29
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran SD
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Regunung 01. Letak SDN Regunung
01 berada di wilayah Kelurahan RegunungKecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang Provinsi Jawa Tengah.Letak SDN Regunung 01±7 km DIKNAS
Pendidikan Kecamatan Tengaran. Walaupun tidak terletak di pinggir jalan
rayaakses jalan yang dilalui cukup baik. Dengan kata lain letak SDN Regunung
01 mudah dijangkau baik siswa, guru, Dinas Pendidikan Kecamatan maupun
Dinas Pendidikan Kabupaten. Meskipun letak SDN Regunung 01 berdampingan
dengan rumah penduduk, namun kegiatan belajar mengajar tetap dapat berjalan
dengan baik.
4.2. Karakteristik Responden
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 4 SDN Regunung
01 sebanyak 24 siswa. Berdasarkan informasi dari guru kelas 4 siswa-siswi SD
Regunung 01 memiliki karakteristik : suka bermain,ekonomi orang tua rata-rata
ekonomi lemah, pendidikan orang tua rata-rata berijasah SD, pekerjaan orang tua
sebagian besar adalah buruh petani dan buruh pabrik, dan kurangnya perhatian
orang tua dengan anak khususnya dalam pendidikannya.
4.3. Pelaksanaan Tindakan
4.3.1. Kondisi Pra Siklus
Sebelum pelaksanaan siklus I dan siklus II, terlebih dahulu peneliti
melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa atau hasil belajar IPA. Selain observasi secara langsung peneliti juga
mendapatkan data nilaihasil belajar siswa kelas 4 pada mata pelajaran IPAdari
guru kelas 4. Peneliti juga mempersiapkan angket minat belajar IPA pra siklus
yang digunakan untuk mengukur minat siswa terhadap mata pelajaran IPA pra
30
siklus (lampiran 8). Berdasarkan hasil observasi ini peneliti mendapatkan data
bahwa minat siswa kurang dan hasil belajar IPA kelas 4 sangat rendah.
a. Minat Belajar
Untuk mengukur besar minat siswa sebelum melakukan tindakan, peneliti
memberikan angket minat belajar IPAkepada siswa. Berdasarkan kriteria skor
angka minat belajar siswa = 75, data minat belajar siswa terhadap IPA disajikan
dalam bentuk tabel 1
Tabel 1 Skor Angka Minat Belajar IPA Pra Siklus
Siswa Kelas 4 SDN Regunung 01 Tahun Pelajaran 2012/2013
Skor Angka Minat Jumlah Siswa Persentasi
≥ 75 4 16,67%
<75 20 83,33%
Rata-rata skor angka minat belajar IPA 66,71
Skor angka minat belajar IPA tertinggi 82
Skor angka minat belajar IPA terendah 50
Dari tabel 1 dapat diketahui ada 4 siswa yang memiliki skor angka minat
≥75 sedangkan 20 siswa memiliki skor angka minat <75. Dimana rata-rata skor
angka minat belajar IPA 66,71, skor angka minat belajar IPA tertinggi adalah 82
dan skor angka minat belajar IPA terendah 50. Berdasarkan tabel 1 dapat di buat
diagram lingkaran seperti berikut.
31
16.67%
83.33%
Minat
Kurang Minat
Diagram 1 Skor Angka Minat Belajar IPA Pra Siklus
Berdasarkan diagram 1hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk
diagram lingkaran terlihat jelas perbandingan bahwa pada diagram menunjukkan
jumlah siswa yang memiliki minat belajar IPA sebesar 16,67%.Sedangkan siswa
yang kurang minat terhadap IPA sebesar 83,33%. Terlihat jelas bahwa prosentasi
siswa yang minat terhadap IPA masih rendah.
b. Hasil Belajar IPA
Dari tes evaluasi yang dilakukan oleh guru untuk siswa diperoleh data
hasil belajar IPA sebelum dilakukan tindakan pembelajaran. Berdasarkan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM = 70) data hasil belajar IPA disajikan dalam bentuk
tabel 4.2
Tabel 2 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus
Siswa Kelas 4 SDNRegunung 01 Tahun Pelajaran 2012/2013
Nilai Jumlah Siswa Persentasi
≥ 70 6 25,00% <70 18 75,00%
Rata-rata nilai IPA 59.17 Nilai tertinggi IPA 85 Nilai terendah IPA 35
Dari tabel 2dapat diketahui bahwa siswa yang sudah tuntas dengan nilai
murni lebih dari sama dengan KKM ada 6 siswa dan yang belum tuntas atau
32
25.00%
75.00%
Tuntas
Tidak Tuntas
masih dibawah KKM ada 18siswa. Dimana nilai rata-rata 59,17, nilai tertinggi
adalah 85 dan nilai terendah adalah 35.Dari analisis hasil tes pada tabel 2dapat
dibuat diagram lingkaran seperti berikut.
Diagram 2 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus
Berdasarkan diagram 2hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk
diagram lingkaran terlihat jelas perbandingan bahwa jumlah siswa yang sudah
tuntas belajar sebesar 25,00%.Sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar sebesar
75,00%. Terlihat jelas bahwa tingkat ketuntasan siswa terhadap mata pelajaran
IPA masih rendah yaitu hanya sebesar 25%.
Setelah diperoleh data dari skor angka minat dan hasil belajar siswa kelas
4SDNRegunung 01 yang masih rendah pada mata pelajaran IPA , maka peneliti
akan melakukan penelitian tindakan kelas kolaboratif sesuai dengan rancangan
yang telah diuraikan pada BAB sebelumnya. Dalam penelitian ini penulis akan
menggunakan model pembelajaran CTL untuk meningkatkan minat dan hasil
belajar siswapada mata pelajaranIPA dalam pembelajaran siklus I dan siklus II.
Siklus I pembelajaran dilakukan dengan Kompetensi Dasar “Menjelaskan
hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan”, dan siklus II
pembelajaran dilakukan dengan Kompetensi Dasar “Menjelaskan dampak
pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan”.
33
4.3.2. Deskripsi Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka peneliti
melakukan diskusi dengan guru kelas 4 mengenai materi pembelajaran yang akan
disajikan, kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, serta alat penunjang lain
yang perlu digunakan. Sebelum melaksanakan kegiatan pada siklus I, maka
peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran.
