-
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengobatan Sendiri
Pengobatan sendiri adalah upaya mengatasi masalah kesehatan secara
umum menggunakan obat-obatan yang didesain dan diberi label khusus untuk
digunakan tanpa resep dokter yang dianggap aman dan efektif untuk
digunakan.Obat untuk pengobatan sendiri sering disebut ′obat tanpa resep′
atau ′over the counter′ (OTC) dan tersedia tanpa resep dokter di apotek
(WSMI,2012).
Upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri dikenal dengan
istilah swamedikasi.Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi
keluhan – keluhan dan penyakit ringan yang banyak dialami masyarakat
seperti demam, nyeri, pusing,batuk, influenza, sakit maag,kecacingan, diare,
penyakit kulit dan lainnya.Swamedikasi menjadi alternatif yang diambil
masyarakat untuk meningkatkan keterjangkauan pengobatan (Depkes
RI,2006).Untuk melakukan pengobatan sendiri secara benar, masyarakat
mutlak memerlukan informasi yang jelas dan dapat dipercaya, dengan
demikian penetuan jenis dan jumlah obat yang diperlukan harus berdasarkan
kerasionalan (Depkes RI,2008).
Obat adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam
rangka penetapan diagnosis, pencagahan, penyembuhan,pemulihan
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi (Depkes RI,2008).
B. Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas
1. Obat Bebas
Obat Bebas yaitu obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter dan
bisa diperoleh di apotek, toko obat, toko dan pedagang eceran. Pada
kemasan obat ditandai dengan lingkaran hitam dengan latar berwarna
Perubahan Tingkat Pengetahuan..., Asti Winarni, Fakultas Farmasi UMP, 2014
-
6
hijau. Contohnya Parasetamol (pereda nyeri dan demam), dan produk-
produk vitamin (Widodo, 2011).
Obat Bebas adalah obat-obat yang telah digunakan dalam pengobatan
modern (ilmiah) dan tidak mempunyai bahaya yang mengkhawatirkan.
Obat Bebas yang diperjualbelikan tanpa resep dokter harus disetai dengan
brosur yang menerangkan cara pemakaiannya, jumlah takaran,
kontraindikasinya dan peringatan terhadap kemungkinan gangguan-
gangguan akibat alergi terhadap obat yang bersangkutan serta gejala-
gejalanya, ditulis dengan huruf Latin dalam bahasa Indonesia.Tanda
khusus untuk Obat Bebas adalah berupa lingkaran berwarna hijau dengan
garis tepi berwarna hitam (Widodo, 2011).
2. Obat Bebas Terbatas
Menurut Widodo (2011), obat bebas terbatas adalah obat yang dijual
bebas dan dapat dibeli tanpa resep dokter, tapi disertai dengan tanda
peringatan. Tanda khusus untuk obat ini adalah lingkaran berwarna biru
dengan garis tepi hitam. Khusus untuk Obat Bebas Terbatas, selain
terdapat tanda khusus lingkaran biru, diberi pula tanda peringatan untuk
aturan pakai obat, karena hanya dengan takaran dan kemasan tertentu,
obat ini aman dipergunakan untuk pengobatan sendiri. Tanda peringatan
berupa empat persegi panjang dengan huruf putih pada dasar hitam yang
terdiri dari 6 macam yaitu :
P. No. 1 yaitu: Awas ! Obat Keras Bacalah aturan memakainya
P. No. 2 yaitu: Awas ! Obat Keras Hanya untuk kumur, jangan ditelan
P. No. 3 yaitu: Awas ! Obat Keras Hanya untuk bagian luar badan
P. No. 4 yaitu: Awas ! Obat Keras Hanya untuk dibakar
P. No. 5 yaitu: Awas ! Obat Keras Tidak boleh ditelan
P. No. 6 yaitu: Awas ! Obat Keras Obat Wasir, jangan ditelan
Perubahan Tingkat Pengetahuan..., Asti Winarni, Fakultas Farmasi UMP, 2014
-
7
C. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia,atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,hidung,telinga dan
sebagainya).Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra
pendengaran (telinga) dan indra penglihatan (mata).Pengetahuan seseorang
terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda.Secara
garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan (Notoatmojo,2010).
a. Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah
ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
b. Memahami (Comprehention)
Memahami suatu objek bukan hanya sekedar tahu terhadap objek
tersebut,tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus
dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui
tersebut.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang
diketahui tersebut pada situasi yang lain.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen
yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi
bahwa pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis
adalah apabila orang tersebut telah dapat membedakan, atau
memisahkan, mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap
pengetahuan atas objek tersebut.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk merangkum
atau meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-
komponen pengetahuan yang dimiliki.
