hubungan pengetahuan gizi dan asupan zat gizi …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/skripsi tria widiya...

109
HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI (KARBOHIDRAT, LEMAK, PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C) DENGAN STATUS GIZI MAHASISWI TINGKAT I DAN II PROGRAM STUDI GIZI DI STIKES PERINTIS PADANG TAHUN 2019 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana Gizi STIKes Perintis Oleh : TRIA WIDIYA SARI NIM : 1513211040 PROGRAM STUDI SARJANA GIZI STIKES PERINTIS PADANG 2019

Upload: others

Post on 19-Jul-2020

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI

(KARBOHIDRAT, LEMAK, PROTEIN, ZAT BESI, DAN

VITAMIN C) DENGAN STATUS GIZI MAHASISWI

TINGKAT I DAN II PROGRAM STUDI GIZI

DI STIKES PERINTIS PADANG

TAHUN 2019

SKRIPSI

Diajukan Sebagai

Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Sarjana Gizi

STIKes Perintis

Oleh :

TRIA WIDIYA SARI

NIM : 1513211040

PROGRAM STUDI SARJANA GIZI

STIKES PERINTIS PADANG

2019

Page 2: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan
Page 3: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan
Page 4: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu

Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah dan Tuhanmulah yang maha mulia, Yang mengajar manusia dengan pena,

Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (QS: Al-’Alaq 1-5) Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?(QS: Ar-Rahman 13)

Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat (QS : Al-Mujadilah 11)

Ya Allah,

Waktu yang sudah kujalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdirku, sedih, bahagia, dan bertemu orang-orang yang memberiku sejuta pengalaman baru, yang telah memberi warna-warni kehidupanku. Kubersujud dihadapan Mu,

Engkau berikan aku kesempatan untuk bisa sampai Di penghujung awal perjuanganku. Segala puji bagi-Mu ya Allah atas segala Rahmat dan

Karunia-Mu Yang Maha besar, aku hanya sebuah debu yang tidak berguna yang senantiasa selalu mengharap kasih-Mu. Pintu telah

engkau bukakan, jalan telah engkau perlihatkan. Aku mohon pada-Mu ya Allah tuntunlah aku dan keluargaku ke jalan-Mu yang lurus,

agar kami mampu menuju surga-Mu.

Ya Allah, Berikanlah aku ilmu untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah engkau anugrahkan kepadaku dan kepada orang tuaku, seizinmu aku telah berhasil

melewati semua ini. Dengan kesabaran dalam penantian selama 4 tahun berbuah sangat manis. Tidak terfikir olehku akan sanggup melewati semua ini dalam kekecewaan dan keterpurukan aku terus berjuang

demi meraih sebuah impian yang aku cita-citakan.

Alhamdulillah..Alhamdulillah..Alhamdulillahirobbil’alamin.. Sujud syukurku kusembahkan kepadamu Tuhan yang Maha Agung nan Maha Tinggi

nan Maha Adil nan Maha Penyayang, atas takdirmu telah kau jadikan aku manusia yang senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah awal

bagiku untuk meraih cita-cita besarku. Lantunan Al-fatihah beriring Shalawat dalam silahku merintih, menadahkan do’a

dalam syukur yang tiada terkira, terima kasihku untukmu aku bersimpuh dihadapan orang tuaku tercinta. Terimalah sepenggal keberhasilan ini sebagai buah dari

do’a – do’a mu sebagai mutiara emas berlian dari keringatmu dan permata dari tetes air mata mu untuk Ayahanda dan Ibundaku tercinta, yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat, doa, dorongan,

nasehat dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan

Page 5: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

hingga aku selalu kuat menjalani setiap rintangan yang ada didepanku.,, Ayah,.. Ibu...ini adalah bukti kecil sebagai kado keseriusanku untuk membalas semua

pengorbananmu dalam hidupmu demi hidupku kalian ikhlas mengorbankan segala perasaan tanpa kenal lelah, dalam lapar berjuang separuh nyawa

hingga segalanya.. Maafkan anakmu masih saja menyusahkanmu.. Dalam silah di lima waktu mulai fajar terbit hingga terbenam.. seraya tangaku

menadah”.. ya Allah ya Rahman ya Rahim... Terimakasih telah kau tempatkan aku diantara kedua malaikatmu yang setiap waktu ikhlas menjagaku, mendidikku,

membimbingku dengan baik.. ya Allah berikanlah balasan setimpal syurga firdaus untuk mereka dan jauhkanlah mereka nanti dari panasnya sengat hawa api nerakamu..

Untukmu Ayah (MARIJO) dan Ibu (SUKATI)...Terimakasih.... .........”we always loving you”......

Dalam setiap langkahku aku berusaha mewujudkan harapan-harapan yang

kalian impikan dariku, meski belum semua itu kuraih’ insyallah atas dukungan do’a dan restu semua mimpi itu kan terjawab di masa penuh kehangatan nanti. Untuk itu kupersembahkan ungkapan terimakasihku.

Kepada Masku (Agus Setiawan & Risdianto)...”Bro, Adekmu yang paling bandel dan premannya mak & bapak ini bisa wisuda juga kan..[(^,^)> Makasih yaa buat segala dukungan do’a dan khususnya makasih buat bantuan dana. sekarang giliran adekmu ini membantu adek kecil (Aldi Saputra), semangat belajarnya bro. Tidak terkecuali untuk mbak Nanik Suryanawati & mas Syahril Effendi yang selalu memberi motivasi, nasehat, perhatian dan semuanya, kata – kata tidak cukup untuk mengungkapkan rasa terimakasihku untuk kalian berdua. Serta terimakasih yang sebanyak - banyaknya untuk keluargaku yang membantu dalam segala hal dan tidak bisa aku sebutkan satu persatu, karena terlalu banyak syeeeekaliiii. hehhehe

... i love you all” :* ... "Hidupku terlalu berat untuk mengandalkan diri sendiri tanpa melibatkan

bantuan Tuhan dan orang lain. Tak ada tempat terbaik untuk berkeluh kesah selain bersama sahabat-sahabat

terbaik (siap di HALALIN : Evi Anggraeni, Peni Okta Sari, Dina Safari, Dian Selistio, Dia Putri Ariska, Siska Ratu Miranda)”..

Tanpamu sahabat, aku tak pernah berarti,,tanpamu aku bukan siapa-siapa yang

takkan jadi apa-apa”, buat sahabatku yang berasa seperti saudara selama Berada di Padang : evi (Koprol) & dan Peni (Penos) sahabat bagaikan saudara perempuan terdekat denganku, beribu – ribu terimakasih ku ucapkan padamu, keluh kesah suka duka kita selalu curahkan bersama, hingga ghibah pun kita juaranya. Hahah. , Dina (dinuik) sahabat yang sold out duluan kepelaminan, alhamdullilah, Dian adalah sahabat yang pertama aku temui saat PKKMB (awal masuk kuliah), dengan gayanya yang tertutup seribu bahasa, namun baik orangnya. Tidak lupa pula ucapan banyak – banyak terimakasih untuk sahabatku Dia (Tukiyem) & untuk siska (Cikuik)sahabat yang awal kuliah juga menjadi salah satu teman pertamaku. Suka cita selama kurang

Page 6: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

lebih 4 tahun kita lalui bersama,, kini giliranku untuk terbang tinggi mengejar kalian dan mimpi-mimpi yang pernah kita rangkai. Semoga kita semua bisa bertemu kembali dengan kesuksesan dan sejuta kebahagian. Aamiin..

----“I love & Miss you Friend”------- Spesial buat teman – teman Sitiung terimakasih atas segala bantuan dan

motivasinya, kalian adalah obat pelipur lara hatiku yang selalu menghiburku dalam keadaan terjatuh, spesial do’a untuk kalian semua semoga cepat terkejar target kalian untuk cepat wisuda.. Amiiin ya robbal’alamin...Kalian semua bukan hanya menjadi

teman, kakak dan adik yang baik, kalian adalah saudara bagiku!! Spesial buat seseorang dihati “Bos-Qu” (Rahasia nama, wkwk) !!......

Terimakasih untuk do’a, motivasi, nasehat, dukungan, canda tawa, dan semua-semuanya yang pernah terlewatkan bersama dan tercurah untukku. Untukmu

seseorang di relung hatiku percayalah bahwa hanya ada satu namamu yang selalu kusebut-sebut dalam benih-benih do’aku dan ku ceritakan kepada keluarga serta orang

– orang terdekatku,, semoga keyakinan dan takdir ini terwujud, insyallah jodohnya kita bertemu atas ridho dan izin Allah S.W.T. Aamiin ya Roball ‘alamin.

Buat kakak dan adik kos GL : kak (Netty, Eja, Lisna, Shanti, Nining, Devi) “Jadi juo awak pakai toga di Tahun 2019, makasih udah mau menjadi kakak sekaligus

saudara yang selalu memotivasiku untuk membuat skripsi, dan mampu melawan rasa malas, capek. Adik (Jihan, Ika, Ilmi, Ulan, Meta) dan teman kos yang lain,

yang tidak bisa disebutkan satu persatu, makasih buat semuanya selama ini. Tidak lupa spesial buat one, bunda, pak om, etek, om anto yang selama ini baik dan perhatian denganku. Dan terimakasih kuucapkan Kepada Teman

sejawat Saudara seperjuangan S1 GIZI 2015. Maaf jika selama kurang lebih 4 tahun bersama banyak kesalahan dan ke khilafan yang telah aku perbuat.

Untuk ribuan tujuan yang harus dicapai, untuk jutaan impian yang akan dikejar, untuk sebuah pengharapan, agar hidup jauh lebih bermakna, hidup tanpa mimpi ibarat

arus sungai. Mengalir tanpa tujuan. Teruslah belajar, berusaha, dan berdoa untuk menggapainya.

Jatuh berdiri lagi. Kalah mencoba lagi. Gagal Bangkit lagi. Never give up!

Sampai Allah SWT berkata “waktunya pulang” Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini yang dapat

kupersembahkan kepada kalian semua, setetes ilmu yang tak berarti apa – apa bila dibandingkan dengan Cinta dan Kasih Sayang yang mengalir terus menerus tak

berhenti. . Terimakasih beribu terimakasih kuucapkan.. Atas segala kekhilafan salah dan kekuranganku,

kurendahkan hati serta diri menjabat tangan meminta beribu-ribu kata maaf tercurah.

Skripsi ini kupersembahkan.

-By” Tria Widiya Sari, S.Gz

Page 7: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan
Page 8: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. DATA PRIBADI

Nama : TRIA WIDIYA SARI

NIM : 1513211040

Tempat/Tanggal Lahir : Bukit Sari, 28 Maret 1997

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Email : [email protected]

Jumlah Saudara : 3 (Tiga)

Anak Ke : 3 (Tiga)

Nama orang tua

Ayah : Marijo

Ibu : Sukati

Pekerjaan Orang Tua

Ayah : Tani

Ibu : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Desa Bukit Sari Kec. Jujuhan Ilir

Kab.Bungo Provinsi Jambi

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. TK Islam Bakti : Tamat Tahun 2003

2. SDN 188 Bukit Sari : Tamat Tahun 2009

3. SMPN 1 Jujuhan Ilir : Tamat Tahun 2012

4. SMAN 2 BATANG HARI : Tamat Tahun 2015

5. S-1 Gizi STIKes Perintis Padan : Tamat Tahun 2019

Page 9: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

III. KEGIATAN PBL

1. PBL (Table Menner) di Hotel Novotel Bukit Tinggi

2. PBL di PT Aerofood ACS Garuda , Jakarta

3. PBL di RS Muhammadiyah (AL-Islam), Bandung

4. PBL di PT Yakult Indonesia Persada, Sukabumi

5. PBL di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta

6. PBL di Poltekes Kemenkes Denpasar, Bali

7. PKL di RS Raden Mattaher Jambi

8. PKL di Hotel Ina Muara, Padang

9. PKL di Hotel Pangeran Beach, Padang

10. PKL di AA Catering, Padang

11. PMPKL Terpadu di Jorong Padang Kandih Nagari Tujuh Koto

Talago Kecamatan Guguak Kabupaten 50 Kota

Page 10: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

PROGRAM STUDI GIZI STIKES PERINTIS

SKRIPSI, JULI 2019

TRIA WIDIYA SARI

NIM : 1513211040

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI

(KARBOHIDRAT, PROTEIN, LEMAK, ZAT BESI, DAN VITAMI C)

DENGAN STATUS GIZI MAHASISWI TINGKAT I DAN II PROGRAM

STUDI GIZI DI STIKES PERINTIS PADANG TAHUN 2019

x + VII BAB + 64 Halaman + 21 Tabel + 2 Gambar + 9 Lampiran.

ABSTRAK

Mahasiswa/i merupakan sebagian dari masyarakat Indonesia khususnya

sebagai generasi penerus bangsa diharapkan memiliki perilaku hidup sehat sesuai

dengan visi Indonesia sehat 2025 dengan status gizi yang baik pula. Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi dan asupan zat gizi

(karbohidrat, protein, lemak, zat besi, dan vitamin C) dengan status gizi mahasiswi

tingkat I dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang.

Desain Penelitian ini cross sectional yang dilakukan pada Januari sampai

Mei 2019 dengan jumlah populasi 105 orang. Pengambilan sampel menggunakan

rumus lemeshow sehingga didapatkan sampel sebanyak 45 orang, yang diambil

dengan teknik simple random sampling. Data diperoleh dari prodi gizi STIKes

Perintis, hasil kuesioner, dan wawancara langsung dengan responden. Data diolah

menggunakan uji Chi-square dengan program SPSS.

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa mahasiswi yang memiliki status

gizi normal (60%), pengetahuan baik (47%), asupan karbohidrat cukup (27%),

asupan protein cukup (53%), asupan lemak cukup (44%), asupan zat besi cukup

(16%), dan asupan vitamin c cukup (22%). Hubungan pengetahuan gizi dengan

status gizi (p > 0,05) Hubungan asupan karbohidrat dengan status gizi (p < 0,05)

Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan protein

dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan lemak dengan status gizi (p >

0,05), hubungan asupan zat besi dengan status gizi (p > 0,05) hubungan asupan

vitamin c dengan status gizi (p > 0,05)

Disimpulkan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan gizi, asupan protein,

lemak, zat besi, dan vitamin c dengan status gizi, sedangkan asupan karbohidrat

terdapat hubungan yang signifikan dengan status gizi mahasiswi tingkat I dan II

program studi gizi di STIKes Perintis Padang. Oleh karena itu mahasiswi perlu

memperhatikan asupan zat gizi terutama karbohidrat dengan cara pola makan yang

seimbang agar tercapainya status gizi normal atau baik.

Kata kunci : Asupan Zat Gizi, Pengetahuan Gizi, Pola Makan, dan Status Gizi

Sumber Literatur : 35 kepustakaan (2000 - 2018)

Page 11: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

STIKES PIONEER NUTRITION STUDY PROGRAM

THESIS, JULY 2019

TRIA WIDIYA SARI

NIM: 1513211040

RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE OF NUTRITION AND NUTRITION

OF NUTRITION (CARBOHYDRATES, PROTEIN, FATS, IRON

SUBSTANCES, AND VITAMI C) WITH I AND II NUTRITIONAL

STATUS IN NUTRITION STUDY PROGRAM IN PADANG PERINTIS

STIKES IN 2019

x + VII CHAPTER + 64 Pages + 21 Tables + 2 Pictures + 9 Attachments.

ABSTRACT

Students are part of the Indonesian community, especially as the next

generation of the nation is expected to have healthy living behavior in accordance

with the vision of a healthy Indonesia 2025 with good nutritional status. The

purpose of this study was to determine the relationship between knowledge of

nutrition and intake of nutrients (carbohydrate, protein, fat, iron, and vitamin C)

with the nutritional status of the first and second grade students of the Nutrition

Study Program at the Pioneer University of Padang.

The study design was cross sectional conducted in January to May 2019

with a population of 105 people. Sampling uses the lemeshow formula so that a

sample of 45 people was obtained, taken by simple random sampling technique.

Data was obtained from the Pioneer Study Program nutrition study program,

questionnaire results, and direct interviews with respondents. Data was processed

using Chi-square test with SPSS program.

From the results of this study it is known that female students have normal

nutritional status (60%), good knowledge (47%), sufficient carbohydrate intake

(27%), adequate protein intake (53%), sufficient fat intake (44%), substance intake

enough iron (16%), and sufficient vitamin C intake (22%). Relationship between

nutrition knowledge and nutritional status (p>0,05) Relationship between

carbohydrate intake and nutritional status (p<0,05) Relationship between protein

intake and nutritional status (p>0,05), relationship between protein intake and

nutritional status (p>0,05), the relationship between fat intake and nutritional

status (p>0,05), relationship between iron intake and nutritional status (p>0,05)

relationship between vitamin c intake and nutritional status (p>0,05)

It was concluded that there was no correlation between nutritional

knowledge, protein, fat, iron, and vitamin C intake with nutritional status, while

carbohydrate intake had a significant relationship with the nutritional status of first

and second grade students in the nutrition study program at Pioneering Padang

STIKes. Therefore, students need to pay attention to the intake of nutrients,

especially carbohydrates, by means of a balanced diet in order to achieve normal

or good nutritional status.

Keywords: Nutrition Intake, Nutrition Knowledge, Diet, and Nutritional Status

Literature Source: 35 literature (2000 - 2018)

Page 12: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan

Proposal penelitian dengan judul :“Hubungan Pengetahuan Gizi dan Asupan

Zat Gizi (Karbohidrat, Protein, Lemak, Zat Besi, dan Vitamin C) dengan

Status Gizi Mahasiswi Tingkat I dan II Program Studi Gizi di STIKes

Perintis Padang Tahun 2019”. Shalawat dan salam kami junjungkan kepada

Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan makna bagi kehidupan di dunia

ini.

