59
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Wonogiri dengan mengambil
beberapa kecematan yaitu : Kecamatan Wonogiri, Kecamatan Bulukerto dan
Kecamatan Pracimantoro.
2. Waktu
Penelitian direncanakan pada bulan September sampai bulan November 2016.
Adapun kegiatan penelitian ini meliputi tahap persiapan pelaksanaan sampai
penyusunan laporan penelitian, dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian
NO Rencana Kegiatan
Tahun 2015/2016
Mei Juni Juli Agustus Sept Oktober Nov
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
a. Observasi
b. Identifikasi masalah
c. Pengajuan judul
d. Penyusunan proposal
2. Pelaksanaan
a. Seminar proposal
b. Pengumpulan data
penelitian
c. Penyusunan Laporan
B. Metode Penelitian
Penelitian ini mengkaji tentang pembangunan olahraga, dimana substansi Sport
Development Index sudah dituangkan dalam kebijakan pemerintah bidang keolahragaan,
terutama terkait dengan standar pelayanan minimal keolahragaan sebagaimana tertuang
dalam peraturan pemerintah RI Nomor 16 tahun 2007 pasal 92, yang memberikan
penjelasan operasional tentang persyaratan standar pelayanan minimal keolahragaan
yang meliputi : ruang terbuka untuk berolahraga, sumber daya manusia, partisipasi
masyarakat dan tingkat kebugaran jasmani masyarakat.
Oleh karena untuk mengevaluasi kebijakan pemerintah terkait pembangunan
olahraga maka penelitian ini juga termasuk penelitian evaluatif atau penelitian evaluasi.
60
Evaluasi merupakan suatu proses sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis, dan
menginterpretasikan informasi yang umumnya diperoleh melalui pengukuran untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dan efisiensi suatu program. Evaluasi dilaksanakan
untuk menguji obyek/ kegiatan dengan kriteria tertentu untuk keperluan pembuatan
keputusan (Depdiknas, 2002).
Evaluasi merupakan penilaian sistematik tentang operasi dan atau hasil sebuah
program atau kebijakan, dibandingkan dengan serangkaian patokan tersurat atau tersirat,
sebagai cara untuk berkontribusi bagi perbaikan program atau kebijakan. Evaluasi
merupakan sebuah bentuk spesialisasi penelitian ilmu sosial, meskipun demikian,
“evaluasi memiliki tujuan fundamental untuk melakukan penilaian tentang kelebihan
dan keunggulan program serta kebijakan’.(Tashakkori & Teddlie, 2010:443). Yang
membedakan evaluasi dengan peneltian terapan lainnya adalah, bahwa evaluasi
mengarah pada kesimpulan evaluatif, dan upaya untuk mencapainya membutuhkan
pengidentifikasian patokan data dan performa serta integrasi keduanya.
Dalam bidang evaluasi, harus memenuhi kebutuhan informasi pihak – pihak
yang menyepakati dan memerlukan evaluasi (para pemangku kepentingan). Menurut
Tashakkori & Teddlie (2010:443) menyatakan bahwa “Evaluasi mencakup tiga aktivitas
utama : deskripsi, perbandingan dan prediksi”. Yang menopang tiga aktivitas ini adalah
tuntutan evaluasi untuk melakukan penelian tentang kelebihan dan keunggulan aspek
yang dievaluasi. Tuntutan informasi yang berkualitas tinggi inilah yang mengharuskan
evaluasi mengumpulkan data dalam bentuk kata – kata (misalnya melalui ulasan
dokumen atau wawancara) kemudian mengubah data tersebut secara statistik maupun
data yang berbentuk angka (misalnya frekuensi, presentase) yang dipandang sebagai
kualitas/besaran yang harus diubah secara konseptual (misalnya sebagian besar
masyarakat Kabupaten Wonogiri melakukan olahraga seminggu tiga kali).