Pada siklus I ini dilaksanakan kegiatan pembelajaran sebanyak 3 kali
pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan 2 jam pelajaran.Dalam pelaksanaan
kegiatan pembelajaran guru menggunakan model Pembelajaran Kontekstual
(CTL). Persiapan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus 1 adalah:
1) Menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan.
2) Meninjau lokasi yang akan digunakan siswa untuk melakukan pengamatan.
3) Mempersiapkan alat peraga.
4) Membuat kelompok heterogen.
5) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I (lampiran 9).
6) Menyiapkan lembar observasi guru (lampiran 10).
7) Menyiapkan lembar observasi siswa (lampiran 11).
8) Menyiapkan lembar angket minat untuk mengetahui minat siswa setelah
pembelajaran (lampiran 12).
9) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)
10) Tes evaluasi untuk melihat hasil yang telah dilakukan (lampiran 13).
b. Tahap Pelaksanaan
Pertemuan I
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin, 25 Februari 2013. Pada
kegiatan awal guru membuka pelajaran dengan melakukan apersepsi dengan
meminta ketua kelas membuka pintu pintu dan jendela kelas agar siswa bisa
memandang lingkungan di luar kelas yang terdapat sumber daya alam (pohon,
tanah, dan sinar matahari). Kemudian guru bertanya kepada siswa apa saja yang
dilihat oleh siswa, yang dilihat siswa yaitu sinar matahari, pohon, dan tanah.
34
Kemudian guru mengaitkan apa yang dilihat siswa dengan materi sumber daya
alam yang akan dipelajari siswa. Dilanjutkan dengan guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Memasuki kegiatan inti, siswa dibagi dibagi dalam 6 kelompok heterogen,
masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang siswa. Setelah siswa berkumpul
dengan kelompok masing-masing, maka masing-masing kelompok siswa
menerima Lembar Kerja Siswa (LKS). Masing-masing kelompok siswa membaca
petunjuk pengamatan di luar kelas dan beberapa siswa yang kurang memahami
petunjuk pengamatan tersebut bertanya kepada guru untuk memperoleh
penjelasan mengenai petunjuk pengamatan yang akan mereka lakukan. Siswa
menuju lokasi dilaksanakannya pengamatan yaitu di lingkungan sekolah, setelah
berada di lokasi pengamatan masing-masing kelompok siswa melakukan
pengamatan dan mencatat hasil pengamatan pada LKS. Pada pengamatan di
sekitar sekolah ini hampir semua kelompok masih tergantung pada guru dan
sering bertanya dalam mengisi LKS. Selesai melakukan pengamatan masing-
masing kelompok siswa mendiskusikan hasil pengamatan yang kemudian mereka
presentasikan di depan kelas. Beberapa siswa yang tidak melakukan presentasi
bertanya dan memberi tanggapan kepada kelompok siswa yang sedang presentasi,
namun jumlah siswa yang bertanya dan memberi tanggapan hanya 3 orang siswa.
Setelah semua kelompok siswa melakukan presentasi, siswa menyimpulkan
definisi sumberdaya alam dan klasifikasi sumberdaya alam berdasarkan jenis-
jenisnya melalui bimbingan guru.
Pada kegiatan akhir siswa mengerjakan soal tes kecil yang sudah
dipersiapkan. Kemudian guru menegaskan kembali kembali materi yang telah
dipelajari siswa dan memberitahukan kepada siswa bahwa kegiatan selanjutnya
masih melakukan pengamatan di lingkungan sekitar sekolah. Guru menutup
pembelajaran.
Pertemuan II
Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan hari Kamis, 28
Februari 2013.Pada pertemuan kedua ini, peneliti telah menyusun rencana
pembelajaran yang baik agar kekurangan pada pertemuan pertama dapat
35
diperbaiki. Kegiatan pada pertemuan dua ini diawali dengan guru memberi
apersepsi pada siswa dengan menunjukkan pohon bayam dan batu kepada siswa,
kemudian guru menanyakan kepada siswa mana yang termasuk sumber daya alam
hayati dan mana yang merupakan sumber daya alam non hayati. Untuk
mengingatkan kembali siswa pada pelajaran yang telah lalu dan mengaitkan
dengan pelajaran yang akan dilakukan yaitu tentang sumber daya alam yang dapat
diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui serta manfaat sumberdaya alam.
Pada kegiatan inti siswa langsung berkumpul dengan kelompok yang telah
ditentukan pada pertemuan sebelumnya. Seperti pada pertemuan pertama masing-
masing kelompok siswa menerima LKS dan membaca petunjuk pengamatan di
luar kelas. Tidak seperti pada pertemuan I dimana ada 4 kelompok siswa yang
bertanya tentang petunjuk pengamatan, pada pertemuan kedua ini jumlah
kelompok siswa yang beranta hanya 2 kelompok saja 4 kelompok yang lain sudah
memahami petunjuk pengamatan yang harus mereka lakukan. Kemudian siswa
menuju dilaksanakannya observasi yaitu di lingkungan sekitar sekolah tepatnya
di perumahan, perkebunan, dan sungai di belakang sekolah. Setelah sampai pada
lokasi pengamatan, siswa melakukan pengamatan dan mencatat hasil
pengamatannya pada LKS. Selesai melakukan pengamatan siswa mendiskusikan
hasil pengamatan dan mengisi LKS II, kemudian siswa mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas. Siswa yang tidak melakukan presentasi dan guru, bertanya
maupun menanggapi kelompok yang sedang melakukan presentasi. Pada
pertemuan II ini jumlah siswa yang bertanya dan memberi tanggapan jumlahnya
lebih banyak yaitu ada 8 siswa. Siswa menyimpulkan kategori sumber daya alam
berdasarkan sifat-sifatnya dan kegunaan sumber daya alam dengan bimbingan
guru.
Seperti pada pertemuan I, pada pertemuan II kegiatan diakhiri dengan
siswa mengerjakan soal tes kecil yang sudah dipersiapkan. Kemudian guru
menegaskan kembali kembali materi yang telah dipelajari siswa dan
memberitahukan pada siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya diadakan tes
formatif. Guru menutup pembelajaran.