Dalam proses penyusunan skripsi penelitian ini penulis mendapat bantuan,

bimbingan dan arahan dari berbagai pihak yang pada akhirnya memberikan

banyak manfaat dan hikmah, untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima

kasih kepada :

1. Bapak Yendrizal Jafri, S.Kp, M.Biomed selaku Ketua STIKes Perintis

Padang.

2. Ibu Widia Dara, SP.MP selaku Ketua Program Studi S-1 Gizi STIKes

Perintis Padang.

3. Bapak Dezi Ilham, M.Biomed selaku dosen pembimbing 1 yang telah

meluangkan waktu, memberi petunjuk, ilmu, nasehat dan bimbingan

selama masa penelitian dan penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Widia Dara, SP. MP selaku dosen pembimbing II Skripsi yang telah

meluangkan waktu, memberi petunjuk, ilmu, nasehat, bimbingan selama

penelitian dan penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Rahmita Yanti, M.Kes selaku penguji dalam skripsi atas saran dan

masukkan yang diberikan

Page 13: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

ii

6. Dosen beserta staf Prodi S-1 Gizi yang telah memberikan ilmunya kepada

penulis serta pihak – pihak yang telah membantu dalam penyusunan

Skripsi ini.

7. Teristimewa untuk kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan

semangat dan motivasi serta bantuan kepada penulis baik berupa moril

maupun materil serta do’a yang tulus sehingga penulis dapat

menyelesaikan Skripsi ini.

8. Teman – teman yang telah membantu dalam penelitian ini dan tidak lupa

teman – teman seperjuangan S1 Gizi STIKes Perintis Padang.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam

penyusunan Skripsi ini, untuk itu diharapkan kritik dan sarannya demi

kesempurnaan tulisan ini.

Padang , 23 Juli 2019

Penulis

Page 14: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

iii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI ................................................................................... .....................iii

DAFTAR TABEL................................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................x

BAB I : PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2.Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

1.3.Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5

1.1.1. Tujuan Umum..................................................................................5

1.1.2. Tujuan Khusus.................................................................................5

1.2. Manfaat Penelitian......................................................................................6

1.2.1. Bagi Peneliti.....................................................................................6

1.2.2. Bagi Institusi Pendidikan.................................................................6

1.2.3. Bagi Responden...............................................................................6

1.3. Ruang Lingkup Penelitian...........................................................................7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Remaja ......................................................................................................... 8

2.1.1. Definisi Remaja..................................................................................8

2.1.2. Perkembangan pada Masa Remaja.....................................................8

2.1.3. Karakteristik Remaja..........................................................................9

Page 15: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

iv

2.2. Status Gizi ................................................................................................. 10

2.1.1. Definisi Status Gizi..........................................................................10

2.2.2. Klasifikasi Status Gizi......................................................................11

2.2.3. Penilaian Status Gizi........................................................................11

2.3. Pengetahuan Gizi......................................................................................15

2.3.1. Pengertian Pengetahuan...................................................................15

2.3.2. Tingkat Pengetahuan........................................................................16

2.3.3. Pengertian Pengetahuan Gizi...........................................................17

2.3.4. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan..........................18

2.3.5. Pengukuran Tingkat Pengetahuan....................................................19

2.4. Asupan Zat Gizi........................................................................................20

2.4.1. Asupan Karbohidrat.........................................................................20

2.4.2. Asupan Protein.................................................................................21

2.4.3. Asupan Lemak.................................................................................22

2.4.4. Asupan Zat Besi (Fe).......................................................................23

2.4.5. Asupan Vitamin C............................................................................24

BAB III : KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Teori .......................................................................................... 26

3.2. Kerangka Konsep.......................................................................................27

3.3. Definisi Operasional..................................................................................28

3.4. Hipotesa....................................................................................................29

BAB IV : METODE PENELITIAN

4.1.Desain Penelitian........................................................................................30

4.2.Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................30

4.3.Populasi dan Sampel..................................................................................30

4.3.1. Populasi.............................................................................................30

4.3.2. Sampel...............................................................................................31

4.4.Instrumen Penelitian...................................................................................32

4.5.Pengumpulan Data.....................................................................................32

4.6.Pengolahan dan Analisa Data.....................................................................33

4.6.1. Pengolahan Data...............................................................................33

Page 16: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

v

4.6.2. Analisa Data......................................................................................34

4.7.Etika Penelitian..........................................................................................35

BAB V : HASIL PENELITIAN

5.1. Gambaran Umum Penelitian......................................................................38

5.2. Karakteristik Responden............................................................................39

5.3. Analisis Univariat.......................................................................................39

5.3.1. Distribusi Status Gizi........................................................................39

5.3.2. Distribusi Pengetahuan Gizi.............................................................40

5.3.3. Distribusi Asupan Zat Gizi...............................................................41

5.4. Analisis Bivariat.........................................................................................45

5.4.1. Hubungan Pengetahuan dengan Status Gizi.....................................45

5.4.2. Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Status Gizi.........................46

5.4.3. Hubungan Asupan Protein dengan Status Gizi................................47

5.4.4. Hubungan Asupan Lemak dengan Status Gizi.................................48

5.4.5. Hubungan Asupan Zat Besi dengan Status Gizi..............................49

5.4.6. Hubungan Asupan Vitamin C dengan Status Gizi...........................50

BAB IV : PEMBAHASAN

6.1. AnalisaUnivariat........................................................................................51

6.1.1. Distribusi Status Gizi........................................................................51

6.1.2. Distribusi Pengetahuan Gizi.............................................................52

6.1.3. Distribusi Asupan Zat Gizi...............................................................53

6.2. Analisis Bivariat.........................................................................................55

6.4.1. Hubungan Pengetahuan dengan Status Gizi.....................................56

6.4.2. Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Status Gizi.........................57

6.4.3. Hubungan Asupan Protein dengan Status Gizi................................58

6.4.4. Hubungan Asupan Lemak dengan Status Gizi.................................58

6.4.5. Hubungan Asupan Zat Besi dengan Status Gizi..............................59

6.4.6. Hubungan Asupan Vitamin C dengan Status Gizi...........................60

6.3. KeterbatasanPenelitian..............................................................................61

BAB VII : PENUTUP

Page 17: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

vi

7.1.Kesimpulan.................................................................................................62

7.2.Saran...........................................................................................................63

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 18: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kategori Ambang Batas IMT ................................................................. 14

Tabel 2.2 Kebutuhan Karbohidrat Perempuan menurut Kelompok Umur. ........... 21

Tabel 2.3 Kebutuhan Protein Perempuan menurut Kelompok Umur. ................... 22

Tabel 2.4 Kebutuhan Lemak Perempuan menurut Kelompok Umur. ................... 23

Tabel 2.5 Angka Kecukupan Zat Besi (Fe) yang dianjurkan untuk Perempuan .... 24

Tabel 2.6 Angka Kecukupan Vitamin C yang dianjurkan untuk Perempuan........25

Tabel 2.7 Penelitian Terkait...................................................................................25

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan pada Mahasiswi Tingkat I

dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019...........39

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Status Gizi............................................................40

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Gizi..................................................41

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Asupan Karbohidrat..............................................42

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Asupan Protein.....................................................42

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Asupan Lemak......................................................43

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Asupan Zat Besi...................................................44

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Asupan Vitamin C................................................45

Tabel 5.9 Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Status Gizi pada Mahasiswi

Tingkat I dan II Program Studi Gizi STIKes Perintis Padang Tahun

2019............................................................................................................45

Tabel 5.10 Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Status Gizi pada Mahasiswi

Tingkat I dan II Program Studi Gizi STIKes Perintis Padang Tahun

2019............................................................................................................46

Tabel 5.11 Hubungan Asupan Protein dengan Status Gizi pada Mahasiswi

Tingkat I dan II Program Studi Gizi STIKes Perintis Padang Tahun

2019............................................................................................................47

Tabel 5.12 Hubungan Asupan Lemak dengan Status Gizi pada Mahasiswi

Tingkat I dan II Program Studi Gizi STIKes Perintis Padang Tahun

2019............................................................................................................48

Page 19: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

viii

Tabel 5.13 Hubungan Asupan Zat Besi dengan Status Gizi pada Mahasiswi

Tingkat I dan II Program Studi Gizi STIKes Perintis Padang Tahun

2019............................................................................................................49

Tabel 5.14 Hubungan Asupan Vitamin C dengan Status Gizi pada Mahasiswi

Tingkat I dan II Program Studi Gizi STIKes Perintis Padang Tahun

2019............................................................................................................50

Page 20: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Teori ...................................................................................... 26

Gambar 2 Kerangka Konsep. ................................................................................. 27

Page 21: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hasil Pengolahan Data

Lampiran 2 : Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 3 : Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 4 : Form Antropometri (Status Gizi Remaja Menggunakan Imt)

Lampiran 5 : Kuesioner Pengetahuan Gizi

Lampiran 6 : Kuesioner Asupan Zat Gizi (Karbohidrat, Protein, Lemak, Zat Besi,

Vitamin C)

Lampiran 7 : Hasil Perhitungan Sampel

Lampiran 8 : Master Tabel

Lampiran 9 : Dokumentasi

Lampiran 10 : Lembar Konsultasi

Page 22: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor utama

yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Beberapa

faktor yang mempengaruhi kualitas SDM, faktor kesehatan dan gizi memegang

peranan yang penting, karena orang tidak akan mampu mengembangkan

kemampuan secara maksimal apabila yang bersangkutan tidak memiliki status

kesehatan dan gizi yang optimal. Untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut

maka harus dilakukan upaya-upaya yang saling berkesinambungan (Depkes,

2011).

Remaja adalah transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa disertai

mengalami beberapa perubahan (Santrock, 2007). Dalam mengalami perubahan,

remaja menghadapi berbagai masalah terkait dengan perubahan fisik, kecukupan

gizi, perkembangan psikososial, emosi dan kecerdasan yang dapat mempengaruhi

kesehatan (IDAI, 2015). Maka dari itu, masa remaja merupakan masa yang lebih

membutuhkan banyak nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan

(Soetjiningsih, 2004). Akibat adanya perubahan biologis, psikologis dan masalah

kecukupan gizi pada remaja menimbulkan beberapa masalah kesehatan (Indartanti,

2014).

Remaja termasuk kelompok yang rentan mengalami masalah gizi. Seiring

dengan peningkatan populasi remaja di Indonesia, masalah gizi remaja perlu

Page 23: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

2

mendapatkan perhatian khusus karena dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan

dan perkembangan tubuh serta dampaknya pada masalah gizi dewasa (Pudjiadi,

2005).

Status gizi merupakan suatu keadaan yang berhubungan dengan asupan

makanan dan penggunaannya dalam tubuh. Status gizi dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu faktor lingkungan, faktor ekonomi sosial, faktor kognitif,

faktor biologis, faktor gaya hidup, dan status kesehatan. Dalam upaya peningkatan

status gizi pada hakikatnya harus dimulai sedini mungkin (Mardayanti, 2008).

Menurut WHO Tahun 2014, di Negara Asia Selatan yang memiliki angka

tertinggi kejadian kurang gizi yaitu India 43,5% pada Tahun 2006, sedangkan pada

Tahun 2011 di negara Bangladesh 36,8% dan pada Tahun 2013 sebanyak 31,6% di

Pakistan yang mengalami kejadian kurang gizi. Untuk negara di Afrika dengan

proporsi tinggi diantaranya adalah Chad pada Tahun 2010 sebanyak 30,3%, di

Niger sebanyak 37,9% pada Tahun 2012, dan di Nigeria pada Tahun 2013

sebanyak 31%.

Data Survey Riskesdas Tahun 2013 menyatakan prevalensi kurus pada

remaja di Indonesia sebanyak 9,4% (1,9% sangat kurus dan 7,5% kurus),

sedangkan prevalensi kurus di Sumatra Barat sebanyak 7%, di Kota Padang

prevalensi kurus sebanyak 9,1% (1,8% sangat kurus dan 7,4% kurus) (Kemenkes

RI, 2013).

Masalah gizi disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat

tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan gizi dan menu seimbang dan

kesehatan (Almatsier, 2009). Era globalisasi yang menjadi ciri khas adalah

Page 24: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

3

pesatnya perdagangan dan industri, pangan, jasa dan informasi yang akan

mengubah gaya hidup dan pola konsumsi makan masyarakat, terutama di

perkotaan (Khosman, 2004).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Oktaviani 2012) menyatakan

proporsi kejadian gizi lebih pada remaja perempuan (52,6%) lebih tinggi dari pada

laki-laki (47,4%). Perempuan mempunyai kecenderungan lebih besar untuk

mengalami gizi lebih (IMT tinggi). Remaja perempuan lebih banyak menyipan

kelebihan energinya sebagai lemak simpanan, sedangkan laki-laki menggunakan

kelebihan energinya untuk mensintesis protein.

Pengetahuan gizi akan mempengaruhi kebiasaan makan atau perilaku

makan suatu masyarakat (Emilia, E, 2008). Apabila penerimaan perilaku baru

didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku

tersebut dapat berlangsung lama (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku

itu tidak disadari oleh pengetahuan dan kesadaran tidak akan berlangsung lama.

Seperti halnya juga pada remaja apabila mempunyai pengetahuan yang baik

tentang gizi diharapkan mempunyai status gizi yang baik pula (Notoadmodjo,

2007).

Selain pengetahuan, asupan makanan yang tidak seimbang dapat

mempengaruhi status gizi remaja, seperti kebiasaan hanya menyukai satu atau dua

jenis makanan tertentu, jarang sarapan pagi, kurang makanan berserat seperti

sayuran maupun buah, dan lebih cenderung makan makanan cepat saji atau

makanan instan yang merupakan kebiasaan yang tidak sehat (Kurniasih, 2010).

Page 25: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

4

Asupan zat gizi untuk mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan yang

optimal tidak hanya dipenuhi dari energi yang berasal dari zat gizi makro, namun

juga diperlukan dari zat gizi mikro. Vitamin merupakan zat organik yang

kompleks dan dibutuhkan dalam jumlah yang sangat kecil namun tidak dapat

dibentuk oleh tubuh (Almatsier, 2009). Zat gizi mikro lain yang penting pada masa

pertumbuhan dan perkembangan yaitu zat besi dan vitamin c. Zat besi berperan

untuk mengangkut oksigen dari paru-paru kejaringan tubuh termasuk otak.

Kekurangan zat besi (Fe) dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan, fungsi

kognitif, memperlambat perkembangan psikomotor, letih, lesu, dan pusing

(Muchtar, 2000).

Penelitian yang dilakukan oleh Haq pada Tahun 2014 juga menunjukan

bahwa dalam sehari sebagian besar remaja (67,8%) memiliki frekuensi makan

kurang dari 3 kali sehari. Ketidakseimbangan konsumsi dan kebutuhan zat gizi

pada dasarny berawal dari pemahaman yang keliru dan perilaku gizi yang sakag

sehingga menimbulkan masalah gizi pada remaja (Mury, 2018).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Bhandari, 2016) didapatkan

hasil adanya hubungan antara status gizi dengan pola konsumsi. Lebih dari

seperempat wanita di Teratai mengalami status gizi kurang. Mayoritas dari wanita

tersebut mengkonsumsi sekali dalam sehari, sayur tiga kali sehari, daging dan

buah sekali dalam seminggu. Sekitar 30% dari total sampel mengkonsumsi susu

produk turunan susu sekali sehari.

Berdasarkan observarsi pada 20 orang mahasiswi tingkat I dan II program

studi gizi di STIKes Perintis Padang, dari 20 orang tersebut ada 8 orang memiliki

Page 26: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

5

pengetahuan yang baik dengan status gizi kurang, dan dari 12 orang memiliki

asupan zat gizi rata – rata kurang. Dari pengamatan peneliti, banyak mahasiswi

yang perilaku makannya tidak teratur, dan kurang memperhatikan kesehatan

dikarenakan banyaknya kegiatan di kampus dan rasa malas.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti berniat melakukan

penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan Gizi dan Asupan Zat Gizi

(Karbohidrat, Protein, Lemak, Zat Besi, dan Vitamin C) dengan Status Gizi

Mahasiswi Tingkat I dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun

2019”

1.2.Rumusan Masalah

Apakah ada Hubungan Pengetahuan Gizi dan Asupan Zat Gizi

(Karbohidrat, Protein, Lemak, Zat Besi, dan Vitamin C) dengan Status Gizi

Mahasiswi Tingkat I dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun

2019 ?

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan

Pengetahuan Gizi dan Asupan Zat Gizi (Karbohidrat, Protein, Lemak, Zat Besi,

dan Vitamin C) dengan Status Gizi Mahasiswi Tingkat I dan II Program Studi

Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya distribusi frekuensi status gizi pada mahasiswi tingkat I dan

II program studi gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019

Page 27: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

6

b. Diketahuinya distribusi frekuensi pengetahuan gizi pada mahasiswi tingkat

I dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019

c. Diketahuinya distribusi frekuensi asupan zat gizi (Karbohidrat, Protein,

Lemak, Zat besi, dan Vitamin C) pada mahasiswi tingkat I dan II program

studi gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019

d. Diketahuinya hubungan status gizi dengan pengetahuan gizi pada

mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang

Tahun 2019

e. Diketahuinya hubungan status gizi dengan Asupan Zat Gizi (karbohidrat,

Protein, Lemak, Zat Besi, dan Vitamin C) pada mahasiswi tingkat I dan II

program studi gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019.

1.4.Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan memperdalam

pengetahuan peneliti tentang hubungan pengetahuan gizi dan asupan zat gizi

(karbohidrat, protein, lemak, zat besi, dan vitamin c) dengan status gizi pada

remaja putri.

1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat dijadikan bahan masukan dalam proses belajar mengajar serta dapat

dijadikan sebagai dasar pertimbangan dan menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang.

