Download - BAB II yang baru (Repaired).doc
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Lansia
1. Pengertian Lansia
Manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena
usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan
dan sosial (Undang–Undang no. 23 tahun 1992 tentang
kesehatan). Menurut Nugroho (2000) Lanjut usia adalah
seorang laki–laki dan perempuan yang telah mencapai
usia 60 tahun keatas.
Dapat disimpulkan lansia adalah seseorang yang
telah berusia 60 tahun dan merupakan tahap ahir dari
perkembangan kehidupan manusia.
2. Teori - teori penuaan
Teori–teori penuaan ada 2 jenis yaitu teori
biologis dan teori psikologis. Teori biologis meliputi
teori seluler, sintesis protein, sintesis imun, teori
pelepasan, teori aktivitas, dan teori berkelanjutan.
a. Teori Biologis
1) Teori seluler mengemukakan bahwa sel di program
hanya untuk membelah pada waktu yang terbatas
serta kemampuan sel yang hanya dapat membelah
dalam jumlah yang tertentu dan kebanyakan
diprogram membelah sekitar 50 kali. Jika sebuah
sel pada lanjut usia dilepas dari tubuh dan
9
9
dibiakkan dari laboratorium, lalu diobservasi,
jumlah sel yang akan membelah akan terlihat
sedikit, pembelahan sel lebih lanjut mungkin
terjadi untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan
sesuai dengan berkurangnya umur.
2) Teori sintesis protein mengemukakan bahwa proses
penuaan terjadi ketika protein tubuh terutama
kolagen dan elastin menjadi kurang fleksibel dan
kurang elastis. Pada lanjut usia, beberapa
protein di buat oleh tubuh dengan bentuk dan
struktur yang berbeda dari protein tubuh orang
yang lebih muda. Banyak kolagen pada kartilago
dan elastin pada kulit yang kehilangan
fleksibilitasnya serta menjadi tebal, seiring
dengan bertambahnya usia.
3) Teori sistem imun mengemukakan bahwa kamampuan
sistem imun mengalami kemunduran pada masa
penuaan dan mengakibatkan terjadinya peningkatan
infeksi, penyakit autoimun, dan kanker. Terdapat
juga perubahan yang progresif dalam kemampuan
tubuh untuk berespon secara adaptif
(Homeostasis), seiring dengan pengunduran fungsi
dan penurunan kapasitas untuk beradaptasi
terhadap stres biologis, dehidrasi, hipotermi,
dan proses penyakit akut dan kronik.
10
4) Teori Pelepasan. Teori ini memberikan pandangan
bahwa penyesuaian diri lanjut usia merupakan
suatu proses yang secara berangsur–angsur sengaja
di lakukan mereka dengan mengurangi aktivitasnya
untuk bersama–sama melepaska diri atau menarik
diri dari masyarakat.
5) Teori Aktivitas. Teori ini berlawanan dengan
teori pelepasan dimana teori ini berpandangan
bahwa walaupun lanjut usia pasti terbebas dari
aktivitas, tetapi mereka secara bertahap mengisi
waktu luangnya dengan melakukan aktivitas lain
sebagai kompensasi dan penyesuaian. dengan kata
lain sebagai orang yang telah berumur, mereka
meninggalkan bentuk aktivitas yang pasti dan
mengkompensasikan dengan melakukan banyak
aktivitas yang baru untuk mempertahankan hubungan
antara sitem sosial dan individu daru usia
pertengahan kelanjut usia.
6) Teori Berkelanjutan. Teori ini menjelaskan bahwa
sebagaimana dengan bertambahnya usia, masyarakat
berupaya secara terus menerus mempertahankan
kebiasaan, pernyataan, dan pilihan yang tepat
sesuai dengan dnegan kepribadiannya (Darmojo,
1999 dalam Watson, 2003).
11
3. Batasan Lansia
Dibawah ini dikemukakan bebrapa pendapat mengenai
batasan umur lanjut usia yaitu :
a. Menurut WHO yang dikatakan lanjut usia dibagi
dalam tiga kategori yaitu :
1) usia lanjut yaitu 60–74 tahun
2) usia tua yaitu 75–89 tahun
3) usia sangat lanjut yaitu lebih dari 90 tahun.
b. Menurut Depkes R.I (2000)
Departemen Kesehatan Republik Indonesia membagi
lanjut usia menjadi sebagai berikut :
1) Kelompok menjelang usia lanjut yaitu 45–54
tahun, keadaan ini dikatakan sebagai masa
virilitas.
2) Kelompok usia lanjut yaitu 55–64 tahun,
keadaan ini dikatakan sebagai masa presenium
3) Kelompok–kelompok usia lanjut yaitu lebih dari
65 tahun, keadaan ini dikatakan sebagi masa
senium.
c. Menurut Undang–Undang No. 13 tahun 1998
Batasan orang dikatakan lansia menurut
Undang–Undang No. 13 tahun 1998 adalah 60 tahun.
1) Kelompok lansia dini yaitu 55–64 tahun, yakni
kelompok yang baru memasuki lansia
2) Kelompok lansia 65 tahun keatas
12
3) Kelompk lansia resiko tinggi, yaitu lansia
yang berusia lebih dari 70 tahun.
