9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Model Pembelajaran Kreatif - Produktif
A. Pengertian Model Pembelajaran Kreatif - Produktif
Kreativitas merupakan hal yang sangat penting untuk dikembangkan.
Kreativitas diperlukan dalam berbagai segi kehidupan, dalam kehidupan
bermasyarakat, dunia kerja, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Menurut Wena (2013) kreativitas terkait langsung dengan produktivitas dan
merupakan bagian esensial dalam pemecahan masalah. Kreativitas dan
produktivitas merupakan hal - hal yang saling berkaitan dan dalam proses
pembelajaran hal tersebut harus ditumbuhkan secara bersamaan.
Awalnya model pembelajaran kreatif - produktif khusus dirancang
untuk pembelajaran apresiasi sastra. Namun pada perkembangan kemudian,
dengan berbagai modifikasi, model ini dapat digunakan untuk pembelajaran
berbagai bidang studi. Jika pada awalnya model ini disebut sebagai Strategi
kreatif - produktif disebut dengan strategi strata.
Kemudian dengan berbagai strategi ini disebut dengan pembelajaran
kreatif – produktif. Pembelajaran kreatif - produktif merupakan strategi yang
dikembangkan dengan mengacu pada berbagai pendekatan pembelajaran yang
diasumsikan mampu meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.
Pendekatan tersebut antara lain belajar aktif dan kreatif (CBSA) yang juga
dikenal dengan strategi inkuiri, pembelajaran konstruktif, pembelajaran
kolaboratif dan kooperatif (Wena, 2011).
9
Pengaruh Model Pembelajaran..., Sigit Gunawan, FKIP UMP, 2017
10
Pembelajaran ini diharapkan dapat menantang siswa untuk
menghasilkan sesuatu yang kreatif sebagai re-kreasi atau pencerminan
pemahamannya terhadap masalah/topik yang dikaji. Menurut (Suryosubroto,
2009) model pembelajaran kreatif - produktif merupakan model yang
dikembangkan dengan mengacu kepada berbagai pendekatan pembelajaran
yang diasumsikan mampu meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.
Model pembelajaran kreatif - produktif merangsang siswa untuk
lancar dan luwes dalam berfikir, mampu melihat suatu masalah dari berbagai
sudut pandang dan mampu melahirkan banyak gagasan yang sangat menarik
selama pembelajaran yang disertai usaha-usaha yang dapat menciptakan
suasana yang bermakna.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas tentang model pembelajaran
kreatif - produktif, maka yang dimaksud dengan model pembelajaran kreatif -
produktif merupakan model pembelajaran yang mengajak siswa untuk
membangun pengetahuan awal yang dimiliki dari suatu konsep/masalah yang
sedang dikaji, kemudian mendorong siswa mencari dan menemukan jawaban
dari pengetahuan maupun pengalaman langsung sehingga menghasilkan
sesuatu yang baru atau re-kreasi sebagai hasil dari pemahamannya. Model
pembelajaran kreatif - produktif mengarahkan siswa untuk berpikir kreatif,
membentuk sikap tanggung jawab dan kerjasama dalam pembelajaran yang
dilakukan baik secara individual maupun kelompok.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Sigit Gunawan, FKIP UMP, 2017
11
B. Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring Model Pembelajaran
Kreatif - Produktif
Pemilihan metode dan mengajar harus mengandung dampak
langsung (instruksional) dan dampak pengiring (nurturant effects). Dampak
instruksional merupakan tujuan yang secara langsung akan dicapai melalui
pelaksanaan program pengajaran (satuan pelajaran) yang dilaksanakan guru
setelah selesai suatu pertemuan belajar mengajar. Sedangkan dampak
pengiring merupakan hasil pengajaran yang hasilnya akan berpengaruh
kepada siswa dan akan mengiringi atau menyertai belakangan. Dampak
pengiring ini berkaitan dengan effective domain (sikap dan nilai). Dampak
intruksional yang dapat dicapai melalui model pembelajaran kreatif dan
produktif menurut Suryosubroto, (2009) antara lain :
1) Pemahaman terhadap suatu nilai, konsep atau masalah tertentu.
2) Kemampuan menerapkan konsep/memecahkan masalah, serta
3) Kemampuan mengkreasikan sesuatu berdasarkan pemahaman tersebut.
