45
BAB IV
HASIL PENELITIAN PENERAPAN PSAK 102 UNTUK MURABAHAH DI
PT. BANK SYARIAH MANDIRI CABANG GORONTALO
“Hai orang-orang yang beriman! Apabila kamu melakukan utang piutang untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaknya penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar.....” (QS. Al-Baqarah: 282)
4.1 Sejarah PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo
Krisis multi-dimensi yang melanda Indonesia pada tahun 1997-1998
membawa hikmah tersendiri bagi tonggak sejarah sistem perbankan
syariah di Indonesia. Disaat bank-bank konvensional terkena imbas dari
krisis ekonomi, saat itulah berkembang pemikiran mengenai suatu konsep
yang dapat menyelamatkan perekonomian dari ancaman krisis yang
berkepanjangan, disisi lain, untuk menyelamatkan perekonomian secara
global, pemerintah mengambil inisiatif untuk melakukan penggabungan
(merger) 4 (empat) bank pemerintah, yaitu Bank Dagang Negara, Bank
Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo, menjadi satu satu bank yang kokoh
dengan nama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Pada tanggal 31 Juli 1999.
Kebijakan penggabungan tersebut juga menetapkan PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk sebagai pemilik mayoritas PT Bank Susila Bakti (BSB).
PT BSB merupakan salah satu bank konvensional yang dimiliki oleh
Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT
Mahkota Prestasi. Untuk keluar dari krisis ekonomi, PT BSB juga
melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta mengundang
46
investor asing. Sebagai tindak lanjut dari pemikiran pengembangan sistem
ekonomi syariah, pemerintah memberlakukan UU No.10 tahun 1998 yang
memberi peluang bagi bank umum untuk melayani transaksi syariah (dual
banking system). Sebagai respon, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan
Syariah, yang bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan
syariah di kelompok perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Tim
Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan UU
tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT
Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh
karenanya, Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera
mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB
bertransformasi dari bank konvensional menjadi bank yang beroperasi
berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah Mandiri
sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23 tanggal 8
September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah
dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No.
1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI
menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Mandiri (BSM).
Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT Bank Syariah
Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal 25 Rajab 1420
47
H atau tanggal 1 November 1999. PT Bank Syariah Mandiri hadir dan tampil
dengan harmonisasi idealisme usaha dengan nilai-nilai spiritual. Bank
Syariah Mandiri tumbuh sebagai bank yang mampu memadukan keduanya,
yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmonisasi idealisme usaha
dan nilai-nilai spiritual inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank
Syariah Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia.
Salah satu yang menjadi alasan pembukaan kantor cabang bank
syariah mandiri di Provinsi Gorontalo adalah mayoritas masyarakatnya
beragama islam dan pertumbuhan ekonomi cukup pesat. PT. Bank syariah
Mandiri Cabang Gorontalo didirikan pada tanggal 28 desember 2009,
kemudian diresmikan pada tanggal 27 januari 2010. Kepala Cabang untuk
pertama kalinya adalah bapak Ismul Fachri Lubis. Setiap orang ada
masanya dan setiap masa ada orangnya. Seiring berjalannya waktu pada
tahun 2013 ini Kepala Cabang PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo
adalah Bapak Otto Hapdillah Kurniawan.
4.2 Visi dan Misi PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo
Dalam melaksanakan fungsinya, PT. Bank Syariah Mandiri Cabang
Gorontalo, mempunyai visi dan misi. Visi dan misi ini merupakan visi dan
misi yang dibuat oleh PT. Bank Syariah Mandiri pusat. Namun karena
sistem dari PT. Bank Syariah Mandiri ini adalah terpusat. Maka segala
sesuatu yang berkaitan dengan internal perusahaan, maka di cabangnya
48
pun menyesuaikan dengan yang ada di kantor pusat. Berikut ini adalah visi
dan misi PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo.
Visi
Menjadi Bank Syariah terpercaya pilihan mitra usaha
Misi
1) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan
2) Mengutamakan penghimpunan dana consumer dan penyaluran
pembiayaan pada segmen UMKM
3) Merekrut dan mengembangkan pegawai professional dalam lingkungan
kerja yang sehat
4) Mengembangkan nilai-nilai syariah universal
5) Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang
sehat
4.3 Struktur Organisasi PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo
PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo dalam menjalankan
tugas pokok, dan fungsinya memiliki struktur organisasi. Agar fungsi
tersebut bisa berjalan dengan baik, maka perlu adanya penempatan orang-
orang baik itu sebagai karyawan atau pegawai. Hal ini diharapkan dapat
lebih meningkatkan rasa tanggung jawab dari setiap diri karyawan ataupun
pegawai. Berikut ini gambaran struktur organisasi PT. Bank Syariah Mandiri
Cabang Gorontalo:
49
50
4.4 Produk PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo
Dalam menjalankan aktivitasnya PT. Bank Syariah Mandiri Cabang
Gorontalo menawarkan berbagai macam produk dan masing-masing
produk memiliki fungsi yang berbeda-beda. PT. Bank Syariah Mandiri
Cabang Gorontalo pada umumnya menawarkan 3 macam produk dan
masing-masing produk memiliki klasifikasi yang berbeda-beda pula.
Produk-produk tersebut adalah sebagai berikut:
1) Produk Pendanaan
Produk pendanaan merupakan produk yang berhubungan dengan
dana pihak ketiga (tabungan, deposito, dan giro), dana konsumer dan dana
murah (low cost fund). Produk pendanaan di PT. Bank Syariah Mandiri
Cabang Gorontalo terdiri dari:
a) Tabungan BSM adalah tabungan dalam mata uang rupiah yang
penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam kas
dibuka di konter BSM atau melalui ATM.
b) Tabungan Mabrur BSM adalah tabungan dalam mata uang rupiah untuk
membantu pelaksanaan ibadah haji & umrah.
c) Tabungan BSM Investa Cendekia adalah tabungan berjangka untuk
keperluan uang pendidikan dengan jumlah setoran bulanan tetap
(installment) dan dilengkapi dengan perlindungan asuransi
d) Tabungan Berencana BSM adalah Tabungan berjangka yang
memberikan nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian pencapaian
target dana yang telah ditetapkan.
