Zainal Abidin, 2013. Buku Ajar Pengantar Ilmu Ekonomi. Universitas Brawijaya. Malang
BAB III.
MEKANISME PASAR, PERMINTAAN DAN PENAWARAN
III.1 MEKANISME PASAR
III.1.1 Pengertian
Beberapa abad yang lalu dalam sebagian besar negara industri ada kecenderungan
dimana makin berkurangnya pengendalian langsung dari pemerintah terhadap kegiatan
ekonomi masyarakat. Akan tetapi, jauh sebelum trend ini mencapai titik dimana pemerintah
benar-benar tidak ikut campur tangan dalam kegiatan ekonomi, keadaan sudah berbalik ke arah
lain. Dapat dikatakan bahwa sejak akhir abad ke-19 dalam semua negara industri peranan
pemerintah dalam kegiatan ekonomi semakin meningkat.
Pada kenyataannya perekonomian Indonesia adalah perekonomian campuran dimana
lembaga swasta maupun pemerintah melaksanakan kontrol ekonomi. Dalam suatu mekanisme
pasar tanpa sadar seseorang atupun organisasi berhubungan dengan ketiga masalah ekonomi
yang telah diutarakan dalam bab terdahulu yakni masalah: apa, bagimana, dan untuk apa.
Sebagai contoh misalnya kota Jakarta atau Surabaya. Tanpa mengalir arus barang-barang
kebutuhan keluar-masuk kota-kota tersebut akan berada di ambang kelaparan.
Bagaimana berjuta-juta orang dapat tidur nyenyak tanpa rasa khawatir terjadi
kemacetan proses ekonomi dimana kehidupan kota tergantung padanya? Betapa besar peranan
pemerintah dalam mengendalikan kegiatan ekonomi seperti: undang-undang tarif, undang-
undang kebersihan makanan, undang-undang perburuhan, penetapan harga tertinggi dan
terendah, kesejahteraan masyarakat dan sebagainya? Semua orang dapat mengetahuinya
dengan jelas. Namun, banyak orang yang tidak tahu berapa besar kehidupan ekonomi kita
berjalan tanpa campur tangan pemerintah. Berjuta-juta barang diprodusir oleh berjuta-juta
orang atas kemauan sendiri. Bagaimana mekanisme pasar secara otomatis bekerja?
Zainal Abidin, 2013. Buku Ajar Pengantar Ilmu Ekonomi. Universitas Brawijaya. Malang
Dalam membahas pemecahan ketiga masalah pokok ekonomi melalui mekanisme pasar
selanjutnya, kita pakai asumsi bahwa semua kegiatan ekonomi berorientasi pada pasar atau
dengan perkataan lain, berdasarkan atas kekuatan permintaan dan penawaran yang biasa
disebut sistem ekonomi pasar.
Dalam suatu ekonomi pasar, barang maupun jasa mempunyai harga. Bahkan tiap-tiap
jenis tenaga kerja yang berbeda-beda pun mempunyai harga, yaitu upah/gaji. Apabila suatu
barang (barang apa saja), misalnya telur, dibutuhkan lebih banyak, maka pesanan-pesanan baru
akan membanjir. Dalam keadaan demikian permintaan meningkat, sehingga para konsumen
atau pembeli saling berebut untuk membeli telur lebih banyak. Sebagai akibatnya para penjual
akan menaikkan harga telur guna menjatah persediaan yang terbatas. Harga yang lebih tinggi
akan mendorong penjual untuk memproduksi telur lebih banyak. Demikian sebaliknya apabila
suatu barang, misalnya kacang hijau tersedia dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang
ingin dibeli oleh masyarakat pada tingkat harga yang berlaku. Karena para penjual ingin agar
persediaan kacang hijau cepat habis, akan terjadi persaingan antara pejual. Penjual akan
berebut untuk mendapatkan pembeli bagi kacang hijau yang jumlahnya terlalu banyak. Karena
itu para penjual akan dan harus bersedia menurunkan harga barang. Penurunan harga kacang
hijau ini akan mendorong konsumen untuk membeli kacang hijau yang lebuh banyak. Tetapi
sebaliknya produsen akan mengurangi produksinya karena harga yang terjadi lebih rendah.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa dengan meningkatnya permintaan harga akan
cenderung naik pula. Demikian sebaliknya bila penawaran lebih besar, maka harga akan
cenderung turun.
Bilamana tercapai keseimbangan antara jumlah barang yang dibeli dengan jumlah yang
dijual pada suatu timgkat harga (atau keseimbangan antara kekuatan permintaan dan
penawaran), maka dengan demikian telah tercapai harga keseimbangan. Proses terjadinya
harga keseimbangan tersebut dinamakan mekanisme pasar.
