Download - Bab Isi Kangkung Revisi 1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman kangkung (Ipomoea sp) juga dikenal sebagai Ipomoea
reptans merupakan sejenis tumbuhan yang termasuk jenis sayur-sayuran
yang ditanam sebagai makanan. Kangkung banyak sekali dijual di pasar-
pasar. Tanaman kangkung banyak terdapat di kawasan Asia dan merupakan
tumbuhan yang dapat dijumpai hampir dimana-mana terutama di kawasan
berair.
Tanaman kangkung dipanen terus menerus sepanjang tahun dan hasil
produksinya tinggi. Dapat ditanam dengan menggunakan lahan basah /
becek atau di lahan yang sedikit tergenang air.
Tanaman kangkung kaya akan vitamin A yakni ± 6300 iµ/100 gram,
bahan yang enak dimakan dan mengandung banyak mineral, kalsium, fosfor
dan zat besi sehingga masyarakat banyak memanfaatkan tanaman tersebut.
Jenis kangkung darat sebaiknya ditanam pada musim hujan, ini
disebabkan oleh jenis tanaman ini membutuhkan air cukup tinggi. Pada
kangkung darat pengairan harus diperhatikan untuk meningkatkan produksi.
Dengan hasil produksi kangkung darat sekarang ini belumlah cukup
untuk memenuhi kebutuhan konsumen, sebagai pertimbangan yaitu semakin
tingginya pertumbuhan penduduk di Indonesia dan untuk memasok
kebutuhan itu diperlukan peningkatan produksi kangkung darat. Dengan
tersusunnya laporan Tugas Akhir ini mudah-mudahan dapat memenuhi
kebutuhan pengetahuan yang bersifat teori budidaya tanaman.
Dengan semakin banyaknya pembudidayaan tanaman kangkung
khususnya kangkung darat yang masih banyak membutuhkan pembinaan
dalam usaha tani ini yang semula kurang maksimal diharapkan bisa
berproduksi lebih optimal. Seorang pembudidaya harus tanggap dengan apa
yang terjadi di areal pertanaman. Suatu contoh, pembudidayaan yang kurang
1
2
tanggap akan keadaan tanaman kangkung baik pada kebutuhan unsur hara
maupun pupuk organik maupun anorganik ataupun sarana pengendalian
hama dan penyakit pada tanaman yang terserang arealnya. Maka hal ini
akan berakibat pada produksi yang rendah bahkan kegagalan produksi maka
dengan adanya suatu pengamatan budidaya kangkung seperti laporan Tugas
Akhir ini diharapkan kegagalan produksi bisa dihindarkan.
B. Tujuan dan Manfaat
Penulis memilih komoditas kangkung varietas kangkung darat yang
berlokasi di Desa Teras dengan alasan :
1. Kangkung darat termasuk komoditas yang potensial untuk
dikembangkan.
2. Pemerataan budidaya tanaman kangkung darat di seluruh wilayah
3. Untuk meningkatkan pengetahuan kangkung darat dan cara
pembudidayaannya
4. Untuk meningkatkan pengetahuan bagaimana cara penanganannya.
C. Alasan Pemilihan Lokasi / Tempat
1. Di Kelompok Asosiasi Aspakusa Makmur memproduksi tanaman
kangkung yang bermutu baik
2. Kelompok Asosiasi Aspakusa Makmur adalah pembina masyarakat
petani untuk mempelajari tata cara pembudidayaan sayur-sayuran
secara benar dan tepat.
3. Tempat yang cocok dalam bentuk agroklimat yang dibutuhkan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu usaha tani, pengelolaan manajemen harus tepat baik dalam
perencanaan maupun pelaksanaan, supaya dilakukan setepat mungkin dimulai dari
benih sampai pasca panen. Diharapkan usaha mencapai keuntungan dan dapat
menghindari kerugian. Oleh karena itu penerapan teknik yang tepat dan ditunjang
dengan metode-metode yang maju diharapkan keuntungan yang optimal bisa
dicapai. Di dalam membudidayakan kangkung darat memerlukan modal yang
besar sehingga tidak setiap orang berminat membudidayakannya. Pembiayaan
yang besar terutama dalam pengadaan sarana dan prasarana baik dalam bentuk
pupuk, pestisida maupun tenaga kerja sehingga diharapkan dapat ditekan serendah
mungkin.
Tujuan akhir budidaya adalah kualitas dan kuantitas produksi dan untuk
komoditas kangkung darat yang dikehendaki para konsumen adalah :
- Warna daun hijau keputih-putihan
- Berdaun kepanjang-panjangan
- Permukaan daun halus dan mengkilat
- Batangnya berdiameter sekitar 1 cm
- Panjang daun sekitar 7 cm
Untuk memenuhi kriteria di atas maka ada suatu sistem usaha tani yang tepat.
A. Morfologi
1. Akar : kangkung mempunyai akar serabut yang kira-kira
panjangnya + 5 cm
2. Batang : kangkung mempunyai batang yang agak lunak dan tidak
bercabang
3. Daun : kangkung mempunyai daun yang berklorofil dan lunak.
Bentuk daun kangkung segitiga, melebar atau memanjang.
4. Bunga : kangkung mempunyai bunga yang berbentuk seperti corong
berwarna putih agak keunguan
3
4
5. Biji : biji kangkung kecil berbentuk bulat berwarna hitam
kecoklatan.
6. Syarat tumbuh :
a. Tanah dan air
Kangkung menghendaki tanah yang subur, banyak
mengandung humus dan cukup air. Bila kekurangan air, tumbuhnya
kerdil, daunnya kecil dan batangnya agak keras.
b. Iklim
Tanaman kangkung lebih cocok tumbuh di tempat yang
mendapat ruangan. Tanaman kangkung lebih cocok tumbuh di
dataran rendah dan toleran pada suhu dingin misalnya di daerah
pegunungan sampai ketinggian 1.500 m di atas permukaan laut.
B. Taksonomi
Kangkung merupakan tanaman semusim yang mempunyai klasifikasi
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopida
Ordo : Solanales
Famili : Crassicaulis
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea sp
C. Botani Kangkung
Tanaman kangkung memiliki nama ilmiah Ipomoea sp, dan termasuk
family Ipomoea crassicaulis (teropong) Ipomoea batatas (ubi jalar).
Macam-macam jenis kangkung yang dbudidayakan oleh petani pada
umumnya :
1. Kangkung darat (Ipomoea reptans L. Poir) Kangkung darat berdaun
panjang, berujung runcing, dan berwarna hijau keputih-putihan
5
2. Kangkung air (Ipomoea aquatic Forsk), kangkung air berdaun panjang,
tetapi ujungnya agak tumpul dan berwarna hijau kelam. Bunganya
berwarna kekuning-kuningan atau ungu.
D. Manfaat Kangkung
Kangkung darat dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional, berikut cara
memanfaatkan kasiat kangkung antara lain :
1. Ketombe
Ambil daun kangkung secukupnya, rendam dalam air semalam hingga
airnya tampak kebiruan. Air inilah yang digunakan untuk keramas.
2. Mimisan
Ambil seikat kecil daun kangkung segar, cuci bersih, lalu tumbuk
sampai halus. Tambahkan sedikit gula lalu seduh dengan air panas
setelah dingin saring dan minum 2 kali sehari.
3. Sakit gigi
Ambil segenggam akar kangkung lalu tambahkan setengah sendok the
cuka dan rebus dengan segelas air, setelah dingin saring dan gunakan
airnya untuk berkumur.
4. Sariawan
Cuci daun kangkung secukupnya lumatkan dan tambahkan segelas air
plus sedikit garam peras dan saring, lalu pakailah air perasan untuk
berkumur
5. Pusing-pusing sebelah
Tumbuk segenggam daun kangkung hingga halus tambahkan air
secukupnya ditambah sedikit garam, lalu disaring. Tambahkan madu
minum satu kali sehai sekaligus.
6. Ambeien
Ambil 3 genggam akar kangkung, cuci lalu rebus dengan dua gelas air
hingga tinggal separuhnya, setelah dingin saring, dan minum dua kali
sehari sebanyak ¾ gelas.
