14
BAB III
LAPORAN PRODUKSI
1.1 Proses Kerja Produser
Seorang produser harus mempunyai kemampuan untuk berkerja sama
dengan seluruh kerabat kerja. Juga harus memiliki kemampuan berpikir dan
menuangkan ide untuk suatu program acara secara baik.
Menurut Triartanto (2014:187) Produser adalah seorang yang bertanggung
jawab terhadap semua aspek keuangan dan administrasi di dalam suatu produksi
film, juga menangani tahap awal perencanaan produksi, distribusi, promosi,
atau periklanan.
Produksi yang dijelaskan diatas adalah produksi televisi, sinetron,
maupun program lainnya. Baik secara teknis, kreatif maupun urusan keuangan.
Seorang produser juga dituntut untuk terus produktif agar menghasilkan karya-
karya cemerlang, memiliki kreatifitas yang tinggi guna menciptakans sesuatu
yang baru (baik program drama ataupun program televisi lain) yang bermutu dan
menarik bagi masyarakat sekaligus menguntungkan bagi semua pihak yang
terlibat didalamnya.
Dari apa yang dijelaskan diatas dapat dikatakan jika seorang produser
menjadi salah satu pemeran penting dalam produksi televisi karena kemampuan
yang dimilikinya dalam memimpin dan mengorganisir tim kerja.
15
1.1.1 Pra Produksi
Pada tahap pra produksi, sebagai produser sudah mengadakan rapat
dengan tim untuk menentukan tema yang akan penulis ambil. Selain menetapkan
tema, penulis juga harus melakukan riset dan menetapkan alat apa saja yang akan
kami gunakan nantinya saat produksi. Produser juga membuat working schedule
untuk menentukan jadwal kapan waktu produksi dan pasca produksi dan
menentukan rencana anggaran.
Hal terpenting pada tahap persiapan harus mengutamakan komunikasi
yang baik. Proses praproduksi yang produsr lakukan antara lain:
a. Menyusun Tim Produksi
Dalam menyusun tim atau biasa disebut dengan kru/orang yang
mengerjakan sebuah program harus benar-benar tepat, agar program tersebut
berjalan lancar. Tim yang sudah dibentuk beranggotakan 5 orang seperti:
Produser, sutradara, penulis naskah, juru kamera dan editor.
Produser diharuskan memahami setiap fungsi yang ada dalam produksi
dokumenter agar dapat menetapkan komposisi kru yang paling tepat. orang-orang
yang terlibat dalam pembuatan program dokumenter disebut dengan tim inti.
Segala diskusi dimatangkan dengan sempurna dan nantinya akan dikordinasikan
berdasarkan hasil kerja tim.
16
b. Mengembangkan ide
Setelah tim produksi sudah ditentukan, langkah selanjutnya adalah
pemilihan tema yang akan diangkat. Tema ini dipilih berdasarkan diskusi dengan
para kru. Tema yang diangkat yaitu mengenai tentang alat music tradisional yang
bernama Belentung. Selanjutnya penulis dan tim mencari dan mengembangkan
tema yang ada dengan mencari kota dimana terdapat alat music blentung. Penulis
dan tim pun mendapatkannya yaitu di desa Jatitujuh jatitujuh Majalengka Jawa
Barat.
c. Riset
Menurut Andi Fachrudin (2014:344) riset untuk memproduksi program
dokumenter harus focus pada beberapa berikut ini:
1. Aspek-aspek visual harus selalu dipikiran dan diperhatikan
2. Kerjasama dan komunikasi dengan Penulis/Produser,
sutradara, dan juru kamera.
Riset akan menolong kita untuk mengetahui unsur nyata dari sebuah
cerita. Inilah perlunya melakukan penelitian/riset terhadap karakter dan suatu
pristiwa dengan cermat dan teliti. Semakin banyak referensi yang di dapat, kita
akan semakin luas membelah suatu pristiwa.
17
Awal riset Penulis menggali berbagai informasi dari berbagai sumber diantara
video dan buku. Produser dan tim mencari video dan buku yang berkaitan dengan
tema yang diambil yaitu Belentung. Selanjutnya produser menggali informasi
kembali mengenai alat music tradisional yang ada didalam komunitas kampung
konser. Informasi yang lengkap penulis dapatkan setelah survey mendatangi
lokasi komunitas tersebtu berada. Satu minggu setelah pengumpulan data-data
terasa cukup buat penulis dan tim untuk mematangkan konsep. Produser
mengadakan rapat kembali dengan tim untuk lebih mematangkan konsep yang
ingin kami buat, setelah konsep sudah matang, penulis dan tim meminta
persetujuan dari dosen pembimbing untuk memberikan saran. Setelah
mendapatkan persetujuan dari dosen pembimbing, kami menentukan tanggal
produksi, mencatat apa saja alat serta kebutuhan yang diperlukan selama produksi
dan menentukan estimasi biaya.
d. Mengatur Budgeting
Mengatur Budgeting juga salah satu tugas produser, untuk memenuhi apa
saja yang dibutuhkan baik praproduksi, produksi, sampai pasca produksi dan
keperluan tim dalam menghitung biaya.
Setelah melakukan riset dan menentukan tanggal produksi, selanjutnya
produser menghitung estimasi biaya yang dibutuhkan. Baik biaya untuk teknis
maupun non teknis. Peran produser dalam mengatur budget harus tepat sasaran,
tanggung jawab besar setiap pengeluaran.
18
dan dibutuhkan ketelitian setiap rupiah yang akan dibelanjakan. Lalu melakukan
pencocokan semua laporan keuangan, menyusun setiap bon yang masuk dengan
rapi, bertujuan agar perhitungan diakhir laporan sesuai dengan yang telah
dibelanjakan dan sebagai bukti bahwa adanya transaksi. Hasil transaksi yang
dilakukan seorang produser dapat dijelaskan secara tertulis berupa scrip
breakdown budgeting, bertujuan agar lebih jelas dan trasnparan apa saja yang
dibelanjakan.
e. Mengelola Narasumber
Dalam kegiatan mengahadirkan narasumber, seorang produsr bertugas
untuk melakukan perjanjian wawancara untuk memenuhi pertanyaan yang akan
diajukan seorang reporter. Wawancara harus dipersiapkan sebelum shooting agar
mampu mendapatkan jawaban sesuai dengan yang dibutuhkan. Oleh karena itu,
Produser dan penulis naskah harus memahami karakter yang akan menjadi
narasumber.
3.1.1 Produksi
Pada saat produksi produser bertugas membuat jadwal kapan waktu untuk
memulai dan mengakhiri produksi serta memantau jalannya produksi. Produser
hanya mengawasi jalannya proses produksi dan memastikan setiap peralatan dan
kebutuhan kru terpenuhi. Produser memastikan bahwa produksi berjalan dengan
baik dan lancar, sesuai dengan shooting schedule.
19
1.1.2 Pasca produksi
Setelah proses pengambilan gambar atau shooting dianggap telah selesai
oleh produser dan tim, maka tahap selanjutnya dalah tahap pasca produksi. Editor
harus siap untuk menentukan shoot-shoot mana yang baik dan tidak baik untuk
masuk meja editing. Produser selalu memantau perkerjaan editor pada saat pasca
produksi agar konsep awal tim tetap tercapai. Selain itu, produser juga harus
menentukan target kapan proses editing harus selesai.
Selama proses pasca produksi, produser hanya memantau proses editing
yang dilakukan seorang editor yang didampingi oleh sutradara. Dalam tahap ini,
produser juga berusaha keras dalam menyelesaikan laporan produksi dan merevisi
kembali penulisan sehingga dianggap baik dan benar oleh dosen pembimbing.
1.1.3 Peran dan Tanggung Jawab Produser
Produser memiliki peran dan tanggung jawab yang penting diperhatikan
pada saat pra produksi, produksi, pasca produksi. Seorang produser harus
memimpin setiap proses yang ada, mengatur administrasi, menyusun breakdown
budgeting, memanajemen tim dengan baik dan menetapkan solusi terbaik apabila
terjadi kendala pada setiap prosesnya.
Produser harus memastika setiap prosesnya berjalan lancar dan mencapai
target yang diinginkan.
20
Adapun peran dan tanggung jawab produser dari apa yang telah penulis kerjakan
yaitu :
1. Mencari dan mendapatkan ide untuk produksi
2. Menentukan tim kreatif
3. Membuat proposal bedasarkan ide yang sudah
ditentukan
4. Menyusun rancangan produksi
5. Mengawasi pelaksanaan produksi melalui laporan yang
diterima dari semua tim.
6. Menyusun anggaran
7. Bertanggung jawab atas seluruh produksi
Produser tetap memantau jalannya produksi dan menegaskan peraturan yang
ditetapkan oleh seorang produser dan disepakati oleh semua kru dalam
menjalankan tugas masing-masing. Produser juga bertanggung jawab perijinan
lokasi, mendapatkan narasumber dan bertanggung jawab penuh atas seluruh
rangkaian proses dari pra produksi hingga pasca produksi
1.1.4 Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Penulis membuat program dokumenter yang berjudul “Belentung
Jatitujuh”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia “KBBI’’
21
(Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan) : Belentung adalah jenis kodok kecil
yang bersuara nyaring. Sedangkang untuk Jatitujuh Sendiri adalah nama sebuah
daerah yang berada di MAJALENGKA
Peran Produser dalam pengembangan konsep kreatif pada dokumenter ini lebih
berkontribusi dalam pengembangan ide, pemilihan narasumber dan membantu
dalam penyusunan alur cerita. Di dokumenter “Belentung Jatitujuh’’ ini penulis
membandingkan terlebih dahulu dengan tim untuk memilih tema apa yang akan
diangkat. Berbagai tema yang dapat diangkat ini kemudian menjadi bahan
pertimbangan dan perundingan oleh tim. Sampai pada akhir nya penulis dan tim
memilih untuk mengambil suatu alat musik tradisional yang bernama blentung
dan alat musik tersebut memiliki keunikan suara yang berbunyi seperti hewan
kodok, selanjutnya penulis berpikir apa saja yang akan penulis gali informasinya
sehingga menjadi suatu informasi yang bercerita sehingga memiliki daya tarik
untuk disajikan.
Pada awal cerita penulis menyajikan keseharian masyarakat desa Jatitujuh yang
melakukan aktivitas, kemudian dilanjut masuk pada penjelasan tentang apa dan
bagaimana komunitas kampung konser berdiri dan dilanjut masuk pada penjelasan
tentang apa yang menjadikan komunitas ini membikin sebuah alat musik
tradisional yang memiliki suatu keunikan tersendiri. Hal ini dilakukan agar
Khalayak dengan mudah mendapatkan beritanya, mengingat dan mengetahui
program dokumenter televisi “Belentung Jatitujuh”.
22
a. Konsep Produksi
Pada proses produksi, produser menerapkan untuk selalu disiplin waktu
dan mengikuti schedule yang ada sehingga waktu produksi sesuai dengan yang
diinginkan dan berjalan lancar. Penulis juga harus memperhatikan setiap peralatan
produksi yang ada sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. pada saat
produksi, produser harus memantau dan mengingatkan tim untuk selalu focus
dengan perkerjaan masing-masing. Meskipun menjadi produser, tetapi penulis
juga bersedia untuk membantu tim apabila dibutuhkan. Produser juga harus
menjadi penengah yang baik apabila terjadi perdebatan yang memicu konflik,
sehingga produksi tetap berjalan sesuai yang diinginkan.
b. Konsep Teknis
Dalam pengambilan gambar penulis berperan penting baik dalam
peminjaman dan pengadaan alat-alat produksi milik pribadi sebelum produksi
berlangsung. Produser dan tim memilih menggunakan kamera sony NEX VG 900
adapun pilihan tersebut karena harga sewanya yang terjangkau namun dengan
kualitas gambar yang bagus serta sangat mudah dibawa kemana-mana mengingat
bentuknya yang kecil tapi dengan kualitas yang baik. Selain itu, penulis juga
menyewa tripot dan monopod untuk mempermudah dalam pengambilan gambar
agar terhindar dari shaking (gambar goyang). Mengingat penulis dan tim juga
melakukan sesi wawancara dengan narasumber, penulis juga menyewa clip on,
boom mic, zoom mic untuk membantu proses perekaman suara agar jernih dan
terhindar dari suara bising yang tidak diinginkan. Sebelum melakukan sesi
23
wawancara, produser dan penulis naskah harus mempersiapkan narasumber
dengan baik agar narasumber mampu menjawab apa yang dibutuhkan dan tidak
keluar dari benang merah yang sudah ditentukan tim. Penulis dan tim juga
menggunakan LED untuk membantu pencahayaan supaya terhindar dari noise
serta slider untuk movement kamera agar lebih halus pergerakannya.
1.1.5 Kendala produksi dan solusinya
1. Kendala yang pertama adalah kesulitan mencari informasi
mengenai alat musik tradisional yang bernama Belentung yang
ada di daerah Jatitujuh, Jatitujuh, Majalengka. Penulis
menemukan solusinya yaitu dengan diskusi dan bertanya kepada
teman-teman yang sudah pernah melakukan penelitian mengenai
alat musik tradisional yang bernama Belentung. Penulis pun
mendapat sumber buku yang cukup untuk dijadikan pedoman
dalam pengembangan tema
2. Kendala yang kedua adalah pada saat produksi, lensa kamera tidak
berfungsi maksimal karena kotor dan berjamur, dan
menghasilkan gambar yang tidak bagus. Penulis menemukan
solusinya dengan melakukan retake pengambilan gambar dan
meminjam lensa kamera kepada salah satu anggota komunitas
yang mempunyai lensa kamera dengan kondisi yang bagus untuk
menjaga kualitas gambar.
3. Kendala yang ketiga adalah keterbatasan dalam komunikasi
menggunakan bahasa sunda menjadi kendala yang cukup sulit.
24
4. Dimana hanya ada dua orang dari tim yang dapat menguasai
bahasa sunda. Solusinya dua orang ini harus menjadi penterjemah
dalam setiap obrolan dengan masyarakat maupun narasumber
yang ada.
5. Konsep yang dibuat penulis untuk menyampaikan kepada khalyak
bahwa ada sebuah alat musik tradisional yang mempunyai suara
yang unik yang diciptakan bukan untuk sekala produksi oleh
sebuah komunitas yang bernama kampung konser, dan komunitas
ini tetap menjaga dan melestarika kesenian dan budaya tradisional
hingga saat ini. Maka penulis memberikan sisi keunikan yang
membuat penonton tertarik.