51
e) Tabungan Simpatik BSM adalah tabungan berdasarkan prinsip wadiah
yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat
syarat yang disepakati
f) Tabungan BSM Dollar adalah tabungan dalam mata uang dollar yang
penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat atau sesuai
ketentuan BSM
g) Tabungan Kurban BSM adalah tabungan dalam mata uang rupiah
untuk membantu nasabah dalam merencanakan ibadah kurban dan
aqiqah. Pelaksanaannya bekerja sama dengan Badan Amil Qurban.
h) Deposito BSM adalah investasi berjangka waktu tertentu dalam mata
uang rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah.
i) Deposito BSM Vallas adalah investasi berjangka waktu tertentu dalam
mata uang dollar yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah
Muthlaqah.
j) Giro BSM adalah Sarana penyimpanan dana dalam mata uang rupiah
untuk kemudahan transakasi dengan pengelolaan berdasarkan prinsip
wadiah yad dhamanah.
k) Giro BSM Vallas adalah sarana penyimpanan dana dalam mata uang
US Dollar untuk kemudahan transaksi dengan pengelolaan
berdasarkan prinsip wadiah yad Dhamanah.
l) Giro BSM Singapore Dollar adalah simpanan penyimpanan dana dalam
mata uang Singapore dollar untuk kemudahan transaksi dengan
pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah yad dhamanah.
52
2) Produk Jasa
Produk Jasa meliputi jasa produk, jasa operasional, dan jasa
investasi. Adapun layanan jasa yang ditawarkan di PT. Bank Syariah
Mandiri Cabang Gorontalo adalah sebagai berikut:
a) BSM Mobile Banking GPRS (BSM MBG) adalah layanan transaksi
perbankan (non tunai) melalui mobile phone (handphone) berbasis
GPRS.
b) BSM Net Banking adalah Layanan transaksi perbankan (non tunai)
melalui internet.
c) BSM Card adalah kartu yang dapat dipergunakan untuk transaksi
perbankan melalui ATM dan mesin debit (EDC/Electronic Data Capture)
d) Sentra Bayar BSM adalah layanan pembayaran beragam tagihan
seperti telepon, ponsel maupun listrik.
e) PPBA (Pembayaran Melalui Menu Pemindah bukuan di ATM) adalah
layanan pembayaran tagihan institusi (lembaga pendidikan, asuransi,
lembaga khusus, lembaga keuangan non bank) melalui menu
pemindah bukuan di ATM
f) BSM Elecronic Payroll (ePay roll) adalah layanan administrasi
pembayaran gaji karyawan suatu institusi.
g) BSM Safe Deposito Box adalah layanan penyimpanan benda berharga,
dokumen dan lain-lain yang ditempatkan diruangan yang dilengkapi
sistem pengamanan.
53
3) Produk Pembiayaan
Produk pembiayaan meliputi pembiayaan per skim, pembiayaan per
sektor ekonomi dan pembiayaan per segmen. Adapun jenis-jenis produk
pembiayaan yang ada di PT. Bak Syariah Mandiri Cabang Gorontalo adalah
sebagai berikut:
a) MMOB (Mudharabah Muqayyadah On Balance Sheet) adalah fasilitas
pembiayaan dengan alokasi sumber dana yang terikat (spesifik) dari
pemilik dana (shahibul maal).
b) BSM Customer Network Financing (Modal Kerja) adalah pembiyaan
modal kerja yang diberikan kepada nasabah untukk pembelian
persedian barang dari rekanan yang telah menjalin kerjasama dengan
BSM.
c) Dana Berputar adalah pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan modal
kerja sementara dan bukan untuk Permanent Working Capital. Bersifat
Self liquidating seiring dengan menurunnya aktivitas bisnis pada
periode terkait.
d) Peralatan Kedokteran adalah pembiayaan untuk pembelian barang
modal atau peralatan penunjang kerja dibidang kedokteran.
e) Resi Gudang adalah pembiayaan dengan jaminan utama komoditi yang
diperdagangkan, dimana komoditi tersebut berada dalam suatu gudang
atau tempat yang terkontrol secara independen.
f) Umroh adalah pembiayaan untuk mempermudah nasabah dalam
memenuhi perjalanan umroh.
54
g) Pensiunan adalah pembiayaan yang diperuntukkan bagi pensiunan.
h) PKPA (Pembiayaan Kepada Koperasi Karyawan Untuk Para
Anggotanya) adalah fasilitas penyaluran pembiyaan kepada anggota
koperasi karyawan
i) Griya BSM adalah fasilitas pembiayaan pemilikan rumah tinggal.
4.5 Deskripsi Hasil Penelitian
4.5.1 Pengakuan dan Pengukuran
Dalam hal pembiayaan murabahah di PT. Bank Syariah Mandiri
Cabang Gorontalo, semua barang bisa dijadikan sebagai objek murabahah,
asalkan barang tersebut halal dan baik. Dalam hal pengajuan pembiayaan
murabahah, nasabah diharapkan bisa melengkapi persyaratan yang telah
ditentukan oleh pihak bank. Untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
mengajukan pembiayaan murabahah wajib melampirkan dokumen
identitasnya berupa Kartu Tanda Penduduk (KTP), dokumen legalitas
selaku PNS (untuk PNS), SK gaji, taspen, kartu pegawai, surat penawaran
rumah, sedangkan untuk Nasabah yang bukan PNS yang mengajukan
pembiayaan murabahah di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo
wajib melampirkan foto copy dokumen identitas berupa Kartu Tanda
Penduduk (KTP), kartu keluarga, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),
dokumen legalitas usaha seperti SITU, SIUP, BDP, laporan penjualan, dan
yang terpenting adalah dalam hal pengajuan pembiayaan murabahah,
55
barang-barang yang akan dibeli oleh nasabah haruslah barang-barang
yang bersifat baik dan halal.
PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo melakukan pembiayaan
murabahah dengan menggunakan akad murabahah namun realita yang
terjadi di lapangan, PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo hanya
memberikan pembiayaan berupa sejumlah uang sesuai dengan
pembiayaan yang dibutuhkan kepada nasabah, dimana hal ini disebut
dengan akad wakalah yaitu pelimpahan kekuasaan oleh seseorang sebagai
pihak pertama kepada orang lain sebagai pihak kedua dalam hal-hal yang
diwakilkan.
Hal ini dapat ditunjukkan dengan cuplikan hasil wawancara antara
peneliti dengan nasabah sebagai berikut:
P: N: P: N: P: N: P: N:
Pak trus ini, kan dalam hal pembiayaan murabahah ini apakah pihak bank memberikan pembiayaan dalam bentuk uang atau barang pak? Dalam bentuk uang Dalam bentuk uang, bukan dalam bentuk barang? Uang Misalnya pembiayaan untuk, misalnya kan pembelian semen atau apa Ya Trus pihak Bank itu menyediakan semen atau mungkin di uangkan? Jadi mestinya ya selama ini memang ini seharusnya mekanismenya itu di ikutsertakan sebelumnya. Jadi pada prakteknya yang sebenarnya konsep yang disampaikan itu adalah ketika misalnya bangunan, bangunan ini 30% itu atau hampir selesai itu ada semacam aaa pertanggungjawaban katakanlah seperti itu. Berapa anggaran yang habis. Hanya selama ini yang ril, jujur ya saya hanya menerima uang dengan melihat bangunan yang saya bangun dan tentu yang dilihat itu dari sisi fisik kemudian dari sisi layak IMB itu segala macam yang diminta.
56
Hal ini juga didukung dengan pernyataan nasabah lain melalui media
handphone via sms:
P: N: P: N:
Assalaamu’alaykum. Ustad mf mengganggu. Ustad pada saat ustad melakukan pembiayaan murabahah di BSM akadnya itu akad murabahah atau wakalah?? Syukran ustad Murabahah Tapi yang BSM kasih dalam bentuk uang ustad?? Atau?? Ya... Uang yang mestinya selalu saya pertanggungjawabkan dengan kwitansi pembelian brg... Hx kenyataanx sy hx trima uang sj... sptx mrk dan sy jg tak mau ribet.
Pernyataan di atas juga di dukung oleh pernyataan nasabah lainnya
seperti yang terekam dalam via sms sebagai berikut:
P: N:
Assalaamu’alaykum. Ustad mf mengganggu. Ustad pada saat ustad melakukan pembiayaan murabahah di BSM akadnya itu akad murabahah atau wakalah?? Syukran ustad Keduanya
Pernyataan tersebut didukung juga oleh pernyataan yang lain seperti
yang tercantum sebagai berikut:
P: N: P: N:
Assalaamu’alaykum.. K Eza mf mengganggu.. Ana mtanya k uwty, pada saat melakukan pembiayaan murabahah di BSM akadnya itu akad murabahah atau wakalah?? Syukran.. Murabahah Ukh Tapi yang BSM kasih dalam bentuk uang?? Atau?? Uang coz pembiayaan konsumtif. Uanglah masa daun.. he.. he.
Dari beberapa pernyataan di atas maka sudah jelas pihak bank hanya
memberikan sejumlah dana kepada nasabah, dan nasabah sendiri yang
membeli barangnya. Dalam hal ini adanya pemberian kuasa atas dana dan
nama bank kepada nasabah untuk melakukan pembelian barang sendiri
P: N:
Berarti pihak Bank itu hanya menyediakan sejumlah dana, tapi mereka tidak menyediakan barang yang diinginkan oleh bapak? Tidak. Hanya mereka meminta ee secara fisik apa namanya ee penggunaan anggaran yang saya saya saya trima.
57
sesuai spesifikasi yang diinginkan kepada pihak supplier setelah
memperoleh pembiayaan dari pihak bank. Hal ini hampir sama dengan
pemberian kredit pada bank konvensional. Karena pihak PT. Bank Syariah
Mandiri Cabang Gorontalo hanya memberikan pembiayaan murabahah
dalam bentuk uang maka secara otomatis akan berpengaruh pada
pencatatan akuntansinya. Pada saat pencairan pembiayaan murabahah,
pihak PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo menjurnalnya sebagai
berikut:
Piutang Nasabah Rp. xxx
Murabahah Rp. xxx
Nasabah Rp. xxx
Margin yang ditangguhkan Rp. Xxx
Dalam hal murabahah pesanan mengikat, pihak PT. Bank Syariah
Mandiri Cabang Gorontalo menganggapnya itu sebuah produk lain selain
murabahah yakni ijarah. Padahal murabahah berbeda dengan ijarah. Ijarah
adalah sewa, dan murabahah adalah jual beli.
Untuk penurunan aset yang dikarenakan rusak ataupun usang, pihak
PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo tidak menjurnalnya sebagai
beban karena pencatatannya itu hanya diakukan sekali saja yakni pada
saat pencairan seperti yang terekam dalam wawancara berikut ini.
