57
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah MAN Sampit
Madrasah Aliyah Negeri Sampit pada awal berdirinya merupakan alih
fungsi dari sekolah Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Sampit,
berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor 42 Tahun 1992
Tanggal 27 Januari 1992. Dengan adanya surat keputusan tersebut, PGAN
Sampit yang sudah lama eksis dalam dunia pendidikan dan menghasilkan
banyak lulusan, kemudian secara resmi statusnya berubah menjadi Madrasah
Aliyah Negeri.
Keberadaan Madrasah Aliyah Negeri Sampit ini bisa dikatakan
sebagai SMA plus Keagamaan, karena mata pelajaran dan jurusannya sama
dengan mata pelajaran dan jurusan di SMA pada umumnya. Namun pelajaran
agamanya lebih terperinci dan lebih mendalam, serta memiliki program
studi keagamaan.
Pada awal berdirinya, program studi yang ada di MAN Sampit terdiri
dari Program Studi Agama, Program Studi Biologi dan Program Studi Sosial.
Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan kurikulum, maka saat
ini jurusan yang ada meliputi Program Studi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),
Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Program Studi Bahasa dan
Program Studi Keagamaan.Selama hampir 20 tahun menunjukkan
58
eksistensinya sebagai sebuah lembaga pendidikan, berkiprah ikut serta
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Keberadaan MAN Sampit tentu tidak terlepas dari posisi dan peran
kepala madrasah yang pernah memimpinnya dari waktu ke waktu.
1. Bapak Drs. H. Amrullah Hadi (1984 - 1992)
2. Bapak Drs. Muhammad Djaidi (1992 - 1995)
3. Bapak H. Syahrawi Barak, BA (1995 - 1997)
4. Bapak Drs. H. Abdurrahim Dahib (1997 - 2003 dan 2007 - 2010)
5. Bapak H. Muhammad Aini, S.Pd. (2003 - 2007)
6. Bapak Drs. Idris (2010 sekarang)
2. Visi dan Misi
a. Visi Madrasah
“Terwujudnya Insan yang beriman, Bertaqwa, Berakhlakul Karimah,
Cerdas, Mandiri, Unggul dan Berdayaguna”.
b. Misi Madrasah
1) Memantapkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, serta
berakhlaqul karimah melalui pendidikan, pengajaran, pembiasaan,
dan keteladanan.
2) Melaksanakan dan meningkatkan proses belajar mengajar yang tertib,
efektif, dan berkualitas.
3) Membekali siswa dengan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
59
4) Membekali siswa dengan keterampilan dan keahlian, sehingga dapat
hidup mandiri, berdayaguna dan siap menghadapi tantangan global
dan perkembangan zaman.
5) Menciptakan lingkungan madrasah yang agamis, bersih, sehat, dan
indah.1
3. Profil MAN Sampit
Tabel 4.1 Profil MAN Sampit
Nama Sekolah : Madrasah Aliyah Negeri Sampit
Alamat : Jl. H. M. Arsyad No. 68 Sampit
a. Kelurahan
b. Kecamatan
c. Kabupaten
d. Provinsi
:
:
:
:
Mentawa Baru Hulu
Mentawa Baru / Ketapang
Kotawaringin Timur
Kalimantan Tengah
Tanggal/Bulan/Tahun Berdiri : 1 Juli 1992
Nomor Surat Keputusan :
KMA Nomor 42 Tahun 1992
Tanggal 27 Januari1992
Akreditasi Nomor SK :
A (Amat Baik) No.Ma.000872
Tanggal 29 November 2008
Nomor Statistik Sekolah : 131.1.62.02.0037
NPSN : 30201526
Kode Pos : 74322
Telepon : 0531-21597
Status Madrasah : Negeri
Status Tanah : Milik Kementrian Agama
Status Bangunan : Milik Pemerintah
Status Gedung/Keadaan : Permanen/Baik
Luas Bangunan : 2.989,25 m2
1Observasi Peneliti 2016
60
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif, penelitian
kualitatif untuk mengetahui penilaian dari aspek materi, konstruksi, dan bahasa.
Jumlah soal pilihan ganda keseluruhan sebanyak 40 soal untuk kelas X IPA dan
40 soal untuk kelas XI IPA yang terdiri atas materi Biologi. Berikut disajikan
Tabel 4.2 dan 4.3 yaitu analisis kualitatif soal pilihan ganda kelas X IPA dan XI
IPA pada MAN Sampit.
1. Pengelompokan butir soal berdasarkanaspek materi, konstruksi, dan
bahasa/budaya
Hasil yang diperoleh dari analisis secara kualitatif butir soal UAS
Biologi tahun pelajaran 2015/2016 kelas X dan XI pada MAN Sampit
berdasarkan aspek materi, konstruksi, dan bahasa/budaya.
Tabel 4.2 Hasil Analisis Kualitatif Soal UAS Biologi Tahun Pelajaran
2015/2016 Kelas X MAN Sampit bentuk pilihan ganda
No. Aspek yang ditelaah Jumlah Soal
sesuai % Tidak %
A.
1.
2.
3.
4.
B.
5.
6.
7.
8.
Materi
Soal sesuai dengan kompetensi dasar
(menurut tes tertulis untuk bentuk pilihan
ganda)
Materi yang ditanyakan sesuai dengan
kompetensi (urgensi, relevasi, kontinyuitas,
keterpakaian sehari-hari tinggi)
Pilihan jawaban homogen dan logis
Hanya ada satu kunci jawaban
Konstruksi
Pokok soal dirumuskan dengan singkat,
jelas, dan tegas
Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban
merupakan pernyataan yang diperlukan saja
Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci
jawaban
Pokok soal bebas dan pernyataan yang
40
40
40
40
29
37
40
40
100
100
100
100
72,5
92,5
100
100
0
0
0
0
11
3
0
0
0
0
0
0
27,5
7,5
0
0
61
9.
10.
11.
12.
13.
14.
C.
15.
16.
17.
