51
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Profil SD Negeri Sukomarto
SD Negeri Sukomarto merupakan sebuah sekolah
yang terletak di pinggiran kota Temanggung, tepatnya
di Desa Sukomarto Kecamatan Jumo Kabupaten
Temanggung. Sekolah ini berdiri pada tahun 1979 di
atas tanah seluas 1600M² dengan luas bangunan
744M².
Pada tahun pelajaran 2014/2015 ini SD Negeri
Sukomarto memiliki 6 rombongan belajar, dengan
jumlah siswa 74 siswa yang terdiri dari kelas I16 siswa,
kelas II 12 siswa, kelas III 9 siswa, kelas IV 13 siswa,
kelas V 12 siswa dan kelas VI 12 siswa.
Jumlah pendidik dan tenaga kependidikan di SD
Negeri Sukomarto pada Tahun Pelajaran
2014/2015berjumlah 12 orang, dengan perincian
sebagi berikut: 1 orang Kepala Sekolah, 10Guru
kelas/bidang studi yang terdiri dari 7Guru Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan 3Guru Tidak Tetap (GTT) serta 1
orang penjaga sekolahyangberstatus tenaga tidak tetap.
Sarana prasarana yang dimiliki SD Negeri
Sukomarto adalah 6 ruang kelas, 1 ruang UKS,1 ruang
perpustakaan, 1 ruang guru,1 ruang kepala sekolah, 1
buah musholla, dan 3 WC siswa serta 2 WC guru.
Prestasi yang diraih dalam berbagai perlombaan
antara lain, juara 1 Khitobah Putra tahun 2011 tingkat
Kecamatan Jumo, Juara 1 Khot dan kaligrafi tahun
2011 tingkat Kecamatan jumo, juara 2 rebana tahun
52
2011 tingkat Kecamatan jumo, juara1 cerita bergambar
putra tahun 2014 tingkat Kecamatan Jumo, juara 1
seni lukis putri tahun 2014 tingkat Kecamatan Jumo,
juara 3 seni tari putra dan putri tingkat Kecamatan
Jumo, dan masih banyak lagi kejuaraan lainya yang
dapat diraih. Namun sayang belum pernah meraih
kejuaraan di tingkat kabupaten Temanggung.
SD Negeri Sukomarto memiliki visi dan misi
sekolah untuk mewujudkan tujuan sekolah. Adapun
visi SD Negeri Sukomarto adalah “Terwujudnya Warga
Sekolah yang Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Berprestasi, Trampil dan Berbudaya”. Dan misi sekolah
adalah sebagai berikut: meningkatkan ketaqwaan
kepada Tuhan yang Maha Esa; memupuk kesadaran
menjalankan ibadah dan mengamalkan ajaran
agamanya masing-masing; menyelenggarakan kegiatan
belajar mengajar yang efektif; menyelenggarakan
kegiatan ekstra kurikuler dan kokurikuler.
Visi dan misi yang dimiliki sekolah dibuat untuk
menunjang kegiatan sekolah dalam mencapai tujuan
sekolah yaitu: terlaksananya ajaran agama, dan
kepercayaannya dalam kehidupan sehari-hari; meraih
prestasi akademik maupun non akademik siswa
minimal masuk peringkat sepuluh tingkat kecamatan;
meningkatkan hasil pembelajaran siswa sehingga
mampu bersaing dengan sekolah lain; meningkatkan
potensi siswa melalui kegiatan ekstra kurikuler
pramuka, rebana, tari, dan mengadakan jam-jam
tambahan untuk bidang studi matematika, Ilmu
Pengetahuan Alam, dan Bahasa Indonesia; menguasai
ketrampilan hidup sebagai bekal studi lanjut;
53
meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
seni budaya dalam kehidupan sehari-hari sebagai hasil
pembelajaran.
Sesuai dengan Kepmendiknas Nomor
044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite
Sekolah, maka pada tanggal 25 Juli 2011
dilaksanakan pembentukan Komite Sekolah sekaligus
pemilihan pengurus untuk periode 2011-2015.
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Kinerja Komite Sekolah Sebagai Badan
Pemberi Pertimbangan (Advisory Agency) di SD
Negeri Sukomarto Jumo Temanggung
Kinerja Komite Sekolah dalam peranya sebagai
badan pertimbangan diantaranya adalah pertama
melaksanakan progam perencanaan sekolah, dengan
mengidentifikasi sumber daya pendidikan dalam
masyarakat, memberikan masukan terhadap
penyusunan dan pengesahan RAPBS,
menyelenggarakan rapat RAPBS, maupun memberikan
pertimbangan tentang perubahan RAPBS. Dari hasil
wawancara dengan beberapa informan, menunjukkan
bahwa kinerja Komite Sekolah di SD Negeri Sukomarto
dalam perencanaan sekolah, sudah berjalan sesuai
dengan peran dan fungsinya. Sekolah selalu
mengundang Komite Sekolah dalam penyusunan
RAPBS. Dalam rapat tersebut Komite sekolah selalu
memberikan masukan, pertimbangan dan juga ikut
mengesahkan RAPBS. Seperti yang disampaikan oleh
Sariyadi selaku ketua Komite Sekolah SD Negeri
Sukomarto sebagai berikut:
54
RAPBS disusun oleh kepala sekolah dan guru atau tenaga pendidik, tetapi Komite Sekolah juga memberikan
masukan dan pertimbangan dalam penyususnanya.
Setelah konsep tersusun, sekolah mengundang pengurus
lainya untuk membahas konsep tersebut. Terjadilah
kesepakatan antara pihak sekolah dan Komite Sekolah. Kemudian pihak sekolah mengundang orang tua murid
untuk membahas konsep RAPBS yang telah disetujui oleh
sekolah dan Komite Sekolah. Setelah orang tua murid
setuju dengan konsep itu, maka sekolah beserta Komite
Sekolah mengesahkan RAPBS tersebut. (wawancara
tanggal 28 Maret 2015)
Hal tersebut dipertegas lagi dengan Yatiman kepala
sekolah SD Negeri Sukomarto sebagai berikut:
Komite Sekolah selalu diikutkan dalam penyusunan RAPBS, dan mereka kami beri kesempatan untuk
memberikan masukan dan pertimbangan. Kemudian
pihak sekolah mengundang orang tua murid untuk
membahas konsep RAPBS. Setelah orang tua murid setuju
dengan konsep tersebut, sekolah beserta Komite Sekolah
mengesahkan RAPBS itu. (wawancara tanggal 1 April 2015)
Budiyarti, S.Pd selaku guru kelas tiga dan juga
sekaligus Bendahara satuKomite Sekolah juga
mengatakan bahwa “Komite Sekolah selalu diikutkan
dalam menentukan dan merumuskan program sekolah,
dan komite juga ikut menetapkan program sekolah
tersebut”.(wawancara tanggal 6 April 2015).
Disamping dari hasil wawancara diatas, hal ini
juga dapat dilihat dari dokumen RAPBS dan daftar
hadir rapat penentuan program sekolah yang peneliti
temukan di lokasi penelitian.