“Kita kan murabahah di sini baru griya, mobil untuk yang berwujud ya, lainnya itu kan RAB. Rencana anggaran biaya nah, jadi kalau menurun, kayaknya tidak tuh. Kalau mobil, mobil itu dia menyusut kan, tapi tidak sih. Karena dikitorang itu lainnya kan harga pasar, ada nilai likuidasi, nilai likuidasi itu pasti lebih kurang dengan harga pasar. Jadi so perhitungan duluan 5 tahun mobil ini depe harga berapa, kan
58
pembiayaan mobil orang cuma 5 tahun. 5 tahun berarti harga pasar tahun ini dengan tahun depan beda kan, makanya ada nilai likuidasi disitu. Nilai likuidasi mobil untuk 5 tahu ke depan itu kira-kira harganya berapa, jadi yang orang pak disitu nilai likuidasi. Nilai likuidasi baru ee kalau rumah kan beda lagi toh, sama nilai likuidasi noh. Torang itu jurnal Cuma 1 kali ya, pada saat pencairan.” Terkait dengan diskon murabahah, pihak PT. Bank Syariah Mandiri
Cabang Gorontalopun tidak melakukan pencatatan terkait dengan diskon
murabahah seperti terekam dalam wawancara berikut:
P : LA: P : LA: P : LA: P : LA: P : LA:
Kan di sini kita ada diskon. Misalnya pihak bank sebelumnya sudah berkomunikasi dengan dealer atau apa, otomatis ada diskon. Pengakuan diskon murabahah itu.... Kalau torang yang bagitu-bagitu torang kan hubungi yang sama orang kasih pa torang kan depe surat penawaran, surat penawaran itu. Jadi torang bayar sesuai surat penawaran. Apabila ada diskon atau panjang pembicaraannya nasabah, tanya torang. Tapi sih bagusnya dicantumkan di surat penawaran. Jadi torang bayar tinggal selisih. Trus kalau pencatatannya dipihak bank itu terkait dengan diskon apakah.... Tidak Ada Tidak ada? Jadi begini, misalnya dia jual Rp. 100.000,-. Dia kasih diskon 20 % ee 10 % jadi Rp. 10.000,- ee Rp. 90.000,- itu seharusnya orang bayar hanya Rp. 90.000,- bagitu. Tapi itu tidak ada pencatatan diskon? Tidak ada. Torang tidak ada pencatatan diskon. Kalau misalnya.... Kalau ada pencatatan diskon, berarti itu riswah namanya. Tidak boleh.”
Selanjutnya dalam hal pengakuan keuntungan murabahah pihak PT.
Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo belum mengakui adanya
keuntungan murabahah. hal ini bisa terekam dalam hasil wawancara
sebagai berikut:
59
P : LA: P : LA:
Bagaimana pengakuan keuntungan murabahah? kan biasanya ada keuntungan murabahah. Itu margin yang tadinya dia posisi kredit, dia di debet. Margin keuntungan? Pada pendapatan margin.
Selanjutnya dalam hal pengakuan potongan pelunasan piutang, lagi-
lagi pihak PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo dalam hal
pencatatannya berbeda dengan apa yang telah ditentukan dalam PSAK
102. Berikut ini hasil wawancara antara peneliti dan Loan Administration:
LA: P : LA:
Bagaimana pengakuan potongan pelunasan piutang murabahah yang diberikan kepada pembeli yang melunasi secara tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang disepakati? Potongan pelunasan? Depe jurnal itu debet nasabah, kreditnya piutang. Debet nasabah, kreditnya piutang? Iya debet nasabah, kredit margin, tapi margin pelunasan. Ee tidak semua margin. Baru yang ke dua ee kreditnya piutang kredit lagi pendapatan margin.
Hal tersebut di atas terjadi karena pihak bank hanya memberikan
sejumlah dana kepada nasabah, dan nasabah sendiri yang membeli
barangnya. Jadi dalam hal pengakuan potongan pelunasannya pun
menjadi seperti di atas.
PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo juga belum mengakui
adanya potongan angsuran murabahah. Hal ini dapat dilihat dari hasil
wawancara berikut:
LA: P : LA:
Bagaimana pengakuan potongan angsuran? Kan biasanya.... Tidak ada. Tidak ada potongan angsuran.
60
Seperti halnya potongan angsuran, denda pun tidak diakui oleh PT.
Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo, dan jika PT. Bank Syariah Mandiri
Cabang Gorontalo mengakui adanya denda maka jurnalnya:
Nasabah Rp. xxx
Dana Sosial Rp. xxx
Hal ini bisa dilihat pada hasil wawancara berikut:
P : LA:
Trus biasanya ada yang namanya denda. Bagaimana pengakuan denda dikenakan jika pembeli lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai dengan akad? Torang di sini, seandainya diakui denda, denda itu.... Slama ini kita tidak mengambil denda. Seandainya kita mengakui denda, denda masuk ke, jadi debet nasabah, kreditnya dana sosial. Tetapi untuk BSM Gorontalo tidak ada pengakuan denda.
PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo juga belum mengakui
adanya uang muka seperti yang terdapat pada hasil wawancara berikut:
P : LA: P : LA:
Kalau uang muka? Kalau uang muka itu kita perhitungkan di BSM dipembiayaan. Jadi misalnya harga barang Rp. 100.000.000,- 10% itu torang tidak ada lagi. Jadi torang pe pembiayaan hanya 10% itu. Jadi 20% itu hubungannya sama loper. Trus depe jurnal itu? Tidak ada. Yang ada... Torang tidak permasalahkan yang ini. karena uang muka itu kalau pa torang mesti ada kwitansi pembayaran. Diperhitungkan sama dengan... diperhitungkan sebagai penawaran.
Akuntansi untuk pembeli akhir di PT. Bank Syariah Mandiri dalam hal
ini terkait dengan hutang yang timbul dari transaksi murabahah tangguh,
diakui oleh bank sebagai margin yang ditangguhkan. Hal ini dapat dilihat
pada hasil wawancara berikut:
61
P : LA: P : LA:
Bagaimana hutang yang timbul dari transaksi murabahah tangguh diakui.....? Bagaimana hutang yang timbul dari transaksi murabahah tangguh diakui.....? Kurang tahu, kalau kita margin yang ditangguhkan. Maksudnya ka? Nda, pada saat pencairan kan makanya ka Novi bilang torang pe jurnal itu cuma satu, pada saat pencairan.