18.
bersifat negatif ganda
Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau
dari segi materi
Gambar, grafik, tabel, diagram, atau
sejenisnya jelas dan berfungsi
Panjang pilihan jawaban relatif sama
Pilihan jawaban tidak menggunakan
pernyataan “semua jawaban di atas
benar/salah” dan sejenisnya
Pilihan jawaban yang berbentuk
angka/waktu disusun berdasarkan urutan
besar kecilnya angka atau kronologisnya
Butir soal tidak bergantung pada jawaban
soal sebelumnya
Bahasa/Budaya
Menggunakan bahasa yang sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia
Menggunakan bahasa yang komunikatif
Tidak menggunakan bahasa yang berlaku
setempat/tabu
Pilihan jawaban tidak mengandung
kata/kelompok kata yang sama, kecuali
merupakan satu kesatuan pengertian
40
40
26
40
40
39
40
40
40
40
100
100
65
100
100
97,5
100
100
100
100
0
0
14
0
0
1
0
0
0
0
0
0
35
0
0
2,5
0
0
0
0
Tabel 4.3 Hasil Analisis Kualitatif Soal UAS Biologi Tahun Pelajaran
2015/2016 Kelas XI MAN Sampit
No. Aspek yang ditelaah Jumlah Soal
sesuai % Tidak %
A.
1.
2.
3.
4.
B.
5.
6.
7.
Materi
Soal sesuai dengan kompetensi dasar
(menurut tes tertulis untuk bentuk pilihan
ganda)Materi yang ditanyakan sesuai
dengan kompetensi (urgensi, relevasi,
kontinyuitas, keterpakaian sehari-hari
tinggi)
Pilihan jawaban homogen dan logis
Hanya ada satu kunci jawaban
Konstruksi
Pokok soal dirumuskan dengan singkat,
jelas, dan tegas
Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban
merupakan pernyataan yang diperlukan saja
Pokok soal tidak memberi petunjuk kunci
40
40
36
40
31
40
40
100
100
90
100
77,5
100
100
0
0
4
0
9
0
0
0
0
10
0
22,5
0
0
62
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
C.
15.
16.
17.
18.
jawaban
Pokok soal bebas dan pernyataan yang
bersifat negatif ganda
Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau
dari segi materi
Gambar, grafik, tabel, diagram, atau
sejenisnya jelas dan berfungsi
Panjang pilihan jawaban relatif sama
Pilihan jawaban tidak menggunakan
pernytaan “semua jawaban di atas
benar/salah” dan sejenisnya
Pilihan jawaban yang berbentuk
angka/waktu disusun berdasarkan urutan
besar kecilnya angka atau kronologisnya
Butir soal tidak bergantung pada jawaban
soal sebelumnya
Bahasa/Budaya
Menggunakan bahasa yang sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia
Menggunakan bahasa yang komunikatif
Tidak menggunakan bahasa yang berlaku
setempat/tabu
Pilihan jawaban tidak mengandung
kata/kelompok kata yang sama, kecuali
merupakan satu kesatuan pengertian
39
40
40
28
40
39
40
40
40
40
40
97,5
100
100
70
100
97,5
100
100
100
100
100
1
0
0
12
0
1
0
0
0
0
0
2,5
0
0
30
0
2,5
0
0
0
0
0
2. Pengelompokan butir soal berdasarkan Kompetensi Dasar (KD)
Mengacu pada kelengkapan data peneliti, di bawah ini penulis
menyajikan tabel tentang pengelompokan soal berdasarkan kompetensi dasar
dengan tujuan untuk mengetahui jumlah setiap soal dari masing-masing
kompetensi dasar.
Tabel 4.4 Pengelompokan Butir Soal Berdasarkan KD
Sumber Kompetensi Dasar
Jlh 3.6 4.6 3.7 4.7 3.8 4.8 3.9 4.9 3.10 4.10
X IPA 7 - 2 5 10 - 6 2 7 1 40
63
Keterangan:
1. KD 3.6 terdiri dari 7 soal tentang indikator 3.6.1, 3.6.2, 3.6.3, dan 3.6.4.
2. KD 4.6 tidak ada soal yang dibuat.
3. KD 3.7 terdiri dari 2 soal tentang indikator 3.7.2 dan 3.7.3.
4. KD 4.7 terdiri dari 5 soal tentang indikator 4.7.1.
5. KD 3.8 terdiri dari 10 soal tentang indikator 3.8.1, 3.8.2, dan 3.8.3.
6. KD 4.8 tidak ada soal yang dibuat.
7. KD 3.9 terdiri dari 6 soal tentang indikator 3.9.1, 3.9.2, 3.9.3, dan 3.9.4.
8. KD 4.9 terdiri dari 2 soal tentang indikator 4.9.1.
9. KD 3.10 terdiri dari 7 soal tentang indikator 3.10.1 dan 3.10.2.
10. KD 4.10 terdiri dari 1 soal tentang indikator 4.10.1.
Tabel 4.5 Pengelompokan Butir Soal Berdasarkan KD
Sumber Kompetensi Dasar
Jlh 3.8 4.8 4.9 3.9 4.10 3.10 3.11 4.11 4.12
XI IPA 6 - - 6 2 9 - 1 - 24
Sumber Kompetensi Dasar
Jlh 3.12 3.13 4.13 4.14 4.15 3.14 4.16
XI IPA 7 - 3 - - 6 - 16
Keterangan:
1. KD 3.8 terdiri dari 6 soal tentang indikator 3.8.1, 3.8.2, 3.8.3, dan 3.8.4.
2. KD 4.8 tidak ada soal yang dibuat.
3. KD 4.9 tidak ada soal yang dibuat..
4. KD 3.9 terdiri dari 6 soal tentang indikator 3.9.1, 3.9.2, 3.9.7, dan 3.9.8.
5. KD 4.10 terdiri dari 2 soal tentang indikator 4.10.2.
64
6. KD 3.10 terdiri dari 9 soal tentang indikator 3.10.4, 3.10.5, 3.10.7, dan
3.10.9.
7. KD 3.11 tidak ada soal yang dibuat.
8. KD 4.11 terdiri dari 1 soal tentang indikator 4.11.1.
9. KD 4.12 tidak ada soal yang dibuat.
10. KD 3.12 terdiri dari 7 soal tentang indikator 3.12.2, 3.12.3, 3.12.4, 3.12.5
dan 3.12.6.