1.4.3. Bagi Responden

Page 28: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

7

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi untuk meningkatkan

status gizi dan pengetahuan gizi serta memperbaiki asupan zat gizi terutama untuk

karbohidrat, protein, lemak, zat besi dan vitamin C untuk mengantisipasi status

gizi kurang pada remaja putri.

1.5.Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi dan

asupan zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, zat besi, dan vitamin C) pada

mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang Tahun

2019. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah cross sectional.

Penelitian ini dilakukan di STIKes Perintis Padang, data yang digunakan adalah

data primer yang diperoleh secara langsung dengan pengukuran tinggi badan dan

penimbangan berat badan untuk melihat status gizi, dan dengan teknik wawancara

yang diperoleh dari jawaban pengisian kuesioner oleh responden tentang asupan

zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, zat besi, vitamin C) dan pengetahuan tentang

gizi pada remaja putri

Page 29: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Remaja

2.1.1. Definisi Remaja

Masa remaja merupakan salah satu dari periode perkembangan manusia,

masa peralihan dari kanak-kanak kemasa dewasa yang meliputi perubahan

psikologik, perubahan biologik, dan perubahan sosial. Di sebagian besar

masyarakat, masa remaja pada umumnya dimulai pada usia 10 - 13 Tahun dan

berakhir pada usia 18 – 22 Tahun (Notoatdmojo, 2007).

WHO (2006) mendefinisikan remaja sebagai bagian dari siklus kehidupan

antara usia 10 – 19 Tahun. Remaja berada diantara dua masa kehidupan, dengan

beberapa masalah gizi yang sering terjadi pada anak-anak dan dewasa.

2.1.2. Perkembangan pada Masa Remaja

Menurut Depkes (2007), dalam proses penyesuaian diri menuju

kedewasaan. Ada 3 tahap perkembangan remaja, yaitu :

1) Masa Remaja Awal (10-13 Tahun)

Seorang remaja pada tahap ini masih terheran – heran akan perubahan –

perubahan yang terjadi pada tubunya sendiri dan dorongan yang menyertai

perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran – pikiran baru, cepat tertarik pada

lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Kepekaan yang berlebih –

lebihan ini ditambah dengan berkurangnya terhadap ego yang menyebabkan para

Page 30: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

9

remaja awal ini sulit dimengerti orang dewasa. Pada rentang usia remaja awal

mulai tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya, merasa ingin

bebas, serta memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai

berfikir imajinasi (abstrak).

2) Masa Remaja Tengah (14-16 Tahun)

Pada rentang usia remaja tengah mulai timbul rasa ingin mencari jati diri,

mulai tertarik dengan lawan jenis dan timbulmya perasaan cinta yang mendalam,

kemampuan berfikir imajinasi mulai berkembang, serta berkhayal mengenai hal

yang berkaitan dengan seks.

3) Masa Remaja Akhir 17 - 19 Tahun)

Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai

dengan pencapaian lima hal, yaitu : minat yang makin mantap terhadap intelek,

egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang – orang lain dan dalam

pengalaman – pengalaman baru, terbentuk identitas seksual yang tidak akan

berubah lagi. Egosentrisme (terlalu memuaskan perhatian pada diri sendiri)

diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.

Tumbuh “dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan

masyarakat umum.

2.1.3. Karakteristik Remaja

Ketika seseorang memasuki usia remaja banyak hal yang mempengaruhi

kebiasaan makan seperti meningkatkan partisipasi dalam kehidupan sosial. Pola

dan gaya hidup yang membuat remaja cenderung lebih menyukai makanan diluar

rumah bersama teman sebayanya. Di kota besar sering kita lihat kelompok-

Page 31: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

10

kelompok remaja yang makan dirumah makan siap saji (fast food). Dan pada

kelompok remaja putri lebih sering mempraktikkan diet dengan cara yang kurang

tepat seperti melakukan pembatasan makan atau mengurangi frekuensi makan

untuk mencegah kegemukan. Kebanyakan remaja mempunyai kebiasaan makan

yang kurang baik.

Pada umumnya remaja putri mengkonsumsi Junk food sehingga asupan

lemak, gula, garam (Natrium)mdan protein lebih besar dari pada yang diperlukan.

Survei mengenai asupan zat gizi di Amerika Serikat menunjukkan bahwa remaja

lebih cenderung mendapatkan asupan vitamin A, kalsium, dan desi lebih sedikit

dari yang dianjurkan (Endrianova, 2014).

2.2.Status Gizi

2.2.1. Definisi Status Gizi

Status gizi merupakan ukuran atau gambaran mengenai kondisi tubuh

seseorang yang dapat dilihat dari konsumsi makanan dan zat gizi yang digunakan

di dalam tubuh. Konsumsi makanan adalah makanan atau energi yang masuk ke

dalam tubuh, yaitu karbohidrat, lemak, protein, dan zat-zat gizi lainnya (Nix,

2005).

Definisi lain mengatakan bahwa status gizi dibagi menjadi tiga kategori,

yaitu status gizi kurang, gizi normal, dan gizi lebih. Status gizi yang merupakan

suatu ukuran mengenai kondisi ubuh seseorang dapat dilihat dari makanan yang

dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh (Almatsier, 2005).

Pada dasarnya status gizi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Faktor internal berupa asupan zat-zat makanan yang masuk kedalam tubuh,

Page 32: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

11

aktivitas yang dilakukan sehari-hari, penyerapan dan penggunaan zat gizi, serta

pola konsumsi sehari-hari. Faktor eksternal yang mempengaruhi status gizi adalah

faktor ekonomi seperti pendapatan keluarga, pengetahuan tentang gizi,

ketersediaan bahan makanan, pemeliharaan kesehatan dasar dan keluarga, serta

pelayanan kesehatan setempat, faktor sosial budaya seperti kebiasaan makan dan

larangan mengkonsumsi bahan makanan tertentu (Riyadi, 2001).

2.2.2. Klasifikasi Status Gizi

Klasifikasi status gizi menurut Sunita Almatsier (2009) sebagai berikut:

a) Status Gizi Buruk, Keadaan status gizi tingkat berat yang diakibatkan oleh

rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dan

terjadi dalam waktu yang cukup lama.

b) Status Gizi Kurang, Keadaan tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih

zat-zat gizi esensial.

c) Status Gizi Baik atau Optimal, Keadaan ini terjadi bila tubuh memperoleh

cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan

pertumbuhan fisik. Serta perkembangan otak, kemampuan kerja dan

kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin.

d) Status Gizi Lebih, Keadaan yang terjadi bila memperoleh zat-zat gizi agar

berlebihan, sehingga menimbulkan efek toksis dan membahayakan.

2.2.3. Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi merupakan penjelasan dari data yang diperoleh dengan

menggunakan berbagai macam cara untuk menemukan suatu populasi atau

Page 33: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

12

individu ang memiliki risiko status gizi kurang ataupun lebih (Hatriyanti dan

Triyanti, 2007).

a. Penilaian Status Gizi secara Langsung

a) Antropometri

Pada umumnya antropometri mengukur dimensi dan komposisi tubuh

seseorang. Antropometri merupakan penilaian status gizi yang berhubungan

dengan ukuran tubuh yang disesuaikan dengan umur dan tingkat gizi seseorang

(Supariasa, 2002). Menurut Gibson (2005) metode antropometri sangat berguna

untuk melihat ketidakseimbangan energi dan protein.

Parameter antropometri merupakan penilaian dasar dari status gizi.

Parameter dan indeks antropometri yang umum digunakan untuk menilai status

gizi anak yaitu Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), Berat Badan menurut Tinggi

Badan (BB/TB), Berat Badan menurut Umur (BB/U), dan Indeks Masa Tubuh

menurut Umur (IMT/U) (Supariasa, dkk, 2014).

a) Indeks TB/U

Pertumbuhan skeletal digambarkan dengan pertumbuhan Tinggi badan

yang merupakan parameter antropometri. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti

berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu

singkat. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertumbuhan

umur, pengaruh defisiensi terhadap tinggi badan akan tampak dalam waktu yang

cukup lama. Indeks TB/U selain memberikan gambaran status gizi masa lampau,

Page 34: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

13

juga berkaitan sangat erta dengan tingkat ekonomi (Beaton dan Bengoa, 1973

dalam Supariasa, dkk, 2014).

b) Indeks BB/TB

Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan dakan searah dengan

pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Indks BB/TB merupakan

indikatotor yang baik untuk menilai status gizi saaat ini, karena berat badan

memiliki hubungan linear dengan tinggi badan.

c) Indeks BB/UU

Indeks BB/U menunjukkan secara sensitif status gizi saat diukur karena

mudah berubah pada anak, indeks ini merupakan cara yang sangat baku digunakan

untuk mengukur pertumbuhan. Indeks BB/U adalah pengukuran yang dilakukan

secara total berat badan, termasuk lemak, tulang, dan otot, dari beberapa macam

indeks antropometri, indeks ini merupakan indikator yang paling umum

digunakan.

d) Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U)

Pada anak dan remaja status gizi diperoleh dari perbandingan IMT dan

umur, indikator IMT/U merupakan indikator yang paling baik untuk mengukur

keadaan status gizi yang menunjukkan keadaan status gizi masa lalu dan masa

kini. IMT adalah rumus matematis yang berkaitan dengan lemak tubuh seseorang.

Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah dengan

pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu (WHO, 2007).

Page 35: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

14

Rumus IMT :

IMT =Berat Badan (kg)

Tinggi Badan (m)²

Tabel 2.1 Kategori Ambang Batas IMT

Jenis Kategori IMT

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0

Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,5

Normal >18,0 – 25,0

Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0 – 27,0

Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0

Sumber : Depkes (2014)

b) Klinis

Pemeriksaan kliinis dapat dilihat pada jaringan epitel yang terdapat di

mata, kulit, rambut, mukosa mulut, dan organ yang dekat dengan permukaan tubuh

(kelenjar tiroid). Pemeriksaan klinis merupakan cara penilaian status gizi

berdasarkan perubahan yang terjadi dan berhubungan erat dengan asupan gizi yang

kurang maupun berlebih (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).

c) Biokimia

Pemeriksaan biokimia disebut juga pemeriksaan laboratorium.

Pemeriksaan tersebut digunakan untuk mendeteksi adanya defisiensi zat gizi

(Baliwati, 2004).

d) Biofisik

Pemeriksaan bifisik adalah salah satu penilaian status gizi dengan melihat

kemampuan fungsi jaringan dan melihat perubahan struktur jaringan yang dapat

digunakan dalam keadaan tertentu, seperti kejadian buta senja (Supariasa, 2002).

Page 36: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

15

b. Penilaian Status Gizi Tidak Langsung

1) Survei Konsumsi Makanan

Survei konsumsi makanan merupakan salah satu penilaian status gizi yang

dilihat dari data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif mengetahui frekuensi

makan dan cara seseorang ataupun keluarga dalam memperoleh makanan sesuai

dengan kebutuhan gizi, sedangkan data kuantitatif mengetahui jumlah dan jenis

makanan yang dikonsumsi (Baliwati, 2004).

2) Statistik Vital

Statistik vital merupakan metode penilaian status gizi melalui data

mengenai statistik kesehatan yang berhubungan dengan gizi, seperti angka

penyebab kesakitan dan kematian, angka kematian menurut umur tertentu, angka

penyakit infeksi yang berkaitan dengan kekurangan gizi, dan statistik pelayananan

kesehatan (Hartriyanti dan Triyanti, 2007).

3) Faktor Ekologi

Faktor ekologi merupakan penilaian status gizi dengan menggunakan

faktor ekologi kerena adanya masalah gizi yang terjadi akibat interaksi beberapa

faktor ekologi, seperti faktor fisik, lingkungan dan budaya, dan faktor biologis

(Supariasa, 2002).

2.3. Pengetahuan Gizi

2.3.1. Pengertian Pengetahuan

Notoadmodjo (2007) menyatakan pengetahuan (knowlegde) merupakan

hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang yang didapatkan dari objek

melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, dan sebagainya), sehingga

Page 37: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

16

menghasilkan pengetahuan. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas

perhatian dan persepsi terhadap objek.

Pengetahuan merupakan hasil dari mengingat suatu hal termasuk

mengingat kembali suatu kejadian yang pernah dialami, baik secara sengaja

maupun tidak disengaja dan terjadi setelah orang melakukan kontak atau

pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Mubarak, 2007).

2.3.2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang cukup di dalam domain kognitif mempunyai enam

tingkatan yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam tingkatan ini adalah mengingat kembali terhadap

suatu yang sperifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima. Maka dari itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

Cotohnya, dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan protein, Zat Besi

danvitamin C pada penderita anemia.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang suatu objek yang diketahui, yang dapat menginterprestasikan materi

tersebut secara benar. Contohnya, menyimpulkan, meramalakan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Aplication)

Page 38: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

17

Aplikasi dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan

materi telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi ini

dapat diartikan penggunaan hukum-hukum, metode, rumus, prinsip, dn

menggunakan rumus statistik dalam menggunakan prinsip-prinsip siklus

pemecahan masalah (problem solving cycle) di dalam pemecahan masalah

kesehatan dan kasus yang diberikan.

d. Analisa (Analysis)

Analisis atau kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

kedalam komponen-kompenen, namun masih dalam suatu struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat

dilihat dari penggunaan kata-kata kerja dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, mengelompokkan, memisahkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhn yang baru.

Misalnya dapat menyusun, mengkiaskan, menyesuaikan, merencanakan, dan

sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan autifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi objek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria

yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada

(Notoadmodjo, 2007).

2.3.3. Pengertian Pengetahuan Gizi

Page 39: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

18

Pengetahuan gizi merupakan hasil tahu seseorang mengenai sesuatu yang

berkaitan dengan gizi. Pengetahuan gizi dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, salah

satunya adalah pendidikan mengenai gizi. Karena pengetahuan tentang gizi sangat

bermanfaat dalam menentukan apa yang akan kita konsumsi setiap harinya. Maka

dari itu seseorang bisa menyesuaikan tingkat kebutuhan zat gizi yang sesuai untuk

melakukan aktifitas dan produktifitas sehari-hari sehingga dapat dicapai kesehatan

yang optimal (Paul, 2011).

2.3.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu

(Notoadmodjo, 2007) :

1. Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu usaha untuk, mengembangkan kepribadian

dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah orang tersebut menerima informasi. Semakin banyak informasi yang

masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapatkan. Dengan pendidikan

tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari

orang lain maupun dari medi massa.

2. Media Massa/ Informasi

Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang

dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Dalam

penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula

pesan yang berisi sugestiyang dapat mengarahkan opini seseorang. Informasi yang

Page 40: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

19

diperoleh dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh

jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau

peningkatan pengetahuan.

3. Sosial Budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisiyang dilakukan seseorang tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan baik atau buruk. Status ekonomi juga akan mempengaruhi

tersedianya fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial

ekonomi seseorang akan mempengaruhi pengetahuan.

4. Lingkungan

Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan sangat berpengaruh

terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam diri individu yang berada di

lingkungan tersebut.

5. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan

dengan cara mengulang kembali pengetahun yang diperoleh.

6. Usia

Usia sangat mempengaruhi terhadap daya terima dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia maka akan semakin berkembang pula daya terima dan

pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diterimanya semakin membaik.

7. Keyakinan

Page 41: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

20

Keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya pembuktian

terlebih dahulu keyakinan bisa mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik

keyakinan yang sifatnya positif maupun negatif.

2.5.3. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan angket atau wawancara

yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subyek peneliti atau

responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau ukur dapat

disesuaikan drngan tingkat-tingkat tersebut (Devianti, 2011).

Skor yang sering digunakan untuk mempermudah dalam mengkategorikan

jenjang dalam penelitian biasanya ditulis dengan persentase (Nursalam, 2008).

2.4.Asupan Zat Gizi

Asupan zat gizi adalah tingkat kecukupan energi bahan makanan yang

dikonsumsi dalam 24 jam terakhir dilihat dari total zat gizi dan dibandingkan

dengan AKG, kurang jika 70-80 %, sedang 80-90 %, baik ≥100 %, dan defisit jika

<70 % AKG (Supariasa, 2002).

Pada masa remaja kebutuhan nutrisi atau gizi perlu mendapatkan perhatian

lebih karena (Savitri Sayogo, 2006) :

a. Kebutuhan nutrisi yang meningkat dikarenakan adanya peningkatan

pertumbuhan fisik dan perkembangan

b. Berubahnya gaya hidup dan kebiasaan makan pada masa ini

berpengaruh pada kebutuhan dan asupan gizi.

Page 42: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

21

c. Kebutuhan khusus gizi perlu diperhatikan pada kelompk remaja yang

mengalami kehamilan, gangguan perilaku makan, restriksi makan,

aktifitas olahraga, konsumsi alkohol dan obat-obatan maupun hal-hal

lain yang biasa terjadi pada remaja.

2.4.1. Asupan Karbohidrat

Karbohidrat adalah satu zat gizi penting yang memberikan energi cukup

besar bagi tubuh untuk bekerja dan berfungsi dengan baik. Konsumsi karbohidrat

harus seimbang antara pemasukan dan pengeluaran energi yang tidak digunakan

akan disimpan di dalam tubuh dalam bentuk lemak, akibatnya banyak orang yang

tubuhnya menjadi obesitas karena kelebihan energi dan akan berlanjut dengan

timbulnya masalah kesehatan (Graham, 2010).

Karbohidrat di dalam tubuh merupakan salah satu sumber energi utama.

Dari ketiga sumber energi yaitu karbohidrat, protein dan lemak. Karbohidrat

merupakan sumber energi yang paling murah (Soeditama, 2008). Fungsi utama

karbohidrat adalah menyediakan keperluan energi tubuh. Pangan sumber

karbohidrat misalnya, serealia, biji-bijian, gula dan buah-buahan umumnya

menyumbang paling sedikit 50% atau setengah kebutuhan energi keseluruhan.

