Download - Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt
-
7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt
1/23
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerja Gilir
a. Pengertian Kerja GilirKerja gilir adalah suatu pengaturan jam kerja yang menggunakan dua atau lebih
kelompok gilir pekerja dalam rangka memperluas jam kerja melebihi jam kerja
kantor yang konvensional. Konsep umum untuk jam kerja normal adalah selama
delapan jam kerja yang terjadi selama siang hari sedangkan jadwal kerja diluar
kerja normal dinyatakan sebagai kerja abnormal atau tidak biasa (Wallace, 2002).
Pendekatan secara konvensional pada kerja gilir adalah membagi hari secara sama
dalam tiga periode dengan interval waktu delapan jam yaitu siang hari, sore
hingga malam hari dan jam tengah malam (Dewi,2006).
Jenis jenis waktu kerja ada empat kelompok besar, yaitu:
a. Kerja siang : meliputi periode bekerja antara pukul 07.00 hingga pukul15.00
b. Jam kerja berpindah tetap, seseorang yang bekerja pada salah satu dariwaktu gilir, yaitu:
- Gilir pagi : yaitu pukul 07.00 s/d pukul 15.00- Gilir sore : yaitu pukul 15.00 s/d pukul 23.00- Gilir malam : yaitu pukul 23.00 s/d pukul 07.00
-
7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt
2/23
9
c. Kerja gilir rotasi : meliputi pergantian atau selang seling dari waktu gilir ,bias kerja gilir atau hanya dua gilir
d. Kerja roster : sama dengan kerja bergilir rotasi akan tetapi kurang teraturdan lebih fleksibel
Ada beberapa sistem kerja gilir yang biasa digunakan di seluruh dunia .
Klasifikasi yang biasa dipakai adalah :
a. Sistem gilir tetap (permanen) : yaitu sistem gilir dimana orang bekerjapada jam kerja gilir tertentu dengan periode yang panjang
b. Sistem gilir yang berputar : yaitu sistem gilir dimana orang bekerja dalamtipe gilir yang berbeda.
Terdapat tiga tipe sistem gilir yang termasuk sistem gilir yang berputar
adalah :
- Putaran cepat : yaitu selama 1 sampai 4 hari dengan pola kerja 2 kali pagi,2 kali siang, 2 kali malam dan 2 hari libur. Disebut juga sistem
metropolitan
- Putaran lambat : yaitu 1 minggu gilir malam, 1 minggu gilir pagi, 1minggu sore dan libur dengan jumlah hari tertentu.
- Gilir tetap : Sistem gilir dimana pekerja, bekerja pada jam kerja gilirtertentu dengan periode yang panjang.
Arah putaran gilir dapat searah jarum jam (pagi-sore-malam) dan
berlawanan dengan arah jarum jam (pagi-malam-sore)
c. Sistem gilir tidak kontinyu, biasanya mencakup kurang dari 7 hari, biasmencakup sampai akhir minggu tetpi bias juga tidak
d. Sistem gilir kontinyu, sampai akhir minggu tetap bekerja
-
7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt
3/23
10
Dalam merencanakan jadwal kerja gilir maka faktor - fakrtor tersebut dibawah ini
harus mempertimbangkan, yaitu :
a. Lama KerjaILO (International Labour Organisation) merekomendasikan untuk kerja
gilir malam dibatasi hanya 8 jam.
b. Jumlah gilir malamBila panjangnya seri kerja gilir malam yang dilaksanakan lebih dari 4 hari
akan menjadi beban yang berat sekali. Dalam studi lapangan dibuktikan
bahwa terdapat perbaikan tingkat kewaspadaan dan kesehatan secara
umum ketika pada pekerja gilir tujuh hari putaran diganti dengan 2-3 hari
putaran
c. Arah rotasiArah rotasi searah jarum jam yaitu pagi-sore-malam harus lebih banyak
daripada rotasi berlawanan arah jarum jam. Terbuki bahwa perubahan arah
rotasi dari berlawanan jarum jam menjadi searah jarum jam dapat
meningkatkan hasil produksi dan kondisi kesehatan pekerja.
d. Siklus rotasiDirekomendasikan bahwa rotasi gilir harus jangka pendek. Sebaiknya gilir
malam diikuti segera dengan istirahat penuh selama 24 jam. Seperti
ditunjukan dalam table di bawah ini.