Zainal Abidin, 2013. Buku Ajar Pengantar Ilmu Ekonomi. Universitas Brawijaya. Malang
Pemecahan Tiga Masalah Ekonomi
Ketiga masalah pokok ekonomi apa, bagaimana, dan untuk siapa, sangat erat hubungannya
dengan mekanisme pasar. Mekanisme pasar yang bekerja melalui permintaan dan penawaran,
walaupun jauh dari sempurna, berfungsi memecahkan ketiga masalah apa, bagaimana dan
untuk siapa. Dengan mempertemukan pembeli dan penjual (permintaan dan penawaran) pada
setiap pasar, suatu perekonomian memecahkan ketiga masalah ekonomi tersebut:
a. Barang apa yang akan diprodusir ditentukan oleh daya beli (keuangan) dari konsumen.
Uang yang mereka bayarkan pada perusahaan untuk barang yang mereka beli, pada
akhirnya merupakan sumber dana untuk membayar balas jasa faktor produksi berupa
gaji, upah, sewa, dan dividenyang diterima konsumen sebagai pendapatan. Perusahaan
didorong untuk memprodusir barang yang mempunyai permintaan yang tinggi karena
labanya besar.
b. Bagaimana barang diprodusir ditentukan oleh persaingan antara berbagai produsen.
Satu-satunya jalan bagi produsen untuk menghadapi persaingan harga dan
memaksimumkan laba adalah dengan jalan menekan seminimum mungkin biaya
produksi dengan menggunakan metode produksi yang paling efisien. Metode yang
paling murah akan menggantikan metode yang lebih mahal. Misalnya: mesin uap
menggantikan kuda karena mesin uap dirasa lebih murah biaya per unit kerjanya.
Lokomotif disel menggantikan lokomotif dengan tenaga pengggerak batu bara dan
sebagainya. Contoh internasional: Bob Jones bertani secara ekstensif dengan
menggunakan tenaga kerja yang relatif sedikit tanah Amerika yang relatif banyak per
jam kerja; Piere Reny bertani secara intensif dengan menggunakan tenaga kerja yang
relatif banyak tiap hektar tanah Perancis. Siapakah yang memerintahkan keputusan-
keputusan mengenai bagaimana ini, yang benar-benar sesuai dengan kenyataan bahwa
kepadatan penduduk di Prancis adalah lebih tinggi daripada di Amerika? Perserikatan
Bangsa-Bangsa? Tentu saja tidak. Sistem harga adalah alat isyarat masyarakat. Ibarat
seorang tuan yang memberikan hadiah dan hukuman kepada keledainya supaya
bergerak maju, sistem harga menghasilkan laba dan rugi agar timbul keputusan
mengenai apa, bagaimana dan untuk siapa.
Zainal Abidin, 2013. Buku Ajar Pengantar Ilmu Ekonomi. Universitas Brawijaya. Malang
c. Untuk siapa barang diprodusir ditentukan oleh permintaan dan penawaran di pasar
faktor produksi (tanah, tenaga kerja, dan modal). Karena pasar ini menetukan tingkat
upah, sewa tanah, suku bunga dan laba yang kesemuanya merupakan pendapatan bagi
setiap orang dan yang membentuk pendapatan masyarakat. Oleh karena itu distribusi
pendapatan diantara penduduk ditentukan oleh sejumlah faktor seperti jam kerja per
orang, luas tanah yang dimiliki dan harga faktor-faktor produksi seperti upah, gaji,
sewa, tanah dan sebagainya. Distribusi ini sangat tergantung pada distribusi awal dari
pemilikan harta, kemampuan yang dipelajari atau kemampuan alam, rezeki dan juga
ada dan tidaknya diskriminasi ras dan jenis kelamin. Dari uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa ketiga maslah pokok ekonomi ini dapat dipecahkan oleh harga
melalui mekanisme pasar.
III.1.2 Konsep Pasar
Pasar adalah keseluruhan permintaan dan penawaran barang, jasa atau faktor produksi
tertentu. Biasanya pasar dibedakan dalam arti sempit dan dalam arti luas. Pengertian pasar
dalam arti sempit adalah tempat dimana barang diperjualbelikan. Sedangkan dalam arti luas
pasar adalah proses dimana pembeli dan penjual saling berinteraksi untuk menentukan /
menetapkan harga jual.
Berdasarkan jumlah pembeli dan penjual serta jenis barang yang diperjualbelikan, pasar
dapat dibedakan dalam beberapa bentuk pasar, yaitu:
Zainal Abidin, 2013. Buku Ajar Pengantar Ilmu Ekonomi. Universitas Brawijaya. Malang
III.1.2.1 Pasar Persaingan Sempurna (PPS)
Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar dimana (1) terdapat banyak penjual dan
banyak pembeli, (2) barang yang diperjualbelikan homogen menurut anggapan konsumen, (3)
ada kebebasan untuk mendirikan dan membubarkan perusahaan, (4) sumber produksi bebas
bergerak ke mana pun, dan (5) pembeli dan penjual mengetahui satu sama lain dan mengetahui
barang-barang yang diperjualbelikan.
