1
BAB IV
Hasil dan Pembahasan Penelitian
4.1 Profil Sekolah Dasar
SD N 3 Sumberejo adalah SD terluas di Kecamatan
kaliwungu yang luas lahanya kira-kira 6760 m2 yang
berlokasi di Jl. Rimbasari No 17 Desa Sumberejo
Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kendal Propinsi Jawa
tengah. Sekolah ini bertempat jauh dari jalan raya
masuk kedalam kira-kira 200 M melewati
perkampungan dan di belakang SD ada hutan yang
banyak ditumbuhi pohon Jati udaranya sangat segar
dan sejuk sehingga anak-anak dapat belajar dengan
tenang jauh dari keramaian tempatnya sangat luas
cocok untuk kegiatan belajar mengajar. Meskispun jauh
dari kota tapi sarana prasarana sudah lengkap. Tenaga
Pendidik di SDN 3 Sumberejo sebanyak 10 0rang dan
penjaga 1 Orang. Sedangkan jumlah siswanya sebanyak
211 siswa dengan jumlah rombongan belajar sebanyak
6 Rombel, masing-masing kelas terdiri dari satu rombel.
Visi SD 3 Sumberejo kecamatan kabupaten kendal
adalah “Mewujudkan Siswa Yang Cerdas Terampil Dan
Berbudi Pekerti Luhur”
Untuk dapat mencapai visi yang telah dijabarkan
dalam beberapa indikator sekolah menentukan misi
sebagai yaitu: Mengembangkan sikap dan prilaku
2
religius dilingkungan dalam dan luar sekolah melalui
pembelajaran agama, pembiasaan maupun keteladanan,
Mengembangkan sikap perilaku dan budi pekerti luhur,
kesopanan kerukunan, kebersamaan, dan kepedulian
terhadap sesama dalam pergaualn disekolah melalui
penanaman budaya sekolah, Menanamkan sikap
disiplin, tanggung jawab, peduli sosial , cinta damai,
cinta tanah air, dan hidup demokratis untuk
menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif,
Mengupayakan pemanfaatan waktu belajar yang efektif,
sumber daya fisik, dan sumber daya manusia secara
maksimal disekolah agar memberikan hasil yang terbaik
bagi perkembangan prestasi dan potensi peserta didik,
Melaksanakan Pakem, Menciptakan lingkungan sekolah
yang tertib, bersih dan indah.
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1 Siklus 1
4.2.1.1. Identifikasi Masalah
Permasalahan yang dihadapi SDN 3 Sumberejo
yaitu profesionalitas guru yang rendah karena guru yang
profesional harus memiliki kompetensi dalam
penyusunan RPP dan pelaksanaan pembelajaran.
Terlihat penyusunan RPP yang tidak sesuai dengan
permendiknas no 41 tahun 2007 baik isi maupun
sistematikanya dan pelaksanaan pembelajaran masih
tidak sesuai dengan standar keberhasilan. Melalui
3
supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah
diharapkan permasalahan-permasalahan dapat diatasi.
4.2.1.2 Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan sangat penting dilakukan
agar supervisi akademik kunjungan kelas dapat berjalan
dengan lancar.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala sekolah tentang
perencanaan supervisi sebagai berikut:
“Ya, sebelum melakukan supervisi kelas pastinya saya
melakukan sebuah perencanaan dahulu biasanya setiap awal tahun pelajaran”.(wawancara tanggal 19 Maret 2016)
Sebagaimana dikemukankan informan 1 yaitu guru
kelas 1 yang akan disupervisi sebagai berikut:
“Yang disiapkan lembar dokumen RPP dan dokumen
pelaksanaan pembelajaran ”.(wawancara tanggal21 maret 2016)
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat
disimpulkan bahwa penyusunan instrumen oleh kepala
sekolah sangat perlu sebelum melakukan penelitian agar
pelaksanaan supervisi berjalan dengan lancar.
Kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah pada tahap
ini terdiri 3 hal yaitu:
1. Menyusun intrumen penelitian
- Lembar pemeriksaan dokumen
- Lembar pelaksanaan pembelajaran
2. Pemberitahuan kepada guru
Kepala sekolah sebelum melakukan supervisi
memberitahu guru dulu kapan akan disupervisi
4
melalui rapat kecil dan memberi tahu apa yang
harus disiapkan oleh guru.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala sekolah
sebagai berikut:
“Iya, tentu saya memberi tahu rencana saya kepada semua
guru di sekolah ini karena kan membutuhkan koordinasi
para guru untuk menyusun program dan jadwal akademik. Walaupun sebenarnya saya melakukan supervisi itu selalu
mendadak tetapi guru di tuntut untuk siap”.(wawancara
tanggal 19 maret 2016)
Sebagaimana dikemukakan oleh informan 2
sebagai berikut:
“Biasanya kepala sekolah memberi tahu kalau akan ada
supervisi di kelas, tetapi untuk pelaksanaanya seringnya tak terencana atau mendadak ”.(wawancara tanggal 22 maret
2016)
Kepala sekolah dalam penelitian ini
mefokuskan pada peningkatan profesionalitas
guru melalui supervisi akademik kunjungan kelas
dari guru kelas 1 sampai dengan kelas 6 yaitu
Panijem, S.Pd.SD pengampu kelas 1, Joko
Suprobo pengampu kelas 2, Drs.Sugiyono,M.Hum
pengampu kelas 3, K.A.Nazarudin,S.Pd pengampu
kelas 4, Minatul Maula,S.Pd pengampu kelas 5,
Yayat Rohayati,S.Pd pengampu kelas 6. Pada
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Pada tahap perencanaan ini kepala sekolah
merencanakan waktu, dan pelaksanaan serta
sasaranya selama kunjungan kelas.
5
3. Menyusun jadwal supervisi
Sangat penting dilakukan penyusunan jadwal
supervisi untuk memudahkan guru dalam
mengatur waktu supervisi, dan untuk
mempersiapkan diri. Dokumen apa saja yang
harus dipersiapkan
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Supervisi
Kunjungan Kelas Pada Guru Sekolah Dasar
Kelas 1-6
Berdasarkan jadwal diatas, pelaksanaan
supervisi kunjungan kelas dilaksanakan pada dua
tahap yaitu siklus 1 yang dimulai hari senin, 29
Februari 2016 hingga hari Sabtu, 5 Maret 2016
dan siklus 2 pada tindak lanjut dimulai Senin, 14
6
Maret 2016 hingga Sabtu,19 Maret 2016.
Supervisi dilakukan ketika ada mata pelajaran IPA
dan tidak merubah jadwal yang telah ada sehingga
penjadwalan tidak mengganggu mata pelajaran
lain dan dilakukan selama dua siklus.
Berdasarkan hasil dokumentasi dan
wawancara pada tahap perencanaan terdapat dua
hal yaitu penyusunan instrumen meliputi lembar
pemeriksaan dokumen RPP, lembar pelaksanaan
pembelajaran yang kedua pemberitahuan pada
guru, dan yang ketiga menyusun jadwal.
4.2.1.3 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan supervisi siklus 1 oleh kepala
sekolah dalam melaksanakan supervisi kunjungan kelas
di SDN 3 Sumberejo yaitu dengan cara memeriksa
dokumen RPP, mengamati pelaksanaan pembelajaran
dikelas, memberi pembinaan guru kelas 1 sampai kelas
6 sesuai secara klasikal dan sesuai jadwal dalam
mempelajari dan memperbaiki kemampuan menyusun
RPP yang sesuai dengan permendiknas No 41 tahun
2007 tentang standar proses, kepala sekolah mengamati
jalanya pembelajaran dikelas sesuai dengan Rencana
pelaksanaan pembelajaran dalam pelaksanaan supervisi
ini ada 2 dokumen yang diamati
1. Dokumen penyusunan RPP
Pada siklus 1 ini kepala sekolah memeriksa
dokumen penyusunan RPP pada keenam guru
7
yaitu guru kelas 1 sampai dengan guru kelas 6.
Ada 8 aspek dalam RPP yang diperiksa kepala
sekolah sesuai dengan Permendiknas No 41 tahun
2007 tentang standar proses, baik isi dan
sistematika.
2. Dokumen pengamatan pelaksanaan pembelajaran
Pada pengamatan pelaksanaan
pembelajaran ini kepala sekolah mengamati
langsung proses pembelajaran yang merupakan
pengimplementasian RPP yang sesuai dengan
Permendiknas No 41 tahun 2007 tentang standar
proses .