Perubahan Tingkat Pengetahuan..., Asti Winarni, Fakultas Farmasi UMP, 2014
-
8
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
penilaian terhadap suatu objek tertentu.Penilaian ini dengan sendirinya
didasarkan pada suatu criteria yang ditentukan sendiri atau norma-norma
yang berlaku di masyarakat.
D. Leaflet
Leafet adalah penyampaian informasi kesehatan dalam bentuk kalimat,
gambar ataupun kombinasi melalui lembaran yang dilipat. Leaflet termasuk
salah satu media edukasi yang sederhana dan mudah dibuat. Isi informasi
dibuat dalam bentuk kalimat, gambar, maupun gabungan keduanya. Selain
leaflet media cetak lain diantaranya booklet, flipchart, poster, flyer, dll.
(Notoatmojo, 2010)
Kegunaan dan keunggulan dari penggunaan leaflet antara lain :
1. Responden dapat menggunakan leaflet untuk belajar tentang informasi
kesehatan secara mandiri.
2. Responden dapat melihat isinya pada saat santai.
3. Sederhana dan murah.
4. Informasi dapat dibagi dengan keluarga dan teman.
E. Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan adalah suatu fenomena fisiologis yang dimulai dengan
pembuahan dan diakhiri dengan proses persalinan. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir (Hanifa, 2007). Tiga periode berdasarkan lamanya
kehamilan:
a. Kehamilan trimester I : 0–14 minggu
b. Kehamilan trimester II : 14–28 minggu
c. Kehamilan trimester III : 28–42 minggu
Perubahan Tingkat Pengetahuan..., Asti Winarni, Fakultas Farmasi UMP, 2014
-
9
Dalam 3 trimester tersebut akan terjadi perubahan-perubahan dalam
tubuh ibu. Perubahan akan muncul pada minggu ke-5 sampai ke-6 masa
kehamilan, karena hormon-hormon kehamilan dalam tubuh mulai aktif
bekerja (Hanifa, 2007).
2. Tanda-tanda Kehamilan
Menurut Hanifa (2007), tanda-tanda kehamilan meliputi :
a. Amenorrhoea
Gejala pertama kehamilan ialah haid tidak datang pada tanggal
yang diharapkan. Bila seorang wanita memiliki siklus haid teratur dan
mendadak berhenti, ada kemungkinan hamil. Tetapi meskipun
demikian sebaiknya ditunggu selama 10 hari sebelum memeriksakan
diri ke dokter. Karena sebelum masa itu sulit untuk memastikan adanya
kehamilan.
Haid yang terlambat pada wanita berusia 16-40 tahun, pada
umumnya memang akibat adanya kehamilan. Tetapi kehamilan
bukanlah satu-satunya penyebab keterlambatan haid. Haid dapat
tertunda oleh tekanan emosi, beberapa penyakit tertentu, dan juga
akibat makan obat-obatan tertentu. Selain kehamilan, penurunan berat
badan dan tekanan emosi juga sering menjadi penyebab keterlambatan
haid pada wanita yang semula mempunyai siklus normal (Hanifa,
2007).
b. Perubahan pada payudara
Banyak wanita merasakan payudara memadat ketika menjelang
haid. Bila terjadi kehamilan, gejala pemadatan bersifat menetap dan
semakin bertambah. Payudara menjadi lebih padat, kencang dan lebih
lembut, juga dapat disertai rasa berdenyut dan kesemutan pada putting
susu. Perubahan di atas disebabkan oleh tekanan kelamin wanita,
estrogen, dan progesterone yang dihasilkan oleh uri (plasenta).
