BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kebisingan
2.1.1 Pengertian Kebisingan
Bunyi adalah perubahan tekanan yang dapat dideteksi oleh telinga
atau kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat
melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat,
atau gas. Kebanyakan suara atau bunyi ini merupakan gabungan berbagai
sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan
osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitude atau
kenyaringan bunyi dengan pengukuran desibel. Manusia mendengar bunyi
saat adanya bunyi dari sumber bunyi yang merambat melalui getaran udara
atau medium lain, sampai kegendang telinga manusia. Jadi kebisingan
adalah suara yang tidak dikehendaki (Unwanted/Undesired Sound). Spooner
mendefinisikan bising sebagai suara yang tidak mempunyai kualitas musik.
Sedangkan menurut Wall, kebisingan adalah suara yang mengganggu.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebisingan adalah bunyi atau suara yang
tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan, kenyamanan serta
dapat menimbulkan ketulian. (Siswanto, 1991).
Kebisingan juga dapat didefinisikan sebagai bunyi atau suara yang
tidak dikehendaki dapat mengganggu kesehatan dan kenyamanan
lingkungan dan juga bunyi yang tidak disukai dan menggangu. Bunyi yang
menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang bergetar.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
Getaran sumber suara ini mengganggu keseimbangan molekul udara
sekitarnya sehingga molekul-molekul udara ikut bergetar. Getaran sumber
ini menyebabkan terjadinya gelombang rambatan energi mekanis dalam
medium udara menurut pola rambatan longitudinal. Rambatan gelombang
diudara ini dikenal sebagai suara atau bunyi sedangkan dengan konteks
ruang dan waktu dapat menimbulkan gangguan kenyamanan dan kesehatan
(Soeripto, 2008).
Sihar Tigor, (2006 ) menyatakan bahwa “Sumber suara yang ada di
tempat kerja meliputi:
1. Suara Mesin
Jenis mesin penghasil suara di tempat kerja sangat bervariasi,
demikian pula karakteristik yang dihasilkan. Contohnya adalah mesin
pembangkit tenaga listrik seperti genset, mesin diesel, dan sebagainya. Di
tempat kerja, mesin pembangkit tenaga listrik umumnya menjadi sumber-
sumber kebisingan berfrekuensi rendah (<400Hz).
2. Benturan antara alat kerja dan benda kerja
Proses menggerinda permukaan metal dan umumnya pekerjaan
penghalusan permukaan benda kerja, penyemprotan, pengupasan cat
(sand blasting), pengelingan (reveting), memalu (hammering), dan
pemotongan seperti proses penggergajian kayu dan metal cutting,
merupakan sebagian contoh bentuk benturan antara alat kerja dan benda
kerja (material-material solid, liquid, atau kombinasi keduanya) yang
menimbulkan kebisingan. Penggunaan gergaji bundar dapat
menimbulkan tingkat kebisingan antara 80 dB-120 dB.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
3. Aliran Material
Aliran gas, air atau material-material cair dalam pipa distribusi
material di tempat kerja, apalagi yang berkaitan dengan proses
penambahan tekanan (high pressure processes) dan pencampuran,
sedikit banyak akan menimbulkan kebisingan di tempat kerja.
Demikian pula pada proses-proses transportasi material-material padat
seperti batu, kerikil, potongan-potongan metal yang melalui proses
pencurahan (gravity based)
4. Manusia
Dibandingkan dengan smber suara lainnya, tingkat kebisingan
suara manusia memang jauh lebih kecil. Namun demikian, suara
manusia tetap diperhitungkan sebagai sumber suara di tempat kerja.
2.1.2 Jenis Kebisingan
Jenis-jenis kebisingan seperti yang dikemukakan oleh Siswanto (1991)
adalah :
1. Kebisingan kontinyu (steady state noise) adalah kebisingan yang
fluktuasi intensitasnya tidak lebih dari 6 dB. Contohnya adalah suara
yang ditimbulkan oleh kompresor, kipas angin, suara mesin-mesin
gergaji sirkuler dan suara yang ditimbulkan oleh katup gas.
2. Impact atau Impluse Noise, adalah kebisingan dimana waktu yang
diperlukan untuk mencapai puncaknya (peak intensity) tidak lebih dari
35 milidetik dan waktu yang dibutuhkan untuk penurunan intensitas
sampai 20 dB dibawah puncaknya tidak lebih dari 500 milidetik.
Contohnya adalah suara tembakan meriam.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
3. Intermitten atau Interrupted Noise, adalah kebisingan dimana suara
mengeras kemudian melemah secara perlahan-lahan. Contohnya,
kebisingan yang ditimbulkan oleh lalu lintas pesawat udara yang
tinggal landas.
Sihar Tigor,(2006), menyatakan bahwa “Kebisingan di tempat kerja
diklasifikasikan kedalam dua jenis golongan besar, yaitu kebisingan tetap
(steady noise) dan kebisingan tidak tetap ( non-steady noise).
1. Kebisingan Tetap (steady noise)
Kebisingan tetap dibagi menjdi dua jenis :
a. Kebisingan dengan frekuensi terputus (discrete frequency noise)
Kebisingan ini berupa “nada-nada” murni pada frekuensi yang
beragam, contohnya suara mesin, suara kipas, dan sebagainya.
b. Broad band noise
Kebisingan dengan frekuensi terputus dan broad band noise sama-
sama digolongkan sebagai kebisingan tetap. Perbedaannya adalah broad
band noise terjadi pada frekuensi yang lebih bervariasi (bukan “nada”
murni).
2. Kebisingan tidak tetap ( non-steady noise)
Kebisingan tidak tetap dibagi menjadi tiga jenis :
a. Kebisingan fluktuatif (fluctuating noise)
Kebisingan yang selalu berubah-ubah selama rentang waktu tertentu
b. Intermitten noise
Kebisingan yang terputus-putus dan besarnya dapat berubah-ubah
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
c. Impulsive noise
Kebisingan yang dihasilkan oleh suara-suara berintensitas tinggi
(memekakkan telinga) dalam waktu relative singkat.