6. Kendala pada editing juga cukup rumit, karena banyaknya stok
gambar yang diambil dan bingung memilihnya. Solusinya gambar
harus dipilih bedasarkan alur cerita yang sudah dibuat ditreatment
naskah. Selain itu kendala selanjutnya editor mengedit dengan
laptop, membutuhkan waktu yang lama sesuai dengan jadwal
yang sudah ditentukan untuk memberikan kenyamanan waktu
untuk editor dalam mengembangkan idenya
25
LEMBAR KERJA PRODUSER
1. Working Schedule
2. Breakdown Budgeting
3. Shooting Schedule
4. Equipment List
26
WORKING SCHDULE
Judul : Belentung Jatitujuh Penulis Naskah : Eva Nurhikmah
Produser : Prasetio.Muhibuddin Penata Kamera : Thomas Raga
Sutradara : Muhamad Viqhi Aoubby Editor : Sumedi
Tabel III.1
No
Tahap
Aktivitas
Target Per Minggu
April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
Pra
Pro
du
ksi
Pembentukan Kelompok √
2 Penemuan Ide √
3 Pengembangan gagasan √
27
4
Pra
Pro
du
ksi
Riset Data √
5 Pengajuan Tema Kepada
Dosen √
6 Pengembangan Konsep √
7 Riset Lokasi √
8 Pembuatan Proposal dan
Desain Produksi √
9 Pengajuan Proposal dan
Desain Produksi √
10
Pro
du
ksi
Persiapan Shooting √
11 Shooting √
12 Evaluasi Produksi √
13
Pasc
a
Pro
du
ksi
Editing √ √ √ √
14 Penyelesaian Laporan
Produksi √ √ √
28
Breakdown Budgeting
Judul : Belentung Jatitujuh Penulis Naskah: Eva Nurhikmah
Produser : Prasetio.Muhibuddin Penata Kamera: Thomas Raga
Sutradara : Muhamad Viqhi Aoubby Editor : Sumedi
TABEL III.2
No
Item
Unit
Rate
Amount
Notes
Pra Produksi
1 Print 30 Rp.50.000 Rp.48.400
2 Transportasi
Riset
1 Rp.100.000 Rp.100.000 Pulang-
Pergi
3 Perijinan
Lokasi
Rp.1.000.000 Rp.1.000.000
4 Penginapan
Riset
1 Rp.200.000 Rp.200.000
5 Konsumsi 5 Rp.50.000 Rp.250.000 5 Hari
Jumlah
Rp.1.598.400
29
Produksi
6 Sewa Kamera
Sony Nex
VG- 900
1
Rp.400.000 x 6
Rp.2.400.000
7 Sewa Clip On
Sennheiser G3
2
Rp.100.000 x 5
Rp.1.000.000
8 Sewa Boom
Mic Set
Sennheiser
1
Rp.150.000 x 5
Rp.750.000
9 Sewa
Monopot
1
Rp.50.000 x 5
Rp.250.000
10
Sewa Tripot
1
Rp.40.000 x 5
Rp.400.000
11
Transportasi
Rp.700.000
Rp.700.000
12
Sewa Lighting
2
Rp.204.000 x 5
Rp.1.020.000
30
13 Sewa Slider 1 Rp.50.000 x 5 Rp.250.000
14
Konsumsi
5
Rp.900.000
Rp.900.000
15
Penginapan
1
Rp.300.000
Rp.300.000
Jumlah
Rp.7.970.000
31
Pasca Produksi
16
Beli kertas
1
Rp.60.000
Rp.60.000
17
Hardcover
dan Fotocopy
1
Rp.300.000
Rp.300.000
Total Produksi
1 Pra Produksi Rp.1.598.400
2 Produksi Rp.7.970.000
3 Pasca Produksi Rp.360.000
Jumlah Rp.9.928.400
32
SHOOTING SCHEDULE
Judul : Belentung Jatitujuh Penulis Naskah: Eva Nurhikmah
Produser : Prasetio.Muhibuddin Penata Kamera: Thomas Raga
Sutradara : Muhamad Viqhi Aoubby Editor : Sumedi
TABEL III.3
No Hari dan Tanggal Waktu Pelaksanaan Kegiatan
1
Sabtu, 2 Juni
2018
08.00 - 09.00 Persiapan Shooting
2 09.00 – 15.00 Pengambilan
Peralatan Shooting
3 15.00 – 21.00 Berangkat Menuju
Penginapan
4 21.00 – 05.00 Istirahat
5
Minggu, 3 Juni
2018
06.00 Tim Berkumpul
6 07.00 – 09.00 Perjalanan Menuju
Lokasi
7 09.00 – 10.00 Bertemu dengan
Narasumber
8 10.00 – 12.00 Memberi
Pengarahan
Kepada Narsum
9 12.00 – 13.00 Break
33
10 13.00 – 17.00 Pengambilan
Gambar
11 17.00 – 19.00 ISHOMA
12 19.00 – 21.00 Perjalanan Menuju
Penginapan
13 21.00 – 22.00 Cek List Peralatan
14 22.00 – 05.00 Istirahat
15
Senin, 4 Juni 2018
07.00 Tim Berkumpul
16 07.00 – 09.00 Pengambilan
Gambar
17 09.00 – 12.00 Wawancara Kepala
dinas Pariwisata
dan Budaya
18 12.00 – 13.00 Sholat dan Istirahat
19 13.00 – 16.00 Pengambilan
Gambar
20 16.00 – 05.00 Istirahat
21
Selasa, 5 juni 2018
07.00 Tim Berkumpul
22 07.00 – 09.00 Perjalanan Menuju
Lokasi Komunitas
Kampung Konser
23 09.00 – 12.00 Pengambilan
Gambar
34
24 12.00 – 13.00 Istirahat dan Sholat
25 13.00 – 17.00 Wawancara
Narasumber
26 17.00 – 18.00 ISHOMA
27 18.00 – 05.00 Perjalanan Menuju
Penginapan dan
Istirahat
28
Rabu, 6 juni 2018
07.00 Tim Berkumpul
29 07.00 – 09.00 Perjalanan Menuju
Lokasi Komunitas
Kampung Konser
30 09.00 – 12.00 Wawancara
Narasumber
31 12.00 – 13.00 Istirahat dan Sholat
32 13.00 – 17.00 Pengambilan Stock
Shoot
33 18.00 – 19.00 ISHOMA
34 19.00 – 20.00 Cheklis Peralatan
Dan Persiapan
Pulang Ke
Penginapan
35 20.00 - 22.00 Perjalanan Pulang
Kepenginapan
36 22.00 Sampai di
Penginapan
37 22.00 – 01.00 Review Gambar
35
38 01.00 – 06.00 Istirahat
39
Kamis, 7 Juni
2018
07.00 Tim Berkumpul
40 07.00 Cek Alat
41 08.00 Review Gambar
42 09.00 Memindahkan Data
Shooting
43 10.00 Mandi dan
Persiapan Pulang
44 10.00 Perjalanan Menuju
Tempat
Pengembalian Alat
36
EQUIPMENT LIST
Judul : Belentung Jatitujuh Penulis Naskah : Eva Nurhikmah
Produser : Prasetio.Muhibuddin Penata Kamera : Thomas Raga
Sutradara : Muhamad Viqhi Aoubby Editor : Sumedi
TABEL III.4
No
Nama
Seri
Jumlah
Keterangan
1
Kamera
Sony Nex – VG
900
1
Sewa
2 Clip on Senheiser 2 Sewa
3 Boom- Mic Set Senheiser 1 Sewa
4 Zoom- Mic Full
Aksesoris
H6N 1 Sewa
5 Monopot Yungteng 1 Sewa
6 Tripot Velbone 1 Sewa
7 Slider ATTanta Slider
SL – A60
1 Sewa
8 Laptop Asus 2 Milik Sendiri
9 Laptop Acer 1 Milik Sendiri
10 Laptop Hp 1 Milik Sendiri
11 Notebook Acer 1 Milik Sendiri
12 Flash Disk King’s Stone 2 Milik Sendiri
37
1.2 Proses kerja Sutradara
Menurut DJ. Nawi (2013:2) sutradara seseorang yang mempunyai kemampuan
wawasan, kreatifitas, imajinasi, interpretasi, inovasi, analisa, keterampilan
dalam berkarya.
Menurut Naratama (2013:5) Sutradara adalah sebutan bagi seseorang yang
mempunyai profesi menyutradarai program acara televise baik untuk Drama
maupun Nondrama, dalam produksi single ataupun multi-camera.
Menurut DJ. Nawi (2013:2:3) Sutradara harus mempunyai sikap menerima,
mengerti, memahami, mampu obyektif, menganalisa, berfikir positif, memiliki
gagasan, motivasi, moralitas, mencintai Tuhan, alam, dan sesame manusia.
Dan yang paling penting sebagai sutradara adalah memiliki sikap professional,
semua itu butuh waktu dan ketekunan tentunya, dalam arti lain dia membutuhkan
proses panjang –jam terbang. Jadi penulis simpulkan bahwa seorang sutradara
harus mempunyai pengalaman atau –jam terbang yang banyak, selain itu peran
dan tanggung jawab seorang sutradara yang berpengaruh besar untuk semua
profesi atau crew yang ada.
1.2.1 Pra Produksi
Menurut DJ. Nawi (2013:5) Sutradara adalah komunikator dalam membantu
penampilan pemeran melalui aktifitas kamera untuk disampaikan kepada
penonton.
Begitu pula penulis ingin membuat film dokumenter yang bisa memberikan
informasi yang bermanfaat bagi penonton. Ini mutlak! Dan
38
ini harus dapat meyakinkan, dan mengendalikan pikiran serta perasaan penonton.
Penulis mengangkat Belentung Jati Tujuh.
Penulis menyajikan dokumenter mengenai alat musik belentung yang diciptakan
oleh komunitas kampung konser yang terletak di jati tujuh kota Majakalengka
Jawa Barat, Alat musik ini terinsprirasi dari suara hewan(kodok). Belentung
menurut KBBI itu adalah sejenis kodok yang berukuran kecil tetapi memiliki
suara yang besar
Namun sebelum produksi syuting penulis melakukan riset untuk mengetahui
tentang keseharian komunitas kampung konser dan mencari tahu apa saja yang
dilakukan sehari hari di komunitas kampung konser.
Menurut DJ. Nawi (2013:6) banyak factor-faktor dan elemen-elemen teknis yang
perlu dipahami seorang sutradarra TV dalam berkarir, selain niat dan konsisten
pada profesi. Tekad untuk menjadi seorang komunikator yang berhasil dan baik
serta meyakinkan antara karya audio-visual yang disuguhkannya dengan penonton
dirumah bias dimulai dari sini :
1. Menemukan ide gagasan
Dalam tahap ini penulis saling bekerjasama dalam membahas sebuah hal atau
permasalahan untuk mendapatnya ide yang sesuai.
2. Menemukan film statement
Semua tim membahas film statement yang akan menjadi pedoman dalam
penelitian dan produksi.
39
3. Membuat struktur alur film
Sutradara dan penulis naskah membuat struktur alur film sehingga pada saat
meneliti atau riset semua tim tahu pembahasan yang mana saja yang harus
didalami dan harus dihindari
4. Penelitian atau Riset
Ini adalah tahap terpenting dalam pra produksi, hasil penelitian atau riset
mempengaruhi isi film itu sendiri karena struktur yang telah dibuat akan di ui
kebenarannya dan perkembangan-perkembangan materi akan muncul akibat
penelitian atau riset.
5. Riset visual dan fixing
Ditahap paling akhir sebelum produksi penulis harus memastikan semua rencana-
rencana shoot yang akan diambil bias di realisasikan melalui visual dan video.
1.2.2 Produksi
Singkatnya waktu yang penulis dapatkan dari pra produksi hingga produksi maka
penulis tidak menutup kemungkinan bahwa akan ada banyak tambahan data pada
saat produksi yang muncul secara spontan baik berbentuk data ataupun secara
visual (gambar).
Ada beberapa tahapan produksi yang penulis lakukan, yaitu :
1. Menyiapkan pertanyaan narasumber
Sebelum jalan produksi, sutradara dan naskah harus terlebih dahulu membuat
pertanyaan untuk narasumber. Menyiapkan outline naskah Sebelum jalan
produksi sutradara harus terlebih dahulu menyiapkan outline naskah untuk
panduan pada saat produksi.
40
2. Konfirmasi dengan crew lain
Berkomunikasi dengan naskah dan cameramen tentang cerita dan pengambilan
gambar yang dibutuhkan.
3. Konfirmasi dengan narasumber
Berkomunikasi dengan narasumber pada saat wawancara dan gambar apa saja
yang dibutuhkan.
1.2.3 Pasca produksi
Setelah kegiatan shooting benar-benar sudah selesai masuk ke tahap pasca
produksi, sebelum masuk ke tahap editing, penulis bersama tim terlebih dahulu
melakukan review gambar, mencocokan gambar dengan outline yang sudah
dibuat sebelum shooting.
Jika ada penambahan gambar sutradara harus memutuskan apakah penambahan
gambar tersebut akan dimasukan ke dalam film atau tidak, jika akan dimasukan
kedalam film sutradara harus mengkonfirmasi dengan penulis naskah untuk
penempatan penambahan tersebut, agar tidak melebar dari alur yang sudah dibuat.
Dalam tahap editing, editor, sutradara, serta penulis naskah berkerjasama
menyusun cerita sesuai dengan alur yang telah dibuat, serta penambahan-
penambahan gambar yang lainnya yang mungkin bias merubah alur cerita yang
telah dibuat sebelumnya, asalkan tidak melebar dari alur yang sudah kita rekam
dilapangan menjadi sebuah alur dengan cerita nilainya yg kompleks.
41
3.2.4 Peran dan Tanggung Jawab Sutradara
Menurut Naratama (2013:28) ada beberapa peran tanggung jawab seorang
sutradara, yaitu :
1. Sutradara sebagai pemimpin
Jiwa kepemimpinan, itulah modal utama seorang sutradara. Tanpa
leadership anda tidak pernah bias menciptakan karya seni sesuai yang anda
inginkan. Anda tidak perlu menjadi keras, tetapi anda perlu menjadi tegas.
2. Sutradara sebagai seniman
Sebagai director yang bertanggung jawab terhadap karya akhir tayangan
visual, seorang sutradara dituntut untuk menjadi seniman yang mempunyai cita
rasa tinggi tentang suatu nilai kesenian dan kebudayaan. Disinilah anda perlu
mempunyai pemahaman atas estetika dasar terhadap seni rupa merupakan
kebutuhan utama, selain wawasan dan pengetahuan secara umum.
3. Sutradara sebagai pengamat program dan pemasaran televise
Kalau sebelumnya anda sudah menjadi seorang seniman dengan imajinasi
tanpa batas maka selanjutnya anda harus berperan menjadi seorang pengamat
pemasaran televise yang jutru harus membatasi diri. Disinilah uniknya menjadi
sutradara televise. Anda tidak hanya di tuntut untuk berkreasi, tetapi anda juga
dituntut untuk menjadi pengamat yang mengerti kondisi dan kebutuhan dari
stasiun televisi, sponsor, dan penonton.
4. Sutradara sebagai penasehat teknik
42
Minimal sang sutradara harus tahu benar perbedaan jenis-jenis lensa. Termasuk
kekuatan dan kelemahannya. Kemudian sutradara pun harus menyelesaikan
dengan kebutuhan gambar, lokasi syuting, bentuk set artistic panggung, dan
penempatan posisi kamera. Semuanya harus masuk dalam analisis kreatif sang
sutradara sebelum mengambil keputusan. Jadi intinya seorang sutradara
bertanggung jawab atas program acara yang ia buat sehingga dapat sesuai dengan
scenario atau naskah yang telah dibuat.
3.2.5 Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Berawal mula dari mencari sebuah ide gagasan, penulis bersama tim melakukan
diskusi untuk memunculkan sebuah ide dan tema yang diambil ataupum sesuatu
yang dianggap unik yang diangkat menjadi sebuah film documenter.
