64
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
4.1.1 Deskripsi Siklus I
Pada siklus I akan diuraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan
dan observasi, hasil tindakan, serta refleksi. Kegiatan pembelajaran pada siklus I
dilaksanakan selama 4 pertemuan.
4.1..1 Rencana Tindakan Siklus I
Rencana pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam 4 pertemuan dengan
rincian sebagai berikut.
1) Pertemuan Pertama
Rencana tindakan untuk siklus I pertemuan pertama adalah setelah penulis
memperoleh data dari hasil observasi, maka penulis melakukan diskusi dengan guru
kelas V sebagai guru kolaborator mengenai materi pelajaran IPA yang akan disajikan
dengan pembelajaran inkuiri. Penulis bersama guru kolaborator menentukan standar
kompetensi (SK) untuk siklus I yaitu 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui
kegiatan membuat suatu karya/model, dengan kompetensi dasar (KD) yaitu 6.1.
Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Pada pertemuan pertama indikator yang
ditentukan adalah mengidentifikasi sifat cahaya merambat lurus dan mengidentifikasi
sifat cahaya yang mengenai berbagai benda (bening dan gelap). Setelah menentukan
SK, KD dan indikator, sebelum melaksanakan pembelajaran penulis membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan penerapan pembelajaran inkuiri.
Kemudian penulis menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
dibuat. Penulis juga mempersiapkan alat pembelajaran untuk menunjang proses
kegiatan pembelajaran yang berupa papan karton putih, papan karton dengan lubang
ditengahnya, senter, tutup gelas, gelas bening, batu, karton warna, kardus, kertas
HVS, dan plastik bening. Selain itu penulis juga menyiapkan perangkat pembelajaran
seperti presensi siswa, lembar kerja siswa, lembar observai guru, lembar observasi
65
siswa, lembar observasi aktivitas belajar IPA siswa dan penghargaan berupa pin
bintang diberikan kepada siswa yang mampu menjawab evalusi dari guru dengan
benar.
2) Pertemuan Kedua
Rencana tindakan siklus I pertemuan kedua sebagai tindak lanjut dari
pertemuan pertama, di mana pada pertemuan kedua indikator yang digunakan adalah
mengidentifkasi sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar dan
mengidentifikasi sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin lengkung (cembung
atau cekung). Sebelum melaksanakan pembelajaran penulis menyiapkan RPP. Penulis
juga menyiapkan alat pembelajaran berupa cermin rias, senter, kertas dan sendok
stainless. Selain itu penulis juga menyiapkan perangkat pembelajaran seperti presensi
siswa, lembar kerja siswa, lembar observai guru, lembar observasi siswa, lembar
observasi aktivitas belajar IPA siswa dan penghargaan berupa pin bintang diberikan
kepada siswa yang mampu menjawab evaluasi yang diberikan guru seperti pada
pertemuan pertama.
3) Pertemuan Ketiga
Rencana tindakan siklus I pertemuan ketiga merupakan tindak lanjut dari
pertemuan pertama dan kedua. Pada pertemuan ketiga indikator yang digunakan
adalah menjelaskan peristiwa pembiasan cahaya dan menunjukkan bukti bahwa
cahaya putih terdiri dari berbagai warna. Penulis menyiapkan RPP dan perangkat
pembelajaran seperti pada pertemuan pertama dan kedua seperti presensi siswa,
lembar kerja siswa, lembar observai guru, lembar observasi siswa, lembar observasi
aktivitas belajar IPA siswa dan penghargaan berupa pin bintang. Penulis juga
menyiapkan alat pembelajaran berupa gelas bening 2 buah (gelas A dan gelas B),
pensil 2 buah, uang logam 2 buah, cakram warna, benang dan paku.
4) Pertemuan Keempat
Rencana tindakan pada pertemuan keempat siklus I sebagai tindak lanjut dari
pertemuan pertama, kedua dan ketiga. Pertemuan keempat digunakan sebagai tes
evalusi tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama hingga ketiga.
66
Sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan penulis menyiapkan RPP, lembar soal
tes yang berisi 30 butir soal dengan bentuk pilihan ganda, serta lembar jawaban.
4.1..2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi
Pelaksanakan tindakan dan observasi ini merupakan deskripsi proses
pembelajaran dari awal hingga akhir serta deskripsi observasi penerapan
pembelajaran inkuiri dan respon siswa dalam menerima pembelajaran.
1) Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
Sabtu, 29 Maret 2014 mulai pukul 07.00-08.10 WIB. Pada kegiatan awal
pembelajaran guru mengawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru meminta
perwakilan siswa untuk memimpin doa, guru juga melakukan presensi. Selanjutnya,
guru melakukan apersepsi dengan meminta siswa untuk memejamkan mata kemudian
guru bertanya jawab dengan siswa berkaitan dengan cahaya. Setelah itu guru
menyampaikan tujuan pembelajaran.
Setelah selesai kegiatan awal, dilanjutkan dengan kegiatan inti. Dalam
kegiatan inti terbagi menjadi kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada
kegiatan eksplorasi guru bertanya jawab tentang contoh sumber cahaya. Setelah
bertanya jawab tentang sumber cahaya, guru menjelaskan secara singkat bahwa
cahaya memiliki sifat-sifat tertentu. Untuk menemukan sifat-sifat yang dimiliki
cahaya guru membagi siswa dalam empat kelompok yaitu dengan nama kelompok
Sudirman, Yos Sudarso, Ir. Soekarno dan Diponegoro. Satu kelompok terdiri dari 5-6
siswa. Kemudian, dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi pada kegiatan elaborasi ini
dibagi menjadi dua kegiatan yaitu kegiatan mengidentifikasi sifat cahaya merambat
lurus dan mengidentifikasi cahaya menembus benda bening. Pada kegiatan
mengidentifikasi sifat cahaya merambat lurus, guru mengawali dengan memberikan
masalah yang berkaitan dengan sifat cahaya merambat lurus. Guru memberikan
contoh cahaya dapat masuk keruangan kelas melalui pintu yang terbuka lebar dan
nampak cahaya itu berwarna putih. Kemudian guru membimbing siswa untuk
67
merumuskan masalah yaitu “Mengapa cahaya dapat masuk ruangan melalui pintu
yang terbuka lebar?”. Setelah merumuskan masalah siswa diminta guru untuk
merumuskan dan mengajukan hipotesis bersama kelompoknya. Kemudian guru
membagikan lembar kerja siswa serta alat untuk percobaan berupa papan karton
putih, tiga papan yang dilubangi tengahnya dan senter. Siswa diminta untuk
menuliskan rumusan masalah dan hipotesis pada lembar kerja siswa yang telah
diberikan guru. Kemudian guru menjelaskan percobaan yang akan dilakukan. Siswa
melakukan dan mengamati percobaan dengan kelompok. Siswa mengerjakan LKS
berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, kemudian menganalisis data dari LKS
untuk menguji hipotesis awal. Perwakilan kelompok diminta maju ke depan untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok. Kelompok lain memberikan tanggapan
kepada kelompok penyaji. Dari presentasi kelompok yang telah dilakukan kemudian
siswa bersama guru menarik kesimpulan bahwa cahaya dapat masuk ke ruangan
karena cahaya merambat lurus.
Setelah selesai kegiatan satu dilanjutkan kegiatan kedua yaitu
mengidentifikasi cahaya menembus benda bening. Guru memberikan masalah kepada
siswa dengan meminta salah satu siswa untuk menutup jendela kelas dengan buku
besar. Kemudian meminta dua orang siswa untuk keluar kelas dan berdiri di balik
jendela yang telah tertutup buku. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa
“Apakah siswa yang berada di balik jendela dapat terlihat?”. Siswa bersama guru
merumuskan masalah “Mengapa teman yang berada di luar tidak dapat terlihat?”
kemudian meminta siswa berdiskusi tentang hipotesis dari masalah yang telah
dirumuskan dan mengajukkannya. Guru membagikan LKS dan alat percobaan yaitu
papan karton putih, senter, tutup gelas, gelas bening, batu, karton warna, kardus,
kertas HVS, dan plastik bening. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
percobaan yang akan dilakukan. Siswa bersama kelompok melakukan dan mengamati
percobaan. Kemudian, siswa mengerjakan LKS berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan serta menganalisis data dari LKS untuk menguji hipotesis awal. Perwakilan
kelompok diminta maju kedepan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok.
68
Kelompok lain memberikan tanggapan kepada kelompok penyaji. Dari presentasi
kelompok yang telah dilakukan kemudian siswa bersama guru menarik kesimpulan
bahwa sifat cahaya menembus benda bening sehingga siswa yang berada di balik
jendela yang tertutup buku tidak dapat terlihat karena buku bukan benda bening.
Setelah kegiatan elaborasi selesai kemudian dilanjutkan dengan kegiatan
konfirmasi. Dalam kegiatan konfirmasi ini siswa menerima umpan balik berupa
pujian atas diskusi yang telah dilakukan. Siswa juga menerima pelurusan masalah
yang diberikan guru tentang diskusi kelompok yang kurang tepat.
Kemudian pada kegiatan penutup siswa bersama guru membuat kesimpulan
dan rangkuman dari materi yang telah dipelajari. Siswa menerima evaluasi berupa
tanya jawab singkat dari materi yang telah dipelajari. Siswa memperhatikan
penjelasan guru tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
Observasi dilaksanakan pada saat pelaksanaan pembelajaran IPA berlangsung.
Penulis meminta bantuan observer yaitu guru kelas VI untuk mengamati penerapan
pembelajaran inkuiri pada pembelajaran IPA dan respon siswa dalam menerima
pembelajaran, serta aktivitas belajar IPA siswa. Berikut ini adalah hasil observasi
penerapan pembelajaran inkuiri dan respon siswa dalam menerima pelajaran siklus I
pertemuan pertama:
69
Tabel 4.1
Hasil Observasi Penerapan Pembelajaran Inkuiri Siklus I Pertemuan 1
NO INDIKATOR YANG DIAMATI Keterangan
Ya Tidak
1. Apakah guru menyiapan ruang, alat, dan media pembelajaran? √
2. Apakah guru memeriksa kesiapan siswa untuk menerima materi
pelajaran? √
3. Apakah guru melakukan kegiatan apersepsi yang berkaitan
dengan materi? √
4. Apakah guru menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran? √
5. Apakah guru menyampaikan materi pelajaran dengan baik? √
6. Apakah guru membimbing siswa membentuk kelompok yang
beranggotakan 5-6 siswa? √
7. Apakah guru menyajikan masalah yang menjadi fokus inkuiri? √
8. Apakah guru bersama siswa merumuskan masalah? √
9. Apakah guru membimbing siswa merumuskan dan mengajukan
hipotesis? √
10. Apakah guru membimbing siswa merencanakan percobaan? √
11. Apakah guru membimbing siswa melakukan percobaan? √
12. Apakah guru membimbing siswa mengisi Lembar Kerja Siswa
dari hasil percobaan? √
13. Apakah guru membimbing siswa menguji hipotesis awal dengan
menganalisis data yang diperoleh? √
14. Apakah guru menunjuk perwakilan kelompok mempresentasikan
hasil diskusi? √
15. Apakah guru bersama siswa menarik kesimpulan hasil diskusi
yang dipresentasikan? √
16. Apakah guru meluruskan hasil diskusi kelompok yang kurang
tepat? √
17. Apakah guru melakukan tanya jawab tentang materi yang belum
diketahui siswa? √
18. Apakah guru membuat kesimpulan dan rangkuman materi
dengan melibatkan siswa? √
19. Apakah guru memberikan evaluasi berupa pertanyaan singkat? √
20. Apakah guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya? √
Berdasarkan tabel 4.1 hasil observasi penerapan pembelajaran inkuiri, guru
telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang telah
ditentukan. Namun, masih terdapat beberapa langkah-langkah yang kurang
dilaksanakan oleh guru secara maksimal yaitu guru dalam memberikan masalah yang
70
menjadi fokus inkuiri masih kurang jelas sehingga siswa dalam merumuskan masalah
merasa bingung dan kesulitan. Serta pada waktu guru membimbing siswa dalam
menguji hipotesis masih kurang menyeluruh pada setiap kelompok sehingga siswa
merasa bingung.
Hasil observasi terhadap respon siswa kelas V SDN 1 Dlimoyo pada kegiatan
pembelajaran dengan penerapan pembelajaran inkuiri siklus I pertemuan pertama
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Hasil Observasi Respon Siswa Siklus I Pertemuan 1
NO INDIKATOR YANG DIAMATI Keterangan
Ya Tidak
1. Apakah siswa siap dalam menerima materi pelajaran? √
2. Apakah siswa memperhatikan materi pelajaran dengan baik? √
3. Apakah siswa bersama kelompok merumuskan masalah? √
4. Apakah siswa bersama kelompok merumuskan dan
mengajukan hipotesis? √
5. Apakah siswa bersama kelompok mengumpulkan data
dengan melakukan percobaan? √
6. Apakah siswa menguji hipotesis dengan menganalisis data
yang diperoleh dari Lembar Kerja Siswa yang telah diisi? √
7. Apakah siswa yang ditunjuk guru mempresentasikan hasil
diskusi kelompok? √
8. Apakah siswa memberikan tanggapan kepada kelompok
penyaji? √
9. Apakah siswa menarik kesimpulan hasil diskusi yang telah
dipresentasikan? √
10. Apakah siswa menjawab pertanyaan singkat yang diberikan
guru tentang materi yang dipelajari? √
Berdasarkan tabel 4.2 hasil observasi respon siswa, masih ada beberapa
indikator yang belum direspon siswa yaitu memperhatikan pelajaran, merumuskan
masalah, merumuskan dan mengajukan hipotesis, dan menganalisis data. Hal ini
terlihat dari masih ada beberapa siswa yang belum memperhatikan materi pelajaran
dengan baik, siswa masih bergurau. Siswa merasa bingung dalam merumuskan
masalah serta merumuskan hipotesis. Siswa cenderung malu dan ragu dalam
71
mengajukan hipotesis. Siswa masih bingung dalam menguji hipotesis awal dari data
yang diperoleh dari percobaan.
