Download - BAB IV Bahasa Indo
-
7/23/2019 BAB IV Bahasa Indo
1/21
BAB IV
KALIMAT BAHASA INDONESIA
I. Tujuan Instruksional Umum
Setelah Saudara mempelajari bahan perkuliahan yang terdapat dalam modul ini, Saudaradiharapkan memiliki pengetahuan tentang kalimat bahasa Indonesia dan dapat
menggunakannya dengan benar.
II. Tujuan Instruksional KhususSetelah mempelajari modul ini diharapkan Anda mampu:
1. Menjelaskan kalimat bahasa Indonesia2. menggunakan kalimat bahasa Indonesia dengan baik dan benar serta efektif, baik
dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulis.
III. Pokok-pokok Bahasana) Unsur-unsur kalimat
(1) kalimat mayor dan kalimat minor
(2) subyek dan predikat
(3) obyek kalimat
(4) keterangan kalimat
b) Kalimat tunggal
(1) kalimat berita
(2) kalimat tanya
(3) kalimat perintah
c) Kalimat majemuk
(1) kalimat majemuk setara
(2) kalimat majemuk bertingkat
(3) kalimat majemuk campuran
(4) penggabungan kalimat dengan kata-kata lain.
d) Kalimat efektif
(1) kesepadanan
(2) keparalelan
(3) ketegasan
(4) kehematan(5) kevariasian
A. Unsur-unsur KalimatKalimat sebagai (unsur) suatu ujaran selalu terdiri atas dua unsur, yakni unsur makna
dan unsur struktur (bentuk). Unsur makna menjiwai bentuk dan bentuk harus selalu
mendukung makna. Kedua unsur tersebut tidak dapat dipisahkan. Karena itu dalam
-
7/23/2019 BAB IV Bahasa Indo
2/21
menentukan apakah sebuah ujaran itu merupakan sebuah kalimat atau bukan, haruslah
dipandang dari dua sudut, yaitu dari sudut makna dan bentuknya.
Dari sudut makna dapat dikatakan bahwa sebuah ujaran atau bagian ujaran disebut
kalimat apabila ujaran itu telah sanggup menyampaikan amanat pembicaraan yang mungkin
berupa pikiran atau perasaan.
Kalimat merupakan bagian bahasa yang mengandung pikiran yang lengkap. Dalambentuk bahasa lisan kalimat merupakan deretan bunyi bahasa yang lengkap dengan lagu,
jangka waktu, dan perhentiannya. Dalam bentuk bahasa tulis, kalimat merupakan deretan
huruf/kata yang dimulai dengan huruf besar dan diakhiri dengan tanda baca titik ( .) tanda
tanya ( ? ), atau tanda seru ( ! ).
Selanjutnya, telah kita ketahui bahwa setiap kalimat perlu memiliki perangkap bentuk
(struktur) yang terdiri atas kdta atau susunan kata, dan intonasi (lagu ucapan kalimat). Di
antara kedua unsur bentuk kalimat tersebut, ternyata intonasilah yang terutama menentukan
bahwa sebuah ujaran itu kalimat atau bukan. Urutan kata seperti:
Tamu telah datang.
Pekarangan bersih.
Masing-masing merupakan kalimat bila diucapkan dengan intonasi yang menunjukkan
selesainya urutan kata itu diucapkan (diakhiri tanda titik). Tetapi, bila lagu ucapannya diubah,
misalnya menjadi:
Kamu telah datang (kemudian sore)
Pekarangan bersih (itu menyenangkan sekali)
Maka urutan kata itu Tamu telah datang dan Pekarangan bersih bukan kalimat. Keduanya
hanya merupakan bagiandari suatu kalimat, sebab intonasinya tidak menunjukkan berakhir-
nya urutan kata tersebut meskipun kata dan urutannya sama dengan contoh pertama.
(1) Kalimat mayor dan kalimat minorSecara garis besar kalimat itu dapat dibagi atas dua golong-an, yaitu kalimat mayor
atau kalimat umum,, dan kalimat minor atau kalimat khusus.
Kalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri atas unsur subyek (S)
dan unsur predikat (P). Dengan kata lain, kalimat mayor bisa terdiri atas lebih dari dua unsur
tersebut, misalnya terdiri atas (S), (P), keterangan (K), dan bisa juga terdiri atas (S) dan (P).
Beberapa contoh kalimat mayor antara lain:
Pertemuan itu / sangat mengesankan (S/P)
Tugas itu / sudah dikerjakan / dengan sebaik-baiknya. (S/P/K).
Adik / mengerjakan / tugasnya / dengan tekun. (S/P/O/K).
Kalimat-kalimat golongan inilah yang paling tinggi frekuensi pemakaiannya dalam kegiatan
berbahasa. Oleh karena itulah, kalimat golongan ini disebut kalimat umum. Kalimat-kalimat
yang dijadikan obyek bahasan selanjutnya adalah kalimat digolongkan tersebut.
Kalimat minor ialah kalimat yang tidak mungkin dibagi atas dua bagian seperti
kalimat mayor. Tergolong kalimat minor adalah kalimat-kalimat:
Aduh !
Amboi !
Merdeka atau mati.
Maju terus, pantang mundur.
Sudah. (sebagai jawaban atas pertanyaan: Sudah pergikah dia?)
-
7/23/2019 BAB IV Bahasa Indo
3/21
Dilihat dari unsur-unsurnya, suatu kalimat dapat dibeda-kan atas subjek (S), predikat
(P) objek (O) dan keterangan (K).
(2) Subyek dan predikat kalimat (S dan P)Sudah dikemukakan di atas, bahwa kalimat mayor (yang merupakan objek
pembicaraan selanjutnya dan yang akan disebut kalimat) sekurang-kurangnya terdiri atas Sdan P. Bagian yang manakah yang merupakan S, dan bagian mana pula yang merupakan P.
Bahasa Indonesia dikenal sebagai bahasa yang memiliki struktur diterangkan -
menerangkan (DM). Baik kelompok kata maupun kalimat-kalimatnya berpola DM.
Contoh: ekonomi / perusahaan tegangan / tinggi ular / berbisa
Kata-kata ekonomi, tegangan, dan ular, masing-masing diterangkan oleh perusahaan,
tinggi, dan berbisa, masing-masing menerangkan ekonomi, tegangan dan ular, sehingga
terbentuk-lah tiga buah kelompok kata di atas. Bagian yang diterangkan merupakan inti
kelompok kata.
Tulisan ini / sangat sederhana
Permintaannya / selalu dikabulkanPutra saudagar yang kaya itu / hanya tiga orang.
Bagian kalimat yang berada di sebelah kiri garis miring merupa-kan bagian yang
menerangkan. Dengan pertanyaan-pertanyaan berikut fungsi diterangkan dan
menerangkannya dapat dirasa-kan dengan jelas. Bagaimana tulisan ini? Bagaimana perminta-
annya? Berapa orang anak saudagar yang kaya itu?
Dengan kata lain (seperti struktur keloompok kata tadi), bagian kalimat yang
diterangkan merupakan inti kalimat, dan bagian yang menerangkan merupakan penjelas. Oleh
karena itu, bagian yang diterangkan disebut subyek kalimat, dan bagian yang menerangkan
disebut predikat kalimat.
(3) Obyek kalimat (selanjutnya disebut obyek atau O)Obyek merupakan bagian kalimat yang melengkapi bagian predikat. Oleh karena itu,
sering disebut pelengkap. Sebuah kalimat yang memang seharusnya berobyek, kalau
obyeknya kita tanggalkan, walaupun kalimat itu benar (terdiri dari S/P), akan terasa tidak
lengkap. Misalnya, kalimat berikut:
Dunia / merindukanmu (S/P)
Tuhan / akan selalu melindungi (S/P)
Kedua kalimat di atas terasa tidak atau kurang lengkap. Kalimat-kalimat tersebut akan terasa
lengkap kalau disertai objek. Misalnya kalimat-kalimat itu kita jadikan demikian:Dunia / merindukan perdamaian. (S/PO)
Tuhan / akan selalu melindungi makhluknya yangtawakal. (S/PO).
Dalam tulisan yang singkat ini, karena terbatasnya waktu penyajian dan juga
terbatasnya jumlah lembaran modul, maka pembagian objek atas objek-objek penderita,
pelaku, dan penyerta tidak akan dibahas lebih lanjut. Selain alasan tadi, juga para mahasiswa
telah mempelajarinya pada saat mengikuti pendidikan di SLTA.
