BAB IV
ANALISA DATA
4.1. PENGUKURAN WAKTU KERJA
4.1.1. Langkah Persiapan
Pertama-tama yang dilakukan sebagai langkah persiapan adalah memilih
dan mendefinisikan pekerjaan yang akan diukur dan akan ditetapkan waktu
standarnya. Di sini penulis melakukan pengukuran dengan memilih karyawan
produksi di PT. Eratex Djaja, yaitu di bagian swing departemen pada divisi
garment I. Pada divisi garment I produksi yang dihasilkan adalah pakaian jadi
yang berupa pakaian atasan. Tenaga kerja langsung yang paling banyak
memberikan pengaruh yang cukup besar dalam kelangsungan proses produksi.
Proses produksi yang terdapat pada swing departemen terdiri dari:
a Pengobrasan
a Penggabungan pola
a Penjahitan
a Pemasangan saku
a Pemasangan kancing
a Pengecekan
Dan pemilihan shift yang ditentukan adalah shift pertama yang berlangsung
selama 8 jam yaitu mulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB.
43
Untuk pemilihan operator, penulis mengkonfirmasikan dengan kepala seksi
tiap bagian proses produksi. Hal ini untuk mengetahui operator/pekerja yang
memiliki kemampuan normal dan mau diajak kerjasama agar pengukuran dapat
diandalkan hasilnya. Operator yang berkemampuan normal artinya operator yang
bukan berkemampuan tinggi dan bukan berkemampuan rendah melainkan
berkemampuan rata-rata.
4.1.2. Pembagian Elemen Kerja
Pembagian suatu pekerjaan pada swing departemen menjadi elemen-
elemen kerja dapat dilihat di bawah ini:
a. Elemen 1
Yaitu bagian pekerjaan yang melakukan pengobrasan. Disini operator
melakukan pengobrasan tiap pinggiran potongan yang telah dilakukan oleh
departemen sebelumnya. Satuan unit output yang ditentukan memiliki
pengertian yaitu 1 unit unit output yang dihitung terdiri dari beberapa bagian
potongan yang telah diobras yang akan membentuk 1 pakaian atasan.
Pada pengobrasan ini operator bertanggung jawab terhadap hasil
pengobrasannya.
b. Elemen 2
Yaitu bagian pekerjaan yang melakukan penggabungan pola. Di sini operator
melakukan penggabungan pola dari bagian potongaan yang telah diobras
menjadi bentuk pakaian atasan yang sifatnya sementara. Satuan unit output
yang ditentukan memiliki pengertian bahwa 1 unit unit output yang dihitung
44
adalah 1 bentuk pakaian atasan yang bersifat sementara. Pada penggabungan
pola ini operator bertanggung jawab terhadap hasil penggabungannya.
c. Elemen 3
Yaitu bagian pekerjaan yang melakukan penjahitan.
Di sini operator melakukan penjahitan dari bentuk pakaian atasan yang bersifat
sementara menjadi bentuk pakaian atasan yang bersifat tetap. Satuan unit
output yang ditentukan memiliki pengertian bahwa 1 unit output yang dihitung
adalah 1 bentuk pakaian atasan yang bersifat tetap. Pada penjahitan in operator
bertanggung jawab terhadap hasil penjahitannya.
d. Elemen 4
Yaitu bagian pekerjaan yang melakukan pemasangan saku.
Di sini operator melakukan pemasangan saku yang terdiri dari 2 saku pada
pakaian atasan yang bersifat tetap. Satuan unit output yang ditentukan
memiliki pengertian bahwa 1 unit output yang dihitung terdiri dari 2 buah saku
yang terdapat pada 1 pakaian atasan yang bersifat tetap. Pada pemasangan
saku ini operator bertanggung jawab terhadap hasil pemasangan sakunya.
e. Elemen 5
Yaitu bagian pekerjaan yang melakukan pemasangan kancing.
Di sini operator melakukan pemasangan kancing yang terdiri dari 5 kancing
pada pakaian atasan yang bersifat tetap. Satuan unit output yang ditentukan
memiliki pengertian bahwa 1 unit output yang dihitung terdiri dari 5 buah
kancing yang dipasang pada 1 pakaian atasan yang bersifat tetap. Pada
45
pemasangan kancing ini operator bertanggung jawab terhadap hasil
pemasangan kancingnya.
f. Elemen 6
Yaitu bagian pekerjaan yang melakukan pengecekan.
Di sini operator melakukan pengecekan terhadap setiap bagian dari pakaian
atasan yang telah jadi. Sehingga tidak ada kecacatan dari pakaian atasan
tersebut, kemudian melipatnya dan memasukkan ke dalam plastik yang telah
disediakan. Tetapi jika ada kecacatan maka harus dikembalikan kepada
operator di bagian yang menanganinya. Satuan unit output yang ditentukan
memiliki pengertian bahwa 1 unit output yang dihitung adalah 1 bentuk
pakaian atasan jadi yang telah dimasukkan pada tempatnya. Pada pengecekan
ini operator bertanggung jawab terhadap hasil akhir pakaian yang sudah jadi.
Dari 6 elemen dipilih 1 operator untuk masing-masing elemen. Operator
yang dipilih adalah operator yang berkemampuan normal guna menghasilkan
pengukuran kerja yang sesuai dengan kemampuan rata-rata operator yang ada.