11. KD 3.13 tidak ada soal yang dibuat.
12. KD 4.13 terdiri dari 3 soal tentang indikator 4.13.1.
13. KD 4.14 tidak ada soal yang dibuat.
14. KD 4.15 tidak ada soal yang dibuat.
15. KD 3.14 terdiri dari 6 soal tentang indikator 3.14.2, 3.14.4, 3.14.6, dan
3.14.10.
16. KD 4.16 tidak ada soal yang dibuat..
Dari tabel tersebut diketahui bahwa kurang meratanya penyebaran butir
soal dari setiap kompetensi dasar jumlah tertinggi soal yang dibuat pada kelas
X IPA terdapat pada kompetensi dasar 3.8 dengan jumlah 10 butir soal.
Sedangkan paling rendah terdapat pada kompetensi dasar 4.6 dan 4.8 dengan
tidak adanya butir soal yang dibuat. Sedangkan pada kelas XI IPA
kompetensi dasar jumlah tertinggi soal terdapat pada kompetensi dasar 3.10
dengan jumlah 9 butir soal. Sedangkan paling rendah terdapat pada
kompetensi dasar 4.8, 4.9, 3.11, 4.12, 3.13, 4.14, 4.15, 4.16 dengan tidak
adanya butir soal yang dibuat.
65
3. Pengelompokan butir soal berdasarkan tingkatan kognitif menurut
Taksonomi Bloom
Untuk menilai aspek penguasaan materi (kognitif), maka dilakukan tes
yang dapat mengukur ranah kognitif peserta didik. Berikut pengelompokan
soal berdasarkan tingkatan kognitif menurut Taksonomi Bloom
Tabel 4.6 Pengelompokan butir soal berdasarkan tingkatan kognitif
menurut Taksonomi Bloom
Sumber Jlh Tingkatan kognitif Taksonomi Bloom
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Kelas X
IPA
40 4 13 12 9 2 -
100% 10% 32,5% 30% 22,5% 5% 0%
Kelas
XI IPA
40 6 18 11 4 1 -
100% 15% 45% 27,5% 10% 2,5% 0%
Berdasarkan data yang diperoleh, jika ditinjau dari tingkat kognitif
Taksonomi Bloom pada bentuk soal pilihan ganda pada kelas X IPA didapat
bahwa 4 (10%) soal pada tingkat mengingat, 13 (32,5%) soal tingkat
memahami, 12 (30%) soal tingkat menerapkan, 9 (22,5) soal tingkat
menganalisis, dan 2 (5%) soal tingkat mengevaluasi, sedangkan tingkat
menciptakan tidak ada sama sekali. Kemudian pada kelas XI IPA didapat
bahwa 6 (15%) soal pada tingkat memahami, 18 (45%) soal tingkat
mengingat, 11 (27,5) soal tingkat menerapkan, 4 (10%) soal tingkat
menganalisis, dan 1 (2,5%) soal pada tingkat mengevaluasi, sedangkan
tingkat menciptakan tidak ada sama sekali.
Selain penelitian secara kualitatif, juga dilakukan penelitian secara
kuantitatif. Hasil yang diperoleh dari analisis secara kuantitatif butir soal UAS
66
Biologi tahun pelajaran 2015/2016 kelas X dan XI pada MAN Sampit
menggunakan program IBM SPSS Statistics versi 21 adalah sebagai berikut:
1. Tingkat Kesukaran
Untuk tingkat kesukaran pada penelitian ini kriteria yang dijadikan
sebagai acuan yakni kisaran 0,00 – 0,30 masuk dalam kategori soal terlalu
sukar, 0,30 – 0,70 untuk kategori soal sedang, dan kisaran lebih dari 0,70
masuk kategori soal mudah.
Tabel 4.7 Tingkat kesukaran dari hasil analisis kelas X IPA MAN Sampit
soal UAS Mata Pelajaran Biologi Tahun Ajaran 2015/2016
Indeks Kesukaran Jumlah Ket./ nomor soal
Kurang dari 0,30
(soal terlalu sukar)
0,30 – 0,70
(soal sedang)
Lebih dari 0,70
(soal mudah)
3
3
34
5, 30, 34
11, 16, 35
1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15, 17,
18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28,
29, 31, 32, 33, 36, 37, 38, 39, 40
Tabel 4.8 Tingkat kesukaran dari hasil analisis kelas XI IPA MAN Sampit
soal UAS Mata Pelajaran Biologi Tahun Ajaran 2015/2016
Indeks Kesukaran Jumlah Ket./ nomor soal
Kurang dari 0,30
(soal terlalu sukar)
0,30 – 0,70
(soal sedang)
Lebih dari 0,70
(soal mudah)
8
9
23
3, 10, 22, 24, 26, 31, 35, 38
17, 21, 23, 28, 29, 30, 34, 36, 37
1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16,
18, 19, 20, 25, 27, 32, 33, 39, 40
2. Daya Pembeda
Daya pembeda ini memiliki kriteria yakni apabila skor hasil
perhitungan nilainya negatif maka soal yang diujikan tersebut tidak memiliki
daya beda, 0,00 – 0,20 daya beda dinyatakan jelek, 0,21 – 0,40 daya beda
67
dinyatakan cukup, 0,41 – 0,70 daya beda dinyatakan baik, 0,71 – 1,00 daya
beda dinyatakan sangat baik.