Berdasarkan uraian di atas, metode penelitian yang tepat adalah menggunakan
metode campuran antara metode kuantitatif dan kualitatif dalam konteks evaluasi. Datta
(1997a : 347) menyatakan bahwa “rancangan metode campuran telah digunakan di
dalam evaluasi selama lebih dari tiga dasawarsa untuk menjawab berbagai pertanyaan
formatif, proses, deskriptif, dan implementatif”. Hal tersebut untuk menghindari
penimbunan metode ke dalam kategori kualitatif atau kuantitatif yang besar dan tanpa
61
makna namun berusaha menyatakan secara akurat tindakan yang dilakukan terhadap
datanya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed method dimana
langkah – langkah penelitiannya menggabungkan dua bentuk penelitian sebelumnya
yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif yang digunakan bersama – sama
dalam suatu kegiatan sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliable,
dan obyekif. Menurut Creswell (2010:5) menyatakan bahwa “penelitian campuran
merupakan pendekatan penelitian yang mengkombinasikan antara pendekatan kualitatif
dan pendekatan kuantitatif”. Adapun strategi – strategi dalam melakukan penelitian
campuran menurut Creswell (2010:22-23) adalah sebagai berikut :
1. Strategi metode campuran sekuensial/bertahap (sequential mixed methods)
merupakan strategi bagi peneliti untuk menggabungkan data yang ditemukan dari
satu metode dengan metode lainnya. Strategi ini dapat dilakukan dengan interview
terlebih dahulu untuk mendapatkan data kualitatif, lalu diikuti dengan data
kuantitatif. Strategi ini menurut Creswell (2010:316-318) dibagi menjadi tiga bagian
yaitu :
a. Strategi eksplanatoris sekuensial. Tahap pertama, dilakukan pengumpulan data
dan analisis data dengan Kuantitatif, selanjutnya tahap kedua dilakukan
pengumpulan data dan analisis data secara kualitatif yang dibangun
berdasarkan data awal kuantitatif. Bobot atau prioritas yang digunakan pada
data kuantitatif.
b. Strategi eksploratoris sekuensial. Tahap pertama, dilakukan pengumpulan data
dan analisis data dengan Kualitatif, selanjutnya tahap kedua dilakukan
pengumpulan data dan analisis data secara kuantitatif yang dibangun
berdasarkan data awal kualitatif. Bobot atau prioritas yang digunakan pada data
kualitatif. Kelemahan metode ini yaitu memerlukan waktu, tenaga dan biaya
yang besar.
c. Strategi transformatif sekuensial. Dilakukan dalam dua tahap, pertama metode
kuantitatif dan tahap kedua metode kualitatif, begitu juga sebaliknya. Peranan
perspektif teori dari peneliti akan menjadi landasan bagi keseluruhan proses
/tahap penelitian. Perspektif teori ini bisa ditulis secara eksplisit atau implisit.
Misalnya perspektif teori ilmu sosial (teori adopsi, teori leadership) atau teori
advokasi/partisipatoris (gender, ras, kelas). Bobot dapat diberikan pada salah
satu dari keduanya atau dibagikan sama rata pada masing – masing tahap
penelitian.
2. Strategi metode campuran konkuren/sewaktu – waktu (concurrent mixed methods)
merupakan penelitian yang menggabungkan data kuantitatif dan data kualitatif
dalam satu waktu. Menurut Creswell (2010:320-324) metode ini dibagi menjadi tiga
strategi yaitu :
62
a. Strategi trianggulasi konkuren. Dalam model ini peneliti menggunakan metode
kuantitatif dan kualitatif secara bersama-sama, baik dalam pengumpulan data
maupun analisisnya, kemudian membandingkan data yang diperoleh untuk
mengetahui perbedaan atau kombinasi.
b. Strategi embedded konkuren. Merupakan metode penelitian yang
mengkombinasikan penggunaan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif
secara simultan (bersama-sama) dengan bobot yang berbeda. Pada model ini
ada metode primer, untuk memperoleh data yang utama dan metode sekunder,
untuk memperoleh data pendukung metode primer. Dalam kasus ini, penelitian
kualitatif lebih dipandu oleh fakta-fakta yang diperoleh dilapangan untuk
membangun hipotesis atau teori baru.
c. Strategi transformatif konkuren. Metode ini merupakan gabungan antara modul
triangulation dan embedded. Dua metode pengumpulan data dilakukan pada
satu tahap/fase penelitian dan pada waktu yang sama dengan menggunakan
teori perspektif tertentu. Bobot metode bisa sama dan bisa tidak. Penggabungan
data dapat dilakukan dengan merging, connecting atau embedding (mencampur
dengan bobot sama, menyambung dan mencampur dengan bobot tidak sama).
