9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian
Keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan lembaga yang
mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang
erat antara anggotanya dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga
sebagai lembaga/unit layanan perlu diperhitungkan (Friedman, 2010).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena
hubungan darah, perkawinan, dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang
berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya. (Ali, 2010).
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan
ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual
dan materi yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang
selaras, serasi dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta
lingkungannya. (BKKBN, 1999 dalam Sudiharto, 2010).
Dari ketiga definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat, terdiri dari dua orang atau
lebih yang tergabung dalam hubungan darah, perkawinan dan saling
ketergantungan yang mempunyai hubungan untuk menciptakan,
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
10
mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional serta sosial dari tiap anggota.
2. Fungsi Keluarga
Menurut Marilyn M. Friedman (2010) fungsi keluarga dibagi menjadi 5
yaitu :
a. Fungsi Afektif
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi
kebutuhan psikologis anggota keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak
sebagai anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status
pada anggota keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Untuk mempertahankan komunitas keluarga selama beberapa gnerasi
dan untuk keberlangsungan hidup masyarakat.
d. Fungsi Ekonomi
Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat tinggal,
perawatan kesehatan. (Marilyn M. Friedman, hal 86; 2010) .
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
11
3. Tipe dan Bentuk Keluarga
Tipe dan bentuk keluarga menurut Clark, 2010 meliputi:
a. Secara tradisional
1) Keluarga Inti (Nuclear Family)
Keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang
direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak – anak karena
dilahirkan (natural) maupun adopsi.
2) Keluarga Besar (Extended Family)
Keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan
darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu.
3) Keluarga orang tua tunggal (single parent)
Rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua dengan anak
kandung atau anak angkat, yang disebabkan karena perceraian atau
kematian.
4) Keluarga tanpa anak (dyad family)
b. Secara modern (menurut Clark, 2010)
1) Nuclear conjungal family
Pasangan ibu dan ayah yang menikah dengan anak kandung atau
adopsi
2) Extended family
Hubungan sanak keluarga dari pasangan ayah dan ibu (nenek, bibi,
paman, keponakan).
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
12
3) Steep family
Keluarga campuran yang dibentuk dari pernikahan yang kedua dan
satu atau kedua pasangan tersebut memiliki anak dan
kemungkinan anak dari pasangan baru.
4) Skip generation family
Pasangan kakek atau nenek atau nenek atau kakek saja dengan
satu atau lebih cucu.
5) Cohabiting generation family
Pasangan hidup bersama tanpa ikatan pernikahan
6) Homosexual family
Pasangan sejenis dengan atau tanpa anak
4. Tahap dan Perkembangan Keluarga
Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-tahapan. Seperti
individu-individu yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan
yang berturut-turut, keluarga juga mengalami tahap perkembangan yang
berturut-turut. Adapun tahap-tahap perkembangan keluarga berdasarkan
konsep Duvall dan Miller (Friedman, 2010) adalah :
a. Tahap I
Keluarga pasangan baru keluarga pemula perkawinan dari sepasang
insan menandai bermulanya sebuah keluarga baru dan perpindahan dari
keluarga asal atau status lajang kehubungan baru yang intim.
Tugas perkembangan keluarga tahap ini :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
13
2) Menetapkan tujuan bersama
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok
sosial
4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB
5) Persiapan menjadi orang tua
6) Memahami prenatal care (pengertian kehamilan, pesalinan dan
menjadi orang tua)
Masalah kesehatan yang muncul pada tahap ini adalah :
1) Penyesuaian seksual dan peran perkawinan, aspek luas tentang
KB, penyakit kelamin baik sebelum/sesudah menikah
2) Konsep perkawinan tradisional: dijodohkan, hukum adat
Peran perawat pada tahap ini adalah :
1) Membantu setiap keluarga agar saling memahami satu sama lain
b. Tahap II
Keluarga dengan anak pra sekolah keluarga sedang mengasuh anak
dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.
Tugas perkembangan pada tahap ini :
1) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual,
dan kegiatan)
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
3) Membagi peran dan tanggug jawab (bagaimana peran orang tua
terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan)
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
14
4) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan
anak
5) Koneling KB post partum 6 minggu
6) Menata ruang untuk anak
7) Biaya /dana cild bearning
8) Memfasilitasi Role Learning anggota keluarga
9) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
Masalah kesehatan keluarga pada tahap ini yaitu:
1) Pendidikan maternitas fokus keluarga, perawatan bayi,
imunisasi, konseling perkembangan anak, KB, pengenalan dan
penanganan masalah kesehatan fisik secara dini
2) Inaksebilitas dan ketidakadekuatan fasilitas perawatan ibu dan
anak
Peran perawat pada tahap ini yaitu : mengkaji peran orangtua,
bagaimana kedua orangtua berinteraksi dengan bayi baru dan
merawatnya, dan bagaimana respon bayi.
c. Tahap III
Keluarga dengan anak usia pra sekolah dimulai ketika anak pertama
berusia dua setengah tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun.
Tugas perkembangan pada tahap ini :
1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga
2) Membantu anak bersosialisasi
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
15
3) Beradaptasi dengan anak baru lahi, anak yang lain juga
terpenuhi
4) Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga
5) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak
6) Pembagian tanggung jawab
7) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan
kembang anak
Masalah kesehatan keluarga pada tahap ini yaitu :
1) Masalah kesehatan fisik: penyakit menular, jatuh, luka bakar,
keracunan dan kecelakaan lainnya.