36
Pertemuan III
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Jum’at, 1 Maret 2013. Pertemuan
ketiga ini diawali dengan guru menyampaikan kegiatan pembelajaran pada
pertemuan ke III ini sebagai sarana evaluasi. Pada kegiatan inti siswa
mengerjakan soal evaluasi. Selesai selesai mengerjakan soal evaluasi, siswa
mengisi angket minat. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan motivasi
siwa agar memiliki semangat belajar yang tinggi.
c. Hasil Tindakan
1) Hasil Observasi
Hasil tindakan pembelajaran pada siklus I ini salah satunya berupa hasil
dari lembar observasi yang diterapkanpada guru dan siswa.Untuk mengukur
keberhasilan penerapan model pembelajaran CTL dalam kegiatan pembelajaran
menggunakan lembar observasi guru dan siswa.Penilaian observasi ini dilakukan
oleh peneliti yang juga merangkap menjadi observer.
Dalam menentukan tinggi rendahnya hasil pengukuran lembar observasi
pembelajaran dengan model pembelajaran CTL digunakan 4 kategori, yaitu sangat
baik, baik,cukup dan kurang.
Pada lembar observasi guru dan siswa dalam pembelajaran CTL
menggunakan kriteria penilaian berikut :
Sangat baik : jika skor nilai ≥34
Baik : jika skor 25 - 34.
Cukup : jika skor 18-25.
Kurang baik : jika skor 10-17.
a) Analisis Data Hasil Observasi Guru
Untuk mengukur keberhasilan penerapanmodel pembelajaran CTL dalam
kegiatan pembelajaran, menggunakan lembar observasi pembelajaran guru. Hasil
observasi guru pada penelitian siklus I pertemuan I dan II dapat dilihat pada
(lampiran 14), sedangkan analisis data hasil observasi guru pada penelitian siklus
I pertemuan I dan II disajikan pada pada tabel di bawah ini.
37
Tabel 3 Analisis Data Hasil Observasi Guru Siklus I Pertemuan I dan II
Berdasarkan tabel 3 pada pertemuan I jumlah skor hasil observasi guru
siklus I pertemuan I pada aspek I yaitu melakukan kegiatan awal memperoleh
jumlah skor 4, untuk aspek II yaitu melakukan kegiatan inti memperoleh jumlah
skor 13, jumlah skor pada aspek III yaitu kegiatan akhir memperoleh jumlah
skor7 dan jumlah skor dari ketiga aspek 24 dengankategori cukup. Pertemuan II
jumlah skor pada aspek I yaitu melakukan kegiatan awal memperoleh jumlah skor
6, jumlah skor aspek IIyaitu melakukan kegiatan inti sebesar16,jumlah skor pada
aspek III yaitu kegiatan akhirsebesar8 dan jumlah skor dari ketiga aspek 30
dengan kategori baik. Berdasarkan analisis hasil lembar observasi yang diisi oleh
observer dapat disimpulkan rata-rata hasil observasi guru yaitu 27 dengan
kategori baik.
b) Analisis Data Hasil Observasi Siswa
Untuk mengukur keberhasilan penerapanmodel pembelajaran CTL dalam
kegiatan pembelajaran, selain menggunakan lembar observasi pembelajaran guru
juga menggunakan lembar observasi siswa. Hasil observasi terhadap siswa yang
dilakukan oleh observer pada siklus I pertemuan I dan II dapat dilihat pada
(lampiran 15), sedangkan analisis data hasil observasi siswa pada penelitian siklus
I pertemuan I dan II disajikan pada pada tabel4.
No Pertemuan Jumlah Skor Aspek Total
Skor Kategori
I II III
1 1 4 13 7 24 Cukup
2 2 6 16 8 30 Baik
Rata-rata siklus I skor Observasi Pembelajaran Guru 27 Baik
38
Tabel 4 Analisis Data Hasil Observasi Siswa Siklus I Pertemuan I dan II
Berdasarkan tabel4 analisis data hasil observasi siswa siklus I pertemuanI
jumlah skor pada aspek I yaitu melakukan kegiatan awal memperoleh 5, jumlah
skor aspek II yaitu melakukan kegiatan inti memperoleh 13, jumlah skor aspek III
yaitu melakukan kegiatan penutup memperoleh 4 dan dari ketiga aspek jumlah
skor hasil observasi siswa 23 dengan kategori cukup. Pertemuan II terjadi
peningkatan jumlah skor yang diperoleh siswa jika dibandingkan dengan
pertemuan I. Pertemuan II pada aspek I memperoleh 6, jumlah skor aspek II
memperoleh 19, jumlah skor aspek III memperoleh 4. Dari ketiga aspek diperoleh
hasil observasi pada pertemuan II yaitu 29. Rata-rata skor hasil observasi pada
siklus I yaitu 26 dengan kategori baik.
2) Minat Belajar Siswa
Setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran CTL pada pertemuan I dan pertemuan II. Siswa mengisi angket
siklus I pada pertemuan ke III setelah mengerjakan soal evaluasi siklus I.
Berdasarkan kriteria skor angka minat belajar siswa = 75, hasil angketminat
belajar siswa terhadap IPAsetelah mengikuti pelajaran disajikan pada tabel 5.
No Pertemuan Jumlah Skor Aspek Total
Skor Kategori I II III
1 1 5 13 4 23 Cukup
2 2 6 19 4 29 Baik
Rata-rata siklus I skor Observasi Pembelajaran Siswa 26 Baik
39
54.17%45.83%Minat
Kurang Minat
Tabel 5 Skor Angka Minat Belajar IPA Siklus I
Siswa Kelas 4 SDNRegunung 01 Tahun Pelajaran 2012/2013
Skor Angka Minat Jumlah Siswa Persentasi
≥ 75 13 54,17%
<75 11 45,83%
Rata-rata skor angka minat belajar IPA 75,88
Skor angka minat belajar IPA tertinggi 92
Skor angka minat belajar IPA terendah 64
Dari tabel 5 dapat diketahui ada 13 siswa yang memiliki skor angka minat
≥75 sedangkan 11 siswa memiliki skor angka minat <75. Dimana rata-rata skor
angka minat belajar IPA 75,88, skor angka minat belajar IPA tertinggi adalah 92
dan skor angka minat belajar IPA terendah 64. Berdasarkan tabel 5 dapat di buat
diagram lingkaran seperti berikut.