3. Prosedur metode campuran transformatif (transformative mixed methods) merupakan
prosedur penelitian dimana peneliti menggunakan kacamata teoritis sebagai
overaching yang didalamnya terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif.
Perspektif inilah yang nantinya akan menjadi kerangka kerja untuk topik penelitian,
teknik pengumpulan data dan hasil yang diharapkan dari penelitian.
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan strategi embedded
konkuren dimana tujuan penelitian metode campuran konkuren adalah untuk
mendapatkan informasi tentang ruang terbuka, SDM, partisipasi masyarakat, dan
kebugaran jasmani masyarakat Kabupaten Wonogiri Propinsi Jawa Tengah. Dalam
penelitian ini tes dan lembar observasi untuk mendapatkan data kuantitatif dan pada
waktu bersamaan akan dieksplorasi dengan menggunakan wawancara atau observasi
kualitatif terhadap partisipan di lokasi penelitian.
Alasan mengkombinasikan data kuantitatif dan data kualitatif ini adalah agar
mendapatkan informasi yang lebih akurat dalam memahami masalah penelitian dengan
mengonvergensi data kualitatif dan data kuantitatif. Penelitian campuran ini tidak hanya
untuk menilai bahwa suatu program atau kebijakan sudah berjalan baik, kurang baik,
atau tidak baik tetapi data yang diperoleh dari sampel dianalisis sesuai dengan rumus
penentuan indeks untuk menentukan katagori sesuai indeks yang didapat kemudian
diinterpretasikan. Sehingga hasil datanya berupa data kuantitatif atau kualitatif.
Berdasarkan dari hasil penelitian mixed method berbasis evaluasi ini pengambil
kebijakan dapat memperbaiki unsur – unsur yang lemah dari kebijakan, yang tujuan
63
akhirnya adalah meningkatkan mutu dari implementasi kebijakan, sehingga sebuah
lembaga dapat ditingkatkan mutu kinerjanya.
C. Populasi dan Sampel
Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling dengan
cluster sampling. Stratifikasi diperlukan untuk menjawab kondisi daerah dan
masyarakat yang ada di Kabupaten Wonogiri Propinsi Jawa Tengah yang sangat
heterogen. Cluster sampling digunakan untuk mewakili luas wilayah yang akan
dijadikan sampling sehingga akan terwakili, Menurut Mutohir dan Maksum (2011 : 60)
“cluster sampling diunakan untuk mengurangi biaya akibat tingkat penyebaran sampel
yang meluas”.
Karakter dasar dari populasi yang akan digunakan adalah : 1) perbedaan
tingkat kemajuan suatu wilayah, 2) Perbedaan gender, 3) Perbedaan usia yaitu : anak
usia 7-12 tahun, remaja usia 13-17 tahun dan dewasa usia 18-40 tahun. Dikarenakan
BPS tidak mengklasifikasikan daerah berdasarkan tingkat kemajuan, maka dengan
mengacu tingkat kemajuan daerah tersebut, hal – hal yang dipertimbangkan meliputi
luas wilayah, kepadatan penduduk, pendapatan daerah, pendidikan dan juga kesehatan
suatu wilayah. Selain karakteristik diatas yang dijadikan pertimbangan dalam pemilihan
sampel adalah letak geografisnya dan kondisi iklimnya, mengingat Kabupaten Wonogiri
merupakan Kabupaten terluas keempat di Propinsi Jawa Tengah dengan kondisi
masyarakat yang heterogen.
Sedangkan komponen cluster yang digunakan adalah kecamatan,
desa/kelurahan yaitu terdiri dari 25 kecamatan, 43 kelurahan dan 251 desa di Kabupaten
Wonogiri yang akan diambil 3 Kecamatan, masing – masing kecamatan diambil 3
kelurahan/desa dimana setiap kelurahan diambil 30 orang dengan pembagian 15 laki –
laki dan 15 perempuan sehingga dalam satu kecamatan jumlah sample terdapat 90 orang
sehingga dari 3 Kecamatan total seluruhnya yaitu 270 sampel.