Peran perawat pada tahap ini yaitu: membantu membentuk gaya hidup
yang sehat dan memfasilitasi pertumbuhan fisik, intelektual, emosional
dan sosial yang optimal.
d. Tahap IV
Keluarga dengan anak usia sekolah dimulai ketika anak pertama berusia
6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13
tahun, awal dari masa remaja.
Tugas perkembangan pada tahap ini :
1) Membantu sosialisai anak terhadap lingkungan luar rumah,
sekolah dan lingkungan lebih luas
2) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektual
3) Menyediakan aktifitas anak
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
16
4) Menyesuaikan pada aktifitas komuniti dengan mengikutsertakan
anak
5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya
kehidupan dan kesehatan anggota keluarga
Masalah kesehatan keluarga pada tahap ini yaitu:
1) Kecelakaan dan injuri pada anak
2) Kanker terutama leukemia pada usia 1-14 tahun
3) Bunuh diri
4) HIV-AIDS
Peran perawat pda tahap ini adalah: diskusi keselamatan anak dengan
orangtua, melakukan screening atau pemeriksaan diri melalui riwayat
kesehatan dan pemeriksaan diri.
e. Tahap V
Keluarga dengan anak remaja yang dimulai ketika anak pertama
melewati umur 13 tahun, berlangsung selama 6 sampai 7 tahun. Tahap
ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau
lebih lama jika anak masih tinggal di rumah hingga berumur 19 atau 20
tahun.
Tugas perkembangan pada tahap ini :
1) Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang
seimbang dan tanggung jawab mengingat remaja adalah seorang
yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi)
2) Memelihara komunikasi terbuka (cegah gep terbuka)
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
17
3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga
4) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota
keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota
keluarga
Masalah kesehatan keluarga pada tahap ini yaitu:
1) Pada remaja: kecelakaan, perkelahian, penggunaan obat-
obatan/NAPZA, alkohol, merokok, pergaulan bebas, kehamilan
tidak dikehendaki.
2) Terdapat beda persepsi antara orangtua dan anak remaja
3) Perhatian pada gaya hidup keluarga yang sehat
Peran perawat pada tahap ini yaitu: memberikan konseling dan
pendidikan tentang seks education, memberikan persepsi remaja tentang
seks education, uji kehamilan, AIDS dan aborsi
f. Tahap VI
Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda yang ditandai oleh anak
pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah
kosong, ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat
singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang
belum menikah yang masih tinggal di rumah. Fase ini ditandai oleh
tahun-tahun puncak persiapan dan oleh anak-anak untuk kehidupan
dewasa yang mandiri.
Tugas perkembangan pada tahap ini :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
18
2) Mempertahankan keintiman
3) Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di
masyarakat
4) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima
kepergian anaknya
5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga
6) Berperan suami-istri kakek dan nenek
7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi
anak-anaknya
Masalah kesehatan keluarga pada tahap ini yaitu:
1) Masalah komunikasi anak dengan orangtua (jarak), perawatan
usia lanjut, masalah penyakit kronis; Diabetes, Hipertensi,
kolestrol dll.
Peran perawat pada tahap ini yaitu: memberikan strategi promosi
kesehatan dan gaya hidup sehat.
g. Tahap VII
Orang tua usia pertengahan, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan
rumah dan berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu
pasangan.
Tugas perkembangan pada tahap ini :
1) Mempunyai lebih banyak dan waktu kebebasan dalam
mengolah minat social dan waktu santai
2) Memulihkan hubungan antara generasi muda tua
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
19
3) Keakraban dengan pasangan
4) Persiapan masa tua/ pensiun
Masalah kesehatan keluarga pada tahap ini yaitu:
1) Masalah hubungan perkawinan, komunikasi dengan anak-anak
dan teman sebaya, masalah ketergantungan perawatan diri
Peran perawat pada tahap ini yaitu: kebutuhan promosi kesehatan,
pemeriksaan berkala.
h. Tahap VIII
Keluarga dalam masa pensiun dan lansia dimulai dengan salah satu atau
kedua pasangan memasuki masa pensiun, hingga salah satu pasangan
meninggal dan berakhir dengan pasangan lainnya meninggal.
Tugas perkembangan pada tahap ini :
1) Penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara
hidup
2) Menerima kematian pasangan-pasangannya, kawan dan
mempersiapkan kematian
3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat
4) Melakukan Life review masa lalu
Masalah kesehatan pada tahap ini yaitu:
1) Menurunnya fungsi dan kekuatan fisik
2) Sumber-sumber financial yan tidak memadai
3) Isolasi sosial
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
20
4) Kesepian dan banyak kehilangan lainnya yang dialami lansia
menunjukan adanya kerentanan psikofisiologi dari lansia.
Peran perawat pada tahap ini yaitu: memfasilitasi perawatan kesehatan
bagi lansia.
5. Struktur Keluarga
a. Struktur Peran Keluarga
Terdapat 2 perspektif dasar mengenai peran orientasi struktural yang
menekankan pengaruh normatif yaitu pengaruh yang berkaitan dengan
status – status tertentu dan peran – peran terkaitnya dan orientasi
interaksi yang menekankan timbulnya kualitas peran yang lahir dari
interaksi sosial. (Turner, 1970 dalam Friedman, 2010).
1). Peran Formal
Keluarga membagi peran secara merata kepada para anggota
keluarga seperti cara masyarakat membagi peran – perannya,
bagaimana pentingnya pelaksanaan peran bagi suatu sistem. Peran
formal yang standar terdapat dalam keluarga (pencari nafkah, ibu
rumah tangga, tukang perbaiki rumah, pengasuh anak, dan
manager keuangan). (Friedman, 2003).