Selanjutnya terkait dengan beban murabahah dan diskon pembelian
yang diterima setelah akad murabahah, potongan pelunasan dan potongan
hutang murabahah yang seharusnya diakui sebagai pengurang beban
murabahah tangguhan, namun itu semua belum diterapkan di PT. Bank
Syariah Mandiri Cabang Gorontalo. Hal ini bisa dilihat dari hasil wawancara
berikut:
P : LA: P : LA: P : LA:
Bagaimana pengakuan diskon pembelian yang diterima setelah akad murabahah, potongan pelunasan dan potongan hutang murabahah? Apakah diakui sebagai pengurang beban murabahah tangguhan? Tidak ada Denda? Tidak ada denda. Bagaimana pengakuan potongan uang muka akibat pembeli akhir batal membeli barang? Kan tidak ada pembeli yang iba cat
4.5.2 Penyajian
Berdasarkan hasil wawancara sebelumnya maka dalam hal penyajian
piutang murabahah seharusnya disajikan sebesar nilai bersih yang dapat
direalisasikan yaitu saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian
piutang. Namun PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo tidak
mengenal yang namanya penyisihan kerugian piutang tapi hal itu disisipkan
pada akun biaya. Selanjutnya untuk margin murabahah sudah sesuai
62
dengan PSAK 102. Namun untuk beban murabahah ini PT. Bank Syariah
Mandiri belum menerapkannya. Hal ini dapat dilihat pada hasil wawancara
berikut:
P : LA: P : LA: P : LA: P : LA: P : LA:
Bagaimana penyajian Piutang murabahah? Apakah disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, yaitu saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang? Ataukah? Penyisihan kerugian piutang ada. Tapi itu disisipkan di biaya. Baru biasanya...? Torang pe biaya 1 % dari plafon dari pencairan aa jadi penyisihan kerugian piutang itu 1 %. Trus jadi bagaimana dia pada saat laporan keuangan. Apakah atau dimana atau mungkin.. Eee begini sebenarnya pa torang itu. Itu depe nama PAP PAP ya. Itu... tidak tawu.. cuma torang terbentuk, itu diambil, itu dibentuk perusahaan yang sebenarnya diambil dari biaya administrasi diawal. Bagaimana penyajian margin murabahah tangguhan? Apakah disajikan sebagai pengurang (contra account) piutang murabahah? Iya pengurang. Bagaimana Beban murabahah tangguhan? apakah disajikan sebagai pengurang (contra account) hutang murabahah? ataukah? Kalau beban murabahah tidak ada.
4.5.3 Pengungkapan
Berdasarkan hasil wawancara, maka dalam hal pengungkapan ini PT.
Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo ini mengungkapkan biaya-biaya
yang terkait dengan proses pengajuan murabahah yakni biaya administrasi
1 % dari plafon dan biaya meterai, pajak. Namun biaya administrasi, biaya
meterai dan pajak tersebut bukan bagian dari pendapatan pihak bank,
melainkan ada pihak lain yang berwenang yang mengurusi itu.
63
BAB V
PEMBAHASAN PENERAPAN PSAK 102 UNTUK MURABAHAH DI PT.
BANK SYARIAH MANDIRI CABANG GORONTALO
“...Jika sebagian kamu memercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah, Tuhannya...” (QS. Al-Baqarah: 283)
5.1 Pembahasan Hasil Penelitian
Komite Akuntansi Syariah Dewan Standar Akuntasi Keuangan
menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.102
tentang akuntansi murabahah yang mulai berlaku efektif sejak tanggal 1
Januari 2008 bagi seluruh Lembaga Keuangan Syariah (LKS) (Wibisana
dalam Okta: 2010). PSAK No.102 merupakan pernyataan standar
akuntansi keuangan yang mengatur tentang pengakuan, pengukuran,
penyajian dan pengungkapan atas transaksi pembiayaan murabahah dari
berbagai Lembaga Keuangan Syariah. Penyusunaan PSAK ini
berdasarkan pada Pernyataan Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia
(PAPSI) Bank Indonesia dan berdasarkan pada sejumlah fatwa akad
keuangan syariah yang diterbitkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (DSN MUI). Pada pembahasan ini, peneliti akan
menganalisis kesesuaian antara penerapan PSAK 102 untuk murabahah di
PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo yang mencakup pengakuan,
pengukuran, penyajian dan pengungkapan.
64
5.2 Pengakuan dan Pengukuran
PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo merupakan bank syariah
ke dua yang hadir di Provinsi Gorontalo dan termasuk 17 besar bank
syariah terbaik di Indonesia, sehingga dalam penerapan akuntansinya
diharapkan bisa sesuai dengan aturan yang mengatur tentang akuntansi
syariah dalam hal ini diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No. 102.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada bagian Loan
Administration (sampai bulan Mei 2013) di PT. Bank Syariah Mandiri
Cabang Gorontalo, pada saat perolehan, aset murabahah tidak diakui
sebagai persediaan. Yang menjadi aset murabahah adalah jaminan
nasabah dimana yang menjadi jaminan nasabah ini sesuai dengan apa
yang dibiayai. Misalnya untuk griya, jadi yang menjadi aset sekaligus
jaminan adalah griya tersebut. Pada saat perolehan juga aset murabahah
dinilai sesuai harga pasar bukan berdasarkan biaya perolehan. Dalam hal
penjurnalan PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo hanya menjurnal
sekali yakni pada saat pencairan dengan jurnal:
Piutang Nasabah Rp. xxx
Murabahah Rp. xxx
Nasabah Rp. xxx
Margin yang ditangguhkan Rp. Xxx
Hal ini membuktikan bahwa penerapan PSAK 102 untuk murabahah
di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo ini belum sepenuhnya
65
diterapkan karena seharusnya jika PT. Bank Syariah Mandiri Cabang
Gorontalo ini sudah menerapkan sepenuhnya PSAK 102 ini maka jurnal
yang dikenal ada banyak dan bukan jurnal pada saat pencairan. Seperti
pada saat perolehan, aset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar
biaya perolehan maka jurnalnya akan menjadi:
Aset Murabahah Rp. xxx
Kas Rp. xxx
Selanjutnya terkait dengan murabahah pesanan mengikat, pihak PT.
Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo menganggapnya itu sebuah
produk lain selain murabahah yakni ijarah. Padahal murabahah berbeda
dengan ijarah. Ijarah adalah sewa, dan murabahah adalah jual beli.
Dalam PSAK 102 pada paragraf 19 poin (a) (ii) jika terjadi penurunan
nilai aset karena usang, rusak, atau kondisi lainnya sebelum diserahkan ke
nasabah, penurunan nilai tersebut diakui sebagai beban dan mengurangi
aset, maka seharusnya dijurnal menjadi:
Beban Rp. Xxx
Aset Murabahah Rp. Xxx
Namun PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo tidak
menjurnalnya sebagai beban karena pencatatannya itu hanya diakukan
sekali saja yakni pada saat pencairan.
Menurut PSAK 102 paragraf 20 menjelaskan bahwa diskon pembelian
aset murabahah diakui sebagai:
66
(a) Pengurang biaya perolehan aset murabahah, jika terjadi akad
murabahah maka seharusnya dijurnal:
Aset Murabahah Rp. xxx
Kas Rp. xxx
(b) Kewajiban kepada pembeli, jika terjadi setelah akad murabahah dan
sesuai akad yang disepakati menjadi hak pembeli maka seharusnya
dijurnal:
Kas Rp. xxx
Hutang Rp. xxx
(c) Tambahan keuntungan murabahah, jika terjadi setelah akad
murabahah dan sesuai akad, menjadi hak penjual maka dijurnal:
Kas Rp. xxx
Keuntungan murabahah Rp. xxx
(d) Pendapatan operasi lain jika terjadi setelah akad murabahah dan tidak
diperjanjikan dalam akad dijurnal menjadi:
Kas Rp. xxx
Pendapatan Operasi Lain Rp. xxx
Namun PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo tidak melakukan
pencatatan terkait dengan diskon murabahah.
Selanjutnya dalam hal pengakuan keuntungan murabahah
seharusnya diakui:
67
(a) Pada saat terjadinya penyerahan jika dilakukan secara tunai atau
secara tangguh yang tidak melebihi satu tahun, maka jurnalnya
menjadi:
Kas Rp. xxx
Piutang Murabahah Rp. xxx
Aset Murabahah Rp. xxx
Keuntungan Rp. xxx
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka PT. Bank Syariah
Mandiri dalam hal pengakuan dan pengukuran keuntungan murabahah
belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK 102.
Jurnal dalam hal pengakuan dan pengukuran keuntungan murabahah
di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo yaitu:
Margin Keuntungan Rp. xxx
Pendapatan Margin Rp. xxx
Selanjutnya dalam PSAK 102 paragraf 26 menjelaskan bahwa dalam
hal pengakuan pelunasan piutang murabahah yang diberikan kepada
pembeli yang melunasi secara tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang
disepakati itu diakui sebagai pengurang keuntungan murabahah. dan itu
dijurnal menjadi:
(a) Diberikan pada saat pelunasan, yaitu penjual mengurangi piutang
murabahah dan keuntungan murabahah dijurnal menjadi:
68
Kas Rp. xxx
Keuntungan ditangguhkan Rp. xxx
Piutang murabahah Rp. xxx
Keuntungan Rp. xxx
(b) Diberikan pada saat pelunasan, yaitu penjual menerima pelunasan dari
pembeli dan kemudian membayarkan potongan pelunasannya kepada
pembeli dijurnal menjadi:
Kas Rp. xxx
Keuntungan ditangguhkan Rp. xxx
Piutang murabahah Rp. xxx
Keuntungan Rp. xxx
Namun hal ini berbeda lagi dengan yang ada di PT. Bank Syariah
Mandiri Cabang Gorontalo untuk pencatatan potongan pelunasan piutang
pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo menjadi:
Nasabah Rp. xxx
Margin Rp. xxx
Piutang Rp. xxx
Pendapatan Margin Rp. xxx
Paragraf 28 PSAK 102 menjelaskan bahwa potongan angsuran
murabahah dapat diakui:
(a) Jika disebabkan oleh pembeli yang membayar secara tepat waktu,
maka diakui sebagai keuntungan murabahah, sehingga dapat dijurnal:
69
Keuntungan murabahah Rp. xxx
Kas Rp. xxx
(b) Jika disebabkan oleh penurunan kemampuan pembayaran pembeli
maka diakui sebagai beban, sehingga dapat dijurnal:
Kas Rp. xxx
Keuntungan yang ditangguhkan Rp. xxx
Beban Rp. xxx
Piutang Murabahah Rp. xxx
Keuntungan Rp. xxx
Namun PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo tidak mengakui
adanya potongan angsuran murabahah.