Kinerja Komite Sekolah dalam peranya sebagai
badan pertimbangan yang kedua adalah pelaksanaan
program. Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto sering
memberikan masukan terhadap proses pengelolaan
pendidikan, dan juga memberikan masukan-masukan
terhadap proses pengelolaan dan pembelajaran di
55
sekolah, misalnya memberikan masukan agar sekolah
mengadakan program tambahan jam pelajaran. Seperti
hasil wawancara dengan beberapa informan yang
peneliti peroleh di lapangan, misalnya pernyataan dari
Ketua Komite Sekolah
Dalam rangka menghadapi Ujian Nasional,kami pernah memberikan masukan tentang program tambahan jam
pelajaran, khususnya untuk kelas enam, dan dalam hal
ini pihak sekolah sangat menyetujui sehingga sampai
sekarang masih dilaksanakan. (wawancara tanggal 28
Maret 2015).
Hal ini dipertegas lagi dengan jawaban dari Nok Sarofah
selaku guru kelas enam yang menyatakan bahwa:
Komite sekolah kami sangat memperhatikan tentang mutu
lulusan di sekolah ini. Misalnya tentang jam-jam tambahan seperti pramuka, rebana, tari maupun jam-jam
tambahan tentang materi pelajaran untuk persiapan ujian
kelas VI, dengan cara memberikan saran atau masukan-
masukan tentang guru yang akan memberikan jam-jam
tambahan ataupun tentang materi tambahan yang sebaiknya diberikan kepada siswa (wawancara tanggal 6
April 2015) Dengan adanya program tersebut sedikit demi sedikit
prestasi SD Negeri Sukomarto semakin meningkat baik
dibidang akademik maupun non akademik.
Diantaranya adalah hasil ujian kelas enam semakin
meningkat yaitu tahun 2010/2011 peringkat 11
kecamatan tahun 2011/2012 peringkat 10 kecamatan ,
tahun 2012/2013 peringkat 8 kecamatan, serta yang
terakhir tahun 2013/2014 peringkat 8 kecamatan.
Padahal sebelum tahun 2010/2011 SD Negeri
Sukomarto belum pernah menduduki peringkat
sepuluh besar kecamatan.
Sedangkan untuk bidang non akademik yang
semula jarang sekali mendapatkan kejuaraan
56
walaupun ditingkat kecamatan, akhir-akhir ini banyak
sekali mendapatkan kejuaraan seperti dapat penulis
uraikan pada tabel di bawah ini
Tabel 4.1
Kejuaraan yang di Peroleh SD Negeri Sukomarto
Dari TahunPelajaran 2010/2011 s.d 2014/2015
NO JENIS LOMBA PERINGKAT TINGKAT TAHUN
1 Khitobah PA I Kecamatan 2011
2 Khot dan Kaligrafi PI I Kecamatan 2011
3 Khot dan Kaligrafi PA II Kecamatan 2011
4 Rebana II Kecamatan 2011
5 Tilawatil Qur’an PA II Kecamatan 2011
6 Tilawatil Qur’an PI III Kecamatan 2011
7 Khitobah PI III Kecamatan 2011
8 Musabaqoh Tilawatil Qur’an
III Kecamatan
2012
9 Seni Lukis I Kecamatan 2014
10 Cerita Bergambar I Kecamatan 2014
11 Seni Tari Daerah PA III Kecamatan 2014
12 Seni Tari Daerah PI III Kecamatan 2014
13 Musabaqoh Tilawatil
Qur’an I
Kecamatan 2014
14 Khot dan Kaligrafi PA I Kecamatan 2014
15 Khot dan Kaligrafi PA II Kecamatan 2015
16 Khitobah PA I Kecamatan 2015
17 Tilawah PA III Kecamatan 2015
18 Khot dan Kaligrafi PI III Kecamatan 2015
19 Menyanyi Tunggal PI II Kecamatan 2015
20 Pantomom III Kecamatan 2015
21 Lukis II Kecamatan 2015
Hal ini berarti salah satu tujuan sekolah SD
Negeri Sukomarto sudah tercapai yaitu meraih prestasi
akademik maupun non akademik siswa minimal masuk
peringkat sepuluh tingkat kecamatan.
Sedangkan peran ketiga adalah dalam hal
pengelolaan sumberdaya pendididkan baik sumberdaya
manusia, sarana dan prasarana maupun anggaran,
57
Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto aktif memberikan
pertimbangan. Anggota Komite Sekolah mayoritas
warga asli penduduk sekitar sekolah, bahkan ketua
Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto adalah perangkat
desa tersebut, sehingga untuk mengidentifikasi potensi
sumberdaya masyarakat dapat dilakukan dengan
mudah. Misalnya sewaktu sekolah akan mencari dana
untuk membangun mushola, Komite Sekolah
mengusulkan agar hal tersebut dilakukan setelah
musim tembakau, seperti yang disampaikan Budiyarti
Guru kelas tiga sekaligus bendahara satu Komite
Sekolah sebagai berikut:
Dulu waktu mau membangun mushola Komite Sekolah
mengusulkan untuk permohonan dana pembangunan mushola sebaiknya jangan dilakukan sekarang, karena
masyarakat disini sebagaian besar petani tembakau
dan sekarang baru musim tanam, sehingga uangnya
baru untuk biaya penanaman tembakau. Sebaiknya
permohonan dana ini dilakukan setelah musim panen saja (wawancara tanggal 6 April 2015).
Dalam pengelolaan sarana dan prasarana serta
anggaran sekolah, Komite selalu memberikan
pertimbangan baik yang bersifat teknis maupun
anggaran. Hal ini dibuktikan dengan adanya
pembahasan bersama antara sekolah dengan Komite
Sekolah dalam rencana pengadaan laptop, wastafel,
pembangunan mushola sekolah dan lain-lain. Seperti
yang disampaikan Rohmadi selaku bendahara dua
Komite Sekolah
Komite selalu memberikan pertimbangan dalam hal
pengelolaan sumberdaya pendidikan baik sumberdaya manusia, sarana dan prasarana maupun anggaran,
misalnya sewaktu sekolah membutuhkan laptop,
almari kelas, wastafel dan sarpras lainya, sekolah
58
mengadakan musyawarah dengan Komite Sekolah dan Komite selalu memberikan solusinya sehingga dapat
direalisasikan (wawancara tanggal 4 April 2015).
Dari beberapa uraian diatas menunjukkan bahwa
kinerja Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto sebagai
badan pemberi pertimbangan dalam menjalankan
fungsi perencanaan sekolah, pelaksanaan program, dan
pengelolaan sumberdaya pendidikan telah berjalan
dengan baik. Hal ini sesuai dengan amanat pemerintah
yang tertuang dalam indikator kinerja Komite Sekolah
oleh tim Pengembangan Komite Sekolah Ditjen
Dikdasmen sebagai badan pertimbangan.
4.2.2. Kinerja Komite Sekolah Sebagai Badan
Pendukung (Supporting Agency) di SD
Negeri Sukomarto Jumo Temanggung
Kinerja Komite Sekolah sebagai badan pendukung
(supporting agency) di SD Negeri Sukomarto, dalam hal
pengelolaan sumber daya sekolah dilakukan dengan
memantau kondisi ketenagaan pendidikan di sekolah,
mobilisasi guru sukarelawan untuk menangggulangi
kekurangan guru di sekolah, serta mobilisasi tenaga
kependidikan non guru untuk mengisi kekurangan di
sekolah. Seperti yang disampaikan oleh Kepala Sekolah
bahwa:
Jika terdapat kekurangan guru, Komite Sekolah
mengusulkan kepada Dinas Pendidikan melalui Kepala
Sekolah. Apabila Dinas tidak memberikan tenaga guru
itu, maka dicari guru honorer/GTT untuk melengkapi
kekurangan guru tersebut (wawancara tanggal 1 April 2015).