Menurut Gaces (1976, dalam Friedman, 2010) mendefinisikan 6
peran dasar yang membentuk posisi sebagai suami (ayah) dan istri
(ibu), peran – peran tersebut adalah peran sebagai provider
(penyedia), peran sosialisasi anak, peran rekreasi, peran
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
21
persaudaraan, peran terapeutik, (memenuhi kebutuhan afektif dari
pasangan), peran seksual.
2). Peran Informal
Peran informal bersifat implisit biasanya tidak tampak kekuasaan
permukaan dan dimainkan hanya untuk memenuhi kebutuhan –
kebutuhan emosional individu dan untuk menjaga keseimbangan
dalam keluarga (Stir, 1976 dalam Friedman, 2010).
b. Struktur Nilai
Nilai adalah sebuah keyakinan abadi yang mempunyai bentuk perilaku
spesifik (Rokeach, 1973 dalam Friedman, 2010). Sedangkan nilai –
nilai keluarga didefinisikan sebagai suatu sistem ide, sikap, dan
kepercayaan tentang nilai suatu keseluruhan atau konsep yang secara
sadar mupun tidak sadar mengikat bersama – sama seluruh anggota
keluarga dalam suatu budaya lazim.
c. Struktur Kekuatan Keluarga
Kekuasaan merupakan kemampuan potensial maupun aktual dari
seorang individu untuk mengontrol, mempengaruhi, mengubah
tingkah laku seseorang (Friedman, 2010). Kekuasan keluarga sebagai
sebuah karakteristik dari sistem keluarga adalah kemampuan untuk
potensial maupun aktual dari seorang anggota individu untuk
mengubah tingkah laku anggota keluarga. (Olson & Cromwell, 1975
dalam Friedman, 2010).
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
22
d. Pola dan Proses Komunikasi
1) Pola interaksi keluarga yang berfungsi bersifat terbuka dan jujur,
selalu menyelesaikan konflik, berfikiran positif, tidak mengulang –
ulang isu dan pendapat sendiri.
2) Karakteristik keluarga berfungsi sebagai karakteristik pengirim dan
karakteristik penerima. Karakteristik pengirim berfungsi dalam
mengemukakan sesuatu pendapat yang disampaikan jelas dan
berkualitas, selalu meminta dan menerima umpan balik. Sedangkan
karakteristik penerima berfungsi siap mendengarkan, memberikan
umpan balik, melakukan validasi. (Setiyowati & Murwani, 2008).
6. Proses Dan Strategi Koping Keluarga
Menurut Friedman (2010) dalam memberikan asuhan keperawatan
keluarga ada beberapa peran yang dapat dilakukan oleh perawat
diantaranya :
a. Memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit.
b. Koordinator atau menjadi pelayan kesehatan dan perawatan keluarga.
c. Menjadi fasilitator dalam pelayanan kesehatan.
d. Menjadi penyuluh, pendidikan dan konsultan kesehatan.
7. Keluarga Sebagai Kien
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan keluarga menurut Friedman
(Friedman, 2010) yang membagi keluarga kedalam bidang kesehatan
yang dapat dilakukan, yaitu :
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
23
a. Dapat mengenal masalah kesehatan disetiap anggota keluarga yang
mengalami masalah.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga yang bermasalah dengan kesehatannya.
c. Memberikan keperawatan untuk melakukan terhadap anggota
keluarganya yang mengalami gangguan kesehatan dan dapat
membantu dirinya sendiri yang cacat atau usianya yang terlalu masih
muda.
d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan untuk
kesehatan anggota keluarga yang lainnya.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan.
8. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan
Menurut Friedman (2010) sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan,
keluarga mempunyai tugas dalam bidang kesehatan yang perlu dipahami
dan dilakukan, yaitu:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan
karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena
kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga
habis. Ketidaksanggupan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
pada keluarga salah satunya disebabkan oleh kurangnya pengetahuan.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
24
Kurangnya pengetahuan keluarga tentang pengertian, tanda dan gejala,
perawatan dan pencegahan anemia pada ibu hamil.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangkan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang
dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat
dikurangi bahkan teratasi. Ketidaksanggupan keluarga mengambil
keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat, disebabkan karena
keluarga tidak memahami mengenai sifat, berat dan luasnya masalah
serta tidak merasakan menonjolnya masalah.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
Keluarga dapat mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi
keluarga memiliki keterbatasan. Ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit dikarenakan tidak mengetahui cara
perawatan pada penyakitnya. Jika demikian, anggota keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan
atau perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga.
Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara atau
memodifikasi lingkungan rumah sehat (dari segi fisik, psikis, sosial
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
25
ekonomi) hal yang perlu dikaji sejauh mana mengetahui sumber-
sumber yang dimiliki keluarga, sejauh mana keluarga memperoleh
keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan, sejauh mana
keluarga mengetahui pentingnya dan sanitasi, sejauh mana keluarga
mngenal upaya pencegahan penyakit, sejauh mana sikap atau
pandangan keluarga hygiene dan sanitasi, dan sejauh mana
kekompakan antara anggota keluarga..
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya bagi
keluarga
Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan akan membantu anggota keluarga yang sakit memperoleh
pertolongan dan mendapat perawatan segera agar masalah teratasi.
B. Konsep Penyakit
1. Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan
darah secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan
tekanan darah yang disebabkan satu atau beberapa faktor risiko yang tidak
berjalan sebagaimana mestinya dlam mempertahankan tekanan darah
secara normal ( Wijaya dan Putri, 2013).