Selanjutnya pada paragraf 29 PSAK 102, menjelaskan bahwa denda
dikenakan jika pembeli lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai dengan
akad, dan denda yang diterima diakui sebagai bagian dana kebajikan. Maka
jurnalnya menjadi:
Dana Kebajikan – Kas Rp. xxx
Dana Kebajikan – Denda Rp. xxx
Sedangkan di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo jika
mengakui adanya denda maka jurnalnya:
Nasabah Rp. xxx
Dana Sosial Rp. xxx
Paragraf 30 PSAK 102 menjelaskan bahwa pengukuran dan
pegakuan uang muka yaitu:
70
(a) Uang muka diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang
diterima, maka jurnalnya:
Kas Rp. xxx
Hutang Lain – Uang Muka Murabahah Rp. xxx
(b) Jika barang jadi dibeli oleh pembeli, maka uang muka diakui sebagai
pembayaran piutang, maka jurnalnya:
Utang Lain – Uang Muka Murabahah Rp. xxx
Piutang Murabahah Rp. xxx
(c) Jika barang batal dibeli oleh pembeli setelah diperhitungkan dengan
biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh penjual, maka dalam rangka
memenuhi permintaan calon pembeli maka selisihnya dapat
dikembalikan kepada calon pembeli, sehingga jurnalnya:
Pembeli Rp. xxx
Utang Lain – Uang Muka Murabahah Rp. xxx
Pendapatan Operasional Rp. xxx
Kas Rp. xxx
(d) Pesanan dibatalkan jika uang muka dibayarkan oleh calon pembeli
lebih daripada biaya yang telah dikeluarkan oleh calon pembeli lebih
kecil daripada biaya yang telah dikeluarkan penjual, maka jurnalnya:
Kas/ Piutang Rp. xxx
Utang Lain – Uang Muka Murabahah Rp. xxx
(e) Jika perusahaan menanggung kekurangan atau uang muka sama
dengan beban yang dikeluarkan maka jurnalnya:
71
Utang Lain – Uang Muka Murabahah Rp. xxx
Pendapatan Operasional Rp. xxx
PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo belum mengakui adanya
uang muka.
Akuntansi untuk pembeli akhir di PT. Bank Syariah Mandiri dalam hal
ini terkait dengan hutang yang timbul dari transaksi murabahah tangguh,
diakui oleh bank sebagai margin yang ditangguhkan. Padahal seharusnya
pengakuan berdasarkan PSAK 102 paragraf 31 adalah hutang yang timbul
dari transaksi murabahah tangguh, seharusnya diakui sebagai hutang
murabahah sebesar harga beli yang disepakati (jumlah yang wajib
dibayarkan), dan bukan diakui sebagai margin.
Pada paragraf 33 beban murabahah tangguhan seharusnya
diamortisasi secara proporsional dengan porsi hutang murabahah, namun
pihak PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo belum menerapkan
beban murabahah.
Selanjutnya terkait dengan diskon pembelian yang diterima setelah
akad murabahah, potongan pelunasan dan potongan hutang murabahah
diakui sebagai pengurang beban murabahah tangguhan. Denda yang
dikenakan akibat kelalaian dalam melakukan kewajiban sesuai dengan
akad diakui sebagai kerugian. Potongan uang muka akibat pembeli akhir
batal membeli barang diakui sebagai kerugian, itu semua belum diterapkan
di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo.
72
5.3 Penyajian
Hal penyajian piutang murabahah seharusnya disajikan sebesar nilai
bersih yang dapat direalisasikan yaitu saldo piutang murabahah dikurangi
penyisihan kerugian piutang. Namun PT. Bank Syariah Mandiri Cabang
Gorontalo tidak mengenal yang namanya penyisihan kerugian piutang tapi
hal itu disisipkan pada akun biaya. Selanjutnya untuk margin murabahah
sudah sesuai dengan PSAK 102. Dimana dalam paragraf 38 PSAK 102,
menyatakan bahwa margin murabahah tangguhan disajikan sebagai
pengurang (contra account) piutang murabahah. Namun untuk beban
murabahah ini PT. Bank Syariah Mandiri belum menerapkannya.
5.4 Pengungkapan
Menurut PSAK 102 penjual mengungkapkan hal-hal yang terkait
dengan transaksi murabahah tetapi tidak terbatas pada (a) harga perolehan
aset murabahah, (b) janji pemesanan dalam murabahah berdasarkan
pesanan sebagai kewajiban atau bukan, (c) pengungkapan yang diperlukan
sesuai PSAK 101.
Berdasarkan hasil wawancara, maka dalam hal pengungkapan ini PT.
Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo ini sudah sesuai dengan PSAK
102. Hal ini dibuktikan dengan wawancara peneliti dengan Loan
Administration, Dimana pihak bank mengungkapkan biaya-biaya yang
terkait dengan proses pengajuan murabahah yakni biaya administrasi 1 %
dari plafon dan biaya meterai, pajak. Namun biaya administrasi, biaya
73
meterai dan pajak tersebut bukan bagian dari pendapatan pihak bank,
melainkan ada pihak lain yang berwenang yang mengurusi itu.
Berdasarkan beberapa uraian diatas terkait dengan murabahah dapat
dilihat perbedaan dari segi pengakuan, pengukuran, penyajian, dan
pengungkapan antara PSAK 102 dan pencatatan yang ada di PT. Bank
Syariah Mandiri Cabang Gorontalo. Berikut ini adalah tabel pencatatan
antara PSAK 102 dan PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo.
Tabel 2
Temuan Hasil
Pengakuan dan Pengukuran
Keterangan PSAK 102 PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Gorontalo
Murabahah Akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada pembeli.
Jual beli. Pembiayaan jual beli. Contohnya pembelian rumah, mobil, pembiayaan pegawai, BSM implan.
Akuntansi Penjual
Aset Murabahah
Dinilai sebesar biaya perolehan
Aset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar biaya perolehan. Aset Murabahah (D) Kas (K)
Piutang Nasabah (D) Murabahah (D) Nasabah (K) Margin yang dit angguhkan (K)
74
Jika terjadi penurunan nilai aset karena usang, rusak, atau kondisi lainnya sebelum diserahkan ke nasabah.
Diakui sebagai beban dan mengurangi nilai aset. Beban (D) Aset Murabahah (K)
-
Jika murabahah tanpa pesanan mengikat.
Jika dinilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi, mana yang lebih rendah.
Kerugian (D) Aset Murabahah (K)
-
Jika nilai bersih yang dapat idealisasi lebih rendah dari biaya perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian.