Komite Sekolah juga menyampaikan hal yang sama Jika terjadi kekurangan guru, Komite Sekolah mengusulkan kepada dinas pendidikan melalui Kepala
59
Sekolah. Apabila Dinas tidak memberikan, maka dicari guru honorer (wawancara tanggal 28 Maret 2015).
Dari hasil pengamatan juga memperkuat hal tersebut,
karena di sekolah itu ada empat tenaga honorer yang
terdiri dari tiga orang guru dan satu orang penjaga
sekolah. Sedangkan untuk pengelolaan sarana dan
prasarana Komite Sekolah mamantaunya bersamaan
dengan rapat-rapat di sekolah. Seperti yang
disampaikan oleh Novia Widiastuti selaku sekretaris
Komite Sekolah yang menyatakan bahwa:
Sewaktu ada rapat, komite sering menyempatkan
untuk memantau, dan melihat kondisi sarana dan
prasarana sekolah yang ada. Apabila ada sarana dan prasarana yang dibutuhkan sekolah, maka komite
sekolah akan musyawarah dengan pihak sekolah untuk
mengusahaanya (wawancara tanggal 4 April 2015).
Hal tersebut diperkuat dengan jawaban dari Kepala Sekolah yang menyatakan bahwa:
Sewaktu ada rapat Komite Sekolah sering sekalian
memantau, dan melihatnya secara langsung kondisi sarana dan prasarana sekolah yang ada. Apabila ada
sarana dan prasarana yang kami butuhkan tetapi
belum punya, maka kita bahas bersama (wawancara
tanggal 1 April 2015).
Selain itu Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto juga
mengkoordinir bantuan sarana dan prasarana dari
masyarakat kepada sekolah serta mengevaluasi
pelaksanaanya. Hal ini dibuktikan dengan adanya
usaha memobilisasi dan mengkoordinasi dukungan dan
bantuan pembangunan mushola sekolah, yang pada
waktu itu sangat dibutuhkan baik oleh siswa sendiri
maupun oleh semua guru. Karena semua siswa dan
guru di SD Negeri Sukomarto beragama Islam, tetapi
tidak punya mushola. Padahal sekolah tersebut sering
ada jam-jam tambahan, sehingga kalau akan
melaksanakan sholat dhuhur sering kesulitan. Untuk
60
menyikapi hal tersebut maka pihak sekolah
mengadakan rapat dengan Komite Sekolah. Hasil rapat
memutuskan akan membangun mushola dengan cara
infak dari dewan guru dulu sebagai modal
pembangunan. Kemudian kepala sekolah beserta
Komite Sekolah mengadakan kerjasama dengan
pemerintah Desa Sukomarto dan bersama-sama
membuat proposal sederhana. Dalam hal ini kepala
desa sangat mendukung dan langsung menyumbang
batu-bata sebanyak yang dibutuhkan untuk
pembangunan mushola tersebut. Bahkan komite dan
perangkat desa sendiri yang mencarikan dana ke
masyarakat lewat pertemuan-pertemuan di desa,
sampai terkumpul dana yang cukup untuk
pembangunan mushola. Seperti yang disampaikan oleh
Budiyarti, S. Pd guru kelas tiga dan juga bendahara
satu Komite Sekolah
Tentang sarana dan prasarana yang diperbantukan di
sekolah komite selalu memberikan dukungan, bahkan waktu pembangunan mushola, Komite Sekolah yang
berusaha mencari dana dan mengurusinya sampai
pembangunan selesai. Dan sekarang Komite Sekolah
sedang merencanakan membuka tembok antara ruang
kelas empat dan kelas lima, agar dapat untuk rapat-rapat atau pertemuan, dan kemarin komite sudah mendapatkan
bantuan dari desa sebesar 1,5 juta rupiah. (wawancara
tanggal 6 April 2015)
Dukungan yang diberikan oleh Komite Sekolah
SD Negeri Sukomarto tidak hanya sebatas dukungan
dana saja, tetapi juga dukungan tenaga dan pikiran.
Seperti pada waktu SD Negeri Sukomarto belum punya
laptop, padahal semua laporan dianjurkan untuk
diketik memakai laptop, maka Komite Sekolah
mengusahakanya dengan cara melelang bungkaran
61
bangunan, karena kebetulan waktu itu SD Negeri
Sukomarto baru saja menerima bantuan berupa ruang
kelas baru dari DAK, maka bungkaran yang masih bisa
dipakai dikumpulkan kemudian dilelang oleh Komite
Sekolah dan hasilnya untuk membeli laptop dan
printer, seperti yang disampaikan oleh kepala sekolah
SD Negeri Sukomarto Yatiman, S. Pd
Untuk sarana dan prasana, Komite Sekolah kami
sangat berperan penting. Bahkan waktu sekolah kami butuh laptop, Komite Sekolah yang mempunyai ide
untuk melelang bungkaran gedung yang sudah tidak
terpakai, dan hasil lelangan tersebut diserahkan
kepada kami untuk membeli laptop (wawancara
tanggal 1 April 2015).
Selain itu sewaktu sekolah membutuhkan wastafel
untuk menanamkan budaya cuci tangan kepada siswa,
Komite Sekolah juga mengusahakan lewat PAMSIMAS
(Penyediaan Air Minum dan Sanitasi berbasis
Masyarakat). Hal ini dapat dilihat dari hasil opservasi,
di sana setiap kelas sudah ada wastafelnya. Dan masih
banyak lagi bantuan-bantuan kepada sekolah untuk
memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan,
yang dapat penulis sajikan dalam bentuk tabel berikut:
62
Tabel 4.2
Sarana Prasarana Hasil Kerjasama Antara Komite Sekolah dengan
Pihak Sekolah Dari Tahun 2010 s.d 2015
NO SARANA DAN
PRASARANA SUMBER DANA
1 Sambungan aliran
listrik Pengembangan DAK Th 2010
2 Tempat parkir Wali murid
3 WC siswa Sumbangan dari desa
4 Wastafel Komite Sekolah kerjasama dengan PAMSIMAS
5 Almari kelas I
Kenang-kenangan dari wali
murid kelas VI tahun pelajaran
2010/2011
6 Almari kelas II Kenang-kenangan dari wali
murid kelas VI tahun pelajaran
2011/2012
7 Almari kelas III Kenang-kenangan dari wali murid kelas VI tahun pelajaran
2012/2013
8 Mushola Infak dari para guru, wali
murid dan masyarakat sekitar
Dengan semakin lengkapnya sarana dan
prasarana yang dimiliki SD Negeri Sukomarto, maka
akan mendukung kelancaran proses belajar mengajar
di sekolah, sehingga akan berdampak pada
peningkatan mutu pendidikan.
Kinerja Komite Sekolah sebagai badan
pendukung dalam pengelolaan anggaran dilakukan
dengan memantau kondisi anggaran sekolah dari
laporan yang diberikan oleh Kepala Sekolah. Dalam hal
mobilisasi dukungan anggaran sekolah dilakukan oleh
Komite Sekolah dengan mendorong perhatian dan
bantuan dana dari masyarakat. Sewaktu peneliti
menanyakan hal itu kepada kepala sekolah tentang
bagaimana Komite Sekolah mengkoordinasikan
63
dukungan terhadap anggaran pendidikan di sekolah,
beliau menjawab
Komite Sekolah selalu mengajak semua fihak khususnya
wali murid untuk mendukung anggaran yang telah ditetapkan oleh komite dan sekolah, bahkan setiap akhir
tahun ajaran, Komite Sekolah mengkoordinir wali murid
kelas enam untuk memberikan kenang-kenangan (
wawancara tanggal 1 April 2015). Hal itu sama dengan jawaban dari ketua Komite
Sekolah, Sariyadi
Kami menganjurkan kepada semua fihak khususnya wali
murid untuk mendukung anggaran yang telah ditetapkan
oleh komite dan sekolah, yang dikelola oleh sekolah, dan Komite Sekolah hanya memantau saja. Bahkan setiap
akhir tahun ajaran, Komite Sekolah mengkoordinasikan
wali murid kelas enam untuk memberikan kenang-
kenangan (wawancara tanggal 28 Maret 2015).
