabupaten ada tetapi belum
maksimal artinya BAZNAS Kabupaten seharusnya lebih aktif dalam
mensosialisasikan ke Kecamatan-kecamatan tetapi kendala yang
dihadapi sepengetahuan informan adalah kurangnya pendanaan untuk
menunjang kegiatan tersebut. Disamping ituو program pemerintah
dalam hal ini program-program pada lembaga terkait kurang maksimal
untuk mengupayakan pemahaman berkenaan dengan lembaga Baznas.
Secara pribadi informan sering mensosialisasikan tentang
penyaluran zakat ke BAZNAS, hal ini dilakukannya pada pengkajian-
pengkajian di Mesjid dan di Musholla-musholla, tetapi untuk zakat
mal memang tidak ada yang menunaikan terutama di kalangan
pedagang, padahal mereka itu kalau dihitung dari modal awal sampai
setahun, dikurang kotornya insyaallah tercapai nisabnya, tetapi
mungkin belum ada kesadarannya. Untuk Baznas Kabupaten
2 Dapertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, hlm. 196
43
hendaknya setiap mengadakan sosialisasi itu diundang pedagang-
pedagang dan tokoh masyarakat karena banyak yang masih kurang
pengetahuan mengenai Baznas, dan peranan ulama juga sangat
penting karena ulama juga bisa mensosialisasikan saat berdakwah,
tetapi pada fakta lapangan didaerah kita ulama-ulama jarang
menyinggung atau menyampaikan perihal penyaluran kepada Baznas.
Sosialisasi itu hendaknya dilakukankan secara berkala setiap bulan,
agar masyarakat sadar dan mengetahui kemana harus menyalurkan
zakatnya, sehinggga benar-benar disalurkan kepada 8 asnaf, dan
keikut sertaan pemerintah juga sangat perlu agar kegiatan tersebut bisa
direalisasikan dengan baik. 3
3. Informan III
Nama Muhammad Aseri, S.Pd.I, 40 tahun, Desa Bantuil Rt.07
Kecamatan Cerbon, S-1 STAI Darussalam Martapura, Pegawai Negeri
Sipil (PNS).
Hasil wawancara
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) perlu disosialisasikan
kepada masyarakat sebagai wadah untuk menyalurkan zakat, karena
sementara ini masyarakat memandang bahwa berzakat itu hanya
kepada fakir dan miskin serta keluarga dekat saja, padahal ada 8 asnaf
yang wajib menerima zakat tersebut. Selanjutnya dijelaskan bahwa
penyebab itu juga bersumber pada faktor internal, yaitu petugas pada
3 Masdar, Pensiunan, Wawancara Pribadi, Marabahan, 08 Mei 2018.
44
lembaga tersebut, seharusnya lebih aktif dalam mensosialisasikan
kepada masyarakat.
Masyarakat yang tidak mau repot mereka langsung saja
menyalurkan zakatnya ke amil, karena mereka memahami tentang
tugas BAZNAS tetapi itu hanya berlaku untuk penyaluran zakat fitrah
saja, yang menjadi permasalahan di masyarakat kita adalah berkenaan
dengan pembayaran zakat mal, seharusnya disalurkan kea mil juga
tetapi dari sekian banyak masyarakat kita tak satu orangpun
memungkinkan menyerahkan zakat malnya kea mil, mengapa begitu?
Karena sangat kurang pemahaman mereka terhadap zakat mal dan
penyalurannya, dalam hal ini Baznas masih kurang maksimal
memberikan pemahaman kepada masyarakat berkenaan dengan tugas
dan kedudukan lembaganya.
Dalam hal ini peranan ulama diperlukan untuk memberikan
landasan-landasan hukum berkenaan dengan zakat, baik zakat fitrah
maupun zakat mal kepada masyarakat, disamping itu pula perlu
diadakannya sosialisasi mengenai penyaluran zakat ke Baznas dari
Kabupaten ke Kecamatan dan disampaikan oleh orang yang benar-
benar paham mengenai penyaluran zakat. 4
4. Informan IV
Nama H. Ahmad Junaidi, S.Ag, 66 tahun, Desa Bantuil Rt.05
Kecamatan Cerbon, S-1 STAI Al-Jami Banjarmasin, pensiunan.