6
7. Cacar air
Cuci bersih setengah genggam akar kangkung rebus dengan dua gelas
air hingga menjadi ¾, setelah dingin saring lalu minum dua kali sehari
sebanyak ¾ gelas.
8. Frambusia (patek)
Cuci bersih ¾ genggam akar kangkung, lalu rebus dengan tiga gelas air,
biarkan mendidih hingga tinggal ¾ bagian, setelah dingin saring dan
minum 3 kali sehari sebanyak ¾ gelas.
9. Bisul
Cuci 20 lembar daun kangkung, lalu digiling halus beri air garam
secukupnya, kompreskan pada bisul lalu balut. Lakukan dua kali sehari.
10. Sembelit
Ambil setengah kangkung segar lalu kukus, bisa langsung dimakan
sebagai lalapan lakukan 2 kali sehari
11. Susah tidur
Sediakan satu genggam batang dan daun kangkung, lalu tumis, makan
tumisan bersama nasi, lakukan 2 kali sehari.
12. Melancarkan Air Seni
Siapkan segenggam kangkung, cuci bersih dan rebus dalam 2 gelas air
hingga tinggal separuhnya, setelah dingin saring dan minum sekali
dalam sehari
13. Urat syaraf lemah (Neurasthenia)
Siapkan sepertiga genggam daun kangkung dan seperempat genggam
batang kangkung dan seperempat akar kangkung setelah dicuci, tumbuk
hingga halus tambahkan setengah cangkir air matang dan satu sendok
makan madu, kemudian peras dan saring.
14. Mengurangi rasa sakit haid
Ambil sekira 50 gram daun kangkung segar, beri sedikit air lalu tumbuk
hingga halus, lalu saring tambahkan satu sendok makan madu minum
sehari sekali dan ulangi selama enam hari berturut-turut hingga sembuh.
7
Kangkung darat yang dibudidayakan Asosiasi Aspakusa Makmur
ternyata mengandung berbagai zat dan gizi yang sangat diperlukan oleh
tubuh kita antara lain adalah sebagai berikut :
1. Kandungan energy (kal) : 729 kalori
2. Kandungan protein (g) : 3,0 gram
3. Kandungan lemak (g) : 0,3 gram
4. Kandungan karbohidrat (g) : 5,4 gram
5. Kandungan kalsium (mg) : 73 mg
6. Kandungan fosfor (mg) : 50 mg
7. Kandungan Zat besi (mg) : 2,5 mg
8. Kandungan vitamin A (Si) : 6.300 Si
9. Kandngan vitamin B1 (mg) : 0,07 mg
10. Kandungan vitamin C (mg) : 32 mg
11. Kandungan air (g) : 89,7 gram
Data di atas dapat dinyatakan bahwa kangkung darat merupakan suatu
komoditas komersial yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan.
Akan bermanfaat membuat tanaman berfungsi sebagai obat tradisional ada
manusia dan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan zat dan nilai gizi
pada manusia sehingga kangkung darat patut untuk digalakkan
pengembangannya.
Sekarang ini sudah bermunculan petani-petani kangkung darat yang
peduli akan fungsi dan manfaat dari kangkung itu sendiri. Budidaya
kangkung darat bisa dilakukan pada saat musim yang cocok dengan
pertumbuhan, tetapi ada juga petani yang menanam tanaman kangkung
darat di luar musim (off season) tetapi budidaya di luar musim kendala yang
dihadapi cukup besar baik dari tersedianya air, unsur hara maupun
pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) baik berupa hama
maupun penyakit yang mana akibat dari serangan OPT bisa menggagalkan
suatu budidaya kangkung apabila tanpa penangan yang intensif dan
pengendalian lingkungan yang seimbang.
8
E. Kebutuhan Benih
Dalam pemilihan benih harus disesuaikan dengan lahan (air atau
darat) karena jika kangkung darat ditanam di lahan berair produksinya
kurang baik, warna menguning, bentuk kecil dan cepat membusuk.
Penyiapan benih
1. Untuk benih dari biji kangkung diambil tanaman yang sudah tua
2. Benih yang diperlukan untuk lahan seluar 300 m2 atau ukuran dengan
bedengan 15 x 20 m lebih kurang tiap lubang
3. Kebutuhan benih per hektar adalah 1 kg
F. Jumlah Saprodi Perhektar
Untuk jumlah saprodi (pada tanaman kangkung) yang selalu
dilaksanakan oleh Asosiasi Aspakusa Makmur adalah :
Untuk ukuran bedengan 15 x 20 m (300 m2)
1. Benih kangkung : 1 kg
2. Pupuk kandang : 500 kg
3. Pupuk Urea : 80 kg / m2
4. Pupuk KCl : 3 kg / ha
5. Pupuk SP 3 : 5 kg / ha
G. Teknik Budidaya
1. Pengolahan Lahan
Pengolahan tanah pertama tanah dicangkul atau dibajak dengan
kedalaman 20 – 30 cm dan biarkan selama 7 – 10 hari.
2. Pembuatan Bedengan
Setelah pengolahan lahan pertama dilanjutkan pengolahan lahan
kedua dan sekaligus dihaluskan dan diratakan. Kemudian ditaburkan
pupuk kandang dan NPK. Pembentukan bedengan untuk tanaman
kangkung dapat dilakukan dengan ukuran lebar 20 m, panjang 15 m2,
tinggi bedengan 15 – 20 cm jarak antara bedengan 40 – 50 cm dengan
membuat selokan / parit. Ukuran tersebut dapat disesuaikan tergantung
9
lahan yang tersedia. Bedengan dibuat untuk kelancaran pemasukan dan
pembuangan air yang berlebih serta untuk memudahkan pemeliharaan
dan kegiatan lain yang berlebih serta untuk memudahkan pemeliharaan
dan kegiatan lain. Bedengan yang diatas adalah ukuran yang selalu
dilakukan petani.
3. Pemupukan
Pemupukan bagi tanaman kangkung terdiri dari pupuk dasar yaitu
yaitu pupuk kandang dan NPK yang diberikan seminggu sebelum
tanam (setelah selesai pembuatan bedengan). Pupuk urea diberikan
umur 14 – 15 hari atau 2 minggu setelah tanam. Pemberian pupuk urea
dicampur dengan air kemudian disiram pada pangkal tanaman dengan
ember penyiram, dilakukan pada pagi dan sore hari.
4. Teknik Penanaman
a. Penentuan Pola Tanam
Penentuan pola tanam dapat disesuaikan dengan luas lahan
yang akan ditanami, apabila bedengan dibuat dengan ukuran
15 x 20 maka jarak tanamnya ditentukan 15 x 15 cm dan dalam 1
bedengan terdapat 12 ribu lubang atau 15 ribu rumpun kangkung.
b. Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam dapat dilakukan dengan cara
guratan yang berjarak 10 x 10 cm sedalam + 5 cm, setiap lubang
diisi 3 – 4 biji, kemudian lubang ditutup dengan cara disapu, lalu
disiram. Setelah 3 hari siap ditanam benih akan tumbuh.
c. Cara Penanaman
Penamanan kangkung darat dilakukan pada sore hari yaitu
jam 16.00 sampai dengan 18.00. Hal ini bertujuan agar benih
setelah ditanam tidak langsung mendapat udara kering / panas
matahari sehingga benih cepat bercabang.
10
d. PemeliharaanTanaman
1) Penyiangan
Penyiangan dilakukan bila terdapat rumput liar (tanaman
penggangu) penyiangan dilakukan setiap 2 minggu.
2) Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk urea,
pupuk urea diberikan sekali dengan cara dilarutkan dalam air
lalu disiramkan pada tanaman kangkung. Perlu diperhatikan
pada waktu menebar jangan sampai butir pupuk tersangkut
atau menempel pada daun, sebab akan menyebabkan daun
menjadi layu. Untuk itu setelah dipupuk harus disiram.
5. Pengairan dan Penyiraman
Selama tidak ada hujan perlu dilakukan penyiraman, gunanya
untuk mencegah tanaman kangkung terhadap kekeringan. Penyiraman
dilakukan dua kali sehari yaitu pagi (07.00) dan sore (17.00).
