Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2digilib.polban.ac.id/files/disk1/203/jbptppolban-gdl... · 2018. 11. 27. · 3. Melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan keefektifan

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Revitalisasi

Berikut merupakan teori-teori yang dijadikan sebagai tinjauan pustaka dalam

Tugas Akhir ini. Diantaranya adalah pengertian revitalisasi, langkah-langkah

revitalisasi, scenario atau rencana revitalisasi, kapan perlu dilakukannya revitalisasi,

proses revitalisasi, serta hal yang harus diperhatikan dalam proses revitalisasi.

2.1.1 Pengertian Revitalisasi

Pengertian Revitalisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

merupakan suatu proses atau cara atau perbuatan yang dilakukan untuk menghidupkan

kembali suatu hal yang sebelumnya belum terbedaya atau tergunakan dengan baik.

Maka revitalisasi dapat bermakna menjadikan perbuatan menjadi vital atau sangat

penting dan sangat diperlukan, sehingga revitalisasi dapat disimpulkan sebagai suatu

cara yang digunakan untuk membuat suatu hal yang crusial menjadi lebih terberdaya

dan meningkat nilai vitalitasnya.

2.1.2 Langkah-Langkah Revitalisasi

Berikut merupakan langkah-langkah melakukan revitalisasi menurut pedoman

revitalisasi menurut peraturan menteri Nomor 18/PRT/M/2010 adalah sebagai berikut:

1. Menentukan kriteria hal yang akan dilakukan revitalisasi, kriteria tersebut

diantaranya adalah pemilihan sistem yang akan direvitalisasi, serta melihat

seberapa besar penurunan produktivitas kerja.

2. Memberikan penilaian terhadap hal yang akan direvitalisasi, meliputi vitalitas

sistem yang akan dibuat serta penilaian terhadap produktivitas kerja dari

sistem yang akan dijalankan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2digilib.polban.ac.id/files/disk1/203/jbptppolban-gdl... · 2018. 11. 27. · 3. Melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan keefektifan

10

3. Melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan

keefektifan hasil dari revitalisasi yang telah dibuat dengan membuat

rancangan dari sistem yang akan direvitalisasi.

4. Pengelompokan kegiatan, serta kompleksitas hal yang akan direvitalisasi.

2.1.3 Skenario atau Rencana Revitalisasi

Dalam melakukan revitalisasi, harus melakukan konsultasi kepada pihak-pihak

yang terkait. Berikut merupakan skenario atau rencana revitalisasi kawasan yang harus

dipertimbangkan menurut peraturan menteri pekerjaan umum Nomor 18:

1. Konsepsi revitalisasi,

2. Indikasi revitalisasi yang memengaruhi vitalitas hal yang belum terbedaya

seperti mengalaminya penurunan fungsi hal yang harus diberdayakan lagi.

3. Indikasi revitalisasi seperti fungsi, dan pemanfaatan revitalisasi tersebut, serta

4. Peningkatan kegunaan hal yang akan direvitalisasi.

2.1.4 Kapan Harus Dilakukannya Revitalisasi?

Peraturan menteri pekerjaan umum menyebutkan dalam pedoman umum

revitalisasi Nomor 18/PRT/M/2010 bahwa Revitalisasi perlu dilakukan ketika

terjadinya permasalahan dan isu-isu tertentu, diantanya adalah:

1. Ketika terjadinya kemerosotan nilai vitalitas atau produktivitas dalam suatu hal,

2. Keharusan adanya peningkatan kesadaran dalam melakukan hal yang kurang

terbedaya,

3. Meningkatnya peran pemangku kepentingan dari hal yang kurang

terbedayakan,

4. Terjadinya pergeseran peran dan tanggung jawab,

5. Terjadinya penurunan laju penurunan pendapatan, serta menimbulkan

ketidakstabilan pendapatan.

2.1.5 Proses Revitalisasi

Menurut Robert L. Laud dalam Santoso (2009) terdapat 4 jenis proses perubahan

dalam revitalisasi diantaranya adalah sebagai berikut:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2digilib.polban.ac.id/files/disk1/203/jbptppolban-gdl... · 2018. 11. 27. · 3. Melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan keefektifan

11

1. Adaptasi,

2. Revitalisasi,

3. Transformasi, dan

4. Turnaround.

Sedangkan menurut Ashby dalam Santoro (2009) mengungkapkan bahwa proses

revitalisasi mencangkup perubahan yang dilaksanakan secara Quantum-Leap, yaitu

lompatan besar yang tidak hanya mencangkup perubahan bertahap, melainkan

langsung menuju sasaran dari kondisi awal yang dilakukan.

2.1.6 Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Revitalisasi

Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan revitalisasi menurut

Sapta Hendra Wicaksana dalam Santoso (2009) yaitu:

1. Waktu pelayanan,

2. Penyederhanaan dan konsistensi prosedur,

3. Ketersediaan fasilitas, dan

4. Ketersediaan teknologi pendukung dari hal yang perlu diperbaiki.

2.2 Standard Operating Procedure (SOP)

Tinjauan pustaka mengenai Standard Operating Procedure (SOP) yang dibahas

meliputi pengertian SOP, tujuan SOP, Manfaat , asas penyusunan, prinsip penyusunan,

tipe-tipe format SOP, tahapan penyusunan, teknik penyusunan, simbol-simbol,

komponen dalam SOP, serta buku pedoman SOP.

2.2.1 Pengertian Standard Operating Procedure (SOP)

Pengertian Standard Operating Procedure (SOP) menurut Nur’aini (2016) SOP

merupakan suatu pedoman yang dibuat untuk mengatur pekerjaan yang dijalankan

oleh setiap karyawan. Pendapat lain menurut Laksmi, dkk. (2015) SOP merupakan

suatu dokumen yang digunakan untuk mendapatkan hasil kerja dalam sebuah

organisasi yang efektif dan efisien yang terdiri atas tujuan, sarana dan prasarana yang

digunakan, kapan dibuat atau direvisi, bagian atau unit yang harus melaksanakan,

bagaimana prosedur dan metodenya, serta dilengkapi dengan flowchart alur kerja yang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2digilib.polban.ac.id/files/disk1/203/jbptppolban-gdl... · 2018. 11. 27. · 3. Melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan keefektifan

12

harus dilakukan. Sedangkan Sailendra (2015) mengungkapkan bahwa merupakan

panduan atau acuan yang digunakan sebagai alat pemantau kegiatan operasional

dalam sebuah organisasi agar dapat berjalan dengan efektif.

Dari kumpulan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa Standard Operating

Procedure merupakan suatu pedoman atau acuan kerja yang dibuat untuk mengatur

pekerjaan agar mendapatkan hasil kerja yang efektif dan efisien serta dijadikan

sebagai alat pemantau seluruh kegiatan operasional dalam sebuah organisasi. SOP

terdiri dari langkah-langkah atau alur kerja (flowchart) kegiatan yang harus dilakukan

oleh seluruh pelaku kegiatan dalam sebuah organisasi.