Dampak pengiring (nurturant effect), melalui model pembelajaran
kreatif - produktif diharapkan dapat dibentuk kemampuan berpikir kritis
kreatif, bertanggung jawab serta bekerja sama, yang kesemuanya
merupakan tujuan pembelajaran jangka panjang. Tentu saja dampak
pengiring hanya mungkin terbentuk jika kesempatan untuk
mencapai/menghayati berbagai kemampuan tersebut memang benar – benar
disediakan secara memadai. Hal tersebut akan tercapai, jika model
pembelajaran ini diterapkan secara benar dan memadai.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Sigit Gunawan, FKIP UMP, 2017
12
C. Langkah - langkah Model Pembelajaran Kreatif - Produktif
Ada lima langkah pembelajaran kreatif-produktif. Lama waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap tahapan pembelajaran
tergantung pada jangkauan masalah yang diselesaikan. Menurut Wena
(2011), kegiatan pembelajaran dibagi menjadi lima langkah yaitu orientasi,
eksplorasi, interpretasi, rekreasi dan evaluasi. Setiap langkah dapat
dikembangkan lebih lanjut oleh para guru dengan berpegang pada hakikat
setiap langkah sebagai berikut :
1. Orientasi
Tahap ini di awali dengan orientasi untuk menyepakati tugas
dan langkah pembelajaran dalam hal ini guru mengomunikasikan tujuan,
materi, waktu, langkah - langkah pembelajaran, hasil akhir yang
diharapkan dari siswa, serta penilaian yang diterapkan. Menurut Borich
(dalam Wena, 2011) tahap orientasi sangat penting dilakukan pada awal
pembelajaran, karena dapat memberi arah dan petunjuk bagi siswa
tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan. Pada kesempatan
ini siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan pendapat tentang
langkah/cara kerja serta hasil akhir yang diharapkan serta penilaian.
Dalam tahap ini terjadi negoisasi antara siswa dan guru, namun pada
akhirnya diharapkan terjadi kesepakatan antara guru dan siswa.
2. Eksplorasi
Tahap ini , siswa melakukan eksplorasi terhadap
masalah/konsep yang dikaji. Eksplorasi dapat dilakukan dengan berbagai
Pengaruh Model Pembelajaran..., Sigit Gunawan, FKIP UMP, 2017
13
cara seperti membaca, melakukan observasi, wawancara, melakukan
percobaan, browsing lewat internet dan sebagainya. Menurut pendapat
Black (dalam Wena, 2011) melalui kegiatan eksplorasi siswa akan
dirangsang untuk meningkatkan rasa ingin tahunya (curiosity) dan hal
tersebut dapat memacu kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat
dilakukan secara individual maupun kelompok. Waktu untuk eksplorasi
disesuaikan dengan luasnya cakupan bidang/bahasan yang akan dibahas.
Agar eksplorasi terarah, guru harus membuat panduan singkat, yang
memuat tujuan, waktu, materi, cara kerja serta hasil akhir yang
diharapkan.
3. Interpretasi
Tahap ini hasil eksplorasi diinterpretasikan melalui kegiatan
analisis, diskusi, tanya jawab, atau bahkan berupa percobaan kembali,
jika memang hal itu diperlukan kembali. Menurut Brooks & Brooks (
dalam Wena,2011) tahap interpretasi sangat penting dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran karena melalui tahap interpretasi siswa didorong
untuk berpikir tingkat tinggi (analisis, sintesis, dan evaluasi) sehingga
terbiasa dalam memecahkan masalah meninjau dari berbagai aspek.
Interpretasi sebaiknya dilakukan pada jam tatap muka. Jika eksplorasi
dilakukan oleh kelompok, setiap kelompok selanjutnya diharuskan
menyajikan hasil pemahamannya di depan kelas dengan cara masing-
masing, diikuti tanggapan oleh siswa lain. Pada akhir tahap ini
Pengaruh Model Pembelajaran..., Sigit Gunawan, FKIP UMP, 2017
14
diharapkan semua siswa sudah memahami konsep/topik/masalah yang
dikaji.