4 Muhammad Aseri, Pegawai Negeri Sipil (PNS), Wawancara Pribadi, Marabahan, 13
Mei 2018.
45
Hasil wawancara
Baznas didaerah Kabupaten Barito Kuala selama ini dalam
pelaksanaanya cukup baik, karena sudah ditugaskan secara struktural
dari kabupaten, akan tetapi pada fakta di lapangan nyatanya
masyarakat masih menggunakan sistem kekeluargaan. Berkenaan
dengan zakat mal kita kurang mengetahui karena berhubungan dengan
pribadi masing-masing di masyarakat, terkadang saat mereka
mengeluarkan zakat malnya tidak mengetahui kemana mereka
menyalurkan, begitu juga waktu mengeluarkan zakat malnya, yang
seharusnya mereka menyalurkan keamil atau ke Baznas langsung.
Bagi yang mengikut mazhab Imam Syafi’i kalau mengeluarkan zakat
harta yang boleh menerima itu 8 asnaf, tetapi apabila dari orang-orang
yang tidak mengikut mazhab Imam Syafi’i boleh-boleh saja
mengeluarkan zakat kepada dua golongan atau tiga golongan saja.
Upaya-upaya yang dilakukan para ulama agar masyarakat
mengetahui aturan dan ketentuan penyaluran zakat sering
disosialisasikan ketika majelis mingguan mengadakan dakwah kepada
masyarakat, akan tetapi kembali lagi kepada masyarakatnya itu sendiri
yakni belum percaya sepenuhnya terhadap pengelolaan lembaga
Baznas tersebut, sebab banyak masyarakat yang tidak menyalurkan
zakatnya kepada lembaga resmi yang sudah di bentuk di Kecamatan
masing-masing maupun di Kabupaten. Secara pribadi informan pernah
mensosialisasikan kepada masyarakat tetapi belum ada kesadaran
46
masyarakat untuk hal itu, disarankannya agar terus dioptimalkan
tugas dan tanggung jawab petugas-petugas yang ada pada lingkungan
masyarakat didesa-desa.5
5. Informan V
Nama Drs. M. Norsani Hadi, 65 tahun, Desa Simpang Nungki
Rt.02 Kecamatan Cerbon, S-1 IAIN Antasari Banjarmasin, Guru.
Hasil wawancara
Secara pribadi informan mengenal adanya Baznas di Barito
Kuala, berkenaan dengan pelaksanaa zakat mal masyarakat
penyalurannya masih langsung secara pribadi tanpa melalui amil,
karena itu sudah menjadi kebiasaan di masyarakat kita, kecuali zakat
fitrah banyak masyarakat yang menyalurkan melalui amil, terutama di
Kecamatan Cerbon ini memang diwajibkan setiap keluarga itu
menyalurkan zakatnya ke amil, minimal satu orang untuk perwakilan
setiap keluarga. Salah satu bentuk kegiatan yang harus dilakukan oleh
BAZNAS untuk menghimbau masyarakat agar mereka mengetahui
kemana harusnya menyalurkan zakat maka Baznas menyusun rincian
tugas yang harus disampaikan dan penunjukan petugas secara resmi.
Keterlibatan ulama sangat penting tetapi dalam hal ini ulama
kurang mensosialisasikan apa itu BAZNAS, apa saja tugasnya,
kemana saja menyalurkannya, sehingga masyarakat kurang
memahami dan mempercayai badan atau lembaga tersebut. Secara
5 Ahmad Junaidi, Guru, Wawancara Pribadi, Marabahan, 15 Mei 2018.
47
pribadi informan pernah dan sering menyampaikan serta
menganjurkan masyarakat untuk membayar dan menyalurkan
zakatnya kepada amil atau ke Baznas secara langsung.