Berdasarkan uraian karakteristik pemilihan sampel di atas, maka sampel dalam
penelitian ini adalah Kecamatan Wonogiri yang berada di tengah Kota Wonogiri,
Kecamatan Bulukerto berada di wilayah timur dengan cuaca yang dingin dan
Kecamatan Pracimantoro berada di wilayah selatan dengan cuaca yang panas . Berikut
gambar skema area sampling :
64
Gambar 3.1 Skema Area Sampling
(Agus Kristiyanto, 2012)
D. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang akan diambil dalam penelitian ini adalah informasi tentang
ruang terbuka, SDM, partisipasi masyarakat, dan kebugaran jasmani masyarakat
Kabupaten Wonogiri Propinsi Jawa Tengah. Menurut Mutohir dan Maksum (2007:62)
data SDI menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari data
partisipasi masyarakat, ruang terbuka, SDM dan kebugaran jasmani. Sedangkan data
sekunder antara lain jumlah penduduk, luas wilayah, dan potensi keolahragaan. Menurut
Sugiyono (2014:62) sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data, misalnya dari orang lain atau dapat berwujud dokumen.
Maka dari pernyataan di atas teknik atau cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data adalah :
1. Observasi, data yang akan dikumpulkan melalui observasi adalah data sekunder yaitu
tentang luas wilayah, jumlah penduduk, dan potensi keolahragaan sebagai data
kontrol, sedangkan data primer yaitu data tentang sumber daya manusia
keolahragaan dan data tentang ruang terbuka.
2. Kuesioner, digunakan untuk menggali pertanyaan pada informan mengenai
partisipasi masyarakat terhadap olahraga yang dilakukan setiap hari. Tujuan pokok
penyusunan kuesioner adalah untuk memperoleh data yang relevan dengan tujuan
penelitian. Melalui kuesioner, data yang diperoleh memiliki validitas dan realiblitas
yang tinggi sehingga perumusan variabel kuesioner menjadi sangat penting.
65
3. Tes, data yang akan dikumpulkan melalui tes adalah tingkat kebugaran jasmani
masyarakat, tes yang digunakan adalah Multi Stage Fitness (MFT) karena tes ini
dianggap relevan untuk digunakan berbagai usia, seperti anak – anak usia 7-12 tahun,
remaja usia 13 -17 tahun, maupun dewasa usia 18 – 40 tahun.
4. Interview/Wawancara, digunakan untuk menggali informasi dari para narasumber
yang kredibel sebagai data penguat dari data yang diobservasi. Sumber data dalam
penelitian ini diperoleh dari sumber atau informan yaitu dari Pemerintah Kabupaten
Wonogiri yang terkait antara lain Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Wonogiri
(Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga dan bagian pembinaan prestasi olahraga),
Kecamatan terkait yang dalam penelitian ini mengambil tiga kecamatan sebagai
sempel penelitian yaitu Kecamatan Wonogiri, Kecamatan, Bulukerto dan Kecamatan
Pracimantoro (Kepala kecamatan dan bidang olahraga), KONI Kabupaten Wonogiri
(Ketua Umum KONI, Ketua bidang pembinaan prestasi, Ketua Bidang Sarana dan
Prasarana), dan sumber data lain yang dianggap memungkinkan.
5. Dokumen, merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Menurut Sugiyono
(2013:240) “Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang”. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan
metode observasi dan wawancara dalam penelitian saat menggumpulkan data sebagai
hasil tentang pembangunan olahraga di Kabupaten Wonogiri. Dokumen tersebut
antara lain tentang program kerja KONI Kabupaten Wonogiri, catatan prestasi
olahraga Kabupaten Wonogiri, catatan olahraga unggulan Kabupaten Wonogiri,
PERDA Kabupaten Wonogiri, Tabel statistik Kabupaten Wonogiri tentang Indeks
Pembangunan Manusia, dan dokumen lain yang dapat memberikan informasi untuk
data penelitian.
Keempat teknik pengumpulan data yang digunakan mempunyai instrument
masing – masing. Penjelasan tentang instrument yang digunakan akan dipaparkan
secara rinci pada bagian instrument pengumpulan data.
