BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anak Usia Sekolah
1. Definisi Anak Usia Sekolah
Menurut Wong (2009), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12
tahun, yang artinya sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika
anak-anak dianggap mulai bertanggung jawab atas perilakunya sendiri
dalam hubungan dengan orang tua mereka, teman sebaya, dan orang
lainnya. Usia sekolah merupakan masa anak memperoleh dasar-dasar
pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa
dan memperoleh keterampilan tertentu.
2. Ciri-ciri Anak Usia Sekolah
Menurut Hurlock (2002), orang tua, pendidik, dan ahli psikologis
memberikan berbagai label kepada periode ini dan label-label itu
mencerminkan ciri-ciri penting dari periode anak usia sekolah, yaitu
sebagai berikut:
a. Label yang digunakan oleh orang tua
1) Usia yang menyulitkan
Suatu masa dimana anak tidak mau lagi menuruti perintah dan
dimana ia lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya
daripada oleh orang tua dan anggota keluarga lainnya.
7
8
2) Usia tidak rapi
Suatu masa dimana anak cenderung tidak memperdulikan dan
ceroboh dalam penampilan, dan kamarnya sangat berantakan.
Sekalipun ada peraturan keluarga yang ketat mengenai kerapihan
dan perawatan barang-barangnya, hanya beberapa saja yang taat,
kecuali kalau orang tua mengharuskan melakukannya dan
mengancam dengan hukuman.
b. Label yang digunakan oleh para pendidik
1) Usia sekolah dasar
Pada usia tersebut anak diharapkan memperoleh dasar-dasar
pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan
penyesuaian diri pada kehidupan dewasa, dan mempelajari
berbagai keterampilan penting tertentu, baik keterampilan kurikuler
maupun ekstra kurikuler.
2) Periode kritis
Suatu masa di mana anak membentuk kebiasaan untuk mencapai
sukses, tidak sukses, atau sangat sukses. Sekali terbentuk,
kebiasaan untuk bekerja dibawah, diatas atau sesuai dengan
kemampuan cenderung menetap sampai dewasa.telah dilaporkan
bahwa tingkat perilaku berprestasi pada masa kanak-kanak
mempunyai korelasi yang tinggi dengan perilaku berprestasi pada
masa dewasa.
9
c. Label yang digunakan ahli psikologi
1) Usia berkelompok
Suatu masa di mana perhatian utama anak tertuju pada keinginan
diterima oleh teman-teman sebaya sebagai angota kelompok,
terutama kelompok yang bergengsi dalam pandangan teman-
temannya. Oleh karena itu, anak ingin menyesuaikan dengan
standar yang disetujui kelompok dalam penampilan, berbicara, dan
perilaku.
2) Usia penyesuaian diri
Suatu masa dimana perhatian pokok anak adalah dukungan dari
teman-teman sebaya dan keanggotaan dalam kelompok.
3) Usia kreatif
Suatu masa dalam rentang kehidupan dimana akan ditentukan
apakah anak-anak menjadi konformis atau pencipta karya yang
baru yang orisinil. Meskipun dasar-dasar untuk ungkapan kreatif
diletakkan pada awal masa kanak-kanak, namun kemampuan untuk
menggunakan dasar-dasar ini dalam kegiatan-kegiatan orisinal
pada umumnya belum berkembang sempurna sebelum anak-anak
belum mencapai tahun-tahun akhir masa kanak-kanak.
4) Usia bermain
Bukan karena terdapat lebih banyak waktu untuk bermain daripada
dalam periode-periode lain hal mana tidak dimungkinkan lagi
apabila anak-anak sudah sekolah melainkan karena terdapat
10
tumpang tindih antara ciri-ciri kegiatan bermain anak-anak yang
lebih muda dengan ciri-ciri bermain anak-anak remaja. Jadi alasan
periode ini disebut sebagai usia bermain adalah karena luasnya
minat dan kegiatan bermain dan bukan karena banyaknya waktu
untuk bermain.