Disarankannya pula menjelang waktu untuk mengeluarkan zakat
itu perlu disosialisasikan kepada masyarakat serta membentuk panitia
petugas-petugas yang memang dapat menjalankan tugasnya secara
baik dan diperlukan juga keterlibatan pemerintah secara langsung. 6
B. Analisis Data
Berdasarkan wawancara yang telah peniliti lakukan terhadap
lima orang ulama kota Marabahan (informan) mengenai pandangan
mereka terkait dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) :
1. Persepsi Ulama
Ada terdapat dua variasi persepsi mengenai Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS) kedua persepsi yaitu ada yang setuju
sepenuhnya terhadap keberadaan badan amil zakat nasional dan
ada yang tidak setuju terhadap adanya keberadaan badan amil zakat
nasional tersebut.
a. Yang setuju adanya Baznas
Ada tiga informan yang memiliki persepsi yang hampir
sama terhadap BAZNAS yaitu informan I, II, dan IV. Dari
keterangan yang diperoleh tergambar pandangan, sikap, dan
6 M. Norsani Hadi, Guru, Wawancara Pribadi, Marabahan, 18 Mei 2018.
48
tanggapan bahwa badan amil zakat nasional (Baznas) itu sangat
diperlukan dalam upaya meningkatkan ukhuwah keislaman dan
perekonomian masyarakat terutama pada pembayaran zakat
untuk disalurkan pada yang berhak menerima. Seperti yang
didefinisikan oleh Yusuf Al- Qaradhawi mengenai zakat yaitu
sejumlah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh Allah
diserahkan kepada orang-orang yang berhak. Selain itu, dengan
berzakat juga membersihkan diri dari sifat-sifat kikir dan
ketamakan. Ketentuan mengeluarkan zakat juga telah diatur
dalam QS. Al-Baqarah: 267
األرض ماأمخرمجنمالمكممنم تموم ب سم كم ا نواأمنفقوامنطميبماتمم آمم االذينم أمي هم يملمستمبخذيهإالأمن وم منهت نفقونم ت غمضوافيهوماعلممواأمنومالت ميمممواالمبيثم
يد) غمنحم (٧٦٢اللم “Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (dijalan Allah)
sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari
apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan
janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu
nafkahkan daripadanya padahal kamu sendiri tidak mau
mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata
terhadapnya dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya dan
Maha Terpuji. (surah Al-Baqarah 267)7
Maka hendaklah seorang muzakki yang mengeluarkan zakat
yang berupa barang atau harta yang layak untuk dizakatkan
apabila telah mencapai nisab yang produktif.
Secara syariat Islam memang dibenarkan ketika seorang
muzakki membayarkan zakatnya secara langsung kepada
7 Dapertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, hlm. 45
49
seorang mustahiq tetapi harus sejalan dengan kriteria mustahiq
sesuai dengan firman Allah Swt surat At-Thaubah: 60
قمتلإنم رماءاٱلصدم كيٱوملفقم سم مليمومٱلمم اعململعم هم ةٱومي لفم ٱلرقمابومفمق لوب هلمؤمرميمومٱ بيلٱللومٱلغم نمةٱلسبيلفمريضمبنومفسم كيم مٱللومٱللعمليمحم
”Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang
fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para
mu´allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,
orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu
ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana”.8
Ketika seorang muzakki membayarkan zakat ke
badan/lembaga tentu akan di distribuskan kepada sasaran yang
tepat, karena suatu badan/lembaga memiliki payung hukum
yaitu UU No. 23 Tahun 2011 yang mana didalam Uu tersebut
sudah diatur tugas-tugasnya dan dikelola oleh orang-orang
yang amanah dan bertanggung jawab. Maka dengan adanya
badan/lembaga tersebut lebih mampu untuk mengembang dan
menyalurkan zakat kepada sasaran atau kepada pihak-pihak
yang benar-benar membutuhkan sebagai mana firman Allah
Swt dalam surat At-Taubah:60
Dengan adanya suatu lembaga/badan juga membantu dan
mempermudah masyarakat untuk menyalurkan zakat kepada
orang yang benar-benar membutuhkan. Karena didalam suatu
badan/lembaga itu sudah memiliki tugas bukan hanya
8 Dapertemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah, hlm. 196
50
mengelola dan mendistribusikan saja tetapi juga merencanakan
pengumpulan, melaksanakan pengumpulan, mengendalikan
pengumpulan, serta melaporkan dan mempertanggung
jawabkan pelaksanaan sesuai dengan pasal 7 UU No. 23 Tahun
2011 tentang pengelolaan zakat.9 Badan/lembaga ini tidaknya
hanya dibentuk di Kabupaten saja tetapi juga dibentuk disetiap
Kecamatan tetapi Namanya Bukan BAZNAS/BAZDA
melaikan Unit Pengumpulan zakat (UPZ).
