7
7
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Persalinan
1. Pengertian persalinan
Persalinan adalah proses alamiah ketika terjadi pembukaan serviks serta
pengeluaran janin dan plasenta dari uterus ibu
(Maimunah,2005).Menurut Bobak (2005), persalinan adalah proses
pengeluaran janin, plasenta, da membran dari dalam rahim melalui jalan
lahir. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin +
uri) yang dapat hidup di luar dari dalam rahim melalui jalan lahir atau
dengan cara lain (Mochtar, 2002).
Persalinan adalah proses menipisnya dan membukanya leher rahim, yang
diikuti keluarnya janin dari jalan lahir, yang kemudian disusul dengan
kelahiran, yaitu proses keluarnya bayi serta pengeluaran plasenta dari
rahim.
Proses persalinan dimulai sejak kali pertama munculnya tanda – tanda
persalinan hingga dilahirkannya bayi dari rahim. Sebelum mengalami
persalinan ibu akan mengalami pergeseran prioritas mereka ketika
kelahiran seamakin mendekat, ditandai dengan adanya dorongan energi
dan aktivitas nesting atau persiapan melahirkan (Burvill, 2002).
2. Jenis – jenis Persalinan
Annisa (2010) menjelaskan bahwa Persalinan yaitu suatu proses
pengeluaran hasil konsepsi berupa janin dan plasenta yang dapat hidup di
dunia luardari dalam lahir melalui jalan lahir atau dengan cara lain,
persalinan dapat dikelompokkan menjadi dua cara, yaitu :
1. Persalinan normal yaitu proses lahirnya bayi pada letak belakang
kepala dengan tenaga ibu sendiri tanpa bantuan alat.
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
8
2. Persalinan luar biasa (abnormal) yaitu pesalinan pervaginam dengan
bantuan alat – alat atau melalui dinding perut dengan operasi
caesarea
1. Persalinan normal
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan
pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan disusul
dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin (Kissanti,2008).
Proses persalinan normal dimulai dari sejak pertama kalinya muncul
tanda – tanda persalinan hingga dilahirkannya bayi dari rahim, biasanya
ibu pertama kali melahirkan membutuhkan lebih kurang 18 jam ;
sementara yang sudah pernah melahirkan membutuhkan waktu hanya
sekitar 12 jam. Tentu saja, perhitungan waktu perhitungan waktu ini
hanyalah perkiraan, karena setiap proses kelahiran itu unik dan setiap
wanita dapat mengalami hal yang berbeda (Andriana,2007).
Syarat – syarat yang harus dipenuhi oleh persalinan normal :
a. Passage/jalan lahir
Tulang panggul ibu yang cukup luas untuk dilewati oleh janin
serta leher rahim yang membuka lenkap hingga pembukaan 10.
b. Power/tenaga mengejan
Kontraksi atau rasa mulas terjadi dengan sendirinya, tanpa obat.
Ibu harus cukup kuat untuk mengejan saat pembukaan lengkap.
c. Passenger/bayi
Kepala bayi ada dibawah, dengan persentasi belakang kepala.
Taksiran berat janin normal (2500-3000gram). Detak jantung
janin normal (120-160bpm).
Persalinan yang normal adalah persalinan dengan beberapa kriteria,
yaitu antara lain : proses kelahiran bayi pada kehamilan cukup bulan
yaitu antara 37 – 42 minggu. jika bayi terpaksa lahir sebelum
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
9
37minggu, hal ini disebut kelahiran prematur atau preterm. Jika
diatas 42 minggu, hal ini disebut persalinan serotinus atau post term,
lahir spontan, yaitu kelahiran dengan tenaga mengejan dari ibu,
tanpa bantuan alat apapun, seperti vakum ; dengan presentasi
belakang kepala, proses berlangsung antara 12 – 18 jam, tidak ada
kompikasi atau masalah yang terjadi pasa ibu maupun bayi (
Mochtar, 1889)
a. Jalannya persalinan secara klinis
Sebab – sebab mulainya persalinan dan kepada persalinan
terjadi lebih kurang pada umur kehamilan 40 minggu tidak
diketahui dengan pasti. Beberapa teori dikemukan untuk
menjelaskan fenomena :
1) Diduga persalinan mulai apabila uterus telah teregang
sampai pada derajat tertentu. Dengan demikian dapat
diterangkan terjadinya persalinan yang awal pada
kehamilan kembar dan hidramnion.
2) Tekanan terendah janin pada serviks dan segmen bawah
rahim, demikian pula pada plexux nervosus di sekitar
serviks dan vagina, merangsaang permulaan persalinan.