2.2.2 Tujuan Dibuatnya SOP

Dalam penggunaannya, SOP memiliki tujuan. Berikut merupakan tujuan Standar

Operasional Prosedur (SOP) menurut Puji (2014):

1. Menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja atau kondisi tertentu dan

kemana petugas dan lingkungan dalam melaksanakan sesuatu tugas atau

pekerjaan tertentu.

2. Acuan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu bagi seluruh pelaku organisasi.

3. Menghindari kegagalan atau kesalahan, keraguan, duplikasi serta pemborosan

dalam proses pelaksanaan kegiatan.

4. Merupakan parameter untuk menilai mutu pekerjaan.

5. Lebih menjamin penggunaan tenaga dan sumber daya secara efisien dan

efektif.

6. Menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas yang

terkait.

7. Sebagai dokumen yang akan menjelaskan dan menilai pelaksanaan proses

kerja bila terjadi suatu kesalahan atau dugaan kesalahan administratif.

8. Sebagai dokumen yang digunakan sebagai dokumen sejarah bila telah di buat

revisi SOP yang baru.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2digilib.polban.ac.id/files/disk1/203/jbptppolban-gdl... · 2018. 11. 27. · 3. Melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan keefektifan

13

Pendapat lain menurut Kasma, dkk (2012:7) tujuan dari adanya SOP adalah

sebagai berikut:

1) Agar petugas/pegawai dapat menjaga tingkat kinerja atau konsistensi

petugas/pegawai atau tim dalam organisasi atau bahkan unit kerja

2) Agar memahami suatu peran dan fungsi tiap-tiap posisi dalam organisasi

3) Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawan dari petugas/pegawai

terkait.

4) Melindungi organisasi atau unit kerja dan petugas/pegawai dari malpraktik atau

kesalahan administarasi lainya.

5) Untuk melindungi kesalahan/kegagalan , keraguan , dan duplikasi.

Dilihat dari tujuan SOP diatas, maka dapat disimpulkan bahwa SOP memiliki

tujuan serta peranan penting dalam sebuah organisasi. Baik itu sebagai parameter

dalam menilai mutu kerja, melihat keefektifan dan efisienan hasil kerja, serta

memperjelas alur kerja setiap pekerjaan atau tujuan penting lainnya dalam menunjang

tercapainya tujuan perusahaan.

2.2.3 Manfaat Standard Operating Procedure (SOP)

SOP memiliki manfaat dalam menunjang tercapainya tujuan sebuah organisasi.

Berikut merupakan manfaat SOP menurut Puji (2014) adalah sebagai berikut:

1. Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.

2. Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.

3. Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.

4. Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam bekerja.

5. Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.

Manfaat lain dari SOP menurut Permepan No. Per/21/M-PAN/11/2018 yaitu :

1. Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam menyelesaikan

pekerjaan khusus, mengurangi kesalahan dan kelalaian.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2digilib.polban.ac.id/files/disk1/203/jbptppolban-gdl... · 2018. 11. 27. · 3. Melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan keefektifan

14

2. SOP membantu staf menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada

intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan pimpinan

dalam pelaksanaan proses sehari-hari.

3. Meningkatkan akuntabilitas dengan mendokumentasikan tanggung jawab

khusus dalam melaksanakan tugas.

4. Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan pegawai cara

konkret untuk memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi usaha yang

telah dilakukan.

5. Menciptakan bahan-bahan training yang dapat membantu pegawai baru untuk

cepat melakukan tugasnya.

6. Menunjukkan kinerja dalam organisasi efisien dan dikelola dengan baik.

7. Menyediakan pedoman bagi setiap pegawai.

8. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas.

9. Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan prosedural dalam

bekerja.

2.2.4 Asas Penyusunan SOP

Asas penyusunan SOP menurut Peraturan Menteri Hukum dan HAM No 12 Tahun

2014 tentang Penyusunan Standar Operasional Prosedur adalah sebagai berikut:

1. Asas Pembakuan

SOP disusun berdasarkan tata cara dan bentuk yang telah dibakukan sehingga

dapat menjadi acuan yang baku dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-

masing.

2. Asas Pertanggungjawaban

SOP dapat dipertanggungjawabkan baik dari sisi isi, bentuk, prosedur, dan

standar yang ditetapkan maupun keabsahannya.

3. Asas Keterkaitan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2digilib.polban.ac.id/files/disk1/203/jbptppolban-gdl... · 2018. 11. 27. · 3. Melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan keefektifan

15

Dalam pelaksanaannya SOP senantiasa terkait dengan kegiatan administrasi

umum lainnya baik secara langsung maupun tidak langsung.

4. Asas Kecepatan dan Kelancaran

Sebagai pendukung dalam melaksanakan tugas maka SOP dapat digunakan

untuk menjamin terselesaikannya suatu tugas pekerjaan sesuai dengan waktu

yang telah ditetapkan, tepat sasaran, menjamin kemudahan dan kelancaran

secara prosedural.

5. Asas Keamanan

SOP harus aman sehingga dapat menjamin kepentingan semua pihak yang

terlibat dalam pelaksanaan tugas sesuai dengan apa yang telah ditetapkan

sehingga dapat tercipta kenyamanan dalam pelaksanaan tugas.

6. Asas Keterbukaan

Adanya SOP dapat menciptakan suatu transparansi dalam pelaksanaan tugas

sehingga tidak akan muncul kecurigaan.

2.2.5 Prinsip Penyusunan SOP

Dalam PERMENPAN PER/21/M-PAN/11/2008 disebutkan bahwa penyusunan

SOP harus memenuhi prinsip-prinsip antara lain: kemudahan dan kejelasan, efisiensi

dan efektivitas, keselarasan, keterukuran, dimanis, berorientasi pada pengguna,

kepatuhan hukum, dan kepastian hukum.

1. Konsisten. SOP harus dilaksanakan secara konsisten dari waktu ke waktu,

oleh siapapun, dan dalam kondisi apapun oleh seluruh jajaran dalam sebuah

organisasi.

2. Komitmen. SOP harus dilaksanakan dengan komitmen penuh dari seluruh

jajaran organisasi, dari level yang paling rendah dan tertinggi.

3. Perbaikan berkelanjutan. Pelaksanaan SOP harus terbuka terhadap

penyempurnaan-penyempurnaan untuk memperoleh prosedur yang benar-

benar efisien dan efektif.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2digilib.polban.ac.id/files/disk1/203/jbptppolban-gdl... · 2018. 11. 27. · 3. Melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan keefektifan

16

4. Mengikat. SOP harus mengikat pelaksana dalam melaksanakan tugasnya

sesuai dengan prosedur standar yang telah ditetapkan.

5. Seluruh unsur memiliki peran penting. Seluruh pegawai peran-peran

tertentu dalam setiap prosedur yang distandarkan. Jika pegawai tertentu tidak

melaksanakan perannya dengan baik, maka akan mengganggu keseluruhan

proses, yang akhirnya juga berdampak pada proses penyelenggaraan

pemerintahan.