Gambar 2.1. Jenis kebisingan (Sihar Tigor, 2006).
2.1.3 Sumber Kebisingan
Sumber bising ialah sumber bunyi yang kehadirannya dianggap
mengganggu pendengaran baik dari sumber bergerak maupun tidak
bergerak. Umumnya sumber kebisingan dapat berasal dari kegiatan
industri, perdagangan, pembangunan, alat pembangkit tenaga, alat
pengangkut, dan kegiatan rumah tangga. Di industri, sumber kebisingan
dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu (Tigor, 2006) :
Steady noise
Non-steady noise
Noise
Discrete frequency
Broad brand
Fluctuating
Intermittent
Impulsive
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
1. Suara Mesin
Jenis mesin penghasil suara di tempat kerja sangat bervariasi,
demikian pula karakteristik yang dihasilkan. Contohnya adalah mesin
pembangkit tenaga listrik seperti genset, mesin diesel, dan sebagainya.
Di tempat kerja, mesin pembangkit tenaga listrik umumnya menjadi
sumber-sumber kebisingan berfrekuensi rendah (<400Hz).
2. Benturan antara alat kerja dan benda kerja
Proses menggerinda permukaan metal dan umumnya pekerjaan
penghalusan permukaan benda kerja, penyemprotan, pengupasan cat
(sand blasting), pengelingan (reveting), memalu (hammering), dan
pemotongan seperti proses penggergajian kayu dan metal cutting,
merupakan sebagian contoh bentuk benturan antara alat kerja dan benda
kerja (material-material solid, liquid, atau kombinasi keduanya) yang
menimbulkan kebisingan. Penggunaan gergaji bundar dapat
menimbulkan tingkat kebisingan antara 80 dB-120 dB.
3. Aliran Material
Aliran gas, air atau material-material cair dalam pipa distribusi
material di tempat kerja, apalagi yang berkaitan dengan proses
penambahan tekanan (high pressure processes) dan pencampuran,
sedikit banyak akan menimbulkan kebisingan di tempat kerja.
Demikian pula pada proses-proses transportasi material-material padat
seperti batu, kerikil, potongan-potongan metal yang melalui proses
pencurahan (gravity based)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
4. Manusia
Dibandingkan dengan smber suara lainnya, tingkat kebisingan
suara manusia memang jauh lebih kecil. Namun demikian, suara
manusia tetap diperhitungkan sebagai sumber suara di tempat kerja.
Menurut WHO sumber kebisingan ada beberapa macam yaitu :
1. Industri
Kebisingan pada Industri kebanyakan disebabkan
penyemprotan gas atau komponen dalam kecepatan tinggi
maupun disebabkan oleh bunyi tubrukan. Kebisingan pada
industri juga disebabkan oleh mesin-mesin, misalnya chain saw,
genset, mesin sewing, dan compressor.
2. Lalu lintas
Tingkat kebisingan lalu lintas berkaitan dengan kepadatan
lalu lintas, kecepatan, tipe, permukaan jalan, dan proporsi jumlah
angkutan berat.
3. Terminal bus, stasiun kereta api, pelabuhan udara dan laut
4. Kontruksi bangunan
Kebisingan yang dapat terjadi disebabkan oleh pembersihan
lahan, penggalian, pemancangan tiang, menegakkan bangunan
dan menyelesaikan akhir bangunan.
Frekuensi bunyi dinyatakan dalam jumlah getaran perdetik (Hertz,
Hz).Frekuensi bunyi yang dapat didengar telinga manusia terletak antara 16
hingga 20.000 Hz. Frekuensi suara di bawah 20 Hz disebut sebagai
infrasonic, sedangkan di atas 20.000 Hz merupakan gelombang ultrasonic.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
Frekuensi komunikasi percakapan secara normal antara 250-3000 Hz.
(Budiono, 2009)
Bunyi dapat dibedakan dalam 3 rentang frekuensi sebagai berikut:
1. Infra sonic, bila suara dengan gelombang antara 0- 16 Hz. Infra sonic
tidak dapat didengar oleh telinga manusia dan biasanya ditimbulkan
oleh getaran tanah dan bangunan. Frekuensi <16 Hz akan
mengakibatkan perasaan kurang nyaman, lesu dan kadang-kadang
perubahan penglihatan.
2. Sonic, bila gelombang suara antara 16-20.000 Hz, merupakan
frekuensi yang dapat ditangkap oleh telinga manusia.
3. Ultra sonic, bila gelombang >20.000 Hz. Frekuensi di atas 20.000 Hz
sering digunakan dalam bidang kedokteran, seperti untuk
penghancuran batu ginjal, pembedahan katarak karena dengan
frekuensi yang tinggi bunyi mempunyai daya tembus jaringan cukup
besar, sedangkan suara dengan frekuensi sebesar ini tidak dapat
didengar oleh telinga manusia.
2.2 Fisiologi Telinga dan Mekanisme Pendengaran
1. Fisiologi Telinga
Telinga dibagi dalam tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah
dan telinga dalam. Telinga luar terdiri dari daun telinga dan kanal
telinga, batas telinga luar yaitu dari daun telinga sampai dengan
membrana tympani. Telinga tengah, batas telinga tengah mulai dari
membrana tympani sampai dengan tuba eustachii. Terdiri dari 3 buah
tulang kecil yaitu os malleulus, os incus, dan os stapes. Telinga dalam,
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
berada di belakang tulang tengkorak kepala terdiri dari kokhlea dan
oval window (J. F. Gabriel, 1995).