3) Siklus menstruasi berulang tiap 4 minggu, dan persalinan
biasanya dimulai pada akhir minggu ke-40 atau 10 siklus
menstruasi.
4) Begitu kehamilan mencapai cuku bulan, setiap faktor
emosional dan fisik dapat memulai persalinan. Stimuli yang
demikian antara lain adalah jatuh, kejadian dalam perut
misalnya, diare, enema, dan syok mental.
5) Beberapa orang percaya bahwa ada hormon khusus yang
dihasilkan oleh placenta apabila kehamilan telah cukup
bulan yang bertanggng jawab untuk memulai pesalinan.
6) Bertambah tuanya plasenta yang menyebabkan penurunan
kadar hormon eksterogen dan progesteron dalam darah
diduga dimulainya persalinan.
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
10
Hal ini serupa dengan siklus mentruasi. Dengan matinya korpus
luteum maka kadar esterogen dan progesteron dalam darah turun dan
beberapa hari kemudian akan terjadi menstruasi(Sastrawinata, 2005).
2. Persalinan tidak normal
Partus luar biasa atau yang dimaksud pesalinan tidak normal
(abnormal) adalah persalinan pervaginam dengan menggunakan alat
– alat melalui dinding perut dengan operasi persalinan sectio
caesarea (Rustam Mochtar, 2005: 91)
Persalinan yang abnormal atau luar biasa disebut Dystocia. Dystosia
merupakan bahasa dari Yunani, yaitu dari kata dys atau dus yang
berarti jelek atau buruk, dan tocos yang berarti kelahiran. Jadi yang
dimaksud dengan Dystocia adalah kelahiran yang jelek atau buuruk,
yang tidak biasa atau tidak normal adalah persalinan yang membawa
sesuatu akibat bagi ibu dan janin atau anak (Christina S Ibrahim,
1996 : 2). Yang dimaksud dengan Dystocia adaah persalinan yang
sulit yang ditandai dengan adanya hambatan kemajuan dalam
persalinan (Sulaiman Sastrawinata, 2004:121).
Pada persalinan normal tidak ada terjadi kelainan, baik pada ibu
maupun anak. Namun pada persalinan abnormal maka akan ada
tampak kelainan pada ibu yaitu seperti, perdarahan yang banyak,
badan yang menjadi sangat lemas, sesak nafas, adanya gejala shock
seperti badan lelah, keringat banyak, detik nadi menjadi cepat, sering
menguap, gelisah, mata berkunang – kunang dan sebagainya
(Christina S Ibrahim, 1996 : 2).
Penyebab dystosia dapat dibagi dalam 3 golongan, yaitu :
1. Dystosia karena kekuatan yang mendorong anak tidak memadai,
yaitu :
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
11
a. Kelainan his merupakan penyebab terpenting dan tersering
dari dystocia.
b. Kekuatan mengejan yang kurang kuat, misalnya kelainan
dinding perut,diastase muskulus rektus abdominis, atau
kelainan keadaan pada ibu misalnya sesak nafas atau
adanya kelelahan ibu.
2. Dystocia karena adanya kelainan letak janin atau kelainan fisik
janin, misalnya : persentasi dahi, persentasi muka, persentasi
muka, persentasi bokong, anak besar, hidrosefal, dan monstrum.
3. Dystocia karena adanya kelainan pada jalan lahir baik pada
bagian keras (tulang) seperti adanya panggul sempit, dan
kelaianan bawaan pada panggul maupun bagian yang lunak
seperti adanya tumor baik pada genetalia interna maupun pada
visera lain daerah panggl yang menghalangi jalan lahir
(Sulaiman Sastrawinata, 2004: 121).
Dystosia bahu tidak dapat diperkirakan atau dicegah akan tetapi
angka mortalitas dan morbiditasnya tinggi (Christine Henderson,
2005:319). Dystosia bahu biasanya didahului oleh kelahiran lambat
kepala bayi, dagu bayi yang kemudian retraksi terhadap perineum.
Pada kontraksi berikutnya, bayi atau janin tidak bisa dilahirkan
karena bahu anterior bayi telah mengalami impaksi terhadap tulang
simfisis pubis. (Vicky Champman, 2006 : 291).