Dan akhirnya penulis beserta tim mendapatkan ide untuk mengangkat unsur
komunitas yang menciptakan alat musik yang bernama belentung yang
mengandung banyak filosofi didalamnya. alat ini musik ini sudah banyak
mengikuti banyak festival seperti dibali dan ditempat- tempat lainnya.
b. Konsep Produksi
Saat poses produksi, sekecil apapun kesalaham saat produksi tetap akan menjadi
kesalahan fatal bagi satu tim. Baik dari persiapan cek peralatan shooting,
mengatur schedule wawancara untuk narasumber,
43
hingga persiapan lokasi mulai dari setting kamera, pengantisipasian noise suara,
hingga obyek maupun subyek yang masuk. Semuanya sebisa mungkin harus
direncakanan dan dipersiapkan saat produksi agar mempermudah saat berjalannya
produksi.
c. Konsep Teknis
Penulis dan tim hanya menggunakan satu kamera, clip on dan boom mic untuk
menjalankan proses shooting, dan ini harus dilakukan saat proses shooting
berjalan hingga selesai.
3.2.6 Kendala produksi dan solusinya
Saat produksi berlangsung banyak kendala yang dihadapi oleh tim, kendala yang
dialami antara lain, kami tidak memperhatikan bahwa lensa yang kami sewa
tesebut adalah lensa fix, dan kami membutuhkan lensa kamera. Noise suara pada
saat merekam suara alat musik yang dimainkan,contras yang terang, dan
sebagainya. Peralatan tempur untuk mengedit hanya menggunakan laptop,
memory laptop tidak mencukupi, solusi nya adalah jika kita dalam bahaya tetap
berfikir posisif dan yakin dengan niat dan tekad yang kuad sesame tim sehingga
itu yang membuat kita berfikir ketika kendala datang jika terus menerus
dipikirkan tidak akan selesai
44
LEMBAR KERJA Sutradara
1. Konsep Penyutradaraan
2. Outline Director
3. Director Treatment
45
. KONSEP PENYUTRADARAAN
Menurut DJ. Nawi (2013:119) Program TV anda akan diterima dengan
jelas apabila penonton mengenal, menerima dan mengakui apa yang dilihat di
layar TV.
Penulis cenderung lebih mendekati bentuk direct cinema dan cinema veriete yang
lebih cederung menunggu momen dan memunculkan momen yang dibutuhkan
untuk direkam. Berikut adalah bentuk-bentuk film dokumenter :
1. Expository
Bentuk dokumenter ini menampilkan pesan kepada penonton langsung melalui
presenter atau narasi berupa teks maupun suara. Kedua media tersebut berbicara
sebagai orang ketiga kepada penonton (ada kesadaran bahwa mereka sedang
berhadapan dengan penonton).
2. Direct cinema observational
Pendekatan observasi utamanya merekam kejadian secara spontan dan natural. Itu
sebabnya aliran ini menekankan kegiatan shooting yang informal, tanpa lampu
khusus dan hal-hal yang telah direncanakan sebelumnya.
46
3. Cinema verite
Berbeda dengan direct cinema yang jenderung menunggu krisis terjadi, kalangan
cinema verite justru melakukan intervensi dan menggunakan kamera sebagai alat
pemicu untuk memunculkan krisis. Kalangan cinema verite berpendapat bahwa
kehadiran pembuat film dan kemare, walaupun sudah diusahakan tidak dominan,
aan mempengaruhi keseharian subyek.
Penulis memilih tidak menggunakan suara dan lebih memilih subyek yang
menjelaskan setiap kejadian pada gambar, oleh karena itu pada saat produksi ada
beberapa arahan yang penulis berikan kepada subyek agar wawancara dengan
subyek dapat beriringan dengan gambar dan penulis ambil terlebih dahulu, jadi
pada intinya penulis ingin membuat film dokumenter yang informative penjelasan
langsung dari subyek atau gambar.
47
Outline Director
Production company : Tombak Production Produser : Prasetio.Muhibuddin
Project Tittle : Belentung Jatitujuh Sutradara : M. Viqhi. Aoubby
Durasi : 15 Menit Penulis Naskah : Eva. Nurhikmah
Penata Kamera : Thomas Raga Editor : Sumedi
No Video Audio
1. Peta dari Jakarta menuju
Majalengka tempat
komunitas berada
Musik
2. Timelapse awan No audio
3. Ikon majalengka Musik by komunitas
4. Tugu kota Majalengka Musik by komunitas
5. Establish warga sekitar
komunitas
Musik by komunitas
6. Wawancara Uwa Kijoen
selaku pencetus komunitas
konser kampung
Menjelaskan tentang
komunitas dan pendiri
komunitas ini dan
menjelaskan alat musik
belentung
48
7. Warga melewati jembatan
yang biasa dilewati anak
anak komunitas menuju
lokasi tempat biasa mereka
berkumpul
Musik by komunitas
8. Wawancara Uwa Kijoen Menceritakan dulu
bagaimana pembagian
honor
9. Aksesoris yang bergantung
didepan rumah
Masih Uwa
menjelaskan tentang
komunitas
10. Bagian luar rumah
komunitas
Voice Uwa Kijoen
11. Bagian dalam rumah
komunitas
Memperjelas bahwa
Uwa Kijoen adalah
salah satu orang yang
melahirkan komunitas
ini
12. Komunitas dan Uwa Kijoen
melantunkan puisi diiringi
alat musik yang dimainkan
Suara musik dan
burung
49
13. 3 alat musik belemtung Menjelaskan belentung
lebih dalam
14. Anggota komunitas konser
kampung memainkan alat
musik di sawah
Musik by komunitas
15. Alat musik Musik by komunitas
16. Wawancara pak subita selaku
pembuat alat musik
Penjelasan alat musik
belentung
17. Shot alat – alat musik yang
ada di dalam ruangan
komunitas
Penjelasan pak subita
18. Shot belentung dari yang
paling besar sampai yang
paling kecil
Penjelasan pak subita
19. Tabung alat musik belentung Penjelasan pak subita
20. Lambang yang ada di ujung
alat musik belentung
Penjeasan belentung
21. Pak subita menjelaskan
bahan dari belentung
Suara penjelasan pak
subita
50
22. Bambu(awak) yang sudah
dipilih dan akan disiapkan
untuk proses pembuatan
Suara penjelasan pak
subita
23. Anggota komunitas
memotong bambu(awak) yang
sudah dipilih dan bebas dari
serangga
Suara Natural
24. Setelah di potong bambu
diamplas sampai halus
Suara Natural
25. Menandai catang untuk di
tempelkan ke awak (tabung
bambu)
Suara Natural
26. Catang di potong
menggunakan golok
mencocokan dengan
awak(tabung bambu)
Suara Natural
27. Dikikiskan catang yang masih
terlihat besar agar dicocokkan
ke awak (bambu)
Suara Natural
51
28. Memotong kulit disesuaikan
dengan awak (tabung bambu)
Suara Natural
29. Menempelkan kancing dengan
kulit yang sudah disesuaikan
Suara Natural
30. Menempelkan alis ke
awak(tabung bambu)
Suara Natural
31. Membuat paseuk yang
berguna untuk mengaitkan
antara catang dan awak
Suara Natural
32. Memasang arnal ( tusuk
konde )
Suara Natural
33. Pak subita memainkan
belentung yang sudah dibuat
Musik by komunitas
34. Penjelasan pak subita tentang
perbedaan gitar dan belentung
Suara pak Subita
35. Shot lambang yang ada di
belentung
Suara Natural
52
36. Pak subita memainkan
belentung
Suara belentung
37. Pak subita menjelaskan
tentang filosofi belentung
Suara Natural
38. Harapan pak subita untuk
komunitas konser kampung
Suara Natural
39. Komunitas kampung konser
memainkan alat musik
belentung bersamaan
Musik by komunitas
40. Dinas pariwisata kota
Majalengka menjelaskan
tentang keberadaan
komunitas kampung konser
Suara Natural
41. Warga yang mengetahui
tentang komunitas konser
kampung
Suara Natural
53
DIRECTOR TREATMENT
Production company : Tombak Production Produser : Prasetio.Muhibuddin
Project Tittle : Belentung Jatitujuh Sutradara : M. Viqhi. Aoubby
Durasi : 15 Menit Penulis Naskah : Eva. Nurhikmah
Penata Kamera : Thomas Raga Editor : Sumedi
No.
Shot
Visual
Direction
Audio
Ket.
Durasi Shot Move angle
SEGMEN 1
1 1 LS STILL EYE
LEVEL
Time lapse
awan
Musik by
komunitas
Perpindahan
cepat dari
awan gelap
ke terang
5
detik
2 LS STILL EYE
LEVEL
Ikon kota
majalengka
(IKAN)
Musik by
komunitas
gambar
ikon kota
majalengka
dengan
musik dari
komunitas
5
detik
3 LS STILL EYE
LEVEL
Tulisan
kota
Majalengka
Musik by
komunitas
TUGU
5
detik
4 LS STILL EYE
LEVEL
Ikon kota
majalengka
(TUGU)
Musik by
komunitas
TUGU
5
detik
54
5 LS STILL EYE
LEVEL
Ikon kota
majalengk
a
(TUGU)
Musik by
komunita
s
Sawah
sawah
kampong
majalengk
a
10
detik
6 LS STILL EYE
LEVEL
Establish
warga
Musik by
komunita
s
Warga
menyebran
g jembatan
10
detik
7 LS STILL EYE
LEVEL
Establish
warga
Musik by
komunita
s
Warga
menyebran
g jembatan
10
detik
8 LS STILL EYE
LEVEL
Shot warga
sekita desa
jatitujuh
Musik by
komunita
s
Aktivitas
warga desa
jatitujuh
5
detik
9 LS STILL EYE
LEVEL
Establish
warga
Musik by
komunita
s
Warga
menyebran
g jembatan
10
detik
10 Panning Move EYE
LEVEL
Rumah
komunitas
konser
kampung
Music by
komunita
s
Keadaan
depan
rumah
5
detik
55
11 MS STIL
L
EYE
LEVE
L
Wawancar
a pendiri
yayasan
Natural Wawancara
narasumber
1
12 Pannin
g
Move EYE
LEVE
L
Rumah
komunitas
konser
kampung
Natural Keadaan
depan
rumah
13 Pannin
g
Move EYE
LEVE
L
Rumah
komunitas
konser
kampung
Natural Keadaan
depan
rumah
14 pannin
g
move EYE
LEVE
L
Shot dalam
yayasan
Natural Keadaan
dalam
rumah
15 MCU STIL
L
EYE
LEVE
L
Foto foto
jaman dulu
natural Foto jaman
dulu
16 MS STIL
L
EYE
LEVE
L
Lantunan
puisi
diiringi alat
musik
belentung
natural Puisi yang
diiringi
musik
56
17 MCU STILL EYE
LEVEL
Shot kodok Natural Kodok
18 MCU STILL HIGH
LEVEL
Shot kodok Natural Kodok
19 MS STILL EYE
LEVEL
Shot Alat
alat musik
Natural Penjelasan
tentang alat
musik
20 MS STILL EYE
LEVEL
Shot alat
musik
belentung
Natural Penjelasan
tentang alat
musik
21 Panning move EYE
LEVEL
Shot
Bambu
bambu
Natural Bambu
pilihan yang
akan dibuat
untuk
belentung
22 MS STILL EYE
LEVEL
Shot ketua
komunitas
Natural Penjelasan
tentang alat
musik
belentung
57
SEGMENT 2
2 23 LS STILL EYE
LEVEL
Bermain
alat musik
1 group
Musik
by
komunit
as
Shot satu
group
bermain alat
musik
24 MCU STILL EYE
LEVEL
Wawancara
pembuat
alat musik
Natural Shot
pembuat alat
musik
25 TILL
UP
MOV
E
EYE
LEVEL
Shot alat
musik
belentung
Natural Shot alat
musik
26 MS STILL EYE
LEVEL
Shot
bambu
Natural Shot bambu
pilihan yang
akan
dijadikan lat
musik
27 MLS STILL EYE
LEVEL
Shot
pembuatan
alat musik
Natural Pemotongan
bambu
58
28 MS STILL EYE
LEVEL
Shot
pembuatan
alat musik
Natural Mengamplas
bambu
29 CU STILL EYE
LEVEL
Shot
pembuatan
alat musik
Natural Mengamplas
bambu
30 MS STILL EYE
LEVEL
Shot
pembuatan
alat musik
Natural +
Music by
komunitas
Mengukur
catang
penekuk
31 CU STILL EYE
LEVEL
Shot
pembuatan
alat musik
Natural +
Music by
komunitas
Mengukur
catang
penekuk
32 MS STILL EYE
LEVEL
Shot
pembuatan
alat musik
Natural +
Music by
komunitas
Motongan
bambu
catang pada
belentung
33 CU STILL EYE
LEVEL
Shot
pembuatan
alat musik
Natural +
Music by
komunitas
Motongan
bambu
catang pada
belentung
59
34 MS STILL EYE
LEVEL
Shot
pembuatan
alat musik
Natural +
Music by
komunitas
Memasang
catang
penekuk ke
catang
belentung
35 MS STILL EYE
LEVEL
Shot
pembuatan
alat musik
Natural +
Music by
komunitas
Mengelem
catang pada
pembuatan
belentung
36 MS STILL EYE
LEVEL
Shot
pembuatan
alat musik
Natural +
Music by
komunitas
Detail alat
musik
37 MS STILL EYE
LEVEL
Shot
pembuatan
alat musik
Natural +
Music by
komunitas
Pemasangan
paseuk pada
belentung
38 CU STILL EYE
LEVEL
Shot
pembuatan
alat musik
Natural +
Music by
komunitas
Pemasangan
paseuk pada
belentung
60
39 MS STILL EYE
LEVEL
Shot
pembuatan
alat musik
Natural +
Music by
komunitas
Pemasangan
arnal pada
belentung
40 MS STILL EYE
LEVEL
Shot
memainkan
alat musik
Music by
komunitas
Memainkan
alat musik
yang sudah
selesai
dibuat
41 MS STILL EYE
LEVEL
Shot
tabung
(awak)
pada
belentung
Natural Detail alat
musik
42 Panning move EYE
LEVEL
Shot
tabung
(awak)
pada
belentung
Natural Detail alat
musik
43 CU STILL EYE
LEVEL
Shot
paseuk
pada
belentung
Natural Detail alat
musik
61
44 CU STILL EYE
LEVEL
Shot alis
pada
belentung
Natural Detail alat
musik
45 CU STILL EYE
LEVEL
Shot catang
pada
belentung
Natural Detail alat
musik
46 CU STILL EYE
LEVEL
Shot arnal
(tusuk
konde)
pada
belentung
Natural Detail alat
musik
47 CU STILL EYE
LEVEL
Shot
gelung
(motif khas
Cirebon)
pada
belentung
Natural Detail alat
musik
62
48 CU STILL EYE
LEVEL
Shoot kulit
dan
kancing
pada
belentung
Natural Detail alat
musik
49 MS STILL EYE
LEVEL
3 alat
musik
belentung
Natural Detail alat
musik
50 MS STILL EYE
LEVEL
Wawancara
pembuat
alat musik
belentung
Natural Harapan
kedepan
untuk
komunitas
konser
kampung
SEGMEN 3
51 MLS STILL EYE
LEVEL
Shot
komunitas
Musik by
komunitas
Komunitas
sedang
memainkan
alat musik
bersamaan
63
52 LS STILL EYE
LEVEL
Shot luar
gedung
Musik by
komunitas
jalan
menuju
gedung
dinas
pariwisata
53 CU STILL EYE
LEVEL
Shot papan
tulisan
gedung
dinas
pariwisata
Musik by
komunitas
Tulisan
dinas
pariwisata
kota
Majalengka
54 LS STILL EYE
LEVEL
Shot tulisan
dinas
pariwisata
Musik by
komunitas
Tulisan
dinas
pariwisata
kota
majalengka
55 MS STILL EYE
LEVEL
Wawancara
kepala
Dinas
Pariwisata
Natural Narasumber
3
64
56 CU STILL EYE
LEVEL
Shot foto Natural Foto
penghargaan
untuk
komunitas
konser
kampung
57 LS STILL EYE
LEVEL
Shot
bandara
Natural Bandara
yang ada di
kabupaten
Majalengka
58 LS STILL EYE
LEVEL
Establish
jalan tol
Kertajati
Musik by
komunitas
Jalan tol
menuju kota
Majalengka
59 MLS STILL EYE
LEVEL
Establish
warga
Natural kegiatan
warga di
bantaran kali
60 MS STILL EYE
LEVEL
Wawancara
warga
Natural Narasumber
4
65
61 MLS STILL EYE
LEVEL
Establish
warga
Natural Kegiatan
warga sekitar
desa jatitujuh
62 LS STILL EYE
LEVEL
Shot rumah
warga
Natural Mengambil
kegiatan
warga
dirumahnya
63 MLS STILL EYE
LEVEL
Shot
kominitas
Musik by
komunitas
Komunitas
memainkan
alat musik
bersama
sama
66
Sumber dan Pertanyaan
(Berisi narasumber yang akan ditanyai serta garis besar pertanyaanya)
1. Uwak kijoen selaku pendiri komunitas
Bagaimana proses berdirinya komunitas konser kampung?
