15
BAB III
LAPORAN PRODUKSI
3.1. Proses Kerja Produser
Produser adalah seseorang yang bertanggung jawab atas seluruh
pelaksanaan kegiatan produksi mulai dari persiapan tahap pra produksi,
produksi hingga pascaproduksi.
Menurut (Latief dan Utud, 2017:3) menyimpulkan bahwa :
Produser hanya sebuah kata, tetapi dalam dunia broadcasting dan film kata
produser terkandung makna kuat, daya tarik, dan pengaruhnya pada
pengembangan karier dan nasib pekerja dan pelaku seni. Bahkan produser
menjadi magnet bagi mereka yang ingin membangun karier di dunia hiburan
(entertaiment).
Peran produser hanya sebagai fasilitator kebutuhan produksi dan
mengawasi setiap penggunaan dana, jadwal kerja serta menyediakan
peralatan dan fasilitas produksi hingga pasca-produski. Artinya, produser
dalam produksi drama televisi, lebih kepada pengawasan dan strategi
produksinya. Adapun operasional seperti fungsi-fungsi pengorganisasian,
pengarahan, dan operasional pelaksanaanya di kerjakan sutradara. Produser
drama harus memiliki keahlian perencanaan, pengawasan dan strategi
produksi, khususnya pengelolaan keuangan.
16
Menurut (Latief dan Utud, 2017:23) mengatakan bahwa, “Menjadi
produser berarti siap menghasilkan karya artistik yang dapat memberikan
kebahagiaan hiburan, informasi dan pendidikan kepada masyarakat. Tidak
hanya sekedar menghasilkan keuntungan, rating, dan share yang baik.”
Berdasarkan kutipan diatas produser merupakan manajemen lini
pertama (first line management). Bertugas memimpin dan mengawasi
karyawan non manajemen yang terlibat dalam produksi siaran televisi. Salah
satu fungsi produser adalah motivator yang memberikan dorongan untuk
bertindak mencapai tujuan yang diinginkan.
Menurut (Muslimin, 2018:152) menyimpulkan bahwa :
Tugas seorang produser secara umum yaitu memimpin seluruh tim produksi
agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan bersama, baik dalam aspek
kreatif maupun manajemen produksi, dengan anggaran yang telah disetujui
oleh executive producer.
Dalam produksi drama televisi “Bakh Di Ujung Tua” ini, penulis
berperan sebagai produser. Alasan penulis menjadi produser adalah penulis
ingin lebih dalam lagi terlibat dalam pembuatan drama televisi ini mulai dari
proses pra produksi, produksi, sampai pasca produksi. Memang tidak mudah
dalam menjalankan peran sebagai produser, namun dengan keinginan untuk
lebih belajar dan mengerti, juga dari dorongan dan support dari seluruh pihak,
penulis pun mencoba untuk menjalankan tanggung jawab ini dengan
komitmen yang kuat.
17
3.1.1. Pra Produksi
Sebelum menjalani sebuah produksi, tahap awal yang harus dilalui
adalah penemuan ide/gagasan yang dilakukan oleh semua tim untuk
memberikan usulan mengenai produksi yang akan dijalani. Setelah
menemukan ide/gagasan penulis bersama tim mengolah ide cerita untuk di
jadikan sebuah skenario dengan beberapa tahap agar tidak keluar dari ide
dasar.
Menurut (Morissan, 2015:309) mengatakan bahwa “tahap praproduksi
atau perencanaan adalah semua kegiatan mulai dari pembahasan ide
(gagasan) awal sampai dengan pelaksanaan pengambilan gambar (shooting)”.
Ide pembuatan drama televisi ini berdasarkan kemampuan tim kami
untuk memproduksi sebuah tayangan yang berformat drama. Semua tim
sudah memahami skenario program tersebut dan telah mempunyai ide atau
masukan untuk program itu sendiri.
Proses pra produksi yang penulis lakukan sebagai seorang produser
sebelum memasuki tahap produksi shooting, antara lain:
1. Rapat Kelompok
Setelah kelompok terbentuk dan jobdesk pun sudah ditentukan,
barulah melakukan rapat kelompok guna mendiskusikan ide-ide yang
muncul dari masing-masing kru. Awal nya kami hanya mendapatkan
kami hanya mendapatkan basecamp tempat kami berkumpul, barulah
segera diskusi dan juga pematangan konsep dilakukan disana.
18
2. Pembuatan Shooting Scedule
Pembuatan shooting scedule (jadwal shooting) sangat perlu dimana
jadwal ini berfungsi sebagai pedoman kerja semua pihak yang terlibat
dalam produksi.
3. Anggaran Biaya
Setelah membuat shooting scedule selanjut nya perlu membuat
tentang perincian biaya mulai dari produksi sampai pasca produksi.
Berdasarkan hasil rapat tim produksi maka kami sepakat masing-masing
orang dikenakan iuran sebesar Rp. 1.100.000,- (Satu juta seratus ribu
rupiah).
4. Menyusun Tim Produksi
Dalam pembuatan produksi drama televisi dibutuhkan kerja sama
banyak orang. Dari sekian banyak orang yang terlibat, ada tim inti yang
terlibat langsung dari awal sapai akhir produksi. Untuk mencapai hasil
akhir yang di inginkan, segala masalah di diskusikan agar semua berjalan
sesuai dengan apa yang telah di rencanakan. Adapun nama-nama tim
produksi drama televisi yang berjudul “Bakh Di Ujung Tua” antara lain:
a. Destyani Indah P Sebagai Produser
b. Anggi Andreansyah Sebagai Sutradara dan Penulis
Naskah
c. M Naufal Tiar Sebagai Penata Kamera dan
Editor
d. Desta Anjasmara Sebagai Penata Artistik
e. Muflih Zakwan R Sebagai Penata Suara
19
Melengkapi perizinan dan lokasi, perihal perizinan, terutama lokasi
shooting tidak boleh diabaikan karena akan berakibat fatal. Jika saat produksi
berjalan dan tidak mendapat izin untuk pengambilan gambar di lokasi tentu
saja waktu produksi menjadi terhambat.
Membuat surat ikatan kerja talent (pemeran) adalah hal penting
karena di dalam nya terdapat ikatan kerja setidaknya berusaha untuk bekerja
secara profesional. Melalui kontrak kerja segala pihak, kewajiban, dan sanksi
yang mengikat kedua belah pihak untuk lebih bersikap hati-hati.
Menyiapkan transportasi, transportasi berperan penting dalam sebuah
produksi, termasuk lingkup kerjanya yaitu menjemput talent, membawa
peralatan produksi, serta keperluan lain yang perlu transportasi. Tentu saja
produser harus mengusahakan keperluan transportasi ini, dengan
pertimbangan kendaraan, kesesuaian kondisi di lapangan dan pastinya sesuai
dengn anggaran biaya yang telah di tetapkan.
3.1.2. Produksi
Pada saat produksi berjalan, tugas penulis juga memeriksa jadwal
yang sudah ada pada shooting schedule. Apakah sudah berjalan dengan sesuai
jadwal atau keluar dari jadwal yang sudah ada.
Waktu produksi drama televisi “Bakh Di Ujung Tua” ini
berlangsung selama 3 (Tiga) hari. Penulis sebagai seorang produser dalam
proses produksi yang harus di perhatikan adalah konsumsi, transportasi,
20
akomodasi, dan komunikasi dengan crew gar tidak terjadi kesalahan pada saat
jalannya produksi.
1. Konsumsi
Konsumsi merupakan kebutuhan primer untuk seluruh pelaksana
produksi. Memberiklan konsumsi ketika produksi sesuai jadwal yang
telah di tetapkan adalah hal yang tidak boleh di lupakan karena aktifitas
produksi yang banyak mengharuskan untuk mengkonsumsi makanan agar
seluruh tim yang melaksakan proses shooting mendapatkan energi yang
cukup untuk melanjutkan shooting “Bakh Di Ujung Tua” yang cukup
melelahkan.
2. Transportasi dan Akomodasi
Masalah tepat waktu sangat menentukan target. Produksi drama
televisi “Bakh Di Ujung Tua” disini tim menggunakan motor dan mobil.
Mobil digunakan untuk tim produksi dan talent. Motor digunakan untuk
mendukung jalannya produksi yang memilki fungsi lebih efektif jika ada
kebutuhan yang mendadak.
3. Memfasilitasi Property dan Alat Produksi
Kelengkapan produksi seperti perangkat kerjanya menjadi tanggung
jawab tim artistik dan tim divisi lainnya yang difasilitasi oleh produser,
baik sewa maupun pembelian barang.
4. Brifing Produksi dan Evaluasi Kerja Produksi
Setelah selesai melakukan pengambilan gambar, penulis
mengusahakan untuk melakukan evaluasi kerja produksi, yang bertujuan
agar kesalahan dan kendala produksi pada saat produksi tersebut tak
terulang kembali pada hari berikutnya.
21
Pada saat produksi produser mengawasi jalannya produksi sesuai
dengan jadwalnya dan anggaran yang sudah ditetapkan, produser juga harus
mengelola anggaran seefisien mungkin, tegas dalam mengatur pengeluaran,
tetapi tetap fleksibel dalam menyesuaikan dengan perkembangan kebutuhan
shooting sesuai dengan tuntutan lapangan. Dan juga mempersiapkan
peralatan yang akan digunakan, memantau dan menjaga barang-barang baik
melalui penyewaan, peminjaman, maupun milik pribadi agar keutuhan barang
tetap terkontrol.
3.1.3. Pasca Produksi
Pada saat proses pasca produksi ini produser bersama penulis naskah
dan sutradara harus memantau proses penyuntingan gambar agar tidak keluar
dari jalur konflik yang telah di buat oleh penulis naskah dan persetujuan
anggota. Produser juga dapat membantu apabila terjadi suatu masalah
terhadap proses penyuntingan gambar. Saat masa paca produksi merupakan
tahap akhir dari suatu proses penciptaan karya tim, sebagai seorang produser
selain memantau kerja penyunting gambar yang di dampingi oleh sutradara,
dan penulis naskah, juga menyediakan kebutuhan-kebutuhan yang di
perlukan saat proses penyunting gambar. Setelah mendampingi penyunting
gambar, penulis dibantu sutradara kembali mendampingi penata suara untuk
melakukan post audio di studio.
Selama proes kerja penyuntingan gambar penulis selaku produser juga
bekerja keras menyusun desain produksi dalam bentuk laporan yang di
22
lakukan dan merevisi kembali. Untuk hasil akhir penulis sebagai produser
tidak menyewa alat untuk tempat editing. Dikarenakan editor sudah
mempunyai seperangkat alat editing. Lalu penulis penyediakan DVD untuk
laporan akhir dan pembuatan hardcover.
Biaya keseluruhan pada produksi drama televisi. Kemudian atas
persetjuan semua tim maka kami sepakat masing-masing personil akan di
pungut biaya sebesar
3.1.4. Peran dan Tanggung Jawab
Produser sangat berperan dan bertanggung jawab terhadap jalannya
produksi sampai pasca produksi.
Menurut (Latief dan Utud, 2017:105) mengatakan bahwa, “seorang
produser harus bertanggung jawab atas segala yang di lakukan,
menyelesaikan pekerjaan hingga akhir.”
Menurut (Morisson, 2015:314) menyimpulkan bahwa :
Orang yang bertanggung jawab mengubah ide/gagasan kreatif ke dalam
konsep yang praktis dan dapat di jual. Produser harus memastikan adanya
dukungan keuangan bagi terlaksanakannya produksi program TV serta
mampu mengelola keseluruhan proses produksi termasuk melaksanakan
penjadwalan.
Pada produksi drama televisi “Bakh Di Ujung Tua” ini penulis
sebagai produser melakukan tanggung jawab seperti membantu mencari ide
23
cerita yang kemudian dilanjutkan untuk dibuat naskah oleh penulis naskah,
setelah itu membuat rancangan produksi agar pada saat produksi dapat
berjalan dengan lancar dan tepat waktu.
Produser juga berperan untuk membuat sura kontrak kerjasama yang
akan disepakati oleh kedua belah pihak, sebagai produser juga harus
bertanggung jawab atas seluruh hasil produksi dari segi dana maupun hasil
akhir produksi.
Maka penulis sebagai produser harus benar-benar teliti dalam
memperhitungkan anggaran serta semua perencanaan kegiatan dari pra
produksi hingga pasca produksi agar semua berjalan dengan lancar.
3.1.5. Proses Penciptaan Karya
Penulis menjelaskan proses penciptaan karya yang terdiri dari :
a. Konsep Kreatif
Seperti yang kita tahu, bahwa kenyataannya sekarang ini
makin banyak
masyarakat Indonesia yang semakin pintar untuk memilih acara
yang baik. Namun hal itu tidak menghapuskan juga bahwa masih
banyak masyarakat yang terpedaya oleh pembuat film televisi
yang hanya mengutamakan keuntungan pribadi dan naiknya rating
acara. Untuk itu penulis mencoba menjadi salah satu pembuat
karya yang tidak hanya memperhatikan etika dan pribadi saja,
namun juga untuk kepentingan para penonton dengan
24
menyisipkan moral dalam karya drama televisi ini, pada drama
televisi “Bakh Di Ujung Tua”, berbagai teknik dipadukan untuk
dapat mempengaruhi penonton. Mulai dari isi cerita, akting
pemain, komposisi gambar hingga tahap editing. Semua
dipadukan menjadi satu bagian yang tidak terpisahkan agar drama
televisi ini menjadi tontonan yang menarik dan berkualitas.
Tahap awal konsep kreatif ini dengan adanya ide cerita dari
sang penulis naskah, kemudian dikembangkan kembali oleh sang
sutradara. Tentunya dengan persetujuan bersama tim, akhirnya
kerangka cerita tersebut dirubah menjadi sebuah naskah matang
oleh sang penulis naskah. Dalam konsep kreatif penulis lebih
menonjolkan kekuatan pesan dalam drama ini.
b. Konsep Produksi
Dari pematangan ide yang sudah ada, kemudian tim produksi
melakukan riset, mencari pemain, melakukan casting dan reading.
Survey lokasi bersama tim produksi mempersiapkan segala sesuatunya
yang diperlukan untuk produksi nanti. Penulis sebagai produser sebisa
mungkin mempersiapkan semuanya secara matang. Karena banyak
yang harus dipertimbangkan agar disaat hari produksi dimulai dengan
berjalan lancar
Saat produksi penulis sebagai produser selalu tekankan untuk
selalu menjaga kekompakan, walaupun terkadang sedikit pasti ada
perbedaan pendapat. Tetapi, seluruh kru mampu mengatasinya dengan
25
cara melakukan koordinasi produksi yang baik dengan semua kerabat
kerja.
c. Konsep teknis
Tidak lepas dari koordinasi dengan semua tim, penulis
memilih kamera dengan seri SONY HXR-NX5R. Untuk lampu yang
di gunakan sesuai dengan kondisi lapangan dan konsep yang telah di
buat dan di sepakati, penulis menggunakan 2 (dua) unit led, 1 (satu)
unit zoom, 1 (satu) unit boom mic, 3 (tiga) unit wireles.
Setelah memperhatikan equipment yang akan di pakai, penulis
juga memperhatikan masalah perlengkapan yang akan menunjang
kinerja semua tim yang terlibat. Dengan menyiapkan production
support yakni, konsumsi, ruang make up.
3.1.6. Kendala Produksi dan Solusinya
Di setiap produksi pasti mengalami kendala, dan penulis selaku
produser mencari solusinya agar kegiatan pra produksi hingga pasca produksi
berjalan dengan lancar :
26
1. Kendala : Penulis mengalami kendala saat mentukan ide cerita
dalam drama ini.
Solusi : Solusinya produser bersama tim mengadakan
musyawarah dan masing-masing menyampaikan ide cerita dan
kemudian memilih salah satu cerita.
2. Kendala : Penulis sempat mengalami kesulitan mendapatkan
lokasi.
Solusi : Solusinya produser bersama tim terus mencari solusi
yang sesuai dan akhir nya mendapatkannya.
3. Kendala : Pada saat produksi lighting led tidak menyala
sehingga proses pengambilan gambar di hentikan sejenak.
Solusi : Solusi nya penulis langsung menghubungi rental
penyewaan alat kemudian beberapa saat kemudian salah seorang
rental penyewaan ke lokasi produksi untuk membawakan led yang
menyala.
3.1.7 Lembar Kerja Produser
a. Konsep Program
Proses awal dalam pembuatan program acara televisi drama ini
adalah memilih tim produksi dan menyepakati ketentuan-ketentuan yang
ditetapkan. Untuk mengerjakan program televisi drama ini sebagai karya
27
tugas akhir yang akan di buat dengan skill atau kemampuan masing-
masing untuk dituangkan kedalam sebuah karya secara profesional.
Tim memutuskan untuk mengangkat drama televisi romance
dengan format drama yang berjudul ”Bakh Di Ujung Tua”. Alasan
memilih genre romance karna penulis ingin membuat drama televisi ini
berbeda dari yang lainnya. Pada tahapan ini penulis menggunakan konsep
di dalam ruangan (indoor) dan di luar ruangan (outdoor).
Konsep teknis dalam produksi di antaranya menggunakan 1 (satu)
unit kamera, menggunakan 2 (dua) unit led, 1 (satu) unit zoom, 1 (satu)
unit boom mic, 3 (tiga) unit wireless untuk talent. Untuk tata artistik
dilakukan sesuai naskah yang telah di buat. Peralatan teknis dan lainnya,
bersifat pinjaman dan sewa baik dari personal ataupun intansi. Waktu
produksi drama televisi “Bakh Di Ujung Tua” ini berlangsung selama 3
hari.
28
III.1 WORKING SCHEDULE
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit
No
Tahap
Aktifitas
Target Per Minggu
Maret April Mei Juni Juli
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1 Pra
Produksi
Penemuan Ide
2 Pengembangan Gagasan
3 Penulisan Naskah
4 Produksi Shooting
5 Daily Production Report
29
6 Evaluasi Produksi
7 Pasca
Produksi
Capturing
8 Logging
9 Online Editing
30
III.2 BREAKDOWN BUDGET
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A
Durasi : 24 Menit
No Item Unit Rate Amount Notes
Pra Produksi
1
Fotocopy
Naskah
10 Rp. 5.000,00 x
10
Rp. 50.000,00
Jumlah Rp. 50.000,00
Produksi
2
Sewa Kamera
1
Rp. 225.000 x
3
Rp. 675.000,00
Sony HXR-
NX5R +
Tripod
3
1
Rp. 12.500 x 3
Rp 37.500,00
Kabel HDMI
to HDMI
4
Sewa Lighting
2 Rp 150.000 x 3 Rp 450.000,00
LED 15”
(Viltrox)
5
Sewa Audio
1 Rp 75.000 x 3 Rp 225.000,00 Zoom H6N
6
1 Rp 75.000 x 3 Rp 225.000,00
Boom Mic
Sennheiser
MKH-416
7
3 Rp 150.000 x 3 Rp 450.000,00
Wireless clip
on sennheiser
31
8
1
Rp. 12.500 x 3
Rp 37.500,00
Headphone
Jumlah Rp 2.100.00,00
Produksi (Artistik)
9 Properti Rp 529.300,00
10 Sewa Rumah Rp 500.000,00
11 Talent Rp 1.600.000,00
12 Bensin Mobil Rp 300.000,00
Jumlah RP 2.929.300,00
Produksi (unit)
13 Konsumsi Rp 1.200.000,00
Jumlah Rp 6.279.300,00
Sisa Uang Rp 320.700,00
Total Rp 6.600.000,00
32
III.3 SHOOTING SCHEDULE
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A
Durasi : 24 Menit
No Hari dan Tanggal Waktu Pelaksanaan Kegiatan
1
Senin, 17 Juni
2019
06:00-07:00 Memeriksa Perlengkapan
2 07:00-08:00 Setting Peralatan
3 08:00-12:00 Pengambilan Gambar
4 12:00-13:00 Break
5 13:00-17:00 Pengambilan Gambar
6 17:00-17:30 Produksi Selesai
7 17:30-18:30 Clear Area
8 18:30-19:00 Kembali ke Basecamp
9 19:00 Break Produksi
10
Selasa, 18 Juni
2019
06:00-07:00 Persiapan Produksi
11 07:00-08:00 Setting Alat
12 08:00-12:00 Pengambilan Gambar
13 12:00-13:00 Break
14 13:00-22:00 Pengambilan Gambar
15 22:00 Break Produksi
16
Rabu, 19 Juni
2019
06:00-07:00 Persiapan Produksi
17 07:00-08:00 Setting Alat
18 08:00-12:00 Pengambilan Gambar
19 12:00-13:00 Break
33
20 13:00-22:00 Pengambilan Gambar
21 22:00 Break Produksi
34
III.4 CALL SHEET
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A
Durasi : 24 Menit
Crew
No Nama Jabatan Alamat No.Telp/Hp
1
Destyani Indah P
Produser
Jl.BaitulRahim II
No.38 Rt;05/15 Depok
Margonda
089677259685
2
Anggi Andreansyah
Sutradara dan
Penulis Naskah
Jl.Margondaraya
kp.Mampang No.9
Rt:02/17 Depok
089698272075
3
Muhammad Naufal
Tiar Permana
Penata Kamera
dan Editor
Jl.Majapahit II No.144
Rt:08/15 Depok
089608917906
4
Faris Putra
Giantama
Penata Suara
Jl. Cilandak KKO
Rt:05/08 No:36
Jakarta Selatan
082211332499
5
Muflih Zakwan
Robbani
Penata Cahaya
Gg.Gandaria 1
Rt:03/06 No:28
Ratujaya Cipayung
Depok
081293956925
6
Desta Anjasmara
Penata Artistik
Jl.Janger 4 No.75
Rt:02/12 Depok
081319152630
35
III.5 CALL SHEET
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A
Durasi : 24 Menit
Talent
No Nama Sebagai Alamat No.Telp/Hp
1
Diky Rahman
Kusnoyo
Jln.Batu Jambrut II
No.61 Condet.
085813467595
2
Eva Dianasari
Yani
Perum Bumi 12 Blok B
No. 3 Rt:01/11.
089528822424
3
Ruri Wulandari
Marsih
Jln. C TelukGong
No.205A Pejagalan
Penjaringan Jakarta
Utara 14450.
085777073353
36
III.6 DAILY PRODUCTION REPORT
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A
Tanggal : 17 Juni 2019 Lokasi : Depok
Keterangan Terjadwal Pelaksanaan
Crew Call 06:00 06:30
Setting Peralatan 07:00 07:00
Shooting 08:00 08:30
Break 12:00 12:00
Shooting 13:00 13:00
Selesai 19:00 19:00
Peran Pemeran Usia Custome On Set Ket
Kusnoyo Diky
Rahman
48 Tahun Baju Polo
Cok;at dan
Celana
Hitam
07:15 Pulang
Yani Eva
Dianasari
35 Tahun Baju Pattern
Maroon dan
Rok Merah
07:15 Pulang
Porsi Catering Di pesan Realisasi
Makan Siang Di pesan Prasmanan
Makan Malam Di pesan Prasmanan
37
III.7 DAILY PRODUCTION REPORT
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A
Tanggal : 18 Juni 2019 Lokasi : Depok
Keterangan Terjadwal Pelaksanaan
Crew Call 06:00 06:30
Setting Peralatan 07:00 07:00
Shooting 08:00 08:30
Break 12:00 12:00
Shooting 13:00 22:00
Selesai 22:00 22:00
Peran Pemeran Usia Custome On Set Ket
Kusnoyo Diky Rahman 48 Tahun Baju Polo
Kuning
07:00 Pulang
Yani Eva Dianasari 35 Tahun Baju
Kembang
Coklat dan
Rok Hitam
07:00 Pulang
Marsih Ruri
Wulandari
27 Tahun Baju Hitam
dan
Kerudung
Coklat
07:00 Pulang
Porsi Catering Di pesan Realisasi
Makan Siang Di pesan Prasmanan
Makan Malam Di pesan Prasmanan
38
III.8 DAILY PRODUCTION REPORT
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A
Tanggal : 19 Juni 2019 Lokasi : Depok
Keterangan Terjadwal Pelaksanaan
Crew Call 06:00 06:30
Setting Peralatan 07:00 07:00
Shooting 08:00 08:30
Break 12:00 12:00
Shooting 13:00 22:00
Selesai 22:00 22:00
Peran Pemeran Usia Custome On Set Ket
Kusnoyo Diky
Rahman
48 Tahun Baju Kuning
dan Celana
Hitam
07:00 Pulang
Yani Eva
Dianasari
35 Tahun Dress
Kembang
07:00 Pulang
Fachri Anak Yani 12 Tahun Seragam
Sekolah
07:00 Pulang
Afarlan Sigit 8 Tahun Seragam
Sekolah
07:00 Pulang
Porsi Catering Di pesan Realisasi
Makan Siang Di pesan Prasmanan
Makan Malam Di pesan Prasmanan
39
III.9 EQUIPMENT LIST (CHECK LIST HARIAN)
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A
Durasi : 24 Menit
No Nama Seri Jumlah Keterangan
1 Kamera Sony HXR-
NX5R
1 Sewa
2 Tripod 1 Sewa
3 Kabel HDMI 1 Sewa
4 Monitor Samsung 1 Milik Sendiri
5 LED 2 Sewa
6 Hannochs 45watt 1 Milik Sendiri
7 Zoom H6N 1 Sewa
8
Boom Mic
Mic Sennheiser
MKH-416
1 Sewa
9 Wireless clip on Sennheiser 3 Sewa
10 Headphone 1 Sewa
40
FOTO LOKASI
Gambar III.1 Rumah dan Warung Kusnoyo
41
Gambar III.2 Lokasi Jalanan
42
3.2. Proses Kerja Sutradara
Sutradara Televisi adalah sebutan bagi seseorang yang mempunyai
profesi menyutradarai Program Acara televisi baik untuk Drama ataupun
Nondrama, dalam produksi single ataupun multi-camera. Sutradara Televisi
yaitu salah satu profesi yang cukup menjadi perhatian dalam dunia televisi.
Betapa tidak orang yang menyandang predikat ini kebanyakan menjadi
penentu arah produksi yang sedang di tangani atau dengan kata lain dapat
juga disebut sebagai komandan produksi acara televisi yang merupakan
spesialis dalam tugasnya dan selalu mempertanggung jawabkan hasil
karyanya dari segi artistik maupun dari segi produksinya kepada seorang
produser.
Menurut (Supriyadi dkk, 2014:9) mengatakan bahwa, “Seseorang
yang bertanggung jawab penuh atas aspek kreatif, baik yang bersifat
penafsiran maupun teknik, pada pembuatan sebuah film”.
Dapat disimpulkan dari kutipan diatas selain menjadi pemimpin
dalam sebuah produksi, ia juga bertanggung jawab terhadap kualitas gambar
yang tampak di layar di mana di dalamnya ia bertugas mengontrol teknik
sinematik, penampilan pemeran, kredibilitas, dan kontinuitas cerita yang
disertai elemen-elemen dramatik pada produksinya.
Sutradara juga harus mempunyai ide – ide kreatif dalam membuat
suatu program acara dan dalam pengembangan sebuah naskah atau skrip baik
itu drama maupun nondrama. Dalam ide kreatif itu, seorang sutradara harus
mampu mengolah suatu program acara menjadi menarik untuk ditonton oleh
43
masyarakat. Tidak hanya mempunyai ide kreatif dan sifat bertanggung jawab,
seorang sutradara juga harus memiliki wawasan yang luas dalam mengolah
sebuah karya dalam bentuk audio visual. Seorang sutradara harus kreatif
dalam menciptakan suatu karya audio visual dari pra hingga pasca produksi.
Dari membuat konsep sampai dengan pengemasan karya audio visual
tersebut.
Seorang sutradara juga harus mampu mengolah suatu film dengan
baik dimanapun tempatnya baik indoor maupun outdoor. Selain bertanggung
jawab pada suatu film dari pra hingga pasca produksi, seorang sutradara juga
mempunyai tanggung jawab pada untuk memberikan arahan kepada semua
tim baik pada saat pra maupun hingga pasca produksi agar menghasilkan
suatu komunikasi paling penting pada pembuatan suatu program, karena
komunikasi yang baik dan berjalan lancar, suatu film dapat membuahkan
hasil yang maksimal dan menciptakan sebuah karya yang berkualitas.
3.2.1. Pra Produksi
Dalam persiapan produksi atau pra produksi, ada tiga “Juru Kunci”
yang sangat berpengaruh dalam penentuan pelaksanaan produksi. Mereka
adalah Produser, Sutradara dan Penulis Naskah. Dalam kegiatan pra produksi
yang dilakukan oleh penulis sebagai seorang sutradara adalah mulai dari
pengembangan ide kreatif cerita, menentukan konsep program acara yang
akan dibuat, membuat naskah, penentuan calon pemain utama hingga ke
model pendukung dan disinilah sutradara yang bertanggung jawab
44
mengarahkan pemain agar tampil sesuai dengan skenario, hunting location,
dan hingga keperencanaan jadwal shooting. Setelah Ide Cerita, Judul Film,
Riset film, Sinopsis film, Skenario film, Bedah naskah, Visualisasi Gambar,
dan lokasi sudah disiapkan lalu penulis membuat director treatment yang
akan berguna saat produksi nanti untuk mempermudah pada pengambilan
gambar agar berjalan dengan lancar.. Sutradara juga terlibat dengan seluruh
proses kreatif, teknis dan produksi. Dan bertanggung jawab terhadap blocking
pemain dan kamera.
Menurut (Morissan, 2015:314) mengatakan bahwa, “Sutradara adalah
orang yang bertanggung jawab menerjemahkan kata-kata tertulis (skrip)
menjadi suara atau gambar tertentu. Sutradara bertugas memvisualkan konsep
naskah yang abstrak ke dalam bentuk yang nyata”.
Dari kutipan di atas dapat di simpulkan bahwa penulis sebagai
seorang sutradara televisi pada tahap ini terlibat dalam berbagai proses seperti
pembuatan konsep kreatif hingga konsep teknis untuk mendukung suksesnya
suatu program acara yang akan dilaksanakan pada tahap produksi nantinya.
Pada drama televisi “Bakh di Ujung Tua” yang merupakan sebuah
karya drama televisi untuk menempuh jejang Diploma III Universitas Bina
Sarana Informatika Fakultas Komunikasi dan Bahasa Jurusan Penyiaran,
sutradara mencoba untuk mempraktikkan apa yang selama ini telah dipelajari
di bangku perkuliahan.
45
a. Ide Cerita
Kerja sutradara dimulai saat dalam penemuan ide cerita, yang mana
proses ini sekaligus masuk dalam pengembangan skenario.
Menurut (Muslimin, 2018:33) mengungkapkan bahwa “Ide cerita bisa
datang dari siapa saja : teman, keluarga, pacar, pengalaman sendiri atau siapa
saja yang telah menginspirasi kamu untuk memproduksi sebuah film”.
Setelah menemukan ide cerita, sutradara dan penulis naskah mulai
melakukan pra produksi meeting guna membangun sebuah skenario agar
terlihat ada beberapa talent dan dimana saja lokasinya dalam cerita tersebut.
b. Judul Film
Setelah terbangun semuanya, sutrdara dan penulis naskah mencari judul
yang sesuai dan menarik untuk khalayak ramai, hingga nantinya dapat
membantu produser bahwa karya ini akan ditampilkan untuk golongan apa
dan umur berapa.
Menurut (Muslimin, 2018:35) mengungkapkan bahwa “Menentukan
judul film juga perlu kecermatan. Judul film mana yang sekiranya bisa
membuat calon penonton kita terstimulasi untuk menonton, dengan catatan
tidak meninggalkan esensi konten dari film tersebut”.
Akhirnya penulis menemukan judul yang tepat untuk penciptaan karya
film drama televisi tersebut yaitu “Bakh di Ujung Tua”.
46
c. Riset Film
Riset film ini berguna sangat untuk semua departemen dan cerita. Dari
setting waktu, visual, sound effect, property, make up dan wardrode. Riset
sangat berguna dalam pembentukan karakter pemain yang akan diperankan
dan juga sebagai bentuk agar seluruh departemen dapat melihat dan
membayangkan bagaimana visual yang akan dibuat dan kendalanya.