Menurut JNC hipertensi terjadi apabila tekanan darah lebih dari
140/90 mmHg. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah secara abnormal dan terus menerus pada
beberapa kali pemeriksaan tekanan darah yang disebabkan satu atau
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
26
beberapa faktor resiko yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam
mempertahankan tekanan darah secara normal (Saferi & Mariza, 2013).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
diastolik lebih dari 90 mmHg (Wijayaningsih, 2013).
Hipertensi esensial (primer) adalah hipertensi yang tidak memiliki
penyebab medis yang dapat diidentifikasi, agaknya kondisi ini bersifat
poligenik multifaktor. Tekanan darah tinggi dapat terjadi apabila resisten
perifer dan atau curah jantung juga meningkat sekunder akibat
peningkatan stimulasi simpatik, peningkatan reabsorpsi natrium ginjal,
peningkatan aktivitas sistem renin-angiotensin-aldosteron, penurunan
vasodilatasi arteriol, atau resistensi terhadap kerja insulin (Smeltzer &
Bare, 2015).
Dari definisi beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang melebihi batas normal yaitu
140/90 mmHg.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
27
Tabel 3. 1
Definisi dan klasifikasi hipertensi menurut WHO-ISH, ESH-ESC, JNC 7
Klasifikasi tekanan
darah
Tekanan darah sistolik Tekanan darah diastolik
WHO- ESH- JNC-7
ISH ESC
WHO- ESH- JNC-
7
ISH ESC
Optimal
Normal
Tinggi-normal
Hipertensi kelas
I(ringan)
Cabang
Perbatasan
Hipertensi kelas 2
(sedang)
Hipertensi kelas 3
(berat)
Hipertensi sistolik
terisolasi
Cabang
Perbatasan
Pre-hipertensi
Tahap 1
Tahap 2
<120
<130
130-139
140-159
140-149
160-179
≥180
≥140
140-149
<120
120-129
130-139
140-159
160-179
≥180
≥180
<120
120-139
140-149
≥160
<80
<85
85-89
90-99
90-94
100-109
≥110
<90
<90
<80
80-84
85-89
90-99
100-
109
≥110
<90
<80
80-89
90-99
≥100
WHO-ISH: Word Healt Organization-International Society of
Hipertension;ESH-ESC: European society of Hipertension-European society of
cardiology,JNC 7: The sevent Report of the joint National Committe on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressur.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
28
2. Anatomi fisiologi
a. Anatomi jantung
Gambar 3. 1. anatomi jantung
(Syaifuddin, 2011)
b. Fisiologi jantung
Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang
terletak di rongga dada dibawah perlindungan tulang iga, sedikit ke
sebelah kiri sternum. Ukuran jantung lebih kurang sebesar genggaman
tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram. Jantung
mempunyai empat ruang yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel
kanan, ventrikel kiri. Atrium adalah ruang sebelah atas jantung dan
berdinding tipis, sedangkan ventrikel adalah ruangan sebelah bawah
jantung dan mempunyai dinding yang lebih tebal karena harus
memompa darah keseluruh tubuh. Atrium kanan berfungsi sebagai
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
29
penampung darah rendah oksigen dari seluruh tubuh. Atrium kiri
berfungsi menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan
mengalirkan darah tersebut ke paru-paru. Ventrikel kanan berfungsi
menerima darah dari atrium kanan dan memompakannya ke paru-paru.
Ventrikel kiri berfungsi untuk memompakan darah yang kaya oksigen
keseluruh tubuh. Jantung juga terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan
terluar yang merupakan selaput pembungkus disebut epikardium,
lapisan tengah merupakan lapisan inti dari jantung terdiri dari otot-otot
jsntung disebut miokardium dan lapisan terluar yang terdiri jaringan
endotel disebut endokardium (Syaifuddin, 2011).
1) Siklus jantung
Siklus jantung merupakan kejadian yang terjadi dalam jantung
selama peredaran darah. Gerakan jantung terdiri dari 2 jenis yaitu
kontraksi (sistolik) dan relaksasi (diastolik). Sistolik merupakan
sepertiga dari siklus jantung. Kontraksi dari ke-2 atrium terjadi
secara serentak yang disebut sistolik atrial dan relaksasinya
disebut diastolik atrial. Lama kontraksi ventrikel ±0,3 detik dan
tahap relaksasinya sselama 0,5 detik. Kontraksi kedua atrium
pendek, sedangkan kontraksi ventrikel lebih lama dan lebih kuat.
Daya dorong ventrikel kiri harus lebih kuat karena harus
mendrong darah keseluruh tubuh untuk mempertahankan tekanan
darah sistemik. Meskipun ventrikel kanan juga memompakan
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
30
darah yang sama tapi tugasnya hanya mengalirkan darah ke
sekitar paru-paru ketika tekanannya lebih rendah.
2) Curah jantung
Curah jantung merupakan volume darah yang di pompa tiap
ventrikel per menit. Pada keadaa normal (fisiologis) jumlah
darah yang dipompakan oleh ventrikel kanan dan ventrikel kiri
sama besarnya. Bila tidak demikian akan terjadi penimbunan
darah di tempat tertentu. Jumlah darah yang dipompakan pada
setiap kali sistolik disebut volume sekuncup. Dengan demikian
curah jantung = volume sekuncup x frekuensi denyut jantung per
menit. Umumnya pada tiap sistolik ventrikel tidak terjadi
pengosongan total ventrikel, hanya ebagian dari isi ventrikel
yang dikeluarkan. Jumlah darah yang dikeluarkan ini dinamakan
volume residu. Besar curah jantung seseorang tidak sealalu sama,
bergatung pada keaktifan tubbuhnya. Curah jantung orang
dewasa pada keadaan istirahat lebih kurang 5 liter dan dapat
meningkat atau menurun dalam berbagai keadaan.