b. Yang tidak setuju adanya Baznas
Ada dua informan yang memiliki persepsi yang tidak
mendukung adanya baznas yaitu informan III dan V bahwa dari
pengamatan dan tanggapan informan keberadaan baznas masih
belum diperlukan karena pola fikir masyarakat yang masih
menganut pemahaman tradisi dan sistem kekeluargaan.
Masyarakat yang menyerahkan secara langsung kepada orang
yang berhak menerimanya dalam pandangan mereka sendiri,
baik itu zakat fitrah maupun zakat mal tetapi biasanya yang
diserahkan itu adalah zakat mal. Sebenarnya secara syariat
Islam diperbolehkan apabila berzakat menyerahkan secara
langsung kepada penerimanya karena sesuai dengan rukun
zakat yaitu niat, orang yang berzakat, orang yang menerima,
dan barang yang dizakatkan. Serta dengan berlandaskan pada
9 http://wongkaku.blogspot.com/2016/11/pengertian-tujuan-perbedaan-dan.html?m=1
tanggal 11 Juli 2018 pukul 08:35
51
QS. Al-Ma’arij: 24-25, dan juga memenuhi syarat-syarat zakat,
seperti merdeka, Islam, baligh dan berakal, harta yang wajib
dizakati, dll.
Baznas perlu mempromosikan dan mensosialisasikan
keberadaanya dimasyarakat secara jelas. Baik itu sistem
penyaluran zakat, fungsi dan kedudukan lembaga tersebut.
Sehingga kedua informan lebih toleransi pada situasi dan
kondisi masyarakat yang menggunakan sistem kekeluargaan
yang sudah mentradisi. Karena sulit untuk merubah kebiasaan
dimasyarakat apalagi yang sudah mentradisi.
2. Peranan Ulama
Berdasarkan keterangan dan saran-saran yang diberikan oleh
informan dapat digambarkan bahwa keterlibatan ulama yang ada di
BAZNAS masih kurang maksimal dalam mengupayakan dan
menghimbau masyarakat untuk membayar zakat ke BAZNAS
terutama pada zakat mal. Sosialisasi yang dilakukan hanya
diwaktu-waktu tertentu seperti mendekati bulan ramdhan untuk
zakat fitrah tetapi sosialisasi untuk zakat mal hampir tidak pernah
dilakukan disebabkan kurangnya sarana dan prasarana serta
dukungan pemerintah untuk mensosialisasikan BAZNAS ini
kemasyarakat, sebenarnya para ahli Fiqih (Fuqaha) telah
menekankan tanggung jawab kepada pemerintah dalam
mengumpulkan zakat dengan cara yang benar dan menghalangi
52
dari hal yang bathil. Seperti firman Allah Swt dalam QS. Al-Hajj:
41
ه إنمكن روابٱألمرضٱفمٱلذينم ةمومأممم و ةمومءمات مواٱلزكم عأمقمامواٱلصلمو ن مهمروفلمم واومرٱعمن قبمةٱلمنكم للعم ألموروم
“(Yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka
di muka bumi niscaya mereka mendirikan sembahyang,
menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari
perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala
urusan.10
Dalam hal ini sebenarnya lembaga dan ulama saling membantu
untuk mendukung tugas-tugas Baznas untuk menghidupkan
kewajiban mengeluarkan zakat.