Diagram 3 Skor Angka Minat Belajar IPA Siklus I
Berdasarkan diagram 3hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk
diagram lingkaran terlihat jelas perbandingan bahwa pada diagram menunjukkan
jumlah siswa yang memiliki minat belajar IPA sebesar 54,17%.Sedangkan siswa
yang kurang minat terhadap IPA sebesar 45,83%. Terlihat jelas bahwa setelah
40
58.33%
41.67%Tuntas
Tidak Tuntas
tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran CTL prosentase siswa
yang minat terhadap IPA meningkat jika dibandingkan dengan tahap pra siklus.
3) Hasil Belajar IPA
Setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran CTL pada pertemuan I dan pertemuan II. Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I pada pertemuan ke III. Berikut merupakan hasil belajar IPA siklus I.Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM= 70) data hasil belajar IPA siklus I disajikan dalam bentuk tabel 6.
Tabel 6 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I
Siswa Kelas 4 SDNRegunung 01 Tahun Pelajaran 2012/2013
Nilai Jumlah Siswa Persentasi
≥ 70 14 58,33% <70 10 41,67%
Rata-rata nilai IPA 72,50 Nilai tertinggi IPA 95 Nilai terendah IPA 45
Dari tabel 6dapat diketahui bahwa siswa yang sudah tuntas dengan nilai
murni di atas KKM ada 14 siswa dan yang tidak tuntas atau masih dibawah KKM
ada 10 siswa. Dimana nilai rata-rata 72,50, nilai tertinggi adalah 95 dan nilai
terendah adalah 45.Dari analisis hasil tes pada tabel 6dapat dibuat diagram
lingkaran seperti berikut.
Diagram 4 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I
41
Berdasarkan diagram 4hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk
diagram lingkaran terlihat jelas perbandingan bahwa jumlah siswa yang sudah
tuntas belajar sebesar 58,33%.Sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar sebesar
41,67%. Terlihat jelas bahwa setelah tindakan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran CTL prosentase hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
meningkat jika dibandingkan dengan tahap pra siklus.
d. Hasil Refleksi Setelah melaksanakankegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan
I, II dan III maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses
pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi, angket minat dan tes
evaluasi yang dilaksanakan pada siklus I. Refleksi ini digunakan sebagai bahan
perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan dalam proses pembelajaran
sudah sesuai dengan indikator kinerja. Berdasarkan hasil analisis data yang
diperoleh berdasarkan observasi yang dilakukan observer bersama peneliti pada
siklus I maka penjelasan sebagai berikut:
1. Guru Berdasarkan analisis data hasil observasi guru dengan menerapkan model
pembelajaran CTL pada pertemuan I jumlah skor hasil observasi guru yang
diperoleh 24 pada kategori cukup, terjadi peningkatan total skor observasi guru
dari pertemuan I, pada pertemuan II jumlah skor hasil observasi guru yang
diperoleh 30 berada pada kategori baik. Secara keseluruhan rata-rata hasil
observasi guru dalam menerapkan model pembelajaran CTL yang diterapkan oleh
kolaborator yaitu guru kelas 4 pada pertemuan I dan II adalah 27 dengan kategori
baik. Tetapi terdapat beberapa indikator yang belum dilaksankan guru secara
masimal seperti membimbing siswa menyimpulkan hasil observasi, dimana guru
masih dominan. Guru juga belum mampu membimbing siswa secara maksimal
untuk melakukan tanya jawab ketika siswa lain sedang presentasi. 2. Siswa
Berdasarkan lembar observasi siswa pada pertemuan I total skor observasi
siswa 23 berada pada kategori cukup, terjadi peningkatan total skor observasi
42
siswa dari pertemuan I, pertemuan II total skor observasi siswa yaitu 29 berada
pada kategori baik. Rata-rata aktivitas siswa pada siklus I adalah 26 berada pada
kategori baik. Selama pembelajaran di luar kelas masih ada beberapa siswa yang
bercanda dengan temannya. Berdasarkan lembar observasi jumlah siswa yang
berani untuk bertanya meningkat, dan siswa dalam kelompok lebih kompak ketika
melakukan diskusi maupun kegiatan observasi di lingkungan sekitar sekolah.
3. Minat Belajar Siswa
Hasil pengukuran minat siswa pada siklus I meningkat jika dibandingkan
dengan dengan pra siklus. Siswa yang memperoleh skor angka minat IPA≥ 75
sebanyak 13 siswa atau 54,17% dan siswa yang memperoleh skor angka minat
IPA < 75 sebanyak 11 siswa atau45,83%. Berdasarkan data tersebut terlihat jelas
bahwa minat siswa terhadap mata pelajaran IPA masih kurang dan belum sesuai
dengan indikator kinerja dari penelitian yang dilakukan peneliti, oleh karena itu
peneliti perlu mengadakan perbaikan pada siklus II.
4. Hasil Belajar IPA
Hasil evaluasi didapatkan bahwa kompetensi belajar siswa meningkat,
terbukti dari perolehan nilai siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran CTL yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=
70) sebanyak 14 siswa atau 58,33%, yang belum mencapai kriteria ketuntasan
belajar sebanyak siswa atau 10 siswa atau 41,67%, dengan nilai rata-rata 72,50
dan nilai tertinggi 95 sedangkan nilai terendahnya adalah 45. Namun hasil belajar
IPA belum sesuai dengan indikator kinerja dari penelitian yang dilakukan
peneliti, oleh karena itu peneliti perlu mengadakan perbaikan pada siklus II.
Berdasarkan hasil obeservasi observer, secara keseluruhan hasil refleksi
yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I mengalami beberapa hambatan,
yaitu sebagai berikut:
a) Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang menerapkan model
pembelajaran CTL, sehingga sulit dalam mengarahkan ke dalam penerapan
model pembelajaran CTL.
b) Ada ketidak sesuaiankegiatan pembelajaran yang dilakukan kolaborator
dengan RPP yang telah direncanakan oleh peneliti, penerapan model
43
pembelajaran CTL oleh kolaborator ada yang tidak sesuai dengan rencana
pembelajaran yang peneliti susun, dikarenakan kesalahpahaman antara peneliti
dan kolaborator.
c) Pada kegiatan observasi di luar kelas kolaborator mengalami kesulitan ketika
membimbing siswa melakukan pengamatan di lingkungan sekitar sekolah
karena beberapa siswa malah bercanda.
d) Guru juga mengalami kesulitan dalam membimbing siswa untuk
menyimpulkan.
e) Siswa masih malu untuk bertanya, belum berani memberi tanggapan pada
kelompok yang sedang melakukan presentasi.