Hasil observasi yang dilakukan observer terhadap aktivitas belajar IPA siswa
kelas V SDN 1 Dlimoyo dengan penerapan pembelajaran inkuiri pada siklus I
pertemuan pertama, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil Observasi Aktivitas Belajar IPA Siklus I Pertemuan 1
Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%)
10-19 Kurang 0 0
20-29 Sedang 18 78
30-40 Baik 5 22
Jumlah 23 100
Rata-rata 25.96
Skor minimal 20
Skor maksimal 32
Berdasarkan tabel 4.3 hasil observasi aktivitas belajar IPA dengan penerapan
pembelajaran inkuiri pada siklus I pertemuan pertama, dapat diketahui bahwa siswa
yang memperoleh skor 20-29 dengan kriteria sedang ada 18 siswa, dengan persentase
78%. Siswa yang memperoleh skor 30-40 dengan kriteria baik ada 5 siswa, dengan
persentase 22%. Rata-rata skor aktivitas belajar IPA siswa 25.96, skor minimal 20
dan skor maksimal 32. Dalam penerapan pembelajaran inkuiri pada siklus I
pertemuan pertama siswa yang memperoleh skor 30-40 dengan kriteria baik baru
mencapai 22%. Pada siklus I pertemuan pertama, aktivias belajar IPA masih
didominasi oleh siswa yang aktif. Terutama pada aktivitas fisik dengan indikator
mencari informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah. Dalam pembelajaran
inkuiri ini mencari informasi dilakukan dengan cara melakukan percobaan di mana
percobaan masih didominasi oleh siswa yang aktif, siswa kurang bekerjasama dengan
kelompok. Selain itu pada indikator menanggapi hasil pekerjaan siswa lain, siswa
cenderung masih ragu. Pada aktivitas mental berdiskusi memecahkan masalah dan
menganalisis data berdasarkan informasi yang didapat masih didominasi dengan
72
siswa yang berkemampuan tinggi. Pada aktivitas emosional berani mengajukan
pendapat dan berminat menjawab evaluasi dari guru masih didomiasi dengan siswa
yang aktif, siswa cenderung masih malu.
2) Pertemuan kedua
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu,
5 April 2014 mulai pukul 07.00-08.10 WIB. Pertemuan kedua ini merupakan tindak
lanjut dari pertemuan pertama. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan kedua
guru mengawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru meminta perwakilan
siswa untuk memimpin doa, guru juga melakukan presensi. Selanjutnya, guru
melakukan apersepsi yaitu bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari pada
pertemuan pertama tentang sifat cahaya merambat lurus dan menembus benda
bening. Guru juga menanyakan kepada siswa tentang siapa yang sebelum berangkat
sekolah bercermin dan cermin yang digunakan untuk bercermin. Kemudian guru
menyampaiakan tujuan pembelajaran.
Setelah kegiatan awal selesai, kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti. Pada
kegiatan eksplorasi guru bersama siswa bertanya jawab tentang pemantulan cahaya.
Guru menjelaskan secara singkat tentang pemantulan cahaya, serta macam-macam
cermin yaitu cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung. Guru menjelaskan
bahwa cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung memiliki sifat-sifat
pemantulan cahaya. Kemudian siswa diminta guru untuk bergabung bersama
kelompoknya seperti pada pertemuan pertama.
Pada kegiatan elaborasi, guru memberikan masalah kepada siswa dengan
meminta salah satu siswa untuk bercermin menggunakan kaca rias dan kaca spion.
Siswa diminta untuk mengamati bayangan yang dihasilkan oleh kedua cermin
tersebut. Siswa bersama guru merumuskan masalah yaitu dengan menyajikan
pertanyaan “Apakah cermin datar, cermin cembung dan cermin cekung memiliki sifat
pemantulan yang sama?”. Dari rumusan masalah tersebut guru meminta siswa untuk
berdiskusi merumuskan hipotesis. Setelah itu guru membagikan LKS dan alat
percobaan kepada siswa yang berupa cermin rias, kertas dan sendok stainless. Guru
73
menjelaskan percobaan yang akan dilakukan. Siswa bersama kelompok melakukan
dan mengamati percobaan. Siswa mengerjakan LKS berdasarkan percobaan yang
telah dilakukan serta menganalisis data dari LKS untuk menguji hipotesis awal.
Perwakilan kelompok diminta maju kedepan untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompok. Kelompok lain memberikan tanggapan kepada kelompok penyaji. Dari
presentasi kelompok yang telah dilakukan kemudian siswa bersama guru menarik
kesimpulan bahwa sifat pemantulan cahaya pada cermin datar, cermin cekung dan
cermin cembung tidak sama. Siswa bersama guru bertanya jawab mengenai sifat
pemantulan pada cermin datar, cermin cekung dan cermin cembung dari hasil
percobaan.
Setelah kegiatan elaborasi selesai kemudian dilanjutkan dengan kegiatan
konfirmasi. Dalam kegiatan konfirmasi ini siswa menerima umpan balik berupa
pujian dari guru atas diskusi yang telah dilakukan. Siswa juga menerima pelurusan
masalah yang diberikan guru tentang diskusi kelompok yang kurang tepat.
Selanjutnya pada kegiatan penutup siswa bersama guru membuat kesimpulan dan
rangkuman dari materi yang dipelajari. Siswa menerima evaluasi berupa tanya jawab
singkat tentang pemantulan cahaya dan sifat-sifat pemantulan pada cermin datar,
cermin cekung dan cermin cembung. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan dari
guru mendapat penghargaan berupa gambar bintang. Siswa memperhatikan
penjelasan guru tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
Hasil observasi penerapan pembelajaran inkuiri dan respon siswa pada siklus I
pertemuan kedua dapat dilihat pada tabel berikut:
74
Tabel 4.4
Hasil Observasi Penerapan Pembelajaran Inkuiri Siklus I Pertemuan 2
NO INDIKATOR YANG DIAMATI Keterangan
Ya Tidak
1. Apakah guru menyiapan ruang, alat, dan media pembelajaran? √
2. Apakah guru memeriksa kesiapan siswa untuk menerima materi
pelajaran? √
3. Apakah guru melakukan kegiatan apersepsi yang berkaitan
dengan materi? √
4. Apakah guru menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran? √
5. Apakah guru menyampaikan materi pelajaran dengan baik? √
6. Apakah guru membimbing siswa membentuk kelompok yang
beranggotakan 5-6 siswa? √
7. Apakah guru menyajikan masalah yang menjadi fokus inkuiri? √
8. Apakah guru bersama siswa merumuskan masalah? √
9. Apakah guru membimbing siswa merumuskan dan mengajukan
hipotesis? √
10. Apakah guru membimbing siswa merencanakan percobaan? √
11. Apakah guru membimbing siswa melakukan percobaan? √
12. Apakah guru membimbing siswa mengisi Lembar Kerja Siswa
dari hasil percobaan? √
13. Apakah guru membimbing siswa menguji hipotesis awal dengan
menganalisis data yang diperoleh? √
14. Apakah guru menunjuk perwakilan kelompok mempresentasikan
hasil diskusi? √
15. Apakah guru bersama siswa menarik kesimpulan hasil diskusi
yang dipresentasikan? √
16. Apakah guru meluruskan hasil diskusi kelompok yang kurang
tepat? √
17. Apakah guru melakukan tanya jawab tentang materi yang belum
diketahui siswa? √
18. Apakah guru membuat kesimpulan dan rangkuman materi
dengan melibatkan siswa? √
19. Apakah guru memberikan evaluasi berupa pertanyaan singkat? √
20. Apakah guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya? √
Berdasarkan tabel 4.4 hasil observasi penerapan pembelajaran inkuiri pada
siklus I pertemuan kedua, guru telah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
langkah-langkah yang telah ditentukan. Pada siklus I pertemuan kedua guru sudah
memberikan masalah yang menjadi fokus inkuiri dengan jelas karena siswa ikut
75
dilibatkan, guru sudah membimbing seluruh kelompok dalam menguji hipotesis awal
dengan data yang diperoleh melalui percobaan.
Hasil observasi terhadap respon siswa kelas V SDN 1 Dlimoyo pada kegiatan
pembelajaran dengan penerapan pembelajaran inkuiri siklus I pertemuan kedudapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.5
Hasil Observasi Respon Siswa Siklus I Pertemuan 2
NO INDIKATOR YANG DIAMATI Keterangan
Ya Tidak
1. Apakah siswa siap dalam menerima materi pelajaran? √
2. Apakah siswa memperhatikan materi pelajaran dengan baik? √
3. Apakah siswa bersama kelompok merumuskan masalah? √
4. Apakah siswa bersama kelompok merumuskan dan
mengajukan hipotesis? √
5. Apakah siswa bersama kelompok mengumpulkan data
dengan melakukan percobaan? √
6. Apakah siswa menguji hipotesis dengan menganalisis data
yang diperoleh dari Lembar Kerja Siswa yang telah diisi? √
7. Apakah siswa yang ditunjuk guru mempresentasikan hasil
diskusi kelompok? √
8. Apakah siswa memberikan tanggapan kepada kelompok
penyaji? √
9. Apakah siswa menarik kesimpulan hasil diskusi yang telah
dipresentasikan? √
10. Apakah siswa menjawab pertanyaan singkat yang diberikan
guru tentang materi yang dipelajari? √
Berdasarkan tabel 4.5 hasil observasi respon siswa, terlihat masih ada
beberapa indikator yang belum direspon siswa dengan baik yaitu merumuskan
masalah, merumuskan dan mengajukan hipotesis dan menganalisis data. Hal ini
ditunjukkan dari siswa masih kesulitan dalam merumuskan masalah, dalam
merumuskan hipotesis belum semua anggota kelompok terlibat Siswa cenderung
malu dan ragu dalam mengajukan hipotesis. Serta kegiatan menganalisis data untuk
menguji hipotesis masih didominasi oleh siswa yang aktif dan berkemampuan tinggi
76
Hasil observasi yang dilakukan observer terhadap aktivitas belajar IPA siswa
kelas V SDN 1 Dlimoyo dengan penerapan pembelajaran inkuiri pada siklus I
pertemuan kedua, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Observasi Aktivitas Belajar IPA Siklus I pertemuan 2
Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%)
10-19 Kurang 0 0
20-29 Sedang 10 43
30-40 Baik 13 57
Jumlah 23 100
Rata-rata 28.91
Skor minimal 22
Skor maksimal 34
Berdasarkan tabel 4.6 analisis hasil observasi aktivitas belajar IPA dengan
penerapan pembelajaran inkuiri pada siklus I pertemuan kedua, dapat diketahui
bahwa siswa yang memperoleh skor 20-29 dengan kriteria sedang ada 10 siswa,
dengan persentase 43%. Siswa yang memperoleh skor 30-40 dengan kriteria baik
meningkat menjadi 13 siswa, dengan persentase 57%. Rata-rata skor aktivitas belajar
IPA siswa meningkat menjadi 28.91, skor minimal 22 dan skor maksimal 34. Dalam
penerapan pembelajaran inkuiri pada siklus I pertemuan kedua siswa yang
memperoleh skor 30-40 dengan kriteria baik mencapai 57%. Pada siklus I pertemuan
kedua siswa belum melaksanakan aktivitas belajar IPA secara maksimal. Terutama
pada aktivitas fisik dengan indikator mencari informasi yang diperlukan untuk
memecahkan masalah, dan menanggapi hasil pekerjaan siswa lain masih didominasi
dengan siswa yang aktif. Pada aktivitas mental menganalisis data berdasarkan
informasi yang didapat, dan pada aktivitas emosional dengan indikator berani
mengajukan pendapat.
3) Pertemuan ketiga
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa,
8 April 2014 mulai pukul 07.00-08.10 WIB. Pertemuan ketiga merupakan tindak
77
lanjut dari pertemuan pertama dan kedua. Kegiatan awal pembelajaran pada
pertemuan ketiga diawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru meminta
perwakilan siswa untuk memimpin doa, guru melakukan presensi. Selanjutnya, guru
melakukan apersepsi yaitu bertanya jawab tentang materi sifat-sifat cahaya yang telah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya guru menanyakan kepada siswa
siapa yang pernah berenang, dimana siswa berenang. Kemudian guru menyampaikan
tujuan pembelajaran.
Setelah kegiatan awal selesai, kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti. Pada
kegiatan eksplorasi guru mengarahkan siswa kedalam materi pembiasan cahaya. Guru
membawa segelas air putih dan sedotan plastik. Guru bertanya jawab bersama siswa
tentang bentuk sedotan sebelum dimasukkan kedalam gelas yang berisi air.
Kemudian, guru memasukkan sedotan tersebut kedalam gelas berisi air. Siswa
diminta untuk membandingkan bentuk sedotan sebelum dan sesudah dimasukkan
kedalam gelas berisi air. Siswa diminta bergabung kedalam kelompok masing-masing
seperti pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua.
Setelah kegiatan eksplorasi, dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi. Di dalam
kegiatan elaborasi masalah yang menjadi fokus inkuiri adalah bentuk sedotan yang
terlihat patah ketika dimasukkan kedalam air. Siswa bersama guru merumuskan
masalah “Mengapa sedotan yang dimasukkan ke dalam gelas berisi air nampak
bengkok?”. Kemudian siswa bersama kelompoknya diminta untuk merumuskan
hipotesis tentang rumusan masalah tersebut. Setelah itu guru membagikan LKS dan
alat percobaan kepada siswa yang berupa berupa gelas bening 2 buah (gelas A dan
gelas B), pensil 2 buah, uang logam 2 buah. Siswa bersama kelompok diminta
menuliskan rumusan masalah serta hipotesis yang telah dirumuskan di LKS yang
telah diberikan guru. Kemudian guru menjelaskan percobaan yang akan dilakukan.