Menurut (Muslimin, 2018:36) menyimpulkan bahwa :
“Jika ingin mengangkat film tentang perilaku orang gila, diperlukan riset
kehidupan orang gila beneran; tingkah lakunya, kesukaannya, apa saja yang
dia benci, situasi kondisinya, baik di jalanan ataupun di rumah sakit jiwa.
Banyak pertimbangan dari hasil riset untuk ceita yang di angkat, seperti
kebenaran logis dan kebensran etis”.
Menurut (Musimin, 2018:38) menyimpulkan bahwa :
“Kebenaran Logis artinya alur logika dalam film harus bisa dicerna
secara akal. Kebenaran Etis lebih kepada film terkait dengan fungsinya
dalam hubungan sosisal kemasyarakatan. Artinya nilai morallah yang akan
membatasi film ini layak atau tidak untuk ditayangkan kepada publik”.
d. Sinopsis Film
Setelah ide cerita, judul dan hasil riset sudah terbangun dengan baik
penulis membuat sebuah sinopsis.
Menuru (Muslimin, 2018:39) mengatakan bahwa “Sinopsis film adalan
gambaran umum sebuah film secara naratif”.
47
Pembuatan sinopsispun tidak mudah, karena penulis harus
menggambarkan keseluruhan film secara singkat, dan dapat membuat calon
penonton menanti-nantikan hasil audio visual dari fil tersebut. Dan banyak
tahapan-tahapan dalam membuat sinopsis film.
Menurut (Muslimin, 2018:39) mengatakan bahwa “Perlu juga kiranya
mengungkapkan stressing atau konflik-konflik yang akan muncul, kemudian
ada ending yang muncul di belakang. Jika untuk sebuah promosi dalam
sebuah sinopsis ending film disembunyikan dengan sebuah pertanyaan”.
e. Skenario
Skenario merupakan sebuah naskah cerita yang menguraikan urutan-
urutan adegan, tempat, keadaan dan dialog yang disusun dalam konteks
struktur dramatic dan berfungsi sebagai petunjuk kerja dalam pembuatan
film. Disini penulis menghabiskan waktu berbulan-bulan hingga menjadi
sebuah naskah yang utuh dan rapih.
Menurut (Muslimin, 2018:47) menyimpulkan bahwa :
“Seorang penulis naskah harus mempunyai daya imajinasi yang baik,
karena pengembangan sinopsis dalam bentuk skenario menuntut hal-hal yang
detail dari bagian storyline. Karena naskah harus menguraikan semua unsur-
unsur (visual/gambar, suara/audio, action dan dialog) yang dibutuhkan untuk
menceritakan sebuah cerita melalui film”.
Skenario/naskah pun ada jenis-jenisnya, naskah film dan drama
panggung pun berbeda jenis dan penampilan. Dan disini penulis memakai
dan menerapkan naskahnya dalam naskah film.
48
Menurut (Muslimin, 2018:48) menyimpulkan bahwa :
“Naskah film tidak terikat oleh ruang dan waktu. Artinya implementasi
dari naskah film dalam produksi/visualisasi boleh kapanpun dan dimanapun.
Disamping itu naskah film memuat keterangan-keterangan yang terkait
dengan teknis gambar, audio, lokasi shooting, setting, waktu, angle/sudut
pengambilan gambar kamera, setting interior/exterior”.
f. Bedah Naskah
Tahap ini penulis mengkaji dan mengidentifikasi secara teknis terhadap
bagian-bagian naskah atau scene dari beberapa unsur untuk mengetahui
kebutuhan-kebutuhan teknis di lapangan (pada waktu produksi/shooting
day).
Disini penulis melakukan pra produksi meeting dan melakukan
presentasi dihadapan beberapa departemen yang terlibat seperti Director of
Photography, Art Director, Sound Director, Sound Designer, Wardrobe,
Make up dan Editor.
Menurut (Muslimin, 2018:62) mengatakan bahwa “Bedah naskah juga
menjadi media untuk menyinkronkan kemauan sutradara atau produser
dengan pemahaman bagian-bagian lain/team work lain”.
g. Director Treartment
Dalam tahap ini penulis mengimplementasikan visi kreatifnya berdasar
skenario. Mulai dari pengarahan gaya pengambilan gambar, warna lain yang
49
ingin ditonjolkan dalam suatu scene, pencahayaan, gambaran tentang make
up, set, wardrobe sampai gaya penyuntingan.
Dari Director Treatment ini semua hal yang berkaitan dengan konsep
kreatif berdasar. Menjadi landasan bagi tiap departemen untuk bergerak
merealisasikan visi sutradara.
h. Visualisai Gambar
Tahap ini sutradara juga penuh peran penting di dalamnya, karena cerita
berbicara visual, apa yang diceritakan akan divisualkan. Jadi ditahap ini
sutradara dan director of photography saling bertukar ide kreatif dalam
menentukan pengambilan gambar walaupun peran paling terbesar DOP
(director of photography) karena dia harus cerdas mentransformasikan
keinginan sutradara.
Menurut (Muslimin, 2018:64) mengatakan bahwa “Unsur ini lebih
kepada Visualisasi gambar yang akan ditampilkan dalam setiap scene. Peran
director of photography dibutuhkan secerdas mungkin menerjemahkan dan
mentransformasikan kemauan sutradara kedalam bentuk visual”.
Dari tahap ini pula akan terlihat jenis alat yang digunakan, baik kamera,
lensa, maupun lighting (lampu) yang dibutuhkan.
3.2.2. Produksi
Tahap produksi merupakan proses pengambilan gambar di lapangan
(shotting). Pada tahap ini tanggung jawab dan ketegasan serta wibawa
50
sutradara sangatlah diperhitungkan, layaknya seorang kapten pada saat
perang, sutradara memegang kendali ditahap ini.
Pada saat produksi, penulis sebagai seorang sutradara bertugas untuk
mengontrol hasil yang ditampilkan di monitor, dalam artian mengontrol
segala hal yang akan berpengaruh ke hasil akhir. Mulai dari akting para
pemain, bloking, dan menjaga emosi pemain. Selain itu dibantu oleh penata
kamera, penulis memperhatikan sudut pengambilan gambar, gerak kamera
dan pencahayaan yang telah didesain sejak awal.
Menurut (Muslimin, 2018:104) mengatakan bahwa “Tahapan ini
focus pada pengambilan gambar/visual(shooting) beserta audio dari sebuah
film.”
Penulis pada saat shooting dimulai juga bertugas sebagai pemegang
komando, menjaga ritme kerja, juga emosi para kru. Waktu shooting
berlangsung, penulis dibantu oleh seorang asisten sutradara yang bertugas
untuk mengatur jadwal, koordinasi dengan departemen lain agar membantu
berjalannya shooting dengan baik. Tahap ini sutradara juga memberikan
pengarahan terhadap pemain apabila pengadeganan terasa kurang
memuaskan.
Namun, dalam memimpin sebuah tim produksi yang terdiri dari
berbagai macam latar belakang kru, kadang kala seorang sutradara harus bisa
bersikap rendah hati dan menghargai orang-orang yang bekerja sama
dengannya. Tidak boleh memimpin tim dengan sikap arogan ataupun egois.
51
Karena bagaimanapun yang terjadi tetap hasil karya dibuat oleh kerja sama
tim.
Pada saat produksi sutradara juga harus memiliki keberanian dan
keyakinan kuat serta bersikap positif dan tetap semangat dalam kondisi
apapun, juga dapat mengontol diri dalam situasi-situasi genting.
3.2.3. Pasca Produksi
Pasca produksi biasanya identic dengan editing pada proses iniliah
kemasan hasil akhir dari program drama televisi ditentukan. Karena pada saat
proses sebelumnya dapat terjadi perubahan cerita, maka sebelum masuk
proses editing seorang sutradara melakukan brain stroming ulang dengan
seluruh tim produksi yang bertugas, termasuk penulis naskah dan produser.
Setelah didepakati jalan ceritanya, maka dilakukan editing. Dengan bantuan
kreatifitas dan profesionalisme seorang penyunting gambar.
Setelah tahapan pra produksi dan produksi telah selesai dilaksanakan,
maka tahap berikutnya yang harus dilakukan adalah tahapan pasca prosuksi.
Tahap ini cukup menentukan. Karena di tangan penyunting gambar lah hasil
akhir sebuah karya akan lahir. Di fase ini sutradara dan produser memberi
waktu kepada penyunting gambar untuk mengerjakan editing berdasarkan
konsep naskah dan visi, juga konsep sutradara terkait eksekusi di meja
editing. Penulis sebagai seorang sutradara memberikan arahan tentang shot
dan scene-scene mana saja yang perlu di treatment khusus, juga memberi
52
patokan kepada penyunting gambar untuk menyusun gambar agar sesuai
dengan jalan cerita.
Seorang penyunting gambar juga harus memiliki sentuhan yang
benar-benar paham atas adegan yang disusun menjadi drama televisi.
Sutradara disini harus berfikir pada jumlah adegan, waktu dan aksinya pada
saat proses shooting. Penyunting gambar disini harus bisa memisahkan
potongan-potongan gambar, memilih gambar yang terbaik, kemudian
menyatukan gambar menjadi sebuah drama televisi dibawah pengawasan
seorang sutradara. Maka dari itu seorang sutradara harus memiliki treatment
yang jelas, detail untuk dievaluasikan oleh seorang penyunting gambar.
Dalam proses ini pula kesempatan pada pembuat karya untuk
memperbaiki kesalahan yang tidak dapat dielakkan pada saat shooting, dan
dalam proses ini juga dapat dibuat bentuk-bentuk baru dari bahan dan materi
yang sudah tersedia, seperti pemotongan gambar, penambahan efek,
backsound, penaikan atau penurunan warna gambar dan audio, sampai clear
dan clean hingga pembuatan credit title.
3.2.4. Peran dan Tanggung Jawab Sutradara
Seorang sutradara banyak menentukan segala sesuatu baik dalam
cerita maupun teknis, dalam pra produksi sampai pasca produksi. Maka dari
itu penulis yang sebagai sutradara banyak berkordinasi dengan semua crew
agar mendapatkan hasil yang diinginkan.
53
Menuru (Muslimin, 2018:155) mengatakan bahwa, “Dia bertanggung
jawab terhadap aspek kreatif film, termasuk konten dan mengendalikan alur
plot, mengarahkan aktor, menyusun dan memilih lokasi dimana pelaksanaan
shooting film, menentukan waktu dan isi soundtrak film”.
Peran dan tanggung jawab sutradara secara menyeluruh, antara lain :
1. Menganalisa dan mengembangkan ide cerita drama “Bakh Di
Ujung Tua” saat produksi.
2. Menyusun rancangan atau desain produksi.
3. Bersama produser, penulis naskah, sutradara melakukan bedah
naskah.
4. Mencari dan melakukan casting pemain.
5. Menjelaskan visi penyutradaran kepada seluruh head departement.
6. Melatih pemain.
7. Survey lokasi.
8. Membuat director treatment.
9. Bertanggung jawab mengontrol perkembangan yang terjadi dari
pra produksi, produksi, hingga pasca produksi.
10. Bertanggung jawab penuh dan melaksanakan produksi sesuai
desain produksi yang telah ditetapkan.
11. Menjaga mood pemain.
12. Memberikan arahan kepada editor agar tidak keluar dari skenario.
13. Memberikan arahan kepada penata suara dan musik
Sutradara adalah seseorang yang bertanggung jawab terhadap kualitas
gambar dalam film yang tampak diluar, di dalamnya ia bertugas mengontrol
54
teknis sinematik, penampilan pemeran, kredibilitas, dan kontinuitas cerita
yang disertai elemen-elemen dramatik. Hingga penonton benar-benar
merasakan apa yang sedang terjadi di dalam film “Bakh Di Ujung Tua”.
3.2.5. Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Penentuan tema dan ide cerita karya Drama Keluarga “Bakh
Di Ujung Tua” berawal dari kisah-kisah keluarga yang banyak terjadi
dalam masyarakat dan penulis mencoba untuk mengangkat dan
mengembangkannya, karena itu menadi sebuah inovasi baru dalam
sebuah program tayangan drama. Selain itu demi memenuhi
kebutuhan para penikmat tayangan drama, dalam menyaksikan
hiburan drama yang berbeda dan fresh. Dalam karya drama keluarga
“Bakh Di Ujung Tua”.
b. Konsep Produksi
Pada saat produksi, penulis sebagai seorang sutradara datang
ke lokasi yang telah di set oleh penata artistik. Penulis mengecek set
yang telah di tata. Jika merasa kurang, maka penulis berkordinasi
dengan penata artistik tentang set yang diinginkan. Setelah set lokasi
selesai, penulis memangil penata kamera, penata cahaya dan pemain
untuk membicarakan peletakan kamera, lampu dan juga posisi
pemain.
55
Selain didapatkan bayangan posisi yang sesuai, penulis
meminta penata artistik untuk mempersiapkan kostum dan makeup
pemain, penulis beserta penata kamera meletakkan lampu dan kamera
pada posisi yang telah ditentukan.
c. Konsep Teknis
Dengan konsep awal penulis, Sutradara akan membuat sebuah
film dengan memili kamera jenis Sony HXR-NX5R dan dengan
pencahayaan yang sederhana. Penulis juga memiliki konsep
pergerakan kamera yang statis-still dengan memaksimalkan adegan
seperti layak nya teater.
3.2.6. Kendala dan Solusi
Kendala produksi akan selalu ada, baik kendala dari hal kecil maupun
kendala besar. Adapun kendala yang penulis hadapi diantaranya :
1. Lokasi
Pada proses pra produksi kami sebagai tim melakukan hunting ke
beberapa titik lokasi di sekitar Kota Depok. Alhasil kami
mendapatkan beberapa lokasi yang sesuai dengan naskah dan
konsep yang sudah penulis buat. Kemudian penulis bersama tim
melakukan survei ke lokasi dan mencoba meminta ijin kepada
pemilik rumah. Namun penulis dan tim tidak memndapat ijin dari
56
pemilik rumah. Kemudian penulis dan tim merapatkan kembali
tentang lokasi yang belum didapat. Lalu salah satu dari tim kami
mendapatkan tempat yang menurut kami cocok dan sesuai dengan
naskah walaupun penulis harus merubah latar belakang karakter
utama yang seharusnya pensiunan TNI menjadi pensiunan PNS.
2. Talent
Di cerita ini penulis membuat karakter anak kecil yaitu anak
Marsih. Kendala yang dihadapi adalah penulis kesulitan mencari
talent yang dimaksud. Seminggu sebelum produksi penulis sudah
mempunyai talent tersebut, tapi saat memasuki hari produksi
talent tersebut membatalkan kesediaannya untuk memerankan
karakter tersebut. Dan akhirnya penulis mencari talent di sekitar
lokasi syuting.
3.2.7 Lembar Kerja Sutradara
a. Konsep Penyutradaraan
Selama proses yang dijalankan dan mulai dari pra-produksi hingga
pasca produksi penulis berusaha untuk membuat perincian dana yang akan
terpakai sehingga dapat memanfaatkan dana yang terkumpul dengan sebaik-
baikna.
Dengan budget yang sangat terbatas, penulis harus bisa memilih mana
yang harus didahulukan. Tak lepas dari koordinasi dengan produser dan tim.
57
Penulis memilih equipment dan penunjang lainnya yang diharapkan masih
mampu mengejar pencapaian kreatif yang diinginkan namun tetap sesuai
budget produksi.
Sedangkan pada saat produksi, penulis mencoba memanfaatkan waktu
seefektif mungkin dengan cara datang ke lokasi untuk mengecek set, menata
cahaya dan peletakan kamera serta blocking pemain. Juga berkoordinasi
dengan tim.
58
III.10 CASTING LIST
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit
No Tokoh Karakter Talent
Nama Di Naskah Sifat Fisik Pemeran Contact Person
1 Kusnoyo Ramah, berwibawa,
romantis dan
bertanggung jawab
Kulit sawo matang,
gagah
Diky Rahman 085813467595
2
Yani Ramah, menarik
dan keibuan
Kulit sawo matang,
berat badan sedang,
berambut panjang,
tinggi badan sedang
Eva Dianasari 089528822424
59
3 Marsih Disiplin, peduli,
keibuan
Kulit sawo matang,
berhijab, rapih
Ruri Wulandari 085777073353
60
III. 11 DIRECTOR TREATMENT
Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti
Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit
No
Scene
Cast
I/E
D/N
Location
Shoot
Visual
Description
Audio
Shoot
Size
Move Angle
1
1
Kusnoyo
Yani
Sigit
E
D
Depan
rumah
2
CU
Handheld
Eye level
Tangan Yani menggandeng
tangan Sigit
Atmosfer
3
MS
Handheld
Eye level
Yani mengatar Sigit ke
sekolah
Atmosfer
4
LS
Pan
Eye level
Yani mengantar Sigit ke
sekolah yang melewati
rumah Kusnoyo dan Sigit
menyapa Kusnoyo
Atmosfer
5
MS
Still
Eye level
Sigit menyapa Kusnoyo
Atmosfer
6
MS
Still
Eye level
Marsih mendengarkan
Kusnoyo dan Sigit berbicara
Atmosfer
61
III. 11 DIRECTOR TREATMENT
Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti
Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit
No
Scene
Cast
I/E
D/N
Location
Shoot
Visual
Description
Audio
Shoot
Size
Move Angle
2
2
Kusnoyo
I
D
Warung
1
MLS
Still
Eye level
Kusnoyo sedang makan
bubur yang telah di belinya
Atmosfer
3
3
Kusnoyo
E
N
Depan
rumah
1
LS
Still
Eye level
Suara adzan mulai
berkumandang Kusnoyo pun
menutup warungnya
Atmosfer
4
4
Kusnoyo
I
N
Dapur
1
MS
Pan
Eye level
Kusnoyo keluar kamar
mandi berjalan menuju
kamarnya
Atmosfer
62
III. 11 DIRECTOR TREATMENT
Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti
Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit
No
Scene
Cast
I/E
D/N
Location
Shoot
Visual
Description
Audio
Shoot
Size
Move Angle
5
5
Kusnoyo
I
N
Kamar
1
MLS
Still
Eye level
Kusnoyo selesai membaca
yasin
Atmosfer
2
BCU
Still
Eye level
Kusnoyo mencium yasin
sang Istri
Atmosfer
3
CU
Still
Eye level
Kusnoyo meletakan yasin
sang istri di atas meja
Atmosfer
6
6
Kusnoyo
I
N
Dapur
1
CU
Still
Eye level
Kusnoyo memasak telur
Atmosfer
2
MLS
Still
Eye level
Kusnoyo memasak telur
Atmosfer
63
III. 11 DIRECTOR TREATMENT
Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti
Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit
No
Scene
Cast
I/E
D/N
Location
Shoot
Visual
Description
Audio
Shoot
Size
Move Angle
7
7
Kusnoyo
I
N
Ruang TV
1
MLS
Still
Eye level
Kusnoyo sedang makan
sambil nonton TV
Acara TV
2
MS
Still
Eye level
Kusnoyo sedang makan
sambil nonton TV
Acara TV
3
MS
Still
Eye level
Kusnoyo tertidur di depan
TV
Atmosfer
4
MLS
Still
Eye level
Kusnoyo tertidur di depan
TV
Atmosfer
64
III. 11 DIRECTOR TREATMENT
Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti
Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit
No
Scene
Cast
I/E
D/N
Location
Shoot
Visual
Description
Audio
Shoot
Size
Move Angle
8
8
Kusnoyo
Tukang
bakso
E
D
Warung
1
MS
Still
Eye level
Kusnoyo yang sedang makan
bakso berbincang dengan
tukang bakso
Dialog Kusnoyo
2
MLS
Still
Eye level
Kusnoyo yang sedang makan
bakso berbincang dengan
tukang bakso
Dialog Kusnoyo
& tukang bakso
65
III. 11 DIRECTOR TREATMENT
Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti
Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit
No
Scene
Cast
I/E
D/N
Location
Shoot
Visual
Description
Audio
Shoot
Size
Move Angle
9
9
Marsih
Yani
Pembeli
E
D
Depan
rumah
1
MLS
Track
Eye level
Ketika Kusnoyo sedang
sholat sorang pembeli datang
lalu ia pergi kembali karena
ia melihat kardus yang
bertuliskan “SEDANG
SHOLAT”. kemudian
Marsih datang bersama Yani.
Melihat kusnoyo tidak ada
diwarung marsih masuk
bersama yani.
Atmosfer
66
III. 11 DIRECTOR TREATMENT
Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti
Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit
No
Scene
Cast
I/E
D/N
Location
Shoot
Visual
Description
Audio
Shoot
Size
Move Angle
10
10
Kusnoyo
Marsih
Yani
I
D
Ruang tamu
1
MLS
Still
Eye level
Marsih masuk ke dalam
rumah dan Yani menunggu
di teras, tak lama Kusnoyo
keluar kamar lalu berbincang
dengan Marsih
Dialog Kusnoyo
& Marsih
Kusnoyo
Marsih
I
D
Ruang tamu
2
MLS
Still
Eye level
Marsih dan Kusnoyo
berbincang
Dialog Marsih
& Kusnoyo
3
MS
Still
Eye level
Marsih dan Kusnoyo
Berbincang
Dialog Kusnoyo
4
MS
Still
Eye level
Marsih dan Kusnoyo
berbincang
Dialog Marsih
67
III. 11 DIRECTOR TREATMENT
Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti
Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit
No
Scene
Cast
I/E
D/N
Location
Shoot
Visual
Description
Audio
Shoot
Size
Move Angle
11
11
Yani
E
D
Teras rumah
1
MS
Still
Eye level
Yani mendengar
perbincangan Kusnoyo dan
Marsih
Dialog Marsih
Kusnoyo
Marsih
I
D
Ruang tamu
1
MS
Still
Eye level
Marsih berbincang dengan
Kusnoyo
Dialog Kusnoyo
& Marsih
68
12
12
Kusnoyo
Marsih
Yani
I
D
Ruang tamu
2
MLS
Still
Eye level
Setelah berbincang dan
mengutarakan apa maksud
dan tujuannya Marsih pun
pulang bersama Yani
Atmosfer
69
III. 11 DIRECTOR TREATMENT
Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti
Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit
No
Scene
Cast
I/E
D/N
Location
Shoot
Visual
Description
Audio
Shoot
Size
Move Angle
13
13
Kusnoyo
Yani
Sigit
E
D
Depan
Rumah
1
CU
Handheld
Eye level
Rantang yang dibawa oleh
Yani
Atmosfer
2
MS
Handheld
Eye level
Yani mengantar makanan ke
rumah Kusnoyo bersama
Sigit
Atmosfer
3
MLS
Still
Eye level
Yani mengetuk pintu rumah
Kusnoyo lalu Kusnoyo
keluar dan mereka
berbincang
Atmosfer
70
III. 11 DIRECTOR TREATMENT
Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti
Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit
No
Scene
Cast
I/E
D/N
Location
Shoot
Visual
Description
Audio
Shoot
Size
Move Angle
14
14
Kusnoyo
Yani
I
D
Meja makan
1
CU
Still
Eye level
Makanan yang disiapkan
oleh Yani
Atmosfer &
dialog Kusnoyo
2
MLS
Still
Eye level
Kusnoyo makan bersama
Yani
Dialog Kusnoyo
3
MS
Still
Eye level
Kusnoyo makan bersama
Yani
Dialog Yani &
Kusnoyo
71
III. 11 DIRECTOR TREATMENT
Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti
Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit
No
Scene
Cast
I/E
D/N
Location
Shoot
Visual
Description
Audio
Shoot
Size
Move Angle
15
15
Kusnoyo
Yani
I
D
Ruang TV
1
MLS
Still
Eye level
Kusnoyo sedang tertidur di
depan TV tak lama Yani
datang karena melihat
Kusnoyo sakit Yani langsung
merawatnya
Dialog Yani &
Kusnoyo
2
CU
Still
Eye level
Piring yang berisi minyak
dan bawang
Atmosfer
3
MS
Still
Eye level
Yani yang mengerok tubuh
Kusnoyo
Dialog Kusnoyo
& Yani
4
CU
Still
Eye level
Bingkai foto Alm. Istri
Atmosfer
72
Kusnoyo
5
MS
Still
Eye level
Kusnoyo yang dikerok oleh
Yani
Dialog Yani &
Kusnoyo
6
MS
Still
`
Eye level
Punggung Kusnoyo yang
dikerok & diurut oleh Yani
Atmosfer
73
III. 11 DIRECTOR TREATMENT
Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti
Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit
No
Scene
Cast
I/E
D/N
Location
Shoot
Visual
Description
Audio
Shoot
Size
Move Angle
16
16
Kusnoyo
I
N
Kamar
1
MLS
Still
Eye level
Kusnoyo mengaji
Atmosfer
17
17
Kusnoyo
Marsih
I
D
Ruang
Tamu
1
MS
Pan
Eye level
Terdenger suara Marsih
mengucap salam Kusnoyo
pun keluar kamar dan
menyambut kedatangan
Marsih
Suara Marsih
mengucap
salam
2
MLS
Still
Eye level
Kusnoyo berbicara dengan
Marsih
Dialog Kusnoyo
& Marsih
3
MS
Still
Eye level
Kusnoyo sedang berbicara
Dialog Kunoyo
4
MS
Still
Eye level
Marsih sedang berbicara
Dialog Marsih
74
III. 11 DIRECTOR TREATMENT
Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti
Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit
No
Scene
Cast
I/E
D/N
Location
Shoot
Visual
Description
Audio
Shoot
Size
Move Angle
18
18
Kusnoyo
I
D
Kamar
mandi
1
MLS
Still
Eye level
Kusnoyo sedang mandi
Atmosfer
19
19
Kusnoyo
I
D
Kamar
1
MCU
Still
Eye level
Kusnoyo sedang menyisir
Kusnoyo bersiul
20
20
Kusnoyo
Yani
I
D
Meja makan
1
CU
Still
Eye level
Makanan kesukaan Kusnoyo
Atmosfer
2
MS
Still
Eye level
Kusnoyo makan bersama
Yani
Dialog Kusnoyo
3
MS
Still
Eye level
Kusnoyo makan bersama
Yani
Dialog Yani
75
III. 11 DIRECTOR TREATMENT
Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti
Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit
No
Scene
Cast
I/E
D/N
Location
Shoot
Visual
Description
Audio
Shoot
Size
Move Angle
21
21
Kusnoyo
Marsih
I
N
Ruang
Tamu
1
MLS
Still
Eye level
Kusnoyo yang sedang
merapihkan pakaian
menunggu kedatangan
Marsih dan tak lama Marsih
pun datang
Suara mengetuk
pintu dan salam
2
CU
Still
Eye level
Tangan Marsih
Dialog Kusnoyo
3
MCU
Still
Eye level
Marsih sedang berbicara
Dialog Marsih
4
MCU
Still
Eye level
Kusnoyo sedang berbicara
Dialog Kusnoyo
5
CU
Still
Eye level
Kaki Kusnoyo
Asmosfer
76
III. 11 DIRECTOR TREATMENT
Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti
Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit
No
Scene
Cast
I/E
D/N
Location
Shoot
Visual
Description
Audio
Shoot
Size
Move Angle
22
22
Kusnoyo
I
D
Kamar
Mandi
1
MCU
Still
Eye level
Kusnooyo sedang mandi
Atmosfer
2
MS
Still
Eye level
Kusnoyo sedang mandi
Atmosfer
23
23
Kusnoyo
Yani
Anak Yani
I
D
Meja makan
1
CU
Still
Eye level
Makanan
Atmosfer
2
MS
Still
Eye level
Kusnoyo sedang makan
Atmosfer
3
MLS
Still
Eye level
Kusnoyo, Yani dan Anaknya
makan bersama
Perbincang
mereka
77
4
CU
Still
Eye level
Yani yang sedang
merapihkan piring
Atmosfer
78
III. 12 SCRIPT BREAKDOWN SHEET
Production Company : Aswana Baksya Producer : Destyani Indah Pramesti
Project title : Bakh di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit
No Scene Cast Wardrobe Make Up Setting Property Vehicle/
Animal
Special
Equipment
Notes
1 1 Kusnoyo
Yani
Sigit
Celana Hitam,
Kaos abu-abu
Baju Bunga
Putih
Rok hitam
Seragam
sekolah
Natural Warung Jajanan,, Tas
Ransel, Permen
2 2 Kusnoyo
Celana Hitam
Kaos abu-abu
Natural Warung Koran, teh
manis, rokok,
79
radio, jajanan
3 3 Kusnoyo Celana Hitam
Kaos abu-abu
Natural Depan
Rumah
Kursi, meja
4 4 Kusnoyo Handuk Natural Rumah Sofa, meja,
buffet, lemari,
Kasur, bingkai
foto, yasin, rak
piring, bakul,
kompor,
penggorengan,
panci
5 5 Kusnoyo Baju koko
Sarung hitam
Peci hitam
Natural Kamar Kasur, sajadah,
yasin sang Istri,
tasbih, lampu
kamar
6 6 Kusnoyo Kaos oblong
putih
Sarung hitam
Natural Dapur Penggorengan,
kompor, bakul,
panci, telor.
Piring
7 7 Kusnoyo Kaos oblong
putih
Natural Ruang TV Karpet, Piring,
bingkai foto,
80
Sarung hitam
buffet
8 8 Kusnoyo
Tukang
Bakso
Kaos Polo
Kuning
Celana hitam
Kaos polos navy
Handuk
Topi
Natural Warung Bakso, piring,
rokok, jajanan
9 9 Marsih Kerudung
coklat
Baju hitam
Natural Depan
rumah
Kardus
bertuliskan
sedang solat,
bangku betawi
10 10
Yani Baju kembang
coklat
Rok hitam
Bangku betawi
Kusnoyo
Marsih
Baju koko putih
Celana hitam
Kerudung
coklat
Baju hitam
Natural Ruang
Tamu
Buffet, sofa
81
11 11 Yani Baju kembang
coklat
Baju hitam
Natural Teras
rumah
Bangku betawi
12 12 Kusnoyo
Marsih
Baju koko putih
Celana hitam
Kerudung
coklat
Baju hitam
Natural Ruang
Tamu
Buffet, sofa
13 13 Yani
Kusnoyo
Sigit
Baju kembang
ungu
Rok hitam
Sarung merah
Kaos oblong
putih
Seragam
sekolahn
Natural Teras
rumah
Bangku betawi,
rantang
makanan, tas
sekolah, mainan
anak
14 14 Kusnoyo
Baju kuning
Celana hitam
Natural Meja
makan
Makanan,
priring, nasi,
sendok, rantang,
82
Yani
Dress cream
Kembang
tudung saji,
lukisan, meja
makan, bangku
15 15 Kusnoyo
Yani
Kaos oblong
putih
Sarung merah
Baju kembang
merah
Rok hitam
Natural Ruang tv Sarung,minyak
angin, duit
kerokan,
bawang, karpet,
sound, buffet,
rantang
16 16 Kusnoyo Baju koko
Sarung hitam
Peci hitam
Natural Kamar Yasin, sajadah,
sarung, alquran,
tasbih, lampu
meja, kasur
17 17 Kusnoyo
Marsih
Baju koko
Sarung hitam
Baju kerja
Blazer abu-abu
Kerudung navy
Natural Ruang
tamu
Buffet, sofa,
meja, vas bunga
18 18 Kusnoyo Natural Kamar Sabun, sikat
83
mandi gigi, gayung,
handuk
19 19 Kusnoyo Baju polo coklat Natural Kamar Kaca dinding
Sisir
20 20 Kusnoyo
Yani
Baju polo coklat
Celana hitam
Baju pattern
maroon
Rok merah
Natural Meja
makan
Makanan,
rantang, nasi,
ayam goreng,
piring, sendok,
lukisan, tudung
saji, teko
21 21 Kusnoyo
Marsih
Baju polo putih
Celana hitam
Baju terusan
hijau
Kerudung hitam
Natural Ruang
tamu
Sofa, buffet,
meja, vas
bunga, pajangan
22 22 Kusnoyo Natural Kamar
mandi
Sabun, sikat
gigi, handuk
23 23 Kusnoyo Baju polo cream Natural Meja Makanan, nasi,
84
Yani
Anak yani
Celana
Dress coklat
kembang
Seragam
sekolah
makan piring, sendok,
tudung saji,
teko, meja
makan, bangku
85
3.3. Proses Kerja Penulis Naskah
Majunya industri televisi di Indonesia tak lepas dari peran program – program
televisi, khususnya program drama televisi. Program drama televisi menjadi
alternatif bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan hiburan, informasi dan
pendidikan (edukasi). Hal ini memcau para seni pertelevisian agar menciptakan
tontonan yang tak hanya memberikan hiburan tetapi syarat akan informasi,
pendidikan, nilai-nilai luhur dan menjadi sarana pemersatu bangsa. Oleh karena itu,
peran penulis naskah dalam menciptakan cerita dan skenario yang syarat dengan
nilai-nilai tersebut sangat menentukan dan penting.