3. Tugas Perkembangan Usia Sekolah
Tugas-tugas perkembangan anak usia sekolah menurut Havighurst
dalam Hurlock (2002) adalah sebagai berikut:
a. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-
permainan yang umum
b. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk
yang sedang tumbuh
c. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya
d. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat
e. Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca,
menulis dan berhitung
f. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk
kehidupan sehari-hari
g. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan tingkatan nilai
h. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok social dan
lembaga-lembaga
i. Mencapai kebebasan pribadi
11
B. Status Gizi
1. Pengertian Status Gizi
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan
dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang,
baik dan lebih. Keadaan atau Status gizi merupakan bagian dari
pertumbuhan anak, pada pemeriksaan di lapangan dipakai cara penilaian
yang disepakati bersama untuk keseragaman baik dalam caranya maupun
baku patokan yang menjadi bahan perbandingan. Sedangkan dalam klinik
atau dalam menangani suatu kasus, tidak hanya cukup berdasarkan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang lainnya, sehingga kita dapat
mendeteksi secara dini adanya kelainan atau gangguan pertumbuhan,
selanjutnya mencari penyebabnya dan mengusahakan pemulihannya
(Sediaoetama, 2000).
2. Fungsi zat gizi dalam tubuh
Menurut Almatsier (2009), fungsi zat gizi dalam tubuh dibagi
menjadi 3, yaitu :
a. Memberi energi
Zat- zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat,
lemak, dan protein. Oksidasi zat- zat gizi ini menghasilkan energi yang
diperlukan tubuh untuk melakukan kegiatan/ aktivitas. Ketiga zat gizi
terdapat dalam jumlah paling banyak dalam bahan pangan. Dalam
fungsi sebagai zat pemberi energi, ketiga zat gizi tersebut dinamakan
zat pembakar.
12
b. Pertumbuhan dan Pemeliharaan Jaringan Tubuh
Protein, mineral, dan air adalah bagian dari jaringan tubuh. Oleh
karena itu, diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan
mengganti sel-sel yang rusak. Dalam fungsi ini ketiga zat gizi tersebut
dinamakan zat pembangun.
c. Mengatur Proses Tubuh
Protein, mineral, air dan vitamin diperlukan untuk mengatur
proses tubuh. Protein mengatur keseimbangan air di dalam sel,
bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan
membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang bersifat
infektif. Mineral dan vitamin diperlukan sebagai pengatur dalam
proses-proses oksidasi, fungsi normal saraf dan otot serta banyak
proses lain yang terjadi di dalam tubuh termasuk proses menua. Air
diperlukan untuk melarutkan bahan-bahan di dalam tubuh seperti
dalam darah, pembuangan sisa-sisa/ ekskresi dan lain-lain proses
tubuh. Dalam fungsi mengatur proses tubuh ini, protein, mineral, air,
dan vitamin dinamakan zat pengatur (Almatsier, 2009).
3. Penilaian Status Gizi
Penilaian status gizi dapat dinilai secara langsung dan tidak
langsung. Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat
yaitu (Supariasa, 2001) :
13
a. Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia.
Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan
dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh komposisi tubuh
dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Antropometri secara umum digunakan untuk melihat
ketidakseimbangan asupan protein energi. Ketidakseimbangan ini
terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh
seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh (Supariasa, 2001).
Antropometri sebagai salah satu cara untuk menilai status gizi,
mempunyai keunggulan dan kelemahan. Keunggulan dan kelemahan
indeks antropometri dapat dilihat dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1 Keunggulan dan Kelemahan indeks antropometri
Indeks Keunggulan Kelemahan
BB/U a. Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat umum.
b. Baik untuk mengukur status gizi akut/kronis.
c. Berat badan dapat berfluktuasi. d. Sangat sensitif terhadap perubahan-
perubahan kecil. e. Dapat mendeteksi kegemukan (over
weight).
a. Dapat mengakibatkan interpretasi atau penilaian status gizi yang keliru bila terdapat edema maupun asites.
b. Memerlukan data umur yang akurat, terutama untuk anak dibawah usia lima tahun.
c. Sering terjadi kesalahan dalam pengukuran seperti pengaruh pakain atau gerakan anak pada saat penimbangan.
d. Secara operasional sering mengalami hambatn karena masalah sosial budaya setempat. Dalam hal ini orang tua tidak mau menimbang anaknya karena dianggap seperti barang dagangan dan sebagainya.