Siswa melakukan dan mengamati percobaan tentang cahaya dapat dibiaskan. Siswa
mengerjakan LKS berdasarkan percobaan yang telah dilakukan serta menganalisis
data dari LKS untuk menguji hipotesis awal. Perwakilan kelompok diminta maju
kedepan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok. Kelompok lain memberikan
78
tanggapan kepada kelompok penyaji. Dari presentasi kelompok yang telah dilakukan
kemudian siswa bersama guru menarik kesimpulan bahwa cahaya yang merambat
dari dua medium yang berbeda dapat dibiaskan.
Setelah kegiatan elaborasi yang pertama selesai kemudian dilanjutkan
kegiatan elaborasi yang kedua yaitu kegiatan menunjukkan bukti cahaya putih terdiri
dari berbagai warna. Guru menyajikan masalah berupa pertanyaan tentang asal dari
warna-warna pada pelangi. Kemudian siswa bersama guru merumuskan masalah
yaitu “Apakah cahaya putih dapat diuraikan menjadi berbagai warna?”. Siswa
diminta merumuskan dan mengajukan hipotesis bersama kelompoknnya. Setelah itu
guru membagikan LKS dan alat percobaan kepada siswa yang berupa berupa cakram
warna, benang dan paku. Siswa bersama kelompok diminta menuliskan rumusan
masalah serta hipotesis yang telah dirumuskan di LKS yang telah diberikan guru.
Kemudian guru menjelaskan percobaan yang akan dilakukan. Siswa melakukan dan
mengamati percobaan berdasarkan lembar praktikum. Siswa mengerjakan LKS
berdasarkan percobaan yang telah dilakukan serta menganalisis data dari LKS untuk
menguji hipotesis awal. Perwakilan kelompok diminta maju kedepan untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok. Kelompok lain memberikan tanggapan
kepada kelompok penyaji. Dari presentasi kelompok yang telah dilakukan kemudian
siswa bersama guru menarik kesimpulan bahwa cahaya putih dapat diuraikan menjadi
berbagai warna.
Setelah kegiatan elaborasi selesai kemudian dilanjutkan dengan kegiatan
konfirmasi. Dalam kegiatan konfirmasi ini siswa menerima umpan balik berupa
pujian dari guru atas diskusi yang telah dilakukan. Siswa juga menerima pelurusan
masalah yang diberikan guru tentang diskusi kelompok yang kurang tepat. Pada
kegiatan penutup siswa bersama guru membuat kesimpulan dan rangkuman dari
materi yang telah dipelajari. Siswa menerima evaluasi berupa tanya jawab singkat
tentang pembiasan cahaya dan penguraian cahaya. Siswa yang dapat menjawab
pertanyaan dari guru mendapat penghargaan berupa gambar bintang. Siswa
79
memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya.
Hasil observasi penerapan pembelajaran inkuiri pada siklus I pertemuan
ketiga dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7
Hasil Observasi Penerapan Pembelajaran Inkuiri Siklus I Pertemuan 3
NO INDIKATOR YANG DIAMATI Keterangan
Ya Tidak
1. Apakah guru menyiapan ruang, alat, dan media pembelajaran? √
2. Apakah guru memeriksa kesiapan siswa untuk menerima materi
pelajaran? √
3. Apakah guru melakukan kegiatan apersepsi yang berkaitan
dengan materi? √
4. Apakah guru menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran? √
5. Apakah guru menyampaikan materi pelajaran dengan baik? √
6. Apakah guru membimbing siswa membentuk kelompok yang
beranggotakan 5-6 siswa? √
7. Apakah guru menyajikan masalah yang menjadi fokus inkuiri? √
8. Apakah guru bersama siswa merumuskan masalah? √
9. Apakah guru membimbing siswa merumuskan dan mengajukan
hipotesis? √
10. Apakah guru membimbing siswa merencanakan percobaan? √
11. Apakah guru membimbing siswa melakukan percobaan? √
12. Apakah guru membimbing siswa mengisi Lembar Kerja Siswa
dari hasil percobaan? √
13. Apakah guru membimbing siswa menguji hipotesis awal dengan
menganalisis data yang diperoleh? √
14. Apakah guru menunjuk perwakilan kelompok mempresentasikan
hasil diskusi? √
15. Apakah guru bersama siswa menarik kesimpulan hasil diskusi
yang dipresentasikan? √
16. Apakah guru meluruskan hasil diskusi kelompok yang kurang
tepat? √
17. Apakah guru melakukan tanya jawab tentang materi yang belum
diketahui siswa? √
18. Apakah guru membuat kesimpulan dan rangkuman materi
dengan melibatkan siswa? √
19. Apakah guru memberikan evaluasi berupa pertanyaan singkat? √
20. Apakah guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya? √
80
Berdasarkan tabel 4.7 hasil observasi penerapan pembelajaran inkuiri pada
siklus I pertemuan ketiga dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan guru sudah dapat
menerapkan pembelajaran inkuiri dengan baik.
Hasil observasi terhadap respon siswa kelas V SDN 1 Dlimoyo pada kegiatan
pembelajaran dengan penerapan pembelajaran inkuiri siklus I pertemuan ketiga dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8
Hasil Observasi Respon Siswa Siklus I Pertemuan 3
NO INDIKATOR YANG DIAMATI Keterangan
Ya Tidak
1. Apakah siswa siap dalam menerima materi pelajaran? √
2. Apakah siswa memperhatikan materi pelajaran dengan baik? √
3. Apakah siswa bersama kelompok merumuskan masalah? √
4. Apakah siswa bersama kelompok merumuskan dan
mengajukan hipotesis? √
5. Apakah siswa bersama kelompok mengumpulkan data
dengan melakukan percobaan? √
6. Apakah siswa menguji hipotesis dengan menganalisis data
yang diperoleh dari Lembar Kerja Siswa yang telah diisi? √
7. Apakah siswa yang ditunjuk guru mempresentasikan hasil
diskusi kelompok? √
8. Apakah siswa memberikan tanggapan kepada kelompok
penyaji? √
9. Apakah siswa menarik kesimpulan hasil diskusi yang telah
dipresentasikan? √
10. Apakah siswa menjawab pertanyaan singkat yang diberikan
guru tentang materi yang dipelajari? √
Berdasarkan tabel 4.8 hasil observasi respon siswa dalam penerapan
pembelajaran inkuiri pada siklus I pertemuan ketiga dapat dikatakan bahwa secara
keseluruhan siswa dapat merespon pembelajaran inkuiri dengan baik.
81
Hasil observasi yang dilakukan observer terhadap aktivitas belajar IPA siswa
kelas V SDN 1 Dlimoyo dengan penerapan pembelajaran inkuiri pada siklus I
pertemuan ketiga, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel 4.9
Hasil Observasi Aktivitas Belajar IPA Siklus I pertemuan 3
Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%)
10-19 Kurang 0 0
20-29 Sedang 7 30
30-40 Baik 16 70
Jumlah 23 100
Rata-rata 31.35
Skor minimal 23
Skor maksimal 36
Berdasarkan tabel 4.9 hasil observasi aktivitas belajar IPA dengan penerapan
pembelajaran inkuiri pada siklus I pertemuan ketiga, dapat diketahui bahwa siswa
yang memperoleh skor 20-29 dengan kriteria sedang ada 7 siswa, dengan persentase
30%. Siswa yang memperoleh skor 30-40 dengan kriteria baik 16 siswa, dengan
persentase 70%. Rata-rata skor aktivitas belajar IPA siswa 31.35, skor minimal 23
dan skor maksimal 36. Dalam penerapan pembelajaran inkuiri pada siklus I
pertemuan ketiga siswa yang memperoleh skor 30-40 dengan kriteria baik mencapai
70%. Aktivitas belajar IPA yang belum dilaksanakan dengan maksimal oleh siswa
adalah pada aktivitas mental dengan indikator menganalisis data hasil informasi yang
didapat, serta pada aktivitas emosional yaitu dengan indikator berani mengajukan
pendapat.
4) Pertemuan Keempat
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan keempat pada hari Kamis, 10 April
2014, mulai pukul 07.00-08.10 WIB. Pertemuan keempat digunakan sebagai tes
evaluasi untuk mengukur hasil belajar IPA siswa pada siklus I. Kegiatan
pembelajaran diawali dengan, berdoa, presensi dan tanya jawab tentang materi yang
telah dipelajari pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga secara singkat. Setelah itu
82
guru mengadakan tes evaluasi dengan menjelaskan terlebih dahulu tentang tata tertib
mengerjakan soal evaluasi. Kemudian guru memberikan soal dan lembar jawaban
kepada siswa. siswa mengerjakan soal evaluasi sesuai dengan alokasi waktu 45 menit.
Siswa yang telah selesai mengerjakan soal evaluasi mengumpulkan hasil
pekerjaannnya kepada guru. Selanjutnya guru bersama siswa bertanya jawab tentang
soal yang sulit dan belum dipahami siswa. kemudian guru menutup pelajaran dengan
mengucapkan salam.
4.1..3 Hasil Tindakan Siklus I
Hasil Tindakan siklus I diperoleh dari hasil observasi terhadap penerapan
pembelajaran inkuiri, respon siswa, aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas V
SDN 1 Dlimoyo pada pembelajaran IPA dengan penerapan pembelajaran inkuiri oleh
guru.
1) Hasil observasi Penerapan Pembelajaran Inkuiri siklus I
Hasil observasi penerapan pembelajaran inkuiri dan respon siswa pada siklus I
diperoleh dari rata-rata skor hasil observasi pada pertemuan petama, kedua dan
ketiga. Berikut ini adalah hasil observasi kegiatan guru pada siklus I dengan
keterangan (P1) adalah pertemuan pertama, (P2) pertemuan kedua, (P3) pertemuan
ketiga:
83
Tabel 4.10
Hasil Observasi Penerapan Pembelajaran Inkuiri Siklus I
NO INDIKATOR YANG DIAMATI
Siklus I
P1 P2 P3
Ya Ya Ya
1. Apakah guru menyiapan ruang, alat, dan media pembelajaran? √ √ √
2. Apakah guru memeriksa kesiapan siswa untuk menerima materi
pelajaran? √ √ √
3. Apakah guru melakukan kegiatan apersepsi yang berkaitan
dengan materi? √ √ √
4. Apakah guru menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran? √ √ √
5. Apakah guru menyampaikan materi pelajaran dengan baik? √ √ √
6. Apakah guru membimbing siswa membentuk kelompok yang
beranggotakan 5-6 siswa? √ √ √
7. Apakah guru menyajikan masalah yang menjadi fokus inkuiri? √ √ √
8. Apakah guru bersama siswa merumuskan masalah? √ √ √
9. Apakah guru membimbing siswa merumuskan dan mengajukan
hipotesis? √ √ √
10. Apakah guru membimbing siswa merencanakan percobaan? √ √ √
11. Apakah guru membimbing siswa melakukan percobaan? √ √ √
12. Apakah guru membimbing siswa mengisi Lembar Kerja Siswa
dari hasil percobaan? √ √ √
13. Apakah guru membimbing siswa menguji hipotesis awal dengan
menganalisis data yang diperoleh? √ √ √
14. Apakah guru menunjuk perwakilan kelompok
mempresentasikan hasil diskusi? √ √ √
15. Apakah guru bersama siswa menarik kesimpulan hasil diskusi
yang dipresentasikan? √ √ √
16. Apakah guru meluruskan hasil diskusi kelompok yang kurang
tepat? √ √ √
17. Apakah guru melakukan tanya jawab tentang materi yang belum
diketahui siswa? √ √ √
18. Apakah guru membuat kesimpulan dan rangkuman materi
dengan melibatkan siswa? √ √ √
19. Apakah guru memberikan evaluasi berupa pertanyaan singkat? √ √ √
20. Apakah guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya? √ √ √
Berdasarkan tabel 4.10 hasil observasi penerapan pembelajaran inkuiri dari
pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga menunjukkan bahwa guru telah
melakukan semua langkah pembelajaran inkuiri sesuai dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang telah disusun. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan
84
pembelajaran inkuiri pada pembelajaran IPA telah memenuhi kriteria yang telah
ditentukan oleh penulis yaitu guru melakukan 20 langkah pembelajaran inkuiri.
Hasil observasi respon siswa pada siklus I dengan penerapan pembelajaran
inkuiri dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11
Hasil Observasi Respon Siswa Siklus I
NO INDIKATOR YANG DIAMATI
Siklus I
P1 P2 P3
Ya Ya Ya
1. Apakah siswa siap dalam menerima materi pelajaran? √ √ √
2. Apakah siswa memperhatikan materi pelajaran dengan
baik? - √ √
3. Apakah siswa bersama kelompok merumuskan masalah? - - √
4. Apakah siswa bersama kelompok merumuskan dan
mengajukan hipotesis? - - √
5. Apakah siswa bersama kelompok mengumpulkan data
dengan melakukan percobaan? √ √ √
6. Apakah siswa menguji hipotesis dengan menganalisis data
yang diperoleh dari Lembar Kerja Siswa yang telah diisi? - - √
7. Apakah siswa yang ditunjuk guru mempresentasikan hasil
diskusi kelompok? √ √ √
8. Apakah siswa memberikan tanggapan kepada kelompok
penyaji? √ √ √
9. Apakah siswa menarik kesimpulan hasil diskusi yang telah
dipresentasikan? √ √ √
10. Apakah siswa menjawab pertanyaan singkat yang diberikan
guru tentang materi yang dipelajari? √ √ √
Berdasarkan tabel 4.11 respon siswa pada siklus I dapat terlihat bahwa siswa
memberikan respon yang baik dalam penerapan pembelajaran inkuiri pada
pembelajaran IPA. Hal ini ditunjukkan dari pertemuan pertama dan kedua siswa
masih kurang dapat merespon dengan baik terutama pada indikator merumuskan
masalah, merumuskan dan mengajukan hipotesis, serta menguji hipotesis. Namun,
pada pertemuan ketiga siswa mampu merespon dengan baik terhadap penerapan
pembelajaran inkuiri.