4. Re-kreasi
Tahap ini siswa ditugaskan untuk menghasilkan sesuatu yang
mencerminkan pemahamannya terhadap konsep/topik/masalah yang
dikaji menurut kreasinya masing-masing. Menurut Cregg & Berch
(dalam Wena, 2013) pada setiap akhir suatu pembelajaran, sebaiknya
siswa dituntut untuk mampu menghasilkan sesuatu sehingga apa yang
telah dipelajarinya menjadi bermakna, lebih-lebih untuk memecahkan
masalah yang sering dijumpai pada kehidupan sehari-hari. Re–kreasi
dapat dilakukan secara individual atau kelompok sesuai dengan pilihan
siswa. Hasil re–kreasi merupakan produk kreatif sehingga dapat
dipresentasikan, dipajang atau ditindak lanjuti.
5. Evaluasi
Menurut Wena (2013) evaluasi dilakukan selama proses
pembelajaran dan pada ahkir pembelajaran. Selama proses
pembelajaran evaluasi dilakukan dengan mengamati sikap dan
kemampuan berpikir siswa. Hal-hal yang dinilai selama proses
pembelajaran adalah kesungguhan mengerjakan tugas, hasil eksplorasi,
kemampuan berpikir kritis dan logis dalam memberikan
pandangan/argumentasi, kemampuan untuk bekerja sama dan memikul
tanggung jawab bersama. Sedangkan evaluasi pada ahkir pembelajaran
Pengaruh Model Pembelajaran..., Sigit Gunawan, FKIP UMP, 2017
15
adalah evaluasi terhadap produk kreatif yang dihasilkan oleh siswa.
Kriteria penilaian dapat disepakati bersama pada waktu orientasi.
Secara operasional kegiatan guru dan siswa selama proses
pembelajaran dapat digambarkan sebagai berikut.
Tabel 2.1 Kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran menurut
Wena, (2011).
No Tahap Kegiatan Guru Kegiatan siswa
1 Orientasi Mengkomunikasikan
tujuan, waktu, langkah
pembelajaran, hasil yang
diharapkan dan penilaian.
Menanggapi/mendiskusikan
langkah pembelajaran, hasil
yang diharapkan dan
penilaian.
2 Eksplorasi Fasilitator, motivator,
mengarahkan dan
memberi bimbingan
belajar.
Membaca, melakukan
observasi, wawancara,
melakukan percobaan,
browsing lewat internet, dan
sebagainya
3 Interpretasi Membimbing, fasilitator,
mengarahkan
Analisis, diskusi, tanya
jawab atau berupa
percobaan kembali
4 Re-kreasi Membimbing,
mengarahkan, memberi
dorongan,
menumbuhkembangkan
daya cipta
Mengambil kesimpulan,
menghasilkan
sesuatu/produk baru
5 Evaluasi Mengevaluasi, memberi
balikan
Mendiskusikan hasil
evaluasi
Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa
langkah-langkah model pembelajaran kreatif-produktif dimulai dari
menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran serta hasil akhir
dan penilaian yang akan dilakukan (orientasi), mengarahkan dan
memberikan bimbingan belajar menggunakan sumber belajar (eksplorasi),
memfasilitasi proses diskusi baik secara individual maupun kelompok
Pengaruh Model Pembelajaran..., Sigit Gunawan, FKIP UMP, 2017
16
(interpretasi), mengarahkan siswa untuk menghasilkan produk baru dari
hasil pemahamannya (re-kreasi), dan mengevaluasi proses pembelajaran
(evaluasi).
D. Kelebihan dan kekurangan model Kreatif - Produktif
Menurut Suryosubroto, (2009) Model pembelajaran kreatif -
produktif memiliki dampak instruksional yang dapat dicapai. Dampak
instruksional adalah pemahaman terhadap suatu nilai, konsep, atau masalah
tertentu. Kemudian mampu menerapkan konsep / memecahkan masalah
serta mampu mengkreasikan sesuatu berdasarkan pemahaman tersebut. Dari
segi dampak pengiring, melalui model pembelajaran kreatif - produktif
diharapkan dapat dibentuk kemampuan berpikir kritis, kreatif, bertanggung
jawab serta kerja sama, semuanya bertujuan untuk pembelajaran jangka
panjang.