(1) Pengertian banyak penjual dan banyak pembeli disini bukan dalam arti absolut sekian
ratus atau sekian ribu orang, melainkan sedemikian banyaknya sehingga baik penjula
maupun pembeli secara sendiri-sendiri tidak mampu mempengaruhi harga tetapi
mampu apabila itu dilakukan secara bersama-sama. Baik pembeli maupun penjual
sendiri-sendiri tidak mampu menaikkan atau menurunkan harga. Jumlah yang dibeli
oleh seorang pembeli sedemikian kecilnya sedangkan jumlah seluruh pembeli demikian
banyaknya. Demikian juga halnya dengan penjual. Bila ia menaikkan harga maka
pembelinya akan lari kepada penjual lainnya, dan atas tindakannya ini ia akan merugi
sendiri. Baik penjual maupun pembeli menerima harga yang terbentuk di pasar (sebagai
price taker).
(2) Yang dimaksud dengan barang yang diperjualbelikan homogen adalah bahwa
konsumen tidak dapat membedakan barang satu dengan yang lain. Mereka menganggap
barang itu sama mutunya. Dalam kenyataan barang yang homogen betul tidak ada,
tetapi ada yang mendekati seperti beras, jagung, sayur-sayuran, buah-buahan dan
sebagainya.
(3) Yang dimaksud dengan kebebasan untuk mendirikan dan membubarkan suatu
perusahaan (atau ada juga yang mengatakan: kebebasan keluar masuk suatu jenis
usaha), adalah bahwa setiap orang boleh mendirikan suatu perusahaan bila ia akan
Zainal Abidin, 2013. Buku Ajar Pengantar Ilmu Ekonomi. Universitas Brawijaya. Malang
memperoleh keuntungan dengan mendirikan perusahaan itu. Sebaliknya bebas pula
dalam arti bebas untuk membubarkan usahanya bila dipandang rugi.
(4) Sumber produksi bebas bergerak ke arah mana pun, artinya: tidak ada halangan bagi
tenaga kerja, modal dan pengusaha untuk berpidah-pindah ke mana pun yang lebih
menguntungkan.
(5) Pembeli dan penjual mengetahui satu sam lain dan mengetahui barang-barang yang
diperjualbelikan, maksudnya bahwa pembeli dan penjual mengetahui situasi pasar,
misalnya tingkat harga yang berlaku, biaya, tempat, waktu barang-barang yang
diperjualbelikan.
Dalam praktek bentuk pasar persaingan sempurna ini tidak ada. Yang ada hanya
mendekati saja. Misalnya, pasar beras di mana petani produsen sebagai penjual dan pedagang
sebagai pembeli.
III.1.2.2 Pasar Monopoli dan Monopsoni
Pasar persaingan sempurna merupakan bentuk pasar yang ekstrem yang hanya terdapat
dalam konsep manusia tetapi tidak dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk ekstrem lain adalah
pasar monopoli dan monopsoni yang walaupun terdapat dalam kehidupan sehari-hari namun
jarang sekali. Pasar monopoli adalah pasar dimana hanya terdapat satu penjual saja. Seorang
monopolis dapat bertindak sebagai penentu harga (price maker). Kalau ingin menaikkan harga
maka ia dapat mengurangi produkisnya. Contoh monopolis di Indonesia adalah PAM, PLN,
PERUMTEL, dan sebagainya.
Monopsoni berarti pembeli tunggal. Dikalangan consumen jarana sekali terdapat
monopsoni, tetapi dikalangan producen cukup banyak. Sebagai contoh: BAT di Sulawesi
Selatan, NTB, dan Bali mendekati kedudukan monopsonitis dalam menghadapi petani
tembakau sebagai penjual. Seperti halnya monopoli maka monopsoni dapat mempengaruhi
harga, karena kedudukanya sebagai penentu harga (price maker), yaitu dengan jalan menaikkan
Zainal Abidin, 2013. Buku Ajar Pengantar Ilmu Ekonomi. Universitas Brawijaya. Malang
dan menurunkan jumlah faktor produksi yang dibeli. BAT mendekati monopsoni dalam
pembelian tembakau, tetapi tidak bertindak sebagai monopolis dalam penjualan sigaret, karena
masih ada penjual-penjual lain.
III.1.2.3 Pasar Oligopoli dan Oligopsoni
Pasar oligopoli adalah suatu pasar dimana terdapat penjual/produsen yang saling
bersaingan. Tiap-tiap penjual (oligopolis) mempunyai pengaruh atas harga barang yang dijual,
tetapi pengaruhnya tidak sebesar seperti dalam hal monopoli. Penjual/produsen saling
tergantung, artinya perubahan harga ataupun jumlah yang dilancarkan oleh satu perusahaan
akan mempengaruhi perusahaan lain. Karena itu setiap kebijakan yang dilakukan oleh suatu
perusahaan harus betul-betul dipertimbangkan pengaruhnya terhadap perusahaan lain. Oleh
karenanya, masing-masing perusahaan akan saling mengamati. Karena hanya terdapat
beberapa penjual, maka masing-masing penjual mempunyai pengaruh terhadap harga. Cara
yang biasa ditempuh untuk menguasai atau menarik konsumen adalah dengan memakai merek-
merek tertentu terhadap barang-barang yang dijual. Kebanyakan konsumen sudah terikat pada
suatu merek dagang tertentu. Sulit untuk melepaskan mereka. Sebagai contoh: BAT dengan
merek Comodore, dan Faroka dengan merek Kansas.
