1
Tiya Irviania Setianingrum, 2013 Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian dan Subjek Penelitian
Objek penellitian merupakan salah satu komponen atau dalam penelitian yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian. Objek penelitian yang menjadi perhatian
dalam penelitian ini adalah katering Sekolah Menengah Pertama (SMP)
PRIBADI. Variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi (X1) menu seimbang,
(X2) kualitas makanan dan (Y) daya terima murid Sekolah Menengah Pertama
(SMP). Adapun yang menjadi subjek penelitiannya yaitu murid Sekolah
Menengah Pertama (SMP). Hal ini bertujuan untuk mengetahui penyajian
makanan berdasarkan menu seimbang dan kualitas makanan terhadap daya terima
murid Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pribadi
2
Tiya Irviania Setianingrum, 2013 Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan
verifikatif. Menurut Nazir (1983:54) menyatakan bahwa:
metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu
kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Sedangkan sifat penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran
dari suatu hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan dimana
dalam penelitian ini akan diuji apakah ada pengaruh antara menu seimbang dan
kualitas makanan terhadap daya terima pada sekolah Pribadi.
3
Tiya Irviania Setianingrum, 2013 Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.3 Operasional Variabel
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel /
Sub
Variabel
Konsep
Teoritis
Konsep Empiris Konsep Analitis Skala
Menu
seimbang
(X1)
Menu seimbang adalah menu
yang terdiri dari beraneka
ragam makanan dalam jumlah
dan proporsi yang sesuai,
sehingga memenuhi
kebutuhan gizi seseorang guna
pemeliharaan dan perbaikan
sel-sel tubuh dan proses
kehidupan serta pertumbuhan
dan perkembangan
(Almatsier,2005)
1. Tanggapan murid
SMP Pribadi
terhadap sajian
makanan dalam
satu porsi
2. Tanggapan murid
SMP Pribadi
menganai sajian
makanan
berdasarkan sumber
gizi berdasarkan
karbohidrat,
protein, lemak,
vitamin dan mineral
A.Sajian makanan
perporsi
B.Sumber zat gizi:
1. Karbohidrat:
sumber
karbohidrat: nasi,
kentang,
Serealia
2. Protein: protein
ada 2 bagian
yaitu
a. Protein nabati
dan protein
hewani
sumber protein
nabati:tahu,
tempe
b. Sumber protein
hewani:
daging,telur,
ayam
3. Lemak: lemak
ada dua bagian
yaitu:
a. Lemak nabati
b. Lemak hewani
4. Vitamin
5. Mineral
Ordinal
4
Tiya Irviania Setianingrum, 2013 Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kualitas
makanan
(X2)
Menurut Marsum (2005:157-
161) Quality of item, atau soal
mutu makanan
Mengenai mutu makanan, yang
perlu diperhatikan adalah:
1. Flavour (rasa/bau)
Harus diperhatikan bahwa
rasanya harus enak dan
baunya harus sedap
1. Consistency (kemantapan,
ketetapan)
Mutu hidangan/menu yang
disajikan harus dijaga
supaya mantap atau tetap
baik, baik mutu, rasa,
maupun aroma
2. Texture/form/shape
(susunan/bentuk/potongan)
Di dalam menyajikan menu
harus ada hidangan yang
ringan(yaitu hidangan
pembuka), ada hidangan
yang agak berat yaitu (sop),
dilanjutkan dengan
hidangan berat (hidangan
utama), kemudian disusul
dengan hidangan ringan
lagi, yakni dengan dessert
atau hidangan penutup. Jadi
tidak boleh menyajikan
hidangan yang berat-berat
semua sehingga tidak
termakan oleh tamu.
Sebaliknya juga tidak boleh
menyajikan hidangan yang
ringan semua.