Proporsi asupan karbohidrat yang disarankan untuk anak usia sekolah adalah 45-

65% karbohidrat dari kebutuhan energi perhari (Almatsier, 2009).

Tabel 2.2 Kebutuhan Karbohidrat Perempuan menurut Kelompok Umur

Kelompok Umur (Tahun) Total Kebutuhan (g/hari)

Anak-anak (10– 12 Tahun) 275 g

Usia (13 – 18 Tahun) 292 g

Usia (19 – 29 Tahun) 309 g

Usia (30 – 49 Tahun) 323 g

Page 43: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

22

Usia (>50 Tahun) 285 g

Sumber : Kemenkes RI, 2013

2.4.2. Asupan Protein

Asupan protein merupakan jumlah protein dan intake protein yang

dikonsumsi dalam waktu tertentu sesuai standar angka kecukupan zat gizi (AKG).

Protein merupakan zat pembangun jaringan, membentuk struktur tubuh,

transportasi oksigen, pertumbuhan, membentuk sistem kekebalan tubuh,. Protein

mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat lain yaitu

membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh, protein berfungsi sebagai

pondasi sel pada manusia.protein adalah bagian dari semua sel hidup dan

merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Beberapa enzim, hormon,

pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks intraseluler adalah protein, sumber

protein yang baik yaitu berasal dari protein hewani dan nabati (Almatsier, 2003).

Protein berfungsi dalam pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh. Protein

juga berperan dalam proses pengangkutan zat-zat gizi termasuk besi dari saluran

cerna kedalam darah, dari darah menuju kejaringan-jaringan, dan melalui

membran sel kedalam sel-sel, sehingga apabila kekurangan protein akan

menyebabkan gangguan dalam absorbsi dan transportasi zat-zat gizi. Hemoglobin,

pigmen darah yang berwarna merah dan berfungsi sebagai pengangkut oksigen

dan karbondioksida adalah ikatan protein (Almatsier, 2004).

Tabel 2.3 Kebutuhan Protein Perempuan menurut Kelompok Umur

Kelompok Umur (Tahun) Total Kebutuhan (g/hari)

Anak-anak (5 – 11 Tahun) 49 – 56 g

Remaja (12 – 25 Tahun) 62 – 72 g

Dewasa (26 – 45 Tahun) 62 – 65 g

Lansia (41 – 65 Tahun) 65 g

Manula (>65 Tahun) 62 g

Page 44: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

23

Sumber : Kemenkes RI, 2013

2.4.3. Asupan Lemak

Lemak merupakan komponen struktural dari semua sel-sel tubuh yang di

butuhkan untuk fungsi tubuh. Lemak terdiri dari trigliserida, fosfolipid dan sterol

yang masing-masing memiliki fungsi khusus bagi kesehatan manusia (Hidayat,

2008).

Menurut sumbernya kita membedakan lemak nabati dan lemak hewani.

Lemaak nabati berasal dari bahan makanan tumbuh-tumbuhan, sedangkan lemak

hewani berasal dari binatang, termasuk ikan, telur dan susu. Kedua jenis lemak ini

berbeda dalam jenis asam lemak yang menyusunnya. Lemak nabati mengandung

lebih banyak asam lemak tak jenuh, yang menyebabkan titik cair yang lebih

rendah dan dalam suhu kamar berbentuk cair, minyak lemak hewani mengandung

asam lemak jenuh, khususnya mempunyai rantai karbon panjang, yang

mengakibatkan dalam suhu kamar berbentuk padat. Lemak berbentuk inilah yang

biasa oleh orang awam disebut lemak atau gaji (Almatsier, 2004).

Tabel 2.4 Kebutuhan Lemak Perempuan menurut Kelompok Umur

Kelompok Umur (Tahun) Total Kebutuhan (g/hari)

Usia (10 – 12 Tahun) 67 g

Usia (13 – 15 Tahun) 71 g

Usia (16 – 18 Tahun) 71 g

Usia (19 – 29 Tahun) 75 g

Usia (30 – 49 Tahun) 60 g

Usia ( > 50 Tahun) 53 g

Sumber : Kemenkes RI, 2013

2.4.4. Asupan Zat Besi (Fe)

Asupan zat besi selain di dapat dari makanan adalah melalui suplemen

tablet zat besi. Suplemen ini biasanya diberikan pada golongan rawan kurang zat

Page 45: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

24

besi besi, yaitu ibu hamil, wanita usia subur, anak sekilah, dan balita. Makanan

yang banyak mengandung zat besi, yaitu daging, terutama hati dan jeroan, aprikol,

prem kering, telur, kacang polong kering, kacang tanah, dan sayuran berdaun

hijau. Pemberian suplemen tablet zat besi pada golongan rawan tersebut dilakukan

karena kebutuhan zat besi yang sangat besar, sedangkan asupan dari makanan saja

tidak dapat memenuhi kebutuhan tersebut (Pusdiknakes, 2003).

Almatsier (2004) menyatakan bahwa zat besi (Fe) merupakan mikro

elemen yang esensial bagi tubuh, zat ini terutama diperlukan dalam hemopobesis

(pembentukan darah), yaitu dalam sintesa hemoglobin (Hb). Sel darah merah

diperlukan untuk mengangkut oksigen keseluruh jaringan tubuh, sedangkan

oksigen penting dalam proses pembentukan energi agar produktivitas kerja

meningkat dan tubuh tidak cepat lelah. Zat besi yang terdapat dalam semua sel

tubuh berperan penting dalam berbagai reaksi biokimia, diantaranya dalam

produksi sel darah merah.

Tabel 2.5 Angka kecukupan Zat Besi (Fe) yang dianjurkan untuk perempuan

Golongan Umur Zat Besi (Fe) (mg/org/hari)

10 – 12 Tahun 20

13 – 15 Tahun 26

16 – 18 Tahun 26

19 – 29 Tahun 26

Sumber : Angka Kecukupan Gizi (AKG), 2013

2.4.5. Asupan Vitamin C

Vitamin C merupakan zat gizi yang telah dikenal secara luas dan berperan

dalam meningkatkan absorpsi zat besi (Husnaini, 1989 dalam Almatsier, 2001).

Vitamin C pada umumnya hanya terdapat pada pangan nabati, yaitu sayur dan

buah terutama yang asam-asam seperti jeruk, nenas, pepaya gandaria, dan tomat.

Page 46: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

25

Vitamin C dapat meningkatkan absorpsi zat besi non hem sampai empat kali lipat,

yaitu dapat mereduksi besi feri menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah

diabsorpsi. Vitamin C menghambat pembentukan hemosiderin yang sukar

dimobilisasi untuk membebaskan besi bila diperlukan (Almatsier, 2009).

Tabel 2.6 Angka kecukupan Vitamin C yang dianjurkan untuk perempuan

Golongan umur Vitamin C (mg/org/hari)

10 – 12 Tahun 50

13 – 15 Tahun 65

16 -18 Tahun 75

19 – 29 Tahun 75

Sumber : Angka Kecukupan Gizi (AKG), 2013

2.7. Penelitian Terkait

N

o

Nama Peneliti dan

Tahun Penelitian

Judul Penelitian

Hasil Penelitian

1. Rahmawati, Suci

(2018)

Hubungan pengetahuan gizi,

asupan energi dan aktivitas

fisik dengan status gizi pada

mahasiswa prodi D-IV analis

Kesehatan di STIKes Perintis

Padang Tahun 2018

Hasil penelitian menunjukkan ada

hubungan antara asupan energi

dengan status gizi, sedangkan

pengetahuan dan aktifitas fisik

tidak ada hubungan dengan status

gizi.

2. Erpridawati, DD

(2012)

Hubungan pengetahun tentang

gizi dengan status gizi siswa

SMP di Kecamatan Kerjo

Kabupaten Karanganyar

Hasil penelitian menunjukkan

tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara pengetahuan

tentang gizi dengan status gizi

siswa SMP di Kecamatan Kerjo

Kabupaten Karanganyar.

3. Karim, MA (2017) Hubungan asupan makanan,

aktivitas fisik dengan status

gizi peserta didik kelas VII

SMP N 5 Sleman

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa asupan gizi memiliki

hubungan positif dan signifikan

terhadap status gizi dengan

koefisien korelasi sebesar 0,359

yang memiliki interpretasi nilai

kolerasi rendah tingkat

Page 47: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

26

signifikansi 0,005 < 0,05.

4. Tanti, MY (2013) Hubungan pengetahuan gizi

dengan kebiasaan makan

peserta didik kelas XI jasa

boga di SMK N 6 Yogyakarta

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa pengetahuan gizi berada

pada kategori cukup yaitu dari 58

orang (69%).

5. Kuswari, Mury

(2018)

Hubungan Asupan zat gizi

dan status gizi Remaja Putri di

SMK Ciawi Bogor

Hasil penelitian menunjukan

terdapat hubungan yang signifikan

antara asupan energi, protein,

karbohidrat dengan status gizi

Page 48: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

27

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1.Kerangka Teori

Sumber : Apriadji, 1986 modifikasi Mardatillah 2008,Rahmawati 2018

Gambar 1 : Kerangka Teori

Asupan Zat Gizi :

• Karbohidrat

• Protein

• Lemak

• Zat Besi

• Vitamin C

Status Gizi

Individu

• Pengetahuan Gizi

• Sikap Makan

• Praktek Makan

Biologis

• Umur

• Jenis Kelamin

Page 49: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

28

3.2.Kerangka Konsep

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Pengetahuan gizi dan

asupan zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, zat besi, dan vitamin C) dengan status

gizi mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang

Tahun 2019.

Variabel Independent Variabel Dependent

Gambar 2 : Kerangka Konsep

Pengetahuan Gizi

Asupan Zat Gizi

-Karbohidrat

- Protein

-Lemak

- Zat Besi

-Vitamin C

Status Gizi

Page 50: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

29

3.3.Definisi Operasional

N

o

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

1 Status Gizi Keadaan Proporsi tubuh

sebagai akibat konsumsi

makanan dan

penggunaan zat gizi

(Nix, 2005)

Untuk

berat

badan

Timbangan

digital dan

untuk

tinggi

badan

Microtoice

IMT (Indeks

Masa Tubuh)

dengan

Menimbang

berat badan

dan mengukur

tinggi badan

Kurus : <18,5

Normal : 18,5

– 25

Gemuk : >25

(Depkes,

2014)

Ordinal

2 Pengetahuan

Gizi

Tingkat pengetahuan

remaja putri mengenai

anemia berdasarkan

persentase jawaban

yang benar dalam

kuesioner (Nurhayati,

2005)

Kuesioner Wawancara

dan kemudian

menjumlahka

n seluruh

pertanyaan

yang benar

kemudian

dipersentasek

an

Tidak Baik ≤

75 % jawaban

benar

Baik > 75%

jawaban

benar

(Arikunto,

2010)

Ordinal

3 Asupan Zat

Gizi • Karbohidrat adalah

suatu makanan yang

mengandung protein

yang dikonsumsi sehari-

hari dibandingkan

dengan AKG yang

dianjurkan dan dikali

100% (WNKPG, 2004)

Kuesioner Wawancara

menggunakan

Formulir food

recall 24 jam

Kurang

(<80% AKG

2004)

Cukup (≥80%

AKG 2004)

(Depkes RI)

Ordinal

• Protein adalah suatu

makanan yang

mengandung protein

yang dikonsumsi sehari-

hari dibandingkan

dengan AKG yang

dianjurkan dan dikali

100% (WNKPG, 2004)

Kuesioner Wawancara

menggunakan

Formulir food

recall 24 jam

Kurang

(<80% AKG

2004)

Cukup (≥80%

AKG 2004)

(Depkes RI)

Ordinal

Page 51: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

30

• Lemak adalah suatu

makanan yang

mengandung protein

yang dikonsumsi sehari-

hari dibandingkan

dengan AKG yang

dianjurkan dan dikali

100% (WNKPG, 2004)

Kuesioner Wawancara

menggunakan

Formulir food

recall 24 jam

Kurang

(<80% AKG

2004)

Cukup (≥80%

AKG 2004)

(Depkes RI)

Ordinal

• Zat besi adalah suatu

makanan yang

mengandung zat besi

yang dikonsumsi sehari-

hari dibandingkan

terhadap angka

kecukupan gizi yang

dianjurkan (WNKPG,

2004)

Kuesioner Wawancara

menggunakan

Formulir food

recall 24 jam

Kurang

(<80% AKG

2004)

Cukup (≥80%

AKG 2004)

(Depkes RI)

Ordinal

• Vitamin C adalah

suatu makanan yang

mengandung vitamin C

yang dikonsumsi sehari-

hari dibandingkan

terhadap angka

kecukupan gizi yang

dianjurkan (WNKPG,

2004)

Kuesioner Wawancara

menggunakan

Formulir food

recall 24 jam

Kurang

(<80% AKG

2004)

Cukup (≥80%

AKG 2004)

(Depkes RI)

Ordinal

3.4.Hipotesa

Berdasarkan kerangka konsep, peneleliti membuat hipotesis sebagai

berikut:

Ha : Ada hubungan antara pengetahuan gizi dengan status gizi pada mahasiswi

tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019

Ha : Ada hubungan antara asupan zat gizi (Karbohidrat, Protein, Lemak, Zat Besi,

dan Vitamin C) dengan status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II program

studi gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019.

Page 52: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

31

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat analitik yang merupakan jenis penelitian kuantitatif

dengan melakukan pendekatan kuantitatif dengan pendekatan desain cross

sectional yaitu untuk melihat hubungan antara variabel dependent (status gizi) dan

variabel independent (pengetahuan gizi dan asupan zat gizi (karbohidrat, protein,

lemak, zat besi, dan vitamin C)) yang diteliti dalam waktu yang bersamaan.

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)

Perintis Padang. Yang berada diwilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya, Kota

Padang. Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan

bulan Mei 2019.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi adalah setiap subyek yang memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan untuk penelitian (Nursalam, 2013). Populasi penelitian ini adalah

mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi yaitu program studi D3 gizi tingkat I

sebanyak 10 orang dan S1 gizi sebanyak 35 orang, tingkat II program studi D3 gizi

sebanyak 23 orang dan S1 gizi sebanyak 37 orang. Mahasiswi tingkat I dan II

program studi gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019 yaitu sebanyak 105

remaja putri.

Page 53: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

32

4.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian kecil atau perwakilan dari seluruh populasi yang

akan diteliti (Notoadmodjo, 2012). Besar sampel ditentukan berdasarkan rumus

Lemeshow adalah sebagai berikut (Siregar, 2014):

n =(ZI − α/2)2x P(1 − P)N

d² (N − 1) + (Z1 − α/2)2x P(1 − P)

Keterangan rumus:

n = Besar sampel ( 45 orang)

N = Jumlah populasi (105 orang)

d = Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang dinginkan 10% = ( 0,1 )

Z = Tingkat Kepercayaan 95% nilai Z1-α/2² = 1,96

P = Proporsi yang diinginkan 29,8% =0,298

Berdasarkan perhitungan diatas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini

sebanyak 45 0rang, yaitu dari D3 dan S1 gizi angkatan 2018 dan 2017.

a). D3 gizi angkatan 2018 : 10

105x 45 = 4 orang

b). D3 gizi angkatan 2017 : 23

105x 45 = 9 orang

c). S1 gizi angkatan 2018 : 35

105x 45 = 15 orang

d). S1 gizi angkatan 207 : 37

105x 45 = 17 orang

a. Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswi tingkat I dan II

program studi gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019 adalah 45 orang yang

memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.

Page 54: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

33

b. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random

sampling, dimana setiap populasi menjadi kesempatan yang sama untuk diambil

sebagai sampel (Notoadmodjo, 2010).

c. Kriteria Sampel

Sampel yang diteliti pada penelitian ini yang memenuhi dua kriteria, yaitu :

1. Kriteria Inklusi

a) Mahasiswi prodi gizi tingkat I dan II di STIKes Perintis Padang

b) Responden berusia < 20 tahun

c) Bersedia menjadi responden pada saat penelitian

d) Mampu berbahasa Indonesia dengan baik

2. Kriteria Eksklusi

a) Tidak bersedia menjadi responden saat penelitian

b) Tidak mampu berkomunikasi dengan baik

c) Sampel tidak berada di tempat pada saat penelitian atau dalam keadaan

sakit.

4.4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang akan di gunakan pada penelitian ini adalah

pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan menggunakan alat yaitu

mikrotoice dan timbangan digital, kuesioner (food recall 24 jam) dan wawancara

untuk pengumpulan data primer serta data dari prodi gizi untuk pengumpulan data

sekunder.

4.5. Pengumpulan Data

Data diperoleh melalui pengisian kuesioner dan wawncara meliputi data

pengetahuan gizi dan assupan zat gizi pada mahasiswi prodi S1 Gizi semester 2

Page 55: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

34

dan 4 STIKes Perintis Padang. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer

dan data sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti. Data primer

dalam penelitian ini meliputi pengetahuan gizi responden dan asupan zat gizi yang

dikonsumsi sehari-hari. Data primer ini diperoleh dengan cara pengisian kuesioner

dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti di dalam kelas Data asupan zat gizi

responden menggunakan food recall 24 jam. Untuk data tentang status gizi

responden dilakukan pengukuran dan penimbangan.

2. Data Sekunder

Data sekunder yang diperoleh peneliti sebagai suatu penunjang dalam

penelitian didapatkan dari prodi gizi STIKes Perintis Padang. Data yang diambil

meliputi daftar jumlah dan nama mahasiswa.