4. Perubahan–perubahan yang terjadi pada lanjut usia
a. Perubahn fisik yang terjadi pada lanjut usia
Meliputi:
1) perubahan dari tingkat sel
Perubahan yang terjadi berupa lebih sedikit
jumlah sel, ukuran sel lebih besar,
berkurangnya jumlah cairan dalam tubuh dan
berkurangnya cairan intraselular, menurunnya
proporsi protein di otak, otot dan ginjal.
Disamping itu jumlah sel otak menurun, dan
terganggunya mekanisme perbaikan sel.
2) Sistem persarafan
Perubahan yang terjadi yaitu berat otak
menurun, cepatnya menurun hubungan persarafan,
lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi,
khususnya dengan stress, mengecilnya saraf
panca indra, dan kurang sensitif terhadap
sentuhan.
3) Sistem pendengaran
Perubahan yang terjadi berupa gangguan pada
pendengaran, hilangnya kemampuan (daya)
pendengaran pada telinga dalam, terutama
terhadap bunyi suara atau nada–nada yang
tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti
13
kata–kata, 50% terjadi pada lansia diatas 65
tahun. Terjadi pengumpulan serumen yang dapat
mengeras karena meningkatnya keratin.
4) Sistem penglihatan
Timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap
sinar, katarak yang menyebabkan gangguan
penglihatan. meningkatnya ambang, pengamatan
sinar daya adaptasi terhadap kegelapan lebih
lambat, dan susah melihat dalmam cahaya gelap,
hilangnya daya akomodasi.
5) Sistem kardiovaskuler
Elastisitas dinding aorta menurun, katub
jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan
jantung memompa darah menurun, kehilangan
elastisitas pembuluh darah, tekanan darah
meninggi akibat meningkatnya resistensi
pembuluh darah perifer.
6) Sistem pengaturan tempratur tubuh
Pada pengaturan suhu, hipotalamus dianggap
bekerja sebagai suatu thermostat, yaitu
menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran
terjadi karena berbagai faktor yang
mempengaruhi diantaranya apabila terjadi
hipotermia secara fisiologik ini akibat
metabolisme yang menurun, keterbatasan refleks
menggigil dan tidak dapat memproduksi panas
14
yang banyak sehingga terjadi rendahnya
aktivitas otot.
7) Sistem respirasi
Otot–otot pernapasan kehilangan kekuatan dan
menjadi kaku, menurunnya aktivitas dari silia,
paru–paru kehilangan elastisitas, alveoli
ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya
berkurang, CO2 pada arteri tidak berganti,
kemampuan untuk batuk berkurang, kemampuan
dinding dada dan kekuatan otot pernapasan akan
menurun seiring dengan bertambahnya usia.
8) Sistem gastrointestinal
Kehilangan gigi, indra pengecap menurun,
esophagus melebar, pada lambung rasa lapar
menurun, peristaltik usus melemah dan biasanya
timbul konstipasi, menciutnya ovari dan
uterus, atrofi payudara, selaput lender vagina
menurun, pada laki–laki masih dapat
memproduksi sperma dan berangsur–angsur
berkurang seiring bertambahnya usia.
9) Sistem genitourinaria
Pada ginjal nefron menjadi mengecil, fungsi
tubulus berkurang, kadar BUN meningkat, nilai
ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.
Vesika urinaria menjadi lemah, kapasitas
menurun sampai 200 ml atau menyebabkan
15
frekuensi berkemih meningkat, pada laki – laki
terjadi pembesaran prostat, atrovi vulva.
10) Sistem endokrin
Produksi dari semua hormon menurun, fungsi
paratiroid dan produksinya tidak berubah,
menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya BMR,
menurunnya daya pertukaran zat. Menurunnya
produksi aldosteron, menurunnya sekresi hormon
kelamin.
11) Sistem kulit
Kulit mengerut akibat kehilangan jaringan
lemak, permukaan kulit kasar dan bersisik,
menurunnya respon terhadap trauma, mekanisme
proteksi kulit menurun, kulit kepala menipis
dan rambut berwarna kelabu, berkurangnya
elastisitas akibat menurunnya cairan dan
vaskularisasi, pertumbuhan kuku lebih lambat,
kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan tumbuh
seperti tanduk, kuku menjadi pudar dan kurang
bercahaya.
12) Sistem muskuluskletal
Tulang kehilangan density (cairan) dan makin
rapuh, kifosis, pinggang, lutut dan jari –jari
pergelangan terbatas, persendian membesar dan
menjadi kaku, tendon mengerut dan mengalami
sklerosis, atrofi serabut otot.
16
b. Perubahan psikososial
Lansia akan beradaptasi pada perubahan
psikososial yang terjadi selama proses penuaan.
Perubahan psikososial tersebut seperti Pensiun
dimana nilai seseorang sering diukur oleh
produktivitasnya dan identitas dikaitkan dengan
peranan dalam pekerjaan, isolasi sosial yaitu
Kehilangan teman atau kenalan atau relasi,
seksualitas, tempat tinggal, perubahan lingkungan
dan sadar akan kematian (Nugroho, 2000).
c. Perubahan mental pada lansia
1) Dibidang mental atau psikis pada lanjut usia,
perubahan dapat berupa sikap yang semakin
egosentrik, mudah curiga, bertambah pelit atau
tamak bila memiliki sesuatu.
2) Yang perlu dimengerti adalah sikap umum yang
ditemukan pada hampir setiap lanjut usia,
yakni keinginan berumur panjang, tenaganya
sedapat mungkin dihemat.
3) Mengharapkan tetap diberi peranan dalam
masyarakat
4) Ingin mempertahankan hak dan hartanya, serta
ingin tetap berwibawa.
5) Jika meninggalpun, mereka ingin meninggal
secara terhormat dan masuk surga (Nugroho,
2000).
17
B. Kesejahteraan Lanjut Usia
Kesejahteraan lanjut usia diatur dalam Undang -
Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998 Pasal 4
yaitu, Upaya peningkatan Kesejahteraan sosial bertujuan
untuk memperpanjang usia harapan hidup dan masa
produktif, terwujudnya kemandirian dan kesejahteraannya,
terpeliharanya sistem nilai sosial budaya dan kekerabatan
Bangsa Indonesia serta lebih mendekatkan diri kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
Pelayanan dapat diberikan berupa :
1. Pelayanan fisik atau jasmani menyangkut pemenuhan
kebutuhan biologis meliputi :
a. Kebugaran atau senam
b. Pemeriksaan kesehatan
c. Relaksasi
d. Pemberian makanan tambahan
2. Pelayanan mental spiritual menyangkut pemenuhan
kebutuhan rohani meliputi :
a. Bimbingan agama
b. Konseling atau konsultasi
3. Pelayanan Psiko-Sosial menyangkut pemenuhan kebutuahan
emosional meliputi :
a. Hiburan atau Menyanyi
b. Dinamika Kelompok atau Permainan
c. Rekreasi.
18
4. Pelayanan Peningkatan dan Penambahan Pengetahuan yang
menyangkut pemenuhan kebutuhan intelekual meliputi :
a. Penyelenggaraan perpustakaan
b. Seminar
c. Pemberian ketrampilan.
5. Pelayanan Sosial menyangkut pemenuhan kebutuhan sosial
meliputi :
a. Kesempatan berinteraksi
b. Kegiatan dalam rangka berpartisipasi dalam kegiatan
sosial.
C. Tinjauan Aktivitas
1. Pengertian Aktivitas
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan
bergerak dimana manusia memerlukan hal tersebut agar
dapat memenuhi kebutuhan hidup. Pergerakan itu sendiri
merupakan rangkaian yang terintegrasi antara sistem
muskuloskeletal dan sistem persarafan. aktivitas
didefinisikan suatu keadaan bergerak, semua manusia
memerlukan kemampuan untuk bergerak (Potter, 2005).
Aktivitas kegiatan sehari-hari pada lansia adalah
hal–hal yang dilakukan lansia atau seseorang dengan
dirinya sendiri dalam mempertahankan hidup, kesehatan,
dan kesejahteraan. Aktivitas ini meliputi kebersihan
diri, mandi, berpakaian, makan, buang air kecil dan
air besar dan berpindah.
19
2. Kemampuan aktivitas sehari – hari lansia
Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan
seseorang melakukan aktivitas, seperti berdiri,
berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang
tidak terlepas dari keadekuatan sistem persyarafan dan
musculoskeletal diantaranya dalam sistem saraf, lansia
mengalami penurunan koordinasi dan kemampuan dalam
melakukan aktivitas sehari-hari.
a. Penilaian berdasarkan Indeks Katz
Berdasarkan indeks katz, indeks
ketidaktergantungan dalam aktivitas kehidupan
sehari- hari tergantung pada evaluasi fungsional
ketidaktergantungan dan ketergantungan pasien dalam
mandi, berpakaian, pergi ke toilet, berpindah,
kontinensia dan makan.
1) Mandi (Sponge, shower, atau tub)
Meliputi aspek ketidaktergantungan berupa
bantuan yang hanya dalam mandi satu bagian
(seperti mandi punggung atau ketidakmampuan
ekstremitas) atau mandi sendiri dengan lengkap.
Ketergantungan akan bantuan saat mandi lebih dari
satu bagian tubuh merupakan bantuan saat masuk
dan keluar tub atau tidak mandi sendiri.
2) Berpakaian
Meliputi aspek ketidaktergantungan berupa
mengambil pakaian dari lemari dan laci,
20
mengenakan pakaian luar, kutang, menangani
pengikat, melakukan pengikat tali sepatu adalah
pengecualian. Ketergantungan yaitu tidak
mengenakan pakaian sendiri atau tetap tidak
berpakaian sebagian.
3) Pergi ke toilet
Meliputi aspek ketidaktergantungan
meliputi pergi ke toilet yaitu masuk dan keluar
dari toilet, mengatur pakaian, membersihkan organ
ekresi (mungkin menangani bedpan sendiri yang di
gunakan pada malam hari dan mungkin atau juga
tidak menggunakan bantuan mekanis).
4) Berpindah
Meliputi ketidaktergantungan berupa
bergerak masuk dan keluar dari tempat tidur
secara mandiri dan pindah kedalam dan keluar dari
kursi secara mandiri (mungkin atau mungkin juga
tidak menggunakan bantuan mekanik).
Ketergantungan meliputi bantuan dalam bergerak
masuk dan keluar tempat tidur dan atau kursi
yaitu melakukan satu atau dua perpindahan.
5) Makan
Meliputi aspek ketidaktergantungan meliputi
bantuan mengambil makanan atau memasukan
makanannya kedalam mulut (memotong-motong daging
terlebih dahulu dan menyiapkan makanan, seperti
21
mengoleskan mentega kedalam roti). Ketergantungan
berupa bantuan dalam tindakan makan, tidak makan
sama sekali atau makan secara parenteral.
6) Kontinensia
Meliputi aspek ketidaktergantuan berupa
berkemih dan defekasi secara keseluruhan
terkontrol oleh tubuh. Ketergantungan akan
inkontinensia parsial atau total dalam berkemih
atau defekasi, dikontrol parsial atau total
dengan enema, kateter, atau penggunaan urinal dan
atau bedpan secara teratur.
Kemunduran gerak fungsional dapat di
kelompokan menjadi tiga bagian diantaranya :
1) Mandiri
Yaitu lansia mampu melaksanakan tugas tanpa
bantuan orang lain (bisa saja lansia membutuhkan
bantuan alat adaptasi seperti alat bantu jalan,
alat kerja, dan lain-lain).
2) Dibantu sebagian
Yaitu lansia mampu melaksanakan tugas dengan
beberapa bagian memerlukan bantuan orang lain.
3) Dibantu total
Yaitu aktivitas di lakukan sepenuhnya dengan
pengawasan dan bantuan orang lain karena lansia
tidak dapat melakukan aktivitasnya sendiri.
22
Ada beberapa sistem penilaian yang
dikembangkan dalam kemampuan fungsional menurut
indeks Katz yang mengukur aktivitas fungsional
mencakup kemampuan aktivitas mandi, berpakaian,
pergi ke toilet, berpindah, mengontrol defekasi
dan berkemih, dan makan.
Menurut Katz Aktivitas sehari-hari pada
lansia dapat diklasifikasikan menjadi :
a) Kebutuhan primer (aktivitas sehari-hari) adalah
hal-hal yang dilakukan seseorang dengan dirinya
sendiri dalam mempertahankan hidup, kesehatan dan
kesejahteraan, meliputi makan, mandi, berpakaian,
pergi ke toilet, berpindah, buang air kecil dan
air besar.
b) Aktivitas rumah tangga (instrumental) meliputi
kebersihan kamar, tempat tidur, mencuci,
menyiapkan makanan, merapikan pakaian dan
berbelanja.
c) Aktivitas waktu luang, Meliputi saling bercerita,
bermain kartu, mendengarkan radio, menonton TV,
berkebun dan berternak, mengerjakan keterampilan
tangan seperti menyulam, menjahit dan lain-lain.
b. Penilaian Indeks Barthel
Indeks barthel adalah suatu alat yang cukup
sederhana untuk menilai perawatan diri, dan
23
mengukur harian seseorang berfungsi secara khusus
aktivitas sehari-hari dan mobilitas.
Indeks Barthel mengukur kemandirian fungsional
dalam hal perawatan diri dan mobilisasi.
Penilaian ini dapat digunakan untuk menentukan
tingkat dasar dari fungsi dan dapat digunakan
untuk memantau perbaikan dalam aktivitas sehari-
hari dari waktu ke waktu. Penilaian indeks
barthel didasarkan pada tingkat bantuan orang
lain dalam meningkatkan aktivitas sehari-hari
meliputi sepuluh aktivitas antar lain transfer,
hygiene personal, naik dan turun kloset, mandi,
mobilisasi, naik dan turun tangga, berpakaian,
mengontrol BAB, mengontrol BAK.
3. Penurunan aktivitas pada lanjut usia
Lanjut usia adalah orang yang sistem-sistem
biologisnya mengalami perubahan-perubahan struktur
dan fungsi dikarenakan usianya yang sudah lanjut.
Perubahan ini dapat berlangsung mulus sehingga
tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat terjadi
sangat nyata dan berakibat ketidakmampuan total.
Perubahan–perubahan terjadi pada lanjut usia
seiring bertambahnya umur, antara lain perubahn
fisik seperti penurunan kemampuan muskuluskeletal
yang dapat menurunkan aktifitas fisik (physical
activity) dan latihan (exercise), sehingga akan
24
mempengaruhi lansia dalam melakukan aktifitas
sehari–hari (ADL).
Perubahan kognitif, yang sering terjadi pada
lansia yaitu demensia dan delirium. Demensia,
Sindrom ini ditandai adanya disfungsi serebral
ireversibel dan progresif yang dikarakteristikkan
oleh adanya penurunan fungsi intelektual, perubahan
kepribadian, kerusakan penilaian, dan seringkali
perubahan afek yang diakibatkan perubahan
metabolisme serebral secara permanen. Sedangkan
yang dimaksud dengan delirium adalah sindrom otak
yang menyerupai dimensia irreversibel, tetapi
secara klinis dibedakan oleh adanya tingkat
kesadaran tidak jelas atau lebih tepatnya perubahan
perhatian dan kesadaran (Potter & Perry, 2005).
Perubahan sosial. Lanjut usia akan beradaptasi
pada perubahan psikososial yang terjadi selama
proses penuaan, antara lain pensiun
(nonproduktifitas), akibatnya seseorang akan
mengalami kehilangan berupa kehilangan status atau
jabatan, kehilangan teman atau relasi, kehilangan
pekerjaan dan kegiatan sehingga hilangnya kekuatan
dan ketegapan fisik menyebabkan kepercayaan
negatif tentang ketidakmampuan lanjut usia sehingga
terjadi kehilangan kemandirian atau ketergantungan
(Reny, 2008).
25
4. Faktor – faktor yang mempengaruhi aktivitas pada
lanjut usia
a. Faktor dari dalam diri sendiri
1) Umur
Kemampuan aktivitas sehari – hari pada lanjut
usia dipengaruhi dengan umur lanjut usia itu
sendiri, semakin tua maka ketergantungannya
semakin besar. Umur seseorang menunjukkan
tanda kemauan dan kemampuan ataupun bagaimana
seseorang bereaksi terhadap ketidakmampuan
melaksanakan aktivitas sehari – hari.
2) Kesehatan fisiologis
Kesehatan fisiologis seseorang dapat
mempengaruhi kemampuan partisipasi dalam
aktivitas sehari – hari. Gangguan pada sistem
ini misalnya, penyakit atau trauma injuri yang
dapat mengganggu pemenuhan aktivitas sehari –
hari.
3) Fungsi kognitif
Kognitif adalah kemampuan berfikir dan memberi
rasional, termasuk proses mengingat, menilai,
orientasi, persepsi, dan memperhatikan.
Gangguan pada aspek – aspek dari fungsi
kognitif dapat mengganggu dalam berfikir logis
dan menghambat kemandirian dalam melaksanakan
aktivitas sehari–hari (Keliat, 2005).
26
4) Fungsi psikologis
Fungsi ini menunjukkan kemampuan seseorang
untuk mengingat sesuatu hal yang lalu dan
menampilkan informasi pada suatu cara yang
realistik. Meskipun seseorang sudah terpenuhi
kebutuhan materialnya, tetapi bila kebutuhan
psikologisnya tidak terpenuhi maka dapat
mengakibatkan dirinya merasa tidak senang
dengan kehidupannya.
5) Tingkat stres
Stres merupakan respon fisik dan non spesifik
terhadap berbagai macam kebutuhan. Stres dapat
mempunyai efek negatif atau positif pada
kemampuan seseorang dalam memenuhi aktivitas
sehari – hari.
b. Faktor dari luar
1) Lingkungan keluarga
Keluarga masih merupakan tempat berlindung
yang disukai lanjut usia. Lanjut usia
merupakan kelompok yang rentan masalah, oleh
karenanya agar lansia tetap sehat, sejahtera
dan bermanfaat, perlu didukung oleh lingkungan
yang konduktif seperti keluarga.
2) Lingkungan tempat kerja
Kerja sangat mempengaruhi keadaan diri dalam
mereka bekerja, karena setiap kali seseorang
27
bekerja maka ia memasuku situasi lingkungan
tempat yang ia kerjakan. Tempat yang nyaman
membawa seseorang untuk bekerja dengan senang
dan giat.
3) Ritme biologi
Waktu ritme bilogi dikenal sebagai irama
bilogi yang mempunyai pengaruh terhadap fungsi
hidup manusia. Irama bilogi membantu mahluk
hidup mengatur lingkungan fisik disekitarnya.
Faktor yang berperan diantaranya faktor
lingkungan, seperti hari terang dan gelap
serta cuaca yang mempengaruhi aktivitas
sehari–hari.
D. Tinjauan Rekreasi
1. Pengertian Rekreasi
Rekreasi berasal dari bahasa latin yaitu “
creature “ yang berarti mencipta, lalu diberi awalan
“re“ sehingga berarti “ pemulihan daya cipta atau
penyegaran daya cipta”. Kegiatan rekreasi biasanya
dilakukan diwaktu senggang (leasuretime). Leasure
berasal dari kata “licere” (latin) yang berarti
diperkenankan menikmati saat-saat yang bebas dari
kegiatan rutin untuk memulihkan atau menyegarkan
kembali.
Rekreasi dapat diartikan sebagai kegiatan
penyegaran kembali tubuh dan pikiran, sesuatu yang
28
menggembirakan hati dan menyegarkan seperti hiburan,
piknik. Sedangkan rekreatif berarti bersifat rekreasi.
Rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk
menyegarkan kembali fisik dan mental dari kehidupan
sehari-hari, sehingga dapat mempertinggi daya kreasi
manusia dalam mencapai keseimbangan bekerja dan
beristirahat.
Rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan seseorang
untuk mendapatkan kesenangan dan kepuasan.
Rekreasi merupakan kegiatan yang dilakukan secara
berkala, sebagai kegiatan yang merupakan perubahan
bentuk rutinitas dan kewajiban seperti dalam kegiatan
bekerja.
Rekreasi merupakan proses memenfaatkan kegiatan
selama waktu luang dengan seperangkat perilaku yang
memungkinkan peningkatan waktu luang.
Rekreasi adalah penyegaran bagi kekuatan dan
semangat setelah bekerja keras. Rekreasi adalah
kegiatan di waktu luang atau santai (Ismayadi, 2008).
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa pengertian rekreasi adalah aktivitas yang
dilakukan pada waktu senggang (lapang) yang bertujuan
untuk membentuk, meningkatkan kembali kesegaran fisik,
mental, pikiran dan daya rekreasi (baik secara
individual maupun secara kelompok) yang hilang akibat
aktivitas rutin sehari-hari dengan jalan mencari
29
kesenangan, hiburan dan kesibukan yang berbeda dan
dapat memberikan kepuasan dan kegembiraan yang
ditujukan bagi kepuasan lahir dan batin manusia.
2. Ciri-ciri rekreasi adalah :
a. Bersifat fisik, mental dan emosional
b. Tidak memiliki bentuk atau macam tertentu
c. Dapat membangkitkan rasa gembira, senang dan puas
bagi pelaku
d. Dilaksanakan dalam waktu senggang
e. Bebas dari paksaan
f. Dibutuhkan secara universal, tidak dibatasi oleh
lapisan tertentu.
g. Bersifat fleksibel. Tidak dibatasi oleh tempat,
dapat dilakukan oleh perseorangan, ataupun
sekelompok orang. Rekreasi tidak dibatasi oleh
kemauan seseorang, baik miskin maupun kaya dapat
menikmati dan juga tidak dibatasi oleh fasilitas
atau alat-alat tertentu, dapat dilakukan dengan
alat-alat sederhana maupun alat-alat modern.
h. Didorong oleh kegiatan sehingga menentukan bentuk
rekreasi.
3. Kegunaan Rekreasi
Wing Haryono dalam artikel Pariwisata Rekreasi
dan Entertainment mengatakan bahwa kegunaan dari
rekreasi adalah :
30
a. Untuk kesehatan, baik itu kesehatan tubuh maupun
pikiran
b. Untuk dapat membentuk atau membangun karakter
c. Sebagai pencegah kriminalitas
d. Sebagai sarana pendidikan moral
e. Untuk hal-hal yang behubungan dengan ekonomi
4. Tujuan Rekreasi
Adapun tujuan rekreasi antara lain :
a. Menciptakan dan membina hubungan manusia
b. Mempertahankan kelestarian alam
c. Mempertahankan nilai-nilai budaya
d. Kesenangan dan kepuasan karena dapat memenuhi rasa
ingin tahu/ bertualang
e. Memulihkan kesehatan jasmani dan rohani
5. Jenis-jenis Rekreasi
Menurut Patricia Farrel dalam The Process of
Recreation Progamming dan Ivor Selly dalam Outdoor
Recreation and The Urban Environment bahwa jenis-jenis
rekreasi yaitu :
a. Berdasarkan jenisnya rekreasi dibedakan menurut:
1) Fungsi
a) Hiburan, untuk mendapatkan kesenangan
b) Pendidikan, memberi fungsi hiburan dan
mendidik
2) Sifat kegiatan
a) Bermain : olah raga
31
b) Bersuka : belanja, menonton film, makan di
restoran, jalan-jalan.
c) Bersantai : mendengarkan musik, melihat
pemandangan.
3) Objeknya
a) Rekreasi budaya : yaitu rekreasi dengan
objek wisatanya berupa benda-benda atau hal-
hal yang mempunyai nilai-nilai seni, budaya
dan sejarah yang tinggi.
b) Rekreasi buatan : yaitu rekreasi yang objek
wisatanya merupakan buatan manusia.
c) Rekreasi agro : yaitu rekreasi yang
memenfaatkan potensi pertanian sebagai objek
d) Rekreasi alam : yaitu rekreasi yang
memanfaatkan potensi alam yang indah sebagai
objek utamanya.
4) Partisipasi Pelaku
a) Rekreasi Aktif
Dimana pelaku kegiatan turun langsung
atau berperan secara langsung untuk
melakukan tindakan rekreatif untuk dirinya.
Misalnya : olah raga dan sebagainya.
b) Rekreasi Pasif
Dalam hal ini perlu kegiatan pelaku
tidak banyak melakukan kegiatan, hanya
menikmati objek rekreasi dan lebih banyak
32
diam. Misalnya : menonton, membaca dan
sebagainya.
5) Tingkat Usia
a) Anak–anak :5-13 tahun Anak-anak memperoleh
kegembiraan denga mengaktifkan tubuh,
misalnya denga berlari-lari, bermain dengan
alat, contohnya bermain dengan boneka, bola
dan sebagainya.
b) Remaja : 14 – 24 tahun
Golongan remaja memilih jenis rekreasi
dimana mereka menemukan dinamika untuk
mengembangkan kreatifitas, ketertarikan pada
aktifitas fisik seperti olah raga, seni
maupun sosial.
c) Dewasa : 25 – 45 tahun
Orang dewasa cenderung tidak aktif,
hiburan yang diperoleh dari program
televisi, nonton di bioskop, membaca buku
dan sebagainya.
d) Usia lanjut : 55 tahu ke atas
Usia lanjut biasanya berekreasi dengan hal-
hal yang bersifat santai, misalnya jalan-
jalan, duduk-duduk di taman ataupun
melakukan hal yang menjadi hobinya, seperti
karaokean, merajut, nonton tv atau membaca
sambil mendengarkan musik.
33
6) Tingkat Pelayanan
a) Lingkungan rumah
memanfaatkan ruang di dalam rumah.
b) Lingkungan sekitar
o rekreasi yang melayani satu lingkungan
perumahan
o rekreasi yang melayani beberap lingkungan
perumahan atau komunitas.
c) Tingkat kota
melayani daerah wilayah kota, dapat
memberikan fasilitas pelayanan yang bersifat
umum.
d) Tingkat regional atau daerah
melayani satu atau lebih yang memiliki ciri
khas tertentu.