Untuk rotasi gilir jangka pendek, sistim rotasi yang biasa dipakai di United
Kingdom yaitu sistim 2-2-2 (metropolitan rota) dan sistim 2-2-3 (contimental
rota). Pada sistim 2-2-2 bebas akhir pekan (sabtu atau minggu) datang hanya satu
-
7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt
4/23
11
kali dalam 8 minggu dan pada sistim 2-2-3 bebas akhir pecan terjadi setiap 4
minggu (Sofrina, 2004).
Di Indonesia, sistem gilir yang banyak digunakan adalah dengan pengaturan jam
kerja secara bergilir mengikuti pola 5-5-5 yaitu lima hari kerja gilir pagi (07.00-
15.00), lima harikerja gilir sore (15.00-23.00) dan lima hari kerja gilir malam
(23.00-07.00) diikuti dengan dua hari libur pada setiap akhir kerja gilir (Dewi,
2006)
b. Dampak Kerja GilirSofrina (2004) mengemukakan bahwa sistem kerja gilir terdapat dampak positif
dan dampak negatif. Dampak positifnya adalah memaksimalkan sumber daya
yang ada, memberikan lingkungan kerja yang sepi khususnya kerja gilir malam
dan memberikan waktu libur yang banyak. Sedangkan dampak negatifnya adalahpenurunan kinerja, keselamatan kerja dan masalah kesehatan.
Tidak semua orang dapat menyesuaikan diri dengan sistem kerja gilir karena
membutuhkan banyak sekali penyesuaian waktu, seperti waktu tidur, waktu
makan dan waktu berkumpul bersama keluarga. Secara umum, semua fungsi
tubuh berada dalam keadaan siap digunakan pada siang hari. Sedangkan pada
malam hari adalah waktu untuk istirahat dan pemulihan sumber energi. Monk
mengatakan, individu yang tergolong tipe siang mengalami kesulitan dalam
menyesuaikan diri dengan kerja gilir malam. Individu dengan tipe siang adalah
individu yang bangun tidur lebih pagi dan tidur malam lebih awal dari rata-rata
populasi.(Sofrina, 2004)
-
7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt
5/23
12
Kerja gilir dan kerja malam hari merupakan kondisi yang dapat menghambat
kemampuan adaptasi pekerja baik dari aspek biologis maupun sosial. Kerja gilir
malam berpengaruh terhadap kesehatan fisik, mental, menganggu irama
sirkadian, waktu tidur dan makan, mengurangi kemampuan kerja dan
meningkatkan kesalahan dan kecelakaan kerja, menghambat hubungan sosial dan
keluarga.
Irama sirkadian adalah proses-proses yang saling berhubungan yang dialami tubuh
untuk menyesuaikan perubahan waktu selama 24 jam (Tayyari dan Smith, 2004),
sehingga seseorang akan terganggu jika terjadi perubahan jadwal kegiatan seperti
pada kerja gilir karena irama sirkadian atau jam biologis tubuh tidak mampu
mengatasi perubahan situasi yang ada. Ada kecenderungan meningkatnya
kecemasan dan agresivitas pada akhir suatu kerja gilir. Tambahan durasi kerja
gilir (extended-duration shift), yang didefinisikan bekerja lebih dari 24 jam terus
menerus, akan meningkatkan tingkat kesalahan. Lima kali tambahan durasi kerja
gilir per bulan akan meningkatkan kelelahan sampai 300% dan berakibat fatal
(Dewi, 2006).
c.