Kenapa komunitas ini dinamakan konser kampung?
Kegiatan apa saja yang di lakukan sehari-hari di komunitas konser
kampung ini?
Apa dukungan dinas pariwisata terhadap komunitas konser
kampung ini ?
Apa harapan kedepan untuk komunitas konser kampung?
2. Bapak H. Gatot Sulaeman,A.P .,M.SI selaku Ketua Dinas Pariwisata
Apa Dinas Pariwisatamengetahui keberadaan komunitas konser
kampung jatitujuh?
Apa pendapat sebagai Dinas Pariwisata tentang konser kampung
jatitujuh?
Bagaimana dukungan dari Dinas Pariwisata terhadap konser
kampung jatitujuh?
Pesan yang ingin di sampaikan untuk komunitas konser kampung?
Harapan kedepannya Dinas Pariwisata untuk komunitas konser
kampung?
67
3. Bapak Subita selaku pembuat alat musik Belentung
Apa tujuan dari komunitas menciptakan alat musik yang bernama
Belentung?
Bagaimana proses pembuatannya dan bahan bakunya apa saja?
Perbedaan dari alat musik Belentung dengan alat musik lainnya?
Apa hambatan dalam proses pembuatan alat musik belentung?
4. Bapak Iwan Sapawei selaku warga setempat
Apa tanggapan masyarakat tentang adanya komunitas konser
kampung?
Harapan masyarakat kedepannya untuk konser kampung?
Visual
1. Time lapse awan
2. Ikon kota majalengka ( IKAN )
3. Ikon kota majalengka ( TUGU )
4. Alun alun Kota Majalengka
5. Tulisan kota Majalengka
6. Rumah yayasan Kampung Konser
7. Aktifitas warga Desa Jatitujuh
8. Penjelasan dari pembuat alat musik Belentung
68
9. Proses pembuatan alat musik Belentung
10. Memainkan alat musik di sawah
11. Wawancara kepala Dinas Pariwisata
12. Establish kantor Dinas Pariwisata kota Majalengka
13. Establish warga desa jatitujuh
14. Wawancara warga desa jatitujuh
15. Memainkan alat musik di yayasan Kampung konser
69
3.3 Proses Kerja Penulis Naskah
Menurut Supriyadi dkk (2014:49,51-53) Penulis naskah adalah orang yang
bertanggung jawab pada pembuatan naskah, data riset, dan sekaligus berperan
sebagai reporter juga. Untuk membuat naskah documenter, memiliki tahapan-
tahapan yakni : penyusunan data/riset/observasi pada subjek, penulis TOR (term
of reference), penulis sinopsis, penulis treatment, dan penulisan naskah itu
sendiri. Dalam naskah dokumenter ada tiga elemen penting yakni : elemen visual,
elemen audio, serta elemen story/cerita. Naskah dokumenter tidak hanya
merupakan kumpulan kata atau klaimat saja, akan tetapi merupakan komplikasi
konsep elemen-elemen telling story.
Berdasarkan hal diatas, dapat disimpulkan bahwa penulis naskah adalah seseorang
yang bertanggung jawab untuk mengembangkan suatu ide, sehingga dapat
menciptakan suatu acuan yang digunakan saat melakukan produksi dan juga
terlibat langsung sebagai reporter pada saat proses produksi dalam melakukan
wawancara. Hal ini dilakukan bertujuan agar hasil dari program dokumenter dapat
menjadi sebuah cerita yang berkesinambungan dan dapat memberikan informasi
sesuai dengan tujuan awal dokumenter dibuat.
3.3.1 Pra Produksi.
Menurut Supriyadi dkk (2014:14) Dalam pra produksi pembuatan dokumenter
termasuk di dalamnya, pemilihan subyek atau tema, melakukan riset, menentukan
kru, memilih peralatan yang akan digunakan, menentukan metode yang akan
dipakai, serta membuat schedule shooting.
70
program dokumenter kami yang berjudul “Belentung Jatitujuh” telah disetujui
oleh dosen pembimbing, penulis dan tim mulai melakukan riset ke Desa Jatitujuh,
Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat untuk
mengetahui keadaan lokasi dan mengenal narasumber lebih dekat. Riset dilakukan
selama 2 kali. Setelah itu menyiapkan TOR, synopsis dan beberapa pertanyaan-
pertanyaan yang akan diberikan kepada narasumber saat produksi.
3.3.2 Produksi
Sebagai penulis naskah, hal-hal yang penulis lakukan dalam proses produksi yang
dilakukan selama lima hari dari dari tanggal 3 Juni 2018 sampai dengan 7 Juni
2018 adalah melakukan wawancara dengan mengajukan beberapa pertanyaan
yang sudah dibuat dan dipilah kepada narasumber bersama dengan tim.
Proses wawancara dilakukan outdoor dan indoor di lokasi yang ditentukan.
Dengan gaya wawancara yang santai agar narasumber saat memberikan informasi
tidak merasa kaku.
3.3.3 Pasca Produksi
Menurut Supriyadi dkk (2014:63) Ketika proses shooting selesai, maka tahap
selanjutnya yakni editing sebagai bagian dari proses pasca produksi, merupakan
tahapan yang sangat menarik dalam pembuatan documenter.
Dalam tahap ini, penulis selaku penulis naskah membantu editor bersama
sutradara untuk memilih-milih gambar . penulis juga membuat kalimat terjemahan
sebagai pelengkap dalam memahami penggunaan kata-kata daerah saat memberi
tanggapan yang berkaitan dengan peristiwa/kejadian.
71
3.3.4 Peran dan Tanggung Jawab Reporter
Sebagai penulis naskah harus memiliki keahlian dalam melakukan
wawancara dan cara penulisan naskah. Peran penulis yang sekaligus menjadi
reporter dalam pembuatan program dokumenter sangat penting. Karena penulis
naskah memililiki peran sebagai orang yang menjadikan sebuah ide menjadi
bentuk tulisan dan mengembangkannya sehingga bisa dijadikan pedoman tertulis
untuk kru dalam pengambilan gambar.
Adapun tanggung jawab yang dilakukan penulis naskah atau reporter
dalam program dokumenter adalah mencari narasumber yang terlibat langsung
dengan suatu peristiwa atau kejadian, membuat pertanyaan yang akan diberikan
kepada narasumber dan bertanggung jawab mengembangkan ide yang sudah
ditetapkan oleh tim, sehingga dapat menjadi patokan/acuan yang digunakan saat
melakukan produksi. Agar isi cerita yang akan disampaikan kepada penonton
dapat menarik penonton untuk selalu menikmati hasil karya kami.
3.3.5 Proses Penciptaan Karya
Karya yang tercipta berkar goresan dan ide yang tertuang dari seorang penulis
naskah merupakan suatu keindahan apabila dapat terwujud menjadi suatu karya
yang dapat dinikmati oleh khalayak. Membuat sebuah cerita atau ide menjadi
awal dari penciptaan karya. Setelah ide ditentukan, penulis memulai tahap-tahap
selanjutnya yaitu berupa alur dan jalan cerita cerita program ini.
72
a. Konsep Kreatif
Program dokumenter ini mengangkat tema kebudayaan. Sebagai penulis naskah,
penulis membuat alur tentang sebuah alat musik yang unik yang mengandung
instrumen yang mengeluarkan suara berupa suara hewan (kodok).
b. Konsep Produksi
Dalam produksi program dokumenter ini. Penulis yang juga sebagai reporter saat
produksi, memilah kembali pertanyaan yang akan ditanyakan kepada narasumber
guna memberikan informasi yang lebih mendalam dan berhubungan dengan
cerita. Dan juga melakukan wawancara kepada narasumber mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan peristiwa yang terjadi.
c. Konsep Teknis
Sebelum melakukan produksi, penulis melakukan riset bersama dengan tim, dan
setelahnya penulis menyiapkan treatment untuk panduan saat melakukan
pengambilan gambar. Dan penulis juga menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yanga
akan ditanyakan kepada narasumber agar pada saat melakukan produksi penulis
sudah tidak kebingungan lagi masalah pertanyaan yang akan ditanyakan.
3.3.6 Kendala Produksi dan Solusinya
Dalam setiap proses produksi pasti ada kendala yang dihadapi oleh setiap tim,
maka dari itu dibutuhkan solusi yang bijak untuk mengatasi
73
kendala-kendala yang ada . Dan ada beberapa kendala yang penulis dan tim
hadapi saat proses pra produksi hingga pasca produksi, yaitu :
1. Judul konsep yang berubah – ubah. Solusinya membahas satu konsep yang
benar – benar mau di jadiin documenter.
2. Pengucapan narasumber yang menggunakan bahasa sunda. Solusinya
untung ada salah satu kenalan dari tim yang kebetulan mengerti bahasa
sunda.
3. Jarak yang lumayan jauh dari lokasi. Solusinya biar kita semua tidak bolek
balik Jakarta – Majalengka, sebisa mungkin pas produksi semuanya di
maksimalkan.
74
Lembar kerja Penulis Naskah
5. SINOPSIS
6. TOR (Term of Reference)
7. TREATMENT
8. TRANSKRIP WAWANCARA
75
6.3.1 Lembar Kerja Penulis Naskah
Sinopsis Dokumenter
Belentung Jatitujuh
Belentung Jatitujuh adalah sebuah alat musik yang terdiri dari tujuh alat musik
belentung yang terbuat dari bahan bamboo bitung, kata Belentung sendiri diambil
dari nama sebuah katak yang hidup disekitar persawahan di daerah Jatitujuh. Alat
musik belentung masuk ke dalam jenis dawai yang bergetar dengan cara di petik.
Dan semua alat musik ini memiliki karakter suara yang berbeda. Diantaranya
Belentung indung, Belentung bapak, Belentung Panembal Belentung panungtun
Belentung pangrecok dan dan beletok dan musik yang di mainkan belentung dapat
mencakup beberapa genre mulai dari jazz country blues keroncong dan tradisional
beramgkat dari kesederhanaan hidup masing-masing personil berbekal wawasan
audio serta pemahaman aplikasi secara otididak dan berusaha untuk menjadi
kreatif. Keunikan dari Belentung itu sendiri terdapat dari senar yang hanya ada
satu saja, yang berarti Tuhan itu satu.
76
TOR (Term of Reference)
Program Dokumenter
“Belentung Jatitujuh”
Production company : Tombak Production Produser : Prasetio.Muhibuddin
Project Tittle : Belentung Jatitujuh Sutradara : M. Viqhi. Aoubby
Durasi : 15 Menit Penulis Naskah : Eva. Nurhikmah Penata
Kamera : Thomas Raga Editor : Sumedi
Masalah
(Maksud dari documenter tv ini kita membahas tentang alat musik belentung yang
di ciptakan oleh komunitas konser kampung hasil karya yang mengambangkan
alat musik dari bambu dan musik tersebut mengeluarkan instrument suara hewan)
Yang menjadi topik kali ini adalah tentang komunitas konser kampung yang
mengembangkan alat musik Belentung.
Fokus
(Penyudutan masalah pada satu item)
Alat musik yang dibuat oleh komunitas konser kampung.
Angle
(Dari sudut mana kita akan mengetengahkan/membahas tema ini)
Yang dilakukan oleh komunitas ini adalah mereka sering mengadakan
perkumpulan di yayasan komunitas konser kampung
77
Sumber dan Pertanyaan
(Berisi narasumber yang akan ditanyai serta garis besar pertanyaannya)
1. Uwak kijoen selaku pendiri komunitas
Bagaimana proses berdirinya komunitas konser kampung ?
Kenapa komunitas ini dinamakan konser kampung ?
Kegiatan apa saja yang di lakukan sehari-hari di komunitas konser
kampung ?
Apa dukungan Dinas Pariwisata terhadap komunitas konser
kampung ini?
Apa harapan kedepan untuk komunitas konser kampung ?
2. Bapak H. Gatot Sulaeman,A.P.,M.SI selaku Ketua Dinas Pariwisata
Apa Dinas Pariwisata mengetahui keberadaan komunitas konser
kampung Jatitujuh ?
Apa pendapat sebagai Dinas Pariwisata tentang konser kampung
Jatitujuh ?
Bagaimana dukungan dari Dinas Pariwisata terhadap konser
kampung Jatitujuh ?
Pesan yang ingin disampaikan untuk komunitas konser kampung ?
Harapan kedepannya Dinas Pariwisata untuk komunitas konser
kampung ?
78
3. Bapak Subita selaku Pembuat alat musik Belentung
Apa tujuan dari komunitas menciptakan alat musik yang bernama
Belentung ?
Bagaimana proses pembuatannya dan bahan bakunya apa saja ?
Perbedaan dari alat musik Belentung dengan alat musik lainnya?
Apa ada Pilosofi dari alat musik Belentung tersebut ?
Apa hambatan dalam Proses pembuatan alat musik Belentung ?
4. Bapak Iwan Sapawei selaku warga setempat
Apa tangapan Masyarakat tentang adanya komunitas konser
kampung?
Harapan Masyarakat kedepanya untuk konser kampung ?