Texture/susunan menu
dapat pula diartikan sebagai
upaya menyusun hidangan
yang lengkap yang
memperhatikan ada
hidangan:
1. Yang dikunyah baru
ditelan: hidangan
pembuka
2. Yang langsung ditelan :
hidangan soup pada
umumnya
3. Yang dikunyah baru
ditelah: hidangan utama
4. Yang langsung telan lagi:
hidangan penutup contoh
puding
3. Nutritional Content
Skor mskala likert
mangenai pendapat
murid SMP PRIBADI
mengenai kualitas
produk makanan
yang mencakup
1. Flavour (rasa/bau)
2. Consistency
(kemantapan,
ketetapan)
3. Texture/form/shape
(susunan/
bentuk/potongan)
4. Visual appeal
(penampilan
makaanan)
5. Aromatic Apeal
(aroma makanan)
6. Nutritional Content
7. Temperature (panas
atau suhu)
1. Flavour:
kesesuaian rasa
2. Consistensy:
kesesuian dengan
jenis
makanan,tingkat
makanan matang
atau tidak
3. Potongan: bentuk
potongan sesuai
dengan bahan
makanan
4. Visual apeal
(penampilan
makanan)
5. Nutritional
content gizi
makanan yang
selalu dijaga dan
diatur
komposisinya
yang terdiri
bahan makanan
yang dipilih
menggugah
selera
6. Aromatic Apeal
(daya penarik
lewat aroma
makanan)
Aroma makanan
memancing selera
makan
7. Temperature:
panas atau dingin
sesuai dengan
makanan yang
yang disajikan.
Contoh salad
disajikan dalam
suhu dingin,sup
dalam suhu panas
Ordinal
5
Tiya Irviania Setianingrum, 2013 Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(kandungan gizi)
Makanan yang disajikan
harus perlu diperhatikan
kandungan gizinya.
Walaupun didalam food
service industry yang
bersifat komersial (yaitu di
dalam semua restoran)
penyajian makanan yang
diutamakan
penampilannya, gizi
dinomor duakan, namun
tidak berati bahwa dalam
menyusun menu boleh
mengabaikan masalah gizi
4. Visual appeal (daya tarik
lewat ketajaman mata)
dalam menyusun suatu
hidangan perlu
diperhatikan
penampilannya. Hidangan
harus diatur, disusun
dengan rapi, seni dan baik
agar benar-benar menarik
sehingga menimbulkan
selera makaan bagi tamu.
5. Aromatic appeal (daya
penarik lewat bau harum)
didalam menyusun suatu
hidangan perlu juga
diperhatikan aromanya.
Makanan yang disajikan
harus sedap atau harum
aromanya sehingga lebih
membangkitkan selera
makan para tamu. Menurut
penyelidikan ternyata
bahwa daya penarik mata
lebih kuat dari pada daya
tarik lewat bau harum
makanan
6. Temperature (panas atau
suhu)
Artinya dalam menyajikan
makanan harus
diperhatikan suhunya.
Makanan panas harus
disajikan dalam keadaaan
yang benar-benar panas,
dengan piring yang panas.
Untuk makanan yang
dingin harus disajikan
dalam keadaan dingin
dengan piring dingin atau
tempat yang dingin pula
6
Tiya Irviania Setianingrum, 2013 Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Menurut Arikunto (2002:109) “populasi adalah keseluruhan aspek
penelitian”.
Menurut (Sugiyono, 2006:89) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas subyek/obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek atau benda-benda alam yang
Daya terima
(y)
Dikatakan daya terima baik,
untuk laki-laki jika
menghabiskan semua makanan
yang disajikan, dikatakan daya
terima makanan kurang baik
jika tidak menghabiskan semua
makanan yang disajikan dan
untuk perempuan jika
menghabiskan kurang dari tiga
perempat dari makanan yang
disajikan kurniah (2010)
Skor skala likert
mangenai pendapat
daya terima murid
SMP PRIBADI
1. Porsi makanan
2. Flavour (rasa/bau)
3. Consistency
(kemantapan,
ketetapan)
4. Texture/form/shape
(susunan/
bentuk/potongan)
5. Visual appeal
(penampilan
makaanan)
6. Nutritional Content
7. Temperature (panas
atau suhu)
Tingkat daya terima
dapat di dorong
melalui beberapa
faktor eksternal
yaitu flavour,
consistency,teksture
,visual
apeal,aromatic
apeal, nutritional
content,
temperature, porsi
untuk
Menghabiskan
makanan
Bagi yang pria
menghabiskan
makanan, bagi yang
wanita tiga
perempat makanan
dalam satu porsi
Ordinal
7
Tiya Irviania Setianingrum, 2013 Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang demikian oleh subyek
atau obyek. Adapun populasi pada penelitian ini adalah seluruh murid SMP.