Kerugian (D) Aset Murabahah (K)
-
Diskon pembelian aset murabahah
Pengurang biaya perolehan aset murabahah, jika terjadi sebelum akad murabahah.
Aset Murabahah (D) Kas (K)
-
Kewajiban kepada pembeli, jika terjadi akad murabahah dan sesuai akad yang disepakati memadai hak pembeli.
Kas (D) Hutang (K)
-
Tambahan keuntungan murabahah, jika terjadi setelah akad murabahah dan sesuai akad menjadi hak penjual.
Kas (D) Keuntungan Murabahah (K)
-
75
Pendapatan operasi lain, jika terjadi setelah akad murabahah dan tidak diperjanjukan dalam akad.
Kas (D) Pendapatan Operasional Lain (K)
-
Kewajiban Penjual kepada pembeli atas pengembalian diskon pembelian akan tereliminasi pada saat:
Dilakukan pembayaran kepada pembeli sebesar jumlah potongan setelah dikurangi dengan biaya pengembalian.
Hutang (D) Kas (K)
-
Dipindahkan sebagai kebajikan jika pembeli sudah tidak dapat dijangkau oleh penjual.
Hutang (D) Kas (K) Dana Kebajikan Kas (D) Dana Kebajikan Potongan Pembelian (K)
-
Pada saat akad murabahah, piutang murabahah diakui sebesar biaya perolehan aset murabahah.
Pada akhir periode laporan keuangan piutang murabahah dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi.
Beban Piutang Tak Tertagih (D) Penyisihan Piutang Tak Tertagih (K)
-
Keuntungan murabahah
Pada saat terjadinya penyerahan jika dilakukan secara tunai atau secara tangguh yang tidak melebihi satu tahun.
Kas (D) Piutang Murabahah (D) Aset Murabahah (K) Keuntungan (K)
-
76
Potongan Pelunasan
Diberikan pada saat pelunasan, yaitu penjual mengurangi piutang murabahah dan keuntungan murabahah.
Kas (D) Keuntungan Ditangguhkan (D) Piutang Murabahah (K) Keuntungan (K)
-
Diberikan setelah pelunasan yaitu penjual menerima pelunasan piutang dari pembeli dan kemudian membayarkan potongan peluasannya kepada pembeli
Kas (D) Keuntungan Ditangguhkan (D) Piutang Murabahah (K) Keuntungan (K)
-
Potongan Angsuran
Jika disebabkan oleh pembeli yang membayar secara tepat waktu maka diakui sebagai pengurang keuntungan murabahah.
Keuntungan Murabahah (D) Kas (K)
-
Jika disebabkan oleh penurunan kemampuan pembayaran pembeli, maka diakui sebagai beban.
Kas (D) Keuntungan Ditangguhkan (D) Beban (D) Piutang Murabahah (K) Keuntungan (K)
-
Denda Jika pembeli lalai dalam melakukan kewajibannya sesuai dengan akad, dan denda yang diakui sebagai bagian dana kebajikan.
Dana Kebajikan- Kas (D) Dana Kebajikan- Denda (K)
-
77
Uang Muka Diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang diterima.
Kas (D) Hutang Lain – Uanh Muka Murabahah (K)
-
Jika barang jadi dibeli oleh pembeli, maka uang muka diakui sebagai pembayaran piutang.
Utang Lain- Uang Muka Murabahah (D) Piutang Murabahah (K)
-
Pesanan dibatalkan jika uang muka yang dibayarkan calon pembeli lebih besar daripada biaya yang telah dikeluarkan oleh penjual.
Utang Lain- Uang Muka Murabahah (D) Pendapatan Operasional (K) Kas (K)
-
Pesanan dibatalkan jika uang muka dibayarka oleh calon pembeli lebih kecil daripada biaya yang telah dikeluarkan penjual.
Kas/ Piutang (D) Utang Lain- Uang Muka Murabahah (K)
-
Jika perusahaan menanggung kekurangan atau uang muka sama dengan beban yang dikeluarkan.
Utang Lain- Uang Muka Murabahah (D) Pendapatan Operasional (K)
-
78
Akuntansi Untuk Pembeli Akhir
Beban Murabahah Tangguhan
Diamortisasi secara proporsional dengan porsi utang murabahah
Hutang Murabahah (D) Kas (K) Beban (D) Beban Murabahah Tangguhan (K)
-
Diskon Pembelian
Yang diterima setelah akad murabahah, potongan pelunasan dan potongan hutang murabahah diakui sebagai pengurang beban murabahah tangguhan.
Kas (D) Beban Murabahah Tangguhan (K)
-
Potongan Pelunasan dan Potongan Murabahah
Hutang Murabahah (D) Kas (K) Beban (D) Beban Murabahah Tangguhan (K)
-
Denda Yang dikenakan akibat kelalaian dalam melakukan kewajiban sesuai dengan akad.
Kerugian (D) Kas/ Hutang (K)
-
Potongan Uang Muka
Akibat pembeli akhir batal membeli barang.
Uang Muka (D) Kas (K) Kas (D) Kerugian (D) Uang Muka (K)
-
79
Penyajian Piutang Murabahah
Disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, yaitu saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang.
Disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, yaitu saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang.
Margin Murabahah Tangguhan
Disajikan sebagai pengurang hutang murabahah.
Disajikan sebagai pengurang hutang murabahah.
Beban Murabahah Tangguhan
Disajikan sebagai pengurang hutang murabahah
-
Pengungkapan
Penjual mengungkapkan hal-hal yang terkait dengan transaksi murabahah, tetapi tidak terbatas pada: (a) Harga perolehan aset murabahah. (b) Janji pemesanan dalam murabahah berdasarkan pesanan.
Penjual harus mengungkapkan biaya perolehan dan biaya-biaya yang dikeluarkan.