Pasar oligopsoni adalah suatu pasar dimana terdapat beberapa pembeli dan masing-
masing pembeli cukup besar untuk mempengaruhi harga barang yang dibelinya. Antara
monopoli dan oligopoli sebenarnya masih ada lagi bentuk pasar yang disebut duopoli, yaitu
suatu pasar yang hanya ada dua penjual. Sedangkan antara monopsoni dengan oligopsoni
terdapat duopsoni, yaitu suatu pasar dimana hanya terdapat dua pembeli.
III.1.2.4 Pasar Persaingan Monopolistik
Pasar persaingan monopolistik pada dasarnya adalah pasar yang berada diantara dua
jenis pasar ekstrem, yaitu diantara pasar persaingan sempurna dan pasar monopolistik. Pasar
Zainal Abidin, 2013. Buku Ajar Pengantar Ilmu Ekonomi. Universitas Brawijaya. Malang
persaingan monopolistik mempunyai unsur-unsur monopoli (dan monopsoni) serta persaingan.
Pasar persaingan monopolistik adalah suatu pasar dimana terdapat cukup banyak produsen
yang menghasilkan barang yang berbeda corak (differentiated products). Dalam pasar
persaingan monopolistik atau persaingan monopsonitik jumlah penjual/produsen atau pembeli
cukup banyak namun tidak sebanyak seperti yang terdapat pada pasar persaingan sempurna.
Akan tetapi, pasar persaingan monopolistik dan persaingan monopsonitik masih mempunyai
sedikit pengaruh atas harga. Semua bentuk pasar yang bukan pasar persaingan sempurna
disebut pasar persaingan tidak sempurna (imperfect competition) dengan berbagai bentuk:
monopoli-monopsoni, duopoli-duopsoni, oligopoli-oligopsoni, dan persaingan monopolistik-
monopsonitik.
Ciri-ciri pasar persaingan monopolistik adalah:
a. Jumlah penjual/produsen cukup banyak, namun tidak sebanyak seperti pada pasar
persaingan sempurna, namun masing-masing perusahaan masih dapat berpengaruh harga
walaupun pengaruh itu tidak besar.
b. Barang yang diperjualbelikan tidak homogen benar melainkan ada perbedaan walaupun
hanya berbeda dalam merek, warna, mutu dan ukuran.
c. Ada sedikit pembatasan atas berdirinya perusahaan baru dalam arti perusahaan baru tidak
sesulit seperti dalam oligopoli dan monopoli, tetapi tidak semudah seperti pada pasar
persaingan sempurna. Sebagai contoh: unilever menghasilkan sabun dengan merek yang
berbeda-beda. Kemeja yang mutunya sama tetapi diberi merek yang berbeda dengan harga
yang berbeda pula.
III.2 KONSEP PERMINTAAN (DEMAND)
III.2.1 Definisi
Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menyaksikan bahwa kuantitas suatu barang
yang dibeli pada suatu waktu tergantung pada harganya. Makin tinggi harga barang, makin
Zainal Abidin, 2013. Buku Ajar Pengantar Ilmu Ekonomi. Universitas Brawijaya. Malang
sedikit jumlah barang yang dibeli, semakin rendah harganya semakin besar jumlah barang yang
diminta. Hal ini berlaku dengan syarat semua hal yang lain tetap sama. Permintaan akan suatu
jenis barang ialah jumlah barang yang mau dibeli pada berbagai tingkat harga di pasar pada
jangka waktu tertentu. Dengan kata lain, permintaan yang dimaksudkan disini adalah
permintaan yang berdaya beli, artinya permintaan yang disertai dengan sejumlah uang untuk
membeli barang yang bersangkutan. Setiap waktu tertentu terdapat hubungan tertentu antara
harga dan jumlah barang yang dibeli yang demikian disebut ”tabel permintaan ” atau ”kurva
permintaan”.
III.2.2 Kurva Permintaan (Demand Curve)
Di atas telah dijelaskan bahwa makin tinggi harga barang, makin sedikit jumlah barang
yang dibeli, makin rendah harga barang makin besar jumlah barang yang hendak
dibeli/diminta. Hubungan antara harga dengan jumlah barang yang akan dibeli ditunjukkan
dalam Tabel III.1.