3. Tanda – Tanda Persalinan
Tanda – tanda yang akan timbul menjelang persalinan adalah sebagai
beikut :
a. Timbulnya His persalinan yaitu his pembukaan yang sifatnya
sebagai berikut : nyeri melingkar dari punggung memancar keperut
bagian depan, teratur, makin lama makin pendek intervalnya dan
makin kuat intensitasnya, jika dibawa berjalan semakin bertambah
kuat, mempunyai pengaruh pada pendataran atau pembukaan serviks
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
12
b. Keluarnya lendir berdarah dari jalan lahir (show)
c. Dengan pendataran atau pembukaan, lendir dan canalis cervicalis
keluar disertai dengan sedikit darah.
d. Keluarnya banyak cairan dari jalan lahir
e. Hal ini terjadi kalau ketuban pecah atau selaput janin robek. Ketuban
biasanya pecah, jika pembukaan lengkap atau hampir lengkap dan
dalam hal ini keluarnya cairan merupakan tanda yang lambat sekali.
4. Komplikasi Persalinan
Komplikasi persalinan merupakan suatu kegawatdaruratan obstetrik yang
paling sering mengakibatkan kematian pada ibu melahirkan. Banyak hal
yang menyebabkan terjadinya komplikasi pada persalinan ibu, yaitu
status kesehatan ibu yang buruk, status kesehatan reproduksi yang buruk,
akses pelayanan yang buruk serta prilaku kesehatan yang kurang baik
dan ibu itu sendiri.
Penelitian dari Wijono (2008) menjelaskan bahwa semakin tua atau
semakin muda umur ibu hamil maka persentase kejadian komplikasi akan
lebih tinggi. Ibu yang kurang dari umur 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
akan mengalami komplikasi, hal ini dikarenakan ibu yang terlalu muda
kurang dari 20 tahun masih belum memiliki alat reproduksi yang matang
dan kondisi rahim belum sempurna untuk hamil dan melahirkan sehingga
dapat merugikan perkembangan dan pertumbuhan janin (Manuaba,
2008), sedangakan pada ibu yang berumur lebih dari 35 tahun
memungkinkan untuk terjadi komplikasi karena kesehatan reproduksi
yang telah menurun fungsinya dan ibu juga terlalu lemah untuk mengejan
saat melahirkan.
B. Persalinan Sectio Caesarea
Sectio caesarea berasal dari bahsa latin caedo yaitu yang berarti
“memotong”. Sectio caesarea didefinisikan sebagai kelahiran janin melalui
insisi abdomen (laparatomi) dan dinding uterus (hiterotomi) (Leveno et
al.,2003/2009).Sectio caesarea adalah persalinan dengan melahirkan janin
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
13
melalui insisi pada dinding abdomen dan diding rahim. Persalinan dengan
sectio caesarea terjadi jika tidak dapat melahirkan melalui pervaginam.
(Cuningham, 2005).
Operasi sectio caesare adalah proses persalinan yang dilakukan dengan cara
mengiris perut hingga rahim seorang ibu untuk mengeluarkan
bayi.Sectiocaesarea juga didefinisikan sebagai suatu kelahiran janin melalui
insisi trans abdomen pada uterus. (Bobak, Lowdermik & Jensen,
1995/2005).Berdasarkan pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan
bahwa sectio caesarea adalah suatu tindakan operasi kelahiran janin melalui
insisi atau irisan abdomen dan juga dinding uterus.
Sectio caesareamerupakan proses melahirkan janin, plasenta, dan selaput
ketuban melalui dinding perut melalui irisan pada dinding perut dan rahim.
sectio caesare dapat dilakukan bila ibu tidak dapat melahirkan secara normal.
Operasi dilakukan untuk keselamatan ibu dan anak dapat tertangani dengan
baik. Oleh karena itu banyak pasien yang percaya, bahwa melahirkan secara
sectio caesare akan lebih baik bagi ibu dan bayi dari pada proses melahirkan
secara normal. Namun demikian operasi ini tetap memiliki beberapa resiko
terutama pada ibu dengan riwayat sectio caesarea pada proses melahirkan
sebelumnya (Williams, 2002). Sectio caesarea telah menjadi bagian dari
kebudayaan manusia sejak jaman kuno, beberapa referensi tentang sectio
caesarea telah ada pada kebudayaan kuno Hindu, Mesir, Yunani, Roma, dan
beberapa cerita rakyat dari Eropa.
Sekilas sectio caesarea adalah cara yang cepat, aman, dan mudah unuk
melahirkan bayi melalui vagina. Prosedurnya sendiri biasanya tidak sakit
karena calon ibu dibius. Fakta ini merupakan alasan sectio caesarea banyak
diminati oleh calon ibu. Namun dilihat dari mengamatan yang cermat, tampak
kekurangan dan resiko utama yang membuat sectio caesarea dibatasi hanya
untuk keadaan dimana melahirkan per vagina tidak aman dilakukan atau tidak
memungkinkan untuk dilakukan.