4.1.3 Pengumpulan Data Waktu Kerja
Setelah langkah persiapan dilakukan, selanjutnya dapat melakukan waktu
kerja. Pengukuran waktu kerja dilakukan dengan menggunakan stopwatch (jam
henti). Pengukuran tersebut dilakukan sebanyak 25 kali untuk masing-masing
elemen dengan satuan waktu yang digunakan adalah menit.
Hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
46
Tabel 4.1Hasil Pengukuran Waktu Kerja dengan Jam
Pengamatan ke12345678910
111213141516171819202122232425
Elemen 15.595.134.975.444.905.685.744.995.955.62
5.705.735.655.095.115.595.645.715.675.665.635.615.495.694.96
Elemen 25.576.365.665.706.326.215.586.276.215.61
6.196.736.265.695.716.266.326.346.486.196.256.176.235.716.30
Elemen 36.516.395.706.395.935.645.726.495.966.43
6.486.496.016.066.486.556.446.915.896.466.546.576.406.435.58
Elemen 41.901.961.591.611.971.881.881.571.611.96
1.901.561.581.591.571.871.951.921.891.561.541.901.951.611.87
HentiElemen 5
1.701.811.871.932.252.411.921.841.941.88
2.332.351.791.931.741.811.801.911.791.851.922.271.862.211.90
Elemen 61.011.321.031.301.041.031.291.341.351.27
1.371.291.281.331.321.011.021.031.271.051.061.271.301.041.02
4.1.4. Perhitungan Faktor Penyesuaian (Performance Rating)
Performance rating yang digunakan adalah cara Westing House System's
Rating. Untuk in Westing telah berhasil membuat tabel Performance Rating yang
berisikan nilai-nilai angka yang berdasarkan tingkatan yang ada untuk masing-
masing faktor tersebut. Cara kerja Westing House dengan membagi kriteria
47
peniliaian ke dalam 4 bagian yaitu ketrampilan (skill), usaha (effort), kondisi kerja
(condition), dan konsistensi (consistency).
Alasan menggunakan metode Westing House karena metode ini
mempunyai kriteria penilaian yang lengkap, yang meliputi ketrampilan, usaha,
kondisi kerja dan konsistensi. Di sini operator yang diukur adalah operator yang
dipilih oleh kepala seksi tiap bagian proses produksi swing departemen yang
dianggap bekerja dengan baik dan mau diajak kerja sama. Tabel Performance
Rating dapat dilihat di bawah ini:
Tabel 4.2Performance Rating dengan Sistem Westing House
SKILL+ 0.15A1+ 0,13A2+ 0,11 Bl+ 0,08 B2+ 0,06Cl+ 0,03 C2
0,00 D- 0,05 El-0,10E2- 0,16 Fl- 0,22 F2
Superskill
Excellent
Good
AverageFair
Poor
CONDITION+ 0,06 Af 0,04 B+ 0,02 C
0,00 D- 0,03 E- 0,07 F
IdealExcelent
GoodAverage
FairPoor
EFFORT+ 0,13Al+ 0,12A2+ 0,10Bl+ 0,08 B2+ O,O5C1+ 0,02 C2
0,00 D- 0,04 El- 0,08 E2-O,12F1-0.17F2
Superskill
Excelent
Good
AverageFair
Poor
CONSISTENCY+ 0,04 A+ 0,03 B+ 0,01 C
0,00 D- 0,02 E- 0,04 F
IdealExcelent
GoodAverage
FairPoor
Sedangkan performance rating untuk tiap operator pada setiap elemen pekerjaan
diklasifikasikan sebagai berikut:
48
Tabel 4.3Perhitungan Performance Rating Setiaj
Elemen
123456
Skill
0.03 •
0.03
0.03
0.00
-0.05
0.00
Effort
0.02
0.05
0.05
0.02
-0.04
-O'.O4
Condition
-0.07
-0.07
-0.07
-0.03
0.00
0.00
) Elemen PekerjaanConsistency
0.01
0.00
0.03
0.01
0.01
0.00
Total
-0.01
0.01
0.04
0.00
-0.08
-0.04
4.1.5. Perhitungan Waktu Longgar (Allowance)
Dalam melaksanakan pekerjaannya operator tidak mampu bekerja secara
terus menerus melainkan membutuhkan waktu khusus atau waktu longgar yang
diklasifikasikan menjadi 3 yaitu:
a Kelonggaran waktu untuk kebutuhan pribadi (Personal Alloawnce)
a Kelonggaran waktu untuk melepas lelah (Fatique Allowance)
a Kelonggaran waktu karena keterlambatan (Delay Allowance)
Allowance ini biasanya dalam bentuk prosentase dan bisa didapatkan pada tabel
perhitungan allowance.