Hubungan Kerja Gilir dengan Kesehatan
Kerja gilir dapat mempengaruhi kesehatan. Tubuh disinkronkan dengan siang dan
malam oleh ritme sirkadian. Seseorang yang bekerja malam atau mulai hari kerja
sebelum jam 6 pagi, berjalan bertentangan dengan ritme sirkadian. Hal ini dapat
menyebabkan masalah kesehatan.(Tjita, 2002)
-
7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt
6/23
13
Didi Purwanto menemukan prevalensi insomnia (sulit tidur) 48,1% dimana
prevalensi pada pekerja gilir hampir dua kali lebih tinggi dibandingkan pekerja
non gilir. Kondisi sulit tidur akan sangat mengganggu. Umumnya orang
membutuhkan sekitar 6-8 jam tidur dalam sehari, kondisi ini sulit tercapai pada
pekerja yang mengalami gangguan tidur akibat kerja gilir. Pada orang yang
bekerja di malam hari sampai pagi hari, tubuh tidak mengikuti polanya untuk tidur
tetapi terus diusahakan terjaga. Pada saat ingin tidur di pagi hari, tubuh tidak
melihat adanya sinkron dengan lingkungan yang sudah terang. Kondisi
'kebingungan' tubuh inilah yang memicu adanya suatu gangguan tidur yang terkait
dengan kerja gilir.Pada saat jam kerja seseorang tidak sesuai dengan irama
sirkadiannya, tubuh orang tersebut akan dipaksa untuk tidur saat jam terjaga dan
pada saat jam kerja justru dia akan mengantuk. Jika sudah timbul gejala-gejala
seperti susah tidur, sakit kepala, rasa lelah saat bangun tidur, mudah tersinggung,
berkurangnya kewaspadaan, dan sulit berkonsentrasi merupakan tanda mengalami
gangguan tidur. Kondisi yang sering diungkapkan oleh penderita biasanya adalah
kesulitan tidur saat jam kerja berakhir atau merasa mengantuk tetapi tidak bisa
jatuh tertidur.
Gangguan pencernaan lebih sering terjadi pada pekerja dengan kerja gilir.
Keluhan umum adalah sembelit dan diare. Studi kasus di Swedia menunjukkan
bahwa ulkus peptik (luka pada lambung) lebih sering pada pekerjaan dengan kerja
gilir dan yang bekerja malam hari seperti supir taksi, pengemudi truk, pedagang
keliling, pekerja pabrik, tukang pos. Prevalensi ulkus lambung 2,38% pada
pekerja shift dibandingkan dengan 1,03% pada pekerja tanpa kerja gilir.
-
7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt
7/23
14
Pekerja gilir memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena penyakit kardiovaskular
dibandingkan dengan pekerja tidak kerja gilir. Studi di Denmark melaporkan
adanya peningkatan risiko kanker payudara pada perempuan usia 30-54 tahun
yang bekerja di malam hari seperti pramugari, perawat, penyiar dan operator
telepon. Theorell dan kerstedt menunjukkan bahwa serum konsentrasi kalium,
asam urat, gula darah, kolesterol dan kadar lemak total meningkat selama bekerja
malam hari. Koller dkk di Austria menemukan prevalensi penyakit metabolik
3,5% pada pekerja gilir, dan 1,5% pada pekerja tidak gilir. Prevalensi diabetes
(kencing manis) ditemukan meningkat dengan meningkatkan paparan kerja gilir.
Pada kehamilan, menunjukkan adanya hubungan antara kerja gilir dengan bayi
lahir rendah, kelahiran prematur, peningkatan risiko keguguran dan menstruasi
yang tidak teratur. Para pekerja gilir malam juga beresiko mengalami kanker.
Pada saat tidur, kadar sel-sel pembunuh alami dalam darah sangat tinggi. Ini
adalah sel penguat daya tahan tubuh, termasuk dari serangan sel tumor atau
kanker. (Tjita, 2002).
Dari beberapa penelitian, menemukan bahwa faktor manusia menempati posisi
yang sangat penting terhadap terjadinya kecelakaan kerja yaitu antara 80-85%.
Salah satu penyebabnya adalah kelelahan akibat gangguan tidur yang dipengaruhi
oleh kekurangan waktu tidur dan ganguan irama sirkadian akibat kerja gilir (Tjita,
2002).