Sectio caesarea merupakan suatu metode alternatif untuk melakukan
pertolongan persalinan ketika persalinan normal sudah tidak mampu
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
14
dilahukan. Saat ini terjadi peningkatan angka sectio caesarea secara
signifikan hampir diseluruh dunia. Peningkatan angka sectio caesarea bukan
saja hanya pada negara – negara berkembang seperti Indonesia dan Brazil
tetapi juga terjadi peningkatan angka persalinan dengan sectio caesarea di
negara – negara maju seperti pada Amerika Serikat dan juga Inggris.
Peningkatan angka sectio caesarea di Amerika Serikat mencapai 20 – 30%
(Bagus, 2001), sedangkan pada Inggris mencapai 21,5% (Kitzinger,2005).
Banyak orang melahirkan lewat sectio caesarea karena mereka mengira
operasi sectio caesarea lebih mudah dan tidak nyeri. Sebenarnya tidak
demikian, karena selain seringkali timbul nyeri setelah operasi selesai, operasi
sectio caesarea juga tidak selalu mudah dikerjakan. Komplikasi yang dapat
timbul yaitu diantaranya adalah perlekatan organ – organ dalam rongga
panggul setelah operasi, atau gangguan susunan syaraf janin akibat
pemakaian obat – obat bius. Dari hasil riset di Amerika Serikat, melahirkan
secara caesarea memerluka waktu penyembuhan luka rahim yang lebih lama
dari pada persalinan normal. Karena, itu, sebaiknya sectio caesarea hanya
dilakukan jika benar – benar dibutuhkan, misalnya janin benar – benar tidak
dapat lahir lewat jalan lahir biasa, panggul sempit, janin terlalu besar,
plasenta letak rendah, atau adanya keaadaan gawat darurat yang dibutuhkan
persalinan (Syaifuddin Ali Akhmad, 2008 : 157). Akan tetapi dalam
perkembangannya, selain untuk menolong kegawatan persalinan, sectio
caesarea kadang dilakukan untuk alasan yang irasional.
1. Jenis – jenis operasi sectio caesarea
Pada jenis – jenis operasi sectio caesarea terdapat beberapa jenis yaitu :
1. Abdomen (sectio caesare abdominalis)
a. Sectio transperitonealis :
Sectio caesarea clasik atau korporal dengan insisi memanjang
pada korpus uteri. Dilakukan dengan membuat sayatan
memanjang pada korpus uteri kira – kira sepanjang 10 cm.
Kelebihan :
Mengeluarkan janin lebih cepat
Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
15
Sayatan dapat diperpanjang proksimal atau distal
Kekurangan :
Infeksi mudah menyebar
Sering mengakibatkan ruptur uteri pada persalinan
berikutnya.
b. Sectio caesarea ismika atau profunda atau low servikal dengan
insisi pada segmen bawah rahim. Dilakukan dengan membuat
sayatan melintang konkaf pada segmen bawah rahim kira – kira
10cm.
Kelebihan :
Penjahitan dan penutupan luka lebih mudah
Mencegah isi uteris ke rongga peritoneum
Kemungkinan ruptur uteri lebih kecil
Kekurangan
Luka dapat melebar
Keluhan kandung kemih postoperatif tinggi.
2. Sectio caesarea ekstraperitoneal
Sectio caesarea yang diakukan yaitu membuka peritoneum
parietalis, dengan demikian tidak membuka kavum
abdominal.Pembedahan ekstraperitoneal dikerjakan untuk
menghindari histerektomi pada kasus – kasus yang mengalami
infeksi luas dengan mencegah peritonitis generalisata yang sering
bersifat fatal. Ada beberapa metode sectio caesarea ekstraperitoneal
seperti metode waters latzko dan norton. Teknik pada prosedur ini
relatif sulit, sering tanpa sengaja masuk dalam vacum peritonel, dan
insidensi cedera vesica urinaria mening
2. Jenis sayatan operasi yang dikenal yaitu :
a. Sayatan melintang (transversal)
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
16
Sayatan pembedahan dilakukan dibagian bawah rahim (SBR).