4.6. Pengolahan dan Analisa Data

4.6.1. Pengolahan data

Data yang dikumpulkan dari hasil kuesioner dan wawancara akan dikelola

dan didistribusikan sesuai dengan variabel penelitian, dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

a. Editing (Penyunting Data)

Pada tahap ini diperiksa kembali untuk meneliti semua kuesioner jawaban

responden. Tujuannya adalah untuk melengkapi data yang masih kurang maupun

memeriksa kesalahan untuk diperbaiki yang berguna bagi pengolahan data.

Page 56: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

35

b. Cooding (Pengkodean)

Dalam tahap ini dilakukan klasifikasi jawaban dengan cara menandai

masing-masing jawaban dengan kode-kode tertentu (angka). Pada variabel

independen yaitu pengetahuan gizi diberi kode 1 mahasiswi dengan pengetahuan

baik dan pada pengetahuan kurang diberi kode 2, serta untuk asupan zat gizi

(karbohidrat, protein, lemak, zat besi, vitamin C) untuk mahasiswi yang asupannya

cukup diberi kode 1 dan untuk mahasiswi yang asupannya kurang diberi kode 2.

Pada variabel dependent yaitu status gizi kurang diberi kode 1 untuk mahasiswi

yang status gizinya normal diberi kode 2 dan untuk mahasiswi yang status gizinya

lebih diberi kode 3.

c. Entry Data

Data dari hasil pengetahuan gizi, asupan zat gizi (karbohidrat, protein,

lemak, zat besi, dan vitamin C) dan status gizi dimasukkan kedalam master tabel,

untuk menghindari kesalahan dalam memasukkan data, kemudian data di input

satu persatu dengan melihat kode sesuai dengan jawaban masing-masing

pertanyaan.

d. Cleaning (Pembersihan)

Pada tahap ini data yang telah di entry di cek kembali untuk memastikan

bahwa data telah bersih dari kesalahan dan siap untuk dianalisa. Kesalahan yang

mungkin terjadi adalah pada saat mengentri ke komputer.

4.6.2. Analisa Data

Setelah dilakukan pengolahan data, selanjutnya data di analisa dengan

menggunakan dua cara sebagai berikut :

Page 57: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

36

a. Analisa Univariat

Analisa ini digunakan untuk menggambarkan distribusi frekuensi dari

masing-masing variabel yang diteliti, variabel independent yaitu pengetahuan gizi,

dan asupan zat gizi, untuk variabel dependent yaitu status gizi pada mahasiswi.

b. Analisa Bivariat

Analisa ini merupakan analisis dari variabel independent yang diduga

berhubungan dengan variabel dependent. Uji yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah uji Chisquare (X2) dengan derajat kemaknaan 95% dengan α

= 0,05, jika p ≤0,05 maka hipotesa nol ditolak berarti ada hubungan variabel yang

diamati, dan sebaliknya jika p > 0,05 maka tidak ada hubungan yang bermakna.

Analisis data dilakukan menggunakan komputerisasi menggunakan program

SPSS.

4.7.Etika Penelitian

Terdapat 3 macam prinsip etika dalam penelitian atau pengumpulan data

yang harus diperhatikan oleh setiap peneliti, yaitu : (Nursalam, 2016)

1. Prinsip manfaat

a. Bebas dari eksploitasi

Responden harus diyakinkan bahwa partisipasinya dalam penelitian atau

informasi yang telah diberikan, tidak akan dipergunakan dalam hal-hal yang dapat

merugikan responden. Partisipasi responden dalam penelitian ini harus

dihindarkan dari keadaan yang tidak menguntungkan.

b. Risiko (benefits ratio)

Peneliti harus hati-hati mempertimbangkan risiko dan keuntungan yang

akan berakibat bagi responden pada setiap tindakan.

Page 58: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

37

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)

a) Hak untuk ikut/ tidak menjadi responden (right to self determination)

Setiap responden dalam penelitian ini harus diperlakukan secara

manusiawi. Responden dapat memutuskan bersedia atau tidak sebagai responden

dalam penelitian, karena responden memiliki hak untuk menolak tanpa adanya

sangsi apapun diberikan oleh peneliti.

b) Persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluarganya atas

dasar informasi (Informed consent)

Saat dilakukan penelitian, responden harus mendapatkan informasi secara

lengkap tentang tujuan dari penelitian yang akan dilaksanakan dan mempunyai hal

untuk menolak menjadi responden. Pada informed consent, perlu dicantumkan

bahwa daya yang telah diperoleh hanya digunakan untuk pengembangan ilmu.

c) Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to

full disclosure)

Peneliti harus memberikan penjelasan kepada responden secara rinci serta

akan bertanggung jawab apabila terjadi sesuatu pada responden.

3. Prinsip Keadilan (right to justice)

a. Hak dijaga kerahasiaannya (right to privacy)

Responden mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan

harus dirahasiakan, sehingga perlu adanya tanpa nama (anonymity) dan rahasia

(confidentiality).

Page 59: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

38

b. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair treatment)

Sebelum, selama, dan sesudah keikutsertaanya dalam penelitian,

responden harus diperlakukan secara adil oleh peneliti dan tanpa adanya

diskriminasi apabila responden tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian.

Page 60: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

39

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1. Gambaran Umum Penelitian

Yayasan Perintis berdiri sejak tanggal 21 Juli 1988 dengan AKTA No. 88.

Tujuannya adalah membantu dalam melaksanakan upaya pendidikan tenaga

kesehatan. Sebagaimana diketahui tidak semua tamatan SMA/sederajat berminat

pada pendidikan kesehatan yang mempunyai kesempatan kuliah di perguruan

tinggi kesehatan di bawah Departemen Kesehatan.

Pada awal berdiri sekolah yang dikelola Yayasan Perintis adalah Sekolah

Menengah Analis Kesehatan (SMAK) di Padang pada Tahun 1988. Kemudian

pada Tahun 1989 di dirikan Akedemi Keperawatan (AKPER) PERINTIS

Bukittinggi.

Enam tahun kemudian SMAK sikonverensi ke sekolah Akademik Analis

Kesehatan (AAK) setara DIII sesuai dengan surat keputusan Menteri Kesehatan

RI No. HK 00.06.13.5945. pada Tahun 1995 melalui izin dari MENDIKBUD R1

No. SK. 082/D/O/1995 berdiri Akademi Gizi (AKZI). Kemudian pada Tahun

1997 Yayasan Perintis mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFI).

Pada Tahun 2006 melalui Kepmendiknas No. 162/D/O/2006 dikeluarkan

izin dua program yaitu S1 Keperawatan dan DIII Kebidanan. Kemudian pada

Tahun 2007 melalui Kepmendiknas No. 17/D./2007 untuk program studi S1 Gizi

dan DIV Analis Kesehatan. Pada tahun 2013 dikeluarkan oleh kemendiknas Izin

Profesi Ners.

Page 61: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

40

5.2. Karakteristik Responden

Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa tingkat I dan II prodi

Gizi di STIKes Perintis Padang yang berjumlah 45 orang dengan perincian seperti

yang terlihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pada Mahasiswi Tingkat I Dan

II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang 2019

Angkatan Prodi f %

Tingkat I D3 Gizi 4 8

S1 Gizi 15 33

Tingkat II D3 Gizi 9 20

S1 Gizi 17 39

JUMLAH 45 100

Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa mahasiswi program studi S1

gizi tingkat II merupakan jumlah terbesar yaitu 39%, sedangkan mahasiswi

program studi D3 gizi tingkat I merupakan jumlah terkecil yaitu 8%.

5.3. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi

masing-masing variabel yang diteliti meliputi status gizi, pengetahuan gizi,

asupan zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, zat besi, dan vitamin C).

5.3.1 Distribusi Status Gizi

Setelah dilakukan penimbangan berat badan (BB) dan tinggi badan (TB),

status gizi mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis

Padang. Berdasarkan indeks BB/TB dapat dilihat pada tabel 5.2 dibawah ini :

Page 62: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

41

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Status Gizi pada Mahasiswi Tingkat I dan II Program

Studi Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019

Status Gizi f %

Kurus 8 18

Normal 27 60

Lebih 10 22

Jumlah 45 100

Berdasarkan tabel 5.2. dapat dilihat dari 45 orang responden, sebanyak 33

orang (18%) memiliki status gizi kurang, lebih dari separuh responden dengan

status gizi normal sebanyak 27 orang (60%) dan hampir separuh responden

memliki status gizi lebih sebanyak 10 orang (22%). Rata – rata status gizi

mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi adalah normal, yang dimaksudkan

status gizi kurang adalah IMT <18,5, status gizi normal adalah IMT >18,5 dan

status gizi lebih adalah IMT >25.

5.3.2. Distribusi Pengetahuan Gizi

Pengukuran pengetahuan status gizi responden dilakukan dengan

menggunakan kuesioner yang didisi langsung oleh responden terlebih dahulu,

sebelum pengisian kuesioner dijelaskan terlebih dahulu cara pengisian kuesioner.

Pengetahuan dikategorikan menjadi baik apabila responden menjawab pertanyaan

dengan jumlah soal yang benar diatas 15 soal (>75%) dan tidak baik dibawah 16

soal (≤ 75%). Hasil pengkatagorian pengetahuan gizi dapat dilihat pada tabel 5.3

dibawah ini :

Page 63: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

42

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Gizi pada Mahasiswi Tingkat I dan II

Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019

Pengetahuan Gizi f %

Baik 37 82

Tidak Baik 8 18

Jumlah 45 100

Berdasarkan tabel 5.3 dilihat dari 45 orang responden sebanyak 37 orang

(82%) memiliki pengetahuan gizi baik dan sebanyak 8 orang (18%) memiliki

pengetahuan gizi tidak baik. Rata – rata pengetahuan gizi mahasiswi tingkat I dan

II program studi gizi adalah baik.

5.3.3. Distribusi Asupan Zat Gizi

Pengukuran asupan zat gizi responden dilakukan dengan wawancara

menggunakan formulir food recall 24 jam. Asupan zat gizi yang di amati yaitu

karbohidrat, protein, lemak, zat besi, vitamin c. Asupan zat gizi dikategorikan

menjadi cukup apabila asupan memenuhi (>80%) dan kurang (<80%).

1. Distribusi Asupan Karbohidrat

Pengukuran asupan zat karbohidrat pada responden dilakukan dengan

wawancara menggunakan formulir food recall 24 jam. Asupan zat gizi

dikategorikan menjadi cukup apabila asupan memenuhi (>80%) dan kurang

(<80%). Hasil asupan karbohidrat dapat dilihat pada tabel 5.4 dibawah ini :

Page 64: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

43

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Asupan Karbohidrat pada Mahasiswi Tingkat I dan II

Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019

Asupan Karbohidrat f %

Cukup 12 27

Kurang 33 73

Jumlah 45 100

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat dari 45 orang responden sebanyak 12

orang (27%) memiliki asupan karbohidrat yang cukup dan sebanyak 33 orang

(73%) memiliki asupan karbohidrat yang kurang . Rata – rata kebutuhan asupan

karbohidrat mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi adalah < 309 gr/hari.

Sedangkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) karbohidrat sebanyak 309 gr/hari.

2. Distribusi Asupan Protein

Pengukuran asupan protein pada responden dilakukan dengan wawancara

menggunakan formulir food recall 24 jam. Asupan zat gizi dikategorikan menjadi

cukup apabila asupan memenuhi (>80%) dan kurang (<80%). Hasil asupan

protein dapat dilihat pada tabel 5.5 dibawah ini :

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Asupan Protein pada Mahasiswi Tingkat I dan II

Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019

Asupan Protein f %

Cukup 24 53

Kurang 21 47

Jumlah 45 100

Page 65: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

44

Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat dari 45 orang responden sebanyak 24

orang (53%) memiliki asupan protein yang cukup dan sebanyak dan sebanyak 21

(47%). Rata – rata kebutuhan asupan protein mahasiswi tingkat I dan II program

studi gizi adalah ≥ 72 gr/hari. Sedangkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) protein

sebanyak 72 gr/hari.

3. Distribusi Asupan Lemak

Pengukuran asupan zat karbohidrat pada responden dilakukan dengan

wawancara menggunakan formulir food recall 24 jam. Asupan lemak

dikategorikan menjadi cukup apabila asupan memenuhi (>80%) dan kurang

(<80%). Hasil asupan protein dapat dilihat pada tabel 5.6 dibawah ini :

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Asupan Lemak pada Mahasiswi Tingkat I dan II

Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019

Asupan Lemak f %

Cukup 20 44

Kurang 25 56

Jumlah 45 100

Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat dari 45 orang responden sebanyak 20

orang (44%) memiliki asupan lemak yang cukup dan sebanyak 25 orang (56%)

memiliki asupan lemak yang kurang. Rata – rata kebutuahan asupan lemak

mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi adalah < 75 gr/hari. Sedangkan

Angka Kecukupan Gizi (AKG) lemak sebanyak 75 gr/hari.

Page 66: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

45

4. Distribusi Asupan Zat Besi

Pengukuran asupan zat besi pada responden dilakukan dengan wawancara

menggunakan formulir food recall 24 jam. Asupan zat besi dikategorikan

menjadi cukup apabila asupan memenuhi (>80%) dan kurang (<80%). Hasil

asupan protein dapat dilihat pada tabel 5.7 dibawah ini :

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Asupan Zat Besi pada Mahasiswi Tingkat I dan II

Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019

Asupan Zat Besi f %

Cukup 7 16

Kurang 38 84

Jumlah 45 100

Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat dari 45 orang responden sebanyak 7

orang (16%) memiliki asupan zat besi yang cukup dan 38 orang (84%) memiliki

asupan zat besi yang kurang. Rata – rata kebutuahan asupan zat besi mahasiswi

tingkat I dan II program studi gizi adalah 15 gr/hari, sedangkan Angka Kecukupan

Gizi (AKG) zat besi sebanyak 26 gr/hari.

5. Distribusi Asupan Vitamin C

Pengukuran asupan vitamin C pada responden dilakukan dengan

wawancara menggunakan formulir food recall 24 jam. Asupan vitamin C

dikategorikan menjadi cukup apabila asupan memenuhi (>80%) dan kurang

(<80%). Hasil asupan protein dapat dilihat pada tabel 5.8 dibawah ini :

Page 67: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

46

Tabel 5.8

Distribusi Frekuensi Asupan Vitamin C pada Mahasiswi Tingkat I dan II

Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019

Asupan Vitamin C f %

Cukup 10 22

Kurang 35 78

Jumlah 45 100

Berdasarkan tabel 5.8 dapat dilihat dari 45 orang responden sebanyak 10

orang (22%) memiliki asupan vitamin C yang cukup dan sebanyak 35 orang

(78%) memiliki asupan Vitamin C yang kurang. Rata – rata kebutuhan asupan

Vitamin C mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi adalah < 75 gr/hari,

sedangkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) vitamin C sebanyak 75 gr/hari.

5.4. Analisis Bivariat

5.4.1 Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Status Gizi remaja putri tingkat

I dan II program studi gizi Stikes Perintis Padang

Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Status Gizi dapat dilihat pada tabel 5.9:

Tabel 5.9

Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Status Gizi pada Mahasiswi Tingkat I

dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019

Pengetahuan

Gizi

Status Gizi Total

P

value Kurang Normal Lebih

f % f % f % f %

Baik 6 13,4 22 48,9 9 20 37 82,2 0,701

Tidak Baik 2 4,4 5 22,2 1 2,2 8 17,8

Jumlah 8 17,8 27 60 10 22,2 45 100

Page 68: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

47

Berdasarkan tabel 5.9 dapat diketahui proporsi status gizi kurang dengan

pengetahuan tidak baik (4,4%) lebih rendah, sementara itu diantara responden

dengan status gizi normal pengetahuan tidak baik sebesar (22,2%) lebih tinggi,

sedangkan untuk status gizi lebih dengan pengetahuan tidak baik sebanyak

(2,2%). Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square di dapatkan p value sebesar

0,701 (p > 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada hubungan

pengetahuan gizi dengan status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II program studi

gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019.

5.4.2 Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Status Gizi Mahasiswi Tingkat

I Dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang

Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Status Gizi dapat dilihat pada tabel

5.10 :

Tabel 5.10

Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Status Gizi pada Mahasiswi

Tingkat I Dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019

Asupan

Karbohidrat

Status Gizi Total

P

value Kurang Normal Lebih

f % f % f % f %

Cukup 6 13,3 3 6,7 3 6,7 2 26,7 0,002

Kurang 2 4,4 24 53,3 7 15,6 33 73,3

Jumlah 8 17,8 27 60 10 22,2 45 100

Berdasarkan tabel 5.10 dapat diketahui proporsi status gizi kurang dengan

asupan karbohidrat yang kurang (4,4%) lebih rendah, sementara itu diantara

responden dengan status gizi normal dengan asupan karbohidrat kurang sebesar

(53,3%) lebih tinggi, sedangkan untuk status gizi lebih dengan asupan karbohidrat

Page 69: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

48

kurang sebanyak (15,6%). Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square di dapatkan p

value sebesar 0,002 (p < 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan ada hubungan

asupan karbohidrat dengan status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II prograam

studi gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019.

5.4.3. Hubungan Asupan Protein dengan Status Gizi Mahasiswi Tingkat I

Dan II Program Studi Gizi di Stikes Perintis Padang

Hubungan Asupan Protein dengan Status Gizi dapat dilihat pada tabel 5.11:

Tabel 5.11

Hubungan Asupan Protein dengan Status Gizi pada Mahasiswi Tingkat I

dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019

Asupan

Protein

Status Gizi Total

P

value Kurang Normal Lebih

f % f % f % f %

Cukup 5 11,1 12 26,7 7 15,6 24 53,3 0,326

Kurang 3 6,7 15 33,3 3 6,7 21 46,7

Jumlah 8 17,8 27 60 10 22,2 45 100

Berdasarkan tabel 5.11 dapat diketahui proporsi status gizi kurang dengan

asupan protein yang kurang (6,7%) lebih rendah, sementara itu diantara responden

dengan status gizi normal dengan asupan protein kurang sebesar (33,3%) lebih

tinggi, sedangkan untuk status gizi lebih dengan asupan protein kurang sebanyak

(26,7%). Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square di dapatkan p value sebesar

0,326 (p > 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada hubungan asupan

protein dengan status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di

STIKes Perintis Padang Tahun 2019.