Menurut (Yonny, 2014:21) mengatakan bahwa, “Sebagaimana produksi drama
televisi naskah akan dibedah terlebih dahulu oleh tim inti, yakni sutradara, penulis
dan produser. Dari sini akan diketahui apa – apa saja yang dibutuhkan.”
Menurut (Muslimin, 2018:155) mengatakan bahwa, “Penulis naskah film adalah
yang menerjemahkan konsep dasar dan sinopsis film untuk menjadi naskah skenario
film”.
Berdasarkan pemahaman tersebut penulis ingin menciptakan skenario yang
dapat memberikan hiburan, informasi, edukasi dan pesan positif, serta menimbulkan
nilai-nilai kebangsaan dan membawa dampak yang baik bagi masyarakat. Oleh
karena itu, penulis bersam tim produksi telah melakukan pengembangan ide dan
menciptakan sebuah alur cerita yang disusun sedemikian ruoa agar informasi drama
televisi ini sampai ke penonton.
Drama televisi “Bakh di Ujung Tua” hadir dengan menyuguhkan cerita yang
berbeda namun dekat dengan kehidupan masyarakat. Alur cerita yang menrik,
86
berkesinambungan dengan setting lokasi yang sesuai dengan latar cerita, pemain
dengan tokoh yang diperankan maupun segala aspek pendukung seperti property,
tata busana dan make up. Segala unsur ini saling bersinergi sehingga mampu
menciptakan tontonan yang berkesan di hati penonton. Penulis berharap drama
televisi “Bakh di Ujung Tua” menjadi pilihan yang sangat tepat bagi penonton.
3.3.1. Pra Produksi
Pra produksi merupakan tahapan awal dalam pembuatan drama televisi
“Bakh di Ujung Tua” dalam proses pembuatan drama ini pra produksi merupakan
tahapan yang sangat penting karena disinilah kreativitas penulis diasah. Penulis
naskah bersama Produser dan Sutradara awalnya mendiskusikan ide dalam tahap pra
produksi. Disini peran seorang penulis skenario memberikan ide atau konsep awal
dari cerita drama tersebut. Selain itu, kru lainnya pun turut berpartisipasi dalam
pengembangan dan memberikan masukan-masukan dalam pencarian ide. Setelah jadi
kesepakatan konsep dalam perumusan ide, konsep tersebut dijadikan referensi dalam
pembuatan sinopsis, konsep awal juga dijadikan refensensi dalam pengembengan
ide.
Menurut (Muslimin, 2018:31) mengatakan bahwa, “Tahap pra produksi
mengacu pada hal – hal yang dilakukan oleh tim produksi sebelum eksekusi
pengambilan gambar (shooting) dalam membuat sebuah film (sebelum produksi
film).”
Sedangkan menurut (Muslimin, 2018:47) mengatakan bahwa, “Skenario
adalah sebuah naskah cerita yang menguraikan urutan – urutan adegan, tempat,
87
keadaan, dan dialog yang disusun dalam konteks struktur dramatic dan berfungsi
sebagai petunjuk kerja dalam pembuatan film.”
Berdasarkan dua kutipan diatas penulis sebagai penulis naskah dalam tahap
pra produksi mendapatkan ide cerita ”Bakh di Ujung Tua” dari kehidupan yang
berada di sekitarnya contohnya seorang kakek tua yang masih memliki usaha toko
kelontong, lalu seorang pria tua yang punya keinginan untuk menikah lagi. Dari situ
penulis mulai membuat sinopsis agar mudah dipahami. Kemudian penulis menambah
beberapa konflik yang di dramatisir agar cerita lebih menarik. Naskah ini sendiri
bercerita tentang seorang pria paruh baya berusia 50 tahun yang bertahan hidup
dengan usaha toko kelontong dan disisa umurnya dia ingin menikah lagi. Penulis
hanya mengambil premise dari cerita tersebut dan dikembangkan sesuai dengan
imajinasi penulis. Setelah ide didiskusikan pada seluruh anggota kelompok dan
disetujui bersama, kemudian penulis membuat sinopsis yang akhirnya dikembangkan
menjadi sebuah naskah drama televisi.
Proses selanjutnya adalah, penulis mengajukan naskah yang sudah selesai
dibuat kepada tim produksi. Penulis dan tim saling memberikan masukan mengenai
naskah yang penulis ajukan untuk lebih menyempurnakan cerita tersebut. Kemudian,
tim produksi pun menyetujui naskah yang penulis buat untuk diproduksi.
1. Ide Pokok
Ide merupakan suatu gagasan awal dimana sebuah cerita akan dikembangkan.
Ide dapat ditemukan dimanapun, baik melalui pengalaman pribadi, orang lain
88
maupun dari referensi buku dan film. Dalam proses pembuatan skenario, ide cerita
merupakan tahapan penting.
Menurut (Yonny, 2014:28) mengatakn bahwa “ Ide alaha rancangan yang
tersusun dalam pikiran atau dikenal pula dengan gagasan dan langkah awal
perjalanan panjang sebuah skenario film”.
Setelah cerita didapat, sebelum membuat jalan ceritanya lebih lanjut, terlebih
dulu penulis melakukan riset tentang karakter yang penulis ciptakan. Dan mulailah
penulis memikirkan ide pokok dari cerita drama ini. Karena ide merupakan titik awal
lahirnya sebuah cerita dan apa yang ingin disampaikan kepada penonton. Riset
menjadi hal yang penting karena cerita yang akan kami sajikan dalam drama televisi
”Bakh di Ujung Tua” bercerita mengenai tokoh yang hidup sendiri lantaran istrinya
telah lama meninggal, suatu ketika dia ingin menikah lagi tapi Marsih sebagai anak
semata wayangnya menolak keinginan Kusnoyo.
2. Tema
Tema merupakan pedoman bagi penulis dalam merancang cerita. Unsur-
unsur tema terdiri masalah, pendapat dan pesan yang ingin disampaikan oleh penulis
kepada penonton.
Menurut (Muslimin, 2018:32) mengatakan bahwa, “Tema terkait erat dengan
ide cerita jika ide cerita tentang percintaan, petualangan dan lain sebagainya. Tema
inilah yang akan menjadi ciri ruh sebuah film.”
Tema berkaitan erat dengan ide pokok, karena tema adalah sebuah dasar bagi
penulis untuk membuat naskah. Dalam drama televisi “Bakh di Ujung Tua” penulis
menentukan tema seorang perempuan yang tidak bisa melupakan cinta pertamanya.
89
3. Intisari Cerita atau Premise
Premise merupakan kalimat singkat yang menjelaskan tentang tujuan dan isi
cerita. Penulis menggunakan premise “Kusnoyo pria paruh baya yang terus hidup
melawan sepi” terlebih dahulu sebelum dijadikan naskah, untuk dijadikan intisari
cerita premise mengikuti pola tersendiri agar premise menjadi sebuah rumus yang
terstruktur.
Menurut (Muslimin, 2018:42) mengatakan bahwa, “Premis merupakan garis
besar sebuah cerita, gambaran sebuah mozaik plot-plot cerita yang saling
terhubung”.
Penulis memilih drama yang berkisah seorang lelaki bernama Kusnoyo (50)
yang hidup sendiri lantaran istrinya telah lama meninggal, setelah pensiun dari TNI
dia meneruskan toko kelontongnya yang sudah lama ia bangun bersama alm.
Istrinya. Tiba-tiba Kusnoyo memiliki keinginan untuk menikah lagi semenjak Yani
(35) seorang pembantu yang ditugaskan oleh Marsih (26) anak dari Kusnoyo, untuk
membawakan makanan kepada Kusnoyo setiap harinya. Tanpa disadari Kusnoyo
mulai memiliki rasa cinta terhadap Yani dan sebaliknya Yanipun diam-diam juga
memiliki rasa yanng sama. Namun sebagai seorang anak Marsih tidak setuju akan
keinginan Kusnoyo yang ingin menikah lagi terlebih dengan Yani. Penulis
mengambil cerita ini karena memiliki hal positif yang bisa penulis sampaikan kepada
para penonton drama televisi ini. Penulis menyimpulkan bahwa premis dari drama
televisi “Bakh di Ujung Tua” ini adalah “Seorang pria paruh baya yang terus hidup
melawan sepi”.
90
4. Sinopsis
Sinopsis tidak hanya berisi ringkasan cerita saja, melainkan terdapat point-
point penting didalamnya. Pada umumnya sinopsis memuat isi cerita, tujuan cerita,
karakter tokoh, lokasi, waktu, kejadian dan pesan yang ingin disampaikan pada
penonton, serta mengandung unsur tiga babak, yaitu pengenalan, konflik dan
penyelesaian.
Menurut (Muslimin, 2018:39) mengatakan bahwa, “Sinopsis film adalah
gambaran umum sebuah film secara naratif. Jika dalam film fiksi, synopsis film akan
bercerita tentang jalan cerita film secara umu. Ini yang akan mendasari sebuah
naskah film dibuat, karena didalam synopsis tidak menggambarkan jalan cerita
secara detail”.
Dari kesimpulan diatas, penulis menyimpulkan sinopsis tidak hanya berisi
ringkasan cerita saja, melainkan terdapat point-point penting didalamnya yang berisi
tentang informasi dalam skenario.
3.3.2. Produksi
Setelah skenario selesai dibuat, secara waktu penulis naskah akan berakhir
ketika naskah diambil ahli oleh sutradara yang berwenang sebagai pemimpin
produksi, tetapi secara umum penulis naskah harus juga mengikuti produksi sebagai
seorang yang lebih tahu dalam penyusunan alur cerita.
Menurut (Muslimin, 2018:104) mengatakan bahwa “Tahapan ini fokus pada
pengambilan gambar/visual (shooting). Beserta audio dari sebuah film. Catatan
91
penting sebelum tahapan produksi yaitu bahwa tahap pra produksi harus sudah
fixed”.
Memasuki tahap produksi, penulis sebagai penulis naskah ikut serta
membantu sutradara dalam memvisualisasikan sebuah naskah. Beberapa tim
produksi juga membutuhkan kehadiran penulis naskah dilapangan karena cerita dapat
di interprestasikan secara langsung oleh penulis naskah.
Penulis juga dipercaya untuk berperan sebagai kordinator talent. Di sela-sela
waktu, penulis melakukan beberapa kali rapat dengan para talent untuk mengarahkan
kembali peran dan tata bahasa yang harus mereka ucapkan serta gestur yang sesuai
dengan skenario.
Ikut serta mendampingi sutradara menjadi peran penulis pada saat
berlangsungnya produksi. Penulis dan sutradara bekerja sama memperhatikan
tentang tata bicara talent. Terkadang sutradara meminta persetujuan penulis terlebih
dahulu sebelum menghentikan adegan. Pada saat istirahat penulis bersama sutradara
melihat kembali hasil gambar yang telah diambil.
3.3.3. Pasca Produksi
Pasca produksi menjadi proses akhir dari produksi. Proses ini digunakan
dalam proses penyuntingan gambar, pemberian efek khusus, pengoreksian warna,
pemberian suara dan musik latar. Setelah melewati produksi, tahap berikutnya adalah
pasca produksi.
92
Menurut (Muslimin, 2018:119) mengatakan bahwa, “Pasca produksi adalah
proses dari pembuatan film, video, iklan video, fotografi atau karya digital lainnya
yang dikerjakan setelah proses perekaman visual”
Menurut (Latief dan Utud, 2017:160) mengatakan bahwa, “Pasca produksi
adalah proses penyelesaian akhir dari produksi. Biasa nya proses ini digunakan
dalam proses editing dengan menggabungkan elemen video dengan elemen-elemen
lainnya seperti grafis, efek suara dan lainnya.
Dari kutipan diatas penulis menyimpulkan, setelah tahap produksi selesai kemudian
melakukan tahap pasca produksi. Sebagai penulis naskah penulis berusaha menjaga
alur cerita yang ada didalam skenario. Tetap melakukan komunikasi dengan
penyuntingan gambar dan sutradara apabila dapat perubahan alur cerita dalam proses
penyuntingan gambar, dan memperhatikan bila ada dialog yang ditambahkan atau
dikurangi dari skenario yang dibuat.
Pada tahap pasca produksi, penulis terlibat langsung dalam proses proses
penyuntingan gambar. Penulis melihat kembali hasil gambar yang telah diambil oleh
penata kamera bersama kru. Selain itu, penulis juga mengikuti jalannya
penyuntingan gambar untuk memastikan gambar yang diambil sesuai dengan
skenario. Penulis juga ikut dalam pemilihan lagu dan backsound yang pas dengan
situasi dan kondisi cerita. Penulis bersama kru juga melakukan evaluasi.
Secara sederhana proses penyuntingan gambar merupakan usaha merapihkan
dan membuat sebuah tayangan film menjadi lebih enak ditonton. Dalam hal ini
seorang penyunting gambar akan memilih potongan-potongan gambar yang diambil
oleh penata kamera.
93
3.3.4. Peran dan Tanggung Jawab Penulis Naskah
Penulis naskah merupakan seorang kreatif yang menulis cerita dan skenario
untuk sebuah tayangan drama televisi, yang dalam istilah asingnya (scriptwriter).
Menurut (Muslimin, 2018:47) mengatakan bahwa, “seorang penulis skenario
harus mempunyai daya imajinasi yang baik, karena pengembangan sinopsis dalam
bentuk skenario menuntut hal-hal yang detail dari bagian storyline.
Adapun seorang tanggung jawab penulis naskah menurut Nurul Muslimin yaitu:
1. Menciptakan dan menulis cerita dalam bentuk naskah atas dasar ide ceria
sendiri atau ide dari orang lain yang telah disepakati bersama.
2. Membuat ide cerita, sinopsis, treatment dan skenario.
3. Menjadi narasumber bagi pelaksanaan bagi produksi dan proses produksi.
Sedangkan hak-hak menulis skenario diantaranya :
1. Mendapat bahan acuan atau referensi yang memadai untuk menunjang
penulisan skenario.
2. Memberikan pertimbangan dan persetujuan apabila ada penambahan,
pengurangan dan perubahan materi dasar dalam skenario.
3. Dicantumkan nama nya pada credit tittle dan bahan publikasi lainnya.
Berdasarkan kutipan diatas, penulis menyimpulkan bahwa penulis naskah
bertanggung jawab untuk membuat dan mengembangkan ide cerita menjadi sebuah
skenario yang baik, dengan format yang ditentukan serta mengemaskan skenario
menjadi landasan yang menarik dan memiliki nilai positif.
94
3.3.5 Proses Pencipta Karya
Karya yang tercipta berkat goresan dan ide yang tertuang dari seorang penulis
naskah merupakan suatu keindahan apabila dapat terwujud menjadi suatu karya yang
dapat dinikmati khalayak. Membuat suatu cerita atau ide menjadi awalan dari
penciptaan karya. Setelah ide ditentukan, penulis memulai tahap-tahap selanjutnya
yaitu berupa alur dan jalan cerita program ini.
a. Konsep Kreatif
Penulis membuat program televisi dengan konsep secara berkelompok yang
dapat mengunggah penikmat untuk dapat melakukan disela-sela kejenuhannya.
Dengan kesepakatan kru, ide tersebut dikembangkan dalam sebuah naskah. Sebelum
naskah ini dibuat, penulis melakukan pengamatan terlebih dahulu. Dalam program
ini penulis berusaha memberikan sentuhan tentang kesendirian seorang lelaki tua
yang menginginkan kebahagiaan disisa umur nya.
b. Konsep Produksi
Penulis juga kembali berkordinasi dengan para talen untuk sekedar
mengingatkan tentang adegan yang harus mereka ciptakan serta tutur bahasa yang
harus dan tidak harus terucap. Adanya kordinasi antara penulis dan talent pun
memperkecil kemungkinan adanya kesalahan adegan pada saat produksi.
Dengan pematangan naskah yang sudah ada, tim mempercayakan jalannya
produksi kepada sutradara. Penulis sebagai penulis naskah ikut serta dalam tahap
produksi guna mendampingi sutradara saat bertugas dilokasi shooting. Penulis juga
diperlukan hadir untuk merevisi naskah apabila diperlukan karena perubahan cuaca
atau apapun.
95
c. Konsep Teknis
Selain daya imajinasi yang kuat dalam membangun sebuah cerita, penulis
naskah juga memiliki konsep teknis. Hal ini dilakukan agar dapat memudahkan
sutradara dalam memvisualisasikan skenario dan memudahkan perlengkapan
produksi, lokasi dan artistik yang dibutuhkan.
Konsep teknis juga diperlukan dalam penulis naskah dalam menuliskan
skenario, ketika penulis naskah membuat skenario, penulis naskah harus memahami
format penulisan skenario yang ditetapkan oleh kampus dengan standar penulisan
yang digunakan jenus huruf (font) courier new dengan ukuran huruf (size) 12 dan
paragraf 1,5 spasi.
Pada tahapan akhir atau penyingan gambar, penulis ikut menemani
penyunting gambar dan juga ditemani oleh sutradara, bekerja sama dengan
penyunting gambar dalam pemilihan gambar mana saja yang sesuai dengan naskah.
3.3.6 Kendala Produksi dan Solusi nya
Dalam produksi drama televisi “Bakh Di Ujung Tua”. Saat menjalankan
tugas pada produksi, tentu tidak terlepas dari kendala yang dihadapi. Berikut ini
adalah beberapa kendala yang penulis hadapi pada saat proses produksi, dari pra
sampai paska produksi, serta solusi yang penulis lakukan untuk mengatasinya :
1. Kendala : Terjadi beberapa revisi naskah dan pengembangan cerita juga
penyesuain cerita yang berasal dari hasil imajinasi dan riset yang penulis
lakukan bersama sutradara.
96
Solusi : Tetap konsisten dan stabil menulis naskah sesuai dengan
imajinasi penulis naskah dan kesepakatan dari tim produksi.
2. Kendala : Sulit menentukan karakter Kusnoyo karena berkendala dalam
menentukan lokasi.
Solusi : Mengubah karakter Kusnoyo yang sebelum nya pensiunan
TNI menjadi pensiunan PNS.
3.3.7 Lembar Kerja Penulisan Naskah
Dan adapun konsep penulisan naskah yang penulis gunakan dalam drama
televisi yang berjudul “Bakh Di Ujung Tua” ini adalah berkonsep natural atau
alamiah di mana penulis ingin memperlihatkan cerita ini seperti kehidupan nyata
yang terjadi sehari-hari.
Naskah merupakan perwujudan dari ide, cerita atau gagasan dalam bentuk
tulisan. Dalam produksi drama, biasanya naskah juga disebut skenario. Yang harus
diketahui saat mulai menulis naskah adalah naskah tersebut menceritakan tentang
apa, tentang siapa dan apa perasaan terpenting yang ingin disampaikan.
Dalam drama televisi ini, menggunakan plot lurus atau linear, dan semua
konfliknya selalu berkaitan dengan tokoh utama.
97
A. SINOPSIS
Kusnoyo (50) pria paruh baya yang memiliki usaha warung. Dia membuka
warungnya mulai pagi hingga sore hari. Layaknya warung pada umumnya
yang pembelinya pun dari berbagai usia. Kusnoyo memiliki seorang anak
bernama Marsih (27) yang sudah menikah dan tinggal bersama suaminya.
Marsih yang ingin melihat orang tuanya bahagia di sisa umurnya yang terus
membujuk Kusnoyo untuk tinggal bersamanya namun Kusnoyo terus
menolak ajakannya dengan alasan ingin menghabiskan sisa hidupnya di
rumah dan warung tersebut seperti Alm. Istrinya. Marsih mulai khawatir
dengan Bapaknya diapun memutuskan untuk menuyuruh Yani (35)
memperhatikan Kusnoyo setiap harinya. Pada akhirnya Kusnoyo memiliki
keinginan untuk menikahi Yani.
98
B. KARAKTERISTIK TOKOH
1. Kusnoyo
Kusnoyo adalah seorang pria tua berusia 50 tahun. Dia juga adalah mantan
PNS, ia tinggal seorang diri lantaran telah lama ditinggal oleh Alm. Istrinya.
Berkulit sawo matang, gagah, juga memiliki watak yang ramah, berwibawa,
romantis, dan bertanggung jawab.
2. Yani
Yani adalah seorang janda anak 1 berusia 35 tahun yang berkerja sebagai
pembantu. Dia bekerja untuk Marsih (anak Kusnoyo). Berkulit sawo matang,
berambut panjang, berat badan sedang, dan bertinggi badan sedang. Memiliki
watak yang ramah, menarik, dan keibuan.
3. Marsih
Marsih adalah seorang wanita berusia 27 tahun. Dia adalah anak dari
Kusnoyo yang telah menikah dan memiliki seorang anak dan seorang pekerja
kantoran. Berkulit kuning langsat, berambut panjang, rapih, peduli, disiplin,
dan keibuan.
99
C. SKENARIO
“Bakh Di Ujung Tua”
Scene 1
EXT. DEPAN RUMAH KUSNOYO – DAY
Yani yang ingin mengantar Sigit sekolah melawati
rumah Kusnoyo, saat itu juga Kusnoyo sedang membuka
warungnya. Sigit pun menyapa Kusnoyo.
SIGIT
Kakek…
(menghampiri Kusnoyo dan mencium tangan Kusnoyo)
KUSNOYO
Iya cuuu… kamu baru berangkat ?
(mengelus kepala Sigit)
SIGIT
Iya kek… tadi Mba Yani nyuci pakaian dulu…
YANI
(tersenyum)
SIGIT
Kek aku mau permen itu dong…
(menunjuk permen)
KUSNOYO
Iya iya sebentar kakek ambilin…
(mengambil permen dan memberikannya ke Sigit)
SIGIT
Makasih ya kek…
(mengambil permen)
YANI
Ayo dek kita berangkat… Mari pak
(beranjak pergi)
100
KUSNOYO
Iya iya Yani… hati – hati ya…
CUT TO.
Scene 2
EXT. WARUNG – DAY
Kusnoyo sedang makan bubur yang telah dibelinya.
CUT TO.
Scene 3
EXT. WARUNG – NIGHT
Suara adzan magrib mulai berkumandang Kusnoyopun
langsung menutup warungnya dan beranjak masuk ke
rumah.
CUT TO.
Scene 4
INT. DAPUR – NIGHT
Kusnoyo keluar dari kamar mandi berjalan menuju
kamarnya.
CUT TO.
Scene 5
INT. KAMAR – NIGHT
Terlihat foto sang Istri yang berada di sampul Buku
Yasin yang sedang di tutup oleh Kusnoyo.
KUSNOYO
Sodakallahul azim
(kusnoyo menutup buka yasin lalu menciumnya)
Kemudian Kusnoyo memrapihkan sajadahnya dan pergi ke
dapur.
101
Scene 6
INT. DAPUR – NIGHT
Terlihat minyak yang sudah panas lalu telur yang
dimasukan oleh kusnoyo.
CUT TO.
Scene 7
INT. RUANG TAMU – NIGHT
Setelah menjaga toko seharian Kusnoyo sangat lahap
menyantap masakan buatannya. Dia makan di temani TV
tua yang sudah usang. Hari yang mulai gelap Kusnoyo
pun tertidur di atas sofa.
CUT TO.
Scene 8
EXT. WARUNG – DAY
Kusnoyo sedang makan bakso ditemani oleh tukang
bakso tersebut dan mereka berbincang.
KUSNOYO
wir…
(makan bakso)
TUKANG BAKSO
(duduk di depan warung)
KUSNOYO
Kemaren kemana Drong saya tungguin gak lewat – lewat
?
(mengambil uang dan memberikan kepada tukang bakso)
TUKANG BAKSO
Pulang kampung pak abis nengokin anak
(mengambil mangkuk dan uangnya)
KUSNOYO
Gimana anak dan istrimu sehat ?
102
TUKANG BAKSO
Sehat pak alhamdulillah, tapi ya begitu pak dagang
sekarang makin sepi biaya hidup makin mahal,
ditambah istri saya sekarang lagi hamil tua.
(sedih)
KUSNOYO
Ya yang sabar ndrong, usaha harus terus jalan tapi
jangan lupa minta sama yang Kuasa
(menyemangati gondrong)
TUKANG BAKSO
Iya pakde, ayo pakde keliling dulu.
(beranjak pergi)
CUT TO.
Scene 9
EXT. DEPAN RUMAH – DAY
Ketika Kusnoyo sedang sholat sorang pembeli datang
lalu ia pergi kembali karena ia melihat kardus yang
bertuliskan “SEDANG SHOLAT”. kemudian Marsih datang
bersama Yani. Melihat kusnoyo tidak ada diwarung
marsih masuk bersama yani.
CUT TO.
Scene 10
INT. RUANG TV – DAY
Marsih masuk ke dalam rumah tak lama Kusnoyo keluar
dari kamar.
Kusnoyo
Loh sih
(menghampiri marsih yang sudah duduk di sofa)
103
MARSIH
Pak kalo sholat warungnya di tutup dulu toh pak…
Kusnoyo
Iya sih, Kamu kesini sama siapa Sih ?
MARSIH
Sama yani pak dia nunggu diwarung,
Bapak makan apa hari ini ?
KUSNOYO
Makan bakso si Gondrong tadi…
MARSIH
Loh, kolesterol bapak kan tinggi !! Jangan makan
yang kaya gitu terus toh pak, besok Marsih masakin
ya…
(tegas)
KUSNOYO
Gausah Sih bapak engga mau ngerepotin kamu…
MARSIH
Kalo bapak engga mau ngerepotin Marsih, yaudah bapak
tinggal sama Marsih aja.
KUSNOYO
Udah gausah sih bapak masih bisa sendiri kok.
CUT TO.
Scene 11
INT. DEPAN RUMAH – DAY
Yani yang sedang duduk di warung tak sengaja
mendengar percakapan Kusnoyo dan Marsih.
104
MARSIH (O.S)
Yaudah kalo bapak belum mau tinggal sama Marsih,
besok Marsih suruh Yani ngantar makanan buat Bapak.
Scene 12
INT. RUANG TAMU – DAY
Kusnoyo dan Yani melanjutkan perbincangan
MARSIH
Marsih pulang ya pak…
( mencium tangan lalu beranjak pergi)
CONT. D
Marsih juga mau pak ngebahagiain bapak…
Assalamualaikum
(keluar rumah)
KUSNOYO
Walaikumsalam
MARSIH
Ayo yan kita pulang
(mengajak Yani yang ada di warung)
YANI
Keluar dari warung
CUT TO.
Scene 13
EXT. DEPAN RUMAH KUSNOYO – DAY
Keesokan harinya Yani yang seperti biasa mengantar
Sigit ke sekolah melewati rumah Kusnoyo, dengan
membawa rantang yang berisikan makanan untuk Kusnoyo
sesuai apa yang sudah diperintahkan Marsih kemarin.
YANI
Assalamualaikum
(mengetuk pintu Kusnoyo)
KUSNOYO
Walaikumsalam
105
(keluar rumah)
YANI
Pak ini sarapannya.
(memberikan rantang)
KUSNOYO
Aduh repot – repot kamu yan…
(mengambil rantang)
YANI
Udah gapapa pak saya berangkat nganter sigit dulu ya
pak…
(beranjak pergi)
SIGIT
Kek… aku berangkat dulu ya… Assalamualaikum
(cium tangan dan beranjak pergi
KUSNOYO
Walaikumsalam
(menutup pintu)
CUT TO.
Scene 14
INT. MEJA MAKAN – DAY
Di hari berikutnya Yani yang seperti biasa
mengantarkan makanan ke rumah Kusnoyo namun kali ini
Yani tidak langsung pulang Yani di ajak oleh Kusnoyo
untuk makan bersama.
YANI
Menyiapkan makanan yang telah di bawanya.
KUSNOYO
Yani, besok – besok jangan kaya kemaren ya…
Kalau mau bawain makan buat saya engga perlu banyak
– banyak yan, saya kan tinggal sendiri, kecuali kaya
sekarang, kamu mau nemenin saya makan.
(memperhatikan yani yang sedang menyiapkan makanan)
106
YANI
Iya pak...
(yani menyiapkan makanan)
YANI
Makanan kesukaan bapak apa ? biar nanti yani masakin
(merapihkan piring)
KUSNOYO
Dulu alm. istri saya sering buatin sayur asem, tempe
goreng, ikan asin sama sambel.
YANI
Yaudah besok yani masakin ya pak.
(lanjut merapihkan piring)
KUSNOYO
Makasih ya yan
(kusnoyo tersenyum)
CUT TO.
Scene 15
INT. RUANG TAMU – DAY
Keesokan harinya Kusnoyo yang tertidur di atas sofa
mengenakan sarungnya. Hari sudah siang namun Kusnoyo
belom terbangun dari tidurnya dan warungnya pun
belum di buka. Tak lama Yani datang seperti biasa
membawa makanan untuknya. Melihat Kusnoyo yang
menggigil Yani pun iba dan berusaha membantu
Kusnoyo.
YANI
Assalamualaikum… loh bapak sakit ?
(masuk ke dalam rumah)
KUSNOYO
Iya yan, saya meriang…
(bangun dari tidurnya)
107
YANI
Bapak mau yani kerokin ?
(menaruh makanan yang dibawanya)
KUSNOYO
Udah gak usah yan nanti minum obat juga sembuh kok…
YANI
Gapapa pak, sini biar yani kerokin...
(mencari minyak angin lalu duduk disamping Kusnoyo)
Melihat Yani yang telah membawa minyak angin dan
duduk disampingnya Kusnoyo langsung membuka bajunya
dan Yani langsung mengerok badan Kusnoyo.
KUSNOYO
Jadi inget alm. istri saya kalau lagi kaya gini,
dulu setiap pulang dinas pasti langsung dipijit sama
istri, sekarang terasa sepi semenjak dia udah
meninggal. Dia sosok seorang istri yang baik dan
perhatian terhadap suaminya.
(tersenyum)
YANI
Ternyata ibu sama bapak orangnya romantis juga ya
(terus mengerok)
KUSNOYO
Ya begitulah yan, makasih ya yan udah mau merawat
saya.
(merasakan sakit)
YANI
Iya pak, selagi bisa saya bantu, pasti saya bantu
pak…
(mengoles minyak di badan Kusnoyo)
KUSNOYO
Anak dan suami kamu gimana yan kabarnya ?
YANI
Anak saya baik pak Alhamdulillah, tapi saya sudah
lama menceraikan suami saya pak, dia seorang lelaki
108
yang tidak bertanggung jawab pak, semenjak anak saya
lahir, saya pikir dia akan berubah menjadi sosok
seorang bapak yang patut dijadikan panutan, tapi
kenyataannya tidak. Dia masih saja mabuk – mabukan,
bermain judi dan tidak pernah memberi saya nafkah.
(terus mengerok)
KUSNOYO
Yang sabar ya yan...
(CONT. D)
Kenapa gak kamu ajak anakmu tinggal disni, nanti
kan bisa sekolah disini yan.
YANI
Maunya sih gitu pak, tapi biaya sekolah disini kan
mahal, gaji yang dari Bu Marsih kan cuma cukup untuk
biaya hidup di kampung pak.
(mengerut punggung Kusnoyo)
KUSNOYO
(hanya terdiam lalu memakai bajunya)
YANI
Oya,kalau begitu saya pamit ya pak, jangan lupa di
makan ya pak.
(beranjak pergi)
KUSNOYO
Makasih banyak ya yan...
CUT TO.
Scene 16
INT. KAMAR – NIGHT
Waktu magrib pun tiba Kusnoyo langsung melaksanakan
solat, selesai solat magrib Kusnoyo membaca yasin di
kamarnya.
KUSNOYO
Sedang membaca yasin
109
Scene 17
INT. RUANG TAMU - NIGHT
Kusnoyo yang sedang membaca yasin di kamar tak lama
Marsihpun datang.