Sayatan melintang dimulai dari ujung hingga pinggir selangkangan
(simphysis) diatas batas rambut kemaluan sepanjang skitar 10 – 14
cm. Keuntungannya adalah parut pada rahim kuat sehingga cukup
kecil kemungkinan resiko menderita rupture uteri (robek rahim) di
kemungkinan hari. Hal itu dikarenakan pada mmasa nifas, segmen
bawah rahim tidak banyak mengalami kontraksi sehingga pada luka
operasi dapat sembuh lebih sempurna (Kasdus, 2003 : 45).
b. Segmen bawah : insisi membujur/memanjang/vertikal
Cara membuka abdomen dan menyingkapkan uterus sama denga
insisi melintang. Insisi membujur dibuat dengan skapel dan
dilebarkan dengan gunting tumpul untuk menghindari cedera pada
bayi. Insisi membujur mempunyai keuntungan, yaitu jikalau
diperlukan luka insisi dapat diperlebar keatas. Perlebaran ini
diperlukan jika bayi terlalu besar, pembentukan segmen bawah jelek,
ada malposisi janin seperti letak lintang atau jika ada abnormali anin
seperti kehamilan kembar yang menyatu (conjoined twins).
Sebagian ahli kebidanan menyukai jenis insisi ini untuk plasenta
previa. Salah satu kerugiannya adalah perdarahan dari tepi sayatan
yang lebih banyak karena terpotongnya otot. Juga, sering luka insisi
tanpa dikehendaki meluas kesegmen atas sehingga nilai penutupan
retroperinoteal yang lengkap akan hilang(Kasdus, 2003).
c. Clasik
Meliputi sebuah pengirisan memanjang dibagian tengah yang
menberikan suatu ruang yanng lebih besar untuk mengaluarkan bayi.
Namun, jenis ini kini jarang dilakukan karena jenis ini labil, dan
rentan terhadap komplikasi (Dewi Y, 2007 : 4)
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
17
C. Keuntungan dan kerugian sectio caesarea
Tindakan pembedahan Sectio Caesarea memiliki keuntungan dan
kerugian.Keuntungan sectio caesarea antara lain adalah proses melahirkan
memakan waktu yang lebih singkat, rasa sakit minimal, dan tidak
mengganggu atau melukai jalan lahir. Sedangkan,kerugian tindakan ini dapat
menimpa baik ibu maupun bayi yang di kandungannya (Sunaryo,2008)
Menurut Sunaryo (2008) kerugian yang diamlami ibu antara lain :
a. Resiko kematian 4 kali lebih besar dibanding persalinan normal
b. Darah yang dikeluarkan dua kali lipat dibadingkan melahirkan normal
c. Rasa nyeri dan penyembuhan luka pasca operasi lebih lama dibanding
persalinan normal
d. Jahitan bekas operasi beresiko terkena insfeksi sebab jahitan berlapis
lapis dan proses kering tidak merata
e. Perlengketan pada organ bagian dalam karena noda darah yang tidak
bersih.
f. Kehamilan dibatasi dua tahun setelah operasi
g. Pembuluh darah dan kandung kemih bisa tersayat oleh pisau bedah
h. Air ketuban dapat masuk ke pembuluh darahyang dapat mengakibatkan
kematian mendadak saat sampai masuk mencapai paru – paru dan
jantung.
Menurut Penny Simpin et al (Resiko dan efek dari sectio caesarea yaitu :
a. Peningkatan insiden infeksi dan kebutuhan antibiotik yang tinggi.
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
18
b. Perdarahan yang lebih berat dan peningkatan resiko perdarahan yang
mengakibatkan anemia atau memerlukan transfusi darah.
c. Rawat inap yang lebih lama, dan meningkatkan biaya persalinan.
d. Nyeri pasca pembedahan berlangsung selama berminggu – minggu atau
berbulan – bulan mengakibatkan kesulitan mengurus anak
e. Resiko timbulnya jaringan parut atau perlekatan di dalam perut.
f. Kemungkinan cedera organ – organ dalam ( usus besar atau kandung
kemih ).
g. Peningkatan resiko masalah pernapasan dan temperatur bagi bayi baru
lahir
h. Peningkatan resiko plasenta previa atau plasenta yang tertahan pada
kehamilan selanjutnya.
i. Kemungkinan harus dilakukannya bedah sectio caesarea pada kehamilan
selanjutnya.
D. Faktor – faktor yang mempengaruhi Persalinan Sectio Caesarea Tanpa
Indikasi Medis
Sectio Caesarea tanpa indikasi medis adalah hal – hal yang berkaitan dengan
tindakan yang bukan medis dilakukannya operasi sectio caesarea. Ada
beberapa faktor yang nenpengaruhi ibu melahirkan dengan sectio caesarea
tanpa indikasi medis yaitu ibu takut akan persalinan normal karena ibu
memiliki pemiikiran bahwa jika ibu melahirkan normal atau pervaginam akan
merusak vagina. Mitos – mitos yang berkembang di masyarakat adalah
persalinan normal akan merusak vagina (ibu melahirkan sectio caesarea
untuk menjaga vaginanya agar tetap baik) dan bayi yang dilahirkan melalui
sectio caesarea akan lebih pintar karena kepala bayi tidak terjepit jalan lahir
(Achadiat,2007).