85
2) Hasil Observasi Aktivitas belajar IPA
Observasi aktivitas belajar IPA siswa pada siklus I terdiri dari tiga pertemuan.
Pada masing-masing petemuan mulai dari pertemuan pertama, kedua dan ketiga hasil
observasi aktivitas belajar IPA siswa mengalami peningkatan. Hal ini dapat terlihat
sebelum dilaksanakan tindakan, hasil observasi aktivitas belajar IPA siswa
menunjukkan siswa yang memperoleh skor 10-19 dengan kriteria kurang sejumlah 14
siswa (61%), sedangkan siswa yang memperoleh skor 20-29 dengan kriteria sedang
sejumlah 9 siswa (39%). Rata-rata skor aktivitas belajar IPA siswa secara
keseluruhan adalah 19.00 dengan kriteria kurang. Hal ini menunjukkan bahwa
sebelum dilaksanakan tindakan aktivitas belajar IPA siswa kelas V SDN 1 Dlimoyo
rendah.
Pada siklus I terlihat adanya peningkatan Aktivitas belajar IPA siswa, hal ini
terlihat dari rata-rata skor hasil observasi aktivitas belajar IPA siswa secara
keseluruhan yaitu dari ketiga pertemuan. Berikut ini adalah rata-rata skor hasil
observasi aktivitas belajar IPA siswa pada siklus I dengan keterangan (P1) pertemuan
1, (P2) Pertemuan 2, (P3) Pertemuan 3, ( ) rata-rata skor Aktivitas belajar IPA, (f)
frekuensi, dan (%) persentase.
Tabel 4.12
Rata-rata Skor Hasil Observasi Aktivitas Belajar IPA pada siklus I
Skor Kriteria P1 P 2 P 3
F (%) F (%) F (%) F (%)
10-19 Kurang 0 0 0 0 0 0 0 0
20-29 Sedang 18 78 10 43 7 30 13 57
30-40 Baik 5 22 13 57 16 70 10 43
Jumlah 23 100 23 100 23 100 23 100
Rata-rata 25.96 28.91 31.35 28.74
Kiteria Sedang Sedang Baik Sedang
Berdasakan tabel 4.12 hasil observasi aktivitas belajar IPA siswa pada siklus I
menunjukkan bahwa adanya peningkatan aktivitas belajar IPA dibandingkan dengan
sebelum dilakukan tindakan. Pada siklus I siswa dengan kriteria aktivitas kurang
86
sudah tidak ada lagi, baik pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga. Siswa pada
kriteria sedang pertemuan pertama sejumlah 18 (78%) siswa, kemudian menurun
pada pertemuan kedua dengan 10 (43%) siswa, dan pada pertemuan ketiga menurun
kembali menjadi 7 (30%) siswa. Sedangkan siswa dengan kriteria aktivitas baik pada
pertemuan pertama sejumlah 5 (22%) siswa, meningkat pada pertemuan kedua
menjadi 13 (57%) siswa, dan meningkat kembali menjadi 16 (70%) siswa. Perolehan
rata-rata skor pada pertemuan pertama 25.96 dengan kriteria sedang, kemudian
meningkat pada pertemuan kedua dengan perolehan rata-rata skor 28.91 dengan
kriteria sedang, dan meningkat kembali pada pertemuan ketiga dengan perolehan
rata-rata skor 31.35 dengan kriteria baik.
Rata-rata skor hasil observasi aktivitas belajar IPA siswa dengan penerapan
pembelajaran inkuiri pada siklus I dapat diketahui bahwa siswa dengan kriteria
sedang ada 13 siswa, dengan persentase 57%, dan siswa dengan kriteria baik ada 10
siswa dengan persentase 43%. Rata-rata skor aktivitas belajar IPA siswa pada siklus I
adalah 28.74 dengan kriteria sedang.
Diagram 4.1. Hasil Persentase Aktivitas Belajar IPA
Berdasarkan diagram 4.1 menunjukkan pada siklus I secara keseluruhan siswa
dengan kriteria aktivitas baik mencapai 43%. Hal ini menunjukkan bahwa, aktivitas
belajar IPA siswa dengan kriteria baik belum mencapai 80%. Serta rata-rata skor
aktivitas belajar IPA siswa pada siklus I juga belum mencapai baik. Maka dari itu,
pada siklus I aktivitas belajar IPA siswa kelas V SDN 1 Dlimoyo dengan penerapan
87
pembelajaran inkuiri masih belum mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditentukan oleh penulis. Sebagai upaya dalam meningkatkan aktivitas belajar IPA
siswa kelas V SDN 1 Dlimoyo dengan penerapan pembelajaran inkuiri maka akan
dilanjutkan pada siklus II.
3) Hasil Belajar IPA siswa pada siklus I
Setelah selesai pelaksanaan tindakan dengan penerapan pembelajaran inkuiri
pada siklus I, guru memberikan evaluasi berupa tes tertulis kepada siswa. Evaluasi
digunakan untuk mengukur hasil belajar IPA siswa. Tes evaluasi diberikan pada akhir
siklus I yaitu pada pertemuan keempat. Hasil nilai evaluasi pada siklus I dapat dilihat
pada tabel distribusi frekuensi 4.13. Untuk menentukan jumlah kelas dan panjang
kelas pada tabel distribusi adalah dengan langkah yang dikemukakan Sugiyono
(2010: 36) adalah sebagai berikut:
1) Menghitung rentang data
R = skor max-skor min
R = 90-50=40
2) Menghitung jumlah kelas interval (k)
k = 1+3.3 logn
k = 1+3.3 log 23 = 5,5 = 5
3) Menghitung panjang kelas
I = R/k
I = 40/5 = 8
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka dihasilkan tabel distribusi
frekuansi nilai IPA pada siklus I adalah sebagai beriku:
88
Tabel 4.13
Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I
No Nilai Frekuensi Persentase(%)
1 50-57 3 13
2 58-65 4 17
3 66-73 7 30
4 74-81 4 17
5 82-90 5 22
Jumlah 23 100
Rata-rata 72
Nilai minimal 50
Nilai Maksimal 90
Berdasarkan tabel 4.13 Dapat diketahui bahwa dari 23 siswa, siswa yang
memperoleh nilai antara 50-57 terdapat 3 siswa dengan persentase 13%, siswa yang
memperoleh nilai antara 58-65 terdapat 4 siswa dengan persentase 17%. Siswa yang
memperoleh nilai antara 66-73 terdapat 7 siswa dengan persentase 30%, siswa yang
memperoleh nilai antara 74-81 terdapat 4 siswa dengan persentase 17%, dan siswa
yang memperoleh nilai antar 82-90 terdapat 5 siswa dengan persentase 22%. Berikut
akan disajikan nilai IPA siswa siklus I dalam bentuk diagram.
Diagram 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus I
Analisis ketuntasan belajar IPA siswa dengan penerapan pembelajaran inkuiri
pada siklus I dengan KKM ≥62 adalah sebagai berikut.
89
Tabel 4.14
Ketuntasan Belajar IPA Siklus I
Kategori Keterangan Frekuensi Persentase (%)
Tuntas ≥62 16 70
Tidak Tuntas <62 7 30
Jumlah 23 100
Rata-rata 72
Nilai terendah 50
Nilai tertinggi 90
Dari tabel 4.14 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar IPA siswa pada siklus
I yang telah mencapai KKM sebanyak 16 siswa dengan persentase 70% sedangkan
yang belum mencapai KKM adalah sebanyak 7 siswa dengan persentase 30%.
Perolehan rata-rata hasil belajar IPA siswa pada sikus I 72, nilai terendah 50, dan
nilai tertinggi adalah 90. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan ketuntasan
belajar pada siklus I. Hasil belajar IPA siswa yang diperoleh dari hasil pretest, dari 23
siswa kelas V yang telah mencapai ketuntasan (KKM≥62) terdapat 9 siswa dengan
persentase 39%, sedangkan 14 siswa dengan persentase 61% masih di bawah KKM.
Namun, setelah siklus I mengalami peningkatan yaitu terdapat 16 siswa dengan
persentase 70% yang telah mencapai ketuntasan, sedangkan 7 siswa dengan
persentase 30% masih di bawah KKM. Berdasarkan ketuntasan belajar IPA siswa
kelas V SDN 1 Dlimoyo siklus I dapat digambarkan dengan diagram lingkaran yaitu
sebagai berikut:
Diagram 4.3 Hasil Persentase Kentuntasan Belajar IPA Siklus I
90
Berdasarkan diagram hasil persentase ketuntasan belajar IPA siswa dengan
penerapan pembelajaran inkuiri pada siklus I terlihat bahwa hasil belajar IPA siswa
meningkat dibandingkan hasil belajar yang diperoleh pada pretest. Namun, siswa
yang sudah mencapai KKM masih 70%, hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar
IPA siswa kelas V SDN 1 Dlimoyo belum memenuhi indikator keberhasilan
ketuntasan belajar yang telah ditetapkan penulis yaitu 80%. Untuk meningkatkan
hasil belajar IPA siswa dengan penerapan pembelajaran inkuiri maka dilanjutkan
pada siklus II agar ketuntasan belajar IPA siswa mencapai 80% dari keseluruhan
siswa.
4.1..4 Refleksi Siklus I
Setelah selesai pelaksanaan pembelajaran siklus I dari pertemuan pertama,
kedua, ketiga dan keempat, kemudian dilakukan refleksi terhadap keseluruhan proses
pembelajaran yang telah dilakukan. Refleksi digunakan sebagai perbaikan apakah
hasil tindakan sudah sesuai dengan indikator keberhasilan. Hasil refleksi diperoleh
dari hasil observasi selama proses pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis data
observasi penerapan pembelajaran inkuiri menunjukkan bahwa guru telah melakukan
20 langkah pembelajaran inkuiri. Dengan demikian, penerapan pembelajaran telah
mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan penulis. Hal ini juga didukung
dengan respon siswa yang baik dalam penerapan pembelajaran inukuiri.
Berdasarkan observasi terhadap aktivitas belajar IPA siswa pada setiap
pertemuan.mengalami peningkatan. Namun, rata-rata skor aktivitas belajar IPA siswa
pada siklus I adalah 28.74 dengan kriteria sedang dengan siswa yang memperoleh
kriteria baik baru mencapai 43%. Hal ini menunjukkan bahwa, aktivitas belajar IPA
siswa belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan oleh penulis yaitu
aktivitas belajar IPA siswa meningkat apabila 80% siswa mencapai kriteria baik. Hal
ini disebabkan karena masih ada beberapa siswa yang belum melaksanakan aktivitas
belajar IPA secara maksimal. Sedangkan, hasil evaluasi ketuntasan belajar yang
diperoleh siswa dengan KKM≥62 dari 23 siswa, sebanyak 16 siswa yang sudah tuntas
91
dengan persentase 70% dan rata-rata 72. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar
IPA pada siklus I masih di bawah indikator keberhasilan yang sudah ditentukan
penulis yaitu hasil belajar IPA siswa meningkat apabila 80% dari keseluruhan siswa
mencapai KKM≥62. Ini artinya hasil belajar IPA siswa yang diperoleh pada siklus I
juga belum mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan.
Hasil refleksi pada proses pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan
1) Siswa lebih antusias dalam belajar dengan menggunakan pembelajaran inkuiri
2) Siswa lebih mudah memahami materi IPA karena dengan pembelajaran
inkuiri siswa diajarkan proses penemuan.
3) Menumbuhkan keberanian dan rasa percaya diri siswa dalam proses
pembelajaran di kelas. Baik pada saat menyampaikan pendapat ketika diskusi
kelompok, presentasi, maupun menanggapai hasil laporan kelompok lain.
4) Rencana pembelajaran dengan pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai.
b. Hambatan
1) Penerapan pembelajaran inkuiri belum terbiasa dilaksanakan oleh siswa dalam
kegiatan pembelajaran IPA, sehingga siswa masih merasa kesulitan terutama
dalam merumuskan masalah dan menguji hipotesis dengan menganalisis data
hasil percobaan.
2) Masih ada beberapa siswa yang belum melakukan aktivitas belajar IPA secara
maksimal, sehingga pembelajaran masih didominasi siswa yang aktif.
3) Pelaksanaan pembelajaran inkuri di kelas memerlukan waktu yang lama
karena siswa belum terbiasa.
c. Penyelesaian
1) Pada pelaksanaan pembelajaran inkuiri, guru diharapkan memberikan
pengarahan secara maksimal pada setiap kegiatan yang akan dilaksanakan
siswa, sehingga siswa lebih jelas dan mampu melaksanakan dengan baik. pada
saat pemberian masalah siswa ikut dilibatkan sehingga siswa lebih mudah
untuk merumuskan masalah.
92
2) Guru memberikan bimbingan dan motivasi kepada siswa agar dapat
melaksanakan aktivitas belajar IPA secara maksimal, sehingga dalam proses
pembelajaran di kelas tidak hanya didominasi oleh siswa yang aktif, namun
aktivitas belajar IPA dapat dilaksanakan secara maksimal oleh semua siswa.
3) Guru lebih memperhatikan alokasi waktu dalam pelaksanaan pembelajaran
inkuiri. Guru lebih mempersiapkan rencana pembelajaran secara maksimal
dan memberikan batasan waktu kepada siswa pada saat diskusi kelompok
sehingga pembelajaran tidak melebihi alokasi waktu yang telah ditentukan.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I menunjukkan bahwa aktivitas belajar
dan hasil belajar IPA dengan penerapan pembelajaran inkuiri sudah meningkat,
namun belum mencapai idikator keberhasilan yang telah ditentukan oleh penulis.
Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 1 Dlimoyo
dengan pembelajaran inkuiri maka dilanjutkan pada siklus II.
4.1.2 Deskripsi Siklus II
Pada siklus II akan diuraikan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan
tindakan dan observasi, hasil tindakan, serta refleksi. Kegiatan pembelajaran pada
siklus I dilaksanakan selama 3 pertemuan.
4.1.2.1 Rencana Tindakan
Rencana pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dalam 3 pertemuan.
Pembelajaran siklus II merupakan upaya perbaikan dari pembelajaran pada siklus I.
Rencana tindakan pada siklus II dengan rincian sebagai berikut.
1) Pertemuan Pertama
Rencana tindakan untuk pertemuan pertama yaitu penulis bersama guru
kolaborator menentukan standar kompetensi (SK) untuk siklus II yaitu 6.
Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model dengan
kompetensi dasar (KD) yaitu 6.2. Membuat suatu karya/model, misalnya periskop
atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. Pada
93
pertemuan pertama indikator yang ditentukan adalah Membuat periskop dari bahan
sederhana. Setelah menentukan SK, KD dan indikator, sebelum melaksanakan
pembelajaran penulis membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan
penerapan pembelajaran inkuiri. Kemudian penulis menyiapkan materi pembelajaran
sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Penulis juga mempersiapkan alat pembelajaran
untuk menunjang proses kegiatan pembelajaran yang berupa cermin datar ukuran
3x3, lilin, lem bakar, dan kardus pasta gigi. Selain itu penulis juga menyiapkan
perangkat pembelajaran seperti presensi siswa, lembar kerja siswa, lembar observai
guru, lembar observasi siswa, lembar observasi aktivitas belajar IPA siswa dan
penghargaan berupa gambar bintang diberikan kepada siswa yang mampu menjawab
evalusi yang diberikan guru.
2) Pertemuan kedua
Rencana tindakan pertemuan kedua siklus II sebagai tindak lanjut dari
pertemuan pertama, di mana pada pertemuan kedua indikator yang digunakan adalah
membuat lup dari bahan sederhana dan membuat kaleidoskop dari bahan sederhana.
Sebelum melaksanakan pembelajaran penulis menyiapkan RPP. Penulis juga
menyiapkan alat pembelajaran berupa bola lampu bekas, karet, balon, kertas karton,
kertas mengkilap, lem kertas, guntung, selotip, dan manic-manik warna. Selain itu
penulis juga menyiapkan perangkat pembelajaran seperti presensi siswa, lembar kerja
siswa, lembar observasi guru, lembar observasi siswa, lembar observasi aktivitas
belajar IPA siswa dan penghargaan berupa gambar bintang diberikan kepada siswa
yang mampu menjawab evalusi yang diberikan guru seperti pada pertemuan pertama.
3) Pertemuan ketiga
Rencana tindakan pada pertemuan ketiga siklus II digunakan sebagai tes
evalusi tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertamadan kedua.
Sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan penulis menyiapkan RPP, lembar soal
tes yang berisi 20 butir soal dengan bentuk pilihan ganda, serta lembar jawaban.
94
4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Siklus II
Pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus II terdiri dari tiga kali
pertemuan. dua kali pertemuan digunakan untuk proses pembelajaran dan satu kali
pertemuan digunakan untuk evaluasi hasil belajar IPA siswa siklus II. Berikut ini
adalah uraian dari pelaksanaan tindakan dan observasi pada siklus II.
1) Pertemuan Pertama
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin,
14 April 2014 mulai pukul 07.30-09.00 WIB. Pada kegiatan awal pembelajaran guru
mengawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru meminta perwakilan siswa
untuk memimpin doa, guru melakukan presensi. Selanjutnya, guru melakukan
apersepsi dengan melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi sifat-sifat
cahaya yang telah dipelajari dan menanyakan kepada siswa “Apakah kita dapat
melihat seseorang yang berada dibalik dinding yang tinggi?”. Setelah itu guru
menyampaikan tujuan pembelajaran.
Setelah selesai kegiatan awal, dilanjutkan dengan kegiatan inti. Dalam
kegiatan inti terbagi menjadi kegiatan eksplorasi, elaborasi da konfirmasi. Pada
kegiatan eksplorasi Siswa dan guru bertanya jawab tentang contoh alat optik yang
menerapkan sifat cahaya. Setelah itu, siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 5-
6 siswa. Kemudian, dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi. Guru memberikan
masalah yang menjadi fokus inkuiri dengan bertanya jawab dengan siswa tentang
kapal selam, agar siswa lebih jelas guru meminta dua orang siswa untuk maju
kedepan dan salah satu siswa menutup siswa lain dengan kertas. Setelah itu guru
membimbing siswa untuk merumuskan masalah yaitu “ Mengapa orang yang berada
di dalam kapal selam dapat melihat keadaan di permukaan laut?”. Setelah
merumuskan masalah siswa diminta guru untuk membuat hipotesis bersama
kelompoknnya. Kemudian guru membagikan lembar kerja siswa serta alat untuk
membuat periskop berupa cermin datar ukuran 3x3, lilin, lem bakar, dan kardus pasta
gigi. Siswa diminta untuk menuliskan rumusan masalah dan hipotesis pada lembar
kerja siswa yang telah diberikan guru. Kemudian guru menjelaskan percobaan yang
95
akan dilakukan. Siswa membuat periskop dari bahan sederhana dan menguji periskop
yang telah dibuat bersama kelompok. Siswa mengerjakan LKS berdasarkan
percobaan dengan periskop yang telah dibuat, kemudian menganalisis data dari LKS
untuk menguji hipotesis awal. Perwakilan kelompok diminta maju kedepan untuk
mempresentasikan hasil kerja kelompok. Kelompok lain memberikan tanggapan
kepada kelompok penyaji. Dari presentasi kelompok yang telah dilakukan kemudian
siswa bersama guru menarik kesimpulan.
Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan konfirmasi. Dalam kegiatan
konfirmasi, siswa menerima umpan balik berupa pujian dari guru atas diskusi yang
telah dilakukan. Siswa juga menerima pelurusan masalah yang diberikan guru tentang
diskusi kelompok yang kurang tepat. Pada kegiatan penutup siswa bersama guru
membuat kesimpulan dan rangkuman dari materi yang telah dipelajari. Siswa
menerima evaluasi berupa tanya jawab singkat tentang periskop dan sifat cahaya yang
diterapkan pada periskop. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan dari guru
mendapat penghargaan berupa gambar bintang. Siswa memperhatikan penjelasan
guru tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
Hasil observasi kegiatan guru dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan
pembelajaran inkuiri pada siklus II pertemuan pertama dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
96
Tabel 4.15
Hasil Observasi Penerapan Pembelajaran Inkuiri Siklus II Pertemuan 1
NO INDIKATOR YANG DIAMATI Keterangan
Ya Tidak
1. Apakah guru menyiapan ruang, alat, dan media pembelajaran? √ 2. Apakah guru memeriksa kesiapan siswa untuk menerima materi
pelajaran? √
3. Apakah guru melakukan kegiatan apersepsi yang berkaitan dengan
materi? √
4. Apakah guru menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran? √ 5. Apakah guru menyampaikan materi pelajaran dengan baik? √ 6. Apakah guru membimbing siswa membentuk kelompok yang
beranggotakan 5-6 siswa? √
7. Apakah guru menyajikan masalah yang menjadi fokus inkuiri? √ 8. Apakah guru bersama siswa merumuskan masalah? √ 9. Apakah guru membimbing siswa merumuskan dan mengajukan
hipotesis? √
10. Apakah guru membimbing siswa merencanakan percobaan? √ 11. Apakah guru membimbing siswa melakukan percobaan? √ 12. Apakah guru membimbing siswa mengisi Lembar Kerja Siswa dari
hasil percobaan? √
13. Apakah guru membimbing siswa menguji hipotesis awal dengan
menganalisis data yang diperoleh? √
14. Apakah guru menunjuk perwakilan kelompok mempresentasikan hasil
diskusi? √
15. Apakah guru bersama siswa menarik kesimpulan hasil diskusi yang
dipresentasikan? √
16. Apakah guru meluruskan hasil diskusi kelompok yang kurang tepat? √ 17. Apakah guru melakukan tanya jawab tentang materi yang belum
diketahui siswa? √
18. Apakah guru membuat kesimpulan dan rangkuman materi dengan
melibatkan siswa? √
19. Apakah guru memberikan evaluasi berupa pertanyaan singkat? √ 20. Apakah guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya? √
Berdasarkan tabel 4.15 hasil observasi penerapan pembelajaran inkuiri pada
siklus II pertemuan pertama dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan guru sudah
dapat menerapkan pembelajaran inkuiri dengan baik.
Hasil observasi terhadap kegiatan siswa kelas V SDN 1 Dlimoyo pada kegiatan
pembelajaran dengan penerapan pembelajaran inkuiri siklus II pertemuan pertama
dapat dilihat pada tabel berikut:
97
Tabel 4.16
Hasil Observasi Respon Siswa Siklus II Pertemuan 1
NO INDIKATOR YANG DIAMATI Keterangan
Ya Tidak
1. Apakah siswa siap dalam menerima materi pelajaran? √
2. Apakah siswa memperhatikan materi pelajaran dengan baik? √
3. Apakah siswa bersama kelompok merumuskan masalah? √
4. Apakah siswa bersama kelompok merumuskan dan
mengajukan hipotesis? √
5. Apakah siswa bersama kelompok mengumpulkan data
dengan melakukan percobaan? √
6. Apakah siswa menguji hipotesis dengan menganalisis data
yang diperoleh dari Lembar Kerja Siswa yang telah diisi? √
7. Apakah siswa yang ditunjuk guru mempresentasikan hasil
diskusi kelompok? √
8. Apakah siswa memberikan tanggapan kepada kelompok
penyaji? √
9. Apakah siswa menarik kesimpulan hasil diskusi yang telah
dipresentasikan? √
10. Apakah siswa menjawab pertanyaan singkat yang diberikan
guru tentang materi yang dipelajari? √
Berdasarkan tabel 4.16 hasil observasi respon siswa dalam penerapan
pembelajaran inkuiri pada siklus II pertemuan pertama dapat dikatakan bahwa secara
keseluruhan siswa dapat merespon pembelajaran inkuiri dengan baik.
Analisis hasil observasi yang dilakukan observer terhadap aktivitas belajar
IPA siswa kelas V SDN 1 Dlimoyo dengan penerapan pembelajaran inkuiri pada
siklus II pertemuan pertama, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.17
Hasil Observasi Aktivitas Belajar IPA Siklus II pertemuan 1
Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%)
10-19 Kurang 0 0
20-29 Sedang 3 13
30-40 Baik 20 87
Jumlah 23 100
Rata-rata 33.48
Skor minimal 27
Skor maksimal 37
98
Berdasarkan tabel 4.17 analisis hasil observasi aktivitas belajar IPA dengan
penerapan pembelajaran inkuiri pada siklus II pertemuan pertama, dapat diketahui
bahwa siswa yang memperoleh skor 20-29 dengan kriteria sedang ada 3 siswa,
dengan persentase 13%. Siswa yang memperoleh skor 30-40 dengan kriteria baik ada
20 siswa, dengan persentase 87%. Rata-rata skor aktivitas belajar IPA siswa 33.48
dengan kriteria baik, skor minimal 27 dan skor maksimal 37.
2) Pertemuan kedua
Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada hari
Selasa, 15 April 2014 mulai pukul 07.00-08.10 WIB. Kegiatan awal pembelajaran
pada pertemuan kedua diawali dengan mengucapkan salam, kemudian guru meminta
perwakilan siswa untuk memimpin doa, guru melakukan presensi. Selanjutnya, guru
melakukan apersepsi yaitu bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari serta
contoh alat-alat optik yang menerapkan sifat-sifat cahaya.
Setelah kegiatan awal selesai, kegiatan selanjutnya adalah kegiatan inti. Pada
kegiatan eksplorasi guru mengarahkan siswa kedalam materi membuat lup dan
kaleidoskop sederhana. Guru meminta kepada siswa untuk bergabung pada kelompok
masing-masing. Setelah kegiatan eksplorasi, dilanjutkan dengan kegiatan elaborasi.
Pada kegiatan elaborasi dibagi menjadi dua kegiatan yang pertama membuat lup dari
bahan sederhana dan yang kedua adalah membuat kaleidoskop dari bahan sederhana.
Guru memberikan masalah yang menjadi fokus inkuiri dengan bertanya jawab
tentang alat yang digunakan tukang jam pada saat memperbaiki jamnya. Siswa
bersama guru merumuskan masalah “Apakah benda yang dilihat dengan lup terlihat
lebih besar?”. Kemudian siswa bersama kelompoknya diminta untuk merumuskan
hipotesis tentang rumusan masalah tersebut. Setelah itu guru membagikan LKS dan
alat percobaan kepada siswa yang berupa bola lampu bekas, karet, dan balon. Siswa
bersama kelompok diminta menuliskan rumusan masalah serta hipotesis yang telah
dirumuskan di LKS yang telah diberikan guru. Kemudian guru menjelaskan
percobaan yang akan dilakukan. Siswa membuat lup dari bahan sederhana dan
menguji lup yang telah dibuat. Siswa mengerjakan LKS berdasarkan percobaan yang
99
telah dilakukan serta menganalisis data dari LKS untuk menguji hipotesis awal.
Perwakilan kelompok diminta maju kedepan untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompok. Kelompok lain memberikan tanggapan kepada kelompok penyaji. Dari
presentasi kelompok yang telah dilakukan kemudian siswa bersama guru menarik
kesimpulan.