MARSIH
Assalamualaikum
(membuka pintu)
KUSNOYO
Walaikumsalam… shodakalllahulazim…
(menutup buku yasin)
MARSIH
Mencium tangan Kusnoyo lalu duduk di sampingnya.
KUSNOYO
Ada apa sih ?
MARSIH
Kata Yani bapak sakit ?
(khawatir)
KUSNOYO
Iya cuma meriang kok, tadi juga udah dikerokin sama
Yani...
MARSIH
Kok bapak gak bilang sama Marsih ? kalau kaya gini
mulai sekarang bapak harus mau tinggal sama
marsih!!!
(dengan nada yang sangat tegas)
KUSNOYO
Udah gapapa sih, bapak masih bisa kok urus diri
bapak sendiri, lagian kan sekarang udah ada yani
yang bantuin bapak.
MARSIH
Tapi bapak tetep engga ke kontrol sama Marsih, kalo
bapak tinggal sama Marsih kan bapak jauh lebih ke
110
kontrol pak, terus bapak juga bisa main sama Sigit
dan bapak gak perlu lagi buat ngurusin warung yang
udah tua itu.
(dengan tegas)
KUSNOYO
Marsih, bukan bapak gak mau tinggal sama kamu, tapi
bapak mau seperti ibu yang mengahabiskan sisa
umurnya di rumah dan di toko ini. Dan kamu harus tau
selain dari penghasilan bapak, warung ini juga
berjasa untuk kehidupan kamu sebelum kamu menikah.
MARSIH
(terdiam)
CUT TO.
Scene 18
INT. KAMAR MANDI – DAY
Karena merasa sudah sembuh Kusnoyopun mandi ditemani
alunan lagu kesukaannya. Ketika dia menggosokan
punggungnya dengan sabun Kusnoyo merasakan kembali
sentuhan lembut dari seorang Yani.
CUT TO.
Scene 19
INT. RUMAH – DAY
Hari ini Kusnoyo terlihat ingin tampil berbeda di
hadapan Yani. Diapun memutuskan untuk mencukur
rambutnya. Dengan rambut yang sudah di cukur rapih,
dia menyisir rambutnya di depan kaca.
CUT TO.
Scene 20
INT. MEJA MAKAN – DAY
Kusnoyo dan yani menyantap makanan yang sudah dibawa
oleh yani. Tak lama merekapun selesai makan.
111
YANI
Ini saya masakin makanan kesukaan bapak.
(menyiapkan makanan)
KUSNOYO
Terima kasih yan.
(sambil menatap yani)
CONT. D
Hari ini kamu keliatan berbeda yan,
(sambil makan)
YANI
Bapak juga terlihat lebih gagah hari ini.
(menatap Kusnoyo)
Merekapun melanjutkan makannya kemudian Kusnoyo
berbicara.
KUSNOYO
Besok tolong suruh Marsih datang kesini ya, yan.
(selasai makan)
YANI
Baik pak.
(merapihkan piring)
Scene 21
INT. RUANG TAMU – DAY
Keesokan harinya Kusnoyo tidak membuka warungnya dia
menunggu kedatangan Marsih yang telah menerima pesan
darinya yang disampaikan oleh Yani. Marsih pun
datang dengan perasaan senang, dia mengira Kusnoyo
akan segera tinggal bersamanya.
112
MARSIH
Assalamualaikum
(masuk ke dalam rumah)
KUSNOYO
Walaikumsalam, duduk sih
MARSIH
Ada apa pak tiba – tiba Marsih disuruh kesini ?
(duduk di samping Kusnoyo)
KUSNOYO
Ada yang mau bapak bicarakan sih ?
MARSIH
Tentang apa pak? Bapak udah mau tinggal sama marsih
ya ?
(tersenyum)
KUSNOYO
Bukan itu sih,
(bingung)
MARSIH
Lantas apa pak ?
(bingung)
KUSNOYO
Kira – kira kamu setuju ndak, kalo bapak menikah
lagi ?
(ragu)
MARSIH
Menikah ? menikah sama siapa pak ?
(kaget mendengar kusnoyo ingin menikah lagi)
MARSIH (CONT. D)
Bapak jangan aneh – aneh deh, bapak kan sudah tua
pak…
(tegas)
113
KUSNOYO
Iya sih bapak tau, tapi setelah bapak pikir bapak
butuh sosok seorang istri yang bisa ngerawat bapak
di sisa umur bapak.
(dengan tegas menyampaikan keinginannya)
MARSIH
Terus calon nya siapa pak ?
(kaget)
KUSNOYO
Yani sih,
(ragu)
MARSIH
Yani ?
(makin kaget)
MARSIH (CONT. D)
Marsih gak setuju pak, atas dasar apa bapak ingin
menikahi Yani ?.
(tegas)
KUSNOYO
Bapak melihat sosok ibumu di dalam diri Yani sih,
dia wanita yang baik, tegar, kuat dan bapak tau dia
memiliki perasaan yang sama terhadap bapak.
MARSIH
Tapi marsih tetep gak setuju pak, lebih baik Bapak
tinggal dengan Marsih daripada bapak menikah dengan
Yani.
(tegas)
Setelah Yani mengutarakan ketidak setujuannya
Kusnoyo terdiam sejenak dan lalu berkata.
KUSNOYO
Katanya mau bahagiain bapak ?
(merayu marsih)
114
MARSIH
(menghela napas)
DIP TO BLACK.
Scene 22
INT. KAMAR MANDI – DAY
Kusnoyo yang sedang mandi seperti biasa di temani
musik kesukaannya.
CUT TO.
Scene 23
INT. MEJA MAKAN – DAY
Sebelum membuka warungnya Kusnoyo yang telah menikah
dengan Yani, menyempatkan makan bersama dengan Yani
dan anaknya. Setelah selesai makan anaknya bergegas
untuk berangkat ke sekolah.
ANAK YANI
Bu, aku berangkat ya.
(Mencium tangan Yani)
CONT. D
Pak, aku berangkat ya... Assalamualaikum
(mencium tangan Kusnoyo)
Kusnoyo
Hati – hati ya nak, walaikumsalam
Kusnoyo yang telah selesai makan berenjak pergi
meninggalkan meja makan untuk membuka warungnya.
Kemudian Yani membereskan piring yang berada di meja
makan.
SELESAI.
D. Treatment
115
1. EXT. DEPAN RUMAH KUSNOYO – DAY
Yani yang ingin mengantar Sigit sekolah melawati rumah Kusnoyo, saat itu
juga Kusnoyo sedang membuka warungnya. Sigit pun menyapa Kusnoyo.
2. EXT. WARUNG – DAY
Kusnoyo sedang makan bubur di warung.
3. EXT. WARUNG – NIGHT
Suara adzan magrib mulai berkumandang Kusnoyopun langsung menutup
warungnya dan beranjak masuk ke rumah.
4. INT. RUMAH – NIGHT
Terdengar suara keran, suara mengguyur air dari kamar mandi dan suara
kesunyian Kusnoyo yang sejak lama kehilangan istrinya.
5. INT. KAMAR – NIGHT
Terlihat foto sang Istri yang berada di sampul Buku Yasin yang sedang di
tutup oleh Kusnoyo.
6. INT. DAPUR – NIGHT
Terlihat minyak yang sudah panas lalu telur yang dimasukan oleh kusnoyo.
7. INT. RUANG TAMU – NIGHT
116
Setelah menjaga toko seharian Kusnoyo sangat lahap menyantap masakan
buatannya. Dia makan di temani TV tua yang sudah usang. Hari yang mulai
gelap Kusnoyo pun tertidur di atas sofa.
8. EXT. WARUNG – DAY
Kusnoyo memakan bakso dan berbincang dengan tukang bakso tersebut.
9. EXT. DEPAN RUMAH – DAY
Ketika Kusnoyo sedang sholat sorang pembeli datang lalu ia pergi kembali
karena ia melihat kardus yang bertuliskan “SEDANG SHOLAT”. kemudian
Marsih datang bersama Yani. Melihat kusnoyo tidak ada diwarung marsih
masuk bersama yani.
10. INT. RUANG TV – DAY
Marsih masuk ke dalam rumah tak lama Kusnoyo keluar dari kamar.
11. INT. DEPAN RUMAH – DAY
Yani yang sedang duduk di warung tak sengaja mendengar percakapan
Kusnoyo dan Marsih.
12. INT. RUANG TAMU – DAY
Kusnoyo dan Yani melanjutkan perbincangan
13. EXT. DEPAN RUMAH KUSNOYO – DAY
117
Keesokan harinya Yani yang seperti biasa mengantar Sigit ke sekolah
melewati rumah Kusnoyo, dengan membawa rantang yang berisikan
makanan untuk Kusnoyo sesuai apa yang sudah diperintahkan Marsih
kemarin.
14. INT. MEJA MAKAN – DAY
Di hari berikutnya Yani yang seperti biasa mengantarkan makanan ke rumah
Kusnoyo namun kali ini Yani tidak langsung pulang Yani di ajak oleh
Kusnoyo untuk makan bersama.
15. INT. RUANG TAMU – DAY
Keesokan harinya Kusnoyo yang tertidur di atas sofa mengenakan sarungnya.
Hari sudah siang namun Kusnoyo belom terbangun dari tidurnya dan
warungnya pun belum di buka. Tak lama Yani datang seperti biasa membawa
makanan untuknya. Melihat Kusnoyo yang menggigil Yani pun iba dan
berusaha membantu Kusnoyo.
16. INT. KAMAR – NIGHT
Waktu magrib pun tiba Kusnoyo langsung melaksanakan solat, selesai solat
magrib Kusnoyo membaca yasin di kamarnya.
17. INT. RUANG TAMU - NIGHT
Kusnoyo yang sedang membaca yasin di kamar tak lama Marsihpun datang.
118
18. INT. KAMAR MANDI – DAY
Karena merasa sudah sembuh Kusnoyopun mandi ditemani alunan lagu
kesukaannya. Ketika dia menggosokan punggungnya dengan sabun Kusnoyo
merasakan kembali sentuhan lembut dari seorang Yani.
19. INT. RUMAH – DAY
Hari ini Kusnoyo terlihat ingin tampil berbeda di hadapan Yani. Diapun
memutuskan untuk mencukur rambutnya. Dengan rambut yang sudah di
cukur rapih, dia menyisir rambutnya di depan kaca.
20. INT. MEJA MAKAN – DAY
Kusnoyo dan yani menyantap makanan yang sudah dibawa oleh yani. Tak
lama merekapun selesai makan.
21. INT. RUANG TAMU – DAY
Keesokan harinya Kusnoyo tidak membuka warungnya dia menunggu
kedatangan Marsih yang telah menerima pesan darinya yang disampaikan
oleh Yani. Marsih pun datang dengan perasaan senang, dia mengira Kusnoyo
akan segera tinggal bersamanya.
22. INT. KAMAR MANDI – DAY
Kusnoyo yang sedang mandi seperti biasa di temani musik kesukaannya.
119
23. INT. MEJA MAKAN – DAY
Sebelum membuka warungnya Kusnoyo yang telah menikah dengan Yani,
menyempatkan makan bersama dengan Yani dan anaknya. Setelah selesai
makan anaknya bergegas untuk berangkat ke sekolah.
3.4. Proses Kerja Camera Person
120
Camera Person merupakan seseorang yang bertugas merekam gambar
dengan menggunakan perangkat keras kamera video yang direkam melalui pita
video, memory, hard-disk atau media penyimpanan lainnya sesuai dengan arahan
sutradara atau pengarah acara.
Camera Person tidak hanya dapat menghasilkan gambar yang baik, tapi
seorang penata kamera harus memahami motivasi dan informasi apa saja yang
dibutuhkah untuk memenuhi kebutuhan gambar, Camera Person yang hanya
mengoperasikan kamera saja belum dapat sebagai Camera Person profesional.
Camera Person dapat dikatakan Camera Person profesional jika telah mempelajari
dan memahami teori dasar Camera Person serta memiliki jam terbang atau
pengalaman produksi yang cukup.
Seorang Camera Person juga dituntut untuk mampu menghadirkan certa
yang menarik, mempesona dan menyentuh emosi penonton melalui gambar demi
gambar yang direkamnya di dalam kamera. Di dalam tim produksi, penata kamera
memimpin departemen kamera. Seorang penata kamera tidak hanya dituntut
menghasilkan gambar yang baik, tapi seorang penata kamera juga harus memahami
motivasi dan informasi apa saja yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
gambar yang diinginkan.
Menurut Kusumawati dkk (2015:131) mengatakan bahwa, “Untuk
menghasilkan gambar yang tidak hanya dapat dilihat dari aspek teknis saja, namun
aspek non teknis lebih dituntut seorang penata kamera agar pesan dari gambar yang
direkam melalui kualitas gambar yang baik dan pesan yang dapat diterima oleh
penonton.”
121
Berdasarkan kutipan tersebut menurut penulisan dalam menghasilkan
gambar, Camera Person dituntut untuk merekam gambar dengan baik agar pesan
atau cerita yang ada digambar tersampaikan dengan baik ke penonton.
Menurut Rusmal Latief (2015:131) menyimpulkan bahwa :
Cameraman atau penata gambar orang yang bertanggung jawab atas pengambilan
gambar untuk program televisi ada beberapa istilah yang melekat pada kata
cameraman ini, diantaranya : (1) Operator Kamera : bertugas yang hanya menangani
kamera saat dilakukan produksi dengan multicamera (2) Campers (Kamera Person)
adalah seseorang yang memegang kamera untuk program berita dan bertanggung
jawab dengan objek gambar yang direkamnya.
Berdasarkan dari kutipan diatas penulis sebagai Camera Person harus
memahami tentang konsep visual yang ingin diciptakan dalam drama televisi “Bakh
Di Ujung Tua” ini, karena untuk sebuah cerita yang bagus harus memiliki konsep
visual yang sudah terstruktur dengan baik.
Seorang Camera Person harus bisa mengerti dengan komposisi serta semua
aspek teknis berikut dari segi sudut pengambilan gambar, ukuran gambar hingga
pergerakan gambar. Begitu juga dengan pengendalian kamera untuk menyelesaikan
permasalahan teknis dan berkoordinasi dengan sutradara yang muncul selama
perekaman gambar.
Gambar yang dihasilkan oleh seorang Camera Person harus mampu
menyampaikan pesan kepada audience. Penulis sebagai Camera Person bertanggung
jawab penuh pada sebuah karya visual yang dikerjakan. Untuk menghasilkan gambar
tidak hanya dapat dilihat dari aspek teknis saja, tapi aspek non teknis juga harus
122
diperhatikan agar menghasilkan kualitas gambar yang baik serta pesan yang
disampaikan dapat diterima kepada audience.
3.4.1. Pra Produksi
Tahap pra produksi merupakan tahap yang paling menentukan hasil gambar
yang baik, pada tahap ini Camera Person akan melakukan beberapa pekerjaan yang
bersifat teknis maupun non teknis. Pada tahap ini saya selaku penulis melakukan
diskusi dengan para tim crew lain, degan membahas tema yang akan diambil,
membahas tempat yang akan digunakan untuk produksi, dan membahas seluruh
kesiapan untuk produksi mulai dari rapat diskusi dengan produser dan sutradara
membahas mengenai alat yang akan digunakan.
Menurut Kusumawati dkk (2017:69) mengatakan bahwa, “Tiga tahapan yang
akan dilakukan oleh penata kamera untuk menghasilkan sebuah gambar akhir visual
terdiri dari tiga tahap, pra produksi, produksi, dan pasca produksi.”
Berdasarkan kutipan diatas tahap pra produksi merupakan tahap yang paling
menentukan hasil gambar yang baik. Pada tahap ini, penulis sebagai seorang Camera
Person akan melakukan beberapa pekerjaan yang bersifat teknis maupun non teknis.
Juga mempersiapkan fasilitas yang akan mendukung jalanny aprodes produksi
seperti pemilihan kamera, peralatan penunjang, memilih lensa, dan lain-lain, agar
tidak ada kesalahpahaman antara naskah cerita dan pengambilan gambar yang
ditentukan oleh sutradara, penulis naskah, dan Camera Person.
123
Di sini penulis juga membuat shoot list, mempelajari teknis produksi
khususnya teknis kamera dan mendiskusikan dengan sutradara untuk mencapai visi
dan misi yang sama.
Adapun kamera yang digunakan dalam produksi drama “Bakh Di Ujung
Tua” ini penulis dan tim sepakat menggunakan single camera dengan jenis Sony
HXR-NX5R dan perlengkapan pendukung seperti tripod dan HDMI.
Penulis sebagai Camera Person yang harus memahami betul teknik dan segi
pengambilan gambar baik shoot size, angel, dan movement kamera, merancang
Storyboard dan Floorplan untuk memahami alur cerita yang akan diproduksi dan
menentukan penempatan kamera, pemain/talent. Membuat shoot list dan diskusi
dengan sutradara untuk mencapai visi dan misi produksi yang sama.
Berikut teknik dasar pengambilan gambar menurut Kusumawati dkk, (2007:80)
antara lain :
1. Shoot Size (Ukuran Gambar)
Shoot size adalah ukuran besar kecilnya subjek dalam sebuah frame yang
memiliki informasi dan makna berbeda sesuai dengan ukuran masing-masing
shoot size. Contoh shoot size yang biasa digunakan di dunia audio visual
adalah :
a. Extreme Close Up (EXCU)
Digunakan untuk detail suatu objek memberikan informasi ekspresi.
124
b. Big Close Up (BCU)
Wajah objek memenuhi layar, fungsinya untuk memunculkan ekspresi
objek.
c. Close Up (CU)
Hanya menampilkan kepala objek. Fungsinya untuk menekannya ekspresi
objek dan membantu penonton untuk merasakan apa yang dirasakan
objek.
d. Medium Close Up (MCU)
Menampilkan kepala, pundak dan sebagian dada. Fungsinya untuk
memperjelas profil objek kepada penonton.
e. Medium Shoot (MS)
Menampilkan ujung kepala hingga batang pinggang. Fungsinya untuk
memperlihatkan objek lebih jelas kepada penonton. Penonton dapat lebih
mengenali objek dan apa yang dilakukan.
f. Knee Shoot (KS)
Pengambilan gambar dari ujung kepala hingga lutut, shoot ini lebih netral,
tidak ada penekanan yang terlalu mendalam namun kita dapat melihat di
mana objek berada.
g. Full Shoot (FS)
Pengambilan gambar penuh dari ujung kepala hingga kaki. Fungsinya
untuk memberikan informasi disekeliling objek.
h. Long Shoot (LS)
Pengambilan gambar yang luas. Fungsinya untuk memberikan informasi
bahwa objek merupakan bagian dari lingkungan.
125
Berdasarkan kutipan diatas penulis sebagai Camera Person menyimpulkan
bahwa dalam melakaukan pengambilan gambar banyak berbagai ukuran
pengambilan gambar.
2. Komposisi Gambar
Komposisi gambar adalah penataan elemen-elemen gambar dalam
sebuah frame. Elemen-elemen ini mencakup bentuk, garis, warna, terang dan
gelap. Komposisi yang baik akan menghasilkan gambar tampak lebih
menarik.
Adapun jenis-jenis komposisi gambar antara lain :
a. Bentuk
Komposisi ini dipakai penata kamera untuk memberikan penekanan
secara visual kualitas bentuk objek benda.
b. Garis
Komposisi ini terbentuk dari pengemasan garis secara dinamis. Garis
tersebut berupa garis lurus, melingkar atau melengkung.
c. Warna
Komposisi warna akan memberikan sebuah pesan yang elegan dan
dinamis pada sebuah gambar.
d. Terang dan Gelap
Pengkomposisian gelap dan terang digunakan sebagai visualitas sebuah
objek.
Berdasarkan kutipan diatas dalam melakukan pengambilan gambar banyak
elemen-elemen yang harus digunakan agar gambar menjadi lebih baik.
126
3. Camera Angle
Camera Angle dalam pengertian audio visual berati sudut
pengambilan gambar yang menekankan tentang posisi kamera berada pada
sudut tertentu dalam merekam gambar. Macam-macam camera angle, yaitu:
a. Normal Angle / Eye Level
Pengambilan disudut yang normal, sejajar dengan mata kita.
b. High Angle
Pengambilan gambar pada sudut yang tinggi.
c. Low Angle
Pengambilan gambar pada sudut yang rendah.
d. Bird Angle
Pengambilan gambar pada sudut yang sangat tinggi dan jauh.
e. Frog Angle
Pengambilan gambar pada sudut yang super rendah dan dekat
Berdasarkan kutipan diatas menurut penulis sebagai Camera Person dalam
pengambilan gambar ada beberapa sudut/teknik dalam pengambilan gambar.
4. Movement (Pergerakan Kamera)
Pergerakan kamera sangat penting untuk dilakukan oleh penata
kamera. Suasana kedinamisan gambar dan dimensi yang dapat terkesan tiga
dimensi dapat tercipta menggunakan teknik ini.
Dengan menggabungkan antara skill yang dimiliki dengan teknologi,
tentunya dengan arahan dari seorang sutradara tentang rencana visual yang
akan dibuat. Secara sistematis rencana ini dibuat ke dalam direct treatment.
127
Dengan direct treatment memudahkan semua elemen crew dalam bekerja
nantinya. (Kusumawati dkk, 2017:99)
Berdasarkan kutipan diatas penulis sebagai Camera Person dalam
pengambilan gambar dibutuhkan teknik movement agar gambar terlihat
seperti tiga dimensi.
3.4.2 Produksi
Segala perencanaan yang telah dipersiapkan dalam tahap pra produksi, akan
direalisasikan pada tahap produksi. Penulis sebagai seorang Camera Person dalam
produksi membantu sutradara untuk menerjemahkan bahasa tulisan ke dalam visual.
Setiap gambar yang disampaikan kepada penonton.
Menurut (Kusumawati dkk, 2017:7) mengatakan bahwa “ Segala perencaaan
yang telah dipersiapkan dalam tahap praproduksi, akan direalisasikan pada tahap
produksi. Seorang penata kamera akan memantau sutradara atau pengarah acara
untuk menterjemahkan bahasa tulisan ke dalam bahasa visual“.
Dari kutipan diatas menjelaskan bahwa tahap ini Camera Person bekerjasama
bersama sutradara untuk menerjemahkan script ke dalam bentuk visual.
Beberapa tugas penting Camera Person pada tahap produksi yaitu
mengoperasikan kamera dan merekam gambar untuk produksi, bekerjasama dengan
sutradara pada saat proses pengambilan gambar agar sesuai dengan naskah,
memberikan masukan kepada sutradara untuk menghasilkan gambar yang terbaik,
128
selalu menjaga kontinuitas gambar. Bertanggung jawab untuk menjaga kamera eama
proses produksi agar kamera tetap pada kondisi normal dan siap digunakan.
Proses produksi dalam drama ini berlangsung selama tiga hari. Adapun yang
penulis kerjakan di hari pertama produksi yang berlokasi di Depok. Dalam sebuah
tugas pengambilan gambar penulis sebagai seorang Camer Person memutuskan hal-
hal apa saja yang perlu diambil gambarnya dengan kamera, sesuai dengan arahan
sutradara. Dihari pertama penulis sebagai Camera Person mengambil gambar
eksterior atau diluar ruangan.
Dihari kedua produksi yang berlokasi di Depok. Dalam sebuah tugas
pengambilan gambar penulis sebagai seorang Camera Person melaksanakan tugas
dan kewajibannya yang bersifat teknis di dalam set ruangan dan juga di luar ruangan
atau eksterior.
Dihari ketiga yang berlokasi di Depok. Dalam sebuah tugas pengambilan
gambar penulis sebagai seorang Camera Person masih melakukan pengambilan
gambar di dalam set ruangan.
Proses pengambilan gambar dilapangan atau shooting, pada tahap ini Camera
Person harus menghasilkan sebuah gambar sesuai dengan arahan sutradara.
3.4.3 Pasca Produksi
Pada tahap pasca produksi tidak banyak hal yang dilakukan oleh Camera
Person. Camera Person pada tahap ini bertugas untuk menyusun camer report untuk
129
mempermudah pekerjaan Penyunting Gambar. Segala informasi yang telah dilakukan
dalam proses produksi dilaporkan lengan dengan keterangan hasil produksi.
Menurut (Kusumawati dkk 2017:77) menyimpulkan bahwa :
Pada tahap pasca produksi tidak banyak hal yang dilakuakn oleh penata kamera.
Untuk produksi drama, penata kamera biasanya membantu sutradara dan editor untuk
menjelaskan hal – hal yang dikurang mengerti. Namun biasanya sutradara dan
produser dapat menjelaskannya langsung kepada editor. Penata kamera pada tahap
ini juga bertugas untuk menyusun camera report untuk mempermudah pekerjaan
editor. Segala informasi yang telah dilakukan dalam proses produksi dilaporkan
lengkap dengan keterangan hasil produksi.
Dalam kutipan diatas camera report dapat mempermudah tim produksi
khususnya Camera Person untuk mengetahui gambar-gambar mana saja yang dapat
digunakan untuk proses penyuntingan gambar karena camera report sebagai
pedoman penyuntingan gambar dalam melaksanakan proses penyuntingan gambar.
Penulis masih mempunyai tugas dan kewajiban dalam pasca produksi
dikarenakan masih harus bekerja sama dengan pengambilan gambar yang ada
kemudian akan diproses oleh penyunting gambar dengan arahan sutradara sehingga
didapat sebuah drama televisi yang telah disepakati bersama.
3.4.4. Peran Dan Tanggung Jawab
Camera Person berbicara tentang bagaimana satu profesi itu melakukan
pekerjaan, berarti akan membahas tentang tugas dan tanggung jawab. Seperti profesi
130
lainnya, Camera Person sebagai bagian dari kru produksi film dan televisi
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang spesifik.
Camera Person bertanggung jawab dalam berbagai aspek, diantaranya
berdiskusi dengan produser serta sutradara, membahas tentang rencana produksi
mempelajari naskah menyiapkan peralatan kamera, menentukan teknik pengambilan
gambar mulai dari shoot list, angle, movement,serta menghasilkan gambar dengan
baik dan benar sesuai dengan director treatment yang sudah dibuat. Seorang Camera
Person berkewajiban untuk melaksanakan perekaman visual secara teknis sesuai
arahan dari sutradara baik dalam hal komposisi, sudut pengambilan, gerak kamera
dengan segala perubahannya. Seorang Camera Person harus memastikan bahwa
tidak ada kesalahan yang dilakukan saat mengambil gambar. Penulis sebagai Camera
Person harus memastikan bahwa penulis pengambilan gambar tajam, komposisi
gambar yang tepat, pengaturan level yang sesuai dan penulis harus mendapatkan
gambar yang terbaik. Pada umumnya seorang Camera Person tidak bekerja sendiri (
kecuali untuk hal tertentu, dan secara umum tugas dan tanggung jawab penulis
sebagai Camera Person adalah berdiskusi dengan produser serta sutradara,
membahas tentang rencana produksi serta mempelajari naskah dan juga berdiskusi
tentang bagaimana agar mendapatkan gambar yang baik. Camera Person juga
memilih peralatan kamera serta penunjangnya saaat sedang melakukan pengambilan
gambar atau shooting.
131
3.4.5. Proses Penciptaan Karya
Salah satu keberhasilan untuk karya audio visual yang baik adalah persiapan
yang baik. Penulis dalam produksi drama televisi yang berjudul “Bakh Di Ujung
Tua” ini bertugas menjadi Camera Person dikarenakan penulis tertarik untuk
menjalani tugas tersebut, hal ini menjadi tantangan bagi penulis unyuk menghasilkan
sebuah karya drama yang menarik untuk dilihat bagi para penonton drama televisi.
Penulis juga harus sering menonton acara drama di televisi dan melalui media online
sebagai inspirasi.
Dalam proses penciptaan suatu karya, seorang seniman atau creator dalam
menuangkan ide – idenya dapat melalui beberapa tahapan, diantaranya membuat
desain untuk menemukan suatu bentuk yang optimal, penyelesaian bentuk karya
dengan media yang disesuaikan begitu juga dengan penulis, kesuksesan dalam
menghasilkan suatu karya ditentukan oleh penganturan atau penyusunan unsur –
unsur berdasarkan kaidah – kaidah komposisi, seperti gelap terang, tekstur dan warna
dalam karya tersebut. Sedangkan komposisi adalah elemen – elemen gambar dalam
frame sehingga menjadi kesatuan, keseimbangan dan irama.
a. Konsep Produksi
Ketika mambicarkan konsep kreatif penullis sebagai Camera Person bertugas
merekam gambar dan seorang Camera Person itu harus punya angle-angle yang
sesuai dengan apa yang ada di naskah. Memakai sistem Single Camera, sebelum
melakukan mengambilan gambar diambil dengan menggunakan camera Sony HXR-
NX5R di bantu dengan alat tripod.
132
Penulis sebagai operator kamera berperan juga dalam memberi konsep
kreatif, terutama dalam pengambilan gambar. Hal yang harus operator kamera
lakukan adalah memberi ide tentang angle yang menarik agar penonton tidak merasa
jenuh dan bosan. Seorang Camera Person juga mampunyai rasa (sense of art)
kreatifitas dalam menciptakan dalam sebuah gambar serta juga membangun (mood)
suatu visual dan keseimbangan gambar.
Penulis juga harus berdiskusi serta memberi saran kepada sutradara tentang
pengambilan gambar dalam pengembangan direct treatment yang sudah ditentukan
sehingga pilihan gambar saat produksi berlangsung. Dengan begitu shoot-shoot yang
di hasilkan pun akan menjadi lebih hidup dan bervariasi.
Kerjasama antara Camera Person dan sutradara televisi dalam
pengembangan konsep kreatif sangat di butuhkan agar program televisi yang di
hasilkan menjadi menarik.
b. Konsep Produksi
Penulis sebagai seorang Camera person dalam proses produksi mempunyai
tanggung jawab menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan saat produksi. Seperti kamera
dan tripod. Konsep pada saat produksi sebagai Camera Person sudah seharusnya
mengikuti sutradara dalam pengambilan gambar yang sutradara inginkan, Camera
Person juga harus menyiapkan stockshoot sebanyak mungkin agar mempermudah
dan memberikan banyak pilihan bagi penyunting gambar saat penyuntingan gambar.
Camera Person juga bertanggung jawab dalam keselarasan warna dari shoot
yang di hasilkan pada saat produksi, serta kesesuaian shoot yang diambil seperti yang
133
sudah di rencanakan dalam direct treatment sebelumnya. Factor lokasi yang berbeda
– beda di dalam ruangan atau indoor serta di luar ruangan atau outdoor.
3.4.6 Kendala Produksi Dan Solusinya
Kendala merupakan halangan rintangan dengan keadaan yang membatasi,
menghalangi atau mencegah sasaran, dalam hal ini kendala yang dibahas adalah
kendala saat masa produksi itu berlangsung, dimana ada kendala pasti disitu ada
solusi yang bisa di selesaikan kendala tersebut, ini lah beberapa kendala yang dialami
oleh penulis pada saat masa produksi.
1. Kendala saat produksi yaitu kaki tripod yang patah di tengah-tengah
shooting berlangsung. Solusinya melem kaki tripod dengan lakban sehingga tripod
normal kembali.
2. ketika shooting malam dan di scene adalah siang sehingga merubah angle
agar tidak terlalu mengarah ke luar ruangan .
Lembar Kerja Penata Penata Kamera
a. Konsep Penata Kamera
Penulis sebagai penata kamera berperan juga dalam mamberi konsep
yang kreatif, terutama dalam pengambilan gambar. Hal yang harus
penta kamera lakukan adalah memberi ide tentang angle menarik agar
penonton tidak meras jenuh dan bosan. Penulis sebagai penata kamera
juga bertanggung jawab dalam keselarasan warna dari shoot yang di
134
hasilkan pada saat produksi, serta kesesuaian shoot yang diambil
sesuai yang direncanakan dalam direct treatment sebelumnya. Faktor
lokasi yang berbeda – beda didalam ruangan atau indoor serta di luar
ruangan outdoor yang harus di perhatikan oleh penulis selaku penata
kamera, agar menjaga warna pada gambar tetap konstan atau selaras.