Komite Sekolah juga mengevaluasi pelaksanaan
dukungan anggaran dua kali dalam setahun, seperti
yang disampaikan oleh kepala sekolah “Evaluasi
anggaran dilakukan rata-rata setiap tahunya dua kali,
yaitu di tengah tahun dan akhir tahun” (wawancara
tanggal 1 Apil 2015). Hal itu juga disampaikan oleh
ketua Komite Sekolah
Evaluasi anggaran sering dilakukan di tengah tahun dan
akhir tahun. Evaluasi di tengan tahun dengan tujuan untuk mengetahui jumlah anggaran yang telah masuk
dan yang telah digunakan, serta kendalanya. Sedangkan
di akhir tahun bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat ketercapaianya dan untuk merencanakan RAPBS
tahun berikutnya (wawancara tanggal 28 Maret 2015). Dari hasil wawancara, dokumentasi dan
pengamatan, dapat disimpulkan bahwa kinerja Komite
Sekolah sebagai badan pendukung (supporting agency)
di SD Negeri Sukomarto sudah dilaksanakan sesuai
peran dan fingsinya yaitu dengan mengelola
sumberdaya, sarana dan prasarana serta mengelola
anggaran.
64
4.2.3. Kinerja Komite Sekolah Sebagai Badan
Pengontrol (Controlling Agency) di SD Negeri
Sukomarto Jumo Temanggung
Kinerja Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto
sebagai badan pengontrol (controlling agency) dilakukan
dengan mengontrol perencanaan pendidikan di sekolah
yang meliputi proses pengambilan keputusan, kualitas
kebijakan, proses perencanaan pendidikan,
pengawasan terhadap kualitas perencanaan sekolah,
dan pengawasan terhadap kualitas program sekolah.
Komite Sekolah mengontrol perencanaan
pendidikan tersebut bersamaan dengan rapat. Misalnya
waktu rapat penentuan RAPBS di sekolah, rapat pleno
dan sebagainya. Disamping itu Komite Sekolah juga
mengetahui dari laporan kepala sekolah tentang
perencanaan pendidikan tersebut. Jadi tidak ada
jadwal khusus mengontrol, sehingga tidak bisa
dilaksanakan secara periodik (terencana). Sebagaimana
disampaikan oleh kepala sekolah sewaktu peneliti
menanyakan apakah Komite Sekolah pernah
mengontrol kualitas kebijakan di sekolah, jawabanya
“Pernah, tetapi hanya dilakukan bersamaan dengan
rapat-rapat di sekolah, tidak ada waktu-waktu khusus
untuk itu” (wawancara tanggal 1 April 2015). Hal
tersebut diperkuat dengan pernyataan guru kelas
enam, Nok Sarofah, S.Pd yang menyatakan bahwa
“Komite Sekolah hanya sekali-kali saja mengontrol, itu
saja bersamaan waktu ada rapat”(wawancara tanggal 6
April 2015). Ini diperkuat lagi dengan jawaban dari
ketua Komite Sekolah sendiri, beliau mengatakan
bahwa “Pernah mengontrol kwalitas kebijakan di
65
sekolah tetapi itu kami lakukan bersamaan dengan
kalau ada rapat-rapat di sekolah, tidak pada waktu-
waktu khusus” (wawancara tanggal 28 Maret 2015).
Hal ini diperkuat dengan data dokumentasi yang
diperoleh, karena dalam dokumentasi tidak ditemukan
daftar hadir pengontrolan program. Ini disebabkan
Komite Sekolah mempunyai kesibukan sendiri sesuai
dengan profesinya, karena memang di SD Negeri
Sukomarto tidak ada anggaran untuk operasional
Komite Sekolah.
Kinerja Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto dalam
hal memantau pelaksanaan program sekolah, yang
terdiri dari memantau organisasi sekolahmemantau
penjadwalan program sekolahmemantau alokasi
anggaran untuk pelaksanaan program sekolah
memantau sumber daya pelaksana program sekolah
memantau partisipasi stakeholder pendidikan dalam
pelaksanaan program sekolah, juga dilaksanakan
melalui laporan yang disampaikan oleh Kepala Sekolah.
Dalam hal ini Komite Sekolah memberikan masukan
atau saran-saran tentang proses belajar mengajar
kepada sekolah, misalnya menyarankan untuk selalu
memberi tugas rumah kepada siswa agar siswa
tersebut setiap harinya belajar. Dan juga menyarankan
agar setiap tugas rumah yang sudah dikerjakan siswa,
untuk di koreksi biar siswa tidak malas untuk
mengerjakan tugas rumah. Seperti yang disampaikan
oleh Novia Widiastuti sekretaris komite
Kami juga mengawasinya, sehingga program sekolah
tersebut bisa berjalan dengan baik, tetapi kami tidak
punya jadwal khusus untuk itu, kami hanya
66
memantaunya pada saat kami diundang untuk mengikuti rapat saja (wawancara tanggal 8 April 2015).
Hal itu sejalan dengan jawaban dari kepala sekolah
Komite memantau organisasi sekolah berdasarkan laporan kami pada saat rapat. Komite Sekolah tidak ikut terjun
langsung dalam setiap kegiatan siswa, komite hanya
datang pada saat diundang saja” (wawancara tanggal 1
April).
Dan dipertegas lagi dengan jawaban dari ketua Komite
Sekolah Sariyadi
Kami memantau organisasi sekolah berdasarkan laporan
kepala sekolah pada saat rapat. Komite Sekolah tidak ikut
terjun langsung dalam setiap kegiatan siswa, kami datang pada saat diundang saja, karena kami juga mempunyai
pekerjaan sendiri (wawancara tanggal 28 Maret 2015).
Pemantauan terhadap output pendidikan merupakan
bagian dari kinerja Komite Sekolah dalam menjalankan
peran dan fungsinya sebagai badan pengontrol.
Sebagaimana yang dilakukan oleh Komite Sekolah SD
Negeri Sukomarto dalam memantau hasil ujian akhir
sekolah, angka partisipasi sekolah, memantau angka
mengulang sekolah dan memantau angka bertahan di
sekolah dilakukan secara berkelanjutan. Komite
melakukan pemantauan melalui laporan yang
disampaikan oleh Kepala Sekolah
Hasil wawancara diperoleh data bahwa kinerja Komite
Sekolah SD Negeri Sukomarto dalam hal memantau
output pendidikan sudah baik. Komite selalu
memperhatikan hasil ujian akhir sekolah. Apabila
hasilnya kurang baik komite selalu mencari
penyebabnya dan berusaha mencari solusinya. Seperti
yang disampaikan oleh Ketua Komite Sekolah
Dulu pernah ada seorang wali murid yang mengadu
kepada saya bahwa ada seorang guru kalau di kelas
67
selalu sms-an terus sehingga siswanya kurang diperhatikan, maka hal tersebut saya adukan kepada
kepala sekolah. Tidak lama kemudian kepala sekolah
melakukan tindakan, sehingga guru tersebut tidak
melakukanya lagi. Itu semua kami lakukan demi
kemajuan pendidikan serta kelancaran proses belajar mengajar (wawancara tanggal 28 Maret 2015).