TB/U a. Baik untuk menilai status gizi masa lampau.
b. Ukuran panjang dapat dibuat sendiri, murah, dan mudah dibawa.
a. Tinggi badan tidak cepat naik, bahkan tidak mungkin turun.
b. Pengukuran relatif sulit dilakukan karena anak harus berdiri tegak, sehingga diperlukan dua orang untuk melakukannya.
c. Ketepatan umur sulit didapat.
14
Indeks Keunggulan Kelemahan
BB/TB a. Tidak memerlukan data umur. b. Dapat membedakan proporsi badan
(gemuk, normal, kurus).
a. Membutuhkan dua macam alat ukur. b. Pengukuran relatif lebih lama. c. Membutuhkan dua orang untuk
melakukannya.
LLA/U a. Indikator yang baik untuk menilai KEP berat.
b. Alat ukur murah sangat ringan dan dapat dibuat sendiri.
c. Alat dapat diberi kode warna untuk menentukan tingkat keadaan gizi sehingga dapat digunakan oleh yang tidak dapat membaca atau menulis.
a. Hanya dapat mengidentifikasi anak dengan KEP berat.
b. Sulit menentukan ambang batas. c. Sulit digunakan untuk melihat
pertumbuhan anak terutama anak usia 2 sampai 5 tahun yang perubahannya tidak tampak nyata.
Sumber : (Supariasa, 2001)
b. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk
menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-
perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat
gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata,
rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan
permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
Penggunaan metode ini umumnya untuk survei klinis secara
cepat.survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda
klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping
itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan
melakukan pemeriksaan fisik yaitu tanda dan gejala atau riwayat
penyakit (Supariasa, 2001).
15
c. Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan
spesimen yang diuji secara laboratorium yang dilakukan pada berbagai
macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain:
darah, urine, tinja, dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan
otot (Supariasa, 2001).
Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa
kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi.
Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali
dapat lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang
spesifik (Supariasa, 2001).
d. Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan
status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan)
dan melihat perubahan stuktur dari jaringan. Umumnya dapat
digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik.
Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.
Penilaian Status Gizi secara tidak langsung dibagi menjadi tiga
yaitu (Supariasa, 2001):
1) Survei Konsumsi makanan
Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status
gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi
yang dikonsumsi.
16
Pengumpulan data konsumsi makanan dapat membetrikan
gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat,
keluarga dan individu. Survei ini dapat mengidentifikasikan
kelebihan dan kekurangan zat gizi.
2) Statistik Vital
Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan
menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka
kematian berdasarkan umur. Angka kesakitan dan kematian akibat
penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari
indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat.
3) Faktor Ekologi
Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan
masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik,
biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia
sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi,
dan lain-lain. Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting
untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai
dasar untuk melakukan program intervensi gizi.
4. Pemantauan Status Gizi
Tujuan umum pemantauan status gizi adalah tersedianya informasi
status gizi balita secara berkala dan terus-menerus, guna evaluasi
17
perkembangan status gizi balita, penetapan kerja sama dan perencanaan
jangka pendek.
Baku rujukan status gizi yang digunakan adalah World Health
Organizations-National Center for Health Statistics (WHO-NCHS)
dengan lima klasifikasi, yaitu :
a. Gizi Lebih = >120% Median BB/U
b. Gizi Baik = 80%-120% Median BB/U
c. Gizi Sedang = 70%-79,9% Median BB/U
d. Gizi Kurang = 60%-69,9% Median BB/U
e. Gizi Buruk = <60% Median BB/U
Pemantauan status gizi anak juga dapat menggunakan Indeks Masa
Tubuh (IMT), dengan melihat berat badan dan tinggi badan anak.