Penyiraman dilakukan dengan gembor penyiram. Tanaman kangkung
membutuhkan banyak air dalam pertumbuhannya.
6. Hama dan Penyakit
a. Hama
Hama yang banyak menyerang tanaman kangkung umumnya
relative tidak ganas, antara lain belalang dan ulat daun.
Pengendalian untuk mencegah agar tidak terjadi over populasi
semprotkan sevin dan sejenisnya. Untuk memberantas ulat daun
ini digunakan insectisida Diazinon 60 EC dengan dosis sebesar
2 cc perliter air dan disemprotkan pada tanaman. Pada waktu
membasmi hama sebaiknya lahan dikeringkan terlebih dahulu
selama 4 – 5 hari kemudian dialiri kembali.
b. Penyakit
Tanaman kangkung tanah terhadap penyakit dan hanya
memerlukan sedikit perlindungan. Penyakit jamur yang lazim
menyerang tanaman kangkung adalah karat putih (Albugo Ipomoea
11
panduratae). Penyakit ini peka terhadap Dithane M-45 / Benlate,
tetapi bila benih diperlakukan dengan penyiraman dan higien
umumnya dengan baik penyakit tidak menjadi masalah Serangga
pemakan daun dikendalikan dengan penyemprotan strategis
senyawa organofosfat jauh sebelum pemanenan.
H. Panen
1. Panen
Panen pertama sudah bisa dilakukan pada hari ke 23 – 25 setelah
tanam. Saat ini kangkung sudah tumbuh dengan panjang batang kira-
kira 20 – 25 cm . Ada pula yang mulai memangkas sesudah berumur
1,5 bulan dari saat penanaman.
2. Cara Panen
Waktu panen dilakukan pada sore hari, pemungutan hasil
kangkung darat dilakukan pada umur 23 – 25 hari. Selama panen
lahan penanaman harus tetap basah tapi tidak berair (lembab).
3. Perkiraan Produksi
Pertanaman kangkung darat secara komersial menghasilkan
sekitar 500 ikat untuk ukuran bedengan 15 x 20 m2 sekali periode
tanam.
I. Pasca Panen
Pasca panen merupakan tahap akhir setelah kangkung darat dipanen
dan siap untuk dipasarkan. Untuk menghindari kerusakan daun kangkung,
penentuan waktu panen dengan cara melakukan panen harus dengan cara
hati-hati untuk mendapatkan mutu hasil daun kangkung yang lebih baik.
Seperti halnya pada kangkung atau sayuran yang lain. Secara fisiologi daun
kangkung yang telah dipanen masih melakukan kegiatan hidup yaitu
respirasi, transpirasi dan fotosintesis. Dari hal tersebut daun kangkung
masih melakukan proses penghijauan sampai daun kangkung (hijau tua).
Dengan demikian daun harus dipangkas / digunting pada masa yang tepat.
12
Untuk memperlambat proses penghijauan daun kangkung, daun
kangkung hendaknya ditempatkan di tempat yang sejuk dan tidak lembab
agar terhindar dari sinar matahari.
Ada beberapa kegiatan pasca panen yang cukup penting agar kualitas
terjamin sampai di lokasi pemasaran yaitu sortasi, grading dan pengemasan.
1. Sortasi
Sortasi adalah memisahkan kangkung yang berkualitas dari
kangkung yang kurang baik / rusak. Sortasi sebaiknya dilakukan pada
waktu panen, sambil memisahkan daun kangkung yang terserang lalat
daun maupun penyakit antrakrose.
2. Pengelompokkan atau grading
Pengelompokkan atau grading dilakukan atas dasar berat daun
kangkung serta tingkat kehijauan maupun ukuran daunnya. Dengan
dilakukan grading ini akan lebih memudahkan pembeli untuk memilih
kualitas daun kangkung yang diinginkan, serta akan menambah nilai
keuntungan bagi penjualnya. Daun kangkung yang berkualitas bisa
dijual ke pasaran lokal maupun diekspor.
3. Pengemasan
Pengemasan dilakukan secara benar mengingat daun kangkung
mudah mengalami kerusakan dan tidak tahan dalam penyimpanan.
Untuk itu bahan pengemas harus terbuat dari bahan yang kuat agar di
dalam pengangkutan dengan jarak yang jauh kangkung tidak
mengalami kerusakan. Sementara untuk bentuk dan volume kemasan
disesuaikan dengan permintaan konsumen.
Daun kangkung untuk tujuan ekspor sebaiknya dikemas dari bahan
kertas minyak berbentuk mangkok dan atas ditutup dengan plastik.
Kangkung disusun secara teratur sampai memenuhi volume ruang sehingga
mengurangi benturan daun yang mengakibatkan daun cacat / rusak, pada
kemasan tersebut sebaiknya diberi ventelasi udara untuk sirkulasi udara.
13
Sedangkan untuk daun kangkung dengan tujuan pasar lokal,
kemasannya menggunakan wadah plastik berukuran besar dengan kapasitas
10 – 20 kg. Kapasitas tersebut akan memudahkan dalam pengangkutan
sehingga daun kangkung tidak akan rusak.
J. Pemasaran
Pemasaran daun kangkung yang telah dipanen tidak menjadi masalah
karena peluang pasarnya masih sangat luas baik untuk di ekspor maupun
untuk pasar lokal.
Di dalam pemasaran terdapat banyak cara yang dilakukan untuk
menjual hasil panennya, antara lain sebagai berikut :
1. Perusahaan Asosiasi Aspakusa Makmur menjual hasil panennya
langsung kepada tengkulak. Para tengkulak datang langsung ke lahan
atau kantor perusahaan Asosiasi Aspakusa Makmur apabila telah
tercapai kesepakatan harga daun kangkung langsung diangkut.
2. Perusahaan Asosiasi Aspakusa Makmur menjual langsung ke pedagang
besar dan pedagang kecil. Hal ini lebih menguntungkan karena jalur
pemasaran lebih efektif langsung ke konsumen. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada skema pemasaran dibawah ini :
Gb. 1 : Skema pemasaran kangkung darat
IV
III
II
Perusahaan Asosiasi Aspakusa Makmur
Tengkulak
Pedagang Besar
Pedagang Kecil
Pedagang Pengecer
Konsumen
14
Dari skema diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Rantai I : Perusahaan Asosiasi Aspakusa Makmur – Tengkulak –
Pedagang Besar – Pedagang Kecil – Pedagang Pengecer
– Konsumen
- Rantai II : Perusahaan Asosiasi Aspakusa Makmur – Tengkulak –
Pedagang Pengecer – Konsumen
- Rantai III : Perusahaan Asosiasi Aspakusa Makmur – Tengkulak –
Pedagang Besar – Pedagang Kecil – Konsumen
- Rantai IV : Perusahaan Asosiasi Aspakusa Makmur – Pedagang
Besar – Pedagang Kecil – Pedagang Pengecer –
Konsumen
15
BAB III
HASIL PENGAMATAN
A. Metode Pengumpulan Data
1. Data primer diperoleh dengan pengamatan langsung dan wawancara
dengan petani kangkung darat dari pembukaan lahan, kebutuhan benih,
pembuatan bedengan, penanaman, pemeliharaan sampai panen dan
pasca panen.
2. Sedangkan data sekunder diperoleh dari catatan yang ada pada kantor
desa dan kantor kecamatan serta dari buku referensi yang dapat
menunjang untuk mencari bahan dalam penyusunan Tugas Akhir ini.
B. Lokasi dan Waktu Pengamatan
Kegiatan dilakukan di lahan milik Asosiasi Aspakusa Makmur Desa
Teras RT.07 RW. 03 Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali. Waktu
pengamatan dilakukan pada bulan Juni sampai dengan agustus 2012,
dengan lahan seluas 300 m2, ketinggian lokasi 159 – 250 mdpl, jenis tanah
regosol, latosol, dan grumosol, beriklim basah dengan curah hujan sedang
rata-rata pertahun 1865,8 mm dengan rata-rata jumlah hujan 89,2 hari, serta
rata-rata bulan basah sebanyak 5 bulan, pH tanah 6,5 – 7,5.