6. Terdokumentasi dengan baik. Seluruh prosedur yang telah distandarkan

harus didokumentasikan dengan baik, sehingga dapat selalu dijadikan

referensi bagi setiap mereka yang memerlukan.

2.2.6 Tipe- Tipe Format SOP

Nur’aini (2016) menyebutkan bahwa terdapat 2 tipe Standard Operating

Procedure (SOP) yaitu SOP yang bersifat teknis dan yang bersifat administratif.

1. SOP Teknis merupakan SOP yang menjelaskan tentang prosedur pekerjaan

secara teknis dengan sangat rinci dan teliti hingga tidak akan adanya

kemungkinan variasi lain. Kegiatan-kegiatan yang biasa menggunakan SOP

teknis adalah kegiatan administrasi seperti dalam bidang perawatan dan

pengendalian sarana serta prasarana, kearsipan, keuangan, korespondensi,

dokumentasi, serta pelayanan kepada masyarakat serta kepegawaian. Salah satu

ciri dalam penggunaan tipe SOP teknis adalah pelaksana SOP harus ada dalam

satu kesatuan kerja.

2. SOP Administratif merupakan SOP yang disusun untuk pekerjaan yang bersifat

administrarif. SOP ini cocok digunakan untuk kegiatan yang melibatkan banyak

orang atau banyak posisi dalam pelaksanaannya. SOP administratif melingkupi

pekerjaan yang bersifat makro dan mikro. SOP administratif memiliki sifat makro

berarti melingkupi beberapa pekerjaan yang bersifat mikro yang memiliki

langkah kegiatan secara rinci, sedangkan SOP administratif bersifat mikro

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2digilib.polban.ac.id/files/disk1/203/jbptppolban-gdl... · 2018. 11. 27. · 3. Melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan keefektifan

17

merupakan bagian dari dari SOP administrasi makro yang membentuk satu

kesinambungan kegiatan.

2.2.7 Tahap Penyusunan SOP

Tahap penyusunan SOP dalam buku Jalaludin (2013) tahapan yang melakukan

penyusunan SOP meliputi melakukan analisis sistm dan prosedur kerja, analisis tugas,

dan melakukan analisis prosedur kerja.

a. Analisis sistem dan prosedur kerja

Analisis sistem dan prosedur kerja merupakan kegiatan mengidentifikasikan

fungsi-fungsi utama dalam suatu pekerjaan, serta langkah kerja yang

dibutuhkan dalam melaksanakan fungsi sistem dan posedur kerja.

b. Analisis Tugas

Dalam analisis tugas dilakukan penelaahan yang mendalam dan teratur

terhadap suatu pekerjaan. Analisis tugas diperlukan dalam setiap perencanaan

dan perbaikan organisasi. Analisa tugas diharapkan dalam dapat memberikan

keterangan mengenai pekerjaan, sifat pekerjaan, syarat pejabat, dan tanggung

jawab.

Yang berkaitan dengan analisis tugas diantaranya yaitu analisa tugas, deskripsi

tugas, spesifikasi tugas, penilaian tugas, pengukuran kerja dan penentuan

standar tugas.

c. Analisis Prosedur Kerja

Analisis prosedur kerja adalah kegiatan untuk mengindentifikasikan urutan

langkah-langkah pekerjaan yang berhubugan dengan apa yang dilakukan, dan

siapa yang melakukannya. Analisis prosedur kerja akan menghasilkan alur dari

aktivitas organisasi dan menentukan hal-hal kritis yang akan mempengaruhi

keberhasilan organisasi. Prosedur kerja merupakan salah satu komponen

penting dalam rangka mencapai tujuan organisasi, sebab prosedur memberikan

beberapa keuntungan antara lain memberikan pengawasan yang lebih baik

mengenai apa yang dilakukan dan bagaimana hal tersebut dilakukan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2digilib.polban.ac.id/files/disk1/203/jbptppolban-gdl... · 2018. 11. 27. · 3. Melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan keefektifan

18

2.2.8 Teknik Penyusunan SOP

Dalam penulisan suatu prosedur, teknik penyususunan SOP diperlukan untuk

mencari yang efektif dan efesien bagi setiap kantor dalam membuat suatu pedoman

kerja. Banyak teknik dan metode yang digunakan untuk menulis prosedur. Menurut

Nuraida (2008:23) cara penulisan prosedur yang dimaksud adalah:

1. Deskriptif

Deskriptif adalah prosedur kerja yang dituliskan dengan tidak adanya simbol khusus

dan disajikan secara sederhana.

2. Chart

Chart adalah prosedur dalam bentuk gambar atau simbol yang biasanya terlihat lebih

sederhana sehingga lebih mudah dipahamai dan diterapkan ke dalam pekerjaan, maka

disusun berbagai simbol bagi kegiatan yang bersifat penting. Simbol dapat membuat

gambar-gamber visual yang menggambarkan intruksi-intruksi, berbagai macam

kegiatan, perpindahan satu kegiatan ke kegiatan lainya, dan sebagainya menjadi

tampak jelas sehubungan yang berkaitan kaitan atau ketergantungan dari satu kegiatan

terhadap kegiatan yang lainya. Chart dapat berarti peta, diagram, tabel, atau gambar.

Penulisan prosedur dengan chart adalah sebagai berikut:

a. Gambar/skema

Gambar/skema digunakan pada perusahan assembling. Pembuatan knock dowm

furniture, blender, kreta dorong bayi, dan sebgaimanya, harus membuat gambar-

gambar mengenai tahapan atau cara memakai dan melepaskan alat tersebut yang

merupakan panduan bagi konsumen.

b. Arus pergerakan dokumen (Document Flow Chart)

Di dalam Document Flow chart dapat diketahui bagian/divisi yang terlibat dalam

prosedur untuk mencapai suatu tujuan tertentu, tanggungjawab setiap

bagian/divisi terhadap arus pergerakan dokumen dari awal sampai akhir antara

lain untuk mengetahui apa saja dan berapa rangka/tembusan yang diperlukan

dalam tiap arus pergerakan dokumen. Dengan kata lain document flow chart

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2digilib.polban.ac.id/files/disk1/203/jbptppolban-gdl... · 2018. 11. 27. · 3. Melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan keefektifan

19

menunjukan perpindahan formulir kantor beserta salinan dokumen tersebut dari

satu bagian ke bagian lainya.

c. Proses kegiatan (Proses Chart)

Proses kegiatan perusahaan melewati satu atau beberapa bagian/departemen.

Dengan demikian dapat terjadi beberapa proses dalam bagian/departemen yang

sama. Jadi, yang menjadi perhatian penting bukan dokumen dan

bagian/department, melainkan proses pelaksanaan suatu prosesdur kerja. Simbol

memperlihatkan segala proses yang berangkap di dalam suatu prosedur dari awal

hingga akhir.

d. Diagram gerakan (Movement Diagram )

Diagram gerakan emnunjukan gerakan ruangan. Diagram gerakan dapat

digambarkan dalam sebuah lay out berskala pada sebuah meja atau floor plan

sehingga gerakan tersebut dapat diukur dan dipandang dalam hubunganya

dengan faktor-faktor fisik.