Berdasarkan hasil refleksi pembelajaran tindakan siklus I segala
kekurangan yang terjadidiperbaiki dalam siklus II perbaikan itu antara lain:
a. Pengarahan yang maksimal kepada siswa dalam proses pembelajaran agar
pembelajaran CTL terlaksana dengan baik.
b. Mengkomunikasikan secara detail setiap kegiatan rencana pembelajaran
dengan guru kelas (kolaborator).
c. Sebelum melakukan kegiatan pengamatan guru memberi pengertian dan
motivasi kepada siswa yang masih senang bercanda agar lebih fokus pada
kegiatan pengamatan di sekitar lingkungan sekolah.
d. Guru memberikan stimulus pada siswa agar siswa mampu menyimpulkan
hasil observasi.
e. Memotivasi siswa agartidak malu bertanya dan berani memberi tanggapan
pada kelompok yang sedang melakukan presentasi.
4.3.3. Deskripsi Siklus II
Setelah melihat hasil refleksi dari siklus I, perencanaan pembelajaran pada
siklus II ini sebagai tindak lanjut dari kekurangan yang terjadi pada siklus I.
Siklus II akan dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan.
a. Tahap Perencanaan
Seperti halnya siklus I, siklus II juga terdiri dari 3 pertemuan, setiap
pertemuan berlangsung selama 70 menit (2 jam pelajaran). Persiapan yang
dilakukan oleh peneliti pada siklus II adalah:
44
1) Menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan.
2) Meninjau lokasi yang akan digunakan siswa untuk melkukan pengamatan.
3) Mempersiapkan alat peraga.
4) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (lampiran 16).
5) Menyiapkan lembar observasi guru (lampiran 17).
6) Menyiapkan lembar observasi siswa (lampiran 18).
7) Menyiapkan lembar angket minat untuk mengetahui minat siswa setelah
pembelajaran (lampiran 19) .
8) Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS).
9) Menyiapkan tes evaluasi untuk melihat hasil yang telah dilakukan (lampiran
20).
b. Tahap Pelaksanaan
Pertemuan I
Pertemuan I, pada siklus II ini dilaksanakan pada hari Senin, 4 Maret
2013. Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru melakukan apersepsi dengan
meminta ketua kelas membuka pintu dan jendela kelas agar siswa bisa
memandang lingkungan di luar kelas, dimana tukang kebun sekolah sedang
mananam kembali pohon Pucuk Merahdi halaman sekolah yang telah ditebang.
Kemudian dilanjutkan dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan inti siswa berkumpul dengan teman 1 kelompoknya yang
telah ditentukan pada siklus sebelumnya. Siswa menerima LKS dari guru dan
membaca petunjuk pengamatan di luar kelas. Siswa menuju lokasi
dilaksanakannya pengamatan yaitu di lingkungan sekitar sekolah tepatnya di
perkebunan dan perumahan sekitar sekolah, setelah berada di lokasi pengamatan
masing-masing kelompok siswa melakukan pengamatan dan mencatat hasil
pengamatan pada LKS. Pada kegiatan pengamatan di lingkungan sekitar sekolah
pada siklus II ini sudah tidak banyak siswa yang bercanda dengan temannya
ketika melakukan pengamatan di lingkungan sekitar sekolah. Selesai melakukan
pengamatan siswa mendiskusikan hasil pengamatan.
45
Pertemuan I pada siklus ke dua ini diakhiri dengan guru memberi
pekerjaan rumah (PR) kepada siswa untuk membuat ringkasan yang akan
dipresentasikan pada pertemuan selanjutnya. Guru memberitahukan pada siswa
bahwa pada pertemuan selanjutnya masing-masing kelompok mempresentasikan
hasil pengamatan di luar kelas.
Pertemuan II
Pertemuan II pada siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 7 Maret 2013.
Pada pertemuan kedua ini melanjutkan pertemuan pertama karena pada pertemuan
pertama lokasi pengamatan lebih luas dan memerlukan waktu pengamatan yang
lebih lama sehingga rangkaian kegiatan pembelajaran pertemuan pertama
dilanjutkan pada pertemuan kedua. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua
ini diawali dengan guru memberikan apersepsi dengan bercerita kepada siswa
bahwa saat berangkat menuju sekolah, guru melihat para petani yang menanam
bibit pohon sengon di kebun mereka, mengingatkan siswa pada kegiatan
pembelajaran sebelumnya, maka kemudian guru bertanya kepada siswa apa tujuan
kegiatan yang dilakukan petani tersebut. Kegiatan yang dilakukan petani tersebut
adalah salah satu cara agar lingkungan tetap lestari. Dilanjutkan dengan guru
menyampaikan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua ini, bahwa masing-
masing kelompok mempresentasikan hasil pengamatannya pada pertemuan
sebelumnya.
Pada kegiatan inti masing-masing kelompok mempresentasikan hasil
diskusi dari pengamatan yang telah mereka lakukan pada pertemuan sebelumnya.
Siswa mempresentasikan hasil diskusi mereka dengan lantang, jelas dan mudah
dipahami oleh siswa yang lain. Siswa yang tidak melakukan presentasi
bertanyajawab dan menanggapi kelompok yang sedang melakukan presentasi,
sehingga presentasi setiap kelompok siswa semakin menarik karena diwarnai
dengan perdebatan kecil antar siswa. Jumlah siswa yang bertanya maupun
menanggapi kelompok yang presentasipun bertambah. Setelah presentasi yang
menarik dari setiap kelompok, dilanjutkan dengan Siswa menyimpulkan dampak
kegiatan pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan dan kegiatan
manusia yang dapat mengatasi dampak negatif pengambilan bahan alam, dengan
46
bimbingan guru.
Kegiatan pembelajaran pada siklus II pertemuan kedua ini dengan siswa
mengerjakan ters kecil kemudian guru menegaskan kembali materi yang telah
dipelajari siswa dan memberitahukan pada siswa bahwa pada pertemuan
selanjutnya diadakan tes formatif.