Sesuai dengan penjelasan model kreatif – produktif maka kekuatan
/ kelebihan dari model kreatif - produktif sebagai berikut: (1) dalam setiap
tahap kegiatan, siswa terlibat aktif secara intelektual maupun emosional, (2)
mencapai dampak intruksional, memungkinkan terbentuknya dampak
pengiring, (3) siswa mendapat kesempatan untuk berinteraksi langsung
dengan sumber belajar, (4) kreativitas terpacu untuk menghasilkan sesuatu
yang baru sesuai dengan pemahaman konsep yang sedang dikaji melalui
kegiatan re-kreasi, (5) memungkinkan dilakukannya penilaian proses dan
hasil belajar secara utuh dan komprehensif sepanjang kegiatan
pembelajaran berlangsung ( Deo dalam Dita, 2014).
Pengaruh Model Pembelajaran..., Sigit Gunawan, FKIP UMP, 2017
17
Lebih lanjut kelemahan model kreatif - produktif sebagai berikut:
(1) memerlukan kesiapan guru dan siswa, (2) memerlukan adaptasi
pendidik, (3) memerlukan waktu yang panjang dan fleksibel, meskipun
untuk topik-topik tertentu waktu yang diperlukan bisa dipersingkat karena
tahapan eksplorasi bisa dilakukan di luar jam tatap muka dengan ditambah
kegiatan terstruktur dan mandiri.
Dengan demikian kelemahan pembelajaran menggunakan model
kreatif - produktif jika dapat diminimalkan maka kekuatan model
pembelajaran ini akan membuahkan proses pembelajaran yang memacu
kreatifitas anak dalam memporelah hasil belajar yang optimal. Guru sebagai
fasilitator bagi anak, diharapkan dapat memanfaatkan waktu yang ada
dengan sebaik mungkin agar terlaksananya tahap demi tahap untuk
menjalankan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah dirancang.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Sigit Gunawan, FKIP UMP, 2017
18
2.2 Belajar
Belajar adalah “key term” atau istilah kunci yang paling vital dalam
setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada
pendidikan. Sebagai suatu peroses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang
luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan,
dari penjabaran tersebut belajar dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang
berproses dan memerlukan unsur yang sangat fundamental dalam
penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti berhasil dan
gagalnya pencapain tujuan pendidikan itu tergantung pada proses belajar yang
dialami siswa baik ketika berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau
keluarga sendiri (Muhibbin, 2011). Sedangkan menurut Trianto (2011) belajar
merupakan proses perubahan perilaku dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak
paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi trampil,dan dari kebiasaan
lama menjadi kebiasaan baru, serap bermanfaat bagi lingkungan maupun
individu itu sendiri dan menurut Slameto (2010) belajar merupakan suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya dalam
interaksi dengan lingkunganya.
Berdasarkan definisi – definisi tersebut dapat disimpukan bahwa
belajar merupakan segala perubahan yang terjadi pada siswa yang bermanfaat
untuk diri sendiri maupun lingkunganya dan keberhasilan maupun kegagalan
pendidikan ditentukan saat proses belajar baik di sekolah maupun di luar
sekolah.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Sigit Gunawan, FKIP UMP, 2017
19
Menurut Slameto (2010) terdapat dua faktor yang mempengaruhi
belajar yaitu faktor intern dan eksternal. Faktor intern adalah faktor yang ada
dalam diri inivividu yang sedang belajar sedangkan faktor ekstern adalah faktor
yang ada di luar individu.
1. Faktor internal
Faktor internal adalah factor yang ada pada diri individu yang sedang
belajar. Ada tiga macam dalam faktor internal, yaitu :
a. Faktor jasmani, meliputi factor kesehatan dan cacat tubuh, proses belajar
seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang tergangu.
b. Faktor psikologi, ada tujuh factor yang tergolong dalam factor psikologi
yang memperngaruhi pembelajaran. Factor factor tersebut adalah
intelegensi, perhatian, minat bakat, kematangan, dan kesiapan.
c. Faktor kelelahan, melitputi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.
2. Faktor eksternal
Factor eksternal adalah factor yang ada di luar individu, yaitu meliputi :
a. Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa :
Cara orang tua mendidik, hubungan antara anggota keluarga, susasana
rumah, keadaan ekonomi keluarga, perhatian orang tua, dan latar
belakang budaya.
b. Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup : metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, relasi siswa dan siswa,
Pengaruh Model Pembelajaran..., Sigit Gunawan, FKIP UMP, 2017
20
disiplin sekolah, alat belajar, waktu sekolah, standar pelajaran di atas
ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
c. Faktor masyarkat
Masyarakat merupakan salah satu faktor eksternal yang berpengaruh
belajar siswa. Faktor masyarakat tersebut meliputi : kegiatan siswa
dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk dalam kehidupan
masnyarkat.