Dalam hubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia baik dalam kegiatan ilmiah
maupun non ilmiah resmi, di sini perlu dibicarakan dua macam objek berdasarkan hubungan
strukturalnya dengan predikat.Kedua macam obyek tersebut adalah objek langsung dan
obyek tidak langsung.Dalam penggunaannya kedua macam objek ini sering dipertukarkansehingga terjadilah kalimat rancu atau minimal kalimat yang tidak efektif.
-
7/23/2019 BAB IV Bahasa Indo
4/21
Obyek langsung ialah objek yang secara langsung mengikuti predikat, Predikat
kalimat yang berobjek langsung terbentuk kata kerja transitif yaitu kata kerja yang secara
langsung memerlukan objek. Antara predikat dengan objek tidak terdapat (tidak diperlukan)
kata lain yang berfungsi sebagai perangkai.
(4) Keterangan kalimat (selanjutnya disebut keterangan atau K)Apakah yang dimaksud dengan keterangan? Untuk menjawab pertanyaan itu, terlebih
dahulu kita perhatikan tiga buah kalimat berikut.
Negeri ini/memperoleh kemerdekaannya tahun1945.
Kemerdekaan itu/diperolehnya dengan susah payah
Proklamasi/diucapkan di Gedung Pegangsaan Timur Jakarta.
Sesuai dengan hukum DM, kedua bagian predikat itu pun terdiri atas bagian
diterangkan/bagian yang menerangkan. Bagian yang diterangkan merupakan inti predikat
(lazim disebut predikat sama dengan P). Perlu diingat, mungkin P merupakan paduan dengan
O seperti kalimat pertama di atas. Bagian yang menerangkan merupakan keterangan (K).
Uraian di atas disimpulkan bahwa keterangan kalimat (K) adalah bagian kalimat yangmenerangkan perbuatan atau peristiwa yang dinyatakan oleh predikat (P).
Berdasarkan arti fungsinya dalam kalimat keterangan itu dapat dibagi-bagi lagi atas
beberapa macam.
a. Keterangan kualitasYaitu keterangan yang berfungsi menerangkan kualitas pekerjaan atau perbuatan
yang dinyatakan predikat.
Tokoh pendidikan itu/memperoleh gelar doktor/dengan predikat "sangat
memuaskan". (S/P/K/kualitas).
Tarian itu/dibawakannya/dengan lemah lembut.(S/P/K/kualitas).
b. Keterangan tujuan
Yaitu keterangan yang berfungsi menerangkan tujuan yang dicapai dari perbuatan
yang dinyatakan predikat. Dalam kalimat keterangan tujuan ini pada umumnya merupakan
bagian kalimat yang diawali dengan kata-kata: agar, supaya, untuk, guna, dan seterusnya.
Sistem perkuliahan terbuka/dilaksanakan/untuk mengatasi kurangnya tenaga dosen
dan kurangnya ruangan. (S/P/K/tujuan).
Cerita itu/diperuntukkan/buat istrinya di kampung (S/P/K/tujuan).
c. Keterangan alatYaitu keterangan kalimat yang menyatakan dengan alat manakah suatu perbuatan itu
dilangsungkan. Keterangan ini biasanya dinyatakan dengan kata-kata benda.
la mengerjakan tugas itu/dengan bantuan kawan-kawannya. (S/P + O/K alat). Lautan seluas
itu/disebranginya/dengan perahu. (S/P + O/K alat).
d. Keterangan tempatYaitu keterangan yang menunjukkan tempat atau arah suatu perbuatan dilakukan.
Keterangan ini biasanya diawali dengan kata-kata seperti di, dalam, di dalam, ke, di atas,
pada, dan lain-lain.
-
7/23/2019 BAB IV Bahasa Indo
5/21
Pengumuman data penelitian itu/dilaksanakan/di suatu daerah yang sangat terpencil.
(S/P/K tempat).
Buronan itu/sempat Jari/ke daerah kaki Gunung Gede. (S/P/K tempat).
e. Keterangan waktu
Yaitu keterangan yang menunjukkan kewaktuan atau saat mana peristiwa ituberlangsung. Keterangan ini mempunyai ciri adanya pemakaian kata-kata seperti: sekarang,
nanti, sebelum, sesudah, pada saat, dalam rangka, dan lain-lain.
Paper ini/ditulis/dalam rangka penyelesaian tugas-tugas perkuliahan. (S/P/Kwaktu).
Menjelang akhir perkuliahan/mahasiswa/turun ke desa (K waktu/S/P).
f. Keterangan keadaan atau situasiYaitu, keterangan yang menjawab atas pertanyaan, "Dalam situasi bagaimana suatu
perbuatan itu dilakukan".
Dengan spontan/tertuduh/menolak putusan itu (K situasi/S/P + O).
Dalam keadaan hening/ikrar itu/diucapkan/di depan para pemuda (K situasi/S/P/K).
g. Keterangan alasan atau sebabKeterangan yang menjelaskan kenapa ataualasan apa yang menyebabkan perbuatan
itu dilakukan. Kata-kata yang menunjukkan keterangan sebab adalah: sebab, karena, oleh
sebab, oleh karena, karena itu, dan lain-lain.
Karena jawaban yang ragu-ragu/hakim/membentak terdakwa (K alasan/S/P/ + O).
Urbanisasi/berlangsung terus/karena kurangnya sarana kehidupan didesa-desa.
(S/P/K alasan).
h. Keterangan kuantitasKeterangan yang menunjukkan keseringan suatu perbuatan dilakukan.
Perbuatan tercela itu/dilakukannya/berulang-ulang. (S/P/K kuantitas)
Kini/ia/jarang sekali/berkunjung ke kampungnya. (K waktu/S/K kuantitas/P).
B. Kalimat TunggalKarena istilah Kalimat .Tunggal munciil dalam pertentang-an dengan Kalimat
Majemuk, maka dalam memberi batasan apa itu Kalimat Tunggal, haruslah bersama-sama
dengan memberi batasan apa itu Kalimat Majemuk. Dengan demikian kita daapat
menempatkan kedua macam kalimat itu dalam suatu kedudukan yang jelas.
Dalam menentukan Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk pola kalimat mengambilperanan yang sangat penting. Pengertian Kalimat' Luas sekaligus mencakup Kalimat Tunggal
adalah Kalimat Luas. Walaupun Kalimat majemuk dan kalimat tunggal yang sudah diperluas
itu bersama-sama dimasukkan dalam kalimat luas namun masing-masingnya masih mem-
punyai ciri-ciri yang khusus. Dan ciri-cirinya ini ditinjau dengan mempergunakan Pola
Kalimat.
Bila suatu kalimat hanya mengandung satu pola kalimat, sedangkan perluasannya
tidak lagi membentuk pola kalimat yang baru maka kalimat semacam ini disebut Kalimat
Tunggal. Dengan kata lain: Kalimat Tunggal ialah, kalimat yang hanya
terdiri dari dua unsur inti dan boleh diperluas dengan satu atau lebih unsur-unsur tambahan,
asal unsur-unsur tambahan itu tidak boleh membentuk pola yang baru.
-
7/23/2019 BAB IV Bahasa Indo
6/21
Batasan ini menegaskan sekali lagi kepada kita bahwa semua kalimat inti termasuk
dalam pengertian Kalimat Tunggal, sedangkan sebagian dari Kalimat Luas juga termasuk
dalam Kalimat Tunggal.
Contoh: 1. Adikmenangis: adalah kalimat mayor, kalimat tunggal dan kalimat inti,
bukan kalimat luas.
2. Menangis adik: adalah kalimat mayor, kalimat tunggal, tetapi bukan kalimatinti, dan bukan kalimat luas.
3. Kemarin saya belajar saja di rumah:adalah kalimat mayor, kalimat tunggal, bukan laimat inti,
tetapi kalimat luas.
Sebaliknya kalimat-kalimat tunggal yang diperluas sekian macam hingga unsur-unsur
baru itu membentuk satu lebih pola kalimat lagi, maka kalimat itu disebut Kalimat Majemuk.
Jadi, dalam kalimat majemuk akan kita jumpai paling kurang dua pola kalimat dan tiap-tiap
pola boleh diperluas lagi dengan satu atau lebih unsur-unsur tambahan.