Tjita(2002) menyatakan bahwa pekerja gilir malam memiliki resiko 28% lebih
tinggi mengalami cidera atau kecelakaan. Empat kecelakaan terbesar pusat listrik
-
7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt
8/23
15
tenaga nuklir disebabkan oleh faktor manusia pada waktu permulaan kerja gilir
pagi.
Survei pengaruh kerja gilir terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang
dilakukan Smith , melaporkan bahwa frekuensi kecelakaan paling tinggi terjadi
pada akhir rotasi kerja gilir (malam) dengan rata-rata jumlah kecelakaan 0,69%
per tenaga kerja (Sofrina, 2004).
B. Gula Daraha. Pengertian Gula Darah
Gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa dalam
darah. Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum diatur ketat
dalam tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama
energi untuk sel-sel tubuh. Umumnya tingkat gula dalam darah bertahan
pada batas-batas 4-8 mmol/L/hari (70-150 mg/dl), kadar ini meningkat
setelah makan dan biasanya berada pada level terendah di pagi hari
sebelum orang-orang mengkonsumsi makanan (Harper, 2003).
b.Kadar Gula DarahKadar gula darah sepanjang hari bervariasi dimana akan meningkat setelah
makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang
normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110
mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada
2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung gula maupun
karbohidrat lainnya (Jayanti, 2010)
-
7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt
9/23
16
Kadar gula darah yang normal cenderung meningkat secara ringan tetapi
bertahap setelah usia 50 tahun, terutama pada orang-orang yang tidak aktif
bergerak. Peningkatan kadar gula darah setelah makan atau minum
merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin sehingga mencegah
kenaikan kadar gula darah yang lebih lanjut dan menyebabkan kadar gula
darah menurun secara perlahan (Jayanti, 2010)
Patokanpatokan yang dipakai di Indonesia adalah :
1. Kriteria diagnosis untuk gangguan kadar gula darah.
Pada ketetapan terakhir yang dikeluarkan oleh WHO dalam petemuan
tahun 2005 disepakati bahwa angkanya tidak berubah dari ketetapan
sebelumnya yang dikeluarkan pada tahun 1999, yaitu:
Tabel I. Kriteria diagnosis untuk gangguan kadar gula darah
Metode Kadar Gula Darah
Pengukuran Normal DM IGT IFG
Gula darah
< 6,1mmol/L 7,0 mmol/L < 7.0 mmol/L
< 6,1mmol/L
Puasa
(Fasting
Glucose)
(
-
7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt
10/23
17
2. Kadar gula darah normal (Normoglycaemia)
Normoglycaemia adalah kondisi dimana kadar glukosa darah yang ada
mempunyi resiko kecil untuk dapat berkembang menjadi diabetes atau
menyebabkan munculnya penyakit jantung dan pembuluh darah
3. IGT (Impairing Glucose Tolerance)
IGT oleh WHO didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang
mempunyai resiko tinggi untuk terjangkit diabetes walaupun ada kasus
yang menunjukkan kadar gula darah dapat kembali ke keadaan normal.
Seseorang yang kadar gula darahnya termasuk dalam kategori IGT juga
mempunyai resiko terkena penyakit jantung dan pembuluh darah yang
sering mengiringi penderita diabetes. Kondisi IGT ini menurut para ahli
terjadi karena adanya kerusakan dari produksi hormon insulin dan
terjadinya kekebalan jaringan otot terhadap insulin yang diproduksi.