Gambar 2.2 Fisiologi Telinga dan keterangan
2. Telinga bagian luar
Telinga luar terdiri atas aurikel atau pinna dan meatus auditorius
externa yang menjorok ke dalam menjauhi pinna. Serta
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
menghantarkan getaran suara menuju membrana tympani. Liang
telinga berukuran panjang sekitar 2,5 cm. Sepertiga luarnya adalah
tulang rawan sementara, dua pertiga dalamnya adalah berupa tulang.
Bagian tulang rawan tidak lurus serta bergerak ke arah atas dan
belakang. Liang ini dapat diluruskan dengan cara mengangkat daun
telinga ke atas dan ke belakang. Aurikel berbentuk tidak teratur serta
terdiri dari tulang rawan dan jaringan fibrus, kecuali pada ujung paling
bawah, yaitu cuping telinga yang terutama terdiri dari lemak (Evelyn,
2002).
Daun telinga berfungsi sebagai pengumpul energi bunyi dan
dikonsentrasikan pada membrana tympani, dan hanya menangkap 6-8
dB.
Pada kanalis telinga terdapat malam (wax) yang berfungsi sebagai
peningkatan kepekaan terhadap frekuensi suara 3.000 - 4.000 Hz.
Membrana tympani tebalnya 0,1 mm, luas 65 mm2, mengalami
vibrasi dan diteruskan ke telinga bagian tengah yaitu pada tulang
telinga (incus, malleulus, dan stapes). Nilai ambang pendengar
terendah yang dapat didengar ~ 20 Hz dan pada 160 dB membrana
tympani mengalami ruptur/pecah (J.F.Gabriel, 1995).
3.Telinga bagian tengah
Telinga bagian tengah terdiri dari 3 tulang yaitu malleulus, incus
dan stapes. Suara yang masuk itu 99,9 % mengalami refleksi dan
hanya 0,1 % saja yang ditransmisi/diteruskan. Pada frekuensi <400 Hz
membran tympani bersifat “per” sedangkan pada frekuensi 4000 Hz
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
membran tympani akan menegang. Telinga bagian tengah ini
memegang peranan proteksi. Hal ini dimungkinkan oleh karena
adanya tuba eustachii yang mengatur tekanan di dalam telinga bagian
tengah, dimana tuba eustachii mempunyai hubungan langsung dengan
mulut (J. F. Gabriel, 1995).
Tuba eustakhius bergerak ke depan dari rongga telinga tengah
menuju naso farinx, lantas terbuka. Dengan demikian tekanan udara
pada kedua sisi gendang telinga dapat diatur seimbang melalui meatus
auditorius externa serta melalui tuba eustakhius (faringo timpanik).
Celah tuba eustakhius akan tertutup jika dalam keadaan biasa, dan
akan terbuka setiap kali kita menelan. Dengan demikian tekanan udara
dalam ruang timpani dipertahankan tetap seimbangdengan tekanan
udara dalam atmosfer, sehingga cedera atau ketulian akibat tidak
seimbangnya tekanan udara, dapat dihindarkan. Adanya hubungan
dengan naso farinx ini, memungkinkan infeksi pada hidung atau
tenggorokan dapat menjalar masuk ke dalam rongga telinga tengah (J.
F. Gabriel, 1995).
Tulang-tulang pendengaran adalah tiga tulang kecil yang tersusun
pada rongga telinga tengah seperti rantai yang bersambung dari
membrana tympani sampai rongga telinga bagian dalam. Tulang
sebelah luar adalah malleus, berbentuk seperti martil dengan gagang
yang terikat pada membrana tympani, sementara kepalanya menjulur
ke dalam ruang tympani. Tulang yang berada di tengah adalah incus
atau landasan, sisi luarnya bersendi dengan malleus sementara sisi
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
dalamnya bersendi dengan sisi dalam sebuah tulang kecil, yaitu
stapes. Stapes atau tulang sanggurdi yang dikaitkan pada inkus dengan
ujungnya yang lebih kecil, sementara dasarnya yang bulat panjang
terikat pada membran yang menutup fenestra vestibuli, atau tingkap
jorong. Rangkaian tulang-tulang ini berfungsi untuk mengalirkan
getaran suara dari gendang telinga menuju rongga telinga dalam,
menghubungkan gendang telinga dengan tingkap jorong (Evelyn,
2002).
Saluran setengah lingkaran berjumlah 3 (superior, posterior,
lateral) berfungsi mengendalikan keseimbangan tubuh.
4. Telinga Bagian Dalam
Rongga telinga dalam terdiri dari berbagai rongga yang
menyerupai saluran-saluran dalam tulang temporalis. Rongga-rongga
itu disebut labirin tulang, dan dilapisi membrane sehingga membentuk
labirin membranosa. Saluran-saluran bermembran ini mengandung
cairan dan ujung-ujung akhir saraf pendengaran dan keseimbangan.
Vestibula yang merupakan bagian tengah dan tempat
bersambungnya bagian-bagian yang lain. Saluran setengah lingkaran
bersambung dengan vestibula. Ada 3 jenis saluran-saluran itu, yaitu
saluran superior, posterior, dan lateral. Saluran lateral letaknya
horizontal, sementara ketiganya saling membuat sudut tegak lurus satu
sama lain. Pada salah satu ujung setiap saluran terdapat penebalan
yang disebut ampula (gerakan cairan yang merangsang ujung-ujung
akhir saraf khusus dan ampula yang menyebabkan kita sadar akan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
kedudukankita). Bagian telinga dalam ini berfungsi untuk membantu
serebelum dalam mengendalikan keseimbangan, serta kesadaran akan
kedudukan kita. Kokhlea adalah sebuah tabung bentuk spiral yang
membelit dirinya laksana sebuah rumah siput. Belitan-belitan itu
melingkari sebuah sumbu berbentuk kerucut yang memiliki bagian
tengah dari tulang disebut modiulus. Dalam setiap belitan ini terdapat
saluran membranosa yang mengandung ujung-ujung akhir saraf
pendengaran. Cairan dalam labirin membranosa disebut endolimfe,
cairan di luar labirin membranosa dan di dalam labirin tulang disebut
perilimfe.