C. Pengadaan Benih
Dalam pengadaan benih tidak dibudidayakan sendiri melainkan
menggunakan benih dalam kemasan yang ada di pasaran. Biji berwarna
merah keunguan karena telah terhindar dari hama dan penyakit.
D. Penyiapan Benih
Dalam persiapan penyiapan benih tidak dilakukan persemaian karena
benih langsung ditanam dalam bedengan yang telah dibuat guludan. Jarak
tanam guludan 5 cm dan setiap 5 cm diberi 2 – 3 biji. Adapun keuntungan
dari benih langsung tanam sebagai berikut :
15
16
1. Tenaga yang dibutuhkan sedikit
2. Mengurangi cost / biaya
3. Tidak perlu pemindahan benih
4. Tingkat resiko kematian / kerusakan benih saat dipindah tidak ada
E. Pengolahan Tanah
Tanaman kangkung membutuhkan struktur tanah yang akan ditanami
perlu digemburkan dengan cara dibajak/ dicangkul dengan sebaik-baiknya.
Tanah yang telah dicangkul/dibajak akan menjadi remah sehingga aerasinya
berjalan baik dan zat-zat beracun akan hilang.
Selanjutnya rumput-rumputan (gulma) dihilangkan terutama akar
alang-alang supaya akar tanaman sayur yang tumbuh dengan bebas tanpa
ada persaingan dalam proses pengambilan unsur hara dengan gulma.
Kemudian pembuatan bedengan 1,10 untuk panjang lahan 30 cm
untuk parit. Panjang bedengan disesuaikan dengan kebutuhan bedengan
tersebut kemudian diberi pupuk dasar atau kompos, tinggi 20 – 50 cm, lebar
saluran air 30 – 50 cm. Untuk pengolahan tanah di lahan gambut (peat)
harus lebih berhati-hati, pengolahan tanah yang terlalu intensif atau
pembakaran sisa tanaman dapat merugikan kesuburan tanah karena banyak
senyawa organik yang terbang ke udara dan tidak dimanfaatkan. Pada lahan
gambut pHnya sangat rendah antara 3 – 5 sehingga perlu diberi kapur dan
saluran drainase yang dapat mengalirkan air. Bila hal itu tidak dilakukan
lahan akan bersifat racun terhadap tanaman.
Gambar 2. Pengolahan tanah secara tradisional
17
F. Penanaman
Kangkung darat umumnya dikembang biakan dengan biji. Kebutuhan
biji untuk penanaman kangkung darat dengan lahan seluas 300 m2
memerlukan sebanyak 5 kg benih. Biji-bijian ditanam pada bedengan yang
telah disiapkan dengan jarak 10 cm x 20 cm.
Persiapan lahan untuk penanaman kangkung darat dilakukan dengan
cara pencangkulan tanah sedalam 30 cm, kemudian diberi pupuk kandang
25 karung atau 20 kg/m3. Setelah itu dibuat bedengan-bedengan dengan
lebar 60 cm atau 1 m. Sementara panjang bedengan tergantung keadaan
lahan dan keinginan kita. Setiap bedengan memuat 2 atau 3 baris tanaman
dengan jarak antar baris 30 cm. Tiap baris guratan dibuat lubang kecil
dengan tugal (tongkat) untu ditanami 2 – 3 biji kangkung. Jarak lubang
dalam barisan 20 cm. Pada tanah yang masih subur atau rawa pupuk buatan
tidak pernah diberikan akan tetapi kesuburan tanaman dapat bertambah jika
diberikan pupuk urea sebanyak 10 kg/ha.
G. Pemeliharaan
Kegiatan yang merupakan tolak ukur keberhasilan usaha budidaya
tanaman kangkung dan tanaman pada umumnya tergantung dari
pemeliharaan. Adapun pelaksanaannya diantaranya, pemupukan,
pengolahan pengairan, dan penyiangan serta pengendalian hama dan
penyakit. Supaya tercipta lingkungan yang bersih pada areal tanaman setiap
kali pemeliharaan dilakukan sanitasi.
1. Pemupukan
Jenis pemupukan yang dilberikan di lahan adalah pupuk kandang
atau kompos. Pupuk tersebut berfungsi untuk menyediakan unsur hara
organik bagi tanaman, memperbaiki struktur tanah dan menahan air
dalam tanah. Perlu diperhatikan pula pupuk kandang atau kompos yang
telah jadi. Pupuk tersebut sudah tidak menghasilkan panas. Adanya
panas dari proses pembusukan pupuk mentah dapat mengakibatkan
tanaman menjadi layu dan akhirnya mati.
18
Dalam pupuk kandang atau kompos terdapat berbagai unsur yang
sanyat dibutuhkan untuk tumbuhnya tanaman sayuran. Bila unsur
tersebut kurang dari kebutuhan tanaman dapat diatasi dengan
penambahan pupuk buatan. Biasanya berupa nitrogen (N), Fosfor (P),
dan Kalium (K). Sumber Nitrogen diperoleh dari Za (20 %), Urea
(42%). Sumber P diperoleh dari TSP (45% P2O5) DS (45% P2O5), SP36
(36 % P2O5) atau fosfat alam ( 30% P2O5 dan 40% CaO), sementara
sumber lain ialah KCl (50% K2O) atau K (28% K2O). Pupuk yang
ditambahkanpun dapat berupa majemuk asalkan unsur haranya
diperhitungkan. Bagi tanah asam yang pHnya kurang dari 5 perlu
penambahan kapur tohor atau kapur pertanian sebanyak 1 – 4 ton / ha
agar pH sesuai dengan yang dikehendaki.
Tabel 1: Kegunaan pupuk kandang fungsi unsur hara makro
Nama Fungsi
Nitrogen N) Memacu pertumbuhan daun dan batang, membantu
pembentukan akar
Fosfor (P) Membantu pembentukan bunga dan buah, mendorong
pertumbuhan akar muda
Kalium (K) Membantu pembentukan bunga dan buah menguatkan
tanaman
Kalsium (Ca) Membantu pertumbuhan ujung-ujung akar dan bulu akar
Magnesium (Mg) Ikut dalam pembentukan zat hijau daun dan
menyebarkan unsur fosfor keseluruhan tanaman
Belerang (S) Bersama unsur fosfor dapat mempertinggi kerja unsur
lain dan memproduksi energi
19
Tabel 2 : Kegunaan pupuk kandang fungsi unsur hara mikro
Nama Fungsi
Ferum (Fe) Membantu pembentukan zat hijau daun dan
menghasilkan klorofil, membantu pembentukan enzim
Mangan (Mn) Membantu pembentukan zat hijau daun dan membantu
penyerapan nitrogen
Boron (B) Membantu pertumbuhan meristem
Tembaga (Cu) Berperan sebagai bahan pembentuk klorofil dan
membantu proses fotosintesis. Ikut berperan dalam
fungsi reproduksi.
Seng (Zn) Membantu pembentukan auksin (hormon tumbuh).
Molibdenum
(Mo)
Berperan dalam mengikat nitrogen sehingga penting
untuk sayur-mayur
2. Pengelolaan Air
Tujuan dari pengelolaan air ialah mengatur ketersediaan air baik
saat kekeringan maupun kelebihan air. Bila kekurangan air, tanaman
akan layu dan akhirnya mati, sebaliknya bila kelebihan air tanaman
tidak dapat mengambil makanan dengan bagi dari tanah sebagai akibat
aerasi jelek, selain itu akar akan membusuk akibat serangan penyakit
terutama cendawan dan bakteri.
Gb. 3 Pengelolaan air
20
3. Penyiangan
Penyiangan dilakukan dengan menggunakan sabit atau angkil
karena ditujukan agar sistem perakaran tanaman kangkung semakin
berkembang dan kokoh, secara mekanik dengan tangan atau dicabuti
Penyiangan dilakukan 2 minggu setelah tanam.