1.4.2 Sampel
Menurut Arikunto (2002:109) “sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti”.
Menurut Sugiyono (2006:90) “sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”
Karena populasi dalam penelitian ini lebih dari 100 orang, maka jumlah
sampel dalam penelitian ini melalui pendekatank menurut Slovin yang dapat
menentukan rumus sampel dari populasi
Rumus Slovin
Keterangan:
N= Populasi
n= Sampel
e= 5% (tingkat kesalahan)
𝑛𝑁
1 − 𝑁(𝑒)2
8
Tiya Irviania Setianingrum, 2013 Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jadi sampel yang diambil adalah sebanyak 82 responden. Teknik sampling
yang digunakan yaitu probability sampling. Menurut Sugiyono (2006:246)
probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian yaitu sampel random
sampling. Sampel penelitian yang diambil adalah murid kelas 1, 2 dan kelas 3
SMP pribadi. Dalam penelitian ini sampling yang digunakan adalah sampel
random sampling.
Menurut Arikunto (2002:111) sampel random adalalah dalam pengambilan
sampelnya peneliti mencampur subjek-subjek didalam populasi sehingga semua
subjek dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberi hak yang sama
kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel,
setiap subjek yang terdaftar sebagai populasi diberi nomor urut mulai 1 sampai
dengan banyaknya subjeknya, di dalam pengambilan sampel biasanya peneliti
sudah menentukan lebih dulu besarnya jumlah sampel yang paling baik.
1.5 Teknik Pengumpulan Data dan Alat Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data dapat di lakukan dengan cara:
A. Metode Observasi :
9
Tiya Irviania Setianingrum, 2013 Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mengadakan pengamatan langsung untuk mendapatkan informasi
yang lebih akurat mengenai variabel yang diteliti yaitu pengaruh
menu seimbang dan kualitas makanan terhadap daya terima murid
sekolah menengah pertama sekolah Pribadi Bandung serta untuk
memperoleh informasi lain yang belum dapat diperkirakan
sebelumnya.
B. Penggunaan kuesioner atau angket :
Teknik ini merupakan teknik pengumpulan data dengan
menyebarkan angket kepada murid sekolah menengah pertama
Pribadi Bandung untuk mendapatkan data yang dibutuhkan oleh
penulis
C. Wawancara :
Wawancara dilakukan di Sekolah Pribadi khususnya Sekolah
Menengah Pribadi Bandung yang berlokasi di jalan PHH Mustofa
No 41, Bandung yang mana penulis mewawancarai beberapa murid
sekolah menengah pertama yang digunakan untuk mengumpulan
data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dan
untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dari sumbernya.
1.6 Pengujian Realibilitas dan Validitas
10
Tiya Irviania Setianingrum, 2013 Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini jenis data yang terkumpul adalah data ordinal,
sedangkan data yang dapat diuji oleh regresi dan korelasi harus memiliki data
interval. Oleh karena itu, maka data yang berjenis ordinal harus ditingkatkan
menjadi data interval melalui Method of Succesive Interval. Adapun langkah kerja
metode of succesive interval yaitu sebagai berikut:
1. Perhatikan jawaban dari setiap pertanyaan dalam kusioner
2. Untuk setiap pertanyaan tersebut, lakukan perhitungan beberapa
responden yang menjawab skor 1, 2, 3, 4, 5 yang disebut frekuensi
3. Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya n responden dan hasilnya =
proporsi (p)
4. Kemudian hitung proporsi kumulatifnya (pk) dengan cara
menjumlahkan antara proporsi yang ada dengan proporsi sebelumnya
5. Dengan menggunakan tabel normal, dihitung nilai distribusi normal (Z)
untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.