Contoh:
1. Ali menyelesaikan tugasnya, sesudah ia pulang dari ber-jalan-jalan.2. Adik bermain di pekarangan, tetapi kakak melarangnya.
3. Kita sangat bersyukur kepada Tuhan, bahwa semua ke-tidakadilan akan hancur.
Dengan menentukan macam-macam kalimat di atas per-tama-tama kita meredusir
kalimat-kalimat yang luas itu ke dalam kalimat-kalimat intinya, atau dengan kata lain
mencari pola-pola kalimatnya. Kalimat-kalimat di atas berturut-turut akan kita kembalikan
kepada kalimat-kalimat inti yang berikut:
1. Ali menyelesaikan dan ia pulang.
2. Adik bermain dan kakak melarang.
3. Kita bersyukur dan ketidakadilan hancur.
Kalimat-kalimat di atas terdiri dari dua pola kalimat, maka kalimat-kalimat tersebut
adalah kalimat majemuk. Tentang hubungan antara pola-pola tersebut akan diuraikan lagi
dalam bab berikut tentang kalimat majemuk.
Jadi, tunggal atau majemuknya suatu kalimat, haruslah dilihat dari banyaknya pola
kalimat yang ada pada sebuah kalimat. Kalau ada hanya satu pola kalimat maka itu adalah
kalimat tunggal; kalau kalimat itu mengandung dua pola kalimat atau lebih, kalimat itu
disebut kalimat majemuk. (Drs. Gorys Keraf, 1995).
(1) Macam-macam Kalimat Tunggal
Tiap situasi membangkitkan tanggapan yang berbeda-beda. Tanggapan itu kemudiandisalurkan dengan perantaraan bentuk-bentuk bahasa yang harus mencerminkan kembali
situasi tadi. Sebab itu bentuk-bentuk bahasa, dalam hal ini kalimat, dapat dibeda-bedakan
berdasarkan perbedaan situasi dan bentuk-bentuk yang digunakan. Berdasarkan macamnya
kalimat tunggal dapat digolongkan atas:
1. kalimat berita
2. kalimat tanya
3. kalim at perintah
1. Kalimat beritaKalimat berita adalah kalimat yang mendukung suatu pengungkapan peristiwa atau
kejadian. Orang yang me-nyampaikan peristiwa tersebut, berusaha mengungkapkan-nyaseobyektif mungkin. la boleh menyampaikan suatu hal secara langsung, yakni langsung
-
7/23/2019 BAB IV Bahasa Indo
7/21
mengucapkan tutur orang lain atau menyampaikan secara tak langsung dengan
pengolahannya sendiri. Sebab itu kalimat berita dapat bersifat ucapan langsung atau ucapan
tidak langsung.
Misalnya :
a. ucapan langsung:
1) la mengatakan: "Saya tak mau membayar utang itu."2) "Dahulu orang yang mashur itu berdiam di sini",
katanya sejurus kemudian.
b. ucapan tak langsung:
1) Ayah membeli sebidang tanah.
2) la pernah sekali datang ke sini.
3) Saya bertemu dengan dia di depan stasiun Gambir.
Ciri-ciri formal yang dapat membedakan kalimat berita dari macam-macam kalimat yang
lain hanyalah intonasinya yang netral, tak ada suatu bagian yang lebih dipenting-kan dari
yang lain. Susunan kalimat tak dapat dijadikan ciri-ciri karena susunannya hampir sama saja
dengan susunan kalimat-kalimat lain. Kadang-kadang kita men-dapat ciri formal lain,misalnya kata-kata tanya pada kalimat tanya, serta macam-macam kata tugas pada beberapa
macam kalimat perintah.
Suatu bagian dari kalimat berita dapat dijadikan pokok pembicaraan. Dalam hal ini
bagian tersebut dapat di-tempatkan di depan kalimat, atau bagian yang bersangkut-an
mendapat intonasi yang lebih keras. Intonasi yang lebih keras yang menyertai kalimat serta
semacam itu disebut intonasi pementing.
2. Kalimat tanya
Yang dimaksud dengan kalimat tanya adalah kalimat yang mengandung suatu
permintaan agar kita diberikan sesuatu karena tidak mengetahui sesuatu hal. Bila kita
membandingkan kalimat tanya dengan kalimat berita maka terdapat beberapa ciri yang
dengan tegas membedakannya dengan kalimat berita. Ciri-ciri tersebut adalah: a. Intonasi
yang digunakan adalah intonasi tanya.
b. Sering mempergunakan kata tanya.
c. Dapat pula mempergunakan partikel tanya -kah.
Kata-kata tanya yang biasa digunakan dalam sebuah kalimat tanya dapat digolongkan
berdasarkan sifat dan maksud pertanyaan:
a. Yang menanyakan tentang benda atau hal: apa, dari apa, untuk apa, dan sebagainya.
b. Yang menanyakan tentang manusia: siapa, dari siapa dan lain-lain.
c. Yang menanyakan tentang jumlah: berapa.d. Yang menanyakan tentang pilihan atas beberapa hal atau barang: mana.
e. Yang menanyakan tentang tempat: di mana, ke mana, dari mana.
f. Yang menanyakan tentang waktu: bila, bilamana, kapan, apabila.
g. Yang menanyakan tentang keadaan atau situasi: bagaimana, betapa.
h. Yang menanyakan tentang sebab: mengapa, apa sebab, dan sebagainya.
Pada umumnya semua kalimat tanya menghendaki suatu jawaban atas isi pertanyaan
tersebut. Tetapi ada pula pertanyaan yang sama sekali tidak menghendaki jawaban, dan
dipakai sebagai suatu cara, dalam gaya bahasa pertanyaan semacam ini disebut pertanyaan
retoris. Pertanyaan retoris biasa dipakai dalam pidato-pidato atau percakapan-percakapan lain
di mana pendengar sudah mengetahui atau dianggap sudah mengetahui jawabannya. Ada pula
-
7/23/2019 BAB IV Bahasa Indo
8/21
semacam pertanyaan lain yang sebenarnya sama nilainya dengan perintah, di mana si
penanya sudah mengetahui jawabannya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sekurang-kurangnya ada tiga macam kalimat tanya:
a. Pertanyaan biasa. .
b. Pertanyaan retoris.
c. Pertanyaan yang senilai d engan perintah.
Di samping pembagian di atas, kalimat tanya dapat dibagi-bagi lagi menurut cakupan
terhadap isi pertanyaan tersebut. Kita dapat menekan seluruh rangkaian pertanyaan itu, yang
berarti tidak ada bagian yang lebih dipentingkan; atau kita hanya mementingkan salah satu
bagian yang menjadi pokok pertanyaan kita. Hasil jawabannya pun akan berbeda dalam
kedua macam pertanyaan tersebut.
Macam kalimat pertama akan menghasilkan jawaban ya atau tidak sedangkan
pertanyaan macam yang kedua menghasilkan jawaban sesuai dengan bagian yang di-
pentingkan.
Jadi berdasarkan penekanan atau cakupan isi pertanyaan, kalimat tanya dapat dibagi
atas:a. Pertanyaan total : engkau mengatakan hal itu?
Ya! Tidak!
engkau belajar bersama dia?
Ya! Tidak!
b. Pertanyaan partikel : siapa mengatakan hal itu? Ali!
di mana engkau belajar?
di sekolah.
Ada suatu hal yang perlu diperhatikan tentang kalimat yang itu. Di atas telah
dikatakan bahwa ciri-ciri dari kalimat tanya adalah intonasi tanya. Tetapi dalam per-cakapan
sehari-hari, sering terjadi bahwa dalam kalimat tanya ayang memakai kata tanya tidak
terdengar intonasi tanya, sedangkan kalimat tanya yang tidak memakai kata tanya selalu
memakai intonasi tanya. Jadi ciri intonasi tanya dan kata tanya merupakan ciri yang amat
penting bagi kalimat tanya. Tetapi bila kalimat tanya mengandung kata tanya kita boleh
memilih antara: mempergunakan intonasi tanya, atau boleh juga mempergunakan intonasi
berita (biasa).