Sectio caesarea saat ini sedang menjadi salah satu trend persalinan di
kalangan masyarakat dan kedokteran medis. Informasi mengenai persalinan
sectio yang mudah didapat, dengan pengaruh media sosial yang sangat luas
baik di perkotaan maupun di perdesaan. Berkembangnya sains dan teknologi,
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
19
terutama dalam bidang kedokteran dan kesehatann yang meliputi alat – alat
medis. Kemajuan ilmiah, sosial dan perubahan budaya juga telah
menyebabkan perubahan mendasar dalam sikap untuk menentukan tindakan
operasi sectio caesarea antara pasien dan dokter. Bahkan konsensus pada
indikasi medis untuk melakukan operasisectio caesarea memiliki perubahan
di banyak negara,pada saat ini faktor psikososial seperti kecemasan ibu tetang
kelahiran atau permintaan ibu yang ingin melahirkan secarasectio caesarea
tanpa adanya indikasi medis merupakan alasan untuk melakukan tindakan
operasi sectio caesarea. Perspektif ini mengabaikan fakta bahwa operasi
sectio caesarea merupakan prosedur pembedahan dengan berbagai
komplikasi potensiall bagi ibu dan anak.
Menurut Fountain dan Suther (2006) beberapa wanita memutuskan untuk
dilakukannya sectio caesarea bukan karena indikasi medis. Mereka
memutuskan untuk dilakukannya operasi sectio caesarea karena takut akan
komplakasi yang berhubungan dengan persalinan normal akan merusak
vagina, selain itu mereka juga ingin menyesuaikan waktu kelahiran. Rekam
medis dan sertifikat kelahiran di rummah sakit tidak mengidentifikasikan
secara jelas ketika sectio caesarea yang dilakukan atas keinginan ibu.
Banyak wanita melahirkan lewat jalan sectio caesarea kerana mereka
mengira bahwa melahirkan sectio caesarea lebih mudah dan tidak
menimbulan rasa nyeri. Status ekonomi yang tinggi juga merupakan salah
satu faktor yang menyebabkan seseorang memilih untuk melahirkan sectio
caesarea.
Sectio caesarea tanpa indikasi medis :
1. Faktor kecemasan persalinan normal
Cemas merupakan respon emosional terhadap penilaian individu yang
dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus
penyebabnya. Cemas pada individu dapat memberikan motivasi untuk
mencapai sesuatu dan merupakan sumber penting dalam usaha
memelihara keseimbangan hidup (Salfariani, 2012 : 11).
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
20
Menurut Mc Nerney dan Grenberg menyebutkan kecemasan merupakan
sebagai reaksi fisik, mental, kimia dari tubuh terhadap situasi yang
menakutkan, membingungkan, membahayakan, merisaukan seseorang
(Nolan, 2003 : 90, Iyus Yosep, 2007 : 45). Secara psikologis kecemasan
meningkat dipengaruhi adanya koordinasi dan gerak refleks. Kecemasan
juga dapat membuat individu menarik diri dan menurunkan keterlibatan
dengan orang lain (Suliswati, 2005 : 115).
Cemas adalah respon emosional terhadap penilaian individu subjektif
yang dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus
penyebabnya. Cemas pada individu dapat memberikan motivasi untuk
mencapai sesuatu dan merupakan sumber penting dalam usaha
memelihara keseimbangan (Jenny, 2010)
Selama masa kehamilan, ibu mengalami perubahan fisik dan psikis yang
terjadi akibat perubahan hormon. Perubahan ini mempermudah janin
untuk tumbuh dan berkembang sampai saat dilahirkan. Pada trisemester
ketiga, kecemasan menjelang persalinan ibu hamil akan muncul,
terutama pada kehamilan pertama. Pertanyaan dan bayangan apakah
dapat melahirkan normal, cara mengejan, apakah akan terjadi sesuatu
saat melahirkan, atau apakah bayi akan lahir selamat, akan sering muncul
dalam benak ibu hamil. Pada usia 7 bulan keatas, tingkat kecemasan ibu
hamil semakin akut dan intensif seiring dengan mendekatnya kelahiran
bayi pertamanya.Menurut Mander (2003) bahwa respon stres atau rasa
cemas yang umum dan menyeluruh pada ibu dapat disebabkan oleh nyeri
yang menyertai kontraksi uterus yang mempengaruhi mekanisme
fisiologis sejumlah sistem tubuh.