2.3 Hasil Belajar
Setelah individu mengalami proses belajar maka akan memperoleh
output atau hasil dari proses belajar yang dialaminya. Itulah yang biasa disebut
dengan hasil belajar. Hasil belajar adalah kemampuan – kemampuan yang
dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar (Sudjana, 2010).
Proses pembelajaran akan menyebabkan pengalaman belajar dan pengalaman
belajar setiap siswa selalu berbeda. Setiap siswa akan memperoleh suatu
pengalaman belajar yang menyenangkan pada satu mata pelajaran dan mungkin
memiliki suatu pengalaman yang tidak menyenangkan pada salah satu pelajaran
yang lain. Pengalam tersebut yang menjadi dasar siswa dalam berkembang.
Perkembangan siswa terkadang menuju arah yang lebih baik,
terkadang juga menjadi kurang baik dengan melihat dari hasil belajar siswa.
Hasil belajar adalah tingkat penguasaan materi pelajaran yang dicapai oleh
seorang siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar ini yang
sering kali berupa nilai – nilai dari suatu ujian atau ualngan. Nilai tersebut
Pengaruh Model Pembelajaran..., Sigit Gunawan, FKIP UMP, 2017
21
kemudian menjadi dasar penentuan dan pertimbangan dalam kenaikan kelas
ataupun kelulusan siswa.
Menurut Hamalik (2012) menyebutkan bahwa hasil belajar tampak
sebagai perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan dapat
diukur dalam perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hasil belajar
sangat memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku. Siswa yang telah
mengikuti proses belajar mengajar akan memiliki pengetahuan, pengalaman
dan wawasan baru. Hal ini dapat memungkikan timbulnya sikap dan
ketrampilan dan wawasan baru. Sikap dan keterampilan tersebut sedapat
mungkin digunakan dalam kehidupan sehari – hari baik di lingkungan sekolah,
keluarga atau masyarakat. Sedangkan menurut Sudjana (2010) menyatakan
bahwa hasil belajar adalah kemampuan –kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Menurut Bloom dalam Nana Sudjana (2006), ada tiga ranah (domain)
hasil belajar, yaitu: 1). Ranah afektif, merupakan aspek yang berkaitan dengan
perasaan, emosi, sikap, derajat penerimaan atau penolakan terhadap suatu
objek; 2). Ranah psikomotor, merupakan aspek yang berkaitan dengan
kemampuan melakukan pekerjaan yang melibatkan anggota badan, kemampuan
yang berkaitan dengan gerak fisik; 3). Ranah kognitif, merupakan aspek yang
berkaitan dengan kemampuan berpikir, kemampuan memperoleh pengetahuan,
kemampuan yang berkaitan dengan perolehan pengetahuan, pengenalan,
pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan penalaran.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Sigit Gunawan, FKIP UMP, 2017
22
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah melakukan proses
pembelajaran yang dibuktikan dengan pemahaman, sikap dan keterampilan
siswa.
2.4 Hakikat IPA Biologi
Pada hakekatnya ilmu pengetahuan alam (IPA) dibangun atas dasar
produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Selain itu, IPA dipandang pula
sebagai proses, sebagai produk, dan sebgai prosedur (Trianto, 2011). Sementara
menurut Darmojo (1992) hakekat IPA yaitu : 1) proses dari upaya manusia
untuk memahami berbagai gejala alam. Artinya bahwa diperlukan suatu cara
tertentu yang sifatnya analitis, cermat, lengkap, serta menghubugkan gejala
alam yang satu dengan yang lain sehingga keseluruhanya membentuk sudut
pandang yang baru tentang obyek yang diamati, 2) produk dari upaya manusia
untuk memahami berbagi gejala amat. Artinya produk berupa prinsip-prinsip,
teori – teori, hukum-hukum, konsep-konsep, maupun fakta-fakta yang
semuanya ditujukan untuk menjelaskan tentang berbagai gejala alam dan 3)
fakor yang dapat mengubah sikap dan pandangan manusia terhadap alam
semesta.