Cara menghitung IMT :
IMT = 2TBBB
Arti IMT : < 17,0 = sangat kurus
17,0-18,4 = kurus
18,5-25,0 = normal
25,1-27.,0 = gemuk
> 27,0 = obesitas
18
5. Dimensi Masalah Gizi
Bagan 2.1 Penyebab Gizi Kurang Sumber : Supariasa, 2001
Menurut Almatsier (2009) akibat kurang gizi terhadap proses tubuh
bergantung pada zat-zat apa yang kurang. Kekurangan gizi secara umum
(makanan kurang dalam kuantitas dan kualitas) menyebabkan gangguan
pada proses :
a. Pertumbuhan
Anak-anak tidak tumbuh menurut potensialnya. Protein
digunakan sebagai zat pembakar, sehingga otot-otot menjadi lembek
dan rambut mudah rontok. Anak-anak yang berasal dari tingkat
ekonomi menengah ke atas rata-rata lebih tinggi daripada yang berasal
dari keadaan sosial ekonomi rendah.
Gizi Kurang
Ekonomi Pengetahuan
Kemiskinan, kurang pendidikan, kurang ketrampilan
Krisis Ekonomi keluarga
Pelayanan Kesehatan
Penyebab LangsungAsupan Makanan Penyakit Infeksi
Penyebab Tidak Langsung
Pokok Masalah
Akar Masalah
19
b. Produksi Tenaga
Kekurangan energi berasal dari makanan, menyebabkan
seorang kekurangan tenaga untuk bergerak, bekerja, dan melakukan
aktivitas. Orang menjadi malas, merasa lemah, dan produktivitas kerja
menurun.
c. Pertahanan Tubuh
Daya tahan terhadap tekanan atau stress menurun. Sistem
imunitas dan antibodi berkurang sehingga orang mudah terserang
infeksi seperti pilek, batuk, dan diare. Pada anak-anak hal ini dapat
membawa kematian.
d. Struktur dan Fungsi otak
Kurang gizi pada usia muda dapat berpengaruh terhadap
perkembangan mental, dengan demikian kemampuan berpikir. Otak
mencapai bentuk maksimal pada usia dua tahun. Kekurangan gizi
dapat berakibat terganggunya fungsi otak secara permanen.
e. Perilaku
Baik anak-anak maupun orang dewasa yang kurang gizi
menunjukkan perilaku tidak tenang. Mereka mudah tersinggung,
cenggeng, dan apatis.
Dari dimensi masalah gizi serta analisa, jelas bahwa upaya
penanggulangan masalah gizi tidak dapat membawa hasil apabila tidak
disertai dengan upaya penanggulangan pada pokok masalah atau bahkan
20
pada akar masalah. Upaya peningkatan perekonomian rakyat yang
meningkatkan daya beli masyarakat atau keluarga, serta upaya
peningkatan ketersediaan pangan yang berkualitas dan terjangkau oleh
daya beli masyarakat mutlak diperlukan.
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
Faktor yang mempengaruhi status gizi menurut Santoso (2008) adalah:
a. Penyebab Langsung
1) Asupan Makanan
Asupan makanan dapat mempengaruhi pola makan serta
nafsu makan anak. Secara langsung asupan makanan yang
dikonsumsi anak dapat mempengaruhi status gizi anak. Hal ini
berarti zat-zat gizi yang terkandung di dalam makanan mempunyai
kandungan gizi yang berbeda, oleh karena itu orang tua khususnya
ibu harus pandai memilih bahan makanan yang akan dikonsumsi
oleh anak.
2) Infeksi
Infeksi merupakan masalah kesehatan yang penting pada
anak-anak. Gizi kurang dan infeksi dapat bermula dari kemiskinan
dan lingkungan yang tidak sehat dengan sanitasi buruk. Selain itu
juga diketahui infeksi menghambat reaksi imunologis yang normal
dengan menghasilkan sumber-sumber energi dan protein di tubuh.
Apabila anak menderita infeksi saluran pencernaan,
penyerapan zat-zat gizi akan terganggu yang menyebabkan
21
terjadinya kekurangan gizi. Seseorang kekurangan zat gizi akan
mudah terserang penyakit dan menyebabkan pertumbuhan akan
terganggu.
3) Genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar mencapai hasil dari
pertumbuhan yang ditentukan salah satunya dengan status gizi.