Rumus untuk mencari allowance adalah :
%Allowance -Total Allowance
- x l 0 0 %Jumlah jam kerja dalam 1 hari
Tabel 4.4Prosentase Perhitungan Allowance
Elemen
123456
Fatique
252025152030
Delay
555555
Personal
151515151515
Total (mnt)
454045354050
%A11
10.71
9.52
10.71
8.33
9.52
11.90
49
4.1.6. Pengujian Keseragaman Data
Data yang didapat dikatakan seragam jika terletak di dalam batas kontrol
atas dan bawah yang dapat dilihat pada peta kontrol. Besar dari batas kontrol atas
dan batas kontrol bawah adalah:
BKA = x-3sd
Jika data tersebut terletak diluar batas kontrol maka data-data yang didapat
tidak dapat digunakan dan harus melakukan pengukuran lagi untuk mendapatkan
data-data yang baru. Dari gambar peta kontrol masing-masing elemen dapat dilihat
bahwa derigan pengukuran sebanyak 25 kali, semua harga terletak dalam batas
kontrol, ini berarti bahwa data yang ada sudah seragam
Gambar peta kontrol terdapat pada lampiran A.
4.1.7. Test Kecukupan Data
Banyaknya data pengukuran yang diambil yaitu sebanyak 25 kali, perlu
dilakukan test kecukupan data dengan menggunakan rumus
12
N'= 2ll ! L_IX j
Jika besar dari N' < N, maka data yang pengukuran yang diambil sudah
cukup. Nilai N' untuk masing-masing elemen dapat dilihat pada tabel 4.5 di
bawah ini.
50
Tabel 4.5Perhitungan Uji Kecukupan Data
Elemen123456
ZX136,94152,32156,4544,1949,0129,64
EX2
752,37930,64982,0878,8297,1235,63
N'4,834,464,9414,4917,3422,12
N252525252525
KeteranganData cukupData cukupData cukupData cukupData cukupData cukup
4.1.8. Uji Kenormalan Data Waktu Pengamatan Produk
Data waktu pengamatan diduga berdisrtibusi normal dan untuk
memastikannya dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program
SPSS for Windows versi 7.5.
Ho : Data berdistribusi normal
Hi : Data tidak berdistribusi normal
a = 0,05
Dengan bantuan program SPSS for Windows versi 7.5, Dn pada elemen
kerja 1 diperoleh Dn = 0,283, dan dan Dtabel sebesar 0,27. Jadi Dn > Dtabel
berarti data waktu pengamatan pada elemen kerja 1 berdistribusi normal.
Hasil perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.6
5!
Tabel 4.6Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov dengan SPSS versi 7.5
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
NNormal Parameters • ° Mean
Std Deviation
Most Extreme AbsoluteDifferences Positive
NegativeKoimogorov-Smimov Z
Asymp. Stg (2-tailed)
OBRAS25
5 47763070283156
-283
1 414
037
GABUNG25
609283281
273198
-273
1 365
048
JAHIT25
6 25803547
285150
-285
1 425
034
SAKU25
176761717
285261
-285
1 423
.035
KANCING25
1 9604
2083299299
-127
1 495
023
PAK25
1 18561423283251
-283
1 417
036
Test distribution is Normal
Calculated from data
4.1.9. Perhitungan Waktu Normal
Waktu normal untuk suatu elemen operasi kerja adalah semata-mata
menunjukkan bahwa seorang operator yang berkualifikasi baik akan bekerja
menyelesaikan pekeijaan pada kecepatan/tempo kerja yang normal.
Sedangkan performance rating pada dasarnya diaplikasikan untuk
menormalkan waktu kerja yang diperoleh dari pengukuran kerja akibat tempo atau
kecepatan kerja operator yang berubah-ubah.
Perhitungan waktu normal menggunakan rumus:
H #f = xxPR
Sehingga hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini
Tabel 4.7Hasil Perhitungan Waktu Normal
Elemen1->
456
x (menit)5.486.096.261.771.961.19
PR (%)991011041009296
Wn5.426.156.511.771.801.14
52
4.1.10. Penentuan Waktu Baku/ Waktu Standar
Waktu baku/waktu standar dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:
«7 «7 1 0 0 %
Ws = Wn x
100%-%Allowance
Besarnya waktu standar untuk setiap elemen kerja dapat dilihat pada tabel
4.8 berikut ini.
Tabel 4.8Perhitungan Waktu StandarElemen
123456
Wn(menit/unit)
5,426,156,511,771,801,14
Allowance(%)
10,719,5210,718,339,5211,90
Ws(menit/unit)
6,076,807,291,931,991,29
4.1.11. Penentuan Unit Output Standar Produksi
Standar produksi yang dimaksud di sini adalah jumlah produk yang dapat
dicapai oleh seorang pekerja. Standar produksi ini ditetapkan berdasarkan
kemampuan normal pekerja yang di dekati dengan waktu baku untuk elemen-
elemen pekerjaan yang bersangkutan. Dalam penerapannya standar ini dapat
dinaikkan, tetap seperti normalnya dan dapat juga diturunkan, tergantung
kebijaksanaan perusahaan.
Standar produksi tersebut digunakan sebagai patokan penetapan upah
insentif, jika melihat kenyataan, standar yang tetap seperti normalnya adalah
pilihan terbaik, karena selama ini perusahaan kesulitan dalam pencapaian target
produksi dan belum pernah diterapkannya sistem upah insentif.
53
Dalam tabel 4.9 akan diperlihatkan standar produksi yang harus dicapai
pekerja agar mereka berhak menerima upah menurut sistem upah
insentif/perangsang yang diusulkan.