3. Kalimat perintahYang disebut perintah adalah menyuruh orang lain untuk melakukan sesuatu yang kita
kehendaki. Sebab itu perintah meliputi suruhan yang keras hingga ke permintaan yang sangat
luas. Begitu pula suatu perintah dapat ditafsir-kan sebagai mengijinkan seseorang untukmengerjakan sesuatu, atau menyatakan syarat terjadinya sesuatu, malahan sampai kepada
tafsiran makna ejekan atau sindiran.
Suatu perintah dapat pula berbalik dari menyuruh berbuat sesuatu menjadi mencegah
atau melarang berbuat sesuatu. Makna mana yang didukung oleh kalimat perintah tersebut,
tergantung pula dari situasi yang dimasukinya.
a. Karena itu kita dapat memperinci kemungkinan kalimat perintah menjadi:
1) Perintah biasa:
a) usirlah anjing itu.
b) pergilah dari sini.
c) kerjakanlah soal ini sebaik-baiknya.
2) Permintaan: Dalam permintaan sikap orang yang menyuruh lebih merendah, misalnya:
-
7/23/2019 BAB IV Bahasa Indo
9/21
a) Tolong sampaikan kepadanya, bahwa ia boleh datangbesok.
b) Coba ambilkan saya buku itu.
3) Izin: Memperkenalkan seseorang untuk berbuat sesuatu:
a) Ambilkan buku itu, seberapa kau suka.
b) Masuklah ke dalam, kalau tuan perlu.
4) Ajakan:a) Marilah kita beristirahat sebentar.
b) Baiklah kamu menyusuli dia ke sana.
5) Syarat:
Semacam perintah yang mengandung syarat untuk terpenuhinya sesuatu hal:
Tanyakan kepadanya, tentu ia akan menerang-kan kepadamu.
6) Cemooh atau sindiran:
adalah perintah yang mengandung ejekan, karena kita yakin bahwa yang diperintah
tak akan melakukannya:a) Berbuatlah itu sendiri, kalau kau ahli.
b) Pukullah dia, kalau engkau berani.
7) Larangan:
adalah semacam perintah yang mencegah berbuat sesuatu:
a) jangan lewat di sini.
b) jangan bicara.
b. Setelah mengadakan perincian isi bermacam-macam kalimat perintah, baiklah kita
melihat ciri-ciri kalimat perintah, agar lebih jelaslah perbedaan antara kalimat perintah,
kalimat tanya, dan kalimat berita.
Ciri-ciri suatu kalimat perintah:
1) intonasi keras (terutama perintah biasa dan larangan).
2) kata kerja yang mendukung isi perintah itu biasa-
nya merupakan kata dasar.
3) mempergunakan partikel pengeras -lah.
C. Kalimat MajemukSebagai batasan pengertian kalimat majemuk telah dikata-kan bahwa: Kalimat-
kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih adalah kalimat majemuk. Batasan ini
diturunkan sebagai hasil tinjauan secara statis, melihat apa yang kita hadapi sekarang, ataumelihat hasil yang sudah jadi. Tetapi kita dapat pula melihat dari segi yang lebih dinamis,
yaitu dari sejarah terbentuknya kalimat tersebut. Kita dapat melihat bahwa dua pola kalimat
yang terkandung dalam sebuah kalimat majemuk itu terjadi karena kita meng-gabungkan dua
macam pola kalimat (atau lebih) menjadi satu kalimat; atau dapat terjadi bahwa kita
menghadapi satu pola kalimat, tetapi dengan mempergunakan teknik perluasan, akhirnya kita
mendapat dua pula kalimat atau lebih dalam kalimat perluasan tadi.
Dengan bertolak dari uraian di atas kita dapat menurunkan batasan-batasan yang lain
untuk kalimat majemuk, sebagai berikut:
1) Kalimat majemuk adalah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sedemikian
rupa, sehingga perluasan itu membentuk satu atau lebih pola kalimat yang baru di
samping pola yang sudah ada.Contoh: Anak itu menendang bola.
-
7/23/2019 BAB IV Bahasa Indo
10/21
Anak, yang kau sebut kemarin itu menendang bola.
2) Kalimat majemuk adalah penggabungan dari dua kalimat tunggal atau lebih, sehinggakalimat yang baru ini me-ngandung dua pola kalimat atau lebih.
Contoh: Ayah menulis surat.
Adik berdiri di sampingnya. Ayah menulis surat, sambil adik berdiri di sam-
pingnya.
Kedua macam batasan terakhir ini hanya kalimat sejarah pembentukannya. Dalam
kenyataan kita langsung menghadapi suatu kalimat yang mendukung suatu rangkaian
tanggapan, tanpa memikirkan proses terjadinya.
Proses pembentukannya boleh dipergunakan sebagai penjelas-an analisis kita tentang
bagaimana terbentuknya kalimat -majemuk, tetapi bukan mencakup seluruh sifat kalimat
majemuk itu. Batasan yang umum diatasmencakup kedua batasan terakhir itu. (Drs. Gorys
Keraf, 1995).
Macam-macam kalimat majemuk
Dalam mengadakan klasifikasi kalimat-kalimat majemuk, dasar yang digunakanadalah melihat hubungan pola-pola kalimat yang membina kalimat majemuk tersebut. Bila
kalimat majemuk itu terjadi karena salah satu bagiannya mengalami perluasan, sudah jelas
bahwa pola kalimat yang baru dibentuk akibat perluasan tadi akan lebih rendah ke-
dudukannya dari pola kalimat yang pertama. Tetapi kalimat majemuk yang terjadi karena
penggabungan dua atau lebih kalimat tunggal maka sifat hubungannya atau sederajat, atau
satu ditempatkan di bawah yang lain.
Sebab itu sifat hubungan pola-pola kalimat dalam sebuah kalimat majemuk dapat
bersifat:
1) Sederajat (koordinat): kedudukan pola-pola kalimat sama tinggi tidak ada pola-polakalimat yang menduduki suatu fungsi dari pola yang lain.
2) Bertingkat (sub koordinat): hubungan antara pola-pola kalimat tidak sederajat, karena adapola kalimat yang menduduki suatu fungsi dari pola yang lain.
3) Campuran: hubungan antara pola-pola kalimat itu dapat sederajat dan bertingkat.Hubungan ini terjadi kalau dalam kalimat majemuk itu terdapat paling kurang tiga pola
kalimat, sehingga misalnya terdapat dua pola kalimat yang sederajat, yang lain bertingkat,
atau dengan kata lain ada dua pola kalimat yang menduduki tingkat yang lebih tinggi,
sedangkan yang lainnya menduduki tingkat yang lebih rendah, atau sebaliknya.
Berdasarkan sifat hubungan tadi, kita dapat membagi kalimat atas:
a) kalimat majemuk setara
b) kalimat majemuk bertingkat;danc) kalimat majemuk campuran.
a) Kalimat majemuk setara
Bila hubungan antara kedua pola kalimat itu sederajat maka terdapatlah kalimat
majemuk yang setara. Hubungan setara itu dapat diperinci lagi atas:
(1) Setara menggabungkan: penggabungan itu dapat terjadi dengan merangkaikan dua
kalimat tunggal dengan di antara kesenyapan antara atau dirangkaikan dengan kata-kata
tugas seperti: dan, lagi, sesudah itu, karena itu.
(a) Saya menangkap ayam itu, dan ibu memotongnya.
(b) Ayah telah memanjat pohon mangga itu, sesudah itu dipetiknya beberapa buah.(2) Setara memilih: kata tugas yang dipakai untuk me-nyatakan hubungan ini adalah: atau
-
7/23/2019 BAB IV Bahasa Indo
11/21
Engkau tinggal saja di sini, atau engkau ikut dengan membawa barang itu.
(3) Setara mempertahankan: kata-kata tugas yang dipakai dalam hubungan ini adalah: tetapi,
melainkan, hanya.
(a) Adik rajin, tetapi ia sendiri malas.
(b) la tidak menjaga adiknya, melainkan membiarkan-nya saja.
b) Kalimat majemuk bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang berhubungan pola-polanya tidak
sederajat. Salah satu pola (atau lebih) menduduki fungsi tertentu dari pola yang lain. Bagian
yang lebih tinggi kedudukannya disebut induk kalimat, sedangkan bagian yang lebih rendah
kedudukannya disebut anak kalimat.
Sesuai dengan fungsinya itu anak-anak'kalimat dapat dibagi atas:
(1) Anak-anak kalimat yang menduduki fungsi gatra-gatra inti. Yang harus menyelesaikan
pekerjaan itu, telah pergi meninggalkan kami tanpa pamit.