Untuk meningkatkan mutu lulusan Komite Sekolah
juga mengusulkan sebelum ujian dilaksanakan untuk
mengadakan mujahadah bersama dengan wali murid,
siswa, dan juga Komite Sekolah, serta guru di mushola
sekolah. Komite Sekolah juga sangat memperhatikan
angka partisipasi sekolah, mereka selalu menganjurkan
kepada wali murid kelas enam untuk menyekolahkan
anaknya ke jenjang lebih lanjut, sehingga waktu ada
anak yang tidak melanjutkan ke SMP/MTs Komite
Sekolah datang ke sekolah untuk melaporkanya,
sehingga kepala sekolah dan guru kelas enam datang
ke rumah siswa tersebut untuk menanyakan apa
penyebabnya. Ternyata penyebabnya karena tidak ada
biaya dan setelah diberikan solusinya, siswa tersebut
bisa melanjutkan ke SMP. Hal tersebut di sampaikan
oleh guru kelas enam Nok Sarofah, S. Pd
Dulu kami pernah mendapat laporan dari ketua komite
bahwa ada anak yang tidak melanjutkan ke SMP,
kemudian saya beserta kepala sekolah datang kerumah orang tua siswa tersebut. Setelah ditanyakan katanya
tidak punya biaya, padahal sebetulnya anaknya ingin
sekali melanjutkan sekolah, maka kami berdua mencoba
bernegosiasi dengan SMP terdekat. Dan syukurlah SMP
tersebut mau menerima anak ini tanpa ditarik biaya apapun, bahkan dari pihak SMP memberikan tiga setel
sragam beserta buku-buku secara gratis. (wawancara
tanggal 6 April 2015)
Hal ini dipertegas dengan jawaban kepala sekolah dan
Komite Sekolah bahwa dulu ada anak yang tidak bisa
melanjutkan ke SMP, setelah diselidiki ternyata
68
alasanya tidak ada biaya. Kemudian pihak sekolah
mengusahakan agar anak tersebut bisa sekolah, tanpa
biaya (gratis).
Dari uraian diatas menunjukkan bahwa kinerja
Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto dalam
menjalankan peran dan fungsinya sebagai badan
pengontrol (controlling agency) sudah dilaksanakan
dengan baik, walaupun belum maksimal karena
dilaksanakan bersamaan dengan rapat dan melalui
laporan dari pihak sekolah. Hal itu dikarenakan Komite
Sekolah mempunyai kegiatan sendiri sesuai profesinya
masing-masing. Sebab memang SD Negeri Sukomarto
tidak punya anggaran untuk operasional Komite
Sekolah, sehingga sifatnya hanya pengabdian belaka.
4.2.4. Kinerja Komite Sekolah Sebagai Badan
Penghubung (Mediator Agency) di SD Negeri
Sukomarto Jumo Temanggung
Kinerja Komite Sekolah sebagai badan
penghubung (Mediator Agency) dilakukan melalui
fungsi manajemen pendidikan dalam perencanaan,
pelaksanaan program, dan pengelolaan sumberdaya
pendidikan. Dalam perencanaan Komite Sekolah SD
Negeri Sukomarto menjadi penghubung antara Komite
Sekolah dengan masyarakat, Komite Sekolah dengan
sekolah dan Komite Sekolah dengan Dewan Pendidikan.
Sebagai penghubung Komite Sekolah SD Negeri
Sukomarto menjalin hubungan yang baik dengan
semua pihak, sehingga memudahkkan dalam berbagai
kegiatan dan permasalahan sekolah. Tetapi sayangnya
sampai saat ini Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto
69
belum dapat menjalin hubungan dengan Dewan
Pendidikan. Seperti yang disampaikan oleh Kepala
Sekolah
Komite Sekolah menjembatani kepentingan sekolah
dengan masyarakat yang dilakukan melalui rapat pleno
maupun surat edaran. Namun kalau dengan Dewan
Pendidikan belum pernah kami lakukan (wawancara
tanggal 1 April 2015). Hal tersebut dipertegas lagi dengan jawaban dari
Rohmadi Bendahara dua Komite Sekolah
Komite Sekolah memang selalu menampung keluhan
dan aspirasi masyarakat sebagai bahan dalam
penyusunan program kerja sekolah, tetapi belum
pernah mengadakan musyawarah dengan Dewan
Pendidikan (wawancara tanggal 4 April 2015)
Terkait dengan aspirasi dan usulan kebijakan
program pendidikan kepada sekolah, Komite Sekolah
SD Negeri Sukomarto secara terbuka menerima segala
aspirasi masyarakat demi peningkatan kualitas sekolah
serta kebutuhan masyarakat. Hal ini telah dibuktikan
oleh Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto yang saat ini
sedang membahas dan mengkaji dengan pihak sekolah
sehubungan dengan adanya masukan dari wali murid
untuk membuka dinding antara kelas lima dan kelas
enam, agar bisa untuk ruang pertemuan. Dalam hal ini
Komite Sekolah sudah mengadakan musyawarah
dengan pihak sekolah dalam hal sumber dananya.
Hasil musyawarah memutuskan bahwa anggaran
untuk membuka dinding tersebut akan diambil dari
wali murid kelas enam yang lulus tahun ini ditambah
bantuan dari desa. Seperti yang disampaikan oleh
Komite Sekolah
Sekarang ini rencananya sekolah akan membuka dinding antara kelas lima dan kelas enam dengan dana
70
sekitar enam juta rupiah. Biaya rencananya akan diambilkan dari wali murid kelas enam yang lulus
tahun ini, dan pemerintah desa sudah sanggup untuk
membantunya (wawancara tanggal 25 Maret 2015).
Sedangkan kinerja Komite Sekolah terkait dengan
peran dan fungsi Komite dalam pelaksanaan program ,
turut serta dalam mensosialisasikan kebijakan dan
program sekolah kepada masyarakat, memfasilitasi
berbagai masukan, menampung pengaduan terhadap
kebijakan sekolah, serta mengkomunikasikan
pengaduan dan keluhan masyarkat kepada sekolah.
Jadi setiap keputusan yang dihasilkan dalam rapat
tersebut adalah aspirasi atau keinginan yang muncul
dari masyarakat. Kemudian hasil rapat tersebut
disampaikan kepada sekolah untuk ditindak lanjuti
dan seterusnya akan dilaksanakan. Seperti yang
dikatakan oleh ketua komite
Komite Sekolah menampung keluhan dan aspirasi masyarakat, dalam penyusunan program kerja sekolah.
Aspirasi masyaraka dibawa kedalam sebuah rapat,
kemudian dipecahkan secara bersama-sama. (wawancara
tanggal 28 Maret 2015)
Dalam pelaksanaan program ini apa yang dihasilkan
dalam musyawarah Komite Sekolah, setelah disetujui
pihak sekolah, komite kembali menyampaikan kepada
orang tua siswa baik melalui rapat maupun melalui
surat kepada orang tua. Dan semua keluhan yang
disampaikan orang tua siswa, ditampung oleh Komite
Sekolah yang selanjutnya akan disampaikan kepada
pihak sekolah, seperti yang di sampaikan kepala
sekolah
Program kerja disosialisasikan oleh Komite Sekolah
kepada masyarakat melalui rapat pleno. Selain itu
Komite Sekolah juga mensosialisasikan malalui surat
71
edaran, agar masyarakat mengetahui program kerja sekolah tersebut (wawancara tanggal 1 April 2015).