6. Tentukan nilai densitas normal ( fd ) yang sesuai dengan nilai Z dengan
menggunakan tabel ordinat distribusi normal baku
7. Tentukan nilai skala (scale value) untuk setiap nilai Z dengan rumus:
Scale Value = (Density at lower limit) – ( Density at upper limit )
( Area below upper limit ) – ( Area below lower limit )
11
Tiya Irviania Setianingrum, 2013 Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dimana :
Density at Lower Limit : Kepadatan Batas Bawah
Density at Upper Limit : Kepadatan Batas Atas
Area Under Upper Limit : Daerah di Bawah Batas Atas
Area Under Lower Limit : Daerah di Bawah Batas Bawah
Setelah data ditransformasikan dari data ordinal keinterval maka
langkah selanjutnya adalah menguji hipotesis menggunakan teknik
regresi untuk menguji pengaruh variabel X1, X2 dan Y
3.6.1 Uji Reabilitas
Uji reabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi keakuratan dan
prediksi suatu alat ukur (quesioner) yang dilakukan dalam waktu berbeda
namun hasil penelitian tetap sama. Menurut Arikunto (2002:154) menyatakan
bahwa
reabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Realibilitas menunjuk pada tingkat
keterandalan sesuatu. Realibel artinya dapat dipercaya, jadi dapat
diandalkan.
Pada penelitian ini reliabilitas diperoleh dari jumlah 82 responden dengan
dk =n-2, maka diperloeh dk=82-2 = 80 dengan demikian rtabel sebesar 0,220 dan
juga dengan menggunakan rumus alpha, karena instrumen dalam penelitian ini
berbentuk angket yang skornya merupakan rentangan antara 1-5 dan uji validitas
menggunakan item total.
12
Tiya Irviania Setianingrum, 2013 Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pengujian reabilitas menggunakan rumus alpha. Rumus alpha digunakan
untuk mencari reabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket
atau soal bentuk uraian.
Rumus alpha:
Arikunto (2002:171)
Dengan keterangan:
r11 = realibilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banmyaknya soal
b2
= jumlah varians butir
b2
= varians total
Sedangkan rumus variannya adalah
Keterangan:
b2
= harga varian peritem
x2
= jumlah kuadrat jawaban responden tiap item
(x2) = jumlah kuadrat skor seluruh responden tiap item
13
Tiya Irviania Setianingrum, 2013 Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
n = jumlah responden
mencari varian total dengan rumus:
b2
= harga varian peritem
x2
= jumlah kuadrat jawaban responden tiap item
(x2) = jumlah kuadrat skor seluruh responden tiap item
n = jumlah responden
Setelah diperoleh r11 hitung maka selanjutnya untuk dapat maka
dikonsultansikan dengan rtabel dengan taraf kesalahan 5%. Jika r11 hitung lebih
besar dari rtabel maka disimpulkan instrumen tersebut realibel dan jika rhitung lebih
kecil dari rtabel maka instrumen. Keputusannya dengan membandingkan rhitung
dengan r tabel dengan ketentuan sebagai berikut :
rhitung > r tabel berarti reliabel dan jika rhitung < r tabel berarti tidak reliabel
Setelah instrument dikatakan valid dan reliabel maka instrument tersebut
dapat dipakai untuk mengumpulkan data. Dari instrument yang telah diuji
oleh penulis dapat dibuktikan bahwa semua instrument tersebut reliabel,
sebagaimana yang terlihat pada tabel.