79
Visual
1. Gambar Peta kota majalengka
2. Time lapse awan
3. Ikon kota majalengka ( Bunderan Munjul)
4. Tulisan kota Majalengka
5. Ikon kota majalengka (TUGU)
6. Aktifitas masyarakat
7. Rumah Yayasan Konser kampung
8. Tulisan Konser kampung
9. Suasana komunitas sedang berkumpul
10. Lukisan di dalam rumah komunitas konser kampung
11. 1 kodok
12. Seniman memainkan alat musik Belentung
13. Anggota Memainkan alat musik ditengah sawah
14. Pembuatan alat musik Belentung
80
Treatment Dokumenter
Belentung Jatitujuh
Segmen 1
1. Establish berbagai macam kegiatan konser kampung.
2. Peta perjalanan dari Jakarta menuju Majalengka.
3. Timelapse langit dan awan.
4. Establish icon kota Majalengka.
5. Establish perkampungan Jatitujuh
6. Establish kegiatan warga Jatitujuh.
7. Establish Konser Kampung.
8. Wawanacara Uwak
a. Sejarah Konser Kampung
Insert gambar :
a. Konser kampung
b. Pembacaan sastra dan nyanyian diiringi alunan musik belentung
c. Establish alat musik belentung
d. Establish pemain alat musik belentung
e. Penampilan para pemain alat musik belentung
Segmen 2
1. Wawancara pembuat alat musik
Insert gambar
a. Establish alat – alat musik
b. Proses pembuatan alat musik belentung
81
c. Memainkan alat musik belentung
Filosofi alat musik belentung
Insert gambar
a. Establish belentung
b. Establish kantor Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten
Majalengka
c. Sekumpulan anggota Konser Kampung memainkan alat musik
belentung
Segmen 3
1. Wawancara Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Majalengka
Insert gambar :
a. Establish kantor Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten
Majalengka
b. Establish Konser Kampung
2. Wawancara Warga
Insert gambar
d. Establish sekumpulan anggota Konser Kampung memainkan alat
musik belentung
a. Establish lukisan
b. Establish tarian
c. Establish Konser Kampung
d. Establish kegiatan warga Jatitujuh.
82
Transkip Wawancara
Production company : Tombak Production Produser : Prasetio.Muhibuddin
Project Tittle : Belentung Jatitujuh Sutradara : M. Viqhi. Aoubby
Durasi : 15 Menit Penulis Naskah : Eva. Nurhikmah
Penata Kamera : Thomas Raga Editor : Sumedi
No
Pertanyaan
Jawaban
1
Cerita sejarahnya konser
kampung
Tahun 80an itu atau sekitar 86an itu
ketika isu pusat daerah perkembangan
dimana-dimana, tak terkecuali Jatitujuh
sebagai daerah yang mengibu kepada
Majalengka, mengibu kepada Bandung,
mnegibu kepada Jakarta juga soal
pusatan daerah. Ee saya ditugaskan
menjadi guru SD disini dan saya
melihat banyak potensi anak-anak
muda di luar tarang taruna mereka juga
banyak berkumpul dan sebagainya.
83
Kemudian saya membuat ee bukan
sanggar sih sebetulnya waktu itu tempat
berkumpul anak-anak aja gitukan.
Selalu kemudian ketika bertemu
ngobrol apa saja kerajinan dan
sebagainya, esok lusa mereka bertanya
“Pak kapan kumpul lagi” saya bilang
tunggulah, tunggu temen – temen kalian
kumpul anak – anak SMA dan
sebagainya. Lama. kelamaan kerinduan
mereka untuk berkumpul makin
kuatkan, dari mulai seminggu sekali,
kemudian dua kali akhirnya tiap hari.
Ee saya melihat sebuah potensi sangat
besar untuk membangun komunitas
karna ketergantungan mereka untuk
bertemu besar. Nah itulah yang saya
anggap modal dasar bagaimana
kemudian, yang kemudian saya sebut
sanggar itu tumbuh. Akhirnya 86 saya
bikin sebuah acara temu penyair atau
festival baca puisilah antar SLTA.
84
Se-Kab Majalengka di Kabupaten
Majalengka agak aneh ketika orang-
orang menganggap kok baca puisi di
festivalkan biasanyakan lomba gitukan.
Kita tidak mempersoal konotasi lomba
atau festival yang jelas anak - anak itu
kumpul. Nah berangkat dari itu
kemudian pemahaman sastra bergulir
pelan – pelan lahirlah teman – teman
yang juga seneng puisi berkumpul
dirumah kemudian ngirim puisi bareng
– bareng keberbagai media di Indonesia
ketika itu yang paling deketkan ke
PR(Pikiran Rakyat) edisi Cirebon
paling deketkan, ya kantor pos atau ya
kita pergi bersama – sama kesana, nah
di muat diskusikan rame – rame. Jadi
cikal bakal Konser Kampung dari
sastrawi tradisi menulis sajak
sebetulnya. Bagaimana kemudian puisi
kita bedah, kita rame – rame bicarakan
kemudian bagi – bagi honor.
85
Ada kepuasan tersendiri ketika,
walaupun honor cuman Rp 8000,-
ketika itu 2 puisi Rp 16.000,- kita
bareng – bareng ngopi, bareng – bareng
ngerokok dan sebagainya. Jadi Konser
Kampung nama itu dibuat sebetulnya
tidak 86 kan tahun 2000. Konser
Kampung berangkat dari puisi, tradisi
menulis puisi kehidupan sastrawi
gitukan seperti itu, jadi ee walaupun
kemudian dirulut kapan sih Konser
Kampung mulai berdiri, saya berani
mengatakan karna saya termasuk orang
yang melahirkan nya ya 26 Juni tahun
1986 ketika tradisi sastra mulai berjalan
di Jatitujuh
86
No
Pertanyaan
Jawaban
2
Dukungan dari Dinas
Pariwisata terhadap Konser
Kampung
Nah ini pasti rumit ini. Bicara
dukungan, mohon maaf ni ya, Uwak
harus bicara runut sekali ya bagaimana
kemudian berkali-kali itu Pemerintah
Kabupaten Majalengka itu gagal
membina komunitas, komunitas
perkesenian. Kalau sanggar mereka
pinter ngebinanya karena sanggarkan
ada timbal baliknya, sanggar main
dapat upah, ee ada “p” buat para
penjabat kebudayaan. Tapi kalo
komunitas apa yang mereka ambil? Gak
bisa, karna kita bergerak terus bukan di
panggung, tapi di pemikiran. Yang
membedakan konser kampung dengan
sanggar itu, kalo konser kampung
bergerak di pemikiran kesenian. bukan
dipraktek keseniannya. Kalopun kami
main musik itu lebih ke aplikasi
bagaimana kegelisahan
87
Bagaimana bunyi yang akan diterapkan,
lebih banyaknya kami bergerak di pilah
pemikiran, bagaimana kesenian akan
berdiri tegak, kesenian merespon
keadaan, kesenian merespon alam dan
sebagainya. Nah, Majalengka berkali-
kali walopun kemudian ada Undang –
Undang Pemberdayaan atau apalah
kebudayaan ya belom bisa diterapkan
dengan benar, karna posisi mereka
belom paham mana komunitas mana
sanggar, mana kelompok gitukan.
Kalaupun kemudian memberi
sumbangan itupun kalo kita bikin
proposal kalau gak yaudah selesai
gitukan. Kalopun kita bikin kegiatan
ada proposalnya baru mereka punya
alesan untuk diajukan ke Jabar atau
Pemdanya, kalau diluar itu gak ada.
88
No
Pertanyaan
Jawaban
3
Harapan Uwak untuk Konser
Kampung kedepannya
Secara pribadikan sebagai orang tua
mungkin bahasa Uwak yang paling
beda ya. Konser Kampung, makanya
kenapa konsep Uwak berbagi biar
berarti. Uwak ingin teman – teman itu
berbagi pengetahuan, berbagi keahlian
agar berarti bagi siapapun gitukan.
Kedepan nya kalau teman – teman bisa
menguasai kayak membuka jaringan
dengan teman – teman dimanapun
bagilah pengetahuan itu. Jadi harapan
Uwak satulah, berbagi biar berarti gitu,
bagikan segala - galanya yang kalian
miliki dan berarti itu.
89
Transkip Wawancara
Production company : Tombak Production Produser : Prasetio.Muhibuddin
Project Tittle : Belentung Jatitujuh Sutradara : M. Viqhi. Aoubby
Durasi : 15 Menit Penulis Naskah : Eva. Nurhikmah
Penata Kamera : Thomas Raga Editor : Sumedi
No
Pertanyaan
Jawaban
1
Pembuat alat musik
Belantung
Belentung, Konser Kampung
menciptakan alat musik berdasarkan
kearifan lokal, dan kami diwaktu dulu
di tuntut untuk menciptakan alat musik
etnik. Jadi kami berfikir terus menerus
sampai mendapatkan alat musik
belentung itu. Dari awal pembuatan
misalnya dari gembungnya belum ada,
stang belum ada apa – apalah. Itu
sampai mencapai 2 tahun. Kita cari
bahan yang layak lah, misalnya yang
aman dari serangga itukan harus
dipikirkan. Ukuran batang itu harus kita
pilih.
90
No
Pertanyaan
Jawaban
2
Perbedaan alat musik
Belentung dengan alat musik
lainnya
Kalau perbedaan misalkan di bedakan
dengan gitar. Gitar kan senarnya 4 atau
6. Model Belentung sangat simple,
senar cuman satu, ini satu batang di
potong aja trus dipasang ya, suaranya
gak kalah sama alat musik modern
lainnya. Filosofi dari belentung, tabung
ini awak dan dikasih dua pasek, dikasih
pemanis (alis), stang ini namanya
“catang”, ini handle namanya
“panekuk”, puteran ini “arnal”, “hulu”
yang bermotifkan Megamendung,
daerah kami dekat ke Cirebon sama
Indramayu jadi khasnya
Megamendung. Antara senar sama
kulit dikasih kancing.
91
Transkip Wawancara
Production company : Tombak Production Produser : Prasetio.Muhibuddin
Project Tittle : Belentung Jatitujuh Sutradara : M. Viqhi. Aoubby
Durasi : 15 Menit Penulis Naskah : Eva. Nurhikmah
Penata Kamera : Thomas Raga Editor : Sumedi
No
Pertanyaan
Jawaban
1
Dinas Pariwisata
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Majalengka tentunya kami
mengenal dan mengetahui komunitas
Konser Kampung Jatitujuh. Yang mana
komunitas ini juga udah sering tampil
di event – event yang ada di Kabupaten
Majalengka dan di luar Kabupaten
Majalengka. Dan komunitas ini juga
sudah berdiri sekitar tahun 1986,
tepatnya itu 26 Juni 1986. Sehingga
sudah 32 tahunlah keberadaannya di
Majalengka.
92
Konser Kampung ini terletak di Desa
Jatitujuh Kecamatan Jatitujuh lebih
kurang 40km lah dari pusat kota
Majalengka.
pariwisata dan juga budaya seni di
Kabupaten Majalengka.
93
No
Pertanyaan
Jawaban
2
Harapan Dinas Pariwisata
untuk komunitas konser
kampung
Dinas Pariwisata pada prinsipnya
semua mengapresiasi komunitas –
komunitas yang ada di Majalengka
khususnya Konser Kampung Jatitujuh,
karna dalam rumusan pariwisata ini ada
dikenal dengan pentahelik, jadi mitra
kita, mitra kami ini, yang pertama ada
unsur akademisi, ada unsur bisnis,
unsur komunitas, unsur pemerintah baik
pusat maupun desa, dan unsur media.
Jadi keberadaan konser kampung ini
sangat bermanfaat bagi
93
Transkip Wawancara
Production company : Tombak Production Produser : Prasetio.Muhibuddin
Project Tittle : Belentung Jatitujuh Sutradara : M. Viqhi. Aoubby
Durasi : 15 Menit Penulis Naskah : Eva. Nurhikmah
Penata Kamera : Thomas Raga Editor : Sumedi
No
Pertanyaan
Jawaban
1
Tanggapan Warga
Nya warga masyarakat didiye nya tos
terang lah gitu tos nyaho sadaya tentang
konser kampong sebab nya maranehna
berkegiatan selama iye nya mulai
bermusik, terus juga ayanu ngalukis,
ayanu nyanu tari dan nusna nesna
pokona maranena berkesenian dan
keberadaannya memang nya ditarima
kumasyarakat didiye.
93
No
Pertanyaan
Jawaban
2
Untuk harapan dari warga
kedepannya untuk
komunitas konser kampung
Harapan tiy warga baey sabenarrna nya
sederhana lah gitu sederhana ya, sebab
ya selama ini konser kampong tos nya
sangat bagus lah, menyumbang kontri
busi yangp positif. Untuk masyarakat
banyak sekali kegiatan kegiatan jadi
umpamana anak anak belajar bermusik
anak anak muda yang mungkin tadina
hanya nongkrong gitu akhirna belajar
musik, belajar ngelukis, belajar tenari
dan nya eta memang nya masyarakat
sangat kitu sangat sangat
mengharapkan seperti itu dan otomatis
ya anak muda lebih positif berkegiatan
94
3.4. Proses kerja penata kamera
Menurut Nina kusumawati, S.PT (2017:68) menyebutkan bahwa “Penatan
kamera adalah seseorang yang bertugas merekam gambar dengan menggunakan
perangkat keras kamera video yang direkam melalui pita video, memory, hard
disk atau media penyimpanan lainnya sesuai dengan arahan sutradara atau
pengarah acara.
Menurut penulis dari kutipan Nina kusumawati, S.PT diatas cameramen
sebagai seseorang yang bertugas merekam gambar dengan meggunakan perangkat
keras kamera video yang direkam melalui pita video
Menurut Achlina dan Suwardi (2011:33) menyebutkan bahwa cameramen
orang yang mengoperasikan kamera, membuatnya fokus, dan merekam atau
meliput subjek dalam frame-frame gambar.
Menurut penulis dari kutipan Achlina dan Suwardi diatas cameramen menentukan
komposisi frame per frame dalam gambar.
Hal terpenting bagi seorang cameramen, shooting script serta director treatment
menjadi acuan untuk membuat shot bagi cameramen. Pada produksi single
camera, sebelum melakukan pengambilan gambar sutradara meminta pada
cameramen untuk membuat komposisi serta angle tertentu.
Menurut Umbara Angle kamera dibagi beberapa bagian. Yaitu :
95
1. Angle
a. Low angle
ialah kamera lebih rendah dari objek akan mengakibatkan objek lebih
superior, dominan, menekan
b. High angle
ialah kebalikan dari low angle, akan mengakibatkan dampak sebaliknya, objek
akan terlihat imperior, tertekan dengan mengetahui dampak pesan yang akan
tersampaikan dari sudut pengambilan gmabar ini.
c. Eye level
ialah sudut pengambilan gambar, subyek sejajar dengan lensa
kamera. Ini merupakan sudut pengambilan “normal”, sehingga subyek lebih
kelihatan netral, tidak ada intervensi khusus pada subyek
2. Shot
Shot merupakan besar atau kecilnya objek dalam sebuah frame. Shot terdiri dari
beberapa jenis diantaranya :
a. ECU (Extreme Close Up)
adalah pengambilan gambar sebesar mungkin yang menampilkan bagian tertentu
dari tubuh manusia atau menampilkan detail objek. Fungsinya adalah mengetahui
detail objek. Kekuatan ECU adalah kedekatan dan ketajaman hanya pada suatu
96
objek. Sedangkan kelemahanannya adalah meenentukan depth of field jarak
antara objek dan jangkuan lensa sangat dekat
b. BCU (Big Close Up)
adalah pengambilan gambar pada daerah kepala untuk menunujukan sifat yang
tercermin dari wajah seseorang. Misalnya, kedalaman pandangan mata, kebencian
raut wajah seseorang, dan keharuan seseorang. Pegambilan gambar BCU ini
hanya sebatas kepala hingga dagu objek. Fungsinya adalah menunjukan expresi
yang dikeluarkan objek.
c.CU (Close Up)
adalah pengambilan gambar dari dekat yang menonjolkan bagian kepala dan bahu
atau pandangan dari dekat. Pengambilan gambar ini memiliki ukuran dari bahu
hingga ujunga kepala. Fungsinya adalah menggambarkan secara jelas objek
tersebut.
d.MCU (Medium Close Up)
adalah pengambilan gambar yang menampilkan dari bagian ujung kepala sampai
dada sehingga memenuhi bingkai (frame gambar). Fungsinya adalah mempertegas
profil seseorang sehingga penonton jelas.
e.MS ( Medium Shot )
adalah pengambilan gambar sebatas kepala hingga pinggang. Fungsingnya adalah
memperlihatkan sosok objek secara jelas karena objek menjadi lebih besar dan
dominan, sedangkan latar belakang masih tampak sebanding dengan objek utama.
