18
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Kondisi Awal
Hasil evaluasi yang diadakan pada saat Pra Siklus menjadi acuan untuk diambil
tindakan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Tehnik yang digunakan
adalah penggunaan media pembelajaran power point, sedangkan metode yang digunakan
adalah terfokus pada metode diskusi dan penugasan.
Hasil belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri Ketanggan 03 Kecamatan
Gringsing Kabupaten Batang sebalum dilakukan siklus I ( pra siklus ) masih rendah,
terbukti nilai rata-rata siswa hasil pra siklus yaitu 63,97. Sementara KKM yang harus
dicapai adalah 75.
Hasil penilaian pelaksanaan aktivitas tersebut dituangkan dalam Tabel. 1.
Tabel 1 Distribusi Nilai Hasil Belajar Pra Siklus
NO NILAI FREKWENSI PERSENTASE KETERANGAN
1. 91-100 0 0
2. 81 - 90 0 0
3. 71 - 80 7 30,43 % Tuntas
4. 61 - 70 5 21,74 % Belum Tuntas
5. 51 - 60 3 13,04 % Belum Tuntas
6. 41 - 50 6 26,09 % Belum Tuntas
7. 31 - 40 2 8,70 % Belum Tuntas
8. 21 - 30 0 0
9. 11 - 20 0 0
10. 0 - 10 0 0
Jumlah 23 100%
Ketuntasan 7 30,43%
Belum Tuntas 15 69,57%
Rata-rata 63,48
Berdasarkan tabel 1, hasil belajar pra siklus peserta didik adalah sebagai berikut :
berdasarkan nilai pra siklus menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik masih rendah ,
dari 23 peserta didik hanya ada 7 siswa atau 30,43% yang telah mencapai nilai
ketuntasan ≥ KKM yaitu 75.
19
Melihat kondisi tersebut di atas maka peneliti melakukan tindakan dalam
pembelajaran penyelesaian soal matematika.
4.2. Diskripsi dan Pelaksanaan Hasil Tiap Siklus
a. Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
Pembelajaran yang akan dilakukan pada tindakan siklus I dimulai dengan
memberikan motivasi kepada siswa dengan menunjukkan gambar power point pada siswa
sebagai media pembelajaran untuk membagi pecahan biasa dengan harapan siswa lebih
tertarik pada materi pembelajaran.
Kegiatan inti dimulai dengan penjelasan tentang langkah langkah membagi
pecahan biasa dengan menggunakan power point. Guru memberikan contoh 3 soal untuk
dikerjakan oleh 3 siswa secara bergiliran maju ke depan kelas.
Pada kegiatan akhir guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat
dalam belajar. Melakukan latihan guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi
soal-soal untuk dikerjakan siswa di bukunya masing-masing.
Pembelajaran kedua pada siklus I yaitu guru memberikan materi membagi
pecahan biasa yang telah disediakan. Pembelajaran dimulai dengan memberikan motivasi
pada siswa agar selalu semangat dalam belajar.
Melalui Tanya jawab guru mengingatkan kembali materi pembelajarn yang lalu, kemudian
dilanjutkan Tanya jawab pembelajaran yang akan dipelajari.
Kegiatan inti dimulai dengan tanya jawab untuk mengingat langkah-langkah
membagi pecahan biasa dengan menggunakan power point dari pertemuan sebelumnya.
Kemudian guru memberikan penjelasan cara menghitung pembagian pecahan biasa,
selanjutnya siswa mengerjakan soal-soal latihan yang diberi oleh guru secara bergiliran
dengan maju ke depan kelas untuk membagi pecahan biasa yang telah disediakan guru.
Setelah selesai mengerjakan siswa memperlihatkan hasilnya pada guru dan teman-
temannya. Manakala terjadi kesalahan dipersilahkan siswa lain untuk memberikan
revisi/membetulkan.
Hal tersebut berulang sampai dengan 3 siswa yang maju sebagai sampel.
20
Pada kegiatan akhir guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa
tentang materi yang disajikan guru namun belum dikuasainya. Sebagai penutup siklus I
pertemuan kedua guru memberikan dorongan kepada siswa agar lebih giat belajar,
kemuadian guru membagikan lembar kerja kepada siswa untuk menyelesaikan soal-soal
yang terdapat didalamnya sebagai evaluasi.