4. IFG (Impairing Fasting Glucose)
Batas bawah untuk IFG tidak berubah untuk pengukuran gula darah
puasa yaitu 6.1 mmol/L atau 110 mg/dL. IFG sendiri mempunyai
kedudukan hampir sama dengan IGT. Bukan entitas penyakit akan
tetapi sebuah kondisi dimana tubuh tidak dapat memproduksi insulin
secara optimal dan terdapatnya gangguan mekanisme penekananpengeluaran gula dari hati ke dalam darah.
c. Metode Pengukuran Kadar Gula DarahMetode pengukuran kadar gula standar menggunakan bahan plasma darah
yang berasal dari pembuluh vena. Plasma darah adalah bagian cair dari
darah. Intinya adalah darah yang sudah tidak mengandung bahan-bahan
-
7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt
11/23
18
padat lagi seperti sel darah merah hematokrit dan yang lainnya. Pada alat
pengukur gula darah portabel yang banyak terdapat di pasaran, metode
mendapatkan plasma dari darah dengan melakukan penyaringan darah
yang diambil yang dilakukan oleh strip tempat menaruh sediaan darah
yang diambil. Pengukuran kadar gula darah sebaiknya dilakukan sesegera
mungkin setelah darah diambil dari vena. Pengukuran darah vena dan
kapiler pada saat puasa memberikan hasil yang identik pada saat puasa
tetapi tidak untuk pengukuran 2 jam setelah makan dimana hasil dari darah
kapiler menunjukkan nilai yang lebih tinggi.
Terdapat metode pemeriksaan kadar gula darah lainnya yang dapat
membantu menentukan pengelompokan gangguan kadar gula darah yaitu
OGTT (Oral Glucose Tolerance Test= Tes Toleransi Glukosa Oral ). Hal
ini penting disebutkan karena tes glukosa darah puasa saja mempunyai
nilai kegagalan untuk mendeteksi diabetes yang telah diderita sebelumnya
sebesar 30% OGTT merupakan metode pengukuran yang dapat
mengidentifikasi kondisi IGT secara akurat OGTT diperlukan untuk
memastikan seseorang mengalami gangguan toleransi glukosa yang tidak
terdeteksi dan juga berarti mengeluarkan orang tersebut dari kecurigaan
yang ada. Tes OGTT disarankan untuk dilakukan pada seseorang yang
memiliki kadar gula puasa 6.16.9 mmol/L atau 110125 mg/dL untuk
menentukan kepastian status toleransi glukosanya.
Adapun prosedur Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) adalah sebagai
berikut:
-
7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt
12/23
19
- Tiga hari sebelum tes, pasien harus mendapatkan diet karbohidrat yangadekuat, minimal 150 gram per hari dengan aktivitas fisis yang normal.
- Pasien dipuasakan selama 1016 jam sebelum pemeriksaan dimulaikecuali untuk pasien yang dilakukan TTGO dengan indikasi
hipoglikemia.
- Dalam keadaan basal diperiksa kadar glukosa plasma, insulin serum,serta glukosa dan keton urin.
- Selanjutnya pasien diberi glukosa oral 1,75 g/kgBB maksimal 75 gramyang dilarutkan dalam 200 ml air dan diminum dalam waktu 510
menit.
- Selama tes, pasien tetap dalam keadaan tidur atau duduk.- Pengambilan darah vena kembali dilakukan pada menit ke 30, 60, 90
dan 120.
Interpretasi hasil dari TTGI tersebut sebagai berikut :
Penilaian hasil Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)
Kadar glukosa darah dianggap normal bila :
- Kadar glukosa darah puasa
-
7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt
13/23
20
WHO juga menggunakan istilahIntermediate Hyperglycaemia untuk
menggambarkan kadar gula dalam darah antara normal dan diabetes (IFG
dan IGT) karena WHO bermaksud menghilangkan stigma diabetes
terhadap orang yang tidak memenuhi kriteria untuk dikatakan memiliki
kondisi diabetes dan juga menekankan bahwasanya kondisi intermediate
glycaemia ini masih dapat kembali ke kondisi normal.
WHO mendefinisikan diabetes sebagai kondisi dimana terdapat kenaikan
kadar gula dalam darah yang berimplikasi meningkatnya faktor resiko
terhadap penyakit yang didasari karena kerusakan pembuluh darah kecil
dan besar serta berkurangnya kualitas hidup seseorang.
Dari definisi ini, kita dapat mengambil sebuah kesimpulan sederhana
bahwa batasan yang dibuat WHO untuk menentukan seseorang diabetes
atau tidak mengambil pertimbangan besar kecilnya kemungkinan muncul
penyakit pembuluh darah dan jantung dari kondisi kadar gula darah
seseorang. Pada kondisi dimana seseorang memiliki kadar gula darah
dibawah batas kadar gula darah diabetes maka orang tersebut aman dari
kemungkinan faktor resiko yang dapat timbul seandainya kondisi berada di
dalam wilayah batas diabetes (Iswantoro, 2009).
d.Cara Pengukuran Kadar Gula DarahGlukosa dapat diukur dalam darah atau serum keseluruhan, yaitu plasma.
Secara historis, nilai glukosa darah diberikan dalam hal seluruh darah,
namun sebagian besar laboratorium sekarang mengukur dan melaporkan
tingkat glukosa serum. Karena sel darah merah (eritrosit) memiliki
-
7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt
14/23
21
konsentrasi yang lebih tinggi protein (misalnya, hemoglobin) daripada
serum, serum memiliki kandungan air lebih tinggi dan glukosa akibatnya
lebih terlarut daripada darah. Untuk mengkonversi dari seluruh glukosa
darah, perkalian dengan 1,15 telah terbukti pada umumnya memberikan
tingkat serum / plasma (Price, 2005).
Pengumpulan darah dalam tabung untuk analisis kimia bekuan serum
memungkinkan metabolisme glukosa dalam sampel dengan sel darah
sampai dipisahkan dengan sentrifugasi. Sel darah merah, misalnya, tidak
memerlukan insulin untuk asupan glukosa dari darah. Lebih tinggi dari
jumlah normal jumlah darah putih atau merah sel dapat menyebabkan
glikolisis yang berlebihan di sampel dengan pengurangan substansial
tingkat glukosa jika sampel tidak diproses dengan cepat. Suhu lingkungan
di mana sampel darah disimpan sebelum pemusingan dan pemisahan
plasma / serum juga mempengaruhi kadar glukosa. Pada suhu lemari es,
glukosa tetap relatif stabil selama beberapa jam dalam sampel darah. Pada
suhu kamar (25 C), kehilangan 1 sampai 2% dari total per jam glukosa
harus diharapkan dalam sampel darah keseluruhan. Kehilangan glukosa
bawah kondisi ini dapat dicegah dengan menggunakan tabung Fluorida
(yaitu, abu-abu atas) sejak fluoride menghambat glikolisis. Namun,
seharusnya hanya digunakan ketika darah akan diangkut dari satu
laboratorium rumah sakit lain untuk pengukuran glukosa. Merah-atas
tabung pemisah serum juga melestarikan glukosa dalam sampel setelah
disentrifugasi mengisolasi serum dari sel (Price, 2005)
-
7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt
15/23
22
Perhatian khusus harus diberikan untuk menarik sampel darah dari lengan
yang berlawanan di mana garis intravena dimasukkan, untuk mencegah
kontaminasi dari sampel dengan cairan intravena. Atau, darah dapat
diambil dari lengan yang sama dengan infus setelah infus telah dimatikan
selama setidaknya 5 menit, dan lengan diangkat untuk menguras cairan
infus jauh dari vena (Price, 2005).
Arteri, kapiler dan darah vena memiliki kadar glukosa yang sebanding
dalam individu berpuasa. Setelah makan tingkat vena agak lebih rendah
dari darah kapiler atau arteri, sebuah perkiraan umum adalah sekitar 10%.
Dua metode utama telah digunakan untuk mengukur glukosa. Yang
pertama, masih digunakan di beberapa tempat adalah metode kimia
mengeksploitasi properti nonspesifik mengurangi glukosa dalam reaksi
dengan zat indikator yang berubah warna saat berkurang. Karena senyawa
darah lainnya juga memiliki sifat mengurangi (misalnya, urea, yang dapat
normal pada pasien uremik yang tinggi), teknik ini dapat menghasilkan
pembacaan yang salah dalam beberapa situasi (5 sampai 15 mg / dl telah
dilaporkan). Teknik yang lebih baru, menggunakan enzim khusus untuk
glukosa, kurang rentan terhadap jenis kesalahan ini. Dua enzim yang
paling umum digunakan adalah glukosa oksidase dan heksokinase.