4.2.1.4. Pengamatan
Hasil pengamatan oleh kepala sekolah
dalam penilaian lembar pemeriksaan dokumen
RPP Siklus 1 pada supervisi akademik kunjungan
kelas dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:
8
Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Dokumen RPP Siklus 1
Berdasarkan hasil tabel diatas pemeriksaan
dokumen RPP Siklus 1 oleh kepala sekolah pada 6 guru
dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 dengan mata
pelajaran IPA, diperoleh nilai guru kelas 1 yaitu 60, guru
kelas 2 yaitu 65, guru kelas 3 yaitu 75, guru kelas 4 yaitu
67,5, guru kelas 5 yaitu 77,5, guru kelas 6 yaitu 80. Dan
nilai rata-rata keseluruhan 70,8 dengan nilai tertinggi 80
dan terendah 60 sehingga masih 50% masuk kategori C
(cukup).
Berdasarkan hasil pengamatan penyusunan RPP
dan hasil pelaksanaan pembelajaran Siklus guru kelas
9
3,5,6 sudah mendapat nilai ketegori baik sedangkan tiga
guru kelas1,2,4 mendapat nilai kategori cukup. Perlu
diperbaiki diperbagai aspek yang berlainan karena
kelemahan pada dokumen RPP atau pelaksanaan
pembelajaran berbeda-beda dan bervariasi, maka perlu
perbaikan melalui supervisi kunjungan kelas oleh kepala
sekolah agar kualitas dalam pembelajaran meningkat.
Dilanjutkan hasil pengamatan pelaksanaan
pembelajaran Siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.3
Dari tabel 4.3 yaitu tabel pelaksanaan
pembelajaran Siklus 1 terdapat rata-rata nilai
keseluruhan 70, dengan nilai tertinggi 77 dan nilai
terendah 62,8 sehingga masuk kategori C (cukup).
Setelah mengamati lembar dokumen RRP dan lembar
pelaksanaan pembelajaran Siklus 1 masih terdapat
guru yang mendapat kategori cukup..
Pada Siklus 1 ini masih 50% guru yang mengalami
kesulitan dalam penyusunan RPP sesuai dengan
Permendiknas no 41 tahun 2007 tentang standar proses
dan dalam pelaksanaan pembelajaran yang tidak sesuai
standar keberhasilan. Kepala sekolah juga
mengungkapkan pada supervisi Siklus 1 ini masih
banyak kesulitan dalam KBM, dan kesulitan antara guru
satu tingkat kesulitanya berbeda
10
4.2.1.5. Hasil dan Refleksi Siklus 1
Setelah pelaksanaan kunjungan kelas selesai
kepala sekolah mengadakan Refleksi. Refleksi diadakan
untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan saat
mengajar Kelebihan-kelebihan bisa dipertahankan dan
ditingkatkan sedangkan kelemahan-kelemahan atau
kesulitan dalam mengajar bisa didiskusikan dengan
kepala sekolah dan dicari jalan keluarnya untuk
mengatasi agar tidak terjadi dan terulang lagi pada
waktu pembelajaran.
Hal ini dikemukakan oleh kepala
“Ya, supaya para guru tahu, ketika ada yang salah ataupun
kurang dalam pembelajaran maka guru menjadi tau apa
yang harus di benarkan lagi, di adakan refleksi itu kan
supaya memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada. Tidak hanya kesalahan tetapi juga bisa menambah apa yang sudah
di kerjakan para guru sudah baik sehingga dapat lebih di
tingkatkan lagi “.(wawancara 19 Maret 2016)
Sebagaimana dikemukakan oleh informan 3
“Perlu adanya refleksi untuk membicarakan kesulitan-kesulitan juga kekurangan-kekurangan guru dalam KBM
dan kepala sekolah memberikan solusi juga saran-saran
untuk mengatasi kesulitan itu ”.(wawancara 23 Maret 2016)
Lebih lanjut informan 4
“Setelah proses supervisi diadakan Refleksi untuk
mengetahui kekurangan-kekurangan besar atau kecil dan
dapat dibicarakan bersama kepala sekolah bagaimana solusi
atau memperbaikinya “.(wawancara tanggal 24 maret 2016)
Hal ini juga dipertegas oleh informan 5
“Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan guru saat mengajar”.( wawancara tanggal 24 maret 2016)
11
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat
disimpulkan bahwa pada refleksi , kepala sekolah dan
guru mengadakan diskusi untuk menyampaikan
kelebihan dan kelemahan dalam penyusunan RPP dan
pelaksanaan pembelajaran Hasilnya guru dapat
melakukan penyusunan RPP sesuai dengan
permendiknas tentang No 41 tahun 2007 tentang
standar proses dan mengimplementasikan dalam
pembelajaran. Dari 6 guru masih ada 3 guru atau 50%
yang memperoleh nilai cukup dalam penyusunan RPP
dan mengimplementasikanya dalam pembelajaran,
peningkatan yang diharapkan belum sesuai maka
dilanjutkan siklus 2.