(2) Yang menduduki salah satu gatra tambahan:
(a) Yang rapat:
la tidak mengetahui bahwa kami telah pergi meninggalkan tempat itu.Lembaga itu telah menghadiahkan tanda-tanda jasa kepada yang telah
menyumbangkan darahnya' untuk perikemanusiaan.
(b) Yang renggang:
la telah memukul anak, yang mencuri buah-buahan di halaman belakang
rumahnya. Pejabat itu telah memecat seorang anak buahnya, karena telah
melakukan penggelapan barang-barang di kantornya.
la mengajar orang-orang itu, agar bersama-sama mereka membasmi hama
tumbuh-tumbuhan itu.
la berangkat, ketika kami baru saja tiba.
Kadang-kadang perluasan itu sedemikian rupa sehingga rangkaian hubungan itu
sangat kompleks. Ada pola kalimat
dalam satuan yang kompleks itu yang dapat menduduki tingat yang lebih rendah dari anak
kalimat. Bagian ini dapat disebut cucu kalimat.
Misalnya: Sepanjang jalan itu telah ditanam pohon-pohonan yang rindang, yang dapat
memberi keteduhan pada orang desa, yang setiap hari berjalan kaki hilir mudik
ke kota itu.
c) Kalimat majemuk campuran
Seperti telah dijelaskan di atas, kalimat majemuk campuran dapat terdiri dari sebuah pola
atasan dan sekurang-kurangnya dua pola atasan dan satu atau lebih pola bawahan.(1) Satu pola atasan dan dua pola bawahan:
Kami telah menyelenggarakan sebuah malam ke-senian, yang dimeriahkan oleh para artis
ibu kota, serta dihadiri pula oleh para pembesar di kota itu.
(2) Dua pula atasan dan satu atau lebih pola bawahan:
Bapak menyesalkan perbuatan itu dan meminta agar kami berjanji tidak akan mengulangi
kesalah-an-kesalahan yang sama, yang dapat merugikan nama baik keluarga dan
kedudukannya. (Keraf, 1995; 187-190).
Dalam laporan atau tulisan-tulisan lain seperti surat-menyurat sering tersusun kalimat-
kalimat gabung yang penggabungannya sewenang-wenang (tanpa memperhati-kan kaidah),
sehingga maksudnya susah untuk difahami. Hal itu terjadi, karena pen^ilis kurang terbiasamenulis kalimat gabung sederhana yang sesuai dengan kaidah yang ada. Di bawah ini dua
-
7/23/2019 BAB IV Bahasa Indo
12/21
buah kalimat gabung yang karena tersusun tanda kaidah menyebabkan kalimat itu tidak
mempunyaimaksud yang jelas.
(1) Sesuai dengan surat kami nomor 023 tanggal 10 Maret 1979, yang isinya berhubungan
dengan pelaksanaan perkuliahan hal itu dengan ini kami tegaskan kembali.
(2) Sehubungan hasil penelitian saya dalam rangka me-menuhi tugas kegiatan
kemahasiswaan dalam tahun 1978/1979 pada Pekan Orientasi Studi yang telahdilaksanakan bulan April yang baru lalu, di mana menurut hemat saya atas segala
kegiatan yang pernah saya alami tersebut betul sangat bermanfaat sekali guna masa
depan saya, namun sudah menjadi kelazim-an bahwa setiap kebaikan tentunya tentu di
antaranya terselip suatu keganjilan.
(3) Di dalam laporan ini yang di dalamnya membahas salah satu kegiatan yang pernah saya
mengikutinya, mudah-mudahan laporan ini akan bermanfaat bagi kehidupan akademi
ini. Dalam kegiatan (2) ini disaji-kan beberapa macam teknik periggabungan kalimat
yang dilengkapi dengan bahan-bahan latihan. Dengan disajikannya bahan serta latihan ini
diharapkan para mahasiswa memiliki keterampilan menyusun kalimat gabung sebagai
keterampilan dasar yang dapat di-kembangkan lebih lanjut.
Penggabungan kalimat dengan "yang"Kalimat: (la) Jilid paper itu berwarna merah muda.
(b) Paper itu belum sempat diserahkannya.dapat digabungkan menjadi:
(le) Paper yang jilidnya berwarna merah muda itu belum sempat diserahkannya.
atau menjadi:
(Id) Paper yang berjilid warna merah muda itu
belum diserahkannya.
Kalimat: (la) dan (Ib) itu tidak bisa digabungkan menjadi: (le) Jilid paper yang berwarna
merah muda itu belum sempat diserahkannya.
Juga tidak bisa menjadi:
(If) Paper yang belum sempat diserahkannya itu jilidnya berwarna merah muda.
Struktur kalimat (le) dan (If) dilihat dari segi ketatabahasaan benar, tetapi artinya berbeda
dengan arti gabungan kalimat (a) dan (lb).
Sering terjadi penggabungan cara lain yang juga salah, yaitu dengan jalan digabungkan
dengan yang mana atau di mana, sehingga terjadi kalimat:
(Ig) Paper yang mana jilidnya berwarna merah muda itu belum sempatdiserahkannya. atau
(Ih) Paper di mana jilidnya yang berwarna merah muda itu belum sempat
diserahkannya.
Penggunaan kalimat dengan jika - karenaJika dan yang sejenisnya seperti jikalau, asal, kalau, bila (apabila), andai, andaikata,
asal saja, tergolong kepada kata penggabung syarat. Bagian kalimat yangmemiliki
penghubung macam ini merupakan syarat untuk terjadinya peristiwa yang dinyatakan dengan
bagian lain dari kalimat yang sama.
1. Jika kita senang berkata, mudah untuk berdusta.
2. Kita boleh berekreasi/apabila tugas itu telah selesai.
-
7/23/2019 BAB IV Bahasa Indo
13/21
Kalimat (1) dapat diubah menjadi:
1.1. Kita senang berkata.
1.2. Kita mudah untuk berdusta.
Kalimat (2) dapat diubah menjadi:
2.1. Kita boleh berekreasi.2.2. Tugas itu telah selesai.
Karenadan yang sejenisnya seperti sebab, lantaran, oleh karena, oleh sebab, tergolong
kata penghubung sebab. Bagian kalimat yang mengandung kata penghubung macam ini
merupakan alasan (sebab) untuk terjadinya peristiwa yang dinyatakan dengan bagian lain
dari kalimat yang sama.
3. la datang terlambat/karena sepedanya rusak di perjalanan. Kalimat tersebut dapat kita
ubah menjadi:
3.1 la datang terlambat.
3.2 la sepedanya rusak di perjalanan.
d. Oleh karena sepedanya rusak di perjalanan/ia datang terlambat.
Seperti halnya kalimat-kalimat sebelumnya, kalimat ini pun dapat kita ubah menjadi:
dl. Sepedanya rusak di perjalanan.d2. la datang terlambat.
Sering terjadi kalimat gabungan yang mempergunakan karena dalam struktur yang salah,
misalnya:
e. Sepedanya rusak di perjalanan, karena itu ia datang ter-lambat.
Kalimat e seharusnya diubah menjadi:
el. Karena sepedanya rusak di perjalanan, (maka) iadatang terlambat. atau menjadi:
e2. Sepedanya rusak di perjalanan. Karena itu ia datangterlambat.
Sejenis dengan klimat-kalimat e2 pemakaian oleh sebab itu, sebab itu, oleh karena itu.
Dengan kata lain, karena itu, oleh sebab itu, mesti di awal kalimat.
Berbeda dengan kalimat-kalimat di atas, kalimat di bawah ini merupakan gabungan
kalimat yang mempergunakan kata penghubung syarat (jika, apabila, dan sebagainya) dengan
kata gabungan alasan (karena, oleh karena, dan sebagainya) secara sekaligus. Misalnya:
f. Pertandingan itu lebih baik dibatalkan karena jika (pertandingan itu) dihilangkan, akanterjadi keributan yang membahayakan kedua belah pihak.
Karena f itu berasal'dari kalimat-kalimat:
f 1. Pertandingan itu lebih baik dibatalkan.
f2. Pertandingan dilangsungkan.
f3. Akan terjadi keributan yang membahayakan kedua belah pihak.