Jawaban tersebut sama dengan jawaban Komite
Sekolah
Program kerja, kami sosialisasikan kepada
masyarakat melalui rapat pleno. Selain itu juga kami
sosialisasikan malalui surat edaran, agar masyarakat
mengetahui program kerja sekolah tersebut
(wawancara tanggal 28 Maret 2015).
Sedangkan Kinerja Komite Sekolah sebagai
penghubung dalam hal pengelola sumber daya
pendidikan dilakukan melalui mengindentifikasi
kondisi sumber daya di sekolah dan masyarakat,
sekaligus mobilisasi dan mengkoordinasikan bantuan
masyarakat. Sehubungan mayoritas pengurus Komite
Sekolah adalah warga di lingkungan sekolah, maka
komite lebih memahami kondisi sumberdaya
masyrakatnya dan memudahkan melakukan mobilisasi
dan mengkoordinasikan bantuan masyarakat. Hal ini
dibuktikan dengan adanya bantuan dari berbagai pihak
kepada sekolah saat kegiatan persami se Kecamatan
Jumo yang dilakukan di lingkungan SD Negeri
Sukomarto. Komite sekolah memobilisasi dan
mengkoordinasikan kebutuhan dan bantuan
masyarakat, seperti kebutuhan lampu/penerangan,
kebutuhan air dan keamanan. Seperti pernyataan dari
kepala sekolah
Dulu sewaktu ada persami yang diadakan di sekitar
sekolah ini, Komite Sekolah ikut memobilisasi dan
mengkoordinasikan kebutuhan kami, dengan cara
mengajak masyarakat sekitar untuk membuatkan MCK
sementara, penerangan dan minta bantuan Hansip untuk menjaga keamanan (wawancara tanggal 1 April
2015).
Di samping itu Komite Sekolah juga memobilisasi dan mengkoordinasikan bantuan masyarakat untuk
72
pendidikan. Seperti yang disampaikan oleh ketua Komite Sekolah
Dalam pengelolaan sumberdaya pendidikan, Komite
Sekolah selalu mengkoordinasikan bantuan
masyarakat baik dari orang tua siswa maupun
masyarakat sekitar yang peduli dengan pendidikan.
Bahkan waktu sekolah akan mendapatkan bantuan gedung perpustakaan dari profinsi, warga masyarakat
dan wali murid bergotong royong untuk membungkar
gedung tua yang akan dijadikan tempat untuk
pembangunan gedung tersebut (wawancara tanggal 28
Maret 2015).
Dari uraian di atas, maka, dapat disimpulkan
bahwa Kinerja Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto
sebagai badan penghubung sudah berjalan
sebagaimana peran dan fungsinya, namun belum ada
hubungan yang baik dengan Dewan Pendidikan.
4.3. Pembahasan
4.3.1. Kinerja Komite Sekolah Sebagai Badan
Pemberi Pertimbangan (Advisory Agency) di SD
Negeri Sukomarto Jumo Temanggung
Dalam indikator kinerja Komite Sekolah dalam
peranya sebagai badan petimbangan (advisory agency)
yang diambil dari tim pengembangan Komite Sekolah
Ditjen Dikdasmen Depdiknas, ada tiga yang pertama
melaksanakan progam perencanaan sekolah, dengan
mengidentifikasi sumber daya pendidikan dalam
masyarakat, memberikan masukan terhadap
penyusunan dan pengesahan RAPBS,
menyelenggarakan rapat RAPBS, maupun memberikan
pertimbangan tentang perubahan RAPBS. Dari hasil
wawancara dengan beberapa informan dan juga
observasi dan dokumentasi menunjukkan bahwa
73
kinerja Komite Sekolah di SD Negeri Sukomarto dalam
perencanaan sekolah, sudah berjalan sesuai dengan
peran dan fungsinya. Sekolah selalu mengundang
Komite Sekolah dalam penyusunan RAPBS. Dalam
rapat tersebut Komite sekolah memberikan masukan,
pertimbangan dan juga ikut mengesahkan RAPBS. Hal
ini sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun
2003 BAB IV pasal 1 yang menyebutkan bahwa
masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program
pendidikan.
Kinerja Komite Sekolah dalam peranya sebagai
badan pertimbangan yang kedua adalah pelaksanaan
program. Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto sering
memberikan masukan terhadap proses pengelolaan
pendidikan, dan juga memberikan masukan-masukan
terhadap proses pengelolaan dan pembelajaran di
sekolah, misalnya memberikan masukan agar sekolah
mengadakan program tambahan jam pelajaran, dan
sekolah sangat mendukung hal tersebut sehingga
sampai sekarang masih berjalan. Dengan adanya
program tersebut sedikit demi sedikit prestasi SD
Negeri Sukomarto semakin meningkat baik dibidang
akademik maupun non akademik.
Sedangkan peran ketiga adalah dalam hal
pengelolaan sumberdaya pendididkan baik sumberdaya
manusia, sarana dan prasarana maupun anggaran,
Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto aktif memberikan
pertimbangan. Anggota Komite Sekolah mayoritas
warga asli penduduk sekitar sekolah, bahkan ketua
74
Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto adalah perangkat
desa tersebut, sehingga untuk mengidentifikasi potensi
sumberdaya masyarakat dapat dilakukan dengan
mudah.
Dalam pengelolaan sarana dan prasarana serta
anggaran sekolah,Komite selalu memberikan
pertimbangan baik yang bersifat teknis maupun
anggaran. Hal ini dibuktikan dengan adanya
pembahasan bersama antara sekolah dengan Komite
Sekolah dalam rencana pengadaan laptop, wastafel,
pembangunan mushola sekolah dan lain-lain.
Dari beberapa uraian diatas menunjukkan bahwa
kinerja Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto sebagai
badan pemberi pertimbangan dalam menjalankan
fungsi perencanaan sekolah, pelaksanaan program, dan
pengelolaan sumberdaya pendidikan telah berjalan
dengan baik. Ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ninik (2011) dan Mawan Kriswanto
(2013) yang menyatakan bahwa Komite Sekolah telah
melaksanakan peranya sebagai badan pertimbangan.
Tetapi sangat berbeda dengan penelitian yang
dilakukan oleh Armansyah (2009), karena penelitianya
menyimpulkan bahwa Komite Sekolah di Kota Binjai
belum mampu melaksanakan peranannya sebagai
badan pemberi pertimbangan.
75
4.3.2. Kinerja Komite Sekolah Sebagai Badan
Pendukung (Supporting Agency) di SD
Negeri Sukomarto Jumo Temanggung
Kinerja Komite Sekolah sebagai badan pendukung
(supporting agency) di SD Negeri Sukomarto, dalam hal
pengelolaan sumber daya sekolah dilakukan dengan
memantau kondisi ketenagaan pendidikan di sekolah,
mobilisasi guru sukarelawan untuk menangggulangi
kekurangan guru di sekolah, serta mobilisasi tenaga
kependidikan non guru untuk mengisi kekurangan di
sekolah. Dari hasil pengamatan dan dokumentasi juga
menunjukkan bahwa di sekolah itu ada empat tenaga
honorer yang terdiri dari tiga orang guru dan satu
orang penjaga sekolah. Hal tersebut menunjukkan
bahwa Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto sudah
berperan aktif dalam menangggulangi kekurangan guru
di sekolah, serta mobilisasi tenaga kependidikan non
guru untuk mengisi kekurangan di sekolah tersebut.