Tabel III.1: Tabel Permintaan Padi
Harga per karung
(dalam ribuan Rupiah)
P
Jumlah yang Diminta
(juta karung per bulan)
Q
A 5 9
B 4 10
C 3 12
D 2 15
E 1 20
Pada setiap harga pasar, pada suatu waktu tertentu akan terdapat jumlah tertentu barang
(misalnya padi) yang hendak dibeli oleh para pembeli. Pada harga yang lebih rendah jumlah
yang mau dibeli/diminta bertambah, demikian sebaliknya pada harga yang lebih tinggi jumlah
yang mau dibeli/diminta berkurang. Tabel III.1 memperlihatkan daftar jumlah barang (padi)
yang diminta dengan berbagai tingkat harga. Pada suatu tingkat harga tertentu, misalnya Rp
Zainal Abidin, 2013. Buku Ajar Pengantar Ilmu Ekonomi. Universitas Brawijaya. Malang
5.000 per karung terdapat suatu jumlah tertentu padi yang diminta oleh konsumen di pasar,
yaitu 9 juta karung per bulan. Pada harga yang lebih rendah, misalnya Rp 4.000, jumlah yang
akan diminta akan menjadi lebih banyak, yakni 10 juta karung tiap bulan. Pada harga Rp 3.000
jumlah yang diminta semakin besar lagi, yaitu 20 juta karung. Berdasar Tabel III.1 kita dapat
menentukan jumlah yang diminta pada berbagai tingkat harga. Angka-angka pada Tabel III.1
pula bisa digambarkan dalam bentuk grafik. Sumbu vertikal pada Gambar III.1
menggambarkan berbagai tingkat satuan padi (dengan tanda P), sedangkan sumbu horizontal
menggambarkan berbagai jumlah padi (dalam satuan waktu) yang akan diminta per bulan.
Dalam kaitannya dengan itu hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah pengertian
satuan. Harga yang tercantum baik dalam tabel maupun dalam grafik adalah harga per satuan.
Satuan disini bukan berarti satuan dalam pengertian yang absolut, tetapi berupa ribuan, ratusan,
lima ratusan kilogram, meter persegi, keranjang dan sebagainya, dan juga bukan harga
keseluruhan. Jadi kalu dalam Tabel III.1 disebutkan bahwa pada harga Rp 4.000 yang diminta
10 karung, maka yang dimaksudkan adalah bahwa harga Rp 4.000 itu adalah harga setiap
satuannya, bukan 10 karung itu seharga Rp. 4.000. Yang kedua adalah sumbu horizontal
dengan sumbu Q (quantity) menggambarkan jumlah barang yang dibeli per satuan waktu.
Satuan waktu disini dapat berarti dalam satu minggu, satu bulan, setengah tahun dan
sebagainya. Untuk menentukan titik A pada Gambar III.1 yang berhubungan dengan bilangan
Rp 5.000 dan 9 juta karung, kita ukurkan dari titik nol pada sumbu vertikal (sumbu harga) ke
atas sebanyak 5 satuan dan kemudian ke kanan pada sumbu horizontal (sumbu quantity)
sebanyak 9 satuan. Demikian halnya untuk menentukan titik B. Kita ukurkan pada sumbu
vertikal sebanyak 4 satuan dan pada sumbu horizontal sebanyak 10 satuan. Hal yang sama
dapat kita lakukan untuk titik C, D, dan E. Apabila titik-titik tersebut kita hubungkan terbentuk
kurva permintaan (demand curve) yang kita beri tanda d.
Gambar III.1: Kurva Permintaan Padi.
Zainal Abidin, 2013. Buku Ajar Pengantar Ilmu Ekonomi. Universitas Brawijaya. Malang
P
Harga
(Rp 000
per karung)
4
3
2
1
A
B
0 5 10 15 20
Jumlah (juta karung per bulan)
Sifat darii kurva permintaan adalah:
Turun miring dari kiri atas ke kanan bawah (downward sloping to the right). Hal ini
sangat erat kaitannya dengan hubungan antara jumlah dan harga yang bersifat berbanding
terbalik atau mempunyai arah yang berlawanan. Q naik apabila P turun. Sifatnya pertama dari
kurva permintaan ini disebut hukum permintaan yang turun miring (the law of downward
sloping demand) yang menyatakan: “apabila harga satuan barang naik (sedangkan hal lainnya
tetap konstan) maka jumlah yang diminta menjadi berkurang”. Atau dapat pula dirumuskan di
pasar bertambah, maka (bila semua hal lain tetap) hal itu hanya dapat terjual dengan harga yang
lebih rendah.
Pada harga yang lebih rendah, jumlah yang hendak dibeli bertambah. Hal ini
disebabkan oleh karena dapat mendorong masuknya pembeli baru ke pasar. Sebagai contoh:
apabila harga beras membubung setinggi langit, maka hanya orang kaya saja yang mampu
membeli, sedang yang miskin cukup maka singkong rebus saja. Kemudian harga turun namun
B
5
d A
C
d
D
E
Zainal Abidin, 2013. Buku Ajar Pengantar Ilmu Ekonomi. Universitas Brawijaya. Malang
masih cukup tinggi walaupun tidak setinggi langit, maka orang yang berpenghasilan cukup
tinggi akan mengubah menunya dengan mengganti jagung dengan nasi sehingga terdorong
untuk membeli beras. Demikian seterusnya bila harga terus turun sehingga akan menambah
jumlah barang yang diminta.