Tabel 3.4
14
Tiya Irviania Setianingrum, 2013 Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil Pengujian Reliabilitas
No. Variabel Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
1. Menu seimbang (X1) 0,721 0,220 Reliabel
2. Kualitas makanan (X2) 0,820 0,220 Reliabel
3. Daya Terima (Y) 0,919 0,220 Reliabel
3.6.2 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2011:348) uji validitas dilakukan untuk
mengetahui valid atau tidaknya suatu penelitian dan jika hasil penelitian
yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data
yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.instrumen yang valid
berati alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu
valid
Uji validitas ini digunakan teknik korelasi Pearson Product Momentt:
Riduwan& sunarto (2011:81)
Keterangan :
r = Koefisien Validitas item yang dicari
X = Skor yang diperoleh subjek dari seluruh item
15
Tiya Irviania Setianingrum, 2013 Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Y = Skor total
X = Jumlah skor dalam distribusi X
Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
X2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
Y2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
n = Banyaknya responden
Uji validitas instrumen penelitian ini adalah menggunakan dk = n-2
dengan responden sebanyak 82 responden, yaitu dk= 82-2 = 80 dengan taraf nyata
α= 0,05 maka rtabel diperoleh sebesar 0,220. Perhitungan uji validitas dengan
menggunakan teknik korelasi produk momen, karena data merupakan data ordinal
maka diolah terlebih dulu dengan metode Succesive Interval (MSI) yang
kemudian diolah dengan IBM SPSS 21maka hasilnya dapat dilihat dalam tabel.
Keputusan pengujian validitas item instrumen adalah sebagai berikut:
a. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan valid jika rhitung>rtabel
b. Item pertanyaan yang diteliti dikatakan tidak valid rhitung<rtabel
Tabel 3.5
Hasil Pengujian Validitas Instrumen
No Item Pernyataan Nilai
Ket r hitung r tabel
I. Menu Seimbang
A.
Dari porsi makan, apakah pihak katering sekolah menyajikan
makanan sesuai porsi makan sehari-hari ~
-
1 Makan pagi yang disajikan sesuai dengan porsi anda 0,469 Valid
2 Selingan pagi yang disajikan oleh katering sekolah sesuai dengan
porsi makan anda sehari-hari 0,522 valid
3 Makan siang yang disajikan oleh katering sekolah sesuai dengan
porsi makan anada sehari-hari 0,443 valid
4 Selingan sore yang disajikan oleh pihak katering sekolah sesuai
dengan porsi makan anda sehari-hari 0,443 Valid
5 Makan malam yang disajikan oleh pihak katering sekolah sesuai
dengan porsi makan anda sehari-hari 0,589 valid
B. Dari komposisi gizi ~ ~
6. Makanan pokok seperti mie, nasi, roti 0,454 Valid
7. Protein hewani seperti daging sapi, ayam, telur, ikan 0,560 valid
16
Tiya Irviania Setianingrum, 2013 Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumber:pengolahan data 2013
8. Protein nabati seperti tempe, tahu, oncom 0,458 valid
9. Lemak hewani seperti keju, susu, ice cream, puding 0,403 Valid
10.Lemak nabati seperti goreng-gorengan seperti bakwan,
pisangmolen, kacang-kacang seperti kacang almond, kacang
mete
0,515
valid
11. Sayuran seperti sayur bayem, capcay, sayur asem, sayur sop 0,553 valid
12. Buah seperti pepaya, apel, melon, pisang, semangka 0,365 valid
No Item Pernyataan Nilai
Ket r hitung r tabel
II. Kualitas Makanan