Hormon-hormon ini menyebabkan saluran dan kantong kelenjar susu
membesar, dan tertimbun lemak di daerah payudara. Rasa kesemutan
Perubahan Tingkat Pengetahuan..., Asti Winarni, Fakultas Farmasi UMP, 2014
-
10
dan berdenyut disebabkan oleh bertambahnya aliran darah yang
mengaliri payudara (Hanifa, 2007).
c. Mual dan muntah-muntah
Kira-kira separuh dari wanita yang hamil mengalami mual dan
muntah-muntah, dengan tingkat yang berbeda-beda, biasanya cukup
ringan dan terjadi dipagi hari (morning sickness). Penyebabnya tidak
diketahui, tetapi juga dapat disebabkan oleh karena peningkatan kadar
hormon kelamin yang diproduksi selama hamil. Sesudah 12 minggu
gejala-gejala itu biasanya menghilang, karena tubuh sudah
menyesuaikan diri (Hanifa, 2007).
d. Sering kencing
Pada awal kehamilan ginjal bekerja dan kantong kencing cepat
penuh (Hanifa, 2007).
F. Obat dan Kehamilan
1. Farmakokinetik Obat pada Kehamilan
Menurut Katzung (2009), berikut hal-hal yang mempengaruhi
penyerapan obat pada kehamilan:
a. Kelarutan Lipid
Seperti juga membran biologik lainnya, obat yang melintasi
plasenta bergantung pada kelarutan lipid dan derajat ionisasi obat, obat
lipofilik cenderung berdifusi dengan mudah melintasi plasenta dan
masuk sirkulasi janin.
b. Ukuran Molekul
Berat molekul obat juga mempengaruhi kecepatan transfer dan
jumlah obat yang ditransfer melalui plasenta. Obat-obat dengan
molekul 250-500 dapat melintasi plasenta dengan mudah, bergantung
pada kelarutan lipidnya dan derajat ionisasi. Obat dengan berat
molekul 500-1000 lebih sulit melintasi plasenta, dan obat dengan berat
molekul lebih dari 1000 sangat sulit melintasi plasenta.
Perubahan Tingkat Pengetahuan..., Asti Winarni, Fakultas Farmasi UMP, 2014
-
11
c. Ikatan Protein
Derajat ikatan obat dengan protein plasma (albumin) dapat pula
mempengaruhi laju transfer dan jumlah obat yang dipindahkan.
Namun, jika obat sangat mudah larut lipid, tidak akan banyak
dipengaruhi oleh ikatan protein.
d. Metabolisme obat plasenta dan janin
Terdapat dua mekanisme yang memberikan perlindungan janin
dari obat dalam sirkulasi darah maternal:
a. Plasenta sendiri berperan baik sebagai sawar semipermeabel dan
sebagai tempat metabolisme beberapa obat yang melaluinya.
b. Obat yang telah melewati plasenta masuk dalam sirkulasi janin
melalui vena umbilikus.
2. Kategori Obat pada Ibu Hamil
Menurut Yunika (2009), sistem penggolongan kategori resiko pada
masa kehamilan dapat mengacu pada sistem penggolongan FDA (Food
and Drug Administration) atau ADEC (Australian Drug Evaluation
Committee). Untuk sediaan farmasi yang mengandung lebih dari satu
bahan obat, penggolongan resiko sesuai dengan komponen obat yang
mempunyai penggolongan paling ketat.
Penggolongan ini berlaku hanya untuk dosis terapetik anjuran bagi
wanita usia produktif. Menurut Yunika (2009) kategori kehamilan
menurut FDA, adalah sebagai berikut:
a. Kategori A
Obat-obat yang telah banyak digunakan oleh wanita hamil tanpa
disertai kenaikan frekuensi malformasi janin atau pengaruh buruk
lainnya. Misalnya Parasetamol, Penisilin, Eritromisin, Digoksin,
Isoniazid, dan Asam Folat.
b. Kategori B
Obat-obat yang pengalaman pemakaiannya pada wanita hamil
masih terbatas, tetapi tidak terbukti meningkatkan frekuensi
malformasi atau pengaruh buruk lainnya pada janin. Kategori B dibagi
Perubahan Tingkat Pengetahuan..., Asti Winarni, Fakultas Farmasi UMP, 2014
-
12
lagi berdasarkan temuan-temuan pada studi toksikologi pada hewan,
yaitu:
1) B1 : Dari penelitian pada hewan tidak terbukti meningkatnya
kejadian kerusakan janin. Contoh simetidin.
