31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Daerah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Dieng Kulon 02 Kecamatan Batur, Kabupaten
Banjarnegara. SD ini merupakan SD Imbas.yang terletak dipinggir Desa Karangsari Dieng
kulon. Tepatnya di. Jl Bima No.1 Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara.
Bangunan gedung SDN Dieng Kulon 02 menempati tanah seluas 1175 m dengan
luas bangunan 980. Bangunan terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 2 kamar mandi siswa
2 kamar mandi guru 1 ruang gudang, dan 1 perumahan guru. Untuk sarana dan prasarana
di SD ini cukup memadai walau masih banyak sarana yang belum dimiliki.
Sekolah ini memiliki halaman yang lumayan luas, hal ini didukung pula oleh
bangunan pagar serta kebersihan yang baik dan saluran air yang memadai. Untuk lebih
jelasnya mengenai sejarah singkat SDN Dieng Kulon 02 akan di sajikan dalam bentuk profil
sekolah sebagai berikut:
1. Nama sekolah : SDN Negeri Dieng Kulon 02
2. Alamat : Jln. Bima No.1
3. Kelurahan : Dieng Kulon
4. Kecamatan : Batur
5. Nomor induk sekolah : 101030416025
6. Nomor statistik sekolah : 01032274031150.101030416025
7. Tahun di bangun : 1984
8. Status sekolah : Negeri
9. Kegiatan belajar : Pagi
10. Luas tanah : 1175 m
11. Luas bangunan : 980 m
Adapun jumlah pengajar yang ada di SD Negeri 02 Dieng Kulon Kecamatan Batur
Kabupaten Banjarnegara berjumlah 7 (tujuh) Guru Pegawai Negeri, 2 (dua) Wiyata Bakti
dan 1 Penjaga Sekolah. Sedangkan jumlah siswa di SD Negeri 02 Dieng Kulon
Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara dari kelas I sampai kelas VI adalah sebanyak
133 Siswa. Kesemuanya berasal dari wilayah sekitar sekolah dengan keadaan bakat,
32
32
minat ketrampilan, kemampuan intelegensi yang berbeda-beda. Penelitian ini
dilakukan dikelas IV SD Negeri 02 Dieng Kulon Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara
yang Berjumlah 16 siswa, siswa laki-laki 6 dan siswa perempuan 10.
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
4.2.1 Kondisi Sebelum Tindakan
Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas
dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas IV SDN Diengkulon
02 Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah
16 siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, terlihat bahwa hasil belajar siswa
masih rendah. Hal ini bisa terlihat dari nilai hasil evaluasi peserta didik pada mata
pelajaran IPS yang telah dilakukan dimana sebagian besar peserta didik memperoleh nilai
dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥ 65. Dengan demikian diperoleh data hasil
pembelajaran siswa sebelum dilakukan tindakan penelitian, dapat di lihat dari table 4.1
berikut ini
Tabel 4.I Distribusi Ketuntasan hasil Belajar
Siswa Kelas IV Semester II SDN Diengkulon 02 Sebelum Tindakan
No Nilai Sebelum Tindakan Ketuntasan
Jumlah siswa Persentase (%) Tuntas Tidak Tuntas
1 95-100 - 0 - -
2 89-94 - 0 - -
3 83-88 - 0 - -
4 77-82 - 0 - -
5 71-76 - 0 - -
6 65-70 7 43,7 √
7 < 65 9 56,3 √
Jumlah 16 100
Nilai rata-rata 61,6
33
Berdasarkan tabel 4.1 terlihat jelas perbandingannya siswa yang mencapai ketuntasan
belajar (KKM=65) adalah sebanyak 7 siswa (43,7%) sedangkan siswa yang belum
mencapai ketuntasan belajar sebanyak 9 siswa (56,3%). Dengan nilai tertinggi adalah 75
sedangkan nilai terendah adalah 45 dan rata-rata 61,6. Untuk lebih jelasnya data nilai
pada tabel 4.1 dapat dibuat diagram seperti pada gambar 4.1
56%44% TUNTAS
TIDAK TUNTAS
Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar
Siswa Kelas IV Semester II SDN Diengkulon 02 Sebelum Tindakan
4.2.2. Perencanaan Pembelajaran IPS siklus 1
a. Perencanaan Tindakan
Pelaksanaan penggunaan Pendekatan kontekstual pada siklus 1 dilakukan secara
berkelompok (klasikal) pada awal kegiatan dan dilanjutkan dengan membagi sejumlah
siswa dalah 4 kelompok besar. Setiap kelompok mengerjakan tugas yang sudah
disediakan guru terkait dengan materi pembelajaran.