Selain itu Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto
juga mengkoordinir bantuan sarana dan prasarana dari
masyarakat kepada sekolah serta mengevaluasi
pelaksanaanya. Hal ini dibuktikan dengan adanya
usaha memobilisasi dan mengkoordinasi dukungan dan
bantuan pembangunan mushola sekolah, yang pada
saat itu sangat dibutuhkan baik oleh siswa sendiri
maupun oleh semua guru. Bahkan komite dan
perangkat desa sendiri yang mencarikan dana ke
masyarakat lewat pertemuan-pertemuan di desa,
sampai terkumpul dana yang cukup untuk
pembangunan mushola.
76
Dukungan yang diberikan oleh Komite Sekolah
SD Negeri Sukomarto tidak hanya sebatas dukungan
dana saja, tetapi juga dukungan tenaga dan pikiran.
Seperti pada waktu SD Negeri Sukomarto belum punya
laptop, padahal semua laporan dianjurkan untuk
diketik memakai laptop, maka Komite Sekolah
mengusahakanya dengan cara melelang bungkaran
bangunan, karena kebetulan waktu itu SD Negeri
Sukomarto baru saja menerima bantuan berupa ruang
kelas baru dari DAK, maka bungkaran yang masih bisa
dipakai dikumpulkan kemudian dileleng oleh Komite
Sekolah dan hasilnya untuk membeli laptop dan
printer. Ini sesuai dengan pendapat (Haryanto, 2008:
82) yang menyatakan bahwa: “Penekanan peran Komite
Sekolah seharusnya bukan pada aspek dana saja tetapi
juga aspek lainya, terutama berupa gagasan dalam
rangka penyelenggaraan dan peningkatan mutu
pendidikan”.
Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto juga
menjalin hubungan dengan dunia usaha dan dunia
industri, yaitu waktu sekolah membutuhkan wastafel
untuk menanamkan budaya cuci tangan kepada siswa,
Komite Sekolah juga mengusahakan lewat PAMSIMAS
(Penyediaan Air Minum dan Sanitasi berbasis
Masyarakat). Hal ini dapat dilihat dari hasil opservasi,
di sana setiap kelas sudah ada wastafelnya. Dengan
semakin lengkapnya sarana dan prasarana yang
dimiliki SD Negeri Sukomarto, maka akan mendukung
kelancaran proses belajar mengajar di sekolah,
sehingga akan berdampak pada peningkatan mutu
pendidikan. Seperti pendapat dari (Permadi, 2010: 25)
77
bahwa: “Dengan adanya hubungan kerjasama antara
sekolah dengan masyarakat, dapat dicapai perpaduan
antara sarana sekolah dengan masyarakat”.
Kinerja Komite Sekolah sebagai badan
pendukung dalam pengelolaan anggaran dilakukan
dengan memantau kondisi anggaran sekolah dari
laporan yang diberikan oleh Kepala Sekolah. Dalam hal
mobilisasi dukungan anggaran sekolah dilakukan oleh
Komite Sekolah dengan mendorong perhatian dan
bantuan dana dari masyarakat. Komite Sekolah juga
mengevaluasi pelaksanaan dukungan anggaran dua
kali dalam setahun, yaitu di tengah tahun dan akhir
tahun. Evaluasi di tengan tahun dengan tujuan untuk
mengetahui jumlah anggaran yang telah masuk dan
yang telah digunakan, serta kendalanya. Sedangkan di
akhir tahun bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat ketercapaianya dan untuk merencanakan
RAPBS tahun berikutnya.
Dari hasil wawancara, dokumentasi dan
pengamatan, dapat disimpulkan bahwa kinerja Komite
Sekolah sebagai badan pendukung (supporting agency)
di SD Negeri Sukomarto sudah dilaksanakan sesuai
peran dan fungsinya yaitu dengan mengelola
sumberdaya, sarana dan prasarana serta mengelola
anggaran.
Hal ini sesuai dengan amanat pemerintah yang
tertuang dalam indikator kinerja Komite Sekolah oleh
tim Pengembangan Komite Sekolah Ditjen Dikdasmen
sebagai badan pendukung. Disamping itu juga sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Mawan
Kriswantoro (2013), yang menyimpulkan bahwa Komite
78
Sekolah telah melaksanakan peranya sebagai badan
pendukung.
4.3.3. Kinerja Komite Sekolah Sebagai Badan
Pengontrol (Controlling Agency) di SD Negeri
Sukomarto Jumo Temanggung
Kinerja Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto
sebagai badan pengontrol (controlling agency) dilakukan
dengan mengontrol perencanaan pendidikan di sekolah
yang meliputi proses pengambilan keputusan, kualitas
kebijakan, proses perencanaan pendidikan,
pengawasan terhadap kualitas perencanaan sekolah,
dan pengawasan terhadap kualitas program sekolah.
Komite Sekolah mengontrol perencanaan
pendidikan tersebut bersamaan dengan rapat. Misalnya
waktu rapat penentuan RAPBS di sekolah, rapat pleno
dan sebagainya. Disamping itu Komite Sekolah juga
mengetahui dari laporan kepala sekolah tentang
perencanaan pendidikan tersebut. Jadi tidak ada
jadwal khusus mengontrol, sehingga tidak bisa
dilaksanakan secara periodik (terencana). Ini
disebabkan Komite Sekolah mempunyai kesibukan
sendiri sesuai dengan profesinya, karena memang di
SD Negeri Sukomarto tidak ada anggaran untuk
operasional Komite Sekolah.
Kinerja Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto dalam
hal memantau pelaksanaan program sekolah, yang
terdiri dari memantau organisasi sekolah memantau
penjadwalan program sekolah memantau alokasi
anggaran untuk pelaksanaan program sekolah
memantau sumber daya pelaksana program sekolah
79
memantau partisipasi stakeholder pendidikan dalam
pelaksanaan program sekolah, juga dilaksanakan
melalui laporan yang disampaikan oleh Kepala Sekolah.
Dalam hal ini Komite Sekolah memberikan masukan
atau saran-saran tentang proses belajar mengajar
kepada sekolah, misalnya menyarankan untuk selalu
memberi tugas rumah kepada siswa agar siswa
tersebut setiap harinya belajar. Dan juga menyarankan
agar setiap tugas rumah yang sudah dikerjakan siswa,
untuk di koreksi biar siswa tidak malas untuk
mengerjakan tugas rumah.
Pemantauan terhadap output pendidikan
merupakan bagian dari kinerja Komite Sekolah dalam
menjalankan peran dan fungsinya sebagai badan
pengontrol. Sebagaimana yang dilakukan oleh Komite
Sekolah SD Negeri Sukomarto dalam memantau hasil
ujian akhir sekolah, angka partisipasi sekolah,
memantau angka mengulang sekolah dan memantau
angka bertahan di sekolah dilakukan secara
berkelanjutan. Komite melakukan pemantauan melalui
laporan yang disampaikan oleh Kepala Sekolah
Hasil wawancara diperoleh data bahwa kinerja
Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto dalam hal
memantau output pendidikan sudah baik. Komite
selalu memperhatikan hasil ujian akhir sekolah.