Penulis juga berdiskusi serta meberi saran kepada sutradara tentang
pengambilan gambar dalam pengembangan direct treatment yang
sudah ditentukan sehingga memiliki pilihan gambar saat produksi
berlangsung. Dengan begitu shoot – shoot yang di hasilkan pun akan
menjadi lebih hidup dan bervariasi. Dalam sebuah konsep teknis
penulis sebagai seorang penata kamera melakukan beberapa persiapan
peralatan. Beberapa peralatan yang di pakai oleh penata kamera dalam
produksi drama televisi “Bakh Diujung Tua” adalah kamera Sony
Hxr-Nx5r
135
III.13 CAMERA REPORT
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit
No
Scene
Shot
Visual
Take
Video
Notes Shot Size Angle Moving
1 1 1 Close Up Eye
Level
Pan 1 Sepatu yang sedang dipakai OK
2 1 2 Close Up Eye
Level
Still 1 Tangan yani menggandeng OK
3 1 3 Medium Eye
Level
Still 3 Wajah Yani OK
4 1 4 Long Eye
Level
Pan 3 Yani dan Sigit menuju rumah
kusnoyo dan Kusnoyo
menyambutnya
OK
5 1 5 Medium Eye
Level
Still 2 Sigit berbicara OK
136
6 1 6 Medium Eye
Level
Still 2 Yani berbicara OK
7 2 1 Full Eye
Level
Still 2 Kusnoyo sedang makan di warung OK
8 3 1 Long Eye
Level
Still 3 Kusnoyo sedang menutup warung OK
9 4 1 Medium Eye
Level
Pan 1 Kusnoyo selesai mandi OK
10 5 1 Full Eye
Level
Still 1 Kusnoyo mengaji di kamar OK
11 5 2 Close Up Eye
Level
Still 1 Kusnoyo sedang mencium surat
yasin
OK
12 5 3 Close Up Eye
Level
Still 1 Kusnoyo menaruh buku yasin
yang sudah dibacanya
OK
13 6 1 Close Up Eye
Level
Still 2 Kusnoyo sedang memasak telur OK
14 6 2 Full Eye
Level
Still 2 Kusnoyo sedang memasak telur OK
15 7 1 Full Eye Still 3 Kusnoyo sedang makan di depan OK
137
Level tv
16 7 2 Medium Eye
Level
Pan 1 Kusnoyo sedang makan di depan
tv
OK
17 7 3 Medium Eye
Level
Still 1 Kusnoyo sedang tidur di depan tv OK
18 7 4 Full Eye
Level
Still 1 Kusnoyo tertidur didepan tv OK
19 8 1 Medium
Close Up
Eye
Level
Still 3 Kusnoyo sedang berbicara dengan
tukang bakso
OK
20 8 2 Full Eye
Level
Still 3 Kusnoyo sedang berbicara kepada
OKtukang bakso
OK
22 9 1 Full Eye
Level
Track 4 Di depan rumah kusnoyo pembeli
datang lalu Marsih dan yani datang
OK
23 10 1 Full Eye
Level
Still 2 Kusnoyo sedang solat lalu Marsih
dan Yani dating
OK
24 10 2 Full Eye
Level
Still 4 Kusnoyo dan Marsih sedang
berbicara
OK
25 10 3 Full Eye
Level
Still 3 Marsih sedang berbicara OK
138
26 10 4 Medium
Close Up
Eye
Level
Still 3 Kusnoyo sedang berbicara OK
27 11 1 Medium Eye
Level
Still 1 Yani sedang mendengarkan
pembicaraan Kusnoyo dan Marsih
OK
28 12 1 Medium Eye
Level
Still 4 Marsih berbicara OK
29 12 2 Full Eye
Level
Still 2 Marsih meninggalkan rumah
kusnoyo
OK
30 13 1 Close Up Eye
Level
Handheld 1 Rantang yang dibawa oleh Marsih OK
31 13 2 Medium Eye
Level
Handheld 4 Yani dan anaknya Marsih
mengunjungi rumah Kusnoyo
OK
32 13 3 Full Eye
Level
Still 3 Yani dan anaknya Marsih
mengunjungi rumah Kusnoyo
OK
33 14 1 Close Up Eye
Level
Still 3 Makanan yang sedang disiapkan OK
34 14 2 Full Eye
Level
Still 2 Kusnoyo sedang makan bersama
Yani
OK
35 14 3 Medium Eye Still 3 Kusnoyo sedang makan OK
139
Level
36 14 4 Medium Eye
Level
Still 4 Yani sedang makan OK
37 15 1 Full Eye
Level
Still 3 Kusnoyo sedang tertidur di depan
tv
OK
38 15 2 Close Up Eye
Level
Still 1 Piring yang berisi minyak dan
bawang
OK
39 15 3 Medium Eye
Level
Still 4 Yani sedang mengeroki tubuh
Kusnoyo
OK
40 15 4 Close Up Eye
Level
Still 1 Bingkai OK
41 15 5 Medium Eye
Level
Still 5 Kusnoyo sedang dikerok oleh
Yani
OK
42 15 6 Medium Eye
Level
Still 3 Punggung Kusnoyo yang sedang
dikerok dan diurut oleh Yani lalu
Kusnoyo tidur
OK
43 16 1 Full Eye
Level
Still 2 Kusnoyo mengaji OK
140
44 17 2 Medium Eye
Level
Pan 2 Kusnoyo keluar dan membuka
pintu
OK
45 17 3 Full Eye
Level
Still 4 Kusnoyo sedang berbicara dengan
Marsih
OK
46 17 4 Medium Eye
Level
Still 4 Kusnoyo sedang berbicara OK
47 17 5 Medium Eye
Level
Still 7 Marsih sedang berbicara OK
48 18 1 Medium Eye
Level
Still 3 Kusnoyo sedang mandi OK
49 19 1 Medium
Close Up
Eye
Level
Still 2 Kusnoyo sedang menyisir rambut OK
50 20 1 Close Up Eye
Level
Still 2 Makanan OK
51 20 2 Medium Eye
Level
Pan 4 Yani sedang berbicara OK
52 20 3 Medium Eye
Level
Still 4 Kusnoyo sedang berbicara OK
53 21 1 Full Eye Still 4 Kusnoyo sedang merapihkan baju OK
141
Level lalu Marsih dating
54 21 2 Close Up Eye
Level
Still 1 Tangan Marsih OK
55 21 3 Medium
Close Up
Eye
Level
Still 5 Marsih sedang berbicara OK
56 21 4 Medium
Close Up
Eye
Level
Still 3 Kusnoyo sedang berbicara OK
57 21 5 Close Up Eye
Level
Still 1 Kaki Kusnoyo OK
58 22 1 Close Up Eye
Level
Still 1 Gayung yang ada di kolam OK
59 22 2 Medium
Close Up
Eye
Level
Still 4 Kusnoyo sedang mandi OK
60 22 3 Medium Eye
Level
Still 3 Kusnoyo sedang mandi OK
61 23 1 Close Up Eye
Level
Still 1 Makanan yang sedang disiapkan OK
62 23 2 Medium Eye
Level
Still 3 Kusnoyo sedang makan OK
142
63 23 3 Full Eye
Level
Still 4 Yani Kusnoyo dan Anaknya
Marsih sedang makan bersama di
meja makan
OK
64 23 4 Close Up Eye
Level
Still 5 Yani sedang membereskan piring OK
143
BLOCKING CAMERA
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A
Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan
SET WARUNG
Scene : 2, 8 dan 9
Gambar III.3
Etelase
bas
ko
m
Meja
B
P
I
N
T
U
LED
144
BLOCKING CAMERA
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A
Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan
SET TERAS RUMAH.
Scene : 11 dan 13
Gambar III.4
P I N T U
WA
RU
NG
P I N
T U
MEJA
145
BLOCKING CAMERA
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A
Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan
SET RUANG TAMU.
Scene : 10, 12, 17 dan 21
Gambar III.5
BANGKU
BA
NG
KU
SOFA
MEJA
P I n t u
B U F F E D
P I N
T U
HA
NN
OC
LE D
LED
LED
LE D
LE D
146
BLOCKING CAMERA
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A
Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan
SET RUANG TV.
Scene : 7 dan 15
B U F F E D
TV
S O U
N D
S O U
N D
K A
R P
E T
P
I
N
T
U
LE
D
J
E
N
D
E
L
A
147
BLOCKING CAMERA
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A
Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan
SET KAMAR KUSNOYO
Scene 5, 16, 19 dan 20
Gambar III.7
MEJA T E M P
A T T I D
U
L E M A R I
LAM
PU
J E N D E L A
J E N D
E L A
P I N
T U
HA
NN
OC
148
BLOCKING CAMERA
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A
Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan
SET RUANG MAKAN
Scene : 14, 20 dan 23
Gambar III.8
M E J A M A K A N
P I N T U
P I N T U
P I N
T U
R A K P I R I N G
HA
NN
OC
149
BLOCKING CAMERA
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A
Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan
SET RUANG KAMAR MANDI
Scene : 18 dan 22
Gambar III.9
KOLAM AIR
SUMUR
LE
D LE
D
150
BLOCKING CAMERA
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A
Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan
SET RUANG DAPUR
Scene : 4 dan 6
Gambar III.10
K A M A R M A N D I
J E N D
E L A
R A K P. R A K P.
P I N T U
K O
M P
O R
G A
S
P I
N T
U
HA
NN
OC
151
SPESIFIKASI KAMERA
Gambar III.11
Spesifikasi :
1. 3 x ½.8” CMOS Sensors
2. 1080p/1080i/720p
3. XAVC-S, AVCHD 2.0, DV Codecs
4. Integrated Wide Angle 20x G-Lens
5. 3G/HD/SD-SDI & HDMI Output
6. Dual XLR Inputs
7. Built-In LED Dimmable Light
8. Slow & Quick Motion
9. Memory Stick PRO Duo & SDXC/SDHC Cards
152
3.5 Proses Kerja Penyunting gambar
Dalam Produksi drama televisi “Bakh Di Ujung Tua” ini penulis
berperan sebagai penyunting gambar. Disini penulis yang bertanggung jawab
untuk menyunting gambar dan suara, baik secara offline maupun online.
Penyunting gambar merupakan orang yang sangat berperan pada saat
pelaksanaan penyunting gambar bertanggung jawab untuk menghubungkan
shoot-shoot yang telah diambil kemudian menjadi suatu peristiwa yang utuh
dalam rangkaian scene ataupun sequence agar mempunyai makna dan pesan
yang dapat di tangkap oleh penontonnya.
Menurut (Supriadi dkk, 2014:1448) mengatakan bahwa, “Penyunting
gambar merupakan proses terakhir dalam penyelesaian produksi program
televisi maupun film. Tahap ini merupakan tahap akhir dimana editing dapat
dikatakan sebagai proses menyeleksi dan menyatukan gambar serta suara
selama proses produksi berlangsung”.
Peran penyunting gambar dalam sebuah produksi program televisi
atau drama sangatlah penting karena menyatukan gambar-gambar yang telah
di ambil pada tahap produksi menjadi satu cerita utuh.
Sedangkan (Latief dan Utud, 2015:155) mengatakan bahwa,
“Penyunting gambar merupakan penyuntingan, pemotongan, penyambungan,
merangkai pemotong gambar secara runtut dan utuh dari bagian – bagian dari
hasil rekaman gambar dan suara”.
Dari kutipan diatas penyunting gambar haruslah dapat sekreatif
mungkin menyunting gambar, memanjakan mata penonton dengan potongan
153
– potongan gambar yang menarik agar penonton tidak jenuh pada saat
menikmati film, seperti adanya pergantian gambar pada saat perbincangan
agar penonton tidak bosan melihat.
Menurut (Rahmawati dan Rusnadi, 2013:148) mengatakan bahwa,
“Penyunting gambar bekerja setelah proses produksi setelah proses produksi
selesai, namun kini editing sudah di libatkan bahkan sebelum proses produksi
dimulai”.
Dari kutipan diatas penulis sebagai penyunting gambar menyimpulkan
bahwa pekerjaan tahap akhir produksi program televisi, dalam hal ini penulis
mengambil program drama televisi yang bertugas menyeleksi dan
menyatukan gambar serta suara selama proses produksi yang berlangsung
selama tiga hari.
Kosep penyunting gambar yang sudah dibuat oleh sutradara
merupakan acuan dalam penggabungan gambar. Kreatifitas merupakan kunci
untuk mendapakan konsep penyunting gambar dengan baik. Penulis wajib
mampu menerjemahkan setiap pola visual sehingga tercipta program yang
sesuai dengan konsep yang diinginkan.
Dalam kegiatan seorang penyunting gambar dituntut memiliki sense
of story telling (kesadaran atau rasa atau indra pencitraan) yang kuat. Maksud
sense of story telling yang kuat adalah penyunting gambar harus sangat
mengerti akan konstruksi dari struktur cerita yang menarik, serta kadar
dramatik yang ada didalam shoot-shoot yang disusun, dan mampu
154
menghubungkan aspek emosionalnya dan membentuk irama elegan atau
cerita tersebut secara tepat dari awal hingga akhir.
3.5.1. Pra Produksi
Pra produksi tahapan yang penting dalam sebuah produksi program
acara drama televisi. Dalam tahap ini, semua persiapan produksi dilakukan
sebuah pelaksanaan, semakin baik persiapan yang ia lakukan, maka semakin
baik pula program yang ditayangkan.
Menurut (Rahmawati dan Rusnandi dalam Supriadi dkk, 2014:148)
mengatakan bahwa, penyunting gambar bekerja setelah proses produksi
selesai. Namun kini penyunting gambar sudah dilibatkan bahkan sebelum
proses produksi dimulai.
Dalam hal ini menurut kutipan di atas penulis sebagai penyunting
gambar mengikuti jalannya kegiatan shooting dari mulai pra produksi hingga
produksi dilakukan. Penulis juga menganalisa naskah dengan melihat adegan
yang tertulis dalam skenario dan mengugkapkan penilaiannya kepada
sutradara.
Seorang penyunting gambar juga harus berdiskusi dengan departemen
lain untuk menganalisa naskah, baik secara teknis, artistik dan dramatik.
Penyunting gambar bersama Produser dan Sutradara yang akan menentukan
proses pasca produksi yang akan digunakan dalam penyuntingan gambar.
155
Pada tahapan pra produksi, penulis harus mengalisa skenario dengan
melihat adegan yang tetulis dalan skenario dan mengungkapkan penilaiannya
pada sutradara. Penulis harus berdiskusi dengan departemen yang lain untuk
menganalisa skenario baik secara teknis, artistik dan dramatik.
Dalam tahap pra produksi ini penulis juga membantu produser
Camera Person membuat perencanaan program atau direct treatment agar
sesuai dengan alur cerita yang di harapkan pada produksinya. Selain itu
penulis membantu tim yang lain mengembangkan konsep dan ide agar dalam
setiap adegannya sampai ke para audience dan bisa menerima pesan dengan
baik.
Dalam pra produksi penulis mempersiapkan hal-hal yang berkaitan
dengan penyuntingan gambar, seperti menyiapkan software, mempersiapkan
konsep penyuntingan gambar yang akan di gunakan. Penulis juga membuntu
sutrada dan penulis naskah dalam mengembangkan direct treatment serta
memperkirakan shoot – shoot apa saja yang baik untuk nanti pada saat
produksi berlangsung dan merencenakan semua teknis – teknis untuk
penyuntingan gambar.
Adapun tahap tahap seorangpenyunting gambar pada saat pra
produksi diantaranya:
A. Seorang penyunting merencanakan sistem kerja yang akan diterapkan
pada proses pembuatan drama televise
156
B. Menganalisa atau memahami skenario
C. Memberi masukan kepada sutradara dalam suatu gaya pengemasan karya
yang akan dibuat
D. Membuat sebuah konsep kreatif untuk pengemasan drama televisi ini.
3.5.2. Produksi
Dalam tahap produksi penulis sebagai seorang penyunting gambar
juga membatu atau mengawal sutradara dalam hal shoot yang akan diambil
agar jangan sampai terlewat. Dalam produksi ini penulis dapat membantu
mengawasi pendistribusian dan kondisi materi mulai dari laboratorium
sampai materi tersebut berada di meja penyuntingan gambar.
Menurut(Widagdo dan Gora dalam Supriyadi dkk, 2014:149) menyimpulkan
bahwa:
Seorang penyunting gambar juga harus berpikir secara editorial thinking.
Editorial thinking merupakan pola berpikir dimana ketika merencankan shoot
secara sadar bahwa shoot tersebut akan berhubungkan dengan shoot lain dan
membentuk jalinan cerita. Hubungan antara shoot satu dengan yang lain
itulah yang sebenarnya menjadi inti dari editing meskipun kata kuncinya
adalah kontinuitas, tetapi adapula film maker yang sengaja membuat shoot
yang kontras dengan shoot lain.
157
Menurut kutipan di atas hal yang paling sulit tetapi juga paling
memuaskan ketika tercapai keberhasilan tugas penyunting gambar, yaitu
ketika dapat merangkai shoot dan sequence menjadi suatu program yang
utuh dan mampu menyampaikan pesan dari serangkaian yang dilakukan pada
saat produksi.
Proses produksi merupakan tahapan dimana untuk melakukan
penyuntingan gambar, dari konsep – konsep yang sudah didiskusikan dalam
departemen tim pada saat pra produksi. Penyuntingan gambar pada saat
produksi juga ikut berperan membantu sutradara beserta penata kamera dalam
pengambilan shoot supaya memperoleh hasil yang baik pada saat merekem
gambar, dan mencegah terjadinya kekurangan stock shoot. Serta juga paham
membaca situasi pada saat produksi agar bisa menuangkan ide – ide saat
proses penyuntingan gambar nanti. Serta mengumpulkan data – data untuk
keperluan penyuntingan gambar.
Setelah pengambilan gambar berlangsung penulis berperan
memindahkan video yang sudah diambil ke dalam laptop agar memori
kamera tidak terlalu penuh dan meninjau kembali gambar yang sudah diambil
pada saat produksi dan membuat folder yang berbeda agar memudahkan
proses penyuntingan gambar.
Selain meninjau kembali hasil gambar selama produksi penulis
bersama sutradara televisi juga memastikan kembali apakah ada scene yang
terlewat pada saat pengambilan gambar atau tidak karena penulis bekerja
tidak hanya berkerja sebagai penyunting gambar tetapi juga sebagai penata
kamera.
158
3.5.3. Pasca Produksi
Pasca produksi ialah proses atau tahap yang dilalui setelah semua
materi dasar program berupa shoot-shoot dan unsur pendukungnya sudah
selesai. Pada tahap produksi tentunya seorang penyunting gambar akan
melakukan kewajiban dan tugasnya, yaitu menggabungkan shoot hingga
menjadi sebuah scene atau adegan.
Dalam Proses ini penyunting gambar memegang peranan penting
dalam penyusunan gambar hingga menjadi satu kesatuan cerita yang utuh dan
suai dengan cerita yang diinginkan. Proses editing ini menjadi proses yang
sangat kompleks yang melibatkan peralatan digital, tahap ini meliputi banyak
hal seperti offline editing, online editing, dubbing, mixing dan subtitling.
Menurut (Supriadi dkk, 2014:168) mengatakan bahwa :
Offline editing merupakan sebuah proses menata gambar di gitized sesuai
dengan skenario dan urutan shoot yang telah ditentukan oleh sutradara.
Dalam proses offline editing terdapat aktivitas memanggil file gambar yang
telah di logging dan di gitized untuk di urutkan sesuai konsep cerita.
Sedangkan online editing adalah proses editing ketika seorang editor di mulai
memperhalus hasil offline, memperbaiki kualitas hasil dan memberikan
tambahan transisi atau efek khusus yang di butuhkan.
Dalam proses ini penyuntingan gambar bertanggung jawab dan
memegang peranan penting dalam menyusun gambar hingga menjadi satu
kesatuan cerita yang utuh dan sesuai dengan cerita yang diinginkan. Bisa
dibilang tahap ini penting dalam produksi program. Proses editing bisa
159
menjadi proses sangat kompleks dan meliputi banyak tahapan. Tahapan yang
harus dilakukan adalah :
1. Logging
Menurut (Supriadi dkk, 2014:150) menyimpulkan bahwa :
Logging merupakan proses penyunting gambar memotong gambar, mecatat
waktu pengambilan gambar, mencatat waktu pengambilan gambar dan
memilih shoot – shoot yang ada sesuai dengan camera report, proses logging
itu di perlukan sebagai antisipasi dan penuhnya kapasitas hard-disk sehingga
pemilihan gambar yang paling baik membuat hard-disk tidak terlalu penuh.
2. Digitizing
Menurut (Supriadi dkk, 2014:150) menyimpulkan bahwa :
Digitizing adalah sebuah proses merekam atau memasukan / gambar dan
suara yang telah di logging. Disini penyunting gambar memulai mengontrol
kualitas gambar dan suara yang di setarakan dan sesuai dengan konsep drama
televisi dan konsep editing yang telah di setujui oleh Sutradara.
3. Off Line Editing
Menurut (Supriadi dkk, 2014:150) mengatakan bahwa, “Offline
editing merupakan sebuah proses menata kamera di-gitized sesuai dengan
skenario dan urutan shoot yang telah ditentukan oleh sutradara, dalam proses
offline editing terdapat aktivitas memanggil file gambar yang telah di logging
dan di gitized untuk di urutkan sesuai konsep cerita.”
160
4. On Line Editing
Menurut (Supriadi dkk, 2014:150) mengatakan bahwa, “On line
editing adalah suatu proses editing ketika seorang penyunting gambar mulai
memperhalus hasil offline memperbaiki kualitas hasil dan memberikan
transisi dan efek khusus yang dibutuhkan.”
5. Mixing
Pekerjaan terkahir dalam sebuah produksi film atau video adalah
mixing. Pekerjaan ini sangat penting, mengingat ditahap inilah ditentukan
hasil akhir. Penyunting gambar menentukan kapan sebuah title atau judul
muncul dan di bagian mana dari layar tempat munculnya title dan berapa
lamanya. Penyunting Gambar juga menentukan pertimbangan antara
beberapa track suara, atmosphere, ilustrasi musik, efek suara, dan juga narasi.
Dalam kutipan diatas penulis sebagai penyunting gambar, penulis
melakukan penyuntingan gambar offline untuk mencatat kembali semua hasil
shooting berdasarkan catatan shooting dan gambar yang disebut sebagai
logging. Setelah proses pemilihan gambar langkah selanjutnya yang akan
dilakukan oleh penulis adalah memperhatikan potongan – potongan gambar
agar tidak terjadi jumping dan memastikan hasil gambar saling
berkesinambungan pada konsep yang sudah dibuat. Penulis harus mampu
membaca setiap pergerakan yang dilakukan talent dan akan disesuaikan
dengan konsep yang sudah disepakati.
Seorang penyunting gambar harus tahu bagaimana membuat sebuah
produksi drama televisi menjadi yang terbaik, penulis bertanggung jawab
161
dalam mengerjakan akhir sebuah karya. Sebab ditangan penyunting gambar,
karya itu akan menjadi lebih baik atau sia-sia. Masuk pada tahap pelaksanaan
penyuntingan gambar dimana kerja penulis sangat di tuntut pada tahap ini,
yang merupakan tahap akhir dari rangkaian proses pembuatan sebuah karya
audio visual.
3.5.3. Peran Dan Tanggung Jawab Penyunting Gambar
Seorang penyunting gambar harus tahu bagaimana membuat sebuah
alur cerita yang baik. Sebagai penyunting gambar disini penukis yang
bertanggung jawab dalam mengerjakan akhir sebuah karya, tanpa sebuah
proses penyuntingan gambar yang baik maka tidak akan maksimal karya
tersebut, meskipun menurut karya tersebut sungguh dramatis. Seorang
penyunting gambar hanya bisa menghasilkan karya yang baik, sebaik materi
yang penyunting gambar terima. Tetapi seorang penyunting gambar yang
baik dan kreatif mampu menutupi semua semua kekurangan yang dialami
ketika proses pengambilan gambar, sehingga penonton tidak pernah tahu
dimana letak kekurangan tersebut. Saat melakukan proses pemyuntingan
gambar, seorang penyunting gambar harus didampingi sutradara untuk
bertukar pikiran, sehingga menghasilkan karya yang baik.
Sebagai penyunting gambar, disini penulis harus menyatukan dan
menyusun shoot sesuai treatment, mencocokan antara audio dan video agar
terlihat dinamis, dan dimana penyambungan ini harus benar-benar
diperlihatkan agar gambar terlihat tidak membosankan dimata penonton, dan
162
dapat menutupi kekurangan ketika proses pengambilan gambar di meja
penyuntingan gambar. Hal ini berfungsi untuk memanjakan mata setiap
penonton, dikarenakan agara penonton dapat mengingat akan penekanan -
penekanan dari karya tersebut.
Penulis sebagai Penyunting Gambar bertanggung jawab penuh pada
hasil sebuah program yang sedang di kerjakannya. Kesinambungan gambar,
kesinambungan gambar, kesinambungan audio serta kontrasnya sebuah
gambar harus diperhitungkan secara matang oleh seorang Penyunting
Gambar dan harus membuat kesinambungan gambar secara baik.
Penulis sebagai Penyunting Gambar harus mampu berkoordinasi
dengan sutradara dan penata suara tentang audio gradasi gambar sehingga
terciptalah gambar yang jauh dari jumping dan audio yang tidak saling
bertabrakan satu sama lain atau ketika menambahkan efek gambar dan efek
yang menambah program acara tersebut bisa menjadi lebih dramatis,
romantis, ataupun tegang.
Penulis sebagai Penyunting Gambar bertanggung jawab dalam
menentukan sistem kerja yang akan diterapkan selama proses paska produksi
berlangsung. Menentukan susunan shoot yang akan digunakan dengan
mendiskusikannya kepada sutradara. Penulis juga bertanggung jawab penuh
atas penyelesaian hasil suatu karya audio visual guna tercapainya program
drama televisi yang baik.
163
3.5.5 Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Konsep kreatif Penyuntingan Gambar dalam mendesain
potongan gambar, menggunakan teknik continuity editing, gaya penyuntingan
gambar ini sudah dikenal dalam periode yang cukup lama. Continuity editing
digunakan sebagai standar penyuntingan gambar film. Matching the
movement merupakan salah satu basic cutting yang digunakan dalam
penyuntingan gambar film “Bakh Di Ujung Tua” ini.
Demi penyampaian alur cerita dari berbagai penglihatan agar dapat
memanjakan mata penonton, dengan beberapa cover shoot yang di gunalan
dalam satu scene agar penonton tidak bosan pada saat menonton film ini
b. Konsep Produksi
Dalam masa produksi, penulis bertugas sebagai still
photograpy, yang berguna untuk mencegah agar dapat mengurangi terjadinya
jumping pada saat produksi. Juga selalu memback-up data setiap malam
setelah selesai shooting demi mempermudah penyuntingan gambar nanti,
karena longing picture dibagi atau dikualifikasikan per-hari ( day 1, day 2 dan
sebagainya) lalu dinamai per-scene dan shoot.
c. Konsep Teknis
Di dalam proses on line editing ini juga memasukan musik
latar sebagai penunjang gambar, penyunting gambar mengaplikasikan konsep
penyuntingan gambar yang sudah ditentukan oleh sutradara, pertama penulis
164
memasukan backsound atau scoring latar yang tepat di scene tertentu lalu
Penunting Gambar memotong gambar sesuai irama dan beat musik latar
tersebut agar terlihat dinamis di mata pemirsa, pada saat itu juga Penyunting
Gambar dapat memotong durasi dengan membuang gambar-gambar yang
terlalu lama dan tidak sesuai.
Setelah semua selesai, Penyunting Gambar kembali memperlihatkan
hasil editan ini ke sutradara, lalu sutradara mengoreksi beberapa gambar yang
kiranya masih terlalu lama dan tidak berkesinambungan, penyunting gambar
pun merevisi editan tersebut. Lalu Penyunting Gambar juga mengoreksi
warna gambar. Setelah itu masu ketahap audio mixing dimana penyelarasan
suara dari direct sound ( clip on) , musik latar dan sound effect.
Ditahap ini Penyunting Gambar menarik-turunkan gain audio sesuai
gambar yang dibutuhkan dengan cara untuk audio host (clip on) penyunting
gambar tempatkan di channel 1 di timeline editing, audio narasumber (clip
on) di channel 2 musik latar di channel 3, sound effect di channel 4 agar
memudahkan proses mixing. Setelah semua selesai penyunting gambar
memasukan color bar, id program, counting leader, credit title.
165
3.5.6. Kendala Produksi Dan Solusi
Dalam proses produksi drama “Bakh Di Ujung Tua” ini, ada
beberapa kendala yang penulis hadapi.
1. Perubahan shoot-shoot yang dikarenakan acting pemain yang
kurang maksimal dalam hal ini menyulitkan penyunting gambar untuk
menyusun/menyambung shoot – shoot yang sudah tertulis dalam director
treatment.
2. Ada beberapa gambar yang gelap dikarenakan cahaya yang kurang
mendukung akibat keterbatasan waktu yang semakin gelap. Solusinya
penyunting gambar menambahkan efek warna pada shoot-shoot tertentu.
2.3.7. Lembar Kerja Penyunting Gambar
a. Konsep penyunting gambar/ perencanaan
Pada tahap praproduksi Penyunting Gambar dan sutradara
melakukan Brainstorming berdua untuk konsep Penyuntingan Gambar yang
akan dilaksanakan pada saat pasca produksi, Penyunting Gambar mempunyai
beberapa konsep yang Penyunting Gambar tawarkan pada sutrada pada saat
itu, atara lain continuity Penyunting Gambar, memasuki tahap Penyunting
Gambar, Penyunting Gambar dan sutradara mencoba untuk mengaplikasikan
konsep Penyunting Gambar yang memang Penyunting Gambar dan sutradara
sudah rancang sebelumnya. Pertama Penyunting Gambar bekerja sendiri
untuk proses offline Penyunting Gambar sampai pada roughcut Penyunting
166
Gambar memperlihatlan hasil editan kasar pada sutradara, editan kasar
tersebut durasinya pun masih berlebihan, Penyunting Gambar meminta saran
dari sutradara bagian – bagian mana yang harus di buang oleh Penyunting
Gambar. Setelah itu Penyunting Gambar mulai ke online Penyunting Gambar.
Setelah semua selesai, Penyunting Gambar kembali memperlihatkan
hasil editan ini ke sutradara, lalu sutradara mengoreksi beberapa gambar yang
kiranya masih lama dan tidak berkesinambungan, penyunting gambar pun
merevisi editan tersebut. Lalu Penting Gambar juga mengoreksi warna
gambar ini. Setelah itu masuk ke tahap audio mixing, dimana penyelarasan
suara dari direct sound (clip on), musik latar dan sound effect.