Ada 2 tingkap dalam ruang melingkar ini:
1. Tingkap jorong (fenestra vestibuli/fenestra ovalis) ditutup oleh tulang
stapes.
2. Tingkap bundar (fenestra kokhlea/fenestra rotunda) ditutup oleh
membran.
Kedua-duanya menghadap ke telinga dalam, adanya tingkap-
tingkap ini dalam labirin tulang bertujuan agar getaran dapat dialihkan
dari rongga telinga tengah, guna dilangsungkan dalam perilimfe.
Getaran dalam perilimfe dialihkan menuju endolimfe, dengan demikian
merangsang ujung-ujung akhir saraf pendengaran (Evelyn, 2002).
Nervus auditorius (saraf pendengaran) terdiri dari 2 bagian salah
satu dari padanya pengumpulan sensibilitas dari bagian vestibuler
rongga telinga dalam yang mempunyai bagian dengan keseimbangan.
Serabut-serabut saraf ini bergerak menuju nucleus vestibularis yang
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
berada pada titik pertemuan antara pons dan medulla oblongata, lantas
kemudian bergerak terus menuju serebelum. Bagian kokhlearis pada
nervus auditorius adalah saraf pendengar yang sebenarnya. Serabut-
serabut sarafnya mula-mula dipancarkan pada sebuah nukleus khusus
yang berada tepat di belakang thalamus, kemudian dipancarkan lagi
menuju pusat penerima akhir dalam korteks otak yang terletak pada
bagian bawah lobus temporalis (Evelyn, 2002).
2.2.1 Gangguan Pendengaran Akibat Kebisingan
Kerusakan pendengaran karena kebisingan sebenarnya adalah
kerusakan pada indera pendengaran dengan risiko penurunan daya dengar
yang akhirnya dapat menjadi tuli menetap yang tidak dapat disembuhkan.
Oleh karena itu, menghindari kebisingan yang berlebihan adalah satu-
satunya cara yang tepat untuk mencegah kerusakan pendengaran. Namun
dalam suatu proses produksi hal ini tidak dapat dilaksanakan.
Menurut Suma’mur P. K(1996) mula-mula efek kebisingan pada
pendengaran adalah sementara dan pemulihan terjadi secara cepat sesudah
dihentikan kerja di tempat bising. Tetapi kerja terus menerus di tempat
bising berakibat kehilangan daya dengar yang menetap dan tidak bisa pulih
kembali. Biasanya di mulai pada frekuensi-frekuensi sekitar 4000 Hz dan
kemudian menghebat dan meluas kefrekuensi sekitarnya dan akhirnya
mengenai frekuensi-frekuensi yang digunakan untuk percakapan.
Tingkat kemampuan mendengar dibagi dalam:
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
1. Pendengaran normal, bila tidak terdapat kesukaran mendengar
pembicaraan dengan suara biasa maupun suara perlahan. Pada
pemeriksaan audiometric tidak lebih dari 25 dB.
2. Tuli ringan, bila tidak terdapat kesukaran mendengar suara biasa,
tetapi sudah ada kesukaran mendengar pembicaraan dengan suara
perlahan. Pada pemeriksaan audiometri 26-40 dB.
3. Tuli sedang, bila seringkali terdapat kesukaran mendengar suara
biasa. Pada pemeriksaan audiometri 41-60 dB.
4. Tuli berat, bila sudah terdapat kesukaran mendengar suara biasa,
sehingga harus dengan suara keras. Pada pemeriksaan audiometri
61-90 dB.
5. Tuli sangat berat, meskipun dengan suara keras, komunikasi tidak
lancar. Pada pemeriksaan audiometri lebih dari 90 dB.
2.3 Nilai Ambang Batas Pendengaran
NAB adalah standar faktor tempat kerja yang dapat diterima tenaga
kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam
pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam
seminggu. Menurut Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja No Kep.
51/MEN/1999 tentang NAB Faktor Fisik Di Tempat Kerja, NAB kebisingan
yang diperkenankan di Indonesia adalah 85 dB (A) (Suma’mur, 1996).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
Tabel 2.1 Nilai Ambang Batas Kebisingan
Sumber: Budiono (2009).
Dari tabel diatas pekerja tidak diperkenankan melebihi batas waktu
yang tertera pada tabel tanpa memakai alat pelindung teinga.
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ambang Pendengaran
1. Umur
Pada usia lanjut, sedang sakit atau anak berumur antara 4 sampai 6
tahun, dipandang lebih sensitif terhadap gangguan kebisingan dibanding
kelompok usia lain (Sasongko, 2000). Orang yang berumur lebih dari 40
Waktu pemajanan perhari Intensitas kebisingan dalam dB (A)
8 jam 85
4 88
2 91
1 94
30 menit 97
15 1007,5 1033,75 106
1,88 menit 1090,94 112
28,12 Detik 11514,06 118
Waktu pemajanan perhari Intensitas kebisingan dalam dB (A)7,03 1213,52 1241,76 1270,88 1300,44 1330,22 1360,11 139
Tidak Boleh 140
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
tahun akan lebih mudah tuli akibat bising (Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, 1990).
2. Masa Kerja
Risiko kerusakan pendengaran pada tingkat kebisingan ≤ 75 dB (A),
Leq untuk paparan harian selama 8 jam dapat diabaikan, bahkan pada
tingkat paparan sampai 80 dB (A) tidak ada peningkatan subyek dengan
gangguan pendengaran. Akan tetapi pada 85 dB (A) ada kemungkinan
bahwa setelah 5 tahun bekerja, 1% pekerja akan mengalami gangguan
pendengaran (Suyono, 1995).
3. Riwayat Pekerjaan
Pekerja yang pernah bekerja pada tempat bising akan memiliki resiko
lebih tinggi menderita ketulian.