1 Kelezatan makanan sesuai dengan selera makan anda sehari-hari 0,686
0,220
Valid
2 Kematangan makanan yang sesuai dengan jenis makanannya misalnya
sayuran tidak baik jika terlalu matang 0,487 valid
3 Bahan makanan yang dipotong sesuai dengan variasi potongan misalnya
yaitu potongan berbentuk bunga, segitiga 0,528 valid
4 Warna makanan sesuai dengan jenis warna makanannya misalnya sayuran
berwarna hijau segar 0,589 Valid
5 Gizi makanan yang disajikan 0,583 valid
6 Aroma makanan yang disajikan menggugah selera makan 0,804 Valid
7 Suhu makanan yang disajikan oleh pihak katering sesuai dengan jenis makanannya misalnya sup yang disajikan dalam keadaan panas
0,603 valid
17
Tiya Irviania Setianingrum, 2013 Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Item Pernyataan
Nilai
Ket r
hitung r table
III. Daya Terima
Tanggapan mengenai daya terima murid SMP ~
0,220
0,220
0,220
~
a. Berdasarkan porsi makan pagi, apakah anda
menghabiskan makanan dalam satu porsi pada
saat makan pagi 1. Menghabiskan dalam 1 porsi
0,503 Valid
2. Hanya menghabiskan ¾ porsi 0,459
b. Berdasarkan porsi makan selingan pagi,apakah
anda menghabiskan makanan dalam satu porsi
pada saat selingan pagi
3.Menghabiskan dalam 1 porsi
0,530 Valid
4. Hanya menghabiskan ¾ porsi 0,520
c. Berdasarkan porsi makan siang apakah anda
menghabiskan makanan dalam satu porsi pada
saat makan siang
5.Menghabiskan dalam 1 porsi
0,494 Valid
6. Hanya menghabiskan ¾ porsi 0,549
d. Berdasarkan porsi makan selingan sore, apakah
anda menghabiskan makanan dalam satu porsi
pada saat selingan sore
7. Menghabiskan makanan dalam 1 porsi
0,632 Valid
8. Hanya menghabiskan ¾ porsi 0,598
e. Berdasarkan porsi makan malam, apakah anda
menghabiskan makanan dalam satu porsi pada
saat makan malam
9.Menghabiskan makanan dalam 1 porsi
0,649 Valid
10. Hanya menghabiskan ¾ porsi 0,654
f. berdasarkan rasa atau kelezatan makanan,
apakah anda akan
11. Menghabiskan makanan dalam 1 porsi
0,457 Valid
12. Hanya menghabiskan makanan ¾ porsi 0,506
g. Berdasarkan kematangan makanan apakah
anda akan
13. Menghabiskan makanan dalam 1 porsi
0,688 Valid
14.Hanya menghabiskan makanan ¾ porsi 0,642
ii. Berdasarkan variasi bentuk potongan sesuai
dengan jenis makanannya misalnya
potongan pada wortel bentuk potongannya
yaitu potongan segitiga, potongan kotak,
potongan bulat
~ ~
15. Menghabiskan makanan dalam 1 porsi 0,707 Valid
16. Hanya menghabiskan ¾ porsi 0,589
j. berdasarkan warna makanan misalnya
warna sayuran berwarna hijau segar
apakah anda akan
17. Menghabiskan makanan dalam 1 porsi
0,716 Valid
18. Hanya menghabiskan makanan ¾
porsi 0,557
18
Tiya Irviania Setianingrum, 2013 Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sumber :pengolahan data 2013
k. Berdasarkan gizi makanan Makanan pokok
seperti nasi, mie, roti
Protein hewani contoh daging, ayam,
telur, ikan
Protein nabati tempe, tahu, oncom
Lemak hewani seperti keju
Lemak nabati seperti kacang-kacangan
seperti kacang almond, kacang mete,
gorengan seperti bakwan
Vitamin dan mineral seperti sayur seperti
bayem, sayur sop, sayur asem
Buah seperti pepaya, apel, melon, jeruk,
semangka
Apakah anda akan:
19. Menghabiskan makanan dalam 1 porsi
0,743 Valid
20. Hanya menghabiskan makanan dalam
1 porsi 0,586
l. Berdasarakan makanan, dari suhu misalnya
sup disajikan panas, apakah anda akan:
2. Menghabiskan makanan dalam 1 porsi
0,705 Valid