Faktor genetik antara lain termasuk berbagai faktor bawaan yang
normal dan patologis, jenis kelamin, obsterik dan ras atau suku
bangsa.Anak yang normal berbeda dengan anak yang memiliki
kelainan genetik/cacat.
b. Penyebab Tidak Langsung
1) Ekonomi
Sosial ekonomi yang rendah menjadikan kemiskinan.
Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak sanggup
memelihara dirinya sendiri dengan taraf kehidupan yang dimiliki
dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun
fisiknya untuk memenuhi kebutuhan.
Keadaan ekonomi keluarga mempengaruhi tumbuh
kembang anak dan status gizinya melalui kesiapan ekonomi
keluarga dalam mengasuh anak. Kesiapan ekonomi keluarga antara
lain tergantung besar kecilnya pendapatan keluarga dan
pengeluaran keluarga.
2) Pendapatan Orang Tua
22
Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang
maupun barang baik dari pihak lain maupun hasil sendiri
Pendapatan sebagai faktor ekonomi mempunyai pengaruh terhadap
konsumsi pangan. Jika pendapatan meningkat, proporsi
pengeluaran terhadap total pengeluaran menurun, tetapi
pengeluaran absolut untuk makanan meningkat. Hukum ini tidak
berlaku untuk kelompok miskin yang mengeluarkan absolutnya
untuk makanan sudah sangat rendah sehingga jika terjadi
peningkatan pendapatan, maka proporsi untuk makanpun
meningkat. Semakin tinggi pendapatan keluarga maka presentase
pendapatan yang dialokasikan untuk pangan semakin sedikit, dan
semakin rendah pendapatan keluarga maka presentase pendapatan
yang dialokasikan untuk pangan semakin tinggi.
C. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu
tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Friedman, 1998).
2. Tipe / bentuk keluarga
Tipe / bentuk keluarga menurut Murwani (2007) adalah :
23
a. Keluarga inti (Nuclear Family), adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu, dan anak-anak.
b. Keluarga Besar (Extended Family), adalah keluarga inti ditambah
dengan satu saudara. Misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara
sepupu, parnan, bibi, dan sebagainya.
c. Keluarga bcrantai (Serial Family), adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lcbih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti
d. Keluarga duda /janda (Single Family), adalah keluarga yang terjadi
kerena perceraian atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (Composite Family), adalah keluarga
perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga kabitas (Cahabitation Family), adalah dua orang menjadi
satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga
3. Tugas Keluarga
Menurut Friedman (1998), ada lima tugas keluarga dalam bidang
kesehatan, yaitu sebagai berikut:
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggotanya
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit dan yang
tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang
tertalu muda.
24
d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbai balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan. yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas
kesehatan yang ada.
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan, tugas pokok tersebut
adalah, sebagai berikut:
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai kedudukan
masing-masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g. Penempatan anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga.
4. Peran keluarga
Peran formal Keluarga (Murwani, 2007)
a. Peran parental dan perkawinan
25
Delapan peran dasar yang membentuk posisi sosial sebagai
suami-ayah dan istri-ibu:
1) Peran sebagai provider (penyedia).
2) Peran sebagai pengatur rumah tangga.
3) Peran perawatan anak
4) Peran sosialisasi anak.
5) Peran rekreasi.
6) Peran persaudaraan (memelihara hubungan keluarga paternal dan
maternal).
7) Peran terapeutik ( memenuhi kebutuhan afektif pasangan)
8) Peran seksual
b. Peran perkawinan
Kebutuhan bagi pasangan memelihara suatu hubungan
perkawinan yang kokoh itu sangat penting. Anak-anak terutama dapat
mempengaruhi hubungan perkawinan, menciptakan situasi dimana
suami dan istri membentuk suatu koalisi dengan anak. Memelihara
suatu hubungan perkawinan yang memuaskan rnerupakan salah satu
tugas perkembangan yang vital dari keluarga.
c. Peran informal
1) Pengharmonis: menengahi perbedaan yang terdapat diantara para
anggota, menghibur dan menyatukan kembali perbedaan pendapat.