Tabel 4.9Daya pembeda dari hasil analisis kelas X IPA MAN Sampit soal
UAS Mata Pelajaran Biologi Tahun Ajaran 2015/2016
Daya Beda Jumlah Ket./ nomor soal
0,00 – 0,20
(kriteria jelek)
0,21 – 0,40
(kriteria cukup)
0,41 – 0,70
(kriteria baik)
0,71 – 1,00
(kriteria sangat baik)
27
11
2
-
4, 5, 8, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 22,
23, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 36,
37, 38, 39, 40
1, 3, 6, 7, 9, 10, 11, 18, 21, 27, 33
2, 35
-
Tabel 4.10 Daya pembeda dari hasil analisis kelas XI IPA MAN Sampit soal
UAS Mata Pelajaran Biologi Tahun Ajaran 2015/2016
Daya Beda Jumlah Ket./ nomor soal
0,00 – 0,20
(kriteria jelek)
0,21 – 0,40
(kriteria cukup)
0,41 – 0,70
(kriteria baik)
0,71 – 1,00
(kriteria sangat baik)
26
12
2
-
1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 25, 26, 28, 31,
35
4, 24, 27, 29, 30, 32, 33, 36, 37, 38, 39, 40
23, 34
-
3. Efektivitas pengecoh
Efektivitas pengecoh dapat menjalankan fungsinya dengan baik
apabila efektivitas pengecoh tersebut telah dipilih sekurang-kurangnya 5%
dari seluruh peserta tes.
Tabel 4.11 Distribusi Soal UAS Mata Pelajaran Biologi Kelas X IPA MAN
Sampit Tahun Ajaran 2015/2016 Berdasarkan Efektivitas
Pengecoh
68
Kriteria Pengecoh yang
berfungsi Jumlah Ket./ nomor soal
Sangat baik 4 - -
Baik 3 2 21, 34
Cukup 2 10 2, 5, 10, 11, 16, 27, 28, 30, 33,
35
Kurang baik 1 18 1, 3, 4, 6, 7, 9, 13, 14, 15, 17,
18, 19, 20, 26, 32, 36, 39, 40
Tidak baik 0 10 8, 12, 22, 23, 24, 25, 29, 31,
37, 38
Tabel 4.12 Distribusi Soal UAS Mata Pelajaran Biologi Kelas XI IPA MAN
Sampit Tahun Ajaran 2015/2016 Berdasarkan Efektivitas
Pengecoh
Kriteria Pengecoh yang
berfungsi Jumlah Ket./ nomor soal
Sangat baik 4 3 22, 34, 35
Baik 3 6 16, 26, 27, 28, 33, 37
Cukup 2 12 8, 9, 10, 13, 21, 23, 29, 30, 31,
32, 36, 38
Kurang baik 1 14 2, 3, 4, 5, 7, 12, 17, 18, 19, 20,
24, 25, 39, 40
Tidak baik 0 5 1, 6, 11, 14, 15
4. Validitas
Uji validitas butir soal pilihan ganda ini dihitung dengan menggunakan
rumus korelasi product moment. Dengan berkonsultasi ke tabel harga kritik r
product moment, sehingga dapat diketahui signifikan tidaknya korelasi
tersebut. Jika harga r lebih kecil dari harga kritik dalam tabel, maka korelasi
tersebut tidak signifikan, begitu juga arti sebaliknya. Jumlah seluruh peserta
didik kelas X IPA adalah 34 orang dan jumlah seluruh peserta didik kelas XI
IPA adalah 33 orang.
69
Tabel 4.13 Distribusi Soal UAS Mata Pelajaran Biologi Kelas X IPA MAN
Sampit Tahun Ajaran 2015/2016 berdasarkan Indeks Validitas
No. Tingkat Hubungan Jumlah Ket./ nomor soal
1. Sangat rendah 29 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12,
13, 15, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 25,
26, 27, 28, 29, 34, 35, 37, 38
2. Rendah 5 14, 24, 33, 36, 39
3. Sedang 3 16, 31, 32,
4. Tinggi 2 20, 30
5. Sangat tinggi 1 40
Tabel 4.14 Indeks Validitas yang menentukan valid atau tidak valid
No. Indeks
Validitas Jlh Nomor soal % Ket.
1. ≥ 0,05 21 1, 2, 3, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13,
15, 18, 19, 21, 22, 23, 25, 26,
27, 28, 35
52,5
%
Valid
2. ≤ 0,05 19 4, 5, 7, 14, 16, 17, 20, 24, 29,
30, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 38,
39, 40
47,5
%
Tidak
valid
Tabel 4.15 Distribusi Soal UAS Mata Pelajaran Biologi Kelas XI IPA MAN
Sampit Tahun Ajaran 2015/2016 berdasarkan Indeks Validitas
No. Tingkat Hubungan Jumlah Ket./ nomor soal
1. Sangat rendah 24 1, 2, 4, 5, 7, 9, 11, 14, 15, 16, 19,
20, 23, 25, 27, 29, 30, 32, 33, 34,
37, 38, 39, 40
2. Rendah 5 6, 13, 17, 28, 35
3. Sedang 2 3, 21
4. Tinggi 5 8, 10, 24, 26, 36
5. Sangat tinggi 4 12, 18, 22, 31
Tabel 4.16 Indeks Validitas yang menentukan valid atau tidak valid
No. Indeks
Validitas Jlh Nomor soal % Ket.
1. ≥ 0,05 16 2, 4, 5, 7, 15, 20, 23, 27, 30,
32, 33, 34, 37, 38, 39, 40
40% Valid
2. ≤ 0,05 24 1, 3, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,
16, 17, 18, 19, 21, 22, 24, 25,
26, 28, 29, 31, 35, 36
60% Tidak
valid
70
5. Reliabilitas
Tabel 4.17 Reliabilitas dari hasil analisis kelas X IPA dan XI IPA MAN
Sampit soal UAS Mata Pelajaran Biologi Tahun Ajaran
2015/2016
Kelas Kategori Keterangan
X IPA
XI IPA
R1 = 0, 731
R1 = 0, 667
Butir soal reliabilitasnya tinggi
Butir soal reliabilitasnya tinggi
Berdasarkan data hasil reliabilitas seperti terlihat pada Tabel 4.17
ternyata soal-soal pilihan ganda UAS Biologi tahun pelajaran 2015/2016
kelas X dan XI pada MAN Sampit dapat digolongkan reliabel, besarnya
koefisien korelasi R1 = 0, 731 dan R1 = 0, 667.