Pertemuan III
Pertemuan terakhir pada siklus II ini dilaksanakan pada hari jum’at, 8
Maret 2013. Kegiatan diawali dengan guru menyampaikan bahwa kegiatan
pembelajaran pada pertemuan ketiga ini sebagai sarana evaluasi. Pada kegiatan
inti siswa mengerjakan soal evaluasi. Selesai selesai mengerjakan soal evaluasi,
siswa mengisi angket minat. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan
motivasi siswa agar memiliki semangat belajar yang tinggi.
c. Hasil Tindakan
1. Hasil Observasi
Seperti halnya pada hasil observasi siklus I, hasil observasi siklus II
memiliki kriteria sama dengan siklus I. Yaitu berdasarkan lembar observasi bagi
guru dan siswa. Dimana berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer
pada siklus II didapatkan hasil sebagaimana yang tersaji berikut ini.
a) Analisis Data Hasil Observasi Guru
Untuk mengukur keberhasilan penerapanmodel pembelajaran CTL dalam
kegiatan pembelajaran, menggunakan lembar observasi pembelajaran guru. Hasil
observasi pembelajaran siklus II dapat dilihat pada (lampiran 21). Analisisa data
hasil observasi siswa disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 7 Analisis Data Hasil Observasi Guru Siklus Siklus II
Berdasarkan tabel 7 pada siklus II jumlah skor hasil observasi guru pada
aspek I yaitu melakukan kegiatan awal memperoleh jumlah skor6, untuk aspek II
Jumlah Skor Aspek Total
Skor Kategori
I II III
6 23 8 37 Sangat Baik
47
yaitu melakukan kegiatan inti memperoleh jumlah skor 23, jumlah skor pada
aspek III yaitu kegiatan akhir memperoleh jumlah skor8 dan jumlah skor dari
ketiga aspek 37 dengan kategori sangat baik.
b) Analisis Data Hasil Observasi Siswa
Hasil observasi/ pengamatan terhadap siswa yang dilakukan oleh observer
pada siklus II dapat dilihat pada (lampiran 22 ). Analisisa data hasil observasi
siswa tersaji pada tabel 8.
Tabel 8 Analisis Data Hasil Observasi Siswa Siklus II
Berdasarkan tabel8 analisis data hasil observasi siswa siklus II jumlah skor
pada aspek I yaitu melakukan kegiatan awal memperoleh 7, jumlah skor aspek II
yaitu melakukan kegiatan inti memperoleh 25, jumlah skor aspek IIIyaitu
melakukan kegiatan penutup memperoleh 4 dan dari ketiga aspek jumlah skor
hasil observasi siswa 36 dengan kategori sangat baik.
2. Minat Belajar Siswa
Seperti halnya pada siklus I, pada siklus II ini, setelah dilaksanakan
tindakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran CTL pada pertemuan I
dan II, siswa mengisi angket siklus II pada pertemuan III setelah mengerjakan
soal evaluasi siklus II. Berdasarkan kriteria skor angka minat belajar siswa = 75,
data minat belajar siswa terhadap IPA disajikan dalam bentuk tabel 4.9.
Jumlah Skor Aspek Total Skor Kategori
I II III
7 25 4 36 Sangat Baik
48
95.83%
4.17%
Minat
Kurang Minat
Tabel 9
Skor Angka Minat Belajar IPA Siklus II Siswa Kelas 4 SDNRegunung 01
Tahun Pelajaran 2012/2013 Skor Angka Minat Jumlah Siswa Persentasi
≥ 75 23 95,83%
<75 1 4,17%
Rata-rata skor angka minat belajar IPA 89,79
Skor angka minat belajar IPA tertinggi 101
Skor angka minat belajar IPA terendah 74
Dari tabel 9 dapat diketahui ada 23 siswa yang memiliki skor angka minat
≥75 sedangkan 1 skor angka minat <75. Dimana rata-rata skor angka minat
belajar IPA 89,79, skor angka minat belajar IPA tertinggi adalah 101 dan skor
angka minat belajar IPA terendah 74. Berdasarkan tabel 9 dapat dibuat diagram
lingkaran seperti berikut.
Diagram 5 Skor Angka Minat Belajar IPA Siklus II
Berdasarkan diagram 5hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk
diagram lingkaran terlihat jelas perbandingan bahwa pada diagram menunjukkan
jumlah siswa yang memiliki minat belajar IPA sebesar 95,83%.Sedangkan siswa
yang kurang minat terhadap IPA sebesar 4,17%. Terlihat jelas bahwa
pembelajaran menggunakan model pembelajaran CTL telah meningkatkan minat
belajar siswa dan tujuan penelitian sudah tercapai.
49
91.67%
8.33%
Tuntas
Tidak Tuntas
3. Hasil Belajar IPA
Setelah dilaksanakan tindakan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran CTL pada pertemuan I dan pertemuan II. Siswa mengerjakasn soal
evaluasi siklus II pada pertemuan III. Berikut merupakan hasil belajar IPA siklus
II.Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 70) data hasil belajar IPA
siklus II disajikan dalam bentuk tabel 4.10.
Tabel 10 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II
Siswa Kelas 4 SDNRegunung 01 Tahun Pelajaran 2012/2013
Nilai Jumlah Siswa Persentasi ≥ 70 22 91,67% <70 2 8,33%
Rata-rata nilai IPA 81,11 Nilai tertinggi IPA 100 Nilai terendah IPA 46,67
Dari tabel 10dapat diketahui bahwa siswa yang sudah tuntas dengan nilai
murni di atas KKM ada 22 siswa dan yang belum tuntas atau masih dibawah
KKM ada 2siswa. Dimana nilai rata-rata 81,11, nilai tertinggi adalah 100 dan nilai
terendah adalah 46,67.Dari analisis hasil tes pada tabel 10dapat dibuat diagram
lingkaran seperti berikut.