26
2) Inisiator-kontributor: mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru
atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan-tujuan
kelompok.
3) Pendamai (compromiser): merupakan salah satu bagian dari
konflik dan ketidaksepakatan, pendamai inenyatakan kesalahan
posisi dan mengakui kesalahannya, atau menawarkan penyelesaian
"setengah jalan".
4) Perawat keluarga: orang yang terpanggil untuk merawatm dan
mengasuh anggota keluarga lain yang membutuhkannya.
5) Koordinator keluarga: mengorganisasi dan merencanakan kegiatan-
kegiatan keluarga, berfungsi mengangkat keterikatan atau
keakraban
5. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Murwani (2007) adalah :
a. Fungsi biologis
1) Untuk meneruskan keturunan.
2) Memelihara dan membesarkan anak.
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga.
b. Fungsi Psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman.
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga.
27
3) Memelihara dan merawat anggota keluarga.
4) Memberikan identitas keluarga.
c. Fungsi Sosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak.
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber-sumber pcnghasilan untuk pemenuhan kebutuhan
keluarga.
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang
misalnya pendidikan anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
e. Fungsi pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
ketrampilan, dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat
dan minat yang dimilikinya.
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat - tingkat perkembangannya.
f. Fungsi perlindungan
28
Tugas keluarga dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-
tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung
dan merasa aman.
g. Fungsi perasaan
Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif,
merasakan perasaan anak dan anggota keluarga sehingga saling
pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam
keluarga.
h. Fungsi religius
Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan
mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan
beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan
bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada
kehidupan lain setelah di dunia ini.
i. Fungsi rekreatif
Tugas keluarga dalam fungsi rekreatif ini tidak selalu harus pergi
ketempat rekreasi, tetapi yang penting bagairnana menciptakan
suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat mencapai
keseimbangan kepribadian masing-masing anggotanya.
6. Upaya Keluarga Meningkatkan Status Gizi Anak
29
Pada umumnya keluarga telah memiliki pengetahuan dasar
mengenai gizi. Namun demikian, sikap dan keterampilan serta kemauan
untuk bertindak memperbaiki gizi keluarga masih rendah. Sebagian
keluarga menganggap asupan makanannya selama ini cukup memadai
karena tidak ada dampak buruk yang mereka rasakan. Sebagian keluarga
juga mengetahui bahwa ada jenis makanan yang lebih berkualitas, namun
mereka tidak ada kemauan dan tidak mempunyai keterampilan untuk
penyiapannya.
Upaya untuk meningkatkan kemampuan keluarga agar dapat
mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggota
keluarganya harus mendukung KADARZI. Keluarga Sadar Gizi
(KADARZI) adalah suatu keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan
mengatasi masalah gizi setiap anggotanya.
Menurut Depkes (2004), suatu keluarga disebut KADARZI apabila
telah berperilaku gizi yang baik yang dicirikan minimal dengan:
a. Menimbang berat badan secara teratur.
Perubahan berat badan menggambarkan perubahan konsumsi
makanan atau gangguan kesehatan. Menimbang dapat dilakukan oleh
keluarga dimana saja. Dengan menimbang berat badan anak secara
teratur, keluarga dapat mengenali masalah kesehatan dan gizi anggota
keluarganya.
Cara memantau berat badan anak :
30
1) Ditimbang di rumah atau di tempat lain
2) Diukur Tinggi dan Berat Badan
3) Dihitung indeks Massa tubuh (IMT)
Bila IMT anak di bawah normal, berarti ada penurunan
konsumsi makanan atau gangguan kesehatan dan perlu ditindaklanjuti
oleh keluarga atau meminta bantuan petugas kesehatan.
b. Makan beraneka ragam.