167
III.14 LAPORAN EDITING
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit Penyunting Gambar : M Naufal Tiar P
No Shoot EXT/INT KETERANGAN
VISUAL AUDIO SFX TRANSISI VIDEO
EFEK
LOGGING TIME
SCENE 1
1 1 EXT Sedang
memakai
sepatu
Suara memaki
sepatu
- CUT TO - 00:00:20:00-00:00:26:15
2 2 EXT Tangan Yani
menggandeng
Sigit
Suara jalan kaki - CUT TO - 00:00:26:16-00:00:29:12
3 3 EXT Wajah Yani Suara jalan kaki - CUT TO - 00:00:29:12-00:00:34:18
4 4 EXT Sigit dan Yani
datang
Sigit berbicara
kepada
- CUT TO - 00:00:34:19-00:00:40:20
168
kerumah
Kusnoyo
Kusnoyo
5 5 EXT Wajah Sigit Sigit berbicara - CUT TO - 00:00:40:21-00:00:43:05
6 6 EXT Wajah Yani Sigit berbicara - CUT TO - 00:00:43:06-00:00:46:23
7 7 EXT Sigit Yani dan
Kusnoyo
didepan
warung
Kusnoyo dan
Sigit berbicara
- CUT TO - 00:00:46:24-00:01:19:12
8 8 - - - - DIP TO
BLACK
- 00:01:19:13-00:01:40:05
SCENE 2
9 9 EXT Kusnoyo
menutup
warung
Suara adzan - CUT TO - 00:01:40:06-00:02:47:01
SCENE 3
10 10 INT Kusnoyo
keluar dari
kamar mandi
Suara adzan - CUT TO - 00:02:47:02-00:03:03:06
SCENE 4
169
11 11 INT Kusnoyo
sedang
mengaji
Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:03:03:06-00:03:09:02
SCENE 5
12 12 INT Kusnoyo
sedang
mencium
buku yasin
- - CUT TO - 00:03:09:03-00:03:13:12
13 13 INT Kusnoyo
sedang
mengaji
- - CUT TO - 00:03:13:13-00:03:15:20
14 14 INT Buku yasin
sedang di
letakan
- - CUT TO - 00:03:15:21-00:03:19:16
SCENE 6
15 15 INT Kompor
Kusnoyo
sedang
memasak
Suara telur
sedang di
masak
- CUT TO - 00:03:19:17-00:03:34:19
170
16 16 INT Kusnoyo
sedang
memasak
Telur sedang
dimasak
- CUT TO - 00:03:34:20-00:03:43:08
SCENE 7
17 17 INT Kusnoyo
sedang makan
di depan tv
Suara tv - CUT TO - 00:03:43:09-00:04:01:02
18 18 INT Makan di
depan tv
Suara tv - CUT TO - 00:04:01:03-00:04:15:04
19 19 INT Kusnoyo
tertidur
Suara jam - CUT TO - 00:04:15:05-00:04:20:13
20 20 INT Kusnoyo
tertidur
Suara jam - CUT TO - 00:04:20:14-00:04:34:12
SCENE 8
21 21 INT Kusnoyo
sedang
berbicara di
warung
Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:04:34:13-00:04:40:21
22 22 INT Kusnoyo dan Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:04:40:22-00:05:20:20
171
penjual bakso dan tukang
bakso
SCENE 9
23 23 EXT Didepan
warung dan
Marsih datang
Suara Kaki
sedang berjalan
- CUT TO - 00:05:20:21-00:05:47:07
SCENE 10
24 24 INT Didalam
rumah Marsih
menunggu
Kusnoyo
sedang solat
- - CUT TO - 00:05:47:08-00:06:23:23
25 25 INT Marsih dan
Kusnoyo
berbicara
Suara Kusnoyo
dan Marsih
- CUT TO - 00:06:23:24-00:06:34:06
26 26 INT Marsih
berbicara
Suara Marsih - CUT TO - 00:06:34:07-00:06:42:18
27 27 INT Kusnoyo
berbicara
Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:06:42:19-00:06:48:19
172
28 28 INT Marsih
berbicara
Suara Marsih - CUT TO - 00:06:48:20-00:06:57:01
29 29 INT Kusnoyo dan
Marsih
berbicara
Suara Kusnoyo
dan Marsih
- CUT TO - 00:06:57:02-00:07:05:03
30 30 INT Kusnoyo
berbicara
Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:07:05:04-00:07:19:16
SCENE 11
31 31 EXT Yani
mendengarkan
perbincangan
Kusnoyo dan
Marsih
Sura obrolan
Kusnoyo dan
Marsih
- CUT TO - 00:07:19:17-00:07:24:07
SCENE 12
32 32 INT Marsih
berbicara
Suara Marsih - CUT TO - 00:07:24:08-00:07:39:04
33 33 INT Marsih
meninggalkan
rumah
Suara Marsih - CUT TO - 00:07:39:05-00:07:54:11
173
Kusnoyo
SCENE 13
34 34 EXT Rantang yang
dibawa Yani
Suara Kaki
sedang berjalan
- CUT TO - 00:07:54:12-00:07:57:09
35 35 EXT Yani dan Sigit
menuju rumah
Kusnoyo
Suara kaki
sedang berjalan
- CUT TO - 00:07:57:10-00:08:09:02
36 36 EXT Yani
mengetuk
pintu rumah
Kusnoyo
Suara Yani - CUT TO - 00:08:09:03-00:08:48:11
SCENE 14
37 37 INT Makanan
yang
disiapkan oleh
Yani
Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:08:48:12-00:09:20:01
38 38 INT Kusnoyo dan
Yani sedang
makan
Suara Kusnoyo
dan Yani
- CUT TO - 00:09:20:02-00:09:32:13
174
39 39 INT Kusnoyo
sedang makan
dan berbicara
Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:09:32:14-00:09:48:23
40 40 INT Kusnoyo dan
Yani sedang
makan
Suara Kusnoyo
dan Yani
- CUT TO - 00:09:48:24-00:10:06:12
SCENE 15
41 41 INT Kusnoyo
terbaring dan
sakit
Suara yani dan
Kusnoyo
- CUT TO - 00:10:06:13-00:11:34:13
42 42 INT Piring yang
berisi bawang
Suara koin
diketuk ke
piring
- CUT TO - 00:11:34:14-00:11:40:12
43 43 INT Kusnoyo
sedang
dikeroki oleh
Yani
Suara Kusnoyo
dan Yani
- CUT TO - 00:11:40:13-00:12:14:15
44 44 INT Piring berisi
bawang
Suara Koin
diketuk ke
- CUT TO - 00:12:14:16-00:12:19:22
175
piring
45 45 INT Yani sedang
mengerok
Kusnoyo
Suara Kusnoyo
berbicara
- CUT TO - 00:12:19:23-00:13:00:05
46 46 INT Foto Suara
Kusnooyo
- CUT TO - 00:13:00:06-00:13:05:05
47 47 INT Kusnoyo
sedang
dikerok
Suara Kusnoyo
dan Yani
- CUT TO - 00:13:05:06-00:13:39:08
48 48 INT Marsih sedang
mengerok
Kusnoyo
Marsih dan
Kusnoyo
sedang
berbicara
- CUT TO - 00:13:39:09-00:15:27:00
49 49 INT Piring berisi
bawang
Suara Koin
diketuk ke
piring
- CUT TO - 00:15:27:01-00:15:31:14
50 50 INT Badan
Kusnoyo
sedang
Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:15:31:15-00:15:39:04
176
dikerok
51 51 INT Piring yang
berisi bawang
Suara Koin
diketuk ke
piring
- CUT TO - 00:15:39:05-00:15:41:09
52 52 INT Yani
Mengurut
Kusnoyo
Suara Kusnoyo
dan Yani
- CUT TO - 00:15:41:10-00:15:56:11
53 53 INT Badan
Kusnoyo
sedang diurut
Suara Kusnoyo
dan Yani
- CUT TO - 00:15:56:12-00:16:04:11
54 54 INT Marsih sedang
mengurut
Kusnoyo lalu
pulang
Suara Kusnoyo
dan Yani
- CUT TO - 00:16:04:12-00:17:31:01
SCENE 16
55 55 - - - - DIP TO
BLACK
- 00:17:31:02-00:17:32:17
56 56 INT Kusnoyo
sedang
Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:17:32:18-00:18:06:05
177
mengaji
SCENE 17
57 57 INT Kusnoyo
keluar dari
kamar lalu
membuka
pintu
Suara Marsih - CUT TO - 00:18:06:06-00:18:29:14
58 58 INT Kusnoyo dan
Marsih sedang
berbicara
Suara Kusnoyo
dan Marsih
- CUT TO - 00:18:29:15-00:18:36:00
59 59 INT Kusnoyo
sedang
berbicara
Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:28:36:01-00:18:51:09
60 60 INT Marsih sedang
berbicara
Suara Marsih - CUT TO - 00:18:51:10-00:19:15:22
61 61 INT Kusnoyo
sedang
berbicara
Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:19:15:23-00:19:32:07
62 62 INT Kusnoyo dan Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:19:32:08-00:19:38:09
178
Marsih sedang
berbicara
dan Marsih
SCENE 18
63 63 - - Suara air - DIP TO
BLACK
- 00:19:38:10-00:19:41:10
64 64 INT Kusnoyo
sedang mandi
Suara air
sedang diguyur
- CUT TO - 00:19:41:11-00:20:16:06
SCENE 19
65 65 INT Kusnoyo
sedang
menyisir
rambut
Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:20:16:07-00:20:31:19
SCENE 20
66 66 INT makanan - - CUT TO - 00:20:31:20-00:20:33:09
67 67 INT Wajah Yani Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:20:33:10-00:20:36:18
68 68 INT Kusnoyo
berbicara
Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:20:36:19-00:20:43:14
69 69 INT Yani
berbicara
Suara Yani - CUT TO - 00:20:43:15-00:20:51:19
179
70 70 INT Kusnoyo
berbicara
Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:20:51:20-00:21:03:00
SCNE 21
71 71 - - - - DIP TO
BLACK
- 00:21:03:01-00:21:06:08
72 72 INT Kusnoyo
sedang
merapih kan
baju lalu
Marsih datang
Suara Kusnoyo
dan Marsih
- CUT TO - 00:21:06:09-00:21:44:14
73 73 INT Tangan
Marsih
Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:21:44:15-00:21:47:07
74 74 INT Marsih
berbicara
Suara Marsih - CUT TO - 00:21:47:08-00:21:55:01
75 75 INT Kusnoyo
berbicara
Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:21:55:02-00:22:12:20
76 76 INT Marsih
berbicara
Suara Marsih - CUT TO - 00:22:12:21-00:22:25:08
77 77 INT Kusnoyo Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:22:25:09-00:22:40:15
180
berbicara
78 78 INT Kaki Kusnoyo Suara Kusnoyo - CUT TO - 00:22:40:16-00:22:45:09
79 79 INT Kusnoyo
berbicara
Suara Kusnoyo CUT TO 00:22:45:10-00:22:46:08
80 80 INT Marsih
berbicara
Suara Kusnoyo CUT TO 00:22:46:09-00:23:03:12
81 81 INT Kusnoyo
berbicara
Suara Kusnoyo CUT TO 00:23:03:13-00:23:11:18
82 82 INT Marsih
berbicara
Suara Marsih CUT TO 00:23:11:19-00:23:20:17
83 83 INT Kusnoyo
berbicara
Suara Kusnoyo CUT TO 00:23:20:18-00:23:27:00
84 84 INT Kusnoyo dan
Marsih sedang
berbicara
Suara Kusnoyo
dan Marsih
CUT TO 00:23:27:01-00:23:33:05
SCENE 22
85 85 - - - - DIP TO
BLACK
- 00:23:33:06-00:23:35:04
86 86 INT Kusnoyo Suara air - CUT TO - 00:23:35:05-00:23:47:12
181
sedang mandi sedang di guyur
87 87 INT Kusnoyo
sedang
mengguyur
badan
Suara air
sedang diguyur
- CUT TO - 00:23:47:13-00:23:53:19
SCENE 23
88 88 INT Makanan Suara piring CUT TO 00:23:53:20-00:23:59:04
89 89 INT Kusnoyo
sedang makan
CUT TO 00:23:59:05-00:24:11:01
90 90 INT Kusnoyo Yani
dan anaknya
sedang makan
CUT TO 00:24:11:02-00:25:55:13
91 91 INT Yani
merapihkan
bekas
makanan
CUT TO 00:25:55:13-00:26:21:22
182
III.15 LOGGING PICTURE
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit Penyunting Gambar : M Naufal Tiar P
No Logging Time Video Audio Remark
00.00.00.00 – 00.00.05.00 Bars and tune Suara memaki sepatu
Logo Universitas BSI Suara jalan kaki
ID Program Suara jalan kaki
Counting Leader
OBB
Scene 1
00:00:20:00-00:00:26:15 Sedang memakai sepatu Suara memaki sepatu
00:00:26:16-00:00:29:12 Tangan Yani
menggandeng Sigit
Suara jalan kaki
00:00:29:13-00:00:34:18 Wajah Yani Suara jalan kaki
00:00:34:19-00:00:40:20 Sigit dan Yani datang
kerumah Kusnoyo
Sigit berbicara kepada
Kusnoyo
183
00:00:40:21-00:00:43:05 Wajah Sigit Sigit berbicara
00:00:43:06-00:00:46:23 Wajah Yani Sigit berbicara
00:00:46:24-00:01:19:12 Sigit Yani dan Kusnoyo
didepan warung
Kusnoyo dan Sigit
berbicara
00:01:19:13-00:01:40:05 Dip To Black
Scene 2
00:01:40:06-00:02:47:01 Kusnoyo menutup warung Suara adzan
Scene 3
00:02:47:02-00:03:03:06 Kusnoyo keluar dari
kamar mandi
Suara adzan
Scene 4
00:03:03:06-00:03:09:02 Kusnoyo sedang mengaji Suara Kusnoyo
Scene 5
00:03:09:03-00:03:13:12 Kusnoyo sedang mencium
buku yasin
00:03:13:13-00:03:15:20 Kusnoyo sedang mengaji
00:03:15:21-00:03:19:16 Buku yasin sedang di
letakan
Scene 6
184
00:03:19:17-00:03:34:19 Kompor Kusnoyo sedang
memasak
Suara telur sedang di
masak
00:03:34:20-00:03:43:08 Kusnoyo sedang memasak Telur sedang dimasak
Scene 7
00:03:43:09-00:04:01:02 Kusnoyo sedang makan di
depan tv
Suara tv
00:04:01:03-00:04:15:04 Makan di depan tv Suara tv
00:04:15:05-00:04:20:13 Kusnoyo tertidur Suara jam
00:04:20:14-00:04:34:12 Kusnoyo tertidur Suara jam
Scene 8
00:04:34:13-00:04:40:21 Kusnoyo sedang berbicara
di warung
Suara Kusnoyo
00:04:40:22-00:05:20:20 Kusnoyo dan penjual
bakso
Suara Kusnoyo dan tukang
bakso
Scene 9
00:05:20:21-00:05:47:07 Didepan warung dan
Marsih datang
Suara Kaki sedang
berjalan
Scene 10
00:05:47:08-00:06:23:23 Didalam rumah Marsih
185
menunggu Kusnoyo
sedang solat
00:06:23:24-00:06:34:06 Marsih dan Kusnoyo
berbicara
Suara Kusnoyo dan
Marsih
00:06:34:07-00:06:42:18 Marsih berbicara Suara Marsih
00:06:42:19-00:06:48:19 Kusnoyo berbicara Suara Kusnoyo
00:06:48:20-00:06:57:01 Marsih berbicara Suara Marsih
00:06:57:02-00:07:05:03 Kusnoyo dan Marsih
berbicara
Suara Kusnoyo dan
Marsih
00:07:05:04-00:07:19:16 Kusnoyo berbicara Suara Kusnoyo
Scene 11
00:07:19:17-00:07:24:07 Yani mendengarkan
perbincangan
Sura obrolan Kusnoyo dan
Marsih
Scene 12
00:07:24:08-00:07:39:04 Marsih berbicara Suara Marsih
00:07:39:05-00:07:54:11 Marsih meninggalkan
rumah Kusnoyo
Suara Marsih
Scene 13
00:07:54:12-00:07:57:09 Rantang yang dibawa Yani Suara Kaki sedang
186
berjalan
00:07:57:10-00:08:09:02 Yani dan Sigit menuju
rumah Kusnoyo
Suara Kaki sedang
berjalan
00:08:09:03-00:08:48:11 Yani mengetuk pintu
rumah Kusnoyo
Suara Yani
Scene 14
00:08:48:12-00:09:20:01 Makanan yang disiapkan
oleh Yani
Suara Kusnoyo
00:09:20:02-00:09:32:13 Kusnoyo dan Yani sedang
makan
Suara Kusnoyo dan Yani
00:09:32:14-00:09:48:23 Kusnoyo sedang makan
dan berbicara
Suara Kusnoyo
00:09:48:24-00:10:06:12 Kusnoyo dan Yani sedang
makan
Suara Kusnoyo dan Yani
Scene 15
00:10:06:13-00:11:34:13 Kusnoyo terbaring dan
sakit
Suara yani dan Kusnoyo
00:11:34:14-00:11:40:12 Piring yang berisi bawang Suara koin diketuk ke
piring
187
00:11:40:13-00:12:14:15 Kusnoyo sedang dikeroki
oleh Yani
Suara Kusnoyo dan Yani
00:12:14:16-00:12:19:22 Piring berisi bawang Suara Koin diketuk ke
piring
00:12:19:23-00:13:00:05 Yani sedang mengerok
Kusnoyo
Suara Kusnoyo berbicara
00:13:00:06-00:13:05:05 Foto Suara Kusnooyo
00:13:05:06-00:13:39:08 Kusnoyo sedang dikerok Suara Kusnoyo dan Yani
00:13:39:09-00:15:27:00 Marsih sedang mengerok
Kusnoyo
Marsih dan Kusnoyo
sedang berbicara
00:15:27:01-00:15:31:14 Piring berisi bawang Suara Koin diketuk ke
piring
00:15:31:15-00:15:39:04 Badan Kusnoyo sedang
dikerok
Suara Kusnoyo
00:15:39:05-00:15:41:09 Piring yang berisi bawang Suara Koin diketuk ke
piring
00:15:41:10-00:15:56:11 Yani Mengurut Kusnoyo Suara Kusnoyo dan Yani
00:15:56:12-00:16:04:11 Badan Kusnoyo sedang
diurut
Suara Kusnoyo dan Yani
188
00:16:04:12-00:17:31:01 Marsih sedang mengurut
Kusnoyo lalu pulang
Suara Kusnoyo dan Yani
Scene 16
00:17:31:02-00:17:32:17 DIP TO BLACK
00:17:32:18-00:18:06:05 Kusnoyo sedang mengaji Suara Kusnoyo
Scene 17
00:18:06:06-00:18:29:14 Kusnoyo keluar dari
kamar lalu membuka pintu
Suara Marsih
00:18:29:15-00:18:36:00 Kusnoyo dan Marsih
sedang berbicara
Suara Kusnoyo dan
Marsih
00:28:36:01-00:18:51:09 Kusnoyo sedang berbicara Suara Kusnoyo
00:18:51:10-00:19:15:22 Marsih sedang berbicara Suara Marsih
00:19:15:23-00:19:32:07 Kusnoyo sedang berbicara Suara Kusnoyo
00:19:32:08-00:19:38:09 Kusnoyo dan Marsih
sedang berbicara
Suara Kusnoyo dan
Marsih
Scene 18
00:19:38:10-00:19:41:10 DIP TO BLACK
00:19:41:11-00:20:16:06 Kusnoyo sedang mandi Suara air sedang diguyur
Scene 19
189
00:20:16:07-00:20:31:19 Kusnoyo sedang menyisir
rambut
Suara Kusnoyo
Scene 20
00:20:31:20-00:20:33:09 makanan
00:20:33:10-00:20:36:18 Wajah Yani Suara Kusnoyo
00:20:36:19-00:20:43:14 Kusnoyo berbicara Suara Kusnoyo
00:20:43:15-00:20:51:19 Yani berbicara Suara Yani
00:20:51:20-00:21:03:00 Kusnoyo berbicara Suara Kusnoyo
Scene 21
00:21:03:01-00:21:06:08 DIP TO BLACK
00:21:06:09-00:21:44:14 Kusnoyo sedang merapih
kan baju lalu Marsih
datang
Suara Kusnoyo dan
Marsih
00:21:44:15-00:21:47:07 Tangan Marsih Suara Kusnoyo
00:21:47:08-00:21:55:01 Marsih berbicara Suara Marsih
00:21:55:02-00:22:12:20 Kusnoyo berbicara Suara Kusnoyo
00:22:12:21-00:22:25:08 Marsih berbicara Suara Marsih
00:22:25:09-00:22:40:15 Kusnoyo berbicara Suara Kusnoyo
00:22:40:16-00:22:45:09 Kaki Kusnoyo Suara Kusnoyo
190
00:22:45:10-00:22:46:08 Kusnoyo berbicara Suara Kusnoyo
00:22:46:09-00:23:03:12 Marsih berbicara Suara Marsih
Scene 22
00:23:33:06-00:23:35:04 Dip To Black
00:23:35:05-00:23:47:12 Kusnoyo sedang mandi Suara air sedang di guyur
00:23:47:13-00:23:53:19 Kusnoyo sedang
mengguyur badan
Suara air sedang diguyur
Scene 23
00:23:53:20-00:23:59:04 Makanan Suara piring
00:23:59:05-00:24:11:01 Kusnoyo sedang makan Scoring
00:24:11:02-00:25:55:13 Kusnoyo Yani dan
anaknya sedang makan
00:25:55:13-00:26:21:22 Yani merapihka piring
191
PROSES PEMBUATAN ID PROGRAM
1. Bars and Tone
Gambar III.12
2. Logo Universitas BSI
Gambar III.13
192
3. Program ID
Gambar III.14
4. Counting Leader
Gambar III.15
193
5. Judul Program
Gambar III.16
6. Isi Konten
Gambar III.17
194
7. Credit Tittle
Gambar III.18
195
SPESIFIKASI ALAT PENYUNTING GAMBAR
Gambar III.19
Tipe :Asus X450JN-WX004D core i7
Ukuran : (L x W x H) : 40 x 30 x 20
Tipe Grafis : Intel HD Grafik
OS : DOS
CPU : Intel Core i7-4700hq – 3.4GHz
Memori/RAM : 4GB DDR3
Drive Optik : DVD+/-RW
Harddisk : 1TB
Speaker : Asus SonicMaster
196
HDMI : Ya
Slot : USB 3.0, USB 2.0, 3 in 1 Card Reader
Berat : Sekitar 2,5 kg
197
3.6. Proses Kerja Penata Suara
Suara mengandung dua unsur yang penting yaitu gambar dan suara.
Kedua komponen ini harus seimbang dan menjadi satu “suara” atau
“reproduksi suara” suara adalah bentuk energy yang di kenal sebagai energy
akustik. Secara khusus, mengacu pada rentang frekuensi yang di dapat di
deteksi oleh telinga manusia sekitar 20Hz sampai 20kHz.
Menurut (Kusumawati dkk, 2017:124) mengatakan bahwa,
“Penata suara tugasnya merekam mengontrol power vocal, artikulasi dan
intonasi suara pemain, menjaga suasana (atmosphere) efek suara dan
noise yang terjadi di sekitar lokasi shooting.”
Menurut (Muslimin, 2018:156) mengatakan bahwa, “posisi dalam
tim artistik film yang mendesain atau merancang unsur audio dalam film.
Dia bertanggung jawab terhadap sound pada pasca produksi”.
Berdasarkan kedua kutipan diatas, penulis sebagai seorang penata
suara menyimpulkan bahwa spesialis audio dalam kegiatan produksi
bertanggung jawab terhadap pengoperasian semua alat kontrol elektronik
baik audio/video yang digunakan oleh studio televisi dan di lokasi
shooting.
Dalam Program Drama Televisi “Bakh Di Ujung Tua” penulis
sebagai seorang penata suara menginginkan hasil suara yang sangat baik
serta kualitas yang terbaik. Oleh karena itu seorang penata suara harus
terlebih dahulu memahami karakteristik suara yang akan di hasilkan.
198
Untuk melakukan perekaman suara, penata suara juga harus
memahami jenis-jenis microphone. Penulis menggunakan mic selama
produksi yaitu clip on, boom mic dan zoom H6N, alasan penulisan
menggunakan clip on untuk mengambil dialog dari pemain lebih terfokus
dan atmosphere dari pemain, clip on ini dapat menangkap suara dengan
jelas, alasan penulis menggunakan boom mic untuk merekam di lokasi
yang banyak gangguan noise. Alasan penulis menggunakan zoom H6N
digunakan untuk merekam dan mengatur tinggi rendahnya suara. Penata
suara sendiri bahwa penggunaan musik atau instrumen yang digunakan
merupakan suatu elemen yang sangat penting, karena musik atau
instrumen mampu mengatur ritme dalam mengajak penonton ke suasana
yang sesuai dengan pemilihan musik untuk dijadikan backsound pada
tugas akhir Program Drama Televisi “Bakh Di Ujung Tua” ini.
3.6.1. Pra Produksi
Dalam proses pra produksi ini penulis sebagai penata suara
berdiskus bersama tim untuk melakukan penentuan tema dan judul yang
akan dijadikan sebagai karya drama televisi tugas akhir dengan judul
“Bakh Di Ujung Tua”.
Menurut (Kusumawati dkk, 2017:127-128) menyimpulkan bahwa :
Pra produksi memulai dengan memahami dan mendalami naskah yang akan
di pahamin dimaksudkan untuk apa yang harus direkam dan apa yang harus
dibuat sound effect pada saat produksi, membuat perencanaan
199
pengelompokan suara dan sound effect, memilih backsound, theme song dan
scoring musik yang tepat untuk naskah yang akan di produksi, mengadakan
rapat kordinasi dengan crew yang lain.
Pada tahap pra produksi penulis memahami isi naskah yang akan
digunakan. Karena setelah penulis memahami isi naskah mulai
tergambarkan seperti apa effect dan scoring music yang akan digunakan.
Hadirnya penulisan dalam rapat agar mengerti dan melengkapi kebutuhan
alat perekaman dan perlengkapan yang akan digunakan. Sebagai penata
suara, dan pada tahap pra produksi penulis melakukan beberapa persiapan-
persiapan yang akan dilakukan, agar pada saat produksi tidak terjadi
kesalahan-kesalahan.
Dalam pra produksi si penulis juga memaparkan secara teknis dan
non teknis dari apa yang ada dalam naskah, melakukan hunting lokasi
untuk mendapatkan gambar, suasana hunting ini di maksud untuk
perencanaan blocking audio sound effect serta atmosfir lokasi, mendata
peralatan teknis dan kelengkapannya yang dibutuhkan untuk perekaman
suara di lokasi.
Menurut (Supriyadi dkk, 2014:13) mengatakan bahwa, “Seorang
yang memiliki kemampuan dan kompentensi di bidang perancangan dan
desain suara dan bunyi agar menghasilkan standar kualitas yang jernih,
seimbang dan harmoni untuk kepentingan produksi film dan program”.
200
Dalam kutipan diatas, penulis menyimpulkan bahwa spesialis
audio dalam kegiatan produksi bertanggung jawab terhadap porsi suara
termasuk bunyi-bunyian, musik dan special effect. Ia menyiapkan,
menempatkan dan mengintalasi mikrofon, dan bahan-bahan yang
diperlukan untuk pre-recording.
Selain itu penulis dalam produksi nantinya harus memahami
kemampuan dasar dari seorang penata suara dan memahami istilah-istilah
yang ada di dalamnya. Music scoring tidak sama dengan soundtrack,
biasanya cenderung tanpa lirik dan mendukung suatu adegan film. Scoring
film menjadi sesuatu yang penting, mampu menutup beberapa kekurangan
dari departemen visual, bahkan memberikan kekuatan suasana dari suatu
adegan, menjadi mencekam, menjadi romantis, menjadi senang, atau
menjadi semangat foley sound yang biasa direkam di sebuah studio yang
disebut foley stage. Seorang foley artist melihat film untuk melakukan
sinkronisasi sambil merekam suara-suara yang dibutuhkan. Soundtrack
adalah lagu-lagu yang mengambil di lokasi yang berhubungan dengan
film/drama. Music scoring adalah sebuah cara agar scene film terlihat
menjadi dramatis dengan Teknik penempatan nada yang cocok dan
mancakup dialog, sehingga dapat memberikan nuansa dalam sebuah scene.
201
3.6.2. Produksi
Setelah proses pra produksi dipersiapkan secara matang, proses
produksi pun dimulai. Proses produksi akan berjalan baik jika dalam proses
pra produksi dibahas dengan matang.
Menurut Kusumawati, dkk (2017:128) menyimpulkan bahwa :
Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan dibutuhkan untuk
perekaman suara dan sound effect sesuai dengan script dan scene
yang akan digunakan, melakukan kordinasi dan komunikasi dengan
sutradara dan crew teknis lain agar tidak ada kesalahan pahaman,
menguasai secara teknis setiap peralatan audio yang di pakai dan
selalu bersiap jika ada gangguan teknis, melakukan perekaman dan
pembuatan sound effect, menyeleksi lokasi berdasarkan faktor
acoustic, mengurangi dan menghapus sound yang tidak di
perlukan, mengatur tinggi rendahnya level audio yang terekam.”
Berdasarkan kutipan diatas, seorang penata suara sudah terlebih
dahulu menyiapkan peralatan yang akan digunakan untuk media perkaman
suara dan mengatur tingkat tinggi rendahnya suara yang terekam. Serta
perlunya koordinasi dan komunikasi kepada seluruh crew untuk mengurangi
kesalahan teknis yang akan terjadi.
Menurut (Supriyadi dkk, 2014:90) mengatakan bahwa, “Merancang
musik serta efek pada bumper serta bentuk audio apapun yang akan
digunakan dalam produksi”.
202
Dari kutipan diatas, tugas seorang penata suara adalah memonitor
level suara music dan special effects.
Pada saat tahap produksi audio, penulis melakukan perekaman
suara secara langsung (direct sound), kelebihan dari direct sound sendiri
yaitu suara yang terekam akan mencerminkan karakter pemeran saat
pengambilan gambar dilakukan, dengan begitu suara yang terekam
diperkuat oleh gambar dan suasana yang muncul saat pengambilan
gambar.
Sedangkan untuk kelemahan dari direct sound adalah dilokasi
shooting sering muncul suara-suara yang tidak diinginkan dan tidak bisa
dikendalikan, dan sebagai penata suara yang baik, penulis berusaha untuk
bekerja dengan maksimal, selalu menjaga jarak mic / clip on dengan
pemeran tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat, agar suara yang
dihasilkan tetap stabil dan sesuai dengan yang diinginkan.
Penulisan juga selalu melihat kondisi lokasi shooting pada saat
perekaman suara, untuk meminimalisir terjadinya noise atau suara
pemeran lebih kecil dibandingkan dengan suara dari luar / suara yang tidak
diinginkan, mengingat lokasi shooting dilakukan di tempat terbuka /
outdoor.
Peralatan yang digunakan oleh penulis saat produksi adalah clip
on, boom mic, handrecorder. Saat dalam produksi ini clip on yang
digunakan adalah sennheiser Ew 100-ENG G3, clip on ini disiapkan dan
digunakan untuk mengambil dialog antara pemain / pemeran, clip on ini
203
digunakan untuk mengambil atmosphere sekitar, boom mic yang
digunakan adalah seenheiser MKH-60, boom mic ini digunakan untuk
merekam di lokasi yang banyak gangguan noise. Handrecorder yang
digunakan adalah Zoom H6N, ini digunakan untuk merekam suara yang
di salurkan oleh clip on / boom mic untuk mengatur suara agar tetap
stabil. Seorang penata suara juga harus berkoordinasi kepada seluruh
bagian dalam team agar mendapatkan hasil suara yang maksimal. Penata
suara juga harus bisa mengendalikan suara-suara yang tidak di inginkan
pada saat dialog dalam setiap scene.
3.6.3. Pasca Produksi
Pada tahap pasca produksi penulis sebagai penata suara bersama
rekan lainnya melihat hasil video yang sudah di-capture dan akan masuk
ke tahap edit, dan penulis memberikan musik, dan ilustrasi musik kepada
editor sesuai dengan yang di perlukan untuk dimasukkan didalam video,
dan mendampingi editor dan sutradara dalam proses edit. Selain itu
penulis juga membuat laporan.
Menurut (Kusumawati dkk, 2017:129) mengatakan bahwa,
“Mendampingi editor untuk memilih audio yang tepat, membantu editor
memilih dan memisahkan antara sound effets atau sumber asli, membantu
editor untuk menempatkan backsound, theme song dan scoring yang
tepat, menganalisa hasil akhir, dan mengevaluasi hasil perekaman suara.”
204
Sedangkan (Morisaan, 2015:318-319) mengatakan bahwa,
“Seorang pencampur suara atau auido mixer bertanggung jawab terhadap
seluruh aspek perekaman suara. Pada produksi program di studio TV,
teknisi audio duduk dibelakang konsol audio mixer yang menjadi bagian
dari ruang master control dimana dia mengontrol suara yang berasal dari
berbagai sumber suara”.
Berdasarkan kedua kutipan diatas, pasca produksi adalah tahapan
untuk memasukan suara, mengevaluasi, dan merapikan suara dari hasil
rekaman dari semua hasil record. Masuk ketahap edit, dan penulis
memberikan musik, dan lustrasi musik kepada editor sesuai dengan yang
diperlukan untuk dimasukkan didalam video, dan mendampingi editor
dan sutradara dalam proses pengeditan.
Saat pasca produksi penata suara bekerjasama dengan editor
untuk mendengarkan suara yang masuk pada saat produksi berlangsung.