E. Instrumen Pengumpulan Data
Untuk mendapatan data tentang hasil pembangunan olahraga di Kabupaten
Wonogiri, maka instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan
teknik pengumpulan datanya adalah :
66
1. Lembar observasi untuk mendapatkan data kontrol berupa luas wilayah, jumlah
penduduk dan potensi keolahragaan dengan menggunakan lembar observasi. Lembar
tersebut digunakan saat melakukan observasi di kecamatan yang menjadi sampel
penelitian untuk menambah informasi data peneliti. Selain itu, wawancara yang
dilakukan kepada informan juga dianggap kredibel untuk menggali informasi lebih
dalam mengenai perkembangan olahraga di kecamatan tersebut dengan beberapa
pertanyaan diantaranya :
a. Olahraga apa yang paling diminati oleh masyarakat di kecamatan ini?
b. Prestassi apa saja yang sudah dicapai oleh kecamatan ini dalam bidang olahraga?
c. Adakah kegiatan olahraga rutin yang dilaksanakan untuk membangkitkan animo
masyarakat dalam berolahraga?
d. Bagaimana peran serta masyarakat dalam memajukan olahraga di kecamatan ini?
e. Sejauh mana perhatian pemerintah kabupaten/kota terhadap perkembangan
olahraga di kecamatan ini?
f. Bagaimana sarana prasarana olahraga di kecamatan ini?
g. Seberapa tinggi kesadaran masyarakat dalam menjaga sarana dan prasarana
olahraga yang dimiliki?
Jawaban – jawaban dari pertanyaan tersebut akan menjadi tambahan
informasi dari data yang diobservasi, sehingga data yang didapat memiliki validitas
yang tinggi.
Tabel 3.2 Lembar Observasi Data Kontrol
1. Nama kecamatan :
2. Jumlah penduduk total :
3. Jumlah penduduk usia
7 tahun keatas
:
4. Olahraga yang paling
menonjol/berprestasi di
kecamatan ini
: Jenis olahraga (pilih salah satu yang menonjol)
1) Sepak bola, 2) Bolavoli, 3) Bulutangkis, 4) Atletik,
5) Senam, 6) Basket, 7) Renang, 8) Beladiri, 9) Lain –
lain, sebutkan………
5. Olahraga yang
berpeluang
dikembangkan di
kecamatan ini
: Jenis olahraga (pilih salah satu yang menonjol)
1) Sepak bola, 2) Bolavoli, 3) Bulutangkis, 4) Atletik,
5) Senam, 6) Basket, 7) Renang, 8) Beladiri, 9) Lain –
lain, sebutkan………
Alasan untuk dikembangkan (pilih salah satu yang
paling dominan) 1) dukungan alam, 2) animo
masyarakat, 3) ketersediaan sarana/prasarana, 4)
dukungan SDM, 5) lain – lain, sebutkan……….
67
2. Lembar observasi untuk memperoleh data luas ruang terbuka untuk berolahraga.
Pada lembar observasi tercantum nama lapangan, jenis (indoor, outdoor), luas, dan
status kepemilikan. Adapun lembar observasi yang digunakan seperti pada table
berikut :
Tabel 3.3 Lembar Observasi Data Ruang Terbuka
No Nama Lapangan Jenis
(indoor/outdor)
Luas (m²) Status kepemilikan
(pemerintah/swasta)
1
2
3
4
5
Luas total (m²)
Selain data yang diperoleh dari lembar observasi mengenai ruang terbuka,
peneliti melakukan wawancara kepada narasumber yang dianggap kredibel untuk
menggali informasi lebih lanjut. Beberapa pertanyaan yang akan diajukan peneliti
diantaranya :
a. Bagaimana ketersediaan ruang terbuka olahraga di kecamatan ini?
b. Bagaimana kondisi dan kelayakan ruang terbuka olahraga di kecamatan ini?
c. Apakah ada upaya pemerintah setempat untuk memperluas atau membangun ruang
terbuka olahraga yang baru?
d. Apakah pemanfaatan ruang terbuka olahraga sudah sesuai dengan fungsinya?
e. Seberapa banyak ruang terbuka yang sudah beralih fungsi?
f. Mengapa ruang terbuka tersebut dialihfungsikan?
g. Apakah ruang terbuka olahraga yang dimiliki pemerintah/swasta mudah diakses
oleh masyarakat?
Jawaban dari narasumber akan menambah informasi tentang ruang terbuka
olahraga,sehingga data yang dikumpulkan tidak hanya sekedar data tertulis tetapi juga
data hasil wawancara.