1Os/jam =
waktu standar pekerjaan yang bersangkutan
Os./hari = Os/jam x 8
Tabel 4.9Unit output Standar
Elemen
123456
Ws(menit/unit)
6,076,807,291,931,991,29
Os(unit/jam)
988
313046
Os(unit/hari)
726464
248240368
Sstandar produksi per hari digunakan untuk pekerja yang telah bekerja 1
shift penuh standar produksi per jam ini dihitung berdasarkan jumlah jam kerja
yang telah dilewati dikalikan dengan standar produksi per jam.
4.2. MERANCANG SISTEM PENGGAJIAN DENGAN UPAH
INSENTIF
4.2.1. Metode Penggajian Lama
Untuk merancang sistem penggajian yang baru, maka perlu diketahui
sistem penggajian yang lama, dimana hal ini dimaksudkan hanya sebagai
pembanding saja. Adapun perincian gaji atau upah yang diberikan selam ini
54
kepada para karyawan di bagian swing departemen. Untuk masa kerja < 1 tahun
adalah:
a. Gaji pokok per bulan : Rp. 160.000
b. Uang transport per hari : Rp. 1.000
c. Uang absensi per harf : Rp. 1.500
Sedangkan untuk masa kerja > 1 tahun adalah :
a. Gaji pokok per bulan : Rp. 175.000
b. Uang transport per hari : Rp. 1.000
c. Uang absensi per hari : Rp. 1.500
Keterangan:
a. Gaji pokok per bulan
Gaji pokok ini merupakan gaji tetap tiap bulan yang diberikan kepada seluruh
karyawan di bagian swing departemen, tanpa memperhatikan jumlah output
yang dihasilkan.
b. Uang transport per bulan
Uang transport merupakan uang yang diberikan kepada para karyawan di
bagian swing departemen sesuai dengan kehadiran karyawan tiap bulan kecuali
cuti atau sakit.
c. Uang absensi per hari
Uang absensi merupakan bonus yang diberikan kepada karyawan sesuai
dengan hari kerja (kecuali hari libur/minggu). Apabila diantara mereka tidak
masuk kerja tanpa pemberitahuan terlebih dahulu atau cuti kerja (kecuali sakit
55
maka mereka tidak akan mendapatkan bonus/uang absensi, untuk haii dimana
mereka tidak hadir.
Contoh perhitungan gaji tersebut:
Nama pekerja : Sri
Bulan : Desember 1998
Masa kerja
Shift
Bagian
Absen
: < 1 tahun
: 1 (pertama)
: obras
Perhitungan : Gaji output = Rp. 160.000
Uang transport (27 x Rp. 1.000) = Rp. 27.000
Uang absensi (27 x Rp. 1.500) = Rp. 40.500
Rp. 227.500
NB: upah tersebut akan diterima pada akhir bulan Desember 1998.
4.2.2. Rancangan Metode Penggajian Baru
Perancangan sistem penggajian yang dilakukaii berdasarkan pada output
yang dihasilkan. Hal ini agar dapat memotivasi para pekerja untuk lebih
memperhatikan cara kerja yang lebih efisien dalam menghasilkan output. Selain
itu juga agar memudahkan pihak karyawan dalam menghitung upah.
Hasil rancangan sistem penggajian dipemntukkan bagi karyawan di bagian
swing departemen. Karena di bagian ini merupakan pekerjaan yang memegang
peranan penting resiko yang cukup besar.
56
Sistem penggajian yang dirancang didasarkan pada 2 metode penggajian
yang ada yaitu metode beradasarkan upah perpotong proporsional dan metode
premi didasarkan waktu standar dengan premi/bonus sebesar 10%. Dimana kedua
metode ini digabung untuk mendapatkan hasil rancangan yang baik dan
menguntungkan kedua belah pihak, baik perusahaan maupun pihak karyawan.
Gabungan kedua metode tersebut adalah:
a. Untuk karyawan yang mencapai output di bawah standar yang ditentukan
rumusnya:
U = HaxRh
b. Untuk karyawan yang mencapai output sesuai dengan standar yang ditentukan
rumusnya:
U = HaxRh
c. Untuk karyawan yang bisa mencapai lebih dari standar yang ditentukan
rumusnya:
U = NxRp + (\0%x(N x Rp))
Keterangan:
U = Upah
Ha = Jumlah jam kerja operator yang sebenarnya
Rh = Tarif upah persatuan waktu untuk output standar
N = Jumlah output yang dihasilkan
Rp = Tarif upah persatuan produk atas standar produk yang harus dicapai
57
Adapun beberapa alasan dalam memilih rancangan metode penggajian yang
menggabungkan antara metode yang berdasarkan upah perpotong proporsional
dan metode premi didasarkan waktu standar adalah:
1. Metode ini merupakan metode yang sederhana dan tidak terlalu rumit,
sehingga para pekeija dapat mengeni dengan mudah dalam menghitung
gaji yang berhak diterimanya. Hal ini untuk menghadapi adanya
kesalahpahaman antar pekerja dengan pihak manajemen perusahaan yang
tidak menimbulkan dampak yang kurang baik bagi perkembangan
perusahaan.
2. Metode ini berdasarkan pada jumlah output yang dihasilkan, sehingga
dapat menuntut seseorang untuk menghasilkan output lebih dari standar.