4.3.3 Siklus 2
4.3.3.1. Identifikasi Masalah 2
Penelitian tindakan pada siklus 1 masih terdapat
permasalahan profesionalitas guru dalam pembelajaran
melalui supervisi akademik kunjungan kelas dalam
dokumen penyusunan RPP dan pengamatan
Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai dengan
Permendiknas No 41 Tahun 2007 tentang stadar proses
masih ada 50% guru yang memperoleh nilai kategori
Cukup, maka diperlukan tindakan pada siklus 2.
4.3.3.2. Tahap Perencanaan 2
Dengan tahap perencanaan sebagai bentuk
persiapan siklus 1 oleh kepala sekolah. Program
12
supervisi kunjungan kelas lebih efektif, sehingga pada
waktu pelaksanaan supervisi kunjungan kelas siklus 2
hasilnya lebih maksimal.
Dalam tahap persiapan ada beberapa hal yang
harus disiapkan kepala sekolah 1) penyusunan
intrumen, 2) mengadakan pertemuan dengan guru 3)
penyusunan jadwal pelaksanaan supervisi. Untuk
penyusunan instrument penelitian tahap yang pertama
adalah 1)rencana kepengawasan akademik, 2)lembar
observasi pemeriksaan dokumen RPP, 3) lembar
observasi pelaksanaan pembelajaran.
Kepala sekolah merencanakan program supervisi
lebih awal sesuai dengan aturan kedinasan dan
dilakukan secara rutin agar kulitas guru meningkat
menjadi guru yang profesional. Dengan menyiapkan
lembar observasi RPP yang sesuai dengan
Permendiknas No 41 tahun 2007 tentang standar proses
dan lembar pengamatan pelaksanaan pembelajaran
sesuai dengan RPP. pada waktu supervisi Siklus 2
diharapkan dapat mengalami perbaikan.
Dalam supervisi penyusunan jadwal pelaksanaan
juga sangat penting untuk memudahkan pengaturan
waktu supervisi, guru kelas memiliki kesiapan waktu.
Jadwal supervisi disesuaikan jam pelajaran IPA sehingga
pembelajaran dapat berjalan seperti biasa.
13
4.3.3.3. Pelaksanaan Tindakan 2
Berdasarkan hasil penelitian siklus 1 pada
supervisi kunjungan kelas pada guru kelas 1 sampai
kelas 6 mata pelajaran IPA di SDN 3 Sumberejo
kecamatan Kaliwungu kabupaten Kendal yang masih
belum efektif. Pada pelaksanaan siklus 2 kepala sekolah
melakukan tindakan 2 pembinaan dan pembimbingan
secara individu, klasikal, dan diskusi berjalan efektif.
Pada siklus 2 guru sudah bisa membuat RPP sesuai
permen No. 41 tahun 2007 tentang standar proses
disamping itu guru juga bisa mengimplementasikan
dalam kegiatan Pembelajaran sesuai dengan standar
keberhasilan. Dampaknya di siklus 2 supervisi
kunjungan kelas yaitu peningkatan profesionalitas guru
kelas guru kelas di SD 3 sumberejo semua itu dilihat
dengan penyusunan RPP yang sudah sesuai dengan
permendiknas No 41 tahun 2007 tentang standar proses
dan pengelolaan pembelajaran yang sesuai dengan RPP,
hal ini sesuai yang diungkap (Muslim, 2008:29) yaitu
”karena sasaran utama supervisi adalah guru, maka
layanan dan aktivitas kesupervisian harus diarahkan
pada upaya memperbaiki dan meningkatkan
kemampuan guru didalam mengelola kegiatan belajar
mengajar belajar atau proses belajar mengajar (PBM).