3. Lembar observasi untuk mendapatkan data tentang jumlah sumber daya manusia
keolahragaan.
4. Angket atau kuesioner untuk mengungkap partisipasi masyarakat dalam
berolahraga. Angket ini diberikan kepada masyarakat yang menjadi sampel
penelitian untuk melaksanakan tes kebugaran jasmani terlebih dahulu sebelum
mengisi angket yang diberikan oleh peneliti.
68
Tabel 3.4 Lembar Observasi SDM Keolahragaan
Jenis Profesi
Jumlah Menurut Jenis Kelamin Jumlah Menurut Sertifikasi
Laki – laki Perempuan Sertifikasi Non
Sertifikasi
Guru
Penjas
SD
SMP
SLTA
Pelatih Olahraga
Instruktur Olahraga
Profesi lain………
(dosen olahraga,
wasit/ juri, dll)
Jumlah
5. Seperangkat Multi Stage Fitness Test (MFT) untuk mengetes data kebugaran
jasmani masyarakat. Adapun prosedur tes MFT berdasarkan Australian Sports
Commissions (1991) sebagai berikut :
a. Perlengkapan
1) Pita cadence untuk lari bolak – balik
2) Lintasan lari
3) Mesin pemutar kaset (Tape recorder)
4) Jarak yang bermarka 20 meter pada permukaan yang datar, rata dan tidak
licin.
5) Stopwatch
6) Kerucut pembatas atau patok (4)
7) Formulir
b. Prosedur pelaksanaan
1) Ceklah kecepatan mesin pemutar kaset dengan menggunakan periode
kalibrasi satu menit dan sesuaikan jarak lari bilamana perlu (telah
dijelaskan di dalam pita rekaman dan di dalam manual pitanya)
2) Ukurlah jarak 20 meter tersebut dan berilah tanda dengan pita dan
pembatas jarak.
3) Jalankan pita candencenya.
4) Instruksikan kepada testi untuk lari kearah ujung/akhir yang berlawann
dan sentuhkan satu kaki di belakang garis batas pada saat terdengar
bunyi “tuut”. Apabila testi telah sampai sebelum bunyi “tuut”, testi harus
bertumpu pada titik putar, menanti tanda bunyi, kemudian lari kearah
garis yang berlawanan agar supaya dapat mencapai tepat pada saat tanda
berikutnya berbunyi.
5) Pada akhir tiap menit interval waktu di antara dua bunyi “tuut” makin
pendek, oleh karena itu, kecepatan lari makin bertambah cepat.
6) Testi harus dapat mencapai garis ujung pada waktu yang ditentukan dan
tidak terlambat. Tekankan kepada testi agar berputar dan lari kembali,
bukannya lari membuat belokan melengkung, karena akan memakan
lebih banyak waktu.
69
7) Tiap testi harus berlari selama mungkin sehingga testi tidak dapat lagi
mengejar tanda bunyi “tuut” dari pita rekaman. Kriteria untuk
menghentikan testi adalah apabila testi tertinggal tanda bunyi “tuut” dua
kali lebih dari dua langkah di belakan garis ujung.
c. Penilaian
Catatlah level dan shuttle terakhir yang dapat dilakukan atau
diselesaikan testi.
Hasil dari penghitungan tersebut kemudian disesuaikan dengan tabel
penilai VO2Max untuk menentukan norma atau kategori tingkat kebugaran
peserta tes. Norma yan digunakan berpatokan pada norma kebugaran menurut
Kenneth H.Cooper (Mutohir dan Maksum, 2007 : 183), sebagai berikut :
Tabel 3.5 Norma Kebugaran Menurut Kenneth H.Cooper
Jarak yang ditempuh (mil) Konsumsi oksigen (ml) Kategori kebugaran
Kurang dari 1.0 mil 28.0 atau kurang Kurang sekali
1.0 s/d 1.24 mil 28.1 s/d 34 Kurang
1.25 s/d 1.49 mil 35 s/d 42 Sedang
1.50 s/d 1.74 mil 43 s/d 52 Baik
1.75 s/d 1.74 mil 52 atau lebih Baik sekali
Instrumen data di atas akan diperkuat dengan hasil wawancara dari beberpa
narasumber yang dapat dipercaya sebagai tambahan informasi. Alat ukur yang
digunakan untuk mengumpulkan data memiliki validitas yang tinggi karena alat ukur
yang diunakan merupakan standar yang telah dipatenkan dalam Sport Development
Index (SDI) yang tercantum dalam kuesioner versi SDI tahun 2007 SDI KK – OR 2006
oleh Mutohir dan Maksum (2007 : 171 – 183).