Diagram 6 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II
Berdasarkan diagram 6hasil analisis yang digambarkan dalam bentuk
diagram lingkaran terlihat jelas perbandingan bahwa jumlah siswa yang sudah
tuntas belajar sebesar 91,67%.Sedangkan siswa yang tidak tuntas belajar sebesar
50
8,33%. Terlihat jelas bahwa setelah tindakan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran CTL prosentase hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
meningkat jika dibandingkan dengan tahap siklus I. Terlihat jelas bahwa
pembelajaran menggunakan model pembelajaran CTL telah meningkatkan hasil
belajar siswa dan tujuan penelitian sudah tercapai.
d. Tahap Refleksi
Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan
I, II dan III maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses
pembelajaran. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan
membandingkan hasil tindakan dalam proses pembelajaran dengan indikator
kinerja. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi,
angket minat dan tes evaluasi pada siklus II maka penjelasan sebagai berikut:
1. Guru
Berdasarkan tabel 7jumlah skor analisis data hasil observasi guru dalam
menerapkan model pembelajaran CTL pada siklus II diperoleh skor 37 pada
kategori sangat baik. Secara keseluruhan berdasarkan jumlah skor hasil observasi
guru dalam menerapkan model pembelajaran CTL yang diterapkan oleh
kolaborator yaitu guru kelas 4 pada siklus II ini sudahsangat baik. Kolaborator
telah mampu melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran
yang telah dipersiapkan oleh peneliti.
2. Siswa
Berdasarkan tabel 8jumlah skor analisis data hasil observasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran CTL pada siklus II
diperoleh skor 36 pada kategori sangat baik. Siswa sudah mampu mengikuti
pembelajaran dengan model pembelajaran CTL dengan sangat baik.
3. Minat Belajar Siswa
Hasil pengukuran minat siswa pada siklus II meningkat jika dibandingkan
dengan dengan siklus I. Berdasarkan tabel 9 siswa yang memperoleh skor angka
minat IPA ≥ 75 sebanyak 23 siswa atau 95,83% dan siswa yang memperoleh skor
angka minat IPA < 75 sebanyak 1 siswa atau 4,17%. Berdasarkan data tersebut
51
terlihat jelas bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran CTL telah
meningkatkan minat belajar siswa dan tujuan penelitian sudah tercapai.
4. Hasil Belajar IPA
Berdasarkan tabel 10, dari 24 siswa yangsudah tuntas dengan nilai di atas
KKM ada 22 siswa atau 91,67% dan yang tidak tuntas atau dibawah KKM ada 2
siswa atau 8,33%. Dengan nilai tertinggi 100 dan terendah 46,67 dan rata-rata
81,11.
Tindakan perbaikan yang dilakukan peneliti berhasil. Berdasarkan hasil
observasi dan invormasi dari guru kelas, dengan model Pembelajaran CTL
pembelajaran berlangsung dengan lancar dan menggembirakan, siswa terlihat
lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran di luar kelas, berdiskusi, bertukar pikiran,
mengemukakan pendapatnya baik kepada temannya ataupun guru. Melalui
pembelajaran dengan model pembelajaran CTL siswa menjadi lebih tertarik pada
mata pelajaran IPA. Berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada siswa juga
menunjukkan peningkatan, dimana pada siklus II ini terdapat 23 siswa yang minat
terhadap IPA atau sebesar 95,83% sedangkan siswa yang kurang minat terhadap
IPA sebanyak 1 siswa atau sebesar 4,17%. Jumlah siswa yang mencapai
ketuntasan belajar IPA meningkat menjadi 22 siswa atau sebesar 91,67% dan
yang belum tuntas ada 2 siswa atau 8,33%
4.4. Hasil Analisis Data
4.4.1. Minat Belajar Siswa
Sebelum melakukan tindakan, peneliti memberikan angket minat kepada
siswa untuk diisi. Data yang diperoleh berdasarkan hasil pengisian angket mulai
dari pra siklus, siklus I dan siklus II selengkapnya dapat dilihat dalam (lampiran
23). Dibawah ini disajikan rekapitulasi skor angka minat belajar IPApra siklus,
siklus I dan siklus IIdisajikan dalam tabel 11.
52
20
11
14
13
23
0
5
10
15
20
25
Pra siklus Siklus I Siklus II
Frek
uens
i Kurang Minat
Minat
Tabel 11 Rekapitulasi Skor Angka Minat Belajar IPA
Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II Kelas 4 Semester II SD Negeri Regunung 01
Tahun Pelajaran 2012 / 2013
Skor angka
Minat Siswa
FREKUENSI PERSENTASI
Pra
Siklus Siklus 1 Siklus 2
Pra
Siklus Siklus 1 Siklus 2
≥ 75 4 13 23 16,67% 54,17% 95,83%
<75 20 11 1 83,33% 45,83% 4,17%
Jumlah 24 24 24 100,00% 100,00% 100,00%
Dari tabel 11 minat belajar IPA siswa kelas 4 SDN Regunung 01dapat
dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang minat pada pra siklus siswa yang
minat terhadap IPA hanya sebanyak 4 siswa atau 16,67%, pada siklus I siswa
yang minat terhadap IPA sebanyak 13 siswa atau 54,17% dan pada siklus II siswa
yang minat terhadap IPA hanya sebanyak 23 siswa atau 95,83%. Sedangkan siswa
yang kurang minat terhadap IPA pada pra siklus sebanyak 20 siswa atau 83,33%,
pada siklus I sebanyak 11 siswa 45,83% dan pada siklus II sebanyak 1 siswa
4,17%. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran CTL dapat
meningkatkan minat belajar siswa terhadap IPA. Hal ini dapat dilihat pada
diagram 7.
Diagram 7 Rekapitulasi Skor Angka Minat Siswa Terhadap Mata Pelajaran
IPA Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
53
Pada diagram 7 menunujukkan bahwa penggunaan model pembelajaran
CTL dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap IPA.
4.4.2. Hasil Belajar IPA
Data yang diperoleh berdasarkan nilai yang diperoleh siswa mulai dari pra
siklus, siklus I dan siklus II selengkapnya dapat dilihat dalam (lampiran 24).
Berikut ini dapat dilihat tabel nilai sebelum tindakan/pra siklus, siklus I dan siklus
II serta rekapitulasi pengelompokkan nilai dalam tabel 12.
Tabel 12 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPA
Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II Kelas 4 Semester II SD Negeri Regunung 01
Tahun Pelajaran 2012 / 2013
Nilai FREKUENSI PERSENTASI
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
≥ 70 6 14 22 25,00% 58,33% 91,67%
< 70 18 10 2 75,00% 41,67% 8,33%
Jumlah 24 24 24 100,00% 100,00% 100,00%
Dari tabel 12 hasil belajar IPA dapat dilihat adanya peningkatan jumlah
siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPA terbukti untuk klasifikasi tuntas, pada
pra siklus dari 24 siswa hanya 6 siswa atau 25,00%, siklus I dari 24 siswa ada 14
siswa atau 58,33% yang tuntas, siklus II ada 22 siswa atau 91,67% yang tuntas.