Jadwal supervisi kunjungan kelas oleh kepala
sekolah ditentukan pada tahap perencanaan, dimulai
dengan perangkat pembelajaran RPP yang disusun
sendiri oleh guru kelas dari kelas 1 sampai kelas 6 pada
14
mata pelajaran IPA juga dengan kegiatan wawancara dan
observasi langsung.
Dengan mengamati guru dalam kegiatan
pembelajaran, kemudian kepala sekolah mengisi lembar
pemeriksaan dokumen dan lembar pelaksanaan
pembelajaran. Kepala sekolah memotivasi guru untuk
meningkatkan profesionalitas salah satunya dalam
kompetensi menyusun program rencana pembelajaran
dan pelaksanaan pembelajaran.
4.3.3.4. Pengamatan
Pada tahap pengamatan supervisi kunjungan
kelas terdapat beberapa temuan di SDN 3 Sumberejo
yaitu adanya peningkatan pada profesionalitas guru
kelas dalam pelajaran IPA
Hasil penilaian pemeriksaan dokumen RPP Siklus
2 (tindak lanjut) dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai
berikut:
15
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Pemeriksaan Dokumen
RPP Siklus 2
w
Dari tabel 4.4 pemeriksaan dokumen RPP dapat
dituliskan nilai tertinggi 90, nilai terendah 85 dengan
rata-rata nilai persentasi adalah 88 sehingga memiliki
kategori baik (B).
Pada pemeriksaan dokumen RPP tahap 2 ini
semua komponen sudah memperoleh rata-rata skor
diatas 4 sehingga termasuk dalam kategori baik (B).
Selanjutnya hasil penilaian pengamatan
pelaksanaan pembelajaran siklus 2 dapat dilihat pada
tabel 4.5 sebagai berikut:
Dari tabel 4.5 dapat dituliskan nilai tertinggi 90
dengan nilai terendah 87,5 dengan rata-rata nilai adalah
87 sehingga memiliki nilai kategori baik (B) artinya
komponen dalam pelaksanaan pembelajaran sudah
16
memperoleh rata-rata skor 4 sehingga termasuk kategori
baik(B).
Berdasarkan data diatas pada supervisi siklus 2
karena sudah mendapat pembinaan dan perbaikan
secara individu,klasikal dan diskusi dari kepala sekolah
diketahui semua mengalami peningkatan dalam
dokumen RPP juga pada waktu kegiatan pembelajaran
yang tadinya 50% dalam kategori cukup pada siklus 1
sekarang 100% sudah mengalami peningkatan pada
siklus 2 ini menjadi kategori baik.
Hal ini ditegaskan kepala sekolah yang mengatakan
“Tindak lanjut saya setelah melakukan supervisi ya seperti
tadi, salah satunya memotivasi para guru, kemudian berupa
pengiriman peraturan-peraturan untuk beberapa guru yang
dalam pelaksanaan supervisi dirasa perlu untuk
mengikutinya. Misalnya ketika saya melakukan supervisi di salah satu kelas dan guru itu dalam mengajarnya kurang
atau bagaimana maka sebagai umpan balik atau tindak
lanjut saya tentunya akan memanggil guru tersebut untuk
berdiskusi dan tentunya memberi saran dan tanggapan saya
mengenai kekurangan pembelajaran tadi”. (wawancara
tanggal 19 Maret 2016)
Menurut informan 4
“Kesulitan-kesulitan itu akan teratasi dengan supervisi
kunjungan kelas, dengan melihat dan mencatatnya pada
lembar pelaksanaan pembelajaran, kepala sekolah
memberikan pembinaan dan saran”. (wawancara tanggal 24 maret 2016)
Lebih lanjut informan 6
“Ya, dapat mengatasi kesulitan guru dalam KBM karena
dalam supervisi kepala sekolah memberi bimbingan apa
yang menjadi kesulitan itu dan dapat mengatasinya “.(wawancara tanggal 25 maret 2016)
17
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat
disimpulkan supervisi pad siklus 2 dengan teknik
supervisi kunjungan kelas digunakan untuk
memperbaiki kelemahan guru dan mengatasi kesulitan
guru dalam kegiatan pembelajaran sesuai standar
keberhasilan dan pembinaan penyusunan RPP yang
sesuai dengan permendiknas No 41 tahun 2007 dapat
meningkatkan Profesionalitas Guru.