Setelah kegiatan elaborasi yang pertama kegiatan elaborasi yang kedua adalah
kegiatan membuat kaleidoskop dari bahan sederhana. Guru menyajikan masalah yang
menjadi fokus inkuiri dengan meminta salah satu siswa maju kedepan, guru
menunjukkan kaleidoskop kepada siswa. selanjutnya siswa diminta oleh guru melihat
bagian dalam kaleidoskop dan mengetuk-ngetuk kaleidoskop tersebut. Guru dan
siswa bertanya jawab tentang apa yang telah dilihat dari bagian dalam kaleidoskop.
Kemudian siswa bersama guru merumuskan masalah yaitu “Mengapa di dinding
kaleidoskop terdapat pola-pola yang indah?”. Siswa diminta merumuskan hipotesis
bersama kelompoknnya. Setelah itu guru membagikan LKS dan alat percobaan
kepada siswa yang berupa kertas karton, kertas mengkilap, manik-manik warna
warni, lem kertas, plastik bening, dan selotip. Siswa bersama kelompok diminta
menuliskan rumusan masalah serta hipotesis yang telah dirumuskan di LKS yang
telah diberikan guru. Kemudian guru menjelaskan percobaan yang akan dilakukan.
Siswa membuat kaleidoskop dari bahan sederhana dan menguji kaleidoskop tersebut.
Siswa mengerjakan LKS berdasarkan percobaan yang telah dilakukan serta
menganalisis data dari LKS untuk menguji hipotesis awal. Perwakilan kelompok
diminta maju kedepan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok. Kelompok lain
memberikan tanggapan kepada kelompok penyaji. Dari presentasi kelompok yang
telah dilakukan kemudian siswa bersama guru menarik kesimpulan.
Setelah kegiatan elaborasi selesai kemudian dilanjutkan dengan kegiatan
konfirmasi. Dalam kegiatan konfirmasi ini siswa menerima umpan balik berupa
pujian dari guru atas diskusi yang telah dilakukan. Siswa juga menerima pelurusan
masalah yang diberikan guru tentang diskusi kelompok yang kurang tepat. Pada
kegiatan penutup siswa bersama guru membuat kesimpulan dan rangkuman dari
100
materi yang telah dipelajari. Siswa menerima evaluasi berupa tanya jawab singkatlup
dan kaleidoskop. Siswa yang dapat menjawab pertanyaan dari guru mendapat
penghargaan berupa gambar bintang. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang
materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya.
Hasil observasi kegiatan guru dalam kegiatan pembelajaran dengan penerapan
pembelajaran inkuiri pada siklus II pertemuan kedua dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 4.18
Hasil Observasi Penerapan Pembelajaran Inkuiri Siklus II Pertemuan 2
NO INDIKATOR YANG DIAMATI Keterangan
Ya Tidak 1. Apakah guru menyiapan ruang, alat, dan media pembelajaran? √ 2. Apakah guru memeriksa kesiapan siswa untuk menerima materi pelajaran? √ 3. Apakah guru melakukan kegiatan apersepsi yang berkaitan dengan materi? √
4. Apakah guru menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran? √ 5. Apakah guru menyampaikan materi pelajaran dengan baik? √ 6. Apakah guru membimbing siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 5-
6 siswa? √
7. Apakah guru menyajikan masalah yang menjadi fokus inkuiri? √ 8. Apakah guru bersama siswa merumuskan masalah? √ 9. Apakah guru membimbing siswa merumuskan dan mengajukan hipotesis? √
10. Apakah guru membimbing siswa merencanakan percobaan? √ 11. Apakah guru membimbing siswa melakukan percobaan? √ 12. Apakah guru membimbing siswa mengisi Lembar Kerja Siswa dari hasil
percobaan? √
13. Apakah guru membimbing siswa menguji hipotesis awal dengan menganalisis
data yang diperoleh? √
14. Apakah guru menunjuk perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi? √ 15. Apakah guru bersama siswa menarik kesimpulan hasil diskusi yang
dipresentasikan? √
16. Apakah guru meluruskan hasil diskusi kelompok yang kurang tepat? √ 17. Apakah guru melakukan tanya jawab tentang materi yang belum diketahui
siswa? √
18. Apakah guru membuat kesimpulan dan rangkuman materi dengan melibatkan
siswa? √
19. Apakah guru memberikan evaluasi berupa pertanyaan singkat? √ 20. Apakah guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan
berikutnya? √
101
Berdasarkan tabel 4.18 hasil observasi penerapan pembelajaran inkuiri siklus
II pertemuan pertama, guru telah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran
inkuiri dengan baik.
Hasil observasi terhadap kegiatan siswa kelas V SDN 1 Dlimoyo pada
kegiatan pembelajaran dengan penerapan pembelajaran inkuiri siklus II pertemuan
kedua dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.19
Hasil Observasi Respon Siswa Siklus II Pertemuan 2
NO INDIKATOR YANG DIAMATI Keterangan
Ya Tidak
1. Apakah siswa siap dalam menerima materi pelajaran? √
2. Apakah siswa memperhatikan materi pelajaran dengan baik? √
3. Apakah siswa bersama kelompok merumuskan masalah? √
4. Apakah siswa bersama kelompok merumuskan dan mengajukan
hipotesis? √
5. Apakah siswa bersama kelompok mengumpulkan data dengan
melakukan percobaan? √
6. Apakah siswa menguji hipotesis dengan menganalisis data yang
diperoleh dari Lembar Kerja Siswa yang telah diisi? √
7. Apakah siswa yang ditunjuk guru mempresentasikan hasil diskusi
kelompok? √
8. Apakah siswa memberikan tanggapan kepada kelompok penyaji? √
9. Apakah siswa menarik kesimpulan hasil diskusi yang telah
dipresentasikan? √
10. Apakah siswa menjawab pertanyaan singkat yang diberikan guru
tentang materi yang dipelajari? √
Berdasarkan tabel 4.19 hasil observasi respon siswa dalam penerapan
pembelajaran inkuiri pada siklus II pertemuan pertama dapat dikatakan bahwa secara
keseluruhan siswa dapat merespon pembelajaran inkuiri dengan baik.
Analisis hasil observasi yang dilakukan observer terhadap aktivitas belajar
IPA siswa kelas V SDN 1 Dlimoyo dengan penerapan pembelajaran inkuiri pada
siklus II pertemuan kedua, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
102
Tabel 4.20
Hasil Observasi Aktivitas Belajar IPA Siklus II pertemuan 2
Skor Kriteria Frekuensi Persentase (%)
10-19 Kurang 0 0
20-29 Sedang 0 0
30-40 Baik 23 100
Jumlah 23 100
Rata-rata 35.39
Skor minimal 30
Skor maksimal 39
Berdasarkan tabel 4.20 analisis hasil observasi aktivitas belajar IPA dengan
penerapan pembelajaran inkuiri pada siklus II pertemuan kedua, dapat diketahui
bahwa seluruh siswa dapat memperoleh skor 30-40 dengan kriteria baik. Rata-rata
skor aktivitas belajar IPA siswa 35.39, skor minimal 30 dan skor maksimal 39. Dalam
penerapan pembelajaran inkuiri pada siklus II pertemuan kedua siswa yang
memperoleh skor 30-40 dengan kriteria baik mencapai 100%. Hal ini menunjukkan
bahwa seluruh siswa dapat melaksanakan aktivitas belajar IPA secara maksimal.
3) Pertemuan ketiga
Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan keempat pada hari Kamis, 17 April
2014, mulai pukul 07.00-08.10 WIB. Pertemuan ketiga digunakan sebagai tes
evaluasi untuk mengukur hasil belajar IPA siswa pada siklus II. Kegiatan
pembelajaran diawali dengan, berdoa, presensi dan tanya jawab tentang materi yang
telah dipelajari pada pertemuan pertama, kedua dan ketiga secara singkat. Setelah itu
guru mengadakan tes evaluasi dengan menjelaskan terlebih dahulu tentang tata tertib
mengerjakan soal evaluasi. Kemudian guru memberikan soal dan lembar jawaban
kepada siswa. siswa mengerjakan soal evaluasi sesuai dengan alokasi waktu 45 menit.
Siswa yang telah selesai mengerjakan soal evaluasi mengumpulkan hasil
pekerjaannnya kepada guru. Selanjutnya guru bersama siswa bertanya jawab tentang
soal yang sulit dan belum dipahami siswa. kemudian guru menutup pelajaran dengan
mengucapkan salam.
103
4.1.2.3 Hasil Tindakan Siklus II
Hasil Tindakan siklus II diperoleh dari hasil observasi terhadap kegiatan guru,
kegiatan siswa, aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 1 Dlimoyo pada
pembelajaran IPA dengan penerapan pembelajaran inkuiri oleh guru.
a. Hasil observasi Penerapan Pembelajaran Inkuiri Siklus II
Hasil observasi kegiatan guru dan siswa pada siklus II diperoleh dari hasil
observasi pada pertemuan petama, kedua. Berikut ini adalah hasil observasi kegiatan
guru pada siklus II dengan keterangan (P1) adalah pertemuan pertama, (P2)
pertemuan kedua:
Tabel 4.21
Hasil Penerapan Pembelajaran Inkuiri Siklus II
NO INDIKATOR YANG DIAMATI
Siklus II
P1 P2
Ya Ya
1. Apakah guru menyiapan ruang, alat, dan media pembelajaran? √ √
2. Apakah guru memeriksa kesiapan siswa untuk menerima materi pelajaran? √ √
3. Apakah guru melakukan kegiatan apersepsi yang berkaitan dengan materi? √ √
4. Apakah guru menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran? √ √
5. Apakah guru menyampaikan materi pelajaran dengan baik? √ √
6. Apakah guru membimbing siswa membentuk kelompok yang beranggotakan 5-6
siswa? √ √
7. Apakah guru menyajikan masalah yang menjadi fokus inkuiri? √ √
8. Apakah guru bersama siswa merumuskan masalah? √ √
9. Apakah guru membimbing siswa merumuskan dan mengajukan hipotesis? √ √
10. Apakah guru membimbing siswa merencanakan percobaan? √ √
11. Apakah guru membimbing siswa melakukan percobaan? √ √
12. Apakah guru membimbing siswa mengisi Lembar Kerja Siswa dari hasil percobaan? √ √
13. Apakah guru membimbing siswa menguji hipotesis awal dengan menganalisis data
yang diperoleh? √ √
14. Apakah guru menunjuk perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi? √ √
15. Apakah guru bersama siswa menarik kesimpulan hasil diskusi yang dipresentasikan? √ √
16. Apakah guru meluruskan hasil diskusi kelompok yang kurang tepat? √ √
17. Apakah guru melakukan tanya jawab tentang materi yang belum diketahui siswa? √ √
18. Apakah guru membuat kesimpulan dan rangkuman materi dengan melibatkan siswa? √ √
19. Apakah guru memberikan evaluasi berupa pertanyaan singkat? √ √
20. Apakah guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan berikutnya? √ √
Berdasarkan tabel 4.21 hasil observasi penerapan pembelajaran inkuiri pada
siklus II dari pertemuan pertama sampai pertemuan kedua menunjukkan bahwa guru
telah melakukan semua langkah pembelajaran inkuiri sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan
104
pembelajaran inkuiri pada pembelajaran IPA telah memenuhi kriteria yang telah
ditentukan oleh penulis yaitu guru melakukan 20 langkah pembelajaran inkuiri.
Penerapan pembelajaran inkuiri telah terlaksana dengan baik hal ini juga ditujukkan
dari hasil respon siswa pada siklus II yang terlihat bahwa siswa memberikan respon
yang baik dalam penerapan pembelajaran inkuiri pada pembelajaran IPA. Hal ini
ditunjukkan dari pertemuan pertama dan kedua siswa mampu merespon dengan baik
terhadap penerapan pembelajaran inkuiri.
Adapun hasil observasi kegiatan siswa pada siklus II dengan penerapan
pembelajaran inkuiri dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.22
Hasil Observasi Respon Siswa Siklus II
NO INDIKATOR YANG DIAMATI
Siklus II
P1 P2
Ya Ya
1. Apakah siswa siap dalam menerima materi pelajaran? √ √
2. Apakah siswa memperhatikan materi pelajaran dengan baik? √ √
3. Apakah siswa bersama kelompok merumuskan masalah? √ √
4. Apakah siswa bersama kelompok merumuskan dan mengajukan
hipotesis? √ √
5. Apakah siswa bersama kelompok mengumpulkan data dengan
melakukan percobaan? √ √
6. Apakah siswa menguji hipotesis dengan menganalisis data yang
diperoleh dari Lembar Kerja Siswa yang telah diisi? √ √
7. Apakah siswa yang ditunjuk guru mempresentasikan hasil diskusi
kelompok? √ √
8. Apakah siswa memberikan tanggapan kepada kelompok penyaji? √ √
9. Apakah siswa menarik kesimpulan hasil diskusi yang telah
dipresentasikan? √ √
10. Apakah siswa menjawab pertanyaan singkat yang diberikan guru
tentang materi yang dipelajari? √ √
b. Hasil Observasi Aktivitas Belajar IPA Siklus II
Hasil observasi aktivitas belajar IPA siswa pada siklus II terdiri dari dua
pertemuan. Pada masing-masing petemuan mulai dari pertemuan pertama, dan kedua
aktivitas belajar IPA siswa mengalami peningkatan. Secara keseluruhan siswa dapat
105
melakukan aktivitas belajar IPA dengan maksimal. Hal ini dapat terlihat dari rata-rata
skor hasil observasi aktivitas belajar IPA secara keseluruhan yaitu dari pertemuan
pertama dan kedua. Hasil observasi aktivitas belajar IPA pada siklus II adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.23
Rata-rata Skor Hasil Observasi Aktivitas Belajar IPA pada siklus II
Skor Kriteria P1 P2
F (%) F (%) F (%)
10-19 Kurang 0 0 0 0 0 0
20-29 Sedang 3 13 0 0 1 4
30-40 Baik 20 87 23 100 22 96
Jumlah 23 100 23 100 23 100
Rata-rata 33.48 35.39 34.41
Kiteria Baik Baik Baik
Berdasakan tabel 4.23 hasil observasi aktivitas belajar IPA siswa pada siklus
II menunjukkan bahwa adanya peningkatan aktivitas belajar IPA dibandingkan
dengan siklus I. Di mana pada siklus I rata-rata skor keseluruhan siswa masih dalam
kriteria sedang. Pada siklus II siswa dengan kriteria aktivitas sedang sejumlah 3 siswa
dengan presentase 13%, dan pada pertemuan dua sudah tidak ada. Sedangkan siswa
dengan kriteria aktivitas baik pada pertemuan pertama sejumlah 20 dengan presentase
87%, kemudian meningkat pada pertemuan kedua menjadi 23 siswa dengan
presentase 100%. Perolehan rata-rata skor aktivitas belajar IPA siswa pada pertemuan
pertama 33.48 dengan kriteria baik, kemudian meningkat pada pertemuan kedua
dengan perolehan rata-rata skor aktivitas belajar IPA siswa 35.39 dengan kriteria
baik.