Sedangkan pada klasifikasi tidak tuntas, pada pra siklus ada 18 siswa atau
75,00%, siklus I ada 10 siswa atau 41,67%, pada siklus II ada 2 siswa atau 8,33%.
Ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran CTL
dapat meningkatkan hasil belajar IPA walaupun belum 100% tuntas semua. Hal
ini dapat dilihat pada diagram 8.
54
Diagram 8. Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II
Pada gambar diagram 8 menunjukkam pembelajaran dengan model
pembelajaran CTL dapat meningkatkan jumlah siswa yang tuntas dalam belajar
walaupun belum 100%.
4.5. Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan sebelum tindakan diberikan
pada kelas 4 di SDN Regunung 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
ditemukan bahwa pada saat kegiatan pembelajaran di kelas, tampak sekali minat
belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA rendah. Hal ini dapat terlihat dari
jumlah siswa yang telah mencapai skorangka minat (skor angka minat = 75)
hanya 16,67% siswa sedangkan 83,33% siswa belum mencapai skor angka minat.
Menurut laporan guru hasil pembelajaran siswa masih rendah. Ini terlihat pada
hasil nilai pra siklus yang peroleh siswa dimana hanya 25,00% dari jumlah siswa
yang mencapai nilai lebih dari sama dengan KKM (KKM = 70) , sedangkan
75,00% siswa belum mencapai KKM.
Berdasarkan pencapaian hasil tersebut maka peneliti menggunakan
alternatif pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran CTL.
Dilaksanakan dalam 2 siklus dimana setiap siklus dilakukan 3 kali pertemuan.
Hasil observasi guru dalam menerapkan model pembelajaran CTL pada
pertemuan I memperoleh jumlah skor 24 pada kategori cukup sedangkan total
skor observasi siswa pada pertemuan I yaitu 23 berada pada kategori cukup.
Berdasarkan obeservasi selama pembelajaran masih terdapat kekurangan
18
10
26
14
22
0
5
10
15
20
25
Pra siklus Siklus I Siklus II
Frek
uens
i Tidak Tuntas
Tuntas
55
diantaranya ketika melakukan pengamatan di lingkungan sekitar sekolah guru
tidak menegur siswa yang bercanda dengan temannya. Pada saat kelompok akan
melakukan presentasi guru tidak memberikan motivasi terlebih dahulu, sehingga
ketika sedang melakukan presentasi siswa terlihat masih malu-malu. Guru juga
belum mampu mengarahkan siswa untuk bertanya maupun memberi tanggapan
pada kelompok yang sedang presentasi, sehingga hanya 3 orang siswa yang
bertanya dan memberi tanggapan pada kelompok yang sedang presentasi. Pada
siklus I pertemuan II terjadi peningkatan dibanding hasil observasi pada
pertemuan I. Pada pertemuan II jumlah skor hasil observasi guru yang diperoleh
30 berada pada kategori baik. Berdasarkan lembar observasi tersebut guru sudah
melakukan perbaikan dibanding dari pertemuan I yaitu pada saat kegiatan
pengamatan di lingkungan sekitar sekolah guru sudah menegur siswa yang
bercanda dengan temannya. Siswa yang melakukan presentasi sudah tidak malu-
malu lagi, mereka sudah percaya diri ketika melakukan presentasi di depan kelas.
Siswa sudah mulai berani untuk bertanya dan memberi tanggapan pada kelompok
yang sedang melakukan presentasi yaitu sebanyak 9 siswa. Pada pertemuan III
pembelajaran dipergunakan untuk melakukan evaluasi dan pengisian angket yang
dilakukan oleh siswadimana hasil minat siswa pada siklus I sebanyak 13 siswa
atau 54,17% telah mencapai skor angka minat (angka minat = 75) dan sebanyak
11 siswa atau 45,83% belum mencapai skor angka minat. Sedangkan untuk hasil
belajar, sebanyak 14 siswa atau 58,33% telah mencapai nilai KKM (KKM = 70)
dan sebanyak 10 siswa atau 41,67% belum mencapai KKM dengan rata-rata
72,50, nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 45.Berdasarkan hasil angket minat dan
hasil belajar IPA pada siklus I yang telah diuraikan, hasil tersebut belum
memenuhi indikator kinerja yang telah peneliti tetapkan, untuk itu diadakan
perbaikan pada siklus II.
Pada siklus II juga dilakukan 3x pertemuan. Pada siklus II ini guru
memberikan motivasi pada siswa agar ketika melakukan observasi di lingkungan
sekitar sekolah siswa tidak bercanda dengan temannya dan guru juga memberikan
pujian bagia setiap kelompok yang melakukan presentasi dengan baik dan kepada
siswa yang bertanya maupun memberikan tanggapan pada siswa yang sedang
56
malakukan presentasi. Jumlah skor analisis data hasil observasi guru dalam
menerapkan model pembelajaran CTL sebesar 37 pada kategori sangat baik
sedangkan total skor hasil observasi siswa pada pertemuan I memperoleh 36
berada pada kategori sangat baik.
Pada pertemuan III seperti halnya siklus I pembelajaran dipergunakan
untuk melakukan evaluasi dan pengisian angket yang dilakukan oleh siswa,
dimana hasil minat siswa pada siklus II sebanyak 23 siswa atau 95,83% telah
mencapai skor angka minat (angka minat = 75) dan sebanyak 1 siswa atau 4,17%
belum mencapai skor angka minat. Sedangkan untuk hasil belajar, sebanyak 22
siswa atau 91,67% telah mencapai KKM (KKM = 70) dan sebanyak 2 siswa atau
8,33% belum mencapai KKM dengan rata-rata 81,11, nilai tertinggi 100 dan nilai
terendah 46,67.
Dari data hasil observasi guru dan siswa, hasil angket serta hasil belajar
IPA pada kondisi awal, siklus I dan siklus II yang telah diuraikanterjadi
peningkatan dari kondisi awal ke kegiatan pembelajaran siklus I dan kegiatan
pembelajaran siklus II. Hal tersebut menunjukkan bahwa target penelitian telah
tercapai sesuai dengan indikator kinerja yang telah ditentukan.