Gb. 4 Penyiangan secara manual
4. Pengendalian Hama dan Penyakit
Dalam pengendalian hama dan penyakit harus cermat terutama
dalam penggunaan pestisida, jenis dan ukurannya sebelum panen untuk
menghindari residu. Penyemprotran pestisida harus mengarah pada
tempat-tempat hama mengumpul dengan demikian usaha untuk
memberantas hama dan penyakit akan berhasil secara maksimal dengan
biaya seminimal mungkin.
Dengan panca usaha hortikultura yaitu menggunakan benih
bermutu, bercocok tanam dengan kultur teknik yang baik, mengelola air
yang tepat, cara memupuk yang sesuai, serta memberantas hama dan
penyakit yang intensif, terbukti dapat meningkatkan hasil. Selain itu,
mendangir (menggemburkan tanah dan membersihkan gulma) sangat
penting untuk dilakukan.
Cara pengendalian hama dan penyakit
a. Kutu daun (Myzus persicae sula)
Serangan hama ini menyebabkan tanaman keriput dan kecil,
pengendalian secara kimia dengan penyemprotan insektisida
21
misalnya Pegasus 500 cc, Desis 2,5 ec, Hostathion 40 ec,
Perfrection 400 ec, atau orthene 75 sp.
b. Thrips (Thrip Tabacci)
Menyerang tanaman pada bagian daun terutama daun –daun
muda. Pada daun yang terserang mula-mula timbul bintik-bintik
putih keperakan mirip bekas tusukan jarum. Beberapa waktu
kemudian noda tersebut berubah warna menjadi coklat tembaga.
Akibat selanjutnya daun yang terisap cairannya akan keripun dan
menggiling ke atas. Helaian daun dan pucuk yang terserang akan
mengeriting, berwarna coklat dan akhirnya mati. Seperti halnya
kutu daun hama ini dapat dibasmi dengan insectisida. Jenis
insectisida yang dapat digunakan antara lain Pengasus 00 cc,
mesurol 50 WP, Endo sulfan 25 EC, Agrimec 18 EC, Decis 2,5 EC,
dan sebagainya. Selain bisa juga disemprot dengan larutan sabun
cair pencuci piring, caranya sabun diencerkan dengan air 1 sendok
ke dalam 1 liter air bersih. Campuran larutan ini harus pas, jika
terlalu encer tidak mematikan hama namun jika terlalu pekat akan
mematikan daun. Untuk mengetahui bisa dicobakan pada semut,
bila bisa mematikan semut artinya bisa mematikan hama trips.
c. Bercak daun
Penyakit bercak daun disebabkan oleh cendawan Cercosprora
Capsici. Jika tanaman kangkung terserang cendawan ini, akan
timbul bercak – bercak bulat kecil pada daunnya. Bercak berwarna
abu-abu ini lama kelamaan akan membesar lalu daun akan
menguning dan akhirnya gugur. Akibatnya produksi daun akan
menurun drastis karena akan menyebabkan kematian. Pada musim
hujan penyakit ini bisa berkembang lebih cepat. Langkah awal
untuk mengendalikan cendawan ini adalah menanam benih yang
sehat dengan pengaturan jarak tanam yang tepat, sanitasi kebun
dengan cara membersihkan lingkungan hidup tanaman dan
menyiangi gulma secara teratur. Jika telah terlanjur terjadi serangan,
22
pangkas daun yang terserang lalu bakar. Pengendalian secara kimia
bisa dilakukan dengan menyemprotkan fungisida seperti Deconil 7
WP, Benlate, Topsin, atau score 25 EC.
d. Busuk daun, penyakit ini sering disebut penyakit patik,
penyebabnya adalah Cendawan Phytophora atau Fusarium sp.
Gejala seranga diawali dengan membusuknya daun yang berada
dekat permukaan tanah. Pembusukan akan menjalar ke ranting
hingga ke pucuk. Cendawan ini juga menyerang bunga dan buah.
Akibatnya produksi akan turun bahkan serangga yang berat dapat
mematikan tanaman. Langkah awal untuk mengendalikannya,
sterilkan benih dengan merendam dalam air hangat selama 1 jam.
Selain itu perbaiki sanitasi lingkungan, jika terlanjur terjadi
serangan pangkas bagian tanaman yang terserang penyakit
kemudian dibakar. Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan
menyemprotkan tanaman dengan fungisida, seperti : Acrobat,
Ridomil, Topsil, Dacomil 70 WP, Dithanem-45, dan sebagainya.
e. Ulat Keket (Acherontia Lacheis F). Ulat keket atau jedung sering
juga disebut ulat tanduk. Disebut demikian karena di bagian
belakang terdapat semacam ekor yang menyerupai tanduk. Warna
ulat hijau muda dengan garis menyilang kuning, selain menyerang
tanaman kangkung, ulat ini menyerang tanaman terung, bayam,
tembakau, wijen dan lain-lain. Bagian daun yang terserang akan
menjadi rusak dan bolong-bolong. Untuk memberantas hama ini
secara mekanis ambil telur dan larva ulat lalu musnahkan. Selain itu
jaga kebersihan lingkungan, bersihkan dari gulma tempat
bersembunyi dan berkembang biak hama ini. Secara kimiawi
semprot hama ini dengan insectisida seperti Azordrin, Decis 2,5 EC,
Matador 25 EC, Dipe Curaron 500 EC, Diazinon dan sebagainya.
23
H. Panen
Tujuan dari suatu budidaya adalah produksi atau panen dan dalam
suatu pertumbuhan tanaman kangkung masa produksi memerlukan
perawatan yang baik misalnya pemupukan, pada masa pertumbuhan
generatif kangkung, cenderung membutuhkan unsur hara P dan untuk
kualitas dan kuantitas produk dibanding pada masa pertumbuhan vegetatif
yang cenderung ke arah pertumbuhan organ tanaman yang membutuhkan
unsur hara N lebih banyak.
Pemanenan kangkung bisa dengan cara dicabut dan dipangkas.
Biasanya kangkung darat dipanen dengan cara dipangkas dan dicabut.
Pemanen dengan cara dipangkas sudah bisa dilakukan saat tanaman
berumur tiga bulan. Ujung tanaman dipangkas sekitar 30 cm agar tumbuh
banyak cabang. Hasil pangkasan ini merupakan panen pertama yang dapat
dijual. Pemungutan hasil selanjutnya dilakukan dengan cara ujung cabang
dipangkas setiap 15 hari sekali.
Biasanya setelah berumur satu tahun, pertumbuhannya sudah mulai
kerdil. Oleh karena itu, tanaman kangkung dapat diperbaharui dengan cara
dibongkar seluruhnya atau sebagian. Selain itu, tanah dicangkul lagi,
kemudian ditanami dengan stek atau benih kangkung yang baru. Panen
cabut dilakukan dengan cara tanaman dicabut beserta akarnya setelah tinggi
tanaman mencapai 30 cm.
Tanaman yang terawat dengan baik dan sehat dapat menghasilkan 10-
16 ton kangkung tiap ha dalam setahun. Produksi daun kangkung hanya
diperdagangkan di dalam negeri, seperti di pasar lokal dan super market di
kota besar.
Gb. 5 Proses pemanenan
24
I. Penanganan Hasil
Sayuran umumnya diusahakan di luar kota, sedangkan hasilnya dijual
di kota-kota yang jaraknya jauh dari pusat penghasilan (sentra produksi).
Oleh karena itu, antara 20 – 30% hasil sayuran akan menjadi sampah bila
perlakuan pengangkutan dan penyimpanannya buruk. Upaya untuk
mencegah atau memperkecil kerusakan hasil antara lain dengan pengepakan
yang baik dan pengangkutan yang cepat. Selain itu, pemungutan hasilnya
harus pada stadia yang tepat dan penanganan yang baik. Upaya yang dikenal
dengan teknologi pasca panen ini dapat mengurangi kerusakan sampai 30%.
Susut bobot pada hasil sayuran tidak hanya disebabkan oleh
kerusakan, tetapi juga proses penguapan. Salah satu cara untuk mengurangi
susut bobot adalah dengan pengolahan. Pengalengan (canning) dan
pembuatan asinan termasuk cara pengolahan sayuran untuk mencegah
bahaya lekas busuk dan menghasilkan nilai tambah. Proses pengolahan
lainnya adalah pendinginan pada suhu rendah agar sayuran tetap segar.