2) B2 : Data dari penelitian pada hewan belum memadai, tetapi ada
petunjuk tidak meningkatnya kejadian kerusakan janin. Contoh
tikarsilin, amfoterisin, dopamin, asetilkistein, dan alkaloid
belladonna.
3) B3 : Penelitian pada hewan menunjukkan peningkatan kejadian
kerusakan janin, tetapi belum tentu bermakna pada manusia.
Misalnya karbamazepin, pirimetamin, griseofulvin, trimetoprim,
dan mebendazol.
c. Kategori C
Obat-obat yang dapat memberi pengaruh buruk pada janin tanpa
disertai malformasi anatomic semata-mata karena efek
farmakologiknya. Efeknya bersifat reversibel. Contoh narkotik,
rifampisin, aspirin, AINS, dan diuretika.
d. Kategori D
Obat-obat yang terbukti menyebabkan meningkatnya kejadian
malformasi janin pada manusia atau menyebabkan kerusakan janin
yang bersifat ireversibel. Obat-obat dalam kategori ini juga
mempunyai efek farmakologik yang merugikan terhadap janin.
Misalnya: androgen, fenitoin, kinin, klonazepam, asam valproat, dan
steroid anabolik.
e. Kategori X
Kategori obat yang telah terbukti mempunyai resiko tinggi
terjadinya pegaruh buruk yang menetap (irreversibel) pada janin jika
diminum pada masa kehamilan. Obat dalam kategori ini merupakan
kontraindikasi mutlak selama kehamilan. Misalnya isotretionin.
Perubahan Tingkat Pengetahuan..., Asti Winarni, Fakultas Farmasi UMP, 2014
-
13
3. Anjuran Penggunaan Obat Pada Masa Kehamilan
Menurut Manuaba (2010), anjuran penggunaan obat pada masa
kehamilan adalah sebagai berikut:
a. Obat hanya diresepkan pada ibu hamil bila manfaat yang diperoleh ibu
diharapkan lebih besar dibandingkan resiko pada janin.
b. Sedapat mungkin segala jenis obat dihindari pemakaiannya selama
trimester pertama kehamilan.
c. Apabila diperlukan, lebih baik obat-obatan yang telah dipakai secara
luasa pada kehamilan dan biasanya tampak aman diberikan daripada
obat baru atau obat yang belum pernah dicoba secara klinis.
d. Obat harus digunakan pada dosis efektif terkecil dalam jangka waktu
sesingkat mungkin.
e. Penggunaan banyak obat tidak boleh diberikan sekaligus (polifarmasi).
f. Perlu adanya penyesuaian dosis dan pemantauan pengobatan.
Pemakaian obat-obat bebas dan resep perlu diperhatikan sepanjang
kehamilan sampai nifas. Perubahan fisiologik pada ibu yang terjadi
selama masa kehamilan mempengaruhi kerja obat dan pemakaiannya.
4. Pengaruh Obat terhadap Kehamilan
Meskipun janin di dalam kandungan telah dilindungi dari pengaruh
luar oleh plasenta dan selaput ketuban, tetapi ia sama sekali tidak terlepas
dari pengaruh buruk obat yang dikonsumsi oleh sang ibu. Secara khusus,
penggunaan obat-obatan pada ibu hamil tidak hanya memberikan efek
samping pada sang ibu, tetapi lebih dari itu ada pengaruh buruk pada
janin, yang berupa cacat-cacat bawaan. Obat atau agen lain yang dapat
mengakibatkan cacat bawaan yang nyata lazim disebut sebagai obat yang
bersifat teratogenik atau dismorfogenik (Yunika, 2009).