(Hartono, 2007)
e. Glukometer (Easy Touch GCU Meter)
1. Pengertian Glukometer dan Easy Touch GCU Meter
-
7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt
16/23
23
Glukometer merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengetahui kadar
glukosa di dalam darah. Glukometri adalah teknik untuk mendapatkan nilai
konsentrasi glukosa dalam darah perifer atau sentral. Nilai pengukuran
dinyatakan dalam mg/dl atau mmol memiliki nilai klinis yang penting
untuk mengetahui adanya gangguan metabolisme seperti diabetes melitus,
denutrisi, dan beberapa gangguan lain seperti koma hiperosmolar, sindrom
malabsorbsi, dan hipoglikemia yaitu suatu keadaan dimana kadar glukosa
lebih rendah dari nilai kadar normal (King, 2010).
Easy Touch GCU Meter Blood glucose/Cholesterol/Uric Acid
Multifunction Monitoring System adalah alat yang dirancang untuk
memonitor kadar glukosa, kolesterol dan asam urat. Alat ini digunakan
untuk memonitor kesehatan bagi orang-orang yang menderita diabetes,
hiperkolesterolemia dan hiperuresemia (Users Manual Easy Touch GCU
Meter, 2009).
Gambar 3.Easy Touch GCU Meter, Anonim, 2011
-
7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt
17/23
24
2. Profil AlatEasy Touch GCUMeter
Glukometer :Easy Touch GCU Meter
Pembuat : Chiuan Rwey Enterprise
Prinsip Kerja : Bioensor
Kalibrasi : Plasma
Rentang Pengukuran : 20-600 mg/dL
Metode Pengambilan sampel : Tetes
Waktu tes glukosa : 10 detik
Jumlah sampel L : 4 L
Tipe Sampel : Darah Kapiler
Sumber Energi : Batre 1,5 V (AAA) x 2
Nomor seri : 3010C035087
Easy Touch GCU Blood glucose/Cholesterol/Uric Acid Multifunction
Monitoring System dikemas dalam sebuah tas kecil, di dalam kemasan
terdiri dari beberapa alat seperti :
Easy Touch GCU Meter Alat penusuk (lancet device) Tes strip glukosa, tes strip kolesterol dan tes strip asam urat Buku penggunaanEasy Touch GCU Buku catatan Lanset Dua buah batre AAA (1,5 V)
-
7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt
18/23
25
3. Prinsip Kerja Glukometer
Glukometer memiliki prinsip kerja biosensor. Biosensor pertama kali
diperkenalkan oleh Clark dan Lyson pada tahun 1962. Biosensor
merupakan gabungan dari bioreseptor dan transduser. Bioreseptor
merupakan alat yang digunakan untuk menyensor kehadiran konsentrasi
elemen biologi, misalnya, enzim, antibody, sel hidup, dan jaringan lainnya.
Perangkat transduser berfungsi untuk mengubah sinyal biokimia menjadi
sinyal listrik yang kemudian akan dibaca pada layar glukometer (Mayes,
2001).
Gambar 4. Prinsip kerja biosensor, Anonim, 2011
-
7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt
19/23
26
Gambar 5. Struktur Bioreseptor, Anonim, 2011
Gambar 6. Reaksi spesifik glukosa, Anonim, 2011
Menurut Whitaker (2009) untuk mengukur glukosa, terdapat tiga buah transduser
berbeda yang dapat digunakan yaitu :
1. Sensor oksigen, yang mengukur konsentrasi oksigen.2. Sensor PH, yang mengukur asam glukonik3. Sensor peroksidase, yang mengukur konsentrasi glukosa. Enzim glukosa
oksidase yang digunakan pada reaksi pertama menyebabkan sifat reaksi
spesifik untuk glukosa, khususnya B-D glukosa
-
7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt
20/23
27
Reaksi kimia :
Glukosa + O2 glukosa oksidase O-glukono--lakton + H2O2
Kadar glukosa
4. Langkah-langkah dalam MenggunakanEasy Touch GCU MeterHal-hal yang perlu diperhatikan sebelum menggunakanEasy Touch GCU
Meter :
Sebelum melakukan pengukuran glukosa darah selalu periksa kodenomor pada kartu yang sesuai dengan label nomor pada botol tes
strip, bila kode nomor pada kartu tidak sesuai maka hasil yang
didapatkan akan salah.