10
Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: PT.
Tanjung Mas Inti, t. th.) hlm. 518
59
MATRIKS
NO INFORMAN PERSEPSI PERANAN
1.
Khairuddin Pelaksanaan operasional Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS) berjalan dengan baik untuk
pengumpulan zakat fitrah tetapi tidak untuk
zakat mal, dikarenakan masih kurangnya
kepercayaan masyarakat kepada BAZNAS.
Secara pribadi informan mensosialisasikan dan
memberi pemahaman kepada keluarga terdekat.
Informan memandang bahwa sangat diperlukan peran
serta ulama dalam upaya meningkatkan
perkembangan dan kemajuan BAZNAS.
2. Masdar Selama ini BAZNAS menjalankan tugasnya,
hanya saja kurang maksimal dan kurangnya
keterlibatan pemerintah dalam pelaksanaannya
serta kebiasaan masyarakat yang sulit untuk di
rubah karena masih menjalankan sistem
kekluargaan sehingga tidak sampai kepada 8
asnaf yang berhak menerima sesuai firman Allah
Swt dam QS. At-Thaubah: 60
لإنم قمت ٱلصدم رماءا كيٱوملفقم سم مليمومٱلمم اعململعم هم ةٱومي لفم لمؤمومٱومفمق لوب ه رميمٱلرقماب ومٱلغم ٱلل بيل سم ٱلسبيلبنومف
نمةفمريضم كيم مٱللومٱللعمليمحم”Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk
orang-orang fakir, orang-orang miskin,
Informan sering mensosialisasikan tentang
penyaluran zakat ke lembaga BAZNAS biasanya
dilakukan pada kegiatan pengakajian-pengkajian di
mesjid dan musholla. Peranan ulama sangat penting
dalam mensosialisasikan BAZNAS agar masyarakat
sadar dan mengetahui kemana harus menyalurkan
zakat bisa dilakukan saat berdakwah dan dilakukan
secara berkala.
60
pengurus-pengurus zakat, para mu´allaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak,
orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah
dan untuk mereka yuang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana”.
3. Muhammad
Aseri
Kurang keterbukaannya penyaluran oleh
lembaga BAZNAS serta kurang aktifnya petugas
sehingga masyarakat masih kurang paham dan
mengenal apa saja tugas dan kedudukan lembaga
tersebut. itu
Peranan ulama diperlukan untuk memberikan
landasan-landasan hukum berkenaan dengan zakat
dan perlu diadakan sosialisasi mengenai BAZNAS
yang disampaikan oleh orang yang benar-benar
paham mengenai penyaluran zakat.
4. Ahmad Junaidi BAZNAS dalam pelaksaan dimasyarakat sudah
berjalan baik karena adalah lembaga resmi yang
dibuat secara struktural oleh Pemerintah serta
dibantu dengan keterlibatan ulama dalam
mensosialisasikan lembaga BAZNAS sehingga
masyarakat mengetahui adanya lembaga
BAZNAS.
Informan pernah berperan langsung dalam
mensosialisasikan BAZNAS kepada masyarakat,
tetapi kembali lagi kepada masyarakat yang belum
ada kesadaran untuk menyalurkan ke BAZNAS.
61
5. M. Norsani Hadi Masyarakat belum mengenal dan mengetahui
apa lembaga BAZNAS serta apa saja tugasnya,
petugasnya siapa saja, seharusnya BAZNAS
perlu melakukan sosialisasi terlebih dahulu
kepada masyarakat agar masyarakat mengenal
dan mengetahui lembaga BAZNAS sehingga
masyarakat bisa menyalurkan zakatnya
BAZNAS.
Informan sering menyampaikan serta menganjurkan
masyarakat untuk membayar dan menyalurkan
zakatnya kepada amil atau BAZNAS secara
langsung.