Menurut Katzung (2009), sebagian besar obat yang digunakan oleh
wanita hamil dapat menembus plasenta, sehingga embrio dan janin dalam
masa perkembangan terpapar terhadap efek farmakologis dan teratogenik
agen tersebut. Faktor-faktor kritis yang mempengaruhi transfer obat
Perubahan Tingkat Pengetahuan..., Asti Winarni, Fakultas Farmasi UMP, 2014
-
14
menembus plasenta dan efek obat terhadap janin termasuk hal-hal sebagai
berikut:
a. sifat fisikokimiawi
b. kecepatan menembus plasenta dan jumlah yang mencapai janin
c. durasi paparan
d. sifat distribusi pada jaringan janin yang berbeda
e. tahap perkembangan janin dan plasenta pada saat pemaparan
f. efek obat yang digunakan secara kombinasi
G. Community Based Interactive Approach (CBIA)
Community Based Interactive Approach (CBIA) merupakan salah satu
kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dapat digunakan untuk
swamedikasi. Metode CBIA ini telah teruji lebih efektif dalam meningkatkan
pengetahuan pengobatan sendiri. (Suryawati, 2003 ).
Metode CBIA merupakan metode pembelajaran untuk para ibu rumah
tangga agar lebih aktif dalam mencari informasi seputar obat yang digunakan
oleh keluarga. Informasi tersebut berguna bagi para ibu antara lain agar
mampu menyikapi promosi iklan obat dipasaran dan mengelola obat di rumah
tangga secara benar. Karena dari banyak survei diketahui bahwa ibu rumah
tangga adalah ”key person” dalam penggunaan obat di rumah tangga
(Depkes RI, 2008).
Metode CBIA merupakan metode penyampaian informasi obat dengan
melibatkan subyek secara aktif yaitu mendengar, melihat, menulis, dan
melakukan evaluasi tentang pengenalan jenis obat dan bahan aktif yang
terkandung dalam suatu obat serta informasi lain seperti indkasi,
kontraindikasi, dan efek samping. Tujuan metode ini adalah untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam memilih obat bebas dan
obat bebas terbatas (Suryawati, 2003).
Dalam metode CBIA, kegiatan ini dilakukan dengan cara diskusi
interaktif dan di bagi dalam kelompok kecil kurang lebih 5-6 orang. Nara
sumber atau tutor bisa berasal dari seorang apoteker, dokter, atau mahasiswa
Perubahan Tingkat Pengetahuan..., Asti Winarni, Fakultas Farmasi UMP, 2014
-
15
farmasi dan kedokteran, serta tenaga medis yang mengerti tentang obat.
Setiap peserta dibagikan satu set obat-obatan. Kemudian peserta diminta
unuk mengamati dan mengumpulkan seluruh informasi obat yang diperlukan
dalam pengobatan sendiri sesuai yaitu bahan aktif, indikasi, dosis, efek
samping dan kontraindikasi yang tertera dan membedakan zat aktif dari
komponen tambahnnya jika obat terdiri dari satu komponen. Mempelajari
edukasi, dosis dan cara pemberian, efek samping dan kontra indiksai obat.
Hasil diskusi kelompok didiskusikan bersama (Suryawati, 2003).
Menurut Suryawati ( 2003), Komponen informasi yang dijelaskan dalam
proses edukasi dengan metode CBIA antara lain.
1. Kandungan bahan aktif
Disini diperkenalkan kepada responden bahwa banyak obat dengan
nama dagang yang berbeda tetapi memiliki kandungan bahan aktif yang
sama sehingga khasiat dari obat tersebut sama. Harapannya dalam
memilih responden tidak lagi menghubungkan secara langsung antara
gejala sakit yang dirasakan dengan nama dagang obat (Suryawati, 2003).
2. Dosis dan aturan pakai
Menurut Suryawati (2003), untuk dapat menghasilkan efek yang
diinginkan, obat harus diminum dengan dosis yang tepat. Karena dosis
yang tinggi dapat menimbulkan efek toksik, sedangkan dosis yang terlalu
rendah tidak akan menghasilkan efek. Dosis obat yang dapat
menghasilkan efek yang diharapkan tergantung dari beberapa faktor
antara lain usia, bobot badan, jenis kelamin, besarnya permukaan badan
beratnya penyakit dan keadaan penderita.