3. Hanya menghabiskan makanan ¾ porsi 0,651
19
Tiya Irviania Setianingrum, 2013 Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.7 Uji Asumsi Dasar
3.7.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data biasanya digunakan untuk mengukur data
berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis menggunakan
metode parametrik maka persyaratan normalitas harus terpenuhi yaitu
data berasal dari distribusi yang normal. Menurut Priyatno (2010:71) uji
normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Pengujian dilakukan pada SPSS
(software product and servie soltion)21
3.7.2 Uji Linieritas
Menurut Riduwan dan Sunarto (2011:103) Uji linieritas berbeda
dengan uji signifikansi, adapun perbedaannya terletak pda
pengambilan keputusan (kaidah pengujian) yaitu:
1. Menentukan keputusan pengujian signifikansi
Jika Fhitung>Ftabel maka Ho artinya tidak signifikandan
apabila Fhitung <Ftabel tima Ho artinya tidak signifikansi
2. Menentukan keputusan pengujian linieritas
20
Tiya Irviania Setianingrum, 2013 Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jika Fhitung <Ftabel maka tolak Ho artinya data berpola linier
dan Fhitung >Ftabel maka terima Ho artinya data berpola tidak
linier
3.8 Rancangan Analisis Regresi
Model analisa data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh antara
variabel terikat dan untuk menguji kebenaran dari dugaan sementara digunakan
model regresi linier ganda sebagai berikut:
Sugiyono (2011:275)
Keterangan
Y = Daya terima siswa
X1 = Menu seimbang
X2 = Kuaitas makanan
a = Konstanta
b1 = Koefiseien regresi menu seimbang
b2 = Koefisien regresi kualitas makanan
3. 9 Analisis Korelasi
Model analisa data yang digunakan untuk mengerahui pengaruh antara
variabel bebas terhadap variabel terikat dan untuk menguji kebenaran dari dugaan
sementara digunakan model sebagai berikut:
Y= a+b1X1+b2X2
2
22
.
21
212121
211
2
xx
xxyxyxyxyx
xxyr
rrrrrR
21
Tiya Irviania Setianingrum, 2013 Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sugiyono(2011:233)
Keterangan:
21. xxyR = Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersama-sama dengan
variabel Y
1yxr = Korelasi product momentantara X1 dengan Y
2yxr = Korelasi product momentantara X2 dengan Y
21xxr = Korelasi product momentantara X1 dengan X2
jadi untuk menghitung korelasi ganda maka harus lebih dulu korelasi
sederhananya dulu melalui korelasi moment product
pengujian signifikan terhadap koefisien korelasi ganda menggunakan rumus
Sugiyono (2006:217)
Dimana :
R= Koefisien korelasi ganda
K= Jumlah Variabel independent
N= Jumlah anggota sample
Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan Ftabel dengan dk
pembilang = k dengan dk penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan yang ditetapkan
misalnya 5%. Bila Fh lebih besar dari Ft maka koefisiensi korelasi ganda yang
diuji adalah signifikan yaitu diberlakukan untuk seluruh populasi.
3.10 Koefisien Determinasi (r2)
𝐹𝐻 =𝑅2/𝑘
(1 − 𝑅2)/(𝑛 − 𝑘 − 1)
22
Tiya Irviania Setianingrum, 2013 Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Sugiyono (2011:231) dalam analisis korelasi memperoleh suatu
angka yang disebut dengan koefisien determinasi (r2). Koefisien ini disebut
koefisien penentu, karena varians yang terjadi pada variabel dependen (variabel
yang mempengaruhi) dapat dijelaskan melalui varian yang terjadi pada variabel
independen (variabel yang dipengaruhi).