3) Denyut jantung dan daya pompa jantung
Pada saat jantung normal dalam keadaan istirahat, makapengaruh
sistem parasimpatis dominan dalam mempertahankan kecepatan
denyut jantung sekitar 60 hingga 80 denyut per menit. Kecepatan
denyut jantung dalam keadaan sehat dipengaruhi oleh pekerjaan,
tekanan darah, emosi, cara hidup dan umur. Pada waktu banyak
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
31
pergerakan, kebutuhan oksigen (O2) meningkat dan pengeluaran
karbondioksida (CO2) juga meningkat sehingga kecepatan
jantung bisa mencapai 150x/ menit dengan daya pompa 20-25
liter/menit. Pada keadaan normal jumlah darah yang dipompakan
oleh ventrikel kanan dan ventrikel kiri sama sehingga tidak
terjadi penimbunan. Apabila pengembalian dari vena tidak
seimbang dan ventrikel gagal mengimbanginya dengan daya
pompa jantung maka vena-vena dekat jantung jadi membengkak
berisi darah sehingga tekanan dalam vena naik dalam jangka
waktu lama, bisa menjadi edema (Syaifuddin, 2011).
3. Etiologi
Menurut Aspiani (2015), sekitar 95% orang mengalami hipertensi
primer yang belum diketahui penyebabnya. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan hipertensi primer yaitu :
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi.
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah
umur (jika umur bertambah maka tekanan darah meningkat), jenis
kelamin (pria lebih tinggi dari perempuan), dan ras (ras kulit hitam
lebih banyak dari ras kulit putih).
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
32
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah konsumsi garam yang tinggi (lebih dari 30 g), kegemukan atau
makan, stres berlebihan, merokok, minum alkohol, minum obat-obatan
(efedrin, prednison, epinefrin).
Menurut Buss & Labus (2015) faktor-faktor risiko terjadinya hipertensi
primer yaitu :
1) Usia lanjut.
2) Diabetes melitus.
3) Riwayat keluarga.
4) Asupan tinggi garam, lemak jenuh atau alkohol.
5) Obesitas, gaya hidup kurang gerak.
6) Stres.
7) Pemakaian tembakau.
4. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis
di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin,
yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
33
dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriktor.
Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. (Smeltzer &
Bare, 2013).
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula
adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respons vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan
renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor kuat, yang pada
gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi. (Smeltzer & Bare, 2013).
Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah
perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada
usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat, dan penurunan dalam reaksi otot polos pembuluh
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
34
darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya
regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang
kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh
jantung (volume sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan
peningkatan tahanan perifer (Smeltzer & Bare, 2013).
5. Manifestasi klinis dan pemeriksaan penunjang
a. Manifestasi klinis
Gejala yang umum akibat penderita hipertensi tidak sama pada
setiap orang, bahkan terkadang timbul tanpa gejala (Aspiani, 2015).
Tanda dan gejala hipertensi menurut Buss & Labus (2015) terdiri
dari beberapa yaitu :
1) Tekanan darah meningkat.
2) Bruit (dapat didengar pada aorta abdominalis atau arteria
carotis, renalis dan femoralis).
3) Pusing, konfusi dan lelah.
4) Edema.
Adapun menurut Smeltzer & Bare (2015) tanda dan gejala yang
dialami pasien hipertensi terdiri dari sebagai berikut :
1) Pemeriksaan fisik dapat mengungkap bahwa tidak ada
abnormalitas lain selain tekanan darah tinggi.
2) Perubahan pada retina disertai dengan hemoragi, eksudat,
penyempitan arteirol, dan bintik katun-wol (cotton-wool
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
35
spots), (infarksio kecil), dan papiledema dapat terlihat pada
kasus hipertensi berat.
3) Gejala biasanya mengindikasikan kerusakan vaskular yang
berhubungan dengan sistem organ yang dialiri oleh pembuluh
darah yang terganggu.
4) Penyakit arteri koroner dengan angina atau infark
miokardium adalah dampak yang paling sering terjadi.
5) Hipertrofi ventrikel kiri dapat terjadi, berikutnya akan terjadi
gagal jantung.
6) Perubahan patologis dapat terjadi di ginjal (nokturia dan
peningkatan blood urea nitrogen (BUN) dan kadar kreatinin).
7) Dapat terjadi gangguan serebrovaskular (stroke atau attack
iskemik transien [TIA]). TIA yaitu perubahan dalam
penglihatan atau kemampuan bicara, pening, kelemahan,
jatuh mendadak, atau hemiplegia transien atau permanen.
6. Pemeriksaan penunjang
Menurut Aspiani (2015) pemeiksaan penunjang untuk penderita
hiperensi yaitu :
a. Laboratorium
1) Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkim ginjal.
2) Kreatinin serum dan blood urea natrium (BUN) meningkat pada
hipertensi karena parenkim ginjal dengan gagal ginjal akut.
3) Darah perifer lengkap.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
36
4) Kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah).
Menurut Baradero dkk (2008) dalam pemeriksaan laboratorium ada
tambahan yaitu :
a. Panel lipid untuk mengetahui adanya hiperlipidemia.
b. EKG
1) Hipertrofi venrikel kiri.
2) Iskemia atau infark miokard.
3) Peninggian gelombang P.