C. Pembahasan terhadap Temuan Penelitian
1. Analisis Kualitatif
Setelah dilakukan penelaahan soal menggunakan format penelaahan
yang mencakup materi, konstruksi, dan bahasa terdapat beberapa soal yang
perlu diperbaiki. Pada kelas X IPA dari segi materi 100% soal telah sesuai
dengan aspek penelaahan yang meliputi kesesuaian dengan kompetensi dasar,
kesesuaian dengan kompetensi (urgensi, kontinyuitas, keterpakaian sehari-
hari), pilihan jawaban homogen dan logis, dan hanya ada satu kunci jawaban.
Semua soal telah sesuai dengan kompetensi yang diujikan yaitu sebanyak 5
kompetensi. Kompetensi yang diujikan meliputi jamur (6 soal), dunia
tumbuhan (8 soal), dunia hewan (10 soal), ekologi (8 soal), serta perubahan
dan pelestarian lingkungan hidup (8 soal). Sedangkan pada kelas XI IPA
semua soal juga telah sesuai dengan kompetensi yang diujikan yaitu sebanyak
5 kompetensi. Kompetensi yang diujikan meliputi sistem pernapasan (6 soal),
71
sistem ekskresi (9 soal), sistem koordinasi (9 soal), sistem reproduksi (10
soal), serta sistem pertahanan tubuh (6 soal). Proporsi pembagian soal pada
masing-masing kompetensi sudah seimbang sehingga soal dapat dikatakan
dengan kompetensi yang diujikan.
Dari segi konstruksi masih ada beberapa soal yang perlu direvisi
karena tidak sesuai dengan beberapa aspek penelaahan. Pada kelas X IPA
aspek tersebut antara lain aspek nomor 5, yaitu pokok soal tidak dirumuskan
dengan singkat, jelas, dan tegas pada soal nomor 5, 8, 11, 22, 27, 29, 32, 33,
34, 39, 40, kemudian aspek nomor 6, yaitu rumusan pokok soal dan pilihan
jawaban merupakan pernyataan yang tidak diperlukan saja pada soal nomor
14, 28, 30, kemudian aspek nomor 11, yaitu panjang pilihan jawaban relatif
tidak sama pada soal nomor 3, 5, 8, 9, 15, 22, 23, 25, 26, 31, 32, 33, 36, 40,
serta aspek nomor 14, yaitu butir soal bergantung pada jawaban soal
sebelumnya pada soal nomor 40. Selanjutnya pada kelas XI IPA aspek
tersebut antara lain aspek nomor 5, yaitu pokok soal tidak dirumuskan dengan
singkat, jelas, dan tegas pada soal nomor 9, 21, 22, 24, 25, 29, 34, 35, 38,
kemudian aspek nomor 8, yaitu pokok soal bebas dan pernyataan yang
bersifat negatif ganda pada soal nomor 13, kemudian aspek nomor 11, yaitu
panjang pilihan jawaban relatif tidak sama pada soal nomor 2, 3, 7, 8, 9, 14,
15, 28, 35, 38, 39, 40, serta aspek nomor 13, yaitu pilihan jawaban yang
berbentuk angka/waktu tidak disusun berdasarkan urutan besar kecilnya
angka atau kronologisnya pada soal nomor 11.
72
Dari segi bahasa pada kelas X IPA dan XI IPA 100% soal telah sesuai
dengan aspek penelaahan yang meliputi kesesuaian dengan menggunakan
bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, menggunakan bahasa
yang komunikatif, tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu,
serta pilihan jawaban tidak mengandung kata/kelompok kata yang sama,
kecuali merupakan satu kesatuan pengertian.
Kompetensi dasar merupakan kemampuan minimal yang harus
dimiliki oleh peserta didik. Dengan kompetensi dasar yang dimiliki,
diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan berikutnya
dalam menghadapi permasalahan.
Terdapat empat kriteria pemilihan bahan ajar diantaranya yaitu:
a. Berdasarkan urgensi, yakni secara teoritis kompetensi tersebut merupakan
kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh peserta didik
b. Berdasarkan kontinuitas, yakni materi tersebut merupakan materi dari
konsep yang sudah dipelajari sebelumnya
c. Berdasarkan relevansi, merupakan kompetensi yang terkait dengan bidang
studi lainnya.
d. Berdasarkan keterpakaian, memiliki nilai penerapan yang tinggi dalam
kehidupan sehari-hari.2
Dari data diatas dapat dinyatakan bahwa soal UAS Biologi di MAN
Sampit persebaran dalam kompetensi dasarnya (KD) tidak merata, hal itu
2Sofyan, dkk.,EvaluasiPembelajaran IPA BerbasisKompetensi, Jakarta: UIN Jakarta,
2006, h. 93.
73
disebabkan karena berdasarkan hasil wawancara gurunya hanya menjiplak
atau meniru soal dari buku paket ajar sehari-hari, dengan alasan pada saat
proses perumusan soal berbarengan dengan akreditasi sekolah, sehingga
gurunya tidak sempat merumuskan soal sendiri. Menurut pemikiran peneliti
hal tersebut tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak sempat merumuskan soal
UAS dengan baik, karena tentu sangat berpengaruh dengan tujuan evaluasi
yang sebenarnya. Kriteria soal yang bagus yaitu pada setiap kompetensi dasar
harus mewakilkan beberapa soal dan jumlah soalnya pun harus merata pada
setiap kompetensi dasar. Pada kelas X dengan perbandingan persentase 10%
(4 soal) per kompetensi dasar dengan total 10 kompetensi dasar, sedangkan
kelas XI dengan perbandingan persentase 5% (2 soal) sampai 7,5% (3 soal)
per kompetensi dasar dengan total 16 kompetensi dasar.