Tindakan pada siklus II dilakukan dengan cara yang sama seperti siklus 1. Hal ini
dilakukan dengan tujuan untuk penguatan dan pemantapan materi serta meningkatkan
hasil belajar yang lebih tinggi sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Dimyati dan
Mudjiono bahwa dari hasil belajar akan meningkatkan perkembangan mental atau
keberanian siswa menjadi lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum tindakan.
Berdasarkan permasalahan yang diperoleh maka disusunlah rencana
pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut:
34
Tahap awal
Untuk mengawali pembelajaran ini, guru melakukan tahap awal dalam
pembelajaran, yang terdiri dari beberapa kegiatan, diantaranya : guru mengucapkan
salam, mengkondisikan kelas agar tertib, menyediakan bahan, alat, dan sumber kegiatan,
menata fasilitas dan sumber belajar dengan baik. Guru mengadakan apersepsi dengan
mengajak siswa menyanyikan lagu “Desaku”. Kemudian guru membagi siswa dalam 4
kelompok, dimana pada setiap kelompok beranggotakan 4 orang anak ( tidak
membedakan anggota laki-laki ataupun perempuan)
Tahap Inti
Dalam kegiatan inti ini, siswa mendengarkan penjelasan guru tentang kegiatan
ekonomi dengan bantuan alat peraga gambar, tiap kelompok mengamati dan menyimak
penjelasan guru dan merespon setiap pertanyaan. Guru menjelaskan tugas yang harus
dikerjakan pada setiap kelompok, laporan tiap kelompok di depan kelas menggunakan
bahasa sederhana. Kemudian memajang hasil kelompok.
Tahap akhir
Pada tahap akhir pembelajaran, siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang
baru saja di bahas dengan bimbingan guru pada akhir kegiatan, siswa mengerjakan soal
tes formatif individu sebagai umpan balik keberhasilan pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan kontekstual. Kemudian guru mengakhiri pembelajaran serta menjelaskan
bahwa pembelajaran akan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.
b.Tindakan
Kegiatan pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana
yang telah disusun dalam rencana pembelajaran. guru menyampaikan materi berdasarkan
urutan langkah-langkah pembelajaran.
Siswa diajak kelapangan untuk mengenal kegiatan ekonomi terhadap lingkungan
sekitar sekolah yaitu warung dan pasar tradisional. Disini guru menjelaskan yang
dinamakan kegiatan ekonomi.
Langkah selanjutnya siswa supaya menyebutkan jenis-jenis kegiatan ekonomi
yang diamati. Setelah selesai dari warung dan pasar tradisional, siswa masuk kelas untuk
menyebutkan kegiatan ekonomi dalam lembar kerja kelompok mereka masing-masing
dengan bantuan gambar untuk mengetahui keberhasilan dalam proses pembelajaran.dari
35
kegiatan yang dilakukan ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Sanjaya;2005)
bahwa bahwa pembelajaran ini menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh
untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi
kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan mereka.