F. Teknik Analisis Data
Dalam menganalisis data peneliti melakukannya selama berada di lapangan,
bahwa dalam penelitian kualitatif dimungkinkan melakukan analisis data pada waktu
peneliti berada di lapangan atau setelah kembali dari lapangan. Sementara itu menurut
Bungin (2010:64) alur analisis yang dilakukan mengikuti model analisis interaktif.
Analisis dalam penelitian ini dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu; (1) tahap
pengumpulan data, (2) tahap reduksi data, (3) tahap penyajian data, (4) tahap penarikan
kesimpulan/verifikasi.
70
Gambar 3.2. Komponen-Komponen Analisis Data Model Interaktif
(Bungin, 2010:64)
Dalam gambar tersebut terlihat adanya kegiatan yang saling terkait dan
merupakan rangkaian yang tidak berdiri sendiri-sendiri. Penyajian data selain berasal
dari hasil reduksi, perlu juga dilihat kembali dalam proses pengumpulan data untuk
memastikan bahwa tidak ada data penting yang tercecer. Demikian pula dalam
verifikasi ternyata ada kesimpulan yang masih meragukan dan belum disepakati
kebenaran maknanya, maka kembali ke proses pengumpulan data. Tindakan
memvalidasi data sangat penting dalam penarikan kesimpulan. Berikut penjelasan tiap-
tiap analisis data tersebut.
1. Tahap pengumpulan data
Data dikumpulkan diawali dengan melakukan pengamatan di tempat
penelitian. Selanjutnya dilakukan wawancara dengan informan. Sebagai
tambahannya, peneliti mengambil data dokumentasi yang sesuai dengan objek
penelitian.
2. Reduksi data
Dari data yang begitu banyak dan kompleks serta masih campur aduk, maka
perlu dilakukan reduksi data. Data yang direduksi adalah data yang diperoleh dari
hasil observasi dan hasil wawancara. Reduksi data adalah bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil.
3. Penyajian data
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun,
sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan. Bentuk
penyajian data kualitatif berupa teks naratif (berbentuk catatan lapangan), matriks,
grafik, jaringan dan bagan yang fungsinya menjelaskan, meringkas,
DATA COLECCTION
DATA REDUCTION CONCLUTION
DRAWING & VERIFYING
DATA DISPLAY
71
menyederhanakan data yang kompleks agar data menjadi mudah dipahami oleh
pembaca, sehingga dapat dicerna dengan jelas apa yang sedang terjadi, selanjutnya
baru dilakukan langkah analisis.
4. Penarikan kesimpulan
Langkah ini dilakukan setelah penyajian data sesuai dengan tema masing-
masing dengan menarik kesimpulan dan verifikasi yang tidak lepas dari data yang di
analisis untuk mengambil tindakan.
Tujuan Analisis Data kualitatif yaitu agar peneliti mendapatkan makna
hubungan variabel-variabel sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang
dirumuskan dalam penelitian. Prinsip pokok teknik analisis data kualitatif ialah
mengolah dan menganalisis data-data yang terkumpul menjadi data yang sistematik,
teratur, terstruktur dan mempunyai makna.
Dalam perencanaan penelitian ini teknik analisis dilakukan berdasarkan data
yang telah terkumpul meliputi keempat dimensi SDI, kemudian masing – masing
dimensi dihitung indeksnya.
Gambar 3.3 Unit analisis SDI
(Agus Kristiyanto,2012)
1. Analisis dimensi ruang terbuka
Angka ruang terbuka diukur berdasarkan rasio luas ruang terbuka yang ada
dengan jumlah penduduk yang berusia 7 tahun ke atas. Angka standart ruang
terbuka yang diadopsi oleh Komite Olympiade adalah 3,5m² per orang. Sehingga
R
72
nilai maksimum luas ruang terbuka adalah 3,5m² dan nilai minimumnya adalah 0m².