4.3.3.5. Refleksi 2
Setelah pelaksanaan supervisi akademik kunjungan
kelas kepala sekolah melakukan refleksi. Kepala sekolah
mencatat hasil temuanya ketika mensupervisi guru
kemudian mengadakan diskusi dan Pembinaan secara ,
individu, klasikal Kepada Guru dengan memperdalam
pada program kegiatan pembelajaran. Kepala sekolah
menyampaikan hasil catatan, baik berupa kelebihan-
kelebihan maupun kelemahan-kelemahan saat
mengajar. Pada kelebihan-kelebihan disarankan kepala
sekolah untuk dipertahankan dan ditingkatkan lagi dan
untuk kelemahan-kelemahan diberi solusi dan saran
pemecahanya menurut Pidarta (2009:108) bagi guru
yang membutuhkan supervisi tindak lanjut karena
belum dapat memperbaiki kelemahanya, sehinga
profesionalitas guru dapat tercapai.
Jadi tahap refleksi sebagai pertimbangan bagi kepala
sekolah apakah guru sudah mengalami peningkatan
dan perubahan guru dalam membuat RPP dan
18
mengimplementasikan dalam pembelajaran yang sesuai
dengan Permendiknas No 41 Tahun 2007 tentang
standar proses sehingga profesionalitas guru dapat
tercapai. Disiklus 2 Sudah ada peningkatan yang
diharapkan jadi refleksi ini sebagai bahan pelaksanaan
tindak lanjut berikutnya.
4.3.3.6. Tahap Tindak Lanjut
Kepala sekolah memberikan tahap tindak lanjut
setelah pemberian supervisi kunjungan kelas sangatlah
penting sebagai bentuk perhatian kepala sekolah
dalam memberikan follow up pada permasalahan
supervisi.tahap tindak lanjut dimaksudkan untuk
melanjutkan pembinaan, Penguatan dan penghargaan
diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar
dalam penyusunan RPP dan pengelolaan pembelajaran
dikelas secara profesional.
Pembinaan dilakukan agar semua guru lebih
optimis dalam perbaikan penyusunan RPP dan
pengelolaan kelas agar lebih kondusif. Tahap tindak
lanjut ini dinilai sangat penting untuk keberlanjutan
program supervisi, sebagaimana dikemukakan Muslim
(2013:68) bahwa:
“supervisor harus memiliki kompetensi teknis
khususnya bidang akademik berkaitan dengan
pekerjaan orang-orang yang disupervisi, karena sasaran
utama dari kegiatan supervisi adalah guru dengan tugas
utamanya melaksanakan KBM. Guru juga diberi kesempatan untuk mengikuti
pelatihan, penataran-penataran sehingga profesionalitas
19
guru yang diharapkan dapat tercapai secara mendalam.
4.3. Pembahasan
Pada pembahasan hasil penelitian ini siklus 1
dengan tindakan awal kepala sekolah memeriksa dan
mengamati pelaksanaan pembelajaran kelas diperoleh
nilai untuk guru kelas 1 yaitu 60, guru kelas 2 yaitu 65,
guru kelas 3 yaitu 75, guru kelas 4 yaitu 67,5 , guru
kelas 5 yaitu 77,5 , guru kelas 6 yaitu 80. Pada proses
supervisi 50 % guru mendapat nilai kategori cukup
siklus 1 masih terdapat guru yang belum paham isi dan
sistematika dalam penyusunan RPP yang sesuai dengan
Permendiknas No 41 meskispun kepala sekolah sudah
memberi bimbingan dalam bentuk klasikal, sedangkan
siklus 2 setelah mendapat pembimbingan secara
individu diperoleh nilai untuk guru kelas 1 yaitu 87,5 ,
guru kelas 2 yaitu 90, guru kelas 3 yaitu 90, guru kelas
4 yaitu 87,5 , guru kelas 5 yaitu 85, guru kelas 6 yaitu
90. Artinya sudah 100% guru dalam kategori baik pada
pemeriksaan dokumen RPP ini.