c.Observasi
Tahap pembelajaran siklus I yang sedang berlangsung, praktikan meminta
bantuan Observer (guru kelas V) untuk mengamati jalannya pembelajaran kontekstual dari
awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi (lihat lampiran)
yang
telah disediakan oleh praktikan. Lembar observasi tersebut meliputi point-point yang
sesuai dengan pembelajaran kontekstual untuk mengamati semua aktivitas yang dilakukan
oleh guru. Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan
kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Kekurangan siswa dalam pembelajaran
antara lain kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang, keaktifan siswa
dalam menjawab pertanyaan masih kurang, siswa sudah cukup baik dalam
memperhatikan penjelasan dari guru, hanya sebagian siswa yang aktif dalam diskusi
kelompok, hanya sebagian siswa yang bisa menjawab soal diskusi, hanya sebagian kecil
siswa yang mau mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
Sedangkan kelebihan siswa dalam pembelajaran antara lain sebagian besar siswa
menanggapi jawaban kelompok lain, sebagian siswa sudah bisa menyimpulkan dari materi
yang sudah di pelajari, sebagian siswa sungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran,
semua siswa dapat mengerjakan soal evaluasi tanpa mencontek jawaban teman. Adapun
kekurangan/kelemahan dalam siklus I yang sudah dilakukan. Perbaikanya akan
dilaksanakan pada siklus ke II oleh guru.
d.Refleksi
Setelah guru melakukan kegiatan belajar mengajar, observer mulai mengadakan
refleksi tindakan ini melalui lembar observasi yang sudah disiapkan oleh peneliti
(lampiran).hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kekurangan dan kelebihan
guru dalam pembelajaran.
36
Adapun hasil dari tindakan peneliti yang telah dilakukan dapat menunjukkan
bahwa aktivitas tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual lebih dominan karena membutuhkan waktu lebih banyak untuk menjelaskan
materi, menerangkan langkah-langkah pembelajaran, dan menyampaikan tujuan
pembelajaran agar dalam proses pembelajaran berjalan lancar sesuai dengan harapan
peneliti. Nilai rata-rata hasil belajar siswa 71,7 terhadap penguasaan materi dengan
pendekatan kontekstual. Sedangkan pengamatan terhadap tindakan siswa dengan
menerapkan pembelajaran pendekatan kontekstual belum maksimal, karena bagi siswa
adalah hal yang baru dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain sebagai pengalaman
baru bila dibandingkan dengan proses pembelajaran sebelumnya yang masih
konvensional. Mendengarkan guru, menerangkan materi pelajaran dengan metode
ceramah. Dengan demikian, peneliti harus lebih bijak terhadap reaksi siswa yang belum
sesuai harapan.
37
Tabel 4.2
Data Hasil Observasi Tindakan Siklus I
NO ASPEK YANG DIAMATI 1 2 3
I Pra Pembelajaran
1 Apakah guru sudah merumuskan tujuan pembelajaran √
2 Apakah guru sudah menyusun RPP √
3 Apakah guru sudah merencanakan objek pengamatan √
4 Apakah guru sudah mempersiapkan perlengkapan pembelajaran √
5 Apakah guru sudah membuat lembar evaluasi untuk siswa √
II Kegiatan awal
6 Apakah guru membuka pelajaran dengan memberi salam √
7 Apakah guru mengabsen siswa √
8 Apakah ada apersepsi pembelajaran √
9 Apakah ada motivasi dari guru untuk siswa √
III Kegiatan inti
10 Apakah Guru sudah Memperkenalkan materi pelajaran kepada siswa √
11 Mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa √
12 Menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan dilingkungan sekitar √
13 Membagi siswa dalam kelompok √
14 Menerangkan langkah-langkah kegiatan pengamatan √
15 Melakukan Tanya jawab pada waktu pengamatan √
IV Kegiatan akhir
16 Apakah guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran √
17 Apakah guru melaksanakan kegiatan evaluasi di akhir pertemuan √
18 Melakukan analisis terhadap hasil evaluasi √
19 Apakah guru melakukan refleksi (tindaklanjut) atas hasil evaluasi √
20 Apakah guru menutup pembelajaran dengan menyampaikan salam penutup
√
Jumlah 2 3 15
Persentase 10 15 75
Keterangan :
1) Jika pernyataan tersebut dilakukan dalam kategori kurang
2) Jika pernyataan tersebut dilakukan dalam kategori cukup
3) Jika pernyataan tersebut dilakukan dalam kategori baik
Dari tabel 4.2 siklus I pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kontekstual di peroleh penilaian oleh observer dengan kategori baik 75%, kategori cukup
15% dan kategori kurang 10%. Dalam kegiatan yang dilaksanakan peneliti masih ada
kekurangan yaitu dalam memberikan motivasi kepaada siswa, dan melakukan refleksi.