4. Riwayat penyakit
a.Otitis Media
Yaitu suatu peradangan telinga tengah yang terjadi akibat
infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae, Haemopilus influenzae,
atau Staphylococcus aureus. Otitis media juga dapat timbul akibat
infeksi virus (otitis media infeksiosa) yang biasanya diobati dengan
antibiotik, atau terjadi akibat alergi (otitis media serosa) yang dapat
diobati dengan antihistamin dengan atau tanpa antibiotik (Elizabeth,
2000).
Peradangan telinga tengah terjadi apabila tuba eustakhius yang
secara normal mengalirkan sekresi telinga tengah ke tenggorokan
tersumbat. Hal ini menyebabkan penimbunan sekresi telinga tengah.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
Sewaktu tuba tersebut membuka kembali, tekanan di telinga yang
mengalami kongesti tersebut dapat menarik sekresi hidung yang
tercemar melalui tuba eustakhius untuk masuk ke telinga tengah
sehingga terjadi infeksi telinga tengah. Infeksi telinga tengah yang
terjadi berulang-ulang dapat menyebabkan pembentukan jaringan
parut di gendang telinga dan hilangnya pendengaran secara permanen
(Elizabeth, 2000).
b. Tinnitus
Tinnitus adalah suara berdenging di satu atau kedua telinga.
Tinnitus dapat timbul pada penimbunan kotoran telinga atau
presbiakusis, kelebihan aspirin dan infeksi telinga (Elizabeth, 2000).
c. Hipertensi
Para penderita penyakit darah tinggi, dimana sel-sel pembuluh
darah sekitar telinga ikut tegang dan mengeras, juga harus selalu
memperhatikan kesehatan telinganya. Sebab, berkurangnya oksigen
yang masuk lebih memudahkan sel-sel pendengaran mati (Annie,
Yusuf, 2000)
5. Alat Pelindung Telinga
Pengendalian kebisingan terutama ditujukan bagi mereka yang dalam
kesehariannya menerima kebisingan. Karena daerah utama kerusakan
akibat kebisingan pada manusia adalah pendengaran (telinga bagian
dalam), maka metode pengendaliannya dengan memanfaatkan alat bantu
yang bisa mereduksi tingkat kebisingan yang masuk ke telinga bagian luar
dan bagian tengah sebelum masuk ke telinga bagian dalam (Sasongko,
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
2000). Alat pelindung telinga berupa tutup telinga (Ear Muff) lebih efektif
daripada tipe sumbat telinga (Ear Plug), karena dapat mengurangi
intensitas suara hingga 20 s/d 30 dB. Namun pelindung telinga tipe Ear
Muff kurang efektif dipakai untuk orang yang berkacamata dan bertopi
keras, agak berat dan panas dibanding pelindung telinga tipe Ear Plug
(Budiono, 2003).
6. Tempat Kerja
Menurut NIOSH dalam Sakti (2002) bahwa semakin tinggi pekerja
terpajan bising di tempat kerja, resiko gangguan pendengaran semakin
tinggi.
Amy Boyle (2003) menyatakan bahwa tempat kerja yang bising
dapat mengganggu system pendengaran, kesehatan umum, proses
pembelajaran perilaku manusia.
7. Lama Pajanan
Semakin lama pekerja terpapar kebisingan maka semakin tinggi
resiko terjadi gangguan pendengaran.
2.5 Upaya Pengendalian Kebisingan
1. Pengendalian Pada Sumber
Pengendalian kebisingan pada sumber mencakup:
a.Perlindungan pada peralatan, struktur dan pekerja dari dampak
bising.
b.Pembatasan tingkat bising yang boleh dipancarkan sumber
(Sasongko, 2000).
2. Pengendalian Pada Media Rambatan
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
Pengendalian pada lintasan (media rambatan) adalah pengendalian
diantara sumber dan penerima kebisingan. Prinsip pengendaliannya adalah
dengan melemahkan intensitas kebisingan yang merambat dari sumber
kepenerima dengan cara membuat hambatan-hambatan. Ada 2 cara
pengendalian kebisingan pada lintasan yaitu out door noise control dan
indoor noise control.
a). Outdoor Noise Control
Pengendalian kebisingan di luar sumber suara adalah
mengusahakan menghambat rambatan suara di luar ruangan
sedemikian rupa sehingga intensitas suaranya menjadi lemah
(Sasongko, 2000).
b). Indoor Noise Control
Pengendalian di dalam ruang sumber suara adalah usaha
menghambat rambatan suara atau kebisingan di dalam ruangan atau
gedung sehingga intensitas suara menjadi lemah (Sasongko, 2000).
3. Pengendalian Kebisingan Pada Manusia
Pengendalian kebisingan pada manusia dilakukan untuk mereduksi
tingkat kebisingan yang diterima harian, sering disebut dengan personal
hearing protection. Pengendalian ini ditujukan pada pekerja pabrik atau
mereka yang bertempat tinggal didekat jalan raya yang ramai. Karena
daerah utama kerusakan akibat kebisingan pada manusia adalah
pendengaran (telinga bagian dalam), Maka metode pengendaliannya
dengan memanfaatkan alat bantu yang bisa mereduksi tingkat kebisingan
yang masuk ke telinga bagian luar dan bagian tengah, sebelum masuk ke
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
telinga bagian dalam. Cara yang biasa digunakan untuk pengendalian
kebisingan pada penerima adalah:
a). Pengendalian Secara Teknis
1. Mengubah cara kerja, dari yang menimbulkan bising menjadi
berkurang suara yang menimbulkan bisingnya.