Penurunan harga dapat mendorong masing-masing konsumen barang yang
bersangkutan untuk memperbesar pembeliannya. Contoh: apabila harga air sangat mahal, maka
segolongan masyarakat hanya akan membeli air dalam jumlah yang cukup untuk kebutuhan
minum. Kemudian apabila harga air turun, maka segolongan masyarakat tadi akan menambah
pembeliannya untuk keperluan mencuci. Pada harga yang sangat murah, segolongan
masyarakat tersebut bisa meningkatkan pembelian airnya untuk keperluan menyiram bunga-
bunga di halaman.
III.3 KONSEP PENAWARAN (SUPPLY)
III.3.1 Definisi
Kalau dalam konsep permintaan dibicarakan tentang hubungan antara berbagai tingkat
harga dengan berbagai jumlah barang yang hendak dibeli oleh para konsumen, maka yang
dibicarakan dalam konsep penawaran adalah hubungan antara berbagai tingkat harga dengan
berbagai jumlah barang yang hendak dijual/ditawarkan oleh produsen. Penawaran adalah
jumlah barang yang mau dijual pada berbagai tingkat harga di pasar pada jangka waktu tertentu.
III.3.2 Kurva Penawaran (Supply Curve)
Berbeda dengan permintaan dimana hubungan antara harga jumlah barang yang
diminta berbanding terbalik maka dalam penawaran hubungan antara harga dan jumlah barang
yang ditawarkan berbanding lurus, atau searah. Artinya pada tingkat harga yang tinggi jumlah
brang yang ditawarkan banyak. Sedangkan pada tingkat harga yang rendah jumlah brang yang
ditawarkan sedikit sekali. Hubungan antara harga dan jumlah barang yang ditawarkan dapat
Zainal Abidin, 2013. Buku Ajar Pengantar Ilmu Ekonomi. Universitas Brawijaya. Malang
digambarkan dalam bentuk Tabel III.2. Pada tabel tersebut ditunjukkan tabel penawaran padi.
Angka-angka yang tertera pada kolom harga (P) adalah berbagai tingkat harga per satuan,
sedangkan yang tertera pada kolom jumlah (Q) adalah berbagai jumlah barang (padi) yang akan
ditawarkan.
Tabel III.2: Tabel Penawaran Padi.
Kemungkinan Harga per karung
(dalam ribuan Rupiah)
P
Jumlah yang akan ditawarkan
(juta karung per bulan)
Q
A 5 18
B 4 16
C 3 12
D 2 7
E 1 0
Pada tingkat harga tertentu, misalnya Rp 5.000 per karung, terdapat jumlah tertentu
padi yang ditawarkan di pasar, yaitu 18 juta karung per bulan. Pada harga yang lebih rendah,
misalnya Rp 3.000 jumlah yang akan ditawarkan menjadi semakin rendah, yaitu 12 juta karung
tiap bulan. Angka-angka pada Tabel III.2 dapat digambarkan dalam bentuk grafik, dimana
sumbu vertikal menunjukkan berbagai kemungkinan tingkat harga satuan padi (dengan tanda
P) dan sumbu horizontal menggambarkan berbagai jumlah padi (dalam satuan waktu) yang
ditawarkan per bulan.
Gambar III.2: Kurva Penawaran Padi
P
P atau Harga
(Rp 000
per karung)
3
S
5
4
Zainal Abidin, 2013. Buku Ajar Pengantar Ilmu Ekonomi. Universitas Brawijaya. Malang
2
1
0 7 12 16 18
Q atau Jumlah (juta karung per bulan)
Bentuk kurva penawaran padi pada Gambar III.2 bergerak dari kiri bawah naik miring
ke kanan atas. Pada harga padi yang tinggi para petani memperbesar produksinya baik dengan
menambah areal tanah yang ditanami maupun dengan menambah pupuk serta menambah
tenaga kerja.