4) Gangguan konduksi.
c. Foto rontgen
1) Bentuk dan besar jantung abnormal dari iga pada koarktasi aorta.
2) Pembendungan, lebarnya paru.
3) Hipertrofi parenkim ginjal.
4) Hipertrofi vaskular ginjal.
7. Komplikasi
Hipertensi apabila tidak diobati atau di tanggulangi, maka dalam jangka
panjang akan menyebabkan kerusakan arteri didalam tubuh sampai organ
yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut. Menurut Hasdianah &
Suprapto (2014) komplikasi hipertensi dapat terjadi pada organ-organ
sebagai berikut :
a. Jantung
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung
dan menyebabkan jantung koroner. Pada penderita hipertensi, beban
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
37
kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan mengendor dan
berkurang elastisnya, yang disebut dekompensasi. Mengakibatkan
jantung tidak mampu lagi memompa sehingga banyak cairan
tertahan di paru maupun jaringan tubuh lain yang dapat
menyebabkan sesak nafas atau oedema. Kondisi ini disebut gagal
jantung.
b. Otak
Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan resiko stroke,
apabila tidak diobati resiko terkena stroke 7 kali lebih besar.
c. Ginjal
Tekanan darah tinggi menyebabkan kerusakan ginjal dan kerusakan
system penyaringan di dalam ginjal, akibatnya lambat laun ginjal
tidak mampu membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang
masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan di dalam
tubuh.
d. Mata
Pada mata hipertensi dapat megakibatkan terjadinya retinopati
hipertensi dan dapat menimbulkan kebutaan.
8. Penatalaksanaan Hipertensi di rumah
Penatalaksanaan hipertensi menurut Smeltzer & Bare (2015) yaitu tujuan
setiap program terapi adalah untuk mencegah kematian dan komplikasi
dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah arteri pada atau
kurang dari 140/90 mmHg (130/80 mmHg untuk penderita diabetes
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
38
melitus atau penderita penyakit ginjal kronis), kapanpun jika
memungkinkan. Penatalaksanaan hipertensi terbagi menjadi dua yaitu
farmakologis dan non - farmakologis.
a. Penatalaksanaan dengan non - farmakologis antara lain :
1) Pengaturan diet
Berbagai studi menunjukan bahwa diet dan pola hidup sehat
dan atau dengan obat-obatan yang menurunkan gejala gagal
jantung dan dapat memperbaiki keadaan hipertrofi ventrikel
kiri.
Beberapa diet yang dianjurkan :
i. Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan
tekanan darah pada klien hipertensi. Dengan pengurangan
konsumsi garam dapat mengurangi stimulasi sistem
renin-angiotensin sehingga sangat berpotensi sebagai anti
hipertensi. Jumlah asupan natrium yang dianjurkan 50-
100 mmol atau setara dengan 3-6 gram per hari.
ii. Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah
tetapi mekanismenya belum jelas. Pemberian kalium
secara intravena dapat menyebabkan vasodilatasi, yang
percaya dimediasi oleh oksidanitrat pada dinding
vaskular.
iii. Diet kaya buah dan sayur.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
39
iv. Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya
jantung koroner.
2) Penurunan berat badan
Mengatasi obesitas, pada sebagian orang, dengan cara
menurunkan berat badan mengurangi tekanan darah,
kemungkinan dengan mengurangi beban kerja jantung dan
volume sekuncup. Pada beberapa studi menunjukan bahwa
obesitas berhubungan dengan kejadian hipertensi dan hipertrofi
ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan adalah hal yang
sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah. Penurunan
berat badan (1 kg/minggu) sangat dianjurkan. Penurunan berat
badan dengan menggunakan obat-obatan perlu menjadi
perhatian khusus karena umumnya obat penuruan berat badan
yang terjual bebas mengandung simpatomimetik, sehingga
dapat meningkatkan tekanan darah, memperburuk angina atau
gejala gagal jantung dan terjadinya eksa-serbasi aritmia.
3) Olahraga
Olahraga teratur, seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda
bermanfaat menurunkan tekanan darah dan memperbaiki
keadaan jantung. Olahraga isotonik dapat juga meningkatkan
fungsi endotel, vasodilatasi perifer, dan mengurangi
kaekolamin plasma. Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak
3-4 kali dalam satu minggu sangat dianjurkan untuk
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
40
menurunkan tekanan darah. Olahraga meningkatkan kadar
HDL, yang dapat mengurangi terbentuknya arterosklerosis
akibat hipertensi.
4) Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat
Berhenti merokok dan tidak menonsumsi alkohol, penting
untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap
rokok diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan
dapat meningkatkan kerja jantung
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
41
9. Pathway Hipertensi
Gambar 3. 2. Pathway Hipertensi
Faktor predisposisi
SUMBER: Modifikasi NANDA 2015, Friedman 2010, Yogintoro 2014
Beban kerja jantung Aktivitas saraf
Arteri tidak mengembang
Rangsangan saraf
Dan hormon
Denyut
Jantung Epinefrin dan
norepinefrin
Penyumbatan Pembuluh darah
Ketidakmampuan Menganal masalah
Perubahan Situasi (stress)
vasokontriksi
Informasi kurang
Resisten pembuluh Darah otak
Gangguan sirkulasi
Koping Tidak efektif
Nyeri kepala
Otak Hambatan
pemeliharaan
Modifikasi terapi perawatan
dirumah
Suplai O2
Gangguan Perfusi cerebral
Ketidakefektifan Pemeliharaan
kesehatan
ketidakidakmampuan merawat anggota
Yang sakit
Ketidakefektifan
manajemen terapeutik
keluarga
Tidak dapat diubah:
Usia , Jenis kelamin
Dapat diubah :
Gaya hidup, obesitas dan stres
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
42
C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Hipertensi
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan melalui
praktik keperawatan kepada keluarga untuk membantu menyelesaikan
masalah kesehatan keluarga tersebu dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan (Baylon dan Maglaya, 2007)
1. Pengkajian
Menurut Muwarni (2007), pengkajian adalah suatu tahapan dimana
seseorang perawat mengambil informasi secara terus menerus terhadap
anggota keluarga yang dibinanya. Sumber informasi dan tahapan
pengkajian dapat menggunakan metode :
a. Wawancara keluarga.
b. Observasi fasilitas rumah.
c. Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga dari ujung rambut ke ujung
kaki, pemeriksaan tekanan darah.