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran Matematika siklus I dan II penulis
melakukan aktivitas perbaikan, guru memberi motivasi belajar pada siswa, guru
menggunakan media dalam proses pembelajaran, guru mendorong siswa agar berani
bertanya, guru mendemonstrasikan cara menyelesaikan materi pembelajaran, guru
memberi soal-soal latihan, guru mengaktifkan siswa untuk menguasai konsep
pembelajaran.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada bulan Pebruari 2012, Peneliti
melakukan tindakan awal sebelum pelaksanaan pembelajaran. Tindakan tersebut
mempersiapkan media pembelajaran yang berupa power point yang dibuat oleh siswa
sebagai materi keterampilan siswa yang dibuat 1 minggu sebelumnya. Power point yang
paling mendekati benar dan layak akan digunakan sebagai media pembelajaran selain
yang telah disiapkan oleh guru.
1). Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1 siklus I
Pada pertemuan pertama dilaksanakan pembelajaran dengan Kompetensi Dasar
Melakukan pembagian dan menggunakannya dalam pemecahan masalah. dengan
indikator pencapaian pembelajaran menyelesaikan persoalan sehari-hari yang berkaitan
dengan pembagian pecahan biasa.Sebelum guru melakukan kegiatan pembelajaran,
terlebih dahulu guru menyiapkan hal-hal yang akan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Setelah selesai persiapan guru memulai kegiatan awal pembelajaran
dimulai dengan berdoa kemudian dilanjutkan memberikan motivasi kepada siswa dengan
menunjukkan power point dan dengan bertanya jawab ringan guru menjajaki kemampuan
pengetahuan siswa tentang pembagian pecahan.
21
Kegiatan inti dimulai dengan memberikan penjelasan tentang langkah-langkah
menyelesaikan soal yang terdapat dalam tugas maju yang diberikan oleh guru.
Setelah selesai memberikan penjelasan siswa secara bergiliran maju untuk
menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru untuk dikerjakan oleh siswa. Siswa
secara bergantian maju ke depan kelas untuk menyelesaikan soal di papan tulis.
Pada kegiatan akhir guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat
belajar, kemudian memberikan soal dari LKS untuk dikerjakan dibukunya masing-masing.
2). Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 2 siklus I
Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pembelajaran pada
kompetensi dasar melakukan pembagian pecahan dan menggunakannya dalam
pemecahan masalah. dengan indikator pencapaian pembelajaran menyelesaikan
persoalan sehari-hari yang berkaitan dengan pembagian pecahan yang berkaitan dengan
kemampuan siswa untuk membagi pecahan biasa
Sebelum pembelajaran dimulai guru menyiapkan alat peraga/media pembelajaran
yang akan digunakan dalam proses pembelajaran diantaranya adalah gambar power point
yang digambar pada kertas karton. Pada kegiatan awal guru bertanya jawab tentang
materi pelajaran yang telah lalu dengan tujuan untuk mengingatkan kembali pembelajaran
yang telah berlalu. Memberikan motivasi kepada siswa tentang kegunaan mempelajari
pemecahan masalah pembagian dalam ilmu matematika., serta menyampaikan indikator
yang akan dicapai dan kegiatan yang akan dilakukan.
Pada kegiatan inti guru memberikan contoh masalah yang dekerjakan oleh siswa
di papan tulis, di bawah bimbingan guru siswa mengomentari hasil kinerja temannya dan
melengkapi pekerjaan temannya yang masih salah atau kurang sempurna dalam
penyelesaiannya. Setelah berakhir dan selesai semua guru dan siswa secara bersama-
sama menyimpulkan pembelajaran dan memberikan kesempatan bertanya.
Pada kegiatan akhir guru memberikan soal kepada siswa dan guru
menginformasikan kepada siswa bahwa soal tersebut digunakan sebagai evaluasi/tes
pada materi yang telah diajarkan.
Hasil penilaian pelaksanaan aktivitas tersebut dituangkan dalam Tabel. 2.