97
f.MFS (Medium Full Shot)
adalah pengambilan gambar hanya sebatas kepala hingga lutut. Fungsinya hamper
sama dengan medium shot. Pengambilan gambar semacam ini memungkinkan
penonton untuk mendapatkan informasi sambungan peristiwa dari aksi tokoh
tersebut.
g.FS (Full Shot)
adalah pengambilan gambar pada objek secara penuh dari kepala hingga kaki
dengan ruang gerak objek sempit. Tipe ini disebut juga dengan medium long shot.
Fungsinya adalah memperlihatkan obejk beserta lingkungannya.
h.LS (Long Shot )
adalah pengambilan gambar dari jarak yang cukup jauh hingga seluruh
pemandangan dapat ditampilkan semua didalam gambar atau memberi kesan
kedalaman. Fungsinya untuk menunjukan objek dengan latar belakangnya.
i.ELS (Extreme Long Shot)
adalah pengambilan gambar melebihi long shot dengan menampilkan
lingukungan objek secara utuh, serta menyajikan bidang pandangan yang sangat
luas, jauh, panjang, dan berdimensi lebar. Fungsinya adalah menunjukan bahwa
objek tersebut bagian dari lingkungan atau ruang, sekaligus mempertegas atau
membantu imajinasi ruang cerita dan peristiwa kepada penonton
98
j.GS (Group Shot)
adalah pengambilan gambar yang mengutamakan suatu kelompok orang sebagai
objek gambarnya. Fungsinya adalah memperlihatkan adegan sekelompok orang
dalam melakukan aktifitas.
k.ES (Establishing Shot)
adalah pengambilan gambar dengan menggunakan sudut pengambilan gambar
yang besar (wide shot), yang biasanya dimunculkan pada awal suatu adegan cerita
untuk memperlihatkan hubungan dari suatu hal secara terperinci,yang akan
ditunjukan pada gambar berikutnya secara jelas dengan pengambilan dekat agar
penonton tidak dibuat bingung
l.OSS (Over Shoulder Shot)
adalah pengambilan gambar yang menunjukan bahwa kamera berada dibelakang
bahu salah satu pelaku, dan bahu sipelaku tampak atau kelihatan dalam frame
Moving Camera
Gerakan kamera (moving camera) merupakan pergerakan dalam proses
pengambilan gambar demi sebuah nilai dan estetika video. Variasi gerakan
kamera dapat dilihat perbedaannnya pada istilah berikut :
a. panning
adalah gerakan kamera secara horizontal (posisi kamera tetap ditempat) dari kiri
kekanan, sedangkan pan left adalah gerakan kamera mendatar dari kanan kekiri.
Panning dibagi menjadi tiga jenis yaitu following pan (kamera megikuti gerakan
99
objek dari kiri atau kanan), surveying pan (kamera bergerak secara perlahan
menelusuri pemandangan), interrupted pan (gerakan panning halus tetapi tiba-tiba
dihentikan dengan maksud menggabungkan dua objek yang satu sama lain).
b. Tilting
adalah gerakan kamera secara vertical dari atas kebawah ataupun sebaliknya
disebut tilt up jika kamera secara vertical dari bawah keatas, sedangkan tilt down
adalah gerakan kamera secara vertical dari atas kebawah (menunduk).
c. Tracking
adalah gerakan kamera yang mendekati atau menjauhi objek. Track ini adalah
kamera yang mendekati objek, sedangkan track out adalah gerakan kamera
menjauhi objek.
d. Crabbing
adalah gerakan kamera secara lateral atau menyamping, dan berjalan sejajar
dengan subjek yang sedang berjalan. Kamera mengitari objek. Crab left adalah
kamera yang berputar bergerak kekiri, sedangkan crab right ialah kamera bergerak
kekanan.
e. Zooming
adalah gerakan lensa zoom yang mendekati atau menjauhi objek secara optik,
dengan mengubah panjang local lensa dan sudut pandang sempit kesudut pandang
lebar. Gerakan zooming juga terdiri atas dua macam yakni zoom in (mendekati
100
objek dari long shoot ke close up) dan zoom out (menjauhkan objek dari close up
ke longs shoot).
f. Follow
adalah pengambilan gambar dilakukan dengan cara kamera mengikuti objek yang
bergerak.
g. Lead
adalah gerakan kamera mundur mengikuti gerakan maju suatu objek.
h. Dolly
adalah kedudukan kamera pada tripod dan diatas landasan rodanya.
i. Framing
adalah gerakan yang dilakukan objek untuk memasuki (in) atau keluar (out) dan
framing shot.
j. Fading
adalah pergantian gambar secara perlahan, apabila gambar baru masuk
menggantikan gambar yang ada disebut fade in, sedangkan jika gambar yang ada
perlahan-lahan menghilang, lalu digantikan dengan gambar baru maka dinamakan
fade out.
k. Crame shot
adalah gerakan kamera yang dipasang pada alat bantu mesin beroda dan bergerak
sendiri bersama penata kamera, baik mendekati maupun menjauhi objek.
101
Tubuh kamera dilengkapi dengan beberapa fasilitas kamera seperti :
Focus, shutter speed, iris/aperture, view finder, lensa dan kelvin. Berikut
pengertian dan masing-masing fasilitas yang ada dibody kamera diantaranya :
1. Focus
Focus adalah pengaturan lensa yang tepat untuk jarak tertentu. Gambar
dikatakan focus apabila proyeksi gambar yang dihasilkan oleh lensa jatuh
dipermukaan tabung atau CCD jelas dan tajam. Sehingga Nampak juga di view
finder dan monitor.
2. Shutter speed
Shutter speed adalah salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan
gambar. Shutter dalam bahasa Indonesia dinamai rana atau diagfragma.
Diagfragma adalah komponen kamera yang dapat membuka dan menutup untuk
meneruskan cahaya mengenai sensor gambar. Shutter pada kamera video berbeda
dengan shutter pada kamera foto. Shutter pada kamera video kebanyakan bersifat
non-mekanik. Shutter speed adalah seberapa cepat lensa kamera mebuka dan
menutup untuk membiarkan cahaya masuk, pada waktu merekam gambar shutter
ini akan terbuka selama beberapa waktu sehingga sensor dapat merekam cahaya
yang masuk melalui lensa.
6. Aperture
Di kamera televise disebut juga iris, yaitu sejumlah lembaran metal yang disusun
dengan sedemikian rupa sehingga dapat dibuka dan ditutup untuk mengatur
banyaknya sinar yang masuk ke lensa kamera. Iris seperti pupil mata kita yang
102
dapat membesar dan mengecil sesuai cahaya yang masuk. Bila iris dibuka selebar
mungkin , lensa mengirim sinar maksimum kedalam lensa. Sebaliknya, bila
bukaan iris dikurangi lubang diagfragma akan menyempit sehingga cahaya yang
masuk ke kamera jadi sedikit. Bukaan diagfragma di ukur dalam satuan F-stop
f/14 – f/22 lebih kecil nomor f-stop, bukaan diagfragma besar maka cahaya yang
masuk semakin banyak dan gambar menajdi lebih terang. Begitu juga sebaliknya.
View finder
View finder adalah lubang pengintip gambar pada sebuah kamera, tempat dimana
seorang kamera dapat mengecek hasil repressentasi gambar pada saat proses
pengambilan gambar baik dari sisi dan framing (ukuran gambar), focusing (focus
atau tidaknya gambar), exposure (kecerahan), contrast (kesan gelap dan terang).
View finder adalah bagian vital dalam sebuah kamera karena disinilah petunjuk
utama apa yang direkam dan apakah saat akan direkam segala sesuatu yang
berhubungan dengan kualitas gambar telah ditata dengan sedemikian rupa.
7. Lensa
Lensa adalah bagian penting dalam kamera. Lensa terdiri dari elemen-elemen
gelas yang sangat kecil. Ketika sinar masuk melalui lensa kedalam kamera
masing-masing elemen merefleksikan sinar. Namun pemantulan yang dilakukan
oleh elemen-elemen ini masih mempunyai kendala. Umtuk itu ditiap permukaan
dari elemen-elemen dilapisi anti refleksi yang disebut micro-thin.
3.4.1 Pra Produksi
Melakukan persiapan dan pemeliharaan peralatan kamera serta sarana
103
Penunjangnya. Melakukan uji coba secara teknis atas peralatan dan bahan baku
yang akan digunakan dalam produksi.
Tahap awal proses pra produksi yang penulis lakukan adalah melakukan
rapat sebagai penata kamera, pemilihan ini juga dilakukan atas persetujuan
anggota. Alasan penulis memilih menjadi seorang penata kamera adalah karena
penulis merasa lebih menguasai jobdesk penata kamera ini. Rapat berikutnya
adalah membahas tema yang akan dibuat pada saat produksi tugas akhir ini. Hasil
rapat tersebut seluruh anggota sepakat untuk memproduksi sebuah program
documenter ini.
Selama proses pembuatan treatmen oleh penulis naskah,penulis selaku
seorang penata kamera dalam produksi
Kamera
Pastikan kamera berfungsi dengan benar, bersihkan lensa dengan kain khusus.
Bersihkan head kamera dengan tape khusus cleaner.
Cek battere,apakah sudah terisi penuh
Beberapa jenis battere memiliki indicator led yang menjadi panduan apakah
voltase battere mencukupi untuk dipakai. Jangan lupa bawa battere cadangan.
Clip on,
pastikan clip on berfungsi dengan baik suara yang dihasilkan, dan jangan lupa
selalu mengecek battere clip on, Jangan pernah terlalu yakin dengan speaker yang
104
terdapat pada kamera. Gunakan headset untuk meyakinkan apakah audio yang
diterima oleh kamera bagus atau tidak.
Tripod
atau penyanggah kamera sangatlah penting, gunakanlah tripod atau monopod agar
waktu pengambilan gambar bisa stabil
3.4.2 Produksi
Tahap produksi yaitu melakukan perekaman visual, sudut pengambilan
gambar, gerak kamera segala perubahan nya. Dan menjaga serta memelihara
peralatan kamera dalam kondisi baik dan siap pakai. Pada tahap produksi penulis
selaku penata kamera memeriksa kelengkapan kamera dan mengatur diagfragma,
iso, serta shutter speed sesuai lokasi setiap scene nya. Penulis juga mendapat
bantuan hasil diskusi bersama sutradara umtuk teknik pengambilan gambar pada
adegan tertentu.
3.4.3 Pasca Produksi
Pada saat tahap pasca produksi penyuting gambar memeriksa semua hasil
video pada saat tahap produksi, setelah sudah dipastikan smeua video lengkap
barulah masuk ke tahap editing, dan sutradara mendampingi editor selama proses
editing berlagsung.
105
3.4.4 Peran dan Tanggung Jawab Penata Kamera
Peranan seorang penata kamera bertanggung jawab untuk semua aspek teknis
pemotretan dan merekam gambar. Seorang penata kamera harus memastikan
bahwa tidak ada kesalahan yang dilakukan saat pengambilan gambar. Dia harus
memastikan pengambilan gambar focus, komposisi gambar yang tepat,
pengaturan level atau tingkat suara yang sesuai, gambar warna yang sesuai dengan
warna aslinya dan ia harus mendapatkan hasil gambar terbaik.
Secara umum tugas serta tanggung jawab penata kamera :
a. Berdiskusi dengan produser serta sutradara, membahas tentang rencana
produksi.
b. Mempelajari naskah.
c. Menginterplementasika sebuah adegan atau scene.
d. Memberi masukan bagaimana agar bisa mendapatkan gambar yang baik.
e. Memilih peralatan kamera serta penunjangnya.
f. Bekerjasama dengan sutradara
3.4.5 Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Sebagai penata kamera, penulis ingin mengambil gambar salah satu
Alat musik blentung yang sedang dimainkan. Agar documenter tersebut lebih
dramatisir membangun emosional penonton yang melihat. Penullis juga
mengambil gambar alat musik blentung close up terlihat lebih real
106
b. Konsep Produktif
Dalam produksi dokumenter “ Belentung Jati Tujuh ’’ ini penulis selaku penata
kamera akan menggunakan shot list yang penulis buat berdasarkan kesepakatan
dengan sutradara sebagai acuan dalam pengambilan gambar. Hal ini tentunya
akan meminimalisir kelupaan yang terjadi dalam pengambilan gambar.
Selain itu pada saat produksi penulis juga ingin setiap satu scene yang selesai
diproduksi me-review hasi gambar dan berdiskusi dengan sutradara mengenai
kebutuhan gambar, apakah sudah cukup atau belum, jika belum cukup memenuhi
kebutuhan gambar maka akan dilakukan pengambilan gambar berikutnya pada
saat itu juga. Penulis akan menghindari kekurangan stok gambar pada saat berada
di meja editing.
Konsep Teknis
Penulis selaku penata kamera pada produksi kali ini dokumenter “ Belentung
Jati Tujuh ’’ ini di produksi menggunakan kamera Sony NEX-VG900 yang
digunakan pada saat pengambilan gambar, menggunakan tripod dan monopod.
3.4.6 Kendala Produksi dan Solusinya
Kendala :
1. Di saat produksi lensa kamera tidak berfungi dengan baik
2. Di saat pengambilan gambar / video ada nya suara pabrik tahu yang
beroperasi
3. Keterbatasan dalam komunikasi pada bahasa sunda
107
Solusi
1. Kami menyewa lensa kamera dari anggota komunitas
2. Berusaha mengambil gambar dengan sebisa mungkin supaya tidak terjadi
noise
3. Meminta tolong pada ke dua orang anggota team untuk membantu
menerjemahkan.
108
LEMBAR KERJA Penata Kamera
1. Spesifikasi Kamera
2. Camera Report
109
SPESIFIIKASI KAMERA
Sony NEX-VG900 Profesional Handycam Camcorder
Sebuah handycam dengan sensor full frame 35mm dengan sensor tersebut
handycam ini akan memiliki kemampuan yang setara dengan handycam yang
lainnya. Dengan handycam ini bisa melakukan kontrol manual video dengan
mudah dan tanpa dilengkapi dengan lensa yang mahal. Kamera ini mampu
menangkap video full hd 1080p dengan kecepatan 24fps atau 60fps serta foto 24
mengapiksel dalam format RAW dan JPG.