Pada siklus 1, masih 50% guru yang RPP belum
sesuai dengan permen No 41 tahun 2007 dan guru
belum maksimal dalam mengimplemetasikan dalam
Pelaksanaan pembelajaran sesuai standar keberhasilan
yaitu menetapkan prinsip-prinsip pengembangan materi
yaitu prinsip kesesuaian antara pengembangan materi
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, yang
20
kedua prinsip keajegan antara materi dan KD harus
sama, yang ketiga prinsip kecukupan maksudnya dalam
memberi materi kepada siswa tidak terlalu sedikit dan
terlalu banyak, standar keberhasilan yang kedua adalah
dalam penyusunan materi harus jelas, standar yang
ketiga pengembangan sumber belajar tidak harus mahal
bisa menggunakan lingkungan sekitar, standar keempat
adalah penulisan lembar kerja siswa keempat diperoleh
dari 14 aspek yang terdapat pada lembar pengamatan
yang di amati oleh kepala sekolah pada siklus 2
diperoleh nilai untuk guru kelas1 yaitu 65,7 , guru kelas
2 yaitu 62,8 , guru kelas 3 yaitu 76, guru kelas 4 yaitu
62,8 , guru kelas 5 yaitu 77 , guru kelas 6 yaitu 80. 50%
guru masih dalam kategori cukup. Sedangkan pada
pelaksanaan pembelajaran Siklus 2 setelah mendapat
pembimbingan secara individu diperoleh nilai untuk
guru kelas 1 yaitu 90, guru kelas 2 yaitu 80, guru kelas
3 yaitu 88,5 , guru kelas 4 yaitu 88,5 , guru kelas 5 yaitu
87,5 , guru kelas 6 yaitu 90, sehingga semua guru sudah
memperoleh nilai dalam kategori baik.
Berdasarkan data tersebut diatas dapat ditarik
kesimpulan dengan supervisi kunjungan kelas
mengalami peningkatan profesionalitas dalam dengan
nilai rata-rata pemeriksaan RPP dari 71 menjadi 88, dan
pada pelaksanaan pembelajaran memperoleh nilai rata-
rata dari 70 menjadi 87, sehingga semua guru mendapat
nilai dalam kategori baik. Berarti penelitian supervisi
21
kunjungan kelas dengan tindakan 1 dan 2 berhasil
meningkatkan profesionalitas guru dalam
pembelajaran. Semua itu dibuktikan pada tabel 4.6
diperoleh hasil perbandingan antara supervisi siklus 1
dan siklus 2.
Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Dokumentasi
Siklus 1) dan Siklus (2)
Pada tabel diatas dapat dilihat hasil siklus1
penyusunan RPP secara keseluruhan masih berada
kategori cukup dengan nilai 71 pada siklus 2 mengalami
peningkatan 88 pada kategori baik. dan hasil siklus 1
pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan masih
berada kategori cukup dengan nilai 70 pada siklus 2
sebesar 87 berada pada kategori baik.
22
Berdasarkan kondisi tersebut kemampuan guru
dalam pengelolaan pembelajaran sudah dinilai baik. Hal
ini menunjukan tingkat profesionalitas guru diSDN 3
Sumberejo dilihat dari penyusunan RPP dan
pelaksanaan pembelajaran. Menurut Sagala (2010:32)
kegiatan pengajaran dan pendidikan disekolah akan
berhasil jika kegiatan belajar dikelas dapat dikendalikan
oleh pendidik dengan baik dan dengan memberikan
layanan belajar yang berkualitas kepada peserta
didiknya. Lebih lanjut dikemukakan oleh Daryanto
(2013:14) upaya profesional adalah upaya seorang guru
untuk metranformasikan kemampuan profesional yang
dimilikinya ke dalam tindakan mendidik dan mengajar
secara nyata.
4.3.1. Peningkatan Profesionalitas Guru
Keberhasilan program pendidikan disebabkan
adanya guru yang profesional adalah orang yang
mempunyai ketrampilan khusus dalam mendidik,
membimbing, mengarahkan , menilai dan mengevaluasi
sehingga bisa menghasilkan pembelajaran yang
kondusif. Kompetensi yang harus dimiliki guru
profesional melalui supervisi akademik kunjungan kelas
salah satunya yaitu penyusunan program dan
pelaksanaan pembelajaran sebagai acuannya adalah
Permendiknas No.41 Tahun 2007 tentang Standar
Proses.