Cara ini banyak dilakukan di supermarket
Gb. 6 Sortasi hasil
J. Pemasaran
Sebelum dipasarkan kangkung terlebih dahulu dilakukan grading/
sortase dengan kriteria sebagai berikut :
Pilih kangkung yang berdaun hijau dan tidak berlubang
25
Potong – potong kangkung + 10 cm di bagian pangkal secara rapi
Timbang kangkung :
Pada tanggal 15 Juni 2012 dengan berat 179 kg
Pada tanggal 26 Juni 2012 dengan berat 180 kg +
Jumlah 359 kg
Cuci kangkung
Masukan kangkung yang sudah dikemas ke dalam lemari pendingin
supaya terjaga kelembapannya (tidak layu).
BAB IV
26
PEMBAHASAN DAN HASIL
A. Kondisi Umum Perusahaan
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Aspakusa Makmur adalah kelompok agribisnis yang terbentuk
bulan November 2005 atas prakarsa pimpinan Taiwan Technical
Mission, Mr. Lee Ching Shui. Kelompok ini dibina Taiwan Technical
Mission dalam hal budidaya, pasca panen sampai pemasaran sehingga
dapat berkembang dengan baik seperti sekarang ini. Peran pemerintah
dalam hal ini Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Dinas
Pertanian Kabupaten Boyolali juga sangat besar kontribusinya untuk
kemajuan kelompok Agribisnis Aspakusa Makmur. Kelompok ini
berlokasi di Kecamatan Teras Boyolali yang beranggotakan petani
asparagus, bunga kucai, sayur-sayuran dataran sedang serta dataran
tinggi di wilayah Boyolali.
Komoditas asparagus dan bunga kucai merupakan komoditas
andalan kelompok ini dikarenakan belum banyak petani yang
membudidayakan tanaman ini, pangsa pasar masih terbuka luas, dan
harga yang stabil. Namun demikian sayuran lain juga sangat penting.
Dalam melaksanakan agribisnis yaitu pengiriman sayuran ke
berbagai supermarket dilaksanakan oleh manager, supir, dan tenaga
grading. Pada awalnya pembentukan kelompok, pemasaran hanya di
supermarket Hokky Panglima Sudirman Surabaya, Hakiki Farm, dan
Harya di Jakarta. Kemudian atas bimbingan Taiwan Technical Mission,
Mr. Wu Chiung Feng ahli pemasaran dari Taiwan Technical Mission
menambah kerjasama dengan beberapa supermarket baru sehingga
tujuan pemasaran saat ini menjadi 17 lokasi yaitu :
Semarang : Hypermart Java Mall, Carrefour Semarang, Carrefour
Srondol, Hypermart Paragon, Giant Super dome, Giant
Candi. 26
27
Surabaya : Hokky Panglima Sudirman, Hokky Graha Family
Solo : Hypermart Grand Mall, Hypermart Solo Square,
Carrefour Solo, Sunday Market, Carrefour Paragon Solo
Yogyakarta : Carrefour Ambarukmo, Carrefour Maguwo
Selain supermarket kami juga mengadakan promosi langsung ke
konsumen di Sundai Market Manahan Solo setiap hari Minggu. Jenis
sayuran yang kami pasarkan + 128 macam sayuran yang merupakan
sayuran dataran tinggi dan dataran sedang dan biofarmaka.
Demi mengikuti perkembangan jaman dan peningkatan daya
saing kelompok Aspakusa Makmur juga mengembangkan berbagai
macam sayuran organik yang tentu saja tidak lepas dari bimbingan
Taiwan Technical Mission. Hingga saat ini telah berdiri beberapa unit
green house khusus untuk mengembangkan sayuran organik. Sayuran
organik tersebut antara lain : caisim, sawi sendok, daun bawang besar,
tomat, wortel, selada keriting, bayam merah, kailan, brokoli, kangkung,
zukini, buncis dan lain-lain. Dalam perkembangan selanjutnya untuk
memantapkan kelembagaan maka kelompok ini bermetamorfosis dari
kelompok Agisbisnis Aspakusa Makmur Boyolali menjadi Asosiasi
Aspakusa Makmur Boyolali.
Hingga saat ini jumlah anggota 37 orang dan anggota mitra 141
orang yang tersebar di berbagai wilayah Kabupaten Boyolali namun di
wilayah Ampel dan Selo hanya ketua kelompoknya saja yang menjadi
anggota. Komoditas yang dibudidayakan petanipun menyesuaikan
dengan wilayah masing-masing sehingga tercipta keragaman produksi.
Kegiatan - kegiatan Asosiasi Aspakusa Makmur antara lain :
Pelatihan bagi siswa / mahasiswa dan masyarakat umum
Kegiatan pelatihan meliputi budidaya, penanganan pasca panen,
sortase, packing, hingga pemasaran.
Penelitian/percontohan
Membudidayakan berbagai varietas sayur baru sebelum diterapkan
oleh petani.
28
Bekerjasama dengan supermarket Carrefour, hypermart dan lainnya
untuk memasarkan hasil panen petani
Melakukan sortasi hasil panen petani sebelum dikirim ke berbagai
supermarket
Sebagai wahana tukar pengalaman dan studi banding dengan
kelompok lain.
Menjual langsung ke konsumen setiap hari minggu di Sunday
market Gelora Manahan Solo.
Turut serta dalam berbagai pameran ataupun pasar tani.
Memproduksi sekaligus memasarkan minuman segar siap
konsumsi, yaitu juice rossela yang memiliki banyak manfaat untuk
kesehatan.
Komoditas yang dibudidayakan petanipun menyesuaikan dengan
wilayah masing-masing sehingga tercipta keberagaman produksi.
Tabel 3. Data komoditas yang ditanam oleh Aspakusa Makmur di Boyolali
Tahun 2012.
Wilayah Kecamatan
Jumlah Petani
Luas m2 Komoditas yang ditanam
Selo 22 66.000 lettuce, spinach, brokoli, bunga kol, daun bawang besar, pakccoy, coriander, basilicum, tomat, rosemary, labu siam, kapri, kol putih, beet root, sawi putih, paprika, wortel dan lain-lain.
Teras 6 7.000 caisim, bayam merah dan hijau, sawi asin, gambas, jagung manis, timun lokal, kangkung, pare putih, pare hijau, kailan, terong dan lain-lain
Boyolali Kota
8 4.000 Bunga kucay, daun genjer, bunga genjer
Ampel 32 40.500 Tomat, baby buncis, lobak, beetroot, sawi asin, timun Jepang
2. Struktur Organisasi Aspakusa Makmur
BKP PROV. JATENG DISTANBUHUT BOYOLALI KPP BOYOLALI
ASPAKUSAMAKMUR
PENGURUS
KEUANGAN
MANAGER PEMASARAN
MANAGER LAHAN
TENAGA LAHAN
TENAGA GRADING+ SUPIR
JAGA MALAM
A N G G O T A
TAIWAN ICDF
29
Gambar 7. Struktur Organisasi Aspakusa Makmur
a. Tugas dan kewajiban pengurus :
1) Menjalankan peraturan - peraturan dalam anggaran dasar
2) Membuat rencana anggaran rumah tangga mengenai semua hal
yang tidak atau tidak cukup diatur dalam anggaran dasar
dengan membuat peraturan-peraturan yang berguna bagi
asosiasi.
3) Membuat rencana kerja asosiasi
4) Membuat laporan kegiatan per tahun
5) Mewakili asosiasi untuk tugas-tugas keluar
30
6) Memajukan asosiasi
7) Membangun kerjasama dengan pihak lain untuk menguatkan
asosiasi
b. Kegiatan Umum di Aspakusa Makmur
Kegiatan-kegiatan Asosiasi Aspakusa Makmur antara lain :
1) Pelatihan bagi siswa / mahasiswa dan masyarakat pada
umumnya.
Kegiatan pelatihan meliputi budidaya, penanganan pasca
panen, sortase, packing, hingga pemasaran.
2) Penelitian / percontohan membudidayakan berbagai sayuran
baru sebelum diterapkan oleh petani.