Diketahui bahwa kurang meratanya penyebaran butir soal dari setiap
kompetensi dasar jumlah tertinggi soal yang dibuat pada kelas X IPA terdapat
pada kompetensi dasar 3.8 menyajikan tentang menerapkan prinsip klasifikasi
untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan
anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan
dengan jumlah 10 butir soal. Sedangkan paling rendah terdapat pada
kompetensi dasar 4.6 dan 4.8 tentang menyajikan data hasil pengamatan ciri-
ciri dan peran jamur dalam kehidupan dan lingkungan dalam bentuk laporan
tertulis serta menyajikan data tentang perbandingan kompleksitas jaringan
penyusun tubuh hewan dan perannya pada berbagai aspek kehidupan dalam
bentuk laporan tertulis dengan tidak adanya butir soal yang dibuat. Ketika
74
melihat kompetensi dasar 3.6 mencakup butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7
dan aspek yang diukur butir soal nomor 3 adalah C1, butir soal nomor 1, 4, 5
adalah C2, butir soal nomor 2, 6, 7 adalah C4, kompetensi dasar 4.6 tidak ada
mencakup butir soal UAS Biologi, kompetensi dasar 3.7 mencakup butir soal
nomor 8 dan 14 dan aspek yang diukur butir soal nomor 8 dan 14 adalah C3,
kompetensi dasar 4.7 mencakup butir soal nomor 9, 10, 11, 12, 13 dan aspek
yang diukur butir soal nomor 11 adalah C3, butir soal nomor9, 10, 12, 13
adalah C4, kompetensi dasar 3.8 mencakup butir soal nomor 15, 16, 17, 18,
19, 20, 21, 22, 23, 24 dan aspek yang diukur butir soal nomor 23 dan 24
adalah C1, butir soal nomor 17 dan 21 adalah C2, butir soal nomor 15, 19, 22
adalah C3, butir soal nomor 18 dan 20 adalah C4, butir soal nomor 16 adalah
C5, kompetensi dasar 4.8 tidak ada mencakup butir soal UAS Biologi,,
kompetensi dasar 3.9 mencakup butir soal nomor 25, 26, 27, 29, 31, 32 dan
aspek yang diukur butir soal nomor 31 adalah C1, butir soal nomor 25, 26,
27, 32 adalah C2, butir soal nomor 29 adalah C3, kompetensi dasar 4.9
mencakup butir soal nomor 28 dan 30 dan aspek yang diukur butir soal
nomor 28 adalah C5, sedangkan 30 adalah C3, kompetensi dasar 3.10
mencakup butir soal nomor 33, 34, 35, 36, 37, 39, 40 dan aspek yang diukur
butir soal nomor 33 dan 40 adalah C2, sedangkan butir soal nomor 35, 36,
37, 39 adalah C3, kompetensi dasar 4.1 mencakup butir soal nomor 38 dan
aspek yang diukur butir soal nomor 38 adalah C2.
Sedangkan pada kelas XI IPA kompetensi dasar jumlah tertinggi soal
terdapat pada kompetensi dasar 3.10 tentang menganalisis hubungan antara
75
struktur jaringan penyusun organ pada sistem koordinasi dan mengaitkannya
dengan proses koordinasi sehingga dapat menjelaskan peran saraf dan
hormon dalam mekanisme koordinasi dan regulasi serta gangguan fungsi
yang mungkin terjadi pada sistem koordinasi manusia melalui studi literatur,
pengamatan, percobaan, dan simulasi dengan jumlah 9 butir soal. Sedangkan
paling rendah terdapat pada kompetensi dasar 4.8, 4.9, 3.11, 4.12, 3.13, 4.14,
4.15, 4.16 dengan tidak adanya butir soal yang dibuat. Ketika melihat
kompetensi dasar 3.8 mencakup butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan aspek
yang diukur butir soal nomor 5 adalah C1, butir soal nomor 4 dan 6 adalah
C2, butir soal nomor 2 dan 3 adalah C4, butir soal nomor 1 adalah C5,
kompetensi dasar 3.9 mencakup butir soal nomor 7, 8, 9, 11, 13 dan aspek
yang diukur butir soal nomor 7 dan 9 adalah C2, sedangkan 8, 11, 13 adalah
C3, kompetensi dasar 4.10 mencakup butir soal nomor 10, 12 dan aspek yang
diukur butir soal nomor 10 adalah C1, sedangkan 12 adalah C2, kompetensi
dasar 3.10 mencakup butir soal nomor 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24 dan
aspek yang diukur butir soal nomor 15, 22, 23, 24 adalah C2, butir soal
nomor 17, 18, 19, 21 adalah C3, butir soal nomor 16 dan 20 adalah C4,
kompetensi dasar 4.11 mencakup butir soal nomor 22 dan aspek yang diukur
butir soal nomor 22 adalah C2, kompetensi dasar 3.12 mencakup butir soal
nomor 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31 dan aspek yang diukur butir soal nomor 30
dan 31 adalah C1, butir soal nomor 25, 27, 29 adalah C2, butir soal nomor 26
dan 28 adalah C3, kompetensi dasar 4.13 mencakup butir soal nomor 32, 33,
34 dan aspek yang diukur butir soal nomor 32 adalah C1, sedangkan 33, 34
76
adalah C2, kompetensi dasar 3.14 mencakup butir soal nomor 35, 36, 37, 38,
39, 40 dan aspek yang diukur butir soal nomor 37 adalah C1, butir soal nomor
36, 38, 39, 40 adalah C2, butir soal nomor 35 adalah C3, kompetensi dasar
4.8, 4.9, 3.11, 4.12, 3.13, 4.14, 4.15, 4.16 tidak ada mencakup butir soal UAS
Biologi.
Ranah kognitif merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan
kegiatan mental atau otak. Terdapat enam jenjang proses berpikir pada ranah
kognitif Taksonomi Bloom, mulai dari yang rendah hingga tinggi, yaitu:
mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4),
mengevaluasi (C5) dan menciptakan (C6).3 Hasil penelitian mengelompokkan
soal berdasarkan ranah kognitif, untuk soal pilihan ganda didominasi oleh
tingkat kognitif C1 dan C2. Pada kelas X IPA didapat bahwa 4 (10%) soal
pada tingkat mengingat, 13 (32,5%) soal tingkat memahami, 12 (30%) soal
tingkat menerapkan, 9 (22,5) soal tingkat menganalisis, dan 2 (5%) soal
tingkat mengevaluasi, sedangkan tingkat menciptakan tidak ada sama sekali.