23
Pada penelitian ini dari pembahasan dijelaskan
pada siklus 1, setelah mendapatkan tindakan oleh
kepala sekolah yaitu pemeriksaan lembar penyusunan
RPP dan lembar pengamatan pembelajaran,
Pembimbingan secara klasikal pada 6 guru kelas SD 3
Sumberejo hanya ada 3 guru yang dapat memperoleh
nilai kategori baik sedangkan yang lain masih mendapat
nilai kategori cukup, jadi pad siklus 1 masih 50% guru
yang belum paham dalam penyusunan RPP yang sesuai
dengan Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang
standar proses baik isi maupun sistematikanya yang
belum maksimal dalam mengimplementasikannya
dalam pelaksanaan pembelajaran.
Pada siklus 1 belum ada peningkatan yang
diharapkan karena menurut Zahroh (2015:43)
Profesionalitas guru adalah kualitas guru yang
memiliki kemampuan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melkukan tugas dan
fungsinya sebagai guru dengan baik yang didukung
dengan kemampuan maksimal.
Berdasarkan pernyataan Zahroh maka perlu
dilanjutkan pada siklus 2.
Pada siklus 2 kepala sekolah melakukan tindakan
2 yaitu pemeriksaan lembar penyusunan RPP dan
lembar pengamatan pelaksanaan pembelajaran,
melakukan pembimbingan dan pembinaan secara
individu, klasikal, diskusi tentang bagaimana
memperbaiki penyusunan RPP dan
24
mengimplementasikan dalam pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan Permendiknas No. 41
Tahun 2007 tentang standar proses.
Dengan pembimbingan secara individu, klasikal,
diskusi Guru lebih memahami bagaimana menyusun
RPP dan pengimplementasikan dalam pelaksanaan
pembelajaran yang sesuai dengan Permendiknas No. 41
Tahun 2007 tentang standar proses. Pada siklus 2 dari
lembar pemeriksaan dokumen RPP dan lembar
pengamatan pelaksanaan pembelajaran semua guru
mendapat nilai kategori baik, maka terjadi peningkatan
profesionalitas guru
4.3.2. Supervisi Kunjungan Kelas Sebagai Upaya
Peningkatan Profesionalitas Guru
Pelaksanaan penelitian supervisi akademik
kunjungan kelas pada dasarnya mengefektifkan
kegiatan supervisi telah memperoleh hasil yang baik
dibanding sebelum adanya supervisi kunjungan kelas
oleh kepala sekolah. Artinya supervisi akademik
kunjungan kelas dapat meningkatkan profesionalitas
guru dalam penyusunan program rencana pelaksanaan
pembelajaran yang sesuai dengan permendiknas No 41
tahun 2007 tentang standar proses dan pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan standar keberhasilan
ditambah dilakukan tindak lanjut diskusi, pembibingan,
25
pembinaan secara individu, klasikal membuat guru lebih
baik dalam mengajar.
Hal ini sama terjadi pada penelitian yang
dilakukan penelitian terdahulu yaitu Dalawi, Amrazi
Zakso, dan Usman Radiana (2013) yang menyimpulkan
bahwa kompetensi profesional mengalami peningkatan
setelah adanya supervisi akademik kunjungan kelas hal
ini menyimpulkan peningkatan kompetensi
profesionalitas guru, meningkatkan efektifitas proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa.
4.3.3. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam
Supervisi Akademik Kunjungan Kelas.
Ada beberapa faktor pendukung dan penghambat
dalam supervisi akademik kunjungan kelas. Faktor
pendukung antara lain banyak guru – guru yang
disupervisi sudah mempunyai sertifikat pendidik,
sehingga ada aspek-aspek kompetensi profesional yang
dikuasai seorang guru.yang kedua banyak seminar-
seminar atau diklat, workshop yang pernah mereka ikuti
juga untuk meningkatkan kualitas dalam mengajar.
Sedangkan faktor penghambat dalam supervisi
akademik kunjungan kelas antara lain yang pertama
menurut Sagala (2009:89) para guru menganggap
supervisi sebagai inpeksi saja, hanya mencarai
kesalahan guru dalam mengajar bukan sebagai supervisi
26
yaitu supervisi sebagai bantuan guru dalam
meningkatkan kualitas mengajar untuk membantu
peserta didik Agar lebih baik dalam belajar, yang kedua
adalah kurangnya waktu kepala sekolah dalam
mensupervisi guru secara efektif dan
berkesinambungan, yang ketiga masih terbatasnya
kemampuan supervisor dalam mensupervisi guru itu
terjadi dari latar belakang akademiknya atau kurangnya
sarana dan prasarana yang ada disekolah.
27