3) Bekerjasama dengan supermarket Carrefour, Hypermart dan
lainnya untuk memasarkan hasil petani.
4) Melakukan sortasi hasil panen petani sebelum dikirim ke
berbagai supermarket.
5) Sebagai wahana tukar pengalaman dan studi banding bagi
kelompok lain
6) Jual langsung ke konsumen setiap hari minggu di Sunday
Market Gelora Manahan Solo.
7) Turut serta dalam berbagai pameran ataupun pasar petani
8) Memproduksi sekaligus memasarkan minuman segar siap
konsumsi yaitu juice rosella yang memiliki banyak manfaat
untuk kesehatan.
c. Hak dan Kewajiban Tenaga Kerja
1) Hak tenaga kerja
31
Setiap tenaga kerja Aspakusa Makmur diberikan hak yang
sama untuk
a) Mendapatkan gaji setiap bulan
b) Menikmati fasilitas - fasilitas yang disediakan perusahaan
c) Menikmati tunjangan - tunjangan yang diberikan
d) Mendapatkan ijin cuti yang sama
2) Kewajiban
a) Mematuhi dan melaksanakan peraturan yang diberlakukan
di Aspakusa Makmur
b) Bersedia menerima sanksi atau pemutusan hubungan kerja
jika terbukti melakukan kesalahan
c) Menjaga kedisiplinan dan kebersihan
d) Menjaga kerahasiaan Aspakusa Makmur (tentang data
keuangan dan lain-lain)
e) Melaksanakan kerja dan menjalin hubungan baik diantara
sesama karyawan.
B. Keadaan Wilayah
1. Wilayah balai penyuluhan pertanian / Asosiasi Aspakusa makmur teras
mempunyai batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kecamatan Sambi
Sebelah Selatan : Kecamatan Tulung
Sebelah Barat : Kecamatan Mojosongo
Sebelah Timur : Kecamatan Banyudono
2. Topografi wilayah berupa daerah datar dan berombak
Wilayah sebelah utara merupakan daerah berombak meliputi :
Krasak
Tawangsari
Gumukrejo
Wilayah sebelah selatan merupakan daerah datar dan berombak
meliputi :
32
Desa Salakan
Desa Bangsalan
Desa Kadireso
Desa Doplang
3. Penggunaan Lahan
Wilayah Balai Penyuluhan Pertanian / Asosiasi Aspakusa Makmur
Teras seluas 2.993, 6276 Ha dengan tata guna lahannya sebagai berikut:
Tanah pekarangan 826,3518 Ha
Tanah tegal 512,2281 Ha
Tanah sawah 1.427,5312 Ha
Perkebunan - Ha
Hutan - Ha
Lain-lain 227,5165 Ha
Jumlah 2.993, 6276 Ha
Sumber : BPS Kec. Teras Tahun 2008
Dari data tersebut terlihat bahwa sebagian besar wilayah BPP adalah
sawah (47 %, 69 %) sedangkan lahan pekarangan (27 %) tegal (17,11
%) rincian tata guna lahan wilayah kerja tertera pada table.
4. Jenis Tanah
Jenis tanah yang terdapat di Asosiasi Aspakusa Makmur terdiri
dari tanah regosol dengan pH antara 6,5 – 7,5 dengan tekstur tanah
sebagian besar adalah remah. Dengan diketahuinya jenis tanah, pH,
tekstur, dan topografi akan sangat membantu dalam perencanaan
pembangunan pertanian, perkebunan dan kehutanan sesuai dengan
syarat-syarat tumbuh yang diinginkan oleh setiap komoditas yang akan
dikembangkan.
5. Keadaan Iklim
33
Keadaan curah hujan dalam 5 tahun terakhir dengan jumlah hujan
rata-rata 1 tahun /868,8 mm dengan rata-rata jumlah hujan 89,2 hari,
serta rata-rata bulan basah sebanyak 5 bulan. Dengan diketahuinya data
curah hujan setiap tahun akan sangat membantu dalam merencanakan
kegiatan pola tanam terutama untuk daerah non irigasi. Untuk
mengetahui data curah hujan rata-rata terakhir tertera pada tabel 4
berikut :
Tabel 4. Data Curah Hujan Rata-rata
Tahun UraianBulan
Jumlah1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 152004 Curah Hujan mm 381 533 81 21 19 20 - - - 51 57 226 1.389
Hari Hujan 15 19 8 1 2 1 - - - 3 4 14 67
2005 Curah Hujan mm 339 332 357 195 154 9 6 - - 80 256 311 2.039
Hari Hujan 16 19 21 13 5 1 1 - - 4 11 13 104
2006 Curah Hujan mm 320 221 227 250 12 45 34 8 26 79 105 458 1.785
Hari Hujan 15 14 11 11 2 10 6 1 4 3 6 16 99
2007 Curah Hujan mm 461 464 200 320 372 29 - - - - - 111 1.957
Hari Hujan 20 17 11 13 15 1 - - - - - 10 87
2008 Curah Hujan mm 101 350 289 293 154 37 48 21 - - 147 713 2.153
Hari Hujan 3 15 12 12 17 4 2 2 - - 7 20 89
2009 Curah Hujan mm
Hari Hujan
2010 Curah Hujan mm
Hari Hujan
2011 Curah Hujan mm
Hari Hujan
2012 Curah Hujan mm
Hari Hujan
6. Analisa Usaha Budidaya Kangkung
34
Tabel 5. Analisa Usaha Budidaya Kangkung
ANALISA USAHA BUDIDAYA KANGKUNG 300 m2
No Uraian / Komoditas Harga Satuan Jumlah
1. Sewa tanah (2 bulan) Rp. 25.000,- Rp. 50.000,-2. Benih 1 kg x Rp. 32.000 Rp. 32.000,-
Tenaga kerja - -Persiapan lahan - - Bajak sapi 1 hari x Rp. 50.000,- Rp. 50.000,- Pengolah tanah 1 org x 1 hr x Rp.20.000,- Rp. 20.000,-Penanaman 1 org x 1 hr x Rp.20.000,- Rp. 20.000,-Perawatan 1 org x 35 hr x Rp.5.000,- Rp. 175.000,-
3. Pupuk - -Urea 10 kg x Rp. 1.300,- Rp. 13.000,-SP 36 5 kg x Rp. 1.600,- Rp. 8.000,-KCl 3 kg x Rp.2.000,- Rp. 6.000,-Kandang 500 kg x Rp.350,- Rp. 175.000,-
4. Obat - -Desisi 100 ml Rp. 18.000,- Panen 1 org x 1 hr x Rp. 2.000,- Rp. 20.000,-
TOTAL BIAYA PRODUKSI Rp. 587.000,-
HASIL PANEN 359 kg x Rp. 3.000,- Rp. 1.077.000,-
LABA Rp. 490.000,-
Dari data di atas jelas bahwa budidaya dengan teknik yang diterapkan dan
keuletan yang maksimal maka akan menghasilkan yang maksimal pula,
sedangkan dari data lapangan adalah 300 m2 x 359 kg = 587 kg/ha. Harga
jual dari petani Rp. 3.000,-. Jadi perbandingan dari data yang ada
menunjukan bahwa produksi / hasil dari orientasi lapangan dibandingkan
dengan hasil pada budidaya yang ada pada teori dapat dikatakan bahwa
produksi lapangan menempati posisi yang tepat yaitu dalam usaha budidaya
yang dilakukan nara sumber penulis bahwa usaha budidaya kangkung darat
oleh Asosiasi Aspakusa Makmur dalam penerapan unsur teori dan teknis
seimbang.
C. Aspek Budidaya
35
Usaha budidaya tanaman kangkung merupakan suatu budidaya
tanaman sayuran segar yang mempunyai nilai financial yang tinggi dan
membutuhkan keahlian, keuletan serta biaya yang tinggi. Dari data pasar
karakteristik kualitas kangkung yang dikehendaki konsumen rumah tangga
pada umumnya antara lain :
1. Warna hijau keputihan-putihan
2. Berdaun agak kepanjang-panjangan
3. Permukaan daun halus dan mengikat
4. Batang daun kangkungnya empuk
5. Ukuran batang kangkung 1 cm, panjang daun sekitar 7 cm
Untuk memenuhi kebutuhan pasar dan konsumen hal utama yang
perlu diperhatikan dalam suatu budidaya atau pengusahaan kangkung harus
selektif dan intensif maksudnya dalam pemeliharaan tanaman perlakuan
harus baik secara teknis maupun secara teori dalam membudidayakan
kangkung.