Penata suara turut membantu editor dalam memasukan suara-suara yang
akan digunakan dalam video yang telah dipilih melalui proses editing.
Penata suara menentukan sound effetcs dan music instrumen yang akan
digunakan agar sesuai dengan rekaman dan mendapatkan feel yang
cocok.
3.6.4. Peran Tanggung Jawab Penata Suara
Dalam pembuatan drama ini, seorang penata suara mempunyai peran
dan tanggung jawab pada saat pra produksi, produksi maupun pasca produksi.
205
Penulis bertanggung jawab untuk menyiapkan konsep maupun alat-alat
penata suara yang akan digunakan pada saat produksi dan bertanggung jawab
juga terhadap seluruh peralatan yang digunakannya pada saat produksi.
Menurut (Kusumawati dkk, 2017:126-127) menyimpulkan bahwa :
Penata suara bertanggung jawab terhadap kualitas audio baik secara teknis
maupun non teknis. Memahami instalasi jaringan distribusi audio secara
teknis dan dapa mengatasi apabila terjadi gangguan, mengetahui karakter
mic dan peralatan audio yang lainnya dan mempersiapkan peralatan audio
sesuai dengan yang dibutuhkan, berkordinasi dengan program director
atau producer dan rekan kerja yang lain selama proses produksi program
televisi berlangsung, mengoprasikan mixer audio dengan baik dan
profesional.
Penulis bertanggung jawab untuk menyiapkan konsep maupun alat-
alat penata suara yang akan digunakan pada saat produksi dan bertanggung
jawab juga terhadap seluruh peralatan yang digunakannya pada saat produksi.
Penulisan sangat berusaha semaksimal mungkin agar mendapatkan hasil
suara rekaman yang baik dan jelas, meminimalisirkan suara noise yang ada di
sekitar. Pada saat produksi pun penulis bekerjasama dengan editor dan
sutradara untuk mendengarkan hasil rekaman yang dihasilkan, pada saat
pasca produksi penulis pun membantu editor untuk memasukkan backsound,
music, dan music instrumen.
Peran dan tanggung jawab penata suara secara garis besar,
membuat konsep penata suara, berkonsultasi dengan sutradara tentang
206
penata suara yang baik untuk diambil, survey lokasi bersama tim,
menyiapkan alat-alat apa saja yang dibutuhkan untuk proses produksi,
memeriksa peralatan apakah kondisi dalam baik atau tidak sebelum dan
sesudah shooting, melakukan pengambilan suara sesuai konsep,
memperoleh suara dengan jelas baik itu suara pemeran/pemain, maupun
pada saat shooting. Menjaga audio agar suara yang dihasilkan layak dan
tidak terjadi noise, menjaga keselamatan peralatan dan yang berhubungan
dengan pengambilan suara, mendampingi editor bersama sutradara untuk
membuat ilustrasi musik, back sound dan sound effects pada tahapan edit.
3.6.5. Proses Penciptaan Karya
Dalam proses produksi ini yang merupakan Tugas Akhir, penulis
berperan sebagai penata suara. Dalam produksi drama televisi “Bakh Di
Ujung Tua” ini, segala hal yang berkaitan dengan suara merupakan
tanggung jawab penulis.
1. Konsep Kreatif
Penulis membayangkan sebuah konsep penata suara yang
datar sesuai dengan tema yang di usung dapat memanjakan telinga
penonton, dalam konsep kreatif ini penulis membuat karya ini dengan
konsep suara music atau instrument yang dapat memanjakkan telinga
penonton, selain itu ditambahkan dengan instrumen yang sedikit cepat
untu membuat penonton menjadi semangat, dan juga membuat
penonton tidak jenuh pada saat menonton.
207
Pada saat produksi dan sesudah produksi penulis membuat
music scoring dan foley. Penulis juga menambahkan beberapa
backsound, ilustrasi music dan sound effect. Memanjakan telinga
penonton selain itu ditambahkan dengan instrumen yang tepat untuk
membuat penonton menjadi semangat, dan juga membuat penonton
tidak jenuh pada saat menonton.
2. Konsep Produksi
Pada tahap produksi Drama Televisi “BAHK DIUJUNG TUA”
ini penulis sebagai penata suara, bekerja sama dengan sutradara dan
penulis naskah serta penata kamera untuk membicarakan konsep yang
akan digunakan agar pada saat produksi tidak terjadi kesalahan. Untuk
konsep itu sendiri penata suara menambahkan back sound maupun
sound effects.
Dalam konsep produksi penulis membuat karya Drama
Televisi ini, penulis hanya fokus kepada jobdesk yaitu penata suara.
Penulis mengikut dalam hunting lokasi untuk menentukan konsep
teknis yang akan digunakan pada saat produksi. Setelah itu penulis
merencanakan kebutuhan apa saja yang paling sesuai dan cocok
digunakan pada saat di lokasi. Konsep yang digunakan
3. Konsep Teknis
Konsep Teknis dalam penata suara menggunakan tiga buah
clip on sennheiser Ew 100-ENG G3 yang dipasangkan untuk pemain /
pemeran. Penggunaan clip on ini bertujuan untuk merekam suara pada
saat dialog, clip on ini digunakan sebagai media penyaluran suara.
208
Menggunakan boom mic sennheiser MKH-60 untuk merekam di
lokasi yang banyak gangguan noise, untuk menggunakan perekaman
dan untuk pemain / pemeran penata suara menggunakan hand
portable recorder Zoom H6N dengan kualitas cukup baik sehingga
perekaman suara dapat menangkap suara dengan kualitas baik.
3.6.6. Kendala Produksi dan Solusinya
Dalam produksi Drama Televisi ini, ada beberapa kendala-
kendala baik itu dari segi teknis maupun non teknis, seperti :
a. Antenna wireless clip on yang sangat tidak baik menghambat
proses shooting, dikarenakan suara pemeran hilang timbul
menghalangi saat proses produksi berlangsung..
b. Clip on pemeran ke dua yang menyala tetapi tdak ada suara
menghambat proses shooting, solusinya pemeran ke dua di
tembak oleh boom mic.
c. Suara angin yang terlalu kencang ketika syuting di luar ruangan,
dan di area luar kelas Zoom H6N terkadang menyebabkan suara
anginnya yang sangat kencang, solusinya penulis menutupi mic
dengan kain atau windshield yang di sediakan, agar mengurangi
suara angin yang ikut terekam saat produksi berlangsung..
d. Suara kendaraan yang melintas pada saat melakukan take yang
menyebabkan suara noise sangat besar.
209
e. Suara warga setempat dimana lokasi syuting berada yang sangat
mengganggu dalam proses shooting.
3.6.7. Lembar Kerja Penata Suara
a. Konsep Audio dan Sound Ilustrasi
Dalam produksi drama televisi “Bakh Di Ujung Tua” penulis
bertanggung jawab sebagai penata suara. Penata suara tugasnya merekam
mengontrol power vocal, artikulasi dan intonasi suara pemain, dan noise
yang terjadi di sekita lokasi shooting. Sebelum melakukan produksi penulis
bersama sutradara bersama-sama memikirkan drama televisi apa yang akan
dibuat.
Setelah menetapkan judul penulisan mulai mencari referensi
musik yang cocok untuk drama televisi tersebut.
210
III.16 TREATMENT AUDIO
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A
Durasi : 24 Menit Audioman : Faris Putra G
NO. Scene Script Equipment Atsmosphere Voley Music
1. 1 Yani yang ingin
mengantar sigit
sekolah
melewati rumah
kusnoyo, saat itu
juga kusnoyo
sedang
membuka
warungnya. Sigit
pun menyapa
kusnoyo
ZOOM
H6N
Boom mic
(sennheiser
MKH-60)
Clip on
(sennheiser)
Suara
penutup
warung
2. 3 Kusnoyo yang
sedang membaca
koran
mendengarkan
ZOOM
H6N
(sennheiser
Suara
ketukan
piring
211
suara tukang
bubur yang biasa
lewat depan
rumahnya, lalu
kusnoyo pun
pergi dan
mengambil dan
memesan bubur
tersebut
MKH-60)
Clip on
(sennheiser)
4. 4 Suara adzan
magrib mulai
berkumandang
kusnoyo pun
langsung
menutup
warungnya dan
beranjak masuk
kerumah
ZOOM
H6N
Boom mic
(sennheiser
MKH-60)
Suara
adzan
magrib
5. 5 Terdengar suara
keran, suara
mengguyur air
dari kamar
mandi dan suara
kesunyian
ZOOM
H6N
Boom mic
(sennheiser
MKH-60)
Suara air
keran
Suara
guyuran
air
212
kusnoyo yang
sejak lama
kehilangan
istrinya
6. 6 Terlihat foto
sang istri yang
berada disampul
buku yasin yang
sedang ditutup
oleh kusnoyo
ZOOM
H6N
Boom mic
(sennheiser
MKH-60)
Clip on
(sennheiser)
7. 7 Terlihat minyak
yang sudah
panas lalu telur
yang dimasukan
oleh kusnoyo
ZOOM
H6N
Boom mic
(sennheiser
MKH-60)
Suara
minyak
panas
8. 8 Setelah menjaga
took seharian
kusnoyo sangat
lahap menyantap
ZOOM
H6N
Boom mic
Suara TV
213
masakan
buatannya. Dia
makan ditemani
TV tua yang
sudah using.
Hari yang mulai
gelap kusnoyo
pun tertidur
diatas sofa
(sennheiser
MKH-60)
9. 9 Hari itu sangat
terik, kusnoyo
yang sedang
menajaga
tookonya dan
sambil makan
bakso. Tak lama
dating pembeli
yang ingin
membeli rokok.
ZOOM
H6N
Boom mic
(sennheiser
MKH-60)
Clip on
(sennheiser)
10. 10 Ketika kusnoyo
sedang sholat
seorang pembeli
dating lalu ia
pergi kembali
ZOOM
H6N
Boom mic
(sennheiser
Suara
langkah
kaki
214
karena ia melihat
kardus yang
bertuliskan
“SEDANG
SHOLAT”
kemudian
marsih datang
Bersama yani.
Melihat kusnoyo
tidak ada di
warung marsih
masuk Bersama
yani
MKH-60)
11. 11 Marsih masuk
kedalam rumah
tak lama
kusnoyo keluar
dari kamar
ZOOM
H6N
Boom mic
(sennheiser
MKH-60)
Clip on
(sennheiser)
12. 12 Yani yang
sedang duduk di
ZOOM
H6N
215
warung tak
sengaja
mendengar
percakapan
kusnoyo dan
marsih
Boom mic
(sennheiser
MKH-60)
Clip on
(sennheiser)
13. 13 Kusnoyo dan
marsih
melanjutkn
perbincangan
ZOOM
H6N
Boom mic
(sennheiser
MKH-60)
Clip on
(sennheiser)
14. 14 Keesokan
harinya yani
yang seperti
biasa mengantar
sigit kesekolah
melewati rumah
kusnoyo, dengan
membawa
ZOOM
H6N
Boom mic
(sennheiser
MKH-60)
Clip on
Suara
pintu
tertutup
216
rantang yang
berisikan
makanan untuk
kusnoyo sesuai
apa yang sudah
diperintahkan
marsih kemarin
(sennheiser)
15. 15 Di hari
berikutnya yani
yang seperti
biasa
mengantarkan
makanan
kerumah
kusnoyo namun
kali ini yani
tidak langsung
pulang, yani
diajak kusnoyo
untuk makan
bersamanya
ZOOM
H6N
Boom mic
(sennheiser
MKH-60)
Clip on
(sennheiser)
Suara
rantang
Suara
piring
16. 16 Keesokan
harinya kusnoyo
yang teridur
ZOOM
H6N
Suara
kerokan
217
diatas sofa
mengenakan
sarungnya. Hari
sudah siang
namun kusnoyo
belum terbangun
dari tidurnya dan
warungnya pun
belum di buka.
Tak lama yani
yang datang
seperti biasa
membawa
makanan
untuknya.
Melihat kusnoyo
yang mengigil
yani pun iba dan
berusaha
membantu
kusnoyo.
Boom mic
(sennheiser
MKH-60)
Clip on
(sennheiser)
17. 17 Waktu magrib
pun tiba kusnoyo
langsung
ZOOM
H6N
Suara
membaca
yasin
218
melaksanakan
sholat, selesai
sholat magrib
kusnoyo pun
membaca yasin
di kamarnya
Boom mic
(sennheiser
MKH-60)
Clip on
(sennheiser)
18. 18 Kusnoyo yang
sedang membaca
yasin di kamar
tak lama
marsihpun
datang
ZOOM
H6N
Boom mic
(sennheiser
MKH-60)
Clip on
(sennheiser)
Suara
pintu
terbuka
20. 20 Karena merasa
sudah sembuh
kusnoyo pun
mandi ditemani
alunan lagu
kesukaannya.
Ketika dia
menggosokan
punggungnya
ZOOM
H6N
Boom mic
(sennheiser
MKH-60)
Suara
guyuran
air
219
dengn sabun
kusnoyo
merasakan
kembali
sentuhan lembuh
dari seorang yani
22. 22 Kusnoyo sedang
asik
mendengarkan
lagu
kesukaannya dan
ditemani
secangkir the
panas, tak lama
yani datang
seperti biasa
mengantar
makanan untuk
kusnoyo. Tapi
hari ini yani
terlihat berbeda
dia datang
dengan penuh
rasa senang dan
ZOOM
H6N
Boom mic
(sennheiser
MKH-60)
Clip on
(sennheiser)
220
dia berdandan
untuk terlihat
lebih menarik
dihadapan
kusnoyo
23. 23 Kusnoyo dan
yani menyantap
makanan yang
dibawa oleh
yani. Tak lama
mereka pun
selesai makan.
ZOOM
H6N
Boom mic
(sennheiser
MKH-60)
Clip on
(sennheiser)
Suara
sendok
dan piring
24. 24 Keesokan
harinya kusnoyo
tidak membuka
warungnya dia
menunggu
kedatangan
marsih yang
terlah menerima
pesan darinya
yang
ZOOM
H6N
Boom mic
(sennheiser
MKH-60)
Clip on
(sennheiser)
Suara
menghela
nafas
221
disampaikan
oleh yani.
Marsih pun
datang dengan
perasaan senang,
dia mengira
kusnoyo akan
segera tinggal
bersamanya
25. 25 Kusnoyo yang
sedang mandi
seperti biasa
ditemani music
kesukaannya
ZOOM
H6N
Boom mic
(sennheiser
MKH-60)
Suara
keran
Suara
music
26. 26 Sebelum
membuka
warungnya
kusnoyo yang
telah menikah
dengan yani,
menyempatkan
makan bersama
yani dan
ZOOM
H6N
Boom mic
(sennheiser
MKH-60)
Clip on
(sennheiser)
222
anaknya. Setelah
selesai makan
anaknya
bergegas untuk
berangkat
kesekolah.
223
SPESIFIKASI AUDIO
Gambar III.20
Boom Mic : Sennheser MKH-60
Gambar III.21
Type of Mic : Wireless clip on ( sennheiser ew 100 ENG G3 )
224
Gambar III.22
Kabel Audio : Splitter aux 2 headset
Gambar III.23
Headset : sennhesiser HD-2
225
Gambar III.24
Recording : Zoom H6N
226
3.7. Proses Kerja Penata Artistik
(Kusumawati dkk, 2017:14) menyimpulkan bahwa :
Penata Artistik merupakan salah satu unit kerja pada stasiun penyiaran
televisi atau tim produksi film yang berfungsi sebagai penunjang acara siaran
televisi atau produksi film. Penata artistik merupakan suatu hal yang penting
dalam menciptakan suasana sebuah produksi acara drama televisi, film
maupun program non drama. Penata artistik ini juga dapat mendukung
suasana dan karakter pemain dalam layar dan termasuk juga sebagai daya
tarik sebuah acara.
Seorang penata artistik mempunyai peran penting dalam pembuatan
program drama televisi, karena untuk menghidupkan suasana di dalam
pembuatan program drama televisi atau sesuatu pendukung dalam gambar
yang akan disajikan, tanpa konsep yang matang gambar yang dihasilkan tidak
akan menarik untuk dilihat.
Menurut (Kusumawati dkk, 2017:14) menyimpulkan bahwa :
Penata artistik merupakan salah satu unit kerja pada stasiun penyiaran televisi
atau tim produksi film yang berfungsi sebagai penunjang acara siaran televisi
atau produksi film. Penata artistik merupakan suatu hal yang penting dalam
menciptakan suasana sebuah produksi acara drama televisi, film maupun
program non drama. Penata artistik ini juga dapat mendukung suasana dan
karakter pemain dalam layar dan termasuk juga sebagai daya tarik sebuah
acara.
227
Sedangkan menurut (Latief dan Utud, 2017:238) menyimpulkan bahwa:
Penata artistik berhubungan dekorasi (set), properti, tata rias, tata busana, dan
tata lampu (efek lighting) untuk melengkapi tata artistik agar memberikan
gambaran utuh digunakan properti. (1) set property, benda–benda yang
digunakan untuk set dekorasi, untuk menjadi identitas dari set tersebut
misalnya ruang tamu, ditata dengan kursi tamu. (2) dress property, benda yang
sifatnya melengkapi. Kalaupun tidak ada berpengaruh, misalnya dikursi dan
meja tamu tanpa taplak meja, atau vas bunga. (3) hand property, benda atau
perlengkapan yang berhubungan dengan alur cerita.
Jika lokasi yang paling cocok sudah ditemukan maka harus dianalisa
dengan teliti sebelum perubahan apapun mulai dilakukan. Setiap ruangan yang
digunakan harus memiliki ciri khas sendiri dan disetiap naskah harus
mempunyai keistimewaan tersendiri dan perencanaan set harus diikuti dengan
penulisan naskah yang telah dibuat sebelumnya, serta membuat perencanaan
set terlebih dahulu dan harus membuat analisa desain ruangan.
Drama televisi telah dimulai pembuatannya, maka tiap scene pun
penata artistik perlu ada dan berada didekat sutradara, untuk memastikan
gambar yang diambil sesuai yang diharapkan, sesuai dengan skenario dan
dalam tampakan gambarnya pun terlihat nyata. Bisa saja ia terlibat langsung,
misalnya saja membetulkan letak set atau properti yang dirasa tidak sesuai
dalam adegan yang dimaksud. Kegiatan ini terus diikuti oleh penata artistik,
mulai dari bongkar pasang set, sampai ke penataan set sepanjang pengambilan
gambar berlangsung.
228
Dalam produksi drama televisi “Baks Di Ujung Tua” penulis sebagai
penata artistik mengambil kesimpulan bahwa penata artsitik merupakan bagian
penting dalam pembuatan drama televisi. Penata artistik dianggap sebagai
bagian yang penting dalam produksi dikarenakan penata artistik bukan saja
bertanggung jawab dalam menentukan lokasi namun penata artistik juga harus
mampu menghidupkan suasana dalam pembuatan drama televisi agar dapat
sesuai dengan naskah yang telah dibuat.
3.7.1 Pra Produksi
Tahapan pra produksi menurut (Kusumawati dkk, 2017:28-33) adalah :
1. Melakukan riset dan hunting lokasi untuk menentukan kesesuaian
lokasi dengan naskah yang diinginkan produser. Kemudian dilakukan
penjajakan lokasi lokasi harus benar-bener diteliti apakah aman dan
terlindung dari hal-hal yang tidak diinginkan. Sebagai Art Director
memperhitungkan set apakah dapat melindungi kita yang pada saaat cuaca
yang buruk.
2. Merinci apa saja yang dibutukan dalam produksi. Jika sudah tahu
set apa saja yang dibutuhkan dalam membuat film, maka ia sudah dapat
memulai membuat checklist benda-benda apa saja yang dibutuhkan. Tak haya
property yang kecil sebagai pemanis dari sebuah ruangan.
3. Art Director memberikan gambar lokai yang dibutuhkan kepada set
designer kemudian beberupa uraiyan lokasi ini dipaparkan dalam bentuk floor
plan. Berikutnya, masing masing departemen memperlajari kembali apa apa
229
yang harus di siapkan. Kebutuhan set dekorasi, property, serta grafika adalah
hal-hal yang sangat serius diperhitungkan secara detail oleh penata artistic.
Penulis dalam produksi drama ini berperan sebagai penata artistik dan
pada tahapan pra produksi melakukan hal-hal yang telah disebutkan diatas.
Setelah naskah sudah disepakati untuk produksi penulis dan tim riset
melakukan hunting lokasi di berbagai tempat. Penulis menggunakan satu
lokasi yang akan digunakan selama proses produksi berlangsung, yaitu di
daerah Depok Jawa Barat. Sesudah melakukan hunting lokasi penulis merinci
apa saja yang dibutuhkan untuk mendukung keberhasilan produksi. Ada
beberapa tahapan sebelum proses produksi berlangsung, seperti menyiapkan
properti yang akan digunakan untuk kesuksesan pembuatan drama televisi.
Disini penulis juga membuat rincian alat make up dan wardrobe apa saja
yang dipakai oleh talent yang sudah dibuat di lembar kerja penata artistik.
Penulis juga sudah merinci dan menghitung berapa banyak bugdet
yang akan dikeluarkan dalam membuat sebuah drama televisi yang akan
diajukan oleh produser.
3.7.2 Produksi
Menurut (Kusumawati dkk, 2017:33) menyimpulkan bahwa :
Pada saat Produksi, maka tiap scene pun penata artistik perlu ada dan berada
di dekat sutradara untuk memastikan gambar yang diambil sesuai dengan
yang diharapkan, sesuai skenario dan dalam tampakkan gambarnya pun
230
terlihat nyata. Bisa saja ia ikut terlibat langsung, misalnya saja membetulkan
letak set atau properti yang tak pas di adegan yang
dimaksud. Mulai dari bongkar pasang set, sampai ke penataan set sepanjang
pengambilan gambar masih berlangsung
1. Penulis memberikan arahan sebelum melaksanakan shooting
kepada yang ikut serta membantu pembuatan drama televisi ini dan
mengecek kembali properti apa saja yang akan digunakan selama shooting.
2. Penulis juga berdampingan dengan sutradara agar tahu properti apa
saja yang digunakan dan memindahkan barang yang tidak dipakai di dalam
drama televisi ini.
3. Penulis beserta yang turut membantu pembuatan drama televisi
untuk selalu tetap pada lokasi selama shooting berlangsung apabila ada
adegan yang diulang dapat memindahkan kembali dengan cepat.
3.7.3 Pasca Produksi
Menurut (Kusumawati dkk, 2017:34) mengatakan bahwa, “Pada tahap
ini dilakukan evaluasi dari semua divisi yang terdapat di dalam Art
Departemen, dilihat kekurangan-kekurangan pada saat pengambilan gambar,
kemudian mengembalikan dan merapihkan semua properti dan peralatan art
yang lain. Pada tahap ini dilihat juga balancing pembiayaannya.”
231
Pada tahap ini penulis mengecek kembali dan merapihkan properti
apa saja yang harus dikembalikan seperti semula dan memperbaiki properti
apabila ada yang rusak.
3.7.4 Peran dan Tanggung Jawab Penata Artistik
Secara teknis penata artistik berperan dan bertanggung jawab untuk
merancang, mendesain, menciptakan dari sebuah naskah atau skenario yang
sudah dibuat hingga menjadi suatu agenda yang membentuk keindahan untuk
dilihat sekaligus dinikmati oleh audience dari awal sampai pada saat akan
merekam gambar.
Tidak hanya itu penata artistik juga bertugas menciptakan konsep
visual dalam bentuk properti dan set. Penata artistik juga harus memastikan
wardrobe akan digunakan oleh talent sesuai isi skenario yang telah dibuat.
Menurut (Pratista, 2017:104) mengatakan bahwa, “Wardrobe atau
kostum adalah segala hal yang dikenakan pemain bersama seluruh
aksesorisnya seperti topi, perhiasan, jam tangan, kacamata, sepatu, serta
tongkat.”
Berbicara tentang make up, seorang penata artistik memiliki peran dan
tanggung jawab untuk menciptakan rekayasa dalam pencapaian artistik. Dan
publik hanya tahu akhirnya tanpa tahu bagaimana proses kreatif.
Menurut (Pratista, 2017:108) mengatakan bahwa, “Tata rias karakter
secara umum memiliki beragam fungsi, yakni menggambarkan usia, luka atau
232
lebam diwajah, kemiripan dengan seorang tokoh, sosok manusia unik, hingga
sosok non manusia”.
3.7.5 Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif
Hal pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan kebutuhan seperti
properti untuk mendesain set ruangan yang digunakan sesuai dengan isi naskah
misalnya set ruang makan, disini penulis akan membuat set ruang makan dengan
konsep sederhana menggunakan properti yang sudah di siapkan seperti meja
makan dan bangku, menyiapkan property seperti piring, gelas dan makanan.
Untuk beberapa kebutuhan shooting seperti alat make up dan wardrobe
penulis memakai kostum dan make up yang sudah dimiliki oleh talent agar
mencapai keserasian dalam sebuah alur cerita yang sudah dibuat. Untuk make up
penulis juga mempunyai asisten yang akan membantu saat produksi berlangsung
agar tercipta sentuhan make up yang natural pada talent.
b. Konsep Produksi
Seorang penata artistik harus sigap dan cekatan saat proses produksi
sedang berlangsung, seperti mempersiapkan kebutuhan yang akan digunakan
dalam pembuatan drama televisi. Penulis juga telah mencatat beberapa
property dan wardrobe yang akan digunakan untuk jadwal produksi yang
233
telah ditetapkan oleh seorang produser yang sudah terperinci agar berjalan
dengan maksimal.
c. Konsep Teknis
Dalam proses produksi drama televisi “Bakh Di Ujung Tua” harus
memperhatikan setiap scene ke scene agar tidak terjadi jumping saat ada
adegan. Penata artistik juga harus benar-benar teliti untuk semua kebutuhan
artistik apabila ada adegan yang diulang agar tidak tejadi continity dan selalu
bekerja sama dengan penulis naskah dan sutradara agar semua kebutuhan
drama televisi berjalan sesuai dengan isi naskah
3.7.6 Kendala Produksi dan Solusinya
Dalam pembuatan program drama televisi “Bahk Di Ujung Tua” ini penulis
juga mendapati kendala yang sangat menyita waktu.
1. Property penulis pun mecari property seperti Lemari, Meja Makan, Buffet,
Dipam
(tempat tidur), Pajangan, dan Lukisan dinding. Ini sebuah proses kendala
bagi penulis karna tidak ada patner saaat pengakutan property.
2. Kurangnya patner wardrobe untuk department art agar mempercepat proses
shooting
berjalan.
Berdasarkan kendala yang sudah dihadapi oleh penulis, adapun solusi tersebut,
yaitu:
234
1. Penulis harus mencari property dari jauh-jauh hari lagi dan mecari patner
agar proses pengakutan property berjalan lancar.
2. Penulis harus menyiapkan wardrobe dan mencari teman agar proses
wardrobe berjalan dengan lancar.
3.7.7 Lembar Kerja Penata Artistik
a. Konsep Tata Artistik
Dalam produksi drama televisi yang berjudul “Bakh Di Ujung Tua”
penulis melakukam riset dan survey set terdiri dari setting lokasi, 5 indoor dan 2
outdoor seperti interior Ruang tamu, Kamar, Warung, Ruang TV, Dapur, Kamar
Mandi dan Depan Rumah. Untuk set rumah penulis mencoba membangun set
layaknya rumah sederhana dengan apa yang dibayangkan oleh sutradara.
1. Property
Untuk property benda yang tidak bergerak atau benda yang dipakai oleh cast dan
extras.
2. Wardrobe
Untuk wardrobe sendiri penulis memilih kostum yang berfokus pada cerita
drama televisi “Bakh Di Ujung Tua” yang memilik tokoh seorang lelaki tua
seorang mantan PNS yang memiliki usaha warung, dan seorang pembantu.
3. Make Up
Penulis hanya menggunakan make up natural lebih kepada apa adanya dan
tertuju dengan cerita isi film yang ingin disampaikan.
235
III.17 BREAKDOWN TATA ARTISTIK
Production Company : Aswana Bakya Produser : Destyani Indah P
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit Art Director : Desta Anjasmara
NO LOKASI SET SCENE I/E D/N CAST WARDROBE PROPERTY MAKE UP KET
1. Rumah
Kusnoyo
Depan
Rumah
1 EXT Pagi
Yani
Sigit
Kusnoyo
Baju bunga putih,
rok hitam
Seragam Sekolah
Kaos abu-abu,
celana hitam
Tas sekolah
Permen
Rokok
Minyak goreng
Teh manis
Natural
Yani yang ingin
mengantar Sigit
sekolah melawati
rumah Kusnoyo,
saat itu juga
Kusnoyo sedang
membuka
warungnya. Sigit
pun menyapa
Kusnoyo
236
2 Rumah
Kusnoyo
Warung 3 EXT Pagi Kusnoyo
Baju Rumah
celana hitam
bajua ung2
Bubur
Koran
The manis
Radio
Naturall Kusnoyo yang sedang
membaca koran
mendengar suara
tukang bubur yang
biasa lewat di depan
rumahnya, lalu ia
memesannya
3. Rumah
Kusnoyo
Warung 4 Ext Night Kusnoyo Baju Rumah
celana hitam dan
baju 2
Bangku
betawi
Natural Suara adzan magrib
mulai berkumandang
Kusnoyopun
langsung menutup
warungnya dan
beranjak masuk ke
rumah.
4. Rumah Rumah 5 INT Night Kusnoyo Handuk Semua Natural Terdengar suara
237
Kusnoyo property yang
ada di rumah
di dalem
rumah, buffet,
lukisan,
foto,kompor
gas. Piring,
panic,, kasur,
bibgkai,
yasin.
keran, suara
mengguyur air dari
kamar mandi dan
suara kesunyian
Kusnoyo yang sejak
lama kehilangan
istrinya.
5. Rumah
Kusnoyo
Kamar 6 INT Siang Kusnoyo Baju Sholat dan
sarung hitam.
Sajjadah
kasur.
Buku yasin
dan foto sang
istri, tasbih,
Natural Terlihat foto sang
Istri yang berada di
sampul Buku Yasin
yang sedang di tutup
oleh Kusnoyo.
238
peci hitram.
Skemer lamp
6. Rumah
Kusoyo
Dapur 7 INT Night Kusnoyo Baju kaos
oblong putih,
dan sarung
hitam.
Penggorengan
Telur
Piring
Kompor gas
Natural Terlihat minyak yang
sudah panas lalu
telur yang dimasukan
oleh kusnoyo.
7. Rumah
Kusnoyo
Ruang
Tamu
8 INT Night Kusnoyo Baju oblong
putih, sarung
hitam.
Makan
TV
Karpet
Bingkai foto
Buffet
Natural Setelah menjaga toko
seharian Kusnoyo
sangat lahap
menyantap masakan
buatannya. Dia
makan di temani TV.
Hari yang mulai
239
gelap Kusnoyo pun
tertidur.
8. Rumah
kusnoyo
Warung 9 EXT Siang
Kusnoyo
Tukang
bakso
Baju polo kuning
Baju navy dan
handuk
Bakso
dipiring
Rokok
Natural Hari itu sangat terik,
Kusnoyo yang
sedang menjaga
tokonya dan sambil
makan bakso. Tak
lama Kusnoyo
memanggil tukang
bakso tersebut.
240
9. Rumah
kusnoyo
Depan
rumah
10 EXT Siang
Marsih
Yani
Kerudung coklat
baju hitam
Baju kembang
coklat
Rok Hitam
Kardus
kosong
Bangku
betawi
Natural Ketika Kusnoyo
sedang sholat sorang
pembeli datang lalu
ia pergi kembali
karena ia melihat
kardus yang
bertuliskan
“SEDANG
SHOLAT”.
kemudian Marsih
datang bersama Yani.
241
10 Rumah
Kusnoyo
Ruang
Tamu
11 INT Siang
Kusnoyo
Marsih
Baju koko celana
hitam,
Kerudung coklat
baju hitam
Buffet
Bangku sofa
Natural Marsih masuk ke
dalam rumah tak
lama Kusnoyo keluar
dari kamar.