Page 70: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

49

5.4.4. Hubungan Asupan Lemak dengan Status Gizi Mahasiswi Tingkat II

dan II Program Studi Gizi di Stikes Perintis Padang

Hubungan Asupan Lemak dengan Status Gizi dapat dilihat pada tabel 5.12 :

Tabel 5.12

Hubungan Asupan Lemak dengan Status Gizi pada Mahasiswa Tingkat I

dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019

Asupan

Lemak

Status Gizi Total

P

value Kurang Normal Lebih

f % f % f % f %

Cukup 4 8,9 12 26,7 4 8,9 20 44,4 0,914

Kurang 4 8,9 15 33,3 6 13,3 25 55,6

Jumlah 8 17,8 27 60 10 22,2 45 100

Berdasarkan tabel 5.12 dapat diketahui proporsi status gizi kurang dengan

asupan lemak yang kurang (8,9%) lebih rendah, sementara itu diantara responden

dengan status gizi normal dengan asupan lemak kurang sebesar (33,3%) lebih

tinggi, sedangkan untuk status gizi lebih dengan asupan lemak kurang sebanyak

(13,3%). Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square di dapatkan p value sebesar

0,914 (p > 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada hubungan asupan

lemak dengan status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di

STIKes Perintis Padang Tahun 2019.

Page 71: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

50

5.4.5. Hubungan Asupan Zat Besi dengan Status Gizi Mahasiswi Tingkat I

dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang

Hubungan Asupan Zat Besi dengan Status Gizi dapat dilihat pada tabel 5.13:

Tabel 5.13

Hubungan Asupan Zat Besi dengan Status Gizi pada mahasiswi tingkat I dan

II program studi gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019

Asupan Zat

Besi

Status Gizi Total

P

value Kurang Normal Lebih

f % f % f % f %

Cukup 1 2,2 4 8,9 2 4,4 6 13,3 0,896

Kurang 7 15,6 23 51,1 8 17,8 39 86,7

Jumlah 8 17,8 27 60 10 22,2 45 100

Berdasarkan tabel 5.13 dapat diketahui proporsi status gizi kurang dengan

asupan zat besi yang kurang (15,6%), sementara itu diantara responden dengan

status gizi normal dengan asupan zat besi kurang sebesar (51,1%) lebih tinggi,

sedangkan untuk status gizi lebih dengan asupan zat besi kurang sebanyak

(17,8%). Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square di dapatkan p value sebesar

0,896 (p > 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada hubungan asupan

zat besi dengan status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II Program Studi Gizi di

STIKes Perintis Padang Tahun 2019.

Page 72: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

51

5.4.6. Hubungan Asupan Vitamin C dengan Status Gizi Mahasiswi Tingkat I

dan II Program Studi Gizi di Stikes Perintis Padang

Hubungan Asupan Vitamin C dengan Status Gizi dapat dilihat pada tabel

5.14:

Tabel 5.14

Hubungan Asupan Vitamin C dengan Status Gizi pada Mahasiswi Tingkat I

dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019

Asupan

Vitamin C

Status Gizi Total

P

value Kurang Normal Lebih

f % f % f % f %

Cukup 1 2,2 5 11,1 4 8,9 10 22,2 0,289

Kurang 7 15,6 22 48,9 6 13,3 35 77,8

Jumlah 8 17,8 27 60 10 22,2 45 100

Berdasarkan tabel 5.14 dapat diketahui proporsi status gizi kurang dengan

asupan vitamin c yang kurang (15,6%) , sementara itu diantara responden dengan

status gizi normal dengan asupan vitamin c kurang sebesar (48,9%) lebih tinggi,

sedangkan untuk status gizi lebih dengan asupan vitamin c kurang sebanyak

(13,3%) lebih rendah. Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square di dapatkan p

value sebesar 0,289 (p > 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan tidak ada

hubungan asupan vitamin c dengan status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II

Program studi gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019.

Page 73: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

52

BAB IV

PEMBAHASAN

5.1. Analisa Univariat

Hasil pembahasan tentang hubungan pengetahuan gizi dan asupan zat gizi

(karbohidrat, protein, lemak, zat besi, dan vitamin c) dengan status gizi pada

mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang Tahun

2019 adalah sebagai berikut :

1. Status Gizi Mahasiswi Tingkat I dan II Program Studi Gizi di

STIKes Perintis Padang Tahun 2019

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 45 orang responden mahasiswi

tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang diperoleh dari

separuh mahasiswi memiliki status gizi normal 27 orang (60%). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa angka status gizi mahasiswi tingkat I dan II progrram studi

gizi STIKes Perintis Padang tergolong pada status gizi normal. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Husnah (2012) yang mengatakan bahwa

status gizi mahasiswa selain jurusan gizi memiliki status gizi kurang sebanyak 7

responden (14,89%), mahasiswa dengan status gizi normal sebanyak 31 responden

(65,96%), mahasiswa dengan status gizi pre obese sebanyak 6 responden

(12,77%) dan mahasiswa dengan status gizi obese sebanyak 3 responden (6,38%).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rahmawati (2018)yang

mengungkapkan bahwa status gizi mahasiswa D-IV Analis Kesehatan di Stikes

Perintis memiliki status gizi kurang sebanyak 27 responden (30,3%), mahasiswa

dengan status gizi normal sebanyak 69 responden (69,7%).

Page 74: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

53

Hasil penelitan yang telah dilakukan menyatakan bahwa status gizi kurus

dari 45 orang responden sebanyak 18% dan Data dari Dinas Kesehatan Provinsi

Barat Tahun 2019, di Kota Padang menyatakan terdapat 999 remaja dengan status

gizi kurus dengan prevelensi yaitu 7,1%. Status gizi kurang masih dalam keadaan

masalah kecil, sedangkan untuk masalah gizi lebih dalam penelitian ini

menyatakan bahwa dari 45 orang responden sebanyak 22% dan Data dari Dinas

Kesehatan Provinsi Barat Tahun 2019, di Kota Padang menyatakan terdapat 1055

remaja dengan status gizi lebih dengan prevelensi yaitu 25,4%. Status gizi lebih

banyak terjadi pada usia remaja diakibatkan asupan yang berlebihan, kurangnya

aktifitas dan lain sebagainya, sementara untuk status gizi normal dalam keadaan

yang baik yairu dari 45 orang responden sebanyak 60%, dan Data dari Dinas

Kesehatan Provinsi Barat Tahun 2019, di Kota Padang menyatakan rata –rata

status giziter remaja dalam keadaan normal.

2. Pengetahuan Gizi Mahasiswi Tingkat I dan II Program Studi Gizi di

STIKes Perintis Padang Tahun 2019

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 45 orang responden mahasiswi

tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang diperoleh lebih

seperuh mahasiswi memiliki pengetahuan baik 37 orang (82,2%). Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa angka pengetahuan gizi mahasiswi tingkat I dan II

program studi gizi di STIKes Perintis Padang tergolong pada kategori baik. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Guratmaningsih pada

remaja putri di Brebes Tahun 2007 yang mempunyai tingkat pengetahuan gizi

tinggi sebesar 68.6%.

Page 75: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

54

Pengetahuan gizi yang baik disebabkan karena perhatian mahasiwi dalam

belajar sangat tinggi, tetapi hampir separuh pengetahuan gizi mahasiswi tingkat I

dan II pragram studi gizi di STKes Perintis Padang tidak baik 20 orang (44,4%),

hal ini terjadi karena pengetahuan gizi bukan hal mudah untuk dipahami, Krena

banyak terdapat berbagai istilah asing. Selain itu pengaruh belajar juga ikut

mempengaruhi kemampuan mahasiswi dalam penegtahuan gizi tersebut.

3. Asupan Zat Gizi Mahasiswi Tingkat I dan II Program Studi Gizi di

STIKes Perintis Padang Tahun 2019

1) Asupan Karbohidrat Mahasiswi Tingkat I dan II Program Studi

Gizi di STIKes Perintis Padang Tahun 2019

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 45 orang responden mahasiswi

tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang diperoleh lebih dari

separuh mahasiswi memiliki asupan karbohidrat yang kurang sebanyak 33 orang

(73,3%), sedangkan yang memiliki asupan karbohidrat cukup sebanyak 12 orang

(26,7%).

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Muchlisa (2013) yang

menyatakan bahwa asupan karbohidrat yang kurang (53,1%) sebanyak dan

asupan karbohirat yang cukup sebanyak (46,9%).

Angka kecupan gizi untuk karbohidrat diusia 18 – 25 tahun yaitu sebesar

309 gr/hari. Sedangkan jenis karbohidrat yang dikonsumsi responden dilihat dari

hasil food recall 24 jam yaitu mie instan, mie bakso, dan lain sebagainya.

Responden juga banyak yang tidak melakukan sarapan di pagi hari.

Page 76: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

55

2) Asupan Protein Mahasiswi Tingkat I dan II Program Studi Gizi di

STIKes Perintis Padang Tahun 2019

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 45 orang responden mahasiswi

tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang diperoleh hampir

separuh mahasiswi memiliki asupan protein yang kurang sebanyak 21 orang

(46,7%), sedangkan yang memiliki asupan protein cukup sebanyak 24 orang

(53,3%). Hasil penelitian ini sesui dengan penelitian Rahim (2011) yang

mengatakan bahwa asupan protein yang kurang pada 21 responden (42%), dan

asupan protein cukup pada 29 responden (58%).

Angka kecupan gizi untuk protein diusia 18 – 25 tahun yaitu sebesar 72

gr/hari. Sedangkan jenis protein yang dikonsumsi responden dilihat dari hasil food

recall 24 jam yaitu protein nabati seperti tahu dan tempe, sedangkan untuk protein

hewani yaitu ayam, ikan laut dan ikan air tawar.

3) Asupan Lemak Mahasiswi Tingkat I dan II Program Studi Gizi di

STIKes Perintis Padang Tahun 2019

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 45 orang responden mahasiswi

tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang diperoleh lebih dari

separuh mahasiswi memiliki asupan lemak yang kurang sebanyak 25 orang

(55,6%), sedangkan yang memiliki asupan lemak yang cukup sebanyak 20 orang

(44,4%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Muchlisa (2013) yang

menyatakan bahwa asupan karbohidrat yang kurang (3,1%) sebanyak dan asupan

karbohirat yang cukup sebanyak (96,9%).

Asupan lemak yang kurang disebabkan karena jumlah porsi dan frekuensi

makan responden yang kurang sehingga belum mampu mencukupi kebutuhan

Page 77: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

56

lemak responden. Angka kecupan gizi untuk lemak diusia 18 – 25 tahun yaitu

sebesar 75 gr/hari. Sedangkan jenis lemak yang dikonsumsi responden dilihat dari

hasil food recall 24 jam yaitu melalui ikan, ayam, gorengan.

4) Asupan Zat Besi Mahasiswi Tingkat I dan II Program Studi Gizi di

STIKes Perintis Padang Tahun 2019

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 45 orang responden mahasiswi

tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang diperoleh lebih dari

separuh mahasiswi memiliki asupan zat besi yang kurang sebanyak 38 orang

(84%), sedangkan yang memiliki asupan zat besi yang cukup sebanyak 7 orang

(16%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Darmalis (2004) yang

menyatakan bahwa asupan zat besi kurang sebanyak (67,4%) dan asupan zat besi

cukup sebanyak (32,6%) pada mahasiswa akademi gizi Perintis Padang.

Angka kecupan gizi untuk zat besi diusia 18 – 25 tahun yaitu sebesar 26

gr/hari. Sedangkan jenis zat besi yang dikonsumsi responden dilihat dari hasil

food recall 24 jam yaitu melalui ikan, ayam dan tidak mengkonsumsi buah –

buahan dan sayuran.

5) Asupan Vitamin C Mahasiswi Tingkat I dan II Program Studi Gizi di

STIKes Perintis Padang Tahun 2019

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 45 orang responden mahasiswi

tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang diperoleh lebih dari

separuh mahasiswi memiliki asupan vitamin C yang kurang sebanyak 35 orang

(77,8%), sedangkan yang memiliki asupan vitamin C yang cukup sebanyak 10

orang (22,2%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yanti (2008) yang

Page 78: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

57

menyatakan bahwa asupan vitamin C yang kurang sebesar (50,8%) dan asupan

vitamin C yang cukup sebesar (49,2%).

Angka kecupan gizi untuk vitamin C diusia 18 – 25 tahun yaitu sebesar 75

gr/hari. Sedangkan jenis zat besi yang dikonsumsi responden dilihat dari hasil

food recall 24 jam hanya sebagian mahasiswi yang mengkonsumsi buah dan

sayuran sehingga kebutuhan vitamin C tidak tercukupi.

5.2. Analisa Bivariat

1. Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Status Gizi Mahasiswi Tingkat I

dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswi tingkat I

dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang diperoleh bahwa (p > 0,05)

yang menggambarkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara

pengetahuan gizi dengan status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II program studi

gizi di STIKes Perintis Padang.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Amaliah

(2005) dan Sari (2005) yang menemukan tidak ada hubungan bermakna antara

pengetahuan gizi dengan status gizi. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2018) yang tidak menemukan adanya

bukti hubungan yang bermakna antara pengetahuan gizi dengan status gizi.

berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gordon Lanser (2002) yang

menemukan adanya hubungan yang bermakna atara pengetahuan gizi dengan

status gizi.

Asumsi peneliti terhadap tidak terdapatnya hubungan yang bermakna

antara pengetahuan gizi dengan status gizi kemungkinan terjadi karena

Page 79: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

58

pengetahaun gizi pada responden hampir seluruhnya bersifat homogen, yakni

memiliki pengetahuan gizi yang baik, hanya beberapa responden yang memiliki

pengetahuan gizi yang tidak baik. Pengetahuan gizi ternyata tidak berhubungan

dengan status gizi, hal tersebut terjadi karena dengan pengetahuan gizi yang tinggi

saja tidak cukup untuk mengubah kebiasaan makannya, masih ada banyak faktor

lain yang lebih berperan seperti teman sebaya dan besar uang saku untuk

memperoleh makanan dan lain sebagainya.

2. Hubungan Asupan Zat Gizi dengan Status Gizi Mahasiswi Tingkat I

dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang

1) Hubungan Asupan Karbohidrat dengan Status Gizi Mahasiswi

Tingkat I dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswi tingkat I

dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang diperoleh bahwa (p < 0,05)

yang menggambarkan terdapat hubungan yang bermakna antara asupan

karbohidrat dengan status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi

di STIKes Perintis Padang.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Muchlisa

(2013) yang menemukan adanya hubungan antara asupan karbohidrat dengan

status gizi. Berbeda dengan hasil penelitian Klau, dkk (2013) dan Rahmawati

(2017) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan

karbohidrat dengan status gizi.

Asumsi peneliti dari tidak terdapatnya hubungan antara asupan karbohidrat

dengan status gizi kemungkinan terjadi karena asupan karbohidrat yang di

konsumsi sangatlah sedikit, sehingga cadangan karbohidrat di dalam tubuh tidak

Page 80: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

59

ada. Sebagian besar responden memperoleh karbohidrat kompleks dari konsumsi

nasi. Asupan karbohidrat sederhana diperoleh dari konsumsi sayur. Sebagian

besar responden jarang dan bahkan tidak pernah mengkonsumsi makanan yang

mengandung karbohidrat kompleks dan sederhana lainnya, seperti susu dan buah.

2) Hubungan Asupan Protein dengan Status Gizi Mahasiswi Tingkat I

dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswi tingkat I

dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang diperoleh bahwa (p > 0,05)

yang menggambarkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara asupan

protein dengan status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di

STIKes Perintis Padang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Yuliansih (2007) yang menunjukkan

bahwa tidak ada hubungan atara asupan protein dengan status gizi. Penelitian ini

juga sejalan dengan penelitian Klau, dkk (2013) yang menyatakan tidak ada

hubungan asupan protein dengan status gizi. Berbeda dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Dewi (2016) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara asupan

protein dengan status gizi.

Asumsi peneliti terhadap tidak terdapatnya hubungan yang bermakna

antara asupan protein dengan status gizi disebabbkan makanan yang mengandung

protein yang setiap hari dikonsumsi oleh sebagian besar responden adalah tahu,

telur, dan ikan. Porsi makan responden terhadap makanan yang mengandung

protein dapat dikatakan cukup, dalam 1 kali makan responden dapat

mengkonsumsi tempe dan/atau tahu, ikan, dan telur setiap harinya.

Page 81: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

60

3) Hubungan Asupan Lemak dengan Status Gizi Mahasiswi Tingkat I

dan II Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswi tingkat I

dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang diperoleh bahwa (p > 0,05)

yang menggambarkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara asupan

lemak dengan status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di

STIKes Perintis Padang.

Asumsi peneliti tidak terdapatnya hubungan yang bermakna antar asupan

lemak dengan status gizi karena lemak sendiri dapat di simpan sebagai energi

apabila tidak digunakan. Dan lemak banyak terdapat dalam bahan makanan yang

bersumber dari hewani seperti daging, jeroan, ayam, ikan, dan sebagainya,

sedangkan minyak digunakan untuk memasak atau menggoreng. Banyak

mahasiswa menyukai makanan yang di goreng dan berlemak tinggi.

4) Hubungan Zat Besi dengan Status Gizi Mahasiswi Tingkat I dan II

Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswi tingkat I

dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang diperoleh bahwa (p > 0,05)

yang menggambarkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara asupan zat

besi dengan status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di

STIKes Perintis Padang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi

(2015) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara asupan zat besi dengan

status gizi. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurnia dkk

(2010) menunjukkan bahwa defisiensi besi berpengaruh pada pertumbuhan atau

Page 82: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

61

status gizi seseorang, sehingga ada hubungan antara asupan zat besi dengan status

gizi.