110
Sensor kamera ini bisa untuk membuat efek bokeh, di mana background ataupun
objek depan dibuat blur. Untuk viewfinder, kamera ini memakai XGA OLED dan
dilengkapi panel sentuh Xtra Fine LCD dengan ukuran LED 3 inci
Fitur Spesifikasi
Imaging sensor 35mm full-frame Exmor HD CMOS sensor
1.4”x0.9” ( 35.8x23.9mm )
APS-C Compatible Mode Yes ( auto / on / of )
Manual Focus Assist Magnified display; peaking
Interface Composite video out;
Component video out; S-video out; Mini-
USB; multi-interface accessory shoe; Mini
HDMI; stereo headphone jack; stereo mic
jack, remote control
Microphone/Speaker Built-in
Mic Level Control Yes – 31 steps
Wind Noise Reduction Yes
Media Memory Stick PRO Duo; Pro-HG Duo;
PRO-HG HX DUO; SD, SDHC, SDXC
Viewfinder EVF; adjustable diopter; adjustable color
temperature
Gain Control Auto/Manual ( 0db-30db )
111
ISO Auto/Manual ( 100 to 25600 )
Manual Exposure Assist Zebra pattern display
White Balance Auto; one push; Outdoor; indoor; WB
Temp
LCD Display 3.0’’ Xtra Fine LCD270 degree tilt, touch
panel display with Histogram; Real-time
image
Adjusment; Exsposure compensation, WB
Assignable Dial Exposure/Gain ( ISO )/Iris/Shutter
speed/AE Shift/WB Temp
Weight Approx. 1lb. 13oz. with supplied NP-FV70
battery
Measurements Approx. 4 1 / 4’’ x 5 1 / 8’’x 8 7 / 8
Power – Battery InfoLITHIUM with AccuPower Meter
System
(V Series).NP-FV70 / FV100; AC adapter
112
CAMERA REPORT
Production Company : Tombak Production Sutradara : muhamad viqhi aoubby
Produser : Prasetio.Muhibuddi Durasi : 15 Menit
Project Title : Belentung Jatitujuh Penata kamera : Thomas Raga
No
Scene
Visual
Video
Note Angel Shoot Move
1
Eye
level
Wide
shot
Still Timelapse
2 Eye
level
LS Still Icon ikan
majalengka
3 Eye
level
LS still Gapura
majalengka
4 Eye
level
LS Still Tulisan kota
majalengka
5
Eye
level
LS Still Establish
warga
jatitujuh
6
Eye
level
LS Still
Establish
warga
jatitujuh
113
7
Eye level LS Still
Establish
warga
jatitujuh
sedang
mencuci
8
Eye level LS Handheld Establish
warga
jatitujuh
9
Eye level MS Pan right Rumah
sanggar
jatitujuh
10 Eye level MS Handheld Tulisan
konser
kampung
11
Eye level MS Still Wawancara
sesepu
konser
kampung
jatitujuh
12
Eye level MS Still Berkumpul
ketua dan
anggota
jatitujuh
114
13
Eye level MS Handheld Hiasan
sanggar
jatitujuh
14
Eye level MS Pan Left Rumah
samping
sanggar
15 Eye level MS Pan right Rumah
samping
sanggar
jatitujuh
16
Eye level MS Pan left,Pan
right
Lukisan di
dalam
sanggar
17
Eye level CU Still Foto lama
anggota
18 Eye level
MS Still Ki jhoen
membaca
puisi
19
Eye
level
MLS Tilt up Alat musik
belentung
20
Low
Angle
CU Handheld Kodok
115
21
Eye
level
MS Still Pemain
musik
memainkan
belentung
22
Eye
level
MS
Handheld
Ketua
kosner
jatitujuh
23
Eye
level
MS Handheld Seniman
memainkan
belentung
24
Eye
level
MS Handheld Alat musik
disanggar
25 Eye
level
MS Stiil,Panning Alat musik
disanggar
26
Low
angle
MCU Still,Pan right Alat musik
belentung
27
Eye
level
MS Still,Panning Bambu
belentung
28
Eye
level
MLS Still Pemain
memainkan
musik
belentung
116
29
Eye
level
CU Tilt up Alat musik
30 Eye
level
CU Tilt down Alat musik
belentung
31 Eye
level
LS Still Alat musik
gendang
32
Eye
level
MS Still Wawancara
seniman
belentung
33
Eye
level
MS Still Alat musik
34
Eye
level
MS Still,Panning Alat musik
35
Eye
level
MS Pan left Alat musik
36
Eye
level
MCU Still,Pan left Musik
belentung
37 Eye
level
CU Tilting Gagang
belentung
117
38 Eye
level
CU Tilt Up Corak
belentung
39 Eye
level
MS Still Bambu
belentung
belum jadi
40 Eye
level
MLS Still
Pembuat
belentung
41
Eye
level
MLS,CU Still
Tangan dan
gergaji
bambu
42 Eye
level
MLS,CU Still
Mengamplas
bambu
43 Eye
level
CU Still
Tangan
sedang
menulis
ukuran
44 Eye
level
MLS,CU Still
Memotong
bambu
118
45 Eye
level
MLS,MS Still
Membelah
bambu
46 Eye
level
MS,CU Still
Tangan
melem
bambu
47
Eye
level
CU Still
Tangan
menulis
lingkaran
48 Eye
level
MS Still
Tangan
menggunting
kulit
49 Eye
level
MS Still
Tangan
melem kulit
50 Eye
level
MS Still Memasukan
tusukan
konde
51 Eye
level
CU Still
Memalu arnal
119
52 Eye level MS Still
Tangan
memutar
arnal
53 Eye level MS Still
Seniman
memainkan
belentung
54 Eye level BCU Handheld Gitar
55 Eye level CU Pan left
Tabung atau
awak
belentung
56
Eye
level
CU Still Dua passek
57 Eye level CU Still Pemanis alis
belentung
58 Eye level MS,CU Still,Pan left Setang
belentung
120
59 Eye
level
CU Still Arnal atau
tusuk konde
60 Eye
level
MS,CU Still,Zooming Mega
mendung
61 Eye
level
CU Still Senar, kulit
dan
Kancing
62 Eye
level
MS Still,Pan right Belentung
pangrecok
63
Eye
level
MLS Still Tiga
belentung
64 Eye
level
MS Tilt down Tiga
belentung
65 Eye
level
MS Still Tulisan
Dinas
pariwisata
dan
kebudayaan
121
66 Eye level MLS Still Anggota
bermain
musik
67
Eye level LS Still Establish
Jalanan
kantor dinas
68 Eye level
LS still Kantor dinas
69 Eye level LS Still Tampak
Depan
kantor dinas
70 Eye level MS Still Wawancara
kepala dinas
71 Eye level MLS Still Kantor dinas
122
72 Eye level CU Still Tulisa
information
73 Eye level MLS Pan left Lukisan
sanggar
74 Eye level CU still Sertifikat
bingkai
75 Eye level LS Pan left Kantor dinas
76 Eye level MLS Still Foto lama
77 Eye level LS Still Establish
jalanan
dinas
78 Eye level MLS Still Penari reog
80 Low
angle
CU Still Sedang
melukis
81 Eye level LS Still Tulisan
kecamatan
jatiujuh
123
82 Eye level LS Still Establish
warga
83 Eye level MS Still Wawancara
warga
84 Over
shoulder
BCU Still Melukis
85 Eye level MLS Pan Left Tanah liat
tungku
86 Eye level LS Still Establish
warga dikali
87 Eye level MLS Still Penari reog
88 Eye level LS Still Establish
jalanan
89 Eye level MLS Still Memainkan
musik
124
3.5 Proses Kerja Editor
Menurut Triartanto (2014:148) Editing Merupakan Proses terakhir dalam
penyelesaian produksi program Tv maupun film. Tahap ini merupakan tahap akhir
dimana editing dapat dikatakan sebagai proses menyeleksi dan menyatukan
gambar serta suara selama proses produksi berlangsung. Dalam proses editing ini
seorang editor bertanggung jawab untuk menghubungkan shot-shot yang telah
diambil kemudian menjadi satu peristiwa yang utuh dalam rangkaian scene
ataupun sequence agar mempunyai makna dan pesan yang dapat ditangkap oleh
audience nya.
Menurut ( supriyadi dkk, 2014:148) Editor adalah orang yang paling berperan
pada saat pelaksanaan editing, Karena seorang editor tidak hanya mengerti
tentang permasalahan teknis tetapi juga harus mempunyai sisi kreatifitas yang
tinggi. Pada prinsipnya editor adalah seorang yang memilih dan memilah gambar
– gambar yang dihasilkan dari perekaman kamera untuk disunting dan disusun
menjadi suatu rangkaian gambar untuk menjadi film yang utuh.
3.5.1 Pra Produksi
Tahap Pra produksi adalah masa dimana semua kru terbentuk, mulai dari
pembentukan ide, perhitungan budget dan persiapan lainya, pada tahap ini
penulis termasuk pemberi ide cerita dan jenis dokumenter yang akan diangkat,
melalui meeting team kesempatan untuk mengeluarkan ide masing – masing
disampaikan.
Menurut Andi Fachrudin ( 2014:388) ide menjadi dasar pijakan untuk perkerjaan
berikutnya. Untuk mempermudah penentuan focus cerita, agar lebih spesifik, dan
mengerucut ke suatu masalah, tetapkan premis awal. Disebut premis awal,
karena bakal ada perubahan dalam prosesnya dan menjadikannya sebagai premis
akhir.
125
Setelah penemuan ide cerita dokumenter final, maka penulis dan kru lainnya
mengadakan riset ke tempat yang akan diangkat menjadi cerita untuk program
dokumenter “ Belentung Jatitujuh” tempatnya di desa jatitujuh, kecamatan
jatitujuh, kabupaten Majalengka. Untuk proses produksi yang baik nantinya
sangat ditentukan saat masa praproduksi.
Saat masa praproduksi, editor turut berkordinasi dengan sutradara dan
cameramen khususnya tentang pengambilan gambar transisi atau yang sering
disebut cutaway yang pas sesuai dengan alur cerita yang telah dibuat, karena
gambar seperti ini sangat membantu nantinya pada saat proses editing. Penulis
juga berkordinasi.
dengan produser untuk penyediaan alat yang akan penulis pakai nantinya pada
saat proses editing.
3.5.2 Produksi
Pada saat produksi, editor berperan aktif membantu kameraman dalam
pengambilan gambar, terlebih program dokumenter “ Belentung Jatitujuh”
memiliki segmen klimak yakni Belentung, disini penulis turut membantu
kameraman misalnya dalam hal pengaturan tata cahaya, memberi masukan angel
pengambilan gambar yang bagus, membantu transfer data dari memory ke laptop,
sampai ke pengecekan suara-suara noise pada saat pengambilan gambar.
Dapat diambil kesimpulan bahwa seorang editor tidak hanya berkerja pada saat
pasca produksi saja tetapi pada saat produksi seorang editor harus berperan,
misalnya mengawasi jalannya proses produksi, mengingatkan pada kameraman
126
untuk banyak mengambil stockshoot, karena kekurangan stockshoot pada saat
proses editing sangat dihindari.
3.5.3 Pasca Produksi
Seorang editor bisa dibilang pada tahap ini akan benar – benar bertanggung jawab
atas semua hasil produksi, sebelum memulai proses editing penulis terlebih
dahulu menstransfer data hasil shooting sebagai data rangkap, tindakan ini
menurut penulis guna menghindari kehilangan data atau kecelakaan lainnya,
setelah data rangkap selesai, penulis kemudian mengcopy data hasil shooting ke
flash dish, dan data ini akan penulis gunakan untuk mensortir gambar yang akan
masuk ke folder editan video tugas akhir dan mengganti nama yang sudah jadi
final akan digunakan, tindakan ini untuk memudahkan penulis memulai tahap
editing. Dalam proses editing ada yang disebut offline editing dan online editing,
penulis tentu melewati kedua proses ini.
Menurut Triartanto ( 2014 : 150 ) offline editing merupakan sebuah proses menata
gambar digitized sesuai scenario dan urutan shoot yang telah ditentukan oleh
sutradara. Sedangkan online editing adalah proses editing ketika seorang editor
mulai memperhalus hasil offline memperbaiki kualitas hasil dan memberikan
tambahan transisi atau efek khusus.
Berdasarkan kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa proses kerja seorang editor
ditahap pasca produksi tersusun sesuai dengan tahapan yang ada diatas yaitu
offline editing dulu lalu ke online editing.
3.5.4 Peran Dan Tanggung Jawab Editor
Dalam sebuah produksi film, editor dan sutradara sangat berperan untuk hasil
akhir sebuah film, seorang editor juga harus berkerja sama dengan penulis naskah
saat proses editing, dalam program dokumenter yang berjudul
127
“Belentung Jatitujuh” ini ada beberapa keterangan alur cerita di video yang
dicantumkan oleh editor, dan untuk memberi keterangan tersebut editor
berkerjasama dengan penulis naskah untuk keterangan yang pas dangan bahasa
yang tetap tentang alur video tersebut.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkaan bahwa seorang editor bukan hanya
seorang yang paham tentang pengoprasian sebuah software editing saja, tetapi
harus bisa mempelajari keseluruhan mulai dari konsep, pemilihan atau penentuan
gambar yang tepat, hingga menyusun alur cerita yang pada akhirnya
menghasilkan sebuah informasi dan karya yang bagus kepada penonton.
Selain itu editor juga bertanggung jawab dalam memastikan ketersediaan alat
dengan kondisi baik dan siap pakai, yang akan digunakan pada saat editing,
misalnya laptop berserta aksesorisnya, flashdisk, headshet dan kaset kosong
untuk pengcopyan hasil akhir video nantinya.
3.5.5 Proses Penciptaan Karya
a. Konsep kreatif
Pada Program “Belentung Jatitujuh” penulis sedikit mengubah hasil video
dari gambar aslinya, seperti kecerahan video, kontras video dan penulis memberi
effect video color correction pada saat editing, namun kecerahan, kontras dan
warna yang saya ubah tetap sesuai dengan tema program ini.
Untuk Backsound program ini, penulis dan sutradara setuju mengambil musik
dari yang sudah, penulis dibantu sutradara mencoba mengkreasikan musik
tersebut dengan memixingnya dan tetap menyesuaikan dengan potongan gambar
128
dan tema yang kami angkat dan untuk kreasi ini penulis tentu berkerja sama
dengan sutradara, tindakan ini termasuk untuk hasil yang terbaik nantinya.
b. Konsep Produksi
Proses editing dimulai setelah semua data sudah penulis transfer ke flash disk
yang dipakai untuk proses editing, dilanjutkan dengan pemilihan gambar yang
akan dipakai dan gambar yang tidak akan dipakai nantinya, penulis mulai import
video dan sangat beruntung sekali semua video yang diambil saat shooting format
video yang kita pakai sangat mendukung untuk di import ke adobe premiere pro
2016 jadi penulis tidak perlu lagi mengconvert video-video yang akan dipakai.
Konsep Teknis
Penulis menggunakan software editing adobe premiere pro 2016 dan
after effect 2016, dikarenakan kedua software editing video ini mempunyai fitur
yang variatif dan sangat bagus dan pengunaan kedua software ini masih bisa
digunakan di laptop yang penulis punya, untuk hasil render dan eksport kedua
software editing video ini sangat bagus dan warnanya sangat tajam.
3.5.6 Kendala Produksi Dan Solusinya
Setiap proses editing tentu terdapat beberapa kendala, dalam proses
editing program dokumenter “ Belentung Jatitujuh “ kendala dilaptop yang
penulis pakai untuk proses rendering tidak bisa. Solusinya untuk merender video
yang sudah di cutting dan diberi effect video penulis menggunakan laptop lain,
dan untuk menjaga kedua laptop ini tetap Fresh penulis membatasi jam
penggunaannya.