Apabila hasilnya kurang baik komite selalu mencari
penyebabnya dan berusaha mencari solusinya. Untuk
meningkatkan mutu lulusan Komite Sekolah juga
mengusulkan sebelum ujian dilaksanakan untuk
mengadakan mujahadah bersama dengan wali murid,
80
siswa, dan juga Komite Sekolah, serta guru di mushola
sekolah.
Komite Sekolah juga sangat memperhatikan angka
partisipasi sekolah, mereka selalu menganjurkan
kepada wali murid kelas enam untuk menyekolahkan
anaknya ke jenjang lebih lanjut, sehingga waktu ada
anak yang tidak melanjutkan ke SMP/MTs Komite
Sekolah datang ke sekolah untuk melaporkanya,
sehingga kepala sekolah dan guru kelas enam datang
ke rumah siswa tersebut untuk menanyakan apa
penyebabnya. Ternyata penyebabnya karena tidak ada
biaya dan setelah diberikan solusinya, siswa tersebut
bisa melanjutkan ke SMP.
Dari uraian diatas menunjukkan bahwa kinerja
Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto dalam
menjalankan peran dan fungsinya sebagai badan
pengontrol (controlling agency) sudah dilaksanakan
dengan baik, walaupun belum maksimal karena
dilaksanakan bersamaan dengan dengan rapat dan
melalui laporan dari pihak sekolah. Hal itu dikarenakan
Komite Sekolah mempunyai kegiatan sendiri sesuai
profesinya masing-masing. Sebab memang SD Negeri
Sukomarto tidak punya anggaran untuk operasional
Komite Sekolah, sehingga sifatnya hanya pengabdian
belaka.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ninik (2011) yang menyimpulkan bahwa Komite
Sekolah SMA Negeri I Tuntang dalam hal pengawasan
dan evaluasi biaya pendidikan telah dapat menjalankan
fungsi kontroling dengan baik, sehingga dapat
memperbaiki manajemen biaya pendidikan di sekolah
81
tersebut. Ini sudah sesuai dengan amanat pemerintah
yang tertuang dalam indikator kinerja Komite Sekolah
oleh tim Pengembangan Komite Sekolah Ditjen
Dikdasmen sebagai badan pertimbangan.
4.3.4. Kinerja Komite Sekolah Sebagai Badan
Penghubung (Mediator Agency) di SD Negeri
Sukomarto Jumo Temanggung
Kinerja Komite Sekolah sebagai badan
penghubung (Mediator Agency) dilakukan melalui
fungsi manajemen pendidikan dalam perencanaan,
pelaksanaan program, dan pengelolaan sumberdaya
pendidikan. Dalam perencanaan Komite Sekolah SD
Negeri Sukomarto menjadi penghubung antara Komite
Sekolah dengan masyarakat, Komite Sekolah dengan
sekolah dan Komite Sekolah dengan Dewan Pendidikan.
Sebagai penghubung Komite Sekolah SD Negeri
Sukomarto menjalin hubungan yang baik dengan
semua pihak, sehingga memudahkkan dalam berbagai
kegiatan dan permasalahan sekolah. Tetapi sayangnya
sampai saat ini Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto
belum dapat menjalin hubungan dengan Dewan
Pendidikan.
Terkait dengan aspirasi dan usulan kebijakan
program pendidikan kepada sekolah, Komite Sekolah
SD Negeri Sukomarto secara terbuka menerima segala
aspirasi masyarakat demi peningkatan kualitas sekolah
serta kebutuhan masyarakat.
Sedangkan kinerja Komite Sekolah terkait dengan
peran dan fungsi Komite dalam pelaksanaan program ,
turut serta dalam mensosialisasikan kebijakan dan
82
program sekolah kepada masyarakat, memfasilitasi
berbagai masukan, menampung pengaduan terhadap
kebijakan sekolah, serta mengkomunikasikan
pengaduan dan keluhan masyarkat kepada sekolah.
Jadi setiap keputusan yang dihasilkan dalam rapat
tersebut adalah aspirasi atau keinginan yang muncul
dari masyarakat. Kemudian hasil rapat tersebut
disampaikan kepada sekolah untuk ditindak lanjuti
dan seterusnya akan dilaksanakan. Ini sesuai dengan
pendapat (Haryanto, 2008:81) yang menyatakan
“TujuanKomite Sekolah adalah: (1) Mewadahi dan
menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam
melahirkan kebijakan operasional dan program
pendidikan di satuan pendidikan; (2) Meningkatkan
tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam
menyelenggarakan pendidikan di satuan pendidikan;
(3) Menciptakan suasana dan kondisi transparan,
akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan
pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan
pendidikan”.
Dalam pelaksanaan program ini apa yang
dihasilkan dalam musyawarah Komite Sekolah, setelah
disetujui pihak sekolah, komite kembali menyampaikan
kepada orang tua siswa baik melalui rapat maupun
melalui surat kepada orang tua. Dan semua keluhan
yang disampaikan orang tua siswa, ditampung oleh
Komite Sekolah yang selanjutnya akan disampaikan
kepada pihak sekolah.
Sedangkan Kinerja Komite Sekolah sebagai
penghubung dalam hal pengelola sumber daya
pendidikan dilakukan melalui mengindentifikasi kondisi
83
sumber daya di sekolah dan masyarakat, sekaligus
mobilisasi dan mengkoordinasikan bantuan
masyarakat. Sehubungan mayoritas pengurus Komite
Sekolah adalah warga di lingkungan sekolah, maka
komite lebih memahami kondisi sumberdaya
masyrakatnya dan memudahkan melakukan mobilisasi
dan mengkoordinasikan bantuan masyarakat. Hal ini
dibuktikan dengan adanya bantuan dari berbagai pihak
kepada sekolah saat kegiatan persami se Kecamatan
Jumo yang dilakukan di lingkungan SD Negeri
Sukomarto. Komite sekolah memobilisasi dan
mengkoordinasikan kebutuhan dan bantuan
masyarakat, seperti kebutuhan lampu/penerangan,
kebutuhan air dan keamanan.
Berdasarka hal tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto dalam
peran dan fungsinya sebagai badan penghubung di SD
Negeri Sukomarto, sudah berjalan sebagaimana peran
dan fungsinya, namun belum ada hubungan yang baik
dengan Dewan Pendidikan.
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa kinerja Komite Sekolah SD Negeri Sukomarto
sebagai badan pertimbangan (advisory agency), Badan
Pendukung (supporting agency), badan pengontrol
(controlling agency) dan sebagai badan penghubung
(mediator agency), sudah dilaksanakan dengan baik.
Tetapi untuk menjalin hubungan dengan Dewan
Pendidikan belum terlaksana. Untuk administrasi
Komite Sekolah di SD Negeri Sukomarto belum
dilaksanakan dengan baik, karena sewaktu peneliti
mengadakan observasi dan studi dokumentasi tidak
84
ditemukan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumahtangga (AD/ART). Padahal menurut (Satori,
2001: 71) menyebutkan bahwa salah satu tugas dan
fungsi Komite Sekolah adalah menetapkan AD dan
ART. (A.T.Alabi, 2012) dengan penelitianya yang
berjudul Utilization of Committee System and Secondary
School Principals’ Administrative Effectiveness in Ilorin
Metropolis, Nigeria juga menyimpulkan bahwa
administrasi merupakan prasarat bagi keberhasilan
sekolah. Dalam Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 044/U/2002 Tentang Dewan
Pendidikan dan Komite Sekolah juga menyebutkan
bahwa Komite Sekolah wajib memiliki AD dan ART.