Aturan minum atau aturan pakai merupakan hal yang penting
dalam penggunaan obat karena berhubungan dengan konsentrasi atau
ketersediaan obat didalam tubuh. Ketepatan dosis berkaitan dengan selang
waktu pemakaian, tidak hanya memperhatikan jumlah yang harus
diminum, tetapi juga perlu diperhatikan selang waktu yang benar untuk
meminum obat (Suryawati, 2003).
Perubahan Tingkat Pengetahuan..., Asti Winarni, Fakultas Farmasi UMP, 2014
-
16
Menambah dosis sendiri, bahkan dalam jumlah yang berlebihan
tidak membuat sakit berhenti tetapi justru akan memperberat kerja ginjal.
Dalam setiap kemasan obat bebas dan obat bebas terbatas juga disertai
tulisan “jika sakit berlanjut hubungi dokter !” (Suryawati, 2003).
3. Indikasi
Indikasi berarti kegunaan obat. Dalam memilih obat bebas dan obat
bebas terbatas informasi mengenai indikasi obat sangat penting. Dengan
mencocokan gejala sakit yang dirasakan dengan indikasi yang tertera
dalam kemasan. (Suryawati, 2003).
4. Efek samping
Menurut Suryawati (2003), masalah efek samping obat tidak kalah
penting dengan masalah efek terapi obat. Responden harus diperkenalkan
secara dini bahwa setiap obat tidak hanya mempunyai efek terapi tetapi
juga efek yang tidak diinginkan atau efek samping. Efek samping obat
merupakan reaksi yang sifatnya merugikan si pemakai dan timbulnya
pada penggunaan obat dengan dosis terapi, diagnostik atau profilaksis.
Resiko efek samping obat dapat diperbesar oleh penggunaan obat
yang tidak rasional. Pemakaian obat yang berlebihan baik dalam jenis
maupun dosis, jelas akan meningkatkan resiko efek samping. Jika selama
mengkonsumsi obat timbul gejala lain yang dirasakan maka segera
menghubungi apoteker atau dokter.
5. Kontra indikasi
Kontra indikasi obat merupakan pengguna yang tidak
diperbolehkan untuk mengkonsumsi obat tersebut. Informasi ini penting
untuk dipahami dan dicocokan dengan kondisis kesehatan orang tersebut
(Suryawati, 2003).
6. Peringatan
Menurut Suryawati (2003), peringatan yang biasanya terdapat
dalam kemasan obat antara lain :
a. Obat dapat menyebabkan rasa kantuk.
Perubahan Tingkat Pengetahuan..., Asti Winarni, Fakultas Farmasi UMP, 2014
-
17
Jangan mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan
mesin setelah minum obat ini. Biasanya peringatan ini digunakan
untuk obat-obatan yang menyebabkan rasa kantuk dan memperlambat
daya reflek seseorang, seperti obat batuk, flu serta alergi.
b. Peringatan mengenai cara penyimpanan obat
Simpan ditempat yang dingin, berarti pada suhu tidak lebih dari
8ºC. Jangan terkena sinar matahari. Sinar yang panas yang berlebihan
akan merusak hampir semua obat-obatan oleh karena itu lebih baik
obat disimpan ditempat sejuk. Jika obat disimpan dikulkas jangan
disimpan pada suhu kamar, maksunya adalah suhu antar 150C hingga
300C.
7. Tanggal kadaluarsa
Yang dimaksud dengan tanggal kadaluarsa adalah waktu yang
menunjuka batas ahir obat masih memenuhi persyaratan seperti semula,
sehingga setelah batas waktu tersebut khsiatnya tidak dijamin masih
100%. Informasi tentang tanggal kadaluarsa dalam kemasan biasanya
ditulis dengan expired date sering disingkat ED (Suryawati, 2003).
Perubahan Tingkat Pengetahuan..., Asti Winarni, Fakultas Farmasi UMP, 2014