Tubuh manusia memerlukan semua zat gizi (energi, lemak,
protein, vitamin dan mineral) sesuai kebutuhan. Tidak ada satu jenis
bahan makanan pun yang lengkap kandungan zat gizinya. Oleh karena
itu, dianjurkan anak untuk mengkonsumsi makanan beraneka ragam
yang mengandung sumber energi, lemak, protein, vitamin dan mineral
untuk menjamin pemenuhan kebutuhan.
c. Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energi
Setiap orang dianjurkan makan-makanan yang cukup
mengandung energi, agar dapat hidup dan melaksanakan kegiatan
sehari-hari. Kebutuhan energi dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi
makanan sumber karbohidrat, protein dan lemak. Kecukupan masukan
energi bagi seseorang ditandai oleh berat badan yang normal.
Konsumsi energi yang melebihi kecukupan dapat mengakibatkan
kenaikan berat badan. Akan tetapi apabila konsumsi energi kurang,
maka cadangan energi dalam tubuh yang berada dalam jaringan otot
31
akan digunakan untuk menutupi kekurangan tersebut. Apabila hal ini
berlanjut dapat menurunkan prestasi belajar dan kreativitas.
d. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan
energi
Bahan makanan sumber karbohidrat merupakan sumber energi
utama, misalnya beras, roti dan mie. Bahan makanan sumber
karbohidrat kurang memberikan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Oleh karena itu konsumsinya harus dibatasi sekitar 50%-60% dari
kebutuhan energi.
e. Batasi konsumsi lemak sampai seperempat dari kecukupan gizi
Konsumsi lemak dan minyak dalam makanan sehari-hari
sebaiknya 15%-25% dari kebutuhan energi. Jika seseorang
mengkonsumsi lemak dan minyak secara berlebihan akan mengurangi
konsumsi makanan lain. Akibatnya kebutuhan gizi yang lain tidak
terpenuhi. Kebiasaan mengkonsumsi lemak hewani yang berlebihan
dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan penyakit
jantung koroner.
f. Menggunakan garam beryodium.
Zat yodium diperlukan tubuh setiap hari. Gangguan akibat
kekurangan yodium (GAKY) dapat menimbulkan penurunan
kecerdasan, gangguan pertumbuhan dan pembesaran kelenjar gondok.
Kandungan zat yodium dalam air dan tanah di beberapa daerah belum
mencukupi kebutuhan.
32
g. Makanlah makanan sumber zat besi
Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam proses
pembentukan sel darah merah. Kekurangan zat besi dalam makanan
sehari-hari dapat menimbulkan penyakit anemia gizi. Sumber utama
zat besi adalah bahan pangan hewani, kacang-kacangan dan sayuran
berwarna hijau.
h. Biasakan makan pagi
Makan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang.
Bagi anak sekolah, makan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar
dan memudahkan menyerap pelajaran sehingga prestasi belajar
menjadi lebih baik.
i. Minum suplemen gizi sesuai anjuran.
Kebutuhan zat gizi pada kelompok bayi, balita, ibu hamil dan
ibu menyusui meningkat dan seringkali tidak bisa dipenuhi dari
makanan sehari-hari, terutama vitamin A untuk balita, zat besi untuk
ibu dan yodium untuk penduduk di daerah endemis gondok.
Suplementasi zat gizi (tablet, kapsul atau bentuk lain)
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi tersebut. Apabila
kebutuhan zat-zat gizi tersebut dipenuhi dari pengkayaan makanan,
maka suplementasi zat gizi dapat dihentikan secara bertahap.
33
D. Kerangka Teori
Bagan 2.2 Kerangka Teori Sumber : Supariasa, (2001) dan Depkes (2004)
E. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu upaya
keluarga dalam meningkatkan status gizi anak usia sekolah 6-12 tahun.
Upaya KADARZI : a. Menimbang berat badan
secara teratur. b. Makan beraneka ragam c. Makan untuk memenuhi
kebutuhan energi d. Makanan sumber
karbohidrat e. Batasi konsumsi lemak f. Menggunakan garam
beryodium. g. Makan sumber zat besi h. Biasakan makan pagi i. Minum suplemen gizi
sesuai anjuran.
Keluarga Gizi Kurang
Ekonomi Pengetahuan
Kemiskinan, kurang pendidikan, kurang
ketrampilan
Krisis Ekonomi keluarga
Pelayanan Kesehatan
Asupan Makanan Penyakit Infeksi
Anak usia sekolah