Rata-rata skor hasil observasi aktivitas belajar IPA siswa dengan penerapan
pembelajaran inkuiri pada siklus II dapat diketahui bahwa siswa dengan kriteria
sedang ada 1 siswa, dengan persentase 4%, dan siswa dengan kriteria baik ada 22
siswa dengan persentase 96%. Rata-rata skor aktivitas belajar IPA siswa pada siklus
106
II adalah 34.41 dengan kriteria baik. Hasil observasi aktivitas belajar IPA siklus II
disajikan dalam tabel berikut.
Diagram 4.4 Hasil Persentase Aktivitas belajar IPA Siklus II
Berdasarkan gambar 4.4 Aktivitas belajar IPA siswa pada siklus II secara
keseluruhan siswa dengan kriteria aktivitas baik mencapai 96%. Hal ini menunjukkan
bahwa, aktivitas belajar IPA siswa dengan kriteria baik sudah mencapai 80%. Maka
dari itu, pada siklus II aktivitas belajar IPA siswa kelas V SDN 1 Dlimoyo dengan
penerapan pembelajaran inkuiri sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditentukan oleh penulis.
c. Hasil Belajar IPA Siklus II
Setelah selesai pelaksanaan tindakan dengan penerapan pembelajaran inkuiri
pada siklus II, guru memberikan evaluasi berupa tes tertulis kepada siswa. Tes
evaluasi diberikan pada akhir siklus II yaitu pada pertemuan ketiga. Hasil belajar IPA
siswa setelah dilaksanakan tindakan siklus I dan setelah dilaksanakan siklus II
mengalami peningkatan. Hasil nilai evaluasi pada siklus II dapat dilihat pada tabel
distribusi frekuensi 4.24. Untuk menentukan jumlah kelas dan panjang kelas pada
tabel distribusi adalah dengan langkah yang dikemukakan Sugiyono (2010: 36)
adalah sebagai berikut:
4) Menghitung rentang data
R = skor max-skor min
R = 100-60=40
107
5) Menghitung jumlah kelas interval (k)
k = 1+3.3 logn
k = 1+3.3 log 23 = 5,5 = 5
6) Menghitung panjang kelas
I = R/k
I = 40/5 = 8
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka dihasilkan tabel distribusi
frekuansi nilai IPA pada siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 4.24
Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II
No Nilai Frekuensi Persentase (%)
1 60-67 2 9
2 68-75 5 22
3 76-83 2 9
4 84-91 6 26
5 82-100 8 35
Jumlah 23 100
Rata-rata 85
Nilai minimal 60
Nilai Maksimal 100
Berdasarkan tabel 4.24 Dapat diketahui bahwa dari 23 siswa, siswa yang
memperoleh nilai antara 60-67 terdapat 2 siswa dengan persentase 9%, siswa yang
memperoleh nilai antara 68-75 terdapat 5 siswa dengan persentase 22%. Siswa yang
memperoleh nilai antara 76-83 terdapat 2 siswa dengan persentase 9%, siswa yang
memperoleh nilai antara 84-91 terdapat 6 siswa dengan persentase 26%, dan siswa
yang memperoleh nilai antar 82-100 terdapat 8 siswa dengan persentase 35%. Berikut
akan disajikan distribusi nilai IPA siklus II dalam bentuk diagram. Berikut akan
disajikan distribusi frekuensi nilai IPA siklus II dalam bentuk diagram.
108
Diagram 4.5 Distribusi Frekuensi Nilai IPA Siklus II
Ketuntasa belajar IPA siswa setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I dari
23 siswa telah mencapai ketuntasan (KKM≥62) terdapat 16 (70%) siswa, sedangkan
7 (30%) siswa masih di bawah KKM. Namun, setelah dilaksanakan tindakan siklus II
mengalami peningkatan yaitu terdapat 22 siswa yang telah mencapai ketuntasan,
sedangkan hanya 1 siswa masih di bawah KKM. Analisis hasil belajar IPA siswa
dengan penerapan pembelajaran inkuiri pada siklus II adalah sebagai berikut:
Tabel 4.25
Ketuntasan Belajar IPA Siklus II
Kategori Keterangan Frekuensi Persentase (%)
Tuntas ≥62 22 96
Tidak Tuntas <62 1 4
Jumlah 23 100
Rata-rata 85
Nilai terendah 60
Nilai tertinggi 100
Berdasarkan tabel 4.25 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar IPA siswa
pada siklus II yang telah mencapai KKM sebanyak 22 siswa dengan persentase 96%,
sedangkan yang belum mencapai KKM adalah sebanyak 1 siswa dengan persentase
4%. Perolehan rata-rata hasil belajar IPA siswa pada sikus II adalah 85, nilai terendah
109
60, dan nilai tertinggi adalah 100. Berdasarkan ketuntasan belajar IPA siswa kelas V
SDN 1 Dlimoyo siklus I pada tabel 4.17 dapat digambarkan dengan diagram
lingkaran yaitu sebagai berikut:
Diagram 4.6 Hasil Persentase Kentuntasan Belajar IPA Siklus
II
Berdasarkan gambar 4.6 hasil persentase ketuntasan belajar IPA siswa dengan
penerapan pembelajaran inkuiri pada siklus II terlihat bahwa hasil belajar IPA siswa
meningkat dibandingkan hasil belajar yang diperoleh pada siklus I. Siswa yang sudah
mencapai KKM mencapai 96%, hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar IPA siswa
kelas V SDN 1 Dlimoyo diatas indikator keberhasilan ketuntasan belajar yang telah
ditetapkan penulis yaitu 80%. Dari hasil persentase ketuntasan belajar maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar IPA siswa pada siklus II sudah mencapai indikator
keberhasilan yang diharapkan penulis.
4.1.2.4 Refleksi Siklus II
Setelah dilaksanakan pembelajaran pada petemuan pertama dan kedua siklus
II, selanjutnya dilakukan refleksi terhadap segala kegiatan proses pembelajaran yang
telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil refleksi yang telah dilakukan, guru dalam
penerapan pembelajaran inkuiri pada pembelajaran IPA siklus II telah melakukan
dengan baik. Hal ini terlihat dari 20 langkah pemmbelajaran inkuiri yang telah
dilaksanakan dengan baik oleh guru. Pada siklus II siswa dapat merespon dengan
baik penerapan pembelajaran inkuiri. Bagi siswa penerapan pembelajaran inkuiri,
membuat siswa lebih mudah dalam memahami materi yang dipelajari. Siswa merasa
110
lebih senang dan antusias dalam pembelajaran karena siswa berperan penuh dalam
pembelajaran. Siswa melakukan aktivitas belajar IPA secara maksimal.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas belajar IPA siswa pada siklus II
memperoleh rata-rata skor 34.41 dengan kriteria baik. Dari hasil observasi terhadap
Aktivitas belajar IPA siswa yang dilakukan oleh observer pada siklus II secara
keseluruhan siswa dengan kriteria baik mencapai 96%. Siswa yang telah mencapai
kriteria baik lebih dari 80% ini artinya bahwa aktivitas belajar IPA siswa telah
mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan penulis.
Berdasarkan hasil evaluasi ketuntasan belajar yang diperoleh siswa pada
siklus II dengan KKM≥62 dari 23 siswa, sebanyak 22 siswa yang sudah tuntas
dengan persentase 96% dan rata-rata 85. Dari hasil evaluasi yang diperoleh pada
siklus II, ternyata ketuntasan belajar IPA siswa kelas V SDN 1 Dlimoyo sudah
mencapai 96%. Hal ini menunjukkan bahwa, hasil belajar IPA siswa sudah mencapai
indikator keberhasilan yang sudah ditentukan penulis yaitu hasil belajar IPA siswa
meningkat apabila 80% dari keseluruhan siswa mencapai KKM≥62.
Hasil refleksi secara keseluruhan setelah proses pembelajaran siklus II yang diperoleh
dari pengamatan yang dilakukan observer adalah sebagai berikut:
1) Pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan rencana pembelajaran.
2) Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, aktivitas belajar IPA siswa
meningkat.
3) Siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran dengan penerapan
pembelajaran inkuiri.
4) Keberanian siswa tumbuh pada saat menyampaikan pendapat dalam diskusi
kelompok, presentasi, maupun menanggapi hasil laporan kelompok lain serta
dalam menjawab pertanyaan dari guru.
Berdasarkan hasil refleksi yang menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran
inkuiri telah terlaksana dengan baik yang ditunjukkan dari keterlaksanaan ke 20
langkah pembelajaran inkuiri oleh guru, serta hasil observasi aktivitas belajar IPA
dan hasil ketuntasan belajar IPA yang telah mencapai indikator keberhasilan yang
111
telah ditentukan penulis, maka penelitian ini selesai pada siklus II dan tidak
dilanjutkan pada siklus berikutnya.
4.2 Hasil Analisis Data
Hasil analisis data diperoleh setelah berlangsungnya siklus I dan siklus II
yaitu berupa data akivitas belajar IPA siswa dan nilai hasil evaluasi siswa pada akhir
siklus dengan penerapan pembelajaran inkuiri.
4.2.1 Peningkatan Aktivitas Belajar IPA dengan Penerapan Pembelajaran
Inkuiri
Pengukuran aktivitas belajar IPA siswa dilakukan dengan cara observasi.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa adanya peningkatan
aktivitas belajar IPA siswa pada setiap siklus. Perbandingan aktivitas belajar siswa
pada pra siklus, siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut.
Tabel 4.26
Perbandingan Aktivitas belajar IPA Pra siklus, Siklus I dan Siklus II
Skor Kriteria
Pra siklus Siklus I Siklus II
Jml
siswa %
Jml
Siswa %
Jml
Siswa %
10-19 Kurang 14 61 0 0 0 0
20-29 Sedang 9 39 13 57 1 4
30-40 Baik 0 0 10 43 22 96
Jumlah 23 100 23 100 23 100
Rata-rata 19.00 28.74 34.41
Kriteria Kurang Sedang Baik
Berdasarkan tabel 4.26 perbandingan aktivitas belajar IPA pada pra siklus
siklus I dan siklus II, siswa yang memperoleh skor antara 10-19 dengan kriteria
kurang pada pra siklus sebanyak 14 siswa dengan persentase 61%. Kemudian pada
siklus I dan siklus II sudah tidak ada siswa yang memperoleh skor 10-19 dengan
kriteria kurang. Pada pra siklus siswa yang memperoleh skor antara 20-29 sebanyak 9
siswa dengan persentase 39%. Kemudian pada siklus I meningkat menjadi 13 siswa
112
dengan persentase 57% dan pada siklus II menurun menjadi 1 siswa dengan
persentase 4%. Pada pra siklus siswa yang mendapatkan skor antara 30-40 dengan
kriteria baik tidak ada, namun pada siklus I siswa yang memperoleh skor 30-40
dengan kriteria baik terdapat 10 siswa dengan persentase 43%. Kemudian pada siklus
II meningkat menjadi 22 siswa dengan persentase 96%. Rata-rata Skor pada pra
siklus 19.00 dengan kriteria aktivitas belajar kurang, pada siklus I meningkat dengan
rata-rata skor 28.74 dengan kriteria aktivitas belajar sedang. Pada siklus II meningkat
kembali dengan rata-rata skor 34.41 dengan kriteria aktivitas belajar baik.
Perbandingan aktivitas belajar IPA siswa pada pra siklus, siklus I dan siklus II
disajikan dalam diagram berikut ini:
Diagram 4.7 Perbandingan Aktivitas Belajar IPA Siswa Pada Pra
Siklus, Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan diagram 4.12 menunjukkan bahwa persentase siswa dengan
aktivitas kurang mengalami penurunan pada siklus I dan II. Sedangkan persentase
siswa dengan aktivitas sedang mengalami peningkatan pada siklus I dan menurun
pada II. Persentase siswa dengan aktivitas baik mengalami peningkatan pada siklus I
dan II. Persentase siswa dengan aktivitas baik pada siklus II mencapai 96% ini sesuai
dengan indikator keberhasilan yang telah ditentukan penulis yaitu lebih dari 80%
dengan kriteria baik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa aktivitas belajar IPA
113
siswa kelas V SDN 1 Dlimoyo setelah pelaksanaan siklus I dan siklus II dengan
penerapan pembelajaran inkuiri meningkat, hal ini sesuai dengan indikator
keberhasilan yang telah ditentukan oleh penulis.