Mata pelajaran IPA dibagi menjadi tiga disiplin ilmu. Ketiga disiplin
ilmu tersbut adalah Biologi, Fisika, dan Kimia (Trianto, 2010). Setiap disiplin
ilmu memiliki cakupan matri yang berbeda - beda. Biologi sebagai salah satu
cabang ilmu pengetahuan alam yang memfokuskan pembahasan pada masalah
Pengaruh Model Pembelajaran..., Sigit Gunawan, FKIP UMP, 2017
23
– masalah biologi di dalam sekitar melalui proses dan sikap ilmiah. Sikap ilmiah
tersebut mencakup ranah kognitif , psikomotor dan afektif.
Berdasarkan uraian tersebut diatas jelas bahwa pembelajaran IPA
biologi lebih menekankan pada sikap ilmiah yang mencakup kompetensi
kognitif, psikomotor, dan afektif sehingga siswa menemukan fakta-fakta,
membangun konsep – konsep belajar. Pembelajaran biologi selama ini lebih
banyak menghafalkan fakta, prinsip, dan teori saja. Untuk mengatasi hal
tersebut perlu dikembangkan strategi pembelajaran biologi yang dapat
melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk menemukan
dan menerapkan ide – ide mereka.
2.5 Aktivitas siswa
Aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang
dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik,
merupakan suatu aktivitas. Menurut Sriyono dalam Apriyani (2011), aktivitas
adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani.
Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator
adanya keinginan siswa untuk belajar. Segala kegiatan - kegiatan yang terjadi
baik fisik maupun non- fisik, merupakan suatu aktivitas. Aktivitas dalam belajar
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sehari - hari di dalam kelas/dalam
istilah kata proses belajar mengajar. Aktivitas dalam belajar dilakukan bila
keduanya hadir, adanya guru dan siswa. Aktivitas itu sendiri berupa: kehadiran,
pembahasan materi pelajaran, adanya diskusi antara guru dan siswa. Pendidik
akan berperan sebagai pembimbing dan mengamati bagaimana perkembangan
Pengaruh Model Pembelajaran..., Sigit Gunawan, FKIP UMP, 2017
24
anak-anak didiknya. Pernyataan ini menunjukkan bahwa yang lebih banyak
melakukan aktivitas pembentukan diri adalah anak itu sendiri, sedang pendidik
memberikan bimbingan dan merencanakan segala kegiatan yang akan diperbuat
oleh anak didik.
Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru dengan
peserta didik. Interaksi tersebut menimbulkan aktivitas. Tanpa aktivitas, proses
belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Secara umum, belajar boleh
dikatakan juga sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia dengan
lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori.
Dalam hal ini terkandung suatu maksud bahwa proses interaksi itu adalah proses
internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang belajar dan dilakukan secara aktif
dengan segenap panca indera ikut berperan.
Dalam pandangan psikologi modern belajar bukan hanya sekedar
menghapal sejumlah fakta atau informasi, akan tetapi peristiwa mental dan
proses berpengalaman. Belajar memerlukan proses dan pemahaman serta
kematangan diri para siswa. Belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan
saja. Baik itu dilakukan di sekolah secara formal maupun dilakukan di alam
sekitar. Menurut Slameto (2010) belajar adalah proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Sigit Gunawan, FKIP UMP, 2017
25
Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan
yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai
tujuan belajar. Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses
belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis, kaitan antara keduanya
akan membuahkan aktivitas yang optimal.
2.6 Penelitian yang terkait
Penelitian yang dilakukan oleh yunita et al. (2009). Tentang penerapan
strategi kreatif – produktif untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa kelas
X MAN 1 Pekanbaru pada aspek keterampilan psikomotor dan sosial. Hasilnya
menunjukan bahwa model pembelajaran ini efektif dengan kategori tinggi pada
aspek ketrampilan sosial.
Penelitian yang dilakukan Nurfitri et al. (2013). Tentang penerapan
model kreatif-produktif dalam pembelajaran fisik untuk maningkatkan hasil
belajar siswa SMA terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Oya, N. R. & Budiningsih, A.C. (2014).
Tentang peningktan motiviasi dan hasil belajar bahasa Indonesia menggunkan
model pembelajaran kreatif-produktif terbukti mampu meningkatkan hasil
belajar siswa.
Pengaruh Model Pembelajaran..., Sigit Gunawan, FKIP UMP, 2017