Tabel 2
22
Distribusi Nilai Hasil Belajar Siklus I
NO NILAI FREKWENSI PERSENTASE KETERANGAN
1. 91-100 1 4,35 % Tuntas
2. 81 - 90 5 21,74 % Tuntas
3. 71 - 80 12 52,17 % Tuntas
4. 61 - 70 2 8,70 % Belum Tuntas
5. 51 - 60 3 13,04 % Belum Tuntas
6. 41 - 50 0 0
7. 31 - 40 0 0
8. 21 - 30 0 0
9. 11 - 20 0 0
10. 0 - 10 0 0
Jumlah 23 100 %
Ketuntasan 18 78,26 %
Belum Tuntas 5 21,74 %
Rata-rata 77,39
Berdasarkan data pada tabel 2 dapat dijelaskan bahwa siswa yang menjadi obyek
penelitian ada 23 siswa, ada 5 peserta didik atau 21,74 % dinyatakan belum tuntas karena
perolehan hasil evaluasi pada akhir pembelajaran siklus I belum dapat melewati kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan, yakni 75. Siswa yang berhasil
memperoleh nilai ≥ KKM sebanyak 18 siswa atau 78,26%. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan pencapaian KKM dari pra siklus ke siklus I sebesar 47,83 %.
Berdasarkan data nilai pra siklus dan nilai tes siklus I dapat dijelaskan bahwa nilai
rata-rata dari hasil tes meningkat dari 63,48 menjadi 77,39 Hal tersebut menunjukkan
bahwa peningkatan rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 21,91 %.
3. Observasi.
Selama pelaksanaan pembelajaran pertemuan ke 1 dan ke 2 pada siklus I,
dilakukan pengamatan terhadap guru dan siswa. Pengamatan dilakukan oleh satu orang
observer.
Berdasarkan indikator pengamatan, observer mengamati proses pembelajaran kelas V
pada mata pelajaran Matematika tentang pembagian pecahan. Observer mengamati
23
keseluruhan proses pembelajaran meliputi perilaku / kegiatan siswa, tindakan guru dan
hasil belajar siswa serta member penilaian terhadap proses pembelajaran.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran
dengan pendekatan latihan-latihan pengerjaan pembagian pecahan dengan media power
point. Dalam kegiatan penyelesaian soal-soal guru hanya sebagai fasilitator dan teman
yang lain aktif memberikan komentar maupun membantu penyelesaian soal. Pada
pertemuan terakhir siklus I diadakan tes untuk mengetahui hasil pembelajaran yang telah
dilakukan oleh guru sebagai peneliti. Nilai hasil tes pada siklus I disajikan pada tabel 2.
4. Refleksi
a. Siklus I
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I, hal-hal yang perlu dilakukan untuk
memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya antara lain dengan cara :
a. meningkatkan mutu diskusi dengan siswa dan berlatih kerja kelompok antar siswa
yang pembagian kelompoknya harus merata tingkat kemampuan penalaran siswa.
b. mengarahkan siswa yang hiper aktif yang hanya bermain pada saat pembelajaran
berlangsung untuk lebih fokus pada proses pembelajaran dengan menunjuk maju
siswa tersebut dan memberikan nasehat.
c. guru hendaknya menjadi fasilitator yang baik untuk membantu memecahkan
kesulitan belajar siswa.
d. memberikan pengarahan kepada siswa untuk menghargai pendapat setiap orang dan
memperhatikan serta menghargai orang yang sedang berbicara mengemukakan
pendapat.
e. dan masih ada beberapa kekurangan pada pembelajaran siklus I untuk diperbaiki
pada siklus selanjutnya.
b. Siklus II
Pelaksanaan tindakan kelas pada siklus II dilaksanakan pada materi pembagian
pecahan dengan standar kompetensi Melakukan pembagian, menentukan pembagian
pecahan biasa, dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.
24
Berdasarkan refleksi pada siklus I maka pelaksanaan tindakan yang akan
dilaksanakan pada siklus II yaitu masih dilaksanakan pembelajaran kelas dengan metode
yang beragam dan penambahan media pembelajaran yaitu power point. Selain itu
dilaksanakan beberapa perbaikan antara lain ;
a. meningkatkan mutu diskusi dengan siswa dan berlatih kerja kelompok antar siswa
yang pembagian kelompoknya harus merata tingkat kemampuan penalaran siswa.
b. mengarahkan siswa yang hiper aktif yang hanya bermain pada saat pembelajaran
berlangsung untuk lebih fokus pada proses pembelajaran dengan menunjuk maju
siswa tersebut dan memberikan nasehat.
c. guru menjadi fasilitator yang baik untuk membantu memecahkan kesulitan belajar
siswa.
d. memberikan pengarahan kepada siswa untuk menghargai pendapat setiap orang dan
memperhatikan serta menghargai orang yang sedang berbicara mengemukakan
pendapat.