Asumsi peneliti terhadap tidak terdapatnya hubungan antara asupan zat

besi dengan status gizi dikarenakan asupan yang dikonsumsi mahasiswi sangatlah

banyak tetapi tidak beraneka ragam, asupan zat besi didapatkan dari makanan dan

tablet zat besi sendiri. Kabutuhan zat besi didalam tubuh remaja tidaklah besar

sehingga asupan zat gizi dapat terpenuhi.

5) Hubungan Vitamin C dengan Status Gizi Mahasiswi Tingkat I dan II

Program Studi Gizi di STIKes Perintis Padang

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap mahasiswi tingkat I

dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang diperoleh bahwa (p > 0,05)

yang menggambarkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara asupan

vitamin c dengan status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di

STIKes Perintis Padang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Faisal

M (2010) yang menyatakan bahwa fungsi vitamin C berperan dalam

penyembuhan luka, patah tulang, pendarahan bawah kulit, dan pendarahan gusi.

Dengan demikian menyebabkan tidak ada hubungan asupan vitamin c dengan

status gizi. Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi

(2012) yang menyatakan tidak ada hubugan antara asupan vitamin c dengan status

gizi.

Asumsi peneliti terhadap tidak adanya hubungan antara asupan vitamin c

dengan status gizi karena banyak mahasiswi mengkonsusmsi makanan snack

Page 83: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

62

ringan, tidak mengkonsumsi buah dan sayur, tetapi asupan vitamin c masih

dipenuhi dari minuman sperti jus, minuman tinggi vitamin c.

5.3. Keterbatasan Penelitian

Pengambilan data responden dilakukan dengan cara mengisi kuesioner

yang diisi oleh responden sendiri, setelah melakukan pengisian kuesioner oleh

responden dilakukan pengukuran tinggi badan (BB) menggunakan microtoice dan

ditimbang berat badannya menggunakan timbangan digital. Untuk mengukur

pengetahuan gizi responden, peneliti menggunakan kuesioner.

Pengukuran asupan zat gizi (Karbohidrat, protein, lemak, zat besi, vitamin

c) responden, peneliti menggunakan food recall 24 jam. Pada metode food recall

ini sangat tergantung pada daya ingat responden, dan ketepatan enumerator dalam

menaksir jumlah makanan yang dikonsumsi dan kemampuan enumerator dalam

menggali informasi dari responden, sehingga akan menimbulkan recall biasa.

Namun hal tersebut menjadi kejenuhan bagi responden sehingga jawaban yang

diperoleh kadang tidak memuaskan atau asal menjawab saja.

Tidak dianalisi data pendukung seperti data sosial ekonomi keluarga,

pendidikan orang tua, dan lingkungan subjek sehingga tidak diketahui pengaruh

faktor lain yang mempengaruhi status gizi.

Page 84: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

63

BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dilakukan, maka dapat

diambil beberapa kesimpulan :

1. Kurang dari separuh mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di

STIKes Perintis Padang memiliki status gizi kurang (17,8 %) dan status

gizi lebih (22,2 %).

2. Kurang dari separuh mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di

STIKes Perintis Padang memiliki pengetahuan gizi yang tidak baik (17,8

%).

3. Lebih dari separuh mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di

STIKes Perintis Padang memiliki asupan karbohidrat yang kurang (73,3

%). Lebih dari separuh mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di

STIKes Perintis Padang memiliki asupan protein yang cukup (53,3 %).

Lebih dari separuh mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di

STIKes Perintis Padang memiliki asupan lemak yang kurang (55,6 %).

Lebih dari separuh mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di

STIKes Perintis Padang memiliki asupan zat besi yang kurang (84 %).

Lebih dari separuh mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di

STIKes Perintis Padang memiliki asupan vitamin c yang kurang (77,8 %).

4. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan status

gizi pada mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis

Padang.

Page 85: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

64

5. Terdapat hubungan yang bermakna antara asupan karbohidrat dengan

status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di STIKes

Perintis Padang. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara asupan

protein dengan status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II program studi

gizi di STIKes Perintis Padang. Tidak terdapat hubungan yang bermakna

antara asupan lemak dengan status gizi pada mahasiswi tingkat I dan II

program studi gizi di STIKes Perintis Padang. Tidak terdapat hubungan

yang bermakna antara asupan zat besi dengan status gizi pada mahasiswi

tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis Padang. Tidak

terdapat hubungan yang bermakna antara asupan vitamin c dengan status

gizi pada mahasiswi tingkat I dan II program studi gizi di STIKes Perintis

Padang.

6.2. Saran

1. Tingkat pengetahuan pada gizi seimbang setiap mahasiswa perlu

ditingkatkan lagi agar dapat mendapatkan dan memberikan informasi

mengenai gizi seimbang pada remaja dan mempublikasikannya dengan

harapan status gizi yang jauh lebih baik dapat tercapai.

2. Mahasiswi perlu memperhatikan pola konsumsi makan yang sesuai

dengan gizi seimbang terutama untuk karbohidrat, protein, lemak dan zat

gizi lainnya guna mencapai status gizi yang baik, sehingga dapat

menunjang kegiatan pembelajaran sehari – hari terutama untuk proses

tumbuh kembang.

Page 86: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

65

3. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk meneliti mengenai faktor lain

yang tidak di teliti dalam penelitian ini seperti variabel sosial ekonomi dan

faktor predisposisi lainnya.

Page 87: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

DAFTAR PUSTAKA

AKG. 2013. Angka Kecukupan Gizi Energi, Protein, Lemak, Mineral dan Vitamin

yang di Anjurkan Bagi Bangsa Indonesia. Lampiran Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2013.

Almatsier, S. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Almatsier, S. (2005). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Almatsier, S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Almatsier, S. (2011). Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : PT

Gramedia Pustaka Utama .

Almatsier, S.2001.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Arisman. (2007). Gizi dalam Daur Kehidupan. Buku Ajar Ilmu Gizi. ECG: Jakarta

Baliwati, YF., Ali Khosman C. & Meti, D (2004). Pengantar Pangan dan Gizi.

Penebar Swadaya: Jakarta

Departemen Kesehatan RI. 2002. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.

Jakarta: Departemen Kesehatan

Departemen Kesehatan RI. 2010. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2010. Jakarta

: Departemen Kesehatan.

Depkes RI. (2011). Pedoman Pemantauan Konsumsi Gizi. Jakarta: Depkes RI.

Emilia, E., 2008. Pengembangan Alat Ukur Pengetahuan, Sikap dan Praktek pada

Gizi Remaja. Diakses 12 Juli 2019. http://repository.ipb.ac.id/

Gibson, RS. (2005). Prnciples of Nutritional Assesment. Skripsi: Unuversitas

Negeri Semarang

Hidayat, A.A. 2008. Ilmu Pengantar Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba

Medika.

IDAI. (2015). Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia jilid II.

Jakarta : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar 2013. Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia 2014: Jakarta

Page 88: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar 2014. Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia 2015: Jakarta

Kementrian Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar 2018. Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia 2019: Jakarta.

Khosman, Ali. (2003). Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. PT. Rajagrafindo.

Persada : Jakarta

Kurniasih, D. (2010). Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Jakarta: Kompas

Gramedia.

Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDES) Nasional Tahun 2018.

Badan Penelitian Kesehatan Kementrian Kesehatan RI: Jakarta

Mardayanti, P. (2008). Hubungan faktor-faktor resiko dengan status gizi pada

siswa kelas 8 di SLTPN 7. Skripsi UI. Bogor

Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. (2007). Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses

Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Graha Ilmu : Yogyakarta

Muchtar, D.H. (2000). Six Pillars of Positive Parenting. Cicero Publishing:

Jakarta Nursalam. (2016). Metodologi penelitian ilmu keperawatan.

Jakarta : Salemba Medika

Nix. (2005). William’s Basic Nutrition & Theraphy. China: Mosby Inc.

Notoadmodjo, S. (2007). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta:

Jakarta

Nursalam.2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Edisi 1. Jakarta : Salemba Medika.

Pudjiadi. (2005). Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Pusdiknakes. (2003). Asuhan Antenatal. Jakarta: Pusdiknakes.

Santrock, John W. (2007). Adolescene, elevent edition. Erlangga : Jakarta

Sayogo, S. (2006). Gizi Remaja Putri. FKUI: Jakarta

Soetjiningsih. (2004). Tubuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Sagung

Seto : Jakarta

Supariasa & I Dewa Nyoman, et .al. (2002). Penilaian Status Gizi. ECG: Jakarta

Page 89: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

WHO. (2006). Effect of Breastfeeding on Infant and Child Mortality due to

Infectous Desease in Less Developed Countries a Pooled Analysis. The

Lancet Journal, 415 (5), 355.

WHO. 2007. Growth Reference 5-19 Years for Adolescents. Available from:

URL: HYPERLINK http://www.who.int

Page 90: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

HASIL PENGOLAHAN DATA

A. Analisa Univariat

Frequencies

Statistics

STATUS_

GIZI

PENGETAHUAN_

GIZI

ASUPAN_KARB

OHIDRAT

ASUPAN_PR

OTEIN

ASUPAN_

LEMAK

ASUPAN_

ZATBESI

ASUPAN_VIT

AMINC

N Valid 45 45 45 45 45 45 45

Missing 0 0 0 0 0 0 0

Frequency Table

STATUS_GIZI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid KURANG 8 17.8 17.8 17.8

NORMAL 27 60.0 60.0 77.8

LEBIH 10 22.2 22.2 100.0

Total 45 100.0 100.0

Pengetahuan_Gizi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Baik 37 82.2 82.2 82.2

Tidak Baik 8 17.8 17.8 100.0

Total 45 100.0 100.0

ASUPAN_KARBOHIDRAT

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid CUKUP 12 26.7 26.7 26.7

KURANG 33 73.3 73.3 100.0

Total 45 100.0 100.0

Page 91: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

ASUPAN_PROTEIN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid CUKUP 24 53.3 53.3 53.3

KURANG 21 46.7 46.7 100.0

Total 45 100.0 100.0

ASUPAN_LEMAK

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid CUKUP 20 44.4 44.4 44.4

KURANG 25 55.6 55.6 100.0

Total 45 100.0 100.0

ASUPAN_ZATBESI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid CUKUP 7 15.6 15.6 15.6

KURANG 38 84.4 84.4 100.0

Total 45 100.0 100.0

ASUPAN_VITAMINC

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid CUKUP 10 22.2 22.2 22.2

KURANG 35 77.8 77.8 100.0

Total 45 100.0 100.0

Page 92: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

B. Analisis Bivariat

Crosstabs Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

PENGETAHUAN_GIZI * STATUS_GIZI

45 100.0% 0 .0% 45 100.0%

ASUPAN_KARBOHIDRAT * STATUS_GIZI

45 100.0% 0 .0% 45 100.0%

ASUPAN_PROTEIN * STATUS_GIZI

45 100.0% 0 .0% 45 100.0%

ASUPAN_LEMAK * STATUS_GIZI

45 100.0% 0 .0% 45 100.0%

ASUPAN_ZATBESI * STATUS_GIZI

45 100.0% 0 .0% 45 100.0%

ASUPAN_VITAMIN_C * STATUS_GIZI

45 100.0% 0 .0% 45 100.0%

PENGETAHUAN_GIZI * STATUS_GIZI

Crosstabulation

Status_Gizi

Total Kurang Normal Lebih

Pengetahuan_Gizi Baik Count 6 22 9 37

Expected Count 6.6 22.2 8.2 37.0

% of Total 13.3% 48.9% 20.0% 82.2%

Tidak Baik Count 2 5 1 8

Expected Count 1.4 4.8 1.8 8.0

% of Total 4.4% 11.1% 2.2% 17.8%

Total Count 8 27 10 45

Expected Count 8.0 27.0 10.0 45.0

% of Total 17.8% 60.0% 22.2% 100.0%

Page 93: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square .709a 2 .701

Likelihood Ratio .747 2 .688

Linear-by-Linear Association .686 1 .407

N of Valid Cases 45

a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 1,42.

ASUPAN_KARBOHIDRAT * STATUS_GIZI

Crosstab

STATUS_GIZI

Total CUKUP KURANG 3

ASUPAN_KARBOHIDRAT CUKUP Count 6 3 3 12

Expected Count 2.1 7.2 2.7 12.0

% within ASUPAN_KARBOHIDRAT

50.0% 25.0% 25.0% 100.0%

% of Total 13.3% 6.7% 6.7% 26.7%

KURANG Count 2 24 7 33

Expected Count 5.9 19.8 7.3 33.0

% within ASUPAN_KARBOHIDRAT

6.1% 72.7% 21.2% 100.0%

% of Total 4.4% 53.3% 15.6% 73.3%

Total Count 8 27 10 45

Expected Count 8.0 27.0 10.0 45.0

% within ASUPAN_KARBOHIDRAT

17.8% 60.0% 22.2% 100.0%

% of Total 17.8% 60.0% 22.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 12.955a 2 .002

Likelihood Ratio 12.141 2 .002

Linear-by-Linear Association 3.485 1 .062

N of Valid Cases 45

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 2,13.

Page 94: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

ASUPAN_PROTEIN * STATUS_GIZI Crosstab

STATUS_GIZI

Total CUKUP KURANG 3

ASUPAN_PROTEIN CUKUP Count 5 12 7 24

Expected Count 4.3 14.4 5.3 24.0

% within ASUPAN_PROTEIN

20.8% 50.0% 29.2% 100.0%

% of Total 11.1% 26.7% 15.6% 53.3%

KURANG Count 3 15 3 21

Expected Count 3.7 12.6 4.7 21.0

% within ASUPAN_PROTEIN

14.3% 71.4% 14.3% 100.0%

% of Total 6.7% 33.3% 6.7% 46.7%

Total Count 8 27 10 45

Expected Count 8.0 27.0 10.0 45.0

% within ASUPAN_PROTEIN

17.8% 60.0% 22.2% 100.0%

% of Total 17.8% 60.0% 22.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 2.243a 2 .326

Likelihood Ratio 2.285 2 .319

Linear-by-Linear Association .191 1 .662

N of Valid Cases 45

a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,73.

Page 95: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

ASUPAN_LEMAK * STATUS_GIZI Crosstab

STATUS_GIZI

Total CUKUP KURANG 3

ASUPAN_LEMAK CUKUP Count 4 12 4 20

Expected Count 3.6 12.0 4.4 20.0

% within ASUPAN_LEMAK 20.0% 60.0% 20.0% 100.0%

% of Total 8.9% 26.7% 8.9% 44.4%

KURANG Count 4 15 6 25

Expected Count 4.4 15.0 5.6 25.0

% within ASUPAN_LEMAK 16.0% 60.0% 24.0% 100.0%

% of Total 8.9% 33.3% 13.3% 55.6%

Total Count 8 27 10 45

Expected Count 8.0 27.0 10.0 45.0

% within ASUPAN_LEMAK 17.8% 60.0% 22.2% 100.0%

% of Total 17.8% 60.0% 22.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square .180a 2 .914

Likelihood Ratio .180 2 .914

Linear-by-Linear Association .175 1 .676

N of Valid Cases 45

a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,56.

ASUPAN_ZAT BESI * STATUS_GIZI Crosstab

STATUS_GIZI

Total CUKUP KURANG 3

ASUPAN_ZATBESI CUKUP Count 1 4 2 7

Expected Count 1.2 4.2 1.6 7.0

% within ASUPAN_ZATBESI 14.3% 57.1% 28.6% 100.0%

% of Total 2.2% 8.9% 4.4% 15.6%

KURANG Count 7 23 8 38

Expected Count 6.8 22.8 8.4 38.0

% within ASUPAN_ZATBESI 18.4% 60.5% 21.1% 100.0%

% of Total 15.6% 51.1% 17.8% 84.4%

Total Count 8 27 10 45

Expected Count 8.0 27.0 10.0 45.0

% within ASUPAN_ZATBESI 17.8% 60.0% 22.2% 100.0%

% of Total 17.8% 60.0% 22.2% 100.0%

Page 96: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square .219a 2 .896

Likelihood Ratio .212 2 .899

Linear-by-Linear Association .197 1 .657

N of Valid Cases 45

a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 1,24.

ASUPAN_VITAMIN_C * STATUS_GIZI Crosstab

STATUS_GIZI

Total CUKUP KURANG 3

ASUPAN_VITAMIN_C CUKUP Count 1 5 4 10

Expected Count 1.8 6.0 2.2 10.0

% within ASUPAN_VITAMIN_C

10.0% 50.0% 40.0% 100.0%

% of Total 2.2% 11.1% 8.9% 22.2%

KURANG Count 7 22 6 35

Expected Count 6.2 21.0 7.8 35.0

% within ASUPAN_VITAMIN_C

20.0% 62.9% 17.1% 100.0%

% of Total 15.6% 48.9% 13.3% 77.8%

Total Count 8 27 10 45

Expected Count 8.0 27.0 10.0 45.0

% within ASUPAN_VITAMIN_C

17.8% 60.0% 22.2% 100.0%

% of Total 17.8% 60.0% 22.2% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 2.480a 2 .289

Likelihood Ratio 2.310 2 .315

Linear-by-Linear Association 2.063 1 .151

N of Valid Cases 45

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,78.

Page 97: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth:

Mahasiswi Tingkat I dan II

Di

STIKes Perintis Padang

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah Mahasiswa program studi

S1-Gizi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang:

Nama : Tria Widiya Sari

Nim : 1513211040

Akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan gizi

dan Asupan Zat Gizi (Karbohidrat, Protein, Lemak, Zat Besi, Vitamin C)

dengan Status Gizi Mahasiswi Tingkat I dan II Program Studi Gizi di

STIKkes Perintis Padang Tahun 2019”.

Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan adik-adik

responden. Kerahasiaan informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya untuk

keperluan penelitian. Apabila adik-adik menyetujui, maka dengan ini saya mohon

kesediaannya untuk menandatangani lembar persetujuan dan jawab pertanyaan

yang saya ajukan.

Atas kesediaan adik-adik sebagai responden, saya ucapkan terimakasih.

Peneliti

(Tria Widiya Sari)

Page 98: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur : Tahun

Tempat/tgl lahir :

Menyatakan bahwa membantu Mahasiswa jurusan Gizi Stikes Perintis

Padang dalam melaksanakan penelitian tentang “Hubungan Pengetahuan Gizi

dan Asupan Zat Gizi (Karbohidrat, Protein, Lemak, Zat Gizi, Vitamin C)

dengan Status Gizi Mahasiswi Tingkat I dan II Program Studi Gizi di STIKes

Perintis Padang Tahun 2019” Saya menyadari penelitian ini tidak akan berakibat

buruk kepada diri saya maka jawaban yang saya berikan adalah yang sebenar-

benarnya dan akan di rahasiakan.

Demikian persetujuan ini saya buat agar di pergunakan sebagaimana

semestinya.

Padang, 2019

Responden

Page 99: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

A. FORM ANTROPOMETRI (STATUS GIZI REMAJA MENGGUNAKAN IMT)

PETUNJUK : Isilah data berikut sesuai dengan kolom yang telah disediakan

Berat Badan Kg

Tinggi Badan Cm

Umur Tahun

IMT =........... (diisi oleh peneliti)

Rumus :

𝐼𝑀𝑇 =Berat Badan (Kg)

Tinggi Badan (m)²

Page 100: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

B. KUESIONER PENGETAHUAN GIZI

No. Responden :

Nama Responden :

Tempat/tgl lahir :

Umur : Tahun

No Hp :

Hari/Tanggal :

PETUNJUK PENGISIAN

Disilang (x) jawaban yang tepat untuk memberikan skor pada pilihan yang telah

disediakan.

1. Susunan menu makanan yang bergizi dan seimbang, yaitu :

a. Roti dan susu (0)

b. Nasi, pergedel tempe, tahu, dan pepaya (0)

c. Nasi, ikan, tahu, sayur sop, dan jeruk (1)

2. Makanan yang bergizi menurut anda

a. Makanan yang beraneka ragam (1)

b. Makanan yang mahal (0)

c. Makanan yang menarik (0)

3. Mengkonsumsi fast food atau makanan instan adalah

a. Tidak berbahaya jika dikonsumsi setiap hari (0)

b. Tidak merugikan kesehatan jika dikonsumsi tidak setiap hari (1)

c. Baik, tetapi sesekali (0)

4. Zat gizi yang membantu penyerapan zat besi

a. Lemak (0)

b. Vitamin C (1)

c. Mineral (0)

5. Barikut ini makanan sumber protein yang terdapat pada lauk nabati adalah.

a. Tahu, tempe, susu kedele, kacang hijau (1)

b. Tempe, ikan, tahu, brokoli (0)

c. Tahu, tempe, daging sapi, susu (0)

6. Tanin yang terdapat dalam teh dan kopi sangat banyak mengandung

a. Vitamin A (0)

b. Zink (0)

c. Vitamin (1)

7. Apakah yang dimaksud dengan zat besi

a. Zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan protein dalam tubuh (0)

b. Zat gizi yang diperlukan tubuh dalam pembentukan darah/Hb

(1)

c. Sebagai zat pengatur dan pembangun dalam tubuh (0)

8. Buah apakah yang banyak mengandung Vitamin C

a. Jeruk, mangga, dan jambu biji (1)

b. Apel, anggur, dan durian (0)

Page 101: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

c. Jeruk, anggur, dan jambu air (0)

9. Kebutuhan karbohidrat dalam sehari untuk usia 19 – 29 tahun adalah...

a. 309 gr/hari (1)

b. 209 gr/hari (0)

c. 409 gr.hari (0)

10. Zat gizi apa sajakah yang dibutuhkan oleh tubuh manusia?

a. Karbohidrat, protein, nabati, energi, mineral dan air (0)

b. Karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air (1)

c. Karbohidrat, protein, lemak, nabati, mineral dan air (0)

11. Konsumsi energi yang berlebih akan disimpan dalam bentuk

a. Tenaga (0)

b. Energi (0)

c. Lemak (1)

12. Kebutuhan Vitamin C dlaam ehari untuk usia 19 – 29 tahun adalah...

a. 85 gr/hari (0)

b. 75 gr/hari (1)

c. 95 gr/hari (0)

13. Kegemukan lebih mudah dialami remaja karena kelebihan :

a. Karbohidrat dan lemak (1)

b. Lemak dan mineral (0)

c. Protein dan lemak (0)

14. Kebutuhan gizi seseorang dapat terpenuhi dengan cara

a. Membiasakan sarapan pagi (0)

b. Mengkonsumsi makanan siap saji (0)

c. Mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam (1)

15. Slah satu gangguan makan yang terjadi pada remaj adalah

a. Ostheoporosis (0)

b. Anemia (1)

c. Bulimia Nervosa (0)

16. Kebutuhan protein dalam sehari usia 19 – 29 tahun adalah...

a. 62 -72 gr/hari (1)

b. 72 – 82 gr/hari (0)

c. 52 – 62 gr/hari (0)

17. Manfaat protein adalah....

a. Sumber energi utama (0)

b. Membantu pembentukan sel darah merah (0)

c. Untuk pertumbuhan (1)

18. Manfaat dari lemak adalah...

a. Pelindung organ tubuh (0)

b. Memelihara suhu tubuh (1)

c. Pertumbuhan tulang dan gigi (0)

19. Bahan makanan apa saja yang mengandung banyak lemak

Page 102: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

a. Coklat (0)

b. Margarin/mentega (1)

c. Tahu (0)

20. Kebutuhan lemak dalam seharu usia 19 – 29 tahun adalah...

a. 95 gr/hari (0)

b. 75 gr/hari (1)

c. 85 gr/hari (0)

Page 103: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

C.KUESIONER ASUPAN ZAT GIZI (KARBOHIDRAT, PROTEIN,

LEMAK, ZAT BESI, DAN VITAMIN C)

FORMULIR FOOD RECALL 1X24 JAM

Waktu

Makan

Nama makanan Bahan makanan Banyaknya

Jenis URT Gram

Pagi/jam

Makanan

selingan

(snack)/jam

Siang/jam

Makanan

selingan

(snack)/jam

Malam/jam

Ket :

URT : Ukuran Rumah Tangga, misalnya : Piring, mangkok, sendok, berapa

potong

Page 104: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

Hasil Perhitungan Sampel

Rumus : n = (ZI−α/2)2x P(1−P)N

d² (N−1)+(Z1−α/2)2x P(1−P)

= (1,96)2x 0,298(1−0,298)105

(0,1)2 (105−1)+(1,96)2x 0,298(1−0,298)

= 3,8416 x 0,2091 x 105

(0,01)(104)+3,8416x 0,2091

= 84,344

1,843

= 45 0rang

N = Jumlah populasi (105 orang)

d = Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang dinginkan 10% = ( 0,1 )

Z = Tingkat Kepercayaan 95% nilai Z1-α/2² = 1,96

P = Proporsi yang diinginkan 29,8% =0,298

Page 105: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

MASTER TABEL

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI (KARBOHIDRAT, PROTEIN, LEMAK, ZAT BESI, VITAMIN C)

DENGAN STATUS GIZI MAHASISWI TINGKAT I DAN II PROGRAM STUDI GIZI

DI STIKES PERINTIS PADANG TAHUN 2019

No Nama Umur IMT Status

Gizi

Pengetahuan

Gizi

Asupan Zat Gizi

Karbohidrat (309 gr/hari) Protein (72 gr/hari) Lemak (75 gr/hari) Zat Besi (26 gr/hari) Vitamin C (75 gr/hari)

% Kategori Asupan % Kategori Asupan % Kategori Asupan % Kategori Asupan % Kategori Asupan % Kategori

1 Gl 19 26,48 Lebih 85 Baik 253,3 81,9 Cukup 85,1 118 Cukup 64,3 85,7 Cukup 21,3 81,9 Cukup 67,2 89,6 Cukup

2 N 18 19,1 Normal 90 Baik 199 64,4 Kurang 81,1 112 Cukup 21,3 28,4 Kurang 2,4 9,2 Cukup 7,1 9,4 Kurang

3 Nl 19 24,39 Normal 80 Baik 157,3 50,9 Kurang 79,05 109 Cukup 31,2 41,6 Kurang 5,9 22,6 Kurang 8,8 11,7 Kurang

4 Gd 19 19,4 Normal 95 Baik 83,3 26,9 Kurang 24,5 34 Kurang 14,6 19,5 Kurang 1,8 6,9 Kurang 0,6 0,8 Kurang

5 Nm 18 23,68 Normal 85 Baik 51,6 16,6 Kurang 76,5 106 Cukup 71,3 95,1 Cukup 23,9 91,9 Cukup 0,6 0,8 Kurang

6 A 19 21,19 Normal 80 Baik 117,8 38,1 Kurang 63,5 88,1 Cukup 72,4 96,5 Cukup 21,1 81,1 Cukup 2 2,6 Kurang

7 Aa 19 20,96 Normal 95 Baik 245,3 79,3 Kurang 83,9 116 Cukup 67 89,3 Cukup 5,9 22,6 Kurang 8 10,6 Kurang

8 I 19 25,15 Lebih 80 Baik 107 34,6 Kurang 70 97,2 Cukup 36,1 48,1 Kurang 3,7 14,2 Kurang 3,2 4,2 Kurang

9 Rm 18 35,4 Lebih 95 Baik 226,9 73,4 Kurang 89,6 124 Cukup 54,7 72,9 Kurang 6,1 23,4 Kurang 11,8 15,7 Kurang

10 Rt 18 24 Normal 80 Baik 101,1 32,7 Kurang 31,7 44 Kurang 26,2 34,9 Kurang 2,6 10 Kurang 27 36 Kurang

11 Pm 19 18,9 Normal 95 Baik 256,9 83,1 Cukup 67 93 Cukup 36,4 48,5 Kurang 3,5 13,4 Kurang 2,5 3,3 Kurang

12 Ip 19 21,3 Normal 90 Baik 62,2 20,1 Kurang 24,6 34,1 Kurang 22,3 29,7 Kurang 2,4 9,2 Kurang 13,3 17,7 Kurang

13 Ra 18 18,3 Normal 80 Baik 85,1 27,5 Kurang 22,3 30,9 Kurang 18,4 24,5 Kurang 1,9 7,3 Kurang 13,1 17,4 Kurang

14 M 19 18,47 Normal 95 Baik 75,3 24,3 Kurang 47,3 65,6 Kurang 73,3 97,7 Cukup 9,5 36,5 Kurang 6,1 8,1 Kurang

15 Nv 18 23,6 Normal 90 Baik 41,2 13,3 Kurang 9 12,5 Kurang 2,6 3,47 Kurang 1 3,8 Kurang 4,8 6,4 Kurang

16 Lw 18 21,64 Normal 90 Baik 137,8 44,5 Kurang 94,3 130 Cukup 79,6 106 Cukup 7,5 28,8 Kurang 2 2,6 Kurang

Page 106: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

17 Sp 19 15,15 Kurang 95 Baik 281,8 91,1 Cukup 43,2 60 Kurang 29,4 39,2 Kurang 4,4 16,9 Kurang 16 21,3 Kurang

18 Dn 19 31,1 Lebih 80 Baik 299,6 96,9 Cukup 86 119 Cukup 83,1 111 Cukup 23,1 88,8 Cukup 0,6 0,8 Kurang

19 Vn 18 18,2 Normal 80 Baik 148,1 47,9 Kurang 49,1 68,1 Kurang 65,8 87,7 Cukup 7 26,9 Kurang 64 85,3 Cukup

20 Ta 19 25,35 Lebih 95 Baik 232 75 Kurang 47,9 66,5 Kurang 37,6 50,1 Kurang 3,8 14,6 Kurang 12,5 16,6 Kurang

21 Rl 19 21,2 Normal 95 Baik 231,8 75 Kurang 75,3 104 Cukup 104,8 140 Cukup 5,1 19,6 Kurang 4,5 6 Kurang

22 M 28 20 Normal 90 Baik 109,9 35,5 Kurang 23,1 32 Kurang 19,7 26,3 Kurang 4,1 15,7 Kurang 0 0 Kurang

23 H 19 24,5 Normal 95 Baik 275,7 89,2 Cukup 58,9 81,8 Cukup 85,5 114 Cukup 5,3 20,3 Kurang 189,6 252 Cukup

24 Am 19 20,4 Normal 80 Baik 277,4 89,7 Cukup 65 90,2 Cukup 63,5 84,7 Cukup 3 11,5 Kurang 4 5,3 Kurang

25 Yo 18 17,7 Kurang 80 Baik 368,5 119,2 Cukup 68,7 95,4 Cukup 84,5 113 Cukup 6,4 24,6 Kurang 18 24 Kurang

26 Hw 19 15,8 Kurang 75 T. Baik 116,2 37,6 Kurang 33,8 46,9 Kurang 28,4 37,9 Kurang 4,4 16,9 Kurang 14,3 19 Kurang

27 Ns 19 23,8 Kurang 75 T. Baik 255,5 82,6 Cukup 64,3 89,3 Cukup 66,2 88,3 Cukup 3,7 14,2 Kurang 3,9 5,2 Kurang

28 Dj 18 20,9 Normal 75 T. Baik 118,8 38,4 Kurang 30,1 41,8 Kurang 18,2 24,3 Kurang 2,4 9,2 Kurang 8 10,6 Kurang

29 Sa 18 18,6 Normal 80 Baik 150,1 48,5 Kurang 43,9 60,9 Kurang 23,4 31,2 Kurang 3 11,5 Kurang 0 0 Kurang

30 Rr 18 29,7 Lebih 75 T. Baik 113,9 36,8 Kurang 23,9 33,1 Kurang 18,6 24,8 Kurang 2,6 10 Kurang 16,2 21,6 Kurang

31 Ak 19 18,4 Normal 65 T. Baik 88,7 28,7 Kurang 29,8 41,3 Kurang 23,3 31,1 Kurang 2,2 8,4 Kurang 0 0 Kurang

32 Id 19 18,6 Normal 65 T. Baik 96,5 31,2 Kurang 37,8 52,5 Kurang 61,1 81,5 Cukup 2,1 8 Kurang 63,5 84,6 Cukup

33 Rs 18 32,4 Lebih 80 Baik 131,1 42,4 Kurang 31,8 44,1 Kurang 36,9 49,2 Kurang 2,6 10 Kurang 7,9 10,5 Kurang

34 Tr 18 22,9 Normal 80 Baik 106,8 34,5 Kurang 35,3 49 Kurang 24,2 32,3 Kurang 3 11,5 Kurang 7,7 10,2 Kurang

35 Nh 19 28,5 Lebih 80 Baik 95,3 30,8 Kurang 83,3 115 Cukup 76,5 102 Cukup 6,2 23,8 Kurang 68,5 91,3 Cukup

36 Ru 19 20,5 Normal 80 Baik 87,5 28,3 Kurang 38,3 53,1 Kurang 27,5 36,7 Kurang 2,8 10,7 Kurang 3,4 4,5 Kurang

37 Nb 18 16,21 Kurang 90 Baik 113,7 36,7 Kurang 36,8 51,1 Kurang 32,8 43,7 Kurang 5,4 20,7 Kurang 46,8 62,4 Kurang

38 Aa 19 20,65 Normal 75 T. Baik 129,8 42 Kurang 34 47,2 Kurang 54,8 73,1 Kurang 22,3 85,7 Cukup 78 104 Cukup

39 Ct 18 30,7 Lebih 80 Baik 98,7 31,9 Kurang 67,4 93,6 Cukup 67,8 90,4 Cukup 5 19,2 Kurang 65,3 87 Cukup

40 Rd 19 17,98 Kurang 90 Baik 288,1 93,2 Cukup 79 109 Cukup 62,1 82,8 Cukup 2,9 11,1 Kurang 69,5 92,6 Cukup

41 Lm 19 32,4 Lebih 85 Baik 294,8 95,4 Cukup 67,8 94,1 Cukup 39,7 52,9 Kurang 2,5 9,6 Kurang 77,4 103,2 Cukup

Page 107: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

42 Br 19 21,12 Normal 75 T. Baik 117,9 38,1 Kurang 70,4 97,7 Cukup 64,9 86,5 Cukup 6,7 25,7 Kurang 13,2 17,6 Kurang

43 Ns 18 17,45 Kurang 80 Baik 252,4 81,6 Cukup 64,9 90 Cukup 61,6 82,1 Cukup 5,1 19,6 Kurang 0 0 Kurang

44 Tw 19 15,34 Kurang 90 Baik 264,2 85,5 Cukup 62,3 86,5 Cukup 27,4 36,5 Kurang 6,3 24,2 Kurang 16,7 22,2 Kurang

45 Ea 18 18,12 Normal 85 Baik 152,9 49,4 Kurang 59,4 82,5 Cukup 69,1 92,1 Cukup 7 26,9 Kurang 68,3 91 Cukup

Page 108: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

DOKUMENTASI PENELITIAN

Melakukan Penimbangan Berat Badan (BB)

Melakukan Pengukuran Tinggi Badan (TB)

Page 109: HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN ASUPAN ZAT GIZI …repo.stikesperintis.ac.id/762/1/Skripsi TRIA WIDIYA SARI.pdf · Hubungan asupan protein dengan status gizi (p > 0,05), hubungan asupan

Pengisian Kuesioner Pengetahuan Gizi

Pengisian Food Recall 24 Jam