2. Menggunakan penyekat dinding dan langit-langit yang kedap
suara
3. Mengisolasi mesin-mesin yang menjadi sumber kebisingan
4. Substitusi mesin yang bising dengan mesin yang kurang bising
5. Menggunakan fondasi mesin yang baik agar tidak ada sambungan
yang goyang, dan mengganti bagian-bagian logam dengan karet
6. Modifikasi mesin atau proses
7. Merawat mesin dan alat secara teratur dan periodik sehingga dapat
mengurangi suara bising (Budiono, 2003).
b). Pengendalian Secara Administratif
Yaitu berupa kriteria atau tingkat baku kebisingan untuk
tindakan pencegahan yang menetapkan tingkat kebisingan
maksimal yang diperbolehkan dan lamanya kebisingan yang boleh
diterima dalam kaitannya dengan perlindungan pendengaran.
Pengendalian secara administratif mempunyai tujuan untuk
mengendalikan tingkat dan lama kebisingan yang diterima oleh
pekerja dengan mengatur pola kerja sesuai lingkungannya
(Sasongko, 2000).
Pengendalian secara administratif yaitu:
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
1. Pengadaan ruang kontrol pada bagian tertentu (misalnya bagian
diesel). Tenaga kerja di bagian tersebut hanya melihat dari
ruang berkaca yang kedap suara dan sesekali memasuki ruang
berbising tinggi, dalam waktu yang telah ditentukan, serta
menggunakan APD (ear muff).
2. Pengaturan jam kerja, disesuaikan dengan NAB yang ada. Cara
ini dilakukan untuk mengurangi waktu pemajanan dan tingkat
kebisingan, sehingga suara yang diterima organ pendengaran
pekerja, masih dalam batas aman (Budiono, 2009).
Di USA, telah ditentukan batas waktu pemaparan bising yang
diperkenankan, seperti yang dikeluarkan oleh OSHA dalam tabel berikut
ini:
Tabel 2.2 Kriteria Risiko Kerusakan Pendengaran (Kriteria OSHA)
Duration per day (hours) Sound Level dBA slow response
8 90
6 92
4 95
3 97
2 100
1,5 102
1 105
0,5 110
0.25 or less 115
Sumber: Budiono (2009)
Angka dalam tabel di atas mengikuti ‘5 dB rule’, yakni apabila
intensitas bising naik atau turun 5 dB maka lama waktu pemaparan yang
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
diperkenankan turun menjadi setengahnya atau naik menjadi dua kali
(Budiono, 2009).
c. Pengendalian Secara Medis
Pemeriksaan Audiometri sebaiknya dilakukan pada saat awal
masuk kerja, secara periodik, secara khusus dan pada akhir masa
kerja.
Menurut Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional
(1987) adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja
a) Riwayat penyakit,
b) Pemeriksaan klinis secara umum,
c) Pemeriksaan klinis terhadap telinga,
d) Tes audiometri yang sederhana.
2. Pemeriksaan Berkala
a) Riwayat penyakit secara pendek,
b) Pemeriksaan klinis terhadap telinga,
c) Tes audiometri yang sederhana.
3. Pemeriksaan Khusus
a). Riwayat penyakit,
b). Pemeriksaan klinis secara umum,
c). Pemeriksaan klinis yang menyeluruh terhadap telinga, hidung
dan tenggorokan,
d). Tes audiometri yang kompleks.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
Tes audiometri yang sederhana merupakan tes terhadap
suara mesin dengan hantaran udara yang dilakukan secara
terpisah untuk masing-masing telinga terhadap beberapa
frekuensi tertentu (500, 1000, 2000, 4000 dan 6000 Hz). Tes
audiometri yang kompleks dilakukan dalam ruangan kedap
suara dan masing-masing telinga terpisah terhadap beberapa
frekuensi (250, 500, 1000, 2000, 3000, 4000, 6000 dan 8000
Hz) dan sebelumnya orang yang akan diperiksa diisolir dalam
ruang hampa suara selama 12 jam atau lebih baik 16 jam.
d. Penggunaan Alat Pelindung Diri
Penggunaan Alat Pelindung telinga merupakan alternatif
terakhir bila pengendalian yang lain telah dilakukan. Tenaga kerja
dilengkapi dengan sumbat telinga (earplug) atau tutup telinga
(earmuff) disesuaikan dengan jenis pekerjaan, kondisi dan
penurunan intensitas kebisingan yang diharapkan (Budiono, 2003).
Tindakan yang terpenting dalam pengendalian kebisingan
adalah dengan mengurangi tingkat bunyi dengan cara-cara teknis,
baik korektif (peredam bunyi, panel anti pantulan, lapis pelindung,
pelindung kepala, dan lain-lain) atau lebih baik dengan merancang
mesin-mesin yang kurang bising. Perlindungan individual
memerlukan pendidikan dan persuasi para pekerja untuk
menggunakan alat pelindung sumbat telinga plastik yang terkadang
tidak mudah diterima pemakai dan sumbat sekali pakai dari lilin,
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
dapat mengurangi tingkat bising antara 8 – 30 dB. Pelindung
telinga tipe gumpalan kapas dan headphone lebih efektif
(pengurangan 20 – 40 dB). Walaupun alat-alat ini tidak
nyaman dipakai, tetapi penting bila ada paparan singkat terhadap
tingkat bunyi yang sangat tinggi (Suyono, 1995).
Prinsip pencegahan ketulian dari proses bising adalah
menjahui dari sumber bising, untuk dapat dilakukan dengan :
1). Mesin atau alat-alat yang menghasilkan bising diberi cairan
pelumas.
2). Membuat tembok pemisah antara sumber bising dengan tempat
kerja.
3). Para pekerja diharapkan memakai APT seperti ear plug atau
penyumbat telinga tetapi terletak pada bising yang tingkatnya
rendah (J. F. Gabriel, 1996).
Alat pelindung diri yang dipilih hendaknya memenuhi
ketentuanketentuan sebagai berikut :
1. Dapat memberikan perlindungan terhadap bahaya.
2. Berbobot ringan.
3. Dapat dipakai secara fleksibel (tidak membedakan jenis
kelamin).