3. Pembagian upah yang diterima cukup adil, karena para pekerja yang
mempunyai prestasi baik (dapat melebihi output standar) memperoleh
penghasilan yang lebih tinggi.
4. Adanya upah jaminan bagi para pekerja yang kurang mampu untuk
berprestasi dalam menghasilkan output lebih dari standar.
4.2.2.l.Penentuan Tarif Upah Persatuan Produk Atas Standar Produksi (Rp)
Untuk menentukan tarif upah persatuan produk atas standar produksi,
rumusnya:
upah pokok perhariRp =
output standar
58
Sehingga tarif upah persatuan produk atas standar produk masing-masing
elemen terdapat pada tabel 4.10 untuk masa kerja < 1 tahun dan untuk masa kerja
> 1 tahun dapat dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.10Ongkos Persatuan Produksi Untuk Masa Kerja < 1 tahun
Elemen123456
PekerjaanPengobrasanPenggabungan polaPenjahitan keseluruhanPemasangan sakuPemasangan kancingPengecekan
Output/hari726464
248240368
upah/hari/org600060006000600060006000
Rp./sat83,3393,7593,7524,1925,0016,30
Tabel 4.11Ongkos Persatuan Produksi Untuk Masa Kerja > 1 tahun
Elemen123456
PekerjaanPengobrasanPenggabungan polaPenjahitan keseluruhanPemasangan sakuPemasangan kancingPengecekan
Output/hari726464
248240368
upah/hari/org650065006500650065006500
Rp./sat90,28101,56101,5626,2127,0817,66
4.2.2.2.Penentuan Tarif Upah Persatuan Waktu untuk Output Standar (Rh)
Untuk menentiikan upah persatuan waktu untuk output standai', rumusnya:
upah pokok perhari
~ Ha
dalam hal ini perusahaan menentukan Rh sebesar Rp. 750,- untuk masa kerja < 1
tahun dan Rh sebeasr Rp. 812,5 untuk-masa kerja > 1 tahun, karena menurut
perusahaan, pekerja layak menerimanya.
59
Contoh perhitungan:
a Untuk elemen 1 masa kerja < 1 tahun
1. Untuk output sebesar: 71, berarti kurang dari standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 6.000
Perhitungan : U = & x Rp. 750 = Rp. 6.000
2. Untuk output sebesar: 72, berarti sesuai standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 6.000
Perhitungan : U = 8 x Rp. 750 = Rp. 6.000
3. Untuk output sebesar: 73, berarti lebih dari standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 6.691,399
Perhitungan : U = (73 x 83,33) + (10% x (73 x 83,33))
= 6083,9 + 608,39
= 6691,399
Q Untuk elemen 1 masa kerja > 1 tahun
1. Untuk output sebesar = 71, berarti kurang dari standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 6.500
Perhitungan : U = 8 x Rp. 812,5 = Rp. 6.500
2. Untuk output sebesar: 72, berarti sesuai standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 6.500
Perhitungan : U = 8 x Rp. 812,5 = Rp. 6.500
3. Untuk output sebesar: 73, berarti lebih dari standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 7,249,484
60
Perhitungan : U = (73 x 90,28) + ( 10% x (73 x 90,28))
= 6.590,44 + 659,044
= 7249,484
a Untuk elemen 2 masa kerja < 1 tahun
1. Untuk output sebesar = 63, berarti kurang dari standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 6.000
Perhitungan : U = 8 x Rp. 750 = Rp. 6.000
2. Untuk output sebesar: 64, berarti sesuai standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 6.000
Perhitungan : U = 8 x Rp. 750 = Rp. 6.000
3. Untuk output sebesar: 65, berarti lebih dari standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 6.703,125
Perhitungan : U = (65 x 93,75) + (10% x (65 x 93,75))
= 6.093,75 + 609,375
= 6.703,125
• Untuk elemen 2 masa kerja > 1 tahun
1. Untuk output sebesar - 63, berarli kurang dari standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 6.500
Perhitungan : U = 8 x Rp. 812,5 = Rp. 6.500
2. Untuk output sebesar: 64, beraili sesuai standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 6.500
Perhitungan : U = 8 x Rp. 812,5 = Rp. 6.500
61
3. Untuk output sebesar: 65, berarti lebih dari standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 7.261,54
Perhitungan : U = (65x101,56) + (10%x(65xl01,56))
= 6.601,4 + 660,14
= 7.261,54
Q Untuk elemen 3 masa kerja < 1 tahun
1. Untuk output sebesar = 63, berarti kurang dari standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 6.000
Perhitungan : U = 8 x Rp. 750 = Rp. 6.000
2. Untuk output sebesar: 64, berarti sesuai standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 6.000
Perhitungan : U = 8 x Rp. 750 = Rp. 6.000
3. Untuk output sebesar: 65, berarti lebih dari standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 6.703,125
Perhitungan : U = (65 x 93,75) + (10% x (65 x 93,75))
= 6.093,75 + 609,375
= 6.703,125
a Untuk elemen 3 masa kerja > 1 tahun
1. Untuk output sebesar = 63, berarti kurang dari standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 6.500
Perhitungan : U = 8 x Rp. 812,5 = Rp. 6.500
2. Untuk output sebesar: 64, berarti sesuai standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 6.500
62
Perhitungan : U = 8 x Rp. 812,5 = Rp. 6.500
3. Untuk output sebesar: 65, berarti lebih dari standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 7.261,54
Perhitungan : U = (65x 101,56) + (10%x(65x 101,56))
= 6.601,4 + 660,14
= 7.261,54
• Untuk elemen 4 masa kerja < 1 tahun
1. Untuk output sebesar = 247, berarti kurang dari standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 6.000
Perhitungan : U = 8 x Rp. 750 = Rp. 6.000
2. Untuk output sebesar: 248, berarti sesuai standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 6.000
Perhitungan : U = 8 x Rp. 750 = Rp. 6.000
3. Untuk output sebesar: 249, berarti lebih dari standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 6.625,641
Perhitungan : U = (249x24,19) + (10%x(249x 24,19))
= 6023,31 +602,331
= 6625,641
a Untuk elemen 4 masa kerja > 1 tahun
1. Untuk output sebesar = 247, berarti kurang dari standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 6.500
Perhitungan : U = 8 x Rp. 812,5 = Rp. 6.500
63
2. Untuk output sebesar: 248, berarti sesuai standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 6.500
Perhitungan : U = 8 x Rp. 812,5 = Rp. 6.500
3. Untuk output sebesar: 249, berarti lebih dari standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 7.178,919
Perhitungan : U = (249x26,21) + (10%x(249x 26,21))