129
Lembar Kerja Editor
1. Konsep Editor
2. Laporan Editing
3. Spesifikasi Editing
130
KONSEP EDITOR
Production Company : Tombak Production Sutradara :Muhamad Viqhi Aoubby
Project Title : Belentung Jatitujuh Kameraman : Thomas Raga
Durasi : 15 Menit Editor : Sumedi
Produser : Prasetio.Muhibuddin Penulis Naskah : Eva Nurhikmah
Proses editing ini bisa dibilang tahapan untuk menentukan hasil sebuah karya film
bagus atau tidak bagus dan seorang editor harus bertanggung jawab penuh untuk
hasil akhir film tersebut. Konsep yang diterapkan penulis dalam karya
dokumenter “Belentung Jatitujuh” menggabungkan potongan gambar sesuai alur
cerita agar berkesinambungan, penulis membuat keterangan di beberapa transisi
perpindahan gambar supaya penulis mampu membawa penonton ke alur puncak
acara “ perlon unggahan “, penulis sangat menghindari penggunaan gambar yang
shakeing. Tetapi jika gambar tersebut mempunyai nila estetika, penulis
menggunakan gambar tersebut dengan memperbaiki pakai effect video dan
penulis menggunakan musik backsound yang sesuai agar pas dengan tema dan
suasana.
Penulis menggunakan software adobe premiere pro 2016, software sangat mudah
digunakan, mempunyai fitur yang menarik dan adobe premiere termasuk
software standar editing televisi nasional. Penulis dibantu crew pada saat proses
editing, termasuk sutradara yang membantu penyusunan gambar dan pemilihan
musik yang pas agar konsep program yang direncanakan pada saat pra produksi
sesuai dengan hasil akhir.
131
LAPORAN EDITING
Production Company : Tombak Production Sutradara : Muhamad Viqhi
Aoubby
Project Title : Belentung Jatitujuh Kameraman : Thomas Raga
Durasi : 15 Menit Editor : Sumedi
Produser : Prasetio.Muhibuddin Penulis Naskah : Eva Nurhikmah
No
KETERANGAN
Visual Audio SFX Transisi Video
Effect
Durasi
1 Colour bar - Tone
Coulour
bar
Cutting 5 Detik
2 Logo BSI - Cutting 5 Detik
3 Program
ID(Judul,
Format
Program,
Jenis acara,
durasi,
Sutradara
- Cutting 5 Detik
4 Counting
leader
- Tone
counting
leader
Cutting 5 Detik
5 Bumper
program
- - Cutting 30
Detik
6 Peta
Majalengka
- - Cutting 10
Detik
132
7 Time lapse - - Cutting 5 Detik
8 Ikon
Majalengka
(ikan)
- - Cutting Color
corecction
2 Detik
9 Tulisan kota
Majalengka
- - Cutting Color
correction
1 Detik
10 Tulisan kota
Majalengka
- - Cutting Color
correction
1 Detik
11 Ikon
majalengka
(TUGU)
- - Cutting Color
correction
5 Detik
12 Ikon
majalengka
(TUGU)
- - Cutting Color
correction
3 Detik
13 Warga
menyebrang
- - Cross
dissolve
Color
correction
1 Detik
14 Warga
menyebrang
- Cutting Color
correction
3 Detik
15 Warga
menyuci di
sungai
- Cutting Color
corecction
3 Detik
16 Warga
menyebrang
- Cutting Color
correction
2 Detik
17 Rumah
komunitas
- Cutting Color
correction
1 Detik
18 Wawancara
pendiri
komunitas
Statement
pendiri
komunitas
- Cutting Color
correction
50
Detik
133
19 Komunitas
berkumpul
Statement
pendiri
komunitas
- Cutting Color
correction
4 Detik
20 Hiasan
rumah
Statement
pendiri
komunitas
- Cutting Color
correction
3 Detik
21 Rumah
konser
kampung
Statement
pendiri
komunitas
- Cutting Color
correction
4 Detik
22 Rumah
konser
kampung
Statement
pendiri
komunitas
- Cutting Color
correction
4 Detik
23 Lukisan
dalam
rumah
konser
kampung
Statement
pendiri
komunitas
- Cutting Color
correction
8 Detik
24 Lukisan
dalam
rumah
konser
kampung
Statement
pendiri
komunitas
- Cutting Color
corecction
4 Detik
25 Foto jaman
dulu
Statement
pendiri
komunitas
- Cutting Color
corecction
2 Detik
26 Foto jaman
dulu
Statement
pendiri
komunitas
- Cutting Color
corecction
1 Detik
134
27 Komunitas
melantunkan
puisi dan
diiringi
musik
Musik by
komunitas
- Cutting Color
corecction
32 Detik
28 belentung Statement
pendiri
komunitas
- Cutting Color
corecction
4 Detik
29 Kodok/katak Statement
pendiri
komunitas
- Cutting Color
correction
2 Detik
30 Kodok/katak Statement
pendiri
komunitas
- Cutting Color
corecction
2 Detik
31 Memainkan
alat musik
belentung
Statement
pendiri
komunitas
- Cutting Color
correction
2 Detik
32 Ketua
komunitas
Statement
pendiri
komunitas
- Cutting Color
corecction
4 Detik
33 Memainkan
alat musik
belentung
Statement
pendiri
komunitas
- Cutting Color
corecction
2 Detik
34 Alat alat
musik
didalam
rumah
Statement
pendiri
komunitas
- Cutting Color
correction
4 Detik
35 Alat musik
belentung
Statement
pendiri
komunitas
- Cutting Color
correction
4 Detik
135
36 Detail alat
musik
belentung
Statement
pendiri
komunitas
- Cutting Color
correction
7 Detik
37 Bambu
untuk
membuat
alat musik
belentung
Statement
pendiri
komunitas
- Cutting Color
correction
3 Detik
38 Komunitas
memainkan
alat musik
disawah
Musik by
komunitas
- Additive
dissolve
Color
correction
60 Detik
39 Alat musik Musik by
komunitas
- Cutting Color
correction
9 Detik
40 Alat musik
Belentung
Musik by
komunitas
- Cutting Color
correction
9 Detik
41 Alat musik
gendang
Musik by
komunitas
- Cutting Color
correction
3 Detik
42 Wawancara
pembuat
alat musik
belentung
Statement
pembuat
alat musik
- Cross
dissolve
Color
correction
36 Detik
43 Alat – alat
musik
didalam
rumah
Statement
pembuat
alat musik
- Cutting Color
correction
3 Detik
44 Alat – alat
musik
didalam
rumah
Statement
pembuat
alat musik
- Cutting Color
correction
5 Detik
136
45 Alat musik
belentung
Statement
pembuat
alat
musik
- Cutting Color
correction
3 Detik
46 Alat musik
belentung
Statement
pembuat
alat
musik
- Cutting Color
correction
5 Detik
47 Alat musik
belentung
Statement
pembuat
alat
musik
- Cutting Color
correction
2 Detik
48 Bambu alat
musik
belentung
Statement
pembuat
alat
musik
- Cutting Color
correction
3 Detik
49 Memotong
bambu
Natural - Cutting Color
correction
5 Detik
50 Memotong
bambu
Natural - Cutting Color
correction
5 Detik
51 Mengamplas
bambu
Natural Cutting Color
correction
5 Detik
52 Mengamplas
bambu
Natural Cutting Color
correction
3 Detik
53 Mengukur
batang
Natural Cross
dissolve
Color
correction
3 Detik
54 Memotong
batang
Natural Cutting Color
correction
8 Detik
55 Memotong
batang
Natural Cutting Color
correction
5 Detik
137
56 Memotong
batang
Natural Cutting Color
corecction
5 Detik
57 Mengelem
catang
penekuk ke
catang
belentung
Natural Cross
Dissolve
Color
correction
4 Detik
58 Mengukur
kulit
Natural Cutting Color
correction
4 Detik
59 Menggunting
kulit
Natural Cutting Color
corecction
1 Detik
60 Mengelem
kulit
Natural Cutting Color
correction
4 Detik
61 Memasang 2
paseuk
Natural Cutting Color
correction
7 Detik
62 Memalu
paseuk
Natural Cutting Color
correction
4 Detik
63 Memasang
arnal (tusuk
konde)
Natural Cutting Color
correction
6 Detik
64 Pak subita
memainkan
alat musik
belentung
Musik by
komunitas
Cutting Color
correction
16 Detik
65 Wawancara
pak subita
(pembuat
alat musik)
Statement
pembuat
alat musik
Cutting Color
correction
40 Detik
66 Detail alat
musik gitar
Statement
pembuat
alat musik
Cutting Color
correction
10 Detik
138
67 Pak subita
menjelaskan
filosofi
belentung
Statement
pembuat
alat
musik
Cross
Dissolve
Color
correction
60 Detik
68 Detail awak
alat musik
belentung
Statement
pembuat
alat
musik
Cutting Color
correction
2 Detik
69 Detail
paseuk
Statement
pembuat
alat
musik
Cutting Color
corecction
2 Detik
70 Pemanis alis
di awak
(bamboo)
Statement
pembuat
alat
musik
Cutting Color
correction
2 Detik
71 Pemanis alis
di awak
(bamboo)
Statement
pembuat
alat
musik
Cutting Color
correction
2 Detik
72 Detail
catang
belentung
Statement
pembuat
alat
musik
Cutting Color
correction
2 Detik
139
73 Detail
catang
belentung
Statement
pembuat
alat
musik
Cutting Color
correction
2 Detik
74 Detail
arnal
(tusuk
konde)
Statement
pembuat
alat
musik
Cutting Color
correction
1 Detik
75 Detail
hulu
Statement
pembuat
alat
musik
Cutting Color
correction
3 Detik
76 Lambang
mega
mendung
khas
Cirebon
Statement
pembuat
alat
musik
Cutting Color
correction
2 Detik
77 Belentung
diberikan
kancing
Statement
pembuat
alat
musik
Cutting Color
correction
2 Detik
140
78 Wawancara
pembuat
alat musik
belentung
Statement
pembuat
alat
musik
Cutting Color
correction
50 Detik
79 Detail
belentung
Statement
pembuat
alat
musik
Cutting Color
correction
7 Detik
80 Alat musik
belentung
Statement
pembuat
alat
musik
Cutting Color
correction
2 Detik
81 Alat musik
belentung
Statement
pembuat
alat
musik
Cutting Color
correction
10 Detik
82 Wawancara
pembuat
alat musik
belentung
Statement
pembuat
alat
musik
Cutting Color
correction
27 Detik
141
83 Papan
dinas
pariwisata
kota
majalengka
Statement
pembuat
alat musik
Cross
Dissolve
Color
correction
2 Detik
84 Komunitas
memainkan
alat musik
belentung
Musik by
komunitas
Cutting Color
correction
60 Detik
85 Luar
gedung
dinas
pariwisata
kota
Majalengka
Musik by
komunitas
Cutting Color
correction
3 Detik
86 Depan
gedung
dinas
pariwisata
kota
Majalengka
Musik by
komunitas
Cutting Color
correction
5 Detik
87 Detail
nama
gedung
dinas
pariwisata
Musik by
komunitas
Cutting Color
correction
5 Detik
142
88 Papan
tulisan
dinas
pariwisata
kota
Majalengka
Musik by
komunitas
Cutting Color
correction
4 Detik
89 Poster
dinas
pariwisata
kota
Majalengka
Musik by
komunitas
Cutting Color
correction
2 Detik
90 Wawancara
kepala
dinas
pariwisata
kota
Majalengka
Statement
kepala
dinas
pariwisata
Cutting Color
correction
20 Detik
91 Depan
gedung
dinas
pariwisata
kota
Majalengka
Statement
kepala
dinas
pariwisata
Cutting Color
correction
2 Detik
92 Tulisan
tourism
information
center
Statement
kepala
dinas
pariwisata
Cutting Color
correction
2 Detik
143
93 Lukisan
dalam
rumah
komunitas
kampung
konser
Statement
kepala
dinas
pariwisata
Cutting Color
correction
6 Detik
94 Piagam
kampung
konser
Statement
kepala
dinas
pariwisata
Cutting Color
corecction
1 Detik
95 Piagam
kampung
konser
Statement
kepala
dinas
pariwisata
Cutting Color
correction
1 Detik
96 Gedung
dinas
pariwisata
Statement
kepala
dinas
pariwisata
Cutting Color
correction
2 Detik
97 Foto
bingkai
konser
kampung
Statement
kepala
dinas
pariwisata
Cutting Color
correction
2 Detik
98 Jalan depan
dinas
pariwisata
Statement
kepala
dinas
pariwisata
Cutting - Color
correction
2 Detik
99 Pintu
gerbang
dinas
pariwisata
Statement
kepala
dinas
pariwisata
Cutting Color
correction
3 Detik
144
100 Tari dari
komunitas
konser
kampung
Statement
kepala
dinas
pariwisata
Cutting Color
correction
2 Detik
101 Lukisan dari
komunitas
konser
kampung
Statement
kepala
dinas
pariwisata
Cutting Cutting 2 Detik
102 Luar rumah
konser
kampung
jatitujuh
Statement
kepala
dinas
pariwisata
Cutting Color
correction
2 Detik
103 3 alat musik
alat musik
belentung
Statement
kepala
dinas
pariwisata
Cutting Color
correction
4 Detik
104 Papan jalan
menuju
bandara
kertajati
Statement
kepala
dinas
pariwisata
Cutting Color
correction
2 Detik
105 Gambar
bandara
kertajati
Statement
kepala
dinas
pariwisata
Cutting Color
correction
5 Detik
106 Establish
jalan tol
majalengka
Musik by
komunitas
Cross
dissolv
e
Color
correction
16 Detik
107 Establish
jalan tol
majalengka
Musik by
komunitas
Cutting Color
correction
7 Detik
145
108 Luar
bandara
kertajati
Musik by
komunitas
Cutting Color
correction
6 Detik
109 Luar
bandara
kertajati
Musik by
komunitas
Cutting Color
correction
6 Detik
110 Tugu jati
tujuh
Musik by
komunitas
Cutting Color
correction
2 Detik
111 Warga
mengeringk
an padi
Musik by
komunitas
Cutting Color
correction
2 Detik
112 Wawancara
warga desa
jatitujuh
Statement
warga
jatitujuh
Cutting Color
correction
20 Detik
113 Lukisan
yang dibuat
komunitas
Statement
warga
jatitujuh
Cutting Color
correction
1 Detik
114 Tari dari
komunitas
kampung
konser
Statement
warga
jatitujuh
Cutting Color
correction
1 Detik
115 Kesenian
tembikar
dari konser
kampung
Statement
warga
jatitujuh
Cutting Color
correction
2 Detik
116 Wawancara
warga desa
jatitujuh
Statement
warga
jatitujuh
Cutting Color
correction
40 Detik
117 Kegiatan
masyarakat
Statement
warga
jatitujuh
Cutting Color
correction
1 Detik
100
118 Lukisan dari
komunitas
konser
kampung
Statement
warga
jatitujuh
Cutting Color
correction
1 Detik
119 Tarian dari
komunitas
konser
kampung
Statement
warga
jatitujuh
Cutting Color
correction
4 Detik
120 Kegiatan
warga desa
jatitujuh
Musik by
komunitas
Cutting Color
correction
9 Detik
121 Komunitas
memainkan
alat musik
belentung di
rumah
komunitas
Musik by
komunitas
Cutting Color
correction
60 Detik
122 Kredit title Musik by
komunitas
Cutting Color
correction
60 Detik
123 Copyright - 2 Detik