Kekurangan dalam siklus I akan diperbaiki dalam siklus II.
38
Pada akhir pembelajaran siklus I dilaksanakan evaluasi dengan menggunkan tes
formatif, mendapatkan hasil 7 siswa nilainya <65 dan 9 siswa nilainya ≥ 65. Nilai tertinggi
88 dan nilai terendah 52, dan nilai rata-rata 71,7 atau dapat dilihat pada table di bawah ini.
Tabel 4.3 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar
Siswa Kelas IV Semester II SDN Diengkulon 02 Siklus I.
No Nilai Siklus I Ketuntasan
Jumlah siswa Persentase (%) Tuntas Tidak Tuntas
1 95-100 - 0 - -
2 89-94 - 0 - -
3 83-88 5 31,2 √ -
4 77-82 1 6,2 √ -
5 71-76 3 18,7 √ -
6 65-70 - 0 -
7 < 65 7 43,7 - √
Jumlah 16 100
Nilai rata-rata 71,7
Dengan hasil dari refleksi ini diharapkan praktikan memperbaiki kekurangan agar dalam
pelaksanaan pembelajaran berikutnya akan lebih baik.
4.2.3 Perencanaan Pembelajaran Siklus II
a. a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan temuan pada siklus I, maka peneliti melakukan perbaikan
pembelajaran yang disusun dalam rencana pembelajaran serta tindakan-tindakan yang
perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan dan meningkatkan hasil belajar.
Strategi yang dilakukan peneliti agar hasil belajar siswa dalam pembelajaran
melalui pendekatan kontekstual dapat lebih meningkat. Untuk itu guru harus lebih
memahami peranannya sebagai fasilitator dan motivator agar tidak kekurangan lagi pada
siklus ini.
Tindakan pada siklus II dilakukan secara berkelompok juga dengan menukar
anggota kelompok pada siklus I. setiap kelompok mengerjakan tugas yang tercantum
39
dalam lembar kerja kelompok. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk penguatan dan
pemantapan materi serta meningkatkan hasil belajar yang lebih tinggi. Sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono bahwa dari hasil belajar akan meningkatkan
perkembangan mental atau keberanian siswa menjadi lebih baik bila dibandingkan pada
saat sebelum tindakan.
b. Tindakan Penelitian
Tindakan yang dilakukan dengan perencanaan yang dibuat berdasarkan diskusi
yang dilakukan oleh peneliti dan guru, tindakan ini dilakukan agar pembelajaran IPS menjadi
semakin baik sehingga hasil belajar IPS menjadi meningkat.
Adapun langkah-langkah pembelajaran disusun sebagai berikut:
Tahap awal
Untuk mengawali pembelajaran ini, guru melakukan tahap awal dalam pembelajaran,
yang terdiri dari beberapa kegiatan diantaranya: mula-mula guru mengucapkan salam,
mengkondisikan kelas agar tertib, menyediakan bahan, alat, dan sumber kegiatan, menata
fasilitas dan sumber belajar dengan baik. Guru menuliskan judul materi dan
menyampaikan tujuan sesuai dengan indikator. Mengajak siswa untuk mengamati gambar
lambang koperasi. Kemudian guru membagi siswa dalam 4 kelompok, dimana pada setiap
kelompok beranggotakan 4 orang anak (tidak membedakan anggota laki-laki ataupun
perempuan). Dalam pembelajaran ini sesuai dengan langkah-langkah yang dikemukakan
menurut Depdiknas (2004:17) yaitu menyatakan kegiatan awal dengan sebuah pernyataan
kegiatan siswa yang merupakan gabungan antara Standar kompetensi, Kompetensi dasar,
materi pokok dan pencapaian hasil belajar. Menyatakan tujuan umum pembelajarannya,
merinci media yang mendukung dalam kegiatan pembelajaran. Membuat skenario tahap
demi tahap kegiatan yang akan dilakukan serta menyatakan ketepatan penilaiannya, yaitu
dengan data apa siswa dapat diamati partisipasinya dalam pembelajaran.