Ibu yang akan bersalin mempunyai emosi yang berlebihan yang akan
menimbulkan kecemasan (Kurniasih, 2006). Kecemasan yang timbul
dapat disebabkan karena 2 faktor yaitu antara kesenangan dan rasa nyeri
yang sedang dirasakan. Salah satu bentuk kecemasan adalah berupa
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
21
ansietas primer yang timbul karena trauma kelahiran (birth trauma),
dimana merupakan dasar bagi timbulnya neurotic anxiety. Salah satu
bentuknya adalah free-floating anxiety yaitu suatu keadaan cemas dimana
individu menantikan suatu yang buruk yang mungkin terjadi. Akibatnya
ia akan selalu berada dalam keadaan cemas karena perasaan takut
menghadapi akibat yang akan buruk dalam situasi yang tidak menentu
(Varney,2001).
Persalinan sectio caesarea menjadi pilihan karena persepsi ibu bahwa
persalinan sectio caesarea lebih cepat, rasa sakit/nyeri minimal dengan
hasil yang maksimal (tanpa komplikasi yang besar) dibanding dengan
melahirkan secara normal.
2. Faktor Pendidikan
Pendidikan adalah suatu yang dapat membawa seseorang untuk memiliki
ataupun meraih wawasan dan pengetahuan seluas – luasnya. Orang –
orang yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan memiliki wawasan dan
pengetahuan yang lebih luas jika dibandingkan dengan orang –
orangyang memiliki pendidikan yang lebih rendah (Notoatmojo, 2003).
Pendidikan juga dapat mempengruhi seseorang termasuk juga prilaku
seseorang akan gaya hidup terutama dalam memotivasi sikap berperan
serta dalam pembangunan (Notoadmojo, 2003)
Tingkat pengetahuan merupakan salah satu hal penting yang
menyebabkan seseorang mengambil tindakan keputusan pelayanan
kesehatan. Penguasaan pengetahuan berkaitan erat dengan tingkat
pendidikan seseorang (Marimbi,2009). Pendidikan mempengaruhi proses
persalinan.Jika pendidikan seseorang semakin tinggi maka pemahaman
semakin cepat memahami tetang resiko persalinan yang akan dihadapi.
Semakin tinggi pengetahuan ibu dalam memilih proses persalinan yang
tepat. Meningkatnya kecenderungan wanita melahirkan dengan operasi
berhubungan dengan meningkatnya perhatian mereka terhadap
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
22
kehamilan (Kasdus, 2003). Dari penelitian ternyata prilaku yang
didasari pengetahuan akan lebih baik dari pada perilaku yang tidak
didasari pengetahuan (Notoatmojo, 2003).
3. Faktor Pekerjaan
Kerja adalah sesuatu yang sengaja dilakukan untuk mendapatkan imbalan
(Kamus Besar Indonesia).Pekerjaan dapat menggambarkan aktivitas dan
tingkat kesejahteraan ekonomi seseorang. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ibu yang bekerja mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik
dari pada ibu yang tidak bekerja, karena ibu yang bekerja akan lebih
banyak peluang untuk berinteraksi dengan orang lain sehingga memiliki
kesempatan untuk mendapatkan informasi tetang kesehatannya salah satu
contohnya adalah deteksi dini faktor resiko pada saat kehamilan
(Sulistyawati,2009).
Menurut Kasdus (2003) kecenderungan memilih persalinan sectio
caesarea karena para ibu khususnya di kota – kota besar banyak yang
bekerja. Mereka sangat terikat dengan waktu dan sudah memiliki jadwal
tertentu kapan mereka harus kembali untuk bekerja.
4. Faktor kepercayaan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia kepercayaan adalah anggapan
atau sebuah keyakinan bahwa sesuatu yang dipercayai itu benar atau
nyata. Harapan dan keyakinan akan kejujuran dan kebaikan (Depniknas,
2005).Kepercayaan adalah keyakinan seseorang terhadap suatu hal
tertentu, melalui proses sharing, belajar dan bertindak, orang akan
mendapatkan suatu sikap, dan kemudian hal ini akan mempengaruhi
prilaku seseorang.Menurut Simamora (2008) sikap adalah organisasi dari
motivasi, perasaan emosional, persepsi, dan proses kognitif kepada
semua aspek. Dapat pula dikatakan bahwa sikap adalah cara kita berpikir,
bertindak melalui aspek di lingkungan.