4. Tidak menimbulkan bahaya tambahan.
5. Tidak mudah rusak.
6. Memenuhi standar dari ketentuan yang ada.
7. Pemeliharaan mudah.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
8. Penggantian suku cadang mudah.
9. Tidak membatasi gerak
10. Rasa “tidak nyaman” tidak berlebihan (rasa tidak nyaman tidak
mungkin hilang sama sekali, namun diharapkan masih dalam
batas toleransi).
11. Bentuknya cukup menarik (Budiono, 2003). Alat pelindung
telinga berfungsi sebagai penghalang (barier) antara sumber
bising dan telinga bagian dalam, juga melindungi telinga dari
ketulian akibat bising. Dalam menentukan jenis alat pelindung
telinga yang dipakai, perlu dipertimbangkan berbagai faktor
seperti jenis alat pelindung yang dipakai, bahan dan cara
pemakaiannya, kemampuan alat untuk melindungi telinga,
intensitas kebisingan, kenyamanan, harga dan sebagainya
(Budiono , 2003).
Secara umum alat pelindung telinga ada dua jenis, yaitu sumbat
telinga atau earplug, yaitu alat pelindung telinga yang cara penggunaannya
dimasukkan pada liang telinga dan tutup telinga atau earmuff, yaitu alat
pelindung telinga yang penggunaannya ditutupkan pada seluruh daun
telinga (Depnaker dan transmigrasi RI, 2002).
a. Earplug
Earplug adalah jenis pelindung yang dipasang secara langsung ke
kanal atau saluran telinga. Earplug mempunyai bermacam konfigurasi
dan terbuat dari karet, plastik atau cutton. Tepat atau tidaknya
pemasangan tergantung pada kemampuan membuat kontak sepanjang
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
seluruh luasan dinding saluran telinga, dan ini membutuhkan tekanan
keluar yang dilakukan alat terhadap dinding saluran (Sasongko, 2000).
Secara teknis, earplug atau aural lebih banyak dikenakan pada
tempat-tempat bising berfrekuensi rendah, misalnya kamar mesin diesel.
Secara ekonomis, earplug lebih murah dari pada earmuff. Ukuran
earplug juga lebih kecil dan lebih ringan dibandingkan earmuff. Selain
itu di tempat-tempat bersuhu tinggi (Sihar Tigor, 2005). Earplug
mempunyai beberapa konfigurasi, yaitu :
1. Pre-molded
a. Pre-molded (Sized)
Ada dua tipe pre-molded sized yaitu V51-R dan satunya
dengan desain berbentuk peluru yang halus. Konfigurasi V51-R
biasanya mempunyai lima ukuran yaitu extra small, small,
maedium, large dan extra large, sedangkan konfigurasi bentuk
peluru mempunyai ukuran small, medium dan large.
Gambar 2.3 Alat pelindung Telinga jenis pre-molded sized
b. Pre-molded (Universal)
Jenis ini dengan dua atau lebih flange untuk
menyesuaikan berbagai macam ukuran saluran telinga. Adapun
keuntungan jenis ini adalah lebih murah dibanding tipe lainnya,
lebih ringan untuk dipakai, dibawa atau disimpan, tidak
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
berinterferensi dengan pemakaian kacamata atau topi yang
keras, baik untuk dipakai di daerah atau ruang kerja yang panas,
tersedia untuk beberapa bentuk dan ukuran dan mudah
dibersihkan. Jenis ini juga mempunyai kekurangan, yaitu
memerlukan tekanan yang ketat pada saluran telinga, sehingga
mengurangi kenyamanan, cepat mengeras atau mengkerut jika
tidak diganti atau dilepas pada interval tertentu, dapat
merangsang batuk pada saat pemakaian.
Gambar 2.4 Alat pelindung Telinga jenis Pre-molded (Universal)
2. Superaural (Canal caps)
Sesuai namanya, canal caps hanya digunakan untuk menutup
“pintu” lubang telinga. Sebagai alat proteksi, tingkat perlindungan
yang diberikan oleh alat ini jauh lebih rendah dibandingkan earplug
dan earmuff (Sihar Tigor, 2005).
Pelemahan bunyi dengan jenis Canal caps (penutupan saluran)
ini dapat diperoleh dengan cara menutup lubang luar pada saluran
telinga. Penutup yang terbuat dari karet ini dijepit oleh pita pegas
kepala. Pemakai harus diajari cara menempatkan penutup secara tepat
dan cara mempertahankan ketegangan pita kepala.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
Alat ini cocok digunakan manakala pekerja relatif sering
melepas dan memasang alat pelindung (alat ini tidak sesuai untuk
pemakaian dalam jangka panjang). Headband pada canal caps
umumnya dapat digunakan dalam posisi, seperti di atas kepala atau di
bawah dagu.
Gambar 2.5 Alat pelindung Telinga jenis Superaural (Canal caps)
Earplug dapat mengurangi intensitas suara 10 dB sampai dengan 15 dB.
Dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Earplug sekali pakai (Disposable plugs) Earplug jenis ini biasanya
disediakan beberapa buah untuk satu periode bagi seorang pekerja.
2. Earplug yang dapat dipakai kembali (Reusable plugs)
Terbuat dari plastik yang dibentuk permanen (permanen
moulded plastic) atau karet. Untuk jenis ini earplug dicuci setiap
selesai digunakan dan disimpan dalam tempat yang steril.
Kelebihan earplug dibanding earmuff adalah mudah untuk
dibawa dan disimpan karena praktisnya, serta earplug tidak
mengganggu apabila digunakan dengan kacamata dan helm (Budiono,
2003).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
b. Earmuff
Earmuff adalah domes atau kubah plastik yang menyelimuti
telinga dan dihubungkan dengan pegas atau per. Pita tersebut dapat
disesuaikan dengan bervariasi bentuk, ukuran kepala dan posisi telinga,
serta mampu memberikan ketegangan antara kepala dan kubah sehingga
terjaga kerapatannya (Sasongko, 2000). Seluruh bagian telinga harus
benar-benar tertutup oleh bagian pelindung alat ini. Pastikan tidak ada
rambut yang masuk ke sela-sela bantalan pelindung (Sihar Tigor, 2005).