Kata teknik diartikan sebagai sistematika tindakan yang sangat spesifik dalam pola

sistematis untuk menyusun standar operasional prosedur suatu organisasi. disebut

sangat spesifik karena antar teknik terdapat perbedaan cara dan guna yang mencolok,

meskipun peran saling mendukung satu sama lain untuk mengefektifkan prosedur.

Berikut ini merupakan penjabaran teknik penyusunan SOP menurut Tambunan (2013),

yaitu :

1. Teknik Naratif Teknik

Naratif adalah teknik yang menggunakan kekuatan narasi dan penjelasan

dengan kalimat sesuai dengan kaidah bahasa yang benar ditambah istilah lazim

yang digunakan dalam organisasi untuk menjelaskan langkah kegiatan di dalam

organisasi, baik terkait dengan kegiatan operasional maupun administrasi.

Semakin baik cara penyampaian, semakin baik pula potensi kemudahan

pemahaman dan pelaksanaan prosedur. Prinsip tentang keseragaman dan

konsistensi dalam penggunaan istilah menjadi sangat penting agar tidak ada

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2digilib.polban.ac.id/files/disk1/203/jbptppolban-gdl... · 2018. 11. 27. · 3. Melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan keefektifan

20

perbedaan persepsi diantara para pembaca dan pelaksana prosedur. Meskipun

tampak mudah, namun sesungguhnya sangat sulit untuk membuat prosedur

yang efektif dengan menggunakan teknik naratif. Kunci penggunaan teknik

naratif adalah cara penggunaan dan penyampaian kalimat dan tata bahasa yang

tepat dan sistematis. Bila langkah tersebut dijelaskan dengan narasi yang tidak

sesuai, sulit pembaca memahami secara segera.

2. Teknik Bagan Arus Teknik bagan arus (flowchart)

merupakan teknik spesifik yang sangat dikenal dalam pengembangan sistem

informasi dan penyusunan prosedur operasional standar. Teknik ini

menggunakan simbol yang khas, dimana setiap simbol mempresentasikan

makna tertentu dari kegiatan atau keputusan hingga penyimpanan dokumen.

Dengan menggunakan gambar, banyak penjelasan yang dapat dihemat. Namun,

untuk penggunaan simbol bukan berarti tidak menggunakan lagi kalimat.

Pembuatan kolom dalam bagan arus tergantung pada teknik bagan arus yang

digunakan.

3. Teknik Tabular

Teknik tabular digunakan untuk melakukan analisis kegiatan dalam proses

penyusunan SOP, tetapi bukan berarti tidak dapat ditampilkan sebagai bagian

dari proses operasional tertentu. Langkah-langkah yang potensial ada di dalam

suatu prosedur operasional standar analisis, termasuk penghitungan manfaat

serta waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah langkah atau

kegiatan. Manfaat dengan menyajikan tabel teretentu terkait dengan prosedur,

pada dasarnya dapat membantu pelaksana untuk memahami prosedur secara

baik. Tiap organisasi pasti memiliki langkah rutin dan berulang yang membantu

pengefektifan prosedur.

4. Teknik Campuran (Gabungan)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2digilib.polban.ac.id/files/disk1/203/jbptppolban-gdl... · 2018. 11. 27. · 3. Melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan keefektifan

21

Merupakan gabungan atau kombinasi dari ketiga teknik sebelumnya. Tujuan

dari teknik ini adalah untuk menyajikan SOP yang dapat dipahami semua yang

terlibat juga berkepentingan.

Menurut Tambunan (2013) menjelaskan kunci sukses teknisnya, terletak pada

keakuratan pemahaman dan pendefinisian kondisi dan kebutuhan organisasi. Pada

intinya, setiap organisasi memiliki kondisi dan kebutuhan yang berubah. Maka dari itu,

metode dan teknik harus terus dievaluasi dan diperbaharui.

2.2.9 Simbol-Simbol Dalam SOP

Untuk menggambarkan tentang penerapan suatu prosedur tertentu sebaiknya

dipergunakan simbol dan skema atau bagan prosedur dengan setapat-tepatnya. Simbol

mempelihatkan segala proses yang berangkai di dalam suatu prosedur dari awal hingga

akhir. Tindakan-tindakan ditunjukan oleh simbol-simbol yang diatur secara vertical

dangan urutan kronologis di mana tindakan terkahir dicantumkan pada bagian bawah

gambar. Simbol-simbol yang umum dipergunakan untuk menggambarkan suatu

prosedur dilihat pada gambar 2.1 untuk simbol bagan arus dasar dan gambar 2.3 untuk

Simbol Bagan Arus Kegiatan Rinci Prosedur. Menurut Tambunan (2013:315), dalam

teknik bagan arus (flowchart) dikenal berbagai kelompok simbol sesuai kegunaannya,

dimana setiap simbolnya mewakili makna kegiatan atau peran tertentu.

Berikut merupakan gambar simbol dasar dalam pembuatan SOP menurut

Tambunan (2013):

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2digilib.polban.ac.id/files/disk1/203/jbptppolban-gdl... · 2018. 11. 27. · 3. Melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan keefektifan

22

(persiapan) (Dokumen)

(proses) (Proses Pengganti)

(keputusan) (Data)

(Proses Utuh) (Kegiatan Manual)

(Masukan Manual) (Kartu)

(Pemisah Prosedur)

Gambar 2.1 Simbol Bagan Arus Dasar

Sumber: Tambunan (2013:326)

(Tampilan) (Sortir)

(Penghubungan) (Tunda)

(Penggabungan) (Penguraian)

(Arsip tetap) (Arsip Sementara)

(Pemaduan)

(Pilihan)

Gambar 2.2 Simbol Bagan Arus Kegiatan Rinci Prosedur

Sumber: Tambunan (2013:326)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2digilib.polban.ac.id/files/disk1/203/jbptppolban-gdl... · 2018. 11. 27. · 3. Melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan keefektifan

23

2.2.10 Komponen Dalam SOP

Pada tiap SOP per halaman dibuat header yang terdiri dari komponen-

komponen seperti yang ada pada tabel 2.1 contoh Header SOP :

Tabel 2.1 Contoh Header SOP Logo Perusahaan (Nama Perusahaan)

Standard Operating

Procedure

No. Dokumen

Revisi

Judul Tanggal

Halaman

Sumber : Puji (2014)

Berikut ini merupakan penejalasan dari header SOP:

1. Logo Perusahaan : merupakan gambar dari logo perusahaan

2. Prosedur : merupakan tiper penulisan dokumen. Pada dokumen SOP ditulis

Standard Operating Procedure

3. Judul : Merupakan identitas SOP yang dibuat. Misalnya diisi “Prosedur

Penyimpanan Arsip”, berarti SOP tersebut berisi mengenai penyimanan arsip.

4. Nomor dokumen : dalam pembutan SOP, akan dibutuhkan sistem penomoran

sebagai nomor identitas dokumen dan untuk mengitegrasikan antar SOP.