Proses terjadinya kalimat gabungan f adalah sebagai berikut: Kalimat f2 digabungkan dengan
kalimat f3, dan terjadilah:
(F) Jika pertandingan itu dilangsungkan, akan terjadi keributan yang membahayakan kedua
belah pihak.
-
7/23/2019 BAB IV Bahasa Indo
14/21
Kalimat (F) digabungkan dengan f 1 terjadilah kalimat f.
Penggabungan kalimat dengan dan sebagainya
Ketika termasuk kata gabungan kewaktuan, selain ketika tergolong dan dalam kata
gabung kewaktuanjuga adalah kata-kata waktu, sebelum, tatkala, tengah, sementara, pada
saat, sesudah, selesai, selama.
Bagian kalimat yang mengandung kata penghubung ini mempunyai fungsi menerangkan
waktu terjadinya peristiwa yang dinyatakan bagian kalimat yang lain.
a. Ketika perkuliahan dimulai,/saya masih di perjalanan.
b. Waktu diadakan malam silaturahmi,/hujan turun lebatsekali.
c. Selama pertandingan berlangsung,/sedikit pun tidak terjadikericuhan.
d. Kericuhan itu terjadi,/setelah pertandingan selesai.
Kalimat a, b, c, dan d, masing-masing merupakan kalimat majemuk yang dapat diubah
menjadi dua kalimat tunggal.
a. a 1. Perkuliahan dimulai.a2. Saya masih di perjalanan.
b. b 1. Malam silaturahmi diadakan.
b2. Hujan turun lebat sekali.
e. cl. Pertandingan berlangsung.
c2. Sedikit pun tidak terjadi kericuhan.
d. d1. Kericuhan itu terjadi.
d2. pertandingan selesai.
Penggabungan kalimat dengan: sebagai, sesuai dan sebagaiKata penghubung: sebagai, sesuai, seperti, bagaikan, me-nurut, seolah-olah, dan
seakan-akan, tergolong ke dalam kata penghubung banding.
Bagian kalimat yang diawali dengan kata-kata penghubung tersebut berfungsi menerangkan
bandingan dari peristiwa atau perbuatan yang dikandung bagian yang lain.
a. la sebagai seorang pemimpin harus bertanggungjawab kejadian tersebut.
Kalimat itu dapat diubah menjadi:
al. la seorang pemimpin.
a2. la harus bertanggungjawab tentang kejadian itu.
Kalimat (a) itu susunan gatranya dapat diubah menjadi:Sebagai seorang pemimpin/ia harus bertanggungjawabtentang kejadian tersebut. atau
Sesuai dengan jabatannya sebagai komandan pangkalan, ia harus bertanggungjawab
tentang kelancaranlalu lintas udara.
Kalimat di atas dapat kita ubah menjadi:
bl. la, jabatannya sebagai komandan pangkalan.
b2. la harus bertanggungjawab tentang kelancaran lalu lintas udara.
Demikian juga kalimat di bawah ini:
c. Menurut surat edaran yang baru saya terima, perkuliahan`dimulai pada bulanSeptember.
-
7/23/2019 BAB IV Bahasa Indo
15/21
Dapat kita sederhanakan menjadi:
cl. Perkuliahan dimulai pada bulan September.
c2. Hal itu menurut surat edaran yang baru saja saya terima.
Penghubung kalimat dengan tetapi, melainkan, padahal
Kata penghubung tetapi, akan tetapi, melainkan, padahal, tergolong kata penghubungperlawanan. Bagian kalimat yang diawali (mengandung) kata penghubung jenis ini
membantah pendapat atau pertanyaan yang diberikan pada bagian lain dalam kalimat yang
sama.
Misalnya:
a. Waktu itu naiklah darah saya, (akan tetapi saya tahan).
b. Bukan dia yang bersalah, melainkan atasannya.
c. la tidak pergi ke Jakarta, melainkan ke luar kota.
d. Terpaksa dia memperoleh hukuman, padahal atasannyalah yang bersalah.
Dalam pemakaian sehari-hari sering kata penghubung melainkan dipertukarkan dengan tetapi
(akan tetapi) seperti terjadi pada kalimat:e. Anak muda itu tidak bermaksud mempertahankan pen-dapatnya, tetapi memberikan
penjelasan terhadap pen-dapatnya itu.
f. Memang bukan kita yang harus mempertanggungjawabkan kejadian itu, akan tetapi atasan
kitalah yang harus mem-pertangg ungja wabkannya.
Kalimat e dan f di atas seharusnya mempergunakan kata penghubung melainkan, bukan
tetapi. Kenapa? Sebabkeduakalimat itu merupakan kalimat ingkar, yaitu dipergunakannya
kata-kata tidak dan bukan. Pemakain kata penghubung tetapi, akan tetapi pada kaliamt
berikut adalah benar, karena kalimat-kalimatnya bukan kalimat ingkar.
g. Memang anak muda itu bermaksud mempertahankan pen-dapatnya, tetapi atasannya
menolaknya.
h. Memang kita yang harus mempertanggungjawabkannya kejadian itu, tetapi atasan kita
tidak mau membebani kita dengan masalah-masalah berat seperti itu.
i. Bahwa KTT negara-negara nonblok akan dilangsungkan di-Havana sudah
diberitakan/surat suara.
j. Bahwa PSSI Yunior menggondol kekalahan yang luar biasa dalam perebutan juara dunia
beberapa bulan yang lalu di-Jepang/sudah diketahui/masyarakat sepak bola negara ini.
Bagian kalimat yang diketahui bahwa hanya mendukung satu fungsi, mungkin mendukung
fungsi S (subyek) maupun fungsi. O (obyek). Kalau kita telah lebih lanjut, kalimat-kalimat
pada contoh i dan j adalah berkerangka:(i) S/P/0
(j) S/P/0
Penelaahan terhadap kerangka tersebut cukup diperlukan, karena sering tersusun
sebuah "kalimat" yang hanya terdiri atas S dan O dalam kalimat yang diawali dengan bahwa.
Misal-nya;
k. Bahw'a pelaksanaan PSMA itu sungguh berat baik fisik maupun mental digembleng
walaupun dalam waktu yang sangat singkat yaitu hanya dua hari. (Dipetik dari laporan
tertulis mahasiswa tingkat persiapan).
Kalimat k disusun oleh seseorang yang kurang memahami pemakaian kata gabung bahwa.Sebaiknya pernyataan itu disusun demikian:
-
7/23/2019 BAB IV Bahasa Indo
16/21
1. Bahwa pelaksanaan PSMA itu sungguh/benar-benar kami rasakan. Baik fisik maupun
mental.
Penggabungan kalimat dengan bahwa (bahwasannya)
Bahwa atau bahwasannya merupakan kata penghubung penetap. Kata penghubung inibiasanya mengikuti kata-kata tahu, mendengar, menyebutkan mengetahuinya, percaya, me-
nerangkan, menagtakan, menyatakan, melihat, memaklumi, merasa.
Misalnya:
a. Dipermaklumkan/dengan hormat/bahwa pengurus akan dilangsungkan di rumah ketua.
b. Kita/percaya/bahwa kita akan dapat mengatasi segala kesukaran yang kita hadapi.
c. Mau tak mau/harus kita akui/bahwa beberapa hal kita selalu mengharapkan adanya
bantuan luar negeri.
d. Surat kabar/menyiarkan/bahwa negara-negara nonblok akan mengadakan KTT di
Havana.
Dalam kalimat-kalimat a, b, c, kata penghubung bahwa dipasang di tengah kalimat. Dalampemakaian bahasa baik lisan maupun tulisan tidak sedikit pemakai bahasa yang menyenangi f
pemakaian bahwa di awal kalimat.
D. Kalimat EfektifKalimat efektif adalah kalimat atau bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja
disusun untuk mencapai daya infor-masi yang tetap dan baik. Susunan kalimat yang efektif
itu didukung oleh: (1) kesepadanan antara struktur bahasa dan cara atau jalan pikiran yang
logis dan masuk akal, (2) keparelan atau paralelisme bentuk bahasa yang dipakai untuk
tujuan-tujuan efektivitas tertentu, (3) ketegasan dalam mengemi kan pikiran utama, (4)
kehematan dalam pilihan kata at penyusuiian kalimat, seperti antara kalimat panjang
kalimat pendek, antara kalimat induk dan klausa tak bebas.