Rumus yang digunakan untuk mendapatkan angka indeks ruang terbuka adalah :
Indeks ruang terbuka = Nilai Aktual –Nilai Minimum
Nilai Maksimum – Nilai Minimum
(Agus Kristiyanto, 2012:46)
2. Analisis sumber daya manusia (SDM)
Indeks SDM diukur berdasarkan rasio jumlah SDM keolahragaan dengan
jumlah penduduk yang berusia di atas 7 tahun. Nilai maksimum yang sudah
ditentukan SDI adalah 2,08 dan nilai minimumnya 0,00. Untuk mendapatkan nilai
indeks SDM menggunakan rumus sebagai berikut :
Indeks SDM = Nilai Aktual –Nilai Minimum
Nilai Maksimum – Nilai Minimum
(Agus Kristiyanto, 2012:48)
3. Analisis dimensi partisipasi
Angka partisipasi diukur berdasarkan rasio antara peserta kegiatan dengan
jumlah populasi yang berusia 7 tahun ke atas saat penelitian dilakukan. Partisipasi
olahraga masyarakat mengacu pada frekwensi aktivitas olahraga yang dilakukan
minimal tiga kali setiap minggunya. Rumus untuk mendapatkan angka indeks
partisipasi masyarakat adalah :
Indeks partisipasi = Nilai Aktual –Nilai Minimum
Nilai Maksimum – Nilai Minimum
(Agus Kristiyanto, 2012:46)
4. Analisis dimensi kebugaran
Peneliti akan memfokuskan pada tiga klasifikasi sampel yaitu anak – anak
usia 7 – 12 tahun, remaja usia 13 – 17 tahun, dan dewasa usia 18 – 40 tahun. Untuk
menghitung indeks kebugaran secara keseluruhan terlebih dahulu peneliti
menghitung kebugaran masing – masing klasifikasi usia dengan mengunakan tes
Multistage Fitness Tes (MFT). Nilai maksimum kebugaran adalah 40,5 dan nilai
minimumnya 20,1. Langkah selanjutnya yaitu menghitung indeks kebugaran
menggunakan rumus sebagiaberikut :
Indeks kebugaran = Nilai Aktual –Nilai Minimum
Nilai Maksimum – Nilai Minimum
(Agus Kristiyanto, 2012:47)
73
Setelah mendapatkan nilai indeks dari masing – masing usia kemudian
menghitung indeks kebugaran secara keseluruhan menggunaan rumus sebagai
berikut :
Indeks kebugaran = IK. Anak – anak + 2 x IK. Remaja + IK. Dewasa
4
(Agus Kristiyanto, 2012:47)
Setelah semua nilai indeks dari keempat indikator pembangunan olahraga
didapatkan maka tahap selanjutnya menghitunng indeks secara keseluruhan dengan
menggunakann rumus :
SDI= Indeks ruang terbuka + Indeks SDM + Indeks Partisipasi + Indeks Kebugaran
4
(Agus Kristiyanto, 2012:48)
Setelah mendapatkan hasil dari indeks keseluruhan, kemudian menentukan
tingkat indeks berdasarkan table norma sebagaimana table 3.6
Tabel 3.6 Norma SDI
Angka Indeks Norma / Kategori
0,800 – 1,000 Tinggi
0,500 – 0,799 Menengah
0,000 – 0,499 Rendah
(Agus Kristiyanto, 2012:48)
Hasil dari data yang sudah dihitung selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel,
grafik dan diagram yang ditambah dengan penjelasan secara naratif agar lebih mudah
dipahami sebagai data yang bersifat kuantitatif. Sedangkan data kualitatif yang berupa
hasil wawancara dari berbagai narasumber akan disajikan dalam bentuk teks berupa
rangkaian pertanyaan disertai jawaban dari para narasumber. Tahap analisis data yang
terakhir adalah penarikan kesimpulan serta verifikasiya. Penarikan kesimpulan berupa
deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas sehingga
setelah diteliti kemudian menjadi jelas. Kesimpulan yang dibuat dapat menjawab
rumusan masalah yang diperkuat dengan berbagai data, sehingga dapat dijadikan
kesimpulan yang dipaparkan adalah hasil dari sajian data berupa data kuantitatif dan
data kualitatif yang saling menguatkan satu sama lain.