Tahap inti
Dalam kegiatan inti ini, Guru membagikan materi dan siswa di ajak menyebutkan
kegiatan koperasi, mengelompokkan jenis-jenis koperasi. siswa mendengarkan materi
yang diajarkan, siswa mendengarkan petunjuk pelaksanaan kegiatan yang akan
dilaksanakan. kemudian siswa di ajak keluar menuju koperasi masyarakat untuk melihat
kegiatan ekonomi di koperasi masyarakat yang letaknya sejajar dengan letak lingkungan
40
sekolah. dari kegiatan yang dilakukan ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
(Sanjaya;2005) bahwa bahwa pembelajaran ini menekankan pada proses keterlibatan
siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk
dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Setelah itu siswa kembali ke kelas untuk
mengerjakan lembar kerja kelompok. Selama proses pembelajaran, guru berusaha
meningkatkan keterlibatan siswa, guru membimbing siswa dalam diskusi, guru melakukan
monitoring, guru membantu siswa menyadari kekurangan dan kelebihannya, guru
membantu siswa menumbuhkan kepercayaan dirinya, dan guru melakukan penilaian
selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu dalam memberikan ide terhadap
kelompok masing-masing siswa diberi kesempatan untuk berbicara secara giliran dan
merata (misal: setiap kelompok berbicara mengemukakan hasil dari apa yang telah
dikerjakan)
Tahap akhir
Pada tahap akhir pembelajaran, siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang
baru saja di bahas dengan bimbingan guru pada akhir kegiatan, siswa mengerjakan soal
tes formatif individu sebagai umpan balik keberhasilan pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan kontekstual. Kemudian guru mengakhiri pembelajaran serta memberikan
salam.
41
b. Refleksi
Penerapan model CTL dalam pembelajaran siklus II dapat di lihat pada:
Table 4.4
Data Hasil Observasi Tindakan Siklus II
NO ASPEK YANG DIAMATI 1 2 3
I Pra Pembelajaran
1 Apakah guru sudah merumuskan tujuan pembelajaran √
2 Apakah guru sudah menyusun RPP √
3 Apakah guru sudah merencanakan objek pengamatan √
4 Apakah guru sudah mempersiapkan perlengkapan pembelajaran √
5 Apakah guru sudah membuat lembar evaluasi untuk siswa √
II Kegiatan awal
6 Apakah guru membuka pelajaran dengan memberi salam √
7 Apakah guru mengabsen siswa √
8 Apakah ada apersepsi pembelajaran √
9 Apakah ada motivasi dari guru untuk siswa √
III Kegiatan inti
10 Apakah Guru sudah Memperkenalkan materi pelajaran kepada siswa √
11 Mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari siswa √
12 Menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan dilingkungan sekitar √
13 Membagi siswa dalam kelompok √
14 Menerangkan langkah-langkah kegiatan pengamatan √
15 Melakukan Tanya jawab pada waktu pengamatan √
IV Kegiatan akhir
16 Apakah guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran √
17 Apakah guru melaksanakan kegiatan evaluasi di akhir pertemuan √
18 Melakukan analisis terhadap hasil evaluasi √
19 Apakah guru melakukan refleksi (tindaklanjut) atas hasil evaluasi √
20 Apakah guru menutup pembelajaran dengan menyampaikan salam penutup
√
Jumlah 0 3 17
Persentase 0 15 85
Keterangan :
1) Jika pernyataan tersebut dilakukan dalam kategori kurang
2) Jika pernyataan tersebut dilakukan dalam kategori cukup
3) Jika pernyataan tersebut dilakukan dalam kategori baik.
Dari tabel 4.4 siklus II pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kontekstual Teaching and learning (CTL) di peroleh penilaian oleh observer dengan
kategori Baik 85%, kategori cukup 15% dan kategori kurang 0%. Dalam kegiatan yang
dilaksanakan peneliti pada siklus II kegiatan pembelajaran berjalan dengan sangat baik.