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
23
Menurut Stephen P, Robbins dan Timothi A. Judge (2009), kepercayaan
dimaknai sebagai “apositive expectetion that another will not through
words, action, or dicisions act opportuniscally”. Dalam pendapat tersebut
terlihat bawa kepercayaan merupakan suatu harapan positif bahwa yang
lain tidak akan mengambil kesempatan melalui kata – kata , tindakan
atau keputusan. Jerald Greenberg (2010) berpendapat bahwa kepercayaan
“are reffering to a person”s degree of confidencein the words and
actions of another”. Jadi, pada pendapat ini Greenberg menyatakan
bahwa, kepercayaan mengacu kepada derajat kepercayaan diri seseorang
tersebut terhadap kata – kata atau pun tinsakan orang lain. Dalam kaitan
tersebut, tampak bahwa kepercayaan punya hubungan interpersonal.
Sebab itu, menurutnya terdapat dua jenis kepercayaan, yaitu calculus
bassed trust dan identification bassed trust.
Dewi dan Fauzi (2007) menyatakan bahwa indikasi non medis yang
mendasari persalinan sectio caesarea berasal dari pasien itu sendiri,
suami bahkan keluarga. Alasan melakukan sectio caesarea yaitu ibu
tidak ingin keadaan vagina agak longgar atau longgar dan ibu terlalu
sayang kepada anaknya, sehingga tidak tega membiarkan anak menungu
lahir atau bersusah payah melewati jalan lahir. Selain itu terdapat
kepercayaan adanya hubungan antara saat kelahiran dengan perjalanan
nasib yang selanjutnya memunculkan upaya merekayasa waktu
persalinan, yaitu dengan cara menentukan tanggal dan bulan yang sesuai
dengan yang diyakini oleh ibu dan keluarga.
Menurut Kasdu (2003), proses persalinan sectio caesareadilakukan
karena adanya kepercayaan yang berkembang di masyarakat yang
mengaitkan waktu kelahiran dengan peruntungan nasib anak dengan
harapan apabila anak dilahirkan pada tanggal dan jam sekian maka akan
memperoleh rezeki dan kehidupan yang lebih baik.
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
24
5. Kesepakatan suami Istri
Seperti halnya kehamilan yang merupakan hasil kerjasama antara suami
dan istri maka, kerjasama ini terus berlangsung sampai janin dilahirkan.
Kerjasama juga dibutuhkan dalam menentukan proses pemilihan
persalinan. Dimana proses tersebut ada kesepakatan dari suami dan istri.
Dalam pemilihan persalinan ini penting karena menyangkut kesehatan
fisik dan psikis ibu dalam menghadapi dan kesehatan janin (Salfariani,
2012 : 10).
Menurut Salfariani, (2012 : 10) dilakukannya persalinan sectio caesarea
karena adanya anjuran dari suami dengan alasan lebih aman dan prktis
tidak perlu menunggu waktu lebih lama menanti kelahiran bayi dan
kekhawatiran melihat sang istri melahirkan dengan menjerit kesakitan
serta adanya rasa khawatir terjadi sesuatu pada bayi jika melhirkan secara
spontan.
Rasa cemas pada ibu hamil dapat timbul akibat kekhawatiran akan proses
kelahiran yang aman untuk dirinya dan dan anaknya. Oleh karena itu
dukungan suami sangat penting dalam menentramkan perasaan istri.
Peran pasangan sebagai orang yang memberi asuhan, dan orang yang
berespon terhadap perasaan rentan wanita hamil, baik pada aspek
biologis maupun dalam hubungan dengan ibunya sendiri.dukungan suami
menunjukkan keterlibatan dalam pasangan dan persiapan untuk terikat
dengan anaknya (Bobak,2005).
Ayah bayi biasangan adalah pasangan yang mendukung dalam
persalinan. Persiapan menghadapi kelahiran sejak lama, dan peran ayah
diharapkan untuk membantu wanita secara aktif dalam menghadapi
persalinan. Menurut Chapman (1992), ada tiga peran yang dilakukan oleh
seorang pria selama proses persalinan yaitu sebagai pelatih, teman satu
tim dan saksi.
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
25
E. Kerangka Konsep
Skema 2.1Kerangka Konsep
Skema 2.1 Kerangka Konsep
Pemilihan PersalinanSectio Caesarea
Faktor – faktor yangmempengruhi :
- Faktor kecemasanpersalinan normal
- Faktor pendidikan- Faktor pekerjaan- Faktor kepercayaan- Kesepakatan suami
istri
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA