5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam buku pedoman penyusunan karya tulis menyatakan bahwa tinjauan
pustaka berisiskan teori-teori atau konsep yang melandasi judul karya tulis
tersebut. Teori atau konsep yang dikemukakan dalam tinjauan pustaka ini harus
benar-benar relevan terhadap judul karya tulis. Uraian teori atau konsep tersebut
harus merujuk sumber pustaka.
2.1 Penyelenggaraan Bongkar Muat Barang di Pelabuhan
a. Pengertian Bongkar Muat
Kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan dari dan ke kapal pada
dasarnya merupakan salah satu mata rantai kegiatan pengangkutan
melalui laut. Kegiatan bongkar muat barang dari dan ke kapal itu
sendiri telah dirumuskan sebagai berikut :
1) Stevedoring, yaitu aktivitas cargo handling dalam membongkar
muatan dari dalam kapal kelambung kapal atau sebaliknya.
2) Cargo Handling, yaitu kegiatan cargo handling untuk mengangsur
muatan yang telah dibongkar dari samping lambung kapal untuk
dimasukkan kedalam gudang lini I dipelabuhan bongkar ataupun
sebaliknya.
3) Delivery atau penyerahan barang, yaitu kegiatan cargo handling dari
gudang lini I pelabuhan bongkar kedalam truk milik EMKL, yang
diberi tugas oleh penerima barang.
4) Receiving (inside cargo/inslaag), yaitu suatu kegiatan cargo
handling untuk memasukkan barang yang akan dikapalkan
kegudang lini I dipelabuan muat.
Dari pengertian kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan diatas,
dapat diketahui bahwa pada dasarnya kegiatan bongkar muat barang
tersebut merupakan kegiatan pemindahan barang angkutan, baik dari
6
kapal angkut ke dermaga atau ke kapal maupun sebaliknya dari
dermaga atau ke kapal ke atas dek pengangkut, menurut Hananto
Soewedo (2016).
b. Pengertian Perusahaan Bongkar Muat
Sejalan dengan semakin meningkatnya perkembangan ekonomi
dewasa ini di indonesia, terutama mengenai perdagangan internasional,
sehingga menghasilkan frekuensi arus barang dan jasa melalui
pelabuhan-pelabuhan di indonesia semakin meningkat pula. Untuk itu,
perkembangan perusahaan jasa pengangkutan melalui laut berikut
perusahaan-perusahaan yang dengan kegiatan pengangkutan tersebut,
seperti Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) maupun Perusahaan
Bongar Muat (PBM) juga semakin banyak bermunculan.
Guna mengatur pertumbuhan perusahaan-perusahaan tersebut, maka
presiden telah menerbitkan Intruksi Presiden (Inpres) No.3 Tahun 1991
tentang Kebujaksanaan Arus Barang untuk menunjang kegiatan
ekonomi. Namun demikian pada prinsipnya beberapa ketentuan
khususnya ketentuan pelaksanaan Inpres No. 4 tahun 1985 yang masih
sesuai dengan perkembangan yang ada masih tetap berlaku.
Dengan memahami pengertian PBM diatas menunjukan bahwa
kegiatan perusahaan jasa ini pada prinsipnya merupakan bagian dari
pengangkutan barang melalui kapal laut. Dalam hal ini, setiap barang
angkutan yang akan diangkut ke atas kapal memerlukan pembongkaran
dan dipindahkan ke gudang lini I di pelabuhan maupun langsung ke alat
angkutan barang berikutnya.
Perusahaan bongkar muat adalah badan usaha yang melakukan
kegiatan bongkar barang dari dan ke kapal di pelabuhan. (Peraturan
Menteri Perhubungan Republik Indonesia No PM 60 Tahun 2014 Pasal
1 ayat 11).
7
2. Fungsi Perusahaan Bongkar Muat
Penyelenggaraan kegiatan usaha bongkar muat barang dari dan ke kapal
di pelabuhan, secara khusus diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan
No. PM 152 Tahun 2016 tentang perusahaan bongkar muat barang dari
dan ke kapal. Dalam hal ini pasal 3 keputusan tersebut menetapkan :
a. Kegiatan usaha bongkar muat barang sebagaimana dimaksud
dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan bongkar muat dengan
menggunakan peralatan bongkar muat dan/ atau tenaga kerja bongkar
muat di pelabuhan.
b. Kegiatan bongkar muat barang untuk kegiatan Ship to Ship (STS)
transfer dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan bongkar muat dengan
menggunakan peralatan bongkar muat sesuai dengan jenis barang yang
dibongkar/dimuat.
c. Peralatan bongkar muat sebagaimana dimaksud harus memenuhi
persyaratan layak operasi dan menjamin keselamatan kerja.
d. Tenaga kerja sebagaimana dimaksud harus memiliki kompetensi di
bidang bongkar muat yang dibuktikan dengan sertifikat.
Bongkar muat barang angkutanya sendiri, akan tetapi kegiatan bongkar
muat harus diserahkan pelaksanaanya kepada pihak lain atau perusahaan
lain yang bergerak di bidang bongkar muat barang di pelabuhan (PBM).
Dengan Berdasarkan ketentuan di atas, di ketahui bahwa perusahaan
pelayaran (pengangkut) yang menyelengagarakan pengangkutan barang
melalui laut dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainya tidak diperbolehkan
untuk melakukan kegiatan demikian pada perinsipnya kedudukan PBM
terpisah dengan perusaahan pelayaran, sehingga fungsinyapun berbeda
dengan pengangkut.
Perusahaan pelayaran dalam kedudukannya sebagai pengangkut dalam
menyelenggarakan pengangkutan barang melalui laut berfungsi untuk
meningkatkan kegunaan dan nilai barang yang diangkut, dalam arti bahwa
adanya kegiatan pengangkutan barang tersebut dituntut untuk mampu
meningkatkan kegunaan dan nilai barang pada saat sebelum dan sesudah
8
dilakukanya pengangkutan barang yang bersangkutan. Sedangkan fungsi
PBM dalam kedudukanya sebagai mata rantai kegiatan pengangkutan
barang melalui laut, sebagaimana ketentuan pasal 1 ayat (6) Keputusan
Menteri Perhubungan No. PM 152 Tahun 2016, yaitu memindahkan
barang angkutan dari dan ke kapal.
Dalam melakukan fungsinya tersebut, sesuai dengan ketentuan pasal 1
ayat (6) Keputusan menteri perhubungan No.PM 152 Tahun 2016 dapat
melakukan bongkar muat dari dan kekapal baik dalam bentuk kegiatan
Stevedoring, Cargodoring, maupun Receiving/delivery.
Dengan demikian dalam melakukan fungsinya untuk memindahkan
barang angkutan, PBM dapat melakukan kegiatan memindahkan barang
angkutan dari dan ke kapal baik dari gudang lini I yang berada di
pelabuhan maupun memindahkan barang angkutan secara langsung dari
dan ke alat angkutan darat.
3. Pengertian Terminal
Terminal adalah fasilitas pelabuhan yang terdiri atas kolam sandar dan
tempata kapal bersandar atau tambat, tempat penumpukan, tempat
menunggu dan naik turun penumpang, dan / atau tempat bingkar muat
barang. (UU RI Nomor 17 Tahun 2008 tentang pelayaran)
4. Pengertian Pelabuhan
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan dengan
batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan
pengusahaan yang digunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turunya
penumpang, dan/ atau bongkar muat barang berupa terminal dan tempat
berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan
keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai
tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi. (UU RI Nomor 17
Tahun 2008 tentang pelayaran).
9
Fungsi Kepelabuhan menurut D.A.Lasse (2014) ada beberapa fungsi
pelabuhan yaitu :
a. Gateway
Berawal dari kata pelabuhan atau port yang berasal dari kata
Latin porta telah bermakna sebagai pintu gerbang atau Gateway.
Pelabuhan berfungsi sebagai pintu yang dilalui orang dan barang
kedalam maupun keluar pelabuhan yang bersangkutan. Disebut
sebagai pintu karena pelabuhan adalah jalan atau area resmi bagi
lalulintas barang perdagangan. Masuk dan keluarnya barang harus
memenuhi prosedur kepabeanan dan kekarantinaan, diluar jalan resmi
tersebut tidak dibenarkan.
b. Link
Dari batasan pengertian yang telah dipaparkan terdahulu,
keberadaan pelabuhan pada hakikatnya memfasilitasi pemindahan
barang muatan antarmoda transportasi darat (inland transport) dan
moda transportasi laut(maritime transport) menyalurkan barang
masuk dan keluar daerah pabean secepat dan seefisien mungkin.
Pelabuhan versi UNCTAD berfungsi sebagai mata rantai (link) yang
menjadi penghubung rangkaian transportasi atau A port is, therefore,
an essential link in the international maritime transport chain dan
menyatakan bahwa“the primary function of a sea port is to transfer
cargo between maritime and inland transport quickly and efficiently”.
Pada fungsinnya sebagai link ini terdapat setidaknya tiga unsure
penting yakni: (a) menyalurkan atau memindahkan barang muatan
dari kapal ke truck; (b) operasi pemindahan berlangsung cepat artinya
minimum delay;dan (c) efisien dalam arti biaya.
c. Interface
Barang muatan yang diangkut via maritime transport setidaknya
melintasi area pelabuhan dua kali, yakni satu kali di pelabuhan muat
dan satu kali di pelabuhan bongkar.Di pelabuhan muat dan demikian
10
juga di pelabuhan bongkar dipindahkan dari/kesarana angkut dengan
menggunakan berbagai fasilitas dan peralatan mekanis maupun non
mekanis. Peralatan untuk memindahkan muatan menjebatani kapal
dengan truck/ kereta api dengan kapal. Pada kegiatan tersebut fungsi
pelabuhan adalah antar muka (interface). Di setiap operasi
pemindahan barang yang terdiri dari operasi kapal, operasi transfer
dermaga, operasi gudang/lapangan, dan operasi serah terima barang
alat-alat angkat&angkut (lifting & transfer equipment) mutlak perlu.
Pada pelayanan barang muatan curah fungsi interface secara fisik
nyata sekali. Peralatan loader/unloader menhubungkan kapal dengan
kereta api/truck didarat. Kehandalan (reliability) alat-alat dan metode
kerja yang sistemik merupakan unsure penentu tingkat kecepatan,
kelancaran, dan efisiensi aktivitas kepelabuhanan.
d. Industrial Entity
Pelabuhan yang diselenggarakan secara baik akan bertumbuh dan
akan menyuburkan bidang usaha lain sehingga area pelabuhan
menjadi zone industry terkait dengan kepelabuhanan atau “a port
could be regarded as a collection of businesses (ie. Pilotage, towage,
stevedoring, storage, bonded warehouse, container, bul, tanker,
cruise, bunkering, water supply) serving the international trade”.
5. Pengertian Kapal
Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis bentuk dan jenis
tertentu yang digerakan dengan tenaga angin,tenaga mekanik, energi
lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung
dinamis, kendaraan dibawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan
terapung yang tidak berpindah-pindah. (UU RI Nomor 17 tahun 2008
tentang pelayaran).
6. Pengertian Steel Billet
Bahan baku pembuatan besi beton maupun besi nako berupa billet. Billet
adalah baja batangan yang dibuat dari hasil pengecoran biji besi (pig
11
iron)maupun besi bekas yang dilebur dengan temperatur tertentu serta
dituang dalam cetakan ukuran tertentu. Bahan baku billet batangan
dipotong dengan panjang tertentu sesuai dengan spesifikasi furnace yang
digunakan, lalu dipanaskan dalam furnace/dapur dengan temperatur yang
sudah ditentukan. Setelah billet matang sesuai dengan temperatur yang
diinginkan lalu billet panas dikeluarkan dari furnace dan selanjutnya
digiling/digilas dengan menggunakan roll-roll yang terbuat dari besi tuang
sehingga ukuran billet menjadi lebih kecil dan lebih panjang. Demikian
seterusnya sampai terakhir didapat ukuran dan profile yang diinginkan.
Setelah didapat ukuran dan profile yang diinginkan lalu hasil produk
didinginkan di meja pendingin, kemudian dipotong-potong sesuai panjang
yang diinginkan.Pabrik billet baja adalah pabrik yang membuat baja dalam
bentuk batangan yang digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan
baja profil, baja tulang beton, dan baja kawat. Bahan baku pabrik ini
adalah besi spons, besi tua (scrap), dan paduan ferro yang dilebur dan
diolah di dalam dapur listrik (Electric Arc Furnace) untuk dicairkan.
Setelah mencair, selanjutnya baja dituang dalam cetakan atau sebuah
mesin pengecoran kontinyu (Continuous Casting Machine) sehingga
menjadi billet baja. Baja yang telah didinginkan dan berbentuk billet
tersebut dikenakan proses penarikan dan pelurusan, kemudian dilakukan
proses pemotongan dengan ukuran tertentu sesuai dengan
pemesanan.Dengan demikian billet menurut Djoko W. Karmiadji dan Gery
setiadi (2014) adalah baja bulat padat yang dapat digunakan untuk
membuat pipa tanpa sambungan (seamless)
.
7. Pelayanan Kapal
Menurut Edy Hidayat Ndkk(2009). Pelayanan Kapal dimulai dari kapal
masuk keperairan pelabuhan, berada di kolam pelabuuhan ketika akan
bersandar di tambatan, sampai saat kapal meninggalkan pelabuhan. Dalam
rangka menjangkau keselamatan kapal, penumpang dan muatannya
sewaktu memasuki alur pelayaran menuju dermaga atau kolam pelabuhan
12
untuk berlabuh, maka untuk pelabuhan-pelabuhan tertentu dengan kapal-
kapal tertentu harus dipandu oleh petugas pandu yang disediakan oleh
pelabuhan.
Pemerintah telah menetapkan perairan-perairan yang termasuk dalam
kategori perairan wajib pandu, perairan pandu luar biasa dan perairan di
luar batas perairan pandu. Untuk mengantar petugas pandu ke/dan kapal
diperlukan perlatan kapal yang disebut kapal pandu. Terhadap kapal yang
keluar masuk pelabuhan dan mempunyai panjang kapal 70 meter, harus
menggunakan kapal tunda, sedangkan terhadap kapal yang panjangnya
(LOA = Length Of All) lebih dari 30 meter, sebagai pertimbangan
keselamatan, diharuskan menggunakan kapal kepil. Pengepilan adalah
melaksanakan pekerjaan untuk mengikat dan melepaskan tali kapal-kapal
yang berolah gerak ketika akan bersandar atau bertolak dari sebuah
dermaga, jembatan, pelampung, dolphin, dll.
8. Dokumen-Dokumen Dalam Proses Bongkar Muat
Dokumen – dokumen yang biasanya digunakan dalam bongkar muat
menurut Hananto Soewedo (2016) antara lain :
a. Daftar muat (loadig list)
Adalah daftar yang dibuat oleh pelabuhan bongkar muat yang
diserahkan kekapal mengenai barang apa saja yang akan dimuat
kekapal.
b. Pre-stowage plan
Adalah gambar sementara mengenai tempat atau lokasi muatan yang
dimuat kekapal yang dibuat oleh Mualim I.
c. Tally sheet
Adalah lembar perhitungan yang menjelaskan berapa banyak muatan
yang akan dimuat atau dibongkar di atau dari kapal.
13
d. Daily report and time sheet
Adalah laporan harian yang dibuat oleh perusahaan bongkar muat
(PBM) dan dilaporkan kepada pihak kapal tentang berapa banyak
muatan yang dimuat atau dibongkar ke atau dari kapal.
e. Statement of fact
Adalah laporan kenyataan tentang berapa banyak muatan yang
dimuat atau dibongkar di atau dari kapalsetelah aktifitas muat atau
bongkar dilakukan.
f. Cargo damaged report
Adalah laporan kerusakan muatan selama aktifitas muat atau bongkar
yang dibuat oleh PBM dan diketahui oleh pihak kapal (Mualim I).
g. Short/over landed cargo
Laporan mengenai adanya kekurangan atau kelebihan barang yang
dimuat atau dibongkar ke atau dari kapal dan dibuat oleh PBM serta
diketahui oleh pihak kapal.
h. Mate receipt (resi mualim)
Surat tanda terima dari kapal bahwa barang telah diterima diatas
kapal.
i. Bill of Lading (konosemen)
Dokumen perjanjian pengangkutan barang dilaut yang dibuat oleh
perusahaan pelayaran yang dibelakang dokumen tersebut, terdapat
pasal-pasal tentang perjanjian. Dokumen ini berfungsi untuk:
1) Dokumen pengangkutan di laut
2) Tanda terima barang diatas ka[al, contohnya mate receipt
3) Tanda terima uang tambang
4) Tanda kepemilikan, contohnya shipper invoice
j. Cargo manifest/freight manifest
Daftar muatan yang ada diatas kapal berdasarkan Bill of lading untuk
pengecekan Doane.
k. Dangerous cargo list (bila ada)
Daftar muatan bahaya yang ada diatas kapal.
14
9. Waktu dan biaya kapal pelra
Indikator kinerja bongkar muat oleh gang pekerja dapat digambarkan
oleh gang output. Gang output (ton gang hour/ TGH) merupakan indikator
yang menggambarkan tonase yang dihasilkan dalam satu jam oleh setiap
gang buruh. Pekerjaan bongkar muat di pelabuhan pelra tidak terus
menerus dilakukan karena harus menunggu muatan datang. Pada pelayaran
rakyat besarnya biaya bongkar muat diperoleh dari tarif muatan dikali
dengan banyaknya ton muatan yang akan dibongkar muat.pembagian
antara biaya perkapalan pertahun dengan kapasitas angkut kapal tiap
tahunnya akan menghasilkan unit cost kapalpelra setiap tahunnya. Unit
cost atau satuan biaya merupakan biaya yang dihitung untuk setiap tahun
produk pelayanan dalam hal ini adalah biaya satuan muatan yang diangkut
oleh kapal.(Aulia Djeihan Setiajid dan I.G.N Sumanta Buana (2013) )
10. Alat – alat yang digunakan dalam bongkar steel
Menurut Hananto Soewedo (2016) ada banyak peralatan bongkar muat
di kapal. Alat ini digunakan untuk mengangkut atau mengangkat berbagi
jenis, bentuk, ukuran, dan berat muatan sehingga dapat dimuat atau
dibongkar di kapal.
Alat untuk break bulk antara lain:
a. Kereta Sorong
Kereta sorong adalah kereta yang didorong oleh manusia untuk
memindahkan barang dari satu tempat ketempat lainnya
b. Kereta sorong dengan landasan beroda empat
c. Hand Forklift
Hand forklift adalah forklift kecil yang digerakkan oleh tangan untuk
memasukkan muatan kapal kedalam petikemas.
d. Forklift
Adalah kendaraan khusus untuk memindahkan barang yang berat.
e. Clamp truck
Adalah alat untuk memuat gelondongan kertas
15
f. Crane truck
Adalah alat untuk mengangkat muatan yang digerakan dengan mesin
g. Overhead monorails
Adalah alat bongkar muat yang berada di pelabuhan dan berjalan
diatas rel
h. Conveyors (Ban berjalan)
Adalah alat untuk pemuatan barang curah kedalam kapal
i. Kran darat/shore crane
Adalah alat untuk memindahkan barang atau petikemas ke atau dari
kapal, dan sebaliknya
j. Crane apung/floating crane
Adalah crane yang berada di alat apung, yang biasanya untuk
mengangkat muatan-muatan berat.
Alat untuk Stevedoring antara lain:
a. Sling tali (rope sling)
Berfungsi untuk mengangkat muatan dari darat keatas kapal,
terutama muatan dalam karung sekaligus 10-12 karung karena
kekuatan aman tali 1-2 ton.
b. Sling terpal
Digunakan untuk mengangkut muatan kapal yang kecil-kecil
c. Sling rantai
Sling ini berfungsi menaikan pipa – pipa atau steel keatas kapal.
d. Jala-jala tali/ kawat
Alat ini dapat menaikkan muatan kapal berbentuk peti yang tidak
besar secara sekaligus.
e. Sling muatan berat
Digunakan untuk menaikan muatan kapal dengan berat lebih dari 5
ton
f. Unitize sling (melekat pada muatan)
Alat ini mampu mengangkat muatan yang sudah diletakan permanen
pada muatan
16
g. Cengkram plat
Alat stevedoring ini digunakan untuk mengangkat pipa yang
berukuran besar kedalam kapal
h. Pressling (melekat pada muatan)
Sling yang permanen diletakan pada muatan
i. Sling pipa
j. Sling mobil
Sling ini adalah alat bongkar muat khusus mobil
k. Kubruk (sling ternak)
Alat untuk memuat ternak kedalam kapal
l. Sling papan
Alat untuk memuat kapal yang dilandasi dengan papan
m. Gancu muat
Alat ini dapat memuat barang-barang dalam karung seperti kopi,
beras, dan lain-lain
11. Proses bongkar
Proses bongkar barang menurut Edy Hidayatdkk (2009) menyatakan
sebagai berikut:
1. Perencanaan Bongkar
Perencanaan bongkar meliputi kegiatan dengan tahapan sebagai
berikut:
a. Pengajuan booking stack oleh perusahaan pelayaran/agen paling
lambat 1 x 24 jam sebelum kapal tiba.
b. Penyampaian dokumen bay plan dan manifest (inward manifest)
paling lambat 12 jam sebelum kapal tiba.
c. Penertiban surat pengawasan bongkar muat barang berbahaya
oleh Adpel paling lambat 4 jam sebelum kapal tiba.
d. Penyusunan rencana kegiatan bongkar oleh Terminal
Operator/TPS meliputi perencanaan alat dan personil serta
pembuatan Daftar Uraian Bongkar (DUB) dan Kartu Stack Impor
17
(KSI) paling lambat 3 jam sebelum kegiatan bongkar
dilaksanakan.
2. Pelaksanaan Bongkar
Pelaksanaan bongkar meliputi kegiatan dengan tahapan sebagai
berikut:
a. Pelaksanaan bongkar barang impor sesuai dengan perencanaan
yang telah disusun. Kecepatan kegiatan bongkar sesuai dengan
target sasaran mutu dan Key Performance Indicator(KPI) yang
telah ditetapkan.
b. Pembuatan realisasi bongkar barang paling lambat 3 jam setelah
kegiatan bongkar selesai dilaksanakan.
3. Penumpukan
Pelaksanaan penumpukan meliputi kegiatan dengan tahapan
sebagai berikut:
a. Pelaksanaan penumpukan barang hasil pembongkaran di lapangan
barang sesuai dengan rencana lokasi pada kartu Stack Impor (KSI)
paling lambat 30 menit sejak barang diturunkan kechasis truk.
b. Perekaman data realisasi stack oleh petugas lapangan Terminal
Operator/TPS paling lambat sejak barang diletakan dilokasi
lapangan.
c. Penyampaian informasi stack dan ratio penggunaan lapangan
(YOR) ke portal NSW paling lambat 1 jam sejak barang ditumpuk
di lapangan.
4. Perencanaan Delivery
Pelaksanaan perencanaan delivery meliputi kegiatan dengan
tahapan sebagi berikut:
a. Penertiban SPPB dari Government Agencies (GA)/Ditjen Bea
Cukai berdasarkan SLA yang ditetapkan dalam system NSW.
b. Pemilik barang mengajukan permintaan delivery secara online
via web/portal NSW paling lambat 6 jam sebelum kegiatan
delivery dilaksanakan.
18
c. Penertiban nota & SP2 oleh Terminal Operator/TPS paling
lambat 5 jam sebelum kegiatan delivery dilaksanakan. Seluruh
biaya di terminal sudah dilunasi oleh pemilik barang dan sudah
terbit SPPB untuk barang yang bersangkutan.
d. Penyampaian informasi rencana pengambilan barang (truck in)
secara online via web/portal NSW atau web Terminal
operator/TPS paling lambat 1 jam sebelum truk tiba di pintu
masuk (gate in).
e. Truck in secara online via web/portal NSW atau web Terminal
Operator/TPS paling lambat 1 jam sejak penyerahan barang di
pintu keluar (gate out).
5. Pelaksanaan Delivery
Pelaksanaan delivery barang keluar area pelabuhan meliputi
kegiatan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Truk tiba di pintu masuk TPS (gate in) sesuai rencana
kedatangan truk berdasarkan hasil konfirmasi sebelumnya.
b. Pemuatan barang keatas truk (lift on) paling lambat 30 menit
terhitung sejak truk gate in.
c. Penyerahan barang di pintu keluar (truck gate out) dan
pemeriksaan kondisi fisik barang paling lama sejak truk tiba di
pintu keluar.
d. Penyampaian informasi delivery via web/portal NSW paling
lambat 1 jam sejak penyerahan barang di pintu keluar (gate
out).
19
20
12. Instansi Yang Terkait di Pelabuhan
Menurut Edi Hidayat (2009) administrator pelabuhan mempunyai
tugas memadukan rencana operasional dalam menggunakan
tambatan/gudang dan fasilitas pelabuhan lainnya.administrator pelabuhan
juga mengendalikan fungsi kelancaran arus kapal dan barang dan
mengadakan pembinaan tenga kerja bongkar muat (TKBM), serta
mengkoordinir instansi yang ada dalam pelabuhan. Serta menyediakan
dan mengusahakan pelabuhan yang memungkinkan kapal dapat berlabuh
dengan aman dan dapat melakukan kegiatan bongkar/muat, serta
menetapkan alokasi tempat dan waktu kapal bertmbat dan menetapkan
target produksi kegiatan bongkar/muat. Berikut instansi yang terkait
dengan pelabuhan dan pengusahaan bongkar/muat:
1. Instansi Pemerintah
a. Administrator Pelabuhan
Menurut Keputusan Menteri Perhubungan No.KM.67 tahun
1999 tentang organisasi dan tata kerja kantor administrasi
pelabuhan bab 1 pasal 1:
1) Kantor Administrator Pelabuhan adalah unit organic dibidang
keselamatan pelayaran di pelabuhan yang diselenggarakan oleh
Badan Usaha Pelabuhan di lingkungan Departemen
Perhubungan
2) Kantor Administrator Pelabuhan Kelas 1 (Utama) berada
dibawah Direktorat Jenderal Perhubngan Laut dan Kantor
Administrator Pelabuhan lainnya berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen
Perhubungan
3) Kantor Administrator Pelabuhan dfipimpin oleh seorang kepala
kantor.
21
b. Bea Cukai
Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No.10/1995
tentang kepabeanan, Direktorat Bea Cukai berada dibawah
departemen Keuangan mengatur dan mengawasi kepabeanan di
seluruh wilayah Indonesia. Jadi, secara umum tugas instansi Bea
dan Cukai adalah mengenakan pajak cukai terhadap barang atau
muatan yang masuk keluar daerah dimana pemerintah telah
mengenakan kewajiban untuk membayar.
c. Syahbandar
Adalah badan yang melaksanakan port clearance, yaitu
pemeriksaan surat-surat kapal, agar kapal dapat keluarmasuk
pelabuhan. Syahbandar adalah penegak hokum dalam ketertiban
Bandar dan pengawas keselamatan pelayaran. Kapal-kapal harus
memiliki dokumen yang menyatakan bahwa kapal layak laut serta
telah memenuhi syarat dan ketentuan keselamatan pelayaran.
d. Imigrasi
Direktorat Imigrasi adalah badan yang berada dibawah
Departemen Kehakiman.
e. Dinas Karantina dan Kesehatan
Sesuai dengan KM 26/1998 Dinas Karantian disatukan dengan
Dinas Kesehatan. Yang merupakn instansi yang berada dibawah
Departemen Kesehatan untuk memberikan layanan kesehatan.
f. Keamanan dan Ketertiban
Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) merupakan penjaga
keamanan perairan pelabuhan dan pantai sekitarnya. Polisi yang
bertugas di pelabuhan adalah polisi khusus yang dinamakan
Kesatuan Penjaga dan Pengamanan Pelabuhan (KP3).
g. Sucofindo
Sucofindo (superintending company) merupakan instansi
dibawah Departemen Perdagangan yang bertugas menilai mutu,
harga dan jumlah harga dari muatan yang masuk/keluar Indonesia.
22
Disamping itu sucofindo juga bertindak sebagai lembaga penelitian
pemerintah mengenai jumlah dan mutu dari muatan. Badan ini
berhak mengeluarkan sertifikat-sertifikat yang diperlukan.
2. Perusahaan Swasta
Perusahaan swasta yang melaksankan jasa kepelabuhanan terkait
dengan lalu lintas kapal, penumpang dan barang terdiri dari:
a. Perusahaan Pelayaran
Merupakan perusahaan yang mengoperasikan kapal-kapal baik
milik sendiri maupun kapal sewa (charter).
b. Perusahaan Bongkar Muat
Merupakan perusahaan yang bergerak dalam kegiatan bongkar
dan muat barang kekapal.
c. Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL) dan Freight Forwarder
Merupakan perusahaan yang menyediakan jasa pengurusan
barang-barang di Bea Cukai, pelayaran dan angkutannya.
d. Perusahaan Angkut Bandar
Merupakan perusahaan yang mengadakan angkutan barang dan
manusia antara kapaldan daratan.
e. Perusahaan Angkutan Darat
Merupakan perusahaan yang menyediakan angkutan barang-
barang yang dibongkar/muat dari kapal.
f. Perbankan
Merupakan perusahaan yang mengadakan jas perbankan di
pelabuhan, terutama transaksi ekspor/impor barang.
g. Surveyor
Merupakan perusahaan yang mensurvei mutu suatu keadaan
barang atau kapal.
h. Perusahaan Persewaan Peralatan
Merupakan perusahaan menyewakan peralatan bongkar/muat
barang dan transportasi.
23
2.2 Gambaran Umum Obyek Penulisan
1. Sejarah PT. Multi Sentana Baja
PT. Perusahaan Bongkar Muat Multi Sentana Baja, didirikan
berdasarka Akte Notaris Yudo Paripurna SH., Jakarta, no.161, tanggal 24
februari 1986. Pada mulanya perusahaan ini bernama PT. Multi Sentana
Baja, namun sesuai dengan saran yanng berwajib untuk menghindari
salah penafsiran dan untuk mencerminkan aktifitas perusahaan yang
terlihat dari nama perusahaan, maka dengan Akte Notaris N0. 32,
tertanggal6 Desember1986 dari Notaris yang sama, di adakan perubahan
pada pasal 1 Akte sebelumnya, yaitu yang mengatur nama dan tempat
kedudukan, menjadi PT. Perusahaan Bongkar Muat Multi Sentana Baja,
perusahaan ini berkedudukan di Jalan Raya Merak No. 8, Cilegon. Dan
beralih di Alamat perusahaan : Jl. Brigjen Katamso No. 11 Cigading,
Ciwandan, Cilegon, Banten, Telp. (0254) 6014472-602108
Aktifitas utama perusahaan bergerak pada bidang Jasa Bongkar Muat
Dari dan kedalam pelabuhan Cigading dan Ciwandan mengingat pula jasa
ini sangat dibutukan, maka keberadaan perusahaan ini telah memberikan
manfaat yang besar bagi kedua belah pihak, yaitu pihak perusahaan dan
pihak yang membutuhkan jasa bongkar muat. Disamping sikap yang
koensiil seperti disebut diatas, maka perusahaan ini telah menyerap
banyak tenaga kerja terdiri dari tenaga buruh yang hanya mengandalkan
kemampuan fisik (unskilled labour). Ini berdiri dari perusahaan telah
memberikan manfaat baik bagi masyarakat sekitar pelabuhan Cigading,
maupun secara Nasional, berupa mengurangi pengangguran.
Adapun mekanisme penyusunan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
perusahaan diawali dengan membuat evaluasi dari dan melakukan analisis
secara internal dan eksternal untuk menentukan apa yang seharusnya
dilakukan oleh perusahaan. Langkah berikutnya adalah membahas dalam
rapat kerja untuk menentukan Visi, Misi , Tujuan dan Sasaran
perusahaan. Pencapain dalam menyusun Visi, Misi, tujuan dan Sasaran
perusahaan, tentunya juga harus memahami lingkungan sekitar,
24
memperkirakan masa depan dan persaingannya bagaimana.
2. Tujuan Dan Sasaran Perusahaan
Untuk memberikan arah dari setiap aktifitas perusahaan, maka
pendirian perusahaan harus mempunyai tujuan yang jelas, tujuan
pendirian PT. Perusahaan Bongkar Muat Multi Sentana Baja, secara tegas
di sebutkan pada Akte Notaris No. 32 Tertanggal 6 Desember 1986 dari
Notaris yang sama, yaitu pada Pasal 3 ynag merupakan perushaan dari
Pasal 3 Akte Notaris sebelumnya. Pada Akte tersebut dijelaskan, bahwa
tujuan perusahaan adalah :
a. Meliputi segala pembuatan dan tindakan yang bertalian dengan
maksud dan tujuan yang dapat memberikan keuntungan bagi
mengadakan usaha kegiatan bongkar muat dari dan ke kapal satu dan
perseroan lainnya dalam arti kuat yang seluas – luasnya dengan
mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Perseroan ini ada hak mendirikan atau turut menjadi pemegang saham
dari badan-badan hukum lainnya yang maksudnya sama atau hampir
bersamaan dengan maksud dan tujuan perseroan ini, baik langsung
maupun tidak langsung, asal tidak melanggar hukum.
3. Perkembangan Usaha PT. Multi Sentana Baja
Jasa bongkar muat dari dan ke pelabuhan Cigading dan Ciwandan
sesungguhnya mempunyai manfaat yang besar, baik secara komirsial
maupun Non komirsil, mengingat daerah tersebut berada pada arus
lalulintas angkutan orang dipelabuhan merak dan angkutan barang antar
pulau di pelabuhan Cigading dan Ciwandan.
Untuk beberapa tahun belakangan manfaat ini sangat dirasakan
perusahaan terbukti dari laba yang diperoleh dimana tahun demi tahun
mengalami peningkatan mulai dari tahun 1990 keadaanya mulai berat
yaitu keadaan perusahaan dibidang jasa bongkar muat, telah diimbangi
dengan usaha yang sama dari perum yang kenyataan dapat memberikan
harga atau tarif bongkar muat yang lebih rendah dari pada yang
dikenakan perusahaan.
25
Hal ini tentu saja merupakan tantangan bagi perusahaan untuk
mempertahankan kontinuitas melalui tindakan yang efektif dan efisien.
Tanggung jawab terhadap keadaan merupakan perusahaan jasa, maka
disamping manajemen yang baik, maaka human relation juga memegang
peranan yang penting.
4. Budaya Kerja PT. Multi Sentana Baja
Dalam budaya kerjanya PT. Multi Sentana Baja mempunyai
program dengan menjunjung tinggi kerja sama tim yang baik salah
satunya dengan ketepatan waktu dan ketelitian tiap anggota tim dalam
melakukan tugasnya masing-masing. Semua itu tercermin dalam jam
kerja yang diterapkan PT. Multi Sentana baja.
5. Struktur Organisasi
Organisasi adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan yang
sudah ditetapkan.
Adapun struktur organisasi pada PT. Multi Sentana Baja adalah
sebagai berikut :
Sumber : PT. Multi Sentana Baja 2016
26
6. Tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian:
Dalam menjalankan kegiatan masing-masing bagian memiliki tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut :
a. Direktur
Direktur di PT. Multi Sentana dikepalai oleh Bpk. Muchsin S.Tr,
M.M yang memiliki tugas dan tanggung jawab adalah mewakili
perusahaan didalam dan diluar hukum merumuskan kebijakan umum
perusahaan dalam bidang operasional, administrasi, personalia,
keuangan dan tata tertib organisasi serta sebagai pimpinan utama bagi
para kepala bagian.
b. Staf Marketing
Kepala Staf marketing yaitu Bpk.Efendy Yunir S.Pd bertanggung
jawab kepada direktur dan mempuntyai tugas-tugas pokok sebagai
berikut :
1) Mencari pengguna jasa sebanyak-banyaknya.
2) Menyusun anggaran produksi.
3) Menjaga hubungan baik dengan pengguna jasa yang telah ada.
c. Kepala Bidang Personalia
Kepala bidang personalia Bpk.Edy Haryanto bertanggung jawab
kepada kepada direktur mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :
1) Membantu direktur dalam pembinaan dan pengurusan segala
sesuatu yang bersifat umum.
2) Menyimpulkan, memiliki dan mempersiapkan data-data kegiatan di
segala bidang untuk menyusun program kerja.
d. Kepala Bidang Operasional
Kepala bidang operasional yaitu Bpk. Agus Sugiono bertanggung
jawab kepada direktur yang mempunyai tugas-tugas pokok sebagai
berikut :
1) Mengecek dan menyeleikan permohonan fasilitas pelabuhan serta
dalam hal pembayaran.
27
2) Bertanggung jawab atas pelaksanaan administrasi serta pekerjaan
yang berhubungan dengan pelayaran kapal.
3) Melayani kebutuhan kapal yang berhubungan dengan crew maupun
untuk pengisian air.
e. Kepala Bidang Keuangan dan Akutansi
Kepala bidang keuangan dan akutansi Bpk. Amay amarullah
bertanggung jawab kepada direktur dan mempunyai tugas-tugas pokok
sebagai berikut :
1) Mengatur tersedianya dana untuk kelancaran operasional
perusahaan.
2) Menjamin terselenggaranya administrasi umum keuangan dan
akutansi sesuai dengan nominal yang ada.
3) Mengkoordinir penyusunan anggaran dana investasi perusahaan.
f. Kepala Bagian Pelayaran
Kepala bagian pelayaran yaitu Bpk. Rusdy bertanggung jawab
kepada direktur dan mempunyai tugas-tugas pokok sebagai berikut :
1) Memimpin dan mengkoordinir semua kegiatan di bagian pelayaran.
2) Merencanakan dan menyusun semua kegiatan di bagian
penanganan kapal.
3) Menyelesaikan dan memberi saran terhadap permasalahan yang
ada di dalam kegiatan pelayaran.
n. Kepala Bagian Bongkar Muat
Kepala bagian bongkar muat yaitu Bpk. Ismatullah bertanggung
jawab kepada direktur dan mempunyai tugas-tugas pokok sebagai
berikut :
1) Merencanakan dan menyusun kegiatan di bagian bongkar muat
barang.
2) Memimpin dan mengkoordinir semua kegitan di bagian bongkar
muat barang.
3) Menyelesaikan dan memberi saran terhadap permasalahan yang ada
di dalam kegiatan bongkar muat barang.
28
o. Kepala Bagian General Kontraktor
Kepala bagian General Kontraktor yaitu Bpk. Johani bertanggung
jawab kepada direktur dan mempunyai tugas-tugas pokok sebagai
berikut :
1) Memimpin dan mengkoordinir semua kegiatan di bagian general
kontraktor.
2) Merencanakan dan menyusun kegiatan di bagian general kontraktor.
3) Menyelesaikan dan memberi saran terhadap permasalahan yang ada
di dalam kegiatan general kontraktor.
p. Kepala Sub. Bagian Peralatan
Kepala Sub. Peralatan tidak langsung bertanggung jawab kepada
direktur melainkan bertanggung jawab kepada kepala bagian bongkar
muat dan mempunyai tugas-tugas pokok sebagai berikut :
1) Menyiapkan semua peralatan mekanis non mekanis
2) Mengkoordinir pengoperasian semua peralatan serta mengadakan
perawatan dan pemeliharaan terhadap semua peralatan bongkar
muat.
q. Kepala Sub. Bagian Gudang
Kepala Sub. Bagian Gudang tidak langsung bertanggung jawab
kepala direktur namun bertanggung jawab kepada kepala bagian
bongkar muat dan mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :
1) Menyiapkan dan menyediakan penyimpanan pralatan bongkar
muat.
2) Merawat dan memelihara gudang apabila terjadi kerusakan pada
gudang.
3) Bekerja sama dalam mengkoordinir pengoperasian peralatan
bongkar muat bersama kepala sub.bagian peralatan.
29
r. Kepala Sub. Bagian Lapangan
Kepala Sub. Bagian Lapangan tidak langsung bertanggung jawab
kepada direktur namun bertanggung jawab kepada kepala bagian
bongkar muat dan mempunyai tugas-tugas sebagai berikut :
Memeriksa dan memastikan apakah tempat kerja bongkar muat di
pelabuhan sudah dapat di lakukan. Menyelesaikan semua masalah yang
timbul dilapangan tempat kerja bongkar muat.
7. Jam Kerja Perusahaan Bongkar Muat
Tabel I. 1
Non Shift
Hari Jam Kerja Jaam istirahat
Senin 08.00-16.30 12.00-13.00
Selasa 08.00-16.30 12.00-13.00
Rabu 08.00-16.30 12.00-13.00
Kamis 08.00-16.30 12.00-13.00
Jumat 08.00-16.30 12.00-13.00
Sabtu 08.00-16.30 12.00-13.00
30
Tabel I. 2
Shift 1
Tabel I. 3
Shift 2
Tabel I. 4
Hari Jam Kerja Jam istirahat
Senin 06.00-14.00 12.00-13.00
Selasa 06.00-14.00 12.00-13.00
Rabu 06.00-14.00 12.00-13.00
Kamis 06.00-14.00 12.00-13.00
Jumat 06.00-14.00 12.00-13.00
Sabtu 06.00-14.00 12.00-13.00
Minggu 06.00-14.00 12.00-13.00
Hari Jam Kerja Jaam istirahat
Senin 14.00-22.00 18.00-19.00
Selasa 14.00-22.00 18.00-19.00
Rabu 14.00-22.00 18.00-19.00
Kamis 14.00-22.00 18.00-19.00
Jumat 14.00-22.00 18.00-19.00
Sabtu 14.00-22.00 18.00-19.00
Minggu 14.00-22.00 18.00-19.00
31
Shift 3
8. Visi & Misi Perusahaan
Visi
Memastikan PT. Multi Sentana Baja menjadi salah satu perusahaan
yang terkemuka dalam operasional bongkar muat kapal serta
meningkatkan kinerja perusahaan secara berkesinambungan.
Misi
Mendominasi jasa Bongkar Muat dari dan keatas kapal di perairan
banten yang unggulan dalam bidangnya serta dikenal didunia
kemaritiman.
Hari Jam Kerja Jaam istirahat
Senin 22.00-06.00 00.00-01.00
Selasa 22.00-06.00 00.00-01.00
Rabu 22.00-06.00 00.00-01.00
Kamis 22.00-06.00 00.00-01.00
Jumat 22.00-06.00 00.00-01.00
Sabtu 22.00-06.00 00.00-01.00
Minggu 22.00-06.00 00.00-01.00
Sumber : PT. Multi Sentana Baja