1. Perencanaan Tindakan
Hasil refleksi siklus I menjadi acuan untuk diambil tindakan yang tepat untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Pada pembelajaran pertemuan 1 siklus II dilakukan
pembelajaran matematika bentuk cerita dengan materi menghitung pembagian pecahan
sehingga siswa mampu menghitung pembagian pecahan biasa..
Pembelajaran yang akan dilakukan pada tindakan siklus II dimulai dengan
memberikan motivasi kepada siswa dengan menunjukkan power point pada siswa sebagai
media pembelajaran untuk membagi pecahan biasa dengan harapan siswa lebih tertarik
pada materi pembelajaran.
Kegiatan inti dimulai dengan penjelasan tentang langkah-langkah membagi
pecahan biasa dengan menggunakan power point. Guru memberikan contoh 3 soal untuk
dikerjakan oleh 3 siswa secara bergiliran maju ke depan kelas.
Pada kegiatan akhir guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat
dalam belajar. Melakukan latihan guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi
soal-soal untuk dikerjakan siswa di bukunya masing-masing.
25
Pembelajaran kedua pada siklus II yaitu guru memberikan materi membagi
pecahan biasa dengan kertas yang telah disediakan. Pembelajaran dimulai dengan
memberikan motivasi pada siswa agar selalu semangat dalam belajar.
Melalui Tanya jawab guru mengingatkan kembali materi pembelajarn yang lalu, kemudian
dilanjutkan Tanya jawab pembelajaran yang akan dipelajari.
Kegiatan inti dimulai dengan tanya jawab untuk mengingat langkah-langkah
membagi pecahan biasa dengan menggunakan power point dari pertemuan sebelumnya.
Kemudian guru memberikan penjelasan cara menghitung pembagian pecahan biasa,
selanjutnya siswa mengerjakan soal-soal latihan yang diberi oleh guru secara bergiliran
dengan maju ke depan kelas untuk membagi pecahan biasa. Setelah selesai mengerjakan
siswa memperlihatkan hasilnya pada guru dan teman-temannya. Manakala terjadi
kesalahan dipersilahkan siswa lain untuk memberikan revisi/membetulkan. Hal tersebut
berulang sampai dengan 3 siswa yang maju sebagai sampel.
Pada kegiatan akhir guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa
tentang materi yang disajikan guru namun belum dikuasainya. Sebagai penutup siklus II
pertemuan kedua guru memberikan dorongan kepada siswa agar lebih giat belajar,
kemuadian guru membagikan lembar kerja kepada siswa untuk menyelesaikan soal-soal
yang terdapat didalamnya sebagai evaluasi.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada bulan Maret 2012, Peneliti
melakukan tindakan awal sebelum pelaksanaan pembelajaran. Tindakan tersebut
mempersiapkan media pembelajaran yang berupa power point untuk membagi pecahan
biasa yang dibuat oleh siswa sebagai materi keterampilan siswa yang dibuat di kelas
bersama guru. Power point yang paling mendekati benar dan layak akan digunakan
sebagai media pembelajaran selain yang telah disiapkan oleh guru.
1). Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 1 siklus II
Pada pertemuan pertama dilaksanakan pembelajaran dengan standar kompetensi
Melakukan pembagian, dalam pemecahan masalah, dengan indikator pencapaian
pembelajaran menyelesaikan persoalan sehari-hari yang berkaitan dengan pembagian
26
pecahan.Sebelum guru melakukan kegiatan pembelajaran, terlebih dahulu guru
menyiapkan hal-hal yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Setelah selesai
persiapan guru memulai kegiatan awal pembelajaran dimulai dengan berdoa kemudian
dilanjutkan memberikan motivasi kepada siswa dengan menunjukkan berbagai contoh
power pointi dan dengan bertanya jawab ringan guru menjajaki kemampuan pengetahuan
siswa tentang pembagian pecahan biasa
Kegiatan inti dimulai dengan memberikan penjelasan tentang langkah-langkah
menyelesaikan soal yang terdapat dalam tugas maju yang diberikan oleh guru. Setelah
selesai memberikan penjelasan siswa secara bergiliran maju untuk menyelesaikan soal-
soal yang diberikan oleh guru untuk dikerjakan oleh siswa. Siswa secara bergantian maju
ke depan kelas untuk menyelesaikan soal di papan tulis.