= 6.526,29 + 652,629
= 7-178,919
a Untuk elemen 5 masa kerja < 1 tahun
1. Untuk output sebesar = 239, berarti kurang dari standar.
Upah yang berhak diterima: Rp. 6.000
Perhitungan : U = 8 x Rp. 750 = Rp. 6.000
2. Untuk output sebesar: 240, berarti sesuai standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 6.000
Perhitungan : U = 8 x Rp. 750 = Rp. 6.000
3. Untuk output sebesar: 241, berarti lebih dari standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 6.627,50
Perhitungan : U = (241 x 25) + ( 10% x (241 x 25))
= 6025 + 602,5
= 6627,5
a Untuk elemen 5 masa kerja > 1 tahun
1. Untuk output sebesar = 239, berarti kurang dari standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 6.500
64
Perhitungan : U = 8 x Rp. 812,5 = Rp. 6.500
2. Untuk output sebesar: 240, berarti sesuai standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 6.500
Perhitungan : U = 8 x Rp. 812,5 = Rp. 6.500
3. Uiituk output sebesar: 241, berarti lebih dari standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 7.178,908
Perhitungan : U = (241 x27,08) + (10%x(241 x27,08))
= 6.526,28 + 652,628
= 7.178,908
a Untuk elemen 6 masa kerja < 1 tahun
1. Untuk output sebesar = 367, berarti kurang dari standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 6.000
Perhitungan : U = 8 x Rp. 750 = Rp. 6.000
2. Untuk output sebesar: 368, berarti sesuai standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 6.000
Perhitungan : U = 8 x Rp. 750 = Rp. 6.000
3. Untuk output sebesar: 369, berarti lebih dari standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 6.617,17
Perhitungan : U = (369x16,30) + (10%x(369x 16,30))
= 6.014,7 + 601,47
= 6.016,17
65
a Untuk elemen 6 masa kerja > 1 tahun
1. Untuk output sebesar = 367, berarti kurang dari standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 6.500
Perhitungan : U = 8 x Rp. 812,5 = Rp. 6.500
2. Untuk output sebesar: 258, berarti sesuai standar.
Upah yang berhak ditenma : Rp. 6.500
Perhitungan : U = 8 x Rp. 812,5 = Rp. 6.500
3. Untuk output sebesar: 369, berarti lebih dari standar.
Upah yang berhak diterima : Rp. 7.168,194
Perhitungan : U - (369x 17,66) + (10%x(369x 17,66))
= 6.516,54 + 651,654
= 7.168,194
Sehingga upah yang diterima oleh Sri akan lebih besar, sesuai dengan prestasi
yang ia berikan.
66
Nama pekerja
Bulan
Masa kerja
Shift
Bagian
Absen
Perhitungan
: Sri
: Desember 1998
: < 1 tahun
: 1 (pertama)
: obras
: -
: Gaji pokok = Rp. 190.000
Uang transport (27 x Rp. 1.000) = Rp. 27.000
Uang absensi (27 xRp. 1.500) = Rp. 40.500
Rp. 257.500
Contoh perhitungan total gaji pada bulan Desember 1998 oleh Sri:
a. Tanggal 2 Desember 1998
Diketahui karyawan telah menghasilkan output sebesar 72, berarti
karyawan telah menghasilkan output sesuai standar, sehingga rancangan
metode penggajian untuk output sesuai standar adalah:
U = 8 x Rp. 750 = Rp. 6.000
b. Tanggal 4 Desember 1998
Diketahui karyawan telah menghasilkan output sebesar 74, berarti
karyawan telah menghasilkan output lebih dari standar, sehingga
rancangan metode penggajian untuk output lebih dari standar adalah:
U = (74 x 83,33) + ( 10% x (74 x 83,33))
= 6.166,42 + 616,642
= Rp. 6.783,062
67
Begitu pula perhitungan untuk yang lain selama Bulan Desember ditambahkan,
sehingga didapat total gaji output sebesar Rp. 190.000.