Perhatikancontoh di bawahini:
(1) Kepada para mahasiswa yang belum membayar uarij ujian diharap mendaftarkan diri
pada sekretariat.
(2) Kepada para penonton harap tenang.
(3) Kepada para penumpang harap bayar dengan uang pas.
Kalimat (1), (2) dan (3) tidak efektif karena daya informasinya meragukan dan
tidak sampai. Pertanyaan ya pertama ialah siapa yang (1) belum membayar dan.dtf
mendaftarkan diri, (2) harap diam, dan (3) harap baya|| Kalimat di atas tidak mempunyaisubyek.
Subyek dalam bahasa Indonesia tidak diantarkan olehf partikel kepada. Revisi
pertama ialah penghilangan partikf kepada. Bacalah kalimat-kalimat tersebut tanpa kepada.
Apakah kalimat-kalimat itu sudah efektif? la telah mendekat efektivitas. Kalimat-kalimat
tersebut sering dijumpai dali pengumuman. Yang mengharapkan ialah pembuat atau
nandatanganan pengumuman biasanya yang mengharapk itu sudah implisit dalam bentuk isi
kalimat pengumurm Jadi, untuk mencapai efektivitas kalimat-kalimat itu mendapa revisi
yang kedua. Hasil revisi itu ialah:
(4) Diharap para mahasiswa yang belurn membayar ua ujian mendaftarkan diri pada
sekretariat.
(5) Harap penonton diam.(6) Harap para penumpang membayar dengan uang pas.
-
7/23/2019 BAB IV Bahasa Indo
17/21
Kalimat (1) dan (4) masih belum efektif sebab pesan ya ingin disampaikan belum
jelas. Dalam kalimat (1) dan (4).' dua pesan, yakni, membayar dan mendaftarkan diri. Apakah
yang dipesan? Ada dua kemungkinan yakni pe belum membayar dan mendaftarkan diri
untuk membaj Revisi kalimat tersebut akan menghasilkan:
(7) Diharap para mahasiswa yang belum membayar uang ujian mendaftarkan diri padasekretariat dan
(8) Diharap para mahasiswa yang belum membayar uang ujian segera membayar pada
sekretariat.
Pada umumnya dalam tutur terdapat pokok pikiran yang hendak disampaikan dan
komentar tentang pokok pikiran itu. Kesatuan dalam komposisi ialah kesatuan antara
penataan kalimat dan jalan penataran seorang penulis. Apa yang hendak dikatakan sebaiknya
ditata dalam kalimat dengan cermat agar informasi dan maksud penulis mencapai sasarannya.
Dalam penulisan tampak kalimat-kalimat yang panjang tidak mempunyai subyek atau
predikat. Ada pula kalimat yang secara gramatikal mempunyai subyek dan diantarkan oleh
partikel. Hindarkanlah pemakaian kalimat-kalimat demikian. Penulis harus bertanya tentangapa yang dibicarakan dan apa komentar pokok pembicaraan itu. Perhatikanlah kalimat-
kalimat berikut:
(9) Untuk rencana ini memerlukan penelitian lebih lanjut.
(10) Di dalam keputusan itu menunjukkan kebijaksanaan yang dapat menguntungkan umum.
(11) Pada tahun ini memerlukan tahun terakhir masa dinasnya sebagai pegawai negeri.
Kalimat-kalimat tersebut mempunyai subyek yang diantarkan oleh partikel. Jadi, harus
direvisi sebagai berikut:
(12) Rencana ini memerlukan penelitian lebih lanjut.
(13) Keputusan itu menunjukkan kebijaksanaan yang dapat menguntungkan umum.
(14) Tahun ini merupakan tahun terakhir masa dinasnya sebagai pegawai negeri.
Sering dijumpai ide pokok terdapat dalam anak kalimat atau klausa tanbebas/klausa
bergantung. Jika seorang penulis hendak menggabungkan dua kalimat dan salah satu kalimat
harus digantungkan pada yang lain, maka penulis itu harus melihat dan memilih kalimat yang
mengandung pikiran utama menjadi induk kalimat.
Perhatikanlah contoh di bawah ini:
(15) la ditembak mati ketika ia masih dalam tugas militer.
(16) la masih dalam tugas militer ketika ia ditembak mati.
Ide pokok dalam kalimat (15) ialah "ia ditembak mati" sedangkan ide pokok dalam kalimat
(16) ialah "ia masih dalam tugas militer*'. Sebab itu, dalam kalimat (15) "ia ditembak mati"
menjadi induk kalimat dan kalimat (16) "ia masih dalam tugas militer" menjadi induk
kalimat.
Sering seorang penulis hendak menggabungkan dua kalimat atau klausa menjadi satu
kalimat. Penggabungan ini akan menghasilkan satu kalimat dengan dua klausa atau lebih.
Kalimat itu akan disebut kalimat dengan klausa bertingkat.
Jika dua kalimat djgabungkan dengan dua partikel dan, maka hasilnya adalah satu
kalimat dengan dua klausa setara. Dalam komposisi dua klausa itu setara dan sama penting.
Jika dua kalimat itu digabungkan dengan partikel yang, maka hasilnya satu kalimat dengan
klausa bertingkat. Dalam struktur demikian ada induk kalimat dan anak kalimat. Ide pokokakan terdapat dalam induk kalimat. Sebab itu, seorang penulis harus secara sadar
-
7/23/2019 BAB IV Bahasa Indo
18/21
menggabungkan dua kalimat menjadi satu kalimat. Hal ini perlu dilakukan demi mencapai
efektivitas kalimat. Perhatikanlah contoh-contoh di bawah ini.
(17) Masyarakat merasakan bahwa mutu pendidikan kita masih rendah.
(18) Perbaikannya adalah-tugas utama Perguruan Tinggi.
(19) Masyarakat merasa bahwa mutu pendidikan kita masih rendah yang perbaikannya ialah
tugas utama Perguruan Tinggi.(20) Masyarakat merasakan bahwa mutu pendidikan kita masih rendah dan perbaikannya
adalah tugas Perguruan Tinggi.
Hasil penggabungan kalimat (17) dan (18) ialah kalimat (19) dan (20). Penggabungan
kalimat (19) dengan partikel yang dan menggabungkan kalimat (20) dengan partikel dan.
Karena dua kalimat ini mengandung ide pokok yang sama
penggabungan (19).
(21) Kursus yang lamanya empat belas bulan dimulai pada 1 April 197 6.
(22) Kursus yang dimulai pada tanggal 1 April 1976 lamanya empat belas bulan.
(23) Kursus dimulai pada tanggal 1 April 1976 dan lamanya empat belas bulan.
Kalimat (23) lebih efektif daripada kalimat (21) dan (22) walaupun informasinya
sama. Yang jelas maksud tiga kalimat itu berbeda. Dalam komposisi perlu dibedakan antara
infor-masi dan maksud. Informasi menyampaikan sesuatu pesan secara obyektif dan maksud
menyampaikan suatu pesan dengan penekanan pada sikap subyektif. Informasi bisa sama,
tetapi maksud berbeda. Perhatikan kalimat-kalimat di atas.
Dalam komposisi untuk mencapai efektivitas komunikasi perlu dibedakan dan
diperhatikan dengan sadar perbedaan antara hubungan sebab dan hubungan waktu. Hubungan
sebab bagi seseorang penulis mungkin merupakan hubungan waktu bagi pembaca. Kadang
kalau seorang penulis dipengaruhi oleh cara berpikir post hoc erge propter hoc(Istilah iniberasal dari bahasa latin : post artinya sesudah hoc artinya demikian profter artinya
disebabkan dan hoc artinya demikian.. Singkatnya : sesudah itu, karena itu , dan oleh sebab
itu. Jadi apabila ada suatu peristiwa yang terjadi dalam urutan temporal maka kita
mengatakan bahwa yang pertama adalah merupakan sebab dari yang ke dua ).
Perhatikancontoh di bawahini:
(24) Ketika banjir besar melanda kampung itu, penduduk melarikan diri ke tempat-tempat
yang lebih tinggi.
(25) Karena banjir besar meltnda kampung itu, penduduk melarikan diri ke tempat-tempat
yang lebih tinggi.
Kalimat (24) dan (25) tidak perlu direvisi. Hal ini ber-gantung pada jalan pikiran
seorang penulis apakah ia hendak mementingkan hubungan waktu atau hubungan sebab.