Alat ini dapat melindungi begian luar telinga (daun telinga) dan
alat ini lebih efektif dari sumbat telinga, karena dapat mengurangi
intensitas suara hingga 20 sampai dengan 30 dB. Terbuat dari cup yang
menutupi daun telinga. Agar tertutup rapat, pada tepi cup dilapisi dengan
bantalan dari busa. Tingkat attenuation yang efektif bergantung pada
kualitas bahan cup tersebut (Budiono, 2003).
Earmuff cocok digunakan untuk tempat bising berfrekuensi tinggi
(hight frecuency) seperti tempat pemotongan logam (metal cutting),
peleburan udara, dan lain-lain, tetapi kurang cocok digunakan di tempat-
tempat bising berfrekuensi rendah (<400 Hz). Ditempat berfrekuensi
rendah, earmuff umumnya akan beresonansi atau bergetar (Sihar Tigor,
2005). Masing-masing alat pelindung telinga memiliki keuntungan dan
kerugian, begitu juga earmuff yang memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
1. Mempunyai daya pelemahan yang bagus.
2. Lebih mudah dipakai.
3. Lebih mudah dimonitor .
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
4. Biasanya berumur panjang karena dapat dilakukan penggantian spare
part.
5. Dapat digunakan untuk telinga yang cacat dan terinfeksi, dan baik
dipakai secara insidentil (misalnya untuk personil yang sering
berkunjung ke atau melewati daerah kebisingan).
Selain memiliki beberapa keuntungan earmuff juga memiliki
beberapa kekurangan, antara lain :
1. Harganya sangat mahal.
2. Membutuhkan tekanan yang ketat dikepala sehingga kadang-kadang
mengurangi kenyamanan bagi orang-orang tertentu.
3. Agak berat dan panas
4. Tidak efektif dipakai untuk orang yang berkacamata dan bertopi keras.
5. Dapat menyebabkan radang atau infeksi kulit jika bantalan yang kontak
dengan kulit tidak dibersihkan secara memadai.
6. Lebih sulit disimpan (dimensinya lebih besar dibanding earplug).
7. Kemampuan pemahaman suara menjadi berkurang jika bantalan
menjadi keras atau retak, kehilangan fluida (menjadi kempes) dan
ketegangan pita mengendor (Sasongko, 2000).
Gambar 2.6 Alat pelindung Telinga jenis Earmuff
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
2.6 Pengukuran Kebisingan
Pengukuran kebisingan ditujukan untuk membandingkan hasil
pengukuran suatu saat dengan standart yang ditetapkan serta merupakan
langkah awal untuk pengendalian. Alat yang digunakan untuk mengukur
kebisingan adalah sound level meter. Alat ini mengukur kebisingan antara
30 – 130 dB dan dari frekuensi antara 20 – 20. 000 Hz (Budiono, 2003).
Pengukuran kebisingan di tempat kerja diukur dengan Sound Level
Meter, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Persiapan alat
a). Pasang baterai pada tempatnya.
b.) Tekan tombol power.
c). Cek garis tanda pada monitor untuk mengetahui baterai dalam
keadaan baik atau tidak.
d). Kalibrasi alat dengan kalibrator, sehingga alat pada monitor sesuai
dengan angka kalibrator.
2. Pengukuran
a. Pilih selektor pada posisi:
1. Fast : untuk jenis kebisingan kontinu
2. Slow : untuk jenis kebisingan impulsif / terputus-putus
b. Pilih selektor range intensitas kebisingan.
c. Tentukan lokasi pengukuran.
d. Setiap lokasi pengukuran dilakukan pengamatan selama 1-2 menit
dengan kurang lebih 6 kali pembacaan. Hasil pengukuran adalah
angka yang ditunjukkan pada monitor.
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
e. Catat hasil pengukuran dan hitung rata-rata kebisingan (Lek)
dBn
Lek lll ....1010101
log10 10/310/210/1
(Pedoman Praktikum Laboratorium K3, 2004).
2.7. Pemeriksaan Pendengaran
Pengaruh bising pada organ pendengaran dapat dinilai dengan
melakukan pengamatan terhadap kenaikan nilai ambang pendengaran
(hearing threshold shift) yang terjadi pada tenaga-tenaga kerja dari tempat
kerja yang bising. Untuk maksud tersebut perlu dilakukan pengukuran (tes)
dengan audiometer (Budiono, 1991). Ada beberapa hal yang menjadi tujuan
dilakukan pemeriksaan audiometri, antara lain :
1. Mengetahui ambang pendengaran dari para pekerja atau calon pekerja.
2. Mengetahui sendini mungkin gangguan pendengaran pekerja dan
mencegah gangguan itu tidak lebih parah.
3. Menunjukkan pada manajemen perusahaan dan para pekerja tentang
manfaat pengendalian kebisingan khususnya pemakaian alat pelindung
diri.
4. Mengidentifikasi pekerja yang sensitif terhadap kebisingan (A. Siswanto,
1990).
Adapun persyaratan penunjang pemeriksaan pendengaran yang harus
dipenuhi agar mendapatkan hasil yang benar-benar menggambarkan
keadaan ambang pendengaran sebenarnya adalah sebagai berikut :
1. Pemeriksaan harus dilakukan dalam ruang kedap suara.
2. Bila tidak dilakukan dalam ruang kedap suara, latar belakang kebisingan
tidak lebih dari 40 dB (A).
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN
3. Sebelum dilakukan pemeriksaan pekerja dihindarkan dari kebisingan
selama 8 – 12 jam (R. Darmanto, 1999)
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PERBEDAAN AMBANG PENDENGARAN SEBELUM ... FEBRI IRAWAN