Pada proses pengkajian ada hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga
diantaranya adalah :
a. Data umum
Dalam proses pengkajian keperawatan keluarga terhadap data umum
keluarga meliputi :
1) Nama kepala keluarga (KK).
2) Alamat dan telepon.
3) Pekerjaan kepala keluarga.
4) Pendidikan kepala keluarga.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
43
5) Komposisi keluarga (Genogram).
6) Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
7) Tipe bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
8) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
9) Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik
dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu
status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-
kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang
yang dimiliki oleh keluarga.
10) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi
bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun
dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan
aktivitas rekreasi.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
44
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas
perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang
meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-
masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit
(status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa
digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap
pelayanan kesehatan.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak
suami dan istri.
c. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah,
tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan
ruangan, peletakan perabotan rumah tangga, jenis septic tank,
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
45
jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang
digunakan serta denah rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas
setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau
kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasan keluarga
berpindah tempat.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
keluarga interaksinya dengan masyarakat.
5) Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah
anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki
keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas
fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan
fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
46
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota
keluarga.
2) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain untuk merubah perilaku.
3) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.
4) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh
keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan.
e. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta
pada anggota keluarga, dan bagaimana keluarga mengembangkan
sikap saling menghargai.
2) Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam
keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma,
budaya, dan perilaku.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
47
3) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit.
Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit.
Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan
kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan 5
tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah
kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan,
melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit,
menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan keehatan, dan
keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di
lingkungan setempat.
Hal-hal yang dikaji sejauh mana keluarga melakukan pemenuhan
tugas perawatan keluarga adalah :
a) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan, yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga
mengetahui mengenai fakta-fakta dari masalah kesehatan yang
meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan yang
mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap masalah.
b) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan
mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji
adalah :
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
48
(1) Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat
dan luasnya masalah.
(2) Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga.
(3) Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang
dialami.
(4) Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan
penyakit.
(5) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap
masalah kesehatan.
(6) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang
ada.
(7) Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.
(8) Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap
tindakan dalam mengatasi masalah.
c) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat
anggota keluarga yang sakit, yang perlu dikaji adalah :
(1) Sejauh mana keluarga mengetahui keadaan penyakit (sifat,
penyebaran, komplikasi prognosa, dan cara perawatannya).
(2) Sejauh mana keluarga mengetahui tentang sikap dan
perkembangan perawatan yang dibutuhkan.
(3) Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas yang
diperlukan untuk perawatan.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
49
(4) Sejauh mana keluarga mengetahui sumber-sumber yang ada
dalam keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab,
sumber keuangan/financial, fasilitas fisik, psikososial).
(5) Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit.
d) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga
memelihara lingkungan rumah yang sehat, hal yang perlu dikaji
adalah :
(1) Sejauh mana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga
yang dimiliki.
(2) Sejauh mana keluarga melihat keuntungan atau manfaat
pemeliharaan lingkungan.
(3) Sejauh mana keluarga mengetahui pentingnya hygiene
sanitasi.
(4) Sejauh mana keluarga mengetahui upaya pencegahan
penyakit.
(5) Sejauh mana sikap/pandangan keluarga terhadap hygiene
sanitasi.
(6) Sejauh mana kekompakan antar anggota keluarga.
e) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga
menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan di masyarakat, hal
yang perlu dikaji adalah :
(1) Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas
kesehatan.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
50
(2) Sejauhmana keluarga memahami keuntungan-keuntungan
yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan.
(3) Sejauhmana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas
dan fasilitas kesehatan.
(4) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik
terhadap petugas kesehatan.
(5) Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh
keluarga.
f. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga ada
beberapa yaitu :
a) Berapa jumlah anak.
b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga.
c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
g. Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga terdiri
dari beberapa yaitu : 1) Sejauh mana keluarga memenuhi
kebutuhan sandang, pangan dan papan.2) Sejauh mana keluarga
memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam upaya
peningkatan status kesehatan keluarga.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
51
h. Stres dan koping keluarga
a) Stresor jangka pendek dan panjang
Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan.Sedangkan
stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6
bulan.
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon
terhadap situasi atau stresor.
c) Strategi koping yang digunakan
d) Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
e) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
i. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode
yang digunakan pada pemeriksaan fisik berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik.
j. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
52
2. Fokus Intervensi
Fokus intervensi berdasarkan Nursing Intervention Classification (NIC)
sebagai berikut :
a. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan
kurang mengenal terhadap masalah hipertensi
1) Keluarga mampu mengenal masalah :
(5602) Pengajaran : proses penyakit
a) Berikan materi pendidikan sesuai dengan tingkat
pendidikan kien
b) Diskusikan dengan keluarga tentang penyakit
2) Keluarga mampu mengambil keputusan mengenai masalah
klien
(5250) Dukungan dalam pengambilan keputusan
a) Berikan informasi yang diminta klien
b) Dukung keluarga membuat keputusan
c) Buat harapan untuk mengambil keputusan
3) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit
hipertensi
(5618) Pengajaran: perawatan
(1100) Manajemen nutrisi
a) Dukung pemberian perawatan
b) Identifikasi kemampuan anggota keluarga untuk
terlibat dalam perawatan pasien
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
53
c) Diskusikan pemilihan jenis perawatan di rumah
d) Ajarkan perawatan menu diet hipertensi
4) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat
untuk klien mendapatkan pengobatan
(8100) rujukan
a) Tentukan apakah klien mempunyai pengetahuan
yang memadai tentang kondisi kesehatan
b) Lakukan rujukan
c) Lakukan konsultasi
b. Ketidakefektifan manajemen terapeutik regiment berhubungan
dengan Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
1) Keluarga mampu mengenal masalah
(5510) Pendidikan kesehatan
a) Berikan materi pendidikan sesuai dengan tingkat
pengetahuan klien
b) Diskusikan dengan keluarga cara penanganan hipertensi
di rumah
2) Keluarga mampu mengambil keputusan megenai masalah
klien
(5250) Dukungan dalam membuat keputusan
a) Berikan informasi yang diminta klien
b) Berikan informasi yang diminta klien tentang
penanganan sederhana hipertensi dirumah
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
54
c) Dukung keluarga membuat keputusan
3) keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit
hipertensi
(7140) Dukungan keluarga
a) Dorong keterlibatan keluarga secara tepat
b) Pengelolaan latihan fisik yang tepat
c) Tingkatkan hubungan saling percaya dengan
keluarga
d) Orientasikan keluarga terkait tatanan pelayanan
kesehatan, seperti rumah sakit atau klinik
4) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk
mencegah penyakit
(4310) Terapi aktivitas
a) Bantu klien untuk memilih aktivitas yang konsisten
dengan kemampuan fisik
b) Dorong aktivitas yang kreatif
c) Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang
diinginkan
d) Demonstrasikan senam anti hipertensi
5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat
untuk klien mendapat pengobatan
(8100) rujukan
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
55
a) Tentukan apakah klien mempunyai pengetahuan
yang memadai tentang kondisi kesehatan
b) Tentukan sumber keuangan klien untuk pembayaran
ke fasilitas kesehatan
c) Lakukan rujuk jika diperlukan
d) Diskusikan tentang manfaat fasilitas kesehatan :
puskesmas, rumah sakit, untuk membantu meningkatkan
derajat kesehatan.
3. Implementasi
Tindakan perawat untuk membantu kepentingan klien, keluarga
dan komunitas dengan tujuan untuk meningkatkan kondisi fisik,
emosional, psikososial, budaya dan lingkungan dimana mereka mencari
bantuan. Tindakan keperawatan adalah implementasi/pelaksanaan dari
rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.Tahap pelaksanaan
dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing order
untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.
Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.
Dalam tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal diantaranya
bahaya-bahaya fisik dan perlindungan pada klien, teknik komunikasi,
kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman tentang hak-hak dari
pasien serta dalam memahami tingkat perkembangan pasien. Pelaksanaan
tindakan keperawatan yang telah direncanakan dengan menerapkan teknik
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
56
komunikasi terapeutik. Dalam pelaksanaan tindakan perlu melibatkan
seluruh anggota keluarga dan selama tindakan perawat perlu memantau
respon verbal dan nonverbal keluarga.
Tindakan keperawatan keluarga mencakup :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah
dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberikanin informasi dan
memberikan kebutuhan dan harapan tentang kesehatan.
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat,
dengan cara mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan,
mengidentifikasi sumber sumber yang dimiliki keluarga, dan
mengidentifikasi tentang konsekuensi tipe tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit, dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan
alat dan fasilitas yang ada di rumah, dan mengawasi keluarga
melakukan perawatan.
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat dengan cara menemukan sumber-sumber
yang dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan lingkungan
keluarga seoptimal mungkin.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada dengan cara mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di
lingkungan keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada. Selama melakukan tindakan, anda diharapkan
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
57
tetap mengumpulkan data baru, seperti respon klien terhadap tindakan
atau situasi yang berganti dan perubahan-perubahan situasi. Yang
harus menjadi perhatian adalah pada keadaan ini perawat harus
fleksibel dalam menerapkan tindakan. Beberapa kendala yang sering
terjadi dalam implementasi adalah ide yang tidak mungkin, pandangan
negatif terhadap keluarga, kurang perhatian terhadap kekuatan dan
sumber-sumber yang dimiliki keluarga serta penyalahgunaan budaya
atau gender.
4. Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Meskipun tahap evalusi diletakkan
pada akhir proses keperawatan, evaluasi merupakan bagian integral pada
setiap tahap proses keperawatan.
Adapun proses keperawatan yang dilakukan seperti:
a. Mengukur pencapaian tujuan klien
1) Kognitif (pengetahuan)
Untuk mengukur kemampuan klien, setelah klien diajarkan
tehnik-tehnik perawatan tertentu.
2) Affektif (status emosional)
Cenderung kepenilaian subyektif yang sangat sulit diukur.
3) Psikomotor.
4) Perubahan fungsi tubuh dan gejala.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
58
b. Penentuan keputusan pada tahap evaluasi
1) klien telah mencapai hasil yang ditentukan dalam tujuan.
2) klien masih dalam proses mencapai tujuan yang ditentukan.
3) klien tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., Gilang Yoga Sulistyo Utomo, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017