Menulis dan mengingat kapan pertama kali botol tes strip dibukakarena strip tes baik untuk digunakan 3 bulan setelah pertama kali
dibuka.
Langkah-langkah penggunaanEasy Touch GCU Meter dalam mengukur
kadar glukosa darah :
1. Memasukkan kode nomor glukosa yang sesuai dengan kode yangtertera pada botol tes strip glukosa ke dalam celah kode yang
berada di belakang alatEasy Touch GCU Meter.
2. Mengambil satu strip tes glukosa dari botol.3. Memasukkan strip tes glukosa ke dalam celah strip yang ada pada
alat, kemudian alat akan menampilkan nomor kode misalnya Glu
6005. Kemudian akan muncul simbol
-
7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt
21/23
28
4. Meremas jari yang akan ditusuk dengan lanset kemudianmengusapnya dengan menggunakan alkohol, kemudian
menusukkan lanset yang telah dimasukkan ke dalam alat penusuk
(lancet device ) ke jari.
5. Mengelap tetesan darah pertama kemudian teteskan tetesan darahberikutnya ke tes strip.
6. Kemudian akan terdengar bunyi Beep. Alat akan segeramenghitung mundur 10 detik, kemudian akan menampilkan
hasilnya di layar.
7. Mengecek nilai kadar glukosa dengan kadar normal glukosa yangada di botol strip tes.
8. Membuang strip tes yang telah digunakan
5. Kelebihan dan Kekurangan Glukometer
5.1Kelebihan Glukometer
Menurut Reinauer et al., (2002) beberapa kelebihan glukometer
diantaranya:
Presisi tinggi Tidak memerlukan proses pemipetan Menggunakkan darah kapiler Harga yang relatif murah Mudah digunakan
-
7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt
22/23
29
5.2Kekurangan Glukometer
Menurut Reinauer et al., (2002) beberapa kekurangan glukometer
diantaranya:
Interval pengukuran yang terbatas Ketidaktepatan pengukuran Kurangnya kompatibilitas dengan sampel kontrol Efek suhu menyebabkan hasil yang salah Lebih tinggi biaya bahan habis pakai Sampel darah yang dipakai harus cukup Alkohol dapat menyebabkan ketidakakuratan pengukuran Tes strip yang telah dibuka lebih dari 3 bulan maka akan
menyebabkan hasil tidak akurat
beberapa serat (larut atau tidak larut) adalah kimia karbohidrat. Makanan
juga umumnya mengandung komponen-komponen yang mempengaruhi
glukosa (gula dan lainnya) pencernaan; lemak, misalnya memperlambat
proses pencernaan, bahkan untuk konstituen seperti makanan mudah
ditangani sebagai pati. Menghindari efek makanan terhadap pengukuran
glukosa darah adalah penting untuk hasil yang dapat diandalkan karena
efek-efek yang sangat variabel.
f. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peningkatan Kadar Gula DarahFaktorfaktor yang mempengaruhi kenaikan gula darah antara lain :
- Kandungan serat dalam bahan makanan- Proses pencernaan
-
7/22/2019 Bab IIdan (Autosaved) Baru Bgt
23/23
30
- Cara pemasakan- Ada atau tidaknya zat anti terhadap penyerapan makanan sebagai zat
anti nutrient
- Waktu makan dengan kecepatan lambat atau cepat- Peka tidaknya makanan