Kemudian pada kelas XI IPA didapat bahwa 6 (15%) soal pada tingkat
memahami, 18 (45%) soal tingkat mengingat, 11 (27,5) soal tingkat
menerapkan, 4 (10%) soal tingkat menganalisis, dan 1 (2,5%) soal pada
tingkat mengevaluasi, sedangkan tingkat menciptakan tidak ada sama sekali.
Tingkat kognitif mengingat (C1) merupakan tingkat kemampuan
berpikir yang paling rendah jika dibandingkan dengan tingkat kemampuan
berpikir lainnya. Pendominasian oleh tingkat kognitif mengingat
3Ibid., h.14.
77
dikhawatirkan menyebabkan kemampuan berpikir peserta didik hanya
terbatas pada ingatan saja yang dalam jangka panjang akan menjadi kebiasaan
hanya mengingat dan akan berimbas pada perkembangan otak peserta didik
untuk cenderung mengingat saja sehingga peserta didik tidak terbiasa untuk
berpikir pada tingkat kognitif yang lebih tinggi dan upaya untuk memecahkan
sebuah masalah atau untuk menemukan hal-hal baru sangat kecil
kemungkinannya.
Alasan tidak meratanya ranah kognitif Taksonomi Bloom pada soal
UAS Biologi disebabkan karena gurunya hanya meniru soal dari buku paket
ajar sehari-hari tanpa mempertimbangkan jumlah soal pada setiap ranah C1,
C2, C3, C4, C5, dan C6. Seharusnya pada jenjang sekolah MAN kriteria soal
harus mencakup ranah C1, C2, C3, C4, C5, dan C6 secara merata, sehingga
pengukuran kemampuan peserta didik dapat lebih terarah dan lebih tepat.
Sedangkan proporsi soal yang semestinya yaitu 30% soal untuk C1 dan C2,
40% soal untuk C3 dan C4, dan 30% soal untuk C5 dan C6.
2. Analisis Kuantitatif
a. Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran butir soal tes menunjukkan seberapa sulit atau
mudahnya butir-butir soal tes dan tes secara keseluruhan yang telah
diselenggarakan. Indeks tingkat kesukaran merupakan rasio antara
penjawab item dengan benar dan banyaknya penjawab item. Analisis
tingkat kesukaran menunjukkan apakah butir soal tes itu tergolong terlalu
sulit, sulit, sedang, mudah atau terlalu mudah. Melalui kajian dan analisis
78
tingkat kesukaran terhadap tes yang diujikan akan dapat diungkap
kelayakan soal tes, baik masing-masing butir soal tes maupun keseluruhan
soal tes.
Sebaiknya sebuah paket soal yang diberikan kepada peserta didik
memiliki keseimbangan antara sukar:cukup:mudah dengan perbandingan
3:4:3. Dari 40 soal berdasarkan tabel 4.12 pada kelas X IPA diketahui
bahwa sebanyak 3 soal kategori sukar, 3 soal kategori sedang, dan 34 soal
kategori mudah dengan perbandingan sukar 3 : sedang 3 : mudah 34 atau
1,5 : 1,5 : 17. Kemudian dari 40 soal pada kelas XI IPA diketahui bahwa
sebanyak 8 soal kategori sukar, 9 soal kategori sedang, dan 23 soal
kategori mudah dengan perbandingan sukar 8 : sedang 9 : mudah 23 atau
4 : 4,5 : 11,5. Hasil perbandingan tersebut menunjukkan soal-soal pilihan
ganda soal UAS Biologi kelas X IPA dan XI IPA memiliki proporsi yang
tidak seimbang. Dengan kata lain bisa dikatakan soal didominasi oleh
tingkat kesukaran mudah pada soal UAS Biologi kelas X IPA dan XI
IPA. Penyebab dari hasil proporsi soal yang tidak seimbang karena guru
hanya meniru soal dari buku paket ajar sehari-sehari tanpa
mempertimbangkan tingkat kesukaran sesuai dengan kriteria soal yang
baik. Dalam penyusunan soal perlu diperhatikan besarnya persentase
tingkat kesukaran soal. Tingkat kesukaran antara 25-75% (kategori
cukup) merupakan tingkat kesukaran yang memadai. Makin rendah angka
persentase tingkat kesukaran soal, maka soal tersebut semakin sukar,
sebab sedikit pesera tes yang menjawab benar soal tersebut. Soal yang
79
baik tidak terlalu mudah atau terlalu sukar, soal yang mudah tidak
merangsang peserta didik untuk mempertinggi usaha memecahkannya.
Sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan menyebabkan peserta didik
menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba karena
diluar jangkauannya.
b. Daya pembeda
Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal dengan tujuan
untuk mengetahui kesanggupan soal dalam membedakan peserta didik
yang tergolong mampu (tinggi prestasinya) dengan peserta didik yang
tergolong kurang atau lemah prestasinya.4 Berdasarkan hasil analisis daya
pembeda soal-soal pilihan ganda UAS Biologi kelas X IPA dengan daya
pembeda kategori sangat baik 0%, kategori baik 5%, kategori cukup
sebanyak 27,5%, dan kategori jelek berjumlah 67,5%. Kemudian pada
soal-soal pilihan ganda UAS Biologi kelas XI IPA dengan daya pembeda
kategori sangat baik 0%, kategori baik 5%, kategori cukup sebanyak 30%,
dan kategori jelek berjumlah 65%. Jika dilihat dari daya pembeda soal
UAS Biologi kelas X IPA dan XI IPA bisa dikatakan tidak baik
dikarenakan guru merumuskan soal hanya menjiplak dari buku paket ajar
sehingga kurang maksimal hasil butir soal yang harus dapat membedakan
kelompok atas dan kelompok bawah. Kelompok bawah memiliki tingkat
kemampuan 0,50 dan akan diperoleh daya pembeda kelompok atas
4Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010, h. 135-141.