Tujuan determinasi yaitu untuk mengetahui pengaruh menu seimbang
sebagai (X1) dan kualitas makanan (X2) terhadap daya terima (Y), dengan
menggunakan rumus:
(Riduwan dan Sunarto 2011:81)
Dimana:
Kp = nilai koefisien determinan
r = nilai koefisien korelasi
sedangkan untuk mendapakan nilai r dengan rumus:
(Riduwan & Sunarto
2011:81)
Nilai r sendiri adalah nilai koefisien korelasi (r).menurut Riduwan dan Sunarto
(2011:80) besar nilai r memiliki ketentuan nilai tidak lebih dari harga (-1<r<+1),
apabila nilai r= -1 artinya korelasinya negatif sempurna, kalau r=0 artinya tidak
ada korelasi dan apabila r=1 berati korelasinya sangat kuat.
KP= r2X100%
23
Tiya Irviania Setianingrum, 2013 Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan
tersebut besar atau kecil maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada
tabel dibawah ini:
Tabel 3.6
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval koefisien Tingkat hubungan
0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat kuat
3.11. Uji Hipotesis
3.11.1 Pengujian Hipotesis Regresi Secara Parsial (uji t)
Uji t parsial digunakan untuk mencari makna hubungan variabel X1
menu seimbang, X2 kualitas makanan dan Y daya terima dan uji t.
Tujuan dari uji t adalah untuk menguji koefisien regresi secara
24
Tiya Irviania Setianingrum, 2013 Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
individual. Hipotesis Nol =Ho. Ho adalah satu pernyataan
mengenai nilai parameter populasi. Ho merupakan hipotesis
statistik yang akan diuji hipotesis nihil. Hipotesa alternatif = Ha.
Ha adalah satu pernyataan yang diterima jika data sampel
memberikan cukup bukti bahwa hipotesa nol adalah salah.
Merumuskan dengan hipotesis:
Kemudian pengujian signifikansi koefisien korelasi selain
menggunakan tabel juga dapat dihitung dengan uji t yang
ditunjukan dengan rumus:
Sugiyono (2011:231)
t = Uji signifikansi korelasi
r= Koefisien korelasi
n= jumlah responden penelitian
harga t hitung selanjutnya dibandingkan dengan t tabel
kemudian bandingkan dengan t tabel dengan taraf kesalahan 5%
a . Jika t hitung lebih besar dari t tabel maka ha diterima
b . Jika t hitung lebih kecil dari t tabel maka ho yang diterima
Tabel untuk ttabel terdapat dibawah ini
Menurut sugiyono (2011:99) Untuk melihat ttabel maka
didasarkan pada (dk) derajat kebebasan, yang besarnya adalah
25
Tiya Irviania Setianingrum, 2013 Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
n-1, Bila taraf kesalahan () ditetapkan 5%, Menurut Riduwan
dan Sunarto (2011:340) kaidah pengambilan keputusan dalam
uji t dengan menggunakan SPSS 21, adalah
1) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan
nilai probabilitas maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya
tidak signifikan
2) Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan
nilai probabilitas, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya
signifikan
3.12 Pengujian Hipotesis (F)
Uji F digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh independen
secara bersama-sama terhadap variabel dependen
Sugiyono (2006:216)
Dimana :
R= Koefisien korelasi ganda
K= Jumlah Variabel independent
N= Jumlah anggota sample
Hasil yang diperoleh dikonsultasikan dengan Ftabel dengan dk
pembilang = k dengan dk penyebut = (n-k-1) dan taraf kesalahan yang ditetapkan
𝐹𝐻 =𝑅2/𝑘
(1 − 𝑅2)/(𝑛 − 𝑘 − 1)
26
Tiya Irviania Setianingrum, 2013 Pengaruh Menu Seimbang Dan Kualitas Makanan Katering Sekolah Terhadap Daya Terima Murid Sekolah Menengah Pertama (Studi Kasus Pada Murid Sekolah Menengah Pertama Pribadi Di Kota Bandung) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
misalnya 5%. Bila Fh lebih besar dari Ft maka koefisiensi korelasi ganda yang
diuji adalah signifikan yaitu diberlakukan untuk seluruh populasi.
Menurut Priyatno (2010:67) kriteria pengujian Ho diterima bila F hitung ≤ F tabel
sedangkan Ho ditolak bila Fhitung >Ftabel