42
Tabel 4.5 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar
Siswa Kelas IV Semester II SDN Diengkulon 02 Siklus II
No Nilai Siklus I Ketuntasan
Jumlah siswa Persentase (%) Tuntas Tidak Tuntas
1 95-100 9 56,2 - -
2 89-94 1 6,2 - -
3 83-88 1 6,2 √ -
4 77-82 1 6,2 √ -
5 71-76 3 18,7 √ -
6 65-70 1 6,2 -
7 < 65 - 0 - √
Jumlah 16 100
Nilai rata-rata 90,9
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh observer terjadi peningkatan
keaktifan siswa dari siklus I ke siklus II. Dari sini dapat disimpulkan ada kenaikan
proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I kegiatan pembelajaran
contekstual,teaching and learning (CTL) sudah diterapkan minimal dengan
kategori cukup dari keseluruhan kegiatan pembelajaran contekstual,teaching and
learning (CTL) dan pada siklus II kegiatan pembelajaran contekstual,teaching and
learning (CTL) sudah diterapkan dengan kategori sangat baik sebesar 100% dari
keseluruhan kegiatan pembelajaran contekstual,teaching and learning (CTL).
Berarti indikator kinerja penerapan model pembelajaran CTL siklus I dan siklus II
sudah tercapai dan mengalami peningkatan sesuai tujuan yang direncanakan.
Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan hasil belajar siswa meningkat,
terbukti dari perolehan nilai siswa setelah penggunaan pembelajaran contekstual,
teaching and learning (CTL) yang mencapai kriteria ketuntasan belajar (KKM=65)
sebanyak 16 siswa atau 100%, yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar
sebanyak 0 siswa atau tidak ada, dengan nilai rata 90,93 dan nilai tertinggi 100
sedangkan nilai terendah adalah 75
43
4.3 Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk mendapatkan data akurat dan terpercaya, maka peneliti melakukan
pemeriksaan keabsahan data dengan cara berikut:
4.3.1 Data Proses
Data proses dalam penelitian ini diperoleh melalui lembar observasi yang di isi
oleh observer. Data yang diperoleh dari lembar pengamatan dibandingkan dengan data
pelengkap yang berupa catatan lapangan dan dengan dokumentasi foto selama proses
kegiatan belajar mengajar berlangsung di dalam kelas.data yang diambil dalam lembar
pengamatan berupa data nilai pengamatan pendekatan kontekstual siswa. Data tersebut
kemudian dibubuhi tanda tangan observer sebagai bukti data tersebut akurat dan
terpercaya.
4.3.3 Data Hasil
Data hasil dalam penelitian ini diperoleh melalui tes akhir pada setiap siklusnya
setelah tindakan di berikan. Hasil tes tersebut dinilai oleh guru dan dibubuhi tanda tangan
sebagai bukti data tersebut akurat dan terpercaya.
44
4.4 Analisis Data Hasil Penelitian
4.4.1 Siklus I
Analisis hasil penelitian setelah menggunakan model pembelajaran CTL diperoleh
hasil belajar seperti pada
Table 4.6
Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Semester II SDN Diengkulon 02
Siklus I.
No Nilai Ketuntasan Setelah Tindakan (Siklus I)
Jumlah siswa Persentase
1 < 65 Belum Tuntas 7 43,7 %
2 ≥ 65 Tuntas 9 56,3 %
Jumlah 16 100 %
Rata-rata 71,7
Berdasarkan pada tabel 4.6 dengan menggunakan model pembelajaran CTL siswa
yang belum tuntas (KKM=65) adalah sebanyak 7 siswa atau 43,7%. Sedangkan siswa
yang tuntas dalam belajarnya sebanyak 9 siswa atau 56,3%.
4.4.2 Siklus I
Analisis hasil penelitian setelah menggunakan model pembelajaran CTL diperoleh
hasil belajar seperti pada
Table 4.7
Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Semester II SDN Diengkulon 02
Siklus II.