80
maksimal 1,00. Berdasarkan indeks daya pembeda, setiap butir soal dapat
diketahui apakah butir soal itu baik, direvisi, atau ditolak.
c. Efektifitas pengecoh
Menganalisis efektifitas pengecoh sering dikenal juga dengan
istilah menganalisis pola penyebaran jawaban item, yakni suatu pola yang
dapat menggambarkan bagaimana testee menentukan pilihan jawabnya
terhadap kemungkinan-kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan
pada setiap butir item. Dalam suatu soal pilihan ganda, pengecoh yang
memiliki fungsi dengan baik ditandai dengan dipilihnya pengecoh
tersebut oleh peserta yang mengikuti tes.
Penelitian pada kelas X IPA memiliki jumlah peserta tes 34 orang
peserta didik sehingga sedikitnya pengecoh tersebut dipilih minimal 1
orang peserta didik. Hasil yang didapat dari penelitian analisis ini adalah
40 soal (100%) pilihan ganda, sebanyak 2 soal (5%) tergolong dalam
kategori baik, kemudian soal yang tergolong kategori cukup sebanyak 10
soal (25%), soal yang tergolong kategori kurang baik sebanyak 18 soal
(45%), dan soal yang tergolong kategori tidak baik sebanyak 10 soal
(25%). Untuk kategori soal sangat baik tidak ada sama sekali.
Selanjutnya penelitian pada kelas XI IPA memiliki jumlah peserta
tes 33 orang peserta didik sehingga sedikitnya pengecoh tersebut dipilih
minimal 1 orang peserta didik. Hasil yang didapat dari penelitian analisis
ini adalah 40 soal (100%) pilihan ganda, sebanyak 3 soal (7,5%)
tergolong dalam kategori sangat baik, kemudian sebanyak 6 soal (15%)
81
tergolong dalam kategori baik, soal yang tergolong kategori cukup
sebanyak 12 soal (30%), soal yang tergolong kategori kurang baik
sebanyak 14 soal (35%), dan soal yang tergolong kategori tidak baik
sebanyak 5 soal (12,5%).
Berdasarkan hasil uraian diatas dapat disimpulkan bahwa soal UAS
Biologi buatan guru MAN Sampit pada kelas X IPA dan XI IPA dilihat
dari segi pola penyebaran jawaban atau pengecoh pada setiap butir soal,
tergolong soal yang memiliki kualitas kurang baik karena sebagian besar
soal masuk dalam kategori kurang baik bahkan tidak baik, sedangkan
selebihnya masuk dalam dalam kategori cukup hingga sangat baik.
Menurut hasil wawancara dengan guru hal tersebut dikarenakan
guru merumuskan soal hanya menjiplak dari buku paket ajar sehingga
tidak meratanya kriteria pada masing-masing kategori efektifitas
pengecoh, soal dengan efektifitas pengecoh yang baik dapat dilihat dari
dua kriteria, yaitu pengecoh dipilih oleh peserta tes dari kelompok rendah
dan pemilih pengecoh tersebar relatif proporsional pada masing-masing
pengecoh yang ada, dan pada kriteria tidak baik semestinya sudah tidak
ada lagi sehingga soal memang benar-benar bagus untuk diujikan.
d. Validitas
Berdasarkan hasil analisis validitas butir soal pada kelas X IPA
diketahui bahwa validitas soal keseluruhan cukup tinggi. Dari 40 soal
yang disajikan, sebanyak 52,5% atau 21 butir soal valid sedangkan soal
yang tidak valid sebanyak 47,5% atau 19 butir soal. Soal-soal yang valid
82
adalah soal nomor 1, 2, 3, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 18, 19, 21, 22, 23,
25, 26, 27, 28, 35. Pada kelas XI IPA diketahui bahwa validitas soal
secara keseluruhan rendah. Dari 40 soal yang disajikan, sebanyak 40%
atau 16 butir soal valid sedangkan soal yang tidak valid sebanyak 60%
atau 24 butir soal. Soal-soal yang valid adalah soal nomor 2, 4, 5, 7, 15,
20, 23, 27, 30, 32, 33, 34, 37, 38, 39, 40.
Soal dikatakan valid atau memiliki validitas tinggi merupakan soal
yang dapat mengukur kompetensi yang diharapkan. Sedangkan soal yang
tidak valid atau memiliki validitas rendah artinya soal tersebut tidak bisa
mengukur kompetensi yang diharapkan. Suatu teknik evaluasi dikatakan
mempunyai validitas yang tinggi (disebut valid) jika teknik evaluasi
tersebut dapat sepenuhnya mengukur kemampuan tertentu yang
diharapkan. Sehingga dapat dikatakan bahwa alat tes tersebut mampu
untuk mengukur kemampuan siswa dalam pencapaian kompetensi yang
diharapkan pada materi tersebut. Skor pada butir soal menyebabkan skor
total menjadi tinggi atau rendah dengan kata lain sebuah item memiliki
52%48%
X IPA
Valid
Tidak valid
40%
60%
XI IPA
Valid
Tidak valid
83
validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan
skor total.
Pada analisis butir, butir soal akan dilihat karakteristiknya dan
dipilih butir-butir yang baik. Butir yang baik adalah butir-butir yang
karakteristiknya memenuhi syarat sebagaimana kriteria butir tes yang baik.
Analisis butir dilakukan atas sejumlah banyak butir tes. Analisis butir akan
menggugurkan sebagian butir yang dianalisis karena tidak memenuhi
kemampuan mengukur hasil belajaar dengan baik.5 Soal yang mempunyai
validitas rendah atau tidak valid artinya soal tersebut tidak dapat mengukur
kompetensi yang diharapkan.
e. Reliabilitas
Indeks reliabilitas berkisar antara 0 – 1 dengan 5 kriteria. Semakin
tinggi koefisien reliabilitas suatu tes, semakin tinggi pula keajegan atau
ketepatannya. Nilai indeks reliabilitas pada kelas X IPA sebesar 0,731 dan
pada kelas XI IPA sebesar 0,667 dengan arti soal tersebut memiliki
reliabilitas yang tinggi. Reliabilitas tinggi yang dimaksud dalam hal ini
meliputi ketepatan atau kecermatan hasil pengukuran dan keajegan atau
kestabilan dari hasil pengukuran.
5Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011. h. 97.