III.4 KESEIMBANGAN
Sekarang kita akan menggabungkan permintaan dan penawaran untuk mengetahui
bagaimana harga ditentukan pada pasar yang bersaing. Untuk itu kita akan mencari harga
keseimbangan. Penggabungan ini dapat diperlihatkan pada Tabel III.3. Angka-angka yang
tercantum dalam tabel itu adalah dengan anggapan sebagai kemungkinan, artinya ”jika harga
(P) adalah sekian maka Q yang dijual adalah sekian, jika harga begini maka Q yang dijual
adalah begitu demikian dan seterusnya”. Tetapi tingkat harga yang mana dari berbagai
kemungkinan itu yang benar-benar dicapai serta berapa banyaknya suatu barang yang
dihasilkan dan dikonsumsi? Hal ini jelas tidak dapat dipecah melalui tabel permintaan atau
penawaran saja. Kita perhatikan kombinasi A pada Tabel III.3. Dapatkah harga padi sebesar
Rp 5.000 per karung bertahan terus sampai periode tertentu? Jawabnya ”tidak”. Pada tingkat
harga ini padi yang ditawarkan sebanyak 18 juta karung per bulan, sedangkan jumlah yang
diminta konsumen hanya sebesar 9 juta karung per bulan sehingga terjadi kelebihan penawaran
atau surplus sebesar 9 juta karung per bulan. Terjadinya kelebihan penawaran atau surplus ini
akan mendorong para penjual saling bersaing untuk menurunkan harga seperti terlihat arah
panah pada kolom 4 mengarah ke bawah, harga cenderung untuk turun, namun tidak sampai
menjadi nol. Sebaliknya bagaimana apabila situasi seperti terlihat pada kombinasi titik E? Pada
Zainal Abidin, 2013. Buku Ajar Pengantar Ilmu Ekonomi. Universitas Brawijaya. Malang
tingkat harga Rp 1.000 dengan jumlah padi yang ditawarkan sebanyak nol dan jumlah yang
diminta sebanyak 20 karung per bulan, dapatkah keadaan ini bertahan lama? Jawabnya sama,
yaitu “tidak”. Pada tingkat harga ini jumlah padi yang diminta lebih besar dari jumlah padi
yang ditawarkan, sehingga terjadi kelebihan permintaan (shortage). Kelebihan permintaan ini
menimbulkan persaingan dikalangan konsumen sendiri, sehingga mendorong naiknya harga.
Dorongan kenaikan harga ini diperlihatkan arah panah yang mengarah ke atas kolom 4. Baik
pada saat terjadi surplus dimana harga cenderung turun maupun terjadi kelebihan permintaan
dimana harga cenderung naik, kesemuanya mengarah sampai tercapai harga keseimbangan.
Harga keseimbangan adalah suatu tingkat harga di mana jumlah yang hendak ditawarkan dan
jumlah yang hendak diminta sama besarnya. Harga keseimbangan merupakan satu-satunya
harga yang dapat bertahan lama. Keseimbangan ini pasti tercapai pada titik perpotongan antara
kurva permintaan dan kurva penawaran.
Tabel III.3: Tabel Penawaran dan Permintaan Padi.
Kemungkinan Harga
per karung
(dalam ribuan Rupiah)
P
Jumlah yang
diminta
(juta karung
per bulan)
Q
Jumlah yang
ditawarkan
(juta karung
per bulan)
Q
Desakan
terhadap
harga
A 5 9 18 ke bawah
B 4 10 16 ke bawah
C 3 12 12 netral
D 2 15 7 ke atas
E 1 20 0 ke atas
Harga keseimbangan tercapai pada tingkat harga Rp. 3.000. Pada harga keseimbangan
jumlah padi yang diminta oleh konsumen sama dengan jumlah yang ditawarkan oleh para
produsen. Pada harga yang lebih rendah jumlah padi yang diminta lebih besar dari jumlah padi
yang ditawarkan. Pada harga yang lebih tinggi jumlah padi yang diminta lebih kecil dari jumlah
padi yang ditawarkan.
Zainal Abidin, 2013. Buku Ajar Pengantar Ilmu Ekonomi. Universitas Brawijaya. Malang
Harga keseimbangan tercapai pada perpotongan antara kurva permintaan dan kurva
penawaran, yaitu pada titik C dimana jumlah yang ditawarkan persis sama dengan jumlah yang
diminta. Pada tingkat harga (P) yang lebih tinggi, jumlah yang ditawarkan lebih besar dari
jumlah yang diminta, sehingga terjadi kelebihan penawaran (surplus). Surplus ini akan
mendorong harga (P) turun kembali ke tingkat keseimbangan seperti terlihat pada gambar
kurva dimana anak panah mengarah ke bawah.
Zainal Abidin, 2013. Buku Ajar Pengantar Ilmu Ekonomi. Universitas Brawijaya. Malang
Gambar III.3: Bagaimana Penawaran dan Permintaan Menentukan Harga dan Jumlah.
Pada tingkat harga (P) yang lebih rendah jumlah yang ditawarkan lebih kecil dari jumlah yang
diminta sehingga terjadi kekurangan penawaran (shortage). Kekeurangan ini akan mendorong
harga (P) naik kembali ke tingkat keseimbangan seperti terlihat pada gambar kurva dimana
anak panah mengarah ke atas.
III.4.1 Pergeseran Penawaran dan Permintaan
Di atas telah dijelaskan bahwa titik keseimbangan tercapai bila terjadi perpotongan
antara kurva penawaran dengan kurva permintaan. Akan tetapi, apa yang terjadi apabila
terdapat pergeseran kurva penawaran atau pergeseran kurva permintaan? Seorang penulis
Inggris bernama Gregory King mencatat di abad ke-17 bahwa apabila panen jelek, maka harga
pangan akan naik, dan bila panen baik dan melimpah, maka rendahnya harga yang diperoleh
Zainal Abidin, 2013. Buku Ajar Pengantar Ilmu Ekonomi. Universitas Brawijaya. Malang
petani. Melalui gambar grafik dapat dijelaskan bagaimana bekerjanya kurva penawaran dan
kurva permintaan tersebut.