4.2.2 Peningkatan Hasil Belajar IPA dengan Penerapan Pembelajaran Inkuiri
Pembahasan mengenai perbandingan ketuntasan hasil belajar IPA siswa pra
siklus, pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.27
Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus,
Siklus I dan Siklus II
Kriteria Nilai Pra siklus Siklus I Siklus II
Jml
siswa %
Jml
siswa %
Jml
siswa %
Tuntas <62 9 39 16 70 22 96 Tidak tuntas ≥62 14 61 7 30 1 4
Jumlah 23 100 23 100 23 100 Rata-rata 60 72 85
Berdasarkan tabel 4.27 perbandingan ketuntasan hasil belajar IPA pada pra
siklus, siklus I dan siklus II, maka dapat diketahui bahwa Pada pra siklus, hasil
belajar IPA siswa kelas V SDN 1 Dlimoyo berdasarkan nilai pretes, siswa yang
memperoleh nilai di atas Kriteria Ketutasan Minimal (KKM≥62) sebanyak 9 siswa
dengan persentase 39% sedangkan yang belum mencapai KKM sebanyak 14 siswa
dengan persentase 61%. Rata-rata yang diperoleh adalah 60. Setelah pelaksanaan
siklus I dengan penerapan pembelajaran inkuiri pada pembelajaran IPA, siswa yang
telah mencapai KKM sebanyak 16 siswa dengan persentase 70% sedangkan yang
belum mencapai KKM adalah sebanyak 7 siswa dengan persentase 30%. Perolehan
rata-rata hasil belajar IPA siswa pada sikus I adalah 72, Kemudian setelah
pelaksanaan siklus II dengan penerapan pembelajaran inkuiri pada pembelajaran IPA,
siswa telah mencapai KKM sebanyak 22 siswa dengan persentase 96%, sedangkan
yang belum mencapai KKM adalah sebanyak 1 siswa dengan prosentase 4%.
Perolehan rata-rata hasil belajar IPA siswa pada sikus II adalah 85. Dengan demikian,
114
dapat dikatakan bahwa setelah pelaksanaan siklus I dan siklus II pada pembelajaran
IPA dengan penerapan pembelajaran inkuiri secara klasikal diatas 80% sesuai dengan
indikator yang telah ditentukan penulis. Perbandingan ketuntasan hasil belajar IPA
pada pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada diagram berikut ini:
Diagram 4.8 Perbandingan Ketuntasan Belajar Pra Siklus, siklus I,
dan Siklus II
Perolehan rata-rata dari tiap siklus juga mengalami peningkatan. Pada pra
siklus perolehan nilai rata-rata kelas sebesar 60, setelah dilaksanakan siklus I rata-rata
kelas meningkat menjadi 72, dan nilai rata-rata pada siklus II meningkat kembali
menjadi 85. Berikut perbandingan rata-rata nilai hasil belajar IPA sebelum tindakan,
siklus I dan siklus II yang disajikan dalam diagram:
Diagram 4. 9 Rata-rata Hasil belajar IPA Pra siklus, Siklus I dan
Siklus II
115
4.2.3 Penerapan Langkah-Langakah Pembelajaran Inkuiri Meningkatan
Aktivitas dan Hasil Belajar IPA
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus I pelaksanaan tindakan
guru pada penerapan pembelajaran inkuiri mulai dari pertemuan pertama hingga
pertemuan ketiga, guru telah melaksanakan dengan baik. Hal ini terlihat dari
keterlaksanaan 20 langkah-langkah pembelajaran inkuiri yang terlaksana semua.
Dengan demikian pada siklus I penerapan pembelajaran inkuiri telah mencapai
indikator yang telah ditentukan oleh penulis yaitu penerapan pembelajaran inkuiri
berhasil jika 20 langkah pembelajaran inkuiri dapat dilaksanakan oleh guru. Hal ini
didukung dengan respon siswa dalam menerima pelajaran. Pada pertemuan pertama
dan kedua masih ada beberapa indikator yang belum direspon oleh siswa dengan baik
namun, pada pertemuan ketiga siswa sudah dapat merespon dengan baik semua
indikator dalam penerapan pembelajaran inkuiri yang telah ditentukan penulis.
Hasil observasi yang dilakukan pada siklus II pelaksanaan tindakan guru pada
penerapan pembelajaran inkuiri mulai dari pertemuan pertama hingga pertemuan
kedua, guru telah melaksanakan dengan baik. Hal ini terlihat dari keterlaksanaan 20
langkah-langkah pembelajaran inkuiri yang terlaksana semua serta respon siswa yang
baik dalam pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian pada siklus II penerapan
pembelajaran inkuiri telah mencapai indikator yang telah ditentukan oleh penulis
yaitu keterlaksanaan 20 langkah pembelajaran inkuiri oleh guru dengan baik.
Penerapan langkah-langkah pembelajaran inkuiri yang telah dilaksanakan
dengan baik oleh guru dan mendapat respon yang baik dari siswa, maka langkah-
langkah pembelajaran inkuiri ini meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa.
Hal ini ditunjukkan dari langkah merumuskan masalah, aktivitas belajar yang
ditingkatkan adalah aktivitas fisik dan mental yaitu indikator memperhatikan
penjelasan guru, menjawab pertanyaan guru dan berdiskusi memecahkan masalah.
Pada langkah mengajukan hipotesis, aktivitas belajar yang ditingkatkan aktivitas
emosional yaitu indikator berani mengajukan pendapat. Pada langkah mencari data
aktivitas belajar yang ditingkatkan adalah aktivitas fisik siswa yaitu indikator mencari
116
informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan
materi IPA. Pada langkah menguji hipotesis, aktivitas yang ditingkatkan adalah
aktivitas mental yaitu indikator menganalisis data berdasarkan informasi yang didapat
berhubungan dengan materi IPA. Pada langkah menarik kesimpulan, aktivitas belajar
yang ditingkatkan adalah aktivitas fisik, mental dan emosional yaitu indikator
mendengarkan siswa lain menyajikan hasil pekerjaan yang telah dibuat. Melalui
proses inkuiri tersebut siswa menemukan sendiri inti dari materi IPA yang dipelajari
yaitu berhubungan dengan sifat-sifat cahaya. Siswa dapat mengingat materi
pembelajaran dengan baik dan tidak mudah melupakan materi tersebut karena siswa
menemukan sendiri melalui proses penemuan dari pengalaman langsung, hal ini
terbukti dari hasil belajar siswa yang meningkat pada siklus I dan siklus II.
4.3 Pembahasan
Pada pembahasan ini, penulis akan menguraikan hasil penelitian yang
dilakukan dengan penerapan pembelajaran inkuiri pada pembelajara IPA di kelas V
SDN 1 Dlimoyo.
1) Pembelajaran Inkuiri dapat Meningkatkan Aktivitas Belajar IPA Siswa
Kelas V SDN 1 Dlimoyo.
Berdasarkan hasil observasi pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan
di kelas V SDN 1 Dlimoyo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung ditemukan
bahwa aktivitas belajar IPA siswa masih rendah dengan skor rata-rata aktivitas belajar
IPA siswa secara keseluruhan adalah 19.00 dengan kriteria kurang. Sebanyak 14
siswa (61%) dengan kriteria kurang dan 9 siswa (39%) dengan kriteria sedang.
Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I berdasarkan analisis hasil observasi
aktivitas belajar IPA mengalami peningkatan dengan rata-rata skor aktivitas beljar
IPA 28.74 dengan kriteria aktivitas belajar sedang. 13 (57%) siswa dengan kriteria
aktivitas belajar sedang dan 10 (43%) siswa dengan kriteria aktivitas belajar baik.
Kemudian setelah dilaksanakan siklus II aktivitas belajar IPA siswa meningkat
kembali dengan rata-rata skor aktivitas belajar 34.41 dengan kriteria baik.siswa
117
dengan kriteria aktivitas belajar baik mencapai 22 (96%) siswa dan siswa dengan
aktivitas belajar kurang mencapai 1 (4%) siswa.
Hal ini sejalan dengan teori Harmuni (2012:89) yang mengungkapkan bahwa
“strategi pembelajaran inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal
untuk mencari dan menemukan sendiri inti dari materi pelajaran”. Sebelum
dilaksanakan tindakan pembelajaran masih berpusat pada guru. Guru menggunakan
metode ceramah sehingga siswa cenderung mendengarkan ceramah dari guru. Siswa
kurang melakukan aktivitas belajar IPA yang lain sehingga siswa terlihat pasif. Siswa
tidak dilibatkan langsung pada proses penemuan. Namun setelah dilaksanakan
tindakan pembelajaran IPA dengan penerapan pembelajaran inkuiri, siswa melakukan
aktivitas belajar secara maksimal.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Abdul
Ikhwan Setiyawan yang berjudul Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar IPA
Menggunakan Metode Inkuiri Siswa kelas IV SD Negeri 2 Sukamenanti Kedaton
Bandar Lampung dengan mengamati empat aspek aktivitas belajar yaitu siswa
memperhatikan guru, menjawab pertanyaan guru, bertanya kepada guru, dan
mengerjakan tugas dari guru. Kelebihan dari penelitian yang telah dilakukan dengan
penerapan pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan aktivitas belajar IPA siswa
kelas V SDN 1 Dlimoyo meliputi sepuluh indikator pengamatan yang mencakup
aktivitas fisik, mental maupun emosional.
2) Pembelajaran Inkuiri dapat Meningkatkan Hasil belajar IPA Siswa Kelas V
SDN 1 Dlimoyo.
Penerapan pembelajaran inkuiri meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V
SDN 1 Dlimoyo hal ini ditunjukkan dari ketuntasan belaja IPA siswa dari pra siklus
siklus I dan siklus II. Berdasarkan nilai pretes siswa yang telah mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM≥62) hanya 9 (39%) siswa sedangkan siswa yang belum
mencapai KKM adalah 14 (61%) siswa dengan diperoleh nilai rata-rata 60.
Ketuntasan belajar IPA siswa pada siklus I yang telah mencapai KKM sebanyak 16
(70%) siswa sedangkan yang belum mencapai KKM adalah sebanyak 7 (30%) siswa.
118
Perolehan rata-rata hasil belajar IPA siswa pada sikus I adalah 72. Sedangkan pada
siklus II ketuntasan belajar IPA siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 22 siswa
(96%) sedangkan yang belum mencapai KKM adalah sebanyak 1 (4%) siswa.
Perolehan rata-rata hasil belajar IPA siswa pada sikus II 85.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Hanafiah dan
Suhana (2010:79) yang mengungkapakan bahwa “pembelajaran inkuri membantu
siswa untuk mengembangkan kesiapan serta penguasaan ketrampilan dalam proses
kognitif, selain itu juga siswa memperoleh pengetahuan secara individual sehingga
dapat mengerti dan mengendap dalam pikirannya”. Melalui penerapan pembelajaran
inkuiri, siswa dapat memahami materi IPA secara mendalam, sehingga siswa tidak
mudah melupakan materi yang telah dipelajari. Terbukti dari ketuntasan belajar IPA
yang meningkat pada setiap siklusnya. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Annisa, Nuri. Penerapan Metode Inkuiri untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA. Penelitian ini dilakukan
pada siswa kelas V SDN Barunagri Lembang tahun ajaran 2012/2013. Dalam
meningkatkan hasil belajar dilakukan selama 3 siklus yaitu pada siklus 1 perolehan
nilai rata-rata kelas 61,1 kemudian meningkat pada siklus 2 perolehan nilai rata-rata
menjadi 73,5. selanjutnya pada siklus 3 juga mengalami peningkatan dengan
pencapaian rata-rata siswa mencapai 82,3. Perbedan pada penelitian yang telah
dilakukan dengan penerapan pembelajaran inkuiri hanya dilakukan selama 2 siklus,
namun sudah mencapai indikator yang telah ditetukan penilus dengan hasil rata-rata
nilai pada siklus II adalah 85.
3) Penerapan Langkah-langkah pembelajaran inkuiri dalam meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 1 Dlimoyo.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus I dan siklus II
menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran inkuiri dapat terlaksana dengan baik
terlihat dari keterlaksanaan 20 langkah pembelajaran inkuiri oleh guru serta mendapat
respon yang baik dari siswa. Langkah-langkah pembelajaran inkuiri terbukti
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 1 Dlimoyo. Hal ini
119
ditunjukkan dari peningkatan skor rata-rata aktivitas belajar IPA dan ketuntasan
belajar IPA pada setia siklusnya. langkah merumuskan masalah, aktivitas belajar
yang ditingkatkan adalah aktivitas fisik dan mental. Pada langkah mencari data
aktivitas belajar yang ditingkatkan adalah aktivitas fisik siswa Pada langkah menguji
hipotesis, aktivitas yang ditingkatkan adalah aktivitas mental. Pada langkah menarik
kesimpulan, aktivitas belajar yang ditingkatkan adalah aktivitas fisik, mental dan
emosional. Melalui proses inkuiri tersebut siswa menemukan siswa dapat mengingat
materi pembelajaran dengan baik dan tidak mudah melupakan materi tersebut karena
siswa menemukan sendiri melalui proses penemuan dari pengalaman langsung. Hal
ini sejalan dengan teori yang diungkapkan oleh Piaget (dalam Sanjaya, 2011: 196)
“pengetahuan akan bermakna manakala dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa”.
Berdasarkan uraian pambahasan tersebut maka dapat dipaparkan implikasi teroitis
dan praktis adalah sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Pembelajaran Inkuiri dapat diterapkan dalam pembelajaran IPA sebagai
strategi pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA.
Pembelajaran inkuiri menekankan pada aktivitas siswa untuk mencari dan
menemukan sendiri inti dari materi pelajaran yang dipelajari sehingga
pembelajaran IPA lebih bermakna bagi siswa. Dengan demikian, siswa tidak
akan mudah melupakan materi yang dipelajari, hal ini akan berpengaruh pada
hasil belajar IPA siswa.
2. Implikasi Praktis
Langkah-langkah pembelajaran inkuiri dapat melibatkan aktivitas belajar
siswa secara maksimal untuk menyelidiki dan menemukan sendiri, sehingga
pembelajaran menjadi lebih bermaka. Guru hanya sebagai fasilitator dan
motivator.