No Nilai Ketuntasan Setelah Tindakan (Siklus II)
Jumlah siswa Persentase
1 < 65 Belum Tuntas 0 0
2 ≥ 65 Tuntas 16 100
Jumlah 16 100
Rata-rata 90,93
45
Tabel 4.8 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar
Siswa Kelas IV Semester II SDN Diengkulon 02 Sebelum Tindakan, Siklus I dan Siklus II
No Nilai
Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II
Jumlah
siswa
Persen
(%)
Jumlah
siswa
Persen
(%)
Jumlah
siswa
Persen
(%)
1 Tuntas 7 43,7 9 56,3 16 100
2 Tidak tuntas 9 56,3 7 43,7 0 0
Jumlah 16 100 16 100 16 100
Keterangan:
Dari tabel di atas dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Klasifikasi A nilai ≥ 65 artinya tuntas.
2. Klasifikasi B nilai < 65 artinya tidak tuntas.
Berdasarkan tabel rekapitulasi pengelompokkan nilai pada tabel 4.7 dapat dilihat
adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas dari jumlah siswa 16 dalam mata pelajaran
Ilmu Pengatahuan Sosial, terbukti untuk klasifikasi tuntas, sebelum diadakan tindakan
yang tuntas hanya 9 siswa dan 7 siswa belum tuntas setelah dilaksanakan siklus I dan
siklus II, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 16 siswa atau 100%. Hal ini membuktikan
bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran CTL dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Pada tahap klasifikasi siswa yang tidak tuntas, sebelum diadakan tindakan
terdapat 9 siswa yang belum dari jumlah siswa kelas IV sebanyak 16 siswa, dan siklus I
dan siklus II keseluruhan siswa mengalami ketuntasan belajar 100%, hal ini dipengaruhi
adanya pembelajaran CTL karena siswa dapat belajar sesuatu dengan kerjasama
kelompok dan diskusi sehingga siswa mudah mengerti tentang apa yang diajarkan guru
khususnya pada mata pelajaran IPS di SDN Diengkulon 02 Kecamatan Batur Kabupaten
banjarnegara. Sedangkan Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan ,siklus I dan pada
siklus II dapat dilihat pada gambar 4,8
46
9
716 PRA SIKLUS
SIKLUS I
SIKLUS II
Gambar 4.8
Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Sebelum Tindakan, Sikus I, Siklus II
4.5 Pembahasan
4.5.1 Siklus Pertama
Dalam siklus I ini, peneliti menggunakan proses pembelajaran sesuai dengan apa
yang sudah tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Dalam siklus I, ini guru
melakukan tahap awal dalam pembelajaran, yang terdiri dari beberapa kegiatan,
diantaranya :Guru mengucapkan salam, mengkondisikan kelas agar tertib, menyediakan
bahan, alat, dan sumber kegiatan, menata fasilitas dan sumber belajar dengan baik. Guru
mengadakan apersepsi dengan mengajak siswa menyanyikan lagu “Desaku”. Kemudian
guru membagi siswa dalam 4 kelompok, dimana pada setiap kelompok beranggotakan 4
orang anak (tidak membedakan anggota laki-laki ataupun perempuan). Kemudian guru
menyampaikan materi berdasarkan urutan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan
langkah-langkah yang dikemukakan menurut Depdiknas (2004:17) yaitu menyatakan
kegiatan awal dengan sebuah pernyataan kegiatan siswa yang merupakan gabungan
antara Standar kompetensi, Kompetensi dasar, materi pokok dan pencapaian hasil belajar.
Menyatakan tujuan umum pembelajarannya, merinci media yang mendukung dalam
kegiatan pembelajaran. Membuat skenario tahap demi tahap kegiatan yang akan
dilakukan serta menyatakan ketepatan penilaiannya, yaitu dengan data apa siswa dapat
diamati partisipasinya dalam pembelajaran.
47
Siswa diajak kelapangan untuk mengenal kegiatan ekonomi terhadap lingkungan
sekitar sekolah yaitu warung dan pasar tradisional. Disini guru menjelaskan yang
dinamakan kegiatan ekonomi.
Langkah selanjutnya siswa supaya menyebutkan jenis-jenis kegiatan ekonomi
yang diamati. Setelah selesai dari warung dan pasar tradisional, siswa masuk kelas untuk
menyebutkan kegiatan ekonomi dalam lembar kerja kelompok mereka masing-masing
dengan bantuan gambar untuk mengetahui keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dari
kegiatan yang dilakukan ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Sanjaya;2005)
bahwa bahwa pembelajaran ini menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh
untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi
kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan mereka. Serta teori yang dikembangkan oleh John Dewey yang
mengemukakan bahwa peserta didik akan belajar dengan baik, ketika apa yang
dipelajarinya dikaitkan dengan apa yang mereka ketahui dan ketika mereka secara aktif
belajar sendiri.