7) Tingkat Penghasilan
a) Tingkat penghasilan rendah
Golongan ini lebih banyak menghabiskan
waktunya untuk memenuhi kebutuhan pokoknya
dan kebutuhan hidupnya. Rekreasi bukanlan
salah satu sisi kehidupan tetapi cenderung
terjadi sebagai suatu kebetulan atau ada,
namun tidak dengan biaya besar.
b) Tingkat penghasilan menengah
Tingkat penghasilan menengah Pada golongan
ini, kebutuhan pokok sudah terpenuhi,
34
sehingga mulai memikirkan kebutuhan lainnya,
yaitu rekreasi atau hobi yang disesuaikan
dengan tingkat penghasilannya.
c) Tingkat penghasilan tinggi
Tingkat kebutuhan akan rekreasi pada
golongan ini terlihat jelas, dimana status
sosial diharapkan dapat meningkatkan
prestisenya, sehingga umumnya rekreasi
dilakukan bersifat eksklusif dan mahal yang
tidak terjangkau oleh masyarakat umumnya.
8) Tempatnya
Kegiatan di luar ruangan (outdoor) atau di
dalam ruangan (indoor).
9) Rekreasi berdasarkan aktifitas atau kegiatan:
1) Big muscle activities : rekreasi yang
memerlukan tenaga atau fisik.
2) Social activities : rekreasi yang bertujuan
sosial, seperti : bercakap-cakap, jalan-jalan
bersama, melibatkan interaksi sosial sebagi
kegiatan utama.
3) Physical recreation : memerlukan usaha atau
kegiatan fisik sebagai kegiatan utama.
4) Cognitive recreation : melibatkan kebudayaan,
pendidikan, dan kreatifitas.
35
5) Environment-related recreation : rekreasi yang
memanfaatkan potensi alam dalam kegiatannya,
seperti olahraga arung jeram.
6) Rhythms and music : rekreasi yang diakibatkan
oleh irama dan musik yang memberikan
kesenangan, persahabatan, seperti bernyanyi dan
berdansa.
7) Hand intellect : rekreasi yang mengembangkan
keterampilan tangan dan pikiran, misalnya :
melukis dan mematung.
8) Creative play : rekreasi yang mengembangkan
imajinasi, daya khayal akan sesuatu yang bukan
sesungguhnya, misalnya membuat bangunan dari
pasir.
9) Nature learning : rekreasi di alam terbuka
(berkemah dan mendaki gunung)
10) Mental : rekreasi yang merupakan ekspresi dari
aktifitas masyarakat yang berisfat mendidik,
misalnya : berdebat, berdiskusi, dan lain-lain.
11) Collecting : mengumpulkan benda-benda sebagai
hobi, masuk ke dalam kelompok sosial tertentu
atau memilih salah satu cara kehidupan yang
khusus
12) Service activities : sebagian orang tertentu
merupakan kesenangan tersendiri jika melakukan
36
pelayanan kegiatan umum, misalnya sebagai juri,
grur, dan lain-lain.
13) Shopping activities : sebagian orang berbelanja
menjadi aktifitas rekreasi yang merupakan suatu
kesenangan. Antara lain kesempatan untuk
memperoleh pelayanan, kesenangan dalam tawar-
menawar, cuci mata dengan melihat-lihat.
14) Relaxation : rekreasi yang bertujuan melepaskan
diri dari ketegangan dan kelelahan mental dan
fisik untuk mencapai kesenangan dan skesegaran,
misalnya, menikmati pemandangan alam, duduk di
taman, dan lain-lain.
15) Solitude : menyendiri untuk melepaskan
kesibukan sehari-hari dengan beristirahat di
tempat tertentu yang sepi, seperti keluar kota,
ke gunung (Suhartini, 2008)
6. Rekreasi menyegarkan tubuh
Rekreasi juga merupakan salah satu faktor
penting untuk dapat menghindari stres dan
melepaskan ketegangan sehingga seseorang menjadi
rileks. Cukup rekreasi membuat seseorang menjadi
lebih tenang dan terlepas dari segala persoalan
yang menghimpit, sehingga lebih memudahkan
seseorang dapat istirahat dan tidur lebih banyak.
Rasa riang saat berwisata dan keinginan untuk
membuang penat merupakan pijakan kuat untuk
37
mekanisme terapi. Metabolisme tubuh dipengaruhi
oleh sistem homeostatis (keseimbangan), dalam hal
ini adalah keseimbangan hormon dan enzim-enzim
tubuh. Keseimbangan tubuh yang terjaga dapat
memperlancar dan memperbaiki metabolisme. Relaksasi
memiliki peran utama didalam penyelarasan proses
biokimiawi tubuh. Relaksasi di sini dapat meliputi
istirahat total seperti tidur maupun istirahat
tidak total seperti duduk santai, mendengarkan
musik, dan juga rekreasi dimana Rekreasi dapat
merangsang pengeluaran endorphin yang kemudian
diedarkan melalui darah ke otak sehingga dapat
menyegarkan otak, pikiran dan melemaskan otot yang
telah lelah karena aktivitas sehari-hari (web-
Redaksi seripayku.com).