4.3. PERANCANGAN SISTEM PENGGAJIAN KE DALAM
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
4.3.1. Prosedur Sistem Penggajian PT. Eratex Djaja Sebelum Usulan
Untuk merancang suatu sistem penggajian yang efektif dan efisien di PT.
Eratex Djaja, maka kita perlu mengetahui prosedur sistem penggajian yang ada
selama ini. Prosedur sistem penggajian PT. Eratex Djaja sebelum usulan dapat
dilihat pada gambar 4.1.
Penjelasan dari prosedur tersebut adalah:
• Setelah proses absensi dilakukan di bagian personalian, daftar absensi
diserahkan kepada kepala seksi produksi sebagai masukan untuk membuat
laporan produksi dan checking card. Dimana nantinya laporan produksi dan
checking card tersebut akan disimpan sebagai arsip oleh kepala seksi bagian
produksi.
Q Daftar absensi yang diperoleh tersebut oleh kepala seksi produksi diserahkan
kepada accounting sebagai masukan untuk membuat daftar gaji.
• Kemudian daftar gaji yang telah dibuat tersebut diserahkan kepada pihak
direktur untuk mendapatkan persetujuan dalam hal pengeluaran uang.
• Apabila direktur telah menyetujui, maka daftar gaji tersebut akan diserahkan
kembali kepada accounting untuk dibuatkan kas bon dan dikeluarkannya
68
sejumlah uang untuk pembayaran gaji atau upah yang akan diterima oleh
masing-masing karyawan, selanjutnya karyawan menerima gaji dan kas bon
dari accounting, dimana kas bon yang diterima tersebut akan diterima sebagai
arsip.
4.3.2. Rancangan Laporan Penggajian
4.3.2.1.Laporan Sebelum Perancangan
Untuk merancang laporan penggajian, maka perlu diketahui laporan
sebelum perancangan yang berkaitan dengan sistem penggajian
1. Laporan daftar gaji PT. Eratex Djaja (lihat lampiran 1)
Terdiri atas : - Nama
-Bulan
- Masa Kerja
- Jumlah gaji
- Keterangan
Daftar gaji ini masih kurang baik jika perusahaan tidak menambah dengan
laporan gaji dan pay slip. Karena jika sewaktu-waktu karyawan rnerasa kurang
puas dengan upah yang telah diterima, maka perusahaan harus siap
menunjukkan hasil perhitungan upah mereka.
Oleh karena itu perlu dibuat laporan gaji dan pay slip, sehingga hal ini akan
menghilangkan keragu-raguan karyawan terhadap pihak manajemen
perusahaan.
69
2. Laporan Produksi (lihat lampiran 2)
Terdiri atas : - Nama
- Tanggal
- Bagian
- Total Output
Laporan produksi ini juga kurang efektif, hal ini disebabkan karena tidak perlu
adanya penetapan output standar, hanya cukup melihat total outputnya.
3. Kas Bon
Pemakaian kas bon tidak efektif, karena selain banyak mengeluarkan uang
untuk membuat kas bon tiap bulannya, juga akan memakan banyak tempat
untuk menyimpannya. Sehingga apabila sewaktu-waktu ingin mencannya akan
mengalami kesulitan. Jadi cukup dengan membuat Bukti Penerimaan Gaji
(BPG) yang jauh lebih efektif.
PE
RS
ON
ALI
A
Pro
ses
Cet
akLa
pora
n A
bsen
si
"-
1 !
Lapo
ran
{ I
Abs
ensi
I—
'
Gam
bar4
.1
PR
OS
ED
UR
SIS
TE
M P
EN
GG
AJI
AN
PT
. E
RA
TE
X D
JAJA
SE
BE
LU
M
PE
RA
NC
AN
GA
N
KE
PA
LA S
EK
SI
PR
OD
UK
SI
Lapo
ran
Abs
ensi
\ m
embu
at\
lapo
ran
* pr
oduk
sl d
an
/\
chec
king
\ ca
rd
Lapo
ran
Pro
duks
i
'Che
ckin
g C
ard
KA
RY
AW
AN
mam
buat
kasb
on
dan
men
golu
ar-
kan
uan
g
71
4.3.2.2.Laporan Sesudah Perancangan
Adapun hasil rancangan laporan yang berkaitan dengan sistem penggajian
yang baru adalah sebagai berikut:
1. Rancangan Laporan Produksi (lihat lampiran 3)
2. Rancangan Lapfc/an Gaji (lihat lampiran 4)
3. Rancangan Pay Slip (lihat lampiran 5)
4. Rancangan Butki Penerimaan (lihat lampiran 6)
5. Rancangan Daftar Gaji (lihat lampiran 7)
4.3.3. Prosedur Usulan Sistem Penggajian PT. Eratex Djaja (Lihat Gambar
4.2)
Pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam sistem penggajian adalah:
• Karyawan
• Personalia
a Kepala seksi produksi
a Accounting
a Payroll
a Direktur
Adapun penjelasan dari prosedur usulan sistem penggajian adalah sebagai
berikut:
1. Setelah personalia melakukan proses cetak laporan absensi dan menyerahkan
kepada kepala seksi produksi. Oleh kepala seksi produksi, laporan absensi
tersebut digunakan sebagai masukan untuk membuat laporan produksi,
72
sedangkan laporan absensi yang diterima akan disimpan sebagai arsip oleh
kepala seksi produksi
2. Selanjutnya laporan produksi yang telah dibuat diserahkan kepada bagian
personalia sebagai masukan untuk membuat kaporan gaji. Dan laporan
produksi disimpan sebagai arsip oleh kepala seksi produksir
3. Kemudian laporan gaji tersebut diserahkan kepada Accounting yang
digunakan dalam melakukan proses cetak untuk payslip dan Bukti Penerimaan
Gaji (BPG)
4. Payslip dan BPG yang telah dicetak diberikan kepada payroll, kemudian
Payroll mengeluarkan sejumlah uang sesuai dengan yang tertera pada pay slip
dan membagikannya kepada karyawan.