Pada kegiatan akhir guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih giat
belajar, kemudian memberikan soal dari LKS untuk dikerjakan dibukunya masing-masing.
2). Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan 2 siklus II
Pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pembelajaran pada
kompetensi dasar Melakukan pembagian dan menggunakannya dalam pemecahan
masalah. dengan indikator pencapaian pembelajaran menyelesaikan persoalan sehari-hari
yang berkaitan dengan pembagian pecahan yang berkaitan dengan kemampuan siswa
untuk membagi pecahan.
Sebelum pembelajaran dimulai guru menyiapkan alat peraga/media pembelajaran
yang akan digunakan dalam proses pembelajaran diantaranya adalah power point yang
digambar di atas karton . Pada kegiatan awal guru bertanya jawab tentang materi
pelajaran yang telah lalu dengan tujuan untuk mengingatkan kembali pembelajaran yang
telah berlalu. Memberikan motivasi kepada siswa tentang kegunaan mempelajari
pemecahan masalah pembagian dalam ilmu matematika., serta menyampaikan indikator
yang akan dicapai dan kegiatan yang akan dilakukan.
Pada kegiatan inti guru memberikan contoh masalah yang dekerjakan oleh siswa
di papan tulis, di bawah bimbingan guru siswa mengomentari hasil kinerja temannya dan
melengkapi pekerjaan temannya yang masih salah atau kurang sempurna dalam
27
penyelesaiannya. Setelah berakhir dan selesai semua guru dan siswa secara bersama-
sama menyimpulkan pembelajaran dan memberikan kesempatan bertanya.
Pada kegiatan akhir guru memberikan soal kepada siswa dan guru
menginformasikan kepada siswa bahwa soal tersebut digunakan sebagai evaluasi/tes
pada materi yang telah diajarkan.
Hasil penilaian pelaksanaan aktivitas tersebut dituangkan dalam Tabel. 2.
Tabel 3 Distribusi Nilai Hasil Belajar Siklus II
NO NILAI FREKWENSI PERSENTASE KETERANGAN
1. 91-100 2 8,70 % Tuntas
2. 81 - 90 7 30,43 % Tuntas
3. 71 - 80 11 43,47 % Tuntas
4. 61 - 70 2 8,70 % Belum Tuntas
5. 51 - 60 1 4,25 % Belum Tuntas
6. 41 - 50 0 0
7. 31 - 40 0 0
8. 21 - 30 0 0
9. 11 - 20 0 0
10. 0 - 10 0 0
Jumlah 23 100 %
Ketuntasan 20 86,96 %
Belum Tuntas 3 13,04 %
Rata-rata 80,00
Berdasarkan data pada tabel 3 dapat dijelaskan bahwa siswa yang menjadi obyek
penelitian ada 23 siswa, ada 3 peserta didik atau 13,04 % dinyatakan belum tuntas karena
perolehan hasil evaluasi pada akhir pembelajaran siklus II belum dapat melewati kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan, yakni 75.
Siswa yang berhasil memperoleh nilai ≥ KKM sebanyak 20 siswa atau 86,96 %. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan pencapaian KKM dari siklus I ke siklus II sebesar 13,04
%.
Berdasarkan data nilai siklus I dan nilai tes siklus II dapat dijelaskan bahwa nilai
rata-rata dari hasil tes meningkat dari 77,39 menjadi 80,00. Hal tersebut menunjukkan
bahwa peningkatan rata-rata hasil belajar pada siklus I sebesar 2,61%.
28
3. Observasi.
Selama pelaksanaan pembelajaran pertemuan ke 1 dan ke 2 pada siklus II,
dilakukan pengamatan terhadap guru dan siswa. Pengamatan dilakukan oleh satu orang
observer.
Berdasarkan indikator pengamatan, observer mengamati proses pembelajaran kelas V
pada mata pelajaran Matematika tentang pembagian pecahan. Observer mengamati
keseluruhan proses pembelajaran meliputi perilaku / kegiatan siswa, tindakan guru dan
hasil belajar siswa serta member penilaian terhadap proses pembelajaran.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran
dengan pendekatan latihan-latihan pengerjaan pembagian pecahan biasa. Dalam
kegiatan penyelesaian soal-soal guru hanya sebagai fasilitator dan teman yang lain aktif
memberikan komentar maupun membantu penyelesaian soal. Pada pertemuan terakhir
siklus II diadakan tes untuk mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru
sebagai peneliti. Nilai hasil tes pada siklus II disajikan pada tabel 3.