5. Revisi : Menjelaskan SOP ini sudah mengalami pembenahan yang ke berapa

kali perbaikan.

6. Tanggal : merupakan tanggal SOP diberlakukan efektif kepada unit terkait.

7. Halaman : menunjukan halaman ke beberapa dari total keseluruhan halam SOP

tersebut. Misalnya 3 dari 28, berarti halaman ketiga dari total 28 halaman.

2.2.11 Buku Pedoman Standard Operating Procedure (SOP)

Buku pedoman untuk SOP, merupakan sebuah buku kecil yang memuat

beberapa hal, diantaranya menurut Moekijat (2008) yaitu sebagai berikut :

1. Garis besar susunan organisasi pada suatu perusahaan (tugas-tugas tiap jabatan

tanpa nama)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2digilib.polban.ac.id/files/disk1/203/jbptppolban-gdl... · 2018. 11. 27. · 3. Melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan keefektifan

24

2. Metode atau sistem yang berhubungan dengan pekerjaan dalam suatu

perusahaan.

3. Formulir-formulir yang dapat digunakan dalam pelaksanaan SOP.

4. Tanggal dikeluarkannya dan penanggungjawab atas pengeluaranya SOP

tersebut.

5. Instruksi atau panduan mengenai bagaimana menggunakan buku pedoman

tersebut.

Buku manual pelaksanaan prosedur mempunyai keuntungan yang sangat besar

dalam suatu organisasi, dimana buku pedoman tersebut dalam menjalankan pegawai

dalam melaksanakan pekerjaan dan mengetahui batasan batasan dalam melakukan

pekerjaan. Adapun keuntungan adanya buku pedoman prosedur menurut Moekijat

(2008) yaitu sebagai berikut:

1. Menulis prosedur menghasilkan suatu sistem dapat kembali, baik sistem dalam

perusahaan maupun sistem lainya yang menyangkut kegaitan operasional

perusahaan.

2. Adanya buku pedoman prosedur dapat membantu dalam hal pembagian

pekerjaan yang adil diantara para pegawai.

3. Buku pedoman prosedur yang ada dikantor dapat membantu sekaligus

meringankan (membantu dan mempermudah) dalam proses pengawasan

4. Buku pedoman kantor membantu dalam latihan pegawai dalam menyusun

pendisiplinan kerja dalam perusahaan.

Sedangkan kerugian adanya buku pedoman prosedur adalah sebagai berikut

1. Adanya sebuah pencatatan dari sebuah aturan atau prosedur yang berserakan

atau tercecer.

2. Isi pekerjaan suatu jabatan tidak selalu tetap atau berubah-ubah.

3. Dalam proses menyiapkan suatu buku panduan memerlukan waktu yang lama

sehingga menyebabkan kadarluarsa dan karyawan sering tidak menghiraukan

adanya buku panduan dalam bekerja.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2digilib.polban.ac.id/files/disk1/203/jbptppolban-gdl... · 2018. 11. 27. · 3. Melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan keefektifan

25

4. Adanya Buku pedoman prosedur dapat mematikan inisiatif atau kretifitas suaut

pegawai untuk berkarya sendiri.

2.2.12 Pengujian dan Review SOP

Untuk menghasilkan SOP yang segala aspek kebutuhan perusahaan terpenuhi,

adapun langkah-langkah pengujian dan review dilakukan sebagai berikut: Puji (2014)

1. Sebelum dilakukan pengujian, hasil penulisan SOP dikirimkan kepada pihak

yang terlibat langsung dalam proses pembuatan, dengan tujuan untuk

memperoleh kritikan dan masukan.

2. Selanjutnya dilakukan simulasi sejauh mana SOP yang telah dibuat dapat

berjalan sesuai dengan kondisi sebenarnya. Dari simulasi tersebut dapat

diketahui kelemahan pada SOP, sehingga nantinya akan ada penyempurnaan

atau pembuatan kembali SOP.

3. Proses simulasi akan menghasilkan sesuatu yang nantinya akan ditindaklanjuti

oleh tim pengembangan.

4. SOP yang telah dirumuskan, selain membekukan prosedur yang telah berjalan,

dapat juga menyederhanakan prosedur yang sudah ada atau membuat prosedur

baru yang lebih tepat, efektif dan efesien.

5. Pelaksanaan uji coba dalam praktik penyelenggaraan prosedur-prosedur

perusahaan, sebenernya memiliki tujuan yaitu melihat sejauh mana kesesuaian,

ketepatan, dan kemudahan SOP dalam menjalankanya.

6. Proses selanjutnya adalah review. Proses ini dilakukan untuk mengevaluasi

hasil uji coba, sehingga akhirnya tim pengembangan SOP dapat menghasilkan

SOP yang benar-benar Valid dan Reliable yang berarti SOP menjadi instrument

yang dibutuhkan secara tepat oleh pengguna dalam penyelenggaraan prosedur-

prosedur dalam organisasi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2digilib.polban.ac.id/files/disk1/203/jbptppolban-gdl... · 2018. 11. 27. · 3. Melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan keefektifan

26

2.3 Formulir

Dalam zaman modern seperti ini, hampir semua instansi atau kantor yang

menggunakan formulir (form) dalam melakukan kegiatan transaksi .

2.3.1 Pengertian Formulir

Menurut Sedarmayanti (2009:223) formulir sebagai sesuatu bentuk lembaran

cetakan dengan kolom-kolom di dalamnya yang harus diisi dengan angka, jawaban,

ataupun keterangan yang sesuai dengan pernyataan ataupun instruksi yang ada.

Sedangkan menurut Laksmi dkk (2008:100) formulir dapat diartikan sebagai

lembaran kertas/kartu lepas berukuran tertentu yang telah dipersiapkan sebelumnya

secara tercetak dengan uraian-uraian, kolo-kolom, garis-garis, atau ruang-ruang untuk

mengumpet, mencatat, atau menyampaikan informasi yang diperlukan. Menurut

Tathgati (2014) formulir merupakan alat bantu berupa lembar yang digunakan dalam

melaksanakan sebuah proses atau kegiatan dan mencatat hasilnya sesuai prosedur.

Jadi setalah menyimak pengertian formulir diatas, dapat disimpulkan bahwa

formulir merupakan bentuk lembaran cetakan yang dipakai untuk menyampaikan

informasi yang diperlukan sebagian besar pekerjaan tata usaha mempergunakan

formulir sebagai alat dasar pekerjaan administrative.

2.3.2 Tujuan dan Manfaat Formulir

Pembuatan dan penggunaan formulir yang sedemikian banyanknya, antara lain

disebabkan oleh karena formulir sangat bermanfaat bagi pelaksanaan operasi kegiatan

kantor. Adapun tujuan dan manfaat digunakanya seuatu formulir oleh setiap kantor

menurut Sedarmayanti (2009) adalah:

1. Mengurangi kesibukan menyalin atau mengutip kembali keterangan secara

berulang-ulang. Hal ini penting untuk tidak menghambat waktu kerja, dan juga

untuk menghindarkan kelelahan atau pembakuan kerja.

2. Mengadakan suatu keseragaman atau pembakuan kerja.

3. Mempermudah dalam proses mengklarifikasi data.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2digilib.polban.ac.id/files/disk1/203/jbptppolban-gdl... · 2018. 11. 27. · 3. Melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan keefektifan

27

4. Memperjelas tata kerja, prosedur kerja serta sistem kerja.

5. Sebagai alat pemberian instruksi kerja.

6. Menjadi alat perencanaan, karena didalamnya terdapat data kuantitatif maupun

kualitatif.

7. Sebagai alat untuk kegiatan pengawasan dan evaluasi.

Menurut Tathagati (2014) manfaat dari penggunaan formulir dalam organisasi

adalah sebagai berikut :

1. Formulir yang telah ditanda tangan menunjukan siapa penanggung jawab

terjadinya sebuah proses.

2. Merekam data proses sebagai bukti bahwa proses telah jadi atau dilaksanakan.

3. Mengurangi kemungkinan kesalahan dalam proses dengan menyatakan semua

kejadian dalam bentuk tertulis dan dapat dijadikan alat bukti apabila ada

kesalahan.

4. Menyampaikan informasi pokok secara tertulis dari satu individu ke individu

lain, dari satu unit kerja ke unit kerja lain di dalam organisasi,atau dari

organisasi ke pihak lain di luar organisasi.

Penggunaan formulir dimaksudkan untuk peningkatan efesiensi kerja dari

kantor yang bersangkutan. Oleh karena itu tepatlah apabila dalam setiap kantor,

diusahakan adanya keberagaman dalam pembuatan, penggunaan, penyimpanan, dan

pemeliharaan formulir.

2.3.3 Pedoman Pembuatan Formulir

Setiap kegiatan bisnis tidak terlepas dari penggunaan formulir. Keefisienan

ketepatan tata kerja penggunaan formulir tergantung pula pada ketepatan cara

pembuatan formulir tersebut. Sehingga pembuatan formulir harus diperhatikan

Menurut Sedarmayanti (2009) dalam rangka merancang (membuat formulir),

maka pedoman yang perlu diperhatikan antara lain :

1. Tugas pokok organisasi

2. Pekerjaan dan keterangan yang diburuhkan untuk melakukan tugas termaksud.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2digilib.polban.ac.id/files/disk1/203/jbptppolban-gdl... · 2018. 11. 27. · 3. Melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan keefektifan

28

3. Pelaksanaan proses kerja secara menyeluruh sehingga dapat dibuat

pengklarifikasian pekerjaan.

4. Mengetahui oleh siapa, atau oleh unit mana dan kapan pekerjaan harus

dilakukan.

5. Frekuensi pekerjaan termaksud dilakukan, dan bagaimana hubungan kerja antar

unit dalam rangka pelaksanaan tugas.

6. Dalam cara atau teknik pembuatanya harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Gunakan kertas yang cukup kuat, tetapi tidak terlalu tebal.

b. Sebaiknya menggunakan huruf cetak, dengan menggunakan kertas yang

berwarna putih sehingga huruf dapat mudah terbaca.

c. Gunakan lembaran yang cukup luasnya sehingga masih dapat

memungkinkan dipakai untuk disposisi, instruksi, ataupun catatan lainya.

d. Pembuatan hendaknya menunjukan suatu gambaran yang sistematis

tentang keterangan yang ingin diperoleh.

e. Ukuran harus disesuaikan dengan kebutuhan pengisian dan penyimpanan.

f. Apabila formulir nantinya akan dimasukan ke dalam komputer atau mesin

data processing, maka harus diperhatikan ukuran dan tebal tipisnya kertas

serta hendaknya diusahakan pula bahwa antar kolom memiliki space yang

cukup sehingga memudahkan proses berikutnya.

g. Hendaknya digunakan kode tertentu yang sekaligus menunjukan tentang

jumlah berapa lembar dan oleh siapakah formulir itu dibuat.

2.3.4 Pengendalian Formulir

Pengendalian formulir adalah kegiatan yang dilakukan secara teratur dan terus

menerus sehingga dapat bermanfaat seperti yang diinginkan dalam hal pengurusan

informasi yang dimaksud. Menurut Sedarmayanti (2009:226) formulir digunakan

untuk:

1. Mencegah jangan sampai ada formulir yang digunakan tidak sebagaimana

mestinya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2digilib.polban.ac.id/files/disk1/203/jbptppolban-gdl... · 2018. 11. 27. · 3. Melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan keefektifan

29

2. Mencegah jangan sampai ada formulir yang dirubah tanpa persetujuan

sebalumnya.

3. Mencegah jangan sampai ada formulir yang beredar tanpa

sepengatahuan/persetujuan yang berwenang.

4. Agar pekerjaan rutin tidak dirubah tanpa rencana, sehingga formulir tidak

dirubah secara mendadak.

Formulir merupakan salah satu alat yang penting dalam melaksanakan pekerjaan

kantor pada umumnya, dan pada khususnya dalam pengurusan informasi, maka dalam

merancang formulir hendaknya dipertimbangkan mengenai bentuk, panjang atau

luasnya ruang (kolom) yang akan diisi, serta besar kecilnya formulir.

2.3 Persediaan

Dalam menjalankan bisnis persediaan merupakan hal yang penting, berikut

merupakan teori yang membahas perihal pengertian persediaan, tujuan persediaan,

fungsi persediaan, jenis-jenis persediaan, prosedur pengadaan persediaan, prosedur

pembelian barang, prosedur penerimaan dan penyimpanan barang, serta prosedur

permintaan barang serta prosedur pengawasan dan pengecekan barang.

2.3.1 Pengertian Persediaan

Persediaan (inventory) merupakan barang dagangan yang utama dalam perusahaan

dagang. Persediaan termasuk dalam golongan aset lancar perusahaan yang berperan

penting dalam menghasilkan laba perusahaan. Pengertian persediaan menurut Ikatan

Akuntan Indonesia (Anwar & Karamoy, 2014) pengertian persediaan adalah aset yang

tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal, dalam proses produksi atau dalam

perjalanan jasa, dan dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam

proses produksi atau pemberian jasa. Alexandri (2009:135) mengemukakan bahwa:

“Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam proses produksi.”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2digilib.polban.ac.id/files/disk1/203/jbptppolban-gdl... · 2018. 11. 27. · 3. Melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan keefektifan

30

Dari beberapa pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa persediaan

barang dagang adalah suatu aset lancar yang memiliki peran penting guna

menghasilkan laba perusahaan. Persediaan dapat berupa barang yang dapat dijual

secara langsung atau dalam bentuk bahan baku yang ada dalam proses produksi atau

menunggu proses produksi sebelum dijual kembali dalam bentuk lain.

2.3.2 Tujuan Persediaan Barang

Terdapat beberapa tujuan dalam melakukan pengelolaan persediaan barang.

Berikut merupakan tujuan persediaan barang menurut Assauri (2008) :

1 Menjaga ketersediaan bahan baku di suatu perusahaan sehingga tidak

terjadinya penghambatan proses produksi.

2 Mengatur biaya persediaan serta menjaga kestabilan penentuan persediaan

agar tidak terlalu besar dan berlebihan.

3 Serta menghindari pembelian bahan baku secara kecil-kecilan karena akan

menyebabkan biaya pemesanan menjadi besar.

2.3.3 Fungsi Persediaan

Menurut Herjanto (2007), terdapat beberapa fungsi penting yang terdapat dalam

pengelolaan persediaan oleh persediaan dalam memenuhi kebutuhan perusahaan

sebagai berikut:

1. Menghindari risiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang

yang dibutuhkan perusahaan,

2. Mengatasi jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus

dilakukan pengembalian barang pesanan,

3. Sebagai antisipasi terhadap kenaikan harga barang atau inflasi.

4. Menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga

perusahaan tidak akan kesulitan jika bahan itu tidak tersedia di pasaran,

5. Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan diskon

kuantitas, serta

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2digilib.polban.ac.id/files/disk1/203/jbptppolban-gdl... · 2018. 11. 27. · 3. Melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan keefektifan

31

6. Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan tersedianya barang

yang diperlukan, serta tidak menghambat proses produksi karena

ketidaktersediaan barang.

2.3.4 Jenis-Jenis Persediaan

Jenis-jenis pesediaan menurut Hanafi (2010) Persediaan biasanya mencakup

beberapa jenis persediaan seperti:

1. Persediaan bahan mentah, adalah bahan yang akan digunakan untuk

memproduksi barang dagangan. barang

2. Persediaan bahan setengah jadi, adalah barang yang belum selesai

sepenuhnya menjadi barang dagangan, dan

3. Persediaan barang jadi, adalah barang yang sudah selesai dikerjakan dan

siap untuk dijual.

Pendapat lain perihal jenis-jenis persediaan diungkapkan oleh Handoko (2000)

terdapat 5 jenis persediaan berdasarkan posisinya, diantaranya adalah:

1. Persediaan barang mentah (raw materials)

persediaan yang digunakan dalam produksi. Bahan mentah ini dapat diperoleh

dari sumber-sumber alam atau dibeli dari pada pemasok dan atau dibuat sendiri

oleh perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi selanjutnya.

2. Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased parts/components)

Persediaan barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari

perusahaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi suatu produk

3. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies)

Persediiaan barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak

merupakan bagian atau komponen barang jadi.

4. Persediaan barang dalam proses (work in process)

Persediaan yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses

produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masi perlu diproses

lebih lanjjut menjadi barang jadi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2digilib.polban.ac.id/files/disk1/203/jbptppolban-gdl... · 2018. 11. 27. · 3. Melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan keefektifan

32

5. Persediaan barang jadi (finished goods)

Persediaan barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap

untuk dijual atau dikirim kepada konsumen..

2.3.5 Prosedur Pengadaan Persediaan Barang Secara Umum

Secara umum, prosedur pembelian bahan baku harus mengikuti beberapa tahapan.

Seperti yang disebutkan oleh Prawirosentono (2009) terdapat tiga tahapan diantaranya

adalah sebagai berikut:

1. Rencana pembelian bahan baku dimulai dari adanya keperluan akan penggunaan

bahan baku dari staf bagian produksi ke bagian gudang. Dalam melakukan

permintaan bahan baku terdapat penggunaan formulir dari staf bagian produksi

ke bagian gudang. Formulir permintaan ini dibuat 3 (tiga) masing-masing yaitu:

a. Lembaran asli dikirim ke bagian persediaan,

b. Tembusan ke-1 disimpan untuk arsip di bagian arsip pergudangan,

c. Tembusan ke-2 diserahkan ke bagian yang meminta bahan.

2. Bagian atau unit pembelian barang melakukan pembelian barang atas dasar

permintaan pembelian bahan dari staf bagian produksi. Setelah bagian pembelian

menerima formulir permintaan pembelian barang lalu bagian pembelian

membuat catatan Order Pembelian (OP). Order pembelian ini dibuat dalam

beberapa rangkap yang didistribusikan sebagai berikut:

a. Lembaran asli dikirm ke pemasok bahan yang telah ditunjuk sebagai

tender,

b. Tembusan OP ke-2 untuk bagian akuntansi, sebagai informasi bahan

perusahaan sedang memesan barang.

c. Tembusan OP ke-2 untuk bagian gudang, sebagai informasi bahan

perusahaan sedang memesan bahan.

d. Tembusan OP ke-3 untuk bagian yang meminta bahan, sebagai

informasi bahwa permintaannya sedang dipesan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2digilib.polban.ac.id/files/disk1/203/jbptppolban-gdl... · 2018. 11. 27. · 3. Melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan keefektifan

33

e. Tembusan OP ke-4 untuk arsip bagian pembelian.

3. Penerimaan dan penyimpanan bahan baku yang diterima dari pemasok harus

diperiksa terlebih dahulu secara teliti. Secara kronologis dapat dikemukakan

langkah-langkah penting yang harus dilakukan dalam menerima bahan baku

pesanan sebagai berikut:

a. Menerima surat pengantar pengiriman dan mencocokannya dengan

OP bahan yang disimpan sebelumnya dari unit pembelian.

b. Memeriksa keadaan bahan secara fisik (baik jumlah maupun

mutunya).

c. Menandatangani kolom tanda terima yang terdapat dalam invoice.

d. Memasukan bahan ke gudang.

e. Menyusun laporan penerimaan barang yang kemudian dikirim ke unit

lain atau bagian keuangan. Antara lain untuk proses pembayaran dan

kepentingan lainnya.

2.3.6 Prosedur Pembelian Barang

Pembelian bahan baku merupakan salah satu aspek penting bagi perusahaan guna

dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Dalam melaksanakan pembelian bahan baku

terdapat prosedur-prosedur yang harus dilakukan agar pelaksanaan pembelian bahan

baku dapat dilaksanakan secara tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Berikut merupakan

prosedur pembelian bahan baku menurut prawirosentono (2009): Dalam hal ini, bagian

pembelian menerima form permintaan pembelian barang dari staf bagian produksi,

dalam melaksanakan pembelian, staf administrasi restoran pembelian mengirim surat

yang dilampiri form order pembelian seperti yang tercantum dalam tabel 2.2 form

order pembelian barang kepada manajer pembelian. Setelah disahkan oleh manajer

pembelian, form order harus segera dikirimkan kepada pemasok bahan baku agar

barang tersebut cepat dikirim.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2digilib.polban.ac.id/files/disk1/203/jbptppolban-gdl... · 2018. 11. 27. · 3. Melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan keefektifan

34

Tabel 2.2 Form Order Pembelian

Form Order Pembelian Barang

No. Tanggal : …./…../….