III.4.1.1 Pergeseran Penawaran
Gambar III.4 melukiskan bagaimana panenan yang buruk mengurangi jumlah yang
hendak ditawarkan oleh petani pada setiap harga pasar sehingga menggeser titik keseimbangan
E. Kurva penawaran (supply)S.S bergeser ke kiri atas menjadi kurva penawaran (supply)
baru, yaitu S’S’ sedangkan kurva permintaan tidak berubah. Karena pergeseran kurva
penawaran ini, maka perpotongan kurva penawaran baru dengan kurva permintaan berpindah
pula yaitu di titik E’, harga keseimbangan baru terbentuk, dimana permintaan dan penawaran
baru yang lebih sedikit dengan harga (P) yang naik. Pada keseimbangan baru ini jumlah yang
ditawarkan sama dengan yang diminta.
Apabila kurva penawaran bergeser, maka harga keseimbangan berubah. Penurunan
penawaran akan menyebabkan kenaikan harga. Bila karena sesuatu hal penawaran bergeser ke
kiri, perpotongan harga keseimbangan berpindah ke atas menyusur sepanjang kurva
permintaan, akibatnya harga (P) menjadi lebih tinggi dan jumlah barang (Q) lebih rendah.
Kurva penawaran bergeser ke kiri menunjukkan penurunan penawaran. Selain harga yang
bersangkutan ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi penawaran suatu barang, antara
lain: harga barang klain, teknologi yang ada, harga faktor-faktor produksi, harapan produsen
dan jumlah produsen di pasar.
Zainal Abidin, 2013. Buku Ajar Pengantar Ilmu Ekonomi. Universitas Brawijaya. Malang
Gambar III.4: Pergeseran Penawaran ”Perpindahan” dalam Gambar = ”Pergeseran”
III.4.1.2 Pergeseran Permintaan
Dengan menggunakan diagram kita dapat mempelajari pengaruh dan ketentuan-ketentuan yang
mengubah permintaan. Kita umpamakan saja terjadi kenaikan yang banyak pada pendapatan
keluarga, sehingga mengakibatkan setiap orang menginginkan jumlah beras yang lebih besar.
Dalam keadaan yang demikian pada tingkat harga (P) yang sama, diminta jumlah beras(Q)
yang lebih besar. Kurva permintaan akan bergeser ke kanan dari dd ke d’d’ dan keseimbangan
baru terbentuk, yaitu di titik E’.
Gambar III.5 memperlihatkan pergeseran kurva permintaan di sepanjang kurva
penawaran sebagai akibat dari pertambahan permintaan. Sehingga mengakibatkan
keseimbangan bergeser dari titik E ke E’ dan diikuti dengan naiknya harga(P). Apa sebabnya?
Setelah kurva permintaan bergeser, pada harga yang lama, konsumen membutuhkan lebih
banyak beras daripada beras yang tersedia. Akibatnya kekurangan timbul, konsumen berebut
beras. Harga yang ditawar lebih tinggi sampai titik E’ dimana penawaran dan permintaan
seimbang kembali.
H
a
r
g
a
E
E’
Jumlah
S’ d
=
S
Q
P Perpindahan Penawaran (S ke S’)
Zainal Abidin, 2013. Buku Ajar Pengantar Ilmu Ekonomi. Universitas Brawijaya. Malang
Gambar III.5: Pergeseran Permintaan ”Perpindahan” dalam Tabel = ”Pergeseran”.
Perubahan permintaan sedangkan penawaran tidak berubah akan menyebabkan perubahan
harga. Kenaikan permintaan akan menyebabkan kenaikan harga. Jika permintaan berpindah ke
kanan, maka keseimbangan pun akan bergeser ke atas menyusur kurva penawaran dimana hal ini
menunjukkan kenaikan permintaan. Kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi permintaan konsumen
antara lain: pendapatan, populasi, harga barang pengganti, dan selera.
E
E’
Jumlah
d’ d
= S
Q
P Perpindahan Permintaan (d ke d’)
H
a
r
g
a
Zainal Abidin, 2013. Buku Ajar Pengantar Ilmu Ekonomi. Universitas Brawijaya. Malang
REFERENCES:
1. Carla Poli, Sumaryati M, Maatita H, dkk. PENGANTAR ILMU EKONOMI I. Buku
Panduan Mahasiswa. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 1992.
2. Kartasapoetra G, Rachmat A, Dan Danny R. ILMU EKONOMI UMUM. Armico.
Bandung. 1982.
3. Nuddin Harahap dan Zainal Abidin, 2012. Buku Ajar Pemasaran Hasil Perikanan.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Brawijaya. Malang.
4. Suherman Rosyidi, 1994. PENGANTAR TEORI EKONOMI (Pendekatan Kepada
Teori Ekonomi Mikro dan Makro). Rajawali Pers. Jakarta.