4. Refleksi
Setelah guru melakukan proses pembelajaran, maka yang menjadi refleksi pada
siklus ini adalah meningkatnya hasil belajar siswa. Pembelajaran menjadi lebih optimal
dengan pemberian motivasi dan keberagaman media pembelajaran, dan guru sebagai
fasilitator berjalan dengan baik.
Kegiatan pembelajaran pada siklus II berjalan dengan lancar, hasil pembelajaran
mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya yaitu dengan tingkat ketuntasan mencapai
100%.
4.3. Hasil Analisis Data
Dalam bagian ini akan disajikan hasil analisis data penelitian tentang hasil belajar
siswa kelas V (lima) dengan materi pembagian pecahan :
29
Tabel 4
Distribusi Hasil Belajar
NO KEGIATAN RATA-RATA KETUNTASAN BELUM TUNTAS
1. PRA SIKLUS 63,48 30,43 % 69,57 %
2. SIKLUS I 77,39 78,26 % 21,74 %
3. SIKLUS II 80,00 86,96 % 13,04 %
Dari tabel perbandingan hasil belajar tiap siklus dijelaskan bahwa pada kondisi
awal rata-rata hasil belajar siswa kelas V pada materi pembagian pecahan biasa yaitu
63,48 dan terdapat 15 siswa atau 69,57 % yang belum tuntas dalam belajarnya,
sedangkan 7 siswa atau 30,43% telah tuntas dalam belajarnya.
Hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan peningkatan yang signifikan. rata-
rata hasil belajar siswa kelas V pada materi pembagian pecahan biasa yaitu 77,39 dan
terdapat 5 siswa atau 21,74 % yang belum tuntas dan 18 siswa atau 78,26% yang telah
tuntas.
Hasil yang diperolah setelah siklus II yaitu rata-rata siswa mencapai 80,00 dan 20
siswa atau 86,96% siswa telah tuntas dan 3 siswa atau 13,04 % yang belum tuntas.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil
belajar siswa dari tiap siklus. Peningkatan hasil belajar tersebut ditunjukkan dengan
peningkatan pencapaian ketuntasan kriteria minimal dan peningkatan rta-rata nilai hasil
evaluasi.
4.4. Pembahasan
Berdasarkan paparan hasil analisis data di atas, maka dapat diketahui adanya
peningkatan hasil belajar siswa kelas V setelah mengikuti proses pembelajaran dengan
media pembelajaran berupa power point.
Dengan demikian hipotesis tindakan : media pembelajaran power point dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Ketanggan 03 Kecamatan Gringsing
30
Kabupaten Batang tentang pembagian pecahan biasa telah terbukti dalam penelitian yang
telah dilakukan yaitu pada akhir siklus hasil belajar meningkat hingga 86,96%.
Peningkatan hasil belajar ini dapat terjadi karena penggunaan media power point dalam
pembelajaran.
Ada dua aspek yang paling menonjol dalam metodologi pengajaran yakni metode
mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar (Sudjana dan Ahmad Rivai,
1989:1). Karena media pembelajaran ini merupakan alat bantu guru dalam mengajar serta
sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa) sehingga
proses pembelajaran menjadi lebih jelas, menarik, interaktif, efektif dan efisien serta dapat
mengurangi pemahaman yang abstrak pada diri siswa (Dayton, 1985) dalam Aristo
Rohadi (2003:8).
Hasil pembelajaran dapat ditingkatkan dengan jalan mengaktifkan semua aspek
indera pada diri manusia. Sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa
seseorang yang sedang belajar memperoleh hasil belajarnya sebagai berikut : melalui
indera pengecap sebesar 1 persen, indera peraba sebesar 1,5 persen, indera penciuman
sebesar 3,5 persen, indera pendengaran sebesar 11 persen dan indera penglihatan
sebesar 83 persen (Wiriaatmadja, 1983:99). Menurut Hasmosoewignjo dan Atila Garnadi
dalam Wiriaatmodjo (1983:99) dikatakan bahwa hasil penangkapan dari pendengaran saja
kira-kira 10 persen, melihat 50 persen sedang bila mengerjakan sendiri hasilnya sebesar
90 persen.