Menurut Rika (2010) rekreasi bernyanyi atau
karaokean memiliki manfaat yang sangat bagus untuk
kesehatan lansia diantaranya :
a. Menjadikan Pernapasan Lebih Baik.
Saat bernyanyi Anda menggunakan seluruh tubuh
untuk bernapas dengan lebih santai. Otot
diafgragma akan melengkung ke bawah, paru-paru
mengembang lebih lengkap. Otot perut yang lebih
santai memungkinkan tubuh bernapas lebih aktif
dan sehat.
38
b. Mengoksidasi darah. Ketika Anda menggunakan
seluruh tubuh untuk bernapas, volume oksigen yang
mengaliri seluruh tubuh akan makin besar. Sel-sel
tubuh yang dialiri oksigen berfungsi lebih baik
dan menciptakan energi baru bagi pemiliknya.
c. Merangsang aktivitas otak Bernyanyi memerlukan
pemikiran. Saat bernyanyi, Anda perlu mengikuti
lirik, melodi dan irama, serta kata-kata yang
menghubungkannya dengan emosi. Saat bernyanyi
udara akan banyak mengalir ke otak pada bagian
neuron yang mengintegrasikan aktivitas fisik,
emosional dan psikologis untuk merasa gembira.
d. Melepaskan hormon bahagia. Hormon endhorfin yang
dikeluarkan saat bernyanyi bermanfaat menciptakan
rasa senang dan kebahagiaan dengan memicu saraf
dan fisik. Suara indah Anda tidak hanya akan
menghibur orang lain tetapi menciptakan rasa
damai dan kebahagiaan.
e. Mengurangi stress. Ketika Anda merasa senang,
tingkat stres menurun. Endhorfin membantu
mengurangi stres dan gelisah. Saat menyanyikan
sebuah lagu dengan perasaan mendalam, tubuh
bernapas lebih dalam dan memperlambat denyut
jantung serta mengurangi kecemasan berlebihan.
39
Saat stres, buang kepenatan dengan menyanyikan
lagu-lagu kesukaan dan bergembiralah.
f. Membangun kepercayaan diri. Jika berbicara di
depan umum masih merupakan ketakutan utama Anda,
mulailah dengan bernyanyi di karaoke dengan
sahabat dan orang terdekat. Bernyanyi membangun
rasa percaya diri karena Anda menjadi orang yang
sangat terbuka. Bila Anda telah berani berbagi
suara dan musik, Anda akan lebih mudah mengatasi
ketakutan Anda.
g. Meningkatkan memori. Bernyanyi membuat Anda
sedikitnya harus membaca atau menghafal saat
mempelajari melodi baru, lirik dan musik
kompleks. Cara ini bagus merangsang wilayah otak
yang terlibat dengan memori, belajar dan
konsentrasi.
h. Meningkatkan kreativitas. Saat anda membangun
rasa percaya diri dan merangsang jiwa seni dengan
bernyanyi secara bersamaan Anda juga menumbuhkan
jiwa kreatif Anda. Anda akan keluar dari kotak
dan menjadi seorang produktif dan inovatif.
i. Menciptakan suara yang bertenaga. Profesi
pembicara, presenter, guru, pendeta atau dalam
bisnis terkait penjualan akan mendapatkan
40
keuntungan dari belajar menyanyi. Suara merupakan
instrumen penting. Bernyanyi memberi Anda
keahlian berbicara dengan suara bertenaga, kuat
dan percaya diri yang terpancar dari suara.
j. Membuat Anda merasa fantastis. Bernyanyi
menjadikan Anda memiliki rasa percaya diri,
memegang kendali, lebih hidup secara fisik dan
kreatif. Sehingga secara mental, fisik dan
emosional Anda akan merasa sangat senang dan
fantastis.
41
E. Kerangka Konsep
Keterangan : : diteliti
: tidak diteliti
42
Lanjut Usia
Perubahan pada lansia :1. Perubahan fisik2. Perubahan sosial 3. Perubahan mental
Upaya peningkatan kesejateraan lansia :1. Pelayanan
fisik/jasmani2. Pelayan mental
spiritual
4. Pelayanan penambahan pengetahuan
5. Pelayanan sosial
Faktor yang mempengaruhi:1. dari dalam
diri 2. Faktor dari
luar
Pelemasan otot, Pengurangan stress,
peningkatan kepercayaan diri
Perubahan prestasi dalam bekerja (ADL)
3. Pelayanan psikososial :- rekreasi
bernyanyi
Kemunduran gerak fungsional (ADL) lansia menurut Indeks Barthel.
Bagan 2.1 Kerangka Konsep Efektifitas Rekreasi Bernyanyi
Terhadap Peningkatan aktivitas sehari-hari
pada Lansia di PSTW Puspakarma Mataram
F. Hipotesis
1. Ha yaitu : “ Ada Efektifitas Rekreasi Bernyanyi
Terhadap Peningkatan aktivitas sehari-hari Pada Lansia
di Panti Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram”
2. Ho yaitu : “ Rekreasi Bernyanyi Tidak Efektif Terhadap
Peningkatan aktivitas sehari-hari Pada Lansia di Panti
Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram”.
43