Yang perlu diperhatikan ialah pikiran penggabungan itu harus sesuai dengan konteks.
(26) Sebab ia masih kecil, ia dilarang bergaul dengan kami.
(27) Dirjen yang mewakili menteri menegaskan bahwa pem-bangunan sangat penting.
Kalimat (26) ini perlu direvisi karena secara umum hubungan ini lebih menyatakan
hubungan sebab.
(28) Dirjen yang mewakili menteri menegaskan bahwa pem-bangunan sangat penting.
(29) Dirjen selaku wakil menteri menegaskan bahwa pem-bangunan sangat penting.
(30) Pertemuan itu dihadiri oleh para peserta yang terdiri dari para sarjana teknik sipil.(31) Para peserta semuanya sarjana teknik sipil menghadiri pertemuan itu.
-
7/23/2019 BAB IV Bahasa Indo
19/21
(32) Juara pertama ialah Afan yang mengendarai mobil Honda.
(33) Juara pertama ialah Afan pengendara mobil Honda.
(34) Buku yang diterjemahkan oleh ibu Tuti pasti bermanfaat untuk dibaca.
(35) Buku terjemahan ibu Tuti pasti bermanfaat untuk dibaca.
Penulis memilih kalimat (28), (31), (33), dan (35) sebagai kalimat yang efektif.
Dalam penulisan seorang penulis harus memperhatikan hubungan antara satu kalimat
dan kalimat lainnya sebagai hasil proses'ia berpikir atau bernalar. Apa yang bagi seorang
penulis merupakan hubungan akibat mungkin menjadi hubungan tujuan. Jadi, di sini perlu
diperhatikan pemakaian partikel sehingga dan partikel agar atau supaya.
Perhatikan contoh-contoh di bawah ini:
(36) Semua peraturan telah ditentukan.
(37) Para mahasiswa tidak bertindak sendiri-sendiri.
(38) Semua peraturan telah ditentukan sehingga para mahasiswa tidak bertindak sendiri-
sendiri.(39) Semua peraturan telah ditentukan agar para mahasiswa tidak bertindak sendiri-sendiri.
Mungkin jalan penalaran seorang penulis dalam hal ini akan berbeda dengan pembaca.
Seorang penulis melihatnya dari segi akibat sedangkan pembaca akan melihatnya dari
segi maksud.. Demikian dengan kalimat (40), (41), dan (43).
(40) Pemerintah mendirikan banyak gedung sekolah dasar sehingga banyak anak dapat
tertampung untuk ber-sekolah.
(41) Pemerintah mendirikan banyak gedung sekolah dasar agar banyak anak dapat
tertampung untuk bersekolah.
(42) Tidak sekolah gampang bagi seseorang untuk mengutara-kan pendapatnya dengan jelas
sehingga mudah dipahami sesamanya.
(43) Tidaklah selalu gampang bagi seseorang untuk mengutara-kan pendapatnya dengan jelas
agar mudah dipahami sesamanya.
Sering seorang penulis menghabiskan gagasan dan pikirannya dalam satu kalimat yang
panjang dan penuh dengan anak kalimat. Penulis itu menulis seperti air mengalir. Ide pokok
tidak tertangkap dan terkejar lagi oleh pembaca. Dan mungkin penulis itu sendiri sudah lama
akan ide pokoknya. Tatalah pikiran anda dalam kalimat-kalimat yang dapat di-tangkap
dengan jelas. (Parerea, 1982: 31 - 35).
-
7/23/2019 BAB IV Bahasa Indo
20/21
E. Kegiatan Mahasiswa1. Efektikkan kalimat berikut dan berilah alasannya!
Menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Aslim Tadjudin mengatakan bahwa,
Pemicu utama penguatan nilai rupiah adalah sentimen positif daripada revaluasi yuan. (2)
Dampak penguatan nilai tukar pada masing-masing mata uang tergantung pada faktor kondisi
ekonomi dan struktur ekspor negara bersangkutan. (3) Kendati revaluasi yuan hanya 2,1 %,
tetapi Aslim Tadjudin optimis dampaknya terhadap kurs rupiah, tidak hanya sementara,
melainkan bakal terus berlanjut. (4) Indonesia bukanlah kompetitor China, tetapi lebih
sebagai mitra dagang. (5) Aslim Tadjudin berpendapat juga bahwa apresiasi yuan akan
menyebabkan harga barang relatif lebih mahal, menguntungkan negara kompetitor, ekspor
dapat ditingkatkan, dan laju inflansi pun dapat tertahan.
(1)Menurut Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Aslim Tadjudin mengatakan bahwa,Pemicu utama penguatan nilai rupiah adalah sentimen positif revaluasi yuan
Alasan: kesepadanan antara struktur bahasa dan cara atau jalan pikiran yang logis dan
masuk akal
(2)Dampak penguatan nilai tukar masing-masing mata uang tergantung pada faktor kondisiekonomi dan struktur ekspor negara bersangkutan
Alasan: karena tanpa kalimat masing-masing tujuan sudah jelas
(3)walaupun revaluasi yuan hanya 2,1 %, tetapi Aslim Tadjudin optimis dampaknyaterhadap kurs rupiah, akan terus berlanjut
Alasan: kalimat penghubung tidak hanya sementara tidak diperlukan dalam kalimat
efektif
(4)Indonesia bukanlah kompetitor China, melainkan sebagai mitra dagang.Alasan: keparelan atau paralelisme bentuk bahasa yang dipakai untuk tujuan-tujuan
efektivitas tertentu
(5)Aslim Tadjudin berpendapat apresiasi yuan akan menyebabkan harga barang relatiflebih mahal, menguntungkan negara kompetitor, ekspor dapat ditingkatkan, dan laju
inflansi pun dapat tertahan.
Alasan: ketegasan dalam mengemi kan pikiran utama
-
7/23/2019 BAB IV Bahasa Indo
21/21
2. Perbaikilah kalimat tidak efektif di bawah ini menjadi kalimat efektif, dan berikan alasan
Saudara!
KALIMAT TIDAK EFEKTIF DAN KALIMAT EFEKTIFKalimat Tidak Efektif Kalimat Efektif
1. Untuk mengetahui baik atau buruknyapribadi seseorang dapat dilihat dari
tingkah lakunya sehari-hari.
2. Semoga dimaklumi.3. Halamanya sangat luas, rumah paman
saya di Cibubur.
4. Peringatan hari Sumpah Pemuda beberapmahasiswa menampilkan berbagai
kegiatan kesenian.
5. Berita musibah gempa itu saya sudahmenyampaikannya kepada pak lurah.
6. Bagi segenap sivitas akademi-ka harapbergabung dengan para tamu.
7. Pekerjaan itu dia tidak cocok.8. Jika bus ini mengambil penumpang di
Baik atau buruknya pribadi sesorang dapat
dilihat dari tingkah lakunya sehari-hari
Harap maklum
Halamannya Rumah paman saya di
Cibubur sangat luas
Peringatan hari Sumpah Pemuda beberapa
mahasiswa menampilkan kegiatan kesenian
Berita musibah gempa itu saya sudah
sampaikan kepada pak lurahSivitas akademika harap bergabung dengan
tamu
Pekerjaan itu tidak cocok untuk diajika bus
mengambil penumpang diluar agen,
laporkan kepada kami
luar agen supaya melaporkan kepada
kami.
9. Semua peserta dari pada perte-muan itusudah pada hadir.
10.Kami menghaturkan terima kasih ataskehadirannya.
11.Kita berjuang demi untuk menegakkankeadilan.
12.Bagi yang tidak berkepenting-an dilarangmasuk.
13.Bagi semua mahasiswa pergu-ruan tinggiini harus membayar uang kuliah.
14.Harga minyak dibekukan atau kenaikansecara luwes.
15.Karena ia tidak diundang, dia tidakdatang ke tempat itu.
16.Mahasiswa perguruan tinggi yangterkenal itu meraih hadiah.
Semua peserta pertemuan sudah hadir
Kami ucapkan terima kasuh atas
kehadirannya
Kita berjuang untuk menegakkan keadilan
Yang tidak berkepentingan dilarang masuk
Semua mahasiswa perguruan tinggi ini
harus membayar uang kuliah
Harga minyak dibekukan atau naik secara
pasti
Karena ia tidak diundang, maka ia tidakdating
Mahasiswa perguruan tinggi terkenal itu
meraih hadiah