Kemudian, guru dan siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui.
Siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang baru saja di bahas dengan bimbingan
guru pada akhir kegiatan, siswa mengerjakan soal tes formatif individu sebagai umpan
balik keberhasilan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual. Sesuai
dengan teori yang dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono bahwa dari hasil belajar akan
meningkatkan perkembangan mental atau keberanian siswa menjadi lebih baik bila
dibandingkan pada saat sebelum tindakan. Kemudian guru mengakhiri pembelajaran serta
menjelaskan bahwa pembelajaran akan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.
4.5.1 Siklus Kedua
Untuk mengawali pembelajaran ini, guru melakukan tahap awal dalam pembelajaran,
yang terdiri dari beberapa kegiatan diantaranya: mula-mula guru mengucapkan salam,
mengkondisikan kelas agar tertib, menyediakan bahan, alat, dan sumber kegiatan, menata
fasilitas dan sumber belajar dengan baik. Guru menuliskan judul materi dan
menyampaikan tujuan sesuai dengan indikator. Mengajak siswa untuk mengamati gambar
lambang koperasi. Kemudian guru membagi siswa dalam 4 kelompok, dimana pada setiap
48
kelompok beranggotakan 4 orang anak ( tidak membedakan anggota laki-laki ataupun
perempuan). Dalam pembelajaran ini sesuai dengan langkah-langkah yang dikemukakan
menurut Depdiknas (2004:17) yaitu menyatakan kegiatan awal dengan sebuah pernyataan
kegiatan siswa yang merupakan gabungan antara Standar kompetensi, Kompetensi dasar,
materi pokok dan pencapaian hasil belajar. Menyatakan tujuan umum pembelajarannya,
merinci media yang mendukung dalam kegiatan pembelajaran. Membuat skenario tahap
demi tahap kegiatan yang akan dilakukan serta menyatakan ketepatan penilaiannya, yaitu
dengan data apa siswa dapat diamati partisipasinya dalam pembelajaran.
Dalam kegiatan inti, Guru membagikan materi dan siswa di ajak menyebutkan
kegiatan koperasi, mengelompokkan jenis-jenis koperasi. siswa mendengarkan materi
yang diajarkan, siswa mendengarkan petunjuk pelaksanaan kegiatan yang akan
dilaksanakan. kemudian siswa di ajak keluar menuju koperasi masyarakat untuk melihat
kegiatan ekonomi di koperasi masyarakat yang letaknya sejajar dengan letak lingkungan
sekolah. Kegiatan ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Sanjaya;2005) bahwa
bahwa pembelajaran ini menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk
dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi
kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan mereka.Setelah itu siswa kembali ke kelas untuk mengerjakan lembar kerja
kelompok. Selama proses pembelajaran, guru berusaha meningkatkan keterlibatan siswa,
guru membimbing siswa dalam diskusi, guru melakukan monitoring, guru membantu siswa
menyadari kekurangan dan kelebihannya, guru membantu siswa menumbuhkan
kepercayaan dirinya, dan guru melakukan penilaian selama proses pembelajaran
berlangsung. Selain itu dalam memberikan ide terhadap kelompok masing-masing siswa
diberi kesempatan untuk berbicara secara giliran dan merata (misal: setiap kelompok
berbicara mengemukakan hasil dari apa yang telah dikerjakan).
Pada tahap akhir pembelajaran, guru dan siswa bertanya jawab tentang materi
yang belum jelas, kemudian bersama guru, siswa menyimpulkan materi pembelajaran
yang baru saja di bahas dengan bimbingan guru pada akhir kegiatan, siswa mengerjakan
soal tes formatif individu sebagai umpan balik keberhasilan pembelajaran dengan
menerapkan pendekatan kontekstual. Kemudian guru mengakhiri pembelajaran serta
memberikan salam.