Kepada Yth

Nomor Order Pembelian

Nomor Permintaan Pembelian

Harap dikirim barang-barang berikut pada tanggal: ……/……/….. No. Nama Bahan/Barang Spesifikasi Jumlah (unit) Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)

TOTAL

Nomor Order Pembelian harap dicantumkan dalam invoice dan surat pengiriman

Sumber: Prawirosentono (2009)

2.3.7 Penerimaan dan Penyimpanan Barang

Penerimaan bahan baku perlu dilakukan dengan cara yang tepat, oleh karena itu

Prawirosentono (2009) menyebutkan bahwa terdapat beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam penerimaan bahan baku yaitu apabila pemasok telah menerima

surat order pembelian, selanjutnya pemasok akan memeriksa surat order tersebut. Lalu

pemasok mengirimkan pesanan dengan mengirim invoice pengiriman barang sesuai

dengan surat order pembelian. Barang diterima di gudang beserta 1 berkas invoice

pengiriman barag dilampiri surat pembelian asli.

Hal yang perlu dilakukan oleh petugas gudang adalah melakukan pemeriksaan

invoice serta kecocokan isi invoice dengan salinan surat order pembelian tentang

jumlah serta mutu bahan yang diterima. Apabila cocok, petugas gudang memaraf pada

kolom tanda tangan penerima dari invoice yang diberikan. Serta memberitahuka

kepada kepada gudang untuk menandatangani invoice laporan penerimaan bahan

tersebut. Berikut merupakan contoh invoice laporan penerimaan barang seperti pada

tabel 2.3

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2digilib.polban.ac.id/files/disk1/203/jbptppolban-gdl... · 2018. 11. 27. · 3. Melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan keefektifan

35

Tabel 2.3 Laporan Bukti Penerimaan Barang (LPB)

Laporan Bukti Penerimaan Barang (LPB)

Supplier : Dikirim Kepada : Nomor LPB : Tanggal Pemesanan : Tanggal Penerimaan: No. Pesanan :

No Nama Bahan/Barang

Spesifikasi Jumlah (Rp)

Harga Satuan (Rp)

Jumlah (Rp)

Keterangan

Kepala Gudang Diterima Oleh ( ) (Nama Penerima)

Sumber : Prawirosentono (2009)

Langkah selanjutnya setelah memaraf invoice laporan penerimaan barang, yaitu

kemudian melakukan pengisian kartu gudang berdasarkan invoice. Hal tersebut

dilakukan untuk mengetahui saldo administratif sekaligus mengetahui saldo fisik

bahan yang ada di gudang saat ini, setelah itu bagian keuangan mencatat di kartu

catatan persdiaan sebagai analisis akhir persediaan barang

Berikut contoh kartu gudang terdapat pada tabel 2.4, dan kartu catatan persediaan

terdapat pada tabel 2.5.

Tabel 2.4 Kartu Gudang

KARTU GUDANG

Nama Barang :

Kode/spesifikasi :

Tanggal Nama Jenis Barang Diterima Dikeluarkan Saldo

Sumber : Prawirosentono (2009)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2digilib.polban.ac.id/files/disk1/203/jbptppolban-gdl... · 2018. 11. 27. · 3. Melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan keefektifan

36

Tabel 2.5 Buku Besar Persediaan Buku Besar Persediaan

Kode :

Barang :

Unit :

Tanggal Ref Diterima Dikeluarkan Sisa Harga Saldo jumlah

Sumber: Prawirosentono (2009)

2.3.8 Prosedur Permintaan Barang

Mekanisme permintaan pemakaian barang atau bahan baku datangnya dari unit kerja

produksi. Adapun bentuk formulir permintaan barang atau bahan baku adalah seperti

yang tercantum pada tabel 2.6. Berikut ini merupakan mekanisme permintaan bahan

baku menurut Prawirosentono (2009):

1. Staf bagian produksi memberikan formulir permintaan barang kepada bagian

gudang. Lembaran asli formulir disimpan di gudang sebagai bukti pengeluaran

sejumlah bahan di gudang, lalu dicatat di kartu gudang pengeluaran sehingga

dapat diketahui jumlahnya.

2. Lembaran kedua dikirim ke unit produksi yang meminta barang serta dilakukan

pemberian barang atau bahan baku yang diminta.

3. Lembaran ketiga dikirim kebagian akuntansi untuk dicatat di buku persediaan,

agar buku persediaan sesuai dengan kartu gudang yang ada digudang.

4. Apabila perusahaan telah menggunakan komputer bank data persediaan barang

harus sesuai dengan database persediaan yang ada dan sesuai dengan keadaan

sebenarnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2digilib.polban.ac.id/files/disk1/203/jbptppolban-gdl... · 2018. 11. 27. · 3. Melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan keefektifan

37

Berikut ini merupakan contoh formulir permintaan barang menurut Prawirosentono

(2009):

Tabel 2.6 Formulir Permintaan Barang

Formulir Permintaan Barang (FPB)

Kepada : Tanggal

Diterima : Disetujui oleh

Dibebankan ke :

( )

No Nama Barang Jumlah Harga/unit (Rp) Total (Rp)

Diminta Oleh Disetujui Oleh

( ) ( )

Sumber: Prawirosentono (2009)

2.3.9 Prosedur Pengawasan dan Pengecekan Barang

Untuk menjamin terlaksananya kegiatan gudang maka Prawirosentono

menyebutkan perlunya pengawasan secara iternal terhadap kekayaan perusahaan.

Berikut cara yang dapat dilakukan dalam pengawasan dan pengecekan barang

secara internal diantarnya adalah: adanya struktur organisasi yang jelas dan sistem

pembukuan yang baku.

1. Struktur Organisasi Yang Jelas

Struktur organisasi gudang harus menjadi bagaian terpadu dari keseluruhan

organisasi perusahaan. Secara umum fungsi yang berkaitan dengan tugas dan

wewenang dalam perusahaan terdiri dari :

1. Fungsi operasional meliputi fungsi penggunaan, penyimpanan, dan

pemeliharaan aset perusahaan.

2. Fungsi akuntansi mencatat seluruh transaksi yang terjadi dalam

perusahaan

3. Fungsi pengawasan internal fungsinya mengawasi dan memantau

fungsi kegiatan tersebut.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2digilib.polban.ac.id/files/disk1/203/jbptppolban-gdl... · 2018. 11. 27. · 3. Melihat potensi keberhasilan revitalisasi dengan cara mempertimbangkan keefektifan

38

2. Prosedur Pembukuan barang yang baku

Prosedur ini adalah yang merupakan sarana membukukan seluruh transaksi yang

terjadi dalam perusahaan. Ini juga merupakan alat untuk melakukan pengawasan

terhadap kekayaan perusahaan baik aset, piutang, pendapatan, dan berbagai macam

biaya yang timbuk akibat operasi perusahaan.

Prosedur pembukuan yang baku yang baik tidak terlepas dari adanya struktur dan

pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas untuk seluruh pekerjaan,

termasuk tugas-tugas pembukuan. Prosedur ini harus dilakukan secara efisien guna

menunjang operasi perusahaan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Top Related