Dan dalam menjaga kualitas kangkung hal ini berhubungan dengan
pengendalian terhadap OPT. Dalam pengendalian hama maupun penyakit
diusahakan tidak merubah fungsi lingkungan yaitu dalam pengendalian OPT
tidak beresidu terhadap lingkungan. Apabila penggunan pestisida dianjurkan
menggunakan dosis yang aman (rendah) dan periode penyemprotan tidak
dilakukan sesering mungkin karena jika dilakukan terlalu sering beresidu
terhadap produksi kangkung.
Kualitas dan kuantitas suatu produksi pertanian khususnya kangkung
darat sangat besar nilainya jadi untuk mempertahankannya harus
membutuhkan penanganan yang serius untuk kualitas tertuju pada
pemberian pupuk terhadap tanaman mulai dari awal pertumbuhan sampai
masa produksi. Tanaman kangkung ini membutuhkan pupuk unsure N lebih
banyak daripada unsure P dan K hal ini pada sat pertumbuhan vegetative
karena telah terbukti bahwa unsur N (nitrogen). Selain berfungsi sebagai
penambahan protein pada daun kangkung dan pembentukan warna hijau
tanaman juga mempercepat pertumbuhan tunas generative, produksi unsur
36
hara yang diperlukan cenderung ke Fosfor (P) dan Kalium (K) yang mana
fungsi fosfor pada masa pertumbuhan generative adalah :
1. Memicu pertumbuhan bunga dan biji
2. Memperbesar jumlah pembentukan bunga
3. Menaikan prosentase bunga menjadi buah / biji
Sedangkan Kalium mempunyai fungsi terhadap pertumbuhan generatif yaitu :
1. Untuk membentuk senyawa karbohidrat
2. Mengurangi laju pembusukan daun
3. Menambah daya tahan bunga dan tanaman
Disamping unsur N, P, dan K tanaman kangkung juga membutuhkan
unsur (zat) perangsang tumbuh yang lain sebagai pemicu pertumbuhan
seperti biofer, gandasil, growrin dan lain-lain.
Seperti tanaman pada umumnya untuk membudidayakan tanaman
kangkung dilakukan sebagai berikut :
a. Pengolahan tanah
Pembuatan bedengan
Pembuatan pupuk dasar
b. Penanaman
Pembuatan gurudan
Jarak tanam
Jumlah benih perlubang
c. Pemeliharaan
Pemupukan
Pengelolaan air
Penyiangan / pengendalian gulma
Pengendalian hama dan penyakit
d. Pemanenan
Penanganan hasil
Pengemasan
Wilayah pada umumnya memang cocok untuk ditanami berbagai
tanaman pangan dan hortikultura. Melihat kondisi lahan milik penduduk
37
sekitar memang tidak ditanami dengan sayur-sayuran. Hal ini yang
membuat Kelompok Asosiasi Aspakusa Makmur menjadi salah satu
organisasi yang dapat memberikan cara / pengetahuan mengenai cara
membudidayakan tanaman pangan dan hortikultura. Kunci keberhasilan
dalam usaha tanaman adalah dengan mengadakan perawatan dan
pemeliharaan secara baik dan teratur untuk mendapatkan tanaman yang
sehat, subur, segar dan mempunyai produksi yang tinggi.
Dalam pemeliharaan dan perawatan diperlukan ketelitian sejak
tanaman kecil sampai panen. Pemeliharaanya seperti atau meliputi :
1. Pemupukan
2. Pengendalian gulma
3. Pemberantasan hama dan penyakit
Selain dalam pemeliharaan adapun faktor-faktor tersebut meliputi :
a) Drainase baik
b) Tanah yang mempunyai lapisan tebal, gembur dan subur serta
kandungan mineral yang tinggi.
Pada umumnya telah mendekati standar kualitas yang baik, panjang
kangkung sesuai dengan yang diinginkan dan jarang menghampiri
kangkung yang kerdil, dikarenakan faktor pemeliharaan dan perawatan yang
baik dapat dilaksanakan dengan baik pula.
BAB V
PENUTUP
38
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, maka disimpulkan :
1. Pembudidayaan kangkung di Asosiasi Aspakusa Makmur
menggunakan biji.
2. Kerjasama antara Dinas Pertanian Boyolali dan Asosiasi Aspakusa
Makmur bertujuan untuk mengenal tanaman yang mempunyai nilai
ekonomis yang tinggi.
3. Waktu atau umur kangkung dari penanaman sampai dengan
melaksanakan panen tidak terlalu lama yaitu hanya + 1,5 bulan dalam
1 x panen
4. Pelaksaaan pemeliharaan dapat dilakukan dengan cara mekanik juga
dapat menggunakan alat bantu seperti sabit atau angkil
5. Pemenuhan kebutuhan unsur hara pada tanaman kangkung dengan
pemberian pupuk sebelum penyebaran benih (pupuk dasar) dan
setelah panen (pupuk susulan).
6. Pengolahan produksi / pemasaran kangkung di Asosiasi Aspakusa
Makmur berorientasi bisnis dengan distribusi hasil berikut :
Gambar 8. Distribusi Pemasaran
7. Potensi hasil
Benih 1 kg menghasilkan 359 kg.
Asosiasi Aspakusa Makmur
Tengkulak
Pedagang Besar
Pedagang Kecil
Pedagang Pengecer
Konsumen
38
39
Dilihat dari R/L (Rugi/Laba) dengan biaya produksi
Rp. 587.000,- yang meliputi memperoleh hasil Rp. 1.077.000,-
sehingga didapatkan laba bersih Rp. 490.000,-
Usaha budidaya kangkung lahan 300 m2 sangat potensi untuk
mendapatkan hasil maksimal apabila memenuhi persyaratan
budidaya kangkung (lahan subur, dosis pupuk yang diberikan
tepat).
B. Saran
1. Sebaiknya Asosiasi Aspakusa Makmur lebih mengembangkan usaha
budidaya kangkung darat karena memiliki prospek yang cerah.
2. Sebaiknya Asosiasi Aspakusa Makmur lebih mengembangkan lagi
budidaya kangkung darat dan segera mengenalkan pada petani secara
luas.
3. Sebaiknya untuk mengatasi permasalahan budidaya kangkung darat di
Asosiasi Aspakusa Makmur seperti menutup green house rapat-rapat
dan membersihkan lahan dari gulma setelah panen benar-benar
dilaksanakan.
4. Sebaiknya Asosiasi Aspakusa Makmur lebih profesional dalam
kerjasama agar menjadi wadah yang benar-benar menjadi solusi bagi
masalah petani.
DAFTAR PUSTAKA
40
Anonim.2009. Kangkung http/www Wikipedia.org. diakses tanggal 1Agustus 2012
Hendro, Sunarjono. 1972. Kunci bercocok Tanam Sayuran Penting di Indonesia. Lembaga Penelitian Hortikultura. Stensilan. Jakarta.
Mc. Gilivray.H. Vegetable Production. The Blackiston. New York.
Nazzaruddin.1993. Sayur-sayuran Rendah. Penebar Swadaya. Jakarta.
Ochse,JJ. 1931. Vegetables Of The Ducth East Indies. Buitenzorg, Archipel,
Sastra Praja.et.al.1980. Sayur-sayuran. Balai Pustaka. Jakarta. Soemartono. 1992. Budidaya Tanaman Hortikultura. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta.
Subhan. 1989. Bercocok Tanam Sayuran Dataran Rendah. Balai Hortikultura. Lembang. Bandung.
Sumarjono, Hendro dan Rismunandar.1981. Pengantar Pengetahuan Dasar. Hortikultura. C. Sinar Baru. Bandung.
40