5. Karyawan menerima uang dan pay slip dengan menandatangani Bukti
Penerimaan Gaji (BPG).
6. Selanjutnya Payroll membawa BPG untuk diberikan kepada bagian
Accounting untuk diarsip sebagai masukan untuk melakukan proses cetak
daftar gaji atau pay list.
7. Daftar gaji/ pay iist yang telah dicetak diberikan kepada direktur untuk diarsip
sebagai informasi pengeluaran uang setiap bulannya.
KA
RY
AW
AN
Uan
g
Pay
slip
BP
G
men
erim
aua
ng +
pays
lip &
tand
a ta
ngan
BP
G
Gam
bar
4.2
PR
OS
ED
UR
US
UL
AN
SIS
TE
M P
EN
GG
AJI
AN
PT.
ER
ATE
X D
JAJA
PE
RS
ON
ALI
A
Pro
ses
Cet
akl&
pora
n A
bsen
si
lap
ora
nA
bsen
si
I
Lapo
ran
Pro
duks
i
mem
buat
!apo
ran
gaji
outp
ut
Lcpo
ran
gaji
outp
ut
KE
PA
LA S
EK
SI
PR
OD
UK
SI
Lapo
ran
Abs
ensi
,..
. t
.
\ m
embu
at
/\
lapo
ran
/ j
prod
uksi
AC
CO
UN
TIN
G
, T
! .
Lapr
an g
aji
i'
i ou
tput
Pro
ses
ceta
kpa
y sl
ip d
anB
PG
Daf
tar
Gaj
i
i—
' B
PG
BP
G ! 1P
rose
s C
etak
Daf
tar
Gaj
i
| D
afta
r G
aji
PA
YR
OLL
Pay
slip
BP
G
\ M
enge
luar
kan
;i
uang
dan
\ m
emba
glka
n\
kepa
da k
arya
wan
/
Uan
g
Pay
slip
-r—
- B
PG
BP
G
DIR
EK
TU
R
I .
Dan
ar G
aji
|
Ket
eran
gan.
N B
PG
B
ukti
Pen
erim
aan
Gaj
i
74
4.3.4. Context DFD
Context DFD merupakan rangkaian dari keseluruhan kegiatan yang terjadi
dalam sistem penggajian tidak secara mendetail. Yang dapat dilihat pada gambar
4.3. Sebagai contoh, diambil kegiatan dari Payroll. Payroll memberikan uang, pay
slip dan Bukti Penerimaan Gaji (BPG) kepada karyawan. Dan setelah karyawan
menerima uang dan pay slip serta menandatangani BPG, maka BPG tersebut
dikembalikan kepada pay roll.
Direktur
pay listPay Roll
Proses Penggajian
Kepala SeksiProduksi
_aporan
output
PayList
BPG
•
Pay SlipBPG
Personalia
Accounting
Keterangan :
Gambar 4.3
Context DFD
BPG = Bukti Penerimaan GajiPay List = DaftarGaji
75
4.3.5. Data Flow Diagram
Pada data flow diagram akan menerangkan sistem penggajian secara lebih
mendetail dengan menampilkan proses-proses yang terjadi. DFD untuk prosedur
usulan sistem penggjian dapat dilihat pada gambar 4.4.
Sebagai contoh diambil proses cetak payslip dan BPG yang dilakukan di
bagian Accounting, accounting menerima hasil laporan gaji output yang
digunakan untuk mengetahui jumlah gaji output yang akan dicetak pay slip baik
itu yang kurang, sesuai maupun lebih dari standar produksi. Dan juga dapat
diketahui bonus absensi dan uang transport, yang dicetak dalam patslip. Kemudian
juga dicetak BPG yang nantinya sebagai bukti bahwa karyawan telah menerima
gajinya.
karyawan
membenkangap dan tandatangan BPG
BPG
menyerahkankartu absensi Proses
Absensi
menenma dataabsensi f
memasukkandata
memasukkandata absensi
Laporanproduksi
Proses CetakLaporan Absensi
Laporanabsensi
kepaia seksiproduksi
Mengeluarkanuang dan
membagikan gaji«pay slip
MembuatLaporan Gaji
Output
pay slip danBPG
.aporau GaOutput
Pay Roll Accounting
memasukkaidala Proses Cetak
Oaftar Gaji
memas'jkkanciala ga>
payslip & BPGProses Ceiak
Pay Slip & BPG
Gambar 4.4DFD Level 1