11. Rumah
Kusnoyo
Teras
rumah
12 INT Siang
Yani Baju kembang
coklat
Bangku betawi
Natural Yani yang sedang
duduk di warung tak
sengaja mendengar
percakapan Kusnoyo
dan Marsih.
242
12. Rumah
Kusnoyo
Ruang
tamu
13 INT Siang
Kusnoyo
Marsih
Baju koko
celana hitam,
Kerudung
coklat baju
hitam
Buffet
Bangku sofa
Natural Kusnoyo dan Yani
melanjutkan
perbincangan
13. Rumah
Kusnoyo
Depan
Rumah
14 EXT Pagi
Yani
Baju kembang
ungu rok hitam
Rantang
makanan
Tas sekolah,
Natural Keesokan harinya
Yani yang seperti
biasa mengantar Sigit
ke sekolah melewati
243
Sigit
Kusnoyo
Seragam
sekolah
Sarung merah
baju polos putih
mainan anak
rumah Kusnoyo,
dengan membawa
rantang yang
berisikan makanan
untuk Kusnoyo sesuai
apa yang sudah
diperintahkan Marsih
kemarin.
14. Rumah
Kusnoyo
Meja
makan
15 INT Siang
Kusnoyo
Yani
Baju kuning
celana hitam
Dress cream
kembang
Makanan
Piring
Nasi
Sendok
Rantang
Tudung saji
Natural Di hari berikutnya
Yani yang seperti
biasa mengantarkan
makanan ke rumah
Kusnoyo namun kali
ini Yani tidak
langsung pulang Yani
di ajak oleh Kusnoyo
untuk makan
244
Lukisan
Meja makan
Bangku
bersama.
15. Rumah
Kusnoyo
Ruang
Tamu
16 INT siang
Kusnoyo
Yani
Baju polos putih
sarung merah
Baju kembang
merah rok hitam
Sarung
MInyak angin
Duit kerokan
Bawang
Karpet
Sound
Buffet
rantang
Natural Keesokan harinya
Kusnoyo yang
tertidur di atas sofa
mengenakan
sarungnya. Hari
sudah siang namun
Kusnoyo belom
terbangun dari
tidurnya dan
warungnya pun
belum di buka. Tak
lama Yani datang
seperti biasa
245
membawa makanan
untuknya. Melihat
Kusnoyo yang
menggigil Yani pun
tiba dan berusaha
membantu Kusnoyo.
16. Rumah
kusnoyo
Kamar 17 INT Night
Kusnoyo Baju koko
sarung hitam
Yasin
Sejaddah
Sarung
Al quran
Tasbih
Peci
Lampu meja
Natural Waktu magrib pun
tiba Kusnoyo
langsung
melaksanakan solat,
selesai solat magrib
Kusnoyo membaca
yasin di kamarnya.
246
17. Rumah
kusoyo
Ruang
Tamu
18 INT Night
Kusnoyo
Marsih
Baju koko
sarung hitam
baju kerja
blazer abu2
krudung navy
Bangku sofa
Buffet
Pasbunga meja
Meja
Make up
marsih
Kusnoyo yang sedang
membaca yasin di
kamar tak lama
Marsihpun datang.
18 Rumah Kamar 19 INT pagi Kusnoyo Sabun Natural Karena merasa sudah
247
Kusnoyo mandi
Sikat gigi
Handuk
Gayung
sembuh Kusnoyopun
mandi ditemani
alunan lagu
kesukaannya. Ketika
dia menggosokan
punggungnya dengan
sabun Kusnoyo
merasakan kembali
sentuhan lembut dari
seorang Yani.
19. Rumah
kusnoyo
Kamar 20 INT Siang
Kusnoyo
Terlihat tampil
berbeda memakai
baju polo coklat
Kaca dinding
Sisir
Make up
Kusnoyo
Hari ini Kusnoyo
terlihat ingin tampil
berbeda di hadapan
Yani. Diapun
memutuskan untuk
mencukur rambutnya.
248
Dengan rambut yang
sudah di cukur rapih,
dia menyisir
rambutnya di depan
kaca.
20. Rumah
Kusnoyo
Meja
Makan
21 INT
Siang
Kusnoyo
Yani
Terlihat Rapih
memakai baju
polo coklat
Baju pattern
maroon dan rok
merah
Makanan
dirantang
Nasi
Ayam goreng
Piring
Sendok
Lukisan
Full
Make
Up
Kusnoyo dan yani
menyantap makanan
yang sudah dibawa
oleh yani. Tak lama
merekapun selesai
makan.
249
Tudung saji
Teko
21. Rumah
Kusnoyo
Ruang
tamu
22 INT Mala
m
Kusnoyo
Marsih
Terlihat Rapih
memakai baju
putih polo celana
hitam
Baju terusan hijau
dan krudung hijau
Bangku sofa
Buffet
Pajangan
(property)
Full
make up
Keesokan harinya
Kusnoyo tidak
membuka warungnya
dia menunggu
kedatangan Marsih
yang telah menerima
pesan darinya yang
disampaikan oleh
Yani. Marsih pun
datang dengan
perasaan senang, dia
mengira Kusnoyo
akan segera tinggal
bersamanya.
250
22. Rumah
Kusnoyo
Kamar
mandi
23 INT Pagi
Kusnoyo
Sabun
Sikat gigi
Anduk
Natural
Kusnoyo yang sedang
mandi seperti biasa di
temani musik
kesukaannya.
23. Rumah
Kusnoyo
Meja
makan
24 INT Pagi
Kusnoyo
Yani
Anak
Yani
Terlihat rapih
memakai baju
creamdan celana
hitam.
Memakai baju
langsung
kembang coklat
Seragam sekolah
SD
Makanan
Nasi
Piring
Sendok
Lukisan
Tudung saji
Teko
Bangku makan
3
Make up Sebelum membuka
warungnya Kusnoyo
yang telah menikah
dengan Yani,
menyempatkan
makan bersama
dengan Yani dan
anaknya. Setelah
selesai makan
anaknya bergegas
untuk berangkat ke
sekolah.
251
FLOORPLAN
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A
SET WARUNG, Scene 2, 3, 4 dan 9
Skala 1:100
Gambar III.25
Etelase
bas
ko
m
Meja
B
252
FLOORPLAN
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A
SET TERAS RUMAH. SCENE. 14, 12, dan 10
Skala 1:100
Gambar III.26
P I N T U
WA
RU
NG
P I N
T U
MEJA
253
FLOORPLAN
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A
SET RUANG TAMU. SCENE, 11, 18, 13 dan 23
Skala 1:100
Gambar III.27
BANGKU
BA
NG
KU
SOFA
MEJA
P I n t u
B U F F E D
P I N
T U
254
FLOORPLAN
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A
SET RUANG TV. SCENE. 16 dan 8
Skala 1:100
Gambar III.28
B U F F E D
TV
S O U
N D
S O U
N D
K A
R P
E T
255
FLOORPLAN
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A
SET KAMAR KUSNOYO, SCENE. 6 dan 17
Skala 1:100
Gambar III.29
MEJA T E M P
A T T I D
U
L E M A R I
LAM
PU
J E N D E L A
J E N D
E L A
P I N
T U
256
FLOORPLAN
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A
SET RUANG MAKAN SCENE. 21, 15 dan 25
Skala 1:100
Gambar III.30
M E J A M A K A N
P I N T U
P I N T U
P I N
T U
R A K P I R I N G
257
FLOORPLAN
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A
SET RUANG KAMAR MANDI SCENE, 19 dan 23
Skala 1:100
Gambar III.31
KOLAM AIR
SUMUR
258
FLOORPLAN
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A
SET RUANG DAPUR SCENE, 7 dan 5
Skala 1:100
Gambar III.32
K A M A R M A N D I
J E N D
E L A
R A K P. R A K P.
P I N T U
K O
M P
O R
G A
S
P I
N T
U
259
SET DESIGN
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A
Sebelum Sesudah
Gambar III.33 Gambar III.34
Keterangan :
Depan Warung
Digunakan Untuk :
SCENE. 14, 12, 10,
260
SET DESIGN
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A
Sebelum Sesudah
Gambar III.35 Gambar III.36
Keterangan :
Depan Ruang Tamu
Digunakan Untuk :
SCENE. 11, 18, 13, 23
261
SET DESIGN
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A
Sebelum Sesudah
Gambar III.37 Gambar III.38
Keterangan :
Depan Kamar mandi
Digunakan Untuk :
SCENE. 19, 23
262
SET DESIGN
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A
Sesudah Sebelum
Gambar III.39 Gambar III.40
Keterangan :
Dapur
Digunakan Untuk :
SCENE. 7, 5
263
SET DESIGN
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A
Sebelum Sesudah
Gambar III.41 Gambar III.42
Keterangan :
Dapur
Digunakan Untuk :
SCENE, 2, 3, 4, 9.
264
SET DESIGN
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A
Sebelum Sesudah
Gambar III.43 Gambar III.44
Keterangan :
Ruang Makan
Digunakan Untuk :
SCENE,. 21, 15, 25
265
SET DESIGN
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 2 Menit Art Director : Desta A
Gambar III.45
Sesudah Di SET
Keterangan :
Kamar Kusnoyo
Digunakan Untuk :
SCENE, 6, 17
266
III.18 BREAKDOWN CUSTOM (WARDROBE)
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A
No Scene Cast Wardrobe Keterangan
1 1, Yani
Sigit
Gambar III.46
Wardrobe yang
digunakan yani dan
sigit , mengantar
sekolah
267
No Scene Cast Wardrobe Keterangan
2 1,
2,3,4
Kusnoyo
Gambar III.47
Wardrobe yang
digunakan kusnoyo
saat diwarung
268
No Scene Cast Wardrobe Keterangan
3 20,25 Kusnoyo
Gambar III.48
Wardrobe yang
digunakan kusnoyo
saat sehabis mandi
269
No Scene Cast Wardrobe Keterangan
4 6, 17,
18,
Kusnoyo
Gambar III.49
Wardrobe yang
digunakan kusnoyo
saat sedang sholat dan
baca yasin
270
No Scene Cast Wardrobe Keterangan
5 9. 24 Kusnoyo
Gambar III.50
Wardrobe yang
digunakan kusnoyo
saat diwarung dan di
meja makan
271
No Scene Cast Wardrobe Keterangan
6 10.11.
13
Kusnoyo
Marsih
Gambar III.51
Wardrobe yang
digunakan kusnoyo
saat dikamar , ruang
tamu,
272
No Scene Cast Wardrobe Keterangan
7 10,12 Yani
Gambar III.52
Wardrobe yang
digunakan yani saat
mengantar marsih
kerumah kusnoyo.
273
No Scene Cast Wardrobe Keterangan
8 14 Yani
Gambar III.53
Wardrobe yang
digunakan Yani saat
mengantar sekolah
274
No Scene Cast Wardrobe Keterangan
9 15 Yani
kusnoyo
Gambar III.54
Wardrobe yang
digunakan kusnoyo
dan yani saat di meja
makan
275
No Scene Cast Wardrobe Keterangan
10 14, 16, kusnoyo
Gambar III.55
Wardrobe yang
digunakan kusnoyo
saat Ruang tamu dan
Ruang TV
276
No Scene Cast Wardrobe Keterangan
11 16. Yani
Gambar III.56
Wardrobe yang
digunakan Yani saat
sedang mijitkan
kusnoyo
277
No Scene Cast Wardrobe Keterangan
12 18, 7,
8
Kusnoyo
marsih
Gambar III.57
Wardrobe yang
digunakan kusnoyo
dan marsih di raung
tamu dan dapur
278
No Scene Cast Wardrobe Keterangan
13 21, 20, Kusnoyo
marsih
Gambar III.58
Wardrobe yang
digunakan kusnoyo
dan yani saat di meja
makan dan kamar saat
bercermin
279
No Scene Cast Wardrobe Keterangan
14 21 Yani
Gambar III.59
Wardrobe yang
digunakan Yani saat
di meja makan
280
No Scene Cast Wardrobe Keterangan
15 22 Kusnoyo
Marsih
Gambar III.60
Wardrobe yang
digunakan kusnoyo
dan marsih saat di
ruang tamu
281
No Scene Cast Wardrobe Keterangan
16 24. 9 Kusnoyo
Yani
Anak
Yani
Gambar III.61
Wardrobe yang
digunakan kusnoyo
yani dan anaknya saat
sedang makan
bersama
282
No Scene Cast Wardrobe Keterangan
17 7, 8, Kusnoyo
Gambar III.62
Wardrobe yang
digunakan kusnoyo
saat masak telur di
dapur
283
III.19 BREAKDOWN MAKE UP
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P
Project Title : Baks Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit Art Director : Desta A
No Nama Make Up Keterangan
1 Pensil
Alis
Gambar III.63
Pensil alis ini
digunakan untuk
merapihkan dan
menebalkan alis
284
2 BB
Cream
Gambar III.64
BB Cream ini
digunakan untuk
mempertahankan make
up tetap cerah dan
tidak kusam, menutupi
noda diwajah, dan
menutupi komedo.
3 Bedak
Tabur
Gambar III.65
Bedak marcks
digunakan untuk
mencerahkan wajah,
menutupi wajah yang
berminyak, dan
menghilangkan
keringat akibat
paparan sinar matahari
285
4 Blush
On
Gambar III.66
Blush On digunakan
untuk mempercantik
bagian tulang pipi
diwajah agar terlihat
berwarna.
5 Lipstik
Gambar III.67
Lipstik digunakan
untuk memperindah
bagian bibir agar
terkesan tidak pucat.
286
3.8. Proses Kerja Penata Cahaya
Dalam produksi drama televisi “Bakh Di Ujung Tua” penulis
bertanggung jawab sebagai penata cahaya, dalam buku produksi program
televisi dan film.
Menurut (Kusumawati dkk, 2017:62) mengatakan bahwa, “penata
cahaya adalah orang yang bertugas mengatur tata cahaya di lokasi shooting atas
permintaan sinematografer.”
Berdasarkan kutipan tersebut, menurut penulis seorang penata cahaya
harus menentukan pencahayaan yang baik untuk sebuah produksi drama televisi
karena pencahayaan merupakan salah satu unsur yang penting dalam terciptanya
sebuah karya.
Menurut (Kusumawati dkk, 2017:36) mengatakan bahwa, “Penataan
cahaya dalam produksi televisi dan film mempunyai maksud yang sama yaitu
menciptakan suasana lebih mendalam, menciptakan karakter yang lebih kuat
dari objek dan menciptakan efek yang lebih artistik.”
Menurut (Sarwo Nugroho, 2014:141) mengatakan bahwa, “Tata lampu
untuk televisi merupakan pengembangan dari tata lampu panggung dan film
sebab tata lampu untuk televisi mempunyai karakter tersendiri, baik dari segi
peralatan yang elektronis maupun sifat-sifat acaranya.”
Berdasarkan kutipan tersebut, penulis sebagai seorang penata cahaya
harus memberikan kesan visual yang mendalam untuk penonton untuk
mensimulasikan realitas dan membantu penonton untuk memberikan suasana
287
hati/ mood yang tepat bagi yang melihat dalam rangkaian gambar yang
ditampilkan.
Tugas penata cahaya dari Pra Produksi hingga Pasca Produksi, antara lain :
3.8.1. Pra Produksi
Menurut (Kusumawati dkk, 2017:38) menyimpulkan bahwa :
Ditahap ini penata cahaya harus memahami dan mendalami naskah yang akan di
produksi. Pemahaman ini untuk mengetahui apa saja kebutuhan pencahayaan
dalam scene yang akan di produksi. Mengadakan rapat dengan produser dan
sutradara untuk menyatukan persepsi dan mengetahui apa keingginan dari
produser dan sutradara. Dan juga tidak lupa membuat konsep pencahayaan dan
blocking lighting yang tepat sesuai dengan yang tertera pada naskah. Melakukan
hunting lokasi untuk memdapatkan gambaran penempatan pencahayaan yang
tepat. Dan mendata keperluan peralatan teknis yang dibutuhkan pada saat
produksi.
Dari kutipan tersebut, menurut penulis langkah awal penata cahaya
dalam proses pra produksi ialah penata cahaya harus membuat Lay Out untuk
mempermudah pekerjaan dari penata cahaya.
Penulis sebagai penata cahaya tidak hanya sekedar menata lampu,
menghidupkan, dan mematikannya akan tetapi ada prosedur yang harus dilewati
sebelumnya yaitu :
288
a. Memahami dan mendalami naskah yang akan diproduksi. Pemahaman ini
untuk mengetahui apa saja kebutuhan pencahayaan dalam scene yang
akan di produksi.
b. Mengadakan rapat dengan produser dan sutradara untuk menyatukan
persepsi dan mengetahui apa keinginan dari produser dan sutradara.
c. Membuat konsep pencahayaan dan bloking lighting yang tepat sesuai
dengan yang tertera pada naskah.
d. Mengadakan rapat kordinasi dengan crew teknis yang lain.
e. Melakukan hunting lokasi untuk mendapatkan gambaran penempatan
pencahayaan yang tepat.
f. Mendata keperluan peralatan teknis yang dibutuhkan pada saat produksi
Dalam program drama tv ini penulis menyiapkan 1 lampu yaitu LED
15inc. alasan memilih lampu LED karena mudah untuk dibawa kemana saja.
3.8.2. Produksi
Dalam proses produksi selain memerhatikan penataan cahaya, seorang
penata cahaya harus memerhatikan pencahayaan yang sesuai berdasarkan Floor
Plane.
Selain itu, tugas penata cahaya saat produksi antara lain:
a. Mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk kelengkapan
pencahayaan lokasi.
b. Mengoperasikan perlengkapan peralatan lighting dengan baik dan benar
sesuai dengan bloking lighting yang telah dibuat pada saat Pra Produksi
agar didapat hasil yang memuaskan.
289
c. Melakukan komunikasi dan kordinasi dengan sutradara dan crew teknis
yang lain agar tidak terjadi kesalahan pahaman.
d. Menguasai secara teknis setiap peralatan lighting yang dipakai dan selalu
bersiap jika terjadi gangguan teknis.
e. Memberikan koreksi dan masukan kepada sutradara jika diperlukan.
f. Melakukan pengaturan pencahayan pada setiap adegan sesuai tuntutan
naskah.
g. Mengembalikan dan merawat peralatan lighting yang telah dipakai ke
tempat semula.
Pada tahap produksi penulis diberikan pengarahan dari seorang
sutradara tentang rencana visual atau tata letak lighting serta mood yang
diinginkan sutradara. Secara sistematis rencana ini dibuat kedalam
breakdown script . Dengan breakdown script memudahkan semua element
crew dalam bekerja nantinya. Sutradara mendiskusikan blocking lighting dan
mood seperti apakah yang harus dibuat.
Penulis selalu berkerja sama dengan sutradara dan kameramen.
penggunaan tripod dalam peletakan lampu sangat penting bagi penata cahaya.
Walaupun terkesan membutuhkan tenaga, butuh tempat, dan terkesan rumit.
Penggunaan tripod memberikan dampak yang besar pada kualitas cahaya.
Agar dapat cahaya yang statis dan stabil.
Dalam produksi program drama televisi tugas akhir ini, kami
menghabiskan waktu 3 hari shooting di daerah Depok Jawa Barat. Tata letak
pencahayaan sangatlah penting . Penambahan alat seperti Lampu Hannoch
sangat penting untuk penulis.
290
Penulis dalam hal ini juga memperhatikan perbandingan Hi Light
(bagian ruang yang paling terang) dan shade (bagian yang tergelap) agar
tidak terlalu tinggi atau biasa disebut Hight Contrast. Perlu memperhatikan
karakteristik tata cahaya dalam kaitannya dengan kamera yang digunakan.
Menjaga semua peralatan cahaya yang digunakan dan berkerjasama
dengan kameramen juga sutradara dalam penempatan lighting agar sesuai
dengan scene dan shoot yang diambil.
Penulis memperhatikan hal-hal yang bersifat teknis dalam produksi
drama yaitu dengan memperhatikan arah cahaya dari pencahayaan yang
bergantung pada ketinggian dan sudut dari cahaya tadi arah pencahayaan ini
biasanya disebut sebagai down angle dan up angle akan menghasilkan
pencahayaan yang lazim
penulis juga menggunakan tiga dasar penyinaran (lighting basic) yaitu:
1. Key light
Sinar utama yang ditunjukan kepada subjek dan akan menimbulkan
bayangan. Penempatannya pada sudut 30 derajat sampai 45 derajat
kesamping kanan atau kiri nose line.
2. Fill light
Digunakan untuk menerangi atau menghilangkan bayangan yang
ditimbulkan oleh key light.
3. Back light
Berfungsi untuk memisahkan objek dari background dengan membentuk
batasan cahaya pada pundak dan kepala objek.
Penulis dan crew sepakat menggunakan 1 jenis lighting untuk program
drama televisi, yaitu:
291
1. Led video light 15inc Bi-color 85watt ( 2 buah )
3.8.3. Pasca Produksi
Pada pasca produksi penulis merawat semua equipment yang telah
dipakai, agar dapat beroperasi pada saat pengembalian kepada pihak
penyewa.
Penulis akan me-review hasil gambar untuk melihat penataan cahaya
yang telah di produksi, menganalisa hasil akhir gambar dan mendata
kekurangan dari gambar yang telah diambil. Terakhir penulis mengevaluasi
hasil akhir gambar
3.8.4. Peran dan Tanggung Jawab Penata Cahaya
Dalam proses produksi drama televisi “Bakh Di Ujung Tua” penulis
penata cahaya seperti profesi lainnya, penata cahaya sebagai bagian dari crew
produksi film dan televisi mempunyai tugas serta tanggung jawab yang
spesifik. Pada umumnya seorang penata cahaya tidak bekerja sendiri (kecuali
untuk hal tertentu), dan secara umum tugas serta tanggung jawab penata
cahaya meliputi :
a. Berdiskusi dengan produser serta sutradara, membahas tentang rencana
produksi.
b. Mempelajari Naskah.
c. Menginterplementasikan sebuah adegan atau scene.
d. Memberi masukan bagaimana agar bisa mendapatkan mood pencahayaan
yang baik.
292
e. Memilih peralatan lighting serta penunjangnya.
f. Bekerjasama dengan sutradara dan kameramen.
g. Melakukan set lighting atau blocking lighting sesuai keinginan sutradara.
3.8.5. Proses Lembar Kerja Penata Cahaya
Program nondrama televisi ini merupakan tugas akhir ( TA ) yang
menjadi syarat kelulusan dari kampus Universitas Bina Sarana Informatika.
Dalam tugas drama tv ini, penulis memegang jabatan sebagai penata cahaya.
Segala hal yang berkaitan dengan pencahayaan adalah tanggung jawab
penulis. Penulis mencoba dengan kemampuan yang penulis miliki, penulis
sudah berusaha semaksimal mungkin agar program drama tv ini dapat tercipta
sesuai dengan apa yang diinginkan tim produksi.
Konsep Kreatif
Mengenai konsep kreatif program drama tv, penulis sebagai penata
cahaya bertugas menata cahaya dan seorang penata cahaya harus punya
gambaran yang sesuai dengan apa yang telah naskah buat. Setelah penulis
naskah membuat dan disetujui oleh produser dan sutradara yang
kemudian dibaca. Pada saat itu penulis dan sutradara memikirkan
penataan cahaya yang baik.
Penulis juga membayangkan konsep lighting yang sesuai dengan
tema romance, agar membuat penonton tidak jenuh pada saat menonton.
Saat penulis membaca naskah dan membayangkan cahaya yang natural
293
dan sebelum produksi penulispun mencari referensi-referensi peletakan
lighting dalam film.
Konsep produksi
Pada proses ini penulis menyiapkan dan memastikan peralatan yang
akan dipakai pada saat shooting. Pada konsep ini penata cahaya berusaha
menyesuaikan segala bentuk teknik penataan cahaya dengan tetap
mengacu pada director treatment. Mulai dari peletakan lighting, sudut
peletakan lighting sesuai dengan treatment yang telah disepakati
sutradara.
Dari treatment tersebut penata cahaya berkerja sama dengan penata
artistik dan kameramen untuk keselarasan gambar terhadap gambar
dilokasi. penulis mengecek alat yang digunakan seperti mengecek baterai
lampu LED sudah terisi penuh dan penulis mempersiapkan segala hal
yang bersangkutan dengan lighting, meletakan lighting dengan sesuai
strategi.Penulis juga menyiapkan alat pendukung seperti binder clip, c-
stand dan filter-filter yang digunakan.
Konsep teknis
Dalam program drama televisi penata cahaya harus memilih alat
yang tepat, penggunaan alat apa saja yang akan digunakan agar tidak
terjadi kesalahan dalam masalah pencahayaan. Dalam program ini
penulis untuk teknis dalam penulis sebagai penata cahaya memilih
menggunakan LED alasan penulis memilih LED melihat dari sisi teknis
nya yaitu LED yang mudah dibawa.
294
3.8.6. Kendala Produksi Dan Solusinya
Kendala yang penulis alami sebagai penata cahaya saat dilokasi
adalah:
1. Tripod mengalami masalah pada pengencangnya
mengakibatkan tidak stabil saat digunakan.
2. Batrei LED tidak bisa di charge.
Solusinya adalah:
1. Mengganjal bagian tiang tripod dengan lakban agar bisa stabil.
2. Memakai apdaptor langsung ke listrik.
3.8.7. Lembar Kerja Penata Cahaya
a. Konsep penata cahayaan
Penulis sebagai penata cahaya dalam karya ini adalah membuat cahaya yang
sesuai dengan kebutuhan yang diarahkan sutradara. Penulis selalu berkerja
sama dengan crew. Penata cahaya harus bisa membuat program drama
televisi ini menjadi lebih menarik dari segi pencahayaan. Penulis
menggunakan 1 jenis lampu yaitu led.
295
III.20 LIGHTING SHEET
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah P
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi Andreansyah
Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan R
No Scene Shot Key light Back light Fill light Notes
1 1 1 - - - Di scene ini, saya sebagai penulis
menggunakan cahaya langsung dari matahari
karena cahaya matahari saya rasa cukup
tanpa menambah lighting lagi
Di scene ini memakai polyfoam untuk
memantulkan cahaya matahari
2 - - -
3 - - -
2 2 1 - - Led 15inc 85watt Di scene ini, saya sebagai penulis memakai
LED untuk menambah cahaya dari matahari
296
karena lokasi ini kurang terang kalau hanya
dengan sinar matahari
3 3 1 - - - Di scene ini, saya sebagai penulis tidak
memakai tambahan lighting karena sudah
cukup cahaya dari sekitar
4 4 1 Hannoch - - Di scene ini, saya sebagai penulis hanya
memakai lampu hannoch karena cahayanya
sudah cukup
5 5 1 Hannoch - Led 15inc 85watt Di scene ini, saya sebagai penulis
menggunakan cahaya hannoch dipasang di
atas untuk key light dan LED untuk
menambah kesan malam didalam kamar
2 Hannoch - Led 15inc 85watt
6 6 1 Hannoch - - Di Scene ini, saya sebagai penulis hanya
297
2 Hannoch - - memakai hannoch karena cahaya sudah
cukup
7 7 1 Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt - Di scene ini, saya sebagai penulis memakai
LED dan kertas kalkir untuk menambah
kesan sedang menonton televisi
2 Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt -
3 Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt -
4 Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt -
8 8 1 Led 15inc 85watt - - Di scene ini, saya sebagai penulis memakai
LED untuk menambah cahaya ke wajah
Kusnoyo
2 Led 15inc 85watt - -
9 9 1 - - - Di scene ini, saya sebagai penulis tidak
memakai cahaya karena sudah cukup cahaya
dari matahari
10 10 1 Hannoch Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt Di scene ini saya sebagai penulis ingin
298
2 Hannoch Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt memberi cahaya pada set ruang tamu
3 Hannoch Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt
4 hannoch Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt
11 11 1 - - - -
12 12 1 Hannoch Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt -
2 Hannoch Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt -
13 13 1 - - - -
2 - - - -
3 - - - -
14 14 1 Hannoch - - -
2 Hannoch - - -
3 Hannoch - - -
4 Hannoch - - -
15 15 1 Led 15inc 85watt - Led 15inc 85watt Di scene ini, saya sebagai penulis
299
2 Led 15inc 85watt - Led 15inc 85watt menggunakan LED untuk menambah cahaya
pada ruang sekitar dan wajah kusno dan
membuat kesan pagi hari
3 Led 15inc 85watt - Led 15inc 85watt
4 Led 15inc 85watt - -
5 Led 15inc 85watt - Led 15inc 85watt
6 Led 15inc 85watt - -
16 16 1 Led 15inc 85watt - Led 15inc 85watt Di scene ini, saya sebagai penulis memakai
LED di luar ruangan untuk menambah kesan
cahaya malam hari
17 17 1 Hannoch Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt Di scene ini, saya sebagai penulis ingin
memberi cahaya pada set ruang tamu 2 Hannoch Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt
3 Hannoch Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt
4 Hannoch Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt
18 1 Led 15inc 85watt - Led 15inc 85watt Di scene ini, saya sebagai penulis
menggunakan LED untuk menambah cahaya
300
didalam kamar mandi
19 1 Hannoch - - -
20 1 Hannoch - - Di scene ini, saya sebagai penulis
menggunakan hannoch untuk menambah
cahaya di ruang makan
2 Hannoch - -
3 Hannoch - -
21 1 Hannoch Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt Di scene ini, saya sebagai penulis ingin
memberi cahaya pada set ruang tamu 2 Hannoch Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt
3 Hannoch Led 15inc 85watt Led 15inc 85watt
22 1 Led 15inc 85watt - -
Di scene ini, saya sebagai penulis
menggunakan LED untuk menambah cahaya
didalam kamar mandi
2
Led 15inc 85watt
- -
23 1 Hannoch - -
Di scene ini, saya sebagai penulis 2 Hannoch - -
301
3 Hannoch - - menggunakan hannoch untuk menambah
cahaya di ruang makan 4 Hannoch - -
14
FLOOR PLAN LIGHTING
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A
Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan
SET WARUNG, Scene 2, 8, 9
Gambar III.68
Etelase
bas
ko
m
Meja
B
P
I
N
T
U
LED
14
FLOOR PLAN LIGHTING
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A
Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan
SET TERAS RUMAH. SCENE. 11, 13
Gambar III.69
P I N T U
WA
RU
NG
P I N
T U
MEJA
14
FLOOR PLAN LIGHTING
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A
Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan
SET RUANG TAMU. SCENE, 10, 12, 17, 21,
Gambar III.70
BANGKU
BA
NG
KU
SOFA
MEJA
P I n t u
B U F F E D
P I N
T U
HA
NN
OC
LE D
LED
LED
LE D
LE D
14
FLOOR PLAN LIGHTING
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A
Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan
SET RUANG TV. SCENE. 7,15,
B U F F E D
TV
S O U
N D
S O U
N D
K A
R P
E T
P
I
N
T
U
LE
D
J
E
N
D
E
L
A
14
FLOOR PLAN LIGHTING
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A
Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan
SET KAMAR KUSNOYO, SCENE. 5, 16, 19, 20,
Gambar III.72
MEJA
T E M P
A T T I D
U
L E M A R I
LAM
PU
J E N D E L A
J E N D
E L A
P I N
T U
HA
NN
OC
14
FLOOR PLAN LIGHTING
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A
Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan
SET RUANG MAKAN SCENE. 14, 20, 23,
Gambar III.73
M E J A M A K A N
P I N T U
P I N T U
P I N
T U
R A K P I R I N G
HA
NN
OC
14
FLOOR PLAN LIGHTING
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A
Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan
SET RUANG KAMAR MANDI SCENE, 18, 22,
Gambar III.74
KOLAM AIR
SUMUR
LE
D
LE
D
14
FLOOR PLAN LIGHTING
Production Company : Aswana Baksya Produser : Destyani Indah
Project Title : Bakh Di Ujung Tua Director : Anggi A
Durasi : 24 Menit Lightingman : Muflih Zakwan
SET RUANG DAPUR SCENE, 4,6
Gambar III.75
K A M A R M A N D I
J E N D
E L A
R A K P. R A K P.
P I N T U
K O
M P
O R
G A
S
P I
N T
U
HA
NN
OC
14
SPESIFIKASI PERALATAN PENATA CAHAYA
Gambar III.77
Gambar III.78
14
Gambar III.79
LED Video Light 15 Inch Bi-Color (Viltrox VL D85T)